Upload
raditya-dwi-indrawan
View
310
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
Pertumbuhan perumahan dan permukiman merupakan indikator untuk melihat
pengaruh perkembangan kota secara berkelanjutan. Permukiman berkembang
seiring dengan faktor pendorongnya yaitu pertumbuhan penduduk, keadaan
sosial ekonomi masyarakat, bertambahnya kegiatan masyarakat serta keadaan
alam. Secara alamiah pertumbuhan perumahan dan permukiman di Kabupaten
Bangkalan terjadi di masing-masing pusat ibu kota kecamatan. Bertambahnya
kawasan terbangun secara sporadis terjadi karena kebutuhan akan lahan yang
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten
Bangkalan. Secara fisik, perumahan dan permukiman yang berkembang ini
memiliki ciri arsitektur bangunan modern, dan ada pula yang bergaya arsitektur
kolonial tetapi dalam jumlah yang sedikit. Adanya rencana pengembangan
Surabaya Metropolitan Area (SMA), Kabupaten Bangkalan diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan secara cepat, terutama untuk perumahan dan
permukimannya. Perumahan dan permukiman akan terjad secara linier yaitu
mengikuti jalan-jalan yang menjadi akses penting di Kabupaten Bangkalan. Hal
ini tidak terlepas dari rencana realisasi Jembatan Suramadu yang nantinya akan
membuka akses mobilitas dari Kota Surabaya.
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan wilayah sebagai salah satu pendekatan perencanaan
merupakan suatu usaha pembangunan dengan memperhatikan aspek spasial.
Aspek spasial yang menjadi kebutuhan dasar bagi manusia adalah kebutuhan
akan permukiman. Rumah selain kebutuhaan dasar bagi manusia yang harus
tepenuhi, juga merupakan pendorong kegiatan lain serta mendorong terciptanya
lapangan kerja yang cukup signifikan. Memenuhi kebutuhan rumah merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia, yang diharapkan dapat meningkatkan
pemerataan kesejahteraan rakyat. Kawasan Permukiman Kabupaten Bangkalan
merupakan kawasan yang menunjukkan adanya perkembangan kota yang
dinamis.
Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur prospek yang dapat dikembangkan
oleh Wilayah Madura antara lain beberapa rencana pengembangan Kota
Bangkalan lebih diorientasikan menjadi bagian dari sistem pengembangan
Gerbangkertosusila Plus, yang diarahkan pada pengembangan kawasan
industri, permukiman skala besar, jembatan madura, kota baru, perikanan dan
perhubungan.
Perkembangan perumahan dan permukiman dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor penting yaitu penduduk dan keadaan sosial ekonomi masyarakat
serta kondisi alamnya. Pertumbuhan penduduk akan menekan ruang yang ada
sehingga meningkatkan kebutuhan ruang dan menciptakan lingkungan hunian
baru. Keadaan sosial ekonomi masyarakat juga mempengaruhi manusia dalam
memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal, karena biasanya perumahan
dibuat/dibentuk sesuai dengan dentitas dari pemilik yang beragam. Hal ini bisa
dipengaruhi oleh mata pencaharian, etnis, budaya dan kondisi sosial
masyarakatnya yang lain. Sedangkan kondisi alam dapat mempengaruhi daya
penyediaan infrastruktur.
Sesuai dengan UU No. 26/ 2007 tentang penataan ruang, kawasan
permukiman merupakan bagian dari kawasan perkotaan dan perdesaan.
Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa,
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan
adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah yang terletak di Pulau Madura
yang merupakan suatu unit lingkungan sejarah yang cukup unik dan berbeda
dengan wilayah geografis yang lain di Indonesia. Gambaran ekologi fisik
Kabupaten Bangkalan yang dikenal gersang, bercurah hujan rendah, dan
memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Pengaruhnya terlihat pada
tatanan kepermukiman masyarakatnya. Permukiman penduduk di Madura lebih
bersifat tersebar dalam kelompok-kelompok perdusunan kecil dengan hubungan
keluarga sebagai faktor pengikatnya. Desa bukannya dibentuk oleh suatu
kompleks permukiman penduduk dan dikitari oleh persawahan. Hal ini membuat
kontak sosial antar-warga menjadi cukup sulit
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Bangkalan yang terletak di bagian paling barat Pulau Madura,
secara koordinat pemetaan terletak antara 112040’06” – 113008’04” Bujur Timur
dan 6051’39” – 7011’39” Lintang Selatan. Secara geografis Kabupaten
Bangkalan memiliki nilai strategis, karena paling dekat dengan Pulau Jawa.
2.1.1 Gambaran Umum Fisik
Kabupaten Bangkalan menjadi pintu gerbang lalu-lintas barang dan jasa
yang menghubungkan Jawa dan Madura. Bahkan Kabupaten Bangkalan
merupakan bagian dari wilayah Pulau Madura yang masuk dalam
pengembangan Kota Surabaya (Surabaya Metropolitan Area/SMA) yang
merupakan kutub pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten
Bangkalan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 281 desa. Kecamatan Kokop
dengan luas 125,75 km2 sebagai kecamatan terluas dan Kecamatan Bangkalan
dengan luas 35,02 km2 sebagai kecamatan dengan luasan terkecil di Kabupaten
Bangkalan (lampiran1). Wilayah Kabupaten Bangkalan memiliki luas 1.260,16
Km2 dan memiliki batas administratif wilayah sebagai berikut.
Sebelah utara : berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Sampang
Sebelah selatan : berbatasan dengan Selat Madura
Sebelah barat : berbatasan dengan Selatan Madura
1. Iklim dan curah hujan
Iklim di Kabupaten Bangkalan terdiri dari dua yaitu musim panas dan
penghujan dengan suhu rata-rata dapat mencapai 330C dan terendah 220C.
Curah hujan yang diukur dari beberapa stasiun pengamatan di Kabupaten
Bangkalan rata-rata tiap tahun terdiri :
a. 1750-2000 mm/tahun
b. < 1500mm/tahun
c. > 2000mm/tahun
2. Geologi
Struktur geologi dari Kabupaten Bangkalan didominasi oleh alluvium
dan batu gamping yang terbentuk dari gunung api muda dengan batuan jenis
miosen dari batuan tua relatip lebih sedidkit. Batuan tersebut terbentang dari
bagian tengah Jawa Timur sampai ke pulau Madura (termasuk Bangkalan)
dengan batuan dominan adalah batugamping.
