31
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian. Hampir di seluruh dunia pada semua kelompok usia bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini menjadi

Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar BelakangPenyakit diare hingga saat ini masih

merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian. Hampir di seluruh dunia pada semua kelompok usia bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab. (Anan, 2004) dalam (Zubir dkk, 2006).

Page 2: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Di negara berkembang, anak-anak balita mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat terjadi lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare (Soebagyo, 2008).

Menurut catatan World Health Organization (WHO), diare menyebabkan kematian 2 (dua) juta anak di dunia setiap tahun. Sedangkan berdasarkan Depratemen Kesehatan Republik Indonesia (1999), mengatakan bahwa Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang diperkirakan 1.3 miliar episode dan 3.2 juta kematian setiap tahun.

Page 3: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat, akan tetapi kasus diare masih tetap tinggi dan masih menjadi masalah dibidang kesehatan. Penyakit ini juga terkenal dengan nama muntah berak (muntaber) ini bisa dikatakan sebagai penyakit endemis di Timor Leste, artinya terjadi secara terus-menerus di semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, khususnya di daerah-daerah miskin atau daerah yang kurang mengakses terhadap pelayanan kesehatan.

Di Timor Leste berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun upaya perubahan perilaku dengan melakukan perbaikan sanitasi lingkungan serta memberikan penyuluhan terus-menerus. Namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Karena di Timor Leste hingga saat ini penyakit diare paling banyak terdapat pada pasien yang berobat di rumah sakit berdasarkan umur dan jenis kelamin, yaitu diare akut dan diare disentriataudarah.

Page 4: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Berdasarkan data Ministério da Saúde, Integrated Diseases Surveillance (IDS) Report Districk, menunjukan bahwa pada tahun 2009 diare akut terdapat 56.723 kasus, dan diare disentri atau darah terdapat 9.785 kasus. Sedangkan pada tahun 2010, kasus diare akut meningkat sampai 67.903, dan diare berdarah juga meningkat hingga 9.999. Disamping itu pada tahun 2009, di Distrito Dili, diare akut terdapat 2.087 kasus, dan diare disentri atau berdarah terdapat 698 kasus. Sedangkan pada tahun 2010 diare akut mempunyai perubahan yaitu terdapat 4.266 kasus dan diare disentri atau berdarah meningkat yaitu terdapat 1.12 kasus.

Page 5: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Tawi (2008), memberikan suatu konsep bahwa kuman penyebab diare umumnya spesifik pada suatu daerah tertentu, tergantung pada keadaan sanitasi lingkungan dan perilaku masyarakat setempat. Di daerah dimana tingkat kebersihan lingkungannya buruk dan warganya yang membiasakan diri untuk hidup sehat sering ditemui kejadian diare terutama karena adanya kontaminasi air atau makanan oleh kuman atau bakteri patogen.

Page 6: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Di samping itu kondisi lingkungan yang buruk disertai rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat, menjadikan faktor yang menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit diare pada masyrakat di pedesaan.

Oleh karena itu, penyakit menular yang sering di jumpai di kawasan Suku Comoro salah satunya adalah diare, diikuti dengan penyakit lainnya. Gaya hidup, perilaku serta rendahnya tingkat pendidikan dan keadaan ekonomi rendah, tidak memperhatikan sanitasi lingkungan, makanan yang terkontaminasi serta proses penggunaan air bersih dalam lingkungan rumah tangga, sehingga dapat menyebabkan usus atau jalur rentan terhadap serangan bakteri diare.

Page 7: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Di Timor-Leste, walaupun semua pembangunan penyediaan air bersih sampai ke pedesaan, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi jika dilihat dari cara penggunaannya masih dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya adalah perilaku masyarakat untuk mengkonsumsi dan menggunakan air bersih dengan aman khususnya masyarakat di Suku comoro. Karena terbatasanya tenaga kesehatan masyarakat maupun kurangnya pengetahuan tentang proses pengunaan sarana air bersih sehingga terjadinya penyakit seperti diare.

Page 8: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut:1. Apakah ada hubungan antara penyediaan air bersih dengan kasus diare di Suku Comoro ?2. Apakah ada hubungan antara penggunaan sarana air bersih dengan kasus diare di Suku Comoro ?3. Apakah ada hubungan antara penyediaan dan pengunaan sarana air bersih dengan kasus diare di suku Comoro ?

