142
er's 1 Ir. Ernest Sebayang Ir. Ernest Sebayang Irrigation/Drainage Engineer Irrigation/Drainage Engineer PERENCANAAN TEKNIS (DESIGN) JARINGAN IRIGASI Pendidikan dan Pelatihan Teknis SNVT Pelaksanaan PSDA Sumatera VI Provinsi Sumatera Barat 05 s/d 07 Agustus 2008 Ir.Ernest Sebayang Irrigation/Drainage Engineer

Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 1

Ir. Ernest SebayangIr. Ernest Sebayang

Irrigation/Drainage EngineerIrrigation/Drainage Engineer

PERENCANAAN TEKNIS (DESIGN)JARINGAN IRIGASI

Pendidikan dan Pelatihan TeknisSNVT Pelaksanaan PSDA Sumatera VI

Provinsi Sumatera Barat05 s/d 07 Agustus 2008

Ir.Ernest SebayangIrrigation/Drainage Engineer

Page 2: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

•Pemahaman akan Jaringan Irigasi secara umum

•Perencanaan Jaringan Irigasi yang meliputi :

1. Perencanaan Bendung dan Bangunan-bangunan Utama (Head Works)

2. Perencanaan Jaingan Utama dan 3. Perencanaan Pengembangan Jaringan Tersier (Tertiary

Development) dan Pengembangan Lahan (Land Development)

er's 2

Page 3: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran aliran air dan kelengkapan fasilitas, Jaringan Irigasi dapat dibedakan atas tiga tingkatan yaitu:

•Irigasi sederhana,•Irigasi semi teknis dan•Irigasi Teknis

er's 3

Page 4: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 4

Klasifikasi Jaringan Irigasi

Teknis Semi Teknis Sederhana 1.

Bangunan Utama

Permanen

Permanen atau Semi Permanen

Sementara

2.

Kemampuan Bangunan dalam mengukur & me ngatur debit

Baik

Sedang

Jelek

3.

Jaringan

Saluran Irigasi dan Pembuang terpisah

Saluran Irigasi dan Pembuang tidak sepenuhnya terpisah

Saluran Irigasi dan Pembuang jadi satu

4.

Petak Tersier

Dikembangkan sepenuhnya

Belum dikembangkan atau densitas bangunan tersier jarang

Belum ada jaringan terpisah yang dikembangkan.

5.

Efisiensi secara keseluruhan

50-60 %

40-50%

< 40%

6. Ukuran Tidak ada batasan Sampai 2.000 ha < 500 ha

Page 5: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

A. Waduk/ Bendungan (Dam)

B. Bendung (Weir) & Bangunan Utama

er's 5

• Berfungsi sebagai pengumpul air (reservoir)• Untuk memenuhi kebutuhan:

- Irigasi- Air Minum- Tenaga Listrik (PLTA) dan- Pariwisata

• Berfungsi untuk meninggikan permukaan air di sungai sehingga dapat mencapai elevasi sawah yang diinginkan

Page 6: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

• Bendung, dapat berupa:- Bendung Tetap- Bendung Gerak (Garbage)- Bendung Karet- Bendung Tyroll (Bottom Rack

Weir)- Pompa (Pump Station)

• Bangunan Utama (Head Works):- Bangunan Pengelak (Diversion

Structure)- Bangunan Pengambilan (Intake)- Bangunan Penguras (Scouring

Sluice)- Kantong Lumpur/Penangkap Pasir

(Sediment/ Sand Trap)- Pengaturan Sungai (River

Regulation Work)

er's 6

Page 7: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

C. Jaringan Utama (Main System)

• Saluran Pembawa (Irrigation Canal)- Saluran Induk Pengantar/Headrace- Saluran Primer- Saluran Sekunder- Saluran Sub Sekunder- Saluran Muka

• Saluran Pembuang (Drainage Canal)- Saluran Pembuang Sekunder- Saluran Pembuang Utama (Primer)- Sungai

• Bangunan-bangunan (Structures)

er's 7

Page 8: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

D. Jaringan Tersier (Tertiary Development)

•Saluran Pembawa (Irrigation Canal)- Saluran Tersier- Saluran Kuarter•Saluran Pembuang (Drainage Canal)- Pembuang Kuarter- Pembuang Tersier•Jalan Usaha Tani (JUT)•Bangunan - Bangunan

er's 8

Page 9: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Pariwisata

Keperluan Listrik (PLTA)

Keperluan Air Bersih (PDAM)

A. WADUK / BENDUNGANEMBUNG

Keperluan Irigasi

Jalan Raya

B. BENDUNG (WEIR) & BANGUNAN UTAMA(HEADWORK)

C. JARINGAN UTAMA(MAIN SYSTEM)

Sungai Utama

Irrigation Culvert

Drainage Culvert

Anak Sungai

Main River

Small River

Anak SungaiSmall River

Sal. IndukSal. Muka

Sal. Sekunder Jembatan

Cross Drain

Saluran Induk

Legenda

BlokTersier

Saluran Sekunder/Sub Sekunder/Saluran Muka

Saluran Tersier

Saluran Pembuang Primer

Saluran Pembuang Sekunder

Saluran Pembuang Tersier

Saluran Primer

er's 9

Gambar 1.1

Skema Komponen komponen Utama

Jaringan Irigasi

Page 10: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 10

S = Survey (Pengukuran)I = Investigasi (Penyelidikan)D = Design (Perencanaan Teknis)La = Land acquisition (Pembebasan tanah), tidak berlaku untuk jaringan TersierC = Construction (Pelaksanaan)O = Operation (Eksploitasi)M = Maintenance (Pemeliharaan)

Pengelolaan Jaringan Irigasi mengikuti tahapan dengan istilah SIDLaCOM yaitu :

Page 11: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

 Kondisi-kondisi batas yang harus diperhitungkan:

Kebutuhan air irigasi (Water Requirement) Ketersediaan air (Debit andalan) Daerah yang bisa diairi (Irrigable area) Kondisi topografi

er's 11

Page 12: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

DATA, PENGUKURAN DAN PENYELIDIKAN

Parameternya :i. Curah Hujan→ Efektif untuk Kebutuhan Irigasi→ Lebih untuk kebutuhan Pembuangan/Drainage

(excess rainfall)

ii. Evapotranspirasi Data-data IKLIM → Menghitung

Kebutuhan Air Irigasi

iii. Debit puncak dan debit harian→ Untuk menetapkan Debit Banjir

er's 12

Hidrologi

Page 13: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

A = (Q and/DR)x1,000 mDi mana:

A : luas areal yang dapat diairi untuk alternative pola tanam

tertentu selama jangka waktu tertentu, HaQ and : debit andalan selama jangka waktu

tertentu,m3/dtDR : kebutuhan pengambilan selama periode tertentu, l/dt ha

er's 13

• Yaitu debit minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan dapat dipakai untuk irigasi

→ Areal Irigasi maksimum :

Page 14: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Kebutuhan Air

Data-data utama :• meteorology• agronomi dan tanah serta• jaringan irigasi

 Unsur yang mempengaruhi antara lain: 

• Evaporasi• Curah hujan efektif• Pola tanam• Koefisien tanaman• Perkolasi dan rembesan• Penyiapan lahan

er's 14

Page 15: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Efisiensi irigasiEfisiensi irigasi secara keseluruhan (total)= et x es x ep = 0.59 - 0.77 Jaringan tersier et = 80%, Saluran sekunder es = 90%, saluran primer ep = 90% Total = 65%

Tingkat Kebutuhan Air Satuan

Sawah Petak tersier

NFR(kebutuhan bersih air di sawah) TOR(kebutuhan air di bangunan sadap tersier)

(NFR x luas daerah) x 1/et

(l/dt/ha) (l/dt)

Petak Sekunder

SOR (kebutuan air di bangunan sadap sekunder) ∑TOR x 1/es

(l/dt atau m3/dt)

Petak primer MOR(kebutuhan air di bangunan sadap primer)

∑TOR me x 1/ep

(l/dt atau m3/dt)

Bendung DR (kebutuhan diversi) MOR sisi kiri dan MOR sisi kanan

(m3/dt)

er's 15

Sistem kebutuhan air

Page 16: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Neraca Air

Dalam hal debit sungai melebihi debit yang dibutuhkan maka luas daerah proyek irigasi adalah tetap karena luas maksimum daerah layanan (command area) dan akan direncanakan sesuai dengan pola tanam yang dipakai.Namun apabila debit yang tersedia tidak mencapai kebutuhan debit yang diperlukan maka ada 3 (tiga) alternatif yang bisa dipertimbangkan yaitu:

1) Pengurangan luas daerah irigasi.

2) Melakukan modifikasi terhadap pola tanam.

3) Dengan sistem rotasi teknis (penggolongan)

er's 16

Page 17: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Topografi

Merupakan pemetaan dan kegiatan pertama didalam tahap perencanaan awal suatu proyek .

Hal-hal yang akan ditampilkan pada peta :

Titik ketinggian (elevasi) permukaanBentuk (relief) permukaan dengan garis ketinggian (contour lines)

Tata guna lahan (land use) yang ada sekarang

Keadaan alam seperti sungai, lembah, bukit , dll.Fasilitas yang sudah ada seperti jaringan irigasi, jaringan jalan dan pemukiman.

er's 17

Page 18: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Data – Data Morfologi

Keadaan Morfologi sungai sangat mempengaruhi konstruksi bangunan pengelak pada sungai.  Data fisik yang diperlukan dari sungai adalah:

• kandungan sediment dan ukuran sediment• tipe dan ukuran tanah dasar• distribusi ukuran butiran• volume sediment dalam waktu• penyebaran sedimen layang

 Data sedimen diperlukan untuk perencanaan jaringan pengambilan di sungai dan Kantong Lumpur (Sediment Trap), direncanakan agar mampu mencegah masuknya sediment kasar (> 0,06-0,07 mm) kedalam jaringan Saluran Irigasi.

er's 18

Page 19: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Data – Data Geologi Teknik

Terhadap Bangunan Karakteristik perencanaan tanah/ batuan a. Bendung b. Bangunan di saluran c. Galian saluran/ timbunan

tanggul

- daya dukung - penurunan - kemantapan terhadap bahaya longsor - kemantapan terhadap erosi bawah tanah/piping - kelulusan - daya tahan dasar terhadap erosi - muka air tanah - daya dukung - kelulusan - kemantapan terhadap erosi bawah tanah/piping - kemantapan lereng - kelulusan permukaan saluran - karakteristik pemadatan.

er's 19

Page 20: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Disamping adanya Kriteria Perencanaan yang dipersiapkan oleh Proyek.

Kriteria Perencanaan yang di adakan oleh Direktorat Jenderal Pengairan terdiri dari bagian-bagian berikut: 

KP – 01 Perencanaan Jaringan IrigasiKP – 02 Bangunan Utama (Headworks)KP – 03 SaluranKP – 04 BangunanKP – 05 Petak TersierKP – 06 Parameter BangunanKP – 07 Standar Penggambaran

er's 20

Page 21: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Yang ditunjang dengan:  Gambar-gambar Standard dan Tipe Bangunan Persyaratan Teknis untuk Pengukuran, Penyelidikan

dan Perencanaan. Buku Petunjuk Perencanaan.

 

er's 21

Page 22: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Proyek Irigasi Batang Hari

Dari hasil perhitungan Hidrometeorologi telah diperoleh/ ditetapkan dan direncanakan dengan Luas Areal yang dapat diairi dengan Debit Andalan dari masing-masing bendung adalah sbb:

Nama Bendung Sumber Air Areal

(ha) Debit

(m3/det) 1. Bendung Batang Hari Batang Hari 15.103,57 24,920 2. Bendung Mimpi Batang Mimpi 223,42 0,368 3. Bendung Palangko Batang Palangko 152,65 0,200 4. Bendung Piruko Batang Piruko dan suplesi

dari bendung Palangko 448,04 0,739

5. Bendung Siat Batang Siat 2.725,00 4,496 Total 18.625,68 30,720

er's 22

Page 23: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 23

Bendung Batang Hari

Page 24: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bendung (Weir) dan Bangunan Utama (Head Work) :

- Bangunan Pengelak (Diversion Structure)

- Bangunan Pengambilan (Intake)

- Bangunan Penguras (Scouring Sluice)

- Kantong Lumpur/Penangkap Pasir (Sediment/

Sand Trap)

- Pengaturan Sungai (River Regulation Work)

er's 24

Page 25: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

1. Diversion Weir (Bendung Pengelak)1.1. Fixed Weir (Bendung Tetap)Type Crest e levation Height from foundationLength affixed weir portion including 5.6 m Wide fishwayRiverbedwidthGeology under weir foundationFlood water level (near Crest) Before const After const

(All gates open)100-yearflood(4,853m3/sec) l11.6m 115.1m50-year flood (4,329 m3/sec) 111.1 m 114.7m15-yearflood(3,408m3/sec) 110.lm 113.8m2-year flood(l,678 m3/sec) 108.1m 111.8m

1.2. Scouring/Flood_Gate (Pintu Penguras/Banjir)Type of gate

Crestelevation Sill elevation

GatesizeandnosLength of gated portion

Including piersWithout poer width

Discharge capacity100 - year flood50 - year flood25 -yearflood15 -yearflood5 - year flood2 -year flood

2. Intake and Intake Channels (Pintu dan Saluran Pengambilan)2.1. Intake Gate Type of gate Intake water level Gate sill e levation Gatesizeandnos Intake water requirement O peration 2.2. Sediment Trap (Kantong Lumpur)Type Nos. of sediment trap Trap length Trap width including 4 partitions 29.7 m Total length including up and downstream transitions Water depth O peration Discharge capacity Sediment capacity Geology under sediment trap 2.3. Spillway and spillway channel (Pelimpah dan Saluran)Side spillway length Sihpon spillway Spiliway channel length Spillway channel width Spillway channel height

Plate Girder-Roller gate

1347 m3/sec

Specification

Plate Girder-Roller gate

2289 m3/sec2117m3/sec1986 m3/sec

EL. 112.l0mEL. 104.600m

15.0mWx7.5niHx3nos.