3. Topografi dan Morfologi
Berdasar karakteristik ketinggian di atas permukaan laut, Kabupaten
Bangkalan dibagi menjadi dua territorial: 0-25 m (diatas permukaan laut) dan
kelerengan 5% dengan morfologi relatif datar berada di sebagaian pesisir
pantai di sebelah Utara, Barat dan Selatan Kabupaten Bangkalan 25-250 m
(diatas permukan laut) dengan kelerengan 5-70% dan morfologi perbukitan
berada di bagian tengan dari Kabupaten Bangkalan.
Daerah Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2 – 100 m di atas
permukaan air laut. beberapa bagian wilayah yang terletak di Pesisir pantai,
seperti Kecamatan Sepuluh, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar,
Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan Kecamatan Burneh mempunyai
ketinggian antara 2 – 10 m di atas Permukaan air laut. Wilayah yang terletak di
bagian tengah mempunyai ketinggian antara 19 – 100 m di atas Permukaan air
laut. Kecamatan yang tertinggi adalah Kecamtan Geger dengan ketinggian 100
m di atas permukaan air laut. Berdasar karakteristik ketinggian diatas permukaan
laut, Kabupaten Bangkalan dibagi menjadi dua territorial: 0-25 m (diatas
permukaan laut) dan kelerengan 5% dengan morfologi relatip datar berada di
sebagaian pesisiR pantai di sebelah Utara, Barat dan Selatan Kabupaten
Bangkalan 25-250 m (diatas permukan laut) dengan kelerengan 5-70% dan
morfologi perbukitan berada di bagian tengan dari Kabupaten Bangkalan. Berikut
gambar 3.2 peta topografi dan morfologi Kabupaten Bangkalan.
Gambar 3.2a Peta Topografi Kabupaten Bangkalan
Gambar 3.2b Peta Morfologi Kabupaten Bangkalan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman standar kelayakan permukiman dengan Topografi datar sampai
bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%), Tersedia sumber air, baik air tanah
maupun air yang diolah oleh penyelenggara, dengan jumlah yang cukup.
Topografi Bangkalan pada kelerengan 5% di sebagaian pesisir pantai di sebelah
Utara, Barat dan Selatan Kabupaten Bangkalan dan kelerengan 5-70% dan
morfologi perbukitan berada di bagian tengan dari Kabupaten Bangkalan
merupakan potensi untuk kawasan permukiman dengan standar kelayakan
kemiringan 0-25%. Dapat disimpulkan berasarkan topografi Kabupaten
Bangkalan memiliki potensi untuk kawasan permukiman.
2.1.2 Gambaran Umum Sosial
Permukiman di Bangkalan, kebanyakan perumahan biasa dan
perkampungan, juga banyak pedesaannya. Sebagai bagian dari GKS, struktur
pusat permukiman di Bangkalan diupayakan untuk memecah sentralisasi pusat
pelayanan, orientasi pelayanan serta kegiatan yang monosentris ke arah
Surabaya Metropolitan Area. Salah satu jenis kegiatan di pusat pertumbuhan
baru dan di wilayah Bangkalan lainnya adalah perumahan. Dengan fungsinya
sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan bagian dari Kawasan GKS, tentunya ini
memberikan pengaruh terhadap pengembangan kawasan permukiman di
Bangkalan.
Jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan sampai tahun 2007 adalah
sebesar 965,568 jiwa dan pertumbuhan penduduk 2.17% yang tersebar di 18
Kecamatan (lampiran 1 dan 2). Mata pencaharian penduduk Kabupaten
Bangkalan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh potensi wilayah yang
bermacam-macam yang secara geografis merupakan daerah pegunungan,
dataran, dan pantai. Wilayah Kabupaten Bangkalan sebagian besar merupakan
daerah agraris maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani.
Pertumbuhan dan perkembangan perumahan dan permukiman di
kabupaten ini sangat dipengaruhi oleh IKK dan pertumbuhan jumlah penduduk.
Di tahun 2005 jumlah Kepala Keluarga sebesar 218.443 KK penduduk dari
926,559 total jumlah penduduk dan pada tahun 2006 dan 2007 masing-masing
jumlah KK adalah 223.183 dan 226.864 dari jumlah penduduk 945.863 jiwa dan
965.568 (lampiran 1). Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, membuat
jumlah kebutuhan akan tempat tinggal juga semakin tinggi. Keadaan ini dapat
dilihat pada pertumbuhan permukiman yang terjadi disetiap periode waktunya.
Berikut proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2015 beserta proyeksi jumlah
KK dengan laju pertumbuhan 2.17%:
Tabel 3.1a
Proyeksi Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Kabupaten Bangkalan
TahunJumlah Penduduk
(jiwa)Jumlah KK
2005 926.560 218.443
2006 945.863 223.183
2007 965.568 226.864
2008 1.014.425 233.669
2009 1.044.858 240.680
2010 1.076.204 247.900
2012 1.108.490 255.337
2013 1.141.745 262.997
2014 1.175.997 270.887
2015 1.211.277 279.014
Sumber : hasil perhitungan, 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah Perumahan
pada tahun 2009 berkisar 240.680 unit. Hal ini berdasarkan analisis jumlah KK
pada tahun 2009. Berdasarkan proyeksi diatas dapat dilihat bahwa hgga tahun
2015 jumlah KK pada kabupaten Bangkalan berjumlah 279.014 KK. Hal ini
berarti proyeksi lima tahun kedepan perumahan bertambah menjadi 279.014 unit
dengan pertumbuhan penduduk 2.17%. proyeksi belum termasuk pengaruh
jembatan Suramadu yang berdampak besar pada perumahan di Bangkalan.
Berikut persebaran perumahan pada Kabupaten bangkalan.
