Upload
lequynh
View
228
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PROBLEMATIKA KREDIT MACET PEMBIAYAAN
MURABAHAH
DI BPRS ASAD ALIF CAB.TEMANGGUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh :
MUALIMAH
092503040
PROGRAM D.3 PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
Dr. Ali Murtadho, M.Ag
Donosari Rt/Rw 04/1 Patebon, Kendal
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.
Hal : Naskah Tugas Akhir
An. Mualimah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama
ini saya kirim naskah Tugas Akhir saudara:
Nama : Mualimah
NIM : 092503040
Judul :“PROBLEMATIKA KREDIT MACET PEMBIAYAAN
MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF CABANG
TEMANGGUNG”
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir saudara tersebut dapat
segera diujikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr. Ali Murtadho, M.Ag.
NIP. 19710830 199803 1 003
iii
iv
MOTTO
“dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh
sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang)
itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
v
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, serta selalu
melindungi hamba-Nya.
Ayah dan Ibu (Ali dan Mudawamah) tercinta, serta Adikku (Miftakhul
Khoiriyah) yang selalu memberikan do’a, motivasi, dukungan serta kasih
sayang dan pengorbanan yang tidak ternilai dan terbalaskan.
Dosen-dosen D3 Perbankan Syariah yang selama ini telah berikhlas hati
untuk mendidik serta memberikan ilmu sehingga sedikit banyak kami
mengetahui tentang dunia ekonomi, khususnya perbankan syariah. Dan tak
ketinggalan pula kepada Bp. Dr. Ali Murtadho, M.Ag., terima kasih atas
bimbingannya selama ini dari awal hingga akhir pembuatan TA ini.
Aa’Ugik yang telah memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis.
Semua teman-teman D3 Perbankan Syari’ah angkatan 2009 terima kasih
atas dukungannya.
Boat sahabat-sahabat q (chie_fux, mak_chik nurul, ma’e ana ) yang slalu
setia menemaniku dalam susah maupun senang.
Pengelola D3 Perbankan Syari’ah dan semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih sedalam-dalamnya.
Teman kos q mbk Nely, mbk Ulin, mbk Nurul, mbk Zahro, mbk nila, dan
lala kharis terima kasih atas suportnya selama ini.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain
atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikira-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang
dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 01 Mei 2012
Deklarator,
Mualimah
vii
ABSTRAK
Dengan adanya kenaikan pembiayaan murabahah di BPRS Asad Alif
cabang temanggung, maka akan timbul resiko yang lebih besar pula. Dalam
hal ini BPRS harus memiliki strategi untuk menanggulangi resiko
pembiayaan tersebut. Sebelum mengetahui strategi penanggulangan
pembiayaan bermasalah, maka terlebih dahulu harus mengetahui prosedur
pemberian pembiayaan tersebut.
Untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan dan strategi
penanggulangan pembiayaan maka harus digunakan metode pengumpulan
data seperti : observasi, interview/wawancara, dan study pustaka.
Sebelum pembiayaan dilakukan, maka perlu adanya perencanaan dalam
analisis pembiayaan, agar pembiayaan yang diberikan tidak mengalami
kemacetan.
Hal ini dapat dilakukan melalui pengendalian pembiayaan mutlak, yang
dilaksanakan untuk mnghindari terjadinya pembiayaan bermasalah dan
bagaimana penanganannya. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang
tidak lancar yang diberikan oleh debitur yang bersangkutan pada saat jatuh
tempo.
Apabila sudah dihasilkan suatu keputusan untuk penyelamatan
pembiayaan, maka pihak BPRS Asad Alif akan menggunakan strategi sebagai
berikut :
1. Rescheduling (penjadwalan kembali)
2. Reconditioning (persyaratan ulang)
3. Restructuring (penataan ulang)
4. Management Assistancy (bantuan konsultasi)
5. Liquidation (penjualan barang agunan)
viii
KATA PENGANTAR
بســـم اهلل الّرحمن الرخيم
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, penguasa alam semesta dan raja
manusia karena segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Tak lupa kita
panjatkan shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir di BPRS
Asad Alif Cabang Temanggung. Tugas akhir disusun untuk memenuhi
persyaratan kelulusan Prodi Perbankan Syari’ah di fakultas syari’ah IAIN
Walisongo Semarang, sebagai penulis pemula tidak akan mudah untuk menulis
sebuah tugas akhir yang bermutu tinggi maka dengan kerendahan hati penulis
akan menyajikan sebuah karya tulis atau tugas akhir dengan judul
“PROBLEMATIKA KREDIT MACET PEMBIAYAAN MURABAHAH DI
BPRS ASAD ALIF CABANG TEMANGGUNG”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan laporan ini
dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta
perhatiannya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, Rasulullah SAW sebagai inspirasiku.
2. Kedua orang tuaku yang telah memberikan banyak bimbingan dan doa.
3. Bapak Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang
4. Bapak DR. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang
ix
5. Bapak Drs. H. Wahab Zaenuri, MM selaku Direktur Program D III
Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
sekaligus sebagai dosen pembimbing.
6. Bapak Johan Arifin, S.Ag., M.M. selaku Sek. Prodi D3 Perbankan
Syari’ah.
7. Bapak Muh Fauzi,S.E., M.M., selaku Dosen Wali Studi.
8. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag., selaku pembimbing magang dari
kampus.
9. Seluruh Dosen Pengajar Program Diploma III Perbankan Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
10. Bapak Asmi Munif, Amd., selaku pimpinan BPRS Asad Alif Sukorejo.
11. Bapak Ari Suryo W, selaku kepala kantor BPRS Asad Alif cabang
Temanggung.s
12. Bu Laili Rosidah, mas sutarji dan mas Andi Subhan selaku karyawan
BPRS Asad Alif cabang Temanggung .
13. Saudaraku semua di D III Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
angkatan 2009 yang telah memberikan dorongan dan doa.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis akan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang
bersifat membangun guna penyempurnaan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, 01 Mei 2012
MUALIMAH
NIM. 092503040
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................... iii
HALAMAN MOTTO........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................ v
HALAMAN DEKLARASI............................................................... vi
HALAMAN ABSTRAKSI................................................................ vii
KATA PENGANTAR........................................................................ ix
DAFTAR ISI...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................... 5
1.5 Metode Penelitian................................................ 5
1.6 Sistematika Penelitian.......................................... 7
BAB II GAMBARAN UMUM PT.BPRS ASAD ALIF
2.1 Sejarah Berdiri Dan Perkembangan.................. 9
2.2 Visi Dan Misi……………................................. 13
2.3 Kepengurusan Dan Struktur Organisasi………. 14
2.4 Tugas Masing-masing Jabatan............................. 16
2.5 Pengelolaan Usaha Syari’ah........................ 23
2.6 Produk-produk……..................................... 25
2.7 Persoalan Yang Dihadapi……………........... 27
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian, Tujuan, Fungsi Pembiayaan....... 28
xi
3.2 Peengertian Dan Prosedur Pengajuan
Pembiayaan Murabahah…………………… 36
3.3 Pengertian Pembiayaan Bermasalah............. 41
3.4 Faktor-faktor Pembiayaan Bermasalah........ 42
3.5 Pemeriksaan Kelayakan Pemberian
Pembiayaan…………………………………. 45
3.6 Contoh Kasus Pembiayaan Bermasalah di BPRS
Asad Alif Cabang Temanggung…………….. 50
3.7 Analisa Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Pada Akad Murabahah………………………. 54
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................... 57
4.2 Saran.............................................................. 58
4.3 Penutup………………………………………… 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan bank syari’ah di Indonesia pada saat ini sedang
mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal tersebut terlihat
dengan semakin banyaknya bank-bank umum yang mulai beralih menjadi
bank syari’ah dan hampir seluruh bank umum yang ada di Indonesia pada
saat ini sudah mempunyai produk bank yang proses pengelolaan dananya
berdasarkan prinsip syari’ah. Bank islam atau yang sering disebut dengan
bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan
produknya dikembangkan berdasarkan pada Alqur’an dan Hadis Nabi
SAW.1
Pada tanggal 1 Mei 1992 Bank Muamalat Indonesia menjadi bank
Islam pertama di Indonesia yang beroperasi sesuai Syari’ah.
Perkembangan perbankan Syari’ah di Indonesia mulai tampak ketika
pemerintah menyetujui UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan.
Masyarakat mulai melihat peluang yang baik pada perkembangan bank
Syari’ah, sehingga banyak bankir-bankir di Indonesia memanfaatkan
peluang bisnis tersebut. Banyak bank-bank umum yang mendirikan Unit
Usaha Syari’ah demi peluang bisnis yang menguntungkan.
