Upload
lois-yunike
View
23
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Prematur
Citation preview
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR BAYI PREMATUR
1. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37
minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari
pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson.
1998 dan Sacharin, 1996)
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara
bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
2. Anatomi fisiologi
Tahap Pre embrionik
Pada tahap pertama,zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah
segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring
pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri
mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.
Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut
sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari
lapisan- lapisan sel tersebut.
Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai
sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus
tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan
dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah
nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan
berlanjut hingga minggu kelahiran.
Minggu Ke 3
Pada minggu ke 3 merupakan masa ovulasi (pelepasan sel telur). Kehamilan terjadi pada
masa ini. Bertemunya sel telur dengan sel sperma. Jika terjadi hubungan seksual yang
berlangsung selama ovulasi yang memakan waktu sekitar 12-24 jam, salah satu dari
ribuan sperma yang berada di liang vagina berenang melewati leher dan rongga rahim
hingga mencapai tuba falopii, lalu membuahi ovum yang sedang bergerak menuju rahim.
salah satu sel telur yang telah dibuahi dinamakan zigot
Minggu Ke 6
Pada minggu ini panjang embrio sekitar 1,25 cm bentuk embrio terlihat seperti berudu.
Sudah dapat dikenali bentuk kepala, tulang ekor, kedua celah untuk bakal mata, tangan
dan anggota gerak menyerupai tunas kecil. Pada minggu ini juga terjadi pembentukan
awal dari hati, pankreas, paru-paru, jantung dan kelenjar tiroid.
Minggu ke 8
Embrio berukuran sekitar 2,5-3 cm. Seluruh organ utama bayi telah terbentuk meskipun
belum berkembang sempurna. Jaringan saraf di dalam otak berhubungan dengan lobi
penciuman di otak. Tangan dan kaki sudahterbagi menjadi komponen tangan, lengan ,
bahu, paha, kaki. Organ reproduksi mulai terbentuk. Mata membentuk pigmen dan
telinga bagianluar sudah terbentuk sempurna, sehingga pada minggu ini bayi sudahdapat
mendengar. Jantung berdetak keras karena sudah dapat memompadengan irama yang
teratur. Pada minggu ini organ reproduksi mulai terbentuk, sehingga jenis kelaminmulai
terbentuk. Jenis kelamin sebenarnya ditentukan dari awal oleh sperma pria. Hal ini terjadi
pada masa pembuahan dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Menurut
ilmu genetika dan biologi terdapat dua jenis kromosom seks dalam tubuh manusia, yaitu
kromosom x dan kromosom y. Seluruh sel telur memiliki satu kromosom x sedangkan -
sedangkan sperma dapat mengandung kromosom x dan kromosom y. Jika sebuah sperma
mengandung kromosom x menyatu dengan sel telur (x), akan dilahirkan seorang bayi
perempuan (xx). Sedangkan jika sebuah sperma yang mengandung kromosom y menyatu
dengan ovum (x), akan dilahirkan seorang bayi laki-laki (xy).
Minggu Ke 12
Panjang janin sekarang sekitar 6,5-8 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Kepala bayi
menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Semua organ vital telah
terbentuk. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan lengannya, bayi dapat mengisap
lengannya tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.
Minggu ke 16
Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram. Dengan bantuan
scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya bergerak-
gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan
menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi
Minggu Ke 17
Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang lebarnya, menjadi 13 cm dengan
berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan membulat.
Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis
usus ibu terdorong nyaris mencapai daerahhati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati.
Pada masa ini bayi sudah dapat bermimpi saat ia tidur.
Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat ligamen-ligamen meregang, terutama
bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut nyeri ligamen
rotundum. Oleh karena itu amat disarankan menjaga sikap tubuh dan tak melakukan
gerakan-gerakan mendadak atau yang menimbulkan peregangan.
Minggu ke 20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm dengan berat sekitar 260 gram. Janin
sudah mengenali suara ibunya. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai
bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang
terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam.
Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung
jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis
mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar
lemak. Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun meningkat
tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi kebutuhannya akan
asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi seimbang maupun suplemen yang
dianjurkan
dokter.
Minggu ke 24
Janin.makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600 gram
dan panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di
atas simfisis pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak matanya kian sempurna dilengkapi
bulu mata. Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan
menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik yang disukainya.
Begitu juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau
teriakan yang tak disukainya.
Minggu Ke 28
Kepala.bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin mengalami
tekanan di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700
gram dan panjangnya sekitar 40 cm.
Puncak.rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan janin makin kuat
dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun
kian mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus meski mencapai berat
sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm. Kendati dibanding
minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di
bawah kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di usia
kehamilan ini meningkat. Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh
makin panjang. Alis dan kelopak matanya pun terbentuk, sementara
selaput yang semula menutupi bola matanya sudah hilang.
3. Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu
untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan
infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
Malformasi Uterus
Kehamilan ganda
TI. Servik Inkompeten
KPD
Pre eklamsia
Riwayat kelahiran premature
Kelainan Rh
b. Penyakit
Diabetes Maternal
Hipertensi Kronik
UTI
Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
Tidak melakukan perawatan prenatal
Status sosial ekonomi rendah
Mal nutrisi
Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
Ras
Usia (<> 40 tahun)
Status sosio ekonomi rendah
Belum menikah
Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
Anomali uterus
Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta
(misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal :
pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
Nutrisi buruk
Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
Stres
Iritabilitas uterus
Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
Defisiensi progesteron
Infeksi (Bobak, Ed 4. 2005)
4. Patofisiologi
Etiologi dari bayi prematur dapat disebabkan oleh karena faktor ibu(preeklamsi, HAP,
Diabetes, Nefritis, usia ibu kurang dr 16th, perokok) Sedangkan karena faktor janin
(Hidamnion, KPD, Kelainan kromosom) Faktor lain (sosial ekonomi rendah, terpapar zat
kimia, plasenta previa) Dari etiologi diatas dapat menyebabkan prostaglandin, relaksin,
estrogen meningkatdan yang terjadi pada otot rahim yaitu sensitifitas terhadap rangsangan
meningkat yang memacu ion Ca dan Ip3 berkontraksi sehingga dapat menyebabkan stress
individu sel yang dapat menyebabkan persalinan prematur. Pada bayi prematur akan terjadi
prematuritas pada organ-organ seperti paru-paru, otak, hepar, immunologik, sistem
pencernaan, ginjal, tergantung pada kondisi patologis bayi prematur tersebut.
5. Klasifikasi bayi premature
a. Bayi prematur digaris batas
- 37 mg, masa gestasi
- 2500 gr, 3250 gr
- 16 % seluruh kelahiran hidup
- Biasanya normal
- Masalah :
o Ketidak stabilan
o Kesulitan menyusu
o Ikterik
o RDS mungkin muncul
Penampilan :
Lipatan pada kaki sedikit
Payudara lebih kecil
Lanugo banyak
Genitalia kurang berkembang
b. Bayi Prematur Sedang
- 31 mg – 36 gestasi
- 1500 gr – 2500 gram
- 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup
- Masalah :
o Ketidak stabilan
o Pengaturan glukosa
o RDS
o Ikterik
o Anemia
o Infeksi
o Kesulitan menyusu
Penampilan :
Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah
Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak
c. Bayi Sangat Prematur
24 mg – 30 mg gestasi
500 gr – 1400 gr
0,8 % seluruh kelahiran hidup
Masalah : semua
Penampilan :
Kecil tidak memiliki lemak
Kulit sangat tipis
Kedua mata mungkin berdempetan (Bobak. Ed 4. 2005)
6. Karakteristik Bayi Prematur :
a. Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
b. Kepala dan badan disporposional
c. Kulit tipis dan keriput
d. Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
e. Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu
f. Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat
g. Labia dan clitoris tampak menonjol
h. Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki
7. Kondisi yang menimbulkan masalah bayi prematur :
a. Sistem Pernapasan
Otot-otot pernapasan susah berkembang
Dinding dada tidak stabil
Produksi surfaktan penurunan
Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis
Gangguan reflek dan batuk
b. Sistem Pencernaan
Ukuran Lambung Kecil
Enzim penurunan
Garam Empedu Kurang
Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
Keterbatasan melepas insulin
Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan Suhu
Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
Kemampuan menggigil menurunan
Aktivitas kurang
Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
d. Sistem Ginjal
Ekskresi sodium meningkat
Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium
e. Sistem Syaraf
Respon untuk stimulasi lambat
Reflek gag, menghisap & menelan kurang
Reflek batuk lemah
Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
Pembentukan antibodi kurang
Tidak ada munoglobulin M
Kemotaksis terbatas
Opsonization penurunan
Hypo fungsi kel. axrenal
g. Fungsi Liver
Kemampuan mengkonyugasi bill
Penurunan Hb setelah lahir
8. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur
a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan
usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring.