59.0 m

EL. 110.6 m EL. 108.2 in

3.0m W x 2.6 m H x 4nos. 25.2 m3fsec Electricity

Data Penting Perencanaan Bendung

Mostly basalt ofCM and CH class

Concrete ogee solid gravity EL. 110.6 m

11.1 m to 12.6 in 121.0 m180.0m

Proyek Irigasi Batang Hari

Gravity flushing 2

12.6 m3/sec x 2 =25.6 m3/sec

2.46 to 3.44 in

60.0 m 29.7 m

129.3 rn

4.6m to 5.4m

Item

0.6m H 2x 2.0m B x 2nos./channel

Moderately cemented gravelly soil

Electricity Electricity

116.43m 4.5m to 8.7 m

30.0rm x 2nos = 60.Urn/Channel

15.0m x 3 nos. = 45.0m

2456 m3/sec

660 m3 x

1677 tn3/sec

er's 25

DATA-DATA PENTING PERENNANAAN BENDUNG

BATANG HARI

Page 26: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Jaringan Utama (Main System) terdiri dari:Saluran Pembawa (Irrigation Canal)

No. Jenis Saluran Lokasi dan Fungsi Saluran 1. Saluran Induk Pengantar (Headrace) Dimulai dari pengambilan di Bendung Batang

Hari, mengantar air sampai B.BH.1 Saluran Utama Batang Hari

2. Saluran Utama (Main Canal) - Saluran Utama Batang Hari - Saluran Utama Mimpi - Saluran Utama Palangko - Saluran Utama Piruko - Saluran Utama Siat

Melayani saluran-saluran sekunder di bangunan bagi dan saluran-saluran tersier di bangunan sadap. Diawali dari B.BH.1 sampai B.BH.28 Mengantarkan air untuk melayani 39 pintu pengambilan di 23 bangunan bagi ke saluran-saluran sekunder. Diawali dari bendung mimpi melayani 1 bangunan bagi dan 6 bangunan sadap Saluran Dari bendung Palangko mensuplai ke bendung Piruko, melayani 2 bangunan sadap. Dari bendung Piruko memotong Headrace sampai B.M3, melayani 1 bangunan bagi dan 6 bangunan sadap. Dari bendung Siat berakhir di B.BH.22 Saluran Utama Batang Hari. Melayani 9 bangunan bagi dan 6 bangunan sadap.

3. Saluran Sekunder (Secondary Canal)

Pengambilan air dari bangunan-bangunan bagi di saluran utama dan saluran sekunder sebelumnya melayani saluran-saluran sub sekunder di bangunan bagi dan saluran-saluran tersier di bangunan sadap.

4. Saluran Sub Sekunder (Sub Secondary Canal)

Pengambilan air dari bangunan-bangunan bagi di saluran sekunder dan melayani saluran-saluran tersier di bangunan sadap.

5. Saluran Muka Pengambilan dari saluran utama, saluran sekunder atau saluran sub sekunder. Hanya melayani satu bangunan sadap di ujung saluran. Saluran ini diperlukan jika hanya dengan saluran tersier ke petak tersier terlalu panjang, melebihi 1500 m.

er's 26

Page 27: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Saluran Pembuang (Drainage Canal)

No. Jenis Saluran Lokasi dan Fungsi Saluran 1. Saluran Pembuang Sekunder

(Secondary Drain) Menampung air buangan dari saluran-saluran pembuang tersier dan/atau langsung dari pembuang kuarter atau sawah terdekat. Melayani beberapa petak tersier dan mengantar air ke saluran pembuang primer.

2. Saluran Pembuang Utama ( Primary Drainage)

Menampung air buangan dari saluran-saluran pembuang sekunder dan/ atau langsung dari pembuang tersier, kuarter dan dari sawah terdekat. Melayani petak-petak sekunder dan mengantar pengaliran air ke sungai-sungai

3. Sungai (River) Sebagai penampung akhir dari saluran-saluran pembuang utama, saluran pembuang sekunder dan/atau langsung dari saluran pembuang tersier, kuarter dan sawah terdekat Melayani areal- areal yang pengaliran mengarah ke sungai (anak sungai) tersebut dan selanjutnya ke sungai utama dan seterusnya ke laut.

er's 27

Page 28: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 28

Layout & Skema Jaringan Irigasi Batang Hari

Page 29: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan – Bangunan (Structures)No. Jenis Bangunan Lokasi Penempatan dan Fungsi Bangunan 1. Pengukur Debit Agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka debit harus

diukur (dan diatur) pada hulu saluran Primer, pada cabang saluran dan pada bangunan Sadap ke tersier. Berupa pipa dengan diameter 0,15,0,20,0,25,0,30, 0,40,0,50 atau 0,60.ditutup dengan pintu sorong

1.1. Alat Ukur Ambang Lebar 1.2. Alat Ukur Romijn 1.3. Crump de Gruyter 1.4. Pipa Sadap Sederhana

2. Pengatur Tinggi Muka Air Jaringan irigasi dieksploitasi sedemikian rupa sehingga muka air di saluran primer dan saluran cabang dapat diatur pada batas-batas tertentu. Berikut ini perbandingan antara bangunan pengatur muka air.

2.1. Skot Balok 2.2. Pintu Sorong (Slide Gate) 2.3. Pintu Radial 2.4. Mercu Tetap 2.5. Kontrol Celah Trapesium

3. Bangunan Bagi dan Sadap Mungkin dapat digabung menjadi satu rangkaian. 3.1 Bangunan Bagi Terletak di Saluran Primer dan Sekunder, berfungsi untuk membagi

aliran antara dua saluran atau lebih. 3.2 Bangunan Sadap Mengalirkan air dari Saluran Primer atau Sekunder ke Saluran

Tersier penerima. 3.3 Bangunan Boks-boks bagi Membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (Tersier, sub tersier

dan/atau kuarter) 4. Bangunan Pembawa Terdiri atas dua kelompok yaitu subkritis dan superkritis Kelompok subkritis

4.1 Gorong-gorong (Culvert) Dapat berbentuk pipa ataupun segi empat - Gorong-gorong Irigasi - Gorong-gorong pembuang - Persilangan Pembuang

Dipasang di tempat-tempat dimana saluran lewat dibawah bangunan lain (jalan, rel k api) atau lewat dibawah saluran.

4.2 Sipon (Syphon)

Membawa air melewati bawah seperti saluran pembuang, sungai, cekungan, jalan, jalan k api atau bangunan-bangunan lain. Air mengalir secara tekanan, dengan kecepatan minimum 1 m/det dan maksimum 3m/det. Kehilangan tinggi energi yang harus diperhitungkan adalah; kehilangan masuk, kisi-kisi saringan sampah, akibat gesekan, pada tikungan (siku) dan kehilangan keluar.

Sipon Jembatan Berupa “talang bertekanan” membentang diatas lembah yang lebar dan dalam.

4.3 Talang (Aqueduct) dan Flume Berupa saluran yang dibuat dari pasangan, beton, baja atau kayu. Pengaliran air dengan permukaan bebas, dibuat melintasi lembah, saluran, sungai, jalan, rel k api atau sepanjang lereng bukit dsb. Flume dapat dipakai atas pertimbangan batas pembebasan tanah atau bahan tanah yang tidak sesuai.

Kelompok Superkritis Diperlukan di tempat-tempat yang lereng medannya lebih curam dari pada kemiringan maksimum saluran.

4.4 Terjun (Drop) - Terjun Tegak - Terjun Miring

Untuk menghindari terjadinya volume timbunan dan/ atau galian terlalu besar, atau dengan prinsip mengusahakan volume galian dan timbunan yang seimbang maka di beberapa tempat sepanjang saluran dibuat bangunan terjun.

4.5 Got Miring Dibuat apabila trase saluran melewati ruas medan dengan kemiringan tajam jumlah perbedaan tinggi energi mencapai > 4,50 m.

5. Kolam Olak Merupakan peredam energi di sebelah hilir bangunan.

er's 29

Page 30: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

6. Bangunan Lindung

6.1

Pelimpah (Spillway) - Pelimpah Samping - Sipon Pelimpah - Pintu Pelimpah Otomatis

Untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar akibat limpasan air yang berlebihan akibat kesalahan ekploitasi atau masuknya air dari luar saluran. 6.2

Bangunan Penguras (Wasteway)

6.3 Bangunan Pembuang Silang

7 Jalan dan Jembatan 7.1 Jalan/Jembatan Desa Jalan keluar/masuk desa

Menghubungkan antara jalan desa Untuk keperluan inspeksi saluran Untuk keperluan transportasi hasil pertanian Keperluan petani menuju sawah

7.2 Jalan Penghubung 7.3 Jalan Inspeksi 7.4 Jalan/ Jembatan Usaha Tani 7.5

Jembatan Pejalan Kaki (Footh Bridge)

8 Bangunan Pelengkap 8.1 Tanggul

Lindungan lereng tanggul berupa: - rumput (sodding) - pasangan batu kosong - -pasangan beton (lining) - - bronjong (gabion)

Dipakai untuk melindungi Daerah Irigasi dari banjir yang disebabkan oleh sungai, pembuang yang besar atau laut. Lereng tanggul dilindungi terhadap erosi oleh aliran air, baik yang berasal dari hujan maupun sungai .

8.2 Fasilitas Eksploitasi - Komunikasi - Kantor dan Perumahan Staff - Patok hectometer - Pelat nama - Papan pasten - Papan duga muka air

Merupakan hal pokok bagi jaringan yang dikelola dengan baik.

8.3 Bangunan Lain - Peralatan Pengamanan - Tempat Cuci (Washing Step) - Kolam mandi ternak

Dibangun di dan sepanjang saluran irigasi. Untuk mencegah orang atau ternak masuk ke luar saluran, atau membantu keluar orang-orang yang dengan sengaja atau tidak masuk ke dalam saluran.

8.4 Pencegah Rembesan - Dinding halang (Cut-off wall) - Merupakan lindungan yang

efektif terhadap rembesan. - Koperan - Filter - Lubang pembuang - Alur pembuang

Rembesan terjadi apabila harus mengatasi beda tinggi muka air yang mengakibatkan air meresap masuk ke dalam tanah disekitar bangunan. Aliran ini berpengaruh terhadap stabilitas bangunan yang menyebabkan erosi bawah tanah.

er's 30

Page 31: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

PERENCANAAN JARINGAN TERSIER (TERTIARY DEVELOPMENT) DAN PENGEMBANGAN LAHAN (LAND DEVELOPMENT) PROYEK IRIGASI BATANG HARI

Perencanaan (Design) TD/LD ini mengacu kepada: i.Standard Perencanaan Irigasi yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986 terutama Kriteria Perencanaan (KP-05) bagian Petak Tersier.

ii.Kriteria Perencanaan (Design Criteria) untuk Pencetakan Sawah dan Pengembangan Tersier yang dikeluarkan oleh Proyek Irigasi Batang Hari sendiri pada Desember 1998 dan

iii.Pengalaman sendiri selama bertugas sebagai Design Engineer dalam melaksanakan Tinjauan Perencanaan (Review Design) pada tahap pelaksanaan Pengembangan Jaringan Tersier dan Pencetakan Sawah Proyek Irigasi Batang Hari.

er's 31

Page 32: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Perencanaan meliputi 2 (dua) hal yaitu :

Pengembangan Jaringan Tersier mencakup Saluran Tersier dan Kuarter Irigasi &Drainase, Jalan Usaha Tani (JUT) dan sebagainya yang disebut sebagai fasilitas on-farm.

Pengembangan Lahan adalah pengembangan areal baru untuk persawahan atau perubahan TGL menjadi Sawah Irigasi Teknis.

er's 32

Page 33: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Ruang Lingkup Perencanaan/ Design

1) Pengembangan Jaringan Tersier

(TD: Tertiary Development)

Pembuatan Layout petak tersier

Perhitungan Kapasitas rencana saluran

Perhitungan dan penentuan Muka Air Rencana

Perencanaan dan Perhitungan Hidrolis bangunan-bangunan Penggambaran masing-masing Saluran Irigasi dan Saluran

Pembuang.

er's 33

Page 34: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

2) Perencanaan Terperinci Pencetakan Sawah

(LD: Land Development)

Pembagian petak-petak sawah

Penentuan lebar teras sawah

Penentuan elevasi permukaan sawah

Penggambaran peta rancangan petak sawah

er's 34

Page 35: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Penerapan dan Batasan

Sistem irigasi gravitasi di daerah datar (0%) – kemiringan 8%.

Layout antara jaringan Irigasi dan pembuang dipisahkan.

Jaringan Irigasi dan pembuang tersier/kuarter sedapat mungkin diusahakan berada pada batas-batas Kepemilikan Lahan (KL).