Sumber:hasil analisis foto udara google earth, 2006
Gambar 3.1b gambaran persebaran Perumahan kabupaten Bangkalan
Dominasi pemukiman penduduk di Kabupaten Bangkalan lebih bersifat
tersebar dalam kelompok-kelompok perdusunan kecil dengan hubungan
keluarga sebagai faktor pengikatnya. Desa bukannya dibentuk oleh suatu
kompleks pemukiman penduduk dan dikitari oleh persawahan. Hal ini membuat
kontak sosial antar-warga menjadi cukup sulit, sehingga tidak aneh bila orang-
orang di Kabupaten Bangkalan relatif sulit membentuk solidaritas desa dan lebih
didorong untuk memiliki rasa percaya diri yang bersifat individual. Ini berarti
bahwa hubungan sosial lebih berpusat pada individu-individu, dengan keluarga
inti (yang mendiami dusun-dusun kecil itu) sebagai unit dasarnya. Namun pada
perkembangan perumahan dan permukiman Kabupaten Bangkalan juga memiliki
beberapa kelemahan diantaranya seperti yang tergambar dalam diagram
fishbone berikut:
Penjelasan dari diagram di atas:
1. Place
Permasalahan yang diangkat mengenai kebijakan dalam Kabupaten
Bangkalan adalah terpusatnya struktur wilayah kota menjadi konsentris /
terpusat dan cenderung pasif pada pinggiran kota terutama di timur dan
utara.
2. Procedure
Permasalahan dalam manajemen tata guna lahan / peruntukan lahan dari
perijinan hingga proses pembangunan yaitu adanya keraguan akan
kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Bangkalan sendiri.
3. People
Permasalahan yang diangkat adalah kemungkinan datangnya para
migran dalam proses migrasi dari luar pulau Madura ke Kabupaten
Bangkalan untuk mengisi lapangan pekerjaan di Kabupaten Bangkalan.
4. Policies
ISU UTAMAISU UTAMA
PLACEPLACE
Pusat kota semakin ramai, diperlukan pengimbangan di daerah pinggir
PEOPLEPEOPLE
Masalah pendatang dan migrasi
PROCEDUREPROCEDURE
Perizinan dan keraguan atas kinerja Pemda
POLICIESPOLICIES
Kebijakan pemerintah mengenai permukiman yang kurang berpihak pada rakyat kecil
Diagram Fishbone
Perlunya keberpihakan pemerintah daerah untuk mementingkan /
mengutamakan kepentingan rakyat daripada sekedar memenuhi
permintaan investor dalam perijinan penguasaan lahan.
2.1.3 Gambaran Umum Ekonomi
Salah satu faktor penting penunjang perkembangan permukiman adalah
ekonomi. Perkembangan ekonomi berbanding lurus dengan perkembangan
permukiman. Kabupaten Bangkalan memiliki potensi sumber daya berbasi lokal
yang dapat dikembangkan melalui industri –industri berbasis lokal seperti pada
gambar 2.1.3 konsep pengembangan industri SDA berbasis lokal.
Gambar 2.1.3a Konsep Pengembangan Industri SDA berbasis lokal
Potensi industri seperti yang terlihat pada gambat 2.1.3 akan mendorong
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten bangkalan.
Pertumbuhan ekonomi bangkalan diprediksikan mencapai 37,735 % - 49,59%
pada tahun 2010-2035 pasca beroperasinya Jembatan Suramadu. Hal ini berarti
dengan adanyanya akses yang efesien dan efektif akan mengundang investor
lokal dan luar untuk masuk ke Bangkalan. Perkembagan penduduk
membutuhkan sarana dan prasarana penunjang seperti permukiman. Berikut
gambar 2.1.3b Peta Bangkalan sebagai GERBANGKERTASUSILA:
Industri SDA berbasis lokal
Industri Garam
Industri destilasi
( penyulingan air
minum)
Industri Perkebunan
Industri Pangan
Industri Perikanan
Industri peternakan
Industri SDA berbasis lokal
Industri Garam
Industri destilasi
( penyulingan air
minum)
Industri Perkebunan
Industri Pangan
Industri Perikanan
Industri peternakan
Gambar 2.1.3b Peta Bangkalan sebagai GERBANGKERTASUSILA
Pertumbuhan dan perkembangan wilayah Bangkalan yang relatif lambat
paca dibangunnya Jembatan Suramadu terlihat dari PDRB Kabupaten
bangkalan yang menempati urutan 30 dari 38 Kabupaten di Jawat imur (Indikator
Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur 2002 – 2006). PDRB Kabupaten
Bangkalan dapat dilihat pada tabe PDRB dibawah ini:
Tabel 3.3aPDRB per kapita daerah Bangkalan
Daerah2002 2003 2004 2005 2006
PDRB PE PDRB PE PDRB PE PDRB PE PDRB PE
Bangkalan 3,5 4,08 3,88 4,22 4,21 4,64 4,96 5,34 5,54 5,55
Sumber :Indikator Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur 2002 – 2006
Keterangan :
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
PE : Pertumbuhan Ekonomi
Pasca dibangunya jembatan Suramadu mempermudah akses menuju Bangkalan
yang merupakan pintu gerbang GERBANGKERTASUSILA diperkirakan
perekonomian Bangkalan akan meningkat. Berdasarkan Proyeksi potensi
perekonomian Kabupaten Bangkalan pasca beroperasinya jembatan
diprediksikan mencapai 37,735 % - 49,59% pada tahun 2010-2035.
Sumber: indikator Jawa timur, 2008
TAHUN
PD
RB
2,006 2,008 2,010 2,012 2,014 2,016 2,018 2,020 2,022 2,024 2,026 2,028 2,030 2,032 2,034 2,0360
1e13
2e13
3e13
4e13
5e13
6e13
1 2 1 2 12 1
21
21
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
Grafik 3.3b Prospek Perkembangan Perekonomian Wilayah
Pertumbuhan ekonomi yang signifikan seperti yang terlihat pada grafik
diatas akan mendorong pertumbuhan perumahan pada Kabupaten Bangkalan.
Dengan demikian kebutuhan akan perumahan pada kabupaten bangkalan
memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Perkembangan permukiman
membutuhkan sarana dan prasarana penunjang.
2.2 Gambaran Infrastruktur Perumahan Kabupaten Bangkalan
Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur, klasifikasi kawasan
permukiman di Bangkalan berdasarkan penyediaan wilayah permukimannya
termasuk dalam permukiman perkotaan metropolitan. Permukiman perkotaan
metropolitan didukung oleh kota inti, kota satelit, kota baru dan permukiman
skala besar. Sebagai bagian terintegrasi dengan Gerbang Kartosusila Plus,
Perkotaan Bangkalan merupakan kota satelit yang mendukung permukiman
perkotaan metropolitan dengan Kota Surabaya sebagai kota intinya. Sedangkan
di Kabupaten Bangkalan diarahkan untuk dikembangkan perkotaan baru mandiri.
