30
Presentasi Kasus PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK Oleh : Adinda Pramitra Permatasari 109103000027 Pembimbing : dr. Linda Nurdewati, Sp.P KEPANITERAAN KLINIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

preskas PPOK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: preskas PPOK

Presentasi Kasus PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

Oleh :Adinda Pramitra Permatasari

109103000027

Pembimbing :dr. Linda Nurdewati, Sp.P

KEPANITERAAN KLINIKPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 2: preskas PPOK

I. IDENTITAS PASIEN

• No. Rekam Medik : 1119556• Nama : Tn. RH • Jenis Kelamin : Laki - laki • Usia : 58 tahun • Agama : Kristen• Alamat : Pancoran, Jakarta Selatan • Pendidikan terkahir : SD• Pekerjaan : Tidak bekerja• Status Pernikahan : Belum menikah• Pembiayaan : SKTM

Page 3: preskas PPOK

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 februari 2013.

• Keluhan UtamaSesak napas sejak 1 hari SMRS

Page 4: preskas PPOK

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dibawa oleh keluarga dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari SMRS. Sesak napas dirasakan semakin memberat sejak 2 jam SMRS sehingga pasien dibawa ke IGD RSF.

• Sesak napas memberat pada saat beraktivitas seperti berjalan dekat ke kamar mandi. Sesak napas ini dirasakan menetap sepanjang hari. Sesak napas tidak dipengaruhi cuaca.

• Sesak dirasakan semakin hari semakin memberat terutama saat pasien dalam posisi terlentang, membaik dengan posisi duduk dan tidur dengan menggunakan 2-3 bantal. Saat tidur pasien terkadang terbangun tiba-tiba karena sesak.

• Sesak disertai bunyi ngik-ngik.

Page 5: preskas PPOK

• Pasien juga mengeluhkan batuk terus-terusan dan bertambah berat. Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih dan lengket susah dikeluarkan tetapi tidak disertai darah. Dahak dikeluarkan dengan mudah apabila dibatukkan dengan keras.

• Pasien mengalami mual (+), muntah (+) berisi air, cepat lelah, dan nafsu makan yang menurun. BAK normal tidak nyeri dan berdarah. BAB normal 1x per hari tidak encer dan tidak ada darah. Pasien mengalami penurunan berat badan dari 96 kg sampai 46 kg. Keluhan demam, pusing, keringat, nyeri tengkuk, nyeri perut, dan nyeri dada disangkal.

Page 6: preskas PPOK

Riwayat Penyakit Dahulu• 1 bulan yang lalu pasien pernah mengalami keluhan

yang sama, pasien dirawat di RSF selama 6 hari.• 3 tahun yang lalu, pasien mengalami infeksi paru

dimana pasien wajib mengkonsumsi obat selama 6 bulan dan berhenti sendiri karena sudah merasa lebih baik tanpa dinyatakan sembuh oleh dokter.

• 10 tahun yang lalu, pasien sering mengalami sesak napas dan di diagnosis penyakit paru.

• Riwayat asma (+) sejak kecil.• Riwayat hipertensi, diabetes melitus, alergi,

penyakit hati, jantung disangkal.

Page 7: preskas PPOK

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat asma (+) pada ibu pasien. Riwayat penyakit jantung, hati, hipertensi, diabetes melitus, alergi di sangkal.

Riwayat Sosial dan Kebiasaan• Pasien sudah tidak bekerja sejak tahun 2003. Dahulu pasien

bekerja ditempat pembuatan bir hitam selama 30 tahun.• Pasien merokok sejak usia 25 tahun 12 batang perhari, rokok

kretek dan tahun 2003 pasien mulai berhenti merokok. Pasien mengkonsumsi alkohol 2 botol per hari sejak tahun 1995 dan berhenti tahun 2003. Riwayat narkoba dan promiskuistas di sangkal.

Page 8: preskas PPOK

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik di ruangan tanggal 1 februari 2013.• Keadaan umum : Tampak sakit sedang • Kesadaran : Kompos mentis• Tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernapasan : 26 x/menit Suhu : 36,5°c

• Tinggi badan : 165 cm• Berat badan : 46 kg• BMI : 16,9 (Underwight)

Page 9: preskas PPOK

Kepala : Normosefal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),pupil bulat isokor +/+, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+, pandangan kabur (-/-), berkunang-kunang (-).