Jaringan irigasi tersier yang harus melewati areal perkebunan, material dan bentuk saluran disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan mempertimbangkan permintaan pemilik lahan.

er's 35

Page 36: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

CL

CL

TL IASC

TM TA

RR

ROW

h H

WROW = Batas Pembebasan

Rmin = 3W untuk Q < 0.6 m3/det= 7W untuk Q > 10 m3/det

PERBEDAAN GEOMETRIK SALURAN JARINGAN UTAMADENGAN JARINGAN TERSIER

JARINGAN UTAMA

JARINGAN TERSIER

- Trase saluran di batas kepemilikkan atau di punggung batas sawah- Tanpa lengkungan

Page 37: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Istilah

Petak tersier adalah suatu jaringan irigasi, yang mendapat air dari satu bangunan sadap tersier di saluran primer atau saluran sekunder dan dilayani oleh satu jaringan tersier Petak sub-tersier yaitu pembagian atas petak tersier, diterapkan berdasarkan pembagian rotasi pemberian air atau apabila petak tersier berada dalam daerah administratif yang meliputi 2 desa atau lebih. Petak kuarter adalah merupakan bagian dari petak tersier atau sub tersier yang menerima air dari saluran kuarter.

er's 37

Page 38: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Jaringan bagi yaitu saluran tersier dan bangunan-bangunannya yang membawa dan membagi air dari bangunan sadap tersier ke petak-petak kuarter. Jaringan pemakai yaitu saluran kuarter dan bangunan-bangunannya yang membawa air dari jaringan bagi ke petak-petak sawah. Boks Tersier membagi air irigasi dari saluran tersier ke saluran tersier berikutnya dan saluran kuarter  

er's 38

Page 39: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Boks Kuarter hanya membagi air irigasi dari saluran tersier terakhir ke saluran kuarter saja dan ke pembuang. Bangunan Cabang Kuarter berupa bangunan pembagi pada saluran kuarter yang diperlukan karena kondisi topografi pada blok kuarter tersebut memerlukan pencabangan saluran dengan pembagian secara proporsional untuk luas areal yang relatif kecil.  Jaringan pembuang yaitu saluran-saluran beserta bangunan-bangunannya yang membuang kelebihan air dari petak-petak sawah sampai ke jaringan pembuang utama. 

er's 39

Page 40: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Petak sawah adalah merupakan petak terkecil dalam system irigasi, yang dibatasi oleh pematang-pematang terhadap sawah lainnya dalam satu petak kuarter. Luas satu petak sawah maksimum berkisar 0,25 ha atau atas permintaan pemilik dalam satu kepemilikan. Pemberian dan pembuangan air pada petak sawah diambil dari saluran kuarter atau saluran cacing dialirkan ke petak sawah terdekat selanjutnya dari sawah ke sawah sampai akhirnya ke saluran pembuang.

er's 40

Page 41: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tata Nama

Gambar Sistem Tata Nama Petak Rotasi dan Petak Kuarter

K2

T1 T3 T2

D C

A1

A3 A2

B1

D3 D2 D1

B2 C1

C2

C3

K1 K3

A B

er's 41

Page 42: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Boks Tersier diberi kode T, → T1, T2, T3….dst.

 Boks Kuarter diberi kode K, → K1,K2, K3 ….dst.

Petak Kuarter diberi nama sesuai dengan petak rotasi diberi kode A,B,C → A1,A2,A3,……,B1,B2,B3…..dst.

er's 42

Page 43: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

pembuang sekunder

DE

NA

H P

ET

AK

TE

RSI

ER

S.2

KA

DENAH PETAK TERSIER S.2 KA

dka2

dkb1

dkb2

(T3-K1)

(T2-T3)

B2

b3

B1

b3

b2

b1

dkc2

C3

dkc1

C2

saluran tersier (T1-T4)

pembuang tersier dt1

C1

c3

c2

pembuang kuarter dka1

jalan inspeksi

jalan petani bangunan akhir

A2

a2

c1

saluran tersier (T1-T4)

petak kuarter A1

saluran kuarter a1

saluran tersier (T1-T2)

saluran sekunder SAMBAK

bangunan sadap tersier BS 2

box tersier T1

box tersier T4

T2

box tersier K2

T3

K1

pembuang sekunder

DE

NA

H P

ET

AK

TE

RSI

ER

S.2

KA

DENAH PETAK TERSIER S.2 KA

dka2

dkb1

dkb2

(T3-K1)

(T2-T3)

B2

b3

B1

b3

b2

b1

dkc2

C3

dkc1

C2

saluran tersier (T1-T4)

pembuang tersier dt1

C1

c3

c2

pembuang kuarter dka1

jalan inspeksi

jalan petani bangunan akhir

A2

a2

c1

saluran tersier (T1-T4)

petak kuarter A1

saluran kuarter a1

saluran tersier (T1-T2)

saluran sekunder SAMBAK

bangunan sadap tersier BS 2

box tersier T1

box tersier T4

T2

box tersier K2

T3

K1

Gambar Peristilahan dan Tata nama pada Blok Tersier (Contoh)er's 43

Page 44: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

KEGIATAN DAN PROSEDUR PERENCANAAN

Perencanaan teknis berdasarkan atas pertimbangan berikut :

Mungkin-tidaknya petak tersier/sawah yang akan dicetak diberi air dari rencana jaringan utama.

Apabila tidak, apa penyebabnya, ketersediaan air, efisiensi pemanfaatan air, kesulitan-kesulitan teknis atau terdapat penyadapan liar di hulu.

Apakah daerah bersangkutan sering tergenang air

er's 44

Page 45: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Pengumpulan Data dan Penyelidikan

Inventarisasi keadaan topografi dengan cara mengadakan pengukuran dan pemetaan topografi, Tata Guna Lahan (TGL) dan batas-batas Kepemilikan Lahan (KL).

Sosialisasi atas kesediaan pemilik lahan pada areal pencetakan sawah untuk dapat dijadikan sawah atau lahan akan dilalui oleh jalur saluran

Inventarisasi fasilitas-fasilitas yang sudah ada, air yang tersedia serta terjadinya genangan

Inventarisasi praktek-praktek irigasi dan cara-cara pembagian air yang ada sekarang

Pengumpulan data hydrometeorology untuk menentukan kebutuhan air irigasi dan pembuangan.

er's 45

Page 46: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tata Letak (Layout) Pendahuluan

Konsultasi dengan pihak pemakai air untuk menjelaskan dan membicarakan Layout Pendahuluan.

Pengecekan lapangan dengan mengajak petani dan melibatkan instansi Pemerintah Daerah untuk mencapai kesepakatan tentang layout setelah di ubah sesuai dengan keinginan para petani serta kelayakan teknis.

Masukan-masukan dari masyarakat serta kesediaan petani atas pencetakan dan pemakaian lahan mereka untuk jalur saluran.

Atas dasar persetujuan umum secara tertulis serta persetujuan dari Kepala Desa yang bersangkutan, layout akan dibuat final.

er's 46

Page 47: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

→ Pengukuran Detail

→ Perencanaan Detail

Pengukuran potongan memanjang dan melintang trase saluran yang direncanakan.

– Berdasarkan layout final dan hasil pengukuran detail.

– Penentuan dimensi dan elevasi pencetakan sawah, saluran-saluran dan bangunan.

– Menghasilkan gambar-gambar perencanaan detail (detail design).

er's 47

Page 48: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Keterkaitan Dengan Tahap Pengembangan Jaringan Utama

Keterkaitan antara Jaringan Utama dan Jaringan Tersier adalah:

•lokasi bangunan sadap

•kapasitas bangunan sadap ( luas petak tersier) dan

•muka air yang diperlukan di hulu bangunan sadap.

er's 48

Page 49: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tahap-tahap pengembangan berikut adalah penting:

•Jaringan utama yang sedang direncanakan

•Perencanaan telah selesai tetapi belum dilaksanakan

•Jaringan utama telah dilaksanakan atau sedang

dilaksanakan. 

er's 49

Page 50: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tinjauan Perencanaan ( Review Design) Item Pekerjaan Pelaksana Diperiksa

Oleh Keterangan

Sosialisasi Kontraktor Konsultan & Proyek

Penetapan batas-batas Kepemilikan dan Tata guna Lahan sekarang dilapangan

dengan koordinat batas.

Kontraktor

Konsultan & Proyek

Sebagai MC.0

Mempersiapkan Peta dengan batas-batas

Kepemilikan Kontraktor Konsultan &

Proyek Sebagai MC.0

Pekerjaan Land Clearing Kontraktor Konsultan &

Proyek

Topo Survey Kontraktor Konsultan &

Proyek Sebagai MC.0

Mempersiapkan Peta Topografi dengan

Garis Kontur 0,50m dan Batas-batas kepemilikan

( Skala = 1:1000)

Kontraktor Konsultan & Proyek

Sebagai MC.0

Review Design Tata letak Saluran,

Drain, Jalan Usaha Tani dan Pencetakan Sawah

Pada peta Topografi diatas

Konsultan Proyek Review Design

Pengukuran data-data elevasi muka tanah

asli pada jalur-jalur Saluran dan JUT sesuai dengan Peta Tata letak diatas

Kontraktor Konsultan & Proyek

Sebagai MC.0

Perencanaan Long Section dan Cross

Section dan Bangunan-bangunan Konsultan Proyek Review

Design

Pembuatan Gambar Kerja: I. Pencetakan Sawah (S = 1:1000)

II. Saluran-saluran, JUT dan Bangunan (Detail)

Kontraktor Konsultan & Proyek

Gambar Kerja

er's 50

Page 51: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

DATA DASAR PERENCANAAN

Peta keadaan topografi Gambar-gambar perencanaan atau

purnalaksana (as built drawing) jaringan utama.

Data kondisi hidrometeorologi untuk menentukan kebutuhan air irigasi dan pembuangan

Daerah genangan atau kekeringan yang terjadi secara teratur dan aspek-aspek eksploitasi.

er's 51

Page 52: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Pemetaan Topografi

Peta-peta yang dimaksud sudah mencakup informasi yang berkenaan dengan:Garis-garis kontur (Contour Lines)Batas-batas Kepemilikan Lahan (KL) Tata Guna Lahan (TGL) sekarang seperti perkebunan, hutan, semak belukar, rawa, ladang, sawah tadah hujan, sawah irigasi dsb.Saluran Irigasi, Pembuang dan Jalan-jalan yang sudah ada beserta bangunannyaBatas-batas Administrative (desa, kampung)Bangunan-bangunan yang ada termasuk areal pekuburan dll.

er's 52

Page 53: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Skala Peta dan Interval garis-garis Kontur tergantung kepada keadaan Topografi seperti pada tabel berikut ini:

Medan Kemiringan medan

Skala Interval kontur

Sangat datar Datar Bergelombang Terjal

< 0.25% 0.25% – 1,0%

1,0% - 2% > 2%

1 : 5000 1 : 5000 1 : 2000 1 : 2000

0.25 m 0.50 m 0.50 m 1.00 m

er's 53

Page 54: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Pembagian Air di Petak Tersier

Pengaliran secara Terus-menerus (Continuous Flow)

Rotasi Permanen (Permanent Rotation)

Kombinasi antara pengaliran secara Terus menerus dan Rotasi.

Pada prakteknya ada 3 sistem :

er's 54

Page 55: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Penerapan sistem kombinasi memerlukan Boks-boks Bagi yang: 1)Memungkinkan pembagian air yang proporsional.

2)Memungkinkan pembagian air secara rotasi.

er's 55

Page 56: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Sistem yang diterapkan pada perencanaan Jaringan Tersier pada Proyek Irigasi Batang Hari ini adalah : kombinasi antara pengaliran terus menerus dan rotasi.

Hal ini diterapkan untuk :–Mengantisipasi kecukupan ketersediaan air pada jaringan utama.

–Adanya kemungkinan penerapan budidaya padi Irigasi dengan SRI (System of Rice Intensification) di daerah ini, dimana manajemen air metoda SRI dilakukan secara intermiten (bergiliran kering dan basah).

er's 56

Page 57: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

LAYOUT PETAK TERSIER

Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan : 

luas petak tersier

batas-batas petak tersier

bentuk yang optimal

kondisi medan

jaringan irigasi yang ada

eksploitasi jaringan.

er's 57

Page 58: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Petak Tersier yang Ideal

Perencanaan yang paling cocok adalah memperbaiki situasi yang ada, kemudian mengusahakan sedapat mungkin untuk mencapai karakteristik yang ideal, misalnya: •Mengorganisasikan beberapa (6 – 8) pemilik sawah menjadi jalur-jalur/ strip.•Pemberian air dari saluran kuarter dan kelebihan air dibuang melalui pembuang kuarter.•Jalan usaha tani dibangun di sepanjang saluran kuarter dan tersier.•Pembagian air proporsional dengan boks bagi yang dilengkapi dengan pintu guna memungkinkan pembagian air secara rotasi ke petak-petak kuarter.

er's 58

Page 59: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Ukuran dan Bentuk Petak Tersier dan Kuarter

Pada Kriteria Perencanaan (KP-05), ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 50 dan 100 Ha. Namun jika Kondisi Topografi memaksa ukuran ini dapat bertambah menjadi 150 ha. Makin kecil petak tersier, efisiensi irigasi akan menjadi lebih tinggi karena:•diperlukan lebih sedikit titik-titik pembagian air•saluran-saluran yang lebih pendek menyebabkan kehilangan air yang lebih sedikit•lebih sedikit petani yang terlibat, jadi kerja sama lebih baik•pengaturan air yang lebih baik sesuai dengan kondisi tanaman•perencanaan lebih fleksibel sehubungan dengan batas-batas desa.

er's 59

Page 60: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tabel berikut ini adalah merupakan kriteria umum untuk Pengembangan Petak Tersier ;

- ukuran petak tersier - ukuran petak kuarter - panjang saluran tersier - panjang saluran kuarter - jarak antara saluran kuarter & pembuang

50 – 100 ha 8 - 15 ha < 1500 m < 500 m < 300 m

er's 60

Page 61: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Batas Petak

Batas-batas Petak Tersier didasarkan pada Kondisi Topografi dalam satu daerah administratif desa.

