Upload
nguyencong
View
289
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 1
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII
TAHUN 2017/2018
MATA KULIAH METODE ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
Muh_Nur_Jamal
D070AF70
081223956738
16jamal
muh.jamal08
muh.nurjamaluddin
UNIVERSITY
KADER HmI KOMHUK
UNPAS-BANDUNG
KETUPLAK LK I/2016-II
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 2
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Silakan follow ya
muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id
SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Muhammad Nur Jamaluddin
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 3
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya
Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?
Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone
Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini
Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?
Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?
Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang
lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini
Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?
Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?
Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan
Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu
Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 4
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2017/2018
MATA KULIAH : METODE ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
HARI, TANGGAL : JUMAT, 10 NOVEMBER 2017
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / V
WAKTU : 60 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
Soal:
1. Sistem hukum Indonesia mengenal adanya dua model penyelesaian sengketa, yaitu Litigasi dan
Non Litigasi telah mengalami perkembangan di kalangan masyarakat tertentu, model
penyelesaian sengketa Non Litigasi mengalami perkembangan, yaitu sebagaimana dimaksud
dalam mekanisme atau Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa (MAPS).
a. Apakah yang melatar belakangi muncul berkembangnya MAPS tersebut?
Jawaban:
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid dkk dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa yang melatar belakangi muncul berkembangnya
MAPS, yaitu:
1) Wujud implementasi dari Pasal 130 HIR / Pasal 154 RBg bahwa hakim diwajibkan
untuk mengusahakan perdamaian antar mereka. Dalam rangka mengefektifkan
ketentuan pasal diatas Mahkamah Agung mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung
No.1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Peraturan MA tersebut
dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa mediasi merupakan salah satu proses lebih
cepat dan murah, serta dapat memberikan akses kepada para pihak yang bersengketa
untuk memperoleh keadilan atau penyelesaian yang memuaskan atas sengketa yang
dihadapi. Tentu dalam hal ini didukung pula dengan terbentuknya Undang-undang
No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa
menyelesaikan suatu permasalahan atau sengketa diluar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 5
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
2) Terdapat berbagai kelemahan yang terkadung dalam sistem litigasi, dalam hal ini
telah terjadi kesenjangan dan permasalahan dalam penegakan peradilan di Indonesia
bahwa proses penyelesaian sengketa dalam pengadilan telah jauh dari konteks teori dalam
pelaksanaan praktiknya, sehingga dibutuhkan MAPS sebagai solusinya.
3) Perlu dicari sistem penyelesaian sengketa alternatif yang dianggap lebih efektif dan
efisien, dalam hal ini bahwa implementasi efektivitas pasal 24 ayat (1) UUD 1945 jo
pasal 4 ayat (2) Undang-undang No.48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
mengenai prinsip pelaksanaan peradilan tidak sesuai dengan faktanya, sebagaimana hal
ini tidak cocok dalam penyelesaian kasus di bidang bisnis atau yang lainnya. Tentu
dalam hal ini keefektifan penyelesaian sengketa yang diinginkan oleh para pembisnis atau
lainnya, sehingga MAPS sangat dibutuhkan dalam penyelesaian sengketa secara alternatif
yang lebih efektif dan efisien.
4) Aribitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa memiliki beberapa keunggulan
komperatif dibadingkan litigasi, sebagaimana penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Prosedur penyelesaian sengketa yang relatif cepat, seperti kita tahu bahwa proses
litigasi membutuhkan waktu yang cukup lama dan dalam pelaksanaannya pun cukup
alot dikarenakan kedua pihak yang bersengketa sama-sama memperjuangkan haknya.
Oleh karena itu alternatif penyelesaian sengketa menjadi sebuah solusi tepat yang
efektif dan efisien tanpa membutuhkan waktu yang lama.
b) Biaya hemat, biaya administrasi di dalam pengadilan membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Contohnya dalam mendaftarkan suatu gugatan dibutuhkan biaya sebesar
Rp470.000,00 selain itu pula ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan seperti
membayar penasihat hukum serta hal-hal lain menyangkut proses litigasi. Dengan
demikian, alternatif penyelesaian sengketa tidak memberatkan bagi para pihak
yang kurang mampu secara ekonomi.
c) Keputusan lebih adil (fair), dalam proses di pengadilan tentunya ada pihak yang
menang dan kalah sehingga menyebabkan kepentingan salah satu pihak saja yang
diuntungkan. Oleh karena itu metode alternatif penyelesaian sengketa sangat tepat
ditempuh agar tidak hanya kepentingan satu pihak saja yang diuntungkan,
melainkan keduanya.
