26
1 ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA): KOMITMEN, PELUANG, TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF INDONESIA Disampaikan oleh: Ansari Bukhari Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Diskusi Publik Dalam Rangka Government Public Relations Kementerian Komunikasi dan Informatika Surabaya, 25 Februari 2010

Presentasi Dirjen ILMTA for ACFTA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

1

ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA):

KOMITMEN, PELUANG, TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF INDONESIA

Disampaikan oleh:Ansari Bukhari

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka

Kementerian Perindustrian

Diskusi Publik Dalam Rangka Government Public RelationsKementerian Komunikasi dan Informatika

Surabaya, 25 Februari 2010

Page 2: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

A. Keputusan yang dibuat oleh para kepala negara/ pemerintahan ASEAN dan China untuk membentuk ‘Kerangka kerja mengenai kerjasama ekonomi dan pendirian suatu kawasan perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Area/ACFTA)” pada pertemuan puncak ASEAN dan Republik Rakyat China di Bandar Seri Begawan, Brunei pada tanggal 6 Nopember 2001

B. Penandatanganan “Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerjasama Ekonomi Menyeluruh antara Negara-negara Anggota ASEAN dan Republik Rakyat China” di Phnom Penh, kamboja pada tanggal 4 Nopember 2002

C. Penandatanganan “Persetujuan Mengenai Perdagangan Barang (Trade In Goods) Antara ASEAN dan Republik Rakyat China” oleh para Menteri Perdagangan pada tanggal 29 November 2004 di Vientiane, Laos.

I. LATAR BELAKANG

2

Page 3: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

II. KERANGKA LIBERALISASI PERDAGANGAN BARANG (TRADE IN GOODS)

A. Modalitas :1. Kategori Produk

a. Fast Track (Jalur cepat) yang lebih dikenal dengan Early Harvest Package (EHP)

b. Normal Track (Jalur normal)c. Sensitive Track (Jalur sensitif) yang terdiri

dari :1) Sensitive List (SL)2) Highly Sensitive List (HSL)3) General Exclusion List (GEL)

3

Page 4: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

2.Jadual Penurunan/Penghapusan Tarif Bea Masuka. Early Harvest Package (EHP):

4

II.KERANGKA………(lanjutan)

Tingkat tarif bea masuk

(=X)

Jangka Waktu tidak melewati:

1 Jan 2004 1 jan 2005 1 Jan 2006

X ≥ 15% 10% 5% 0%

5% ≤ X < 15% 5% 0% 0%

X < 5% 0% 0% 0%

Page 5: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

b. Normal Track :

5

Tingkat tarif bea masuk

(=X)

Jangka Waktu tidak melewati 1 Januari:

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

X >20% 20 20 12 12 5 0/5* 0/5* 0/0*

15%≤X<20% 15 15 8 8 5 0/5* 0/5* 0/0*

10%≤X<15% 10 10 8 8 5 0/0 0/0 0/0*

5%<X<10% 5 5 5 5 0 0 0 0/0*

X ≤ 5% Tetap

tetap tetap tetap 0 0 0 0/0*

II.KERANGKA………(lanjutan)

Page 6: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

II.KERANGKA………(lanjutan)

c. Sensitive Track1) SL : Tarif BM akan diturunkan/dihapuskan

menjadi 0-20% pada tahun 2012 s.d. 2017 dan menjadi 0-5% mulai tahun 2018

2) HSL : Tarif BM akan diturunkan/dihapuskan menjadi 0-50% mulai tahun 2015

3) GEL : Tarif yang berlaku adalah MFN

6

Page 7: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

B. Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin/ROO)

1. Non Wholly Obtaineda. General Rule: Regional Value Content (RVC)

40% (f.o.b) b. Product Specific Rule (PSR):

Jika suatu produk ditentukan aturan kriteria asal barang menyimpang dari General RuleContoh: CTC, RVC ≠ 40%

2. Wholly Obtained (RVC=100%)3. Certificate of Origin (CO/SKA): Form E

7

II.KERANGKA………(lanjutan)

Page 8: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

A. Pelaksanaan Konsesi Tarif Indonesia1. Dalam kerangka AC-FTA, jumlah produk yang dijadwalkan

menjadi 0% pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.597 pos tarif, sehingga total jumlah tarif yang sudah menjadi 0% adalah 7.306 pos tarif

2. Skema penurunan tarif bea masuk untuk Normal Track 1 (NT 1) akan menjadi 0% mulai tanggal 1 Januari 2010. Jumlah pos tarif sektor industri dalam kategori NT1 adalah 6064 pos tarif.

