Preskes APH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PERDARAHAN ANTEPARTUM E/C PLACENTA PREVIA TOTALIS PADA MULTIGRAVIDA HAMIL ATERM

Citation preview

  • 5/21/2018 Preskes APH

    1/43

    PERDARAHAN ANTEPARTUM E/C PLACENTA PREVIA

    TOTALIS PADA MULTIGRAVIDA HAMIL ATERM

  • 5/21/2018 Preskes APH

    2/43

    ABSTRAK

    Sebuah kasus perdarahan antepartum et causaplasenta previa

    totalis pada kehamilan aterm pada G3P1A1, 36 tahun. Penderita

    datang ke Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi dengan keluhan

    perdarahan dari jalan lahir yang tiba-tiba tanpa disertai rasa

    nyeri. Teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang, puki,

    preskep, kepala belum masuk panggul, TFU 32 cm ~ TBJ 2900

    gram, HIS (+). Pemeriksaan USG didapatkan gambaran plasentainsersi di SBR, kesan menutupi OUI, air ketuban kesan cukup.

    Tidak tampak jelas kelainan kongenital mayor, menyokong

    gambaran plasenta previa totalis, saat ini janin dalam keadaan

    baik.. Seksio sesaria dilakukan unuk menghentikan perdarahan

    dan terminasi kehamilan.

    Kata kunci : perdarahan antepartum, placenta previa totalis,

    hamil aterm

  • 5/21/2018 Preskes APH

    3/43

    PERDARAHAN ANTE PARTUM

    Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir pada

    kehamilan 22 minggu atau lebih. Beberapa penulis

    membuat batasan masa kehamilan yang berbeda. WHO

    memberikan batasan 29 minggu kehamilan atau lebih.

    Penulis lain memberikan batasan pada minggu ke-20 1,2,3,4,5.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    4/43

    Etiologi

    Penyebab utama perdarahan antepartum yaitu

    plasenta previa dan solusio plasenta;

    penyebab lainnya biasanya berasal dari lesi lokal padavagina/servik.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    5/43

    Insiden

    Insiden perdarahan antepartum sekitar 3%.

    Perdarahan yang terjadi umumnya lebih berbahaya

    dibandingkan perdarahan pada umur kehamilan

    kurang dari 28 minggu karena biasanya disebabkanfaktor plasenta; perdarahan dari plasenta biasanya

    hebat dan mengganggu sirkulasi O2, CO2 dan nutrisi

    dari ibu ke janin2,3

  • 5/21/2018 Preskes APH

    6/43

    Pemeriksaan

    USG sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukanuntuk membantu diagnosis. Bila plasenta previa

    dapat disingkirkan dengan pemeriksaan USG dan

    pemeriksaan dengan spekulum dapat menyingkirkan

    kelainan lokal pada servik/vagina maka kemungkinansolusio ptasenta harus dipikirkan dan dipersiapkan

    penanganannya dengan seksama 1,2,3,7.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    7/43

    Diagnosis Banding

    tabel

    http://d/COASS/OBSGYN/preskes%20plasenta%20previa%20kita%20kita.docxhttp://d/COASS/OBSGYN/preskes%20plasenta%20previa%20kita%20kita.docx
  • 5/21/2018 Preskes APH

    8/43

    PLASENTA PREVIA

    Plasenta previa adalah keadaan di manaimplantasi terletak pada atau di dekat serviks

    (ostium internum) 1,2,3,4,5,6,7. Istilah ini

    menggambarkan hubungan anatomik antaraletak plasenta dan segmen bawah uterus .8

  • 5/21/2018 Preskes APH

    9/43

    Faktor Predisposisi

    Multiparitas dan umur lanjut (> 35 tahun)

    Defek vaskularisasi desidua oleh peradangan dan atrofi

    Cacat/jaringan parut pada endometrium oleh bekas-bekas

    pembedahan (SC, kuret, dan lain-lain)

    Korpus luteum bereaksi terlambat

    Konsepsi dan nidasi terlambat

    Plasenta besar pada hamil ganda dan eritropblastosis atau

    hidrops fetalis

  • 5/21/2018 Preskes APH

    10/43

    Klasifikasi Klinis 1,2,4,6

    Plasenta previa totalis : ostium internum servisis tertutup samasekali oleh jaringan placenta.

