38
MINI PROJECT PENGGUNAAN ALAT PENANGKAP NYAMUK SEDERHANA SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK PEMBERANTASAN NYAMUK aedes aegypti DALAM RANGKA MENGATASI KASUS CHIKUNGUNYA DI DESA KALIWUNGU KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh : dr. YUSUP Pembimbing : dr. KASIL ROKHMAD, MMRS PUSKESMAS NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG 2014

presentasi mini project chikunguya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

upaya kesehatan masyarakat pemberantasan chikunguya

Citation preview

MINI PROJECT

MINI PROJECTPENGGUNAAN ALAT PENANGKAP NYAMUK SEDERHANA SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK PEMBERANTASAN NYAMUK aedes aegypti DALAM RANGKA MENGATASI KASUS CHIKUNGUNYA DI DESA KALIWUNGU KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh : dr. YUSUPPembimbing : dr. KASIL ROKHMAD, MMRS

PUSKESMAS NGUNUTKABUPATEN TULUNGAGUNG2014

Latar BelakangLatar BelakangPerilaku 3M masih sulit digalakkanPengetahuan masyarakat tentang Chikungunya masih kurangPermasalahanTingginya kasus Chikungunya di DuniaChikungunya merupakan salah satu KLB di IndonesiaDitemukan kasus Chikungunya di KaliwunguINTERVENSIPenyuluhanAlat Penangkap NyamukPerumusan Masalah

Tujuan KegiatanManfaat KegiatanAlat Penangkap Nyamuk Sederhana

Alat dan Bahan:Botol plastik bekas ukuran 1,5 literAir 200mLGula merah/aren 50grRagi 1grLakban/solasiKertas berwarna hitamLangkah Pembuatan:Potong botol plastik di 1/3 atas. Simpan bagian atas/mulut botol.Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di separuh bagian potongan bawah botol.

Langkah Pembuatan:Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida.Pasang/masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong.

Langkah Pembuatan:Bungkus botol dengan sesuatu yang berwarna hitam, kecuali bagian atas, dan letakkan di beberapa sudut rumah Anda.Dalam dua minggu, Anda akan melihat jumlah nyamuk yang mati di dalam botol.

Hal yang harus diperhatikan:Campuran larutan gula dan ragi merupakan fermentasi yang akan menghasilkan gas CO2. Idealnya alat dipasang tiap 3 meter, karena bau fermentasi akan tercium pada radius tersebut. Larutan juga harus diganti tiap 2 minggu, karena proses fermentasinya sudah berakhir.Warna hitam yang digunakan pada alat tersebut digunakan karena nyamuk menyukai suasana yang gelap dan pengap. Gunakan kapur anti semut atau tempatkan alat tersebut di piring yang berisikan air. METODE

WAKTUDesainDesain mini project yang dilakukan menggunakan metode survei lapangan ke lokasi yang telah ditentukan, dimana semua sampel yang ditetapkan diamati langsung di lapangan dan diberi intervensi. Data dikumpulkan untuk menentukan masalah apa yang akhirnya akan diintervensi. Hasil ditampilkan dalam bentuk diagram dan grafik untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

14Diagram Langkah

Strategi KegiatanSistem evaluasiKEGIATANTOLAK UKURSurvei Pendahuluan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk pemberantasan nyamukDidapatkan data-data yang lengkap tentang perilaku yang menjadi factor resiko dan upaya-upaya yang telah dilakukan u/ mencegah chikungunyaPenyuluhan tentang CHIKUNGUNYA dan pencegahannya dengan Group DiscussionPretest dan posttestJumlah kehadiran Dinilai keaktifan saat penyuluhan dan Diskusi grupSimulasi Pembuatan Alat Penangkap Nyamuk SederhanaRole playsJumlah kehadiran dalam setiap kegiatanDinilai keaktifan untuk melakukan praktek dengan benar dan sistematisPenggunaan Alat Penangkap Nyamuk SederhanaJumlah warga yang menggunakan AlatEfektifitas alat untuk menangkap nyamuk (1-2 minggu pasca intervensi) EVALUASI KEGIATANSurvei PendahuluanPencapaian HasilProgram di Puskesmas Ngunut : Pengawas Jentik Berkala (JUMANTIK), Fogging dan Penyuluhan tentang chikungunya dan PSN, hanya dilakukan secara insidental. Perilaku yg menjadi faktor resiko:Menguras bak mandi saat mulai terlihat kotor kira-kira sekitar 2-3 minggu sekali. Kesadaran membuang atau mengubur kaleng dan botol bekas masih kurang. Perilaku masyarakat untuk menggantung pakaian di belakang pintu juga kadang masih dilakukan.

Pencapaian Hasil

Kondisi saluran air yang ada di desa Kaliwungu juga tidak mengalir dengan baik. Sehingga, terdapat pertumbuhan jentik nyamuk.Untuk program kerja bakti berdasarkan informasi dari bapak Bambang, selaku Kepala Desa di Kaliwungu, kerja bakti kadang dilaksanakan, tetapi untuk jadwal rutin masih belum ada.

Penyuluhan dan Group Discussion

Grafik Perbandingan Pre Test dan Post TestAnalisis KeberhasilanPeningkatan hasil yang signifikan dari Pretest dan posttestJumlah kehadiranJumlah peserta yang hadir ini sudah memenuhi >50% target (dari jumlah total kader kesehatan didesa Kaliwungu yaitu 30orang) Antusiasme yang tinggi

Simulasi Pembuatan Alat Penangkap Nyamuk Sederhana

Analisis Tingkat KeberhasilanKegiatan diikuti oleh peserta yang aktif dan antusias.Hasil evaluasi dinilai baik. Hal tersebut dibuktikan dengan peserta mampu membuat Alat Penangkap Nyamuk secara mandiri, dengan cara yang sistematis dan sesuai langkah-langkah yang dijelaskan sebelumnya. Selain itu, juga dapat dilihat dari sebagian besar alat yang dihasilkan, berhasil dibuat secara rapi seperti yang dicontohkan oleh peneliti.

Evaluasi Penggunaan Alat Penangkap Nyamuk Sederhana

Jika Jumlah Nyamuk yang ditangkap >10ekor nilainya 100, 5-9 ekor nilainya 75,