34
BAHAYA ROKOK DAN DAMPAK BAGI PEREKONOMIAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BENTENG Agus Setiawan.S (05) Fajrin Assiddiq (13) Muthmainnah Paramanandi (17) Sahrul Ahmad (23) Indah Evatul Djannah (31) Lukmanul Hakim (35)

Presentasi Karya Ilmiah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Presentasi Karya Ilmiah

Citation preview

BAHAYA ROKOK DAN DAMPAK BAGI PEREKONOMIAN SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 1 BENTENG

Agus Setiawan.S (05)Fajrin Assiddiq (13)Muthmainnah Paramanandi (17)Sahrul Ahmad (23)Indah Evatul Djannah (31)Lukmanul Hakim (35)

Karya Ilmiah berjudul “Bahaya Rokok dan Dampak bagi Perekonomian Siswa Kelas XI

SMA Negeri 1 Benteng” bertujuan untuk mendeskripsikan bahaya rokok dan dampak bagi

perekonomian siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng. Instrument penelitian yang penulis pakai

yaitu dengan menggunakan angket dengan menggunakan sampel yaitu siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Benteng. Pembahasan dari hasil penelitian tentang bahaya rokok dan dampak bagi

perekonomian siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng adalah dari 30 responden, 90% menyatakan

bahwa siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Benteng mengetahui bahaya dari rokok sedangkan 10%

tidak mengetahui dan 46,67% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng membeli

rokok dengan uang saku sedangkan 53,33% tidak. Kesimpulan yaitu siswa menggunakan rokok

untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas, faktor keluarga dan lain-lain. Siswa lebih

banyak mengetahui bahaya rokok daripada yang tidak mengetahui bahaya rokok tersebut.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok dikalangan siswa adalah masalah kesehatan dan keuangan.

Serta saran yaitu sebaiknya perilaku mengonsumsi rokok dihindari. Jangan membawa pemantik

atau korek, hal ini dapat mengurangi penggunaan rokok di tempat umum. Harga rokok sebaiknya

dinaikkan, agar para perokok berpikir panjang untuk membeli rokok yang sangat mahal.

 

Kata kunci : Bahaya rokok, rokok, remaja.

ABSTRAK

BAB IPENDAHULUAN

Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkan. Asap ini membawa bahaya dari sejumlah kandungan tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang dihasilkan. Dengan menganalisa asap yang dihasilkan, ditemukan bahwa 60% adalah gas dan uap yang terdiri dari 20 jenis gas diantaranya karbon monoksida, hidro sianida, nitric acid, nitrogen sianida fluorocarbon, asetone dan amonia. Para peneliti mengungkapkan bahwa paling sedikit 9 dari keseluruhan gas yang ada dalam asap rokok merupakan gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru (Aiman Husaini, 2006: 21). Dampak bagi perekonomian siswa karena membeli rokok sehingga uang saku yang tiap hari di beri orang tua habis. Akibatnya siswa meminta uang saku lagi kepada orang tuanya.

A. Latar Belakang

Bagaimana bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng ?

B. Rumusan Masalah

Mendeskripsikan bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat yaitu secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan bagi siswa tentang bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa.

Secara praktisUntuk keperluan nilai sekolah dan memberikan manfaat untuk :

Siswa Agar lebih mengetahui tentang bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa dan mampu menghindarinya.

Guru Agar mengetahui tentang bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa serta sebagai media informasi untuk memberitahukan kepada siswa–siswa lain tentang bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa tersebut.

Peneliti Untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan peneliti tentang bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa.

D. Manfaat Penelitian

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian rokokMenurutWikipedia(2011.Rokok.http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok) (Diakses 04 Maret 2015) Rokok adalah silinder dari kertas panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok di bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

A. Kajian Teori

2. Tiga bahan rokok yang paling berbahaya a. Nikotin

Menurut Jeanne Mandagi, (1996:152) nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi kadang-kadang bisa meradang.

b. Karbon MonoksidaKarbon monoksida merupakan gas

beracun yang tidak berbau sama sekali. c. TAR

Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan nikotin dan tetesan-tetesan cairannya.

3. Faktor-faktor penyebab seseorang merokokBeberapa orang pasti memiliki faktor-faktor tersendiri yang menyebabkan mengapa dirinya merokok. Berikut beberapa faktor tersebut :1. Faktor orangtua dan keluarga2. Teman merokok3. Diri sendiri4. Iklan-iklan rokok

4. Bahaya rokokMenurut Ramlan (2006:54) bahaya rokok ialah menyebabkan lidah perokok menjadi kekuningan dan tidak dapat mencicip rasa dengan baik. Asap rokok dapat membuat rambut dan baju menjadi bau. Adanya kandungan nikotin dalam rokok  gigi dan kuku menjadi kekuningan.

5. Upaya pencegahan dan penanggulangan rokokMenurut Hitam Putih (2012.Tips untuk berhenti merokok. http://www.hitamputih19.co.cc/) (Diakses 06 Maret 2015) berikut adalah tips untuk  berhenti merokok:

Kemauan atau niat kuat untuk berhenti merokok, lalu buat komitmen dengan diri sendiri untuk berhenti merokok. 

