Author
dasan-ucupperz
View
62
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
siip
BUSANA PRIA
Pokok Bahasan : Konsep Dasar Busana Pria
Sob Pokok Bahasan : Pengertian Busana Pria, Jenis Model Busana Pria
Sesuai Dengan Kesempatan, Pemilihan Warna,
Corak, Tekstur, dan Jenis Kain
Untuk Busana Pria
Tujuan Khusus Perkuliahan :
Mahasiswa memahami konsep dasar busana pria yang meliputi pengertian busana
pria, jenis model busana pria sesuai dengan kesempatan, pemilihan warna, corak, tekstur, dan
jenis kain untuk busana pria.
Materi Perkuliahan
1. Pengrtiam Busana Pria
Busana dalam pengertian sempit dapat diartikan bahan tekstil yang disampirkan atau
dipakai untuk menutupi tubuh seseorang yang langsung menutupi kulit seseorang ataupun
yang tidak langsung menutupi kulit.
( Arifah A. Riyanto 2003)
Pengertian busana tersebut dijadikan acuan dalam mengartikan busana pria, sehingga yang
dimaksud dengan busana pria adalah busana yang digunakan oleh pria untuk menutupi
tubuhnya yang terbuat dari bahan tekstil baik yang langsung menutupi kulit seseorang
ataupun yang tidak langsung menutupi kulit.
Menurut jenisnya busana pria dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Busana yang langsung menutupi kulit, seperti : Singlet, celana dalam, dsb.
b. Busana yang tidak langsung menutupi kulit, seperti; Kemeja, pantalon, kamar jas, kimono,
jaket, jas, dsb.
2. Jenis Model Busana Pria Sesuai Kesempatan
Busana pria memiliki ciri model sbb :
a. Sederhana baik dilihat dari model, penggunaan warna, corak, tekstur, maupun hiasannya.
b. Praktis, dalam arti mudah untuk dipakai dan dibuka
c. Memiliki garis yang tegas, artinya bahwa garis-garis yang digunakan dalam model busana
pria pada umumnya menggunakan garis-garis yang lurus.
Model busana pria sesuai dengan kesempatan
a. Model busana pria untuk kesempatan resmi
1) Model busana pria untuk kesempatan pelantikan
2) Model busana pria untuk acara pernikahan
Dapat menggunakan busana daerah/adat, dapat pula menggunakan jas
yang dilengkapi dasi, tetapi bahan dan warna untuk jas dan celana panjang yang digunakan
dapat berbeda
3) Model busana pria untuk kesempatan kuliah
Dapat menggunakan busana model kemeja dan
celana panjang
b. Model busana pria untuk kesempatan rekreasi
1) Model busana pria untuk rekreasi ke gunung
Dapat menggunakan kaos oblong tangan
panjang atau pendek dan celana panjang, dilengkapi
dengan jaket, terbuat dari bahan yang dapat memberikan
rasa hangat pada badan
2) Model busana pria untuk rekreasi ke pantai
Dapat menggunakan kemeja berlengan pendek
dan celana pendek
c. Model busana pria untuk kesempatan tidur
Dapat menggunakan piyama berlengan panjang atau
pendek, berkerah atau tidak, dengan celana panjang atau
pendek
d. Model busana pria untuk kesempatan khusus
1) Model busana pria untuk acara keagamaan
Dapat menggunakan busana model taqwa dengan
celana panjang
2) Model busana pria untuk melayat
Dapat menggunakan kemeja berlengan panjang dan
celana panjang yang warnanya dipilih warna gelap
3. Warna Kain Busana Pria
Pemilihan warna yang tepat pada pembuatan busana akan membuat busana terlihat
lebih indah. Warna menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005:9) dapat didefinisikan secara
obyektif (fisik) yaitu “Sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif (psikologis)
sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan”, sedangkan menurut G. Buttler, M
(1975:47) warna adalah “Salah satu unsur dari desain yang dapat mengambarkan identitas
dan kepribadian seseorang.”
Warna menurut Maitland (Sulasmi, 2002: 33) dapat dibagi menjadi warna dingin,
warna panas dan warna netral. Warna dingin yakni unsur warna yang mengandung warna
biru dan hijau. Warna ini akan memberi kesan mengecilkan objek, sehingga seseorang akan
kelihatan lebih kecil dari keadaan sebenarnya.Warna panas yakni unsur warna yang
mengandung warna merah dan kuning. Warna ini akan memberi kesan membesarkan objek,
sehingga seseorang akan terlihat lebih besar dari keadaan yang sebenarnya. Warna-warna
yang netral seperti warna hitam, putih, coklat, krem dan abu-abu. Berikut ini contoh-contoh
warna.
