37
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI KELOMPOK VII: Fajar Wahyudi 12030112150019 Caesar R.R. 12030112150009

Presentasi Uts Ppn Kompilasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Seluk Beluk Pajak Pertambahan Nilai, meliputi objek pajak, saat terutang, tarif, yang dikecualikan dari PPN, sanksi dan denda

Citation preview

  • PAJAK PERTAMBAHAN NILAIKELOMPOK VII:Fajar Wahyudi 12030112150019Caesar R.R.12030112150009

  • DASAR HUKUMUndang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBMKeputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukan Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara untuk Memungut, Menyetor dan Melaporkan PPN dan PPnBM beserta Tata cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporannya

  • PengertianPajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean.

    Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruangan udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusif dan landas Kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

  • Pengenaan PPNPPN dikenakan dengan syarat :Subjek pajak : Pengusaha Kena PajakObjek Pajak :a. Barang kena Pajak / Jasa kena Pajakb. Adanya aktivitas Penyerahan Kena Pajak

  • Subjek PPN : PengusahaORANG PRIBADIBADANDALAM KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAANNYA- MENGHASILKAN BARANG;- MENGIMPOR BARANG;- MENGEKSPOR BARANG, termasuk ekspor barang tidak berwujud;- MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;- MELAKUKAN USAHA JASA, termasuk mengekspor jasa;MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD / JASA DARI LUAR DAERAH PABEAN.

  • Objek PPNpenyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha;(dalam negeri)impor Barang Kena Pajak;penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha; ;(dalam negeri)pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; (impor, royalti kena PPN)pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; danekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

  • Penyerahan Barang Kena PajakYang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah:penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing);penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;

  • Penyerahan Barang Kena Pajak (2)Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; danpenyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak.

  • Tidak termasuk Penyerahan Barang Kena Pajakpenyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;penyerahan Barang Kena Pajak dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak terutang;pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak; danBarang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan.

  • Jenis Barang yang Tidak Dikenakan PPNbarang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya;barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; danuang, emas batangan, dan surat berharga.

  • Jenis Jasa yang Tidak Dikenakan PPNJenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa tertentu dalam kelompok jasa sebagai berikut:jasa pelayanan kesehatan medis;jasa pelayanan sosial;jasa pengiriman surat dengan perangko;jasa keuangan;jasa asuransi;jasa keagamaan;jasa pendidikan;jasa kesenian dan hiburan;jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri;

  • JenisJasa yang Tidak Dikenakan PPN (2)jasa tenaga kerja;jasa perhotelan;jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum;jasa penyediaan tempat parkir;jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;jasa pengiriman uang dengan wesel pos; danjasa boga atau katering.

  • Tarif PPNTarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan ekspor Jasa Kena Pajak.Tarif pajak sebagaimana dimaksud di atasdapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

  • Cara Menghitung PPNPajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan Dasar Pengenaan Pajak yang meliputi Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain.

  • Kapan Terutangnya?Terutangnya pajak terjadi pada saat:penyerahan Barang Kena Pajak;impor Barang Kena Pajak;penyerahan Jasa Kena Pajak;pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean;pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; atauekspor Jasa Kena Pajak.

  • PEMUNGUTAN PPNOLEH BENDAHARA

  • PEMUNGUT PPNa) Direktorat Jenderal Anggaran (Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara) yang sekarang menjadi Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) ;b) Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Ketua Lembaga sebagai Bendahara / Bendahara proyek sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 34 ayat (1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1984;c) Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah.

  • KEWAJIBAN BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PPNA. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP. KPP Pratama/KPPN atau Bendahara sebagai Pemungut PPN ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tanggal 24 Desember 2003 sehingga tidak perlu lagi ada Surat Keputusan Khusus Penunjukan sebagai Pemungut Pajak, namun tetap wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.

  • KEWAJIBAN BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PPNB. Memungut, menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang oleh PKP atas penyerahan BKP dan/atau JKP kepada instansi Pemerintah.

  • OBYEK PEMUNGUTAN PPNPemungut Pajak Pertambahan Nilai wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN atas:a. Penyerahan BKP dan atau JKP yang dilakukan oleh PKP Rekanan;b. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;c. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

  • PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPNPembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000 dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah:1.Batas jumlah pembayaran sebesar Rp1.000.000 termasuk PPN dan PPnBM; 2.PPN yang terutang atas pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000 dipungut dan disetor oleh PKP yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku umum.

  • PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPNB. Pembayaran untuk pembebasan tanah.C. Pembayaran atas Penyerahan BKP dan atau JKP yang menurut perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut dan atau dibebaskan dari pengenaan PPN, yaitu:1. Pembayaran atas penyerahan BKP dan atau JKP yang dibebaskan dari pengenaan PPN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2003 tentang Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu dan atau penyerahan JKP Tertentu Yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN

  • 2. Pembayaran atas penyerahan BKP dan atau JKP yang dibebaskan dari pengenaan PPN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan BKP tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2007,

    3. Pembayaran atas penyerahan BKP dan atau JKP yang PPNnya tidak dipungut berdasarkan PP Nomor 42 tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, PPN dan PPnBM dan PPh dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana pinjaman Luar Negeri sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP Nomor 25 Tahun 2001.