d) Fleksibilitas dalam merancang syarat-syarat penyelesaian masalah, para pihak
memiliki kebebasan untuk menentukan prosedur dan solusi yang tepat hingga
akhirnya menguntungkan kedua belah pihak.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 6
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
e) Mengurangi jumlah perkara di Pengadilan, selain membutuhkan waktu yang lama,
pengadilan juga menerima banyak perkara yang masuk, tidak sebanding dengan para
hakim yang memeriksa perkara. Oleh karena itu alternatif penyelesaian sengketa
merupakan solusi yang bagus untuk mengurangi jumlah perkara yang masuk ke
Pengadilan.
b. Jelaskan apa itu MAPS!
Jawaban:
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-undang No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa metode alternatif penyelesaian sengketa adalah
sebuah prosedur yang disepakati oleh para pihak untuk menyelesaikan suatu
permasalahan atau sengketa diluar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi,
mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli. Kemudian menurut H. Priyatna Abdurrasyid dkk
dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa
metode alternatif penyelesaian sengketa adalah sekumpulan prosedur atau mekanisme
yang berfungsi memberi alternatif atau pilihan suatu tata cara penyelesaian sengketa
melalui bentuk APS/ Arbitrase (negosiasi dan mediasi) agar memperoleh putusan akhir
dan mengikat para pihak secara umum, tidak selalu dengan melibatkan intervensi dan
bantuan pihak ketiga yang independen yang diminta membantu memudahkan
penyelesaian sengketa tersebut.
c. Sebutkan dan jelaskan asas dan dasar hukum dari MAPS!
Jawaban:
Berdasarkan Undang-undang No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa sebagaimana telah ditegaskan oleh H. Priyatna Abdurrasyid dkk
dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa
asas-asas MAPS, yaitu:
1) Asas itikad baik, yaitu keinginan dari para pihak untuk menentukan penyelesaian
sengketa yang akan maupun sedang mereka hadapi.
2) Asas kontraktual, yakni adanya kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk tertulis
mengenai cara penyelesaian sengketa.
3) Asas mengikat, yakni para pihak wajib untuk mematuhi segala sesuatu yang telah
disepakati.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 7
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
4) Asas kebebasan berkontrak, yaitu para pihak dapat dengan bebas menentukan segala
hal yang hendak diatur oleh para pihak dalam perjanjian tersebut selama tidak
bertentangan dengan undang-undang dan kesusilaan. Hal ini berarti pula, kesepakatan
mengenai tempat dan jenis penyelesaian sengketa yang akan dipilih.
5) Asas kerahasiaan, yaitu penyelesaian atas suatu sengketa tidak dapat disaksikan oleh
orang lain karena hanya pihak yang bersengketa yang dapat menghadiri jalannya
pemeriksaan atas suatu sengketa.
6) Putusan bersifat terakhir dan mengikat (final and binding), bahwa putusan dapat
dilaksanakan karena tidak dapat dilakukan upaya hukum lainnya.
Kemudian dasar hukum MAPS, yaitu:
1) Landasan idiil, yakni Pancasila. Sebagaimana bahwa falsafah bangsa Indonesia
cenderung lebih mengedepankan musyawarah dan mufakat untuk menyelesaian
sengketa.
2) Landasan konstitusional, Pasal 24 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3) Landasan operasional, yaitu:
a) Pasal 58, 59, 60 dan 61 Undang-undang No.48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman.
b) Pasal 1 angka 10 Undang-undang No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa.
c) Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan.
d. Sebutkan serta jelaskan kelebihan dan kekurangan penyelesaian sengketa melalui MAPS jika
dibandingkan dengan litigasi!
Jawaban:
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid dkk dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa kelebihan penyelesaian sengketa melalui
MAPS, yaitu:
1) Prosedur penyelesaian sengketa yang relatif cepat, seperti kita tahu bahwa proses
litigasi membutuhkan waktu yang cukup lama dan dalam pelaksanaannya pun cukup alot
dikarenakan kedua pihak yang bersengketa sama-sama memperjuangkan haknya. Oleh
karena itu alternatif penyelesaian sengketa menjadi sebuah solusi tepat yang efektif dan
efisien tanpa membutuhkan waktu yang lama.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 8
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
2) Biaya hemat, biaya administrasi di dalam pengadilan membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Contohnya dalam mendaftarkan suatu gugatan dibutuhkan biaya sebesar
Rp470.000,00 selain itu pula ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan seperti
membayar penasihat hukum serta hal-hal lain menyangkut proses litigasi. Dengan
demikian, alternatif penyelesaian sengketa tidak memberatkan bagi para pihak yang
kurang mampu secara ekonomi.
