76
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN ( BAPEPAM-LK ) SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2010 Jakarta, 30 Desember 2010

Press Release Akhir Tahun 2010-Bapepa

Embed Size (px)

Citation preview

  • KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN

    ( BAPEPAM-LK )

    SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2010

    Jakarta, 30 Desember 2010

  • DAFTAR ISI

    I. KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010 1 1. Indeks Harga Saham Gabungan ... 1 2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI 1 3. Transaksi Obligasi ... 1

    II. PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010 . 2 1. Perkembangan Emisi Efek . 2 2. Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal ... 2 3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek 9 4. Perijinan Lainnya ... 10 5. Persetujuan dan Pendaftaran ......... 11

    III. AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN ...... 11

    1. Peraturan Menteri Keuangan . 12 2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan .. 12 3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK ..... 13 4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK . 13 5. Penerbitan Surat Edaran . 14 6. Persetujuan Bapepam-LK atas Perubahan Peraturan, Kebijakan, dan Anggaran Dasar SROs .... 14 7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum .. 16

    IV. AKTIVITAS PENGAWASAN .... 19 1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik .. 19 2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek . 22 3. Pengawasan Perdagangan .... 22 4. Pengawasan terhadap Manajer Investasi 23 5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Reksa Dana .. 23

    V. PENEGAKAN HUKUM 24 1. Pemeriksaan dan Penyidikan 24 2. Pengenaan Sanksi .. 24 3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang

    Pengelolaan Investasi ....................................................................................... 25 VI. KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS ................................... 26

    1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-Line di Pasar Modal Indonesia .................................................................................... 26

    2. Studi tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder ASEAN ........................ 27 3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa ........................ 27 4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN) ... 27 5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal .................................. 28 6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana .................................................... 28 7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal ............. 28 8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong Perusahaan

    Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia .. 29 9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal ventura sebagai Alternatif Investasi .. 29 10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai

    Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan ............................................ 29 11. Kajian Standar Akuntansi Internasional ............................................................... 29 12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) .. 30 13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS .. 30 14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7 30

  • 15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) 31 16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assesment Program

    (FSAP) .. 31 17. Analisis Pelaksanaan Tata Kelola Yang Baik Bagi Emiten dan

    Perusahaan Publik .. 32 18. Kajian Lanjutan Praktik Backdoor Listing 2010 .. 32 19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan . 33 20. Kajian tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan

    sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) 33 21. Kajian Penyusunan Parameter untuk mengevaluasi Kegiatan Manajer

    Investasi dalam Mengelola Nasabah 33 VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK ........................ 34

    1. Penyempurnaan Proses Bisnis . 34 VIII. PASAR MODAL SYARIAH .. 36

    1. Implementasi Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah .. 36 2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal . 37

    IX. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK ..................................................................................................... 44 1. Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II Bapepam-LK ... 44 2. Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan Bapepam-LK . 45 3. Edukasi dan Pelayanan Informasi Publik ............................. 46 4. Pelayanan Pengaduan ....................................................................................... 48

    X. PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ..... 48 1. Perasuransian ................................................................................................. 48

    a. Pemberian dan pencabutan Ijin Perusahaan Perasuransian ... 49 b. Kekayaan, Investasi, Premi, dan Klaim Perusahaan Asuransi .................. 50 c. Pencatatan Produk Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran

    dengan Bank (Bancassurance) .................................................................. 51 d. Pengesahan Cadangan Premi Perusahaan Asuransi Jiwa ....................... 51 e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris

    Perusahaan Perasuransian ........................................................................ 52 f. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian .................................................. 52 g. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian ............................................. 52 h. Usaha Asuransi dengan Prinsip Syariah .................................................... 53

    2. Dana Pensiun .................................................................................................. 54 a. Perkembangan Industri Dana Pensiun ....................................................... 54 b. Aktivitas pengawasan ................................................................................. 55

    3. Pembiayaan dan Penjaminan ........................................................................ 55 a. Perusahaan Penjaminan .............................................................................. 55 b. Lembaga Pembiayaan Khusus ................................................................... 57 c. Lembaga Pembiayaan ............................................................................... 59 d. Pemeriksaan ............................................................................................... 62

    XI. KERJASAMA KELEMBAGAAN 63 1. Kerjasama Kelembagaan Domestik . 63 2. Kerja Sama Kelembagaan Internasional . 64

    XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI .. 72 XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR

    MODAL ................................................................................................................... 72 XIV. PENUTUP 73

  • Halaman 1

    I. KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010

    1. Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada akhir perdagangan hari Rabu, 29 Desember 2010, ditutup pada posisi 3.699,22 atau menguat sebesar 45,96% dibandingkan posisi penutupan pada hari perdagangan terakhir tahun 2009 yang berada pada posisi 2.534,36. Dengan demikian, IHSG Bursa Efek Indonesia merupakan indeks saham dengan kinerja terbaik pada tahun 2010, dibandingkan dengan indeks-indeks saham lain di kawasan Asia Pasifik. Tabel berikut menunjukkan perkembangan indeks saham di beberapa bursa utama di Asia Pasifik.

    Indeks Negara 31 Desember

    2009 29 Desember

    2010 Perubahan

    (%)

    IHSG BEI Indonesia 2.534,36 3.699,22 45,96 Bangkok SET Thailand 734,54 1.034,59 40,85 Philippine SE Filipina 3.052,68 4.199,31 37,56 Korea Composite Korea Selatan 1.682,77 2.043,49 21,44 Bursa Malaysia KLCI Malaysia 1.272,78 1.524,34 19,77 Sensex 30 India 17.464,81 20.256,03 15,98 Straits Times Singapura 2.897,62 3.207,91 10,71 Taiwan SE/TAIEX Taiwan 8.188,11 8.866,35 8,28 Hang Seng Hongkong 21.872,50 22.969,30 5,02 Shenzhen Composite China 1.201,34 1.255,66 4,52 Nikkei 225 Jepang 10.546,44 10.344,54 1,91 S&P/ASX 200 Australia 4.870,60 4.775,20 1,96 Shanghai Composite China 3.277,14 2.751,53 16,04

    Sumber: BEI, Bloomberg

    2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di Bursa Efek Indonesia Seiring penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham BEI juga mengalami peningkatan sebesar 60,63%, dari Rp 2.019,38 triliun pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 3.243,77 triliun pada akhir perdagangan tanggal 29 Desember 2010. Total nilai transaksi saham di BEI sepanjang tahun 2010 hingga 29 Desember 2010 mencapai Rp 1.249,27 triliun. Angka ini meningkat sebesar 28,10% dari total nilai transaksi saham sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 975,21 triliun. Demikian juga, nilai transaksi rata-rata harian mengalami peningkatan dari Rp 4,05 triliun per hari pada tahun 2009 menjadi Rp 5,12 triliun per hari pada tahun 2010. Dilihat dari nilai bersih transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing, sepanjang tahun 2009 terjadi aliran masuk dana asing (net inflow of foreign capital) sebesar Rp 13,78 triliun. Angka ini meningkat cukup signifikan sepanjang tahun 2010 menjadi Rp 26,74 triliun hingga 29 Desember 2010.

    3. Transaksi Obligasi Berdasarkan data dari sistem Penerimaan Laporan Transaksi Efek (PLTE), total nilai pelaporan dan tingkat kepatuhan pelaporan partisipan periode 4 Januari s/d. 28 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

  • Halaman 2

    Total Nilai Pelaporan (Milyar Rp)

    No. Instrumen Total Nilai Pelaporan

    Rata-rata Nilai Pelaporan Harian

    1. Surat Berharga Negara *) 1.497.805,18 6.113,49

    2. Surat Utang Negara **) 1.465.267,35 5.980,68

    3. Sukuk Negara (IFR) 12.690,54 51,80

    4. Obligasi Negara Ritel 65.856,50 268,80

    5. Sukuk Ritel (SR) 19.847,28 81,01

    6. Obligasi Korporasi Konvensional 86.658,55 353,71

    7. Obligasi Syariah & Sukuk Korporasi 2.097,45 8,56

    8. Efek Beragun Aset (EBA) 174,00 0,71Catatan : *) Surat Berharga Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), ORI, SPN, SBSN **) Surat Utang Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), SPN dan ORI

    II. PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010

    1. Perkembangan Emisi Efek.

    No. Uraian 31 Des 2009 29 Des 2010 % 1 Emisi Saham Perdana 12 emiten 22 emiten 83,33 2 Nilai Emisi Saham Perdana Rp.3,72 triliun Rp.29,30 triliun 687,37

    3 Emisi HMETD 14 emiten 31 emiten 121,43 4 Nilai Emisi HMETD Rp. 10,83 triliun Rp.48,67 triliun 349,39

    5 Emisi Obligasi Korporat 28 emiten 24 emiten -14,29

    6 Nilai Emisi Obligasi Korporat Rp. 29,31 triliun Rp.34,70 triliun 23,53 7 Emisi Sukuk Korporat 8 emiten 2 emiten -75,00

    8 Nilai Emisi Sukuk Korporat Rp. 1,78 triliun Rp. 700 miliar -60,67

    Dalam periode yang sama, Bapepam-LK juga telah mengeluarkan 12 surat Pernyataan Efektif terkait dengan aksi korporasi berupa: - Penggabungan usaha (2 Pernyataan Pendaftaran); dan - Penawaran Tender (10 Pernyataan Pendaftaran).

