12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Teknik statistik dapat berguna sepanjang putaran produk, termasuk aktivitas perkembangan sebelum produksi, untuk kuantifikasi variabilitas  proses, analisis variabilitas relatif terhadap persyaratan atau spesifikasi  produk, dan untuk membantu pengembangan dan produksi dalam menghilangkan atau mengurangi dengan banyak variabilitas ini. Aktivitas umum ini dinamakan analisis kemampuan proses. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau  persyaratan, dan mengambil tindakan perbaikan yang sesuai apabila ada  perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan y ang standar. Pengendalian kualitas proses statistik (Statistical Process Control /  SPC) merupakan teknik  penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali,  penganalisis, pengelola, dan memperbaiki proses menggunakan metode- metode statistik (Ariani, 2004). Tantangan di masa sekarang ini adalah persaingan pasar untuk menjadi puncak kepemimpinan dalam memproduksi produk bermutu tinggi dengan biaya rendah. Kemampuan proses menjadi hal penting dalam hal ini karena sebagai alasan untuk mengukur seberapa baik suatu proses dapat membuat produk yang dapat diterima dalam pasar. Suatu kemampuan proses menunjukkan jika suatu proses mampu untuk memproduksi secara nyata semua produk yang sesuai. Jika proses itu mampu, maka kontrol proses statistik dapat digunakan untuk mengawasi proses dan sudah menjadi kebiasaan bahwa usaha penerimaan itu dapat dikurangi atau dibuang  jumlahnya. Hal ini tidak hanya menghasilkan penyimpanan biaya yang besar dalam mengurangi tidak bernilai inspeksi tambahan tetapi juga mengurangi skrap, pengerjaan ulang (rework) dan bert ambahnya kepercayaan konsumen. 

Presentasi 4 Pengantar Analisis Kapabilitas Proses

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Teknik statistik dapat berguna sepanjang putaran produk, termasuk

    aktivitas perkembangan sebelum produksi, untuk kuantifikasi variabilitas

    proses, analisis variabilitas relatif terhadap persyaratan atau spesifikasi

    produk, dan untuk membantu pengembangan dan produksi dalam

    menghilangkan atau mengurangi dengan banyak variabilitas ini. Aktivitas

    umum ini dinamakan analisis kemampuan proses. Pengendalian kualitas

    adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita

    ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau

    persyaratan, dan mengambil tindakan perbaikan yang sesuai apabila ada

    perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar. Pengendalian

    kualitas proses statistik (Statistical Process Control / SPC) merupakan teknik

    penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali,

    penganalisis, pengelola, dan memperbaiki proses menggunakan metode-

    metode statistik (Ariani, 2004).

    Tantangan di masa sekarang ini adalah persaingan pasar untuk

    menjadi puncak kepemimpinan dalam memproduksi produk bermutu tinggi

    dengan biaya rendah. Kemampuan proses menjadi hal penting dalam hal ini

    karena sebagai alasan untuk mengukur seberapa baik suatu proses dapat

    membuat produk yang dapat diterima dalam pasar. Suatu kemampuan proses

    menunjukkan jika suatu proses mampu untuk memproduksi secara nyata

    semua produk yang sesuai. Jika proses itu mampu, maka kontrol proses

    statistik dapat digunakan untuk mengawasi proses dan sudah menjadi

    kebiasaan bahwa usaha penerimaan itu dapat dikurangi atau dibuang

    jumlahnya. Hal ini tidak hanya menghasilkan penyimpanan biaya yang besar

    dalam mengurangi tidak bernilai inspeksi tambahan tetapi juga mengurangi

    skrap, pengerjaan ulang (rework) dan bertambahnya kepercayaan konsumen.

  • 2

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    1. Apa pengertian dari analisis kapabilitas proses?

    2. Bagaimana cara menentukan Specification Limit dan Natural Tolerance

    Limit dan Prosentase produk tidak sesuai spesifikasi?

    3. Bagaimana Hubungan antara Spesifikasi dengan Kapabilitas Proses?

    1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN

    1. Mengetahui pengertian analisis kapabilitas proses.

    2. Menentukan Specification Limit dan Natural Tolerance Limit dan

    Prosentase produk tidak sesuai spesifikasi.