3) Keputusan lebih adil (fair), dalam proses di pengadilan tentunya ada pihak yang menang
dan kalah sehingga menyebabkan kepentingan salah satu pihak saja yang diuntungkan.
Oleh karena itu metode alternatif penyelesaian sengketa sangat tepat ditempuh agar tidak
hanya kepentingan satu pihak saja yang diuntungkan, melainkan keduanya.
4) Fleksibilitas dalam merancang syarat-syarat penyelesaian masalah, para pihak
memiliki kebebasan untuk menentukan prosedur dan solusi yang tepat hingga
akhirnya menguntungkan kedua belah pihak.
5) Mengurangi jumlah perkara di Pengadilan, selain membutuhkan waktu yang lama,
pengadilan juga menerima banyak perkara yang masuk, tidak sebanding dengan para
hakim yang memeriksa perkara. Oleh karena itu alternatif penyelesaian sengketa
merupakan solusi yang bagus untuk mengurangi jumlah perkara yang masuk ke
Pengadilan.
6) Para pihak leluasa mengatur sendiri tata cara penyelesaian sengketa sampai tercapainya
perdamaian, menjamin kerahasian sengketa, dan masing-masing pihak merasa puas
atas hasil yang dicapai.
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid dkk dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa kekurangan penyelesaian sengketa melalui
MAPS, yaitu:
1) Lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang diatur dalam Undang-undang No. 30
Tahun 1999 masih belum memasyarakat karena kurang sosialisasi.
2) Masih sulit diharapkan kedua belah pihak yang bersengketa konsisten dengan
kesungguhan dan itikad baiknya menyelesaikan sengketa melalui lembaga alternatif
penyelesaian sengketa.
3) Masih sering terjadi usaha perdamaian melalui lembaga ini mengalami jalan buntu
karena masing-masing pihak tetap bertahan pada pendapatnya semula.
4) Tidak ada upaya paksa dalam pelaksanaan perdamaian sehingga pihak yang tidak
mematuhi isi perdamaian dapat dengan mudah mengelak akan tanggung jawabnya.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 9
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
2. Soalnya, yaitu:
a. Sebutkan ruang lingkup MAPS beserta pengecualiannya, dengan menyertakan contoh dan
dasar hukumnya!
Jawaban:
Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa ruang lingkup MAPS hanyalah sengketa di bidang
perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa. Adapun kegiatan dalam
bidang perdagangan itu antara lain perniagaan, perbankan, keuangan, penanaman modal,
industri dan hak milik kekayaan intelektual sebagaimana tercantum dalam Penjelasan
Pasal 66 huruf b Undang-undang No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa. Beberapa contoh kasusnya, yaitu:
1) Sengketa antara Cemex Asia Holdings melawan Indonesia yang diselesaikan
melalui International Centre for Settlement of Investment Dispute (ICSID) pada 2004
sampai 2007.
2) Sengketa antara Pertamina melawan Commerz Asia Emerald yang diselesaikan
melalui Singapore International Arbitration Center (SIAC), Singapore pada tahun
2008.
3) Sengketa terkait Bank Century bahwa dua pemegang sahamnya menggugat
Pemerintah Indonesia yakni Rafat Ali Rizvi dan Hesham Al Warraq yang
diselesaikan melalui ICSID, Singapore.
4) Sengketa antara Newmont melawan Pemerintah Indonesia yang diselesaikan di
ICSID, Washington DC.
b. Uraikan dan jelaskan pemahaman Saudara tentang ketentuan yang dimaksud dalam pasal 6
Undang-undang No.30 Tahun 1999!
