Preskas Dengue Hemorragik Fever

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    1/49

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dengue, merupakan penyakit virus yang diperantarai oleh nyamuk, sering

    terjadi pada manusia. Gambaran awal gejala mirip dengue pertama sekali disebutkan

    dalam Chinese Encyclopedia and Symptoms selama dinasti chin (265-420 M).

    Penyakit in i disebut juga dengan racun air dan berhubungan dengan serangga yang

    terbang dekat air. Sekarang, dengue diketahui disebabkan oleh virus RNA strain

    tunggal dengan nucleocapsid icosahedral dan ditutupi oleh kapsul lipid. 1

    Dengue merupakan penyakit virus tropis endemik di banyak wilayah di dunia.

    Meskipun kasus dapat dideteksi setiap tahun, jumlah kasus jelas berhubungan dengan perubahan siklik musim: peningkatan jumlah kasus biasanya terjadi pada musim

    hujan. Biasanya hal tersebut akan meningkatkan angka kejadian penyakit tersebut di

    beberapa wilayah tertentu, termasuk di Kep. Karibia. 3

    Dengue atau epidemik seperti dengue dilaporkan terjadi pada abad 19 dan

    awal abad 20 di Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Mediterania, Asia dan

    Australia, dan beberapa pulau di Samudra Hindia, Samudra Pasifik dan Karibia. DF

    dan DHF telah meningkat dengan pesat sejak 40 tahun lalu, dan pada tahun 1996,

    2500-3000 masyarakat tinggal di daerah dengan risiko potensial transmisi virus

    dengue. Tiap-tiap tahun diperkirakan terdapat sekitar 20 juta kasus infeksi dengue,

    yang mengakibatkan angka kematian sekitar 24.000. 4

    Di Indonesia kasus DHF pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun

    1968, akan tetapi konfirmasi serologis baru di dapat pada tahun 1972. Sejak itu

    penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah . Jumlah penderita menunjukkan

    kecenderungan naik dari tahun ke tahun. Penyakit ini banyak terjadi di daerah kota

    yang padat penduduknya, akan tetapi dalam tahun-tahun terakhir ini demam berdarah

    juga berjangkit di daerah pedesaan. Penyebaran penyakit biasanya dimulai dari

    sumber-sumber penularan di kota kemudian menjalar ke daerah-daerah pedesaan.

    Makin ramai lalu lintas manusia di suatu daerah, makin besar pula kemungkinan

    penyebaran penyakit ini. 5,7

    Demam Dengue (dengue fever, selanjutnya disingkat DF) adalah penyakityang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda - tanda

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    2/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    3/49

    3

    BAB II

    PRESENTASI KASUS

    BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    RS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIH

    STATUS PASIEN KASUS I

    Nama Mahasiswa : Fitri Aprillia Pembimbing : dr. Harmon M, Sp.A

    NIM : 030.10.108 Tanda tangan:

    2.1 IDENTITAS PASIEN

    Nama : An. OS

    Jenis Kelamin : Laki-Laki

    Umur : 14 Tahun

    Suku Bangsa : Jawa-Manado

    Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 16 Oktober 2001

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Jembatan Buah 05/09 Jakarta

    Orang tua / Wali

    Ayah: Ibu :

    Nama : Tn. HM

    Umur : 48 tahun

    Alamat: Jl. Jembatan Buah 05/09 Jakarta

    Timur

    Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

    Penghasilan: Rp. 4.000.000

    Pendidikan : Sarjana

    Suku Bangsa : Manado

    Agama : Islam

    Nama : Ny. L

    Umur : 46 tahun

    Alamat: Jl. Jembatan Buah 05/09 Jakarta

    Timur

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Penghasilan: -

    Pendidikan : SMA

    Suku Bangsa : Jawa

    Agama : Islam

    Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    4/49

    4

    2.2. RIWAYAT PENYAKIT

    A. ANAMNESIS

    Dilakukan secara auto dan alloanamnesis dengan pasien dan Ny. F (ibu kandung

    pasien).

    Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 611

    Tanggal / waktu : 06 Oktober 2015 pukul 17.00 WIB.

    Tanggal masuk : 06 Oktober 2015 pukul 16.30 WIB.

    Keluhan utama : Demam sejak 4 hari SMRS

    Keluhan tambahan : Nyeri kepala, mata sakit pada saat digerakan, mimisan, mual,

    nyeri perut, BAB cair.

    B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

    Pasien datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan demam sejak 4 hari

    sebelum masuk rumah sakit. Demam tinggi muncul tiba-tiba, terus menerus, tidak

    naik-turun, semakin tinggi, tetapi tidak diukur dengan thermometer, diberikan obat

    paracetamol tetapi tidak turun juga.demam tidak disertai kejang, menggigil. Demam

    disertai BAB cair 3-4 kali per hari, berwarna kuning, cair, terdapat ampas, tidak ada

    lender dan darah, tidak berbau amis, atau asam, volume BAB cair sebanyak kurang

    lebih setengah gelas aqua setiap kali BAB cair. Tetapi dari pagi sampai sore ketika

    masuk rumah sakit sudah tidak BAB cair lagi.

    Pasien juga merasakan nyeri kepala, nyeri pada tulang, sendi dan otot. Pagi

    hari sebelum masuk rumah sakit pasien mimisan. Pasien merasa mual, nyeri pada

    seluruh daerah perut, buang air kecil pasien berwarna kuning, tidak ada darah, volume

    cukup banyak menurut keterangan pasien. Pasien mengaku terdapat bercak-bercak

    merah pada tubuh pasien teapi pasien tidak tahu kapan muncul bercak merah dan

    dimulai dari bagian tubuh mana. Nafsu makan pasien sedikit berkurang. Pasien

    menyangkal adanya keluhan batuk pilek sebelumnya

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    5/49

    5

    C. RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRAN

    KEHAMILAN

    Morbiditas kehamilan Hipertensi (-), diabetes mellitus (-),

    anemia (-), penyakit jantung (-), penyakit

    paru (-), infeksi pada kehamilan (-), asma

    (-)

    Perawatan antenatal Kontrol rutin satu kali sebulan ke dokter

    selama hamil, imunisasi TT (+) 2 kali

    KELAHIRAN

    Tempat persalinan Bidan

    Penolong persalinan Bidan

    Cara persalinan Spontan pervaginam

    Masa gestasi 40 minggu (cukup bulan)

    Keadaan bayi

    Berat lahir : 3200 gram

    Panjang lahir : 49 cm

    Lingkar kepala : tidak tahu

    Langsung menangis (+)

    Merah (+)

    Pucat (-)

    Biru (-)

    Kuning (-)

    Nilai APGAR : tidak tahu

    Kelainan bawaan : tidak ada

    Kesimpulan riwayat kehamilan/kelahiran: Pasien lahir spontan pervaginam,

    neonatus cukup bulan dengan berat badan lahir sesuai masa kehamilan .