Warna-Warna Dingin
Warna-Warna Pana
Warna-Warna Netral
Warna tidak hanya memiliki sifat, namun warna juga memiliki dimensi warna yaitu
hue, value dan intensitas. Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama suatu
warna, seperti merah, biru , hijau, dan sebagainya. Value adalah tingkat kecerahan suatu
warna, seperti merah tua, merah muda, sedangkan intensitas atau chroma adalah dimensi
yang menjelaskan cerah atau kusamnya suatu warna. Intensitas dapat diperoleh dari
mencampurkan hue dengan warna-warna netral seperti putih, abu-abu atau hitam.
Warna-warna yang dipilih untuk pembuatan busana pria lebih mengarah pada warna
kebiruan tau warna kecoklatan
4. Corak Kain Busana Pria
Corak kain adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian yang dibentuk dari berbagai
macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-
bentuk alam, flora, fauna, manusia, benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Pembuatan
corak dimaksudkan untuk memperindah penampilan kain, dan memberikan kesan tertentu
pada pemakainya.
Corak dapat dibedakan menjadi :
a. Corak natural
b. Corak stilasi atau renggaan, yaitu modifikasi bentuk alam menjadi bentuk baru
dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya.
c. Corak geometris, yaitu corak-corak yang diambil dari bentuk yang ada dalam ilmu
pasti, misalnya bentuk persegi, kotak, bulat, lonjong, segitiga, dan jajaran genjang.
d. Corak abstrak, yaitu corak yang bentuk dan wujudnya tidak jelas, dapat berupa
coretan atau kelompok beberapa warna yang dicampuradukan.
Contoh macam-macam corak kain untuk busana pria :
Corak Geometris
Corak Natural
Corak Abstrak
5. Tekstur Kain Busana Pria
Tekstur menurut Sadjiman Ebdi S. (2006:62) adalah “Sifat/kesan permukaan suatu
bahan sehubungan dengan pegangan serta penampilan permukaannya.” Tekstur ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya jenis serat, jenis benang, cara pembuatan kain dan cara
penyelesaian akhir.
Kain atau tekstil dalam pembuatan busana dapat mempengaruhi model busana, dalam
arti tidak setiap kain cocok untuk bermacam-macam model busana, melainkan setiap model
busana memerlukan bahan dengan tekstur tertentu.
Mengidentifikasi suatu tekstur pada kain, dapat digunakan beberapa pengukuran yang
bersifat indrawi yang diidentifikasikan dalam beberapa bentuk, seperti:
a. Indikasi perabaan
1) Kasar: Cocok digunakan untuk kesempatan rekreasi/petualangan.
2) Lembut: Nyaman digunakan, cocok untuk berbagai busana wanita.
3) Bergelombang: Cocok digunakan untuk baju hangat, seperti jaket atau sweater.
b. Indikasi visual
1) Kusam: Kain dengan indikasi visual kusam memberi kesan figur menjadi lebih kuat,
cocok untuk busana kerja/seragam ataupun busana santai.
2) Tembus terang: Tidak dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada bentuk badan,
cocok untuk busana pesta.
3) Berkilau: Tekstur kain dengan indikasi visual berkilau akan memberi kesan mewah,
sehingga tekstur ini tidak cocok diterapkan untuk busana kuliah.
c. Indikasi dimensi kain
1) Tebal: Tekstur tebal memiliki kemampuan untuk menutupi bentuk tubuh, cocok
digunakan pada busana yang dipakai untuk aktifitas dengan dinamika tinggi, seperti
celana panjang.
2) Tipis: Tekstur tipis sering dianalogikan sebagai tekstur yang transparan, namun
sesungguhnya kenampakan transparan tersebut hanya sebagai efek dari jalinan serat
yang tipis, dan tidak terjadi pada semua jenis kain yang bertekstur tipis. Tekstur ini
sering dimanfaatkan untuk blus, kemeja, dan kadang-kadang untuk rok, namun harus
ditambah dengan kain furing.
d. Indikasi jatuhnya kain
1) Kaku: Suatu bahan diindikasikan memiliki tekstur kaku adalah dari cara jatuhnya yang
tidak sempurna. Tekstur ini cocok diterapkan untuk busana-busana resmi seperti jas,
blazer, dan pantalon.
