Upload
tyaszany
View
257
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ACARA V
PENGECILAN UKURAN
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara V “Pengecilan Ukuran” adalah untuk
mengetahui pengaruh kadar air bahan yang digiling terhadap modulus
kehalusan (FM), diameter rerata, indeks keseragaman, dan luas permukaan
butiran hasil penggilingan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan bahan
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang
paling penting di dunia. Beras patah, baik varietas dari beras lilin atau
bukan beras lilin, digunakan untuk memproduksi tepung beras oleh proses
pengecilan ukuran yang berbeda. Umumnya, ada tiga metode yang
digunakan untuk menyiapkan tepung beras yaitu penggilingan basah,
penggilingan semi kering, dan penggilingan kering. Penggilingan basah
adalah metode tradisional yang digunakan untuk menyiapkan tepung beras
dan menggabungkan lima proses berturut-turut, yaitu perendaman,
penambahan air selama penggilingan, penyaringan, pengeringan, dan
pengayakan. Proses ini meliputi penggunaan banyak mesin dan tenaga
kerja yang banyak. Penggilingan kering tidak menggunakan air, tidak
menghasilkan air limbah, dan mengkonsumsi energi lebih sedikit. Dalam
proses penggilingan setengah kering, tepung yang dihasilkan memiliki
sifat pertengahan dari tepung penggilingan kering dan basah, dalam aspek
ukuran partikel, viskositas, dan kerusakan pati. Proses penggilingan semi
kering memiliki tiga langkah, yaitu perendaman, pengeringan untuk
menghilangkan air yang berlebih, dan penggilingan dengan mesin
penggilingan kering (Ngamnikom, 2011).
Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dasar yang berupa
padatan menjadi bentuk partikel yang lebih kecil melalui proses
pengecilan ukuran. Proses pengecilan ukuran bahan dapat dilakukan
dengan cara diremuk, yaitu bahan ditekan oleh gaya mekanis dari mesin
giling. Penggilingan bertujuan untuk mendapatkan ukuran bahan yang
lebih kecil dan menyeragamkan bahan yang digiling (Darmajana, 2007).
Beras merupakan komoditas yang sangat penting di Indonesia.
Betapa pentingnya beras bagi kehidupan bangsa Indonesia, dapat dikaji
peranannya dalam aspek budaya, sosial, ekonomi, bahkan politik
(Damardjati, 1997). Penepungan termasuk upaya pengecilan ukuran
hingga partikelnya berbentuk bubuk. Prinsip kerja dari mesin penepung
rimpang adalah dengan prinsip pemukulan, dalam hal ini bahan
ditempatkan dalam hopper dan masuk kedalam ruang penepungan dan
dipukul dengan pemukul berputar dengan berbagai macam putaran antara
1500-4000 rpm. Mesin penepung tipe double jacket terdiri dari beberapa
komponen utama antara lain rangka, ruang penepungan, gigi penepungan
(gigi diam dan gigi bergerak) dan motor penggerak (Paramawati, 2008).
2. Tinjauan teori
Pengecilan ukuran atau pemecahan adalah unit operasi dimana
rata-rata ukuran pemotongan bahan makanan padat tersebut dikecilkan
dengan penerapan gaya penggilingan, tekanan atau pengaruh gaya lain.
Apabila pengecilan ukuran diterapkan pada globula cairan yang tidak
dapat bercampur (misalnya globula minyak pada air), pengecilan ukuran
ini lebih sering disebut sebagai homogenisasi atau emulsifikasi.
Sedangkan, pengecilan ukuran pada globula cairan saja yaitu dengan
atomisasi. Dalam pengolahan makanan pengecilan ukuran memiliki
keuntungan sebagai berikut :
Adanya peningkatan dengan perbandingan luas permukaan untuk
volume makanan sehingga dapat meningkatkan laju pengeringan,
pemanasan atau pendinginan dan meningkatkan efisiensi dan laju
ekstraksi bahan cair (misalnya jus buah atau ekstraksi minyak goreng).