Batas-batas Petak Kuarter biasanya berupa saluran irigasi dan pembuang kuarter atau alur-alur alam yang memotong kemiringan medan dan saluran irigasi serta pembuang tersier atau primer yang mengikuti medan.

Jika memungkinkan batas-batas diusahakan bertepatan dengan batas-batas kepemilikkan.

er's 61

Page 62: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Identifikasi Daerah - Daerah yang Tidak Dapat Diairi

Didalam petak tersier ada bagian-bagian yang tidak dapat diairi karena alasan-alasan seperti berikut:

•tanah yang tidak cocok untuk pertanian•muka tanah terlalu tinggi terhadap muka air rencana saluran•muka tanah terlalu tinggi terhadap areal persawahan sekitarnya •sudah jadi areal tanaman keras seperti karet, kelapa sawit , kebun jeruk dan sebagainya, pemilik tidak mengijinkan untuk dicetak jadi sawah. •merupakan daerah genangan.

er's 62

Page 63: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Hal-hal yang harus ditinjau dalam penentuan pencetakkan sawah : 1.Apakah elevasi sawah yang menentukan.

2.Muka air rencana di bangunan sadap.

3.Kehilangan tinggi total energi di jaringan tersier.

4.Arah dan elevasi alur pembuang.

er's 63

Page 64: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Jalur/Trase Saluran

Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jalur/trase saluran, yakni: Daerah yang sudah diairi, trase saluran kurang lebih sudah tetap tetapi saluran salurannya mungkin perlu ditingkatkan, atau diperbesar. Sedapat mungkin trase saluran akan mengikuti situasi yang ada.

Daerah yang belum diairi, daerah irigasi baru akan dibangun, maka kriteria umum yang akan diuraikan akan sangat membantu.

er's 64

Page 65: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Saluran Pembuang (Drainase)Dipakai untuk :

mengeringkan sawah

membuang kelebihan air hujan

membuang kelebihan air irigasi

Saluran Pembawa (Irigasi)

Pada daerah terjal mengikuti kemiringan medan, sedangkan pada daerah bergelombang atau datar mengikuti kaki bukit atau tempat-tempat tinggi.

er's 65

Page 66: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Jaringan Jalan Usaha Tani (JUT)

Ada 2 (dua) type JUT yang di buat pada perencanaan Pengembangan Jaringan Tersier pada Proyek Irigasi Batang Hari yaitu JUT Tipe A (lebar 2,0 – 3,0 m) dan JUT Tipe B (lebar 1,0 m)Karena keterbatasan lahan maka pada umumnya JUT tipe A dibuat sejajar Saluran Tersier sekaligus sebagai Jalan Inspeksi. Sedangkan tipe B dibuat sejajar saluran kuarter atau pada lokasi-lokasi atas permintaan masyarakat petani.

er's 66

Page 67: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Layout Akhir (Definitif)

Pada peta ini harus ditunjukkan hal-hal berikut: Batas-batas petak tersier, sub tersier dan kuarter, batas-batas tiap sawah (jika dipakai peta ortofoto), batas-batas desa dan indikasi daerah-daerah yang biasa diairi dan yang tidak.Saluran-saluran primer, sekunder, tersier dan kuarter pembuang.Semua bangunan, termasuk indikasi tipe bangunan, seperti Boks Tersier, Gorong-gorong, Jembatan dan sebagainya.Jalan-jalan Inspeksi dan Jalan Usaha Tani (Farm Road)Sistem Tata Nama (Nomenklatur) Saluran, Pembuang dan BangunanUkuran petak tersier dan masing-masing petak kuarter.

er's 67

Page 68: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH (PADDY PLOT)

Prinsip umum : - Kemiringan maksimum dari lereng muka tanah asli untuk pekerjaan pencetakan sawah ± 8%.- Lebar maksimum dari teras pada lereng ditentukan berdasarkan kemiringan lereng muka tanah asli, berkisar antara 20 – 30 m, hal ini bertujuan untuk mempercepat pembagian air dalam satu petak sawah.- Batas petak sawah sedapat mungkin mengikuti batas tanah, dalam ukuran sawah yang terlalu besar harus dibagi menjadi beberapa petak .- Perencanaan pembuatan teras dibuat sedemikian rupa sehingga kedalaman galian maksimum antara 15-30cm tergantung pada kemiringan lereng muka tanah asli untuk mengurangi volume pekerjaan tanah.

er's 68

Page 69: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Ada 3 (tiga) kategori Kebutuhan Pekerjaan Pembukaan Lahan direncanakan berdasarkan kondisi lahan dan klasifikasi tanaman sebagai berikut:

 I. Lahan kering terbuka dengan Tipe Tanaman/ Tumbuhan yang

tidakmembutuhkan Pembukaan Lahan yaitu: Tanaman usaha tani lahan kering Tanaman padi tadah hujan Rumput-rumputan II. Lahan kering tertutup dengan Tipe Tanaman/ Tumbuhan yang

membutuhkan Pembukaan Lahan yaitu: Semak belukar (lebat atau rapat, sedang dan ringan)) Tanaman pohon campuran Pohon Karet (muda, produktif dan tua) Tanaman Kelapa sawit (muda, produktif dan tua) Hutan (ringan, sedang dan berat) III. Lahan/ daerah yang berpaya-paya (berawa) terbuka dan tertutup dengan

kebutuhan Pembukaan Lahan yang tergantung pada kondisi yaitu Tipe tanaman/ tumbuhan pada kategori I (tidak membutuhkan Pembukaan Lahan) atau Tipe tanaman/ tumbuhan sama dengan kategori II (membutuhkan Pembukaan Lahan).

er's 69

Page 70: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Perencanaan Petak Sawah

Pematang

Muka Sawah

Ketinggian Maksimum Teras

Muka Sawah

er's 70

Page 71: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Rencana Ketinggian Petak sawah

Case-1. EL.1 = ¼(H1+H2+H3+H4) – (Ba1+Ba2)/A1 Case-2 El.2=1/2[(1/3(H2+H5+H6) +1/2(H4+H7)] – (Ba1+Ba2)/A2 Dimana, El.1 & El.2 : Elevasi rencana petak sawah

Hn : Titik tertinggi dari permukaan tanah, n : Jumlah spot height (penunjuk ketinggian) Ba1 : Volume pekerjaan tanah untuk pembuatan pematang Ba2 : Volume pekerjaan tanah untuk tanggul saluran (Saluran

tersier) + JUT; dan An : Luas tiap petak sawah

H3

H6

H7

H5

H4

H2 H1

El.1 El.2

pematang

pematang

er's 71

Page 72: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Rencana Teras

a) Rencana Elemen Teras

No Kemiringan muka tanah

asli S1 (%)

Miring Petak Sawah

Rencana S2 (%)

Lebar min teras

Wmin (m)

Lebar max teras

Wmax (m)

Tinggi maximum

teras h max

(m) 1 2 3 4 5 6 7 8

S1< 1 1 ≤ S1 < 2 2 ≤ S1 < 3 3 ≤ S1 < 4 4 ≤ S1 < 5 5 ≤ S1 < 6 6 ≤ S1 < 7 7 ≤ S1 < 8

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

20 10 7 5 4 3 3

2.5

30 20 20 12 12 8 8

7.5

0.30 0.40 0.55 0.45 0.65 0.45 0.55 0.60

er's 72

Page 73: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

b) Lereng Muka Tanah Asli

5.0

cm g

rid

5.0 cm grid 5.0 cm grid

+50.00

+50.25

+50.50 +50.75

+60.00

+60.00

+60.00

+60.25

+60.50

Kontur 3 garis Kontur 5 garis

Kemiringan Muka

Tanah Asli (%)

Jumlah Kontur dalam 5.0 cm grid pada skala 1:1000 0.25m Kontur

(garis) 0.50m Kontur

(garis) 0.75m Kontur

(garis) 1.00m Kontur

(garis)

1 2 - - - 2 4 - - - 3 6 3 - - 4 - 4 - - 5 - 5 3 - 6 - - 4 - 7 - - 5 - 8 - - 6 4 9 - - - 5

er's 73

Page 74: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

c) Kode Pada Petak Sawah

Dimana: I : Kode petak tersier(P) : Urutan nama pemilik atau penyewa lahan i : Urutan petak-petak lahan sawah masing-

masing petani (a ) : Luas petak sawah pada disain (ha)

I

{( P ) – i } ( a )

er's 74

Page 75: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

d) Rencana Pematang Sawah

Sawah

Sawah

0.30m

0.50 m

0.30 m

Ketinggian (h) Maksimum Teras

Pematang diperlukan pada perencanaan pencetakan sawah untuk kategori Pembukaan Lahan I, II dan III. Pembukaan Lahan untuk Kategori III dilaksanakan setelah perencanaan dan pembuatan Drainase untuk pengeringan air rawa yang menggenangi lahan.

er's 75

Page 76: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

PERENCANAAN SALURAN IRIGASI

Kebutuhan Air Irigasi

Debit Rencana saluran dihitung dengan rumus umum:

Qi = (NFRxA) / et

Dimana :Qi = debit rencana, l/detNFR = kebutuhan air bersih di sawah, l/det/haA = luas daerah yang diairi, haet = efisiensi irigasi di petak tersier.

er's 76

Page 77: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Di Proyek Irigasi Batang Hari, kebutuhan air irigasi adalah sebesar 1,53 l/det/ha. Sehingga Debit rencana saluran dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 

Qi = 1,53 x A(ha) dalam pemberian air maks 100% (pemberian air terus menerus) Dimana :Qi = Debit rencana (l/det/ha)A = Luas daerah irigasi untuk setiap saluran tersier dan kuarter (ha)

er's 77

Page 78: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Kapasitas Rencana

i. Untuk saluran kuarter, debit rencana untuk irigasi terus menerus adalah kebutuhan rencana air di pintu tersier X luas petak kuarter, berlaku di sepanjang saluran.

ii. Pada saluran tersier, debit rencana untuk irigasi terus menerus bagi semua ruas saluran tersier antara dua boks bagi adalah kebutuhan air irigasi rencana di pintu tersier X seluruh luas petak kuarter yang diairi.

er's 78

Page 79: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

1. Blok Tersier BRA 2 Ka

No Netto

( Gross x 0.85 )

1 Sub Tertiary A Water Rotation divide two periode for 7 days or 168 hours

a1 1.65 1.41 First Periode : A /( A+B) x 168 = 87 hours

a2 2.45 2.08

a3 7.54 6.41

a4 1.07 0.91 10.80

2 Sub Tertiary B

b1 3.82 3.24 Second Periode : B /( A+B) x 168 = 81 hours

b2 2.12 1.80

b3 5.92 5.03 10.08

20.88

2. Kebutuhan Air

100% 50%

1 16.53 8.26

2 15.42 7.71

31.95 15.98

3. Debit

100% 50% ( l/s )

1 2.15 2.08 2.152 3.18 3.08 3.18

9.81 9.48 9.813 1.39 1.34 1.394 4.96 5.14 5.145 2.76 2.86 2.866 7.70 7.98 7.987 31.95 15.98 31.958 29.80 15.98 29.809 15.42 15.98 15.98

10 7.70 7.98 7.98

a3 6.41

b2 1.80

a4 0.91

b1 3.24

( Ha )

a2

Name of Quaternary

Block

Service Area ( Ha )

Amount of Netto

Service Area Netto

a1 1.41

Discharge ( l/s )

Water RotationGross

Discharge ( l/s )

2.08

A

Total of Area ( A + B )

10.80

Sub

Tertiary Block

b3

No

Total

CanalUSE

No

B 10.08

Netto Area( Ha )

