17
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI INSANI Oleh : Oleh : TEDI SUHARDI TEDI SUHARDI LUSYANA. S LUSYANA. S RAMIN RAMIN AYIP HERMAWAN AYIP HERMAWAN NANI NURAFIFAH NANI NURAFIFAH

presentasi MSDI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Syariah

Citation preview

  • MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI

    Oleh :TEDI SUHARDILUSYANA. SRAMINAYIP HERMAWAN NANI NURAFIFAH

  • Pengertian MSDIManajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Sedangkan manajemen sumber daya manusia dalam Islam didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Adapun manajemen sumber daya berbasis insani, menjadikan spritualitas sebagai unsur vital dan tidak terpisahkan dari tempat kerja.

  • Mekanisme Pengangkatan PegawaiKapatutan dan Kelayakan (Fit and Proper)Amanah merupakan faktor penting untuk menentukan kepatutan dan kelayakan seorang calon pegawai. Hal ini bisa diartikan dengan melaksanakan segala kewajiban sesuai dengan ketentuan Allah dan takut terhadap aturan-Nya. Selain itu, melaksanakan tugas yang dijalankan dengan sebaik mungkin sesuai dengan prosedurnya, tidak diwarnai dengan unsur nepotisme, tindak kezaliman, penipuan, intimidasi, atau kecenderungan terhadap golongan tertentu.

  • Mekanisme Kepantasan dan KelayakanUntuk mengetahui yang paling patut dan layak menduduki sebuah jabatan, harus ditentukan maksud dan tujuan dari adanya jabatan tersebut. Kemudian, dipikrkan bagaimana caranya (menggunakan media, fasilitas) untuk menyempurnakan tujuan itu. Hal ini dilakukan dengan membuat program-program atau langkah strategis untuk meraihnya. Dengan demikian, diharapkan bisa menemukan sosok yang patut dan layak untuk mengemban tanggung jawab yang telah ditentukan. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab sebuah pekerjaan adalah persoalan pokok (krusial) untuk menemukan calon pegawai yang paling ideal.

  • Pembagian Aktivitas kerja dan UrgensinyaIbnu Taimiyah mengatakan, Yang terpenting dalam persoalan ini (pengangkatan pegawai) adalah mengetahui yang paling pantas dan paling layak. Hal ini bisa dilakukan dengan mengetahui wilayah dan jalan yang dimaksudkan untuk menuju kearah sana. Jika engkau telah mengetahui maksud dan media (fasilitas) untuk mencapainya, maka sempurnalah urusan ini. Untuk mengetahui yang patut dan layak menduduki sebuah jabatan, harus ditentukan maksud dan tujuan dari adanya jabatan tersebut. Kemudian, dipikirkan bagaimana caranya (menggunakan media, fasilitas) untuk menyempurnakan tujuan itu. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat program-porgram atau langkah strategis untuk meraihnya. Dengan demikian, diharapkan bisa menemukan sosok yang patut dan layak untuk mengemban tanggung jawab yang telah di tentukan. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab sebuah pekerjaan adalah persoalan pokok (krusial) untuk menemukan calon pengawai.

  • Seleksi Ujian Calon PegawaiProsesi pemilihan calon pegawai dalam Islam, memiliki beberapa ketentuan yang bersifat mengikat. Proses ini diawali dengan menentukan tugas dan tanggung jawab pekerjaan secara terperinci. Kemudian, dilakukan seleksi terhadap beberapa calon pegawai yang berkompetisi. Penentuan pemilihan dilakukan oleh jamaah, karena pendapat dirasa lebih bertanggung jawab dari ada pendapat pribadi dalam menentukan orang yang lebih patut dan layak. Jika terjadi deadblock, dan terdapat persamaan bobot karakter di antara calon, maka dilakukan pengundian untuk menentukan pilihan salah satu di antara mereka. Prosesi pemilihan calon pegawai yang dilakukan institusi/perusahaan dewasa ini merupakan pengembangan dan penyempurnaan prinsip-prinsip seleksi di awal perkembangan Islam. Calon pegawai diseleksi pengetahuan dan kemampuan teknisnya sesuai dengan beban dan tanggung jawab pekerjaannya. Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin senantiasa menerapkan prinsip untuk tidak membebankan tugas dan tanggung jawab kepada orang yang tidak mampu mengembannya.

