32
Skizofrenia dan Gangguan Psikososial pada Wanita Produktif Usia 30 Tahun dengan Fungsi Kemitraan Keluarga yang Cukup Baik Oleh: Fatimatuzzahra S.Ked. 20070310016 Pembimbing: dr. Suharno

Presentasi Kasus Zahra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skizofrenia

Citation preview

Oleh: Fatimatuzzahra S.Ked. 20070310016 Pembimbing: dr. Suharno

Pendahuluan Skizofreniamerupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau "deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 %; konsisten dengan angka tersebut, penelitian Epidemological Catchment Area (ECA) yang disponsori oleh National Institue of Mental Helath (NIHM) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 1,3 %.

Skizofrenia

adalah sama-sama prevalensinya antara laki-laki dan wanita. Tetapi, dua jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan dalam onset dan perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset lebih awal daripada wanita. Usia puncak onset untuk lakilaki adalah 15 sampai 25 tahun; untuk wanita usia puncak adalah 25 sampai 35 tahun. Onset skizofrenia sebelum usia 10 tahun atau sesudah 50 tahun adalah sangat jarang.

Dokter Keluarga Praktek dokter keluarga ialah praktek kedokteran dalam

pelayanan primer atau kontak pertama yang dijalankan secara paripurna atau komprehensif. Pelayanan yang diberikan harus meliputi pelayanan promosi kesehatan (promotif ), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif ) dan pemulihan (rehabilitatif). Peran dokter keluarga antara lain adalah aplikasi ilmu kedokteran klinik dan ilmu perilaku, dilengkapi ilmu kedokteran mutakhir, memantapkan pelayanan kesehatan primer dan sistem rujukan, pengendali biaya dan mengembalikan pelayanan kesehatan yang rasional dan manusiawi. Dalam melakukan pelayanannya, dokter keluarga berasaskan paripurna (comprehensive), terpadu (integrated), menyeluruh (holistic) dan berkesinambungan (sustainable).

Tujuan Penelitian Penulisan

laporan kasus kepaniteraan klinik ilmu kedokteran keluarga ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mengetahui dan memahami tentang penyakit skizofrenia dan penyebabnya serta menerapkan prinsipprinsip pelayanan kedokteran secara komprehensif dan holistik dan peran aktif dari pasien dan keluarga.

Manfaat Penulisan Manfaat untuk puskesmas

Sebagai sarana kerjasama yang saling menguntungkan

untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan umpan balik dari hasil evaluasi koasisten dalam rangka mengoptimalkan peran puskesmas. Manfaat untuk mahasiswa

Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam

upaya pelayanan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga.

TINJAUAN PUSTAKAPenanganan pasien skizofrenia dibagi secara garis besar menjadi:

1. Terapi somatik: terdiri dari obat anti psikotik 2. Terapi psikososial 3. Perawatan rumah sakit (Hospitalize)

PRESENTASI KASUS Anamnesis Identitas PasienNama Pasien Nama KK Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Agama Suku Pendidikan No. Rekam Medis : Nn. S : Bp. S : 30 tahun : Perempuan : Gladrang Gt II/78 RT 8/02 : Tidak Bekerja : Islam : Jawa : Tamat SMP : 03012900

Keluhan Utama

Kontrol obat habis,sudah tidak ada keluhan Riwayat Penyakit Sekarang

OS selama beberapa bulan terakhir sudah tidak ada keluhan sering marah, mendengar bisikan maupun suara yang mengancam maupun memberi perintah disangkal, tidak ada halusinasi pembauan dan lain-lain. OS terdiagnosis skizofrenia sejak usia 18 tahun dan menjalani pengobatan di Puri Nirmala dan RS Grhasia. Gejala yang pertama kali muncul adalah kepribadian pemalu dan senang menyendiri (solitary). Pasien mengalami disorganisasi, pembicaraan tidak menentu serta inkoheren. OS belum pernah menjalani pengobatan yang berhubungan dengan gangguan fisik atau keluhan organik.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat alergi Riwayat kejang Riwayat penyakit metabolik Riwayat Penyakit Keluarga

: disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama disangkal.

