55
PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE APRIL SAMPAI JUNI 2010 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : EMILIA SARI NIM: 107103000516 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010

PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI

HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE APRIL

SAMPAI JUNI 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

EMILIA SARI

NIM: 107103000516

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010

Page 2: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Oktober 2010

Emilia Sari

Page 3: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA TANGERANG

SELATAN PERIODE APRIL SAMPAI JUNI 2010

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Emilia Sari

NIM: 107103000516

Pembimbing

Dr. Riva Auda, SpA, MKes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010

Page 4: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA

TANGERANG SELATAN PERIODE APRIL SAMPAI JUNI 2010 yang

diajukan oleh Emilia Sari (NIM 107103000516), telah diujikan dalam sidang di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 7 Oktober 2010. Laporan penelitian

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.

Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 7 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Dan Pembimbing Penguji

Dr. Riva Auda, SpA, MKes Dr. Yanti Susianti, SpA

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr.(hc).MK. Tadjudin, SpAnd DR. Dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM

Page 5: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

v

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia

yang telah diberikan, yang telah mengizinkan saya untuk terus tumbuh dan belajar

menjadi seorang dewasa hingga tepat pada waktunya saya dapat menyelesaikan

penelitian ini. Saya menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1) Prof. DR.(hc). Dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan Dra.

Farida Hamid, Mpd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah kami

mahasiswa PSPD dan senantiasa memberikan semangat agar terus berjuang

untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

2) DR. Dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua

dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan kesempatan

untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di PSPD FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka

berikan.

3) Dr. Riva Auda, SpA, MKes selaku dosen pembimbing yang telah banyak

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan riset ini di tengah kesibukan beliau.

4) Drg. Laifa Annisa PhD selaku penanggung jawab riset PSPD 2007 yang selalu

mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.

5) Kedua orang tua yang saya cintai yang selalu memberi semangat dan dukungan

yang cinta kasihnya sepanjang masa, pengorbanannya tanpa pamrih, do’a dan

harapannya yang baik, senyumnya yang indah dan peluknya yang hangat. Terima

Page 6: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

vi

kasih atas segala kebaikan dan pelajaran kehidupan yang telah diberikan sampai

kini gadis kecil telah nenjadi dewasa semoga Allah membalas dengan surgaNya .

6) Adik – adik tersayang yang telah menemani perjalanan panjangku, selalu setia

untuk berbagi dalam suka dan duka.

7) Seluruh keluarga besar terima kasih atas dukungan materil dan moril yang tidak

ternilai harganya, semoga saya bisa membanggakan kalian.

8) Seluruh teman dan sahabat di: PSPD 2010 terutama Yurilla, Lydia, Hilya, Karina

dan Ida dan semua teman yang saya kenal. Terima kalian telah menjadi teman

dalam hidupku, terima kasih atas ilmu yang telah kalian bagi, kasih kalian telah

memberi warna dalam hidupku dan menjadikan duniaku begitu indah penuh

makna. Kenangan bersama kalian akan selalu kuingat. Sukses selalu untuk kita

semua amin.

Wassalamu’alaaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Jakarta, 7 Oktober 2010

Penulis

Page 7: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

vii

ABSTRAK

Nama : Emilia Sari

Program Studi : Pendidikan Dokter

Judul : PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA TANGERANG

SELATAN PERIODE APRIL SAMPAI JUNI 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian diare pada balita rawat inap

di wilayah Tangerang di rumah sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan pada

bulan April sampai Juni 2010. Penelitian ini dilakukan terhadap 79 sampel dengan

menggunakan desain deskriptif potong lintang, kemudian dilakukan analisia data

dengan SPSS 16. Hasil penelitian didapatkan prevalensi diare berdasarkan umur

tertinggi terjadi pada umur 0-2 tahun, 68 orang (86.1%). Berdasarkan jenis kelamin

kejadian diare tertinggi terjadi pada anak laki-laki, 42 orang (53,2 %). Terjadi diare

dengan dehidrasi ringan sedang 65 orang (82,3%) terjadi diare dengan dehidrasi berat

12 orang (15,2%) terjadi diare tanpa dehidrasi 2 orang (2,5%). Terjadi diare dengan

gizi buruk 1 orang (1,3%), terjadi diare dengan gizi kurang 25 orang (31.6%), diare

dengan gizi baik 37 orang (46,8%). Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

jumlah sampel yang lebih besar.

Kata kunci:

Diare pada balita rawat inap

Page 8: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

viii

ABSTRACT

Name : Emilia Sari

Study Program : Medical Education

Title : PREVALENCE OF DIARRHEA CHILDREN HOSPITAL

PATIENTS IN HOSPITAL BHINEKA BAKTI HUSADA

TANGERANG SELATAN PERIOD APRIL UNTIL JUNE

2010

This study aims to find the incidence of diarrhea in infants hospitalized in Tangerang

area hospital Bhineka Bakti Husada South Tangerang in April to June 2010. This

research was conducted on 79 samples using cross-sectional descriptive design, data

analisia then performed with SPSS 16. The results showed the highest prevalence of

diarrhea by age occurred at the age of 0-2 years, 68 men (86.1%). Based on the sex

of the highest incidence of diarrhea in young men, 42 women (53.2%). Diarrhea with

mild dehydration were 65 people (82.3%) occurred diarrhea with severe dehydration

12 people (15.2%), diarrhea without dehydration 2 people (2.5%). Diarrhea with

malnutrition 1 person (1.3%), diarrhea with good nutrition 37 people (46.8%). Need

to do further research with larger sample size.

Key words:

Diarrhea in infants hospitalized patients

Page 9: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................ Vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... Ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... Xi

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

1.4. Hipotesis Penelitian ………………………………………………

1.5. Manfaat Penelitian ……..…………………………………………

1.6. Ruang Lingkup Penelitian................................................................

3

4

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

2.1. Pengertian Diare akut ...................................................................... 5

2.2. Etiologi diare .................................................................................. 6

2.3. Patoginesis Diare ........................................ …………………….. 9

2.4. Gambaran Klinis ............................................................................. 13

2.5. Penatalaksanaan diare .................................................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 23

3.1. Desain Penelitian ............................................................................ 23

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 23

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 23

3.4. Penarikan Sampel ............................................................................ 26

3.6. Rencana manajemen dan analisi data .............................................. 26

3.6.1. Pengolahan Data…………………………………………………

3.6.2. Pengkajian Data………………………………………………….

3.6.3 Analisis Data…………..................................................................

3.6. 4 Interpretasi Data…………………………………………………

3.6.5 Laporan Data……………………………………………………

3.6.6 Variabel Penelitian Revisi Operational ......................................

26

26

26

26

26

26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ............................ 27

4.1. Prevalensi Diare Berdasarkan Umur .............................................. 29

4.2. Prevalensi Diare berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 29

4.3. Prevalensi Diare berdasarkan Tingkat Dehidrasi........................... 30

4.4. Tatalaksana Diare Berdasarkan Derajat Dehidrasi...................... 31

Page 10: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

x

4.5. Kejadian Diare Dengan Dehidrasi Berserta Lama Rawat……….

4.6. Kejadian Diare Dengan Penyakit Penyertaserta Lama Rawat......

4.8. Prevalensi Diare berdasarkan Status Gizi…………………………

32

34

35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 32

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 37

5.2. Saran ............................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

LAMPIRAN .................................................................................................... 40

Page 11: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

xi

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel 1. Etiologi infeksi gastroentritis pada anak……………… 7

