28
By: Neti Budiwati

Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

By:

Neti Budiwati

Page 2: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 :

”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.”.

Koperasi memiliki tujuan & peran secara mikro maupun makro.

1) Secara Mikro, Koperasi berusaha untuk mensejahterakan anggotanya. Hal ini harus dimaklumi karena Koperasi didirikan ”dari, oleh dan untuk

kepentingan anggota”. Sudah sepantasnya manajemen Koperasi dalam hal ini pengurus melakukan kegiatan usaha yang berorientasi pada

pelayanan pemenuhan kebutuhan anggota, khususnya kebutuhan yang benar-benar dirasakan anggota (felt needs).

2) Secara Makro, Koperasi turut memberi kontribusi dalam perekonomian nasional, yaitu melalui sumbangan dalam Pendapatan

Nasional (PDB).

EFISIENSI = REVENUE > COST

Page 3: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Dengan tanpa menanggalkanidentitas Koperasi: prinsip Koperasi

Page 4: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

CIRI-CIRI KOPERASI INDONESIA

(Prinsip Koperasi -Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992):

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

5. Kemandirian

Page 5: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Hans Muenkner:

Penyebab dari kondisi permodalan Koperasi selalu dalam keadaan lemah, yaitu lemah secara struktur:a. Koperasi selalu mengalami kekurangan modal

secara kuantitatif.Lihat prinsip nomor 2, 3 dan 4, yang

mengakibatkan pemilik modal (investor) tidaktertarik untuk menanamkan modalnya di Koperasi.

b. Jumlah modal Koperasi selalu dalam keadaanberubah-berubah (berfluaktuasi).

Lihat prinsip nomor 1 , yang mengakibatkanmodal kadang naik kadang turun.

Page 6: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Dampak negatif terhadap Koperasi, yaitu:1) Kurangnya jumlah modal mengakibatkan

Koperasi akan selalu mengalami”undercapitalization”, akibatnya sulit untukmencapai tujuan karena jumlah modal yang dimiliki lebih sedikit dari kebutuhanmodalnya.

2) Jumlah modal Koperasi selalu dalamkeadaan berubah-ubah (unstability). Hal ini mengganggu kelangsungan investasiusaha, karena anggota mempunyai hak untukkeluar – masuk organisasi Koperasi.

Page 7: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

PERLU MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

K E N A P A ?

Page 8: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

KegKop

Pemasaran

Produksi

Pembelanjaan

Personalia

Adm/Akunt

Fungsi

Manag

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

Pengkoordinasian

Pengawasan

Tujuan

Page 9: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Manajemen Keuangan adalah:

Aktivitas pencarian dana dengan cara yang paling

menguntungkan dan aktivitas penggunaan dana

dengan cara efektif dan efisien dengan

memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip –

prinsip Koperasi.

Page 10: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Dari pengertian ini maka diketahui bahwa dalammanajemen keuangan terdapat dua aktivitas utama, yaitu:

(1) Aktivitas memperoleh sumber modal/dana ataudisebut dengan fungsi pemenuhan kebutuhan dana

(2) Aktivitas penggunaan atau alokasi modal/dana ataudisebut dengan fungsi penggunaan dana.

Page 11: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

1) Fungsi Pemenuhan Dana (Sumber Dana/Modal)

Fungsi pemenuhan dana (rising of funds) menunjukkan

keputusan Koperasi dalam menarik atau mencari dana

untuk membiayai usahanya, yaitu memilih berbagai

alternatif sumber dana yang tersedia.

Pemilihan alternatif sumber dana harus berpegang prinsip

efisiensi (R > C)

Page 12: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

2) Fungsi Penggunaan Dana (Alokasi/Investasi Dana atau Modal)

yaitu menyangkut masalah pengalokasian dana pada berbagai

kebutuhan Koperasi, baik kebutuhan operasional maupun

kebutuhan program/proyek tertentu yang diharapkan memberi

manfaat (benefit) dan keuntungan (profit) bagi perusahaan.