    2. Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal Industri pengelolaan investasi di tahun 2010 diawali dengan diberlakukannya 2 peraturan baru terkait Manajer Investasi, yaitu Peraturan Nomor V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer Investasi dan Peraturan Nomor V.D.11 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajer Investasi. Menindaklanjuti hal tersebut maka selama tahun 2010 Bapepam-LK melakukan evaluasi terhadap capacity building seluruh Manajer Investasi yang telah

  • Halaman 3

    mendapat izin dari Bapepam-LK. Adapun evaluasi tersebut mencakup antara lain perkembangan dana kelolaan, permodalan, kompetensi sumber daya manusia, kecukupan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan Manajer Investasi, strategi manajemen risiko atas pelaksanaan kegiatan Manajer Investasi, kecukupan fungsi-fungsi Manajer Investasi, dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC). Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan Manajer Investasi terhadap pemenuhan Peraturan Nomor V.A.3 dan Peraturan Nomor V.D.11 serta Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 153/PMK.010/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek dimana Manajer Investasi diwajibkan untuk mempunyai modal disetor sebesar Rp. 25 miliar dengan ketentuan: a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2010 wajib memiliki modal disetor paling

    sedikit sebesar Rp10.000.000.000,00; b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2011 wajib memiliki modal disetor paling

    sedikit sebesar Rp20.000.000.000,00; c. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2012 wajib memiliki modal disetor paling

    sedikit sebesar Rp25.000.000.000,00. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada Manajer Investasi, Bapepam-LK bekerja sama dengan Australasian Compliance Institute (ACI) melakukan workshop Developing Compliance Plan for Investment Managers. Dengan diadakannya workshop diharapkan terdapat peningkatan pemahaman Manajer Investasi atas strategi manajemen risiko dan strategi kepatuhan yang harus disusun oleh Manajer Investasi dalam rangka memenuhi Peraturan Nomor V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek Sebagai Manajer Investasi. Salah satu hasil dari serangkaian proses penataan Manajer Investasi yang telah dilakukan selama tahun 2010 tersebut adalah dengan dicabutnya Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi. Dengan demikian maka per tanggal 9 Desember 2010, perusahaan yang akan melakukan kegiatan usaha di bidang Manajer Investasi dapat kembali mengajukan permohonan izin usaha ke Bapepam-LK. Selanjutnya dari sisi produk pengelolaan investasi, selama tahun 2010 terjadi pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Melanjutkan tren pada tahun 2009 jumlah Reksa Dana sampai dengan tanggal 28 Desember 2010 mengalami peningkatan dari 672 Reksa Dana pada akhir Desember 2009 menjadi 714 Reksa Dana (termasuk di dalamnya 97 Reksa Dana Penyertaan Terbatas) atau mengalami peningkatan sebesar 6,25%. Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. NAB Reksa Dana (belum termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas) meningkat dari Rp 116,73 triliun pada akhir Desember 2009 menjadi Rp 142,81 triliun pada tanggal 28 Desember 2010 atau meningkat sebesar 22,34%. Sedangkan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana meningkat dari 69,98 miliar unit pada akhir Desember 2009 menjadi 81,59 miliar unit atau meningkat sebesar 16,6%. Dalam rangka meningkatkan kepastian hukum bagi Manajer Investasi yang melakukan pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan nasabahnya (Kontrak Pengelolaan Dana), pada tahun 2010 Bapepam-LK telah menerbitkan Peraturan Nomor V.G.6 tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual. Peraturan ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi Manajer Investasi dalam memberikan jasa pengelolaan dana kepada para nasabah dengan berdasar pada prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko.

  • Halaman 4

    Selain itu, dalam rangka pengembangan basis investor domestik, Bapepam-LK bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) secara konsisten memberikan pemahaman maupun sosialisasi kepada masyarakat pemodal khususnya yang berada di daerah-daerah yang berpotensi secara ekonomi. Sementara itu untuk menekan maraknya investasi ilegal sekaligus merintis pengawasan bersama terhadap produk-produk investasi keuangan, Bapepam-LK secara intens telah menjalin kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait seperti Bank Indonesia, Kepolisian, Kejaksaan, PPATK dan Kementerian Perdagangan.

    Pengawasan Terhadap Reksa Dana Sampai dengan tanggal 28 Desember 2010, jumlah Reksa Dana yang ada mencapai 714 Reksa Dana, yang terdiri dari:

    No Jenis Reksa Dana Jumlah Nilai Aktiva Bersih

    1 Reksa Dana Pendapatan Tetap 101 Rp 26,392 triliun 2 Reksa Dana Saham 63 Rp 44,769 triliun 3 Reksa Dana Pasar Uang 27 Rp 7,388 triliun 4 Reksa Dana Campuran 93 Rp 17,743 triliun 5 Reksa Dana Terproteksi 282 Rp 42,120 triliun 6 Reksa Dana Indeks 1 Rp 0,177 triliun 7 Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap 8 Rp 0,515 triliun 8 Reksa Dana Syariah Saham 10 Rp 1,625 triliun 9 Reksa Dana Syariah Campuran 16 Rp 0,901 triliun

    10 Reksa Dana Syariah Terproteksi 13 Rp 0,692 triliun 11 Reksa Dana Syariah Indeks 1 Rp 0,080 triliun 12 Reksa Dana ETF 2 Rp 0,409 triliun 13 Reksa Dana Penyertaan Terbatas* 97 Rp 28,117 triliun

    Total 714 Rp 170,928 triliun Catatan: a. Reksa Dana Penyertaan Terbatas merupakan Reksa Dana yang khusus

    ditawarkan secara terbatas kepada Pemodal Profesional dan tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Penyertaan Terbatas dilaporkan setiap 3 bulan sekali.

    b. Pada tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan pernyataan efektif terhadap Efek Beragun Aset (EBA) yang ketiga, yaitu EBA Danareksa BTN01 KPR, yang diterbitkan oleh PT. Danareksa Investment Management. Seperti halnya 2 EBA sebelumnya, EBA kali ini juga merupakan transaksi sekuritisasi atas tagihan KPR milik PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. dengan total nilai sekuritisasi mencapai sekitar Rp 750 miliar.

    Selama periode tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan:

    - Pernyataan Efektif kepada 144 Reksa Dana yang meliputi 26 Reksa Dana Konvensional dan 118 Reksa Dana Terproteksi, dengan perincian sebagai berikut: Reksa Dana Konvensional

    No Nama Reksa Dana No Nama Reksa Dana

    1 Fortis Maxi Saham 14 Lautandhana Liquid 2 Bahana Quant Strategy 15 Brent Value Fund 3 Si Dana Batavia CPI 16 Cipta Dinamika

  • Halaman 5

    4 Danareksa Seruni Pasar Uang III 17 Danareksa Pendapatan Prima Plus 5 SAM Sukuk Syariah Sejahtera 18 Phillip Money Market Fund 6 SAM Syariah Berimbang 19 BNP Paribas Prima USD 7 Pasar Uang BNIS Pas 20 OSK Nusadana Alpha Sector Rotation 8 Natpac Dana Berimbang 21 BNP Paribas Pro Balance 9 Pratama Equity 22 BNP Paribas Prima Asia USD

    10 Danareksa Mawar Fokus 10 23 Mandiri Investa Dana Pendapatan Optimal Seri 2 11 Mandiri Investa Optimal 24 AAA Equity Fund 12 Schroder 90 Plus Equity Fund 25 Batavia USD Balanced Asia

    13 Danareksa Melati Pendapatan Tetap 26 First State Indonesian Money Market Fund

    Reksa Dana Terproteksi

    No Nama Reksa Dana No Nama Reksa Dana

    1 Terproteksi Fortis Kapital VII 60 Terproteksi BNP Paribas Kapital IX

    2 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 16 61 Terproteksi CIMB-Principal CPF XI

    3 Danareksa Proteksi Melati Optima Syariah 62 Danareksa Proteksi Melati Optima XXII

    4 Danareksa Proteksi Melati Optima XV 63 Danareksa Proteksi Melati Optima XXI

    5 Recapital Proteksi III Seri 1 64 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 7

    6 OSK Nusadana Capital Protected Fund II 65 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 5

    7 Recapital Proteksi IV Seri 1 66 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 4

    8 NISP Proteksi Dinamis Seri 7 67 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 3 9 NISP Proteksi Dinamis Seri 8 68 Mandiri Investasi Terproteksi Seri 3

    10 Terproteksi Schroder Regular Income Plan IX 69 Batavia Proteksi Ultima USD 2

    11 Batavia Proteksi Prima I 70 BNIS Proteksi XXIII-ORI07 12 Si Dana Proteksi Batavia XIX 71 Mega Dana Terproteksi VII

    13 AAA Reksa Premium Proteksi IV 72 OSK Nusadana Capital Protected Fund IV 14 Batavia Proteksi Utama 1 73 Batavia Proteksi Utama 6

    15 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 17 74 Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 1

    16 BNIS Proteksi XIX 75 Terproteksi BNP Paribas Selaras II

    17 Bahana B Optima Protected Fund USD 1 76 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Dollar Seri 1

    18 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 1 77 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Dollar Seri 8

    19 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 18 78 NISP Proteksi Income Plus IX

    20 Mandiri Terproteksi Dana 79 Lautandhana Proteksi Dollar

  • Halaman 6

    Pendapatan Berkala 19

    21 Schroder Regular Income Plan X 80 BNIS Proteksi XXII 22 Mandiri Investasi Terproteksi Seri 2 81 NISP Proteksi Dinamis Seri 15 23 Bahana B Optima Protected Fund 29 82 NISP Proteksi Dinamis Seri 12

    24 Bahana B Optima Protected Fund 28 83 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 6 25 Schroder Regular Income Plan XI 84 CIMB-Principal CPF CB II 26 CIMB Islamic Sukuk II Syariah 85 Batavia Proteksi Utama 7 27 Fortis Kapital VIII 86 Batavia Proteksi Utama 3

    28 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 2 87 Terproteksi Schroder Regular Income Plan XII

    29 Danareksa Proteksi Melati Optima XIV 88 Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 2

    30 Gani Proteksi 3 89 Batavia Proteksi Prima 3 31 Batavia Proteksi Utama 2 90 Bahana B Optima Protected Fund 32

    32 Batavia Proteksi Ultima USD 1 91 Danareksa Proteksi Melati Optima XXIII 33 BNIS Proteksi XXI 92 HPAM Proteksi Dollar-1 34 Bahana Reksa Panin Terproteksi XII 93 Batavia Proteksi Utama 8