Jawaban:
Pasal 6 Undang-undang No.30 Tahun 1999 menjelaskan mengenai Mediasi sebagaimana
dalam Pasal 6 Ayat (3) Undang-undang No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa menyebutkan bahwa dalam hal suatu sengketa atau beda
pendapat tidak dapat diselesaikan, maka suatu sengketa atau beda pendapat tersebut, atas
kesepakatan tertulis para pihak, dapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih
penasihat ahli maupun melalui seorang mediator.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 10
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Namun, ayat selanjutnya, yakni ayat (4), menyatakan apabila para pihak tersebut dalam waktu
paling lama 14 (empat belas) hari dengan bantuan seorang atau lebih penasihat ahli ataupun
seorang mediator tidak berhasil mencapai kata sepakat atau mediator tersebut tidak
berhasil mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah
lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk
seorang mediator. Selanjutnya ditegaskan dalam ayat selanjutnya yakni ayat (5) setelah
penunjukan mediator oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa,
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi harus sudah dapat dimulai dan
dalam ayat (6) bahwa usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediator
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dengan memegang teguh kerahasiaan, dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis yang
ditandatangani oleh semua pihak yang terkait, serta dalam ayat (7) bahwa kesepakatan
penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat para pihak
untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan. Begitupun dijelaskan
dalam ayat (8) bahwa kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak pendaftaran. Dan menurut ayat (9) bahwa apabila usaha perdamaian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (6) tidak dapat dicapai, maka
para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat mengajukan usaha
penyelesaiannya melalui lembaga arbitrase atau arbitrase Ad-hoc.
3. Dalam penyelesaian sengketa melalui MAPS terdapat beberapa cara atau upaya, diantaranya
adalah Negosiasi dan Konsiliasi.
a. Uraikan pemahaman Saudara secara lengkap dan jelas tentang kedua cara/upaya penyelesaian
sengketa dimaksud!
Jawaban:
Menurut Gary Goodpaster bahwa negosiasi merupakan proses upaya mencapai
kesepakatan dengan pihak lain, suatu proses interaksi dan komunikasi yang dinamis dan
beraneka ragam, dapat lembut dan bernuansa, sebagaimana manusia itu sendiri. Orang
bernegosiasi dalam situasi yang tidak terhitung jumlahnya bahwa mereka membutuhkan atau
menginginkan sesuatu yang dapat diberikan ataupun ditahan oleh pihak orang lain, bila
mereka menginginkan untuk memperoleh kerja sama, bantuan atau persetujuan orang lain,
atau ingin menyelesaikan atau mengurangi persengketaan atau perselisihan.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 11
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Berhasil atau tidaknya suatu sengketa diselesaikan melalui negosiasi sangat dipengaruhi oleh
ketetapan memilih teknik negosiasi dan pemahaman terhadap prinsip-prinsip umum
dari negosiasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk setiap negosiasi. Kemudian
konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk
mencapai persetujuan dan penyelesaian. Dengan demikian, konsiliasi merupakan proses
penyelesaian sengketa alternatif dan melibatkan pihak ketiga yang diikutsertakan untuk
menyelesaikan sengketa, konsiliator dalam proses konsiliasi harus memiliki peran yang
cukup berarti. Oleh karena itu, konsiliator berkewajiban untuk menyampaikan pendapat-
pendapatnya mengenai duduk persoalannya. Dalam menyelesaikan perselisihannya,
konsiliator memiliki hak dan kewenangan untuk menyampaikan pendapat secara
terbuka dan tidak memihak kepada yang bersengketa. Selain itu, konsiliator tidak berhak
untuk membuat putusan dalam sengketa untuk dan atas nama para pihak sehingga keputusan
akhir merupakan proses konsiliasi yang diambil sepenuhnya oleh parah pihak dalam sengketa
yang dituangkan dalam bentuk kesepakatan diantara mereka.
b. Dalam menyelesaiakn permasalahan/sengketa dengan cara Negosisasi, dikenal adanya jenis
Negosiator dilihat dari nilainya yaitu Value Claimers dan Valeu Creators.
Bagaimana pandangan Saudara mengenai kedua jenis negosiator tersebut!
Jawaban:
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid dkk dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa Value Claimers dalam negosiasi adalah proses
pertikaian, masing-masing pihak berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau
kemenangan dan memberikan sedikit mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya. Cara
yang digunakan adalah taktik yang manipulatif, argumen yang memaksakan, konsesi
terbatas dan tawar menawar yang alot. Kemudian Value Creators, mengutamakan proses
yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah
bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi. Cara yang digunakan adalah dengan
mengembangkan hubungan yang kolaboratif, mengutamakan penyesuaian kepentingan
kedua belah pihak, bersikap ramah dan kooperatif.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 12
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
c. Proses penyelesaian sengketa dengan metode Konsiliasi lebih formal dibanding Mediasi.
Jelaskan hal-hal apa saja yang menunjukan keformalan dalam metode Konsiliasi tersebut!