    3. Mengetahui Hubungan antara Spesifikasi dengan Kapabilitas Proses.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 PENGERTIAN ANALISIS KAPABILITAS PROSES

    Analisis kemampuan proses merupakan suatu tahapan yang harus

    dilakukan dalam mengadakan proses pengendalian kualitas proses statistik.

    Analisis kemampuan proses juga didefinisikan sebagai kemampuan proses

    memenuhi spesifikasi atau mengukur kinerja proses. Analisis kemampuan

    proses ini digunakan untuk memprediksi kinerja jangka panjang yang berada

    dalam batas pengendali proses statistik, karena analisis ini menguji variabilitas

    dalam karakteristik-karakteristik proses dan apakah proses mampu

    menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi.

    Analisis kemampuan proses membedakan kesesuaian dengan batas-

    batas toleransi. Oleh karenanya, ada dua kondisi yang mungkin terjadi, yaitu

    (Ariani, 2004):

    1. Jika rata-rata proses dalam batas pengendali dan berada dalam batas

    spesifikasi.

    2. Berada dalam batas pengendali tetapi tidak berada dalam batas spesifikasi.

    Diantara penggunaan data yang utama dari analisis kemampuan proses

    adalah sebagai berikut:

    1. Memprakirakan seberapa baik proses akan memenuhi toleransi.

    2. Membantu pengembang / perancang produk dalam memilih atau

    mengubah proses.

    3. Membantu dalam pembentukan interval untuk pengendalian interval antara

    pengambilan sampel.

    4. Menetapkan persyaratan penampilan bagi alat baru.

    5. Memilih diantara penjual yang bersaing.

    6. Merencanakan urutan proses produksi apabila ada pengaruh interaktif

    proses pada toleransi.

    7. Mengurangi variabilitas dalam proses produksi.

  • 4

    2.2 SPECIFICATION LIMIT, NATURAL TOLERANCE LIMIT DAN

    PROSENTASE PRODUK TIDAK SESUAI SPESIFIKASI

    A. SPECIFICATION LIMIT DAN NATURAL TOLERANCE LIMIT

    Batas spesifikasi ditentukan berdasarkan kebutuhan pelanggan atau apa

    yang diinginkan pelanggan terhadap produk atau layanan dianalisis dengan

    riset pasar dan dikombinisikan dengan perancangan produk.

    Batas spesifikasi sering disebut dengan batas-batas toleransi, yang meliputi:

    Batas spesifikasi atas atau batas toleransi atas

    Batas spesifikasi batas atau batas toleransi bawah

    Kedua batas tersebut merupakan batas kesesuian unit-unit secara individu

    dengan operasi manufaktur atau jasa.

    Bagi distribusi normal jika proses terpusat pada spesifikasi nominal,

    maka terdapat batas toleransi alami 99,73% produk berada dalam batas 3

    dari spesifikasi nominal. Hanya 0,27% dari hasil proses akan jatuh diluar batas

    toleransi alami. Jika distribusi hasil proses tidak normal, maka persen hasil

    yang jatuh diluar dapat berbeda cukup besar dengan 0,27%.

    Kemampuan proses biasanya ditunjukkan dengan formulasi atau

    secara keseluruhan mencakup 6 , dimana menunjukkan pertimpangan

    standar (standar deviasi) proses yang berada dalam kondisi in statistical

    control tanpa ada perubahan atau penyimpangan.

    Proses yang berada pada kondisi in statistical control berada pada

    kemampuan proses 6 . Namun dalam banyak industry ada yang telah

    mengubah batas-batas spesifikasi hingga mendekati kesempurnaan. Hal inilah

    yang banyak diminati para pemimpin dan pelaksana proses. Alas am utama

    dalam mengkuantifikasi hingga kemampuan proses adalah agar dapat

    menghitung kemampuan proses untuk dapat berpegang pada spesifikasi

    produk.

    Lower Natural Tolerance Limit/LNTL ( Ba t a s To le r a ns i

    A l ami Ba w ah =BTAB) d an Upper Natural Tolerance Limit/UNTL

    (Batas Toleransi Alami Atas=BTAA) proses, masing-masing jatuh pada

    + 3 dan - 3.