    35 Mandiri Investasi Terproteksi Syariah Seri 1 94 BNP Paribas Protekplus XI

    36 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Syariah Seri 1 95 Nikko Terproteksi I

    37 Lautandhana Proteksi Dinamis III 96 Nikko Terproteksi III

    38 Bahana Reksa Panin Terproteksi XIII 97 Nikko Terproteksi III

    39 Bahana B Optima Protected Fund 30 98 Bahana Reksa Panin Terproteksi A XVI 40 CIMB-Principal CPF X 99 Bahana Reksa Panin Terproteksi XV 41 NISP Proteksi Income Plus VIII 100 Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV 42 NISP Proteksi Dinamis Seri 11 101 Lautandhana Proteksi VII 43 NISP Proteksi Dinamis Seri 9 102 BNP Paribas Proteksi Selaras III 44 Premier Capital Protected I 103 Bahana A Opttima Protected Fund 38

    45 Bahana B Optima Protected Fund 31 104 Bahana Reksa Panin Terproteksi A XVII 46 BNIS Proteksi XXI 105 Trim Terproteksi Prima IV 47 Terproteksi BNP Paribas Selaras 106 Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 3

    48 Bahana B Optima Protected Fund 35 107 Danareksa Melati Platinum Dollar Amerika Serikat 49 Bahana B Optima Protected Fund 34 108 Danareksa Proteksi Maxima II 50 Bahana B Optima Protected Fund 33 109 Danareksa Proteksi Maxima I

    51 Bahana Optima Protected Fund USD 3 110 AAA Reksa Premium Proteksi V

    52 Bahana Optima Protected Fund USD 4 111 AAA Reksa Premium Proteksi VI

    53 Danareksa Proteksi Melati Optima XIX 112 Terproteksi CIMB-Principal CPF CB III

  • Halaman 7

    54 CIMB-Principal CPF CB I 113 Bahana C Optima Protected Fund 37

    55 Danareksa Proteksi Melati Optima XVIII 114 Lautandhana Proteksi VIII

    56 Batavia Proteksi Utama 5 115 Danareksa Proteksi II 57 Batavia Proteksi Prima 2 116 HPAM Proteksi-2 58 Bahana B Optima Protected Fund 36 117 TRIM Terproteksi Lestari 4

    59 OSK Nusadana Capital Protected Fund III 118 TRIM Terproteksi Prima V

    - mencatatkan sebanyak 36 Reksa Dana Penyertaan Terbatas. - persetujuan untuk pembubaran 138 Reksa Dana, meliputi:

    No Nama Reksa Dana No Nama Reksa Dana

    1 Synergy Jiwasraya Terproteksi 70 Danareksa Proteksi Global Prospektif 2 BNIS Proteksi III 71 Fortis Protekplus IX 3 Danareksa Melati Dinamis 72 Mandiri Capital Protected Income Fund

    9 4 BNI Dana Berbunga Dua 73 Mahanusa Dana Lestari 5 Si Dana Proteksi Batavia VI 74 Makinta Fleksi 6 Bahana Reksa Panin Terproteksi V 75 Jisawi Mix 7 Terproteksi Schroder Fixed Maturity

    Plan VI 76 Optima Seimbang

    8 Bahana Optima Protected Fund 11 77 Optima Likuid 9 Si Dana Batavia Saham 78 Telur Emas 10 BIG Dana Likuid 79 Valbury Terproteksi II 11 Danareksa Investasi Bersama 80 Capital Fleksi 12 Danareksa Proteksi Melati II 81 Star Fixed Income 13 BNIS Proteksi XVIII 82 Capital Equity Fund 14 Nikko Cemerlang Nusantara 83 Optima Dollar 15 Dhanawibawa Progresif 84 NISP Dana Mantab 16 Danareksa Proteksi Dinamis 85 NISP Dana Mantab 3 17 Mandiri Protected Extra 86 NISP Proteksi Dinamis Seri I 18 Schroder Regular Income Plan VI 87 NISP Proteksi Income Plus V 19 Si Dana Batavia Terproteksi Div. I 88 Terproteksi Si Dana Batavia IX 20 Si Dana Proteksi Batavia Div. IV 89 Panin Tetap Menghasilkan 21 Si Dana Proteksi Batavia Div. V 90 X-Tra Dana Tetap 22 Si Dana Proteksi Batavia Div. VI 91 NISP Proteksi Dinamis USD 23 Si Dana Proteksi Batavia DIV. X 92 Mandiri Dana Protected Berkala Seri 7 24 Si Dana Proteksi Batavia II 93 Mandiri Investa Optimal 25 Tiga Pilar Dana Fleksi 94 Batavia Obligasi 26 NISP Proteksi 95 Bahana Optima Protected Fund 18 27 Schroder Index Linked Fund II 96 Bahana Reksa Panin Terproteksi III 28 Si Dana Proteksi Nusantara Seri I 97 Cipta Proteksi I 29 Si Dana Kas Optimal 98 Bahana Reksa Panin Terproteksi X

  • Halaman 8

    30 NISP Proteksi Dinamis Seri 5 99 Optima Stabil 31 Premier Fixed 100 Jatim Treasury Fund 32 Terproteksi CIMB-Principal CPF V 101 Saham BUMN 33 Mandiri Capital Protected Income

    Fund 15 102 Synergy Stabil

    34 Portofolio Optimal 103 Bahana Reksa Panin Terproteksi IV 35 Mandiri Terproteksi Dana

    Pendapatan Berkala 9 104 Si Dana Proteksi Nusantara Seri IV

    36 Fortis Prima 105 Terproteksi Fortis Kapital III 37 Mandiri Capital Protected Income

    Fund 14 106 MSAM Gemilang

    38 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 14

    107 Valbury Terproteksi I

    39 Premier Optima 108 Brent Value Fund 40 Terproteksi Schroder Regular

    Income Plan V 109 Batasa Equity Syariah

    41 Schroder Dana Terpadu 110 Anam Pendapatan Kombinasi 42 Optima Obligasi 111 AAA Reksa Premium Proteksi II 43 Optima Pasar Uang 112 Berlian Dana Terproteksi 44 Jakarta Blue Chip 113 Berlian Dana Terproteksi II 45 Terproteksi CIMB-Principal CPF III 114 Danareksa Proteksi Global Prospektif

    II 46 Mandiri Protected Regular Income

    Fund 2 115 Danareksa Proteksi Melati Optima II

    47 Bahana Optima Protected Fund 21 116 Danareksa Proteksi Melati Optima VII 48 Mandiri Capital Protected Income

    Fund 8 117 Terproteksi Prima

    49 Mandiri Capital Protected Income Fund 10

    118 Si Dana Proteksi Nusantara Seri V

    50 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 15

    119 Terproteksi CIMB-Principal CPF Climate Change

    51 Terproteksi Ultima 120 NISP Proteksi Dinamis Seri 3 52 Mahanusa Dana Kapital 121 Danareksa Proteksi Melati Optima VI 53 Mahanusa Dana Ekuitas 122 Premier Capital Protected I 54 Terproteksi HPAM Proteksi-1 123 Mandiri Capital Protected Fund I 55 Terproteksi Si Dana Batavia VII 124 Samuel Dana Pasti 56 Optima Campuran Syariah 125 OSK Nusadana Capital Protected

    Fund III 57 Optima Obligasi Syariah 126 OSK Nusadana Capital Protected

    Fund IV 58 Mandiri Protected Regular Income

    Fund 4 127 Save-2-Prosper

    59 Mandiri Investa Dana Prima 128 Bangun Indonesia 60 Dana Tetap Arjuna 129 Danareksa Proteksi Melati Optima III 61 Si Dana Proteksi Nusantara Seri II 130 Trim Syariah Terproteksi Prima I 62 Trim Terproteksi Prima III 131 Batavia Proteksi Ultima USD 1 63 BNI Dana Lancar Dua 132 Ekofix

  • Halaman 9

    64 Universitas Indonesia 133 Ekomix 65 BNIS Proteksi VIII 134 Batavia Proteksi Pertiwi Seri II 66 AAA Reksa Premium Proteksi III 135 Terproteksi BNP Paribas Kapital IX 67 Terproteksi Si Dana Batavia VIII 136 AIM Trust-JS Pro Kedua 68 Terproteksi Fortis Kapital VII 137 TFI [X]-tra Ordinary II 69 Pundi Reksa Dollar 138 TFI [X]-tra Ordinary III

    3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek

    No. Uraian Jumlah

    1. Pemberian Ijin Usaha Baru untuk Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) - Penjamin Emisi Efek (PEE)

    4 22

    2. Pencabutan Ijin Usaha Perusahaan Efek

    - Perantara Pedagang Efek (PPE) - Manajer Investasi (MI)

    10 28

    3. Pemberian Ijin Orang Perseorangan Baru untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI)

    558 478

    3644

    4. Pencabutan Ijin Orang Perseorangan untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI)

    27 11

    412

    Catatan:

    - Hingga akhir tahun 2010 total jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin usaha sebagai PPE dan PEE dari Bapepam-LK tercatat 157 Perusahaan Efek.

    - Selama tahun 2010 Bapepam-LK mengeluarkan 2 ijin usaha baru untuk Perusahaan Efek yaitu: 1. PT Woori Korindo Securities Indonesia sebagai Penjamin Emisi Efek melalui

    Kep-01/BL/PEE/2010 tanggal 18 Agustus 2010. 2. PT Valbury Asia Securities sebagai Penjamin Emisi Efek melalui Kep-

    02/BL/PEE/2010 tanggal 24 Agustus 2010. dan mengeluarkan 2 ijin usaha untuk Perusahaan Efek baru yaitu: 1. PT Capital Bridge Indonesia sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-

    01/BL/PPE/2010 tanggal 2 Nopember 2010. 2. PT Garuda Nusantara Capital sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-

    02/BL/PPE/2010 tanggal 10 Nopember 2010. - Selama tahun 2010 Bapepam-LK telah mencabut ijin untuk Perusahaan Efek

    sebagai berikut: 1. PT Capital One sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-27/BL/2010

    tanggal 19 Februari 2010.