Jawaban:
Menurut Behrens konsiliasi lebih formal daripada mediasi. Konsiliasi bisa diselesaikan
oleh seorang individu atau suatu badan yang disebut dengan badan atau komisi konsiliasi.
Persidangan suatu komisi konsiliasi biasanya terdiri dari dua tahap, yaitu tahap tertulis dan
tahap lisan. Dalam tahap pertama, sengketa yang diuraikan secara tertulis diserahkan
kepada badan konsiliasi. Kemudian tahap kedua badan ini akan mendengarkan keterangan
lisan dari para pihak. Para pihak dapat hadir pada tahap pendengaran, tetapi bisa juga
diwakili oleh kuasanya. Dengan demikian, komisi ini akan menyerahkan laporan
berbentuk tulisan kepada para pihak disertai dengan kesimpulan dan usulan penyelesaian
sengketa yang akhirnya putusan diserahkan kepada para pihak dalam menentukan
kesepakatannya.
d. Ada banyak teknik dalam negosiasi, antara lain teknik negosiasi kompetitif, kooperatif, keras
lunak, interest based dan lain-lain. Menurut pendapat Saudara tenik Negosiasi apa yang paling
baik untuk dilakukan jika kita bermaksud untuk menyelesaikan sengketa dengan MAPS?
Jelaskan dasarnya!
Jawaban:
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid dkk dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa:
1) Teknik kompetitif, ciri-cirinya adalah mengajukan permintaan awal yang tinggi,
menjaga tuntutan agar tetap tinggi sepanjang proses negosiasi, konsensi yang diberikan
sangat langka, dan secara psikologi menganggap perundingan lawan sebagai musuh,
2) Teknik kooperatif, negosiasi yang menempatkan lawan bukan sebagai musuh, melainkan
sebagai mitra kerja untuk menciptakan simbiosis mutualisme.
3) Teknik keras, menempatkan lawan negosiasi sebagai teman dan tujuan perundingan
adanya kesepakatan di kedua belah pihak dan menjaga hubungan baik dengan negosiator
lawan.
4) Teknik lunak, menempatkan lawan negosiator sebagai musuh yang tujuan perundingan
adalah untuk kemenangan dan memperkuat posisi.
5) Teknik interest based, merupakan jalan tengah yang ditawarkan atas pertentangan teknik
keras-lunak. Teknik ini dilakukan ketika teknik keras sudah mengalami deadlock,
sehingga kesepakatan yang dihasilkan bersifat normatif, tidak menang dan tidak kalah.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester V Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Halaman 13
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Berdasarkan pemaparan tersebut maka Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) memilih
teknik negosiasi lunak bahwa teknik ini merupakan suatu teknik negosiasi yang
menempatkan pentingnya hubungan baik antar pihak. Teknik ini menekankan pada corak
negosiasi yang melahirkan kesepakatan yang bersifat semu serta menghasilkan pola
manang dan kalah. Negosiator sebagai pihak ketiga tentunya lebih mengedepankan teknik
negosiasi lunak dikarenakan dengan teknik negosiasi ini para pihak lebih rileks, tidak
saling memaksakan kepentingan masing-masing pihak melainkan lebih kepada win-win
solution.
e. Salah satu teknik negosiasi yang dapat digunakan adalah teknik negosiasi lunak dengan ciri-
ciri antara lain mengalah untuk mencapai kesepakatan, mudah mengubah posisi, menerima
untuk ditekan yang pada prinsipnya bersikera terhadap tercapainya kesepakatan.
Jelaskan dengan menggunakan contoh mengapa teknik negosiasi lunak yang terkesan
mengalah adakalanya dipilih oleh seorang negosiator atau seseorang dalam bernegosiasi!
Jawaban:
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid dkk dalam bukunya yang berjudul Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa bahwa teknik negosiasi lunak bahwa teknik ini
merupakan suatu teknik negosiasi yang menempatkan pentingnya hubungan baik antar
pihak. Teknik ini menekankan pada corak negosiasi yang melahirkan kesepakatan yang
bersifat semu serta menghasilkan pola manang dan kalah. Negosiator sebagai pihak ketiga
tentunya lebih mengedepankan teknik negosiasi lunak dikarenakan dengan teknik
negosiasi ini para pihak lebih rileks, tidak saling memaksakan kepentingan masing-
masing pihak melainkan lebih kepada win-win solution.
Bandung, 10 November 2017
Penulis,
Muhammad Nur Jamaluddin
(MNJ)