    Placenta previa parsialis : ostium internum tertutup sebagian

    oleh jaringan plasenta.

    Placenta marginalis : tepi placenta terletak pada bagian bagianpinggir ostium internum.

    Placenta letak rendah : placenta tertanam dalam segmen

    bawah uterus, sehingga tepi placenta sebenarnya tidak

    mencapai ositum internum tetapi terletak sangat berdekatandengan ostium tersebut (3-4 diatas pembukaan).

    Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomik

    melainkan fisiologik, maka klasifikasinya akan berubah setiap

    waktu

    1,2,4.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    11/43

    Gejala Klinis1,2

    Perdarahan berwarna merah segar tanpa

    sebab dan tanpa rasa nyeri , biasanya

    berulang (painless, causeless, recurrent

    bleeding).Bagian terbawah janin tinggi (floating),

    Dapat dijumpai kelainan letak janin

  • 5/21/2018 Preskes APH

    12/43

    Diagnosis

    Pada setiap perdarahan antepartum, pertama

    kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah

    plasenta previa sampai kemudian ternyata

    dugaan itu salah. Gejala klinis

    Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

    Periksa dalam di atas meja operasi

  • 5/21/2018 Preskes APH

    13/43

    Pengaruh Plasenta Previa

    terhadap Kehamilan dan PartusPada plasenta previa karena dihalangi oleh plasenta maka bagian

    terbawah janin tidak terfiksir kedalam pintu atas panggul

    sehingga dapat terjadi kesalahan letak janin (letak sungsang letak

    lintang dan lain-lain).

    Pengaruh plasenta previa terhadap partus 1 :

    Letak janin yang tidak normal, menyebabkan portus akan menjadi

    patologik.

    Bila pada plasenta previa parsialis, ketuban pecah atau

    dipecahkan dapat terjadi prolaps funikuli

    Sering dijumpai inersia primer.

    Pendarahan

  • 5/21/2018 Preskes APH

    14/43

    Penanganan

    Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan

    trimester ke tiga, dirawat di rumah sakit tanpa dilakukan

    periksa dalam (toucher vagina). Bila pasien dalam keadaan

    syok karena perdarahan yang banyak, harus segera diperbaiki

    keadaan umumnya dengan pemberian infus atau transfusidarah 1. Selanjutnya penanganan plasenta previa tergantung

    kepada :

    Keadaan umum pasien, kadar Hb

    Jumlah perdarahan yang terjadi Umur kehamilan/taksiran BB janin

    Jenis plasenta previa

    Paritas dan kemajuan persalinan 1

  • 5/21/2018 Preskes APH

    15/43

    Komplikasi

    Komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi antara lain :

    Perdarahan dan syok

    Infeksi

    Laserasi serviks

    Plasenta akreta

    Prolaps tali pusat.

    Prolaps palcenta. Bayi prematur atau lahir mati

  • 5/21/2018 Preskes APH

    16/43

    Prognosis

    Dengan adanya fasilitas diagnose dini (USG), transfusi

    darah, teknik anestesi dan operasi yang baik dengan

    indikasi SC yang lebih liberal, prognosis ibu cukup

    baik. Prognosis kurang baik jika penolong melakukanVT di luar rumah sakit dan mengirim pasien sangat

    terlambat dan tanpa infus 1.

    Dengan antibiotik, transfusi darah yang cukup,

    penanganan persalinan baik pervaginam maupunperabdominal (seksio sesaria) yang tepat akan

    memberikan prognosis yang baik untuk ibu 4.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    17/43

    Anamnesis

    Identitas Penderita

    Nama : Ny. S

    Umur : 36 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Pendidikan : SMA

    Agama : Islam

    Status Perkawinan : Kawin

    HPMT : 15 Desember 2012

    HPL : 22 September 2013

    UK : 37+5minggu

    Tanggal Masuk : 6 September 2013

    No.CM : 0121xxx

  • 5/21/2018 Preskes APH

    18/43

    Keluhan Utama

    Perdarahan jalan lahir.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Datang seorang G3P1A1 , 36 tahun, umur kehamilan 37+5 minggu.