1.3.Pembatasan MasalahDengan terbatasnya referensi, waktu serta biaya penelitian, maka dalam penelitian ini, hanya meneliti mengenai. 1. Hubungan antara penyediaan air bersih dengan kasus diare di Suku Comoro.2. Hubungan antara perilaku penggunaan sarana air bersih dengan kasus diare di Suku Comoro.3. Hubungan antara penyediaan dan pengunaan sarana air bersih dengan kasus diare di suku Comoro.

Page 9: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

1.3. Tujuan PenelitianBerdasarkan pembatasan masalah diatas maka, dalam penulisan ini, peneliti mempunyai 2 tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus adalah sebagai berikut:

1.3.1. Tujuan umum• Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubugnan penyediaan dan penggunaan sarana air bersih, dengan kasus diare di Suku Comoro, Sub-Distrito Dom Aleixo, Distrito Dili tahun 2014.

1.3.2. Tujaun khususDibawah ini dapat diuraikan tujuan khusus adalah sebagai berikut:• Untuk mengetahui Hubungan antara penyediaan air bersih

dengan kasus diare di Suku Comoro.

Page 10: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Bersih 2.1.1.Pengertian air bersih

Menurut Mulia, Ricki M, (2005), air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia. Mengingat bahwa peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat dilihat dari segi kuantitas (penyediaan) maupun kulitasnya (penggunaan).

Page 11: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2. Penyediaan air besih untuk minum

Menurut Notoatmodjo, (2007), air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Menusia akan lebih cepat meniggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Tubuh manusia untuk orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 %, dan untuk bayi sebesar 80 %. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan World Health Organization (WHO) di negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari.

Page 12: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

Menurut Slamet J.S, (2007) mengatakan bahwa air minum bagi manusia adalah salah satu kebutuhan utama, manusia mengunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, kakus, produksi pangan, papan dan sandang. Dan mengingatkan pula bahwa berbagai penyakit dapat di tularkan oleh air melalui perantara kepada manusia pada saat manusia memamfaatkannya, maka tujuan utama menyediakan air minumataubersih bagi masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air. Dengan demikian maka diharapkan, bahwa semakin banyak masyarakat menggunakan yang air bersih semakin turun pula morbiditas penyakit bawaan air.

Page 13: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.3. Kualitas air minum Menurut Slamet J.S, (2007), Air minum yang ideal

seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Sehingga dapat mengatakan bahwa air minum seharusnya tidak mengandung kuman patogen atau segala makhluk yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh tidak dapat diterima secara stetis dan dapat merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya, tujuan kualitas air minum ini di buat untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit bawaan air (water-borne diseases).

Page 14: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.4. Persyaratan air minum yang sehat.Menurut Notoatmodjo, (2007), mengatakan agar air

munim tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya di usahakan mendekati persyaratan-persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati persyaratan-persyaratan di bawah ini:

a) Syarat FisikPersyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, (tidak berwarna), tidak berasa, suhu di bawah udara di luar. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. Menurut Sutrisno,. dkk, (2004), air yang memenuhi persyaratan fisik, yaitu; Air tidak boleh berwarna, berasa, berbau, suhu air hendaknya di bawah suhu udara (sejuk ± 250C) dan air harus jernih. Syarat-syarat kekeruhan dan warna dipenuhi oleh setiap jenis air minum di mana dilakukan penyaringan.

Page 15: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

b) Syarat BakteriologisMenurut Notoatmodjo, (2007) Air untuk

keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama beketeri patogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Sedangkan Menurut Sutrisno, T. dkk. (2004), air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit seperti bakteri E. Coli. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air adalah Bakteri Typshum, Vibrio colerae, bakteri dysentrie, Entamoeba hystolica dan Enteritis (penyakit perut). Dengan demikian dapat megatakan bahwa air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia.

Page 16: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

c) Syarat KimiawiAir minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan ganguan fisiologis pada manusia. Menurut Sutrisno,. dkk. (2004), air yang memenuhi persyaratan kimia, air tersebut tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

Page 17: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.5. Pengolahan Air Minum Menurut Kusnaedi (2002), yang dikutip oleh Mulia,

Ricki M, (2005), tujuan pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air. Proses pengolahan air minum merupakan proses perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum.

Menurut Sutrisno,, T, dkk (2004) pengolahan air adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Dalam proses pengolahan air minum pada lazimnya dikenal dengan dua cara antara lain:Pengolahan lengkap atau (Complete Treatment Prosses), yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisik, kimiawi, dan bakteriologis.

