43
Skenario D Blok 25 Di Puskesmas Maju dengan penduduk 30.000 jiwa, dr. Bagus bersama timnya tidak melakukan surveilan epidemiologi secara rutin, sehingga mereka tidak memahami riwayat alamiah penyakit dan tahap perjalanan penyakit yang berpotensi KLB. Pada Bulan Januari s/d Maret tahun 2013, terjadi peningkatan kasus DBD yang baru disadari setelah terjadi peningkatan jumlah pasien yang dikirim ke RSU Daerah, karena perawatan darurat yang disiapkan di puskesmas tidak bisa lagi menampung pasien yang indikasi dirawat. Puskesmas Maju sebenarnya belum memiliki fasilitas untuk pasien rawat inap. Setelah mengalami peristiwa tersebut dr. Bagus melakukan evaluasi dan menyadari bahwa staffnya belum memiliki pemahaman dan keterampilan mengenai surveilans. Dr. Bagus mulai menyusun perencanaan supaya kegiatan surveilans bisa dilakukan secara rutin, dan melatih tenaga perawat dan bidannya memahami keterampilan

Presentasi L4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi L4

Skenario D Blok 25Di Puskesmas Maju dengan penduduk 30.000 jiwa, dr. Bagus bersama timnya tidak melakukan surveilan epidemiologi secara rutin, sehingga mereka tidak memahami riwayat alamiah penyakit dan tahap perjalanan penyakit yang berpotensi KLB. Pada Bulan Januari s/d Maret tahun 2013, terjadi peningkatan kasus DBD yang baru disadari setelah terjadi peningkatan jumlah pasien yang dikirim ke RSU Daerah, karena perawatan darurat yang disiapkan di puskesmas tidak bisa lagi menampung pasien yang indikasi dirawat. Puskesmas Maju sebenarnya belum memiliki fasilitas untuk pasien rawat inap. Setelah mengalami peristiwa tersebut dr. Bagus melakukan evaluasi dan menyadari bahwa staffnya belum memiliki pemahaman dan keterampilan mengenai surveilans. Dr. Bagus mulai menyusun perencanaan supaya kegiatan surveilans bisa dilakukan secara rutin, dan melatih tenaga perawat dan bidannya memahami keterampilan penyelidikan wabah, studi epidemiologi, dan kegiatan statistika yang terkait dengan surveilans dan penyelidikan wabah.

Page 2: Presentasi L4

Klarifikasi Istilah• Surveilans

Epidemiologi• KLB• Kegiatan

Statistika• Wabah• Penyelidikan

Wabah

• Desain Epidemiologi

• Riwayat Alamiah Penyakit

• Evaluasi

Page 3: Presentasi L4

Identifikasi Masalah (1)1. dr. Bagus bersama timnya tidak melakukan

surveilans epidemiologi secara rutin di Puskesmas Maju dengan penduduk 30.000 jiwa sehingga mereka tidak memahami riwayat alamiah penyakit dan tahap perjalanan penyakit yang berpotensi KLB.

2. Pada bulan Januari s/d Maret 2013 terjadi peningkatan kasus DBD yang baru disadari setelah terjadi peningkatan jumlah pasien yang dikirim ke RSU Daerah karena perawatan darurat yang disiapkan di puskesmas tidak bisa menampung pasien yang indikasi dirawat.

Page 4: Presentasi L4

Identifikasi Masalah (2)3. Puskesmas Maju belum memiliki fasilitas untuk rawat

inap.4. dr. Bagus melakukan evaluasi setelah mengalami

peristiwa KLB dan menyadari bahwa stafnya belum memiliki pemahaman dan keterampilan mengenai surveilans.

5. dr. Bagus mulai menyusun perencanaan supaya kegiatan surveilans bisa dilakukan secara rutin, dan melatih tenaga perawat dan bidannya memahami keterampilan penyelidikan wabah, studi epidemiologi, dan kegiatan statistika yang terkait dengan surveilans dan penyelidikan wabah.

Page 5: Presentasi L4

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

Page 6: Presentasi L4

Apa yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi?

Page 7: Presentasi L4

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakit dan masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data, dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan

Page 8: Presentasi L4

Apa saja jenis-jenis surveilans epidemiologi?

Page 9: Presentasi L4

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

a) Surveilans aktifb) Surveilans pasifc) Surveilans komprehensifd) Surveilans sentinel

Page 10: Presentasi L4

Apa tujuan dan manfaat kegiatan surveilans epidemiologi?

Page 11: Presentasi L4

Tujuan dan Manfaat Surveilans Epidemiologi (1)• Untuk memantau kecenderungan penyakit • Untuk deteksi dan prediksi terjadinya KLB

(Kejadian Luar Biasa) dari sebuah penyakit• Memantau kemajuan suatu program

pemberantasan • Menyediakan informasi untuk perencanaan

pembangunan pelayanan kesehatan.• Memperkirakan besarnya suatu kesakitan atau

kematian yang berhubungan dengan masalah yang sedang diamati.