Ketika dikombinasikan dengan screening (penyaring), telah
ditetapkan berbagai ukuran partikel yang dihasilkan penting untuk
sifat fungsional atau pengolahan yang benar dari beberapa produk
(misalnya untuk pelapisan gula, rempah-rempah dan tepung jagung).
Berbagai ukuran partikel sama, memungkinkan lebih lengkap dalam
pencampuran bahan (misalnya untuk sup kering dan campuran kue)
(Fellows, 2000).
Penggilingan adalah unit operasi penting dimana ukuran partikel
berkurang dan luas permukaan mereka meningkat. Ketika meningkatkan
luas permukaan partikel, berarti ketersediaan unsur (seperti minyak di
dalam sel, aroma dan komponen bumbu) yang tersedia dalam bahan yang
meningkat. Pemakaian daya di penggilingan, ukuran partikel berkomentar
dan peningkatan luas permukaan tergantung pada bentuk, ukuran awal dan
kekuatan dari partikel atau bahan, jenis penggiling digunakan untuk
operasi unit dan penetapan parameter operasi untuk menjalankan mesin
penggiling, seperti suhu dan ukuran ayakan (Meghwal, 2010).
Berdasarkan teknik penggilingan, penggilingan padi dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, salah satunya yaitu sistem
penggilingan lengkap. Sistem penggilingan lengkap ialah sistem
penggilingan dimana seluruh tahapan proses berjalan langsung atau ban
berjalan. Mesin ini sangat lengkap, terdiri dari mesin pembersih gabah,
pemecah kulit, pengayak beras pecah kulit (paddy separation), penyosok
(polisher), dan ayakan beras (grader) (Widowati, 2001).
Fineness modulus adalah tingkat kehalusan butiran. Semakin kecil
nilainya, maka butiran semakin halus (diameter partikel semakin kecil).
Fineness modulus adalah jumlah persen bahan tertinggal kumulatif pada
tiap ayakan (tidak termasuk pan) dibagi dengan 100. Tepung yang halus
memiliki angka fineness modulus kecil. Uniformity index (indeks
keseragaman) merupakan perbandingan ukuran diameter butiran yang
lolos dari suatu ukuran saringan tertentu. Uniformity index dihitung
sebagai D5/D90, dimana D5 merupakan diameter ayakan dimana hanya 5%
dari total bahan yang diayak lolos ayakan, sedangkan D90 adalah diameter
ayakan dimana 90% dari total bahan yang diayak lolos ayakan. Ayakan
yang dimaksud adalah ayakan yang digunakan dalam analisa, dan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan standar Tyler dengan nomor
mesh 3/8, 4, 8, 14, 30, 50 dan 100. Nilai D5 dan D90 diperoleh dari grafik
antara diameter partikel vs persentase kumulatif bahan lolos. Diameter
partikel disini adalah diameter bukaan tiap-tiap ayakan yang digunakan
sesuai dengan nomor mesh-nya. Berbeda dengan fineness modulus,
semakin besar nilai uniformity index maka semakin rapat sebaran butiran
tepung (diameter partikel semakin seragam/sama). Sebaliknya, apabila
nilai uniformity index kecil berarti sebaran butian tepung lebar (diameter
partikel banyak yang berbeda-beda) (Purwantana, 2008).
Proses penggilingan digolongkan sebagai proses pemindahan atau
penghilangan bahan. Proses ini dan mesin-mesinnya harus mampu untuk
memproduksi bentuk bahan yang kompleks. Proses pengerjaan dengan
mesin meliputi memutar, menggiling, pengeboran, dan penggerindaan
yang dapat di visualisasikan penggunaanya pada kenyataan yang
sebetulnya (Arshad, 20008).
Penggilingan mikro adalah suatu operasi langsung untuk membuat
bagian kecil yang menawarkan alternatif proses pengecilan ukuran. Proses
ini merupakan suatu metode yang fleksibel. Penggilingan mikro dapat
mencapai ketelitian yang baik, kekasaran permukaan yang rendah, dan
dapat menghasilkan tingkat kepindahan bahan yang tinggi (Ozel, 2008).