  • 5

    BTAA = + 3

    BTBB = - 3

    B. PROSENTASE PRODUK TIDAK SESUAI SPESIFIKASI

    Untuk menentukan prosporsi produk yang tidak memenuhi spesifikasi

    digunakan rumus sebagai berikut:

    Missal batas spesifikasi : A dan rata-rata komulatif=

    Maka ZA= ; ZB=

    Jadi proporsi produk yang tidak memenuhi spesifikasi adalah :

    Dengan =P(ZZB)

    C. CONTOH KASUS

    Suatu rakitan dengan 4 komponen masing-masing dengan panjang rata-

    rata & toleransi sebagai berikut:

    Komponen Panjang rata-rata(cm) Toleransi

    A 2 2 0,3

    B 5 5 0,2

    C 6 6 0,2

    D 7 7 0,1

    a. Jika diasumsikan bahwa dimensi komponen berdistribusi normal, tentukan

    batas toleransi natural untuk panjang rakitan tersebut.

    b. Jika ditetapkan spesifikasi desain panjang rakitan adalah 200,3cm, berapa

    proporsi rakitan yang tidak memenuhi spesifikasi tersebut?

    Komponen Panjang rata-

    rata(cm)

    Toleransi Batas

    Toleransi

    bawah

    Batas

    Toleransi

    Atas

    Standar

    Deviasi

    Variansi

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    A 2 2 0,3 1,7 2,3 0,100 0,010

    B 5 5 0,2 4,8 5,2 0,067 0,004

    C 6 6 0,2 5,8 6,2 0,067 0,004

  • 6

    D 7 7 0,1 6,9 7,1 0,033 0,001

    RAKITAN 20 0,041 0,002

    Panjang Rakitan:

    Y =XA+XB+ XC+ XD

    Rata-rata Panjang Rakitan:

    2+5+6+7=20cm

    Kondisi Rentang Proses (6) = Rentang Spesifikasi (USL-LSL)

    Pp = = 1

    Sehingga, Standar deviasi ( )= atau (6)=

    Variansi Panjang rakitan:

    Batas Toleransi Natural:

    Jika ditetapkan batas spesifikasi (200,3)cm, proporsi rakitan yang tidak

    memenuhi spesifikasi adalah sebagai berikut:

    ZA ; ZB=

    Proporsi rakitan yang tidak memenuhi spesifikasi adalah:

    2.2 HUBUNGAN ANTARA SPESIFIKASI DENGAN KAPABILITAS

    PROSES

    Hubungan kapabilitas proses dan batas spesifikasi ditentukan oleh kondisi

    proses, variabilitas alamiah, dan kebutuhan pelanggan. Hubunganini sangat erat

    kaitannya, karena apabila prosesnya tidak mampu memenuhispesifikasi yang

  • 7

    pelanggan inginkan maka prosesnya Uncapable. Ada tiga kondisi yang

    muncul dalam hubungan ini. Ketiga kondisi ini adalah sebagai berikut:

    1. Kondisi Rentang Proses (6) < Rentang Spesifikasi (USL-LSL)

    Pp = > 1

    Kondisi ini terjadi jika rentang spesifikasi lebih besar atau melebihi

    rentang proses yang mengakiatkan kapabilitas proses capable. Kondisi ini

    menggambarkan proses out of control tetapi tetap memproduksi barang

    dalam spesifikasi. Kondisi seperti ini dapat dilihat pada gambar. 1 di

    bawah ini :

    Gambar 1. Rentang proses lebih kecil dari rentang spesifikasi.

    Gambar diatas menggambarkan kondisi bahwa rataan proses dan standar

    deviasi berda pada target nilai.

    Keterangan :

    (a) Process mean and standard deviation at nominal value

    (b) Process mean shifted to 1 (process is still within specifications)

    (c) Process standard deviation shifted to 1 (process is still within

    specifications)

    2. Kondisi Rentang Proses (6) = Rentang Spesifikasi (USL-LSL)

    Pp = = 1

  • 8

    Kondisi ini terjadi jika rentang proses sama dengan rentang spesifikasi

    yang mengakibatkan kapabilitas proses memadai, dimana tidak ada ruang

    untuk error. Jika karakteristik distribusi dapat diasumsikan normal dan

    proses in control, maka hampir keseluruhan dari barang yang diproduksi

    akan berada dalam spesifikasi. Kondisi seperti ini dapat dilihat di

    gambar2. (Mitra, 2008)

