Upload
sofinakusnadi
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
• Kumpulan kemampuan mental yang bergantung pada beberapa sistem di otak meliputi kemampuan untuk memasukkan, menyimpan & memunculkan kembali informasi yg di terima
Pengertian
Memori
• Nurodegeneratif, tumor, trauma kepala, stroke, hipoksia, cardiac surgery, mal nutrisi, penyakit defisit perhatian, depresi, ansietas, efek samping obat, serta proses penuaan yang normal.
Disfungsi
Memori
PENILAIAN RISIKO
• Melibatkan multidisiplin ilmu, seperti
neurologi, psikiatri, dan surgery.
Disfungsi Memori
• Menyertai banyak kelainan dan
menurunkan kinerja harian pasien dan
juga mempengaruhi kehidupan
keluarganya.
Disfungsi Memori
Sistem memori
Cara otak
memproses
informasi yang
bisa digunakan
pada waktu
mendatang.
Tergantung dari
struktur
neuroanatomi.
Sangat
berhubungan
dengan :
• Kewaspadaan
(eksplisit) deklaratif
• Perubahan prilaku
(implisit) non
deklaratif
Dikategorikan
menurut sumber
materi yang akan
diingat, (seperti
verbal atau
visuospasial).
MEMORI
MEMORI EPISODIK
MEMORI SEMANTIK
MEMORI PROSEDURAL
MEMORI KERJA
Revisi DSM yang saat ini sedang berjalan telah
memicu perdebatan mengenai inklusi suatu gejala
risiko psikosis dengan tujuan untuk memfasilitasi
upaya pencegahannya
Beberapa peneliti awalnya tidak menyetujui proyek ini
dan memberikan perhatian akan adanya kerugian
aplikasi ARMS sebagai kriteria diagnosis. Mereka
menekankan bahwa tingginya tingkat prediksi positif
palsu dalam klinik spesialis (60-70%) dapat meningkat
hingga 90% pada klinik pasien rawat jalan
Pengenalan at risk mental state (ARMS)
Perdebatan yang selama ini terjadi secara khusus
berfokus pada validitas prediktif dari kriteria risiko / at
risk criteria
Mengesampingkan temuan utama yang meliputi:
individu yang memenuhi kriteria risiko bisa saja sudah
mengalami gangguan mental dan fungsional multipel
di saat mereka baru mencari pertolongan. Selain itu,
pada individu tersebut juga bisa didapatkan defisit
fisiologis dan kognitif beragam selain perubahan
morfologi dan fungsi serebral
Pengenalan at risk mental state (ARMS)
Mayoritas individu berisiko yang mencari pertolongan
medis yang juga memenuhi kriteria umum DSM-IV
untuk gangguan mental dan dianggap sakit perlu
diberi penanganan medis.
Memasukkan suatu profil klinis ke dalam sistem
diagnosis seperti digambarkan dalam kriteria risiko,
bukan sebagai suatu gejala risiko prodromal untuk
onset psikosis yang pertama, tetapi sebagai gangguan
tersendiri
Pengenalan at risk mental state (ARMS)
Pengenalan
Diagnosis
Independen
Mempermud
ah akses
terhadap
layanan
medis
standar
Mencegah
stigmatisa
si
Kriteria DSM-5 dan ICD-11dapat menjadi kerangka yang tepat untuk diinklusikannya gejala-gejala ini.
• Suatu pendekatan preventif yang baru didasarkan pada konsep neuroproteksi dan penelitian yang menunjukkan adanya kehilangan progresif dari volume gray matter sebelum onset psikosis.
Konsep
• Diantara berbagai substansi dengan kandungan neuroprotektif, penelitian menunjukkan kandungan tersebut terdapat pada asam lemak omega 3 dosis tinggi, glisin, dan litium dosis rendah.
Substansi
Strategi Preventif Berorientasi Etiologi
Penelitian
•Tingkat transisi 12 minggu secara signifikan lebih rendah pada kelompok orang dewasa dengan UHR yang diberi terapi asam lemak omega 3 dibanding kelompok yang diberi plasebo dan efek ini bertahan hingga follow-up 6 bulan
Amminger et al., 2010
•Koagonis reseptor glisin dan N-methyl-d-aspartate dievaluasi pada 10 pasien dengan percobaan awal, dan terjadi perbaikan signifikan pada berbagai domain psikopatologi pasien
Woods et al., 2006
•waktu relaksasi T2 hippocampus ditemukan berkurang secara signifikan pada kelompok penderita UHR yang diterapi litium dosis rendah dibandingkan dengan kelompok serupa yang mendapatkan terapi suportif standar. Hal ini menunjukkan adanya proteksi terhadap mikrostruktur hippocampus
Berger et al., 2008
Efek preventif nyata dari asam
lemak omega 3 saat ini sedang dalam proses peninjauan
lanjutan pada penelitian North-American, European, Australian Prodrome (NEURAPRO) dengan
sampel berukuran besar.
Kesimpulan
Skizofrenia merupakan
gangguan mental pertama dimana program prediksi dan preventif dari pengobatan medis
modern diaplikasikan
Hasil yang didapatkan dari
berbagai penelitian menjanjikan dan
menguatkan harapan bahwa
pada tahun-tahun mendatang akan
didapatkan strategi preventif yang secara spesifik ditujukan untuk risiko sakit yang
bersifat individual.
Untuk mencapai penurunan insidensi,
penilaian risiko yang berorientasi pada gejala harus diperkaya dengan
dasar faktor risiko
neurobiologi dan psikososial, dan
tindakan preventif yang diindikasikan
harus dikembangkan lebih lanjut ke arah preventif
selektif.
Kesimpulan
Membutuhkan pelaksanaan
penelitian dengan sampel
besar untuk prediksi dan
preventif, dengan periode observasi yang
secara signifikan lebih panjang.
Pada penelitian tersebut, kombinasi
menjanjikan dari indikator risiko,
yang dipilih untuk memaksimalkan
nilai prediktif harus dievaluasi.
Intervensi psikologis dan farmakologis harus dinilai
secara jangka panjang. Selain
itu, strategi preventif yang
berorientasi etiologi pun harus
diuji.
Untuk dapat merencanakan dan
melaksanakan penelitian tersebut,
memasukkan status mental sub-psikotik ke dalam revisi selanjutnya
dari sistem diagnosis yang
akan datang akan sangat bermanfaat.