  • D. Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina.

    E. Pembayaran atas rekening telepon.

    F. Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan.

  • G.Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tidak dikenakan PPN:a. Kelompok barang yang tidak dikenakan PPN -barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya,-barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat, -makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya,-uang, emas batangan dan surat berharga.

  • b. Kelompok jasa yang tidak dikenakan PPN:- Jasa pelayanan kesehatan medis, seperti dokter umum, dokter spesialis;- Jasa pelayanan sosial, seperti panti asuhan,Jasa pemadam kebakaran kecuali yang bersifat komersial- Jasa pengiriman surat dengan perangko;t- Jasa keuangan- Jasa asuransi- Jasa keagamaan- Jasa pendidikan

  • Jasa kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonanJasa penyiaran,Jasa angkutan umum,Jasa tenaga kerjaJasa perhotelanJasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangkamenjalankan pemerintahan secara umumJasa penyediaan tempat parkirJasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;Jasa pengiriman uang dengan wesel pos;Jasa boga atau katering.

  • TARIFTarif PPN.Tarif PPN adalah tarif tunggal sebesar 10%. Tarif ini dapat diubah dengan Peraturan Pemerintah serendah-rendahnya 5% dan setinggi-tingginya 15%.

    Perubahan tarif sebagaimana dimaksud dikemukakanoleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka pembahasan dan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

  • SAAT PEMUNGUTAN

    Pemungutan PPN oleh Bendahara dilakukan pada saat pembayaran kepada rekanan Pemerintah, dengan cara pemotongan secara langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah tersebut.

  • DASAR DAN TATA CARA PEMUNGUTAN,PENYETORAN DAN PELAPORANA. Dasar Pemungutan.adalah jumlah pembayaran baik dalam bentuk uang muka, pembayaran sebagian, atau pembayaran seluruhnya yang dilakukan oleh Pemungut PPN kepada PKP Rekanan.Dalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh pemungut PPN tersebut di atas termasuk PPN dan yang terutang tanpa memperhatikan apakah dalam kontrak menyebutkan ketentuan pemungutan PPN maupun tidak.

  • Jumlah PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian dari jumlah pembayaran.

  • 2. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000 dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.

  • TATA CARA PEMUNGUTANREKANAN MENYAMPAIKANTAGIHAN KEPADA BENDAHARASSPBENDAHARAARSIP PKP REKANANKPPDIISI OLEH DAN ATAS NAMA REKANANDITANDATANGIOLEHBENDAHARAWANDICAP OLEH BENDAHARADISETOR TGL ..... DAN DITANDATANGANI BENDAHARA

  • TATA CARA PENYETORAN*SELAMBAT-LAMBATNYA TGL 7 BULAN TAKWIM BERIKUTNYA SETELAH MASA PAJAK BERAKHIRDLM HAL TGL 7 BERTEPATAN DGN HARI LIBUR,MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PD HARI KERJA BERIKUTNYABANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIROPKP REKANANKPP MELALUI BANK/POSLAMPIRAN SPT MASA PPNBANK PERSEPSI/POS & GIROARSIP BENDAHARA

  • TATA CARA PELAPORAN*PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUTOLEH BENDAHARAKPP DGN DILAMPIRIFP LEMBAR KE-3ATASAN BENDAHARA)*ARSIP BENDAHARA*)*) DLM HAL PEMUNGUT PPN/PPn BM ADALAH BENDAHARAPEMERINTAH PUSAT, LEMBAR KE-2 ADALAH ARSIP BENDAHARASELAMBAT-LAMBATNYAAKHIR BULAN BERIKUTNYA SETELAHMASA PAJAK BERAKHIRDALAM HAL AKHIR BULAN BERIKUTNYA SETELAH MASA PAJAK BERAKHIRJATUH PADA HARI LIBUR PELAPORAN DILAKUKAN PADA HARI KERJABERIKUTNYADLM HAL BANK PEMERINTAH ATAU BANK PEMBANGUNAN DAERAH BERTINDAK SBG KASIR DARI BENDAHARAWAN PEMERINTAH (MIS: PROYEK INPRES), MAKA FAKTUR PAJAK DAN SSP DITERUSKAN KE BANK YBS MELALUI BENDAHARA. YG DIWAJIBKAN UTK MEMUNGUT DAN MELAPOR ADALAH BANK YBS

  • SANKSIPemungut PPN termasuk dalam pengertian Wajib Pajak dan Penanggung Pajak sesuai dengan Pasal 1 angka 1 dan angka 25 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, maka kepadanya dapat diterbitkan Surat Tagihan Pajak dan atau Surat Ketetapan Pajak.

    Sanksi tidak setor PPN adalah sebesar 2 % x bulan terlambat x PPN yang seharusnya disetorSanksi tidak lapor SPT Masa PPN adalah sebesar Rp.500.000,-

  • Sekian, terima kasih

    ***