1 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah,
Yogyakarta : UII Press, 2004
2
BPR Syariah adalah salah satu jenis bank yang diizinkan beroperasi
dengan sistem syariah di Indonesia. Aturan hukum mengenai BPR Syariah
mengacu kepada Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dan Peraturan
Bank Indonesia (PBI). Dalam sistem perbankan nasional, BPR Syariah
adalah bank yang didirikan untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil
(UMK). Sektor UMK ini yang menjadikan BPR Syariah berbeda pangsa
pasarnya dengan Bank Umum / Bank Umum Syariah. Dalam sistem
perbankan syariah, BPR Syariah merupakan salah satu bentuk BPR yang
pengelolaannya harus berdasarkan prinsip syariah2.
Peluang bisnis tersebut tentu saja tidak disia-siakan begitu saja oleh
BPR SYARI’AH Asad Alif sukorejo. PT. BPR SYARI’AH Asad alif
Sukorejo pada awalnya bernama Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT)
“Arga Putra Kencana” yang operasionalnya berdasarkan Sertifikat
Operasional Semetara No. 02001/PINBUK JATENG-00011/III/1998
TANGGAL 16 Maret 1998 dan Anggaran Dasar Kelompok Swadaya
Masyarakat telah beroperasi sejak tanggal 2 Februari 1996, kemudian
diperkuat dengan adanya Akte Notaris “Mustari Sawilin, SH” Nomor 18
tanggal 22 September 1997. Tidak hanya itu, izin usaha dari Bank
Indonesia No.31/27/DIR/UBPR/Rahasia tanggal 29 Juli 1998 ditambah
dengan persetujuan Menteri Kehakiman No.C2.11481.HT.01.01.TAHUN.
97 tanggal 5 November 19973. Kehadiran BPR SYARI’AH Asad Alif
memberikan nuansa tersendiri bagi masyarakat sekitar yang sebagian besar
2 http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/MengenalBPRSyariah.pdf dikutip 9 April 2012, jam
19.15
3 Profil BPRS Asad Alif
3
adalah pedagang, masyarakat yang membutuhkan tambahan modal untuk
pengembangan usaha dapat mengambil pembiayaan yang ditawarkan BPR
SYARI’AH Asad Alif. Karena kegiatan operasionalnya berdasarkan
prinsip Syari’ah tentunya tidak akan mencekik nasabah dengan ketentuan
pengembalian modal yang berat.
Untuk memberikan pelayanan kepada nasabah, BPRS Asad Alif
mempunyai beberapa produk dan jasa yang siap bersaing dengan produk
dan jasa bank lain. Pada BPRS Asad Alif produk pembiayaan ada dua
jenis yaitu pembiayaan murabahah dan pembiayaan musyarokah. Akan
tetapi untuk kenyataannya di BPRS Asad Alif sering terjadi yang namanya
pembiayaan bermasalah yaitu pembiayaan yang didalam pelaksanaannya
belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan oleh bank, dimana
nasabah mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kewajiban-
kewajibannya. Pembiayaan bermasalah menggambarkan situasi dimana
persetujuan pengembalian pembiayaan mengalami resiko kegagalan dan
cenderung mengalami kerugian potensial. Biasanya terjadi pembiayaan
macet oleh nasabah yang disebabkan oleh banyak factor baik internal
maupun eksternal.
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli4. Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang
banyak digunakan oleh bank-bank Syari'ah karena proses dan prakteknya
4 Sri Nurhayati,et al. Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, 2009, hlm 160
4
lebih mudah dibanding dengan pembiayaan yang lainnya. Murabahah juga
mempunyai tingkat resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan akad
pembiayaan lainnya. Tapi bukan berarti pembiayaan murabahah ini tidak
mempunyai resiko yang dapat mengakibatkan bank jatuh bangkrut,
melainkan resiko pembiayan murabahah ini bisa lebih ditekan dengan
langkah-langkah yang tepat tentunya. Akan tetapi pada kenyataannya di
BPRS Asad Alif cabang temanggung masih banyak juga pembiayaan
murabahah yang macet.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik mengambil judul tentang
“PROBLEMATIKA KREDIT MACET PEMBIAYAAN MURABAHAH
DI BPRS ASAD ALIF CABANG TEMANGGUNG”.
1.2.Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang di ambil oleh penulis adalah:
- Bagaimana prosedur pembiayaan murabahah di BPRS Asad Alif ?
- Apa faktor yang menyebabkan pembiayaan murabahah bermasalah?
- Bagaimana cara penaganan pembiayaan bermasalah oleh BPRS Asad
Alif ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur dan apa saja syarat-syarat
yang dibutuhkan dalam mengajukan pembiayaan murabahah di BPRS
Asad Alif cabang Temanggung.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
pembiayaan murabahah bermasalah
5
3. Untuk mengetahui Bagaimana cara penaganan pembiayaan
bermasalah oleh BPRS Asad Alif
1.4. Manfaat
Dengan mengadakan praktek lapangan (Magang) di BPRS Asad Alif
cabang temanggung, manfaat yang hendak diambil oleh penulis adalah :
1. Mengenalkan situasi kerja kepada mahasiswa
2. Mengetahui fakta-fakta dan contoh-contoh penerapan strategi
pemasaran pada PBRS Asad Alif cabang temanggung.
3. Mengetahui perkembangan operasional dan manajemen bisnis
sesuai dengan perkembangan tekhnologi saat ini.
4. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat di bangku
perkuliahan.
5. Meningkatkan daya kreatifitas dan keahlian mahasiswa.
6. Melatih kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang
dihadap dalam dunia kerja.
1.5. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah jenis penelitian
lapangan (field research), yaitu research yang dilakukan di kancah
atau medan terjadinya gejala-gejala.5 Dengan tempat penelitian di
BPRS Asad Alif cabang temanggung.
6
2. Sumber Data
Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian yang mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.5
Dalam hal ini data yang diambil langsung dari BPRS Asad Alif
cabang temanggung.
Data Sekunder, adalah data yang diperoleh lewat pihak lain. Data
sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan
yang telah ada.6
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Adalah mencari data tentang hal-hal yang berkaitan dalam
pembahasan dalam penelitian ini, yang berupa arsip-arsip dan
pedoman umum kegiatan operasional BPRS Asad Alif cabang
temanggung.
b. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek
dengan menggunakan indera, baik langsung maupun tidak langsung
(dengan alat bantu).7 Observasi yang dilakukan penulis dengan
mengamati secara langsung prosedur pembiayaan yang ada di
BPRS Asad Alif cabang temanggung.
5 Husain Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka utama, 2000, hlm. 83
6 Ibid, hlm. 83
7 Ibid , hlm. 116
7
c. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
tanya jawab sepihak antara pewawancara dengan koresponden.8 Di
sini penulis mewawancarai beberapa karyawan BPRS Asad Alif
mengenai dari prosedur pengajuan pembiayaan,sampai strategi
penanganan pembiayaan yang bermasalah.
4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode
deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian bertujuan untuk
memberikan gambaran umum tentang subjek penelitian
berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek
yang diteliti.9 Metode ini menggambarkan secara objektif mengenai
strategi penanggulangan pembiayaan bermasalah pada akad
murabahah di BPRS Asad Alif .
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini, dipaparkan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II. GAMBARAN UMUM BPRS ASAD ALIF CABANG
TEMANGGUNG
8 Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar 2001, hlm. 125
9 Ibid, hlm. 126
8
Dalam bab ini dipaparkan tentang sejarah berdirinya BPRS Asad
Alif, visi misi dan tujuan BPRS Asad Alif cabang temanggung,
struktur organisasi dan jobs description masing-masing bidang
serta produk-produk BPRS Asad Alif cabang temanggung.
BAB III. KREDIT MACET PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS
ASAD ALIF CABANG TEMANGGUNG
Dalam bab ini membahas pengertian, tujuan, dan fungsi
pembiayaan, pembiayaan bermasalah, faktor-faktor penyebab
pembiayaan bermasalah, dan penanganannya.
BAB IV. PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran, dan penutup.
9
BAB II
KONDISI UMUM PT. BPR SYARI’AH ASAD ALIF SUKOREJO KENDAL
2.1. Sejarah dan perkembangan PT. BPR Syari’ah Asad Alif Sukorejo
Kendal
Pada tanggal 1 Mei 1992 Bank Muamalat Indonesia menjadi bank
Islam pertama di Indonesia yang beroperasi sesuai Syari’ah.
Perkembangan perbankan Syari’ah di Indonesia mulai tampak ketika
pemerintah menyetujui UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan.
Masyarakat mulai melihat peluang yang baik pada perkembangan bank
Syari’ah, sehingga banyak bankir-bankir di Indonesia memanfaatkan
peluang bisnis tersebut. Banyak bank-bank umum yang mendirikan Unit
Usaha Syari’ah demi peluang bisnis yang menguntungkan1.