2) Melangsai/lemas: Kain dengan tekstur ini dapat diamati dari jatuhnya bahan yang
sempurna. Cocok diterapkan pada model rok kerut, setengah lingkaran dan rok pias.
6. Kain Busana Pria
Kain merupakan hasil proses dari benang-benang yang ditenun atau dirajut. Kain terdiri dari
berbagai macam dan jenisnya, penggunaannya juga tidak terbatas untuk keperluan sandang
saja, oleh karena itu menurut Jumaeri ( 1977: 151-164) kain dapat digolongkan menurut
fungsi atau kegunaanya, proses pembuatannya, dan beratnya.
Kain menurut beratnya dibagi menjadi empat, yaitu kain ringan, kain medium, kain setengah
berat dan kain berat. Berat kain ini diperlukan untuk keperluan industri pembuatan tekstil dan
perdagangan tekstil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Klasifikasi Kain Berdasarkan Berat Kain
No. Jenis Kain Berat Kain Contoh kain
1. Kain ringan 60 g/m2 kain Batiste, kain lawn, kain nainsook, kain voile, kain organdy dan kain dimity.
2. Kain medium 60-140 g/m2. kain percale, kain cambric, kain mori,
kain gingham, kain chambray dan kain blacu.
3. Kain setengah berat
140-250 g/m2 Kain suiting, seperti kain tropical, kain
gabardine, kain drill.
4. Kain berat >250 g/m2 Kain kanvas, kain tweed.
Kemeja
Kemeja dari bahasa Portugis ; camisa, adalah sebuah baju atau pakaian atas, terutama untuk
pria. Pakaian ini menutupi tangan, bahu, dada sampai perut.
Nama lain kemeja yang masih dekat dengan bentuk aslinya adalah kamisa.
Blus dari bahasa Perancis
Hem dari bahasa Belanda
Kemeja merupakan bagian busana yang menutupi badan bagian atas yang mempunyai
belahan pada bagian depan.
Yang harus diperhatikan dalam memilih kemeja :
1. Model kerah
Yang paling menarik perhatian orang pada kemeja adalah pada bagian kerah sampai
ke dada.
Desain kerah adalah hal yang utama yang membedakan model kemeja. Sebuah kemeja
tampak formal atau tidak antara lain ditentukan oleh kerahnya. Semakin kaku kerahnya
kemeja akan tampak semakin formal.
Kerah harus seimbang dengan bentuk muka, sehingga bentuk kerah harus bisa melembutkan
bentuk muka yang persegi atau mengurangi bulatnya bentuk muka.
Memilih kerah kemeja menurut Alan Flusser dalam buku Style and The Man adalah sebagai
berikut :
a. Pria bertubuh kecil dengan wajah mungil sebaiknya jangan menggunakan kemeja
yang tinggi kerahnya lebih dari 8 cm.
b. Pria gemuk atau bertubuh kekar kurang cocok bila mengenakan kemeja berkerah kecil
c. Pria berleher panjang sebaiknya memilih model kerah yang cukup tinggi.
d. Pria berwajah lebar atau bulat jangan memilih model kerah yang bersudut (tempat
simpul dasi) melebar
e. Kerah bersudut sempit kurang cocok untuk pria yang berwajah panjang karena akan
memberikan kesan wajah semakin panjang.
f. Pria berleher pendek dan gemuk sebaiknya menghindari kerah bermodel tinggi karena
akan " menenggelamkan " leher.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat kerah adalah :
a. Kerah jangan sampai membuat pemakainya merasa tercekik
b. Harus ada ruang antara leher dan kerah kemeja yaitu 2 jari diantara kerah dan dasi agar
lega bernafas.
2. Motif/ corak
Motif sangat menetukan penampilan kemeja. Bila memilih motif kemeja bergaris,
perhatikan bahwa garis-garis pada lengan harus bertemu dengan garis-garis pada lapisan
dibelakang bahu. Garis-garis pada saku harus berternu pula dengan garis-garis kemeja. Untuk
kemeja kotak-kotak, motif kotak-kotak harus tidak terputus oleh sambungan pada bahu,
lengan serta pada sisi kanan dan kiri kemeja.
Bila membeli kemeja batik , perhatikan jahitan pada pundak, lengan, samping, dada
dan saku. Kemeja batik yang baik, motif pada semua bagian kemeja tidak terputus. Bila batik
bermotif simetris, bagian manset lengan dan kerah harus sama dengan motifnya dikedua sisi.
