Presentasi Bbl Kelompok 4

Embed Size (px)

Citation preview

PowerPoint Presentation

Presentasi Hasil Praktikum Bahan Bangunan Laut

Oleh:Tan Aditya Dwi SantosoSinta Permana SariArchika Darra MegaMuhammad Nur HidayatMuhammad Luqman Al Hakim

Program Studi Teknik Kelautan

11OutlinePendahuluanDasar Teori Pemeriksaan Parameter Material Penyusun BetonRancangan Campuran BetonUji Kekuatan Tekan Beton Uji Kekuatan Tarik Baja Kesimpulan

Program Studi Teknik Kelautan

22Beton = salah satu bahan konstruksi yang merupakan campuran dari agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi, serta semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan juga bahan tambahan lainnya. banyak digunakan untuk konstruksi perlu dilakukan analisa bahan yang akan digunakan untuk campuran betonProgram Studi Teknik Kelautan

3 Baja juga merupakan bahan yang banyak digunakan dalam dunia konstruksi

Cara mengetahui karakteristik suatu baja pengujian, salah satunya uji kuat tarik.

Modulus Young dan Beban Leleh dapatProgram Studi Teknik Kelautan

4Menentukan dan menghitung parameter mix design

Melakukan perbandingan hasil kuat tekan beton dan kuat tekan beton rencana

Menentukan properti material baja

Program Studi Teknik Kelautan

5Beton

Program Studi Teknik Kelautan

6Baja

Program Studi Teknik Kelautan

7BAB 1Latar Belakang, Tujuan, Metodologi Percobaan, dan sistematika PenulisanBAB 2Dasar TeoriBAB 3Parameter Material Pembentuk BetonBAB 6Uji Tarik BajaBAB 5Uji Kekuatan BetonBAB 4Rancangan Campuran BetonBAB 7KesimpulanProgram Studi Teknik Kelautan

8Material yang banyak digunakan untuk bahan konstruksi seperti gedung dan jembatan karena memiliki sifat kekuatan tekan, kekakuan yang tinggi,serta ketahanannya terhadap api

terdiri dari campuran pasir, kerikil atau batu pecah (agregat), semen, dan air Program Studi Teknik Kelautan

9Merupakan material penyatu atau perekat yang digunakan bersamaan dengan batu, pasir, bata, dan material lainnya.

5 jenis semen :Tipe 1 (Normal)Tipe II (Modifikasi)Tipe III (kekuatan awal tinggi) Tipe IV (low heat) Tipe V (sulfate resisting)Program Studi Teknik Kelautan

10Material utama penyusun semen

Nama SenyawaSenyawa OksidaSimbolTricalcium Silicate3CaO.SiO2C3SDicalcium Silicate2CaO.SiO2C2STricalcium Aluminate3CaO.Al2O3C3ATetracalcium Aluminoferrite4CaO.Al2O3.Fe2O3C3AFProgram Studi Teknik Kelautan

11Agregat kasar dapat berupa kerikil yang dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:1) Butir-butir keras tidak berpori dan bersifat kekal 2) Kadar lumpur < 1%3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat zat yang reaktif terhadap alkali.4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.

Program Studi Teknik Kelautan

12Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir, adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971, antara lain :1) Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras dan bersifat kekal2) Kadar lumpur < 5%3) Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dariAbrams-Harder.

Agregat yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.

Program Studi Teknik Kelautan

13Material selain air, agregat, dan semen yang ditambahkan sebagai bahan pencampuran beton. Admixture dibagi menjadi dua:Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia), Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral) Program Studi Teknik Kelautan

14Sifat-sifat mekanik baja:Kekuatan TinggiKeseragamanElastisitasPermanenDaktilitasLiat

Program Studi Teknik Kelautan

15Program Studi Teknik Kelautan

16Prosedur Percobaan

Program Studi Teknik Kelautan17Hasil PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan18Observasi I Agregat HalusHasil PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan19Observasi II Agregat KasarAnalisisKadar air agregat kasar lebih besar dari kadar air agregat halus. Hal ini terjadi karena luas permukaan pada agregat kasar lebih besar daripada agregat halus sehingga agregat kasar dapat menyerap air lebih banyak.

