42
STATUS PENDERITA I. IDENTITAS PENDERITA Nama : An. A Umur : 3 tahun 2 bulan Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Semanggi RT 3/RW 21 Pasar Kliwon Surakarta Tanggal masuk : 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB Tanggal Pemeriksaan : 8 Desember 2012 pukul 10.00 WIB No. CM : 01-16-55-99 II. ANAMNESIS Anamnesis diperoleh dengan cara aloanamnesis terhadap ibu penderita Pohon Keluarga Keterangan : Perempuan : Laki-laki : penderita 1

Preskes anak diare

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Preskes anak diare

STATUS PENDERITA

I.IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. A

Umur : 3 tahun 2 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Semanggi RT 3/RW 21 Pasar Kliwon Surakarta

Tanggal masuk : 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB

Tanggal Pemeriksaan : 8 Desember 2012 pukul 10.00 WIB

No. CM : 01-16-55-99

II. ANAMNESIS

Anamnesis diperoleh dengan cara aloanamnesis terhadap ibu penderita

Pohon Keluarga

Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: penderita

A. Keluhan Utama

Diare

1

Page 2: Preskes anak diare

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan diare sejak 2 hari SMRS Dr. Moewardi

(rabu pagi). Malam hari (sekitar 10 jam sebelumnya) penderita makan nasi

dan sayur seperti biasanya. Diare setiap hari sebanyak kurang lebih 10 kali.

Buang air besar yang pertama berwarna agak kehijauan, buang air besar

selanjutnya berwarna kuning. Konsistensinya cair lebih banyak, ampas (+)

sedikit. Masing - masing kurang lebih setengah gelas belimbing. Tinja juga

mengeluarkan bau seperti telur busuk. Lendir (-), darah (-). Buang air besar

terakhir 5 jam yang lalu, konsistensinya cair, ampas (+) sedikit. Buang air

kecil lancar, berwarna kuning jernih, sehari 5-6 kali, masing masing kurang

lebih setengah gelas belimbing, terakhir 1 jam yang lalu. Pasien juga muntah-

muntah sebanyak lebih 4 kali setiap hari, berupa makanan ataupun minuman

yang dimakan, masing-masing kurang lebih sebanyak 4 - 5 sendok makan.

Pada rabu sore pasien mengalami panas. Panas sumer-sumer dan

dirasakan terus menerus, mengigau (-), kejang (-). Kemudian pada hari itu

juga penderita memeriksakan diri ke dokter. Diberi obat berupa puyer dan

sirup. Keesokan harinya keluhan panas sudah mulai berkurang, tetapi masih

tetap diare. Batuk pilek (-). Nafsu makan berkurang bahkan hari ini pasien

tidak mau makan, penderita tampak kehausan dan ingin minum terus, minum

air putih saja. Sehari minum sebanyak kurang lebih 6-7 gelas belimbing.

Pasien juga dari tadi pagi rewel terus. Kemudian oleh keluarganya pasien

dibawa berobat ke RS Dr. Moewardi.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit diare sebelumnya: (+) 1 bulan yang lalu selama 3 hari

Riwayat mondok di RS : (-)

Riwayat alergi obat/makanan : (-)

Riwayat sakit campak : (-)

Riwayat infeksi saluran kencing: (-)

2

Page 3: Preskes anak diare

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa : (-)

Riwayat alergi obat/makanan : (-)

Riwayat lingungan diare : (+) 1 orang tetangga yang berjarak ± 7 m dari

rumah penderita

E. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Faringitis (-)

Bronkitis (-)

Morbili (-)

Pertusis (-)

Varicella (-)

Malaria (-)

Polio (-)

Diare (+) 1 bulan yang lalu selama 3 hari

Disentri (-)

Thypus abdominalis (-)

Cacingan (-)

F. Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Penderita adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Anggota keluarganya

terdiri dari ayah, ibu, kakak dan penderita sendiri. Ayah penderita bekerja

sebagai wiraswasta yang rata-rata penghasilan perbulannya adalah 800.000

rupiah. Ibu wiraswasta membantu ayah. Penderita menempati rumah semi

permanen berukuran 9 x 5 m2. Penerangan rumah cukup, ventilasi cukup.

Sumber air berasal dari sumur gali yang berada di belakang rumah berjarak

lebih dari 10 meter. Bak mandi selalu dikuras 2 minggu sekali. Tempat

pembuangan sampah disamping rumah berjarak 5 meter tidak ditutup hanya

berupa tanah yang digali. Pemeriksaan air oleh Puskesmas atau RT setempat

jarang. Tetangga penderita yang rumahnya berjarak ± 7 m dari rumah

3

Page 4: Preskes anak diare

penderita juga ada yang menderita diare. Setiap makanan dan minuman selalu

dimasak lebih dahulu dan disajikan dalam keadaan ditutup.

G. Riwayat Makan Minum Anak

- Usia 0-6 bulan : ASI saja, frekuensi minum ASI tiap kali bayi menangis

atau minta minum, sehari biasanya lebih dari 10 kali dan lama menyusui

15 menit, bergantian kiri kanan.