    Pasien merupakan kiriman dari bidan dengan keterangan

    placenta previa, HIS (+). Saat ini pasien mengeluh perdarahandari jalan lahir sejak 2 jam SMRS. Dua minggu SMRS pasien

    pernah memeriksakan diri ke poli kandungan RSDM dan mondok

    dengan keluhan yang sama. Pasien merasa hamil 9 bulan,

    kenceng-kenceng teratur sudah dirasakan, gerakan janin masihdirasakan, air ketuban tidak dirasakan keluar, lendir darah (+).

  • 5/21/2018 Preskes APH

    19/43

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat perdarahan jalan lahir : (+) 2

    minggu SMRS

    Riwayat abortus + kuretase : (+) th.

    2007

    Riwayat Hipertensi : Disangkal Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

    Riwayat DM : Disangkal

    Riwayat Asma : Disangkal

    Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal

    Riwayat Minum Obat Selama Hamil : Disangkal

  • 5/21/2018 Preskes APH

    20/43

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat Hipertensi : Disangkal

    Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

    Riwayat DM : Disangkal

    Riwayat Asma : Disangkal

    Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal

  • 5/21/2018 Preskes APH

    21/43

    Riwayat Fertilitas

    Baik

    Riwayat Obstetri

    Anak 1 : laki-laki, 11 tahun, BBL 3500 gram,lahir spontan

    Anak 2 : abortus saat usia kehamilan 2 bulan

    Anak 3 : hamil sekarang

  • 5/21/2018 Preskes APH

    22/43

    Riwayat Ante Natal Care (ANC)

    Teratur.

    Riwayat Haid

    Menarche : 12 tahun

    Lama menstruasi : 7 hari

    Siklus menstruasi : 30 hari

    Riwayat Perkawinan

    Menikah 1 kali, telah menikah selama 12 tahun.

    Riwayat Keluarga Berencana

    KB suntik per 3 bulan

  • 5/21/2018 Preskes APH

    23/43

    Pemeriksaan Fisik

    Keadaan Umum : Baik, CM, Gizi kesan baik

    Tensi : 120/80 mmHg

    Nadi : 80 x / menit

    Respiratory Rate : 20 x/menit

    Suhu : 36,0 0C

    Kepala : Mesocephal

    Mata : Conjuctiva pucat (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

    THT : Tonsil tidak membesar, Pharinx hiperemis (-)

    Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)

    Thorax : Gld. Mammae dalam batas normal, areola mammaehiperpigmentasi (+)

  • 5/21/2018 Preskes APH

    24/43

    Pemeriksaan Fisik

    Cor :Inspeksi : IC tidak tampak

    Palpasi : IC tidak kuat angkat

    Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar

    Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

    Pulmo :

    Inspeksi : Simetris statis dinamis

    Palpasi : Fremitus ka = ki

    Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru

    Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-)

  • 5/21/2018 Preskes APH

    25/43

    Pemeriksaan Fisik

    Abdomen :Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria gravidarum (+)

    Auskultasi : Peristaltik (+) normal

    Perkusi : Tympani bawah processus xipoideus,redup daerah

    uterus

    Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tak teraba

    Ekstremitas : Oedem Akral dingin

    - - - -

    + + - -

  • 5/21/2018 Preskes APH

    26/43

    Status Obstetri pk. 16.30BJ I-II int N Reg

    Bising -

    Dinding perut > dinding

    dada

    Supel, NT (-), teraba janin

    tunggal, IU, memanjang,

    puki, preskep,kepalabelum masuk panggul,

    TFU 32 cm , HIS (+), DJJ

    (+) 12-13-12/reguler

    Inspekulo :

    dinding vagina dalam

    batas normal, portio livid,

    OUE terbuka, darah (+),

    discharge (-).