Program Studi Teknik Kelautan20Program Studi Teknik Kelautan21Prosedur PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan22pengisian wadah dilakukan dengan mengisi sepertiga dari volume wadah lalu memadatkan agregat sebanyak 25 kali dengan cara menusuk agregat menggunakan tongkat pemadat. Lalu wadah diisi lagi hingga memenuhi duapertiga volume dan dipadatkan. Yang terakhir wadah diisi hingga penuh lalu dipadatkan lagi.22Hasil PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan23Observasi I Agregat HalusAgregat HalusPadatGemburAVolume Wadah2.781 ltr2.781 ltrBBerat Wadah2.676 kg2.676 kgCBerat Wadah + Benda Uji7.643 kg7.142 kgDBerat Benda Uji (C-B)4.967 kg4.466 kgBerat Volume (D/A)1.786 kg/ltr1.6059 kg/ltrAgregat HalusPadatGemburAVolume Wadah2.781 ltr2.781 ltrBBerat Wadah2.676 kg2.676 kgCBerat Wadah + Benda Uji7.562 kg7.222 kgDBerat Benda Uji (C-B)4.886 kg4.546 kgBerat Volume (D/A)1.757 kg/ltr1.635 kg/ltrData 1 Kelompok 3-4Data 2 Kelompok 1-2Hasil PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan24Agregat KasarPadatGemburAVolume Wadah2.781 ltr2.781 ltrBBerat Wadah2.676 kg2.676 kgCBerat Wadah + Benda Uji6.442 kg6.185 kgDBerat Benda Uji (C-B)3.766 kg6.182 kgBerat Volume (D/A)1.3542 kg/ltr2.223 kg/ltrData 1 Kelompok 3-4Agregat KasarPadatGemburAVolume Wadah2.781 ltr2.781 ltrBBerat Wadah2.676 kg2.676 kgCBerat Wadah + Benda Uji6.557 kg6.272 kgDBerat Benda Uji (C-B)3.881 kg3.596 kgBerat Volume (D/A)1.3542 kg/ltr1.293 kg/ltrData 2 Kelompok 1-2AnalisisProgram Studi Teknik Kelautan25*Seharusnya berat benda uji agregat kasar kondisi padat untuk kelompok 3-4 adalah berat benda uji yang ditimbang dengan wadah dikurangi dengan berat wadah. Namun penulis dalam perhitungan memasukkan berat benda uji sebagai berat wadah ditambah dengan berat uji sehingga terjadi kesalahan pada saat perhitungan berat volume agregat kasar dalam kondisi padat.25Tujuan : Menentukan bulk dan apparent specific grafity dan penyerapan/absorbsi dari agregat kasar menurut ASTM C 127.

Alat Bahan : Timbangan Keranjang yang terbuat dari besiAlat penggantung keranjangOvenHanduk atau kain pelagregat kasar sebanyak 3 kg dalam keadaan SSD

Program Studi Teknik Kelautan

26Prosedur PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan

27Hasil PercobaanRATA-RATA Apparent Specify Grafity 2.753%Bulk Specify Gravity (Kering) 2.5325%Bulk Specify Grafity (SSD) 2.613%Persentase Absorbsi Air 3.2075%Nilai specific gravity yang diperoleh dalam 2 kondisi yaitu kondisi kering dan SSD akan digunakan untuk dapat melakukan pencampuran beton dengan tepat.Presentase absorbsi air yang didapat akan digunakan untuk menentukan komposisi air yang akan digunakan dalam pencampuran beton. Semakain besar nilai absorbs air maka semakin banyak air yang diperlukan untuk campuran beton.

Program Studi Teknik Kelautan29AnalisisTujuan : Menentukan bulk and apparent specific gravity serta nilai penyerapan (absorpsi) dari agregat halus.

Alat dan Bahan :Timbangan atau neracaPiknometer dengan kapasitas 500 gramCetakan kerucut pasirTongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasirBerat contoh agregat halus sebanyak 500 gram

30Prosedur PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan31Hasil Percobaan Program Studi Teknik Kelautan

32AnalisisProgram Studi Teknik Kelautan

33Nilai bulk and apparent specific gravity serta penyerapan (absorpsi) dari agregat halus harus dicari dalam kondisi SSD dan kondisi kering. Kedua kondisi ini perlu dianalisis karena pada kenyataanya akan sulit mendapatkan agregat dalam kondisi kering. Agregat yang biasa digunakan adalah dalam kondisi SSD sehingga untuk menentukan kondisi kering ideal agregat diperlukan uji penyerapan agregat sehingga mudah menentukan jumlah air yang perlu ditambahkan atau dikurangkan untuk mendapatkan hasil mix design yang baik.

Program Studi Teknik Kelautan

34Prosedur PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan

35Hasil PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan

36Ukuran Saringan (mm)Berat Tertahan (gr)Persentase TertahanPersentase Tertahan KumulatifPersentase Lolos KumulatifSPEC ASTM C33-9025.0-100%10019.0792.63%2.63%97.37%90-1009.5218172.7%75.33%24.67%20-554.7573324.43%99.76%0.24%0-102.38810.24%100%0%0-5AnalisisProgram Studi Teknik Kelautan

37Setiap titik saringan berada diantara batas atas dan batas bawah yang telah ditentukan dalam standar ASTM C33-90.Pengguncangan atau penyaringan, yaitu kegiatan penyaringan harus dilakukan dengan merata dan dengan tepat.Agregat kasar memiliki gradasi yang baik sehingga layak untuk digunakan sebagai campuran beton.

Program Studi Teknik Kelautan

38Prosedur PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan

39Hasil PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan

40Ukuran Saringan (mm)Berat Tertahan (gr)Persentase TertahanPersentase Tertahan KumulatifPersentase Lolos KumulatifSPEC ASTMC33-909,50---1001004,75377,47,492,695-1002,3612224,431,868,280-1001,1810621,2534750-850,607214,467,432,625-600,30367,274,625,410-300,15551185,614,42-100,075601297,62,4pan122,41000modulus kehalusan :4,174Program Studi Teknik Kelautan

41

AnalisisProgram Studi Teknik Kelautan

42Kurva gradasi masih dalam lingkup batas atas dan batas bawah. Pada beberapa titik berada sedikit diatas atau dibawah batas ASTM C33-90. gradasi agregat halus cukup baik Tujuan : Menentukan presentase kadar lumpur dalam agregat halus

Alat dan Bahan :Agregat halus berupa pasir dalam kondisi lapanganAirGelas Ukur

Program Studi Teknik Kelautan

43Prosedur PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan

44Hasil PercobaanProgram Studi Teknik Kelautan

45AnalisisAgregat tidak cukup baik bagi mix design beton. Karena syarat untuk dapat menghasilkan beton yang baik adalah kadar lumpur