PRESENTASI HALUSINASI.ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jiwa

Citation preview

  • HALUSINASI

    OLEH :ARISYA RUSPINA PUTRI P. 318MARINA ANGGUN SARI P. 327

    PEMBIMBING :DR. HERYEZI TAHIR, SP.KJ

  • PENDAHULUANPersepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan antara hal-hal tersebut melalui proses mengamati dan mengartikan setelah panca inderanya mendapat stimulus. Persepsi dapat terganggu oleh gangguan otak, gangguan jiwa, atau oleh pengaruh lingkungan sosial budaya.

    Salah satu bentuk gangguan persepsi adalah halusinasi.

  • DEFINISIHalusinasi persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli eksternal yang nyata.

  • PENCETUS HALUSINASIFaktor predisposisi dari halusinasi menurut Stuart & Laraia (1998) :

    Aspek biologis- sakit dengan panas tinggi sehingga mengganggu keseimbangan tubuh

    Aspek sosiopsikologis- gangguan jiwa Skizofrenia- stress social

  • 3. Aspek biokimia

    - Pengkonsumsian narkoba atau narkotika tertentu seperti: ganja, morphin, kokain

    - Mengkonsumsi alkohol berkadar diatas 35%: seperti vodka, gin diatas batas kewajaran

    - Pemakaian zat yang bersifat halusinogen seperti LSD, DMT, PCP, Meskalin, dan Psiosin/Psilosibin.

  • PROSES TERJADINYA HALUSINASIProses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang terdiri dari:

    1. Fase PertamaKlien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan stress dan kecemasannya.

  • 2. Fase Kedua

    Kecemasan , individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan yang jelas. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.

  • 3. Fase Ketiga

    Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan halusinasinya.

    4. Fase Keempat

    Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, memarahi. Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya.

  • JENIS HALUSINASIHalusinasi penglihatan (visual, optik)merupakan suatu persepsi palsu tentang penglihatan.

    2. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik)merupakan persepsi bunyi palsu, biasanya suara, tawa (laughing) tetapi juga dapat bunyi-bunyi lain seperti musik, bunyi berdengung (humming), dan bunyi peluit (whistling).

  • 3. Halusinasi penciuman (olfaktorik)merupakan persepsi membau yang palsu, paling sering ditemukan pada gangguan organik.

    4. Halusinasi pengecapan (gustatorik)persepsi tentang rasa kecap yang palsu, seperti rasa kecap yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kejang, paling sering ditemukan pada gangguan organik.

  • 5. Halusinasi perabaan (taktil)persepsi palsu tentang perabaan atau sensasi permukaan, seperti disentuh, ditiup, atau sensasi adanya gerakan pada atau di bawah kulit.

    6. Halusinasi kinestetik persepsi dimana pasien merasa badannya atau anggota tubuhnya bergerak (misalnya pada phantom limb).

  • 7. Halusinasi hipnagogik persepsi sensoris yang palsu yang terjadi saat akan tertidur, biasanya dianggap sebagai fenomena yang nonpatologis.

    8. Halusinasi hipnopompik persepsi palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur, biasanya dianggap tidak patologis.

  • 9. Halusinasi liliput persepsi yang palsu dimana benda-benda tampak lebih kecil ukurannya (juga dikenal sebagai mikropsia).

  • PENATALAKSANAANObat antipsikosis efektif untuk mengurangi dan menghilangkan gejala seperti halusinasi.

    Sekitar 75 persen penderita merespon obat antipsikosis utama, seperti chlorpromazine, fluphenazine, haloperidol, atau thioridazine.

  • KesimpulanHalusinasi adalah persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli eksternal yang nyata.Halusinasi yang sering ditemukan adalah halusinasi pendengaran, terutama dijumpai pada pasien Skizofrenia.Obat antispsikosis efektif untuk mengurangi dan menghilangkan gejala halusinasi.