3. Warna
Warna sangat berpengaruh pada kemeja. Sejak zaman dulu kemeja putih dikenal
sebagai busana para bangsawan. Dalam buku Men's Wardrobe Seri Chic Simple
disebutkan, para bangsawan Eropa abad ke-17 biasa mengenakan kemeja putih yang
dihias renda pada bagian dada dan lengan. Mereka juga biasa tampil dengan kemeja putih
pada saat mengenakan busana tuxedo, busana yang berasal dari kalangan bangsawan
Inggris. Sampai pada abad ke - 19 kemeja putih dianggap paling elegan. Dulu pria yang
memakai kemeja putih dianggap kaya karena memiliki uang untuk sering mengganti
kemeja dengan yang putih bersih. Kemeja putih dianggap sebagai busana pria yang
bekerja di tempat bersih.
4. Ukuran
Ukuran harus cukup enak bila dipakai untuk duduk maupun bergerak. Bagian dada
dan pinggang ukurannya tetap pas setelah dicuci atau ukuran tubuh sedikit berubah. Kerung
lengan terasa nyaman di ketiak, titak membatasi gerak lengan dan tidak membuat lengan
kemeja tertarik ke atas pada waktu membengkokan siku. Bila mengenakan jas, lengan kemeja
jangan sampai tertarik ke dalam lengan jas.
Bagian-bagian pada Kemeja
1. Belahan Muka
Belahan muka merupakan bagian kemeja yang terdapat pada bagian depan sebagai
pembuka dan letak kancing. Pada umumnya jumlah kancing dibelahan muka terdapat tujuh
buah. Berikut ini beberapa macam model belahan muka dan letak kancing pada kemeja pria
yaitu :
a. Belahan muka box pleat, yaitu belahan muka sampai bawah dengan jumlah kancing
sebanyak tujuh buah dan setikan jahitan pada bagian kanan. Jarak antar kancing yaitu
3 cm, lebar jarak setikan antara 1-2 cm dan panjang belahan muka disesuaikan dengan
panjang kemeja yaitu antara 50-55 cm.
Belahan muka model box pleat
Sumber : www.raresplendors.com
b. Belahan muka French, yaitu belahan muka sampai bawah dengan jumlah kancing
sebanyak tujuh buah, dan tanpa setikan jahitan pada bagian kanan. Panjang belahan
muka yaitu antara 50-55 cm.
Belahan muka French
Sumber : www.raresplendors.com
c. Belahan muka hidden button ,yaitu belahan muka sampai bawah dengan letak kancing
tersembunyi dibalik belahan muka dengan setikan jahitan pada bagian kanan. Panjang
belahan muka yaitu antara 50-55 cm.
Belahan muka hidden button
Sumber : www.raresplendors.com
d. Belahan muka slip over ,yaitu belahan muka hanya sampai dada dengan jumlah
kancing sebanyak tiga buah. Panjang belahan muka yaitu antara 15-20 cm.
Belahan muka slip over
Sumber : www.raresplendors.com
e. Belahan muka dress tail, yaitu belahan muka dengan letak kancing paling atas tidak
tampak dari luar atau tersembunyi, sehingga letak belahan muka cenderung lebar ke
bagian muka sebelah kiri.
Belahan Muka Model Box Pleat
Sumber : www.raresplendors.com
2. Kerah
Kerah merupakan penampilan dekoratif dan fungsinal pada garis leher dan merupakan
bagian dari busana. Fungsi kerah untuk menyelesaikan garis leher. Penyelesaian kerah dapat
digabungkan pada busana atau diselesaikan terpisah. Macam-macam model kerah pada
kemeja yaitu:
a. Pin collar , yaitu model kerah yang kedua kelepaknya dihubungkan peniti yang
berukuran besar. Tetapi model kerah seperti ini sudah jarang sekali dikenakan. Tinggi
kerah 5-7 cm.
Pin collar
Sumber : www.thomaspink.com
b. Band collar, yaitu kerah yang berdiri mengelilingi lubang lingkar leher dengan tinggi
ban kerah yaitu 2-3 cm. Band collar lebih dikenal sebagai kemeja berkerah Nehru
atau Mandarin collar. Contoh band collar yaitu :
Band collar
Sumber : www.shortshrifted.com
c. Tab collar, yaitu kerah yang diantara kedua kelepak kerah diberi semacam lidah kecil
untuk menautkan kelepaknya agar sudut tempat simpul dasi menjadi lebih sempit,
namun lebih rapi. Tinggi kerah yaitu 7-8 cm
Tab collar
Sumber : www.thomaspink.com
d. Button down collar, yaitu kerah dengan kancing di kedua ujungnya. Kerah ini
biasanya dikenakan dengan dasi. Tinggi kerah antara 7-8 cm.
