Presentation 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahhahah

Citation preview

  • EPIDIMIOLOGIDiare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia yang menyebabkan 3-5 juta kematian setiap tahunnya.Kejadian diare di Amerika Serikat tercatat 20-35 juta setiap tahunnya, dan seitar 400-500 kematian.

  • INSIDEN DIARE DI INDONESIAPERSENTASE ( % )ACEH10,2 %PAPUA9,6%DKI JAKARTA8,9 %SULAWESI SELATAN8,1 %BANTEN8,0 %

  • INSIDENS DIAREPERSENTASE ( % )SUMATERA BARAT9,2 %KOTA PADANG45,8%TERTINGGI DI LUBUK BUAYA34,3%

  • PATOLOGIEscherichia coli

    E.coli diklasifikasikanberdasarkan karakterisktik sifat virulensinya :1. Enteropatogenik E.coli ( EPEC )2. Enterotoksigenik E.coli ( ETEC)3. Enteroinvasive E.coli ( EIEC )4. Enteroagregatif E.coli ( EAEC )5.Enterohemoragik E coli ( EHEC )

  • Eschericia ccoli enteropatogenik ( EPEC ) merupakan penyebab diare terpenting pada bayi terutama di negara berkembang.

    EPEC sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare di ruang perawatan di negara maju.

  • EPEC menempel pada sel mukosa usus halus. Faktor yang diperantarai oleh kromosom meningkatkan perlekatan.

    Terdapat kehilangan mikrovilli serta pembentukan dan filamen aktin, dan kadang-kadang EPEC masuk ke dalam sel mukosa.

    Akibat infeksi EPEC akan timbul diare yang encer yang biasanya dapat sembuh sendiri

  • Enterotoksigenic E.colli

    Penyebab diare pada wisatawan dan pada bayi di negara berkembang

  • Eschericia coli Enterotoksigenik (ETEC) adalah penyebab umum diare pada bayi di negara berkembang. Beberapa strain ETEC menghsilkan eksotoksin yang tidak tahan panas yang berada di bawah kendali genetik plasmid. Sub unit B nya menempel pada gangliosida GM1 di brush broder sel epitel usus halus dan memfasilitasi masuknya subunit A kedalam sel yang kemudian mengaktivasi adenil siklase.

  • Hal ini meningkatkan konsentrasi lokal siklik adenosin monofosfat yang mengakibatkan hipersekresi air dan klorida yang banyak serta menghambat reabsorbsi natrium. Lumen usu teregang oleh air terjadi hipermotilitas dan diare berlangsung beberapa hari

  • Enteroagregatif E.coliEschericia coli Enteroagregatif (EAEC) menyebabkan diare akut dan kronik ( durasi > 14 hari. Bakteri ini menyebabkan penyakit yang di tularkan melalui makanan di negara industri. Yang ditandai oleh pola perlekatan yang khas pada sel manusia.

  • EAEC memproduksi hemolisin dan ST ( enterotoksin yang tahan panas ). Bakteri ini melekat pada sel mukosa uus halus dan menghasilkan enterotoksin sehingga mukosa rusak dan mengakibatkan terjadinya diare

  • Enteroinvasif E. coli Escheria coli Enteroinvasif ( EIEC ) menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Penyakit ini terjadi paling sering pada anak-anak di negara berkembang. Bakteri ini menembus sel mukosa usus besar dan menimbulkan kerusakan jaringan mukosa sehingga lapisan mukosa terlepas.

  • Vibrio cholera

  • Vibro cholera bersifat patogenik hanya pada manusia yang mempunyai tingkat keasaman lambung normal harus menelan Vibro 1010 atau lebih agar dapat terinfeksi jika medium pembawanya adalah air oleh karena organisme tersebut rentan terhadap asam

    jika medium pembawanya adalah makanan diperlukan organisme sebanyak 10 2 - 104 agar terinfeksi.

  • Toksin kolera mengaktifkan enzim adenilat siklase dalam sel-sel mukosa usus yang menyebabkan peningkatan kadar cAMP intraseluler, dan sekresi H20, Na +, K +, Cl, dan HCO3- ke dalam lumen usus kecilToksin kolera terdiri dari 5 peptida pengikat (B) dan satu peptida katalik A .Peptida B yang berfungsi sebagai mengikat karbohidarat di gangliosida GM1 di permukan sel epitel usus halus dan memnungkinkan masuknya subunit toksin A melalui kaveola ke endosom sel

  • SHIGELLASpesies shigela adalah anerob fakultatif negatif gram yang hanya menginfeksi manusia. Penularannya secara oro-fekal dan hanya diperlukan sedikit kuman untuk menimbulkan penyakit . Bakteri shigella menginvasi sel mukosa usus tetapi biasanya tidak melewati lamina propia.