Page 12: Presentasi L4

Tujuan dan Manfaat Surveilans Epidemiologi (2)• Bisa digunakan sebagai dasar penelitian untuk

menentukan suatu tindakan penanggulangan atau pencegahan penyakit

• Mengidentifikasikan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian suatu penyakit

• Memungkinkan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap tindakan penanggulangan

• Mengawali upaya untuk meningkatkan tindakan-tindakan praktek klinis oleh petugas kesehatan yang terlibat dalam sistim surveilans.

• Pembuatan policy dan kebijakan pemberantasan penyakit

Page 13: Presentasi L4

Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan surveilans epidemiologi?

Page 14: Presentasi L4

1. Subjek Tenaga Kesehatan, peneliti, dan instansi-instansi yang terkait.

2. Objek Individu, populasi lokal, populasi nasional, serta populasi internasional.

Page 15: Presentasi L4

Dimana kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan?

Page 16: Presentasi L4

Surveilans epidemiologi dilakukan pada suatu wilayah administrasi atau pada

kelompok populasi tertentu oleh setiap instansi kesehatan pemerintah, instansi kesehatan propinsi, instansi

kesehatan kabupaten/kota dan lembaga masyarakat dan swasta baik

secara fungsional atau struktural.

Page 17: Presentasi L4

Bagaimana cara mengambil sumber data surveilans

epidemiologi?

Page 18: Presentasi L4

• Cara pengambilan sumber data dalam surveilans epidemiologi yaitu dengan mengumpulkan data melalui sistem pelaporan yang ada.• Berdasarkan keperluannya, pengumpulan

data untuk surveilans dibedakan menurut sumber data yaitu –Primer–Sekunder–Tersier

Page 19: Presentasi L4

• Data dikumpulkan dari unit kesehatan sendiri dan dari unit kesehatan yang paling rendah, misalnya laporan dari pustu, posyandu, barkesra, poskesdes. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik wawancara dan atau pemeriksaan.

Page 20: Presentasi L4

Macam-macam sumber data dalam surveilans epidemiologi (Kepmenkes RI No.1116/Menkes/SK/VIII/2003):• Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit kesehatan dan

masyarakat• Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan

kesehatan serta laporan dari kantor pemerintah dan masyarakat

• Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan dan masyarakat

• Data geografi yang dapat diperoleh dari Unit Metereologi dan Geofisika

• Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat

Page 21: Presentasi L4

• Data kondisi lingkungan• Laporan wabah• Laporan penyelidikan wabah/KLB• Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan• Studi epidemiologi dan hasil penelitian lainnya• Data hewan dan vektor sumber penularan penyakit

yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat

• Laporan kondisi pangan

Page 22: Presentasi L4

Apa saja langkah-langkah dalam kegiatan surveilans epidemiologi?

Page 23: Presentasi L4

Pengumpulan dataPengolahan dan Penyajian data Analisis dan

Interpretasi data

Pembuatan Laporan, rekomendasi tindak

lanjut dan diseminasi informasi

Tindakan Pencegahan dan Penanggulangan

Page 24: Presentasi L4

Apa dampak tidak dilakukannya kegiatan surveilans epidemiologi

secara rutin?

Page 25: Presentasi L4

Apabila tidak dilakukan surveilans epidemiologi secara rutin, maka petugas kesehatan dan masyarakat tidak memahami riwayat alamiah penyakit dan tahapan perjalanan penyakit yang berpotensi menjadi KLB, tidak ada kewaspadaan dini untuk mencegah suatu penyakit serta aspek manajerial program penyakit, dimana berperan dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi dari program kesehatan yang ada tidak berjalan dengan optimal. Hal tersebut dapat menyebabkan suatu wabah atau KLB di suatu daerah tanpa disadari.

Page 26: Presentasi L4

Penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Page 27: Presentasi L4

Tujuan penyelidikan KLB, yaitu:

Tujuan Umum :• Mencegah meluasnya (penanggulangan).• Mencegah terulangnya KLB di masa yang

akan datang (pengendalian).

Page 28: Presentasi L4

Tujuan khusus :• Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi

penyebab penyakit .• Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan

KLB,• Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan• Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB• Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau

daerah yang beresiko akan terjadi KLB

Page 29: Presentasi L4

Manfaat penyelidikan KLB dan wabah:

• Dapat menanggulangi KLB atau wabah yang sedang berlangsung

• Dapat mencegah berulangnya KLB atau wabah• Menyediakan pelayanan yang diwajibkan• Memperkuat surveilance di tingkat lokal• Dapat memahami lebih jauh mengenai penyakit• Mendapatkan kesempatan untuk pelatihan

Page 30: Presentasi L4

Hambatan dalam melakukan penyelidikan KLB adalah:

• Data didapat kurang akurat (valid) • Dana untuk penyelidikan tidak mencukupi• Masyarakat kurang kooperatif dalam memberikan

informasi• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

penyakit yang tergolong KLB

Page 31: Presentasi L4

Bagaimana cara pencegahan KLB dan wabah?