Peluang bisnis tersebut tentu saja tidak disia-siakan begitu saja oleh
BPR SYARI’AH Asad Alif Sukorejo. PT. BPR SYARI’AH Asad alif
Sukorejo pada awalnya bernama Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT)
“Arga Putra Kencana” yang operasionalnya berdasarkan Sertifikat
Operasional Semetara No. 02001/PINBUK JATENG-00011/III/1998
TANGGAL 16 Maret 1998 dan Anggaran Dasar Kelompok Swadaya
Masyarakat telah beroperasi sejak tanggal 2 Februari 1996, kemudian
diperkuat dengan adanya Akte Notaris “Mustari Sawilin, SH” Nomor 18
tanggal 22 September 1997. Tidak hanya itu, izin usaha dari Bank
1 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile, dikutip 9 April 2012,
Jam 19.15
10
Indonesia No.31/27/DIR/UBPR/Rahasia tanggal 29 Juli 1998 ditambah
dengan persetujuan menteri kehakiman
No.C2.11481.HT.01.01.TAHUN.97 tanggal 5 November 19972.
Atas dasar surat keputusan dari berbagai lembaga tersebut , lembaga
keuangan yang sebelumnya bernama Kelompok Usaha Terpadu “BMT
Arga Surya Barokah” berubah menjadi “PT. BPR Syari’ah Asad Alif”
dengan H. Suhardjo, Hermawan Mardiyanto, dan Sri Mardikaningsih
sebagai pemegang saham terbesar.
Dalam perjalananya PT. BPR Syari’ah Asad Alif mengalami banyak
perubahan yang berkaitan dengan kepengurusan dan inovasi produk
berdasarkan prinsip Syari’ah yang diikuti perubahan yang lainnya.
Diantara perubahan yang berkaitan dengan kepemimpinan yaitu mengenai
pengangkatan Sugeng Supriyadi, SE sebagai Direktur Utama yang
diangkat berdasarkan pada Berita Acara Notaris “Mohammad Hafidh, SH”
No. 3 tanggal 3 Juli 2002, sekaligus menggantikan S. Prakosa dan Desvita
Nur Ismawati dari jabatan sebelumnya. Sebagai bukti nyata telah lahirnya
Lembaga Keuangan Syari’ah di Sukorejo, PT. BPR SYARI’AH Asad Alif
telah membuka kantor pusat di jalan sudagaran No 20 Sukorejo Kendal.
Berikut data singkat dari PT. BPR SYARI’AH Asad Alif Sukorejo awal
berdiri3:
1. Data Perusahaan :
Nama perusahaan : PT. BPR SYARI’AH Asad Alif
2 Profil BPRS Asad Alif
3 Ibid
11
Alamat : Jl. Sudagaran No.20 Sukorejo Kendal
No.Telp : (0294) 451593
No. Fax : (0294) 451819
No. NPWP : 1.830.715.7.503
No. TDP : 11181800098
Akte Pendirian : 22 September 1997
No. / tgl Izin Prinsip : No. S-767/MK 17/1997, 15 September
1997
No. / tgl Izin Usaha : No. 31/27/DIR/UBPR/Rahasia, 29 Juli
1998
Persetujuan menteri kehakiman No.
C2.11481.HT.01.01.TH.97,Tanggal 5 November 1997.
2. Kepengurusan :4
1) Dewan komisaris
a. Komisaris utama : H. Suhardjo
b. Komisaris : Hj. Sri Mardikaningsih
c. Komisaris : Ir. Harmawan Mardiyanto
2) Dewan Pengawas Syari’ah
a. Ketua : Drs. KH Asnawi Usman
b. Anggota : KH. A. Sudiyono
c. Anggota : K. Mas’as
3) Direksi
4 Profil BPRS Aasad Alif
12
Direktur utama : Sugeng Supriyadi, SE
Perkembangan dan pengembangan usaha terus dilakukan
dari beberapa tahun terakhir, berdasarkan surat penegasan dari
Bank Indonesia No. 8/45/DPbs/PIA/Sm tanggal 6 Juli 2006 perihal
pembukaan kantor kas dan sesuai dengan rencana kerja tahunan
(RKT) tahun 2006, BPR SYARI’AH Asad Alif Sukorejo berhasil
membuka 4 (empat) kantor kas baru yang berada di 4 (empat)
tempat berbeda, yaitu5 :
1. Kantor Kas Boja
Beralamat di jalan beringin komplek pasar Boja No. 2,
Kendal
Telp. (0294) 571091
2. Kantor Kas Dr Cipto
Beralamat di jalan Dr Cipto No.152, Semarang
Telp. (0294) 3512158
3. Kantor Kas Ngadirejo
Beralamat di jalan Raya Ngadirejo Km 05 Temanggung
Telp. (0293) 591157
4. Kantor Kas Ungaran
Beralamat di jalan Semarang-Bawen Km 25 Bergas,
Semarang
Telp. (024) 692209
5 Brosur BPRS Asad Alif
13
Keempat kantor tersebut dibuka sebagai sarana untuk lebih
mengenalkan keberadaan BPR SYARI’AH Asad Alif kepada masyarakat
luas, khususnya masyarakat di Semarang. Keempat kantor kas memiliki
fungsi yang sama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Namun segala bentuk kewenangan dalam bentuk kewenangan dalam
pengambilan keputusan masih terpusat pada BPR SYARI’AH Asad Alif
Sukorejo sebagai kantor pusat.
2.2. Visi dan Misi BPRS Asad Alif
Adapun visi, tujuan dan misi dari BPR SYARI’AH Asad Alif
adalah sebagai berikut6 :
1. Visi BPR Syariah Asad Alif
Menjadi BPR Syariah yang terus berkembang sehingga dapat
mensejahterakan masyarakat, karyawan danpemilik.
2. BPR Syariah bertujuan
Tujuan dari PT BPRS Asad Alif Adalah membangun usaha perbankan
yang berkelanjutan agar dapat meningkatkan kesejahteraan bagi
pemiliknya karyawan dan lingkungannya
3. Misi BPR Syariah Asad Alif
a. Menjadi mitra usaha masyarakat dengan memberikan pelayanan terbaik.
6 Profil BPRS Asad Alif S
14
b. BPRSyariah Asad Alif ingin menjadi mitra bagi masyarakat / nasabah
untuk perkembangan usaha kedua belah pihak dengan memberikan
pelayanan terbaik dalam segala hal.
2.3.Kepengurusan dan Struktur organisasi perusahaan
Agar memudahkan mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam
perusahaan maka perlu disusun suatu struktur organisasi perusahaan.
Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menunjukkan suatu aktivitas
dan batas-batas saluran kekuasaan, tanggung jawab, dan wewenang
masing-masing bagian yang ada dalam organisasi. Dengan melihat
struktur organisasi maka masing-masing bagian dalam melaksanakan
tugasnya dapat mengetahui tanggung jawab dan wewenang yang
diberikan.
Setelah berjalan kurang lebih dua puluh tahun dari sejak didirikan
telah ada perubahan kepengurusan dari kepengurusan awal dan
kepengurusan sekarang di BPR SYARI’AH Asad Alif, bagan struktur
organisasi masa kepemimipinan sekarang dapat dilihat pada lembar
terpisah7.
Adapun struktur organisasi kepengurusan saat ini adalah :
1. Dewan komisaris : H.Sidik Dewantoro,SE
Hj Sri Mardikaningsih
Ir Harmawan Mardiyanto
7 Ibid
15
2. Dewan pengawas syari’ah : Drs KH Asnawi Usman
KH A. Sudiono
K. Mas'as
3. Direksi :
Direktur : Moh Asmi Munif, Amd
Kepala kantor pusat : puudji NurDjiyanto
Satuan Pengawas Intern : Tommy Hidayat
Manager operasional : Like setyowati, SE
Manager Marketing : Siti Zakiyah, SE
Teller : Sukristiyatun, SE
Customer Service : Purwati
Account Officer : Fahrudin
Administrasi pembiayaan : Hestarida A, SPt
Marketing : Agus Susanto
IT : Yustiar Sulcantiva I, SH, SKom
4. Cabang Temanggung
Kepala cabang : Ari Suryo W
Teller : laili rosidah, SH
Account Officer : Sutarji
Marketing : Andi Subhan, Amd
16
2.4 Tugas masing-masing jabatan :8
1. Dewan komisaris
Tugas dan tanggung jawab :
a) Melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan kepada
direksi dalam menjalankan perseroan.
b) Menyelenggaran rapat umum luar biasa pemegang saham/rapat
anggota luar biasa dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban
Direksi.
c) Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan penyaluran
dana yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum yang dapat
diputuskan oleh Direksi.
d) Memberikan penilaian atas neraca dan laporan keuangan berkala
semesteran dan tahunan yang disampaikan oleh Direksi.
e) Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut
sesuai dengan wewenang yang telah diberikan dalam anggaran
dasar.
2. Direksi
Fungsi utama :
a) Memimpin usaha bank sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum
yang telah ditentukan.
b) Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh
aktifitas bank meliputi penghimpunan dan penyaluran dana serta
8 ibid
17
kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan
aktivitas utama bank.
c) Melindungi dan menjaga asset dan kekayaan perusahaan yang
berada dalam tanggung jawabnya.
d) Membina hubungan dengan pemegang saham, nasabah, dan calon
nasabah serta pihak lain yang dilayani dalam rangka
mengembangkan layanan yang baik.
e) Membina hubungan kerjasama internal dengan seluruh jajaran
manajemen dan eksternal dengan organisasi masyarakat, badan
usaha, serta sesame LKS untuk meningkatkan kemampuan usaha.
3. Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)9
Tugas :
Dewan pengawas Syari’ah mempunyai tugas menetapkan
kebijaksanaan tentang Syari’ah, menjalankan pengawasan,
pengendalian, dan pembinaan terhadap produk-produk perbankan agar
sesuai Syari’ah islam.
Fungsi :
a) Menyusun tata cara kerja pengawasan dan pengelolaan bank
sesuai Syari’ah Islam.
b) Melakukan pengawasan atas kepengurusan bank sesuai Syari’ah
Islam.
9 ibid
18
c) Menggariskan kebijakan anggaran dan keuangan bank sesuai
Syari’ah islam.
d) Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan
bank sesuai Syari’ah Islam.
e) Bila perlu dapat meminta dokumen dan penjelasan langsung dari
satuan kerja bank Syari’ah serta ikut dalam pembahasan komite
pembiayaan.
4. Satuan Pengawas Intern (SPI)10
Tugas :
Satuan pengawas intern mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan intern atas kegiatan-kegiatan bank.
Fungsi :
a) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja bank.
b) Mengawasi dan memberikan penilaian terhadap kegiatan
operasional bank secara berkala.
c) Melakukan audit atas administrasi keuangan dan pengelolaan
penggunaan dana seluruh kekayaan milik bank.
d) Melakukan evaluasi atas pelayanan yang diberikan nasabah.
e) Mengadakan pengecekan ulang atas agunan dan lain-lain, jaminan
yang diterima oleh bank.
10
ibid
19
f) Memberikan saran dan perimbangan tentang langkah-langkah
dan atau tindakan yang perlu diambil oleh Direksi.
5. Manager Marketing11
Tugas :
a) Menyusun rencana bisnis, strategi pemasaran dan rencana
tindakan berdasarkan target yang harus dicapai.
b) Menyusun rencana kerja dan strategi restrukturisasi berdasarkan
target yang ditetapkan.
c) Membina hubungan dengan nasabah/ calon nasabah yang terdapat
pada wilayah kerja bank.
d) Memadu pelaksanaan aktivitas pemasaran produk-produk dan
pencairan nasabah baru yang potensial untuk seluruh produk.
e) Mereview analisa pemberian fasilitas kredit secara komprehensif
dan menyampaikan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan sesuai jenjang kewenangannya.
f) Menyerahkan, memantau, dan melaporkan pelaksanaan kegiatan
restrukturisasi dan recovery.
Tanggung jawab :
a) Bertanggung jawab terhadap pembinaan hubungan baik dengan
nasabah dengan profesional dengan tujuan mengembangkan
bisnis yang saling menguntungkan.
11
ibid
20
b) Bertanggungjawab terhadap tercapainya target kualitas asset,
profitabilitas, dan ekspansi yang ditetapkan.
c) Bertanggung jawab terhadap proses mutu analisa awal pemberian
fasilitas.
6. Manager Operasional12
Fungsi :
Mengkoordinasi, memonitoring, dan memfasilitasi kegiatan
operasional secara efisien dan efektif sesuai dengan system dan
prosedur yang berlaku.
Tanggung jawab :
a) Menjamin terpeliharanya kelancaran dan ketertibank kegiatan
untuk menunjang efektifitas pelayanan kepada nasabah.
b) Melaksanakan kegiatan operasional berdasarkan pada ketetapan
berbagai tujuan, sasaran, kebijakan, aturan dan standar.
c) Mengendalikan keamanan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan
operasional bank serta pelaporan secara efektif dan efisien.
d) Mengatur sumber daya dan kegiatan operasional melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
e) Menyusun rencana tabungan dan merencanakan pembinaan
dengan para nasabah.
7. Kepala Kantor Kas
Tugas dan tanggung jawab :
12
ibid
21
a) Menjabarkan kebijakan umum yang telah dibuat Direksi dan telah
disetujui Dewan Komisaris.
b) Menyusun dan menghasilkan rencana kerja dan anggaran,
proyeksi finance dan non finance disampaikann kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.
c) Mengkoordinasi, memonitoring, dan memfasilitasi kegiatan
operasional secara efisien dan efektif sesuai dengan system dan
prosedur yang berlaku.
d) Menjamin terpeliharanya kelancaran dan ketertiban kegiatan
untuk menunjang efektivitas pelayanan kepada nasabah di kantor
kas dan atau kantor cabang.
e) Melaksanakan dan atau memantau kegiatan operasional bank
sesuai dengan ketetapan dalam SOP di kantor kas dan di kantor
cabang.
8. Marketing
Tugas dan fungsi utama dari bagian marketing adalah melakukan
upaya penghimpunan dana serta penyaluran dana dari dan kepada
masyarakat. Dan masing-masing tugas tersebut dilaksanakan oleh sub
bagian/ unit kerja yang masing-masing menjalankan fungsi dan
tugasnya secara terpisah namun saling menunjang13
.
13
ibid
22
Bagian funding :
a) Melakukan promosi produk produk pendanaan bank baik dalam
bentuk tabungan, deosito ataupun dana zis.
b) Bertanggung jawab dalam penyediaan dana likuiditas bank,
serta pemenuhan kewajiban penyediaan modal disetor bank.
c) Melakukan sosialisasi aktif ke segala lapisan masyarakat
sehingga dapat terhimpun dana segera dari masyarakat.
d) Menghimpun dana dari beberapa instansi/bank lain, baik itu
dalam bentuk deposito ataupun pembiayaan diterima.
e) Membina dan menjaga kerja sama serta silaturrahmi yang baik
dengan nasabah.
Bagian lending :
a. Bertanggung jawab dalam upaya menyalurkan dana bank dalam
bentuk pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat yang
dinilai produktif.
b. Mencari nasabah potensial yang layak diberikan fasilitas
pembiayaan.
c. Melakukkan analisa untuk menentukan layak tidaknya
pengajuan pembiayaan dari masyarakat.
d. Bertanggung jawab atas kelancaran pengembalian dana yang
telah disalurkan.
e. Melakukan penagihan, pengawasan, dan pembinaan terhadap
nasabah yang telah memperoleh fasilitas pembiayaan dari bank.
23
9. Administrasi pembiayaan
a) Memeriksa dan mengurus kelengkapan dokumen-dokumen yang
terlait dengan pembiayaan yang akan atau telah diberikan seperti
dokumen, agunan dan data lainnya.
b) Menyiapkan surat-surat perjanjian dan surat pengikatan agunan
yang terkait dengan pengajuan pembiayaan nasabah.
c) Engawasi dan bertanggung jawab atas pengarsipan semua
dokumen pembiayaan nasabah, khususnya berkas jaminan
pembiayaan nasabah.
d) Menghitung, mencatat, dan melakukan pembayaran atas
asuransi, jasa, proses pengikatan atau pemblokiran jaminan
nasabah kepada pihak lain.
2.5 Pengelolaan Usaha Syari’ah
PT. BPR SYARI’AH Asad Alif beroperasi sebagai lembaga keuangan
Syari’ah yang melakukan usaha perbankan, menghimpun, dan
menyalurkan dana kepada masyarakat. Kegiatan ini adalah pengelolaan
inti dari jenis usaha perbankan seperti BPR SYARI’AH Asad Alif.
Maksud dan tujuan PT. BPR SYARI’AH Asad Alif melakukan kegiatan
tersebut adalah :
a) Sebagai lembaga intermediasi antara masyarakat yang kelebihan
dana dengan masyarakat yang kekurangan dana.
24
b) Membangun perekonomian masyarakat ekonomi menengah
kebawah mulai dari tingkat pedesaan, kecamatan, merambah ke
perkotaan.
c) Sebagai mitra bisnis masyarakat yang memberikan pembiayaan
atas usaha yang dilakukan masyarakat berdasarkan prinsip
Syari’ah.
d) Melalui pembiayaan PT. BPR SYARI’AH Asad Alif memberi
peluang dan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan
taraf hidup mereka.
e) Memperkenalkan jenis usaha perbankan yang berprinsip Syari’ah,
mengutamakan kehalalan transaksi atas usaha yang dilakukan
kepada masyarakat.
Sasaran pembiayaan meliputi beberapa bidang usaha yang memiliki
potensi dan yang memiliki prospek bagus, meliputi :
a) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
b) Pertanian dan peternakan
c) Home Industry
d) Usaha jasa dan jenis usaha lain
2.6 Produk-produk PT. BPR SYARI’AH Asad Alif
1. Pendanaan
A. Tabungan
25
Tabungan adalah bentuk penghimpunan dana pihak ketiga
yang dananya dapat diambil sewaktu-waktu. Adapun jenis
tabungan yang ada di BPR SYARI’AH Asad Alif adalah :
1. Tabungan dengan prinsip wadiah, meliputi :14
a) Tabungan haji
Adalah tabungan yang dikhususkan bagi nasabah dalam
rangka memenuhi keinginannya menunaikan kewajiban
ibadah haji.
b) Tabungan kurban
Adalah simpanan dari pihak ketiga yang dikhususkan bagi
nasabah dalam rangka memenuhi keinginannya menunaikan
ibadah kurban yang penarikannya mendekati hari raya Idul
Qurban.