2.1 Tabel 2. Penilaian derajat dehidrasi……………………………. 15

4.1. Tabel 4.1 Prevalensi Diare Berdasarkan Umur ........................... 24

4.2. Tabel 4.2 Prevalensi Diare berdasarkan Jenis Kelamin ............... 24

4.3. Tabel 4.3 Prevalensi Diare berdasarkan Penyakit Penyerta…… 25

4.4. Tabel 4.4 Prevalensi Diare berdasarkan Tingkat Dehidrasi....... 26

4.5. Tabel 4.5 Prevalensi Diare berdasarkan Lama Rawat…………

4.6. Tabel 4.6 Tatalaksana Diare berdasarkan Derajat Dehidrasi .....

4.7. Tabel 4.7 Prevalensi Diare berdasarkan Suhu Tubuh………..

4.8. Tabel 4. 8 Prevalensi Diare berdasarkan Status Gizi…………

27

28

29

30

31

Page 12: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

xii

Page 13: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang

termasuk di Indonesia. Diare merupakan salah satu penyebab kematian dan

kesakitan tertinggi pada anak, terutama anak usia di bawah 5 tahun. Diare

seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan

nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Bayi dan balita (anak di bawah lima

tahun) rentan sekali akan diare. Perkembangan sistem pencernaan dan kekebalan

tubuhnya yang belum optimal menyebabkan mereka mudah terserang diare akibat

bakteri atau virus. Tujuh belas persen kematian anak di dunia disebabkan oleh

diare, hasil riset Kesehatan Dasar 2007 di Indonesia diperoleh data diare masih

merupakan penyebab kematian bayi terbanyak yaitu 42% dibandingkan

pneumonia 24% untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare.

(UKK Gastro Hepatologi IDAI, 2009).

Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi di Indonesia sampai

saat ini. Menurut survey pemberantasan penyakit diare tahun 2000 bahwa angka

kesakitan atau insiden diare terdapat 301 per 1000 penduduk di Indonesia.

Menurut survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI

tahun 2000, bahwa 10% penyebab kematian bayi adalah diare. Data statistik

menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia

dan dua pertiganya adalah bayi dengan korban meninggal sekitar 600.000 jiwa.

(Depkes RI, 2000)

Walaupun saat ini angka kematian diare telah menurun, angka kesakitan

diare tetap tinggi baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di

Indonesia dilaporkan bahwa tiap anak mengalami diare sebanyak 1-2 episode per

tahun. Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2002-2003,

prevalensi diare pada anak-anak usia < 5 tahun di Indonesia: laki-laki 10,8 % dan

perempuan 11,2 %.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2003, penyakit diare menempati

urutan kelima dari 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit dan

Page 14: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

2

menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di Rumah Sakit. Berdasarkan

data tahun 2003 terlihat frekuensi kejadian luar biasa (KLB) penyakit diare

sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113 orang meninggal, dan Case

Fatality Rate (CFR) 2,92%. Kasus diare akut yang ditangani di praktek sehari-hari

berkisar 20% dari total kunjungan untuk usia di bawah 2 tahun dan 10% untuk

usia di bawah 3 tahun. (Surendran, 2008)

Prevalensi diare pada pasien balita RS Bhineka Bakti Husada Tangerang

Selatan pada tahun 2009 angka kejadian sebanyak 727 kasus, pada bulan April-

Juni 2009 angka kejadian diare 260. Berdasarkan uraian di atas karena belum ada

data tentang angka kejadian diare rawat inap di RS Bhineka Bakti Husada, untuk

membedakan besarnya angka kejadian diare rawat jalan dan rawat inap akan

dilakukan penelitian mengenai prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di

RS Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan pada bulan April sampai Juni 2010

dan menjadi Rumah Sakit pilihan peneliti karena Rumah Sakit Bhineka Bakti

Husada merupakan Rumah Sakit swasta yang kini menjadi pilihan masyarakat

dibandingkan dengan Rumah Sakit milik pemerintah dan juga karena rekap medis

yang lengkap sehingga sangat membantu peneliti.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana angka kesakitan pada balita akibat diare pada wilayah Tangerang

Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah Sakit

Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010.

2. Tujuan khusus

1. Mengetahui prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di RS Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010

berdasarkan umur.

Page 15: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

3

2. Mengetahui prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di RS Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010 berdasar

kan jenis kelamin.

3. Mengetahui prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di RS Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni berdasarkan

kejadian diare dengan penyakit penyertanya serta lama rawat.

4. Mengetahui prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit

Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010

berdasarkan keparahan dehirasi.

5. Mengetahui prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di RS Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010

berdasarkan kejadian diare dengan dehidrasi dan lama di rawat.

6. Mengetahui prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di RS Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010

berdasarkan tata laksana diare sesuai derajat dehidrasi

7. Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di RS Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010 berdasarkan

status gizi

1.4 Hipotesis Penelitian

Angka kesakitan pada balita akibat diare di RS Bhineka Bakti Husada

tinggi.

Page 16: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

4

1.5 Manfaat Penelitian

1. Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan

1. Memberikan gambaran tentang kejadian diare pada pasien balita rawat

inap di rumah sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan periode

April sampai Juni 2010 berdasarkan prevalensi kejadian penyakit diare

berdasarkan umur, jenis kelamin, status gizi, keparahan dehirasi, kejadian

diare dengan dehidrasi dan lama di rawat dan penyakit penyerta pada saat

timbulnya diare tersebut pada balita serta penangganannya sehingga pihak

Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang bisa memberikan

pengetahuan pada ibu tentang penyakit diare dan penyuluhan tentang

pencegahan diare pada balita.

2. Dari data ini dapat dilakukan penyajian informasi untuk mencegah diare

pada balita.

2. Bagi institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal bagi penelitian

selanjutnya.

3. Bagi peneliti

1. Merupakan pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian sederhana

dan mengaplikasikan ilmu tentang metodologi penelitian yang didapat di

bangku kuliah serta bermanfaat dalam menambah wawasan dan

pengetahuan.

2. Memperoleh keterampilan dan pengetahuan dalam melaksanakan

penelitian terutama dalam bidang kesehatan.

1.6 Ruang Lingkup penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang

Selatan periode April- Juni 2010

Page 17: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Diare akut

Diare akut adalah buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air

saja, dengan atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih

sering dari biasanya dalam 24 jam, dan berlangsung kurang dari 14 hari.

(Wiliam, 2007)

Menurut WHO secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya

defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai

dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara

klinik dibedakan tiga macam sindrom diare yaitu diare cair akut, disentri, dan

diare persisten. Sedangkan menurut menurut (Depkes RI, 2005) diare adalah suatu

penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja,

yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar

biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari Secara umum diare adalah buang air

besar (defekasi) dengan tinja bentuk cairan atau setengah cair. Definisi lain

memekai kriteria frekuensi yaitu buang air cair lebih dari 3 kali perhari. Buang air

besar cair tersebut dapat atau tanpa disertai darah dan lendir.

