12
GEOLOGI REGIONAL DAERAH MENTAWAI, SUMATRA BARAT

Presentation1 geol.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentation1 geol.pptx

GEOLOGI REGIONAL DAERAH MENTAWAI, SUMATRA BARAT

Page 2: Presentation1 geol.pptx

Fisiografi Daerah Mentawai

Budhitrisna dan Mangga (1990) Daerah Pagai Selatan, Pagai Utara dan Sipora dapat dibagi menjadi dua satuan morfologi, yaitu perbukitan menggelombang dan dataran. A.Perbukitan menggelombang mempunyai

ketinggian 50 – 336 m di atas permukaan laut dengan kemiringan 10o – 60o. Satuan ini menempati sebagian besar bagian tengah Pulau Sipora, Pagai Selatan dan Pagai Utara.

B.Satuan morfologi dataran mempunyai ketinggian kurang dari 50 m dan kemiringan kurang dari 10o. Pada daerah dataran ini pada umumnya merupakan daerah pemukiman dan sebagian kecil tertutup rawa. Sementara itu terumbu koral berkembang hampir pada seluruh tepi pantai pulau Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan serta pulau-pulau kecil lainnya.

Page 3: Presentation1 geol.pptx
Page 4: Presentation1 geol.pptx

Tektonik

Secara garis besar, tektonik daerah mentawai dikontrol oleh salah satu patahan utama Sumatera, Sesar Mentawai. Sesar ini berada dibatas luar fore-arc basin Sumatera atau disebelah Timur daru fore-arc islands Sumatera. Sesar ini diinterpretasikan berbeda – beda oleh beberapa ahli, sebagai sesar normal, sesar transform atau reserved. Pada daerah di Selatan Nias, struktur yang ada merupakan sebuah Homoklin oleh Sieh dan Natawidjaja (2000) sedangkan menurut Karig dkk (1980) merupakan fault-flexure. Namun kemudian diinterpretasikan bahwa pergerakan tektonik Sumatera ini mengakibatkan akumulasi stress pada beberapa titik dibagian fore-arc Islands Sumatera yang dapat menyebabkan Gempa Bumi.

Page 5: Presentation1 geol.pptx

Kepulauan Mentawai sendiri merupakan bagian dari fore-arc islands Sumatera. Rangkaian ini merupakan daratan yang tersingkap akibat adanya thrusting dari pembentukkan prisma akresi di sepanjang jalur subduksi Pulau Sumatera. Prisma akresi ini terbentuk oleh subduksi yang terjadi antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng India-Australia dengan arah yang oblique. Selain terbentuk prisma akresi, subduksi ini akan menghasilkan banyak dextral strike-slip fault yang kemudian berkembang dan mengakibatkan terbentuknya pull apart basin di Sumatera. Akibat lain adalah melebarnya Sunda Shelf dari yang dahulu merupakan core-nya.

Page 6: Presentation1 geol.pptx

Kegiatan tektonik daerah ini telah berlangsung mulai : 1. Oligosen, ketika terjadi tumbukan antara

Lempeng India-Australia dengan Lempeng Eurasia. Bersamaan dengan pembentukkan sedimen dalam parit, batuan-batuan asal benua dan batuan di bagian kerak bumi yang lebih dalam membentuk bancuh.

2. Miosen Akhir hingga Pliosen Awal, terbentuk batuan sedimen atau yang merupakan endapan kubangan di antara tinggian bancuh dan selama fase ini kegiatan tektonik menunjukkan pencenangan kuat di bagian bawah berangsur berkurang ke bagian atas. Hal ini berlangsung bersamaan dengan terjadinya pendangkalan lingkungan pengendapannya.

3. Pleistosen Akhir, terjadi fase tektonik yang menyebabkan batuan yang berumur tua terlipat dan tersesarkan. Kegiatan tektonik ini diduga masih berlangsung hingga saat ini, ditunjukkan dari terangkatnya terumbu koral yang masih tumbuh.