Contoh Rotasi Pembagian Debit atas 2 (dua) Blok Sub Tersier

T3-K1

BRA 2 - T1

T1-T2

5.03

5.03

20.88

19.48

10.08T2-T3er's 79

Page 80: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

KMKM

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tg ltg l

tg ltg l

tg ltg l

tg ltg l

tg ltg l

tg ltg l

tg ltg l

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgltgl

tg ltg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l

tg l

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tgl

tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l tg l

tg l

tg l

tg l

tg l

EL + 90.15a.2-1

15-04 0.04 Hai = 1 %

EL + 90.15a.2-1

15-03 0.05 Hai = 1 % EL + 90.16

a.2-115-02 0.05 Ha

i = 1 %

EL + 90.18a.2-1

15-01 0.05 Hai = 1 %

EL + 90.13a.2-1

15-06 0.03 Hai = 1 %

EL + 90.08a.2-1

15-07 0.03 Hai = 1 %

EL + 90.13a.2-1

15-05 0.04 Hai = 1 %

EL + 90.05a.2-1

15-08 0.03 Hai = 1 %

EL + 90.01a.2-1

15-09 0.04 Hai = 1 %

EL + 90.34a.3

16-02 0.14 Hai = 1 %

EL + 90.01a.3

16-07 0.02 Hai = 1 %

EL + 90.11a.3

16-06 0.03 Hai = 1 %

EL + 90.11a.3

16-05 0.01 Hai = 1 %

EL + 90.21a.3

16-04 0.04 Hai = 1 %

EL + 90.41a.3

16-01 0.08 Hai = 1 %

EL + 90.22a.3

16-03 0.03 Hai = 1 %

89.7989.76 90.06

89.90

89.77

89.18

89.83

89.76

89.67

89.56

89 987

89.7989.76 90.06

89.90

89.77

89.18

89.83

89.76

89.67

89 987

89 80789 807

89.2289.28

89.2289.28

89.2889.28

89.29

90.65

89 295

89.29

90.65

80.0480.04

90.04

89.56

90.19

89.53

89.23

90.04

89.56

90.19

89.53

89.23

88.9488.95

89.70

89.09 89.0988.30

89 057 89.78

89.22 89.21 89.07

89.04

89.05

88.99

84.86

88.9488.95

89.70

89.09 89.0988.30

89 057 89.78

89.22 89.21 89.07

89.04

89.05

88.99

84.86 88.81

88.88

88.81

88.88

89.0689.06

89.22

89.32

89.64

89.54

89.2089.54

89 12

89.54

89.22

89 996

89.3089.01

89.08

89.19

89.2589.14

89.64

89.47 89.54

89.37

89.39

89.9889.36

89.18

90.18

89.5189.55

90.27

89.22

89.32

89.64

89.54

89.2089.54

89 12

89.54

89.22

89 996

89.3089.01

89.08

89.19

89.2589.14

89.64

89.47 89.54

89.37

89.39

89.9889.36

89.18

90.18

89.5189.55

90.27

89 228

89.33

89 228

89.33

89.2288.94

88 962

88.9888.82

89.56

89.91

90.43

89.2288.94

88 962

88.9888.82

89.56

89.91

90.43

89.26

89.3889.36

90.88

90.38

89.14

90.26

89.53

90.94

90.47

90.46

90 730 90.69

89.90

90.60

89.58

89.3390.41

89.26

89.3889.36

90.88

90.38

89.14

90.26

89.53

90.9490.41

90.47

90.46

90 730 90.69

89.90

90.60

89.58

89.3390.41

89.28 89.13

89.11

90.15

90.21

89.77

89.77

90.83

89.75

89.70

90.10

90.53

90.38

90.24

89.91

90.00

90.14

90.26

89.28

89.31

91.53

92.57

92.39

91.81

90.90

90.48

90.21

90.31

91.43

91.59

90.63

90.76

90.60

91.94

88.46

88.70

89.25

90.49

89.97

90.00

90.18

90.00

90.00

89.9489.97

90.14

90.10

90.30

90.28

90.36

89.55

89.76

89.46

90.6790.67

90.99

91.07

90.07

89.75

89.75

89.76

90.5089.91

89.91

90.01

90.17

90.16

90.20

90.31

90.31

90.20

90.43

90.68

90.66

89.44

89.53

89.65

90.10

89.97

90.57

89.37

91.98

92.1392.61

92.53

91.18

91.3990.93

91.14

91.12

91.10

91.09

91.11

91.38

91.35

91.44

91.21

90.93

90.93

90.92

91.61

91.64

91.49

91.45

91.08

91.05

91.63

91.60

91.10

91.02

91.00

90.97

91.08

91.27

90.87

90.7590.73

90.74

90.77

90.86

90.83

90.67

90.66

90.5590.60

90.80

90.84

90.85

90.8590.83

90.7991.08

91.38

91.38

91.38

91.54

90.42

90.06

90.00

91.20

90.39

90.97

90.70

91.04

91.06

90.91

91.20

89.74

90.53

90.51

89.86

89.84

89.91

90.33

90.33

89.87

90.57

89.84

89.81

89.69

89.10

89.17

89.07

89.26

89.35

89.78

89.77

89.77

89.70

89.53

89.47

89.38

89.25

89.22

89.24

89.17

89.25

89.30

89.35

90.28

90.87 90.57 90.42

89.96

90.76

90.79

90.77

90.95

91.25

90.85

90.64

90.67

90.21

90.64

90.42

90.34

90.30

90.38

89.89

89.90

90.00

90.04

90.16

90.29

90.38

90.44

89.97

90.07

90.85

90.23

90.40

91.38

90.38

91.21

90.3791.27

90.31 90.6390.74

91.76

91.06

91.22

91.0690.18

90.15

90.54

90.32

90.34

90.34

90.71

90.7490.72

91.31

91.54

91.23

91.6090.64

90.9591.07

91.38

91.54

91.28

91.39

90.97

90.39

90.36

90.36

90.35

90.41

90.37

91.58

91.03

90.55

90.47

90.50

90.08

91.79

91.18

91.18

91.66

92.38

+90.00+90.00

+90.00

+90.00

+90.00

+90.00

+92.50

+92.50

+90.00

+90.00

+90.00

+90.00

+90.00

+90.00

BBRA 2+92.84Quatenary Canal a.1

Qu

atenary C

anal a.2

Qu

ate

nary Can

al a.3

T.2/1

T3-A4/1

T3-A4/2

T3-A4/3

T3-A4/4

T.3/5

B2/1

B2/2K1-b1/1

K1-b1/2

K1-b1/3

K1-b1/4

A1/1

A1/2

A1/3

A1/4

A1/5A

A1/5

A1/6

K1-b1/5

B3/1A

B3/2

B3/3

B3/4

B3/5

B3/6

A3/10

A3/9A

A3/7

A3/6

A3/5

A3/4

A3/3

A3-A2/3

A3-A2/2

A3-A2/1

A3-A2/4

A3-A2/5

+90.00

NU

Lay Out & Paddy PlotBlok Tersier BRA 2 Ka

Scale 1 : 2000

NWL+90.83

NWL+90.85

NWL+91.66

NWL+89.80

NWL+89.85

NWL+90.86

NWL+90.88

NWL+90.91

NWL+90.94

NWL+91.60

NWL+91.62

NWL+91.21

NWL+91.15

NWL+91.11

NWL+91.06

NWL+91.04

NWL+91.26

NWL+91.34

NWL+91.39

NWL+91.77

NWL+91.80

NWL+90.27

NWL+90.29

NWL+90.72

NWL+91.20

NWL+91.22

NWL+90.56

NWL+90.59

NWL+91.84

NWL+91.88

NWL+91.89

NWL+91.95

NWL+91.48

NWL+90.86

NWL+90.87

NWL+91.68

NWL+91.64

NWL+91.69

NWL+91.29

NWL+91.31

NWL+91.35

NWL+91.41

NWL+91.82

NWL+91.93

NWL+91.94

NWL+91.95

Box K1X = 797731.611Y = 9886500.305Z = 91.011

Box T3X = 797697.702Y = 9886719.912Z = 91.647

Box T2X = 797491.609Y = 9886814.978Z = 91.885

Box T1X = 797382.409Y = 9886830.988Z = 92.440

SA

LUR

AN

i = 1 %0.21 ha10-04a.3

EL + 90.68

i = 2 %0.07 ha10-03a.3

EL + 90.42

i = 2 %0.09 ha10-02a.3

EL + 89.99

i = 1 %0.15 ha10-01a.3

EL + 90.69

i = 1 %0.10 ha05-04b.1

EL + 90.22

i = 2 %0.06 ha05-05b.1

EL + 90.13

i = 1 %0.12 ha05-03b.1

EL + 90.26

i = 2 %0.23 ha05-02b.1

EL + 90.33

i = 1 %0.12 ha05-01b.1

EL + 90.45

i = 1 %0.13 ha09-05b.1

EL + 90.18

i = 1 %0.21 ha09-04b.1

EL + 90.17

i = 1 %0.10 ha09-03b.1

EL + 90.13

i = 1 %0.09 ha09-02b.1

EL + 90.06

i = 1 %0.10 ha09-01b.1

EL + 90.05

i = 1 %0.14 ha08-08b.1

EL + 91.20

i = 1 %0.07 ha08-07b.1

EL + 91.22

i = 1 %0.07 ha08-06b.1

EL + 91.24

i = 1 %0.08 ha08-05b.1

EL + 91.26

i = 1 %0.04 ha08-03b.1

EL + 91.06

i = 1 %0.11 ha08-04b.1

EL + 91.34

i = 2 %0.16 ha08-02b.1

EL + 91.37 i = 1 %0.16 ha08-01b.1

EL + 91.44

i = 1 %0.09 ha01-03

a.2-1

EL + 90.55

i = 2 %0.05 ha01-07

a.2-1EL + 90.22

i = 1 %0.09 ha01-06

a.2-1EL + 90.37

i = 2 %0.12 ha01-04

a.2-1

EL + 90.37

i = 1 %0.06 ha01-05

a.2-1

EL + 90.99

i = 1 %0.21 ha01-02

a.2-1EL + 90.81

i = 2 %0.14 ha01-01

a.2-1EL + 90.91

i = 1 %0.14 ha03-04a.3

EL + 90.84

i = 1 %0.20 ha03-03a.3

EL + 90.75

i = 1 %0.18 ha03-02a.3

EL + 90.82

i = 1 %0.09 ha03-01a.3

EL + 90.92

i = 1 %0.16 ha

EL + 90.79

02-26a.2-2

i = 1 %

Batu Rijal A Secondary Canal

Batu Rijal A Secondary Canal

0.08 ha

EL + 90.84

02-25a.2-2

i = 1 %0.08 ha

EL + 90.85

02-24a.2-2

i = 1 %0.11 ha

EL + 91.00

02-23a.2-2

i = 1 %0.07 ha

EL + 90.93

02-15a.2-2

i = 1 %0.02 ha

EL + 90.35

02-17a.2-2

i = 1 %0.20 ha

EL + 90.64

02-16a.2-2

i = 1 %0.03 ha

EL + 90.63

02-18a.2-2

i = 1 %0.04 ha

EL + 90.67

02-19a.2-2

i = 0 %0.05 ha

EL + 90.75

02-20a.2-2

i =0 %0.13 ha

EL + 91.02

02-21a.2-2

i = 0 %0.03 ha

EL + 91.20

02-22a.2-2

i = 1 %0.04 ha

EL + 91.03

02-13a.2-2

i = 1 %0.04 ha

EL + 91.04

02-14a.2-2

i = 1 %0.03 ha

EL + 91.11

02-12a.2-2

i = 1 %0.09 ha

EL + 90.88

02-11a.2-2

i = 1 %0.09 ha

EL + 90.95

02-10a.2-2

i = 1 %0.07 ha

EL + 91.11

02-09a.2-2

i = 1 %0.20 ha

EL + 91.31

02-08a.2-2

i = 1 %0.07 ha

EL + 91.03

02-07a.2-2

i = 1 %0.15 ha

EL + 91.19

02-06a.2-2

i = 1 %0.03 ha

EL + 91.03

02-05a.2-2

i = 1 %0.06 ha

EL + 91.22

02-04a.2-2

i = 1 %0.17 ha

EL + 91.40

02-03a.2-2

i = 1 %0.17 ha

EL + 91.43

02-02a.2-2

i = 1 %0.17 ha

EL + 91.31

02-01a.2-2

i = 1 %0.13 ha06-06b.2

EL + 88.43

i = 1 %0.14 ha06-05b.2

EL + 88.64

i = 1 %0.22 ha06-04b.2

EL + 88.96i = 1 %

0.18 ha06-03b.2

EL + 90.46

i = 1 %0.10 ha06-02b.2

EL + 90.13

i = 1 %0.12 ha06-01b.2

EL + 89.71

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL KL KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KL KL

SA

LUR

AN

SALURAN

SALURAN

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KL

KL

KL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KL

KL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

t

t

t

tt

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

tt

t

t

t

t

t

t

t

t

tt t t t

t

t

tt

t

t t

t

t

t

t

t

t t t

t

t

t

t

t t t t t t

tt

tt

t

ttttttt

t

t

t

t

t

t

t

tttt

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t

t

tt

tt

t

tt

tt

t

tt

tt

tt

tt

tt

tt

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

t

tt

tt

tt

t

t

t

tt

tt

tt

tt

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

t

tt

tt

tt

tt

t t t t

t

t

t

t

t

t

t

t t t t t t t

i =2 %0.15 ha07-05

b.2

i = 1 %0.09 ha07-08

b.2

i = 1 %0.08 ha07-09

b.2

i = 2 %0.09 ha07-03

b.2

i = 1 %0.10 ha07-02

b.2

i = 1 %0.10 ha07-01

b.2

i = 1 %0.12 ha07-04

b.2

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL KL KL KL KLKL KL KL KL KL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

Dra

ina

ge

dK

.4

Drainage dT.1

Drainage dT.1

Drainage dK.6

Drainage dK.6

Drainage dT.1

Dra

inag

e dK

.4

Drainage dK.5

Drainage dK.4

Drainage dK.2

Drainage dK.3

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKLKLKLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KLKL