3. Untuk kategori Normal Track 2 (NT 2), tarif bea masuknya menjadi 0% pada tahun 2012, untuk kategori Sensitive List (SL), menjadi 0% – 5% pada tahun 2018, untuk kategori High Sensitive List (HSL) diturunkan/dihapuskan menjadi 0%-50% mulai tahun 2015, dan untuk kategori General Exception List (GEL) tetap berlaku tarif MFN

III. KOMITMEN INDONESIA DALAM PERDAGANGAN BARANG ACFTA

8

Page 9: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

III. KOMITMEN………(lanjutan)B. Usulan Penundaan Penurunan Tarif

1. Berdasarkan masukan dunia usaha dan kajian pemerintah, diketahui terdapat 228 pos tarif produk dalam kerangka AC-FTA yang daya saingnya melemah sehingga pemerintah Indonesia sedang melakukan negosiasi untuk menunda pelaksanaan pada produk-produk yang daya saingnya melemah tersebut.

2. Uraian 228 Produk yang Diusulkan Penundaan: Besi Baja (114 pos tarif); Tekstil & Produk Tekstil (53 pos tarif); Maritim (22 pos tarif); Permesinan (10 pos tarif); Elektronika (7 pos tarif); Kimia Anorganik Dasar (7 pos tarif); Furniture (5 pos tarif); Alas Kaki (5 pos tarif); Petrokimia (2 pos tarif); Kosmetika (1 pos tarif); Jamu (1 pos tarif); Produk Industri Kecil (1 pos tarif). 9

Page 10: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

IV. PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA – CHINA

A. Perkembangan Umum Perdagangan

10

Page 11: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

NILAI EXPORT DAN IMPORT UNTUK HS 72 & 73DALAM US $ASEAN -CHINA FTA MULAI 2005

HS 2004 2005 2006 2007 2008

72 Exports 67,546,269 71,272,761 75,145,943 32,345,030 36,149,987 Imports 340,815,937 573,945,888 559,232,276 858,166,356 996,837,147 I - E (273,269,668) (502,673,127) (484,086,333) (825,821,326) (960,687,160)

73 Exports 4,045,166 16,678,563 31,946,836 21,528,165 14,023,575 Imports 85,584,483 284,265,912 229,056,067 366,300,209 775,003,778

I - E (81,539,317) (267,587,349) (197,109,231) (344,772,044) (760,980,203)

72 & 73 I - E (354,808,985) (770,260,476) (681,195,564) (1,170,593,370) (1,721,667,363)

NILAI EXPORT DAN IMPORT UNTUK HS 72 & 73DALAM TONASEAN -CHINA MULAI 2005

HS 2004 2005 2006 2007 2008

72 Exports 199,655 168,058 138,894 316,455 96,000 Imports 761,067 1,315,147 1,294,433 1,658,646 1,188,997 I - E (561,412) (1,147,088) (1,155,538) (1,342,191) (1,092,997)

73 Exports 1,842 11,648 20,090 12,185 4,950 Imports 141,333 342,779 271,827 411,710 579,984

I - E (139,491) (331,131) (251,738) (399,525) (575,034)

72 & 73 I - E (700,904) (1,478,219) (1,407,276) (1,741,716) (1,668,030)

B. Perkembangan Perdagangan Produk Besi Baja

IV. PERKEMBANGAN………(lanjutan)

11

Page 12: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

2004 2005 2006 2007 2008 %Change2008/04

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Vol. Value

Fabric

Export 10,690 48,666 9,292 49,555 9,752 52,967 11,326 49,961 13,437 59,482 6.66 5.52

Import 33,125 115,350 43,418 144,278 56,265 165,999 58,375 182,378 155,451 744,146 57.68 89.51

Balance -22,435 -66,684 -34,127 -94,723 -46,514 -113,031 -47,049 -132,417 -142,014 -684,665 72.85 123.89

Garmen

Export 1,088 9,421 687 6,733 1,164 11,846 1,109 15,454 1,034 22,532 5.27 30.92

Import 933 3,209 7,152 19,671 7,974 26,814 19,724 55,762 26,909 92,286 215.46 180.69

Balance 155 6,212 -6,465 -12,938 -6,810 -14,968 -18,615 -40,308 -25,876 -69,754 -1,013.32 -12.56

2004 2005 2006 2007 2008 %Change2008/04

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Ton 000 USD

Vol. Value

Fabric

Export 10,690 48,666 9,292 49,555 9,752 52,967 11,326 49,961 13,437 59,482 6.66 5.52

Import 33,125 115,350 43,418 144,278 56,265 165,999 58,375 182,378 155,451 744,146 57.68 89.51

Balance -22,435 -66,684 -34,127 -94,723 -46,514 -113,031 -47,049 -132,417 -142,014 -684,665 72.85 123.89