Button down collar
Sumber : www.thomaspink.com
e. Club (rounded) collar, yaitu kerah dengan bentuk melengkung pada bagian ujungnya,
lebar daun kerah yaitu 5-6 cm.
Club collar
Sumber : www.gentlemenways.com
f. Wings collar, yaitu kerah yang pada kedua ujungnya berbentuk segitiga kecil, dan
biasa digunakan bersama dasi kupu-kupu dan busana tuxedo. Lebar daun kerah yaitu
antara 4-8 cm. kemudian ujung kerah dilipat keluar. Contoh gambar:
Wings collar
Sumber : www.thomaspink.com
g. Straight (turn-down collar), yaitu kerah yang bentuknya mirip model button-down
collar, namun tidak berkancing dikedua ujungnya. Ujung kerahnya ada yang turun 6-7
cm.
Turn down collar
Sumber : www.gentlemenways.com
h. English spread atau cutaway collar , memiliki sudut kerah yang lebar, sehingga jarak
kedua ujung kerah menjadi jauh. Tinggi kerah yaitu 6-7 cm.
English spread collar
Sumber : www.thomaspink.com
i. Extreme Cutaway collar , yaitu kerah yang memilki sudut kerah yang sangat lebar dan
jarak antara kedua ujung sangat jauh, dan lebar lidah kerah terlihat sangat panjang dan
cenderung lurus. Kerah ini untuk simpul dasi yang berukuran besar.
Extreme cutaway collar
Sumber : www.thomaspink.com
3. Lengan
Lengan merupakan bagian dari busana yang terdiri dari model lengan pendek dan
lengan panjang. Pemilihan model lengan yang baik sesuai dengan bentuk lengan, yang dapat
membuat penampilan menarik dan serasi. Dari segi bentuk dan model terdapat bermaca-
macam model lengan pendek pada kemeja yaitu :
a. Lengan model plain hern , yaitu lengan pendek berbentuk lurus, tinggi lengan antara
25-28 cm,
b. Lengan model plain hern with vent, yaitu lengan pendek berbentuk segitiga pada
bagian tengahnya,
c. Lengan false, yaitu lengan pendek berbentuk lurus dengan lipatan ke bagian atas,
tinggi lipatan yaitu 2-3 cm.
d. Lengan false with vent , yaitu lengan berbentuk segitiga pada bagian tengah dengan
lipatan ke bagian atas, tinggi lipatan 2-3 cm.
e. Lengan false cuff, yaitu lengan pendek berbentuk segitiga pada bagian tengah dan
menggunakan hiasan kancing pada kedua sisinya.
a. b.
c. d. e.
Macam-macam Model Lengan Pendek
Sumber : www.raresplendors.com
Keterangan gambar :
a. Lengan model plain hern d. Lengan model false with vent,
b. Lengan model plain hern with vent e. Lengan model false cuff
c. Lengan model false
4. Saku
Saku atau kantong , adalah bagian dari busana yang berfungsi sebagai hiasan atau untuk
menempatkan sesuatu. Saku mempunyai fungsi untuk menyimpan atau membawa sesuatu,
selain itu saku dapat menambah nilai keindahan busana pada pemakainya. Saku di kemeja
biasanya ditempatkan di dada bagian kiri atau pada kedua bagian kanan dan kiri. Tinggi saku
pada umumnya yaitu antara 12- 15 cm sedangkan lebarnya yaitu antara 11-14 cm.
Macam-macam model saku dengan penutup yang terdapat pada kemeja, yaitu :
a. Saku western panhandle pocket, yaitu saku berbentuk segitiga dengan menggunakan
penutup saku, ukuran tinggi tutup saku yaitu antara 5 -7 cm.
b. Saku box pleat flap, yaitu saku berbentuk segienam dengan menggunakan penutup
saku dengan bentuk variasi lengkungan, tinggi penutup saku yaitu antara 6-8 cm.
c. Saku regular dress flap, yaitu saku berbentuk segitiga diujung bawah dan berbentuk
melengkung pada kedua sisi dan menggunakan penutup saku dengan tinggi antara 5-7
cm.
a. b. c.