    SDV (+/+), ST (-/-

    )

    SI (-/-) CA (-/-)

    Edema tungkai (-/-)

  • 5/21/2018 Preskes APH

    27/43

    Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium Darah 06/09/2013

    Hb : 10,6 g/dl GDS : 104 mg/dl

    AE : 4,3 x 106/ uL Alb : 3.8 g/dl

    Hct : 31% Na : 137 mmol/L

    AL : 8,6 x 103/uL K : 3.7 mmol/L

    AT : 290 x 103/uL Cl : 102 mmol/L

    Gol. : AB HBsAg : non reaktif

    PT : 12,9 detikAPTT : 30,7 detik

  • 5/21/2018 Preskes APH

    28/43

    Ultrasonografi (USG)

    Tampak janin tunggal, hidup, intra uterin, memanjang, puki,preskep, DJJ (+), dengan fetal biometri :

    BPD = 96 mm AC = 315 mm

    FL = 71 mm EFBW = 2862 gram

    Placenta insersi di segmen bawah rahim, kesan menutupi

    OUI, air ketuban kesan cukup. Tidak tampak jelas kelainan

    kongenital mayor, menyokong gambaran plasenta previa

    totalis, saat ini janin dalam keadaan baik.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    29/43

    Kesimpulan

    Seorang G3P1A1 , 36 tahun, umur kehamilan 37+5

    minggu, riwayat fertilitas baik, riwayat obstetri anak

    pertama lahir spontan dan anak kedua abortus,

    teraba janin tunggal, intrauterin,memanjang, puki,

    preskep, TBJ 2900 gram, HIS (+), DJJ (+) reguler.

    Genitalia inspekulo : dinding vagina dalam batas

    normal, portio livid, OUE terbuka, darah (+),

    discharge (-).

  • 5/21/2018 Preskes APH

    30/43

    Diagnosis

    Perdarahan antepartum e/c plasenta previa totalis pada

    multigravida hamil aterm dalam persalinan

    Prognosis

    Dubia

    Terapi

    Pro SCTP emergency + insersi IUD

    Informed consent

    Cek lab

    Konsul anastesi

  • 5/21/2018 Preskes APH

    31/43

    Follow upTanggal 7 September 2013

    Keluhan : nyeri bekas luka operasi (+)KU : baik, CM, gizi kesan cukup

    VS : T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

    N : 80 x/menit t : 36,7 C

    Mata : CA(-/-), SI (-/-)

    Thoraks : C/P dbnAbdomen : supel, NT(-), kontraksi (+), tampak luka bekas operasi tertutup verban,

    bising usus (+) normal

    Genital : lochia (+)

    Diagnosis : Post SCTP-em + insersi IUD DPH I a/i perdarahan antepartum e/c placenta

    previa totalis pada multipara h.atermTerapi : Infus RL 20 tpm

    Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam

    Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam

    Inj. Vit. C 1 amp/8jam

  • 5/21/2018 Preskes APH

    32/43

    Follow upTanggal 8 September 2013

    Keluhan : nyeri bekas luka operasi (+)KU : baik, CM, gizi kesan cukup

    VS : T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

    N : 80 x/menit t : 36,7 C

    Mata : CA(-/-), SI (-/-)

    Thoraks : C/P dbnAbdomen : supel, NT(-), kontraksi (+), tampak luka bekas operasi tertutup verban,

    bising usus (+) normal

    Genital : lochia (+)

    Diagnosis : Post SCTP-em + insersi IUD DPH II a/i perdarahan antepartum e/c placenta

    previa totalis pada multipara h.atermTerapi : Infus RL 20 tpm

    Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam

    Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam

    Inj. Vit. C 1 amp/8jam

  • 5/21/2018 Preskes APH

    33/43

    Follow upTanggal 9 September 2013

    Keluhan : nyeri bekas luka operasi (+)

    KU : baik, CM, gizi kesan cukup

    VS : T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

    N : 80 x/menit t : 36,7 C

    Mata : CA(-/-), SI (-/-)

    Thoraks : C/P dbn

    Abdomen : supel, NT(-), kontraksi (+), tampak luka bekas operasi tertutup verban,

    bising usus (+) normal

    Genital : lochia (+)

    Diagnosis : Post SCTP-em + insersi IUD DPH III a/i perdarahan antepartum e/c placenta

    previa totalis pada multipara h.aterm

    Terapi : Infus RL 20 tpm

    Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam

    Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam

    Inj. Vit. C 1 amp/8jam

  • 5/21/2018 Preskes APH

    34/43

    Follow upTanggal 10 September 2013

    Keluhan : nyeri bekas luka operasi (+) berkurangKU : baik, CM, gizi kesan cukup

    VS : T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

    N : 80 x/menit t : 36,7 C

    Mata : CA(-/-), SI (-/-)