Kawasan permukiman juga diarahkan di Kamal dan Socah mengarah ke utara
mendekati Bangkalan. Kawasan permukiman di Kamal dan Socah diarahkan
menyatu dengan kawasan pendidikan di Cluster Bangkalan. Selain termasuk
dalam permukiman perkotaan metropolitan, berdasarkan penyediaan wilayah
permukimannya, Bangkalan diarahkan pula untuk permukiman di sekitar
kawasan industri. Permukiman ini timbul akibat kegiatan sentra
ekonomi/produksi dan perindustrian. Di Pulau Madura, permukiman ini diarahkan
untuk dikembangkan di sekitar Bangkalan. Pengembangan dari kawasan ini
diarahkan sebagai bagian dari pengembangan kawasan industri mengingat
dengan terserapnya tenaga kerja untuk industri yang cukup besar membawa
konsekuensi diperlukannya permukiman bagi tenaga kerja tersebut yang dekat
dengan lokasi kerjanya. Berikut gambaran infrastruktur yang menunjang
perumahan dan permukiman untuk infrastruktur drainase dan telephone
Kabupaten Bangkalan sudah memadai:
2.2.1 Infrastruktur Jalan
Berikut adalah rencana Transportasi Jalan yang akan dikembangkan pada
Kabupaten bangkalan yang mendukung perkembangan perumahan.
Gambar 2.2.1a Pengembangan sistem perkotaan
Jalan merupakan salah satu infrastruktur penting dalam perumahan.
Berdasarkan laporan Grand study, 2008 terdapat 19.940 kondisi jalan Rusak dan
124.320 jalan dengan kondisi rusak berat (lampiran 2). Seperti terlihat pada tabel
dibawah ini:
TabelKoindisi Infrastruktur Jalan di Bangkalan
Sumber : Ejiz, 2007
Kondisi Jalan Jumlah Prosentase(%)
Baik 345740 50.49
Sedang 194720 28.44
Rusak 19940 2.91
Rusak Berat 124320 18.16
Jumlah 684720 100
Dari garafik diatas dapat disimpulkan bahwa Kondisi jalan di bangkalan
yang mengalami rusak dan rusak berat dengan proporsi 0.21%.
2.2.2 Infastruktur Listrik
Listrik merupakan utilitas yang cukup penting, dengan tersedianya listrik
yang mencukupi akan banyak menunjang dan medorong kearah peningkatan
ekonomi, sosial, budaya, taraf hidup dan kehidupan masyarakat. Kawasan
permukiman sangat memerlukan listrik yang cukup untuk menunjang kegiatan
rumah tangga.
Gambar 2.2.2a
Konsep penyediaan listrik
Bangkalan, Madura
Listrik diprioritaskan sebagai utilitas yang harus tersedia dengan baik
untuk kawasan permukiman. Sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan
kawasan permukiman akan tenaga listrik dengan pelayanan yang baik akan
mempermudah setiap gerak masyarakat dan mendukung perkembangan potensi
kota.
Kebutuhan listrik eksisting di Bangkalan didominasi oleh rumah tangga.
Walaupun demikian, konsumsi listrik didominasi oleh rumah tangga terutama di
perkotaan. Di masa mendatang, terutama pasca pembangunan Suramadu,
kebutuhan listrik diperkirakan akan meningkat secara signifikan.
Pasca di bangunnya jembatan Suramadu diprediksikan Pulau Madura
akan semakin berkembang khususnya Kabupaten Bangkalan yang nantinya
akan dijadikan sebagai Pusat perkantoran yang mendukung pengembangan
permukiman sehingga tenaga listrik yang dibutuhkan cukup tinggi. Apalagi
berdasarkan analisa yang memanfaatkan tenaga listrik terbesar untuk kegiatan
rumah tangga sehinggga untuk perencanaan kawasan permukiman diperlukan
penyediaan listrik yang baik sebagai infrastruktur penunjang untuk kawasan
permukiman. Berikut Ketersediaan listrik Kabupaten Bangkalan : Listrik di Pulau
Madura eksisting di suply dari PLTU gersik dengan kapasitas 160 juta KWH. Di
masa mendatang potensi listrik di Pulau Madura dapat dipenuhi dari: Potensi
Gas di Perairan Madura, Menambah kapasitas dari sumber listrik Jawa-Bali dan
PLTN.
Sumber : Jica Study Team, 2008
Gambar 2.2.2bPotensi Gas diPerairan Madura
2.2.5 Infrastruktur Air Bersih
Kabupaten Bangkalan diperkirakan kedepannya akan menjadi pusat
perkotaan dengan perencanaan permukiman perkotaan berbasis internasional.
Dengan adanya pembangunan wilayah permukiman maka terlebih dahulu
penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan kawasan
permukiman. Salah satu infrastruktur yang diperlukan untuk kawasan
permukiman adalah penyediaan air bersih. Saat ini Kabupaten Bangkalan dalam
mendapatkan pendistribusian air bersih kurang baik hal ini dikarenakan
terhambatnya sarana dan prasarana untuk pendistribusian air bersih selain itu
juga ada beberapa wilayah yang letaknya di atas sumber air. sumber mata air
kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bangkalan apalagi dengan
kondisi geografis yang gersang sehingga air tanah yang dihasilkan kurang
sehingga sumur-sumur yang dimilki masyarkat kerap sekali kekeringan. Selain
itu pendistribusian air bersih juga menglami hambatan, oleh karena itu munculah
program-program penyediaan air bersih dengan pembangunan pompa rump,
sumur dan pembangunan pipa-pipa. Kebutuhan air bersih sangat diperlukan
untuk kawasan permukiman sebagai memenuhi kebutuhan kegiatan rumah
tangga. Penyediaan air bersih di Bangkalan ditinjau dari aspek ketersediaan dan
kebutuhannya. Aspek ketersediaan menyangkut suply sumber air, sedangkan
kebutuhan dilihat dari perkembangan aktifitas yang membutuhkan air. Supply air
bersih di Bangkalan dapat diperoleh dari sumber: Air Tanah, Pembangunan
Waduk Nipah dan Blega, Suplesi air dari Sungai Bengawan Solo atau Umbulan,
dan Salinitas Air laut. Potensi sumber daya air khususnya air tanah dengan
jumlah mata air 36 buah, debit rata-rata tahunan 4,20 m3/det dan volume
tahunan 132,40x106m3 (lampiran 3). Sebaran air tanah di Pulau ini terdapat di
daerah Dataran rendah Bangkalan, Berdasarkan kondisi morphologi, hidrologi,
dan geologi di Pulau Madura.