  • Halaman 10

    2. PT. Eurocapital Peregrine Securities sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi melalui Kep-01/BL/PPE/S.5/2010, Kep-01/BL/PEE/S.5/2010, dan Kep-03/BL/MI/S.5/2010 tanggal 10 Juni 2010.

    - Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak mengeluarkan izin baru Perusahaan Efek sebagai Manajer Investasi sejak bulan April 2007, berdasarkan SK Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-69/BL/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi.

    - Di tahun 2010 juga tercatat 8 Manajer Investasi dicabut ijin usahanya oleh Bapepam-LK. Dengan demikian, total jumlah Manajer Investasi hingga akhir 2010 ini adalah 85 Manajer Investasi.

    - Di tahun 2010, Bapepam dan LK mengeluarkan surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-541/BL/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang Pencabutan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi.

    - Sampai dengan akhir 2010, Bapepam-LK telah memberikan ijin orang perseorangan sebagai WPPE dan WPEE sebanyak 7.282 ijin. Sedangkan total ijin orang perseorangan sebagai WMI yang telah dikeluarkan Bapepam-LK adalah sejumlah 1.878 ijin WMI (termasuk pencabutan ijin WMI secara keseluruhan sebanyak 17 orang dimana untuk tahun 2010 dilakukan pencabutan ijin WMI sebanyak 12 orang). Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaku pasar modal, dalam tahun 2010 ini Bapepam-LK telah melakukan kegiatan edukasi berupa pembekalan kepada Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek di 9 kota yang diikuti oleh WPE dari 108 Perusahaan Efek.

    - Bapepam-LK terus meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan terhadap perubahan manajemen dan pengendali dari Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, antara lain melalui kegiatan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon Direktur, Komisaris, dan Pemegang Saham dari SRO, Perusahaan Efek, dan Manajer Investasi, dengan perincian sebagai berikut: a. SRO:

    Calon Komisaris PT KPEI pada tanggal 14 Mei 2010; Calon Direktur PT KSEI pada tanggal 29 April 2010.

    b. Perusahaan Efek: Calon Direktur sebanyak 76 orang; Calon Komisaris sebanyak 50 orang; Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 5 Pihak.

    c. Manajer Investasi: Calon Direktur sebanyak 39 orang (23 orang disetujui, 7 orang belum dapat

    disetujui, dan 9 orang masih dalam proses); Calon Komisaris sebanyak 20 orang (9 orang disetujui, 4 orang belum dapat

    disetujui, dan 7 orang masih dalam proses); Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 3 pihak

    4. Perijinan lainnya. a. Penasihat Investasi

  • Halaman 11

    Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak memberikan ijin baru sebagai Penasihat Investasi dikarenakan sedang dilakukannya revisi peraturan terkait Perijinan Penasihat Investasi.

    b. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Selama tahun 2010, Bapepam-LK memproses 2 pengajuan ijin baru APERD yaitu PT. Bank Chinatrust dan PT. Bank Windu Kentjana namun belum dapat mempertimbangkan kedua pengajuan ijin tersebut. Sementara itu pada periode yang sama 5 APERD mengembalikan ijin yaitu PT. Bank Bumiputera, Deutsche Bank A.G, PT. Bank Victoria Internasional, PT. Bank Mayapada, dan PT. RBS ABN Amro Bank sehingga jumlah seluruh APERD sampai dengan Desember 2010 sebanyak 22 Bank. Pemegang izin orang perseorangan sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) mengalami pertumbuhan dari 21.152 orang pada tahun 2009 menjadi 23.327 orang atau mengalami kenaikan sebesar 10,3%. Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pencabutan izin WAPERD dari tahun 1997-2002 secara keseluruhan sebanyak 2.248 orang atau sebesar 9,6% dari seluruh pemegang izin WAPERD, pencabutan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor V.B.2 Tentang Permohonan Izin Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana.

    5. Persetujuan dan Pendaftaran a. Sepanjang tahun 2010 ini, Bapepam-LK telah mengeluarkan Surat Tanda

    Terdaftar (STTD) untuk 180 Profesi Penunjang Pasar Modal, dengan rincian: - 114 STTD Notaris; - 7 STTD untuk Konsultan Hukum - 34 STTD untuk Akuntan; dan - 25 STTD untuk Penilai.

    Sehingga sampai dengan akhir bulan Desember 2010, jumlah profesi yang telah terdaftar di Bapepam-LK adalah 674 Konsultan Hukum, 1.345 Notaris, 572 Akuntan, dan 135 Penilai.

    b. Untuk lembaga penunjang pasar modal, hingga akhir Desember 2010 terdapat data-data sebagai berikut:

    - 20 bank telah memperoleh persetujuan sebagai Bank Kustodian; - 10 perusahaan sebagai BAE; - 14 in-house BAE; - 14 Wali Amanat;

    Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak menerbitkan STTD sebagai Wali Amanat.

    - 3 Pemeringkat Efek. Selama tahun 2010 telah bertambah 1 (satu) Perusahaan Pemeringkat Efek yaitu PT ICRA Indonesia.

    III. AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN

    Dalam kurun waktu 4 Januari 2010 hingga 29 Desember 2010, Bapepam-LK telah:

    - memproses penerbitan 5 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga keuangan;

  • Halaman 12

    - memproses penyempurnaan 2 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga keuangan dan 1 peraturan Menteri Keuangan di bidang pasar modal;

    - menerbitkan 4 peraturan baru di bidang pasar modal dan 1 peraturan baru di bidang lembaga keuangan;

    - melakukan penyempurnaan atas 5 peraturan di bidang pasar modal; - menerbitkan 1 surat edaran di bidang pasar modal; - memberikan persetujuan terhadap perubahan 3 peraturan, 2 Anggaran Dasar,

    dan 1 kebijakan SRO.

    Berikut informasi lengkap mengenai penerbitan, penyempurnaan peraturan dan persetujuan atas perubahan peraturan dan anggaran dasar SRO:

    1. Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan

    No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

    1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010 tanggal 25 Januari 2010

    Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Asuransi Dengan Prinsip Syariah

    2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.10/2010 tanggal 9 Februari 2010

    Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank

    3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari 2010

    Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon pengurus Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Calon Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan

    4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.010/2010 tanggal 16 September 2010

    Pemeriksanaan Perusahaan Perasuransian

    5. Peraturan Ketua Nomor PER-03/BL/2010 tanggal 28 September 2010

    Bentuk, Susunan, Dan Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Dan Laporan Kegiatan Usaha Semesteran Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur

    2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan

    No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

    1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari 2010

    Perubahan KMK Nomor 513/KMK.06/2002 Tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan

    2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 tanggal 1 September 2010

    Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.010/2009 Tentang Pembinaan dan Pengawasan

  • Halaman 13

    Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

    3. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 153/PMK.010/2010, 1 Oktober 2010.

    Kepemilikan Saham Dan Permodalan Perusahaan Efek.

    3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

    1. Peraturan Nomor VI.C.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-412/BL/2010 tanggal 6 September 2010

    Ketentuan Umum dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang

    2. Peraturan Nomor IX.D.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-432/BL/2010 tanggal 1 Oktober 2010

    Pengeluaran Saham Biasa Dengan Nilai Nominal Berbeda

    3. Peraturan Nomor V.G.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-112/BL/2010 tanggal 16 April 2010.

    Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual.

    4. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 541/BL/2010 Tanggal 9 Desember 2010.

    Pencabutan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi.

    5. PER-02/BL/2010 tanggal 14 September 2010

    Dana Pensiun Yang Wajib Memiliki Pengurus dan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Yang Lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

    4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

    1. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-26/BL/2010 tanggal 18 Februari 2010.

    Perubahan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-479/BL/2009 tentang Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi.

    2. Peraturan Nomor XI.B.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-105/BL/2010 tanggal 13 April 2010

    Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik

    3. Peraturan Nomor V.D.3 Lampiran Pengendalian Internal

  • Halaman 14

    Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-548/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010

    Perusahaan Efek Yang menjalankan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek.

    4. Peraturan Nomor V.D.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-549/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010

    Pengendalian dan Perlindungan Efek Yang Disimpan Oleh Perusahaan Efek.

    5. Peraturan Nomor V.D.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010

    Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan

    5. Penerbitan Surat Edaran No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

    1. Surat Edaran Nomor: SE-04/BL/2010, 21 Juli 2010.

    Penjelasan Atas Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.G.6 Tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual.

    6. Persetujuan atas Perubahan Peraturan, Kebijakan dan Anggaran Dasar SRO 1) Peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor VI tentang Kliring dan

    Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek EBA dan Peraturan Nomor VII tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk KIK di Bursa Perubahan peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) tersebut dilakukan untuk mengakomodasi surat Bapepam-LK Nomor S-33/BL.06/2009 tanggal 25 Februari 2009 perihal Perubahan Surat Edaran KPEI Menjadi Peraturan yang meminta KPEI untuk menjadikan Surat Edaran KPEI sebagai peraturan KPEI agar memiliki dasar hukum yang lebih kuat dan sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Surat Edaran KPEI tersebut adalah Surat Edaran Nomor: SE-001/DIR/KPEI/0209 tanggal 12 Februari 2009 tentang Pelayanan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Efek Beragun Aset di Bursa dan Surat Edaran Nomor: SE-002/DIR/KPEI/1207 tanggal 17 Desember 2007 perihal Pelaksanaan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa. Bapepam-LK memberikan persetujuan atas kedua peraturan tersebut melalui surat No. S-473/BL/2010 tanggal 20 Januari 2010.