Pemeriksaan FisikKeadaan Umum : baik, CM Tinggi badan : 165 cm Berat Badan : 70 kg Status Gizi: BMI =25.2775 (BB lebih) Vital Sign : TD : 120/80 N : 80 x/menit (reguler dan kuat angkat) RR : 20 x/menit T : 36.2 C

Usulan Pemeriksaan PenunjangDarah Rutin Kimia Darah

Diagnosis

Skizofrenia/F.20

Terapi Anti psikotikmg (malam) &

: Chlorpromazine ( CPZ) 1x100 Haloperidol 2x5 mg (siang & malam): trihexipenidil 2x2 mg (siang :amitriptyline 3x 25 mg (

Anti kolinergik& malam)

Antidepresanpagi, siang& malam)

Nonfarmakologis Psikoterapi suportif antara lain:

Psikoventilasi

: Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahan, apa yang terjadi kekhawatiran pasien kepada terapis, sehingga terapis dapat memberikan problem solving yang baik dan mengetahui cara antisipasi pasien dari faktor-faktor pencetus. : Membujuk pasien agar kooperatif dalam terapi-terapi lainnya. : Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh (penyakit terkontrol) apabila kontrol secara rutin dan rajin minum obat.

Persuasi Sugesti

Desensitisasi

: Pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada didalam lingkungan kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki mekanisme pembelaan diri terhadap dunia kerja.Edukasi dan Modifikasi Keluarga Mengarahkan kepada keluarga untuk berusaha menggali lebih dalam dan mengamati masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien dan membantu menyelesaikannya dengan jalan diskusi. dapat dilakukan dengan mengikutsertakan pasien pada kegiatan-kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah atau mendengarkan ceramah. Terapi ini dimaksudkan agar pasien tetap mengingat dan menjalankan perintah dari ajaran/kepercayaannya sehingga dapat membuatnya lebih merasa tenang, aman dan nyaman dalam hati dan batin.

Terapi sosiokultural:

Terapi spiritual

Analisis Kasus Dari anamnesis penderita didapatkan bahwa keluhan sudah

jauh berkurang dibandingkan dahulu. Pasien menyatakan rutin minum obat sendiri dengan kesadaran, tanpa harus ada pengawasan dari keluarga. Gejala skizofrenia pertama kali muncul saat pasien duduk di bangku kelas 3 SMP (18 tahun), dengan gejala khas mulai menarik diri dari pergaulan sosial. OS mulai tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolaah, meskipun termasuk siswa yang berprestasi di kelasnya. mengatur pikiran sendiri. Pasien mulai menjalani pengobatan di Puri Nirmala saat usia 18 tahun dan dinyatakan ada kelainan pada otak kecilnya dan dinyatakan terdapat diversi kejiwaan. OS melanjutkan pengobatan di RS Grhasia pada usia 23 tahun namun, biaya yang sebagian sudah ditanggung oleh pemerintah masih dirasa mahal oleh keluarga pasien. Pasien mulai menjalani pengobatan di Puskesmas ketika kekambuhan sudah jarang, dan pasien sudah tidak ada keluhan.

Dari alloanamnesa oleh ibunya, pasien sering tidak bisa

Analisis Kunjungan Rumah1.Kondisi pasien Saat kunjungan rumah pertama, pada pasien tidak terdapat keluhan, dari pemeriksaan fisik yang dilakukan juga tidak didapatkan kelainan yang memperburuk kondisi pasien dan pasien dapat beraktifitas secara normal sesuai dengan umurnya. 2. Keadaan rumah. a. Letak / lokasi: rumah terletak di Gladrang GT II/78 RT 8/02, jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya berdekatan dengan lebar gang 2 meter.

b. Bentuk rumah: bentuk bangunan rumah tidak bertingkat, bangunan bersifat permanen, dinding tembok dari semen, lantai rumah dari semen, atap rumah dari genteng, status kepemilikan rumah atas nama pasien sendiri. c. Luas: bangunan berdiri di atas tanah seluas 8x6 m2. Rumah pasien memiliki halaman depan yang digunakan sebagai gudang peralatan, sedangkan halaman belakang dimanfaatkan untuk tempat jemuran. d. Lantai rumah: lantai rumah dari semen dan tidak lembab. e. Ruang rumah: ruang rumah yang ditempati pasien hanya terdiri dari 1 ruangan di mana antara ruang tamu, kamar tidur, ruang makan hanya diberi sekat-sekat oleh almari kayu. Kamar mandi terletak di luar rumah. Ventilasi : luas rumah 48 m2 yang dihuni oleh 5 orang sehingga rata-rata 9.6 m2/orang. Terdapat hanya 1 jendela dengan ventilasi di atas jendela. Cahaya yang masuk ke rumah dirasakan sangat kurang.