(Behrman, 2000 )

Penularan dan faktor resiko diare pada umumnya malalui cara fekal-oral

yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh enteropatogen atau

kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar

tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. Faktor risiko yang dapat

meningkatkan penularan enteropatogen antara lain: tidak memberi ASI sacara

penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi (ASI ekslusif), tidak memadainya

penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja dan kurangnya sarana. Selain hal-

hal tersebut, beberapa faktor pada penderita dapat meningkatkan kebersihan,

kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan

makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik.

Kecenderungan terjadinya penyakit diare antara lain: gizi buruk, imunodefisiensi,

Page 18: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

6

berkurangnya keasaman lambung, berkurangnya motalitas usus, menderita

campak 4 minggu terakhir dan faktor genetik. (Juffrie dkk, 2010)

2. 2 Etiologi

Penyebab pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh

gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik.

Etiologi diare pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi

kini, telah lebih dari 80% penyebabnya diketahui. Pada saat ini telah dapat

diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan

diare pada anak dan bayi. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah

Rotavirus (40 – 60%) sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus,

Cacivirus, Coronavirus dan Minirotavirus. Bakteri yang dapat menyebabkan diare

adalah Aeromonas hydrophili, Bacillus cereus, Compylobacter jejuni, E coli,

Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, Staphylococus aureus, Vibrio

cholerae dan Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit

adalah Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba

hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis

suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura. (Juffrie dkk, 2010)

Penyebab infeksi yang paling sering pada gastrointestinal adalah virus,

paling utama adalah rotavirus, kemungkinan 70-80 % pada kasus diare. Penyebab

dari bakteri 10-20 % kasus, sebanyak 10% adalah E.coli (Cohen dkk, 2006)

Page 19: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

7

Tabel 1. Etiologi infeksi gastroentritis pada anak.

Patogen Imflamatori

agent

Non- Imflamatori

agent

Virus

70-80%

Bakteri

10-20 %

Parasit

0-10 %

Salmonella

Shigella

Campylobactr

jejuni

Yersenia

enterocolitica

Enterohemorr

hagic E.coli

Clostridium difficile

Rotavirus

Enterik

adenovirus

Norwalk virus

Giardia lamblia

Crytosporidium

Entamoba

histolitica

Sumber : Cohen dkk, 2006

Page 20: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

8

Faktor penyebab diare

1. Faktor infeksi

a). Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama

diare pada anak, sebagi berikut:

Infeksi bakteri: Vibrio, Salmonella, shigella,

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya

Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,

poliomylitis) Adenovirus, astrovirus, dan lain-lain

Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,

Strongyloides) protozoa (Entamoeba histolitica, Giardia

lamblia, Trichomonas hominis) jamur (Candida albican)

b) Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut,

tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopeunomonia, ensefalitis, dan

sebaginya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak

berumur di bawah 2 tahun.

2. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,

maltosa dan sukrosa); monosakarida (intolerensi glukosa,

fruktosa dan galaktosa) pada bayi dan anak yang paling

penting dan paling sering adalah intolerensi laktosa.

3. Faktor makanan, makanan besi, makanan beracun atau alergi terhadap

makanan.

4. Faktor psikologi, rasa takut dan cemas (jarang tapi bisa terjadi pada anak

yang lebih besar). (Latief A dkk, 2002)

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita,

yaitu

( Depkes RI, 2007):

Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada

kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare

lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan

menderita dehidrasi berat lebih besar.

Page 21: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

9

Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan

pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan

botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam

dibiarkan di lingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus

yang parah karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri

penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut

beresiko terinfeksi diare.

Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan

beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman

akan berkembang biak.

Menggunakan air minum yang tercemar.

Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang

tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak

Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa

tinja tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau

bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat

menyebabkan infeksi pada manusia.

2.3 Patogenesis

Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang terjadi, sesuai dengan penyebab

diare. Virus dapat secara langsung merusak vili usus halus sehingga mengurangi

luas permukaan usus halus dan mempengaruhi mekanisme enzimatik yang

mengakibatkan terhambatnya perkembangan normal vili enterosit dari usus kecil

dan perubahan dalam struktur dan fungsi epitel. Perubahan ini menyebabkan

malabsorbsi dan motilitas abnormal dari usus selama infeksi rotavirus.

(Surendran S, 2008 )

Page 22: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

10

A. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare:

1. Gangguan osmotik

Makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik

dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi penggeseran air dan elektrolit ke

rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare

pula.

B. Mekanisme patogenesis terjadinya diare oleh beberapa kuman

a) Virus : beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam

epitel vili usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan

vili. Hilangnya sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi.

Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya

menjadi normal kembali.

b) Bakteri : 1) Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam

usus halus pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindari diri

dari penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang menyerupai

rambut getar disebut vili atau fimbria, yang melekat pada reseptor di

permukaan usus. Hal ini terjadi pada E.coli enterotoksigenik dan V.

cholerae. Pada beberapa keadaan, penempelan di mukosa dihubungkan

dengan perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas

penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan (misalnya infeksi E.coli

enteropatogenik atau enteroagregasi). 2) Toksin yang menyebabkan

sekresi E.coli enterotoksigenik, V. chorela dan beberapa bakteri lain yang

mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel. Toksin ini

Page 23: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

11

mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan mungkin meningkatkan

sekresi klorida dari kripta, yang menyebabkan sekresi air dan elekrolit. 3)

Invasi mukosa. Shigella, C.jejuni, E.coli dan Salmonella dapat

menyebabkan diare berdarah malalui invasi dan perusakan sel epitel

mukosa. Ini terjadi di sebagian besar di kolon dan bagian distal ileum.

Invasi diikuti pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial yang

menyebabkan adanya sel darah merah dan putih yang akan terlihat bila

adanya darah dalam tinja.

c) Protozoa : 1) Penempelan mukosa. Contoh Giardia lamblia dan

Cryptospiridium menempel pada usus halus dan menyebabkan

pemendekan vili, yang kemungkinan menyebabkan diare. 2) Invasi

mukosa. Entamoeba histolitika menyebabkan diare dengan cara

menginvasi epitel mukosa di kolon (atau ileum) yang menyebabkan mikro

abses dan ulkus. Pada manusia 90 % infeksi ini terjadi karena strain yang

tidak ganas, dalam hal ini tidak ada invasi ke mukosa dan tidak timbul

gejala atau tanda-tanda meskipun kista amoeba dan tropozoit mungkin ada

dalam tinja. (Szajewska dan Mukowics, 2005)

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi:

1. Kehilangan air (dehidrasi) adalah kehilangan air (output ) lebih banyak

dari pemasukan (input)

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis) Terjadi karena :

a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja

b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna

sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.

c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.

d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria).