Satu faktor yang dikira analisis ayak kadangkala digunakan,
terutamanya di Amerika Serikat. Faktor ini ialah modulus kehalusan atau
bisa disebut juga fineness modulus (FM), yang ditakrifkan sebagai jumlah
peratusan kumulatif tersimpan pada ayak siri piawai, yang dibagikan
dengan 100. Siri piawai terdiri daripada beberapa ayak, setiap satunya dua
kali ganda ukuran ayak sebelumnya, yaiut: 150, 300, 600 m, 1.18, 2.36,
5.00 mm (ASTM No. 100, 50, 30, 16, 8, 4) dan sehingga ukuran ayak yang
terbesar. Harus diingat apabila kesemua zarah dalam sampel lebih kasar
daripada, katakan, 600 m (ASTM No. 30), peratus kumulatif tersimpan
pada 300 m (ASTM No. 50) mesti diberikan sebagai 100; suatu nilai
yang sama, tentunya akan diberikan untuk 150 m (Neville, 2012).
Beras adalah sumber karbohidrat utama bagi sebagian penduduk
Asia. Penggilingan padi merupakan kegiatan terakhir dari seluruh tahapan
budidaya padi yang dimulai dari penanaman di lapangan, perawatan
tanaman, panen, dan pascapanen. Tahapan-tahapan penggilingan meliputi
pengadaan bahan baku, pengeringan, pemecah kulit, penyosohan,
pengayakan, pemutihan, pengepakan, penyimpanan, distribusi dan
pemasaran (Ambiya, 2011).
C. Metodologi
1. Alat
a.Ayakan
b.Baskom
c.Gelas ukur 50 ml
d.Penggilingan
e.Timbangan
2. Bahan
a. Air
b. Beras kering
c. Beras rendam 1 jam
d. Beras rendam 2 jam
3. Cara Kerja
Penentuan kadar air beras (kering, rendam 1 jam, rendam 2 jam)
Penggilingan
500 gram beras
Penimbangan
Pengayakan dengan ayakan(20, 30, 50, 60, 80 mesh)
Penimbangan bahan yang tertahan tiap seri ayakan
Penentuan densitas tiap fraksi bahan dengan dimasukkan ke 50 ml gelas ukur
Perolehan tabulasi data
Penentuan nilai modulus kehalusan (FM), diameter rerata, indeks
keseragaman dan luas total hasil penggiligan
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 5.1 Hasil Percobaan Pengecilan Ukuran Tepung Beras No Jenis
BahanUkuran Berat
TertahanBerat Lolos
% Tertahan
V Tertahan
Density (kg/lt)
7,10 Beras Kering
20 mesh 92,2 350,5 20,827 100 0,92230 mesh 145 205,5 32,754 179 0,81050 mesh 81,6 123,9 18,432 89 0,91760 mesh 41,1 82,8 9,283 50 0,82280 mesh 11,8 71 2,665 10 1,18Pan 66,8 4,2 15,089 118 0,566
8,11 Beras Rendam
1 jam
20 mesh 52,9 239,2 13,808 62 0,85330 mesh 79,5 250,7 20,752 95 0,83750 mesh 60,1 190,6 15,688 114 0,52760 mesh 89,6 101 23,388 38 2,35880 mesh 27 74 7,048 74 0,365Pan 29,9 44,1 7,805 40 0,747
9,12 Beras Rendam
2 jam
20 mesh 13,6 526,4 2,519 20 0,68030 mesh 168,7 357,7 31,241 360 0,46950 mesh 98,7 259 18,278 164 0,60260 mesh 120,8 138,2 22,370 220 0,54980 mesh 29,9 48,3 5,537 58 0,516Pan 143,6 -95 ,3 26,593 280 0,513
Sumber: Laporan Sementara
Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran
bahan untuk dipisahkan kedalam dua atau tiga fraksi dengan menggunakan
ayakan, setiap fraksi yang keluar dari ayakan mempunyai ukuran yang
seragam (Sulistiawan, 2014). Pengecilan ukuran atau pemecahan adalah unit
operasi dimana rata-rata ukuran pemotongan bahan makanan padat tersebut
dikecilkan dengan penerapan gaya penggilingan, tekanan atau pengaruh gaya
lain (Fellows, 2000). Standar kehalusan tepung beras menurut SNI yaitu
berkisar antara 1,5 – 3,8 (SNI 01 – 3549 – 2009).