Macam-macam saku tempel dengan penutup
Sumber : www.raresplendors.com
Keterangan gambar :
a. Saku model western panhandle pocketb. Saku model box pleat flap,c. Saku model regular dress flap
Model saku kemeja tanpa penutup, yaitu :
a. Saku inverted pleat, yaitu saku tanpa penutup berbentuk segienam dan keliman
jahitan dengan tinggi antara 2 - 4 cm.
b. Saku box pleat, yaitu saku tanpa penutup berbentuk segienam dengan variasi lipatan
yang berukuran antara 3 – 5 cm.
c. Saku regular sport, yaitu saku tanpa penutup berbentuk segitiga diujung bawah dan
berbentuk melengkung pada kedua sisi dan variasi keliman setikan berbentuk segitiga.
d. Saku classic, yaitu saku berbentuk segienam tanpa penutup dan setikan dengan tinggi
2 – 4 cm.
Gambar desain saku tersebut:
a. b. c. d.
Gambar 2.19 : Macam-macam saku tempel tanpa penutup
Sumber : www.raresplendors.com
Keterangan gambar :
a. saku model inverted pleatb. saku model box pleatc. saku model regular sportd. saku model classic
Khususnya pada kemeja untuk acara resmi, saku pada kemeja dapat menggunakan
saku dalam, yaitu dengan bentuk saku pase poile atau saku vest. Letak saku terdapat pada
bagian depan kemeja yaitu pada bagian kanan dan kiri bawah atau pada dada sebelah kiri.
Ukuran lebar saku yaitu antara 15-18 cm. Tinggi lidah saku yaitu 1-1,5 cm.
Saku Dalam pada Kemeja
4. Manset
Manset, yaitu sepotong ban pada dasar lengan kemeja, bisa merupakan bagian dari
lengan kemeja itu sendiri yang membalik, ataupun bagian terpisah yang dipasangkan pada
lengan kemeja.
Beberapa macam model manset yang biasa terdapat pada lengan kemeja yaitu:
a. Manset angle cut, yaitu manset dengan bentuk potongan asimetris pada bagian letak
kancing, tinggi manset yaitu antara 5-7 cm
b. Manset one button, yaitu manset dengan bentuk melengkung pada bagian letak
kancing,
c. Manset two button, yaitu manset berbentuk persegi dengan penerapan dua buah
kancing sebagai variasi jarak antar kancing yaitu 2-3 cm
d. Manset angle cut french, yaitu manset berbentuk persegi yang terdapat lipatan
kebagian atas sebagai variasi model
e. Manset round corner french, yaitu manset berbentuk melengkung dan modelnya
dilipat keatas sebagai variasi model manset, tinggi lipatan yaitu sama dengan tinggi
manset antara 5 – 7 cm
f. Manset cufflink, yaitu manset berbentuk persegi dengan penerapan satu kancing
g. Manset french, yaitu manset berbentuk persegi dengan variasi lipatan keatas dan
penerapan lubang kancing, tinggi manset antara 3- 4 cm lebih pendek dibandingkan
tinggi manset pada umumnya.
a. b. c. d.
e. f. g.
Macam-macam Bentuk Manset Kemeja
sumber : www.gentlemanways.com
Keterangan gambar :
a. Manset model angle cut b. Manset model one button e. Manset model round corner frenchc. Manset model two button f. Manset model cufflink
d. Manset model angle cut French g. Manset model French
5. Belahan Manset
Pada manset atau lengan panjang terdapat sleeve placket atau belahan manset. Panjang
belahan manset yaitu 5-7 cm dan lebar 2-2,5 cm dengan bentuk lancip diujungnya.
Sleeve placket atau belahan manset
Sumber : www.raresplendors.com
6. Garis Yoke
Garis yoke, yaitu garis yang berfungsi sebagai garis hiasan pada bagian belakang
kemeja. Bentuknya dijahit berlawanan arah dengan motif kain pada pola badan. Tinggi garis
yoke yaitu antara 9 – 12 cm. Terdapat dua macam garis yoke yaitu :
1. Garis yoke model one piece yoke yang mengarah horizontal
2.3.4. . 2.
5.6.7.8.
Garis yoke model two piece
1.2.3.4. yoke yang terdapat garis potongan di bagian tengah, kedua bagian
mempunyai panjang yang sama.