    2) Perubahan Proses Bisnis Penyelesaian Transaksi Bursa PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Sehubungan dengan rencana KPEI mengimplementasikan sistem Continous Settlement pada proses penyelesaian transaksi bursa, yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses tersebut, KPEI mengajukan perubahan proses bisnis penyelesaian transaksi bursa melalui surat Nomor: KPEI-1176/DIR/1209 tanggal 10 Desember 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Bisnis Proses Penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan

  • Halaman 15

    implementasi sistem ini, Anggota Kliring (AK) memperoleh manfaat yaitu kepastian pemenuhan hak terima dana tanpa harus menunggu pembayaran dari AK serah dana apabila AK serah efek tersebut telah menyelesaikan seluruh kewajibannya di T+3 pagi. Bapepam-LK melalui surat nomor: S-1637/BL/2010 tanggal 22 Februari 2010 menyatakan tidak keberatan atas perubahan proses bisnis tersebut mengingat perubahan bisnis proses tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan mendukung pelaksanaan fungsi KPEI sebagai Central Counter Party (CCP).

    3) Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.A.3 tentang Direktur Bursa Efek, melalui surat Nomor S-04790/BEI.HKM/09-2009 tanggal 14 September 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia dan terakhir melalui surat nomor S-06808/BEI.HKM/12-2009 tanggal 29 Desember 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia, BEI mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam dan LK melalui surat Nomor: S-1457/BL/2010 tanggal 16 Februari 2010 perihal Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar BEI tersebut.

    4) Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.C.3 tentang Direktur Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Nomor III.C.8 tentang Komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), melalui surat Nomor: KSEI-1370/DIR/0709 tanggal 28 Juli 2009 perihal permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan terakhir melalui surat nomor Nomor: KSEI-1719/DIR/1010 tanggal 8 Oktober 2010 perihal permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT KSEI), KSEI mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam-LK melalui surat Nomor S-10235/BL/2010 tanggal 10 November 2010 perihal persetujuan perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar KSEI tersebut.

    5) Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES), guna memperkuat dasar hukum pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini ditetapkan dalam Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan permohonan Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas melalui surat nomor: S-05583/BEI.PSH/10-2008 tanggal 28 Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-05366/BEI.PSH/08-2010 tanggal 27 Agustus 2010. Terhadap permohonan tersebut, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan melalui surat Nomor S-11058/BL/2010 tanggal 13 Desember 2010 perihal Persetujuan Perubahan Peraturan BEI Nomor II.A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

    6) Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa

  • Halaman 16

    Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger BEJ-BES, guna memperkuat dasar hukum pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini ditetapkan dalam Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan permohonan Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa melalui surat nomor: S-05626/BEI.ANG/10-2008 tanggal 29 Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-5331/BEI.ANG/08-2010 tanggal 26 Agustus 2010 perihal Permohonan Persetujuan Atas Konsep Final Perubahan Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. Atas permohonan tersebut, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan melalui surat Nomor S-11059/BL/2010 tanggal 13 Desember 2010 perihal Persetujuan Perubahan Peraturan BEI Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa.

    7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum Selama tahun 2010, Bapepam-LK menangani perkara-perkara di Pengadilan sebagai berikut: 1) Perkara Nomor: 331/Pdt.G/2008/PN.JKT.PST antara Rudi Wirawan Rusli

    sebagai Pembanding melawan Ahmad Fuad Rahmany, cs sebagai Terbanding. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah memberikan putusan yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yaitu menyatakan gugatan Pembanding tidak dapat diterima.

    2) Perkara Nomor: 142/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Euro Peregrine Sekurities sebagai Pemohon Kasasi melawan Menteri Keuangan RI Cq Bapepam-LK sebagai Termohon Kasasi. Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia telah memberikan putusan yang menyatakan menolak permohonan kasasi PT EPS.

    3) Perkara Nomor: 159/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Putra Mandiri Finance sebagai Pemohon Kasasi melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Termohon Kasasi. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

    4) Perkara Nomor: 88/G/2008/PTUN.JKT antara Ketua Bapepam-LK sebagai Pemohon Kasasi melawan Soeseno Haryo Saputro sebagai Termohon Kasasi. Terhadap putusan tersebut, Bapepam-LK sedang mempersiapkan pengajuan permohonan Peninjauan Kembali.

    5) Perkara Nomor: 794/PDT.G/2007/PN.JKT.SEL antara PT. Bank Global Internasional sebagai Pemohon Kasasi melawan Maria Susianti dan Uung sebagai Termohon Kasasi, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI Cq Direktur Perbankan dan Usaha Jasa Pembiayaan sebagai Turut Termohon Kasasi I, Gubernur Bank Indonesia sebagai Turut Termohon Kasasi II dan Bapepam-LK sebagai Turut Termohon Kasasi III. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

    6) Perkara Nomor: 1356/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Para Nasabah PT Sarijaya Permana Sekuritas (PT SPS) sebagai Para Penggugat melawan PT Sarijaya Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI sebagai Tergugat II, Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat I, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat II. Para Penggugat mengajukan Banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

    7) Perkara Nomor: 1604/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Nasabah PT SPS atas nama Rudy Setiawan, dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT SPS sebagai Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI sebagai Tergugat II,

  • Halaman 17

    Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat I, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat II. Perkara tersebut masih dalam proses banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

    8) Perkara Nomor: 192/PTUN.G/2009/PTUN-JKT antara PT CSM Corporatama sebagai Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta.

    9) Perkara Nomor: 182/Pdt.G/2010/PN.JKT Sel. antara Nasabah PT SPS atas nama Rudi Setiawan dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT Sarijaya Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Yusuf Rusli sebagai Tergugat II, Zulpiyan Alamsyah sebagai Tergugat III, Teguh Jaya sebagai Tergugat IV, Herman Ramli sebagai Tergugat V, dan Bapepam-LK sebagai Turut Tergugat. Perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

    10) Perkara Nomor: 135/Pdt.G/2010/PN.Jak.Sel antara Sdr. R.H Wuryanto Sutaryo melawan PT Semen Nusantara Cq PT Semen Holcim Tbk selaku Tergugat, Bapepam-LK selaku Turut Tergugat I, PT Bursa Efek Indonesia selaku Turut Tergugat II, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal selaku Turut Tergugat III. Perkara tersebut telah mendapatkan putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak diterima.

    11) Perkara Nomor: 115/ G/2010/PTUN.JKT antara Rudi Wirawan Rusli sebagai Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.

    Bantuan Keterangan Ahli Atau Saksi

    Selain menangani perkara-perkara baik perdata maupun tata usaha negara, Bapepam-LK juga melakukan kegiatan pelayanan hukum yaitu menjadi ahli atau saksi dari kasus-kasus perdata maupun pidana yang diproses baik di kepolisian, kejaksaan maupun di pengadilan. Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK melakukan kegiatan pelayanan hukum menjadi ahli/saksi dengan rincian sebagai berikut: 1) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT

    Optima Kharya Capital Management, di Kepolisian Daerah Jawa Barat pada tanggal 12 Januari 2010.

    2) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 12 Januari 2010.

    3) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 14 Januari 2010.

    4) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 9 Februari 2010.

    5) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Investindo Sekuritas cabang Semarang, pada tanggal 17 Maret 2010.

    6) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Management, di Badan Reserse Kriminal Polri pada tanggal 17 Maret 2010.

  • Halaman 18

    7) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 5 April 2010.

    8) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 22 April 2010.

    9) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT DBS Vickers Indonesia Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 17 Mei 2010.

    10) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan PT Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 22 Juni 2010.

    11) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 24 Juni 2010.

    12) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara Dana Pensiun PT Dirgantara Indonesia (IPTN), di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat pada tanggal 6 Juli 2010.

    13) memberikan keterangan Saksi dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Maret 2010.

    14) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan PT Banten Java Persada, Pengalihan Aset Eks Golden Key di Kejaksaan Agung pada tanggal 1 Februari 2010.

    15) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 7 Mei 2010.

    16) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan sengketa antara nasabah dengan PT Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 26 Agustus 2010.

    17) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Mandiri Sekuritas, di Polda Metro Jaya pada tanggal 24 September 2010.

    18) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 22 Oktober 2010.

    19) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Management dan PT Optima Kharya Capital Securities, di Kejaksaan Agung pada tanggal 4 November 2010.

    20) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Asjaya Indosurya Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 10 Nopember 2010.

    21) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan PT Baliconsultant Insurance, di Polda Bali pada tanggal 22 Nopember 2010.

    22) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), di Pengadilan Negeri Tangerang pada tanggal 29 Nopember 2010.

    23) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Kembang 88 Multifinance, di Polresta Barelang pada tanggal 8 Desember 2010.

  • Halaman 19

    24) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Investindo Nusantara Sekuritas, di Polrestabes Semarang pada tanggal 14 Desember 2010.

    IV. AKTIVITAS PENGAWASAN

    1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik. Sepanjang tahun 2010, terdapat 123 aksi korporasi yang dilakukan Emiten/ Perusahaan Publik dengan rincian: a. 2 Penggabungan Usaha (merger). b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer). c. 12 emiten melakukan Transaksi Material. d. 2 emiten melakukan Perubahan Nama. e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. f. 53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur

    Benturan Kepentingan. g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD. h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang

    mengandung unsur Benturan Kepentingan. i. 8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham. j. 5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi. k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi.

    Berikut informasi lengkap atas aksi korporasi Emiten dan Perusahaan Publik: a. 2 Penggabungan Usaha (Merger).