    D. RIWAYAT PERKEMBANGAN

    Pertumbuhan gigi I : Umur 8 bulan (Normal: 5-9 bulan)

    Gangguan perkembangan mental : Tidak ada

    Psikomotor

    Tengkurap : lupa (Normal: 3-4 bulan)

    Duduk : 8 bulan (Normal: 6-9 bulan)

    Berdiri : 11 bulan (Normal: 9-12 bulan)

    Berjalan : 12 bulan (Normal: 13 bulan)

    Bicara : 10-11 bulan (Normal: 9-12 bulan)

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    6/49

    6

    Sekarang pasien tidak ada masalah dalam interaksi sosial dan kegiatan

    sekolah.

    Perkembangan pubertas

    Rambut pubis : -

    Payudara : -

    Menarche : -

    Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan: baik sesuai usia. Sekarang

    pasien tidak ada masalah dalam interaksi sosial dan kegiatan sekolah

    E. RIWAYAT MAKANAN

    Umur

    (bulan) ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

    0 2 ASI - - -

    2 4 ASI - - -

    4 6 ASI - - -

    6 8 SF + + +

    8 10 SF + + +

    10 -12 SF + + +

    Kesimpulan riwayat makanan: pasien mendapatkan ASI dari sejak lahir sampai

    umur 6 bulan kemudia dilanjutkan dengan pemberian susu formula sampai usia 4

    tahun, tidak ada kesulitan makan dan pasien telah diberikan makanan pendamping asi

    sejak umur 6 bulan.

    F. RIWAYAT IMUNISASI

    Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )

    BCG 2 bulan X X

    DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan

    Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan

    Campak 9 bulan X X

    Hepatitis

    B

    0 bulan 1 bulan 6 bulan

    Kesimpulan riwayat imunisasi : imunisasi dasar lengkap.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    7/49

    7

    G. RIWAYAT KELUARGA

    a. Corak Reproduksi

    No

    .

    Tanggal lahir

    (umur)

    Jenis

    kelaminHidup

    Lahir

    matiAbortus

    Mati

    (sebab)

    Keterangan

    kesehatan

    1.23 tahun (04 Maret

    1992)Laki-laki + - - - Sehat

    2.14 tahun (16

    Oktober 2001)Laki-laki - - - - Sakit

    b. Riwayat Pernikahan

    Ayah / Wali Ibu / Wali

    Nama Tn. HM Ny. L

    Perkawinan ke- 1 1

    Umur saat menikah 48 tahun 46 tahun

    Pendidikan terakhir Sarjana SMA

    Agama Islam Islam

    Suku bangsa Manado Jawa

    Keadaan kesehatan Hipertensi Sehat

    Kosanguinitas - -

    Penyakit, bila ada - -

    c. Riwayat Penyakit Keluarga

    Orang tua pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa seperti pasien. Ayah

    pasien menderita hipertensi sejak 3,5 tahun yang lalu dan rutin berobat. Nenek pasien

    menderita hipertensi dan diabetes mellitusKesimpulan riwayat keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang pernah memiliki

    riwayat keluhan seperti pasien.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    8/49

    8

    H. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

    Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

    Alergi (-) Difteria (-)Penyakit

    jantung(-)

    Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)

    DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)

    Otitis (-) Morbili (SD) TBC (-)

    Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)

    Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita : pasien sebelumnya pernah

    sakit campak pada umur sekolah dasar

    I. RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN

    Pasien tinggal bersama ayah dan ibu dan kakaknya di rumah milik sendiri.

    Rumah memiliki ventilasi yang cukup, jendela dibuka tiap pagi agar udara dan sinar

    matahari dapat masuk ke dalam rumah. Sumber air bersih menggunakan air PAM.

    Tempat pembuangan sampah didepan rumah dan setiap hari diangkut oleh petugas

    kebersihan. Daerah tempat tinggal adalah perumahan padat penduduk. Di depan

    terdapat saluran air yang tersumbat dan jarang dibersihkan, Ada tetangga depan

    rumah pasien yang menderita keluhan atau penyakit sama dengan pasien. Sebelum

    pasien sakit lingkungan rumah sudah pernah di fogging

    Kesimpulan keadaan lingkungan: Lingkungan perumahan cukup baik, tetapi padat

    penduduk, ada tempat yang baik untuk berkembang dan tempat tinggal untuk

    nyamuk. Serta ada tetangga pasien yang menderita hal sama dengan pasien.

    J. RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI

    Ayah pasien bekerja sebagai pegawai negeri sipil dengan penghasilan

    Rp.4.000.000/bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Menurut

    ibu pasien penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

    Sehari-hari pasien diasuh oleh ibunya.

    Kesimpulan sosial ekonomi: penghasilan ayah pasien tersebut cukup untuk

    memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    9/49

    9

    2.3. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 25 September 2015 pukul 20.00 WIB)

    A. Status Generalis

    Keadaan Umum

    Kesan Sakit : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Kesan Gizi : Baik

    Keadaan lain : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)

    Data Antropometri

    Berat Badan sekarang : 64 kg

    Tinggi Badan : 169 cm

    Status Gizi

    BB/TB x 100% : Gizi baik

    Berdasarkan standar baku CDC gizi anak termasuk dalam gizi baik

    Tanda Vital

    Tekanan Darah : 120/70 mmHg

    Nadi : 112 x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular

    Nafas : 26 x /menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3

    Suhu : 40.8 C, axilla (diukur dengan thermometer air raksa)

    KEPALA : Normocephali, ubun-ubun besar sudah menutup, cekung (-)

    RAMBUT : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, tebal

    WAJAH : wajah simetris, edema (-), luka atau jaringan parut (+)

    MATA :

    Alis mata merata, madarosis (-)

    Bulu mata hitam, merata, trikiasis (-)

    Edema palpebral (-)

    Visus : normal

    Ptosis : -/-

    Sklera ikterik : -/-

    Lagofthalmus : -/-

    Konjungtiva anemis : -/-

    Cekung : -/-

    Exophthalmus : -/-

    Kornea jernih : +/+

    Endoftalmus : -/-

    Lensa jernih : +/+

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    10/49

    10

    Strabismus : -/-

    Pupil : bulat, isokor

    Nistagmus : -/-

    Refleks cahaya : langsung +/+ ,

    tidak langsung +/+

    TELINGA :

    Bentuk : normotia

    Tuli : -/-

    Nyeri tarik aurikula : -/-

    Nyeri tekan tragus : -/-

    Liang telinga : lapang +/+

    Membran timpani : sulit dinilai

    Serumen : -/-

    Refleks cahaya : sulit dinilai

    Cairan : -/-

    HIDUNG:

    Bentuk : simetris

    Napas cuping hidung : -/-

    Sekret : -/-

    Deviasi septum : -

    Mukosa hiperemis : -/-

    Krusta : hemoragik

    Konka eutrofi : +/+

    BIBIR : mukosa hiperemis, kering (+),sianosis (-)

    MULUT : trismus(-),oral hygiene baik, tumbuh gigi (+), mukosa gusi

    dan pipi berwarna hiperemis (+)

    LIDAH : Normoglosia, mukosa hiperemis (-), atrofi papil (-), tremor

    (+), coated tongue (-)

    TENGGOROKAN : Arkus faring simetris, hiperemis (+), uvula ditengah

    LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran

    tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea , tidak teraba

    pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah,

    ptechie (+)

    THORAKS : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-), retraksi

    suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-) ,

    ptechie (+)

    JANTUNG

    Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra

    Perkusi : Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra

    Batas kanan jantung ICS III-V linea sternalis dextraBatas atas jantung ICS III linea parasternalis sinistra

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    11/49

    11

    Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

    PARU

    Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada

    pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal ,

    retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostals (-), retraksi

    subcostal (-)

    Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan

    kiri

    Perkusi : Sonor di kedua hemithoraks paru

    Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)

    ABDOMEN :

    Inspeksi : perut datar , dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut yaitu

    ptechie (+) maupun benjolan, roseola spot (-), kulit keriput (-),

    gerakan peristaltik (-)

    Palpasi : supel,nyeri tekan (+) hampir menyeluruh di regio abdomen,

    turgor kulit baik. Hepar teraba 3 jari di bawah arcus costae dan

    lien tidak teraba

    Perkusi : pekak pada kuadran kanan atas regio 3 jari di bawah arcus

    costae dextra (hypocondrium dextra)

    Auskultasi :bising usus (+), frekuensi 3x / menit

    GENITALIA : Jenis kelamin laki-laki, tanda pubertas (-), tanda radang (-), edema (-)

    KELENJAR GETAH BENING :

    Preaurikuler : tidak teraba membesar

    Postaurikuler : tidak teraba membesar

    Submandibula : tidak teraba membesar

    Supraclavicula : tidak teraba membesar

    Axilla : tidak teraba membesar

    Inguinal : tidak teraba membesar

    ANGGOTA GERAK :

    Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    12/49

    12

    STATUS NEUROLOGIS

    Refleks Fisiologis Kanan KiriBiseps + +

    Triceps + +Patella + +Achiles + +

    Refleks Patologis Kanan KiriBabinski - -Chaddock - -Oppenheim - -Gordon - -Schaeffer - -

    Rangsang meningealKaku kuduk -

    Kanan KiriKerniq - -Laseq - -Bruzinski I - -

    Bruzinski II - - Nervus kranialis: tidak ada lesi nervus kranialis

    KULIT :warna sawo matang merata, pucat (-),ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (+),

    turgor kulit menurun, lembab, pengisian kapiler kurang dari 2 detik, petechie (+)

    TULANG BELAKANG : bentuk normal,tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-)

    2.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Laboratorium tanggal 06 Oktober 2015:

    Nama tes Hasil Unit Nilai rujukanHEMATOLOGIDarah Lengkap

    Leukosit 1.9 ribu/uL 4.5-13.5Eritrosit 4.9 juta/uL 3.6-5.8Hemoglobin 14.3 g/dL 10.7-14.7Hematokrit 42 % 33-45Trombosit 87 ribu/uL 156-406

    Index eritrositMCV 86.0 fL 80-100

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    13/49

    13

    Nama tes Hasil Unit Nilai rujukanMCH 29.1 pg 26-34MCHC 34.0 % 32-36RDW 11.9 %

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    14/49

    14

    Laboratorium tanggal 07 Oktober 2015

    Nama tes Hasil Unit Nilai rujukanTINJAFeses rutin

    Makroskopik:Warna Coklat CoklatKonsistensi Lunak LunakLendir Negatif NegatifDarah Negatif NegatifMikroskopik:Leukosit Negatif NegatifEritrosit Negatif NegatifAmoeba coli Negatif NegatifA. histolitika Negatif NegatifTelur cacing Negatif NegatifPencernaan:Lemak Negatif NegatifAmilum Negatif NegatifSerat Positif NegatifSel ragi Positif Negatif

    2.5. RESUME

    Dari anamnesis didapatkan:

    Pasien, An. OS, 14 tahun, datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan

    febris sejak empat hari SMRS. Febris timbul tiba-tiba, terus menerus dan diberikan

    obat paracetamol tetapi tidak turun juga. Febris disertai BAB cair 3-4 kali per hari,

    berwarna kuning, cair, terdapat ampas, volume BAB cair sebanyak kurang lebih

    setengah gelas aqua setiap kali BAB cair. Tetapi dari pagi sampai sore ketika masuk

    rumah sakit sudah tidak BAB cair lagi.

    Pasien juga merasakan cephalgia, nyeri retro-orbita, myalgia, arthalgia. Pagi

    hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami epistaksis. Pasien merasa nausea,

    nyeri pada seluruh region abdomen, BAK pasien berwarna kuning, volume cukup

    banyak menurut keterangan pasien. Pasien mengaku terdapat ptechie. Nafsu makan

    pasien sedikit berkurang.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    15/49

    15

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan:

    Compos mentis, tampak sakit sedang,tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 122

    kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, suhu 40,8 0c. wajah tampak kemerahan,

    hidung terdapat krusta hemoragi. Pada mulut, bibir kering, mukosa bukal hiperemis,

    faring hiperemis. Abdomen pada pemeriksaan perkusi terdengar pekak pada kuadran

    superior dekstra, regio lumbar dekstra tiga jari di bawah arcus coostae dekstra, palpasi

    teraba pembesaran hepar tiga jari di bawah arcus costae dekstra, tepi tumpul,

    permukaan rata, kenyal, terdapat nyeri tekan, nyeri tekan seluruh regio abdomen.

    Ptechie positif hampir seluruh tubuh terutama bagian ekstremitas atas dan bawah.

    Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:

    Pada pemeriksaan darah leukosit 1.9 ribu/uL, trombosit 87 ribu/uL, monosit 7,

    GDS 153 gr/dl, natrium 133 mmol/. Pemeriksaan feses ditemukan serat dan sel ragi

    positif.

    2.6. DIAGNOSIS BANDING

    Dengue Fever

    Dengue Hemorragic Fever Grade II

    Morbili

    Gatro-entritis Akut Dehidrasi Ringan

    Hiperpireksia

    Typhoid Fever

    2.7. DIAGNOSIS KERJA

    Dengue Hemorragic Fever Grade II

    Hiperpireksia

    2.8. PEMERIKSAAN ANJURAN

    - Pemeriksaan Serologi

    - Pemeriksaan Rontgen Thorax

    - Pemeriksaan USG Abdomen

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    16/49

    16

    2.9. PENATALAKSANAAN

    A. Non medika Mentosa

    1. Komunikasi, informasi, edukasi kepada orang tua pasien mengenai

    keadaan pasien.