Gambar 2.2.5a. Sebaran Air Tanah di Pulau Madura
Sumber-sumber air lain yang berpotensi digunakan untuk penyediaan air di
Madura:
Waduk Blega dan Nipah , Air dari Umbulan dan Bengawan Solo dan Suplesi
air laut.
Tabel 2.2.5b
Neraca Air di Wilayah Bangkalan Berdasarkan Skenario Ketersediaan Air Optimis
Komponen
Neraca Air
Skenario Kebutuhan
Maksimal Sedang Minimal
2007 2012 2007 2012 2007 2012
Kebutuhan (m³) 303,67 317,38 303,67 309,85 303,67 312,67
Ketersediaan (m³) 120,60 174,05 120,60 174,05 120,60 174,05
Neraca - 183,07 - 143,33 - 183,07 - 135,80 - 183,07 - 135,63
Sumber : Ejiz, 2007
Berdasarkan neraca air di wilayah Bangkalan dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan akan air tidak simbang dengan ketersediaan air. Dari tabel 2.2.5b
ketersdiaan air pada tahun 2007 hingga tahun 2012 masing-masing 303,67m3
dan 317,38m3 sedangkan ketersediaan hanya 120m3 dan 174m3 pada tahun
2007-2012 (skenaro kebutuhan maksimal) dengan demikian neraca air pada
skenario maksimal pada tahun 2007-2012 -183,07 dan -143,33. Untuk itu perlu
adanya suatu kebijakan terkait penambanhan infrastruktur air bersih pada
wilayah Kabupaten Bangkalan.
2.3 Analisa SWOT
Untuk pengembangan perumahan dan Permukiman pada Kabupaten Bangkalan
dapat ditempuh beberapa langkah strategis, yaitu mengoptimalkan kekuatan
atau potensi yang dimilikinya dengan memanfaatkan peluang sebanyak
mungkin, dan meminimalkan kelemahan yang ada dengan selalu berupaya
mengatasi tantangan atau ancaman yang dihadapinya. Dengan mengacu pada
matriks hubungan antara kekuatan, peluang, dan kelemahan serta ancaman
seperti yang diperlihatkan pada tabel tersebut di atas, maka langkah-langkah
strategis untuk semua sektor untuk pengembangan Pulau Madura dapat
dirumuskan. Terdapat empat strategi yang dapat diturunkan dari tabel SWOT
yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Keempat strategi tersebut adalah (1)
Strategi S-O yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
(2) Strategi S-T yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
yang mungkin timbul, (3) Strategi W-O yaitu strategi menutupi kelemahan untuk
dapat memanfaatkan peluang, dan (4) strategi W-T yaitu strategi menutupi
kelemahan untuk menghilangkan ancaman-ancaman yang mungkin akan timbul.
Berikut adalah langkah-langkah strategis yang dapat digunakan sebagai arahan
pengembangan Kabupaten Bangkalan.
FAKTOREKSTERNAL
FAKTORINTERNAL
OPPORTUNITY (PELUANG) THREAT (ANCAMAN)
Eko
nom
i: p
ert
um
bu
han
eko
nom
i yang
sig
nifi
kan p
asc
a s
ura
mad
u
Fisi
k:
Penyed
iaan
in
frast
ruktu
r lis
trik
peru
mah
an y
an
g m
em
ad
ai
deng
an k
apasi
tas
16
0 juta
KW
H
dan
mend
apat
tam
bah
an g
as
dari
p
era
iran M
ad
ura
Sosi
al: M
em
iliki K
ara
kte
rist
ik y
an
g
khas
Eko
nom
i:
Terb
ata
snya a
kses
perm
od
ala
n m
asy
ara
kat,
seh
ing
ga
kura
ng m
end
oro
ng
pen
gem
ban
gan
p
ote
nsi
eko
nom
i d
aera
h
Fisi
k:
infr
ast
ruktu
r yan
g k
ura
ng
m
end
ukun
g a
nta
ra lain
kond
isi
jala
n y
an
g m
asi
h k
ura
ng m
em
ad
ai
dan
ru
sak,
kete
rbata
san s
up
lay a
ir
bers
ih
Pla
ce :
Perm
asa
lah
an y
an
g
dia
ng
kat
meng
en
ai ke
bija
kan
dala
m K
ab
up
ate
n B
ang
kala
n
adala
h t
erp
usa
tnya s
truktu
r w
ilayah
kota
men
jad
i ko
nse
ntr
isPro
ced
ure
: P
erm
asa
lah
an d
ala
m
man
aje
men t
ata
gu
na lahan
People
: P
erm
asa
lah
an
yang
d
iang
kat
ad
ala
h k
em
ung
kin
an
data
ng
nya p
ara
mig
ran
Polic
ies
: Perl
un
ya k
eb
erp
ihaka
n
pem
eri
nta
h d
aera
h u
ntu
k m
em
en
tin
gkan /
meng
uta
maka
n
kepenti
ng
an r
akyat
1 2 3 1 2 3
STR
EN
GTH
(K
EK
UA
TA
N)
1Ekonomi: Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung pertumbuhan perumahan
STRATEGI SO Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri
dan mendukung pertumbuhan perumahan dan pertumbuhan ekonomi yang significan pasca sura madu
topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan dan ditambah dengan Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan
proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan dan memiliki karakteristik yang khas membutuhkan permukiman dan perumahan
STRATEGI ST Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri
dan mendukung pertumbuhan perumahan dan akan menutupi keterbatasan akses permodalan masyarakat sehingga dapat mendorong potensi ekonomi daerah
topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan akan mempermudah penyediaan infrastruktur perumahan seperti penambahan infrastruktur jalan dan suplay air bersih
proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan akan meminimalisir masalah terpusatnya wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi
2Fisik: topografi dan morfologi 0-70 % sesaui dengan kriteria permukiman dan perumahan
3Sosial: proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan
WEA
KN
ES
S
1Ekonomi: sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal
STRATEGI WO sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara
optimal pertumbuhan ekonomi yang signifikan pasca suramadu
beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% namun, Penyediaan
STRATEGI WT sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal
karena keterbatasan akses permodalan masyarakat beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai
dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% dan permasalahan penyediaan infrastruktur yang kurang memadai.