KLKL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

0.10 ha

0.10 ha0.11 ha

i = 2 %14-04

a.2-1

EL + 91.29

i = 1 %14-03

a.2-1

EL + 91.49

i = 1 %14-02

a.2-1

EL + 91.59

i = 1 %0.09 ha14-01

a.2-1

EL + 91.79

i = 1 %0.10 ha

EL + 90.87

02-29a.2-2

i = 1 %0.04 ha

EL + 91.22

02-28a.2-2

i = 1 %0.18 ha

EL + 91.07

02-27a.2-2

i = 1 %0.08 ha04-06b.1

EL + 90.75

i = 1 %0.03 ha04-05b.1

EL + 90.87

i = 2 %0.10 ha04-04b.1

EL + 90.75

i = 1 %0.10 ha04-03b.1

EL + 90.87

i = 2 %0.11 ha04-02b.1

EL + 91.17

i = 2 %0.11 ha04-01b.1

EL + 91.22

i = 2 %0.06 ha13-05b.1

EL + 90.56

i = 2 %0.14 ha13-04b.1

EL + 90.83

i = 1 %0.08 ha13-03b.1

EL + 91.06

i = 3 %0.08 ha13-02b.1

EL + 91.17 i = 3 %0.13 ha13-01b.1

EL + 91.31

i = 2 %0.07 ha05-02a.3

EL + 90.24

i = 2 %0.35 ha05-01a.3

EL + 90.58

i = 1 %0.29 ha11-02a.3

EL + 90.64

i = 2 %0.24 ha11-01a.3

EL + 90.79

i = 0 %0.09 ha10-09a.3

EL + 90.07

i = 1 %0.07 ha10-08a.3

EL + 89.82

i = 1 %0.06 ha10-07a.3

EL + 89.86

i = 1 %0.08 ha10-06a.3

EL + 90.23

i = 3 %0.12 ha10-05a.3

EL + 90.44

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

NP

NMR LS

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

KL

EL + 90.89

EL + 91.06

EL + 91.09

EL + 91.13

EL + 91.20

EL + 91.09EL + 91.20EL + 91.28

EL + 91.17

EL + 91.19

EL + 91.34

EL + 91.40

EL + 91.46EL + 91.47

EL + 91.37

i = 2 %0.06 ha07-15

b.2

i = 1 %0.04 ha07-14

b.2

i = 1 %0.04 ha07-13

b.2

i = 1 %0.06 ha07-12

b.2

i = 1 %0.05 ha07-11

b.2

i = 1 %0.07 ha07-10

b.2

i = 1 %0.05 ha07-07

b.2

i = 1 %0.09 ha07-06

b.2

er's 80

Page 81: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 81

Page 82: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 82

Page 83: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Quaternary Box

Drainage Culvert

Box Kwarter

Cross Drainage

Irrigation Culvert

Gorong-gorong Silang

Gorong-gorong Irigasi

Gorong-gorong Pembuang

Bangunan SadapOfftake Structure

Tertiary BoxBox Tersier

LegendaLegend :

JembatanBridge

TalangFlume / Aqueduct

SKEMA SALURAN IRIGASI, PEMBUANG DAN BANGUNANIRRIGATION, DRAINAGE AND STRUCTURE SCMEME

BRA 2 Ka

1-12-02

No.Revisi Tanggal Yang Direvisi DisetujuiProyek

DigambarKontraktor Konsultan

Diperiksa BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VI

NIPPON KOEI & ASSOCIATES

PT. WASKITA KARYA

NKNo.KU.08.08/08/BH-IRASB/XII/2005

No. Kontrak

BATANG HARI

DHARMASRAYA

SUMATERA BARAT

Diperiksa

Disetujui

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VI

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Jl. Raya Lintas Sumatera Km.2 Pulau Punjung - Dharmasraya

Disetujui

Digambar

Diperiksa

Diperiksa(PERSERO)

Konsultan,

Kontraktor

No. Register :

No. Lembar :

9 Desember 2005

Tanggal

Kabupaten

Kecamatan

2/2

SITIUNG

Propinsi

Daerah IrigasiI R I G A S I I B A T A N G H A R I

GAMBAR KERJAWORKING DRAWING

Bangunan CabangBranch Structure

Pemasukan PembuangDrain Inlet

Foot Bridge

Drop StructureBangunan Terjun

Jembatan orang

Existing RoadJalan Yang Ada

Farm Road of Type AJalan Petani Type A

Combination StructureKombinasi Bangunan

Farm Road of Type BJalan Petani Type B

End StructureBangunan Akhir

BRA.2.KaSKEMA SALURAN PEMBUANG DAN BANGUNAN PETAK TERSIERDRAINAGE AND STRUCTURES SCHEME OF TERTIARY BLOCK

BBRA.2Off Take

Sal. Sekunder Batu RijalBatu Rijal Secondary Canal

( Off Take - T1)STTC

( T1 - T2)STTC

( T2 - T3)STTC

( T3 - K1 )STTC

Box T1Box T3

Box K1 + IC FII.A + b1.b

Box T2Box T2

Qca1Sk

Qca2Sk

Qca3Sk

Qca4Sk

Qcb1-1Sk

Qcb2Sk

Qcb1Sk

Qcb3Sk

a1.a

a1.b a2.a

a2.b

a2.c

a3.a

a4.a

DC FII.B

DC FII.D(add)

b3.a

dk.b1.a(add)

b1.c(add)

FI.A (add)

Farm Road Type A ( F I )

b2.a

b1.a

DC FII.C(add)

b3.ba3.b

A = 0.60 HaQ = 0.008 m3/dt

L = 97.00 m

dk.4

dk.b1(add)

A = 7.50 HaQ = 0.089 m3/dt

L = 391.20 m

dk.3

A = 4.17 HaQ = 0.047 m3/dt

L = 264.00 m

dT.1

A = 2.91 HaQ = 0.038 m3/dt

L = 486.60 m

dk.7A = 10.81 HaQ = 0.114 m3/dt

L = 211.10 m

dk.5

P3.A BRA.2.Ka

A = 1.41 HaQ = 0.021 m3/dt

L = 470.00 m

dk.6

A = 0.56 HaQ = 0.007 m3/dt

L = 84.00 m

dk.2

dk 3.b

A = 6.91 HaQ = 0.075 m3/dt

L = 328.70 m

dT.2

A = 20.85 HaQ = 0.22 m3/dt

L = 466.60 m

dT.3

Existing Village Bridge

Fa

rm R

oa

d T

ype

A

Farm Road Type A

EP

EP

EP

EP

BP

BPBP

BP

BP

BP

BP

EP

BP

EPEP

EP

er's 83

Page 84: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Elevasi Muka Air RencanaP = A + a + b + n.c + d + m.e + f + g + ∆H + z Dimana:P = Muka Air yang dibutuhkan Jaringan Utama di hulu Bangunan Sadap TersierA = Elevasi Sawah yang menentukan di Petak Tersiera = Kedalaman Air di sawah (berkisar – 10 s/d 15 cm)b = Kehilangan tinggi energi dari Saluran Kuarter sampai sawah(-10cm)c = Kehilangan tinggi energi di Boks Bagi Kuarter (5-15cm/boks)n = Jumlah Boks Bagi Kuarter pada saluran yang direncanakand = Kehilangan tinggi energi selama pengaliran di Sal. Tersier dan Kuarter (IxL cm)e = Kehilangan tinggi energi di Boks Bagi Tersier (-10 cm/boks)m = Jumlah Boks Tersier pada saluran yang direncanakan.f = Kehilangan tinggi energi di Gorong-gorong (-5cm per Gorong-gorong)z = Kehilangan tinggi energi pada Bangunan-bangunan Tersier yang laing = Kehilangan tinggi energi pada Pintu Bangunan Sadap∆H = Variasi Tinggi M Air di Jaringan Utama di hulu Bang. Sadap Tersier (-0.18 h100) h100 = kedalaman air rencana di saluran primer atau sekunder pada bangunan sadap.

er's 84

Page 85: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tinggi bangunan sadap tersier yang diperlukan

er's 85

Page 86: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Karakteristik dan Perencanaan Hidrolika Saluran IrigasiRumus Aliran

Berdasarkan debit rencana yang telah ditentukan, dimensi saluran dapat dihitung dengan rumus Strikler, sebagai berikut:

V = K . R2/3 . I1/2 dengan:R = A/PA = (b+mh)hP = b + 2h (m2+1)1/2

Q = VAn = b/h

Di mana:Q = debit saluran, m3/detV = kecepatan aliranA = luas basah penampang melintang, m2R = Jari-jari hidrolis, mP = keliling basah, mb = lebar dasar saluran, mh = tinggi air, mn = kedalaman/lebarI = kemiringan dasar saluranK = koefisien kekasaran Strickler, m1/3/detm = kemiringan talud hor/vert.er's 86

Page 87: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tipe Saluran K(m1/3/det)

- Saluran tersier (tanah) - Saluran kuarter (tanah) - Pasangan beton - Saluran (flume) pasangan batu - Saluran (flume) pasangan beton bertulang

35 30 70 50 70

Nilai Koefisien Kekasaran Strickler (k)

Namun untuk melayani areal yang relatif kecil, untuk mempertahankan lebar minimum saluran dan sebagainya, kecepatan (v) dapat turun sampai 0,1, m/det.

er's 87

Page 88: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Kecepatan Minimum dan Maximum Saluran

Tipe Saluran Minimum

(m/det) Maksimum

(m/det) - Saluran tanah - Pasangan beton - Saluran (flume) pasangan batu - Saluran (flume) pasangan beton

0.20 0.25 0.25 0.25

0.60 1.50 2.00 3.00

er's 88

Page 89: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Penampang MelintangSaluran Tanah

Wcl

hcl fb

h

b

Wfr

hpd hfr ▼

Elemen Saluran

Tersier Kuarter B Min 0.3 Min. 0.20 m

b/h 1.0 1.0 Fb 0.30m 0.20 m hcl Min 0.30 m Min 0.30 m hfr Min 0.50 m Min 0.50 m

hpd (kedalaman air di sawah) asumsi 0.10 m asumsi 0.10 m Wcl 0.50 m 0.30 m

Wfr

Type A : 2.00-3.00 m Type A : 2.00-3.00 m

Type B : 1.0 m Type B : 1.00 m

1:m 1 : 1.0 1 : 1.0 1:m (tinggi tanggul> 1.0 m)

(tinggi tanggul≤ 1.0 m) 1 : 1.5 1 : 1.5 1 : 1.0 1 : 1.0

er's 89

Page 90: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Saluran Pasangan

i. Pasangan Beton

fb 0.5fb

0.5fb

b

t= 0.07m h

Element Dimensi Pasangan B Min 0.30 m

b/h 1.00

fb 0.30

t (tebal lining) Min 0.07m

1 : m 1.0

er's 90

Page 91: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Pada Irigasi Batang Hari saluran Tersier direncanakan mempergunakan Saluran Pasangan Beton. Hal ini dengan pertimbangan/ alas an seperti berikut :

Menghindari kehilangan debit air di sepanjang saluran tersier yang melewati tanah yang porous.

Saluran Tersier mengharuskan kemiringan yang relatif kecil dengan kecepatan tertentu untuk menjangkau tercapainya air pada sawah elevasi tertinggi pada saluran Kuarter yang dilayani.

Pada daerah-daerah tertentu karena alasan sosial saluran memerlukan penampang yang lebih kecil.

er's 91

Page 92: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

ii. Pasangan Batu (Tertutup)

Elemen Dimensi dari Saluran Terbuka B

b/h

fb

Min 0.30 m

1.0

0.30 m

0.35

Ø12ctc150

Pelat beton bertulang

▼ fb

0.10

h

0.35 b

Ø10ctc150 0.20

0.25

0.10

Ф

0.40

er's 92

Page 93: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

iii. Pasangan Beton Bertulang

b

t=0.10 t=0.10

fb

h

Balok Beton (0.10x0.10x0.10)

Elemen Dimensi Saluran Terbuka B

b/h

fb

Min 0.30m

1.0

0.30

er's 93

Page 94: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan Saluran Pembawa antara lain:  a)Tanggul saluran dapat digunakan untuk JUT. Tipe A pada Saluran Tersier sedangkan Tipe B untuk Saluran Kuarter.

b)Muka air pada saluran tersier diusahakan sama atau lebih rendah dari permukaan tanah asli. Hal ini untuk menghindari mengalirnya air langsung ke sawah dengan memotong tanggul saluran

c)Muka air rencana pada saluran kuarter minimum 0.15 m diatas elevasi muka tanah yang diairi dengan asumsi kedalaman air di sawah 0.10 m

er's 94

Page 95: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

1. Coba h = bmin , Jika V ≥ Vmin → OK

2. Jika V < Vmin, ambil 0.15m ≤ h < bmin → V ≥ Vmin → OK

3. Jika h ≥ 0,15m diperoleh V ≥ 0,10m, tentukan h = 0,15m

4. Jika h = 0,15m diperoleh V < 0,10m/det., ambil h < 0,15msehingga V . 0.10 m/det.

Penentuan Tinggi Air (h) di Saluran Untuk Areal Relatif Kecil

Dipertahankan : bmin

V ≥ 0.10m/det.h

b(min)

er's 95

Page 96: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

PERENCANAAN SALURAN PEMBUANG(Drainase)

Debit Rencana

Debit rencana saluran drainase pada unit tersier, pada awalnya ditentukan dengan rumus umum berikut ini: 

Q = f 5.52 a1 + 17.45 a2 + 12.267 a30.92

Dimana : Q : Debit rencanaf : factor reduksi (1.0)a1 : Luas daerah persawahan yg di drain (ha)a2 : Luas daerah perladangan yg di drain (ha)a3 : Luas daerah perkebunan/ hutan yg di drain (ha)

er's 96

Page 97: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Untuk selanjutnya pada Proyek Irigasi Batang Hari, dikembangkan bahwa debit rencana ditentukan sebagai berikut:

Qd = 1.62(Dm1A10.92+Dm2A2

0.92) 

Dimana:A1 : Luas areal persawahan (ha) dengan drain modul Dm1= 7.85

A2 : Luas perladangan/ daerah tinggi dengan drain modul Dm2= 14.20

er's 97

Page 98: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Penampang Melintang

m

1

fb

h

b

W Timbunan

Muka tanah asli

Elemen Saluran

Drainase Tersier

Saluran Drainase Kuarter

b/h 1.0 1.0 1:m 1:1.0 (tergantung pd debit rencana) 1:1.5 1:1

Minimum dasar saluran b

0.50 m 0.30 m

Fb + h 0.50 m 0.30 m W 0.50 m 0.30 m

er's 98

Page 99: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Tabulasi Hidrolika / Dimensi Sal. Pembuang