    - PT Tri Polyta Tbk. merger dengan PT Chandra Asri. - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. merger dengan PT Multiphala Agrinusa dan

    PT Bintang Terang Gemilang. b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer), yaitu:

    No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

    1. PT Mutiara Timur Pratama 6. PT Teijin Indonesia Fiber Tbk. 2. PT Meadow Indonesia 7. PT Allbond Makmur Usaha Tbk. 3. PT Ramba Energy Indonesia Limited 8. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 4. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 9. PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. 5. PT Kageo Igar Jaya Tbk. 10. PT Titan Kimia Nusantara Tbk.

    c. 12 emiten melakukan Transaksi Material, dengan rincian:

    No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

    1. PT Allbond Makmur Usaha Tbk. 7. PT Intiland Development Tbk. 2. PT Eterindo Wahanatama Tbk. 8. PT Petrosea Tbk. 3. PT Bumi Resources Tbk. 9. PT Sona Topas Toursm Industry

    Tbk. 4. PT Indal Aluminium Industry Tbk. 10. PT Nusantara Infrastruktur Tbk. 5. PT Matahari Department Store Tbk. 11. PT Bank Mayapada Tbk. 6. PT Matahari Putra Prima Tbk. 12. PT Dharmindo Adhiduta Tbk.

    d. 2 emiten melakukan perubahan nama, yakni:

  • Halaman 20

    No. Nama Semula Nama Baru 1. PT Teijin Indonesia Fiber Tbk. PT Tifico Fiber Indonesia Tbk. 2. PT Kageo Igar Jaya Tbk. PT Champion Pacific Indonesia Tbk.

    e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, yaitu:

    No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

    1. PT Barito Pasific Tbk. 4. PT Akasha Wira International Tbk. 2. PT Eterindo Wahanatama Tbk. 5. PT Indomobil Sukses Internasional

    Tbk. 3. PT Cita Mineral Investindo Tbk. 6. PT Modern Internasional Tbk.

    f. 53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, yaitu:

    No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

    1. PT Indonesia Prima Property Tbk. 28. PT Dynaplast Tbk. 2. PT Petrosea Tbk. 29. PT AKR Corporindo Tbk. 3. PT Indoexchange Tbk. 30. PT Central Proteinaprima Tbk. 4. PT Catur Sentosa Adiprna Tbk. 31. PT SMART Tbk. 5. PT Central Omega Resources Tbk. 32. PT Bayan Resources Tbk. 6. PT Bank Negara Indonesia (Pesero)

    Tbk. 33. PT Barito Pacific Tbk.

    7. PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.

    34. PT HM Sampoerna Tbk.

    8. PT Bank Permata Tbk. 35. PT Kimia Farma Tbk. 9. PT Bank OCBC NISP Tbk. 36. PT Indofarma Tbk. 10. PT Centrin Online Tbk. 37. PT Charoen Pokphand Indonesia

    Tbk. 11. PT Jasa Marga Tbk. 38. PT BISI International Tbk. 12. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. 39. PT Astra Otoparts Tbk. 13. PT Sona Topas Tourism Industry

    Tbk. 40. PT Sekar Bumi Tbk.

    14. PT Matahari Department Store Tbk. 41. PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

    15. PT Matahari Putra Prima Tbk. 42. PT Citra Tubindo Tbk. 16. PT Intiland Development Tbk. 43. PT Sucaco Tbk. 17. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. 44. PT Dharmindo Adhiduta Tbk. 18. PT First Media Tbk. 45. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. 19. PT Bank Tabungan Negara (Persero)

    Tbk. 46. PT Keramika Indonesia Assosiasi

    Tbk. 20. PT Bank Eksekutif Internasional Tbk. 47. PT Resources Alam Indonesia Tbk. 21. PT Star Pacific Tbk. 48. PT Indal Aluminium Industry Tbk. 22. PT Bumi Serpong Damai Tbk. 49. PT Bakrie Sumatera Plantations

    Tbk. 23. PT Bank Himpunan Saudara 1906

    Tbk. 50. PT Berlina Tbk

    24. PT Bank Central Asia Tbk. 51. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 25. PT Sara Lee Body care Indonesia 52. PT Ciputra Surya Tbk.

  • Halaman 21

    Tbk. 26. PT Bank Mayapada Tbk. 53. PT.Mandom Indonesia Tbk. 27. PT Nusantara Infrastruktur Tbk.

    g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yakni:

    No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

    1. PT Indonesia Air Transport Tbk. 7. PT Tunas Baru Lampung Tbk. 2. PT Metrodata Electronik Tbk. 8. PT Bumi Resources Tbk. 3. PT Agis Tbk. 9. PT ATPK Reosurces Tbk. 4. PT Inter Delta Tbk. 10. PT Bukaka Teknik Utama Tbk. 5. PT Mobile 8 Telecom Tbk. 11. PT Indomobil Sukses Internasional

    Tbk. 6. PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.

    h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan.

    No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

    1. PT Matahari Departement Store Tbk 7. PT Bank Mayapada Tbk 2. PT Matahari Putra Prima Tbk 8. PT Dharmindo Adhiduta Tbk 3. PT Intiland Development Tbk 9. PT Cipendawa Tbk 4. PT Petrosea Tbk 10. PT Pelat Timah Nusantara Tbk. 5. PT Sona Topas Toursm Industry Tbk. 11. PT Indomobil Sukses Internasional

    Tbk. 6. PT Nusantara Infrastruktur Tbk. 12. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

    i. 8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, yakni:

    No. Nama Perusahaan Keterangan

    1. PT Jaya Real Property Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 2. PT Global Mediacom Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 3. PT Kalbe Farma Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 4. PT Argha Karya Prima Industry Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 5. PT Kageo Igar Jaya Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 6. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 7. PT Media Nusantara Citra Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 8. PT Global Mediacom Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.3

    j. 5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi

    No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

    1. PT BNI Securities 4. PT Lautan Luas Tbk. 2. PT Bhakti Finance 5. PT Aetra Air Jakarta 3. PT Mobile 8 Telecom Tbk.

    k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Suryamas Duta Makmur Tbk. dan PT Holcim Indonesia Tbk.

  • Halaman 22

    2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek Uji kepatuhan lembaga efek dilakukan melalui pemeriksaan rutin kepada para pelaku pasar modal khususnya Lembaga Efek. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tugas dan fungsi Bapepam-LK dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pasar modal. Pemeriksaan rutin bertujuan untuk memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku. Selama periode Januari hingga Desember 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap: - 34 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 14 Kantor Pusat PE Anggota Bursa, 15

    Kantor Cabang PE Anggota Bursa, 4 PE Non Anggota Bursa dan 1 Kantor Cabang PE Non Anggota Bursa.

    - 1 SRO, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Dalam melakukan uji kepatuhan PE, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi PE, pengendalian dan pengawasan internal, penyelenggaraan pembukuan, perlindungan aset-aset nasabah, Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) khususnya dalam hal kesesuaian dalam perhitungan dan penyajiannya. Sedangkan dalam pemeriksaan rutin SRO, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi, operasional, pelaporan dan pemeliharaan dokumen. Dari hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap 34 PE, 2 PE dikenakan sanksi penghentian sementara (suspensi) kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek, 12 PE diberikan teguran tertulis dan 20 PE masih dalam proses penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Disamping itu, pada periode yang sama, Bapepam-LK telah melakukan monitoring terhadap : - 14 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 10 Kantor Pusat PE Anggota Bursa

    dan 4 Kantor Cabang PE Anggota Bursa. - 10 Biro Administrasi Efek (BAE). - 10 Bank Kustodian (BK). Monitoring dilakukan guna memastikan bahwa perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan sebelumnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berkesinambungan hingga saat ini.

    3. Pengawasan Perdagangan Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bapepam-LK secara rutin melakukan tugas pengawasan terhadap kegiatan pasar modal berupa pemantauan transaksi perdagangan saham harian terhadap 421 emiten dan 39 waran, serta perdagangan obligasi meliputi obligasi perusahaan (corporate bonds) sebanyak 287 seri dan Surat Berharga Negara sebanyak 95 seri disamping juga melakukan pengawasan terhadap perdagangan Kontrak Opsi Saham (KOS) dan Exchange Trade Funds (ETF). Selanjutnya Bapepam-LK juga telah melakukan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap dugaan transaksi tidak wajar. Penelaahan dan pemeriksaan teknis dilakukan guna memperoleh petunjuk awal yang memadai sehingga dapat dilanjutkan pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menyelesaikan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar atas sejumlah kasus dengan rincian:

  • Halaman 23

    - 16 kasus dugaan pelanggaran pasal 91 dan 92 tentang perdagangan semu dan manipulasi pasar, dan

    - 2 kasus dugaan Penggunaan Informasi Orang Dalam Dari keselurahan kasus tersebut, 10 memiliki petunjuk awal yang kuat untuk ditindaklanjuti menjadi pemeriksaan oleh Biro Pemeriksaan dan Penyidikan, sementara 4 kasus lainnya tidak ditemukan petunjuk lebih awal untuk diteruskan ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan. Adapaun saat ini, Bapepam-LK sedang melakukan penelaahan terhadap 4 kasus dugaan perdagangan tidak wajar.

    4. Pengawasan Terhadap Manajer Investasi Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah mencabut 8 izin usaha Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi karena tidak memenuhi ketentuan sebagai Manajer Investasi, yaitu: a. PT. Brahma Capital; b. PT. Danpac Asset Management; c. PT. Eurocapital Peregrine Securities; d. PT. TDM Aset Manajemen; e. PT. AmCapital Indonesia; f. PT. Synergy Asset Management; g. PT. Masindo Artha Securities; h. PT. Majapahit Securities Tbk. (d/h PT. Asia Kapitalindo Securities, Tbk.).

    5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Efek Reksa Dana Pada tahun 2010, Bapepam-LK melakukan pemeriksaan terhadap 28 Manajer Investasi. Dari 28 Manajer Investasi yang dilakukan pemeriksaan kepatuhan, 6 Manajer Investasi diberikan sanksi pembatasan kegiatan usaha dan 3 Manajer Investasi dilimpahkan kepada Biro Pemeriksaan dan Penyidikan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena diduga melakukan tindakan pelanggaran atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) oleh Manajer Investasi. Pemeriksaan kepatuhan terhadap APERD pada tahun 2010 dilakukan terhadap 21 APERD pada 3 kantor pusat dan 81 kantor cabang APERD yang berada di 18 kota yaitu Jakarta, Palu, Balikpapan, Semarang, Solo, Denpasar, Surabaya, Makasar, Bandung, Palembang, Yogyakarta, Jambi, Manado, Lampung, Malang, Batam, Pekanbaru, dan Banjarmasin. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan dipenuhinya Peraturan Bapepam-LK serta memastikan kecukupan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh APERD baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan, terdapat 2 APERD yang diberikan sanksi pembekuan kegiatan usaha, penutupan 1 kantor cabang sebagai penjual Reksa Dana, dan pemberian sanksi pembinaan. Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 206 Reksa Dana termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Reksa Dana Terproteksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap Reksa Dana, beberapa Manajer Investasi selaku pengelola Reksa Dana diberikan sanksi pembinaan berupa perintah untuk melakukan tindakan tertentu dalam rangka perbaikan pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemeriksaan kepatuhan terhadap Bank Kustodian selaku Bank Kustodian Reksa Dana dilakukan terhadap 1 Bank Kustodian. Selain itu Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan terhadap 2 Efek Beragun Aset (EBA) yang dilakukan terhadap pihak-pihak seperti Manajer Investasi selaku pengelola EBA, Bank Kustodian selaku

  • Halaman 24

    administrator, dan servicer selaku pemberi jasa penagihan di 4 kantor cabang servicer. Dalam pemeriksaan EBA ditemukan beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan secara administrasi oleh Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan juga Servicer.