2. Tabungan dengan prinsip mudharabah15
a) Tabungan Ummat
Adalah simpanan masyarakat di BPR SYARI’AH Asad Alif
yang penarikannya dapat dilakukan kapan pun tanpa ada
jangka waktu tertentu.
b) Tabungan Idul Fitri
Adalah simpanan pihak ketiga di BPR SYARI’AH Asad
Alif yang penarikannya dilakukan pada saat Idul Fitri atau
14
Brosur BPRS Asad Alif 15
ibid
26
pada saat kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian
antara pihak bank dan nasabah..
c) Tabungan Remaja Muslim (TARMUS)
Adalah simpanan dengan bagi hasil yang menguntungkan
yang diperuntukkan bagi remaja muslim agar gemar
menabung.
B. Deposito mudharabah
Adalah investasi melalui simpanan pihak ketiga
(perorangan maupun badan hukum) di BPR SYARI’AH Asad Alif
yang penarikannya hanya apat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank,
dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.
2 Pembiayaan16
a. Pembiayaan murabahah, merupakan akad jual beli barang pada
harga asal dengan tambahan margin yang disepakati antara pihak
bank dan nasabah. Bank bertindak sebagai penjual dan nasabah
sebagai pembeli.
b. Pembiayaan musyarokah, merupakan akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan masing-masing
menyertakan dana dan mengelola usaha dengan keuntungan dan
risiko ditanggung oleh kedua belah pihak.
16
ibid
27
2.7 Persoalan yang Dihadapi
Sebagai lembaga keuangan yang operasionalisasinya berdasarkan
prinsip Syari’ah, PT. BPR Syari’ah Asad Alif seiring dengan
perkembangannya juga mengalami banyak hambatan dan permasalahan.
Kendala yang dihadapi oleh BPRS Asad Alif adalah pada bagian produk
pembiayaan, semakin banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan di
BPRS Asad Alif maka semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi.
Karna semakin sulitnya pihak bank dalam pemantauan usaha nasabah
dengan jumlah SDM yang sedikit. Banyaknya jasa keuangan tempat BPRS
Asad Alif cabang temanggung menambah semakin ketatnya persaingan di
daerah tersebut. Ditambah lagi masyarakat yang masih awam tentang
produk-produk syariah yang belum begitu dikenal oleh masyarakat sekitar.17
17
Hasil wawancara dengan Bpk Andi Subhan bagian marketing BPRS Asad Alif cabang
temanggung pada tanggal 19 April 2012
28
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi pembiayaan
1. Pengertian pembiayaan
Istilah pembiayaan berasal dari kata I believe, I trust, yaitu saya
percaya atau saya menaruh kepercayaan. Kata pembiayaan artinya
kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada
seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku
shahibul maal1. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan
harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak, sebagai mana dalam firman Allah
surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.
2. Tujuan pembiayaan
1 H.viethzal Rivai dan H. Arvian Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori Konsep dan
Aplikasi, Jakarta : Bumi Aksara, cet. Ke-1, 2010, hlm. 698
29
Secara umum, pembiayaan dibagi menjadi dua yaitu pembiayaan
tingkat makro dan pembiayaan tingkat mikro2. Pembiayaan tingkat makro
bertujuan untuk :
a. Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak dapat akses
secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan
akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf
ekonominya.
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha artinya untuk pengembangan
usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat
diperoleh melalui aktifitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana
menyalurkan kepada pihak minus dana sehingga dapat tergulirkan.
c. Meningkatkan produktivitas artinya adanya pembiayaan memberikan
peluang bagi masyarakat usaha agar mampu meningkatkan daya
produksinya. Sebab upaya produksi tidak dapat jalan tanpa adanya
dana.
d. Membuka lapangan kerja baru artinya dengan dibukanya sector-sektor
usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sector usaha
tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau
membuka lapangan kerja baru.
e. Terjadi distribusi pendapatan artinya masyarakat usaha produktif
mampu melakukan aktifitas kerja berarti mereka akan memperoleh
pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari
2 Ibid, hlm. 681
30
pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi maka akan terdistribusi
pendapatan.
Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk :3
a. Upaya mengoptimalkan laba artinya setiap usaha yang dibuka
memiliki tujuan tertinggi yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap
pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk
dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan
dana yang cukup.
b. Upaya meminimalkan resiko artinya usaha yang dilakukan agar
mampu mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus
mampu meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Risiko
kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan
pembiayaan.
c. Pendayagunaan sumber ekonomi artinya sumber daya ekonomi dapat
dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam
dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika sumber
daya alam dan sumber daya manusianya ada dan sumber daya modal
tidak ada, maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan
demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna
sumber-sumber daya ekonomi.
d. Penyaluran kelebihan dana artinya dalam kehidupan masyarakat ini
ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang
3 Ibid, hlm. 682
31
kekurangan. Dalam kaitanya dengan masalah dana maka mekanisme
pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan
penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus)
kapada pihak yang kekurangan (minus) dana.
Dari uraian diatas maka pembiayaan merupakan sumber pendapatan
bagi bank islam sehingga tujuan pembiayaan bank islam adalah untuk
memenuhi kepentingan stakeholder yakni :
a. Pemilik
Melalui sumber pendapatan diatas, para pemilik mengharapkan
akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada
bank tersebut.
b. Karyawan
Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari
bank yang dikelolanya.
c. Masyarakat
1) Pemilik dana
Sebagaimana pemilik, mereka mengharapkan dari dana yang
diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil.
2) Debitur yang bersangkutan
Para debitur, dengan penyediaan dana baginya mereka terbantu
guna menjalankan usahanya (sector produktif) atau terbantu
untuk pengadaan barang yang diinginkan (pembiayaan
konsumtif).
32
3) Masyarakat umumnya-konsumen
Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya.
d. Pemerintah
Akibat penyediaan pembiayaan pemerintah terbantu dalam
pembiayaan pembangunan Negara, disamping itu akan diperoleh
pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh
bank dan juga perusahaan-perusahaan).
e. Bank
Bagi bank yang bersangkutan hasil dari penyaluran
pembiayaan diharapkan bank dapat meneruskan dan
mengembangkan usahanya agar tetap bertahan dan meluas jaringan
usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat
dilayaninya.
3. Fungsi pembiayaan4
Pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk :
a) Meningkatkan daya guna uang
Para nasabah menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro,
tabungan, dan deposito. Uang tersebut dalam persentase tertentu
ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna satu usaha peningkatan
produktivitas. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank
untuk memperluas / memperbesar usahanya baik untuk peningkatan
produksi, perdagangan, maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi
4 H. Vaithzal R dan Andria P.V., Islamic Financial Management, Jakarta : PT.Raja
Grafido Persada, cet.ke-1, 2008, hlm. 7
33
ataupun memenuhi usaha baru. Secara mendasar melalui
pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan produktivitas secara
menyeluruh.
Dengan demikian dana yang mengendap di bank tidaklah idle
(diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik
kemanfaatan bagi pengusaha maupun kemanfataan bagi masyarakat.
b) Meningkatkan daya guna barang
1. Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat menubah
bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari
bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility
kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak
kelapa / goring, peningkatan utility dari padi menjadi beras,
benang menjadi tekstil, dan sebagainya.
2. Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan
barang dari suatu tempat yang kegunaanya kurang ke
tempat yang lebih bermanfaat. Seluruh barang-barang yang
dipindahkan / dikirim dari suatu daerah ke daerah lain yang
kemanfaatan barang itu lebih terasa, pada dasarnya
meningkatkan utility barang itu. Pemindahan barang-barang
tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan para
distributor saja dan oleh karenanya mereka memerlukan
bantuan permodalan dari bank berupa pembiayaan.
c) Meningkatkan peredaran uang
34
Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening Koran
pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan
sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, promes, dan sebagainya.
Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih
berkembang karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan
berusaha sehingga kegunaan uang akan bertambah baik secara
kualitatif apalagi secara kuantitatif.
Hal ini selaras dengan pengertian bank selaku money creator.
Penciptaan uang itu selain dengan cara substitusi, penukaran uang
kartal yang disimpan di giro dengan uang giral, maka ada juga
exchange of claim, yaitu bank memberikan pembiayaan dalam
bentuk uang giral. Disamping itu dengan cara transformasi yaitu
bank membeli surat-surat berharga dan membayarnya dengan uang
giral.
d) Meningkatkan kegairahan berusaha
Setiap manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan
ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan
usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi
peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan
kemampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang
mempunyai kemampuan. Karena itu maka pengusaha akan selalu
berhubungan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna
peningkatan usahanya.