    2. Observasi tanda vital terutama tekanan darah, diuresis, tanda-tanda syok

    B. Medika Mentosa

    1. IVFD Asering 2 cc/kgbb/jam

    2. Diet Nasi tim

    3. Paracetamol 500 mg bila demam

    2.10. PROGNOSIS

    Ad Vitam : Ad Bonam

    Ad Functionam : Ad Bonam

    Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

    Follow up

    Tgl S O A P

    7/10/1506:00

    H+2

    BB:64

    kg

    Demam,nyeri

    kepala,

    nyeri mata

    saat

    digerakan,

    nyeri

    perut

    - TSS, Compos Mentis- TD: 110/70 mmHg

    - N: 100 x/m

    - S: 39.5 C

    - R: 22 x/menit

    - Normosefali

    - Mata: ca -/-, si -/-, cekung -

    /-, edema palpebral -/-- Mulut: sianosis -, kering +

    - Wajah: flushing (+)

    - Thoraks: Snves, w -/-. rh -

    /-; BJ 1&2 reg, m -, g -,

    ptechie +

    - Abdomen: datar, BU + 3x,

    supel, teraba hepar 3 jari di

    bawah arcus costae kanan,

    Denguehemorrhagic

    fever

    Hiperpireksia

    - IVFDasering 2

    cc/kgbb/jam

    - Diet nasi

    tim

    - Paracetamol

    500 mg bila

    demam

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    17/49

    17

    turgor baik.NT +, ptechie +

    - Ekstremitas: akral hangat

    +, CRT

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    18/49

    18

    9/10/15-

    10/10/

    15

    06:00

    H4-H5

    Demam-,

    batuk +,

    berdahak,

    terasa

    gatal pada

    tangan dan

    kaki

    - TSS, Compos Mentis

    - TD: 120/80 mmHg

    - N: 94 x/m

    -

    S: 37.5 C- R: 22 x/menit

    - Normosefali

    - Mata: ca -/-, si -/-, cekung -

    /-, edema palpebral -/-

    - Mulut: sianosis -, kering +

    - Wajah: flushing (+)

    - Thoraks: Snves, w -/-. rh -

    /-; BJ 1&2 reg, m -, g -,

    ptechie +

    - Abdomen: datar, BU + 3x,

    supel, teraba hepar 3 jari di

    bawah arcus costae kanan,

    turgor baik.NT +, ptechie +

    - Ekstremitas: akral hangat

    +, CRT

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    19/49

    19

    BAB III

    ANALISA KASUS

    Pasien, An. OS, 14 tahun, datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan

    febris sejak empat hari SMRS. Febris timbul tiba-tiba, terus menerus dan diberikan

    obat paracetamol tetapi tidak turun juga. Febris disertai BAB cair 3-4 kali per hari,

    berwarna kuning, cair, terdapat ampas, volume BAB cair sebanyak kurang lebih

    setengah gelas aqua setiap kali BAB cair. Tetapi dari pagi sampai sore ketika masuk

    rumah sakit sudah tidak BAB cair lagi.

    Pasien juga merasakan cephalgia, nyeri retro-orbita, myalgia, arthalgia. Pagi

    hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami epistaksis. Pasien merasa nausea,nyeri pada seluruh region abdomen, BAK pasien berwarna kuning, volume cukup

    banyak menurut keterangan pasien. Pasien mengaku terdapat ptechie. Nafsu makan

    pasien sedikit berkurang.

    Compos mentis, tampak sakit sedang,tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 122

    kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, suhu 40,8 0c. wajah tampak kemerahan,

    hidung terdapat krusta hemoragi. Pada mulut, bibir kering, mukosa bukal hiperemis,

    faring hiperemis. Abdomen pada pemeriksaan perkusi terdengar pekak pada kuadran

    superior dekstra, regio lumbar dekstra tiga jari di bawah arcus coostae dekstra, palpasi

    teraba pembesaran hepar tiga jari di bawah arcus costae dekstra, tepi tumpul,

    permukaan rata, kenyal, terdapat nyeri tekan, nyeri tekan seluruh regio abdomen.

    Ptechie positif hampir seluruh tubuh terutama bagian ekstremitas atas dan bawah

    Pada pemeriksaan darah leukosit 1.9 ribu/uL, trombosit 87 ribu/uL, monosit 7,

    GDS 153 gr/dl, natrium 133 mmol/. Pemeriksaan feses ditemukan serat dan sel ragi

    positif. Pasien didiagnosis dengue hemorrhagic fever dan hiperpireksia karena sesuai

    dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa

    Pada demam dengue masa tunas berkisar antara 3-15 hari, pada umumnya 5-8

    hari. Pcrmulaan penyakit biasanya mendadak. Gejala prodromal meliputi nyeri

    kepala, nyeri berbagai bagian tubuh, anoreksia, menggigil dan malaise. Pada

    umumnya ditemukan sindrom trias, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan

    dan timbulnya ruam. Ruam biasanya timbul 5 - 12 jam sebelum naiknya suhu pertamakali, yaitu pada hari ketiga sampai hari kelima dan biasanya berlangsung selama 3 - 4

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    20/49

    20

    hari. Ruam bersifat makulopapular yang menghilang pada tekanan. Ruam mula-mula

    dilihat di dada, tubuh serta abdomen dan menyebar ke anggota gerak dan muka. Pada

    lebih dari separuh penderita gejala klinis timbul dengan mendadak, disertai kenaikan

    suhu, nyeri kepala hebat, nyeri di belakang bola mata, punggung, otot dan sendi

    disertai rasa menggigil.

    Pada beberapa penderita dapat dilihat kurve yang menyerupai pelana kuda atau

    bifasik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk kurve ini tidak ditemukan pada

    semua penderita sehingga tidak dapat dianggap patognomonik. Anoreksia dan

    obstipasi sering dilaporkan; di samping itu perasaan tidak nyaman di daerah

    epigastrium disertai nyeri kolik dan perut lembek sering ditemukan. Pada stadium dini

    penyakit sering timbul perubahan dalam indra pengecap. Gejala klinis lain yangsering terdapat ialah fotofobia, keringat yang bercucuran, suara serak, batuk,

    epistaksis dan disuria. Demam menghilang secara lisis, disertai keluamya banyak

    keringat. Lama demam berkisar di antara 3,9 dan 4,8 hari. Kelenjar getah bening

    servikal dilaporkan membesar pada penderita; beberapa sarjana menyebutnya sebagai

    tanda Castelani, sangat patognomonik dan merupakan patokan berguna untuk

    membuat diagnosis banding. Manifestasi perdarahan tidak sering dijumpai. 9,10,11

    Kasus demam berdarah dengue ditandai dengan empat manifestasi klinis yaitu

    demam tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali dan kegagalan

    peredaran darah.