Page 18: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

a. Pengolahan fisikPengolahan fisik yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organi yang ada di dalam air. b. Pengolahan kimiaPengolahan kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan mengunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya, seperti pada penumbuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya.c. Pengolahan bakteriologisPengolahan bakteriologis yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air yakni dengan cara atau

Page 19: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.1.6. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

Penggunaan air yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun tidak menular. Penyakit menular umumnya disebabkan oleh makhluk hidup; sedangkan penyakit tidak menular umunya bukan disebabkan oleh makhluk hidup.Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (water borne disease). Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik dan tempat bersarangnya bibit penyakit atau agen. Menurut Mulia, Ricki M, (2005), mengatakan beberapa penyakit bawaan air antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 20: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.2Diare 2.2.2.1.DefinisiBerdasarkan Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,

(2010) Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) dalam Bahasa Melayu diare disebut diarea, dan dalam bahasa Inggris diare disebut diarrhea. Jadi diare adalah suatu penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang memiliki kandungan air yang berlebihan. Menurut Hendarwanto (1996, mengatakan bahwa: diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja).

berdasarkan manual Ministério da Saúde dan WHO (2000) mengatakan bahwa diare merupakan tinja yang mengandung air yang lebih banyak dari normal. Dengan demikin diare dapat disebut juga berak encer atau cair yang terjadi secara berkelangsungan selama beberapa jam bahkan selama beberapa hari.

Page 21: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.2. Jenis Diare Berdasarkan Departemem Kesehatan RI, (1999), secara klinis diare dapat di

bedakan menjadi tiga bagian besar yaitu: diare akut, diare disentri (diare darah) dan diare persisten.

1. Diare akutDiare akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari) dengan pengeluarkan tinja yang lunak atau cair yang sering dan tampa darah, dan sering di sertai dengan muntah dan panas, sehingga menyebabkan dehidrasi.

2. Diare disentri / darah Diare disentri (darah) adalah diare yang disertai dengan darah dalam tinja akibat disentri atau ialah anoreksi penurunan berat badan dengan cepat dan kerusakan mukosa usus karena bakteri invosit. Diare ini sering di sebabkan oleh bakteri Sigella, Campylobacter Jejuri, serta E. Coli Enteroivansite atau Salmonela pada anak-anak dan pada orang muda (dewasa) disebabkan oleh Disentri Entamoeba Histolyca.

3. Diare persistenDiare persisten adalah diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari dengan dimulainya diare cair atau disentri. Sedangkan Ministry of Health and WHO (2000) Sekitar 20% dari diare akut akan berlanjut menjadi diare Persisten. Diare ini seringkali menyebabkan masalah gizi.

Page 22: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.3. EpidemiologiKOPAPDI VI Jakarta, (1984), yang dikutib oleh

Hendarwanto, (1996), diare akut merupakan masalah yang umumnya ditemukan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukan diare akut karena infeksi (gastroenteritis) terdapat pada peringkat pertama sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang berobat kerumah sakit.

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui mulut (oralfecal) antara lain melalui makanan dan minuman .yang tercemar oleh tinja atau secara langsung melalui tinja penderita.

Page 23: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.4. Etiologi Diare Berdasarkan Departemen Kesehatan RI (1999)

menyimpulkan bahwa sampai beberapa tahun yang lalu, kuman-kuman patogen hanya dapat diidentifikasikan dari 25% dari tinja penderita diare akut. Pada saat ini dengan menggunakan teknik yang baru, tenaga laboratorium yang berpengalaman dapat mengidentifikasikan pada 75 % kasus pada pendrita yang datang ke sarana kesehatan dan sekitar 50 % kasus-kasus ringan di masyarakat. Menurut Hendarwanto 1996), Diare akut karena infeksi dapat ditimbulkan karena bakteri, parasit dan virus.

Page 24: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

a. Bakteri Terdiri dari bakteri Escherichia coli, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, Shigella dysenteries, Shigella flexneri, Vibrio cholera, Vibrio Eltor, Vibrio parahemolyticus, Clostridium perfritigens, Campilobacter (Helicobakter), Jejuni, Staphylococcus, Streptokok sp, Yersinia intestinalis, Coccidiosis

b. Parasit Protozoa: Entamoeba Histolica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, Isospora sp.Cacing: A. lumbricoides , A. duodenale, N. americanus, T. trichiura, O. velmicularis, S. stercoralis, T. saginata dan T. solium.

c. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk.