    Thoraks : C/P dbn

    Abdomen : supel, NT(-), kontraksi (+), tampak luka bekas operasi tertutup verban,

    bising usus (+) normal

    Genital : lochia (+)

    Diagnosis : Post SCTP-em + insersi IUD DPH IV a/i perdarahan antepartum e/c placenta

    previa totalis pada multipara h.atermTerapi : Cefadroxyl 2 x 500 mg

    Asam Mefenamat 3 x 500 mg

    Vitamin C 1 x 1

    BLPL

  • 5/21/2018 Preskes APH

    35/43

    ANALISIS KASUS

    Perdarahan antepartum merupakan perdarahan jalan lahir yang terjadi pada

    umur kehamilan diatas 22 minggu. Diagnosis perdarahan antepartum pada

    banyak kasus, termasuk kasus ini tidak sulit untuk dibuat, tetapi hampir selalu

    mengalami kesulitan untuk memperkirakan besarnya jumlah perdarahan.

    Dari anamnesis didapatkan jumlah perdarahan yang sangat kasar. Dari

    pemeriksan fisik, dimana tidak ditemukan konjungtiva anemia dan pemeriksaan

    penunjang nilai, hemoglobin 10,6 (anemia ringan) dan hematokrit 31%. Angka-

    angka ini memberikan gambaran bahwa jumlah perdarahan yang terjadi

    diperkirakan cukup sedikit. Anemia yang terjadi bisa karena adanya perdarahan

    pervaginam ataupun anemia sebelumnya (komorbid).

    Penegakkan diagnosis antepartum karena plasenta previa totalis didasarkan dari

    anamnesis: perdarahan dari jalan lahir dalam umur kehamilan 37+5minggu

    (diatas 22 minggu), darah berwarna merah segar tanpa disertai nyeri dan terjadi

    begitu saja.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    36/43

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan ibu yang baik, kompos

    mentis (keadaan umum baik), pada pemeriksaan genitalia ditemukan

    adanya darah dan pada pemeriksaan denyut janin didapatkan DJJ (+),

    reguler. Pemeriksaan USG didapatkan gambaran plasenta insersi di

    SBR, kesan menutupi OUI, air ketuban kesan cukup. Tidak tampak

    jelas kelainan kongenital mayor, menyokong gambaran plasenta

    previa totalis, saat ini janin dalam keadaan baik. Pada kasus ini, tidak dilakukan pemeriksaan VT.

    Kehamilan cukup bulan (hamil aterm) dalam persalinan ditegakkan

    dari anamnesis bahwa penderita merasa umur kehamilannya sudah

    9 bulan, adanya rasa perut kenceng-kenceng yang teratur dankeluarnya darah disertai lendir (bloody show). Pada pemeriksaan fisik

    didapatkan adanya his yang reguler, bagian terbawah janin belum

    memasuki pintu atas panggul dan pada pemeriksaan penunjang

    dengan USG didapatkan perkiraan berat janin 2862 gram.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    37/43

    Pada kasus ini diagnosis plasenta previa ditegakkan pada seorang

    G3P1A1dengan usia 36 tahun, tanpa riwayat operasi sebelumnya.

    Faktor predisposisi plasenta previa antara lain adalah: (1)

    vaskularisasi desidua berkurang akibat multiparitas, umur lanjut (>

    35 tahun) dan anemia (2); kerusakan endometrium atau miometrium

    akibat riwayat SC atau kuretase (3); plasenta besar pada gemelli,

    eritroblastosis fetalis, perokok (4); riwayat plasenta previa,kehamilan dengan mioma, korpus luteum bereaksi terlambat,

    konsepsi dan nidasi terlambat.

    Vaskularisasi plasenta yang kurang adekuat, dapat menyebabkan

    plasenta akan memperluas permukaannya, sehingga mendekati ataumenutupi pembukaan jalan lahir secara total. Penyebab terjadinya

    plasenta previa tidak selalu dapat dengan jelas diterangkan.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    38/43

    Tetapi berdasarkan tinjauan pustaka, terdapat beberapa

    kemungkinan faktor predisposisi plasenta previa pada pasien ini

    yaitu multiparitas, usia > 35 tahun, riwayat kuretase pada kehamilan

    sebelumnya, anemia, korpus luteum bereaksi terlambat, konsepsi

    dan nidasi terlambat.