Praktikum kali ini menggunakan ukuran ayakan 20 mesh, 30 mesh, 50
mesh, 60 mesh, 80 mesh, dan pan. Dari praktikum yang telah dilakukan,
diketahui berat lolos terbesar pada beras kering terdapat pada ukuran 20 mesh
yaitu sebesar 350,5. Pada beras rendaman 1 jam, berat lolos terbesar yaitu
250,7 yang terdapat pada ukuran 30 mesh. Sedangkan pada berat rendaman 2
jam, berat lolos terbesar terdapat pada ukuran 20 mesh yaitu sebesar 526,4.
Densitas pada berat kering terbesar terdapat pada ukuran 80 mesh yaitu
sebesar 1,18 kg/lt. Pada beras rendaman selama satu jam, densitas terbesarnya
terdapat pada ukuran 60 mesh yaitu sebesar 2,358 kg/lt. Sedangkan pada beras
rendaman 2 jam, densitas terbesarnya terdapat pada ukuran 20 mesh yaitu
sebesar 0,680 kg/lt.
Proses pengecilan ukuran bahan dapat dilakukan dengan cara diremuk,
yaitu bahan ditekan oleh gaya mekanis dari mesin giling. Proses pengecilan
ukuran bahan bertujuan untuk mendapatkan ukuran bahan yang lebih kecil dan
menyeragamkan bahan yang digiling (Darmajana, 2007). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengecilan ukuran yaitu tergantung pada bentuk, ukuran awal
dan kekuatan dari partikel atau bahan, jenis penggiling (Meghwal, 2010).
Tabel 5.2 Penentuan FM dan diameter rerata
Kel Sampel Ukuran Ayakan
%Tertahan (a)
F Pengali (b) a.b FM D
rata-rata
7,10 Beras kering
20 20,827 5 104,135
3,117 0,0356
30 32,753 4 131,01250 18,432 3 55,29660 9,283 2 18,56680 2,665 1 2,665Pan 15,089 0 0
8,11Beras
rendaman 1 jam
20 13,808 5 69,04
2,529 0,024
30 20,752 4 83,00850 15,688 3 47,06460 23,388 2 46,77680 7,048 1 7,048Pan 7,805 0 0
9,12Beras
rendaman 2 jam
20 2,519 5 12,595
2,422 0,0219
30 31,241 4 124,49650 18,278 3 54,83460 22,370 2 44,7480 5,537 1 5,537Pan 26,593 0 0
Sumber: Laporan Sementara
Fineness modulus adalah tingkat kehalusan butiran. Semakin kecil
nilainya, maka butiran semakin halus (diameter partikel semakin kecil).
Fineness modulus adalah jumlah persen bahan tertinggal kumulatif pada tiap
ayakan (tidak termasuk pan) dibagi dengan 100, diameter rata-rata partikel
disini adalah diameter bukaan tiap-tiap ayakan yang digunakan sesuai dengan
nomor mesh-nya. Semakin besar FM maka semakin besar pula diameter rata-
rata yang diperoleh, tepung yang halus memiliki angka fineness modulus kecil,
jadi faktor yang mempengaruhi FM ialah tingkat kehalusan tepung.
(Purwantana, 2008).
Dari praktikum yang telah dilakukan, diketahui urutan nilai FM dari
terbesar hingga terkecil adalah beras kering sebesar 3,117, beras rendaman 1
jam sebesar 2,529, dan beras rendaman 2 jam sebesar 2,422. D rata-rata dari
beras kering adalah 0,0356. Pada beras rendaman 1 jam, D rata-ratanya
sebesar 0,024. Sedangkan pada beras rendaman 2 jam, D rata-ratanya sebesar
0,0219 sehingga diketahui urutan D rata-rata dari yang terbesar hingga terkecil
yaitu beras kering, beras rendaman 1 jam, dan beras rendaman 2 jam.