    V. PENEGAKAN HUKUM

    1. Pemeriksaan dan Penyidikan Sampai dengan diterbitkannya siaran pers ini, Bapepam-LK telah melakukan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal atas 129 kasus dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan melakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 Undang-undang Pasar Modal terhadap 12 kasus dugaan tindak pidana di bidang Pasar Modal. Kasus-kasus dugaan pelanggaran Pasar Modal yang ditangani Bapepam-LK adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan Efek, dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik antara lain dugaan pelanggaran atas ketentuan Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, Transaksi Material, Keterbukaan Pemegang Saham Tertentu, Informasi atau Fakta Material Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, Penyajian Laporan Keuangan, Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan Efek antara lain dugaan pelanggaran manipulasi pasar, perdagangan semu, dan perdagangan orang dalam. Kasus-kasus yang berkaitan dengan pengelolaan investasi antara lain pelanggaran perilaku oleh Manajer Investasi. Dari 129 kasus Pemeriksaan, 73 kasus telah selesai diproses dan sisanya masih dalam proses pengenaan sanksi maupun dalam proses pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya, dari 73 kasus yang telah selesai diproses tersebut, 33 kasus telah dikenakan sanksi oleh Bapepam-LK dalam bentuk sanksi administratif dan atau perintah untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. Dalam rangka penegakan hukum, Bapepam-LK telah dan akan terus bekerjasama dengan aparat penegak hukum lainnya antara lain Kejaksaan Agung dan Kepolisian demi terciptanya kepastian hukum di bidang Pasar Modal.

    2. Pengenaan Sanksi Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan upaya penegakan hukum, termasuk didalamnya menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi yang ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada institusi maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda, serta peringatan tertulis. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, Bapepam-LK selalu melakukan paparan publik (melalui press release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya terhadap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Adapun secara ringkas penetapan sanksi yang dilakukan sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut: a. Sanksi Denda, dengan nilai total sebesar Rp. 12.849.500.000,00 dijatuhkan

    kepada 420 Pihak: - 207 Emiten/PP dengan total denda sebesar Rp. 11.504.700.000,00. - 65 Manajer Investasi dengan total denda sebesar Rp. 414.500.000,00

  • Halaman 25

    - 64 Perusahaan Efek dengan total denda sebesar Rp. 565.900.000,00 - 2 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara

    Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp. 200.000,00 - 16 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi

    Efek dengan total denda sebesar Rp. 27.800.000,00 - 1 Perusahaan Pemeringkat Efek dengan total denda sebesar Rp. 1.800.000,00 - 1 Penerbit Efek Syariah dengan total denda sebesar Rp. 3.100.000,00 - 3 Bank Kustodian dengan total denda sebesar Rp. 6.700.000,00 - 5 Biro Administrasi Efek dengan total denda sebesar Rp. 25.100.000,00 - 1 Wakil Perantara Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp.

    50.000.000,00 - 31 Akuntan Publik dengan total denda sebesar Rp. 119.900.000,00 - 24 Perusahaan Penilai dengan total denda sebesar Rp. 129.800.000,00

    b. Pencabutan Izin Usaha dan Pencabutan Ijin Orang Perseorangan diberikan kepada 25 Pihak: - 2 Manajer Investasi - 1 Perantara Pedagang Efek - 1 Penjamin Emisi Efek - 13 Wakil Manajer Investasi - 4 Wakil Perantara Pedagang Efek - 4 Wakil Penjamin Emisi Efek

    c. Pembekuan Izin Orang Perseorangan kepada 3 Pihak: - 1 Wakil Manajer Investasi - 2 Wakil Perantara Pedagang Efek

    d. Peringatan Tertulis kepada 62 Pihak: - 11 Perusahaan Efek - 1 Direktur Manajer Investasi - 2 Wakil Perusahaan Efek - 47 Emiten dan Perusahaan Publik - 1 Akuntan Publik

    e. Larangan melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal kepada 2 Pihak: - 1 Komisaris Utama MI - 1 Waki Perusahaan Efek

    f. Perintah untuk membubarkan Reksa Dana yang dikelolannya,kepada 1 Pihak: - 1 Manajer Investasi.

    g. Perintah untuk menyelesaikan permasalahan dengan nasabah KPD, kepada 1 Pihak: - 1 Manajer Investasi

    h. Larangan menjadi Direktur dan/atau Komisaris pada Perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal, kepada 1 Pihak - 1 Orang

    i. Larangan untuk melakukan tindakan pengendalian Perusahaan Efek, kepada 1 Pihak: - 1 Pemegang Saham,

    3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi Dengan mempertimbangkan reaksi positif dari masyarakat dan mengingat keberadaan Satuan Tugas Penanganan Dugaan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana

  • Halaman 26

    Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (Satgas Waspada Investasi) masih dibutuhkan pada tahun 2010 untuk menyelesaikan dan melanjutkan program-program yang telah ditetapkan, Satgas Waspada Investasi diperpanjang masa kerjanya berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-328/BL/2010 tanggal 21 Juli 2010. Saat ini keanggotaan Satgas Waspada Investasi terdiri dari perwakilan pejabat/pegawai pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri - Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Satgas Waspada Investasi memiliki 2 program kerja yaitu Program Pencegahan dan Program Penanganan. Program Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi yang berupa Public Expose, penayangan iklan layanan masyarakat, penyebaran brosur dan poster, serta menyelenggarakan seminar/workshop di kota besar mengenai tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi. Tujuan pokok dari kegiatan pencegahan adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk penghimpunan dana dan pengelolaan investasi, baik yang legal maupun yang ilegal. Dengan demikian diharapkan akan timbul sikap kritis dan waspada pada masyarakat terhadap berbagai bentuk penawaran investasi. Penanganan atas kasus yang dilaporkan masyarakat diwujudkan dalam bentuk pertemuan antar instansi anggota Satgas Waspada Investasi untuk membahas kasus-kasus yang masuk, tindakan pemeriksaan atau penyidikan kasus, serta pemeriksaa/investigasi bersama atas suatu dugaan pelanggaran. Selama tahun 2010, sampai dengan akhir tahun Satgas Waspada Investasi telah melaksanakan 4 kali seminar/sosialisasi Waspada Investasi di 4 kota besar di Indonesia. Untuk lebih menyebarluaskan keberadaan Satgas Waspada Investasi dan program-programnya, sosialisasi juga dilaksanakan melalui talkshow Radio, penayangan iklan layanan masyarakat terkait Waspada Investasi di media cetak dan elektronik, serta 5 kali pameran/sosialisasi waspada investasi di pusat perbelanjaan. Dalam bidang penanganan kasus, selama tahun 2010 Satgas Waspada Investasi telah menangani 30 pengaduan masyarakat yang masuk.

    VI. KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS

    1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-line Trading di Pasar Modal Indonesia Perkembangan teknologi informasi dan tuntutan pelayanan cepat dan efisien merupakan bagian tantangan yang mesti dihadapi pelaku Pasar Modal. Perdagangan Efek melalui jaringan internet atau media lain yang memungkinkan investor menyampaikan order secara langsung kepada intermediari (disebut online trading) merupakan salah satu cara menjawab tantangan tersebut. Praktik online trading merupakan sesuatu yang lazim yang dilaksanakan di luar negeri, dan mendapat perhatian dan dukungan dari IOSCO melalui beberapa rekomendasi yang diterbitkannya sejak tahun 1998. Dalam menghadapi ketatnya persaingan on-line trading lintas negara maka menuntut kesiapan pelaku dan regulator. Hal ini akan diikuti dengan upaya penyiapan infrastruktur yang dibutuhkan pelaku dalam penerapan online trading. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan referensi dan

  • Halaman 27

    acuan yang komprehensif terkait penerapan online trading di Indonesia berupa kesiapan pelaku, praktik yang umum dilakukan, rekomendasi lembaga internasional, praktik dan pengaturan di luar negeri, hambatan yang dihadapi, dan kebutuhan infrastruktur sistem dan regulasi.

    2. Studi Tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder Asean Integrasi Pasar Sekunder Asean melalui ACE (Asean Common Exchange) Linkage merupakan strategi kerangka aliansi Bursa Efek di negara-negara anggota ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Phillipina, dan Vietnam) untuk menyediakan gateway yang memungkinkan Perusahaan Efek anggota Bursa Efek dari negara ASEAN dapat melakukan akses ke Bursa Efek domestik melalui pengembangan sistem order routing. Kajian yang mendalam perlu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri dalam rangka mewujudkan kerjasama bursa efek regional yang lebih baik bagi pengembangan pasar modal domestik di masa depan. Studi ini dimaksudkan untuk menganalisa manfaat dan biaya serta kesiapan inisitif ACE bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Pada akhirnya pasar modal Indonesia diharapkan dapat menghadapi persaingan regional dan global serta memiliki peran yang sangat diperhitungkan baik secara regional maupun global.