Page 24: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

12

Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan,

pernafasan bersifat cepat, teratur dan dalam (pernafasan Kussmaul).

(Suharyono, 2000)

3. Hipoglikemia

Hal ini terjadi karena :

a) Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu.

Adanya gangguan absopsi glukosa (walaupun jarang). Gejala hipoglikemia

akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg % pada bayi

dan 50 mg % pada anak-anak. Gejala hipoglikemia tersebut dapat berupa :

lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai

koma. (Suharyono, 2000)

4. Gangguan Gizi

Hal ini disebabkan :

a) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan atau

muntahnya akan bertambah hebat.

b) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan susu

yang encer ini diberikan terlalu lama.

Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsopsi dengan

baik karena adanya hiperperistaltik. (Suharyono, 2000)

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, dapat terjadi

gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya

perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,

dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak, kesadaran menurun dan bila

tidak segera ditolong penderita dapat meninggal. (Suharyono, 2000)

Page 25: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

13

2.4 Gambaran klinis

Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu

makan berkurang atau tak ada. Kemudian timbul diare. Tinja cair, mungkin

disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama makin berubah menjadi kehijau-

hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul

lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat

banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi dalam usus

selama diare. Gejala muntah dapat timbul sesudah atau sebelum diare dan dapat

disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan

asam basa dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak; yaitu berat badan turun,

turgor berkurang, mata dan ubun-ubun menjadi membesar dan cekung (pada

bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan

banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan

berat. Bila berdasarkan tonisitas plasma dibagi menjadi dehidrasi hipotonik,

isotonik, hipertonik. (IDAI, 2010)

Pasien diare yang dirawat biasanya sudah dalam dehidrasi berat dengan

rata-rata kehilangan cairan sebanyak 12,5%. Pada penderita dehidrasi berat,

volume darah dapat berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik

dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah

menurun, pasien sangat lemah dan kesadaran menurun (apatis, somnolen, kadang

sampai soporokomateus). Dehidrasi dapat mengakibatkan diuresis berkurang

(oligoria sampai anuria). Bila telah terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak

pucat dengan pernafasan cepat dan dalam (pernafasan kussmaul). Asidosis

metabolik terjadi karena (1) Kehilangan NaHCO3 melalui tinja, (2) Ketosis

kelaparan, (3) Produk-produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat

dikeluarkan (karena oligoria atau anuria), (4) Perpindahan ion natrium dari cairan

ekstra sel ke cairan intrasel, (5) Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan).

(Suharyono, 2000)

Page 26: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

14

2.5 Tata laksana pada diare akut adalah :

1. Mencegah terjadinya dehidrasi (apabila tidak ada tanda-tanda dehidrasi): dapat

dilakukan mulai dari rumah dengan memberi minum lebih banyak dengan

cairan rumah tangga yang di anjurkan, seperti air tajin, kuah sayur, air sop,

bila tidak sanggup memberikan cairan rumah tangga maka dianjurkan

pemberian air matang.

2. Memperbaikai kondisi dehidrasi (apabila sudah dehidrasi); memberikan

makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita

terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya

berat badan.

Mengobati masalah lain; apabila ditemukan diare disertai penyakit lain, maka

di berikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan dehidrasi.

(Pedoman tatalaksana diare Dinkes Sulawesi Selatan, 2006 )

Prinsip Tata laksana Penderita Diare

a) Mencegah terjanya dehidrasi

Mencegah terjadinya dehidasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan

memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan

seperti air tajin , kuah sayur, air sup.

Macam cairan yang dapat digunakan akan tergantung pada :

Kebiasaan setempat dalam mengobati diare

Tersedianya cairan sari makanan yang cocok

Jangkauan pelayanan Kesehatan

Tersedianya oralit

Bila tidak mungkin memberikan cairan rumah tangga yang diajukan , berikan air

matang.

b) Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke

petugas atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan

Page 27: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

15

tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera

diberikan cairan intravena dengan Ringer Laktat sebelum dilanjutkan terapi oral

c) Memberi makanan

Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada penderita

terutama pada anak agar tetap kuat serta mencegah berkurangnya berat badan.

Berikan cairan termasuk oralit dan makanan sesuai yang dianjurkan. Anak yang

masih mimun ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula

diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi

yang telah mendapat makanan padat harus diberikan makananyang mudah dicerna

sedikit sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra

diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.

d) Tata laksana diare sesuai derajat dehidrasi

Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka

diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi.

Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare. ( Pedoman

tatalaksana diare Dinkes Sulawesi Selatan, 2006 )

Page 28: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

16

Tabel 2. Penilaian derajat dehidrasi

Penilaian A B C

1.lihat

Keadaan Umum

Mata

Air Mata

Mulut & Lidah

Rasa Haus

2. Periksa

Turgor Kulit

3.Derajat dehidrasi

Baik , Sadar

Normal

Ada

Basah

Minun biasa

Tidak Hasus

Kembali capat

Tanpa

Dehidrasi

Gelisa, Rewel

Cekung

Tidak ada

Kering

* Haus , Ingin

banyakMinum

* Kembali tambat

Dehidrasi ringan/

sedang

Bila ada 1 tanda *

Ditambah 1 atau

Lebih tanda lain

Lesu, lunglai atau tidak ada

Sangat cekung dan kering

Tidak ada

Sangat Kering

Malas minun atau

Tidak bisa minum

Kembali Sangat Lambat

Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda

Ditambah 1 atau

Lebih tanda lain

4. Terapi Rencana

terapi A

Rencana terapi B Rencana terapi C

Derajat Dehidrasi menurut MTBS departemen RI tahun 2006

Cara membaca tabel untuk menentukan kesimpulan derajat dehidrasi :

Baca tabel penilaian derajat dehidrasi dari kolom kanan ke kiri ( C ke A )

Kesimpulan derajat dehidrasi penderita ditentukan dari adanya 1 gejala kunci

(yang diberi tanda bintang ) ditambah minimal 1 gejala yang lain ( minimal 1

gejala ) pada kolom yang sama.

Page 29: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

17

RENCANA TERAPI A

UNTUK MENGOBATI DIARE DIRUMAH

(Penderita diare tanpa dehidrasi )

1. Berikan anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah dehidrasi,

berikan makanan untuk mencegah kurang gizi dan bawa anak ke petugas

kesehatan jika dalam tiga hari tidak membaik.

2. Mengajari ibu untuk:

Teruskan mengobati anak diare dirumah

Berikan terapi awal bila terkena diare lagi

Menerangkan tiga cara terapi diare dirumah

1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah

dehidrasi

2. Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti larutan oralit,

makanan yang cair (seperti sup,air tajin ) dan kalau tidak ada air

matang . Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam

kotak dibawah (catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan

belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang

dari pada makanan yang cair ). Berikan larutan ini sebanyak anak

mau, berikan jumlah larutan oralit seperti dibawah. Teruskan

pemberian larutan ini hingga diare berhenti.

3. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi

4. Teruskan ASI

5. Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan, untuk

anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat , dapat

diberikan susu

6. Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat

a. Berikan bubur bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan,

sayur, daging atau ikan ,tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak

sayur tiap porsi

Page 30: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

18

b. Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan

kalium

c. Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk

makanan dengan baik

d. Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali

sehari

e. Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan diberikan

porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu

7. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3

hari atau menderita sebagai berikut :

Buang air besar cair lebih sering

Muntah berulang-ulang

Rasa haus yang nyata

8. Anak harus diberi oralit dirumah bila :

Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C

Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburuk

9. Berikan tablet zink

- Dosis zinc untuk anak-anak

Anak di bawah umur 6 bulan: 10 mg (1/2 tablet) per hari

Anak di umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari

Zinc diberikan selama10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah

sembuh dari diare. Cara pemberian zinc untuk bayi, tablet zinc dapat di

larutkan dengan air matang, ASI atau oralit. Untuk anak-anak zinc

dapat di kunyah larutkan dalam air matang atau oralit.

Page 31: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

19

10. Jika akan di berikan oralit di rumah, maka di perlukan oralit dengan

formula baru

Formula oralit baru yang berasal dari WHO dengan komposisi sebagai

berikut:

Natrium : 75 mmol/L

Klorida : 65 mmol/L

Glukosa, anhydrous : 75 mmol/L

Kalium : 20 mmol/L

Sitrat : 10 mmol/L

Total osmolaritas : 245 mmol/L

11. Ketentuan pemberian oralit formulaa baru

Berikan kepada ibu 2 bungkus oralit formula baru

Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang untuk

persediaan 24 jam

Berikan oralit pada anak setiap kali buang air besar dengan ketentuan

sebagai berikut;

o Untuk anak berumur kurang dari 2 tahun : berikan 50 sampai

100 ml tiap kali buang air besar

o Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100- 200 ml tiap kali

buang air besar

Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa maka

harus dibuang.

Page 32: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

20

12. Cara memberikan oralit

Berikan tiap satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak di bawah

umur 2 tahun

Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua

Bila anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian berikan cairan lebih

lama tiap 2-3 menit

Bila diare masih berlanjut setelah oralit habis, beritau ibu untuk

memberikan cairan seperti yang telah dijelaskan di atas atau

kembali kepada petugas untuk mendapatkan tambahan oralit.

RENCANA TERAPI B

UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

1. Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama

ORALIT yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan

penderita

( kg ) dengan 75 ml

Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan

di lapangan berikan oralit sesuai tabel dibawah ini

Umur < 1 Tahun 1 – 4 Tahun > 5 Tahun

Jumlah ORALIT 300 ml 600 ml 1200 ml

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah

Bujuk ibu untuk meneruskan ASI

Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100 -

200 ml air masak selama masa ini

Page 33: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

21

2. Setelah 3-4 jam nilai kembali anak kemudian pilih Rencana Terapi A , B

atau C untuk melanjutkan terapi

Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila dehidrasi telah

hilang anak biasanya kemudian mengantuk dan tidur

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang ulang Rencana terapi B ,

tetapi tawarkan makanan susu dan sari buah seperti rencana terapi A

Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan rencana terapi C

( Rencana terapi C diare dehidrasi BERAT )

Mulai diberi cairan IV segera bila penderita bisa minum , berikan oralit.

Sewaktu cairan IV dimulai beri 100 ml/kg. Cairan Ringer Laklat ( atau cairan

normal selain Ringer laktat apabila tidak tersedia )

Dibagi sebagai berikut.

Umur

Pemberian 1-

30

ml/kg dalam

Kemudian 70

ml/kg dalam

Bayi < 1 tahun

Anak =1 tahun

1 jam*

½ jam*

5 jam

2 ½ jam

* Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

Periksa kembali anak setiap 1-2 jam. Jika status dehidrasi belum membaik,

beri tetesan intra vena lebih cepat.

Juga berikan oralit (kira-kira ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum,

biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tablet

zink sesuai petunjuk.

Periksa kembali bayi setelah 6 jam atau ank setelah 3 jam kemudian

klarifikasi dehidrasi, selanjutnya pilih terapi yang sesuai (A,B atau C)

untuk melanjutkan pengobatan.

Page 34: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

22

Apabila ada fasilitas pemberian terapi intravena terdekat (dalam 30 menit)

rujuk segera untuk pengobatan intravena.

Jika anak masih bisa minum berikan oralit dan tunjukan cara

meminumkannya pada anak sedikit demi sedikit dalam perjalanannya.

(MTBS departemen RI, 2006)

Page 35: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

23

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode pengumpulan data

secara cross sectional untuk mengetahui prevalensi diare pada pasien balita rawat

inap di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan periode April

sampai Juni 2010.

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April- Juni 2010. Pengambilan

sampel dilakukan di RS Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan. Pengumpulan

data dilakukan pada bulan April- Juni 2010

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah sekelompok subjek atau data dengan karakteristik

tertentu. Populasi target adalah bagian dari populasi yang ditentukan oleh

karakteristik klinis dan demografik yang merupakan sasaran akhir penerapan

hasil penelitian. Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang

dibatasi tempat dan waktu.

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua anak yang mengalami

diare dengan dehidrasi ringan sedang sampai berat disertai atau tanpa

penyerta penyakit lain, di RS Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan pada

tahun 2010 yang memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam penelitian ini.

2. Sampel penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah pasien diare yang berobat di Rumah Sakit

Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan dan memenuhi kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi. Anak dengan diare atau diare dengan dehidrasi ringan

Page 36: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

24

sedang sampai berat disertai atau tanpa penyerta penyakit lain tata laksana

yang diberikan sesuai dengan derajat dehidrasi.

3. Kriteria Inklusi

Pasien balita penderita diare yang dirawat di Rumah Sakit Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan.

Mempunyai alamat yang lengkap dan tercatat di buku register rawat

inap dan berada di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang

Selatan pada tahun 2010.

4. Kriteria Ekslusi

Pasien balita penderita diare rawat jalan di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan.

Pasien penderita diare di atas umur lima tahun yang berobat ke

Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan.

3.4 Penarikan Sampel

Mengunakan teknik non random sampling berupa accidental sampling dilakukan

dengan menggambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia dari

bulan April- Juni 2010.

3.5. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dan kemudian diolah

dengan menggunakan program SPSS for window.

Cara pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan komputer yang meliputi

editing, koding, dan tabulating data.

1. Editing

Editing ini dapat berupa koreksi terhadap kesalahan angka, huruf ataupun data-

data yang dapat di jadikan responden dari data yang di peroleh.

2. Koding

Setelah data diteliti, langkah berikutnya adalah memberi kode angka pada pada

atribut variabel untuk memudahkan analisis data.

3. Tabulasi data

Page 37: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

25

Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari tiap

variabel yang diteliti analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik

yang sesuai dan hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tekstular dan

tabular Interpretasi data dilakukan secara deskriptif. Data yang telah disusun

dalam bentuk laporan hasil penelitian dipresentasikan teman sejawat dan staf

pengajar.

3.6.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operational

Umur: yaitu responden yang berusia <5 tahun yang dinyatakan sebagai

pasien diare.