Tabel 5.3 Indeks Keseragaman Pada Tiap-Tiap Jenis Ukuran
Kel Sampel Ukuran Mesh
% tertahan
Total / 10 Pembulatan Indeks
keseragaman
7,10 Beras kering
20 20,827 2,0827 2,08
1,037:1,896:1
30 32,753 5,1176 5,1250 18,43260 9,283
2,7037 2,7080 2,665Pan 15,089
8,11Beras
rendaman 1 jam
20 13,808 1,3808 1,4
1,4:3,6:3,8
30 20,752 3,644 3,650 15,68860 23,388
3,8241 3,880 7,048Pan 7,805
9,12Beras
rendaman 2 jam
20 2,519 0,2519 025
1:20:22
30 31,241 4,9519 4,9550 18,27860 22,370
5,45 5,4580 5,537Pan 26,593
Sumber: Laporan Sementara
Uniformity index (indeks keseragaman) merupakan perbandingan ukuran
diameter butiran yang lolos dari suatu ukuran saringan tertentu. Berbeda
dengan fineness modulus, semakin besar nilai uniformity index maka semakin
rapat sebaran butiran tepung (diameter partikel semakin seragam/sama).
Sebaliknya, apabila nilai uniformity index kecil berarti sebaran butian tepung
lebar (diameter partikel banyak yang berbeda-beda). Faktor yang
mempengaruhi indeks keseragaman yaitu ukuran diameter butiran
(Purwantana, 2008). Dari praktikum yang telah dilakukan, diketahui indeks
keseragaman pada beras kering yaitu 1,037:1,896:1. Indeks keseragaman pada
beras rendaman 1 jam yaitu 1,4:3,6:3,8. Sedangkan indeks keseragaman pada
beras rendaman 2 jam yaitu 1:20:22.
Tabel 5.4 Luas Permukaan Pada Tiap Jenis AyakanKel Sampel Ukuran Ayakan (mesh) A (m2) A Total (m2)
7,10 Beras kering
20 19,878
145,493
30 32,88550 31,89260 19,48080 6,201
Pan 35,157
8,11Beras
rendaman 1 jam
20 7,0741
114,666
30 17,440350 40,86860 14,804580 28,875
Pan 5,604
9,12Beras
rendaman 2 jam
20 2,281
284,244
30 66,34350 58,88360 85,7680 31,712
Pan 39,265Sumber: Laporan Sementara
Faktor yang mempengaruhi luas permukaan tergantung pada bentuk,
ukuran awal, kekuatan dari partikel, dan jenis penggiling yang digunakan
untuk operasi unit dan penetapan parameter operasi untuk menjalankan mesin
penggiling, seperti suhu dan ukuran ayakan (Meghwal, 2010). Dari praktikum
yang telah dilakukan, diketahui luas permukaan total pada beras kering yaitu
145,493 m2. Pada beras rendaman 1 jam, luas permukaan totalnya sebesar
114,666 m2. Sedangkan pada beras rendaman 2 jam, luas permukaan totalnya
sebesar 284,244 m2. Sehingga diketahui urutan luas permukan dari yang
terbesar hingga terkecil yaitu beras rendaman dua jam, beras kering, dan beras
rendaman satu jam.
E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara pengecilan ukuran
ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pengecilan ukuran bahan bertujuan untuk mendapatkan ukuran
bahan yang lebih kecil dan menyeragamkan bahan yang digiling.
2. Fineness modulus adalah tingkat kehalusan butiran.
3. Indeks keseragaman merupakan perbandingan ukuran diameter butiran
yang lolos dari suatu ukuran saringan tertentu.
4. Pada beras rendaman 2 jam, densitas terbesarnya terdapat pada ukuran 20
mesh yaitu sebesar 0,680 kg/lt.
5. Nilai FM beras kering sebesar 3,117, beras rendaman 1 jam sebesar 2,529,
dan beras rendaman 2 jam sebesar 2,422.
