20
INFEKSI RUBELLA NAMA ANGGOTA KELOMPOK: 1.AJENG M. JANNAH (0100840174) 2.ELLYZABETH MANDOSIR (0100840136) 3.ISMA WANDIK (0100840164) 4.MICHAEL AYHUAN (0100840087) 5.RIZKI TOSOFU (0100840080)

Presentation Infeksi Rubella

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentation Infeksi Rubella

INFEKSI RUBELLANAMA ANGGOTA KELOMPOK:1. AJENG M. JANNAH

(0100840174)2. ELLYZABETH MANDOSIR

(0100840136)3. ISMA WANDIK

(0100840164)4. MICHAEL AYHUAN

(0100840087)5. RIZKI TOSOFU

(0100840080)

Page 2: Presentation Infeksi Rubella

PENDAHULUAN• Definisi Congenital Rubella Syndrome (Fetal

Rubella Syndrome) atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rubella.

• CRS dilaporkan pertama kali oleh Norman Greg (1941) → Menemukan katarak bawaan pada 78 bayi dan ibunya mengalami infeksi Rubella di awal kehamilannya.

• Rubella merupakan virus RNA yang termasuk dalam genus Rubivirus, Famili Togaviridae.

Page 3: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan….• Secara morfologi, virus rubella berbentuk bulat

(sferis) dengan diameter 60-70 mm dan memiliki inti (core) nukleoprotein padat, dikelilingi oleh 2 lapis lipid yang mengandung glycoprotein E1 dan E2.

• Jika infeksi virus Rubella terjadi pada kehamilan, khususnya trimester pertama sering menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS).

• CRS mengakibatkan terjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat apabila bayi tetap hidup.

Page 4: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan….• Virus Rubella dapat hancur oleh proteinase,

pelarut lemak, formalin, sinar ultraviolet, PH rendah, panas dan amantadine tetapi nisbi (relatif) rentan terhadap pembekuan, pencairan atau sonikasi.

• Virus Rubella mengalami replikasi di dalam sel inang.

Page 5: Presentation Infeksi Rubella

EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data dari WHO ± 236 ribu kasus CRS / tahun di negara berkembang dan meningkat hingga 10 kali saat terjadi epidemi. Di Indonesia kasus CRS tahun 1999 ditemukan 7 dari jumlah penduduk 238.452.952 jiwa.

Page 6: Presentation Infeksi Rubella

ETIOLOGI

1. Infeksi pada trimester pertama kehamilan mencapai 80-90%, kelainan yang dapat ditimbulkan: kelainan pertumbuhan (mis: ketulian, kelainan mata) dan kelainan kardiovaskuler.

Page 7: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan…

2. Infeksi setelah trimester pertama menunjukkan bahwa infeksi maternal diperoleh usia 13-20 minggu kehamilan dan dari bayi yang menderita infeksi Rubella terdapat 16-18%, tetapi setelah periode ini insidennya kurang dari 12%.

• Ketulian dan retinopati sering merupakan gejala tunggal infeksi bawaan (congenital) meski retinopati secara umum tidak menimbulkan kebutaan.

Page 8: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan….

3. Reinfeksi, reinfeksi oleh Rubella lebih sering terjadi setelah diberikan vaksinasi daripada yang di dapat secara alami. Resiko terjadinya reinfeksi selama trimester pertama hanya 5-10%.

• IgG dan IgM ditemukan setelah ruam mulai menghilang.

• Viremia dapat terjadi pada saat reinfeksi walaupun sudah mendapatkan vaksinasi rubella.

Page 9: Presentation Infeksi Rubella

PATOGENESIS

• Virus Rubella ditransmisikan melalui pernapasan dan mengalami replikasi di nasofaring dan di daerah KGB.

• Masa inkubasi virus Rubella berkisar antara 14-21 hari.

• Infeksi Rubella menyebabkan kerusakan janin karena proses pembelahan terlambat. Virus di dalam tubuh bayi dapat bertahan hingga beberapa bulan atau ± 1 tahun setelah kelahiran

Page 10: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan…

• Kerusakan janin oleh berbagai faktor, misalnya: kerusakan sel akibat virus Rubella dan akibat pembelahan sel oleh virus.

• Sel yang terinfeksi virus Rubella memiliki umur yang pendek, serta organ janin dan bayi yang terinfeksi memiliki jumlah sel yang lebih rendah.

• Jika infeksi maternal terjadi setelah trimester pertama kehamilan, kekerapan dan beratnya derajat kerusakan janin menurun secara tiba-tiba (drastis).