Jenis kelamin: yaitu jenis kelamin responden yaitu laki dan perempuan

yang mengalami diare yang berobat ke Rumah Sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan

Lama rawat: yaitu lamanya responden di rawat di Rumah Sakit Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan pada bulan April-Juni 2010

Penyakit penyerta: yaitu responden yang mengalami diare dengan penyakit

penyerta

Derajat dehidrasi: yaitu pasien diare yang di rawat di Rumah Sakit

Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan dengan dehidrasi ringan sedang

sampai berat

Terapi: yaitu penatalaksanaan yang diberikan pada pasien diare dengan

dehidrasi ringan sedang sampai berat di Rumah Sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan

Status gizi : yaitu status gizi responden saat diare yang berobat ke Rumah

Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan.

Page 38: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

26

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di rumah Sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan dari bulan April- Juni 2010 tentang prevalensi diare

pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang

Selatan, pada tahun 2009 angka kejadian sebanyak 727 kasus, pada bulan April-

Juni 2009 angka kejadian diare 260 kasus. Pada periode April- Juni 2010 angka

kejadian diare pada balita di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang

Selatan sebanyak 146 kasus yaitu 79 kasus diare pada pasien balita rawat inap dan

67 kasus pada pasien balita rawat jalan.

4.1 Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang periode April sampai Juni 2010 berdasarkan umur.

Tabel 4.1 Prevalensi diare berdasarkan umur

Berdasarkan Umur Jumlah Persentase (%)

0-2 tahun

2-3 tahun

3-5 tahun

68

8

3

86.1

10.1

3.8

Total 79 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 Menyatakan bahwa tingginya kejadian diare pada

pasien balita rawat inap di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan

tertinggi terjadi di usia 0-2 tahun 68 orang (86.1 %), di usia 2-3 tahun 8 orang

(10.1%), usia 3-5 tahun 3 orang (3.8 %). Prevalensi ini sesuai dengan (Surendran,

2008) yaitu berdasarkan data tahun 2003 terlihat frekuensi kejadian penyakit diare

sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113 orang meninggal, dan Case

Fatality Rate (CFR) 2,92%. Kasus diare akut yang ditangani di praktek sehari-hari

berkisar 20% dari total kunjungan untuk usia di bawah 2 tahun dan 10% untuk

usia di bawah 3 tahun.

Page 39: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

27

Menurut Biro Pusat Statistik 2003, prevalensi diare pada anak di Indonesia

adalah 19,4% (usia 6-11 bulan), 14,8% (usia 12-13 bulan) dan 12 % (usia 24-35

bulan). Hal ini sesuai dengan teori secara fisiologis, enzim-enzim pada anak

kurang dari 2 tahun belum bekerja secara sempurna. Sehingga pencernan dan

penyerapan makanan belum optimal. Selain itu, cara makan anak yang cenderung

tidak mengunyah makanan mempesulit proses pencernaan. Proses pencernaan dan

penyerapan makanan berlangsung sempurna pada anak usia 2-3 tahun.

(Behrman, 2000)

Faktor lain yang menyebabkan tingginya prevalensi kejadian diare di usia 0- 2

tahun Kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor pejamu meningkatkan

kerentanan terhadap diare seperti:

1. Tidak memberikan ASI sampai usia 2 tahun karena ASI mengandung

antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab

diare seperti : Shigella dan cholerae

2. Kurang gizi dan beratnya penyakit, risiko kematian karena diare

meningkat pada anak-anak yang menderita gangguan gizi terutama pada

penderita gizi buruk.

3. Imunodefesiensi /Imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya berlangsung

sementara, misalnya sesudah infeksi virus ( seperti campak ) atau mungkin

yang berlangsung lama.

4. Secara proposional, diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55

%). (Dinkes Sulawesi Selatan, 2006 )

Page 40: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

28

4.2 Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010 berdasarkan Jenis

Kelamin.

Tabel 4.2 Prevalensi diare berdasarkan jenis kelamin

Kejadian Diare

Berdasarkan

Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki

Perempuan

42

37

53,2

46,8

Total 79 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 Menyatakan bahwa tingginya prevalensi diare pada

pasien balita rawat inap di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan

berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebesar 53% ( 42 responden ) sedangkan

perempuan sebesar 46,8 % (37 responden ) berdasarkan tabel diatas didapatkan

kejadian diare lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki dari pada

perempuan. Namun penelitian ini berbeda dengan survei demografi kesehatan

Indonesia tahun 2002-2003, prevalensi diare pada anak-anak usia < 5 tahun di

Indonesia: laki-laki 10,8 % dan perempuan 11,2 % menyatakan angka kejadian

diare pada jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada jenis kelamin laki-laki

namun penyebab terjadinya perbedaan kejadian diare pada jenis kelamin tersebut

belum diketahui.

Page 41: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

29

4.3 Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010 berdasarkan

keparahan dehidrasi.

Tabel 4.3 Prevalensi diare berdasarkan tingkat dehidrasi

Kejadian Diare

Berdasarkan Derajat

Dehidrasi

Frekuensi Persentase (%)

Tanpa dehidrasi

Dengan dehidrasi berat

Dengan dehidrasi ringan

sedang

2

12

65

2.5

15.2

82.3

Total 79 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 Menyatakan bahwa kejadian diare dengan dehidrasi

ringan sedang memilili frekuensi tertinggi sebesar 82.3% (65 responden).

Kejadian diare dengan dehidrasi berat sebesar 15,2 % (12 responden). Sedangkan

kejadian diare tanpa dehidrasi sebesar 2.5 % (2 reponden).

Page 42: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

30

4.4 Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang periode April sampai Juni 2010, berdasrkan

penatalaksanaannya.

Tabel 4.4 Tatalaksana diare berdasarkan derajat dehidrasi

Tatalaksana diare

berdasarkan derajat

dehidrasi

Frekuensi Persentase (%)

1. Dehidrasi ringan

sedang terapi infus

2. Dehidrasi ringan

sedang tanpa infus

3. Dehidrasi berat

terapi infus

4. Tanpa dehidrasi

terapi infus

5. Tanpa dehidrasi

terapi tanpa infuse

22

43

12

1

1

27.8

54.4

15.2

1.3

1.3

Total 79 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 Menyatakan bahwa pasien diare dengan dehidrasi

ringan sedang mendapat terapi tanpa infus memiliki kejadian tertinggi yaitu 54,4

% (43 responden). Diare dengan dehidarasi ringan sedang terapi infus 27,8% (22

responden). Diare dengan dehidrasi berat terapi infus 15,2 % (12 responden).

Diare tanpa dehidrasi terapi infus 1,3 % (1 responden). Diare tanpa dehidrasi

terapi tanpa infus 1,3% (1 reponden).