6. D rata-rata dari beras kering adalah 0,0356. Pada beras rendaman 1 jam, D
rata-ratanya sebesar 0,024. Sedangkan pada beras rendaman 2 jam, D rata-
ratanya sebesar 0,0219.
7. Indeks keseragaman pada beras kering yaitu 1,037:1,896:1. Indeks
keseragaman pada beras rendaman 1 jam yaitu 1,4:3,6:3,8. Sedangkan
indeks keseragaman pada beras rendaman 2 jam yaitu 1:20:22.
8. Luas permukaan total pada beras kering yaitu 145,493 m2. Pada beras
rendaman 1 jam, luas permukaan totalnya sebesar 114,666 m2. Sedangkan
pada beras rendaman 2 jam, luas permukaan totalnya sebesar 284,244 m2.
9. Faktor yang mempengaruhi indeks keseragaman yaitu ukuran diameter
butiran.
10. Faktor yang mempengaruhi luas permukaan tergantung pada bentuk,
ukuran awal, kekuatan dari partikel atau bahan, dan jenis penggiling
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambiya, Elradhie Nour. 2011. Penggilingan Padi Menggunakan Rice Milling Unit. Elradhie Wordpress. Sukamandi.
Arshad, Haslina, Zainal Rasyid Mahayuddin, Che Hassan Che Haron. 2008. Flank Wear Simulation of a Virtual End Milling Process. Journal of Scientific Research.
Fellows, P. 2000. Food Processing Technology Principle and Practice, Second Edition. CRC Press. Boca Raton Boston, New York, Washington DC, USA.
Meghwal, Murlidhar and T. K. Goswami. 2010. Cryogenic Grinding of Spices is a Novel Approach Whereas Ambient Grinding Needs Improvement. Journal of Food Science and Technology 4.
Neville, A. M dan J. J. Brooks. 2012. Teknologi Konkrit. Institut Terjemahan Negara Malaysia Berhad. Malaysia.
Ozel, Liu dan Dhanorker. 2008. Modelling and Simulation of Micro-Milling Process. Journal of Manufacturing Automation and Research Laboratory.
Paramawati, Raffi, Sigit Triwahyudi, Mardison, Reni Yuliana Gultom. 2008. Rekayasa Mesin Penepung Tipe Double Jacket Untuk Komoditas Biofarmaka. Jurnal Enjiniring Pertanian, Vol. 6, No. 2.
Sulistiawan, Heru, Sugeng Slamet. 2014. Perancangan Mesin Pengayak Pasir Cetak Vibrating Screen Pada IKM Cor di Juwana Kabupaten Pati. Prosiding SNATIF ke-1.
Widowati, Sri. 2001. Pemanfaatan Hasil Samping Penggilingan Padi dalam Menunjang Sistem Agroindustri di Pedesaan. Buletin Agro-Bio 4. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
LAMPIRAN
Perhitungan % tertahan
20 mesh
30 mesh
50 mesh
60 mesh
80 mesh
Pan
Perhitungan densitas
20 mesh
30 mesh
50 mesh
60 mesh
80 mesh
Pan
Perhitungan a x b
1. 2,519 x 5 = 12,595
2. 31,241 x 4 = 124,496
3. 18,278 x 3 = 54,834
4. 22,370 x 2 = 44,74
5. 5,537 x 1 = 5,537
6. 26,593 x 0 = 0
Perhitungan FM
Perhitungan D rata-rataD rata-rata = 0,0041 x 2FM
= 0,0041 x 22,2422
= 0,0219
Perhitungan total / 10
1) = 0,2519
2) = 4,9519
3) = 5,45
Perhitungan A
A =
1) Mesh 20
Dp = = 0,9205 x 10-4
A =
2) Mesh 30
Dp = = 0,571 x 10-4
A = = 66,343
3) Mesh 50
Dp = = 0,293 x 10-4
A = = 58,883
4) Mesh 60
Dp = = 0,2695 x 10-4
A = = 85,76
5) Mesh 80
Dp = = 0,1935 x 10-4
A = = 31,712
6) Pan
Dp = = 0,75 x 10-4
A = = 39,265