Sanitasi dasar :

Sumber air bersih : Sumber air minum dari sumur pompa listrik yang terletak 10 m dari kamar mandi. Jamban keluarga : Terdapat 1 buah kamar mandi dengan 1 jamban jongkok dan bak mandi terbuat dari semen. Kesan kamar mandi bersih, tidak bau dan terawat. Berukuran sekitar 2 m x 2 m. Air dalam bak mandi bersih tidak ada jentik nyamuk, sedikit berlumut dan tidak licin. Tersedia septik tank yang terletak 12 m dari kamar mandi. Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga dialirkan ke peresapan, tidak ditemukan genangan limbah disekitar rumah. Saluran pembuangan air limbah terdapat di bagian belakang rumah. Tempat pembuangan sampah : sampah dikumpulkan di keranjang sampah, yang setiap dipindah ke depan rumah untuk diambil oleh petugas sampah. Pembayaran sampah ditanggung bersama oleh warga sekitar. Halaman : halaman depan tidak ada. Langsung jalan gang rumah yang terbuat dari tanah, dan digunakan sebagai tempat bermain anak-anak tetangga. Kandang : tidak mempunyai kandang.

Nilai Apgar Keluarga Apgar keluarga adalah suatu penentu sehat / tidaknya

keluarga dikembangkan oleh Rosen, Geymon, dan Leyton dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga / tingkat kesehatan keluarga. Dari APGAR keluarga tersebut, total nilai skoringnya adalah 9, ini menunjukan fungsi keluarga sehat.

Daftar anggota keluarga yang tinggal satu rumahNama keluarga Kedudukan dalam L/P Umur Pekerjaan KDK Pasien Ket

Bp. S

KK

L

55 th

Swasta

Ny. S

Ibu

P

50 th

Swasta

-

Nn. S

Anak

P

30 th

Tidak bekerja

-

Sdr. A

Anak

L

22 th

Bekerja

-

Sdr. D

Anak

L

20 th

Bekerja

-

GenogramS (55) B,C,D S (50) B,C

A(22) S(30) B,C

D(20) B,C

Keterangan: B C D :Breadwinner : yang mencari nafkah : Caregiver :Desicion Maker

SCREEM Keluarga SCREEM adalah alat yang digunakan untuk menilai

sumber daya dalam keluarga. Patologi: Sosial : Pasien pasien kurang bisa berbaur dengan lingkungan sosial di sekitar rumah, pasien merasa sepi dan tidak mempunyai teman. Ekonomi: Merasa kebutuhan ekonomi dipenuhi dari 4 anggota keluarga yang lain, meskipun keluarga merasa penghasilan sangat kurang Pendidikan: Riwayat pendidikan pasien sebagai lulusan SMP`

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGAFungsi Biologis Pasien adalah anak pertama perempuan dari pasangan keluarga Bp.S dan Ibu. S dan dinyatakan belum menikah Fungsi Afektif Hubungan penderita dengan anggota keluarga lainnya baik, komunikasi terbuka dan dan berjalan baik. Pasien merasa bisa menceritakan masalah terhadap anggota keluarga yang lain, dan keluarga ikut ambil serta dalam pembuatan keputusan sehingga solusi dapat diterima oleh semua anggota keluarga.

Fungsi Sosial dan Budaya

Fungsi social budaya keluarga ini telah dilakukan dengan baik. Fungsi Pendidikan Fungsi pendidikan kurang berjalan dengan baik, di mana pasien tidak bisa diupayakan untuk melanjutkan sekolah lagi ke jenjang yang lebih tinggi. Fungsi Ekonomi kebutuhan sehari-hari pasien ditumpu oleh 4 anggota keluarga yang lain, yaitu ayah, ibu dan 2 adik laki-lakinya. Meskipun demikian, keluarga mengaku masih hidup dalam ekonomi yang sulit (serba kekurangan). Fungsi Religius Fungsi religius dalam keluarga ini berjalan dengan baik, dilihat dari seluruh anggota keluarga telah menjalankan kegiatan peribadatan.

Fungsi Ekonomi

Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga disokong penuh dari penghasilan menantu pasien yang bekerja sebagai pegawai administrasi. Fungsi Religius Fungsi religius pasien dan keluarganya cukup baik. Pasien sering ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.

IDENTIFIKASI PSP (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku)

: cukup baik.

PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG Pedoman umum gizi seimbang:

Kesimpulan: 1. Nilai PUGS keluarga