  • Disentri timbul ketika bakteri lolos dari fagolisosom sel epitel berkembang biak didalam sitoplsma dan merusak sel pejamu

  • Salmonella salmonellosis

  • Bakteri gram negatif berflagela yang dapat menyebabkan gastroenteritis yang ditularkan melalui makanan dan minuman. Salmonela menginvasi sel epitel usus dan makrofag jaringan

  • Campylobacter

    Organisme ini berbentuk koma, berflagela dan tergolong bakteri gram negatif

    Infeksi ini didapat melaui rute oral dari makanan atau minuman atau kontak dengan hewan atau produk hewan yang terinfeksi

    Campylobacter jejeni sensitif terhadap asam lambung dan diperlukan sekitar 104 organisme untuk menimbulkan infeksi

    Organisme ini bermultiplikasi didalam usus kecil , menginvasi epitel dan menyebabkan inflamasi yang mengakibatkan munculnya sel darah merah dan putih pada feses.

  • Tiga kemungkinan manifestasi klinik infeksi campylobacter yaitu :

    1. Diare yang tidak bergantung ada atau tidaknya invasi bakteri

    2. Disentri berupa darah dan mukus dalam tinja

    3. Demam enterik jika bakteri berproliferasi didalam lamina propia dan kelenjar limfe mesenterium

  • RotavirusRotavirus merupakan penyebab utama penyakit diare pada bayi dan anak di seluruh dunia. Masa inkubasi selama 1-3 hari. Rotavirus menginfeksi sel pada vili usus halus ( mukosa lambung dan kolon tidak terkena ). Virus ini bermultiplikasi di dalam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transporDiare yang disebabkan oleh virus ini dapat terjadi akibat gangguan abosrbsi natrium dan glukosa karena sel vili yang rusak digantikan oleh kripta sehingga menimbulkan diare

  • AdenovirusMerupakan penyebab ketiga gastroenteritis virus yang paling sering terjadi pada bayi dan anak. Banyak adenovirus bereplikasi dalam sel usus dan terdapat dalam tinja, tetapi keberadaan sebagian besar serotipe tidak menyebabkan gastroenteritis namun dua serotipe yaitu tipe 40 dan 41 menyebabkan gastroenteritis. Adenovirus tipe 40 dan 41 dapat ditemukan dalam jumlah besar dalam tinja

  • Diagnosis

  • 1. Anamnesislama diare, frekuensi, volume, konsistensi, warna, bau, ada/tidak lendir, dan darah. muntah: volume dan frekuensinya.

    Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Kencing: biasa, berkurang, jarang, atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir. penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek, otitis media, campak

  • 2. Pemeriksaan FisikTanda vital:berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernafasan serta tekanan darah. Tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya, seperti ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut, dan lidah kering atau basah.Pemeriksaan ekstremitas : perfusi dan capillary refill

  • 2. Pemeriksaan Fisik

    Simptom Minimal atau tanpa dehidrasi, Kehilangan BB < 3% Dehidrasi Ringan Sedang, Kehilangan BB 3-9% Dehidrasi Berat, Kehilangan BB > 9% Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah, irritable Apatis, letargi, tidak sadar Denyut Jantung Normal Normal - meningkat Takikardi, bradikardia pada kasus berat Kualitas nadi Normal Normal melemah Lemah, kecil, tidak teraba Pernafasan Normal Normal cepat Dalam Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong Air mata Ada Berkurang Tidak ada Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering Cubitan kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detik Capillary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal Ekstremitas Normal Dingin Dingin, mottled, sianotik Kencing Normal Berkurang Minimal

  • 3. LaboratoriumDarah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika Urin: urin lengkap, kultur, dan tes kepekaan terhadap antibiotika.Tinja Pemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan diare meskipun pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan. Tinja yang watery dan tanpa mukus atau darah biasanya disebabkan oleh enterotoksin virus, protozoa, atau disebabkan oleh infeksi di luar saluran gastrointestinal.

  • Tinja yang mengandung darah atau mukus --> bakteri yang menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasif yang menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus seperti: E. histolytica, B. coli, dan T. trichiura. Tinja darah biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi E. histolytica darah sering terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi EHEC terdapat garis-garis darah pada tinja. Tinja yang berbau busuk --> infeksi Salmonella, Giardia, Crytosporidium, dan Strongyloides.

  • Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik untuk mencari adanya leukosit dapat memberikan informasi tentang penyebab diare, letak anatomis serta adanya proses peradangan mukosa. Leukosit yang positif pada pemeriksaan tinja menunjukkan adanya kuman invasive atau kuman yang memproduksi sitotoksin seperti Shigella, Salmonella, C. jejuni, EIEC, C.difficile, Y. enterolytica, V. parahaemolyticus dan kemungkinan Aeromonas atau P. shigelloides.

  • Kultur tinja harus segera dilakukan bila dicurigai terdapat Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), diare dengan tinja berdarah, bila terdapat leukosit pada tinja, KLB diare dan pada penderita immunocompromised.

  • Prognosis

  • PrognosisPenggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.

    Penderita dipulangkan apabila ibu sudah dapat/sanggup membuat/memberikan oralit kepada anak dengan cukup walaupun diare masih berlangsung dan diare bermasalah atau dengan penyakit penyerta sudah diketahui dan diobati.