5.6. Macam-macam gambar garis yoke : děti
CARA MEMBUAT GAMBAR POLA KEMEJA PRIA
1. Menentukan garis dada, garis pinggang dan garis pinggul.
Tentukan titik A lalu buatlah garis vertikal dan horisontal yang saling berpotongan di titik A tersebut.Dibawah A tentukan titik B dimana AB = panjang punggung.Buatlah garis horisontal yang melalui titik B dan garis itu disebut garis dada.Dibawah B tentukan titik C dimana AC = panjang pinggang.Buatlah garis horisontal yang melalui titik C dan garis itu disebut garis pinggang.Dibawah C tentukan titik D dimana AD = panjang pinggul.Buatlah garis horisontal yang melalui titik D dan garis itu disebut garis pinggul.Dibawah D tentukan titik lalu buatlah garis horisontal yang merupakan batas bawah panjang kemeja pria.
2. Kemeja pria dipakai masuk celana bawahan (model jahitan samping lurus). Khusus untuk model jahitan samping lurus, yaitu kemeja pria yang semestinya ketika dipakai selalu masuk celana yang sedang dipakai, seperti kemeja seragam sekolah, kemeja untuk kerja baik di kantor maupun sales yang perlu berpakaian rapi, dan sebagainya.
2.a. Menggambar pola dasar bagian depan.
Sebelah kanan A ada titik E dimana AE = setengah dari lebar leher, atau bila yang diukur lingkar leher, makaAE = seperenam dari lingkar leher.Diatas B tentukan titik F, dimana BF = kontrol kemiringan bahu.Sebelah kanan F tentukan titik G.FG = setengah dari lebar punggung.Sebelah kanan B ada titik H.BH = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, karena pola depan lebih lebar dibanding pola belakangHubungkan E dan G dengan garis lurus, EG = lebar bahu.Buat kerung lengan dari titik G, mula-mula garis lurus yang siku-siku tegak lurus dengan EG, setelah mendekati H dibuat garis lengkung.Buat kerung leher depan dimulai dari titik E, mula-mula garis lurus yang tegak lurus EG, setelah 2 cm membentuk lengkung lingkaran dengan jari-jari setengah dari lebar leher, atau dapat juga jari-jarinya = seperenam dari lingkar leher.Dari titik H tarik garis lurus ke bawah sampai K yaitu batas bawah panjang kemeja yang akan dibuat. Pada bagian depan, ujung kerung leher ke bawah dilebarkan 1 cm, untuk tumpukan kain tempat pasang kancing baju. Dari kiri maju 1 cm dan dari kanan juga maju 1 cm, maka lebar tumpukan untuk pasang kancing baju menjadi 2 cm.Supaya pundak tampak lebih bidang maka jahitan antara pola depan dan pola belakang di posisi pundak diturunkan 3 cm ke arah depan, jadi garis lipatan lengan nantinya tidak ketemu
dengan jahitan pundak, tetapi posisi garis lipatan lengan berada 3 cm di belakang jahitan pundak. Karena itu, dibawah EG, dibuat garis sejajar EG dan berjarak 3 cm dari EG.Jadi, jahitan pada bahu maju ke pola depan 3 cm dari pola aslinya, dan gambaran pola depan kemeja pria tapak seperti gambar diatas.Kemeja pria model jahitan samping lurus, tidak membutuhkan ukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul, karena semua dianggap sama dengan lingkar dadanya.
2.b. Menggambar pola dasar bagian belakang.
Supaya jelas dan mudah dipahami, berikut adalah perbedaan pokok antara gambar pola depan dan gambar pola belakang pada pola dasar kemeja pria model lurus samping, Pada posisi garis dada,pola depan = seperempat lingkar dada ditambah 1cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1cm.Jadi pada garis dada, pola belakang lebih kecil 2 cm dibanding pola depan.Buat garis vertikal yang berjarak 2 cm pada garis samping.Pada posisi kerung leher belakang, lengkungannya jauh lebih datar dibanding kerung leher depan, hanya 1,5 cm dibawah titik A.Posisi tengah belakang tidak ada tumpukan untuk pasang kancing, karena itu tidak perlu ditambah 1 cm seperti pada pola depan. Pola belakang dibuat pas pada posisi garis vertikal yang melalui titik A.Pada posisi garis bahu atau pundak, gambar pola depan dikurangi 3 cm dari garis bahu yang asli, sedang gambar pola belakang ditambah 3 cm dari garis bahu yang asli. Jadi, pada posisi garis bahu, gambar pola belakang lebih tinggi 6 cm dibanding gambar pola depan.