    Fenomena patofisiologi utama yang menentukan beratnya penyakit dan

    membedakan demam berdarah dengue dari demam dengue adalah meningginya

    permeabilitas kapiler pembuluh darah, menurunnya volume plasma, hipotensi,

    trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Halstead mengemukakan gejala yang harus

    dipertimbangkan dalam diferensiasi demam berdarah dengue dengan demam dengue,

    adalah:

    1. DHF biasanya disertai dengan pembesaran hati.

    2. leukositosis seringkali ditemukan pada DHF, berlainan dengan demam dengue

    yang pada umumnya disertai dengan leukopenia berat.

    3. manifestasi perdarahan seperti petekhie, echimosis, uji tornikuet positif dan

    trombositopenia lebih menonjol pada DHF.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    21/49

    21

    4. limfadenopati, ruam makulopapular dan mialgia bersifat lebih ringan pada

    DHF.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    22/49

    22

    BAB IV

    TINJAUAN PUSTAKA

    4. 1 Definisi

    Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

    virus dengue serta memenuhi kriteria WHO untuk DBD. 1 DBD adalah salah satu

    manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue.

    Gambar 1. Spektrum klinis infeksi virus Dengue 2

    Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut (gambar 1):5

    1. Demam tidak terdiferensiasi

    2. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut selama 2-7 hari,

    ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri

    retroorbital, mialgia/ atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan [petekie atau

    uji bendung positif], leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue positif atau

    ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam dengue/ DBD

    pada lokasi dan waktu yang sama.

    3. DBD (dengan atau tanpa renjatan)

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    23/49

    23

    4. 2 Epidemiologi

    Infeksi virus dengue telah berada di Indonesia sejak abad ke 18, dilaporkan oleh

    David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue

    dikenal sebagai penyakit demam lima hari (vijf daagse koorts) kadangkala disebut juga demam sendi (knokkel koorts). 3

    Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang

    tahun di negara kita, oleh karena itu disebut penyakit endemis.6 Di Indonesia sejak

    pertama ditemukan penyakit DBD tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta angka kejadian

    DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di wilayah Republik

    Indonesia 4

    Pada pengamatan selama kurun waktu 20-25 tahun sejak awal ditemukan kasus

    DBD, angka kejadian luar biasa penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun dengan

    angka kematian tertinggi pada tahun 1968 awal diketemukan kasus DBD dan angka

    kejadian penyakit DBD tertinggi pada tahunn 1988. 3,4

    Angka CFR dari DBD terlihat menurun tajam dari tahun ke tahun sebagai hasil

    dari pelatihan penatalaksanaan kasus dan ceramah-ceramah klinik yang diberikan

    untuk dokter-dokter di RS dan puskesmas. 3,4 Kelompok umur yang sering terkena

    adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat mengenai bayi dibawah umur 1

    tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali. 5

    Cara hidup nyamuk terutama nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan

    siang hari, kiranya dapat menjadi sebab mengapa anak balita mudah terserang demam

    berdarah. Nyamuk aedes yang menyenangi tempat teduh, terlindung matahari, dan

    berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang

    hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam

    rumah, juga banyak djumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab.

    Disamping nyamuk aedes aegypti yang senang hidup di dalam rumah, juga terdapat

    nyamuk aedes albopictus yang senang hidup di luar rumah, di kebun yang rindang

    yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue. Faktor daya tahan anak

    yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor

    mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dengue dibanding

    orang dewasa. 5

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    24/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    25/49

    25

    Adapun mekanisme hipotesis antibody dependent enhancement dijelaskan

    sebagai berikut :

    Gambar 2. Homologus antibodies form non-infectious complexes

    Manusia yang pernah terinfeksi demam berdarah akan membuat serum antibodi

    yang dapat menetralkan virus dengue yang serotipenya sama (homolog).

    Gambar 3. Heterologous antibodies form infectious complexes

    Dalam infeksi berikutnya, antibodi heterolog yang sudah ada sebelumnya membentuk

    kompleks dengan serotipe virus baru yang menginfeksi, tetapi tidak menetralkan virus

    baru.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    26/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    27/49

    27

    kehilangan nutrisi dan mengandung CO2 dapat dikembalikan ke dalam pembuluh

    darah. Perlu dipahami bahwa apabila kita telah mengetahui kalau kebocoran plasma

    dipengaruhi oleh tekanan onkotik, penggunaan koloid untuk meningkatkan tekanan

    osmotik dapat dilakukan apabila telah diketahui adanya tanda-tanda kebocoran

    plasma. Pelebaran celah endotel dapat juga menyebabkan leukosit keluar dari

    intravaskular mengejar makrofag yang mengandung virus dengue, sehingga dapat

    dimengerti terjadi leukopenia pada DBD. 3

    Manisfestasi trombositopeni pada infeksi dengue memiliki beberapa hipotesa

    penyebab:

    1. Terjadi destruksi trombosit akibat interaksi antibody-antigen virus dengue di

    permukaan trombosit;

    2. Kerusakan dinding endotel oleh virus dengue sehingga menyebabkan

    interaksi trombosit dengan kolagen subendotel sehingga terjadilah agregasi

    dan destruksi trombosit;

    3. IL-6 menginduksi antibodi IgM antitrombosit sehingga terjadilah destruksi

    trombosit;

    4. Manifestasi pendarahan pada DBD meningkatkan kebutuhan akan trombosit.

    Manifestasi (nomor 3) menguatkan bahwa tidak perlu diberikan infus

    trombosit pada pederita DBD, karena pada akhirnya trombosit yang di

    berikan akan didestruksi dengan adanya antibodi antitrombosit.

    Pada kasus dengue, ada masa inkubasi (virus dengue ada dalam tubuh tapi tidak

    ada manifestasi klinis penyakit), fase akut (demam hari I-IV), dan fase kritis (hari V-

    VII), dan fase konvalesense. Proses plasma leakage hanya terjadi pada fase kritis, dan

    hanya terjadi dalam 24-48 jam. Untuk mengidentifikasi fase kritis perhatikan bahwa

    pada sekitar hari kelima demam sudah mulai turun, tetapi kematrokit makin

    meningkat, leukosit makin anjlok, dan trombosit juga makin anjlok. Leukopeni rata-

    rata selalu mendahului trombositopeni, dan trombositopeni mendahului plasma

    leakage. Pemeriksaan serologi baru dapat terdeteksi setelah hari kelima, karena disitu

    kemungkinan besar konsentrasi antibodi cukup di atas batas deteksi alat. Sedangkan

    pemeriksaan antigen NS1 dapat dilakukan dari H-1 sampai dengan hari keempat,

    kadar optimal NS1 adalah pada hari ketiga. Pemeriksaan antigen NS1 ada dua, yaitu

    dengan ELISA dan rapid test. Pemeriksaan dengan ELISA lebih akurat tetapi

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    28/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    29/49

    29

    mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit dengan menghasilkan titer tinggi

    antibodi IgG anti dengue. Disamping itu replikasi virus dengue terjadi juga dalam

    limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak.

    Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen antibodi (virus antibodi

    kompleks) yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen.

    Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh

    darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler.

    Pada pasien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari

    30% dan berlangsung selama 24-48 jam. Perembesan plasma ini terbukti dengan

    adanya peningkatan kadar hematokrit, penurunan kadar natrium, dan terdapatnya

    cairan di dalam rongga serosa (efusi pleura, asites). Syok yang tidak ditanggulangi

    secara adekuat akan menyebabkan asidosis dan anoksia, yang dapat berakhir fatal,

    oleh karena itu pengobatan syok sangat penting guna mencegah kematian. 10

    Hipotesis kedua menyatakan bahwa virus dengue seperti juga virus binatang

    lain, dapat mengalami perubahan genetik akibat tekanan sewaktu virus mengadakan

    replikasi baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh nyamuk. Ekspresi fenotipik

    dari perubahan genetik dalam genom virus dapat menyebabkan peningkatan replikasi

    virus dan viremia, peningkatan virulensi, dan mempunyai potensi untuk menimbulkanwabah yang besar. Kedua hipotesis tersebut didukung oleh data epidemiologis dan

    laboratoris. 10

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    30/49

    30

    Gambar 5. Replikasi virus

    Sebagai tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen antibodi

    selain mengaktivasi sistem komplemen juga menyebabkan agregasi trombosit dan

    mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua

    faktor tersebut akan akan menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit

    terjadi sebagai akibat dari perlekatan kompleks antigen antibodi pada membrantrombosit mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosine di phospat) sehingga

    trombosit melekat satu sama lain. Hal ini akan menyebabkan trombosit dihancurkan

    oleh RES (reticulo endothelial sistem) sehingga terjadi trombositopenia. Agregasi

    trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet factor III mengakibatkan

    terjadinya koagulopati konsumtif (KID = koagulopati intravaskuler deseminata),

    ditandai dengan peningkatan FDP (fibrinogen degradation product) sehingga terjadi

    penurunan faktor pembekuan.10

    Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit sehingga

    walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak namun tidak berfungsi baik. Di sisi

    lain, aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor Hageman sehingga terjadi

    aktivasi sistem kinin sehingga memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat

    mempercepat terjadinya syok. Jadi, perdarahan massif pada DBD diakibatkan oleh

    trombositopenia, penurunan faktor pembekuan (akibat KID), kelainan fungsi

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    31/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    32/49

    32

    berlanjut dengan turunnya tekanan darah. Berbagai kelainan hematologi telah terbukti

    menyertai perjalanan penyakit DBD, keadaan ini dipakai sebagai penunjang diagnosis

    dan untuk penatalaksanaan yang tepat serta untuk penelitian lebih jauh mengenai

    patofisiologi DBD. 10

    Trombositopenia mulai tampak beberapa hari setelah panas, dan mencapai titik

    terendah pada fase syok. Penyebab trombositopenia pada DBD masih kontroversial.

    Sebagian peneliti mengatakan kemungkinan penyebabnya ialah trombopoesis yang

    menurun dan destruksi trombosit dalam darah yang meningkat. Peneliti lain

    menemukan adanya gangguan fungsi trombosit. Ditemukannya kompleks imun pada

    permukaan trombosit diduga sebagai penyebab agregasi trombosit yang kemudian

    akan dimusnahkan sistem retikuloendotelial khususya limpa dan hati.

    Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme:

    1. Supresi sumsum tulang

    2. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit

    Gambar 7. Komplek virus - antibody

    B. Sistem respon imun

    Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sel

    retikuloendotelial yang selanjutnya diikuiti dengan viremia yang berlangsung 5-7

    hari. Akibat infeksi virus ini muncul respon imun baik humoral maupun selular,antara lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin, anti komplemen. Antibodi yang muncul

    Komplek virus - antibody

    XII XIIa

    Fibrinolisiskoagulasi

    Kinin Komplemen

    Systemkardiovaskuler

    plasmin

    Fibrin

    DIC

    FDP

    Perdarahan Syok

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    33/49

    33

    pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi mulai

    terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah ada meningkat

    (booster effect).

    Gambar 8. Perubahan kadar antibodi pada perjalanan infeksi

    Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam

    hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan menghilang

    setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM,

    oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan

    sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat sekitar demam hari ke-14

    sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena

    itu diagnosa dini infeksi primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi

    IgM setelah hari sakit kelima, diagnosis infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih dini

    dengan adanya peningkatan antibody IgG dan IgM yang cepat. 10

    4. 6 Manifestasi Klinis

    Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimptomatik, atau dapat berupa

    demam yang tidak jelas, demam dengue, demam berdarah dengue dengan kebocoran

    plasma yang mengakibatkan syok atau syndroma syok dengue (SSD). 7

    Masa inkubasi pada tubuh manusia sekitar 4-6 hari, timbul gejala prodormal

    yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    34/49

    34

    Demam Dengue. 8,11 Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai

    dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut :

    Peningkatan suhu mendadak, kadangkadang disertai mengigil

    nyeri kepala muka kemerahan (flushed face) nyeri retro-orbital fotofobia mialgia/atralgia anoreksia konstipasi

    nyeri perut nyeri tenggorok ruam kulit manifestasi perdarahan

    4. 7 Diagnosis 7

    Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah

    ini terpenuhi:

    1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik

    2. Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut: Uji bendung positif Petekie, ekimosis, atau purpura Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi) atau

    perdarahan di tempat lain Hematemesis atau melena

    3. Tromositopenia (jumlah trombosit < 100.000/uL)

    4. Terdapat minimal satu dari tanda-tanda plasma leakage (keocoran plasma)

    sebagai berikut :

    Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar standar sesuai

    dengan umur dan jenis kelamin

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    35/49

    35

    Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan,

    dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya

    Tanda kebocoran plama seperti : efusi pleura, ascites, hipoproteinemia

    atau hyponatremiaA. Sindroma Syok Dengue (SSD) 7

    Seluruh kriteria diatas untuk DBD Disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah,

    tekanan darah turun ( 20mmHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai

    umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah.

