Upload
sahara-effendy
View
238
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentasi kasus asma, patofisiologi dan tataksana asma
Citation preview
Presentasi Kasus Asma
Sahara Effendy / 108103000007Pembimbing : dr Dwi Sari Sp.P (K)
Identitas Pasien
• No. RM : 00019833• Nama : Ny. A• Tempat/Tanggal Lahir : Padang/20-2-1949• Umur : 62 th 1 bl• Jenis Kelamin : Perempuan• Agama : Islam• Pendidikan : Tamat SLTA• Pekerjaan : Pensiunan PNS• Status Perkawinan : Kawin• Alamat : Jl H.Irin No.5 Rt/Rw 05/08, Lebak
bulus, Jakarta Selatan
Resume Anamnesis• KU : Sesak Nafas 15 menit sejak 2 jam yll• RPS : Sesak nafas berulang 5-6x/hr dipicu
perubahan cuaca dan aktivitas , sesak mengganggu tidur, batuk +, dahak putih, demam - , keringat malam - , nyeri dada - , mual - , muntah -
• RPD : riw.asma sejak 15 tahun yll, sebulan terakhir 8x ke IGD, HT- , DM-
• RPK : Ayah kandung asma, HT- , DM –• RPS : Senam asma berhenti, merokok -
Keadaan Pasien Saat Masuk IRNA
• O/ KU : CM, tampak gelisah, bicara putus2 tapi tuntas 1 kalimat
• Tanda Vital – TD : 120/70 mmhg– N : 68x/m– S : 36,6 C– RR : 27x/m cepat dalam, menggunakan otot
tambahan sela iga
• Mata : CA -/- , SI -/-
-Pulmo : Inspeksi : Simetris hemithoraks saat
statis dan dinamisPalpasi : Vocal fremitus normalPerkusi : Sonor hemithoraksAuskultasi : SN Vesikuler, Rh -/-, Wh +/+
-Cor : BJ I II normal, -murmur, - gallop-Ekstremitas
Atas : Akral hangat +/+, clubbing finger -/-, edema -/-Bawah : Akral hangat +/+, clubbing finger -/-, edema -/-
• A/ Asma bronkial akut serangan sedang• P/
Infus RL + Bricasma (Terbutaline Sulfate) INJ+ Aminofilin INJ (12 jam)
Nebulasi : Ventolin 1ml, Bisolvon 2 cc, Pulmicort, Nacl 0,9%
Ambroxol 3x CI Ceftriaxone 1x2gr 02 : 2-3 l/m
Rangkuman KeadaanTanggal KU TD
(mmHg)N (x/ mnt)
RR (x/ mnt)
Auskultasi Pulmo
Assesment Perubahan Tatalaksana
5-1-12 CM 120/80 84 24 Sn Ves, rh -/- , wh +/+
Asma bronkial eksaserbasi akut
Terapi sebelumnya + Methyl Prednisolon 2x125gr i.v + Ranitidin 2x1 amp i.vNebulasi 3x1
6-1-12 CM 140/90 72 24 Sn Ves, rh -/- , wh +/+
Asma bronkial eksaserbasi akut
Terapi sama
7-1-12 CM 130/80 75 21 Sn Ves, rh -/- , wh -/-
Asma bronkial perbaikan
Terapi sama
8-1-12 CM 130/80 72 24 Sn Ves, rh -/- , wh -/-
Asma bronkial perbaikan
Terapi Sama
9-1-12 CM 140/90 64 27 Sn Ves, rh -/- , wh -/-
Asma bronkial perbaikan
Terapi Sama
Prognosis
• Quo Ad Vitam : Bonam• Quo Ad Functionam : Bonam• Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Indikasi Rawat Inap
• Berat serangan• Respon pengobatan secara klinis• Respon pengobatan secara faal paru
• VEP1/APE sebelum pengobatan awal <25% nilai terbaik atau VEP1/APE <40% setelah pengobatan awal diberikan
Klasifikasi Asma Berdasarkan Derajatnya
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru
I. Intermiten Bulanan
- Gejala < 1x/minggu - Tanpa gejala diluar
serangan- Serangan singkat
- ≤ 2 kali sebulan - VEP1 ≥ 80% nilai
prediksi APE ≥ 80% nilai
terbaik- Variabiliti APE <
20%
II. Persisten Ringan
Mingguan
- Gejala > 1x/ minggu, tetapi <1x/hari- Serangan dapat
mengganggu aktivitas dan tidur
- 2 kali sebulan - VEP1 ≥ 80% nilai
prediksi APE ≥ 80% nilai
terbaik- Variabiliti APE
20-30%
III. Persisten Sedang
Harian
- Gejala setiap hari - Serangan mengganggu
aktivitas dan tidur- Membutuhkan
bronkodilator setiap hari
- >1x/minggu - VEP1 60-80% nilai
presidksi APE 60-80% nilai
terbaik- Variabiliti APE > 30 %
IV. Persisten Berat
Kontinu
- Gejala terus menerus- Sering kambuh- Aktivitas fisik terbatas
- Sering - VEP1 ≤ 60% nilai
prediksi APE ≤ 60% nilai terbaik- Variabiliti APE > 30%
Klasifikasi Asma Berdasarkan Derajatnya
KLASIFIKASI BERDASARKAN SERANGANNYAGejala dan Tanda Ringan Sedang Berat Mengancam jiwa
Sesak Saat berjalan Saat berbicara Saat istirahat
Posisi Saat berbaring
terlentang
Duduk Duduk
membungkuk
Bicara 1 kalimat Beberapa kata Kata perkata