Pada posisi kerung lengan belakang, lengkungannya lebih datar dibanding kerung lengan yang depan, karena lebar punggung memang lebih kecil dari lebar dadanya.Dari kelima perbedaan yang telah diuraikan tadi, maka gambar pola belakang dapat dilihat pada gambar diatas, yang langsung bisa dibandingkan dengan gambar pola depannya yang digambarkan dengan garis titik-titik. 3. Kemeja pria dipakai diluar celana bawahan (model jahitan samping lengkung)Bila kemeja pria model lurus samping dipakai diluar celana, tampaknya kemeja tadi tidak mapan ditubuh pemakainya, karena memang kemeja tersebut dirancang untuk dipakai didalam celana. Supaya kalau dipakai diluar celana kemeja tadi bisa tampak lebih mapan di tubuh pemakainya, maka gambar polanya harus memperhitungkan lingkar pinggang dan lingkar pinggulnya, bukan hanya memperhatikan lingkar dada saja.Jenis kemeja pria yang dirancang untuk selalu dipakai diluar celana biasanya ditandai dengan kantong di kiri dan kanan bawah bagian depan. Misalnya pada baju kemeja batik, baju koko dan baju muslim yang selalu dipakai diluar celana atau kain sarung sebagai baju bawahnya.
Gambar pola kemeja pria yang dirancang khusus untuk selalu dipakai diluar celana bawahan adalah sebagai berikut:
Pada prinsipnya relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus, kecuali perbedaan pada jahitan samping yang dibuat melengkung mengikuti bentuk tubuh calon pemakainya, yaitu:
Posisi garis dada, pola depan = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis dada, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi garis pinggang, pola depan = seperempat lingkar pinggang ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar pinggang dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis pinggang, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi garis pinggul, pola depan = seperempat lingkar pinggul ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar pinggul dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis pinggul, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Sementara posisi pada bagian lain relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Kemeja pria bisa dipakai dimasukkan maupun diluar celana bawahanPada prinsipnya relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus, kecuali perbedaan pada jahitan samping yang dibuat melengkung mengikuti bentuk tubuh calon pemakainya, yaitu:
Posisi garis dada, bagian depan = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, sedangkan bagian belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis dada, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi garis pinggang dibuat lengkungan sedikit, antara 1cm sampai 2 cm saja. Pada posisi garis pinggang, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi batas bawah baju, lebarnya dibuat sama dengan lebar pada posisi garis dada. Lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Sementara posisi pada bagian lain relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus yang telah dijelaskan sebelumny
"Standar Ukuran Kemeja Pria Dewasa"
Ukuran(cm)
NOMOR3514
3614-14½
3714½-15
3815
3915½
4015½-16
4116-16½
4216½-17
4317
4417-17½
Lingkar leherLingkar badanLebar punggungPanjang lengan:
a. pendekb. panjang
Lubang lenganPanjang belakang minimum
359641
23545658
4566
3610042
23565860
4869
3710444
25565860
4869
3810845
25586062
5070
3911246
25606264
5372
4011647
26606264
5673
4112048
27626466
5874
4212449
27626466
5974
4312850
27646668
6675
4413251
27646668
68,575
Dalam tabel selain nomor kemeja, harus dicantumkan pula panjang lengannya. Misalnya nomor 35 dengan panjang lengan 58, maka ditulis nomor 35-58.
Pola Dasar Lengan (4)
Ukuran Yang Diperlukan
1). Lingkar kerung lengan = 40cm (diukur dari pola badan)2). Tinggi puncak lengan = 12 cm3). Panjang lengan = 24 cm Keterangan pola lengan
Menggambar pola lengan dimulai dai titik A yang merupakan puncak lengan.
A - B = panjang lengan.A - C = ukuran tinggi puncak lengan, buat garis sampai ke titik D dan E, setelah diukur dari titik A ½ lingkar kerung lengan yang ukurannya bertemu dengan garis dari tititk C.
Buat garis putus-putus (garis bantu) dari A ke D dan dari A ke E.Garis bantu dari A ke D dan A ke E dibagi tiga. 1/3 dari A ke Ddiberi titik A1 dan dari A ke E dinamakan titik A2.
A1 - A4 = A2 - A3 = 1,5 cm.Titik D1 = 1/3 D - AD ke D1 dibagi dua dinamakan titik D2.D2 - D3 = 0,5 cm.
Hubungkan A dengan A4 dengan D1, D3 dan D seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian muka).Hubungkan A dengan A3 dan E seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian belakang).
G - G1 = E1 - E2 = 1,5 cm.
Hubungkan E dengan E2 (sisi lengan bagian belakang), dan D dengan G seperti gambar (sisi lengan bagian muka)