Upload
baim-ibrahim
View
142
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
Review Jurnal Fitokimia
Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa Scheff Boerl)
Abstrack
• Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) berkhasiat untuk mengobati luka, diabetes, lever, flu, alergi, sesak nafas, desentri, penyakit kulit, diabetes, jantung, ginjal, kanker, darah tinggi, asam urat, penambah stamina, ketergantungan narkoba, dan pemicu kontraksi rahim.
• Penelitian tentang uji aktivitas sebagai antioksidan yang merupakan senyawa polifenol, flavonoid, alkaloid, dan saponin.
• Penelitian dilakukan dengan ekstraksi soxhletasi pelarut methanol. dilakukan dengan KLT preparatif . Kresgel G 60 F 254 dengan eluen fase atas n-butanol: asam asetat: air, 9:2:6 (v/v). Penentuan kandungan senyawa flavonoid secara kuantitatif dengan metode Spektrofotometri UV-Vis.
• Hasil: kandungan senyawa flavonoid pada buah masak rata-rata 1,7647 mg.L-1 atau 2,2334 mg.kg-1.
Introduction
INTRODUCTION
• Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga.
• Flavonoid merupakan termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat.
• Salah satu tanaman yangmengandung flavonoid adalah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl)
INTRODUCTION
• Flavonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga dengan susunan C6-C3-C6.
• Senyawa ini ditemukan pada batang,daun, bunga, dan buah.
INTRODUCTION• Buah mahkota dewa mengandung alkaloid,
saponin, flavonoid, dan polifenol dan ekstrak daunnya dapat memberikan efek antihistamin (Siswono, 2001).
• Daging buah mahkota dewa mempunyai efek hipoglikemik (dapat menurunkan kadar gula dalam darah
• Ekstrak mahkota dewa juga mampu menghambat pertumbuhan sel Leukimia L1210 sebesar 50 % setelah masa inkubasi 48 jam (IC50) sangat rendah, yaitu <10 μg/mL
• Penelitian pada formulasi sediaan padat tablet efervesen mahkota dewa yang mempunyai efek menghambat sel kanker rahim (in vitro) (Lusiana, 2006)
• Menurut Dewanti (2004) stabilitas antioksidan semua produk mahkota dewa lebih rendah dari antioksidan sintetik tetapi aktivitasnya lebih tinggi.
INTRODUCTION
Metodologi Penelitian
Ekstraksi buah mahkotadewa dengan pelarut metanol
sampel dihaluskan dengan blender
dikemas dengan kertas saring disesuaikan dengan kapasitas
ekstrakor
ekstraksi dengan sokhlet melalui dua tahap
tahap pertama dengan pelarut n-heksan untuk
menghilangkan komponen non polar
selama 5-7 jam
Fraksi didiamkan selama semalam dalam keadaan
terendam n-heksan
Fraksi n-heksan diambil dan diekstraksi dengan
metanol selama 5-7 jam
Residu didiamkan semalam dalam keadaan
terendam metanol
Fraksinasi ekstrak methanol dengan menggunakan Kromatografi lapis Tipis
Optimasi eluen menggunakan plat KLT
kresgel G 60 F 254 ukuran 3x10cm
Eluen terdiri dari fase n-butanol:asam asetat:air,
9:2:6
Elusi dilakukan setelah chamber penuh dengan
uap eluen, diamkan selama 5-10 menit
Deteksi bercak dengan UV 254 dan 366 nm
bercak ditandai dengan pensil
Pembuktian isolat flavonoid dengan KLT
dua dimensi
Elusi dilakukan pada plat KLT 6x6cm
Ekstrak kloroform ditotolkan
Eluen pertama merupakan eluen digunakan pada
identifikasi sebelumnya
Pengembang kedua asam aseta t15 %
Posisi plat 90 derajatdari kondisi semula
Dilakukan fraksinasi KLT preparatif UV 366 nm,
Isolat dikerok dan dilarutkan dalam
metanol
Penentuan Kandungan flavonoid dengan Spektrofotometer UV-Vis
Membuat larutan standar flavonoid
rutin
satu set konsentrasi 0, 10,20,30,40,50
ppm
dibuat 25 ml dalam larutan metanol dari larutan induk 1000
ppm
Mula-mula 1000 mg dialrutkan dengan
50ml etanol ad sampai 1000ml
Diencerkan menjadi 100 ppm dari larutan
standar
Diencerkan sampai satu set konsentrasi
Encerkan lagi dengan konsentrasi 2.5 , 5 ,
7.5 , 12.5 ppm
Blanko yang digunakan metanol
murni
Optimasi panjang gelombang dari salah
satu larutan rutin
Absorbansi sampel di plotkan pada kurva
kalibrasi dengan regresi linier
hasil yang diperoleh dikalikan dengan
faktor pengencerannya
Hasil dan Pembahasan
1. Preparasi Sampel
• 1 sampel buah matang dan 1 sampel buah mentah
• Buah dipetik saat sore hari agar pada saat tidak terjadi fotosintesis
• Identifikasi flavonoid DAGING
1. Preparasi Sampel
1
• Bagian kulit dan cangkang dipisahkan dari dagingnya
2
• Daging buah mahkota dewa dikeringkan dan ditimbang
3
• Bahan kering yang diperoleh digiling untuk mendapatkan serat halus
2. Ekstraksi Soxhlet
2. Ekstraksi Soxhlet
• 20 g sampel daging mahkota dewa dibungkus kertas saring dan dimasukkan ke dalam soxhlet Step 1
• Pelarut dimasukkan melalui bagian atas alat soxhlet agar terjadi kontak dengan bahan yang diekstraksiStep 2