Jauhkan dari teman-teman yang sedang merokok maupun tukang rokok, serta jauhkan juga dari area merokok.

Jauhkan dari hal yang mengingatkan dengan keinginan merokok seperti korek dan rokok.

Alihkan keinginan merokok dengan makanan kecil atau menghisap permen sebagai ganti merokok, setiap kali datang keinginan untuk merokok.

Lupakan keinginan merokok dengan perbanyak kegiatan, seperti bekerja, berolah raga, main game, dan sebagainya.

Jika Anda kesulitan untuk langsung berhenti total, mulailah dengan mengurangi jumlah rokok. Misalnya jika sebelumnya Anda merokok 2 batang dalam sehari, kurangi menjadi 10 batang, 6 batang dan seterusnya sampai anda benar-benar berhenti merokok.

6. Dampak negatif rokok di tinjau dari segi perekonomianDi masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Selain itu Rokok juga memberikan dampak dari perekonomian siswa . Beberapa motivasi yang melatarbelakangi siswa merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh para siswa yang biasanya dilakukan didepan orang lain, di lingkungan sekolah, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya (2004:23).

B. Kerangka Pikir

MANUSIA

ROKOK

Merokok Tidak merokok

Faktor manusia merokok

Dampak dari merokok

Bahaya Rokok dan Dampak bagi Perekonomian Siswa Kelas XI

SMA Negeri 1 Benteng

Menghirup asap rokok dari perokok

aktif

a. Hipotesis Nol (H0) Tidak ada bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa kelas XI SMA Negeri 1Benteng.

b. Hipotesis Alternatif (H1) Ada bahaya rokok dan dampak bagi

perekonomian siswa kelas XI SMA Negeri 1Benteng.

C. Hipotesis

WaktuDalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada siswa untuk mengetahui apakah siswa tersebut mengetahui bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 Maret 2015.

Tempat Dalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada siswa untuk mengetahui apakah siswa tersebut mengetahui bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Benteng.

A. Waktu dan tempat penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

Riset kepustakaan, adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur karya ilmiah, majalah, dan buku-buku yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Riset lapangan, adalah metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi (objek penelitian) secara langsung yaitu Angket. Tujuannya untuk mengetahui lebih jelas pemahaman siswa terhadap bahaya rokok dan dampak bagi perekonomian siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng.

B. Metode Penelitian

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja. Sedangkan sampel yaitu himpunan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng.

C. Populasi dan sampel

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan instrumen-intrumen sebagai berikut:1. Alat tulis2. Internet3. Buku Referensi4. Laptop

D. Instrument Penelitian

Data pada penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data angket.

E. Pengumpulan data dan analisis data

Dengan beberapa pertanyaan yang ada di dalam angket yang berjumlah 25 pertanyaan maka kami menggunakan beberapa pertanyaan untuk mandapatkan hasil dari penelitian kami yaitu :Tabel 4.1 Jawaban 30 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng.

A. Hasil Penelitian

NO YA TIDAK

1 24 6

2 20 10

3 18 12

4 13 17

5 16 14

6 17 13

7 5 25

8 13 17

9 24 6

10 13 17

11 27 3

12 14 16

13 10 20

14 12 18

15 9 21

16 22 8

17 8 22

18 4 26

19 7 23

20 10 20

21 9 21

22 18 12

23 11 19

24 24 6

25 22 8

Dari Hasil penelitian yang kami peroleh dapat disimpulkan:1. 80% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng adalah perokok

sedangkan 20% bukan perokok. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang perokok lebih banyak dibandingkan dengan yang bukan perokok.

2. 66,67% menyatakan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah berhenti merokok sedangkan 33,33% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang pernah berhenti merokok lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pernah berhenti merokok.

3. 60% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng selalu merokok pada saat ada masalah sedangkan 40% tidak merokok pada saat ada masalah. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang selalu merokok pada saat ada masalah lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak selalu merokok pada saat ada masalah.

4. 43,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng dilarang oleh ibunya untuk merokok sedangkan 56,67% tidak dilarang ibunya untuk merokok. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak dilarang ibunya untuk merokok lebih banyak dibandingkan dengan yang dilarang ibunya untuk merokok.

5. 53,33% menyatakan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng mengetahui bahwa merokok dapat mengurangi umur perokok sedangkan 46,67% tidak mengetahui. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang mengetahui bahwa rokok dapat mengurangi umur perokok lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mengetahui bahwa rokok dapat mengurangi umur perokok.

B. Pembahasan

56,67% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng selalu merokok setiap selesai makan sedangkan 43,33% menyatakan tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang selalu merokok setiap selesai makan lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak selalu merokok setiap selesai makan.

16,67% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng sanggup menghabiskan 2 pak rokok dalam sehari sedangkan 83,33% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak sanggaup menghabiskan 2 pak rokok dalam sehari lebih banyak dibandingkan dengan yang sanggup menghabiskan 2 pak rokok dalam sehari.