2 Fisik: beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25%
(KELEM
AH
AN
)
infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan
kualitas SDM yang rendah dan masalah terpusatnya wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi
3 Sosial: kualitas SDM yang rendah
FAKTOREKSTERNAL
FAKTORINTERNAL
OPPORTUNITY (PELUANG)
Eko
nom
i: p
ert
um
bu
han
ekon
om
i yang
sig
nifi
kan
pasc
a s
ura
madu
Fisi
k:
Penyed
iaan
in
frast
ruktu
r lis
trik
p
eru
mah
an
yang
m
em
adai d
en
gan
ka
pasi
tas
16
0 ju
ta K
WH
d
an
mend
apat
tam
bah
an
gas
dari
pera
iran
Mad
ura
Sosi
al: M
em
iliki
Kara
kte
rist
ik y
ang
kh
as
1 2 3
STR
EN
GTH
(K
EK
UA
TA
N)
1Ekonomi: Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung pertumbuhan perumahan
STRATEGI SO Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri
dan mendukung pertumbuhan perumahan dan pertumbuhan ekonomi yang significan pasca sura madu
topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan dan ditambah dengan Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan
proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan dan memiliki karakteristik yang khas membutuhkan permukiman dan perumahan
2Fisik: topografi dan morfologi 0-70 % sesaui dengan kriteria permukiman dan perumahan
3Sosial: proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan
FAKTOREKSTERNAL
FAKTORINTERNAL
THREAT (ANCAMAN)
Eko
nom
i:
Terb
ata
snya a
kses
perm
od
ala
n m
asy
ara
kat,
se
hin
gga k
ura
ng
men
doro
ng
peng
em
ban
gan
pote
nsi
ekon
om
i d
aera
h
Fisi
k:
infr
ast
ruktu
r yan
g k
ura
ng
m
end
ukun
g a
nta
ra lain
kond
isi
jala
n y
an
g m
asi
h k
ura
ng
mem
adai d
an r
usa
k,
kete
rbata
san s
upla
y a
ir b
ers
ih
Pla
ce :
Perm
asa
lah
an y
an
g
dia
ng
kat
meng
en
ai ke
bija
kan
dala
m K
ab
up
ate
n B
ang
kala
n
adala
h t
erp
usa
tnya s
truktu
r w
ilayah
kota
men
jad
i ko
nse
ntr
isPro
ced
ure
: P
erm
asa
lah
an
dala
m m
anaje
men
tata
gun
a
lahan
People
: P
erm
asa
lah
an
yang
d
iang
kat
ad
ala
h k
em
ung
kin
an
data
ng
nya p
ara
mig
ran
Polic
ies
: Perl
un
ya k
eb
erp
ihaka
n
pem
eri
nta
h d
aera
h u
ntu
k m
em
en
tin
gkan /
m
eng
uta
maka
n k
ep
enti
ng
an
1 2 3
STR
EN
GTH
1Ekonomi: Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung pertumbuhan perumahan
STRATEGI ST Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan
mendukung pertumbuhan perumahan dan akan menutupi keterbatasan akses permodalan masyarakat sehingga dapat mendorong potensi ekonomi daerah
topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan akan mempermudah penyediaan
2 Fisik: topografi dan morfologi 0-70 %
sesaui dengan kriteria permukiman dan
perumahan
(KEK
UA
TA
N)
infrastruktur perumahan seperti penambahan infrastruktur jalan dan suplay air bersih
proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan akan
3
Sosial: proyeksi pertumbuhan penduduk
yang meningkat signifikan
membutuhkan permukiman dan
perumahan
FAKTOREKSTERNAL
FAKTORINTERNAL
OPPORTUNITY (PELUANG)
Eko
nom
i: p
ert
um
bu
han
ekon
om
i yang
sig
nifi
kan
pasc
a s
ura
madu
Fisi
k:
Penyed
iaan
in
frast
ruktu
r lis
trik
p
eru
mah
an
yang
mem
ad
ai
deng
an k
apasi
tas
16
0 juta
K
WH
dan m
end
ap
at
tam
bahan
gas
dari
pera
iran
M
adu
ra
Sosi
al: M
em
iliki
Kara
kte
rist
ik y
ang
kh
as
1 2 3
WEA
KN
ES
S 1
Ekonomi: sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal
STRATEGI WO sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara
optimal pertumbuhan ekonomi yang signifikan pasca suramadu
beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% namun, Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai
2 Fisik: beberapa kawasan memiliki kontur yang
tidak sesuai dengan standar perumahan dan
permukiman yakni kontur yang lebh dari 25%
(KELEM
AH
AN
)
dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan
kualitas SDM yang rendah namun Memiliki
3 Sosial: kualitas SDM yang rendah
FAKTOREKSTERNAL
FAKTORINTERNAL
THREAT (ANCAMAN)
Eko
nom
i:
Terb
ata
snya a
kses
perm
od
ala
n m
asy
ara
kat,
se
hin
gga k
ura
ng
men
doro
ng
peng
em
ban
gan
pote
nsi
ekon
om
i
Fisi
k:
infr
ast
ruktu
r yan
g k
ura
ng
m
end
ukun
g a
nta
ra lain
kond
isi
jala
n y
an
g m
asi
h k
ura
ng
mem
adai d
an r
usa
k,
kete
rbata
san s
upla
y a
ir b
ers
ihPla
ce :
Perm
asa
lah
an y
an
g
dia
ng
kat
meng
en
ai ke
bija
kan
dala
m K
ab
up
ate
n B
ang
kala
n
adala
h t
erp
usa
tnya s
truktu
r w
ilayah
kota
men
jad
i ko
nse
ntr
isPro
ced
ure
: P
erm
asa
lah
an
dala
m m
anaje
men
tata
gun
a
lahan
People
: P
erm
asa
lah
an
yang
d
iang
kat
ad
ala
h k
em
ung
kin
an
data
ng
nya p
ara
mig
ran
Polic
ies
: Perl
un
ya k
eb
erp
ihaka
n
pem
eri
nta
h d
aera
h u
ntu
k m
em
en
tin
gkan /
meng
uta
maka
n
kepenti
ng
an r
akyat
1 2 3
WEA
1Ekonomi: sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal
STRATEGI WT sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal
KN
ES
S
(KELEM
AH
AN
)karena keterbatasan akses permodalan masyarakat
beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% dan permasalahan penyediaan infrastruktur yang kurang memadai.