Garmen

Export 1,088 9,421 687 6,733 1,164 11,846 1,109 15,454 1,034 22,532 5.27 30.92

Import 933 3,209 7,152 19,671 7,974 26,814 19,724 55,762 26,909 92,286 215.46 180.69

Balance 155 6,212 -6,465 -12,938 -6,810 -14,968 -18,615 -40,308 -25,876 -69,754 -1,013.32 -12.56

C. Perkembangan Perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil

IV. PERKEMBANGAN………(lanjutan)

12

Page 13: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

D. Perkembangan Perdagangan Produk Permesinan

IV. PERKEMBANGAN………(lanjutan)

Kelompok Industri 2006 2007 2008 2009(s.d. Sept)

Mesin *(Ribu USD)

Ekspor 2.121 2.115 525 0

Impor 16.586 10.710 144.350 153.314

Trade Balance

(14.464) (8.594) (143.825) (153.314)

Catatan :* Boiler

13

Page 14: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

E. Perkembangan Perdagangan Produk Alas Kaki

IV. PERKEMBANGAN………(lanjutan)

Kelompok Industri 2006 2007 2008 2009(s.d. Sept)

Alas Kaki(Ribu USD)

Ekspor 18.818 37.720 64.366 31.647

Impor 45.474 59.035 89.021 55.083

Trade Balance

(26.656) (21.315) (24.655) (23.436)

14

Page 15: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

V. PELUANG & TANTANGAN BAGI INDONESIA

A. Peluang1. ASEAN China FTA : terbesar di dunia dari segi

penduduk dan ketiga terbesar dari nilai ekonomi (setelah NAFTA dan EU)

2. Akses untuk produk Indonesia di pasar China3. Peningkatan investasi dan Indonesia sebagai basis

produksi serta alternatif (peningkatan perdagangan regional dan global) :a. Investasi China di bidang PLTU / PLTA, industri

baja, sumber daya alam, agro dan manufakturb. Investasi untuk memanfaatkan pasar

terintegrasi yang besarc. Relokasi dari China ke Indonesia

15

Page 16: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

B. Tantangan1. ASEAN China FTA membuka kemungkinan

membanjirnya produk impor dari China ke Indonesia dengan harga kompetitif, sehingga Indonesia harus meningkatkan daya saing industri nasional (teknologi, SDM, infrastruktur)

2. Dua belas sektor khawatir menghadapi dampak negatif FTA yaitu : besi baja, tekstil & pakaian jadi, alas kaki, permesinan, furniture, kimia organik dasar, petrokimia, jamu , kosmetik, elektronik, kerajinan dan perkapalan.

3. Sebagai contoh kasus dapat dilihat dari perbandingan daya saing industri tekstil China dan Indonesia :

V. PELUANG……….(lanjutan)

16

Page 17: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

Perbandingan Faktor Pendukung Daya Saing Industri Tekstil Indonesia Dengan China

17

Page 18: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

Perbandingan Faktor Pendukung Daya Saing Industri Tekstil Indonesia Dengan China ………(lanjutan)

18

Page 19: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

Pemerintah telah mengkoordinasikan langkah-langkah secara komprehensif, holistik, dan tersistem meliputi : Pembicaraan Ulang; Pembentukan Tim; dan Kebijakan dan Langkah Strategis Yang Akan Diambil

A. Pembicaraan Ulang (Renegosiasi)Pemerintah (Kementerian Perdagangan) telah menyampaikan surat kepada Sekjen ASEAN mengenai :1. Indonesia tetap melaksanakan komitmen sesuai

jadwal2. Sektor Industri tertentu menghadapi ancaman

pelemahan daya saing yang akan berdampak lebih luas

VI. LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF

19

Page 20: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

3. Pemerintah tengah melakukan pembicaraan ulang dengan pihak pihak yang terkait dengan ASEAN China FTA

4. Persiapan-persiapan untuk pembicaraan ulang tengah dilaksanakan secara intensif

B. Pembentukan Tim1. Organisasi :

a. Membentuk Tim Koordinasi Penanganan Hambatan Industri dan Perdagangan (SK Menko Perekonomian No Kep-42/ M.EKON/12/2009)

b. Pengarah : Menko Perekonomian dan para Menteri terkait

VI. LANGKAH…………(lanjutan)

20

Page 21: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

c. Tim Pelaksana: para pejabat Eselon I dari Kementerian/ Lembaga terkait dan pelaku usaha (KADIN dan APINDO)

d. Tiga Tim Teknis yang fokus pada pengawasan atas pelaksanaan FTA dan Strategi Non Tarif dalam upaya percepatan penguatan Industri Nasional dalam menghadapi persaingan global

2. Tugas Tima. Identifikasi dan analisis masalah/hambatanb. Koordinasi penyelesaian masalah/hambatan industri

dan perdaganganc. Pemantauan dan evaluasi penyelesaian hambatan

VI. LANGKAH…………(lanjutan)

21

Page 22: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

C. KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS

No Jenis Industri

Kebijakan Langkah Strategis

1. BesiBaja

Perlindungan Pasar Dalam Negeri

Penerapan IP/IT Besi BajaPemberlakuan SNI WajibMensyaratkan melampirkan mill certificate pada setiap

importasi besi baja tertentu. Optimalisasi penggunaan Trade Defense (Safeguard, anti

dumping, anti subsidy)

Penggunaan Produksi Dalam Negeri

Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri dalam pengadaan barang/ jasa pemerintah

Meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri pada produk lokal.