- Usia 6-10 bulan : bubur susu 2-3 kali sehari satu mangkok kecil, dengan

diselingi dengan ASI jika bayi lapar. Buah pisang/pepaya, seminggu 2 kali

dipotong-potong siang hari.

- Usia 11-24 bulan : nasi 2-3 kali sehari satu mangkok kecil dengan sayur

hijau/wortel, lauk ikan asin/tempe, dengan diselingi dengan ASI jika bayi

masih lapar. Buah pepaya / pisang 1-2 kali seminggu.

- Usia 2 tahun-sekarang : nasi 2-3 kali sehari satu mangkok kecil dengan

sayur hijau/wortel, lauk ikan asin/tempe. Buah pepaya / pisang 1-2 kali

seminggu.

H. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan dan Prenatal

Pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu penderita di bidan setempat. Frekuensi

pemeriksaan pada trimester I dan II 2 kali tiap bulan, dan pada trimester III 1

kali tiap bulan. Penyakit kehamilan (-).

Riwayat minum jamu selama hamil (-), obat-obatan yang diminum adalah

vitamin dan tablet penambah darah

I. Riwayat Kelahiran

Penderita lahir di bidan di daerah setempat, partus normal, ditolong oleh

bidan, cukup bulan, menangis kuat segera setelah lahir. Berat waktu lahir

3000 gram, panjang badan saat lahir 50 cm.

4

Page 5: Preskes anak diare

J. Riwayat Pemeriksaan Post Natal

Pemeriksaan bayi setelah lahir dilakukan di posyandu, setiap 6 bulan sekali

dan saat imunisasi.

K. Riwayat Imunisasi

BCG 1x, 2 bulan setelah lahir di puskesmas.

Hepatitis 3x, satu minggu setelah lahir, 1 bulan, 6 bulan

DPT 4x, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 1,5 tahun.

Polio 4x , 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 1,5 tahun.

Campak 1x, 9 bulan.

L. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Motorik Kasar

Mengangkat kepala : 3 bulan

Tengkurap kepala tegak : 4 bulan

Duduk sendiri : 6 bulan

Berdiri sendiri : 11 bulan

Berjalan : 14 bulan

Lari : 19 bulan

Melompat : 2 tahun

Bahasa

Bersuara “aah/ooh” : 2,5 bulan

Berkata (tidak spesifik) : 8,5 bulan

Berkata 2-3 kata spesifik : 1,5 tahun

Bicara mengerti : 2 tahun

Menyebut warna : 3 tahun

Motorik halus

Memegang benda 3,5 bulan

Menunjukkan benda : 1,5 tahun

Membuat bangunan bertumpuk-tumpuk : 2 tahun

5

Page 6: Preskes anak diare

Personal sosial

Tersenyum : 2 bulan

Mulai makan : 6 bulan

Tepuk tangan : 9 bulan

Memakai baju : 2 tahun

Gosok gigi tanpa bantuan : 3 tahun

M. Keluarga Berencana

Keluarga mengikuti program KB dengan suntik KB.

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : tampak lemah, rewel

Derajat Kesadaran : compos mentis

Status gizi : kesan gizi kurang

2. Vital sign

T : 90/60 mmHg

S : 37oC per aksiler

N : 120 x/menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup.

RR : 30 x/menit, tipe abdominotorakal

BB : 10 kg

PB : 85 cm

Status gizi :

BB/U : 10/14,1 x 100 % = 70,4 % (-3 SD < -2 SD)Gizi kurang

TB/U : 85/96,5 x 100 % = 88,6 % (-3 SD < -2 SD)Gizi kurang

BB/TB : 10/11,5 x 100 % = 86,9 % (-2 SD < -1 SD)normal

Kesan : kurang dengan riwayat malnutrisi.

3. Kulit : warna sawo matang, kelembaban baik, turgor kurang, tekstur halus

4. Kepala : bentuk mesocephal, 1ingkar kepala 50 cm (-2SD - +2SD), UUB

sudah menutup, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah rontok dan

sukar dicabut.

6

Page 7: Preskes anak diare

5. Muka : sembab (-), wajah orang tua (-).

6. Mata : sedikit cekung (+/+), air mata berkurang (+/+), conjunctiva anemis

(-/-), sklera ikterik (-/-), bulu mata hitam lurus tidak rontok.

7. Hidung: bentuk normal, napas cuping hidung(-), sekret (-), darah (-),

deformitas(-).

8. Mulut : mukosa bibir dan mulut kering (+), sianosis (-), gusi berdarah

(-), susunan gigi normal.

9. Tenggorokan : uvula di tengah, tonsil T1–T1, faring hiperemis (-),

pseudomembran (-), post nasal drip (-).

10. Telinga : bentuk normal, kelainan MAE (-), membrana timpani utuh,

prosesus mastoideus tidak nyeri tekan, tragus pain (-), sekret (-).

11. Leher : bentuk normal, trachea ditengah, kelenjar thyroid tidak

membesar.

12. Limfonodi : kelenjar limfe auricular, submandibuler, servikalis,

suparaklavikularis, aksilaris, dan inguinalis tidak membesar.