(Whaley & Wong, 1995)
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC) - (Bobak. 2005)
9. Pemeriksaan Diagnostik :
Jumlah darah lengkap : Hb/Ht
Kalsium serum
Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)
Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2 - (Doengoes. Ed. 2, 2001)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Riwayat kehamilan, riwayat penyakit ibu yang pernah diderita
Adakah masalah dalam persalinan/riwayat kelahiran
Kruplekamsi
Riwayat vaksinasi ibu saat hamil
b. Pola pengkajian
Berat badan kurang dari 2500 gr
Asupan kalori 90-100 kalori/kg/hari
Asupan protein 3-4 gr/kg/hari
Asupan kalsium dan fosfor mineral 200 dan 100 mg/kg/hari
Asupan vit D 400 ml/kg/hari
Pemberian ASI melalui selang lambung dalam 24 jam tidak boleh lebih dari 20-25
ml/kg
Terjadi edema pada kedua mata
Kulit transparan
Ekstremitas tampak edema
c. Pola eliminasi
Masukan, kaluaran dan berat jenis urine
Gejala foksisitas obat
d. Aktivitas dan latihan
Nadi cepat tidak teratur dalam batas normal (120-160)
Terdapat mur-mur jantung
Apgar score rendah
Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diagframatik intermiten (40-60
x/menit), mengorok, ada sianosis
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi (distress pernafasan)
Menangis lemah
e. Reproduksi seksualitas
Persalinan/kelahiran belum cukup bulan
♀ labia minora lebih besar dari labia mayora, klitoris menonjol
♂ testis belum turun, rugae dapat banyak/tidak ada pada skrotum
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan perfusi ventilasi
b. Ketidak efektifan pola nafas b.d maturasi pusat pernafasan perkembangan otot,
penurunan energi atau kelelahan.
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d imaturitas produksi enzim
d. Resiko terjadi penurunan hipotermia b.d perkembangan SSR imatur, ketidak mampuan
merasakan dingin berkeringat
e. Resiko tinggi infeksi b.d respon imunimatur, prosedur infasif.
3. Intervensi keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan perfusi ventilasi
Hasil yang diharapkan : tidak terjadi gangguan pertukaran gas
Intervensi
1. Kaji pola pernafasan ledakan suara tembakan, retraksi dada, pernafasan cuping
hidung, (yanosis)
R/ pola nafas mengindentifikasi adanya masalah pada pernafasan
2. Auskultasi suara nafas : wheezing, rales, dan rochi
R/ Menentukan intervensi selanjutnya
3. beri psoisis kepala lebih tinggi (fowler/semifowler)
R/ posisi kepala lebih tinggi dapat meningkatkan ekspansi paru
4. Kaji TTV (S, HR, N, P) tiap 1-2 jam
R/ mengindentifikasi masalah untuk menentukan entervensi yang tepat
5. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian program medik therapy O2 dan obat
R/ therapy medik dapat meningkatkan perfusi ventilasi yang adekuat
b. Ketidak efektifan pola nafas b.d imaturitsa pusat pernafasan
Hasil yang diharapkan : Pola pernafasan efektif/adekuat
Intervensi :
1. Observasi frekuensi pernafasan dan pola nafas
R/ mengindentifikasi masalah pernafasan
2. Atur/posisikan bayi terlentang dengan gulungan popok ditengah bahu
R/ meningkatkan ekspansi paru
3. Koloborasi dengan medik untuk pemberian O2 dan obat
R/ meningkatkan perfusi ventilasi yang adekuat
c.Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d imanturasi system pencernaan
Hasil yang diharapkan : tidak terjadi perubahan nutrisi
Intervensi
1. Observasi maturitaas menelan dan menghisap
R/ menilai kemampuan menelan dan menghisap
2. Auskultasi bising usus
R/ mengetahui fungsi system pencernaan
3. Beri minum ASI tidak boleh lebih dari 20-25 ml/kg/24 jam
R/ pemberian nutrisi sesuai kebutuhan
4. Timbang BB setiap hari
R/ membandingkan BB sebelumnya untuk menilai status nutrisi
5. Kolaborasi untuk pemberian therapy obat
R/ memberikan vitamin untuk meningkatkan asupan nutrisi
d. Resiko terjadi penurunan/hipotermi b.d perkembangan SSP imatur
Hasil yang diharapkan: Tidak terjadi hipotermi
Intervensi :
1. Gunakan lampu pemanas saat prosedur dilakukan
R/ mempertahankan suhu normal
2. Kurangi pemejanan pada udara bebas
R/ Pencegahan hipotermi
3. Ganti pakaian/popok bila basah
R/ pakaian basah dapat
4. Observasi system pengaturan suhu incubator setiap 15 menit
R/ mempertahankan / memonitor agar suhu tetap terkontrol
5. Observasi adanya sesak, cianosis, kulit belang dan menangis buruk
R/ identifikasi tanda-tanda hipotermi
6. Kolaborasi pemberian O2 dan bluelight
R/ pencegahan hipotermi
e. Resiko tinggi infeksi b.d respon imun immature prosedur invasive
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi infeksi
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda viatal (S, N, P, hr)
R/ identifikasi masalah dan menentukan intervensi yang tepat
2. Observasi pemeriksaan hasil laboratorium
R/ mengetahui tanda-tanda infeksi
3. Kaji tanda-tanda infeksi
R/ menentukan intervensi yang tepat
4. Pertahankan tehnik cuci tangan yang efektif
R/ desinfekton mencegah perpindahan mikroorganisme
5. Pertahankan kesterilan alat
R/ mencegah infeksi nosokomial
6. Lanjutan intruksi medik dengan memberi therapy obat
R/ antibiotic dapat mencegah infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.