Masalah penggunaan dana (use of funds) ini sebenarnya

merupakan “trade off” antara kepentingan menahan uang kas

untuk menjaga likuiditas finansial Koperasi dengan investasi dana

yang diharapkan mendatangkan keuntungan

Page 13: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Keputusan investasi dana pada dasarnya terdiri dari tigabentuk investasi, yaitu:

1)Investasi pada modal kerja atau investasi yang bersifatjangka pendek, yang terdiri dari investasi pada kas, piutang dan persediaan barang.

2) Investasi pada surat-surat berharga, baik bersifat jangka pendek (sementara) maupun jangka panjang (investasi permanen).

3)Investasi pada aktiva tetap atau investasi yang bersifat jangka panjang.

Page 14: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Yang harus diingat dalam pelaksanaan fungsipengalokasian dana ini adalah:

Tambahan Hasil > Tambahan BiayaMarginal Revenue > Marginal Cost

(MR > MC)

Page 15: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Sesuai dengan prinsip-prinsip Koperasi dan berpegang pada prinsip efisiensi,

efektivitas, rasional dan produktivitas, dalam penggunaan dana perlu memperhatikan

hal-hal berikut:

1) Modal atau dana yang ada digunakan untuk semata-mata kepentingan

pelayanan kepada anggota. Koperasi diperkenankan melayani nonanggota

asalkan semua anggota sudah terlayani secara baik dan dapat menurunkan

biaya per unit.

2) Modal digunakan atau dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan skala

prioritas

3) Modal untuk kepentingan investasi harus berdasarkan studi kelayakan yang

rasional

4) Semua modal harus digunakan seoptimal mungkin, jangan sampai ada modal

yang tidak produktif apalagi dalam jumlah besar

5) Modal yang tidak atau belum digunakan sedapat mungkin jangan dalam

bentuk ”cash on hand”, sehingga diperlukan perhitungan ”kas optimal”.

Page 16: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Pengelola harus dapat menciptakan kondisi optimal dalam Koperasi, yang antara lain dapat dilakukan melalui:

1)Optimalisasi skala usaha Koperasi, melalui alokasi modal yang efisien, produktif dan rasional.

2) Optimalisasi pemanfaatan kapasitas usaha dan modal Kop..3) Optimalisasi kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam

bentuk usaha, permodalan maupun manajemen Kop. Secara umum.

4) Optimalisasi pemupukan modal sendiri, melalui simpanan-simpanan anggota dan pembentukan dana cadangan.

Agar usaha optimalisasi di atas tercapai, maka sudah seharusnya kesan bahwa ”Koperasi sebagai perkumpulan orang bukan perkumpulan modal” yang seringkali dianggap sebagai faktor penyebab gagalnya manajemen keuangan Koperasi dapat dihapuskan. Ini menjadi tugas berat bagi pengelola Koperasi.

Page 17: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MKK DENGAN BADAN USAHA NON KOPERASI

FUNGSI KOPERASI NON KOPERASI

Fungsi

Pencarian

Dana

Berpegang pada prinsip

swadaya (internal

financing), namun apabila

diperlukan Koperasi

dapat mengambil dana

dari luar (external

financing)

Dapat dengan mudah

mencari modal baik dengan

cara menjual saham

kepada masyarakat

maupun dengan cara

menjual obligasi

Fungsi

Penggunaan

Dana

Lebih difokuskan pada

pelayanan kepada

anggota

Digunakan untuk

membiayai proyek investasi

yang memberikan peluang

keuntungan tertinggi

Page 18: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Modal dan Permodalan

Page 19: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Ayat 2 Pasal 41 UU No. 25 Tahun 1992, modal sendiri Koperasi terdiri dari:

Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib

dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi

anggota Koperasi.

Simpanan wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang

wajib dibayar anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan

tertentu.Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan menjadi anggota Kop

Dana cadangan, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa

hasil Usaha (SHU), yang diperuntukkan bagi pemupukan modal sendiri dan

untuk menutup kerugian yang diderita Koperasi.