    Keluhan perdarahan pada pasien ini pertama kali terjadi pada usia

    kehamilan 35 minggu yang selanjutnya berulang lagi pada kehamilan37+5minggu. Hal ini sesuai dengan teori dimana pada umumnya

    perdarahan plasenta previa terjadi pada trimester ketiga kehamilan.

    Perdarahan tersebut terjadi ketika bagian bawah uterus mulai

    mengalami peregangan karena isthmus uteri telah mulai melebar keatas dan membentuk segmen bawah rahim.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    39/43

    Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim

    maka lama kelamaan peregangan pada dinding uterus menyebabkan

    pembuluh darah cabang dari arteri spiralis yang mengalirkan darah

    dari dinding uterus melalui desidua basalis ke dalam ruang intervillus

    terputus sehingga terjadi perdarahan. Perdarahan pada segmen

    bawah rahim dapat dengan mudah terjadi karena baik segmen

    bawah rahim maupun serviks mengandung sedikit unsur ototsehingga tidak mampu berkontraksi dengan baik seperti pada corpus

    uteri. Perdarahan pada plasenta previa juga mudah berulang karena

    pembentukan segmen bawah rahim berlangsung berkelanjutan

    secara bertahap dan perlahan sehingga akan timbul laserasi baru

    yang menyebabkan perdarahan. Faktor dari luar seperti trauma atau

    koitus juga dapat memicu timbulnya perdarahan pada plasenta

    previa.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    40/43

    Pada kasus ini, penatalaksanaan dilakukan secara aktif, yaitu

    dilakukan terminasi kehamilan. Keputusan tersebut diambil antara

    lain karena usia kehamilan sudah mencapai > 36 minggu, dan taksiranberat janin telah mencapai > 2500 gram. Selain itu, plasenta previa

    totalis merupakan indikasi absolut dilakukannya seksio sesarea tanpa

    menghiraukan faktor-faktor lainnya.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    41/43

    Daftar Pustaka

    Yoseph, Perdarahan Selama Kehamilan. Cermin Dunia Kedokteran. No. 12.1996.

    Sumapraja, S; Rachimhadhi, T. 1999. Dalam Wiknjosastro H, Ilmu Kebidanan.

    Edisi Ketiga Cetakan Keenam. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

    Jakarta. Pp : 365-76

    Pernoll ML. Benson & Pernoll handbook of obstetric and gynaecology. 10thed. Boston : McGraw-Hill companies, 2001.

    Saifudin BA , Adriaansz G, Wiknyosastro GH, Waspodo D. eds. Buku acuan

    nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2001.

    Anonim, 2004. Protap Pelayanan Profesi kelompok Staf Medis FungsionalObstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi, 2004. Surakarta

  • 5/21/2018 Preskes APH

    42/43

    Hariadi, R., dkk. 2004. Ilmu Kedokteran Fetomaternal, Edisi perdan. Jilid

    I. Surabaya, Himpunan Kedokteran fetomaternal Perkumpulan

    Obstetric dan Ginekologi Indonesia.

    Abdul Bari Saifudin, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

    Jakarta.

    Ben-zion Taber, 1994. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi (alih

    bahasa: T. Supriyadi dan J. Gunawan). EGC. Jakarta

    Martin L Pernall, MD, 1994. This Trimester Hemorrhage in CurrentObstetric and Gynecologic Diagnosis and Treatment, 7thedition.

    Appleton and Lange, California.

    Harry Oxorn, 1996. Perdarahan Antepartum dalam Ilmu Kebidanan

    Fisiologi dan Patologi Persalinan. Yayasan Essentia Medica, Jakarta.

    Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2004. BiologiJilid III. Edisi Kelima. Editor : Amalia Safitri. Penerbit Erlangga, Jakarta.

    pp: 162, 164-5.

  • 5/21/2018 Preskes APH

    43/43

    TERIMA KASIH