kualitas SDM yang rendah dan masalah terpusatnya wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi
2
Fisik: beberapa kawasan memiliki kontur yang
tidak sesuai dengan standar perumahan dan
permukiman yakni kontur yang lebh dari 25%
3 Sosial: kualitas SDM yang rendah
Keterangan:
1. Strategi S – O
Berdasarkan hasil identifikasi kedua faktor potensi dan peluang, diperoleh langkah-
langkah strategis pengembangan perumahan dan permukiman Kabupaten
Bangkalan sebagai berikut :
Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung
pertumbuhan perumahan dan pertumbuhan ekonomi yang significan pasca
Suramadu
topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan
perumahan dan ditambah dengan Penyediaan infrastruktur listrik perumahan
yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas
dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan
perumahan
proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan dan memiliki
karakteristik yang khas membutuhkan permukiman dan perumahan.
2. Strategi W - T
Perumusan strateginya adalah mereduksi faktor internal yang menghambat
(kelemahan), dan dibarengi dengan mengantisipasi faktor eksternal yang
mengancam dalam pengembangan Pulau Madura. Adapun rumusan strateginya
adalah sebagai berikut :
sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan
akses permodalan masyarakat
beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar
perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebih dari 25% dan
permasalahan penyediaan infrastruktur yang kurang memadai.
kualitas SDM yang rendah dan masalah terpusatnya wilayah kota menjadi
konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi
3. Strategi S – T
Dalam merumuskan strategi ini, faktor internal yang mendukung upaya
pengembangan Pulau Madura akan dimantapkan, sedangkan faktor eksternal yang
bersifat ancaman akan diperkecil. Dengan skenario tersebut, maka strategi
pengembangan yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung
pertumbuhan perumahan dan akan menutupi keterbatasan akses permodalan
masyarakat sehingga dapat mendorong potensi Perumahan
topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan
perumahan akan mempermudah penyediaan infrastruktur perumahan antara
lain penambahan infrastruktur jalan dan suplay air bersih
proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan
permukiman dan perumahan akan meminimalisir masalah terpusatnya
wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan
permasalahan migrasi
4. Strategi W – O
Perumusan strategi ini mengedepankan upaya meminimalkan kelemahan dengan
disertai pemanfaatan peluang. Dengan dasar ini, maka strategi pengembangan yang
diperlukan:
sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal pertumbuhan ekonomi
yang signifikan pasca suramadu
beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar
perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% namun,
Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas
160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan
mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan
kualitas SDM yang rendah namun Memiliki Karakteristik yang khas seperti
pekerja keras meminimalisir pengangguran dan menunjang pertumbuhan
perumahan ideal.
2.4 Infrastruktur Prioritas Kabupaten Bangkalan
Untuk menentukan prioritas infrastruktur utama Kabupaten Bangkalan perlu
adanya analisis penilaian prioritas infrastruktur utama. Berikut tabel penilaian
infrastruktur prioritas utama Kabupaten Bangkalan:
Tabel 2.4 Tabel Penilaian Prioritas Kabupaten Bangkalan
Infrastruktur Kondisi Fungsi Signifikansi Tindak
lanjut
Penilaian
Jalan Rusak 21,07% Menghubungkan
antar wilayah.
Sangat
diperlukan.
Perlu
perbaikan.
Air Bersih Pendistribusian
air kurang baik.
Sebagai sarana
memenuhi
kebutuhan air
seperti minum,
mandi, mencuci,
dll.
Sangat
diperlukan.
Perlu
penambahan
dan
perbaikan
distribusi air.
Listrik Pada daerah
perumahan
memiliki
kapasitas
sebesar 160
juta KWH.
Diperlukan Perlu
penambahan
seiring
adanya
Jembatan
Suramadu.
Berdasarkan potensi dan hambatan ekonomi, fisik , sosial dan analisa SWOT
didapat prioritas infrastruktur utama perumahanan permukiman Kabupaten
Bangkalan. Berikut prioritas infrastruktur utama perumahan dan permukiman
Kabupaten Bangkalan:
1. Infrastruktur jalan
Pasca suramadu diprediksikan Bangkalan akan mengalami pertumbuhan
ekonomi yang cukup signifikan (grafik 3.3b). pertumbuhan ekonomi ini akan
mendorong pertumbuhan perumahan Bangkalan dalam skala makro sehingga
membutuhkan jalan sebagai penghubung antar daerah dalam hal ini
perumahan dan permukiman. Dari garafik 2.2.1b dapat disimpulkan bahwa
Kondisi jalan di bangkalan yang mengalami rusak dan rusak berat dengan
proporsi 21,07%. Perlu adanya penambahan infrastruktur jalan pada
kabupaten Bangkalan untuk mendorong penyediaan perumahan.(bahasan
2.5)
2. Infrastruktur air bersih
Berdasarkan neraca air di wilayah Bangkalan tabel 2.2.5b ketersdiaan air
pada tahun 2007 hingga tahun 2012 masing-masing 303,67m3 dan 317,38m3
sedangkan ketersediaan hanyan 120m3 dan 174m3 pada tahun 2007-2012
(skenaro kebutuhan maksimal) dengan demikian neraca air pada skenario
maksimal pada tahun 2007-2012 adalah -183,07 dan -143,33. Dari analisis
tersebut hingga tahun 2012 penyediaan air minus 143,33m3. Air merupakan
salah satu infrastruktur penting perumahan dan permukimandalam skala
regional pada kabupaten Bangkalan. Perlu penambahan infrastruktur air
bersih untuk mendukung perkembangan perumahan dan permukiman
Kabupaten Bangkalan.