    Gambar2. Rentang Proses Sama Dengan Rentang Spesifikasi

    Gambar diatas menggambarkan kondisi bahwa rataan proses masih berada

    dalam rentang spesifikasi tetapi rataan proses bergeser sejauh (Mitra,

    2008)

    3. Kondisi Rentang Proses (6) > Rentang Spesifikasi (USL-LSL)

    Pp = < 1

    Kondisi ini merupakan kondisi yang tidak diinginkan terjadi, ketika

    sebaran proses lebih besar daripada batas spesifikasi. Kondisi ini

    menggambarkan untuk beberapa barang yang diproduksi ukurannya tidak

    memenuhi spesifikikasi, maka proses dalam kondisi uncapable. Kondisi

    seperti ini dapat terlihat di gambar 3.

  • 9

    Gambar 3. Rentang Proses Lebih Besar Dari Rentang Spesifikasi

    Gambar diatas menggambarkankondisi bahwa rattan proses masih berada

    dalam rentang spesifikasi tetapi rataan proses dan standar deviasi bergesr

    sejauh

    Contoh soal:

    Misal suatu komponen A mempunyai UCL=1,7 dan LCL=2,3, dengan

    standar deviasi ( maka hubungan spesifikasi dengan

    kapabilitas prosesnya adalah

    Pp=

    Jadi kapabilitas komponen A memadai, dimana tidak ada ruang untuk error,

    karena rentang proses (6)= rentang spesifikasi (UCL-LCL).

  • 10

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    1. Analisis kemampuan proses merupakan suatu tahapan yang harus

    dilakukan dalam mengadakan proses pengendalian kualitas proses

    statistik. Analisis kemampuan proses juga didefinisikan sebagai

    kemampuan proses memenuhi spesifikasi atau mengukur kinerja proses.

    Analisis kemampuan proses ini digunakan untuk memprediksi kinerja

    jangka panjang yang berada dalam batas pengendali proses statistik,

    karena analisis ini menguji variabilitas dalam karakteristik-karakteristik

    proses dan apakah proses mampu menghasilkan produk yang sesuai

    dengan spesifikasi.

    2. Lower Natural Tolerance Limit/LNTL ( Ba t a s To l e r a ns i Al ami

    Ba w ah =BT A B) dan Upper Natural Tolerance Limit/UNTL

    (Batas Toleransi Alami Atas=BTAA) proses, masing-masing jatuh

    pada + 3 dan - 3.

    BTAA = + 3

    BTBB = - 3

    3. Untuk menentukan proporsi produk yang tidak memenuhi spesifikasi

    digunakan rumus sebagai berikut :

    Misal batas spesifikasi : A dan rata-rata komulatif =

    Maka ZA= ; ZB=

    Jadi proporsi produk yang tidak memenuhi spesifikasi adalah :

    Dengan =P(ZZB)

    4. Hubungan spesifikasi dengan kapabilitas proses terdapat 3 kasus :

    (a) Kondisi Rentang Proses (6) < Rentang Spesifikasi (USL-LSL)

    Pp = > 1

    Kondisi yang memungkinkan terjadi :

    1) Rata-rata dan standard deviasi pada nilai nominal

  • 11

    2) Rata-rata proses bergeser ke 1 tetapi masih dalam rentang

    spesifikasi

    3) Standard deviasi bergeser ke 1 tetapi masih dalam rentang

    spesifikasi

    (b) Kondisi Rentang Proses (6) = Rentang Spesifikasi (USL-LSL)

    Pp = = 1

    Kondisi yang memungkinkan terjadi :

    1) Rata-rata dan standard deviasi proses = rata-rata dan standard

    deviasi target

    2) Rata-rata dan standard deviasi proses rata-rata dan standard

    deviasi target

    (c) Kondisi Rentang Proses (6) > Rentang Spesifikasi (USL-LSL)

    Pp = < 1

    Kondisi yang memungkinkan terjadi terjadi produk dengan

    karakteristik kualitas yang tidak memenuhi spesifikasi.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Mitra, Amitafa. 1993. Fundamentals of Quality Control and Improvement.

    Macmillan Publishing Company: New York

    Applied Statistics and Probability for Engineers Third Edition