Page 43: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

31

4.5 Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010, yaitu kejadian

diare dengan dehidrasi berdasarkan lama rawat

Tabel 4.4 Kejadian diare dengan dehidrasi berdasarkan lama rawat

Kejadian Diare Berdasarkan

Lama Rawat Frekuensi Persentase (%)

1. Dehidrasi ringan sedang

lama rawat 1-3 hari

2. Dehidrasi ringan sedang

lama rawat 4-5 hari

3. Dehidrasi berat lama rawat

1-2 hari

4. Dehidrasi berat lama rawat

3-5

5. Tanpa dehidrasi lama rawat

1-2

6. Tanpa dehidrasi lama rawat

3-5

41

24

3

9

1

1

51.9

30.4

3.8

11.4

1.3

1.3

Total 79 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 menyatakan bahwa kejadian diare dengan dehidrasi

ringan sedang lama rawat 1-3 hari memiliki kejadian paling tinggi 51,9 % (41

responden). Diare dengan dehidrasi ringan sedang lama rawat 4-5 hari sebanyak

30,4 % (24 responden). Diare dengan dehidrasi berat lama rawat 1-2 hari 3,8 % (3

responden). Diare dengan dehidarsi berat lama rawat 3-5 sebanyak 11,4 % (9

responden). Diare tanpa dehidrasi mendapat terapi rawat inap 1-2 hari sabanyak

1,3 % (1 responden). Diare tanpa dehidarsi lama rawat 3-5 hari sebanyak 1,3 % (1

responden).

Page 44: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

32

Berdasarkan tabel 4.3, 4.4 dan tabel 4.5 menyatakan bahwa prevalensi diare

pada balita rawat inap di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan

dengan dehidrasi berat sebesar 15,2 % ( 12 responden), sesuai dengan terapi

menurut WHO 2008 dan MTBS Departemen Kesehatan RI 2006 untuk pasien

balita dengan dehidrasi berat harus dirawat di Rumah Sakit, sedangkan pasien

balita diare dengan dehidrasi ringan sedang sebesar 82,3 % ( 65 reponden)

mendapat terapi rawat inap disebabkan oleh umur pasien yang menderita diare di

bawah satu tahun yang merupakan indikasi untuk dirawat dan juga disebabkan

oleh penyakit penyerta dan status gizi pasien balita yang kurang. Sedangkan

pasien diare tanpa dehidrasi mendapat terapi rawat inap dikarenakan pasien

merupakan pasien menderita diare morbili tanpa dehidrasi mendapat terapi infus

dan diare dengan ISPA tanpa dehidrasi mendapat terapi rawat inap tanpa infus

selama 3 hari (1 reponden morbili dan 1 reponden ISPA). Dengan demikian

pasien dehidrasi berat, ringan sedang dengan penyakit penyerta dan pasien dirawat

dengan diare tanpa dehidrasi disebabkan karena gizi buruk yang merupakan

indikasi untuk menjalankan terapi rawat inap. (WHO, 2008 dan MTBS

Departemen Kesehatan RI, 2006)

Page 45: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

33

4.6 Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010 berdasarkan

kejadian diare dengan penyakit penyerta serta lama rawat

Tabel 4.5 kejadian diare dengan penyakit penyerta serta lama rawat

Kejadian diare dengan

penyakit penyerta serta lama

rawat

Frekuensi

1-2 hari

3-5 hari

6

13

Total 19

Diare dengan penyakit

penyerta

Lama rawat

Morbili

TB (2 responden)

ISPA

Sepsis

Dispepsia

UTI

ISPA

Morbili

Demam

Batuk dengan dehidrasi berat

TB (4 responden)

Disentri

TB

Pneumonia lobaris

Tb dengan dehidrasi berat

2 hari

2 hari

2 hari

2 hari

2 hari

3 hari

3 hari

3 hari

3 hari

3 hari

4 hari

4 hari

5 hari

5 hari

5 hari

Total 19

Berdasarkan tabel 4.5. Di dapatkan pasien balita diare rawat inap di Rumah

Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang periode April-Juni 2010 yang menderita

diare dengan penyakit penyerta sebanyak 21 responden dan pasien diare tanpa

penyakit penyerta sebanyak 58 responden, pasien diare dengan penyakit TB

Page 46: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

34

menjalani rawat inap 4 hari sebanyak 4 responden, diare dengan Morbili

menjalani rawat inap 2 hari, diare dengan TB menjalani rawat inap selama 2 hari,

diare dengan UTI disertai dehidrasi berat menjalani rawat inap selama 3 hari,

diare dengan ISPA menjalani rawat inap selama 3 hari, pasien diare dengan batuk

dan disertai dehidrasi berat menjalani rawat inap selama 3 hari, diare dengan ISPA

menjalani rawat inap selama 2 hari, diare dengan sepsis serta dehidrasi berat

menjalani rawat inap salama 2 hari, diare dengan Tb Paru menjalani rawat inap 2

hari, diare dengan pnemonia lobaris menjalani rawat inap selama 5 hari, diare

dengan dispepsia menjalani rawat inap selama 2 hari, diare dengan morbili

menjalani rawat inap selama 3 hari, diare disertai demam menjalani rawat inap

selama 3 hari, diare dengan TB menjalani rawat inap selama 5 hari, diare dengan

TB disertai dehidrasi berat menjalani rawat inap selama 5 hari serta diare dengan

disentri menjalani rawat inap selama 4 hari. Penyakit penyerta tertinggi TB

sebanyak 8 responden (10 %). Pasien diare dengan penyakit penyerta harus

mendapat terapi sesuai penyakit dan indikasi dengan tetap mendahulukan terapi

untuk dehidrasi jika pasien diare dengan penyakit penyerta di sertai dehidrasi

(Behrman, 2010)

4.7 Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di rumah sakit Bhineka Bakti

Husada Tangerang Selatan periode April sampai Juni 2010 berdasarkan status

gizi

Tabel 4.6 kejadian diare berdasarkan status gizi

Kejadian Diare

Berdasarkan

Status Gizi

Jumlah Persentase (%)

gizi buruk

gizi kurang

gizi baik

gizi lebih

1

25

37

16

1.3

31.6

46.8

20.3

Total 79 100,0

Page 47: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

35

Berdasarkan tabel 4.6 menyatakan bahwa pasien balita diare rawat inap di

rumah sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan yang menderita diare

dengan status gizi buruk sebesar 1.3%, (1 responden) diare dengan gizi kurang

31.6% (25 responden), diare dengan gizi baik 46.8 % (37 responden), dan diare

juga terjadi pada pasien balita dengan gizi lebih 20.3 % (16 responden). Penilaian

status gizi ini dilakukan dengan BB/U pengukuran status gizi lebih akurat

dilakukan dengan BB/TB namun karena keterbatasan data yang tersedia sehingga

status gizi dihitung dengan BB/U, status gizi pada balita sangat berkaitan dengan

sistem pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit karena beberapa zat gizi

sangat berguna untuk sistem kekebalan tubuh untuk terhindar dari infeksi maupun

penyakit salah satunya ada diare

( Firmansyah, 2004)

Page 48: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Prevalensi diare pada pasien balita rawat inap di Rumah Sakit Bhineka

Bakti Husada Tangerang Selatan, berdasarkan tertinggi terjadi di usia 0-1

tahun tahun sebanyak 51,9 %, umur 1-2,5 tahun Sebanyak 39,2 %.

2. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi tertinggi adalah laki-laki sebesar

53% (42 responden)sedangkan perempuan sebesar 46,8 % (37 responden).