Telinga : Normotia +/+, nyeri tekan tragus -/- , serumen -/-Hidung : Deviasi septum -/-, sekret +/+, konka hiperemis -/-Gigi dan Mulut : Pursed lips breathing, karies gigi (+), lidah

tidak kotor.Tenggorok : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1Leher : Trakea lurus ditengah, tidak teraba pembesaran

tiroid, JVP 5+2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar, otot bantu pernapasan sternokleidomastoideus (+).

Page 10: preskas PPOK

Thoraks :Inspeksi dada Kanan Kiri

Depan Pengembangan dada simetris

Pelebaran sela iga

Barrel chest (+)

Belakang Pengembangan dada simetris

Pelebaran sela iga

Barrel chest (+)

Palpasi dada Kanan Kiri

Depan Vokal fremitus dada melemah

Belakang Vokal fremitus dada melemah

Perkusi dada Kanan Kiri

Depan hipersonor hipersonor

Belakang hipersonor hipersonor

Auskultasi paru Kanan Kiri

Depan Vesikuler melemah, wheezing

(-), rhonki(+), ekspirasi

memanjang

Vesikuler melemah, wheezing

(-), rhonki(+), ekspirasi

memanjang

Belakang Vesikuler melemah, wheezing (-),

rhonki(+), ekspirasi memanjang

Vesikuler melemah, wheezing

(-), rhonki(+), ekspirasi

memanjang

Page 11: preskas PPOK

JantungInspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terihatPalpasi : Pulsasi ictus cordis teraba 2 jari medial dari linea midklavikula

sinistraPerkusi : Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas jantung kiri : ICS V 2 jari medial linea midklavikula sinistra

Pinggang jantung : ICS II linea parasternalis sinistraAuskultasi : BJ I, II normal, murmur (-), gallop(-)

AbdomenInspeksi : Datar, lemas, dinding perut sejajar dinding dada.Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.Perkusi : Timpani, shifting dulness (-)Auskultasi : Bising usus (+) normal.

Page 12: preskas PPOK

Ekstremitas : Akral hangat, edema -/-Kulit : Warna sawo matang, kelembaban baik.

Page 13: preskas PPOK

Pemeriksaan 21 jan 2013 23 Jan 2013 04 Feb 2013 05 Feb 2013 Nilai Normal

HEMATOLOGI

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Trombosit

Eritrosit

LED

14,8

47

10,7

367

5,40

12,9

39

9,4

350

4,41

63,0

11,6

34

6,2

290

3,74

13,2-17,3 g/dl

33-45%

5,0-10,0 rb/ul

150-450 rb/ul

4,40-5,90 jt/ul

VER/HER/KHER/RDWVERHERKHERRDW

87,7

27,4

31,2

13,1

88,9

29,3

32,9

13,1

90,5

30,9

34,2

12,4

80-100 fl

26-34 pg

32-36 g/dl

11,5-14-5 %

Hitung JenisBasofilEosinofilNetrofilLimfositMonositLuc

0

9

74

6

8

3

0-1 %

1-3 %

50-70 %

20-40 %

2-8 %

<4,5 %

Page 14: preskas PPOK

Pemeriksaan 21 jan 2013 23 Jan

2013

04 Feb

2013

05 Feb 2013 Nilai Normal

FUNGSI GINJAL

Ureum darah

Kreatinin darah

Asam Urat

56

1,3

88

1,5

8,7

20-40 mg/dl0,6-1,5 mg/dl

DIABETES

GDS

Gula darah puasa

Gula darah 2 jam PP

169 165

256

70-140 g/dl

80-100 g/dl

80-145 g/dl

ELEKTROLIT

Na

K

Cl

148

5,39

81

134

2.83

89

131

4,27

81

135-147 mmol/l

3,10-5,10 mmol/l

95-108 mmol/l

BTA

Sputum SPS (-)

Page 15: preskas PPOK

AGD 21/1/13

31/1/13 (2.45)

31/1/13(8.57)

31/1/13(13.25)

31/1/13(21.09)