    B. Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue 7 Derajat I : Adanya demam tanpa perdarahan, manifestasi perdarahan hanya

    berupa torniket tes positif

    Derajat II : Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya

    berupa perdarahan di bawah kulit dan atau berupa perdarahan lainnya

    Derajat III : Adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,

    penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg), atau hipotensi, dengan disertai

    akral dingin dan gelisah

    Derajat IV : Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan

    darah yang tidak terukur

    Gambar 9. Spektrum Dengue Haemorrhagic Fever 10

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    36/49

    36

    4. 8 Pemeriksaan Penunjang 3

    Pada pemeriksaan darah ditemukan : 3

    Leukopenia pada akhir fase demam Limfositosis biasanya terlihat sebelum fase syok Hematokrit meningkat >20% (hemokonsentrasi) Trombosit

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    37/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    38/49

    38

    infeksi maka pemeriksaan ini dilakukan paling baik saat panas hari ke-0

    hingga hari ke -4, karena itulah pemeriksaan ini dapat mendeteksi infeksi

    virus dengue bahkan sebelum terjadi penurunan trombosit. Setelah hari

    keempat kadar NS1 antigen ini mulai menurun dan akan hilang setelah hari

    ke-9 infeksi. Angka sensitivitas dan spesifisitasnya pun juga tinggi. Bila ada

    hasil NS1 yang positif menunjukkan kalau seseorang hampir pasti terkena

    infeksi virus dengue. Sedangkan kalau hasil NS1 Ag dengue menunjukkan

    hasil negatif tidak menghilangkan kemungkinan infeksi virus dengue dan

    masih perlu dilakukan observasi serta pemeriksaan lanjutan.

    4. 9 Diagnosa Banding

    Pada awal perjalanan penyakit diagnosis mencakup infeksi bakteri, virus atau

    infeksi protozoa seperti demam dengue, campak, influenza, demam

    chikungunya, leptospirosis dan malaria. Adanya trombositopenia yang jelas

    disertai hemokonsentrasi dapat membedakan DBD dengan penyakit lain.

    DBD harus dibedakan pada demam chikungunya. Pada demam chikungunya

    biasanya seluruh anggota keluarga dapat terserang dan penularannya mirip

    dengan influenza. Demam chikungunya memperlihatkan serangan demam

    mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi, hampir selalu disertai

    ruam makulopapular, injeksi konjungtiva dan lebih sering dijumpai nyeri sendi.

    Pada demam chikungunya tidak ditemukan perdarahan gastrointestinal dan

    syok. 3,6

    4. 10 Komplikasi 3,8

    DHF mengakibatkan pendarahan pada semua organ tubuh, seperti

    pendarahanginjal, otak, jantung, paru paru, limpa dan hati. Sehingga tubuh

    kehabisan darah dancairan serta menyebabkan kematian.

    Ensepalopati. Gangguan kesadaran yang disertai kejang. Disorientasi, prognosa buruk.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    39/49

    39

    4. 11 Penatalaksanaan

    Perjalanan penyakit DBD terbagi 3 fase 7:

    1) Fase demam yang berlangsung selama 2-7 hari

    Terapi simtomatik dan suportif

    Parasetamol 10-15mg/kg/dosis setiap 4-6 jam (salisilat tidak dianjurkan

    karena mempunyai resiko terjadinya penyulit perdarahan dan asidosis) 4

    Kompres hangat diberikan apabila pasien masih tetap panas Terapi suportif yang diberikan antara lain larutan oralit, jus buah dan lain-

    lain

    Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat, berikancairan sesuai kebutuhan dan apabila perlu berikan cairan intravena. Semua

    pasien tersangka dengue harus diawasi dengan ketat setiap hari sejak hari sakit

    ketiga. Setelah bebas demam selama 24 jam tanpa antipiretik, pasien DBD akan

    memasuki fase kritis. Sebagian pasien akan sembuh setelah pemberian cairan

    intravena, sedangkan kasus berat akan jatuh ke dalam fase syok.

    Pemantuan:

    A. Pemeriksaan fisis Tanda vital Perabaan hati hati yang membesar dan lunak merupak an indikasi

    mendekati fase kritis, pasien harus diawasi ketat dan dirawat di rumah

    sakit

    B. Pemeriksaan laboratorium Leukopenia dan limfositosis relative dalam waktu 24 jam pasien

    akan bebas demam serta memasuki fase kritis

    Trombositopenia pasien memasuki fase kritis dan memerlukan

    pengawasan ketat di rumah sakit

    Peningkatan Ht 10-20% mengindikasikan pasien memasuki fase kritis

    dan memerlukan terapi cairan intravena apabila pasien tidak dapat

    minum oral

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    40/49

    40

    Gambar 10. Tatalaksana kasus tersangka DBD

    Berikan penerangan pada orangtua mengenai pertanda gejala syok yang

    mengharuskan orangtua membawa anaknya ke rumah sakit antara lain :

    Keadaan memburuk sewaktu pasien mengalami penurunan suhu Setiap perdarahan Nyeri abdominal akut dan hebat Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari Menolak untuk makan dan minum Lenah badab, gelisah Kulit dingin, lembab

    Tidak buang air kecil selama 4-6 jam

    anda syokmuntah terus-meneruskejangkesadaran menurunmuntah darahberak hitam

    Tersangka DBD

    demam tinggi, mendadak terus-menerus 100.000/l

    uji torniquet (+) uji torniquet (-)

    Rawat jalan

    Rawat inapminum banyak 1,5-2 liter/hr parasetamolkontrol tiap hari sampai demam turunperiksa Hb, Ht, trombosit tiap kali

    parasetamolkontrol tiap hari sampaidemam hilang

    nilai tanda klinis,periksa trombosit &Ht bila demammenetap setelahhari sakit ke-3

    Lab. Hb & Ht naik,Trombosit turun

    Segera bawa ke rumah sakit

    Rawat jalan

    Perhatian untuk orang tua:pesan bila timbul tanda syok, yaitugelisah, lemah, kaki/tangan dingin, nyeriperut, berak hitam, bak kurang

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    41/49

    41

    Indikasi rawat :

    Adanya tanda-tanda syok Sangat lemah sehingga asupan oral tidak dapat mencukupi

    Perdarahan Hitung trombosit 100.000/uL dan atau peningkatan Ht 10 -20% Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari ketika penurunan suhu Nyeri abdominal akut hebat

    2) Fase atau bocornya plasma yang berlangsung umumnya hanya 24-48 jam,

    sekitar hari 3 sampai hari ke-5 perjalanan penyakit. Umumnya pada fase ini

    pasien tidak dapat makan dan minum oleh karena anoreksia atau dan muntah

    A. Tatalaksana umum Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan Berikan oksigen pada kasus dengan syok Hentikan perdarahan dengan tindakan yang tepat