3. Diare dengan dehidrasi berat sebesar 15,2 % (12 responden) diare dengan

ringan sedang 82,3 % (65 responden) dan pasien tanpa dehidrasi 2,5 % (2

responden).

4. Kejadian diare dengan penyakit penyerta pada pasien balita diare rawat

inap di rumah sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang Selatan sebanyak 6

responden (31.6 %) dengan penyakit penyerta lama rawat 1-2 hari dan 13

responden (68,4 %) pasein diare dengan penyakit penyerta lama rawat 3-5

hari.

5. Kejadian diare dengan status gizi buruk sebesar 1.3% (1 responden), diare

dengan gizi kurang 31.6% (25 responden), diare dengan gizi baik 46.8 %

(37 responden), diare dengan gizi lebih 20.3 % (16 responden).

Page 49: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

37

3.6 Saran

Kepada Petugas kesehatan rumah sakit agar sering mengadakan pertemuan

dengan masyarakat khususnya ibu-ibu untuk menjelaskan faktor-faktor

resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada balita

Untuk meningkatkan pengetahuan terhadapa kejadian diare pada balita

diharapkan petugas kesehatan mampu memberikan jawaban dan informasi

yang di butuhkan oleh orang tua pasien agar mengerti tentang bahayanya

penyakit diare tersebut.

Untuk mengurangi kejadian pasien datang dengan diare dengan dehidrasi

maka di harapkan petugas kesehatan dapat memberikan pengetahuan

tentang pemberian oralit kepada orang tua pasien agar pasien mendapat

pertolongan pertama.

Untuk mengurangi angka kejadian diare di daerah tersebut tidak hanya

diperankan oleh petugas kesehatan, tetapi juga dibutuhkan partisipasi dari

masyarakat khusunya ibu-ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan dan

prilaku sehat serta memiliki keinginan untuk mencari tahu tentang diare.

Rumah sakit berkerja sama dengan Puskesmas untuk mengadakan

penyuluhan tentang diare dan bagaimana cara menaggulanginya kejadian

diare khususnya untuk daerah Tangerang.

Page 50: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

38

DAFTAR PUSTAKA

Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson ilmu kesehatan anak. Vol 2.

Ed 15. Jakarta : EGC. 2000. h1273

Buku Ajar Gastroenterologi-hepatologi. Jilid 1. UKK gastroenterology-

hepatologi IDAI 2010 hal.146

Cohen, M., Reeves, S.,Staat, M., Xanthakos, s. 2006. Evidence-Based

Clinical Care Guidline Acute Gastroenteritis In Children Aged 2 month

though 5 years. Cincinati children’s medical Center.

Firmansyah, Agus. Pencegahan dan Pengobatan Diare pada Anak.2004.

http://[email protected]

Juffire M, Mulyani NS. Modul Pelatihan Diare. UKK Gastro-Hepatologi

IDAI. 2009

Latief,Abdul et al. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1.Cetakan X.

FKUI. Jakarta : 2002. Hlm 283-294.

Richard EB, Robert MK, Ann MA, Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Nelson

Vol.I.2000. Jakarta:EGC

Suparto P. Sumbangan dan peran kaum professional dalam mendukung

program penyakit saluran cerna di era otonomi. Kumpulan makalah Kongres

Nasional 11 BKGA Bandung. 2003

Surendran S, Rotavirus infection: molecular changes and pathophysiology

EXCLI Journal 2008;7:154-162

Page 51: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

39

Asnil P, Noerasid H, Suraatmaja S. Gastroenteritis Akut dalam;

Suharyono, Boediarso Aswita, Halimun (editor). Gastroenterologi Anak

Praktis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.

Suharyono,Aswitha.B,H,Halimun.EM. Dalam Gastroenterologi Anak

Praktis.Balai penerbit FKUI. Cetakan 2 Behram, Kliegman, Arvin. Dalam

Nelsom Ilmu Kesehatan Anak. vol2. ed15. EGC: Jakarta, 2000.hlm 889-93.

Lucacik m, Ronal L.Thomas, jacob. Aranda. A Metaanlisis the effect of

oral zincin the treatment of acut n persisten diarhea. 2007. Disitirisasi dari

www. Pediactrics.org

Maskiah, Tesis. Kesepakatan inter observer pada tatalaksana diare akut di

rumah sakit pendidikan, 2007.

Irwanto. Roim A,Sudarmo,SM. Diare akut pada anak. Diagnosisi dan

penatalaksanaan. Ed.1 jakarta 2002. Salemba medikal.

http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman tatalaksanadiare.pdf

Page 52: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

40

Lampiran 1

2. Berdasar Kanjenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 42 53.2 53.2 53.2

perempuan 37 46.8 46.8 100.0

Total 79 100.0 100.0

1. Diare Berdasarkan Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0-2 tahun 68 86.1 86.1 86.1

2-3 tahun 8 10.1 10.1 96.2

3-5 tahun 3 3.8 3.8 100.0

Total 79 100.0 100.0

Page 53: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

41

3. Lama Rawat

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Va

lid

dehidrasi ringan

sedang lama rawat 1-

3 hari

41 51.9 51.9 51.9

dehidrasi ringan

sedang lama rawat 4-

5 hari

24 30.4 30.4 82.3

dehidrasi berat lama

rawat 1-2 hari 3 3.8 3.8 86.1

dehidrasi berat lama

rawat 3-5 9 11.4 11.4 97.5

tanpa dehidrasi lana

rawat 1-2 1 1.3 1.3 98.7

tanpa dehidrasi lama

rawat 3-5 1 1.3 1.3 100.0

Total 79 100.0 100.0

4. Penyakit penyerta

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1-2 hari 6 31.6 31.6 31.6

3-5 hari 13 68.4 68.4 100.0

Total 19 100.0 100.0

Page 54: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

42

5. Derajat Dehidrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tanpa dehidrasi 2 2.5 2.5 2.5

dehidrasi ringan sedang 65 82.3 82.3 84.8

dehidrasi berat 12 15.2 15.2 100.0

Total 79 100.0 100.0

6. Terapi Berdasarkan Dehidrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid dehidrasi ringan,sedang

terapi infus 18 22.8 22.8 22.8

dehidrasi ringan sedang

terapi tanpa infus 43 54.4 54.4 77.2

dehidrasi berat terapi infus 16 20.3 20.3 97.5

tidak dehidrasi terapi infus 1 1.3 1.3 98.7

tidak dehidrasi terapi tanpa

infus 1 1.3 1.3 100.0

Total 79 100.0 100.0

Page 55: PREVALENSI DIARE PADA PASIEN BALITA RAWAT INAP DI …€¦ · PREVALENSI DIARE. PADA . PASIEN . BALITA. RAWAT INAP. DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI . HUSADA TANGERANG SELATAN PERIODE

43

7. Status Gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid gizi buruk 1 1.3 1.3 1.3

gizi kurang 25 31.6 31.6 32.9

gizi baik 37 46.8 46.8 79.7

gizi lebih 16 20.3 20.3 100.0

Total 79 100.0 100.0