Kesadaran Gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah
dan penurunan
kesadaran
Frekuensi napas <20 x/menit 20-30 x/menit 30 x/menit
Nadi < 100 x/menit 100-120 x/menit >120 x/menit Bradikardi
Pulsus parodoksus 10 mmHg 10-20 mmHg >20 mmHg
Otot bantu retraksi
suprasternal
- + + Kelelahan otot
torakoabdominal
parodoksal
Mengi Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Ekspirasi-inspirasi Silent chest
APE >80 % 60 – 80 % < 60%
Pa O2 >80 mmHg 60 – 80 mmHg < 60 mmHg
Pa CO2 < 45 mmHg < 45 mmHg >45 mmHg
Saturasi O2 >95 % 91-95 % <90%
Alasan Kemungkinan Asma tidak terkontrol
• Teknik inhalasi• Kepatuhan• Lingkungan• Konkomitan penyakit saluran nafas yang
memberatkan
Program Penatalaksanaan Asma
• Edukasi• Menilai dan monitor berat asma secara berkala• Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus• Merencanakan dan memberikan pengobatan
jangka panjang• Menetapkan pengobatan pada serangan akut• Kontrol secara teratur• Pola hidup sehat
Definisi Asma• Gangguan inflamasi kronik saluran napas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya. • Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.
• Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
Patofisiologi
Airway Remodelling
Fakt
or R
esik
o
Gejala Klinis• Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa
pengobatan• Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan
berdahak• Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu• Respons terhadap pemberian bronkodilator • Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat
penyakit :• Riwayat keluarga (atopi)• Riwayat alergi / atopi• Penyakit lain yang memberatkan • Perkembangan penyakit dan pengobatan
Pemeriksaan Faal Paru
Manfaat penggunaan tes Spirometri pd pasien Asma
• Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP < 75% atau VEP1 < 80% nilai prediksi.
• Reversibiliti, yaitu perbaikan VEP1 15% secara spontan, atau setelah inhalasi bronkodilator (uji bronkodilator), atau setelah pemberian bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah pemberian kortikosteroid (inhalasi/ oral) 2 minggu. Reversibiliti ini dapat membantu diagnosis asma
• Menilai derajat berat asma
Arus Puncak Ekspirasi
• Reversibiliti, yaitu perbaikan nilai APE15% setelah inhalasi bronkodilator (uji bronkodilator), atau bronkodilator oral 10-14 hari, atau respons terapi kortikosteroid (inhalasi/ oral , 2 minggu)
• Variabiliti, menilai variasi diurnal APE yang dikenal dengan variabiliti APE harian selama 1-2 minggu. Variabiliti juga dapat digunakan menilai derajat berat penyakit (lihat klasifikasi)
Uji lain untuk Asma
• Uji Provokasi Bronkus• Pengukuran Status Alergi
Diagnosis BandingDewasa
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik
• Bronkitis kronik• Gagal Jantung Kongestif• Batuk kronik akibat lain-
lain • Disfungsi larings• Obstruksi mekanis (misal
tumor)• Emboli Paru
Anak
• Benda asing di saluran napas
• Laringotrakeomalasia• Pembesaran kelenjar
limfe• Tumor• Stenosis trakea• Bronkiolitis
Asma Terkontrol
1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam
2. Tidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise 3. Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja singkat)
minimal (idealnya tidak diperlukan) 4. Variasi harian APE kurang dari 20%5. Nilai APE normal atau mendekati normal6. Efek samping obat minimal (tidak ada)7. Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat
Daftar Pustaka
• Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di indonesia.Jakarta.PDPI;2003
• Francois, Spertini; Christophe, Reymond. Allergen-specific immunotheraphy of allergy and asthma: current and future trends. Germany. Annete Leimgruber Authors and Disclousers ; 2009
• Chapman,Stephen;etc. Oxford Handbook of respiratory Medicine.1st Edition. English. Oxfor University Press;2005.