43,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah merokok di lingkungan sekolah sedangkan 56,67% tidak pernah. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak pernah merokok di lingkungan sekolah lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah merokok di lingkungan sekolah.

80% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng mengetahui tata tertib dilarang merokok di lingkungan sekolah sedangkan 20% tidak mengetahui. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang mengetahui tata tertib dilarang merokok di lingkungan sekolah lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mengetahui tata tertib dilarang merokok di lingkungan sekolah.

43,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng suka merokok sambil minum kopi sedangkan 56,67% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak suka merokok sambil minum kopi lebih banyak dibandingkan dengan yang suka merokok sambil minum kopi.

90% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng mengetahui bahaya dari rokok sedangkan 10% tidak mengetahui. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang mengetahui bahaya dari rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mengetahui bahaya dari rokok.

46,67% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng membeli rokok dengan uang saku sedangkan 53,33% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak membeli rokok dengan uang saku lebih banyak dibandingkan dengan yang membeli rokok dengan uang saku.

33,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah meminjam uang teman untuk membeli rokok sedangkan 66,67% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak pernah meminjam uang teman untuk membeli rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah meminjam uang teman untuk membeli rokok.

40% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng setiap mempunyai uang saku untuk membeli rokok sedangkan 60% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak setiap mempunyai uang saku untuk membeli rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang setiap mempunyai uang saku untuk membeli rokok.

30% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah berhutang rokok pada penjual sedangkan 70% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak pernah berhutang rokok pada penjual lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah berhutang rokok pada penjual.

73,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah mempunyai pikiran untuk berhenti merokok sedangkan 26,67% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang pernah mempunyai pikiran untuk berhenti merokok lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pernah mempunyai pikiran untuk berhenti merokok.

26,67% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah menjual barang-barang untuk membeli rokok sedangkan 73,33% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak pernah menjual barang-barang untuk membeli rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah menjual barang-barang untuk membeli rokok.

13,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah membeli rokok eceran dan tidak membayar sedangkan 86,67% tidak pernah. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak pernah membeli rokok eceran dan tidak membayar lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah membeli rokok eceran dan tidak membayar.

23,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah jatuh sakit karena mengonsumsi rokok sedangkan 76,67% tidak pernah. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak pernah jatuh sakit karena mengonsumsi rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah jatuh sakit karena mengonsumsi rokok.

33,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng rokok penting bagi kehidupannya sedangkan 66,67% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang rokok tidak penting bagi kehidupannya lebih banyak dibandingkan dengan yang lebih penting rokok bagi kehidupannya.

30% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng menyesal telah menghabiskan uang untuk membeli rokok sedangkan 70% tidak menyesal. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak menyesal telah menghabiskan uang untuk membeli rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang menyesal telah menghabiskan uang untuk membeli rokok.

60% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng merasa merokok dapat menenangkan hidup sedangkan 40% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang merasa merokok dapat menenangkan hidup lebih banyak dibandingkan yang tidak merasa merokok dapat menenangkan hidup.

36,67% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng menghabiskan uang Rp. 10.000,00 untuk membeli rokok sedangkan 63,33% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang tidak menghabiskan uang Rp. 10.000,00 untuk membeli rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang menghabiskan uang Rp. 10.000,00 untuk membeli rokok.

80% menyatakan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng pernah dilarang oleh orang tua untuk merokok sedangkan 20% tidak. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang pernah dilarang oleh orang tua untuk merokok lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pernah dilarang oleh orang tua untuk merokok.

73,33% menyatakan bahwa siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Benteng pernah ketahuan merokok oleh orang tua sedangkan 26,67% tidak pernah ketahuan. Jadi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Benteng yang pernah ketahuan merokok oleh orang tua lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pernah ketahuan merokok oleh orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Siswa menggunakan rokok untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas, faktor keluarga dan lain-lain.

Siswa lebih banyak mengetahui bahaya rokok daripada yang tidak mengetahui bahaya rokok tersebut.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok dikalangan siswa adalah masalah kesehatan dan keuangan. Masalah kesehatan tersebut yaitu seperti penyakit kanker, serangan jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan janin sedangkan keuangan karena membeli rokok tersebut.

Upaya untuk menanggulangi agar siswa terhindar dari bahaya rokok yaitu dengan menanamkan kepada siswa cara hidup sehat yang terbebas dari rokok dengan cara-cara yang efisien seperti penyuluhan tentang bahaya rokok dan sebagainya.

A. Kesimpulan

Sebaiknya perilaku mengonsumsi rokok dihindari.

Jangan membawa pemantik atau korek, hal ini dapat mengurangi penggunaan rokok di tempat umum.

Harga rokok sebaiknya dinaikkan, agar para perokok berpikir panjang untuk membeli rokok yang sangat mahal.

Diutamakan bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok.

B. Saran