Tipe Debit (m/det)

Lebar (m)

Kedalaman Air (m)

Kemiringan Talud

Standar Kecepatan(m/det)

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9

≤ 0.04 0.04 – 0.09 0.09 – 0.15 0.15 – 0.25 0.25 – 0.40 0.40 – 0.50 0.50 – 0.60 0.60 – 1.00 1.00 – 1.70

0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10

0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10

1 : 1.0 1 : 1.0 1 : 1.0 1 : 1.0 1 : 1.0 1 : 1.0 1 : 1.0 1 : 1.0 1 : 1.5

0.15 – 0.25 0.15 – 0.30 0.20 – 0.30 0.20 – 0.40 0.20 – 0.40 0.25 – 0.45 0.30 – 0.50 0.30 – 0.50 0.30 – 0.60

Dihitung berdasarkan rumus Strickler (manning)

Dengan Koef. Kekasaran K = 30 → pembuang tersier K = 25 → pembuang kuarter

𝑸= 𝑲.𝑹𝟐/𝟑.𝑰𝟏/𝟐

er's 99

Page 100: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Perencanaan Jalan Usaha Tani (JUT)

Tipe JUT

Muka Tanah Asli

JUT H 1.0

1.0

.0 1.0

1.0

W

Tipe Jalan

W ( m )

H ( m )

Tipe – A

2.0 m – 3.0 m (berdasarkan tersedianya tanah)

Min 0.5 m (pada waktu timbunan)

Tipe – B 1.0 m Min 0.5 m (pada waktu timbunan)

er's 100

Page 101: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Syarat Perencanaan JUT

Tipe-A: • Jarak jalan antara Tipe-A dgn tipe A kira-kira 1.0 km• Terletak sepanjang saluran irigasi tersier atau saluran drainase

tersier dan• Berhubungan dengan jalan inspeksi, jalan desa atau jalan utama Tipe-B: •Jarak jalan antara Tipe-B dgn Tipe-B, atau Tipe-A dgn Tipe-B: 200 – 300 m•Terletak di sepanjang saluran irigasi kuarter, dan•Berhubungan dengan JUT Tipe-A, jalan inspeksi, jalan desa atau jalan utama

er's 101

Page 102: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Rencana Talud

Pemotongan dan Kemiringan Lereng

(1) Pemotongan /Kemiringan Lereng Dalam

1 : m1

1.0 m

0.5 m

h1

h1

Deskripsi Batuan Batuan Tahan Cuaca Batuan lapuk Tanah biasa Ketinggian bahu (h1) Kemiringan (m1) Sementara Permanen

5,0 m

1 : 0 1 : 0,25

5,0 m

1 : 0,2 1 : 0,75

3,0 m

1 : 0,50 1 : 1,0

3,0 m

1 : 0,50 1 : 1,50

er's 102

Page 103: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

(2) Kemiringan Talud Luar

h2

h2

1 : m2

1.0 m

Ketinggian bahu (h2) Kemiringan (m2)

< 1,0 m

≥ 1,0 m

1 : 1,0

1 : 1,5

er's 103

Page 104: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

BANGUNAN – BANGUNAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SALURAN

Boks Bagi

Ambang

Tipe Ambang Boks bergantung kepada material yang dipakai untuk konstruksi Boks tersebut.

er's 104

Page 105: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Dimensi Boks Bagi

b

1.50 L 1.50

b

W 0.25

0.30

0.30

0.30 0.30 0.50

Max 0.60 M

Max 0.60

Boks Bagi Tersier / Kuarter

er's 105

Page 106: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's106

Tabel 7.1, Contoh Perh. Ambang Lebar

Page 107: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

er's 107

Tabel 7.2, Contoh Perh. Ambang Tajam

Page 108: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Sadap Sederhana (Simple Intake)

0.20

0.10

0.15

3.00

0.80

0.60

0.20

h

0.20

Saluran Tersier

Stop Log

0.30

Elevasi sawah

0.40

0.20 0.10

0.40

Pipa PVC Ø 10 cm

er's 108

Page 109: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

50

0

besi betonreinforc. steel Ø26

80

10

01

00

10

01

00

plat penutupclosure plate

6 . 40 . 2 2

plat pengisifilling plate

10 x 20

6

1010

baja Lsteel L 10 x 20

dilaswelded

Ø 22

40.40.4

baja Lsteel L

A

60.60.6baja Lsteel Ldilas

welded

75

50

75

50

Ø12

dilaswelded

A

C

B

C

TAMPAK DEPANS , B

SIDE VIEW

dilaswelded

dilaswelded

plate penutupclosure plate 6.40.22

L 60.60.6

L 40.40.4

L 60.60.6

dilaswelded

Bankeranchor Ø12

plat tebalplate thickness

6

h

POTONGANS , B

SECTIONB - B

100

POTONGANS , BSECTION A - A

dilaswelded

plate thickness 6

40.40.4baja Lsteel L

baja Lsteel L 60.60.6

plat pengisifilling plate

10 x 20anker

anchor Ø12

60.60.6baja Lsteel L

30

0

dilaswelded

dilaswelded

40.40.4baja Lsteel L

POTONGANS , B

SECTION C - C

30

70

ambang tajamblade weir

2

d i l a swelded

1 2 h

+10

0

10

0

10

05

0

300

plat tebalplate thickness

10

L 60.60.6

60

15

0

50

Ø12

175

175

10

0

plat tebal

175

10

0

175

10

0

30

0

10

5

10049

15

10

6

16

12

15

0

d i l a swelded

plat tebalplate thickness

6

L 40.40.4

plat penutupclosure plate

406.40.22

dilas titikpoint welded

dilaswelded

plat pengisifilling plate

6

10 x 20L 60.60.6

diambil dari masing-masingukuran b berubah

sumber

catatan :

taken from diffrerent sourcesdimension of b are changed

notes :

DETAIL B S , A

PEN PENGUNCIS , A

LOCKER PEN

DETAIL A S , A

Ø16besi beton

reinforc. steel

tempat rantaihook for chain

50

50

50

50

2020

b + 90

PLAT PINTUS , B

GATE PLATE

50

50

d i l a swelded hTOP SECURITY

PROHEX

60

.

1 2 h

+10

0

14 11 20 5 10 10

22

40

plat pengisifilling plate

10 x 20

plat penutupclosure plate

1010

6.40.22

plat tebalplate thickness 6

maka plat penutup dapat dibuka

in case the gate plate will be repainted,the closure plate can be opened

bila plat pintu akan dicat kembali

L 60.60.6

dilas titikpoint welded

PINTU BOKS TERSIERGATE TERTIARY BOX

175

10

0

S , A = 1 : 1

100 200 300

4020 60

400 mm

80 mm

S , B = 1 : 5

0

0Scale on Original A2 Paper size

keperluan bukaan pintuthe nos of hole depend onopening gate requirement

jumlah lubang tergantung

13 b

13 b

13 b

B300

1 2 h

DETAIL PINTU BOKS TERSIERDETAIL GATE TERTIARY BOX

er's 109

Gambar 7.3, Pintu Tersier

Page 110: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan – Bangunan PelengkapBangunan-bangunan pelengkap diperlukan untuk membawa/ mengantar air pada tempat-tempat di mana tidak mungkin dibuat potongan saluran biasa tanpa pasangan.Lokasi-lokasi/ keadaan yang memerlukan bangunan pembawa tersebut antara lain karena:persilangan dengan jalan, yang diperlukan Gorong-gorong(Culvert),Jembatan (Bridge), Sipon (Syphon).keadaan topografi yang berakibat terbatasnya lebar saluran atau perubahan kemiringan secara tiba-tiba atau pada tempat-tempat dimana kemiringan medan melebihi kemiringan saluran, yang diperlukan seperti: Talang, Flum, Bangunan Terjun (Drop), atau Saluran Pasangan.persilangan dengan saluran, sungai atau lembah; yang diperlukan: Talang (Aqueduct), Sipon atau Gorong-Gorong.menjaga agar muka air tetap setinggi yang diperlukan di daerah-daerah rendah , yang dibutuhkan: Talang, Flum atau Saluran Pasangan, Bangunan Akhir.membuang kelebihan air dengan bangunan pembuang, yang dibutuhkan adalah: Pelimpah Samping(Side Spillway), Bangunan Penguras(Scouring Sluice) Pemasukan Pembuang(Drain Inlet) atau Pelepas Pembuang (Drain Outlet).

er's 110

Page 111: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Gorong – Gorong (Culvert)

D E N A H

10b1

200

h1

b2

500500

1:101:10

h1

b1

200

h1

200200

300300

C

200

350b2

10b1

350

b2b2 b1

ROAD

200

Penutup Tanah untuk Ternak300300

h1

200

20006006001500

11

11

B

B

A

A

Potongan Memanjang

Potongan A-A

Potongan B-B

Potongan C-C

Gorong - Gorong PersegiUntuk Q ≥ 1.0 m3/det.

er's 111

Page 112: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

SUBMERGED COMPOSITE CULVERTGORONG-GORONG TIPE KOMPOSISI TERENDAM

A

in masonry

B

B

A

concrete pipes

3.500.3.000

min cover 0.60 m

D

Potongan B-B

W

H

D

Potongan A-A

250

Gorong - Gorong PipaUntuk Q < 1.0 m3/det.

er's 112

Page 113: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Jembatan (Bridge)

Melihat kegunaannya maka jembatan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: Jembatan untuk kendaraan/ transport umum

Jembatan Pejalan Kaki

er's 113

Page 114: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

jembatan jalan petanib

jembatan jalan inspeksia

a

b

1515 B 1515

B

B

3.00

potongan D-Dpotongan B-B

denahdenah

potongan C-Cpotongan A-A

=30

=30

20 20 b 20 20

h

502

52

5

2020 260

25

AA

25

D

D

CC

150

50

40

25

11

4

1

25

h

11

4

1

20b20

1525

h

h

1515B1515

4025

15

2525

1515015

0 100 300 500 cm200 400

er's 114

Page 115: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

0.50

Plat Ferro Cement, t = 30 mm

Balok Beton 0.15x0.2 x3

0.25

0.15

0.03

Denah

A A 1.00

Potongan A - A

0.25 1

m

0.50 Max 3.50m

Jembatan Pejalan Kaki.er's 115

Page 116: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Terjun (Drop)

Terjun tegak : 0m < z ≤ 1,0m

Terjun miring : 1,0m < z ≤ 4,50m

Got miring : z > 4,50m

er's 116

Page 117: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

i). Terjun Tegak (Vertical Drop) L1 > 3xz

L2 = C1√zhc + 0,25 C1 = 2,5 + 1,1 hc/z’ + 0,7 (hc/z)3

hc = (q2/g)1/3

q = Q/(0,8 b1) a = 0,5 hc L3 = 3,0 x z ( minimum 1,50m) 

dimana : L2 : Panjang kolam olak hilir (m)hc : Kedalaman kritis (m)Q : Debit rencana (m3/det)B : Lebar bukaan = 0,8 x b1z : Tinggi terjunan

 q ; Debit persatuan lebar (m3/det m)

b1 : Lebar dasar salurana : Tinggi ambang pada ujung kolam olak (m)

 er's 117

Page 118: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

12

D E N A H

Potongan Memanjang

250

0.8 b1

L2

L3L1>3z

b+0.20b1

h1

t = 0.5(h1+z)

z = 100 cm

h2a

600

250

Terjun Tegaker's 118

Page 119: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Lj

Vl

?Z

r = ?Z

r = 0.5 h1

h1EL3

EL2

h2

hc

Vd

Vu

H

?H

d

H'

H1

20001500LJ150015001500

1.60

Ambang Ujung

Blok Muka Blok Halang

0.8 b1b1

ii). Terjun Miring (Inclined Drop)

Terjun Miring

Perencanaan Kolam Olak

er's 119

Page 120: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

iii). Got Miring (Chute)

V2

H

Chute

Bagian masuk Transisi Normal Kolam olak

h 2/3h

Z2

Bangunan Got miring

er's 120

Page 121: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

1,50m 1,50m L1 1,50m 2,00m

1,00 - B

1,00 - BBb1

er's 121

Page 122: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Panjang dan Dalam dari Kolam Olak

d V2

h2 h’

Z2

Lj

Lj = 4,5 h2

er's 122

Page 123: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Talang (Aqueduct)

1) Bangunan Atas

  potongan memanjang talang tipe A (beton bertulang)

tumpuan beton

Ø 0.20, 9 batangpancang kayu

beronjong

Fb : clearance = 0.30 m

5 m43210

setengah denahtalang tipe B

setengah denahtalang tipe A

pe

mbua

ng

saluran irigasi

2.8

0

min 1.50 m

Fb

0.5

0

min 1.2 m

min 1.50 m

Fb

0.5

0

min 1.2 m

pelimpah

potongan memanjang talang tipe B (pipa baja)

tumpuan beton

Ø 0.20, 9 batangpancang kayu

beronjong

Fb : clearance = 0.30 m

2) Bangunan Bawah

 

Talang dibuat jika saluran melintasi saluran utama, sungai, jalan, lembah atau sepanjang lereng bukit.