Hibah, sumbangan atau hadiah, yaitu sejumlah uang diterima dari pihak lain

(pemerintah, lembaga atau perorangan) yang tidak harus dikembalikan Kop

kepada sipemberinya.

Page 20: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Ayat 3 Pasal 41 UU No. 25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa

untuk pengembangan usahanya Koperasi dapat

menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan

kelayakan dan kelangsungan usahanya.

Modal Pinjaman Koperasi dapat berasal dari:

1. Anggota

2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya

3. Bank dan lembaga keuangan lainnya

4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

5. Sumber lain yang sah.

Page 21: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) tentang Akuntansi Perkoperasian No.

27 (revisi 1998) bertujuan untuk mengatur

perlakuan akuntansi yang timbul dari

hubungan transaksi antara Koperasi dengan

anggotanya dan transaksi lain yang spesifik

pada Koperasi mencakup pengaturan

mengenai pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan dalam laporan

keuangan.

Page 22: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Laporan Keuangan Koperasi

Page 23: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Konsep Laba

Page 24: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Sebagai badan usaha Koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu faktor penentu dalam mensejahterakan anggota tersebut adalah ”laba” yang diperoleh Koperasi. laba atau keuntungan dalam Koperasi bukanlah tujuan utama, namun laba tersebut dijadikan sebagai salah satu alat untuk mensejahterakan anggota sebagai tujuan utama Koperasi.

Badan usaha lain tujuan utamanya adalah memaksimalkan keuntungan.

Keberhasilan usaha suatu Koperasi tidak hanya dilihat dari berapa besar laba yang dapat dihasilkan Koperasi, tetapi dari berapa besar manfaat yang dirasakan anggotanya dari keberadaan dan keanggotannya dalam Koperasi.

Page 25: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Sisa Hasil Usaha PSAK No. 27 Tahun 1998; Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah

gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi

kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi

dengan pendapatan dan beban lain serta beban

perkoperasian dan pajak penghasilan badan Koperasi.

Ayat 1 Pasal 45 UU No. 25 tahun 1992; Sisa Hasil Usaha

Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang

diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan

biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Page 26: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

Pembagian SHU PSAK No 27 ; Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

Koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian

sisa hasil telah di atur secara jelas maka bagian

yang tidak menjadi hak Koperasi diakui sebagai

kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagiannya

belum di atur, maka sisa hasil usaha tersebut

dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan

harus dijelaskan dalam catatan atas laporan

keuangan

Page 27: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

C ONTOH PEMBAGIAN SHU:

•20 % - Cadangan

•20% - Anggota sebanding dgn jumlah simpanan

•30 % - Anggota sebanding dengan jasa usahanya

terhadap Koperasi

• 5 % - Dana Pendidikan

•10 % - Dana Pengurus

• 5 % - Dana Karyawan

• 5 % - Dana Sosial

• 5 % - Dana pembagunan Daerah kerja

Page 28: Prinsip Koperasi menurut Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992: 1

DAFTAR BACAAN

Alfred Hanel (1988), Organisasi Koperasi, UNPAD Bandung

Bahri Murdin (1997), Pengembangan Modal Bergulir Koperasi Melalui

Pemilikan SHU Milik Anggota, LPFE UI Jakarta

Hans H Munkner (1982), Hukum Koperasi, Alumni Bandung

Herman Soewardi (1995), Filsafat Koperasi/Cooperativism, UPT Penerbitan

Ikopin Bandung

Herman Soewardi (2000), Makalah: Kita di Persimpangan Jalan

Neti Budiwati dan Liza Suzanti, (2007), Manajemen Keuangan Koperasi,

Laboratorium Koperasi UPI Bandung

Neti Budiwati (2006), Makalah: Membangun Koperasi yang Produktif,

Prodi Pend. Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung

Sven Ake Book (1994), Nilai-nilai Koperasi Dalam Era Globalisasi,

Koperasi Jasa Audit Jakarta