Tektono Stratigrafi

Page 7: Presentation1 geol.pptx

Litologi dan Stratigrafi Secara umum, stratigrafi Kepulauan Mentawai terbagi menjadi dua kelompok terpisah, rekaman pertama menyusun P. Siberut tersusun oleh :1. Tarikan Melange/Bancuh (Tmbt)Tersusun oleh bongkahan dari berbagai jenis batuan; greywacke, serpih, konglomerat, batupasir malih, napal, tuf, batulanau malih, rijang, filit, sekis mika, amfibolit, kuarsit, piroksenit, serpentinit, dunit terserpentin, hornblendit dan batugamping2. Formasi Sagulubek (Tmpsa) Bagian bawah terdiri atas tuf, bagian tengah terdiri atas perselingan antara batupasir bermika, serpih, batulanau, batulempung, batupasir gampingan dan batugamping dengan lensa batupasir gampingan. Bagian atas terdiri dari batupasir, batulempung, batupasir gampingan, batulempung gampingan dan sisipan tipis lignit3. Formasi Saibi (Tmps)Tersusun oleh tuf, batulempung, batulempung tufan, napal, batupasir tufan dan batupasir gampingan. Formasi ini berlapis baik dan terlipat kuat. Memiliki ketebalan ± 600-1000 meter.4. Formasi Kalea (QTpk)Tersusun atas perselingan napal, batupasir, batulempung, batulempung tufan, tuf dengan konkresi batupasir gampingan. Formasi ini berlapis baik dan terlipat lemah.

Page 8: Presentation1 geol.pptx

5. Batugamping koral (Qcl)Terdiri atas batugamping koral, kalsirudit dan kalkarenit. 6. Endapan rawa (Qs)Terdiri atas pasir, lanau, lempung dan gambut.7. Aluvial (Qa)Terdiri atas lempung, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah hasil rombakan dari batuan yang lebih tua.

Kolom stratigrafi P. Siberut (Mangga dkk, 1994)

Page 9: Presentation1 geol.pptx

Kedua Menyusun P. Sipora & Pagai

1. Melange/Bancuh dengan batuan ultramafik (Tomb & Tomu)Tersusun oleh bongkah-bongkah dari berbagai jenis batuan; greywacke, serpih, konglomerat, batupasir kuarsa, arkose¸ serpentinit, piroksenit, dunit terserpentinkan gabro, lava basalt, tufa, rijang merah, kalsilutit, batupasir malih, sabak, filit, sekis mika, amfibolit, gneiss, granit, diorit, granodiorit, diabas, andesit dan batugamping numulites dalam masa dasar pasir berbutir sangat halus dan scaly clay.2. Formasi Tolopulai (Tmt)Terdiri atas batupasir, batupasir tufaan, batulanau, batulempung dan batupasir bermika, dengan sisipan konglomerat dan batugamping.3. Formasi Maonai (Tmm)Perselingan batupasir tufaan, batulanau tufaan, batupasir, batulempung tufaan dan batupasir gampingan.4. Formasi Batumonga (Tmpb)Perselingan napal, batupasir gampingan, batugamping pasiran dan batulempung tufaan.

Page 10: Presentation1 geol.pptx

5. Formasi Simatobat (Qs)Batugamping terumbu, kalsirudit, kalkarenit dan konglomerat anekabahan.6. Batugamping koral (Qcl)Batugamping koral (bersifat terumbu, sebagian berkeping).7. Aluvial (Qa)Lempung, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah hasil rombakan batuan yang lebih tua

Kolom stratigrafi P. Sipora & Pagai ( Budhitrisna dan Mangga, 1990 )

Page 11: Presentation1 geol.pptx

Struktur GeologiStruktur geologi yang berkembang di Pulau

Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan berupa lipatan,sesar dan kekar (Budhitrisna dan Mangga, 1990). Sesar naik umumnya berarah baratlaut – tenggara, hampir sejajar dengan sumbu panjang pulau. Sesar mendatar berarah timurlaut-baratdaya. Kegiatan tektonik di Kepulauan Mentawai ini mungkin diakibatkan oleh tumbukan lempeng Indo- Australia dengan Eurasia.

Menurut Mangga dkk (1994), diketahui bahwa struktur geologi yang ada pada P. Siberut (anggota Kepulauan Mentawai) adalah berupa lipatan, sesar dan kekar. Lipatan asimetri yang terdapat pada P. Siberut memiliki bidang sumbu yang miring ke timur laut. Lipatan ini juga banyak yang kemudian berkembang menjadi sesar naik yang umumnya berarah barat laut – tenggara dengan kemiringan bidang sesar sekitar 30-50° ke arah timur.

Page 12: Presentation1 geol.pptx

Sumber Daya Alam Geologi

Pasca terjadinya gempa di Sumatera Barat beberapa tahun belakangan, Dua blok sumber daya minyak bumi Di sekitar wiliayah kepulauan mentawai terbentuk, saat ini Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI tengah melakukan kajian disekitar wilayah tersebut.

Sub surface stratigrafi dari Mentawai Basin (Yulihanto,2000 dalam Awang Harun Satyana; 2010)