Merupakan tumpuan (abutment) dan pilar (pier) untuk menopang bangunan atas.

er's 123

Page 124: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

2.000 1.000.50 1.50 4.00 m3.00

Wooden Piles planted in the ground up to hard soil

Cerucuk Kayu dipancang sampai mencapai tanah keras

A A

D E N A HP L A N

SKALA = 1:50SCALE = 1:50

SECTION A - APOTONGAN A - A SKALA = 1:50

SCALE = 1:50 Ø 0.10 m

Beton Concrete

K - 125

Lantai Kerja

Form WorkK - 100

Pipa baja digalvanis

Galvanized steel pipeØ 0.05 m

DilasWelding Beton

ConcreteK - 125

Dibungkus dengan pipa PVC

Covered by PVC pipe

SKALA = 1:500SCALE = 1:500LONG SECTION

POT. MEMANJANG

B

B

SECTION B - BPOTONGAN B - B SKALA = 1:50

SCALE = 1:50

C

C

SECTION C - CPOTONGAN C - C SKALA = 1:50

SCALE = 1:50

Contoh Talang Pipa Baja di Galvanis

14

9

1

1413

12

11

10987

6

54

321

1

1

1

1

LC

LC

0.25

0.25

+95.26

+95.46

+95.76+95.76

+92.92

+93.22

0.25 0.250.30

0.25

0.250.500.50

D = 0.25

+95.61

+94.68+94.35

0.50

1

1

1

1+95.41

+95.61

0.60

0.50

0.30

0.30

0.25

0.300.25

0.25

0.20

O G L

O G L

6.00

Ht

Ht0.20

0.30

0.40

0.74

0.10

0.400.40

0.10

+74.42

0.50

+9

4.6

9

0.20

0.30

0.40

0.50

0.50

0.50

0.74

0.10 0.10

0.400.40

0.10

0.080.25

0.22

Ht

6.00 6.00 6.006.006.006.006.00 Ø 0.30 mSteel pipePipa besi

TiangTiang

+4.10+10.40+7.40+6.20+21.40+3.50+8.70+5.30+3.50+10.00+10.60DISTANCE

ELEVATION /+85.00

T6 - K2Tertiary CanalSaluran Tersier

D=0.25

90.00

2.081.96

4.24

7.76

9.849.689.529.36

5.92

3.162.681.401.081.00

+95.41+95.78

+95.28

+9

4.7

1

+9

3.4

4

+9

3.6

9

+8

9.6

3

+8

5.7

1

+8

6.3

1

+8

8.9

7

+9

2.9

5

+9

2.9

9

+9

4.1

9

+9

4.7

2

+95.91

1.50

0.3

0

0.30

0.5

0

0.5

0

+9

5.9

1

0.5

0

0.3

0

2.00 2.002.002.00

2.00

+95.21

+95.21

0.501.00

0.30

0.25

1.75

Ø 0.25 mSteel pipePipa besi

Ø 0.30 mSteel pipePipa besi

0.80

1.00

0.80

1.00

0.80

1.00

0.20 0.20

0.45

6.00

90.00

13 X 6.00

13 X 6.00

0.20

0.30

0.40

0.50

0.50

0.50

0.74

0.10 0.10

0.400.40

0.10

6.00

0.40

0.60

6.00

0.40

0.20 0.20

+7

7.3

1+

77

.31

0.30

0.30

1.75

0.60

+75.83

+74.40+74.42

+95.26+95.41

+7

3.1

9

+9

3.3

0

1

1

1

1

1

1

1

1

a1

- 2

Qu

ate

rna

ry C

anal

Sa

lura

n K

uart

er

T6 - K2Tertiary CanalSaluran Tersier

a1

- 2

Qu

ate

rna

ry C

anal

Sa

lura

n K

uart

er

+95.46

+95.26

+95.76

+93.22

+92.92

+95.61

1.00

1.50

0.25

0.450.250.30

+9

4.3

5+

94

.68

+94.68

+94.35

+95.91

+95.41

1.500.25

+95.28

+95.76

+95.76

+95.41

+95.61

+95.76+95.91

+9

5.2

8

+9

5.4

8

+9

5.7

8+

95

.78

+76.64

+95.61

+9

5.4

1

+9

5.6

1

+9

5.9

1

+7

7.3

1

90.00

6.00

er's 124

Gambar 7.14

Page 125: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Talang tipe Gorong-Gorong Persegi, Beton Bertulang, H=4,5m

er's 125

Page 126: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Talang tipe Gorong-Gorong Persegi, Beton Bertulang, H=3,5m

er's 126

Page 127: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

DETAIL OF PIER AQUEDUCTDETAIL TIANG TALANG SKALA = 1:20

SCALE = 1:20

0.05

0.05

Pipa PVCPVC Pipe

Ø 15 cm

Pipa Besi Di galvanishGalvanized Steel Pipe

4 Ø 8 mm

L = 600 mm

Ø 6-100 mm

SECTION I-IPOTONGAN I-I SKALA = 1:5

SCALE = 1:5

Ø 5 cm

0.20

0.30

0.40

0.10

0.30

0.10

0.40 0.40

0.10

T

0.05 0.05b+0.20

0.150.10

b0.10

0.15

H

0.12

0.05 0.05b+0.20

h

b+0.20

0.200.20

0.12

b+0.25

b+0.25 Galvanized Steel Pipe

Pipa Baja Digalvanish

0.30

0.10

0.40 0.40

0.10

Ø 0.05 m

Wooden Piles Planted in The Ground Up To Hard Soil

Cerucuk Kayu Dipancang Sampai Mencapai Tanah Keras

Wooden PileCerucuk Kayu

Ø 0.10 m

BetonConcrete

K-125

Lantai KerjaK-100

BetonConcrete

K-125Dibungkus Dengan Pipa PVCCovered By PVC Pipe

LihatSee

DETAIL "A"

IIIIII

1 : 5:SCALE

SKALA

1 : 20

0 0.05

:SCALE

SKALA

0.10 0.15 0.20 0.30

0.200 0.800.40 0.60 1.20

0.40 m

1.60 m

LihatSee

DETAIL "B"

Ø 12-250

Ø 12-200

BetonConcrete K-125

Plat BajaSteel Plate

t = 5 mmPlat BajaSteel Plate

t = 5 mm

Ht

0.10

0.10

Note :

Ukuran Bangunan DalamDimension of Structure In

m1

2

Form Work

BetonConcrete

K-175

BetonConcrete

K-125

DilasWelding

DilasWelding

TinggiHight of

Ht Masing- Masing Tiang Disesuaikan Dengan Kondisi LapanganEach of Pier Depend of Site Condition

3Ukuran Pembesian DalamDimension of Reinf. Bar In

mm

II

1.00

1.00

3 Ø 6

SECTION II - IIPOTONGAN II - II SKALA = 1:10

SCALE = 1:10

3 Ø 6

Ukuran Ukuran Dimensions

h = .....H = .....b = .....

:

Contoh Talang Beton dgn Pilar Rangka Pipa Bajaer's 127

Gambar 7.17

Page 128: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Saluran Pasangan (Flume)

Ada kalanya saluran harus melintasi perkebunan karet rakyat, dimana atas permintaan pemilik kebun saluran dibuat di celah-celah antara pohon karet dan tidak mengganggu pohon, sehingga saluran akan berbelok-belok.Untuk menghemat penggunaan lahan sebagai lintasan jalur saluran yang paling sesuai adalah penggunaan Saluran Pasangan (Flume).

er's 128

Page 129: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

(1) Saluran Terbuka Pasangan Batu

A = 0,256H B = 0,425H H = h + Fb h = Kedalaman air Fb = Tinggi jagaan/

0,25

A

Fb

h

0,50

B B

H

A

er's 129

Page 130: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

(2) Dinding Gravitasi dari Pasangan Batu

b

13

1

H b = 0,230H

B = 0,460H

B

er's 130

Page 131: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Sipon (Syphon)

Sipon digunakan untuk membawa air melewati bawah jalan, sungai atau pembuangan alam yang dalam.

Untuk pengoperasian yang baik, sipon direncanakan mengikuti kondisi seperti : i.Tidak ada udara masuk ke dalam pipaii.Lubang pipa harus dibawah muka air saluran di huluiii.Tinggi air perapat di atas lubang pipa ditetapkan antara 0,15 – 0,45iv.Diameter minimum dari sipon adalah 0,30mv.Kecepatan normal pada pipa antara 1 – 1,5 m/detvi.Kisi-kisi penyaring harus di pasang di pintu masuk, danvii.Penutup diatas pipa minimum adalah 0,60m

er's 131

Page 132: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

D

1,00 1,00 1,00 1,00

t

Pipa beton

Min 0,60m

1,00 1,00 1,00 1,00

Saringan sampah

Sipon

er's 132

Page 133: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Pelimpah (Spillway)

Bangunan pelimpah diperlukan untuk membuang kelebihan air jika sudah melebihi kapasitas yang diperlukan pada saluran ataupun pada boks bagi agar tidak terjadi luapan.

er's 133

Page 134: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Pelimpah Samping

Contoh gambar hal :92

er's 134

Page 135: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Pembuang silang (Cross Drain)

Dibuat dalam hal Saluran Irigasi memotong alur kecil atau saluran drainase.

er's 135

Page 136: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Pembuang Silang (Cross Drain)

300

03

000

drain inlet

masonry lining

min 0.60 m2

50

150015001500 1500

250

er's 136

Page 137: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Detail dan Dimensi Bangunan Akhir

0.500.20

+EL.2

0.200.200.20

0.400.20

0.50 L.2L.1

+EL.10.20 0.100.20

h/2

0.30 0.20

0.20+EL.2 0.10

0.20

Sal

. Kua

rter

+E

L.1+

H

+E

L.1

0.50 1:1

1:1

0.200.40

+EL.2+H+EL.1+H

Sal. Kuarter U/S

0.200.20

L+EL.1+H

C

0.20

+EL.2

0.30

+E

L.1+

H

0.20Hh b

0.20

+EL.1+H +EL.2+H

hH

H+EL.2+H

1 11

POTONGAN B-BSECTION B-B

1

2

SKALA = 1:50SCALE = 1:50

1

1 1

B

11

11

A

D

1

11 1

1

POTONGAN C-CSECTION C-C SCALE = 1:50

SKALA = 1:50

11

B C

D

SKALA = 1:50POTONGAN D-D

SECTION A-APOTONGAN A-A SKALA = 1:50

SCALE = 1:50

SECTION D-D SCALE = 1:50

11C1 1

Qua

tern

ary

Can

al

D E N A HP L A N

Quaternary Canal

SKALA = 1:50SCALE = 1:50

1:1

1:1

+EL.1 b+0.10 b b+0.10

LC

b+0.10+EL.1+H +EL.1+H

+EL.10.20

h/2

0.20b

0.20

0.20

0.30

U/S

0.20

0.20 +EL.2+H+EL.1+H

hH

+EL.1

b+0.10

b/2

LC0.30 0.30

+EL.1+H +EL.1+H

137

Page 138: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Pemasukan Pembuang (Drain Inlet)

Berfungsi untuk menerima air buangan dari saluran-saluran kecil seperti saluran pembawa kuarter atau saluran pembuang kuarter.

er's 138

Page 139: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

AA

BBSKALA

SCALE1 : 20

DENAH

PLAN

1 1

1 1

CL

SKALA

SCALE1 : 20

POTONGAN

SECTIONA-A

SKALA

SCALE1 : 20

POTONGAN

SECTIONB-B

CL

1

1

1

1

AA

BBSKALA

SCALE1 : 20

DENAH

PLAN

CL

1

1

1

1

1 1

1 1

CL

1 1

1 1

CL

11

11

C L

CL

SKALA

SCALE1 : 20

POTONGAN

SECTIONA-A

SKALA

SCALE1 : 20

POTONGAN

SECTIONB-B

Note : z = EL.A - EL.B

1 1

1 1

CL

11

11

C L

Type A Type B

EL.

A

H1

EL.

1

b1

EL.2

H2

b2

EL.B

EL.A

z<=1.00

t=0.10

EL.B

EL.A

EL.B

EL.

AH1

EL.3

EL.1

EL.2

EL.3

EL.

1

EL.

1

EL.3

EL.2

EL.2

EL.3

EL.1

0.500.250.25

0.250.600.50+B30.60

0.50

0.25

b1

H2

b2

H3

b3

H3

0.300.25

0.251.500.25

0.50 0.25

0.25

1.002.00

0.25

EL.1

EL.B

EL.A

0.50+B3

EL.3

0.50

0.250.60

EL.20.25

0.60

0.50

0.25

t=0.10

EL.B

EL.A

EL.B

z>1.00

EL.2

EL.3

EL.3

EL.

1

EL.3

EL.2

0.25

L ( Variable)

H3

0.300.25

0.251.50

L ( Variable)2.00

1.00

H3

b3

0.25

0.500.25

0.25

1.002.00

Bangunan Pemasukan Pembuang (Drain Inlet) er's

139

Page 140: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Akhir (End Structure)

Bangunan akhir berupa pelimpah yang disesuaikan dengan muka air rencana dibuat di ujung saluran kuarter untuk membuang kelebihan air.

Fungsi lain Bangunan Akhir yaitu untuk menjaga stabilitas dan ketinggian air di ujung saluran kuarter.

er's 140

Page 141: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Pelepas Pembuang (Drain Outlet)

dibuat pada saluran-saluran pembuang kuarter atau pembuang tersier pada pertemuannya dengan saluran pembuang utama (primer atau sekunder) atau dengan sungai.

er's 141

Page 142: Presentasi Pelatihan Irigasi OK 2003

Bangunan Pengeluaran Pembuang (Drain Outlet) )er's 142