    B. Tatalaksana cairan Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien tidak dapat makan

    dan minum melalui oral

    Syok

    Kristaloid (jenis cairan pilihan diantaranya : ringer laktat dan ringer

    asetat terutama pada fase syok)

    Koloid (diindikasikan pada keadaan syok berulang atau syok

    berkepanjangan)

    Selama fase kritis pasien harus menerima sejumlah cairan rumatan

    ditambah deficit 5-8% atau setara dehidrasi sedang

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    42/49

    42

    Gambar 11. Tatalaksana pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di

    ruang rawat

    C. Pada pasien dengan syok

    Apabila nilai Ht awal rendah, pikirkan kemungkinan perdarahan

    interna atau pantau nilai Ht lebih sering, apabila ada indikasi berikan

    tranfusi darah

    Koreksi gangguan mrtabolit dan elektrolit, seperti hipoglikemia,

    hiponatremia, hipokalsemia dan asidosis

    Setelah 6 jam apabila Ht menurun , meski telah diberikan sejumlah

    besar cairan pengganti, tetesan tidak dapat diturunkan sampai

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    43/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    44/49

    44

    yang cukup banyak, berikan sediaan darah segar 10ml/kg/kali atau

    PRC 5 ml/kg/kali

    Gambar 13. Tatalaksana kasus DBD derajat I dengan peningkatan hematocrit

    20%

    DBD derajat I dengan peningkatan HT 20% Ht normal

    Monitor tanda-tanda vital / nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam

    tidak gelisahnadi kuattekanan darah stabildiuresis cukup(12 ml/kgBB/jam)Ht turun(2 kali pemeriksaan)

    gelisahdistres pernapasanfrekuensi nadi naikHt tetap tinggi/naikdiuresis kurang/tidak ada

    Tanda vital memburukHt meningkat

    5 ml/kgBB/jam

    Sesuaikan tetesan

    3 ml/kgBB/jam

    bila tanda vital/Ht stabil dandiuresis cukup

    Cairan awal

    RL / RA / NaCl 0,9% atau RLD5 / NaCl 0,9% +D5, 6-7 ml / kgBB / jam

    Perbaikan Tidak ada perbaikan

    Tetesan dikurangi

    Perbaikan

    IVFD stop pada 24-48 jam

    Tetesan dinaikkan

    10-15 ml/kgBB/jamPerbaikan

    Tanda vital tidak stabil

    Distres pernafasanHt naikTek. Nadi 20 mmHg

    Ht turun

    Transfusi darah segar Koloid

    20-30 ml/kgBB 10 ml/kgBB

    Perbaikan

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    45/49

    45

    Gambar 14. Tatalaksana kasus DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan

    hematokrit

    E. Indikasi tranfusi trombosit

    Hanya diberikan hanya pada perdarahan massif. Dosis 0,2 /kg/dosis

    3) Fase penyembuhan (2-7 hari)

    Secara umum, sebagian besar pasien DBD akan sembuh tanpa komplikasi

    dalam waktu 24-48 jam setelah syok. Indikasi pasien masuk ke dalam fase

    penyembuhan adalah :

    Keadaan umum membaik

    Meningkatnya selera makan Tanda vital stabil

    DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan hematokrit

    Gejala Klinis: demam 2-7 hari uji tourniquet positif atau perdarahan spontanLaboratorium:

    Hematokrit tidak meningkat trombositopeni (ringan)

    Pasien masih dapat minumBeri minum sebanyak 1-2 liter/hariatau satu sendok makan tiap 5 menitJenis minuman: air bening, teh manis,sirup, jus buah, susu, oralit.Bila suhu >380C beri parasetamolBila kejang beri obat antikonvulsif

    Pasien tidak dapat minumPasien muntah terus-menerus

    Monitor gejala klinis dan laboratoriumPerhatikan tanda syokPalpasi hati setiap hariUkur diuresis setiap hari

    Awasi perdarahanPeriksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

    Pulang (kriteria pulang)- tidak demam selama 24 jam tanpa antiprelik- nafsu makan membaik- secara klinis tampak perbaikan- Ht stabil- tiga hari setelah syok teratasi- jumlah trombosit > 50.000/ml- tidak dijumpai distres pernapasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

    Ht naik dan atau trombosit turun

    Perbaikan klinis dan laboratoris

    Pasang infus NaCl 0,9%: dekstrosa 5% (1:3), tetesan rumatan sesuai

    berat badanPeriksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

    Infus ganti ringer laktat (RL)(tetesan disesuaikan)

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    46/49

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    47/49

    47

    sakit, dan tempat-tempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan

    demikian masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama

    meningkatkan kebersihan lingkungan.

    B. Cara memberantas jentik

    Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan

    mengubur, artinya :

    Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras), Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup), Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur).

    Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap

    hari atau mengganti dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar

    rumah seperti membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan

    secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi

    sarang nyamuk.

    Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan

    bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk

    abate ini dapat dibeli di apotek.

    Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)

    Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/ kolam Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan

    C. Cara memberantas nyamuk dewasa

    Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat yang

    disukai oleh nyamuk untuk beristirahat.

    D. Kurangi tempat untuk nyamuk beristirahat Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia) Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    48/49

    48

    Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00) Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan

    obat nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang

    dirawat atau menginggal. Untuk pengasapan diperlukan laporan dari rumah

    sakit yang merawat.

  • 7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever

    49/49

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. Dalam:Sudoyo, A. et.al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 4.

    Jakarta:Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2006.p.1774-9

    2. Rani, A. Soegondo, S. dan Nasir, AU. (ed). Panduan Pelayanan Medik

    Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta:Pusat

    Penerbitan IPD FKUI, 2006.p.137-8

    3. Hadinegoro SRS,Soegijanto S, Wuryadi S, Surososo T. Tatalaksana Demam

    Dengue/Demam Berdarah Dengue pada Anak. Naskah Lengkap Pelatihan bagiDokter Spesialis Anak & Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam tatalaksana

    kasus DBD. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2004

    4. Soegijanto, S. Demam Berdarah Dengue. Tinjauan dan Temuan Baru di Era

    2003. Surabaya : Airlangga University Press. 2004.

    5. www. IDAI.com

    6. Soegijanto, S. Ilmu penyakit Anak Diagnosis & Penatalaksanaan. Jakarta :

    Salemba Medika. 2002.

    7. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di

    Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Bakti Husada. 2005

    8. World Health Organization. Demam Berdarah Dengue. Diagnosis, Pencegahan

    dan Pengendalian. Jakarta : EGC.1997.

    9. Halstead S.B. 2008. Dengue in Tropical Medicine, Science and Practice.

    Imperial College Press, London; 5:285-306

    10. Hadinegoro SRH, et al. (editor). Tata laksana demam berdarah dengue di

    Indonesia. Departemen Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pemberantasan

    Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. 2004

    11. Behrman, Kliegemen, Jenson. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition.

    Saunders. 2004