13. Thorax : bentuk normochest, retraksi (-), gerakan simetris ka=ki

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar

Kiri atas : SIC II LPSS

Kiri bawah : SIC IV LMCS

Kanan atas : SIC II LPSD

Kanan bawah : SIC IV LPSD

Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan =kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan =kiri

Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru

Batas paru-hepar : SIC V kanan

Batas paru-lambung : SIC VI kiri

Redup relatif di : SIC V kanan

7

Page 8: Preskes anak diare

- ---

- ---

- ---

- ---

+4 +4+4+4

+2 +2+2+2

Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)

Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)

14. Abdomen : Inspeksi : dinding dada setinggi dinding perut

Auskultasi : peristaltik (+) meningkat

Perkusi : tympani

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor

kurang .

15. Urogenital : dalam batas normal

16. Ekstremitas:

akral dingin sianosis oedem wasting

CRT <2”

17. Kuku : sianosis (-)

16. Neurologi :

motorik koordinasi baik, kekuatan

Sensorium

Refleks biceps : (+2/+2)

Refleks triceps : (+2/+2)

Refleks patella : (+2/+2)

Refleks achilles : (+2/+2)

Reflek patologis: (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium darah 7 Desember 2012 pukul 19.00 di RSDM

Surakarta

Hb : 12,9 gr/d1

Hct : 35 %

AT : 80.000 /mm3

8

Page 9: Preskes anak diare

AL : 10,8 x 10 3/ µL

AE : 4,5 juta/uL

MCV : 73,9 /um

MCH : 27,2 pg

MCHC : 36,8 g/dl

RDW : 12,2 %

MPV :7,6 fl

PDW : 16 %

Eosinofil :0,70 %

Basofil : 0,20 %

Netrofil : 58,6 %

Limfosit :34,7 %

Monosit : 5,80 %

Golongan Darah : B

GDS : 82 mg/dl

V. RESUME

Penderita perempuan, 3 tahun 2 bulan datang dengan keluhan diare sejak 2

hari SMRS Dr. Moewardi (rabu pagi). Diare setiap hari sebanyak kurang lebih 10

kali. Yang pertama kali berwarna agak kehijauan, selanjutnya berwarna kuning .

Konsistensinya cair lebih banyak, ampas (+) sedikit, kurang lebih setengah gelas,

bau seperti telur busuk, lendir (-), darah (-). Buang air besar terakhir 5 jam yang

lalu. Buang air kecil sedikit berkurang, berwarna kuning jernih , setengah gelas

belimbing, terakhir 1 jam yang lalu. Pasien juga muntah-muntah sebanyak lebih 4

kali setiap hari, berupa makanan ataupun minuman yang dimakan, muntah

terutama ketika makan, sebanyak 4 - 5 sendok makan. Pada rabu sore pasien

mengalami panas. Panas sumer-sumer dan terus menerus, kejang (-). Sejak 1 hari

SMRS pasien diare lagi, banyak. Nafsu makan berkurang, penderita tampak

kehausan dan ingin minum terus, minum air putih saja. Sehari 6-7 gelas

belimbing. Pasien juga rewel terus.

9

Page 10: Preskes anak diare

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, rewel, compos mentis

dan gizi kesan kurang, tanda vital tekanan darah 90/60 mmHg, suhu 37 0C, nadi

frekuensi: 120x/menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup. frekuensi nafas:

40 x/menit. UUB sudah menutup, mata sedikit cekung (+/+), air mata berkurang

(+/+), nafas cuping hidung (-), mukosa bibir dan mulut kering, retraksi(-),

peristaltik (+) meningkat, turgor kurang, akral dingin (-), CRT < 2 detik. Pada

pemeriksaan penunjang tgl 7 Desember 2012 Hb: 12,9 gr/d1 Hct : 35 l % AT :

80.000 /mm3 AL: 10,8 x 103/ µL Golongan darah: B

VI. DIAGNOSA BANDING

- Diare akut dehidrasi sedang e/c : virus DD E. coli enterotoksigenik

- Gizi kurang

VII. DIAGNOSA KERJA

Diare akut dehidrasi sedang e/c virus

Gizi kurang

VIII. PENATALAKSANAAN

Terapi

Pro mondok bangsal gastroenterologi anak

Diet bubur nasi 1000 kkal/hari

Oralit 100 cc jika mencret

Infus RL 20 tpm makro

Zinc 1x20 mg

Paracetamol 3 x 120 mg jika panas

Monitoring

KU dan VS per 8 jam

BCD per 8 jam

Status hidrasi per 8 jam

Awasi dehidrasi

10

Page 11: Preskes anak diare

Awasi diare

Planning

Feces dan urin rutin

Edukasi

Motivasi keluarga tentang penyakitnya

Istirahat

Banyak minum

Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering,

rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : baik

Ad sanam : baik

Ad fungsionam : baik

X. MONITORING

Dibawah ini merupakan monitoring yang kami lakukan :

Tanggal 7 Desember 2012 (18.00) 8 Desember 2012 (06.00) 8 Desember 2012 (14.00)

S mimisan (-), muntah (-), minum >>

& makan <, BAK 10x banyak,

BAB 2x air < ampas

mimisan (-), muntah (-), minum >>

& makan <, BAK 4x banyak, BAB

2x ampas >>

Panas (+), mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 10x

banyak, BAB 1x ampas >>

O Lemah, CM, gizi kesan kurang Lemah, CM, gizi kesan kurang Lemah, CM, gizi kesan kurang

T: 90/60 mmHg, N : 130x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 44x/’, S : 37,2 0C.

UUB sudah menutup

Mata: sedikit cekung (+), air mata

(+/+) <

Mulut: MB (-), sianosis (-)

Abdomen:turgor kurang, peristaltik

(+) meningkat

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), sianosis (-), CRT < 2”

T: 95/65 mmHg, N : 136x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 40x/’, S : 37,5 0C

UUB sudah menutup

Mata: sedikit cekung (+), air mata

(+/+) <

Mulut: MB (-), sianosis (-)

Abdomen:turgor kurang, peristaltik

(+) meningkat

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), sianosis (-)CRT < 2”

T: 90/60 mmHg, N : 140x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 36x/’, S : 38,30C

UUB sudah menutup

Mata: sedikit cekung (+/+), air

mata(+/+) <

Mulut: MB (-), sianosis (-)

Abdomen: turgor baik, peristaltik

(+) meningkat

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), CRT < 2”

11

Page 12: Preskes anak diare

Hasil Lab Urinalisis

SG : 1,005. pH: 7, Neu: (-), prot: 25

mg/dl (+), glukosa normal, keton :

50 mg/dl (+++), Urobilinogen :

norma, bilirubin : (-), Eritrosit (-)

Mikroskopis : sel epitel : (-), Erirtro

: 0-1, Leuko 1-2, Protozoa (-), telur

cacing (-), bakteri (+4)

Sedimen urin; eritro : 0-1/LPB,

leuko(-), silinder (-), kristal(-),

epitel(-), lain-lain(-)

Diagnosis Diare akut dehidrasi sedang e/c

virus dengan riwayat malnutrisi

Diare akut dehidrasi sedang e/c

virus dengan riwayat malnutrisi

Terapi Lanjutkan Lanjutkan

Plan Diagnosis Urin dan feces rutin

Monitoring KU dan VS/8 jam, SH/ 8jam

Tanggal 9 Desember 2012 (7.00) 9 Desember 2012 (14.00) 9 Desember 2012 (22.00)

S Panas (+), mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 6x

banyak, BAB (-)

Panas (+), mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 5x

banyak, BAB (-)

Panas (+), mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 10x

banyak, BAB 3x, setengah gelas

ampas

O Lemah, CM, gizi kesan kurang Lemah, CM, gizi kesan kurang Sedang, CM, gizi kesan kurang

T: 90/60 mmHg, N : 136x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 36x/’, S : 38,30C

UUB sudah menutup

Mata: sedikit cekung (+/+), air

mata(+/+) <

Mulut: MB (-), sianosis (-)

Abdomen: turgor baik, peristaltik

(+) meningkat

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), CRT < 2“

T: 90/60 mmHg, N : 140x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 36x/’, S : 37,80C

UUB sudah menutup

Mata: sedikit cekung (+/+), air

mata(+/+) <

Mulut: MB (-), sianosis (-)

Abdomen: turgor baik, peristaltik

(+) meningkat

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), CRT < 2”

T : 90/60 mmHg, N : 138x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 40x/’, S : 37,50C

UUB sudah menutup

Mata:cekung (-), air mata(+/+)

Mulut: MB (+), sianosis (-)

Abdomen: turgor baik, peristaltik

(+) meningkat

Ext. atas &bawah lembab (-), akral

dingin (-), CRT < 2”

Hasil Lab Feces

Makros : kuning

Konsistensi : lunak

Lendir (+)

Pus (-)

Darah (-)

-

Diagnosis Diare akut dehidrasi sedang e/c

virus dengan riwayat malnutrisi

Diare akut dehidrasi sedang e/c

virus dengan riwayat malnutrisi

Diare akut dehidrasi sedang e/c

virus dengan riwayat malnutrisi

12

Page 13: Preskes anak diare

teratasi

Terapi IVFD RL 9 tpm makro

Diet bubur nasi 900 kkal/hr

Parecetamol 4x 100mg kalau panas

Oralit 100 cc tiap muntah / diare

Terapi lanjutkan Diet bubur nasi 900 kkal/hari

Parecetamol 4x 100 mg kalau

panas

Oralit 100 cc tiap muntah / diare

Plan diagnosis

Monitoring

Pukul 10 Desember 2012 (7.00) 10 Desember 2012 (14.00)

S Panas (+), mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 5x

banyak, BAB 1x, setengah gelas

ampas

Panas (+), mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 5x

banyak, BAB 3x, setengah gelas

ampas

O Sedang, CM, gizi kesan kurang baik, CM, gizi kesan kurang

Vital Sign T : 90/60 mmHg, N : 132x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 44x/’, S : 37,50C

UUB sudah menutup

Mata:cekung (-), air mata(+/+)

Mulut: MB (+), sianosis (-)

Abdomen: turgor baik, peristaltik

(+) meningkat

Ext. atas &bawah lembab (-), akral

dingin (-), CRT < 2”

T : 90/60 mmHg, N : 140x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 44x/’, S : 37,60C

UUB sudah menutup

Mata:cekung (-), air mata(+/+)

Mulut: MB (+), sianosis (-)

Abdomen: turgor baik, peristaltik

(+) meningkat

Ext. atas &bawah lembab (-), akral

dingin (-), CRT < 2”

Hasil Lab

Diagnosis Diare akut dehidrasi sedang e/c

virus dengan riwayat malnutrisi

teratasi

Diare akut dehidrasi sedang e/c

virus dengan riwayat malnutrisi

teratasi

Terapi Diet bubur nasi 900 kkal/hari

Parecetamol 4x 100 mg kalau

panas

Oralit 100 cc tiap muntah / diare

Diet bubur nasi 900 kkal/hari

Parecetamol 4x 100 mg kalau

panas

Oralit 100 cc tiap muntah / diare

Plan Diagnosis Darah lengkap besok

Monitoring KU dan VS/8 jam, SH/ 8jam

13

Page 14: Preskes anak diare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Diare akut pada anak adalah diare yang terjadi secara mendadak dan

berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari) pada bayi atau

anak yang sebelumnya sehat (Ditjen PPM & PLP, 1999). Ada juga yang memberi

batasan diare akut pada anak yaitu buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam

dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu (IDAI, 2004).

B. EPIDEMIOLOGI

Diare akut merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas

anak-anak di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia. Terdapat 60

juta episode diare akut setiap tahunnya di Indonesia dimana 1-5 % daripadanya

akan menjadi diare kronik dan bila sampai terjadi dehidrasi berat yang tidak

segera ditolong, 50-60% diantaranya dapat meninggal dunia (Ditjen PPM & PLP,

1999).

Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain :

Faktor lingkungan

Gizi

Kependudukan

Pendidikan

Keadaan sosial ekonomi

Perilaku masyarakat

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan

perorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol dan dot susu, maupun

kebersihan air yang digunakan untuk mengolah susu dan makanan. Faktor gizi

misalnya adalah tidak diberikannya makanan tambahan meskipun anak telah

14

Page 15: Preskes anak diare

berusia 4-6 bulan. Faktor pendidikan yang utama adalah pengetahuan ibu tentang

masalah kesehatan. Faktor kependudukan menunjukkan bahwa insiden diare lebih

tinggi pada penduduk perkotaan yang padat dan miskin atau kumuh. Sedangkan

faktor perilaku orangtua dan masyarakat misalnya adalah kebiasaan ibu yang

tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar atau

membuang tinja anak. Kesemua faktor di atas terkait erat dengan faktor ekonomi

masing-masing keluarga (Irwanto, dkk, 2002).

C. ETIOLOGI

Penyebab diare akut antara lain yaitu virus, bakteri, parasit, alergi susu sapi,

laktose defisiensi primer dan obat-obatan tertentu . Penyebab utama oleh virus

adalah Rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya yaitu virus Norwalk,

Astrovirus, Calcivirus, Coronavirus, Minirotavirus dan virus bulat kecil.

Bakter-bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophyla,

Escherichia coli enteroaggregatife, E. coli enteroinvansife, E. coli halemortagik,

Plesiomonas shigelloides, Vibrio cholerae non-01, V. Parahemolyticus, Yersina

enterocolotica.

Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Giardia lamblia, Entamoeba

histolytica, Isospora belli, Balantidium coli, Cryptosporodium, Capillaria

philipinensis, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides strecoralis,

dan Trichuris trichiura (Irwanto, dkk, 2002).

D. PATOGENESIS

Virus

Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus

halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-

sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian

sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan

usus mensekresi air dan elekrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan

15

Page 16: Preskes anak diare

dengan hilangnya enzim disakaridase terutama laktase. Penyembuhan terjadi

bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi matang.

Bakteri

Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus

pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari

penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang menyerupai rambut

getar, disebut pili atau fimbria yang melekat pada reseptor di permukaan usus.

Hal ini terjadi misalnya pada E. coli enterotoksigenik dan V. Cholera 01. Pada

beberapa keadaan, penempelan di mukosa dihubungkan dengan perubahan

epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan atau

menyebabkan sekresi cairan (misalnya infeksi E. coli enteropatogenik atau

enteroaggrerasi).

Toksin yang menyebabkan sekresi. E. coli enterotoksigenik, V. cholerae 01

dan beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel

epitel. Toksin ini mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan mungkin

meningkatkan sekresi chlorida dari kripta, yang menyebabkan sekresi air dan

elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel yang

sehat setelah 2-4 hari.

Invasi mukosa. Shigella, C. Jedesember, E. coli enteroinvasife dan Salmonella

dapat menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel

mukosa. Ini terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum. Invasi

mungkin diikuti dengan pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial yang

menyebabkan adanya sel darah merah dan sel darah putih atau terlihat adanya

darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh kuman ini menyebabkan

kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan elektrolit dari

mukosa (Ditjen PPM & PLP, 1999).

Parasit

16

Page 17: Preskes anak diare

Penempelan mukosa. G. Lamblia dan Cryptosporodium menempel pada

epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili yang kemungkinan

menyebabkan diare.

Invasi mukosa. E. histolytica menyebabkan diare dengan cara menginvasi

epitel mukosa di kolon atau ileum yang menyebabkan mikroabses dan ulkus.

Namun hal ini baru terjadi bila strainnya sangat ganas.

Obat-obatan

Beberapa macam obat terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab

diare. Antibiotika agaknya membunuh flora normal usus sehigga organisme

yang tidak biasa atau yang kebal terhadap antibiotik itu sendiri akan

berkembang bebas. Disamping itu sifat farmakokinetika dari antibiotika itu

sendiri juga memegang peran penting. Sebagai contoh ampisilin dan

klindamisin adalah antibiotik yang dikeluarkan di dalam empedu yang

merubah flora flora tinja secara intesif walaupun diberikan secara parental.

Antibiotik juga bisa menyebabkan malabsorbsi, misalnya tetrasiklin,

kanamisin, basitrasi, polmiksi, dan neomisin (Irwanto, dkk, 2002).

E. PATOFISIOLOGI

Ada 2 prinsip mekanisme terjadinya diare yaitu sekretorik dan osmotik.

Diare sekretorik

Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus

halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi

chlorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhirnya adalah

sekresi cairan yang menebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai

tinja cair yang dapat menyebabkan dehidrasi. Pada diare infeksi perubahan ini

terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri seperti

toksin E.coli dan V. cholerae 01 atau virus (Rotavirus).

Diare osmotik

Diare osmotik terjadi bila suatu bahan yang secara osmotik aktif dan sulit

diserap. Jika bahan semacam itu berupa larutan isotonik, air dan bahan yang larut

17

Page 18: Preskes anak diare

di dalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi

yang diabsorbsi dengan jelek berupa larutan hiprtonik, air dan beberapa elektrolit

akan pindah dari cairan ekstraseluler ke dalam lumen usus sampai osmolaritas

dari isi usus sama dengan cairan eksreaseluler dan darah. Hal in meningkatkan

volume tinja dan menyebabkan dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh (Ditjen

PPM & PLP, 1999).

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan

asam basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan kusmaull,

hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi (Aswitha, dkk, 2000).

F. MANIFESTASI KLINIS

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Gejala muntah dapat terjadi

sebelum dan/ sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit

terjadilah dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar cekung.

Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir bibir dan mulut kering (Aswitha,

dkk, 2000).

Cara praktis penatalaksanaan diare yaitu berdasarkan tipe klinis diare itu

sendiri. Terdapat 4 macam tipe klinis diare, dimana tiap macam menggambarkan

kelainan yang mendasari dan perubahan fisiologi yang berbeda-beda :

Diare cair akut (termasuk kolera) yang berlangsung beberapa jam sampai

dengan beberapa hari. Pada diare ini perlu diwaspadai bahaya terjadinya

dehidrasi, juga dapat terjadi penurunan berat badan apabila intake

makanan kurang.

Diare akut dengan pendarahan (disentri) , dimana pada diare ini bahaya

utamanya adalah kerusakan usus, sepsis, dan malnutrisi serta dehidrasi.

Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih), dimana bahaya

utamanya adalah malnutrisi dan infeksi non intestinal berat serta dehidrasi.

18

Page 19: Preskes anak diare

Diare dengan malnutisi berat (marasmus atau kwashiorkor) dengan bahaya

utamanya antara lain infeksi sistemik berat, dehidrasi, gagal jantung, dan

defisiensi mineral dan vitamin (WHO, 2004).

G. PENCEGAHAN

Diare dapat dicegah dengan memperbaiki usaha multisektoral antara lain

sebagai berikut :

- Meningkatkan sarana air besih dan sanitasi umum

- Promosi pendidikan higiene

- Pemberian ASI eksklusif

- Meningkatkan ketrampilan mengasuh anak

- Imunisasi pada anak : khususnya untuk membasmi campak

- Menggunakan jamban /wc

- Menjaga kebersihan makanan dan minuman

- Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh makanan

- Mencuci peralatan makan (WHO, 2004).

H. DIAGNOSIS

1. Anamnesis

a. Riwayat diare sekarang :

- Sudah berapa lama diare berlangsung

- Total diare dalam 24 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan

jumlah tinja

- Keadaan klinis tinja (warna, konsistensi, ada lendir atau darah tidak)

- Muntah (frekuensi dan jumlah)

- Demam

- Buang air kecil terakhir

- Anak lemah, rewel, rasa haus, kesadaran menurun

- Jumlah cairan yang masuk selama diare

19

Page 20: Preskes anak diare

- Tindakan yang telah diambil (diberi cairan, ASI, makanan, obat,

oralit)

- Apakah ada yang menderita diare di sekitarnya (IDAI, 2004).

- Riwayat bepergian ke daerah yang sedang terkena wabah diare

- Kontak dengan orang yang sakit

- Penggunaan antibiotik (Randy P Prescilla,2012)

b. Riwayat diare sebelumnya : kapan, berapa lama

c. Riwayat penyakit penyerta saat ini

d. Riwayat imunisasi : lengkap atau tidak.

e. Riwayat makanan sebelum diare : ASI, susu formula, makan makanan

yang tidak biasa (Subagyo, 2004).

2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama yaitu,

kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda tambahan,

yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau

tidaknya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir dan lidah. Jangan

lupa menimbang berat badan. Perhatikan pula ada tidaknya pernafasan cuping

hidung, retraksi interkostal, akral dingin, perfusi jaringan serta derajat

dehidrasinya.

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :

a. Tanpa dehidrasi (kehilangan caiaran < 5% berat badan)

- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

- Keadaan umum baik baik dan sadar

- Tanda vital dalam batas normal

- Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,

mukosa mulut dan bibir basah

- Turgor abdomen baik, bising usus normal

- Akral hangat

20

Page 21: Preskes anak diare

Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain

(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare yang frekuen).

b. Dehidarasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)

- Apabila di dapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda

tambahan

- Keadaan umum gelisah dan cengeng

- Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata

kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering

- Turgor kurang

- Akral hangat

- Pasien harus rawat inap.

c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

- Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda

tambahan

- Keadaan umum lemah, letargi tau koma

- Ubun-ubun besar sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak

ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering

- Turgor buruk

- Akral dingin

- Pasien harus rawat inap (IDAI, 2004).

Penilaian dehidrasi menurut MTBS

Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda

berikut ini :

Letargis atau tidak sadar

Mata cekung

Tidak bisa minum atau malas

minum

Cubitan kulit perut kembalinya

sangat lambat

Dehidrasi berat

21

Page 22: Preskes anak diare

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda

berikut ini:

Gelisah, rewel

Mata cekung

Haus, minum dengan lahap

Cubitan kulit perut kembalinya

lambat

Dehidrasi ringan/sedang

Tidak cukup tanda-tanda untuk

diklasifikasikan dehidrasi berat atau

ringan/sedang

Tanpa dehidrasi

(Ditjen PPM & PLP, 1999)

1. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaaan tinja

- Makroskopis : bau, warna, lendir, darah , konsistensi

- Mikroskopis: eritrosit, lekosit, bakteri, parasit

- Kimia : PH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)

- Biakan dan uji sensitivitas

b. Pemeriksaan darah : Darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit

(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang

disertai kejang), kadar uerum dan kreatinin darah.

c. Pemeriksaan urin : urin rutin (Aswitha, dkk, 2001)

I. PENATALAKSANAAN

1. Atasi dehidrasi

Tanpa dehidrasi

22

Page 23: Preskes anak diare

Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan

sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis:

- < 1 tahun: 50-100 cc

- 1-5 tahun : 100-200 cc

- 5 tahun : semaunya.

Dehidrasi sedang

Rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama

dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung

sesuai umur seperti di atas setiap kali buang air besar.

Dehidrasi berat

Rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat

100 cc/kgBB. Cara pemberian :

- < 1 tahun 30cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70

cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.

- 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama dilanjutkan 70

cc/kgBB dalam 2 ½ jam berikutnya.

Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB selama

proses rehidrasi.

2. Pemakaian antibiotik

Bila ada indikasi seperti pada Shigella dan Cholera. Antibiotik sesuai

dengan hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol,

amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.

3. Diet

Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi

sering, rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.

4. Jangan mengunakan spasmolitika

5. Koreksi elektrolit : koreksi bila terjadi hipernatremia, hiponatremia,

hiperkalemia atau hipokalemia.

6. Vitamin A

- 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU

23

Page 24: Preskes anak diare

- >1 tahun : 200.000 IU

7. Pendidikan orangtua : penyuluhan tentang penanganan diare dan cara-cara

pencegahan diare (IDAI, 2004).

Indikasi rawat inap :

Diare akut dengan dehidrasi berat

Diare akut dehidrasi sedang dengan komplikasi

Usia < 6 bulan (usia yang mempunyai resiko tinggi mengalami dehidrasi), buang

air besar cair > dari 8 kali dalam 24 jam dan muntah > dari 4 kali sehari (Armon,

2001).

J. PEMANTAUAN

1) Terapi

Setelah pemberian caiaran rehidrasi harus dinilai ulang derajat

dehidrasi, berat badan, gejala dan tanda dehidrasi. Jika masuh dehidrasi maka

dilakukan rehidrasi ulang sesuai dengan derajat dehidrasinya.Jika setelah 3

hari pemberian antibiotik klinis dan laboratorium tidak ada perubahan maka

dipikirkan penggantian antibiotik sesuai hasil uji sensitivitas.

2) Tumbuh kembang

3) Timbang berat badan sebelum dan sesudah rehidrasi, 2 minggu setelah

sembuh dan seterusnya secara periodik sesuai umur. Jika anak mengalami gizi

buruk maka dikelola sesuai dengan SPM gizi buruk

Penderita dapat dipulangkan bila penderita tidak dehidrasi, keadaaan umum dan

tanda vital baik, sudah bisa makan dan minum (IDAI, 2004).

24

Page 25: Preskes anak diare

BAB III

ANALISA KASUS

Pada kasus ini diagnosis diare akut derajat dehidrasi sedang ditegakkan

berdasarkan :

A. Anamnesis didapatkan :

1. Penderita mengalami diare mendadak sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit

2. Diare yang dialami oleh penderita sifatnya meningkat (10 kali sehari @ ± 1/2

gelas belimbing), berlangsung kurang dari satu minggu, konsistensi tinja cair,

lendir (-), darah (-).

3. Rasa ingin minum meningkat, rewel

4. Disertai muntah, panas sumer-sumer.

5. Riwayat penyakit dan lingkungan diare (+).

B. Pemeriksaan Fisik didapatkan

1. Kesadaran :tampak lemah, rewel, gizi kesan kurang

2. Tanda vital penderita didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg; nadi 120 kali

permenit, pengisian cukup, kuat; frekuensi pernafasan 40 kali permenit; suhu

tubuh pada saat itu adalah 37°C.

3. UUB sudah menutup, mata sedikit cekung (+/+), air mata berkurang (+/+),

nafas cuping hidung (-), mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik meningkat,

turgor kulit kurang, akral hangat, CRT < 2 detik.

C. Pemeriksaan penunjang

25

Page 26: Preskes anak diare

Urinalisis

SG : 1,005. pH: 7, Neu: (-), prot: 25 mg/dl (+), glukosa normal, keton : 50 mg/dl

(+++), Urobilinogen : norma, bilirubin : (-), Eritrosit (-)

Mikroskopis : sel epitel : (-), Eritro : 0-1, Leuko 1-2, Protozoa (-),telur cacing(-),

bakteri (++)

Sedimen urin; eritro: 0-1/LPB, leuko(-), silinder (-), kristal(-), epitel(-),lain-lain(-)

Feces

Makros : kuning

Konsistensi : lunak

Lendir (-)

Pus (-)

Darah (-)

Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang lewat tinja

dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektolit dan glukosa,

pada kasus diare dehidrasi sedang diberikan cairan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam

pertama (650cc), tapi karena pasien ini tidak mau makan dan minum, serta muntah

terus maka dilakukan rehidrasi secara parenteral (IVFD). Pemberian infus hanya

secara maintenance dimana berat badan 1-10 kg kebutuhan harian cairan rumatan 100

ml/ kgBB, sehingga pada penderita ini kebutuhan cairan rumatan per hari 890 ml

diberikan ringer laktat 9 tetes per menit makro.

Pada hari perawatan selanjutnya tetap diusahakan diberikan oralit sesuai umur

setiap kali buang air besar atau muntah dimana untuk anak 1 – 5 tahun sebanyak 100

-200 cc.

Pemberian antibiotik sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang dimana pada

pemeriksaan mikroskopis urin didapatkan bakteri (++). Sebagai pilihan adalah

kotrimoksazol, amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas. Sebenarnya

pemberian antibiotik pada pasien ini belum perlu karena indikasinya belum jelas

Walaupun hasil urinalisis menunjukkan adanya bakteri (+4), belum tentu

menunjukkan adanya infeksi oleh bakteri sebab secara mikroskopis jumlah leukosit

masih dalam batas normal. Jadi untuk memastikan adanya infeksi oleh bakteri, maka

26

Page 27: Preskes anak diare

diperlukan pemeriksaan urin rutin ulang dan kultur urin, sehingga pemberian

antibiotik tepat guna.

Pada kasus ini pula diberikan diet bubur lunak dengan 1000 kkalori/hari. Hal

ini disebabkan anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi

sering. Syarat makanan lunak yang diberikan adalah : bahan yang digunakan tidak

banyak mengandung serat, mudah dicernakan, tidak menimbulkan gas dalam saluran

pencernaan, tidak boleh diberikan gorengan yang keras, bumbu yang merangsang,

dan diberikan dalam porsi kecil, buah-buahan diberikan terutama pisang. Sedangkan

penentuan kalori pada penderita ini berdasarkan BB dari penderita adalah 10 kg.

Konstanta perkalian untuk kebutuhan kalori perhari pada usia 3-5 tahun adalah 90.

Dan hasil perkaliannya adalah 900 kkal per hari.

27

Page 28: Preskes anak diare

DAFTAR PUSTAKA

Armon, 2001. An evidence and consensus based guideline for acute diarrhoea

management. [email protected]

Aswitha, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran; Gastroenterologi Anak.

Media Aesculapius. Jakarta, hal : 470 –471.

Ditjen PPM & PLP, 1999. Buku Ajar Diare. Jakarta, hal : 8-10.

IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta, hal :

49-52.

Irwanto, 2002. Ilmu Penyalit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba

Medika. Jakarta, hal : 73 – 79.

Randy P Prescilla, MD, FAAP, 2012. Gastroenteritis.

www.emedicinehealth.com

Subagyo, 2004. Standar Pelayanan Medis Kelompok Staf Medis Fungsional

Anak RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta, hal : 58-63.

WHO, 2004. Diarrhoea : Water, Sanitation and Hygiene Links to

Health .www.wikipedia.com.

28