Page 11: Presentation Infeksi Rubella

DIAGNOSIS• Gejala klinis untuk mendiagnosis infeksi virus Rubella

pada orang dewasa atau pada kehamilan adalah:1. Infeksi bersifat akut yang ditandai oleh adanya

ruam makulopapular.2. Suhu tubuh > 99 °C (> 37,2 °C).3. Atrhalgia/artrhitis, limfadenopati, konjungtivitis.

• Selain itu, bayi di diagnosis mengalami CRS apabila mengalami 2 gejala pada kriteria A atau 1 kriteria A dan 1 kriteria B.

Page 12: Presentation Infeksi Rubella

PEMERIKSAAN LABORATORIUMJenis Pemeriksaan dan Spesimen untuk menentukan infeksi virus rubella.

No. Jenis Pemeriksaan Jenis Spesimen

Fetus/bayi Ibu

1. Pengasingan (isolasi) Virus

Sekret hiung, darah, hapusan tenggorok, air kemih, CSF

Sekret hiung, darah, hapusan tenggorok, air kemih, CSF

2. Serologik Darah fetus melalui kordosintesis, serum, ludah

Darah

3. RNA Cairan amnion fetus melalui amniosintesis, vili korealis, darah, ludah

Darah

Page 13: Presentation Infeksi Rubella

Pemeriksaan laboratorik untuk menentukan infeksi virus Rubella dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Isolasi virus, virus Rubella diisolasi dari sekret hidung, darah, hapusan tenggorok, air kemih, dan cairan serebrospinalis.

2. Pemeriksaan Serologi, digunakan untuk mendiagnosis infeksi virus Rubella bawaan dan pascanatal serta untuk menentukan keadaan (status) imunologik terhadap Rubella. Metode yang tersedia antara lain: Hemaglutinasi pasif, Uji hemolisis radial, Uji aglutinasi lateks, Uji inhibisi hemaglutinasi, Imunoasai fluoresens, dan Imunoasai enzim.

Page 14: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan…

3. Pemeriksaan RNA virus, jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mengenali RNA virus Rubella, antara lain:a. Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan

teknik yang paling umum digunakan untuk menentukan RNA virus dan digunakan sebagai metode penilaian rutin untuk menemukan virus Rubella dalam spesimen klinis. Uji RT-PCR menggunakan sampel air ludah.

Page 15: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan…

b. Reserve Transcription Loop-Mediated Isothermal Amplification merupakan salah satu jenis pemeriksaan untuk mengenali RNA virus Rubella. Pemeriksaan RT-LAMP mirip dengan pemeriksaan RT-PCR tetapi hasil pemeriksaan di RT-LAMP dapat diketahui dengan melihat tingkat kekeruhan setelah dilakukan pemeraman (inkubasi) di alat turbidimeter.

Page 16: Presentation Infeksi Rubella

Berdasarkan kriteria diagnosis klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, kasus CRS dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:1. Kasus dicurigai (suspected case)2. Kasus berpeluang (probable case)3. Kasus hanya infeksi (infection only case)4. Kasus yang dipastikan (confirmed case)

Page 17: Presentation Infeksi Rubella

KESIMPULAN

• Congenital Rubella Syndrome (Fetal Rubella Syndrome) atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rubella.

• Infeksi virus rubella pada trimester pertama kehamilan memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan infeksi setelah trimester pertama.

• Bayi yang didiagnosis mengalami CRS apabila mengalami 2 gejala kriteria A atau 1 kriteria A dan 1 kriteria B.

• Pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis CRS antara lain: isolasi virus, pemeriksaan serologi dan pemeriksaan RNA virus.

Page 18: Presentation Infeksi Rubella

Lanjutan…

• Berdasarkan kriteria diagnosis klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, kasus CRS dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu: Kasus dicurigai (suspected case), Kasus berpeluang (probable case), Kasus hanya infeksi (infection only case) dan Kasus yang dipastikan (confirmed case).

Page 19: Presentation Infeksi Rubella

TERIMA KASIH…….

Page 20: Presentation Infeksi Rubella

KRITERIA A KRITERIA BKatarak, glaucoma bawaan, penyakit jantung bawaan (paling sering adalah patient ductus arteriosus atau peripheral pulmonary artery stenosis), kehilangan pendengaran dan pigmentasi retina.

Purpura, splenomegali, jaundice, mikrosefali, retardasi mental, meningoensefalitis dan radiolucent.