35
Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah
yang kemudian digunakan untuk memperbesar volume usaha dan
produktivitasnya. Ditinjau dari hokum permintaan dan penawaran
maka terhadap segala macam dan ragamnya usaha, permintaan akan
terus bertambah bilamana masyarakat telah memulai melakukan
penawaran. Timbullah kemudian efek kumulatif oleh semakin
besarnya permintaan sehingga secara berantai kemudian
menimbulkan kegairahan yang meluas dikalangan masyarakat untuk
sedemikian rupa meningkatkan produktivitas. Secara otomatis
kemudian timbul pula kesan bahwa setiap usaha untuk peningkatan
produktivitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal,
karena masalahnya dapat diatasi oleh bank dengan pembiayaannya.
e) Stabilitas ekonomi
Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitas
pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk :
1. Pengendalian inflasi
2. Peningkatan ekspor
3. Rehabilitaasi prasarana
4. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat
Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha
pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan
yang penting.
f) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
36
Para pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja
berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti
peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif
dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan lagi didalam
struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus
menerus. Dengan earnings (pendapatan) yang terus meningkat
berarti pajak perusahaan pun akan terus bertambah. Di lain pihak
pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan
kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa Negara. Di
samping itu dengan semakin efektifnya kegiatan swasembada
kebutuhan-kebutuhan pokok, berarti akan dihemat devisa keuangan
Negara, akan dapat diarahkan pada usaha-usaha kesejahteraan
ataupun ke sector-sektor lain yang lebih berguna.
Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan
buruh / karyawan mengalami peningkatan pendapatan, maka
pendapatan Negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa
bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi
berkurang, sehingga secara langsung / tidak, melalui pembiayaan,
pendapatan nasional akan bertambah.
3.2. Pengertian dan Prosedur pengajuan pembiayaan murabahah
1 Pengertian Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
37
dan pembeli. Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang
disepakati”, maka karakteristik murabahah adalah si penjual harus member
tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya terebut5.
Landasan syariah :
a. Al-Qur’an:
Q.S : Al Baqarah : 275
Orang-orang yang Makan (mengambil) riba. Tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
5 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat,
2009, hlm.160
38
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.
b. Al-Hadits :6
عه أبً سعيد الخدري رضً اهلل عىً أن رسىل اهلل صلى اهلل عليً والً
رواي البيهقً وابه ماجً وصححً ابه ), إوما البيع عه تراض: وسلم قال
(حبان
Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.”
(HR. al-Baihaqi dan Ibnu majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban )
البيع إلى : ثالث فيهه البر كة : أن الىبً صلى اهلل عليً والً وسلم قال
رواي ابه ماجً عه )وخلط البر بالشعير للبيت ال للبيع , أجل، والمقارضة
(صهيب
“Nabi bersabda, „ada tiga hal yang mengandung berkah : jual beli
tidak scara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan
untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
2 Prosedur Pengajuan Pembiayaan
Syarat-syarat pengajuan pembiayaan murabahah di BPRS Asad
Alif :
1 Syarat-syarat umum :
6 DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ciputat : cet. Ke-4, 2006, hlm.
22
39
1 Pas photo 3x4 = 1 (satu) lembar
2 Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon
3 Foto copy KTP suami atau istri
4 Foto copy Kartu Keluarga (KK) dan atau surat nikah
5 Foto copy Buku Tabungan dan atau Mutasi Tabungan
6 Foto copy Agunan dan atau Jaminan
a. Untuk Agunan Tanah dan atau Rumah
1. Foto copy SHM, Leter C/D
2. Foto copy SPPT Terakhir dan Lunas PBB
b. Untuk Agunan Kendaraan Bermotor dan atau Mobil
1. Foto copy BPKB dan STNK
2. Faktur Pembelian dari Dealer dan atau Kwitansi
Pembelian
2 Syarat-syarat tambahan untuk yang berbadan hukum :
1. Foto copy SIUP, TDP, NPWP, dan AD/ART
2. Surat Persetujuan dari Komisaris dan atau Pemilik
40
Prosedur dalam pemberian pembiayaan :7
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon pembiayaan mengajukan
permohonan pembiayaan yang dilampiri dengan berkas-
berkas yang dibutuhkan.
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuan dari penyelidikan berkas pinjaman adalah
untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Apabila
persyaratan tersebut belum lengkap, maka nasabah diminta
untuk segera melengkapinya.
3. Wawancara I
Bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
nasabah yang sebenarnya.
4. On The Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan
meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau
jaminan.
5. Wawancara ke II
7 Hasil wawancara dengan Bpk sutarji (bagian occount officer BPRS Asad Alif cabang
temanggung) pada tanggal 19 April 2012
41
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin
ada kekurangan-kekurangan setelah dilakukan on the spot.
6. Keputusan pembiayaan
Menentukan apakah pembiayaan akan diberikan atau
ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya,
keputusan pembiayaan akan mencakup antara lain : jumlah
uang yang diterima, jangka waktu pembiayaan, dan biaya-
biaya yang harus dibayar.
7. Penandatanganan akad pembiayaan
Sebelum pembiayaan dicairkan, maka calon nasabah
harus menandatangani akad pembiayaan, surat perjanjian
dan persyaratan yang dianggap perlu.
8. Realisasi pembiayaan
Realisasi pembiayaan diberikan setelah
penandatanganan surat-surat yang diperlukan.
Rukun murabahah :
- pelaku
- objek jual beli
- ijab dan qobul
3.3. Pengertian pembiayaan bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah
sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada
42
bank seperti yang telah diperjanjikan8. Pembiayaan bermasalah
menggambarkan situasi dimana persetujuan pembiayaan mengalami resiko
kegagalan dan cenderung menuju kerugian potensial.
Atau Pembiayaan bermasalah yaitu pembiayaan / kredit yang :
1. Di dalam pelaksanaannya belum mencapai / memenuhi target yang
diinginkan oleh pihak Koperasi Syariah.
2. Memiliki kemungkinan timbulnya resiko dikemudian hari bagi Koperasi
Syariah dalam arti luas.
3. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban baik dalam
bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran
keuntungan
3.4. Faktor-faktor Pembiayaan Bermasalah
1. Faktor internal (bank)
a. Kelemahan bank dalam analisis pembiayaan
- Analisa pembiayaan tidak berdasarkan data akurat atau kualitas
data
- Rendah informasi, pembiayaan tidak lengkap atau kuantitas data
rendah
- Analisis tidak cermat
b. Kelemahan bank dalam dokumen pembiayaan
8 H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara,hlm. 115
43
- Data mengenai pembiayaan nasabah tidak didokumentasi dengan
baik
- Pengawasan atas fisik dokumen tidak dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
c. Kecerobohan petugas bank
- Bank tidak mempunyai kebijakan pembiayaan yang sehat
- Petugas atau pejabat bank terlalu menggampangkan masalah
- Bank tidak mampu menyaring risiko bisnis
- Menetapkan standar risiko yang terlalu rendah
d. Kelemahan bidang agunan
- Jaminan tidak dipantau atau diawasi secara baik
- Nilai agunan tidak sesuai
- Pengikatan agunan lemah
e. Kelemahan sumber daya manusia
- Terbatasnya tenaga ahli dibidang penyelamatan dan penyelesaian
pembiayaan
- Pendidikan dan pengalaman pejabat pembiayaan sangat terbatas
44
- Kurangnya tenaga ahli hokum untuk mendukung pelaksanaan
penyelesaian dan penyelamatan pembiayaan
2. Faktor internal (nasabah)9
a. Kelemahan karakter nasabah
- Nasabah tidak mau atau memang beritikad tidak baik
- Nasabah menghilang
b. Kecerobohan nasabah
- Penyimpangan penggunaan pembiayaan
- Perusahaan dikelola oleh keluarga yang tidak profesional
c. Kelemahan kemampuan nasabah
- Tidak mampu mengembalikan pembiayaan karena terganggunya
kelancaran usaha
- Kemampuan manajemen yang kurang
- Kemampuan pemasaran yang kurang memadai
- Pengetahun, pengalaman, informasi terbatas atau kurang memadai
3 Faktor eksternal10
9 Hasil wawancara dengan Bpk Sutarji (bagian pembiayaan BPRS Asad Alif cabang
temanggung) pada tanggal 19 April 2012 10
Ibid
45
Pembiayaan yang macet bisa terjadi karena di luar dari pihak bank
maupun nasabah. Faktor eksternal ini misalnya : karena terjadinya krisis
moneter, kerusuhan massal atau tawuran, terjadinya bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, kebakaran dan lain-lain. Kondisi ekonomi nasional
juga bisa berdampak terhadap perputaran perekonomian, seperti naiknya
harga BBM yang berimbas kepada berhentinya kegiatan usaha, sehingga
keadaan perekonomian menjadi lesu karena menurunnya daya beli
masyarakat atau konsumen. Kejadian-kejadian tersebut secara langsung
berpengaruh terhadap kemampuan nasabah dalam melakukan
kewajibannya membayar angsuran pada bank, kemampuan membayarnya
akan berkurang atau tidak mampu sama sekali dan pembiayaan akan
menjadi macet.