1/2/13 3/2/13 4/2/13 5/2/13 Nilai Normal

pHpCO2pO2BP

HCO3Sat O2

BETotal CO2

7,26759,5

151,475426,598,6-1,728,4

7,21979,946,075331,971,41,4

34,3

7,25350,187,875421,695,2-5,923,2

7.21395,4

102,775237,696,15,8

40,5

7,24193,3

141,075439,298,27,7

42,0

7,33973,5

152,375438,798,89,6

40,9

7,303108,091,8

751,052,395,519,555,6

7,29990,899,5

753,043,696,512,546,4

7,36277,6

123,7752,043,198,213,545,4

7,370 – 7,44035,0 – 45,0

83,0 – 108,0-

21,0 – 28,095,0 – 99,0-2,5 – 2,5

19,0 – 24,0

Page 16: preskas PPOK

Pemeriksaan rontgen thoraksInterpretasi hasil foto :• Cor : CTR < 50%• Pulmo : Tampak infiltrat minimal

di parakardial kanan• Tampak kalsifikasi di parakardial

kanan• Tampak hiperaerasi di kedua paru• Sudut costofrenikus tumpul

dengan penebalan pleura, kedua diafragma datar

• Kesan : Emfisema paru dengan minimal infiltrat di parakardial kanan

Page 17: preskas PPOK

Resume

• Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak napas memberat pada saat beraktivitas dan posisi terlentang, Saat tidur pasien terkadang terbangun tiba-tiba karena sesak. Sesak disertai bunyi ngik-ngik. Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih dan lengket susah dikeluarkan.

• Riwayat TB paru 3 tahun lalu mengkonsumsi OAT selama 6 bulan dan berhenti sendiri tanpa dinyatakan sembuh oleh dokter. Riwayat asma (+) sejak kecil. Riwayat asma (+) pada ibu pasien. Riwayat merokok selama 25 tahun 12 batang/hari, dengan indeks Brinkman sedang dan mengkonsumsi alkohol 2 botol perhari selama 8 tahun.

Page 18: preskas PPOK

• Pemeriksaan fisik didapatkan terdapat rhonki (+) di kedua lapang paru depan dan belakang beserta ekspirasi yang memanjang.

• Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil asidosis respiratorik. Pemeriksaan radiologi tampak infiltrat minimal dan kalsifikasi di parakardial kanan, hiperaerasi pada kedua paru dengan kesan emfisema paru.

Page 19: preskas PPOK

DIAGNOSIS

Diagnosis KerjaPenyakit Paru Obstruktif Kronis dengan eksaserbasi akut.

Diagnosis Banding• Asma• Bronkiektasis• Sindroma Obstruksi

Pasca Tuberkulosis (SOPT)

Page 20: preskas PPOK

Tata Laksana

• Penyakit Paru Obstruktif Kronis dengan eksaserbasi akut.

• Atas dasar : Sesak napas (+), batuk berdahak (+), Riwayat merokok selama 25 tahun dengan indeks brinkman sedang, dan konsumsi alkohol (+) selama 8 tahun.

• PF : rhonki (+) di kedua lapang paru depan dan belakang beserta ekspirasi yang memanjang.

• PP : Lab : asidosis respiratorik Radiologi : emfisema paru

Page 21: preskas PPOK

Rencana terapi : • Terapi O2 3 lpm• Nebu Ventolin :

pulmicort 4x/hari• Infus D5% + aminofilin

2,5 ampul/24 jam• Salbutamol 3 x 4 mg• Injeksi Dexamethason 1

ampul/12 jam

Pemeriksaan Anjuran :• Spirometri bila stabil• Uji latih kardiopulmoner

(sepeda statis, treadmill, uji jalan 6 menit lebih rendah dari normal)

• Analisa gas darah• Radiologi : CT scan

resolusi tinggi• EKG

Page 22: preskas PPOK

Prognosis

• Ad vitam : dubia • Ad fungsionam : dubia ad malam• Ad sanationam : dubia ad malam

Page 23: preskas PPOK

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit paru ditandai oleh hambatan aliran udara yang ireversible, bersifat progresif,

dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap

partikel atau gas yang berbahaya disertai efek ekstraparu yang

berkontribusi terhadap derajat berat penyakit.

Bronkitis kronik

Emfisema

Faktor Risiko :• Asap Rokok• Polusi Udara• Stres Oksidatif• Infeksi Saluran

Napas Berulang• Sosial Ekonomi• Tumbuh Kembang

Paru• Asma• Gen

Page 24: preskas PPOK

Patogenesis

Page 25: preskas PPOK

Klasifikasi PPOK

Gold 2010Derajat Klinis Faal Paru

Gejala Klinis(Batuk, produksi sputum)

Normal

Derajat I :PPOKRingan

Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari bahwa fungsi paru mulai menurun

VEP1 / KVP < 70%

VEP1 ≥ 80% prediksi

Derajat II :PPOKSedang

Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya

VEP1 / KVP < 70%

50% < VEP1 < 80% prediksi

Derajat IIIPPOK Berat

Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan serangan eksaserbasi semakin sering dan berdampak pada kualitas hidup pasien

VEP1 / KVP < 70%

30% < VEP1 < 50% prediksi

Derajat IVPPOKSangat berat

Gejala diatas ditambah tanda-tanda gagal napas atau gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi dapat mengancam jiwa

VEP1 / KVP < 70%

VEP1 < 30% prediksi atau

VEP1 < 50% prediksi

disertai gagal napas kronik

Page 26: preskas PPOK

DiagnosisGejala Keterangan

Sesak Progresif (sesak bertambah berat seiring berjalannya waktu)Bertambah berat dengan aktivitasPersisten (menetap sepanjang hari)Pasien mengeluh berupa “perlu usaha untuk bernapas”Berat, sukar bernapas, terengah-engah

Batuk Kronik Hilang timbul dan mungkin tidak berdahak

Batuk kronik berdahak Setiap batuk kronik berdahak dapat mengindikasikan PPOK

Riwayat terpajan faktor risiko

Asap rokok, debu, bahan kimia di tempat kerja, asap dapur.

Anamnesis- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah

(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi

Page 27: preskas PPOK

Pemeriksaan fisik• Inspeksi : • Pursed - lips breathing,

Barrel chest , Penggunaan otot bantu napas, hipertropi otot bantu napas, pelebaran sela iga, pink puffer atau blue bloater, terlihat denyut vena jugularis & edema tungkai (jika gagal jantung).

• Palpasi• Pada emfisema fremitus

melemah, sela iga melebar

• Perkusi• Emfisema : hipersonor dan

batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah.

• Auskultasi• suara napas vesikuler

normal, atau melemah• terdapat ronki dan atau

mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa

• ekspirasi memanjang• bunyi jantung terdengar

jauh

Page 28: preskas PPOK

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan rutin • Faal paru (spirometri)• Uji bronkodilator• Darah rutin• Radiologi (Foto toraks PA)

Pemeriksaan khusus (tidak rutin)• Faal paru• Uji latih kardiopulmoner• Uji provokasi bronkus• Uji coba kortikosteroid• Analisis gas darah• Radiologi (CT Scan resolusi

tinggi)• Elektrokardiografi• Ekokardiografi• Bakteriologi• Kadar alfa-1 antitripsin

Page 29: preskas PPOK

Tata Laksana

Tujuan : • Mengurangi gejala• Mencegah eksaserbasi

berulang• Memperbaiki dan

mencegah penurunan faal paru

• Meningkatkan kualitas hidup penderita

Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :a. Edukasib. Obat - obatanc. Terapi oksigend. Ventilasi mekanike. Nutrisif. Rehabilitasi

Page 30: preskas PPOK

DAFTAR PUSTAKA• Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

• Price, Sylvia A. Patofisiologi, volume 2. Edisi 6. Jakarta : EGC.2006• Susanto AD, Prasenohadi, Yunus F. The Year of the lung. Deopartemen Pulmonologi

dan Ilmu Kedokteran FKUI-RS. Persahabatan. 2010.• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Penyakit

Paru Obstruktif Kronik. 2008• Vinay,Kumar, Ramzi,S.Cotran, Stanley,L.Robbins. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7.

Volume 2. Jakarta: EGC, 2007• Global Initiative for Chronic Obstruktive Lung Disease (GOLD). Global strategy for

diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease. National Institute of Health. National Hearth, lung and blood Institute, Update 2010.

• PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, 2006.