Page 32: Presentasi L4

Pencegahan KLB atau wabah (1):

• Penanggulangan sumber patogen– Singkirkan sumber kontaminasi– Hindarkan orang dari paparan– Inaktivasi /neutralisasi patogen– Isolasi dan atau obati orang yang terinfeksi

Page 33: Presentasi L4

Pencegahan KLB atau wabah (2):

• Memutus rantai penularan–Memutus sumber lingkungan–Penanggulangan transmisi vektor– Tingkatkan sanitasi perorangan

• Modifikasi respon penjamu– Imunisasi kelompok rentan–Pemakaian chemotherapy pencegahan

Page 34: Presentasi L4

Bagaimana cara penanggulangan KLB dan wabah?

Page 35: Presentasi L4

Penanggulangan KLB dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB.

Jika terjadi KLB, maka kegiatan tersebut di bawah ini harus dilakukan:• a. Pengobatan/perawatan penderita• b. Penyelidikan epidemiologi• c. Pemberantasan vektor• d. Penyuluhan kepada masyarakat• e. Evaluasi/penilaian penanggulangan KLB(Depkes RI, 2006)

Page 36: Presentasi L4

KLB-DBD

Page 37: Presentasi L4

Penanggulangan KLB-DBD:

• Penyelidikan Epidemiologis (PE) adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitarnya, termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya100 m. Tujuannya adalah untuk mengetahui penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut serta tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar tempat penderita. PE juga dilakukan untuk mengetahui adanya penderita dan tersangka DBD lainnya, mengetahui ada tidaknya jentik nyamuk penular DBD, dan menentukan jenis tindakan (penanggulangan fokus) yang akan dilakukan.

Page 38: Presentasi L4

Penanggulangan KLB-DBD:

• Penanggulangan Fokus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang dilaksanakan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD), larvadiasasi, penyuluhan dan penyemprotan (pengasapan) menggunakan insektisisda sesuai kriteria. Tujuannya adalah membatasi penularan DBD dan mencegah terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD dan rumah/bangunan sekitarnya serta tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan DBD lebih lanjut.

Page 39: Presentasi L4

Penanggulangan KLB-DBD:

• Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah upaya penanggulangan yang meliputi : pengobatan/perawatan penderita, pemberantasan vektor penular DBD, penyuluhan kepada masyarakat dan evaluasi/penilaian penanggulangan yang dilakukan di seluruh wilayah yang terjadi KLB. Tujuannya adalah membatasi penularan DBD, sehingga KLB yang terjadi di suatu wilayah tidak meluas ke wilayah lainnya. Penilaian Penanggulangan KLB meliputi penilaian operasional dan penilaian epidemiologi. Penilaian operasional ditujukan untuk mengetahui persentase (coverage) pemberantasan vektor dari jumlah yang direncanakan. Penilaian ini dilakukan melalui kunjungan rumah secara acak dan wilayah-wilayah yang direncanakan untuk pengasapan, larvasidasi dan penyuluhan. Sedangkan penilaian epidemiologi ditujukan untuk mengetahui dampak upaya penanggulangan terhadap jumlah penderita dan kematian DBD dengan cara membandingkan data kasus/kematian DBD sebelum dan sesudah penanggulangan KLB.

Page 40: Presentasi L4

Penanggulangan KLB-DBD:

• Pemberantasan Sarang Nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembangbiakannya. Tujuannya adalah mengendalikan populasi nyamuk, sehingga penularan DBD dapat dicegah dan dikurangi. Keberhasilan PSN DBD diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Cara PSN DBD dilakukan dengan ”3M”, yaitu (1) menguras dan menyikat tempat-trempat penampungan air, (2) menutup rapat-arapat tempat penampungan air, dan (3) mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.

Page 41: Presentasi L4

Penanggulangan KLB-DBD:

• Pemeriksaan Jentik Berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau petugas pemantau jentik (jumantik). Tujuannya adalah melakukan pemeriksaan jentik nyamuk penular demam berdarah dengue termasuk memotivasi keluarga/masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD.

Page 42: Presentasi L4

KERANGKA KONSEP dr. Bagus dan tim tidak melakukan surveilans

epidemiologi secara rutin

Petugas surveilans tidak memahami riwayat alamiah penyakit & tahap perjalanan penyakit

yang berpotensi KLB

Terjadi peningkatan kasus DBD (KLB)

Terjadi peningkatan kasus rujukan Evaluasi

Puskesmas Maju tidak memiliki fasilitas rawat

inap

Penyelidikan wabahPelatihan tim

Page 43: Presentasi L4

KESIMPULAN

dr. Bagus tidak melakukan surveilans epidemiologi secara rutin yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DBD Puskesmas Maju sehingga dibutuhkan evaluasi dan pelatihan staf Puskesmas tentang keterampilan penyelidikan wabah, studi epidemiologi, dan kegiatan statistika yang terkait dengan surveilans dan penyelidikan wabah.