3.5. Pemeriksaan Kelayakan Pemberian Pembiayaan
Prinsip pemberian pembiayaan yang disebut dengan 6 C, yaitu :11
1. Character
Character adalah keadaan watak/sifat dari customer, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari
penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh
mana itikad/kemauan customer untuk memenuhi kewajibannya sesuai
perjanjian yang telah ditetapkan.
2. Capital
11
Op. cit. hlm. 348
46
Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh
calon mudharib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu
semakin tinggi kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya
dan bank akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan. Penilaian
modal sendiri adalah penting, mengingat pembiayaan bank hanya
sebagai tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh
modal yang diperlukan.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudharib dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.
Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui/mengukur sampai
sejauh mana calon mudharib mampu mengembalikan atau melunasi
utang-utangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya.
4. Collateral
Collateral adalah barang yang diserahkan mudharib sebagai agunan
terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai oleh
bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial
mudharib kepada bank.
5. condition of economy
condition of economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang
47
kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan
calon mudharib.
6. Constraints
Constraints adalah batasan dan hambatan yang tidak
memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu,
missal : pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak
bengkel-bengkel las atau pembakaran batu bara.
Pendekatan analisis pembiayaan melalui :
1. Pendekatan jaminan
Artinya bank dalam memberikan pembiayaan selalu
memperhatikan kualitas dan kuantitas jaminan yang dimiliki oleh
peminjam.
2. Pendekatan karakter
Artinya bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait
dengan karakter nasabah.
3. Pendekatan kemampuan pelunasan
Artinya bank menganalisis kemampuan nasabah untuk
jumlah pembiayaan yang telah diambil.
7. Pendekatan dengan study kelayakan
Artinya bank memperhatikan kelayakan usaha yang
dijalankan oleh nasabah peminjam.
8. Pendekatan fungsi-fungsi bank
48
Artinya bank memperhatikan fungsinya sebagai lembaga
intermediary keuangan yaitu mengatur mekanisme dana yang
dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
Proses penanganan pembiayaan berdasarkan kolektibilitasnya adalah
sebagai berikut :12
1. Pembiayaan lancar (kolektibilitas 1)
Adalah pembiayaan yang tidak mengalami penundaan
pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran margin atau bagi
hasil. Jumlah dari tunggakan = 0
Dilakukan penanganan dengan cara :
- Pemantauan usaha nasabah
- Pembinaan usaha dengan pelatihan-pelatihan
2. Pembiayaan diperhatikan (kolektibilitas 2)
Adalah pembiayaan pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran margin atau bagi hasil telah mengalami penundaan
selama 3 bulan dari waktu yang dijanjikan. Jumlah hari tunggakan
1-90 hari.
Dilakukan penanggulangan dengan cara :
- Pembinaan anggota
- Pemberitahuan dengan surat teguran
12
Hasil wawancara dengan Bpk sutarji (bagian pembiayaan BPRS Asad Alif cabang
temanggung) pada tanggal 19 April 2012
49
- Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan
pada nasabah
- Upaya preventif dengan penanganan rescheduling yaitu
penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil
angsuran, juga dapat dilakukan dengan reconditioning yaitu
memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.
3. Pembiayaan kurang lancar (Kolektibilitas 3)
Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjamannya
dan pembayaran margin atau bagi hasilnya telah mengalami
penundaan selama 6 bulan atau dua kali dari jadwal yang
diperjanjikan. Jumlah hari tunggakan 91-180 hari.
Dilakukan penanganan dengan cara :
- Membuat surat teguran atau peringatan
- Kunjungan lapangan atau silaturahmi pada nasabah oleh petugas
bank
- Upaya penyehatan dengan cara rescheduling dan reconditioning
4. Pembiayaan diragukan (Kolektibilitas 4)
Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjamannya
dan pembayaran margin atau bagi hasilnya telah mengalami
penundaan 9 bulan sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah
diperjanjikan. Jumlah hari tunggakan 181-270 hari.
50
Dilakukan penanganan dengan cara :
- Dilakukan rescheduling dan reconditioning
- Dilakukan dengan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam
bentuk pembiayaan al-qordul hasan.
5. Pembiayaan macet (kolektibilitas 5)
Adalah pembiayaan yang pengmbalian pokok pinjamannya
dan pembayaran margin atau bagi hasilnya telah mengalami
penundaan lebih dari 9 bulan sejak jatuh tempo menurut jadwal
yang diperjanjikan. Jumlah hari tunggakan > 270 hari.
Dilakukan penanganan dengan cara :
- Dilakukan penagihan
- Dilakukan penarikan jaminan
- Dilakukan eksekusi jaminan
3.6. Contoh Kasus Pembiayaan Bermasalah di BPRS Asad Alif Cab.
Temanggung
Pak Sagi ingin membeli peralatan pertanian dan obat-obatan untuk
modal kerja, tetapi pak sagi tidak mempunyai cukup uang untuk membeli
alat pertanian dan obat-obatan tersebut. Akhirnya pak sagi memutuskan
untuk mengajukan pembiayaan murabahah di BPRS Asad Alif cabang
temanggung. Dalam hal ini pihak BPRS akan membelikan peralatan
51
pertanian dan obat-obatan yang pak sagi inginkan, semisal alat pertanian
dan obat-obatan tersebut Rp. 20.000.000,- dari sebuah toko atau supplier
tetapi akad ini BPRS mempercayakan atau mewakilkan ( wakalah ) kepada
pak sagi untuk membeli alat pertanian dan obat-obatan sesuai dengan
keinginan pak sagi, dan dari pihak BPRS menginginkan keuntungan (mark
up) atas alat pertanian dan obat-obatan yang telah dibeli sebesar Rp.
14.400.000,- . jadi pak sagi membeli alat pertanian dan obat-obatan kepada
pihak BPRS sebesar Rp. 34.400.000,- dengan kemudian dapat diangsur
selama 36 bulan. Untuk mengetahui berapa besarnya angsuran yang harus
dibayar oleh pak sagi dalam setiap bulannya, maka dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Angsuran perbulan = Rp 20.000.000,- + Rp 14.400.000,- : 36 bulan
= Rp 955.600,-
Dalam jangka waktu satu tahun angsuran berjalan dengan baik.
Namun pada tahun kedua mengangsur, angsuran sering terlambat. Pihak
BPRS memberikan surat peringatan pertama kepada pak sagi. Setelah
diteliti ternyata nasabah tersebut usaha perdagangannya tidak begitu laku,
dan pak sagi minta untuk di akad ulang atau penjadwalan kembali jangka
waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran sesuai kemampuan
bayar nasabah. Dan pihak BPRS setuju untuk diakad lagi13
.
13
Hasil wawancara dengan Bpk Sutarji (bagian pembiayaan BPRS Asad Alif cabang
temanggung) pada tanggal 19 April 2012
52
Langkah-langkah yang diterapkan di BPRS Asad Alif cabang
temanggung dalam menanggulangi pembiayaan bermasalah adalah sebagai
berikut :14
1. memberikan peringatan kepada nasabah, melalui surat peringatan (
SP-1, SP-2, SP-3 )
2. apabila peringatan diabaikan, maka pihak BPRS melakukan
panggilan kepada nasabah berkaitan dengan pembiayaan
bermasalah.
3. Apabila panggilan tersebut masih diabaikan, maka pihak BPRS
mengadakan kunjungan ke kediaman nasabah. Guna mengetahui
penyebab dan kelanjutan penyelesaian pembiayaan nasabah yang
bermasalah.
4. Apabila dalam kunjungan tersebut masih tidak ada kesepakatan
maka pihak BPRS memberikan surat peringatan tarik jaminan dan
pemberitahuan lelang.