    3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Beberapa kasus yang terjadi dan juga perbedaan penafsiran atas beberapa ketentuan terkait dengan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa merupakan tantangan dan permasalahan yang berpotensi memberikan ketidakpastian hukum di Pasar Modal Indonesia. Tim reviu SRO yang terdiri dari Bapepam-LK dan SRO pada laporannya di tahun 2007 telah mengidentifikasikan kelemahan yang terjadi dalam proses penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa terutama dalam proses penanganan transaksi gagal bayar yang dilakukan oleh KPEI. Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji ulang peraturan terkait dengan praktik penjaminan Transaksi Bursa yaitu Peraturan Bapepam-LK Nomor: III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan Nomor: III.B.7 tentang Dana Jaminan jika dibandingkan dengan praktik penjaminan saat ini dan untuk mendapatkan referensi yang komprehensif terkait pola penjaminan dan penanganan kegagalan penyelesaian Transaksi Bursa berupa rekomendasi lembaga internasional dan praktik di luar negeri. Hasil studi ini akan dijadikan sebagai salah satu acuan dan referensi dalam melakukan perubahan kedua peraturan Bapepam-LK di atas.

    4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN) Dalam melakukan pengembangan pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN) Bapepam-LK perlu melakukan koordinasi dan pembahasan penyusunan kebijakan dengan semua pihak terkait khususnya BEI sehingga pengembangan pasar SBN dapat dilaksanakan secara komprehensif dan terkoordinasi. Koordinasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengaturan dan pengawasan perdagangan SBN. Pada tahun 2010, koordinasi pengembangan pasar SBN difokuskan pada upaya untuk mencapai efektifitas pengaturan dan pengawasan perdagangan SBN berupa pengembangan sistem pelaporan, perdagangan/kuotasi SBN melalui Centralized Trading Platform (CTP), pemantauan efektifitas implementasi peraturan X.M.3, dan pembahasan Global Master Repo Agreement (GMRA). Hasil koordinasi dan pembahasan dituangkan dalam satu bentuk Laporan Hasil Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder SBN yang disusun oleh Tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK.

  • Halaman 28

    5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Dalam rangka menindaklanjuti hasil review terhadap SRO yang dilakukan Bapepam-LK tahun 2007, dan dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan Bapepam-LK dan SROs sejak tahun 2009 telah dicanangkan pengembangan infrastruktur Pasar Modal dari segala dimensi yang terkait dengan pasar sekunder. Pengembangan dilaksanakan oleh satu Tim dibawah koordinasi Bapepam-LK yaitu Tim Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal. Terdapat 3 kegiatan utama dan 9 proyek penunjang dalam rangka pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Proyek utama terdiri dari pengembangan Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identity/SID), pengembangan Straight Through Processing (STP), dan pengembangan Data dan Informasi Warehouse. Sedangkan proyek penunjang merupakan kegiatan yang langsung terkait dan menjadi prasyarat suksesnya kegiatan utama di atas antara lain pelaporan Delivery Free of Payment (DFoP), kajian partisipasi kliring dan penjaminan dengan skema baru, pembentukan dana perlindungan pemodal, pelaporan MKBD dan penyusunan Pedoman Akuntasi Perusahaan Efek (PAPE). Pada tahun 2010 terdapat beberapa kegiatan penunjang yang sudah diimplementasikan antara lain analisis dormant account, pemberian fasilitas intraday dalam penyelesaian Transaksi Bursa oleh KPEI, dan pengembangan investor Area (AKSes). Disamping itu terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2010 namun berkelanjutan pada tahun 2011. Kegiatan pengembangan ini akan terus berlangsung sampai dengan tahun 2012.

    6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana Dalam menjalankan aktivitasnya mengelola portofolio investasi para Pemegang Unit Penyertaan, Manajer Investasi memerlukan berbagai biaya operasional serta mengenakan biaya dan komisi tertentu kepada pemodal. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai praktik pengungkapan dan pengenaan biaya dan komisi Reksa Dana di pasar modal Indonesia yang ada saat ini. Selain itu, studi ini menghimpun pandangan pemodal Reksa Dana dan Manajer Investasi mengenai biaya dan komisi Reksa Dana. Regulasi yang dikeluarkan oleh negara-negara lain juga dibahas untuk dapat dibandingkan dengan praktik yang berlaku di Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan peraturan yang ada saat ini dalam rangka memperkuat industri Reksa Dana serta memastikan perlindungan terhadap pemodal Reksa Dana di pasar modal Indonesia.

    7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Indonesia Pemodal wajib dilindungi dari kecurangan dan tindak pidana pasar modal serta mendapat jaminan atas penyampaian informasi material dan tepat waktu. Salah satu upaya perlindungan adalah melalui kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan. Khusus untuk Emiten dan Perusahaan Publik, kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan tersebut akan berlangsung selama perusahaan tersebut menggunakan dana masyarakat baik itu melalui penjualan bersifat ekuitas maupun utang. Kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan tersebut tentunya akan menimbulkan beban biaya bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Idealnya beban biaya yang harus ditanggung ini harus dipertimbangkan secara matang oleh Emiten dan Perusahaan Publik sebelum perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum dan juga menjadi pertimbangan bagi regulator sebelum mengeluarkan suatu peraturan sehingga ada keseimbangan antara manfaat yang diperoleh bagi dan biaya yang harus ditanggung oleh industri secara keselurahan. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi keterbukaan informasi apa saja

  • Halaman 29

    yang harus ditanggung oleh Emiten dan Perusahaan Publik serta menghitung besarnya biaya yang harus ditanggung dalam rangka pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi tersebut.

    8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia Studi ini bertujuan untuk menyusun database perusahaan yang berpotensi melakukan IPO serta menetapkan skema sosialisasi bagi perusahaan yang berpotensi IPO. Dalam studi ini, selain studi kepustakaan, juga dilakukan studi lapangan dengan melakukan wawancara dan diskusi intensif dengan narasumber dan beberapa pihak terkait serta melakukan penyebaran kuesioner. Adapun responden penelitian ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang belum melakukan Initial Public Offering (IPO) atau belum masuk pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Bapepam-LK dalam membuat kebijakan pengembangan pasar modal Indonesia.

    9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai Alternatif Investasi Studi ini bertujuan untuk memetakan karakteristik Modal Ventura Indonesia sebagai sumber pembiayaan ekonomi dan melakukan kajian terhadap aspek potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai alternatif tujuan investasi dalam Lembaga Keuangan Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi aspek-aspek pendukung yang mempengaruhi keputusan investasi guna pengembangan Perusahaan Modal Ventura baik dari sisi internal maupun sisi eksternal.

    10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan Studi ini dilakukan untuk mengetahui potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk bertindak sebagai pendiri Dana Pensiun, khususnya Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat BPD untuk menggunakan pengalaman mereka sebagai pengelola Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan keahlian mereka dalam mengelola keuangan. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mengembangkan industri Dana Pensiun di Indonesia.

    11. Kajian Standar Akuntansi Internasional Program Konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi program nasional, dan ditargetkan bahwa program tersebut akan tercapai pada tahun 2012. Sebagai regulator di bidang Pasar Modal dan industri keuangan non bank, Bapepam-LK secara aktif turut mendukung upaya pencapaian target tersebut baik secara langsung dan tidak langsung. Salah satu hal yang dilakukan Bapepam-LK adalah melakukan kajian terhadap standar akuntansi internasional yang dijadikan dasar dalam menyusun PSAK revisi, yaitu International Accounting Standards (IAS) dan IFRS. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya Bapepam-LK juga telah melakukan kajian serupa, dan hasilnya menjadi kontribusi dalam merevisi PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 22 tentang Kombinasi Bisnis dan PSAK 53 tentang Pembayaran Berbasis Saham. Untuk tahun 2010 ini Bapepam-LK melakukan kajian terhadap IAS 33 tentang Earning per Share. Hasil kajian dimaksud nantinya diharapkan dapat digunakan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sebagai bahan untuk merevisi PSAK 56 tentang Laba Per Saham. Selanjutnya, hasil PSAK 56 revisi tersebut

  • Halaman 30

    akan dijadikan acuan dalam merevisi peraturan Bapepam-LK terkait, antara lain Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

    12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) BAS merupakan interpretasi dan praktik terhadap suatu ketentuan di bidang akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf di biro teknis dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya. Pada tahun 2010 dilakukan penyusunan 2 BAS yaitu BAS 12 dan BAS 13. BAS 12 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi oleh Emiten atas transaksi akuisisi suatu entitas yang merupakan entitas sepengendali dari pembeli siaga dalam penawaran umum terbatas yang dilakukan oleh Emiten tersebut. Sedangkan BAS 13 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi atas menara telekomunikasi, apakah diperlakukan sebagai aset tetap atau properti investasi.

    13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS Dalam rangka mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS, salah satu hal yang penting dilakukan adalah sosialisasi dari standar akuntansi yang telah berbasis IFRS kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah memberikan kesadaran dan pemahaman kepada peserta bahwa terdapat perubahan atas sejumlah standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2011. Sampai dengan akhir tahun 2010 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah menerbitkan 16 PSAK dan 7 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2010 serta beberapa standar akuntansi lainnya yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2012. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan SRO dan asosiasi industri. Adapun peserta yang menjadi target dari sosialisasi ini adalah perusahaan yang berada dalam ruang lingkup pengawasan Bapepam-LK, yang meliputi Emiten, Perusahaan Publik, Perusahaan Efek, Manajer Investasi, Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian dan Dana Pensiun. Di samping itu sosialisasi juga diberikan kepada pegawai Bapepam-LK dan SRO sebagai regulator yang mengawasi kepatuhan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Selama bulan Juli sampai dengan November 2010 telah dilaksanakan sebanyak 9 kali sosialisasi yaitu untuk Perusahaan Efek, Manajer Investasi dan Bank Kustodian, pegawai Bapepam-LK serta SRO, Emiten dan Perusahaan Publik, Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian, dan Dana Pensiun. Program ini direncanakan akan berkelanjutan di tahun 2011, dengan materi sosialisasi berupa standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2012.

    14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7 Peraturan Nomor VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (VIII.G.7) yang dikeluarkan pada tanggal 13 Maret 2000 merupakan pedoman penyajian laporan keuangan bagi