2.5 Strategi Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Kabupaten Bangkalan
A. Kebijakan Umum
1. Menetapkan kawasan yang memenuhi kriteria sebagai kawasan permukiman
2. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman perdesaan dan perkotaan;
3. Meningkatkan kualitas perumahan serta prasarana dan sarana dasar lingkungan
permukiman di daerah perdesaan, perkotaan, kawasan agropolitan, dan
kawasan strategis lainnya.
4. Meningkatkan peran pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan
perumahan agar tercipta pasar primer yang sehat.
5. Mengembangkan kawasan perumahan skala besar yang ditunjang dengan
peningkatan penyediaan tanah untuk peningkatan pengembangan kawasan
permukiman di perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan rencana tata
ruang.
B. Kebijakan khusus
1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Transportasi Jalan Raya
Strategi:
a. Pengembangan jalan penghubung perdesaan dan perkotaan
b. Pengembangan jalan tol antara: Surabaya – Bangkalan
c. Pengembangan jalan arteri primer Surabaya – Labang – Tragah – Burneh –
Tanah merah – Galis – Blega – Sampang
d. Pengembangan jalan kolektor primer pada beberapa ruas jalan, yaitu:
Jalan Lintas Selatan Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan yang
menghubungkan antar Kota Bangkalan – Kecamatan Kamal – Kecamatan
Labang – Kecamatan Kwanyar – Kecamatan Modung – Kabupaten
Sampang
Jalan Lintas Utara Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan jalan yang
menghubungkan antara Kota Bangkalan – Kecamatan Arosbaya –
Kecamatan Klampis – Kecamatan Sepulu – Kecamatan Tanjungbumi –
Kabutpaten Sampang
Jaringan Jalan Modung – Blega – Konang – Kokop – Tanjung Bumi yang
menghubungkan wilayah pesisir selatan Kabupaten Bangkalan dengan
wilayah pesisir utara
Pengembangan Jaringan jalan Bangkalan – Burneh atau Bangkalan –
Socah – Morkepek – Burneh.
e. Pengembangan jalan lokal primer yang merupakan tindak lanjut dari
pengembangan jalan sirip dari jalan akses suramadu di Kabupaten Bangkalan
adalah:
Jaringan jalan Tragah – Alang alang – Morkepek
Jaringan jalan morkepek – jukong – telang
Jaringan jalan morkepek – jukong – bulu –socah
Selain itu pengembangan jalan lokal primer yang menjadi akses
penghubung antarkecamatan di Kabupaten Bangkalan antara lain adalah:
Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Labang – Sreseh
Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Tanah Merah –
Geger – Sepulu
Jaringan jalan yang menghubungkan Socah – Jadih (Kecamatan Socah)
Jaringan jalan yang menghubungkan Kwanyar barat – somor koneng
(Kecamatan Kwanyar)
Jaringan jalan yang menghubungkan Tanah Merah Laok – Tanah Merah
Dajjah (Kecamatan Tanah Merah)
Jaringan jalan yang menghubungkan Karanganyar – Pandanan
(kecamatan Kwanyar)
Jaringan jalan yang menghubungkan Pandanan – Duwekbuter – Alas
Kokon (kecamatan Kwanyar)
Jaringan jalan yang menghubungkan Galis – Banyubunih (kecamatan
Galis)
Jaringan jalan yang menghubungkan Pakan Dajjah – Lantek Barat –
Lantek Timur (kecamatan Galis)
Jaringan jalan yang menghubungkan Pandan Lajeng – Karang Duwek –
Arosbaya (Kecamatan Arosbaya)
Jaringan jalan yang menghubungkan Arosbaya – Geger – Kokop
Jaringan jalan yang menghubungkan Katolbarat – Durinbarat – Konang
Jaringan jalan yang menghubungkan Sorpah – Petong – Jangkar – Tanah
Merah Dajah
Jaringan jalan yang menghubungkan Landak – Batangan – Binoh
Jaringan jalan yang menghubungkan Binoh – Panggalangan – Tanjung
Jaringan jalan yang menghubungkan Darbung – Lerpak – Lantek Timur
Jaringan jalan yang menghubungkan Tlokoh - Genteng – Konang
Jaringan jalan yang menghubungkan Galis – Pekandan – Brangkasdajah
– Modung
Jaringan jalan yang menghubungkan Tragah – Tambin – Banjemen –
Katetang – Kwanyar Barat
Jaringan jalan yang menghubungkan Klampis – Branggang – Lorgunong.
2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Listrik
Dengan berlakunya UU Nomor 20 Tahun 2002 tentang Kelistrikan di Indonesia,
di mana sejak berlakunya undang-undang tersebut telah terjadi perubahan
struktur organisasi PLN Indonesia sebagai satu-satunya penyelenggara
kelistrikan di Indonesia.
Kebijakan;
Untuk meningkatkan ketersediaan energi.
Strategi;
a. Mengembangkan dan menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar
mutu dan keandalan yang berlaku;
b. Pembangunan instalasi baru, pengoperasian instalasi penyaluran dan
peningkatan jaringan distribusi;
c. Pengembangan sarana listrik dengan sumber alternatif;
d. Peningkatan jaringan listrik ke perdesaan
e. Mengembangkan sumber daya energi secara optimal dan efisien dengan
memanfaatkan sumber energi domestik serata energi yang bersih, ramah
lingkumngan, dan teknologi ya ng efisien, guna menghasilkan nilai tambah
untuk pembnagkitan tenaga listrik sehingga terjamin tersedianya tenaga
listrik yang diperlukan.
3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air
Kebijakan;
Mewujudkan keseimbangan ketersediaan air, terutama pada musim kemarau
serta untuk meningkatkan dan mempertahankan jaringan irigasi yang ada dalam
rangka ketahanan pangan.
Strategi;
a. Pembangunan dan meningkatkan volume waduk dan tandon untuk
menyediakan air baku, dengan tujuan penyehatan lingkunagn akan
meningkatkan derajat keseahatan masyarakat yang lebih tinggi.
b. Pemanfaatan sumber air baku alternatif
c. Pembangunan prasarana pengendai banjir
d. Pambengunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
e. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya melestarikan
kawasan konservasi untuk menjaga ketersediaan air tanah yang
berpengaruh terhadap volume prasarana penampungan air.