Page 25: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.5. Cara penularan Menurut Sutrisno, dkk, (2004) mengatakan bahwa cara penularan organisme penyebab penyakit atau organisme patogen yang berada dalam air adalah sebagai berikut:a. Bakteri 1. Virus cholera dapat menyebabkan penyakit kolera, di tularkan melalui air, makanan dan oleh lalat2. Salmonella typhi, dapat menyebabkan penyakit deman typhoid, ditularakn melalui air dan makanan3. Siggella dysentriae, menyebabkan penyakit disentri basilar (Bacillry dysentery), ditularkan melalui fekal oral. Juga melalui kontak dengan susu, makanan dengan bantuan lalat.4. Salmonella paratyphi, menyebabkan demam partyphoid, ditularkan melalui air, juga dengan fekal oral.

Page 26: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

b. Protozoa Entoniseba hystolica, menyebabkan penyakit disenti amuba (Amoebic Dysentry), ditularkan melalui air, juga melalui makanan dengan bantuan lalat.c. Virus Infectious hepatitis, menyebabkan hepatitis infetiosa, ditularkan melalui air, susu, makanan (termasuk kerang dan kepiting).

2.2.6. Gejala diare.Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai : muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak ada nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.

Page 27: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.7. Masa InkubasiMenurut Oscar (2008), mengatakan bahwa masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala yang disebut masa inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Shigella misalnya, memiliki masa inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa inkubasi virus berkisar antara 4 sampai 48 jam. Sedangkan parasit umumnya memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, seperti Giardia misalnya, memiliki masa inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.

Page 28: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.8. PatofisiologiMenurut Hendrawarto (1996), mengatakan bahwa

sekitar 9-10 cairan memasuki saluran cerna setiap harinya, berasal dari luar dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung, empedu dan sebagainya). Sebagian besar 75-85% dari tersebar akan diresorbsi kembali di usus halus dan sisanya sebanyak 1500 ml akan memasuki usus besar. Sejumlah 90 dari cairan di usus besar akan diresorbsi, sehingga tersisa sejumlah 150-250 ml yang akan ikut membentuk tinja.

Menurut Sumardibarata (1996), mengatakan bahwa diare dapat di sebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi adalah sebagai berikut:• Osmolaritas intraluminal yang meninggi , disebut diare

osmotik

Page 29: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.2.9. Pencegahan diareBerbagai kuman penyebab diare di sebabkan melalui jalan oralfekal seperti air, makanan, dan tangan yang tercemar, maka pemutusan penyebaran kuman penyebab harus di fokuskan pada cara penyebarannya. Berdasarkan Departemen Kesehatan RI, (1999) upaya yang terbukti efektif adalah sebagai berikut: 1. Pemberian ASI saja pada bayi yang berumur masih 4-6 bulan. 2. Menhindari pengunaan susu botol.3. Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping (untuk mengunjugi paparan ASI dan perkembang biakan).4. Pengunaan air bersih untuk minum.

Page 30: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

2.3.1. Defenisi Operasional dan Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori di atas maka penulis membuat suatu kerangka konsep penelitian. Dalam kerangka konsep penelitian ada dua varibel penelitian yaitu variabel bebas (Independen) dan variabel terikat (Dependen). Variabel bebas (independen) adalah variabel yang tidak tergantung dinotasi dengan (X) dalam hal ini penyediaan air bersih sebagai varibel X1 dan Penggunaan sarana air bersih sebagai variabel X2. Sedangkan varibel terikat (dependen) adalah variabel tergantung dinotasi dengan Y yaitu kasus diare, dimana kasus diare tergantung pada kondisi atau keadaan air bersih

Page 31: Presentation Proposal Penyedian Air Bersih

3.4.Hipotesis Penelitian Istilah hipotesis berasal dari yunani, yang mempunyai 2 kata yaitu

“hipo” artinya sementara dan “thesis” yang artinya peryataan atau sementara. Jadi Hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya. Riduwan (2004), memberikan arti hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian ilimiah.

Jadi hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif untuk memberikan jawaban yang pada permasalahan yang bersifat hubungan. Dengan demikian maka hipotesis yang perlu di uji hubungannya adalah sebagai berikut:Apakah ada hubungan yang signifikan antara penyediaan air bersih dengan kasus diare di Suco Comoro.Apakah ada hubungan yang signifikan antara Perilaku penggunaan air bersih dengan kasus diare di Suco Comoro.Apakah ada hubungan yang signifikan antara penyediaan dan penggunaan sarana air bersih terhadap Kasus Diare.