  • Penetapan Upah Terlebih DahuluRasulullah bersabda, Barang siapa yang mempekerjakan seorang pekerja, maka harus disebutkan upahnya. Rasulullah memberikan petunjuk bahwa dengan memberikan informasi gaji yang akan di terima, diharapkan akan memberikan dorongan semangat bagi pekerja untuk memenuhi pekerjaan, dan memberikan rasa ketenangan. Mereka menjalankan tugas pekerjaan sesuai dengan kesepakatan kontrak kerja dengan majikan.

  • Berikanlah Upah Buruh Sebelum Kering KeringatnyaDiriwayatkan dari Ibnu Majah Rasululullah saw bersabda : Berikanlah upah seorang buruh sebelum mengering keringatnya Para ulama menjelaskan sebab dan hikmah statemen hadis tersebut. Karena upahnya adalah harga kerja badannya sedangkan ia telah menyegerakan pemberian jasanya. Jika ia telah menyegerakannya maka ia berhak mendapatkan upah dengan segera.

  • Dasar Penentuan UpahUpah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan, ini merupakan asas pemberian upah sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah.Dasar penentuan upah harus diperhatikan dua hal: Pertama : Nilai kerja itu sendiri, karena tidan mungkin disamakan antara orang yang pandai dengan orang yang bodoh, orang yang tekun dengan orang yang lalai, orang yang spesialis dengan orang yang bukan spesialis, karena menyamakan dua orang yang berbeda adalah suatu bentuk kezhaliman.

  • Solidaritas SosialDalam Islam, istilah solidaritas sosial (al-takaful al-ijtimai) memiliki hubungan yang erat dengan upah atau gaji. Seorang muslim yang mampu bekerja, akan diberikan upah sesuai dengan kinerja atau tanggung jawab pekerjaan yang diembannya. Adapun ketika mereka sudah tidak mampu lagi bekerja, negara memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan mereka beserta anggota keluarganya. Tanggung jawab pemenuhan kebutuhan ini menjadi kewajiban dan beban pemerintahan dari keuangan negara.

  • Untuk mendanai jaminan sosial, dalam Islam ada berbagai sumber yang disebutkan oleh Al-Quran dan Sunnah yang juga diaplikasikan oleh para khalifah. Di antra sumber-sumber tersebut adalah:ZakatWaqafInfaqSumber-sumber Negara lainya

  • Pengembangan Kompetensi dan Pelatihan (Training and Developmet)

    Islam memandang bahwa ilmu merupakan dasar penentuan martabat dan derajat seseorang dalam kehidupan. Allah memerintahkan kepada Rasul-nya untuk senantiasa meminta tambahan ilmu. Dengan bertambahnya ilmu, akan meningkatkan pengetahuan seorang muslim terhadap berbagai dimensi kehidupan, baik urusan dunia atau agama.

  • Hubungan Kemanusiaan dalam IslamHubungan antarkaryawan dalam sebuah organisasi merupakan aspek penting untuk memenuhi kebutuhan mereka yang bersifat non-materi (kewajiban spiritual). Sebagai langkah awal intuk memenuhi kebutihan ini adalah menciptakan perasaan aman dan tenang bagi pegawai dalam menjalankan pekerjaan.

  • Pemikiran manajemen modern mengakui adanya hubungan kemanusiaan dalam proses produksi pada awal abad ke-20, dimana manusia merupakan salah satu faktor produksi. Akan tetapi, tidak mengindahkan sisi kejiwaan mereka. berbeda dengan pandangan Islam terhadap manusia. Manusia dipandang sebagai makhluk mulia yang memiliki kehormatan dan berbeda dengan makhluk lain.

  • Konsep Hubungan KemanusiaanSebagai pegawai baru yang mulai masuh dunia kerja, biasanya mereka merasakan kekhawatiran dan ketakutan (canggung). Mereka merasakan kesedihan dan kebimbingan dalam mengawali pekerjaan. Mereka membutuhkan bimbingan dengan penuh kasih sayang, sehingga mereka bisa melalui hari-hari sulitnya dan bisa merasakan bahwadia adalah bagiand ari anggota karyawan secara utuh. Atasan perlu memberikan perhatian ekstra guna membantu pekerjaan mereka, memberikan petunjuk secara bijaksana, tidak dengan kesombongan dan sikap merendahkan orang lain.

  • Merasakan Ketenangan dan KetentramanMerasa Sebagai Bagian dari OrganisasiMengakui Kinerja dan Memberikan Tindak KorektifKeyakinan Terhadap Tujuan Dan Tanggung Jawab.Terhindar dari Tindak Kezhaliman