Apabila langkah awal telah dilakukan melalui kunjungan pada
nasabah dan menghasilkan keputusan penyelamatan pembiayaan, maka
pihak BPRS akan menerapkan beberapa metode yaitu :15
a. Rescheduling ( penjadwalan kembali )
14
ibid 15
Kasmir, S.E., MM., Manajemen Perbankan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000,
hlm.103-104
53
Rescheduling atau penjadwalan kembali adalah upaya
penyelamatan pembiayaan dengan memperpanjang jangka waktu
pembiayaan, missal perpanjangan jangka waktu pembiayaan dari
satu tahun menjadi dua tahun sehingga nasabah mempunyai waktu
yang lebih lama untuk mengembalikannya.
b. Reconditioning ( persyaratan ulang )
Reconditioning ( persyaratan ulang ) adalah upaya
penyelamatan pembiayaan dengan cara melakukan perubahan atas
sebagian atau keseluruhan syarat perjanjian pembiayaan yang tidak
terbatas pada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu saja,
tetapi perubahan perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan
pembiayaan.
c. Restructuring ( penataan ulang )
Restructuring ( penataan ulang ) adalah upaya penyelamatan
dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian pembiayaan
berupa pemberian tambahan pembiayaan atau melakukan konversi
atas keseluruhan atau sebagian dari pembiayaan menjadi equity
perusahaan dan equity bank yang dilakukan dengan atau tanpa
rescheduling / reconditioning.
d. Management assistency ( bantuan konsultasi )
Management assistency adalah bantuan konsultasi dan
manajemen proteksional yang diberikan bank pada nasabah yang
54
masih mempunyai prospek dan itikad baik untuk melunasi
kewajibannya namun lemah di dalam perusahaannya, baik dalam
penempatan petugas bank maupun bantuan pihak ketiga
(konsultan) sebagai anggota manajemen.
e. Liquidation ( penjualan barang agunan )
Liquidation (penjualan barang agunan) adalah penjualan
barang-barang yang dijadikan agunan dalam rangka pelunasan
hutang, pelaksanaan likuidasi dilakukan terhadap kategori kredit
yang menurut bank benar-benar sudah tidak dapat dibantu untuk
disehatkan kembali atau usaha nasabah sudah tidak memiliki
prospek untuk dikembangkan.
3.7. Analisa Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Akad Murabahah
Hasil analisa penulis yaitu bahwa antara teori yang didapat penulis
mengenai faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah dan cara
penanggulangan pembiayaan bermasalah tidak jauh berbeda dengan teori
yang telah ada. Permasalahan yang dihadapi BPRS Asad Alif Cabang
Temanggung adalah problematika pembiayaan bermasalah dan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut BPRS Asad Alif Cabang
Temanggung telah melakukan klasifikasi terhadap angsuran pembiayaan
nasabah atau yang disebut tingkat kolektibilitas, hal ini memudahkan BPRS
untuk mengetahui siapa dan berapa tingkat pembiayaan bermasalah lebih
dini. Sehingga BPRS dapat membuat kebijakan yang tepat terhadap pelaku
55
pembiayaan bermasalah. Untuk menanggulangi pembiayaan bermasalah
BPRS Asad Alif harus melalui beberapa langkah untuk mendapatkan suatu
keputusan yang tepat atas pembiayaan bermasalah tersebut.
Lankah-langkah yang diterapkan di BPRS Asad Alif dalam
menanggulangi pembiayaan bermasalah adalah :16
1. Memberikan peringatan kepada nasabah, melalui surat peringatan (
SP 1, SP 2, SP 3 )
2. Apabila peringatan diabaikan, maka pihak BPRS melakukan
panggilan kepada nasabah berkaitan dengan pembiayaan
bermasalah.
3. Apabila panggilan tersebut masih diabaikan, maka pihak BPRS
mengadakan kunjungan ke kediaman nasabah, guna mengetahui
penyebab dan kelanjutan penyelesaian pembiayaan nasabah yang
bermasalah.
Apabila langkah tersebut telah dilalui dan telah menghasilkan
keputusan untuk penyelamatan, maka BPRS dapat menerapkan beberapa
metode sebagai berikut :
1. Rescheduling ( penjadwalan kembali )
2. Reconditioning ( persyaratan ulang )
3. Restructuring ( penataan ulang )
16
Hasil wawancara dengan Bpk Sutarji (bagian pembiayaan BPRS Asad Alif cabang
temanggung) pada tanggal 19 April 2012
56
4. Management assistency ( bantuan konsultasi )
5. Liquidation ( penjualan barang agunan )
Dengan menggunakan solusi terhadap penanggulangan pembiayaan
bermasalah, maka tingkat pembiayaan bermasalah di BPRS Asad Alif
menjadi rendah.
57
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Prosedur yang harus dijalankan dalam pemberian pembiayaan adalah
nasabah mengisi formulir pengajuan permohonan pembiayaan dengan
dilengkapi berkas-berkas seperti : foto nasabah, foto copy KTP pemohon,
foto copy KTP suami istri, foto copy KK atau surat nikah, foto copy buku
tabungan atau mutasi tabungan, foto copy agunan atau jaminan. Pihak bank
menyelidiki berkas-berkas apakah sudah lengkap, setelah itu dilakukan on
the spot untuk meninjau usaha yang dijalankan nasabah atau barang yang
dijaminkan, setelah kunjungan lapangan maka keputusan pembiayaan
diterima atau ditolak, bila diterima nasabah melakukan penandatangan akad
pembiayaan, setelah penandatanganan berkas maka pencairan pembiayaan
bisa dilakukan.
Penyebab pembiayaan bermasalah disebabkan dari berbagai faktor
baik internal maupun eksternal. Faktor internal (bank) misalnya : kelemahan
bank dalam analisis pembiayaan, kelemahan dalam dokumen pembiayaan,
kelemahan bidang agunan, kelemahan SDM. Faktor internal (nasabah)
missal : kelemahan karakter nasabah, kecerobohan nasabah, kelemahan
kemampuan nasabah. Faktor eksternal seperti : terjadinya bencana alam
(gempa bumi,tanah longsor, banjir,kebakaran), krisis moneter, kerusuhan
missal atau tawuran dan lain sebagainya.
58
Langkah-langkah yang diterapkan di BPRS Asad Alif cabang
temanggung dalam penanganan pembiayaan bermasalah adalah memberikan
peringatan kepada nasabah melalui surat peringatan (SP-1, SP-2, SP-3),
apabila diabaikan maka dilakukan panggilan berkaitan dengan pembiayaan
tersebut, bila masih diabaikan maka dilakukan kunjungan ke kediaman
nasabah untuk mengetahui penyebab dan kelanjutan penyelesaikan
pembiayaan yang bermasalah tersebut. Bila dalam kunjungan tersebut tidak
ada kesepakatan juga maka diberikan surat peringatan tarik jaminan dan
pemberitahuan lelang.
4.2 Saran
1. Produk-produk yang sudah sesuai dengan syariah harus dipertahankan
dan dikembangkan.
2. Dalam menganalisa suatu nasabah pembiayaan, sebaiknya diperlukan
SDM yang professional dalam bidang analisis pembiayaan, sehingga bisa
mengurangi tingkat resiko terhadap pembiayaan bermasalah.
3. Perlu adanya peningkatan dalam penanganan pembiayaan murabahah
yaitu yang lebih mengedepankan hubungan kemitraan antara karyawan
dengan nasabah.
4. Keprofesionalan karyawan dalam bersungguh-sungguh untuk memajukan
BPRS Asad Alif perlu ditingkatkan.
59
4.3 Penutup
Rasa syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir ini, kendatipun dalam bentuk yang sederhana.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca
memberikan koreksi demi perbaikan, penyempurnaan, dan pemanfaatan
tugas akhir ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andria P.V., dan H. Vaithzal R, Islamic Financial Management, Jakarta : PT.Raja Grafido
Persada, cet.ke-1, 2008
Anwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar 2001
Brosur BPRS Asad Alif
DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ciputat : cet. Ke-4, 2006
H.Arvian Arifin, dan H.viethzal Rivai, Islamic Banking Sebuah Teori Konsep dan Aplikasi,
Jakarta : Bumi Aksara, cet. Ke-1, 2010
Hasibuan, H. Malayu S.P., Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara
Hasil wawancara dengan Bpk sutarji (bagian occount officer BPRS Asad Alif cabang
temanggung) pada tanggal 19 April 2012
Hasil wawancara dengan Bpk Andi Subhan bagian marketing BPRS Asad Alif cabang
temanggung pada tanggal 19 April 2012
Kasmir, S.E., MM., Manajemen Perbankan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta
: UII Press, 2004
Profil BPRS Asad Alif
Umar, Husain, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
utama, 2000
Wasilah, dan Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, 2009
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/MengenalBPRSyariah.pdf dikutip 9 April 2012
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap Mualimah
TTL Kendal, 19 Desember 1987
Jenis Kelamin Perempuan
Univ / Fak / Jur /
Angkt
IAIN Walisongo Semarang / Syari’ah /
Perbankan Syari’ah/2009
Email [email protected]
No Hp 081901096147/08985991291
Alamat Asal Banyuuirp RT 02 RW IV Ngampel – Kendal
Alamat Domisili
Kuliah
Jl. Dr.HAMKA no.2 Perum Bank Niaga
Blok D.2 Ngalian - Semarang
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMU PT
SD N Banyuurip 01 SMP N 3 Kendal SMA Sunan Kalijogo
Semarang
IAIN Walisongo
Semarang
2000 2003 2006 2009 – sekarang
Pengalaman Organisasi
Nama Lembaga Singkatan dari Jabatan Tahun
Kepengurusan
HMI Himpunan
Mahasiswa Islam
Departemen
Kepustakaan
2010
PSHT
Persaudaraan Setia
Hati Terate Anggota 2010
IMAKEN
Ikatan Mahasiswa
Kendal Anggota 2009
Semarang, 07 mei 2012
( Mualimah )