• Ekstraksi dengan penangas air ± 5 jam ( + 3 butir batu didih)Step 3
• Saat pemanasan, pelarut akan mencapai TDnya fase uap keluar menuju pendingin mengembun
Step 4
• Pelarut ditampung dalam soxhlet untuk sementara waktu sampai tingginya mencapai pipa kapiler
Step 5
• Setelah tinggi mencapai pipa kapiler pelarut akan mendidih kembali menguap menuju kondensor
Step 6
• Proses dilakukan terus-menerus sampai komponen yang ingin dipisahkan larut sepenuhnya dalam pelarut
Step 7
Pembagian Prosedur Ekstraksi
(1)Ekstraksi dengan pelarut n-heksana
► Untuk mengambil komponen-non polar dari dari daging buah mahkota dewa
► N-heksana yang digunakan 250 ml
►Dilakukan selama 5 jam sampai fraksi n-heksana tidak berwarna
► Agar optimal direndam 1 malam
(2) Ekstraksi dengan pelarut metanol 80%
► Untuk memisahkan senyawa flavanoid
► Residu ekstraksi dengan n-heksana diektraksi lagi dengan pelarut metanol 250 ml
► Dilakukan selama 5 jam
► Agar optimal direndam 1 malam
Data Pengamatan Warna Ekstrak
No. Sampel Ekstrak n-heksana
Ekstrak metanol
1. Masak Coklat kekuningan
Coklat
2. Mentah Hijau Hijau tua
3.Fraksinasi dengan KLT
Pada tahap ini menguji ada atau tidaknya senyawa flavonoid beserta kemurniannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan 1 macam kromatografi, yaitu :
KLT 1 arah
KLT 2 arah
KLT preparatif
Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis satu arah
Fasa diam Silika gel
Fasa gerak (pengembang) Butanol-asam asetat-air
Perbandingan fasa gerak 9 : 2 : 6
Panjang gelombang UV 366 nmKromatografi Lapis tipis 2 arah
Fasa diam Silika gel G
Fasa gerak 1 BAA
Fasa gerak 2 Asam asetat 15 %
Perbandingan fase gerak 1 9 : 2 : 6
Panjang gelombang UV 366 nm
Hasil
Untuk pelaksanaan kromatografi lapis tipis 2 arah ,tidak perlu mengulang dari awal. Hasil dari KLT 1 kemudian dikembangkan didalam asam asetat 15%. Hasilnya menyatakan bahwa tidak ada bercak baru yang terbentuk setelah dilakukan pengembangan dengan asam asetat sehingga isolat dinyatakan cukup murni
KLT preparatif
KLT preparatif
Fasa diam Silika Gel G
Fasa gerak BAA
Perbandingan fasa gerak 9 : 2 : 6
Bentuk penotolan Pita
Panjang gelombang UV 366 nm
Panjang Pelat 5 x 10 cm
Rf 1 81,82
Warna bercak 1 Lembayung
Rf 2 72,73
Warna bercak 2 Coklat tua
Hasil
Warna yang ditimbulkan dari hasil KLT preparatif sama dengan warna bercak yang dihasilkan pada KLT pendahuluan
4.Penentuan kandungan flavonoid dengan spektro UV
Analisis dilakukan dengan tahapan :
Pembuatan larutan standar flavonoid rutin
Optimasi panjang gelombang
Kurva kalibrasi absorbansi larutan standar
Penentuan absorbansi isolat murni
Pembuatan larutan standar flavonoid rutin
• Larutan standar yang digunakan adalah senyawa flavonoid rutin dengan konsentrasi 0, 10, 20,30, 40, dan 50 mg.L-1 masing-masing dibuat 25 mL dalam pelarut metanol dari larutan standar induk 1000 mg.L-1. Konsentrasi 0 mg.L-1 adalah konsentrasi blanko berupa metanol murni
Optimasi panjang gelombang
• Dari hasil pengukuran diperoleh tiga panjang gelombang maksimum khas senyawa rutin, yaitu pada panjang gelombang 211 nm,257 nm, dan 357 nm. Pada pengukuran absorbansi larutan standar dan sampel dipilih pada panjang gelombang 257 nm pada puncak serapan maksimum medium.
Kurva kalibrasi absorbansi larutan standar
• Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai intersep sebesar 0,0149 dan slope sebesar 0,0307 sehingga persamaan yang diperoleh dari kurva pada gambar 2 adalah:
y = 0,0149 + 0,0307 x
x: konsentrasi (C) mg.L-1
y: absorbansi (A)
Penentuan absorbansi isolat murni
Hasil pengukuran kandungan flavonoid dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa kandungan senyawa flavonoid ratarata pada daging buah yang telah masak adalah 1,7647 mg.L-1 sedangkan pada sampel daging buah mahkota dewa yang masih mentah adalah 2,1535 mg.L-1. hasil ini diperoleh setelah dikali faktor pengencer sebesar 100
Kesimpulan dan Saran
• Berdasarkan hasil penelitian senyawa flavonoid pada buah masak rata-rata 1,7647 mg.L-1 atau 2,2334 mg.kg-1 atau 0,004463% dan pada buah mentah rata-rata adalah 2,1535 mg.L-1 atau 2,7559 mg.kg-1 atau 0,005453%.
• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan kandungan flovonoid pada buah mahkota dewa yang ditanam di berbagai lokasi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji aktivitas isolat flavonoid pada buah masak dan pada buah mentah.
Anggota
• Andreas Wijaya (260110120163)
• Alisha Dwinaputri (260110120164)
• Ekky Ilham H. (260110120165)
• Dewi Permatasari (260110120166)
• Ibrahim Dalli (260110120167)
Mata Kuliah : Fitokimia
Dosen : Yasmiwar Susilawati, M.Si., Apt.