Promosi Investasi

Mendorong Investasi untuk pengembangan Industri Baja Hulu menggunakan SDA Lokal guna memasok kebutuhan pasar dalam negeri dan pasar China.

Peningkatan Daya Saing

Program Konservasi dan Diversifikasi Energi Pengamanan Bahan Baku melalui Penerapan Tata Niaga

Ekspor dan Impor bahan baku Scrap

22

Page 23: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

No Jenis Industri

Kebijakan Langkah Strategis

2. Mesin Perlindungan Pasar Dalam Negeri

Harmonisasi Tariff bahan baku/ komponen dengan produk jadi boiler.

Kewajiban penggunaan TKDN dalam proyek pembangunan listrik 10.000 MW Tahap II.

Pemberlakuan SNI Wajib untuk Bejana Tekan

Peningkatan Daya Saing

Pengusulan Pemberian Insentif berupa Bea Masuk di tanggung pemerintah (BMDTP) untuk mesin peralatan listrik untuk proyek pembangunan PLTU.

Promosi Investasi

Diseminasi kemampuan produksi boiler dalam negeri di dalam maupun luar negeri.

Meningkatkan akses pasar ekspor melalui kegiatan promosi Kerjasama Engineering Procurement and Construction (EPC)

Nasional dan EPC Internasional Peningkatan Industri Pendukung Melalui Kolaborasi dengan

Industri Inti pembuat Boiler.

C. KEBIJAKAN……….(lanjutan)

23

Page 24: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

No Jenis Industri

Kebijakan Langkah Strategis

3. TPT Perlindungan Pasar Dalam Negeri

Penerapan Tata NiagaPengawasan terhadap Illegal ImporPenggunaan Label Berbahasa IndonesiaOptimalisasi penggunaan Trade Defense (Safeguard, anti

dumping, anti subsidy)

Perluasan Pasar Ekspor

Promosi Pameran di berbagai Event Internasional

Peningkatan Daya Saing

Restrukturisasi Permesinan & perluasan kapasitas produksiModernisasi mesin Dyeing, Printing (Small Load Small Batch).Mendorong industri finishing menggunakan pewarna organik

yang ramah lingkungan.Peningkatan kemampuan SDM berkualitas dalam Dyeing dan

Finishing.Fasilitasi kegiatan Promosi melalui Penyelenggaraan

Pameran-Pameran.Penerapan Standar Bahan Kimia (Azo dan Formaldehyde)

pada Kain Pakaian Bayi.Peningkatan kemampuan industri dalam memenuhi standar

teknis dan Social Compliance, Keamanan dan Keselamatan, dan Lingkungan.

Kolaborasi antara Produsen dengan Designer untuk dapat menghasilkan garmen fashion.

C. KEBIJAKAN……….(lanjutan)

24

Page 25: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

No Jenis Industri

Kebijakan Langkah Strategis

4. Alas Kaki

Perlindungan Pasar Dalam Negeri

Penerapan Tata NiagaPengawasan terhadap Illegal ImporPenggunaan Label Berbahasa IndonesiaOptimalisasi penggunaan Trade Defense (Safeguard, anti

dumping, anti subsidy)Pemberlakuan penerapan SNI wajib untuk Sepatu Pengaman.

Perluasan Pasar Ekspor

Promosi Pameran/ Investasi di berbagai Event InternasionalFasilitasi kegiatan Promosi melalui Penyelenggaraan

Pameran-Pameran.

Peningkatan Daya Saing

Restrukturisasi Permesinan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit.

Meningkatkan Pasokan Bahan Baku melalui Kemudahan Impor Kulit Mentah dan setengah jadi.

Menjamin ketersediaan bahan baku kulit dalam negeri melalui pengenaan Bea Keluar untuk Kulit mentah dan setengah jadi

Meningkatkan Mutu Bahan Baku Kulit.Meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang desain dan

teknologi.Fasilitasi penerapan Manajemen Mutu.Fasilitasi pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

C. KEBIJAKAN……….(lanjutan)

25

Page 26: Presentasi Dirjen ILMTA for  ACFTA

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH