Upload
syafa-kamila
View
275
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah akhhlaq tasawuf
Citation preview
PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN DAN URGENSI AKHLAQ
TASAWUF DAN PENDIDIKAN KARAKTER
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Akhlaq
Tasawuf
Pembimbing H. Buhori Muslim, M.Ag.
Penyusun:
Ulfatul Hasanah
Vega Lyndie Fatimah
Yuni Maryeti
KELAS B SEMESTER III
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan
apapun sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur pada mata
kuliah Akhlaq Tasawuf. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca. Aamiin.
Bandung, 05 Oktober 2015
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Pengertian Masyarakat Modern.................................................................................6
B. Problematika Masyarakat Modern.............................................................................8
C. Perlunya Pengembangan Akhlaq Tasawuf...............................................................15
D. Indonesia dan Pendidikan Karakter.........................................................................17
BAB III PENUTUP.........................................................................................................19
A. Kesimpulan.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernisme adalah paham tentang hal-hal yang bersifat moderen.
Sebagian orang beranggapan bahwa Islam dan Modernisme adalah suatu kata
yang tidak tepat untuk di sandingkan, menurut mereka modernisme adalah pintu
utamanya bid’ah dan bid’ah adalah virusnya agama.
Masyarakat modern umumnya lebih mempergunakan akal atau rasio
mereka untuk memecahkan setiap masalahnya. Sedangkan Islam mempunyai
konsep bahwa manusia tetap menggunakan dalil naqli di samping dalil aqlinya.
Sehingga konsep diri yang ada pada masyarakat modern adalah hedonisme, yang
mengakibatkan kemerosotan akhlaq.
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu
pengetahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman tentang agama.
Mereka beranggapan bahwa pengatahuan dan teknologi akan mampu
meningkatkan taraf hidup dan derajat sosial mereka. Karena teknologi dan ilmu
pengetahuan akan memberikan dampak positif dan pada sisi lain juga
menimbulkan dampak negatif.
Selain problematika itu dalam masyarakat modern juga mengalami
berbagai problem, seperti dalam aspek politik, pluralisme agama, spiritual, dan
etika. Sehingga bagi penulis peranan akhlaq tasawuf urgensi sangat membahas
problematika masyarakat modern.
Kemajuan zaman modern memberikan dampak tersendiri dalam kehidupan
manusia. Ada bagian yang positif, namun juga dampak negatif yang tidak kalah
mendominasi. Bukan berarti kemajuan zaman modern adalah sesuatu yang buruk,
3
namun persepsi tiap individu menghadapi hal seperti ini berbeda-beda. Hal itu
menjadi semakin rumit karena tidak setiap manusia mampu beradaptasi dengan
baik dengan dunia modern. Akhirnya, muncullah penyimpangan, kemerosotan
dan ketidakpastian dalam menjalani hidup yang mengakibatkan manusia semakin
tidak bernilai. Dalam merespon revolusi industri, manusia pun terpecah-belah
menjadi tiga golongan yang mengakibatkan masalah tersendiri bagi tiap golongan.
Namun sangat beruntung bagi umat manusia khususnya umat Islam akhlak
tasawuf datang dengan konsep yang rapi dan telah teruji sebagai salah satu
alternatif agar manusia mampu keluar dari kegalauan dan penyimpangan itu.
Krisisnya pendidikan karakter mengakibatkan banyak masalah. Sudah lebih
dari tiga dasawarsa, namun sangat mencolok di hadapan kita bahwa pendidikan
agama, budi pekerti, dan Pancasila yang dilakukan sejak sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, bahkan pendidikan Pancasila yang juga telah ditatarkan pada
pejabat tinggi negara, pegawai negeri pada segala tingkatan hingga organisasi
kemasyarakatan, ternyata gagal membawa masyarakat kita ke arah yang lebih baik
dalam hal membentuk karakter bangsa.
Modernisme adalah paham tentang hal-hal yang bersifat moderen. Sebagian
orang beranggapan bahwa Islam dan Modernisme adalah suatu kata yang tidak
tepat untuk di sandingkan, menurut mereka modernisme adalah pintu utamanya
bid’ah dan bid’ah adalah virusnya agama. Masyarakat modern umumnya lebih
mempergunakan akal atau rasio mereka untuk memecahkan setiap masalahnya.
Sedangkan islam mempunyai konsep bahwa manusia tetap menggunakan dalil
naqli di samping dalil aqlinya. Sehingga konsep diri yang ada pada masyarakat
modern adalah hedonisme, yang mengakibatkan kemerosotan akhlak.
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengetahuan
dan teknologi, mengesampingkan pemahaman tentang agama. Mereka
beranggapan bahwa pengatahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf
hidup dan derajat sosial mereka.karena teknologi dan ilmu pengetahuan akan
memberikan dampak positif dan pada sisi lain juga menimbulkan dampak negatif.
4
Selain problematika itu dalam masyarakat modern juga mengalami berbagai
problem, seperti dalam aspek politik, pluralisme agama, spiritual, dan etika.
Sehingga bagi penulis peranan akhlak tasawuf urgensi sangat membahas
problematika masyarakat modern.
Sikap umat Islam dalam menyikapi modernisasi inilah yang mendorong
penulis untuk mencoba menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai
modernisme menurut Islam.
Sikap umat Islam dalam menyikapi modernisasi inilah yang mendorong
penulis untuk mencoba menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai
“Problematika Masyarakat Modern, Urgensi Akhlaq Tasawuf dan Pendidikan
Karakter”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat modern?
2. Bagaimana problematika masyarakat modern?
3. Mengapa perlunya pengembangan Akhlaq Tasawuf?
4. Bagaimana hubungan antara Indonesia dan pendidikan karakter?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat modern.
2. Untuk mengetahui problematika masyarakat modern.
3. Untuk mengetahui seberapa perlunya pengembangan Akhlaq Tasawuf.
4. Untuk mengetahui hubungan Indonesia dan pendidikan karakter.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat diartikan sebagai pergaulan
hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan
ikatan-ikatan tertentu). Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara terbaru,
mutakhir. Jadi secara harfiah masyarakat modern berarti suatu himpunan orang
yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang
bersifat mutakhir.
Deliar Noer menyebutkan ciri-ciri masyarakat modern sebagai berikut:
1. Bersifat rasional, yakni lebih mengutamakan pendapat akal pikiran
daripada pendapat emosi. Sebelum melakukan pekerjaan selalu
dipertimbangkan lebih dahulu untung dan ruginya secara logika.
2. Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan
masalah yang bersifat sesaat tetapi selalu dilihat dampak sosialnya secara
lebih jauh.
3. Menghargai waktu, yaitu selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang
sangat berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
4. Bersikap terbuka, yakni mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik,
gagasan dan perbaikan dari manapun datangnya.
5. Berpikir objektif, yakni melihat segala sesuatu dari fungsi dan kegunaan
bagi masyarakat
Masyarakat Modern terbagai menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Masyarakat Pertanian
6
Masyarakat pertanian mendasarkan ekonominya pada tanah atau sumber
lain. Teknologi yang mereka gunakan adalah teknologi kecil seperti pompa
penyemprot hama, racun tikus dan sebagainya. Informasi yang mereka
gunakan adalah media tradisional, dari mulut ke mulut, bersifat lokal dan
terpusat pada salah seorang yang dianggap tokoh. Dari segi lingkungan
sosial mereka menganut sistem keluarga batin, yaitu keluarga yang
didasarkan pada ikatan darah dan keturunan serta menetap pada suatu lokasi
tertentu dan tidak berpindah-pindah. Dari segi kejiwaan mereka selalu
komitmen dengan lingkungan dan suasana masa lalu, banyak menggunakan
kekuatan yang bersifat irrasional seperti dukun, ahli nujum dan orang yang
dianggap sakti lainnya.
2. Masyrakat Industri
Masyarakat industri memiliki modal dasar yaitu peralatan produksi, mesin-
mesin pengolah bahan mentah menjadi barang atau makanan yang siap
konsumsi, teknologi yang digunakan ialah teknologi tinggi, yang hemat
tenaga kerja, berskala besar dan bekerja secara efektif dan efisien.
Teknologi yang mereka gunakan yaitu media cetak atau tulisan yang dapat
disimpan oleh siapa saja, bersifat rasional dan terus berkembang. Keluarga
yang mereka anut yaitu keluarga inti, yakni orang tua, suami istri, dan anak.
Secara kejiwaan manusia pada era industri yang diperlukan adalah manusia
yang cerdas, berilmu pengetahuan, menguasai teknologi, dan memandang
bahwa segala sesuatu hanya terjadi jika mengikuti hukum alam.
3. Masyarakat Informasi
Dalam masyarakat informasi ini ada yang menyebut abad elektronik,
informasi atau pasca indsutri. Ramalan tentang era informasi sebagian
bersifat pasti dan sebagain lagi bersifat spekulasi. Dari segi teknologi,
ekonomi dan informasi lebih bersifat pasti. Yang paling menentukan dalam
masyarakat informasi adalah orang-orang yang paling banyak memiliki
informasi. Pada masyarakat informasi dalam bidang teknologi, mereka
7
menggunakan teknologi elektronika. Pada era ini, lewat komunikasi satelit
dan komputer orang memasuki lingkungan informasi dunia. Sementara itu,
media massa yang semula satu arah, berubah menjadi media interaktif. Hal
yang demikian itu pada akhirnya berpengaruh pada kejiwaan dan
kepribadian masyarakat. Pada era informasi yang sanggup survive
(bertahan) hanyalah mereka yang berorientasi ke depan dengan bijak dan
mampu mengubah pengetahuan menjadi kebijakan.
B. Problematika Masyarakat Modern
Kemajuan di bidang teknologi pada zaman modern ini telah membawa
manusia ke dalam dua sisi, yaitu bisa memberi nilai tambah (positif), tapi pada
sisi lain dapat mengurangi (negatif). Efek positifnya tentu saja akan meningkatkan
keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga
memberikan orang kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan
baru dan meningkatkan produksi. Sedangkan efek negatifnya kemajuan teknologi
akan berbahaya jika berada di tangan orang yang secara mental dan keyakinan
agama belum siap. Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan
yang destruktif dan mengkhawatirkan (Musthofa, 2005: 46-47).
Menurut Sayyed Hossein Nasr, seorang ilmuwan kenamaan dari Iran,
berpandangan bahwa manusia modern dengan kemajuan teknologi dan
pengetahuaannya telah tercebur ke dalam lembah pemujaan terhadap pemenuhan
materi semata namun tidak mampu menjawab problem kehidupan yang sedang
dihadapinya. Kehidupan yang dilandasi kebaikan tidaklah bisa hanya bertumpu
pada materi melainkan pada dimensi spiritual. Jika hal tersebut tidak diimbangi
akibatnya jiwa pun menjadi kering, dan hampa. Semua itu adalah pengaruh dari
sekularisme barat, yang manusia-manusianya mencoba hidup dengan alam yang
kasat mata.
Menurut Nashr, manusia barat modern memperlakukan alam seperti
pelacur. Mereka menikmati dan mengeksploitasi alam demi kepuasan dirinya
tanpa rasa kewajiban dan tanggung jawab apapun. Nashr melihat, kondisi manusia
8
modern sekarang mengabaikan kebutuhannya yang paling mendasar dan bersifat
spiritual, mereka gagal menemukan ketentraman batin, yang berarti tidak ada
keseimbangan dalam diri. Hal ini akan semakin parah apabila tekanannya pada
kebutuhan materi semakin meningkat sehingga keseimbangan semakin rusak.
Oleh karena itu, manusia memerlukan agama untuk mengobati krisis yang
dideritanya. Dalam berbagai kemajuan teknologi masyarakat modern juga
mengalami berbagai problematika seperti:
1. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi
teknologi memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi
2. Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi
efisiensi.
3. Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang
memecahkannya.
4. Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya.
Teknologi tidak pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan
tidak terpisahkan
5. Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.
Sedangkan ditinjau dari sikap mental kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi
telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern diantaranya:
1. Desintegarasi Ilmu Pengetahuan
Banyak ilmu yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada tali pengikat dan
penunjuk jalan yang menguasai semuanya, sehingga kian jauhnya manusia
dari pengetahuan akan kesatuan alam. Kehidupan modern antara lain ditandai
dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu
pengetahuan memiliki paradigma (cara pandangnya) sendiri dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
9
2. Split Personality (Kepribadian yang Terpecah)
Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang
coraknya kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak, maka manusianya
menjadi pribadi yang terpecah, akibatnya kini tengah menggelinding proses
hilangnya kekayaan rohaniah karena jauhnya dari ajaran agama. Karena
dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu yang hanya mengandalkan
fakta-fakta empirik, obyektif, rasional, dan terbatas).
3. Penyalahgunaan Iptek
Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan
spritual, maka iptek telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya,
sebagaimana disebutkan di atas. Kemampuan membuat senjata telah
diarahkan untuk tujuan penjajahan satu bangsa atau bangsa subversi dan lain
sebagainya.
4. Pendangkalan Iman
Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan tersebut di atas, khususnya
ilmu-ilmu yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris
menyebabkan manusia dangkal imannya, ia tidak tersentuh oleh informasi
yang diberikan oleh wahyu, bahkan informasi yang dibawa oleh wahyu itu
menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.
5. Pola Hubungan Materialistik
Pola hubungan satu dengan hubungan yang lainnya dapat memberikan
keuntungan yang bersifat material. Demikian pula penghormatan yang
diberikan seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang
tersebut dapat memberikan manfaat secara material. Akibatnya ia
menempatkan pertimbangan material di atas pertimbngan akal sehat, hati
nurani, kemanusian dan imannya
10
6. Menghalalkan Segala Cara
Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalanya iman dan pola hidup materialistik
sebagaimana disebutkan di atas, maka manusia dengan mudah dapat
menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.
7. Stres dan Frustasi
Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus
mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Manusia
mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya untuk terus bekerja
tanpa mengenal batas dan kepuasan. Sehingga apabila ada hal yang tidak bisa
dipecahkan mereka stres dan frustasi.
8. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya
Mereka menghabiskan masa mudanya dengan memperturutkan hawa nafsu
dan menghalalkan segala cara. Namun ada suatu saat tiba waktunya mereka
tua segala tenaga, fisik, fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak dapat
mereka lakukan, mereka merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu
pengtahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman agama. Mereka
beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan
taraf kehiduapn. Padahal tidak selamanya seperti yang diharapkan karena
kemajuan di bidang etnologi yang berkembang pada masyarakat modern akan
memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan
dampak positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.
Dampak positifnya tentu saja akan meningkatkan keragaman budaya yang
tersedia melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan
kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kecakapan baru dan dapat
memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf masyarakat.
11
Adapun dampak negatif dari kemajuan teknologi akan menimpa
kehidupan masyarakat jika teknologi berada di tangan orang yang secara mental
dan keyakinan agamaa mengalami gangguan atau berada pada tangan tangan
orang yang tidak berakhlak. Kecanggihan ilmu pengatahuan dan teknologi tanpa
disadari membuka peluang yang besr bagi penyalahgunaan sehingga
menimbulkan kerusakan alam yang disebabkan karena merka senantiasa
menyalahgunakan ilmu untuk tujuan tujuan yang kuarang tepat. Misalnya,
menggunakan teknologi informasi seperti komputer dimanfaatkan untuk tukar
menukar informasi dalam rangka penipuan, menyabarkan film film terlarang dan
sebagainya. Televisi dimanfaatkan untuk menmpilkan siaran siaran yang dapat
merusak bangsa. Kecangguhan ilmu pengatahuan dan teknologi di gunakan untuk
mengekploitasi alam demi kepuasan dirinya tanpa rasa tanggung jawab apapun.
Kecanggihan senjata dimanfaatkan untuk menyakiti sesama manusia.
Selain problematika dalam aspek pengembangan intelektual khususnya
pengmbangan ilmu pengetahuan dan taknologi, dalam masyarakat modern
mengalami berbagai problem dalam aspek lainnya, seperti dalam aspek politik,
apek pluralisme agama, apek spiritual, dan aspek etika. Dalam aspek politik,
banyak terjadi perabutan kekuasaan, politik menghalalkan segala cara dan politik
kampu menghilangkan menjadikan manusia lipa akan kehidupan akhirat. Selain
itu aspek pluralitas agama, masyarakat seringkali mencampuru urusan keercayaan
agama lain, saling menganggap agam yang diikuti adalah benar dan yang lainnya
adalah salah. Hal ini menimbulkan perpecahan antar umat beragama. Padahal,
pluralitas agama dalam masyarakat modern adalah sesuatu yang wajar, yang
sudah menjadi sunnatullah.
Tidak bisa di pungkiri adanya pluralitas dalam kehidupan harus disikapi
dengan toleran, jujur, terbuka, bijaksana dan adil. Berkaitan dengan pluralitas
agama, konsep tasawuf memandang bahwa inti ajaran semua agama adalah sama
yaitu penyerahan diri kepada Tuhan pencipta alam seisinya. Sebagaimana dalam
ajaran tasawuf dikenal dengan konsep wihdat al-adyan. Konsep ini memandang
bahwa sumber agama adalah satu, hanya berbeda bungkus luarnya saja.
12
Dalam aspek spiritual, masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi
keglamoran, mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan
mereka meninggalkan pemahamn agama, hidup dalam sikap sekuler yang
menghapus visi keilahian. Hilangnya visi dan keilahian tersebut mengakibatkan
kehampaan spiritual dan mengakibatkan manusia jauh dengan Sang Maha
Pencipta, meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma agama. Akibat
dari itu, maka dalam kehidupan masyarakat modern sering dijumpai banyak orang
yang merasa gelisah, tidak percaya diri, strees dan tidak memiliki pegangan hidup.
Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena takut kehilangan apa yang
dimiliki. Rasa khawatir terhadap masa depan yang tidak dapat dicapai sesuai
dengan harapan,daya saing yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan
akibat banyak pelanggaran dosa yang dilakukan (Rosihun, 2000: 78-79).
Dalam aspek etika, masyarakat moderen mengalami krisis moral yang
berkepanjangan. Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang
kurang dan tidak terpuji dan menyimpang dengan norma-norma yang berlaku,
baik norma agama, adat istiadat dan hukum. Bentuk penyimpngan moral tersebut
seperti, menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan dengan membudayanya
praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), berbagai konflik yang merajalela
(antaretnis, agama, politik, ormas dan lain-lain), meningkaynya kriminalitas
diperbagai kalangan, serta menurunnya etos kerja di berbagai instansi-instansi
pemerintahan, merosotnya nilai-nilai keadilan, spiritual, kemanusiaan dan masih
banyak lagi.
Di dalam beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis,
kiranya tujuan dakwahlah islamiyah ini makin penting dan perlu mendapatkan
sorotan khusus dunia dakwah. Para kritisi barat mengemukakan sekurang-
urangnya sekarang ini di dunia pasca-modern mengalami lima krisis:
1. Krisis identitas, dimana manusia sudah kehilangan kepribadiannya dan
bentuk dirinya. Dalam hal ini, akan mudah mencari jawabannya dalam
dakwah Islamiyah.
13
2. Krisis legalitas, dimana manusia sudah mulai kehilangan penentuan
peraturan untuk diri dan masyarakat. Dakwah islamiyah penuh dengan
ajaran tentang tuntunan hidup itu.
3. Krisis penetrasi, dimana manusia telah banyak kehilangan pengaruh
yang baik untuk diri dan masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik
maupun mental. Dakwah Islamiyah datang untuk menjernihkan pikiran
manusia dan filter terhadap tingkah lakunya, melalui persiapan mental
yang etis dan bertanggung jawab.
4. Krisis partisipasi, dimana manusia telah kehilangan kerjasama, terlalu
individualistis. Dakwah Islamiyah memberikan obat yang manjur.
5. Krisis distribusi, dimana manusia dihantui oleh tidak adanya keadilan
dan pemerataan income masyarakat. Dakwah Islamiyah mengajarkan
keadilan secara utuh.
Terhadapa semua krisis yang dialami manusia sekarang ini, sudah tentu
Dakwah Isalamiyah akan mengatasinya. Islam adalah agama yangrohmatan
lil’alamin. Manusia yang makin materialis pandangan hidupnya perlu dijinakkan
untuk mengenal dirinya dan menghamba kepada Tuhannya agar tidak merusak
alam lingkungannya.
Dari berbagai macam krisis moral di indonesia, korupsi menempati
peringkat pertama. Sebagaimana hasil survei PERC (Political and Economic Risk
Consultacy) yang berkedudukan di hongkong pada tahun 2002 dan 2006
menjelaskan bahwa peringkat indonesia dalam skor korupsi adalah tertinggi di
Asia dengan nilai skor 8,16 (dari total skor 10).
Fenomena diatas merupakan sekilas gambaran umum problematika yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat maju dan modern yang terlihat cenderung
obsesi keduniannya lebih mendominasi daripada spiritual dan ukhrawinya.
Dengan demikian, manusia mengalami degradasi moral yang dapat menjatuhkan
harkat dan martabatnya. Masyarakat kehilangan identitas diri, mereka merasa
bingung karena proses modernisasi yang disalahgunakan dapat menimbulkan
14
ketidakberesan di segala bidang aspek kehidupan manusia, seperti aspek hukum,
moral, norma, etika dan tata kehidupan lainnya.
C. Perlunya Pengembangan Akhlaq Tasawuf
Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung
dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu
berada di hadirat-Nya. Tasawuf perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada
masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain:
1. Untuk menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan
yang mereka rasakan sebagai akibat kurangnya nilai-nilai spiritual.
2. Memahami tentang aspek asoteris Islam, baik terhadap masyarakat
Muslim maupun non Muslim.
3. Menegaskan kembali bahwa aspek asoteris islam (tasawuf) adalah jantung
ajaran islam. Tarikat atau jalan rohani (path of soul) merupakan dimensi
kedalaman dan kerahasiaan dalam islam sebagaimana syariat bersumber
dari Al-Quran dan Al- Sunnah. Betapapun ia tetap menjadi sumber
kehidupan yang paling dalam, yang mengatur seluruh organisme
keagamaan dalam islam (Arief, 2008: 156-158).
Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi
krisis-krisis dunia. Seperti ajaran tawakkal pada Allah SWT, menyebabkan
manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena ia telah mewakilkan atau
menggadaikan dirinya sepenuhnya pada Allah SWT. Selanjutnya sikap frustasi
dapat diatasi dengan sikap ridha, yaitu selalu pasrah dan menerima terhadap
segala keputusan Allah SWT. Sikap materialistik dan hedonistik dapat diatasi
dengan menerapkan konsep zuhud. Demikan pula ajaran ‘uzlah yang terdapat
dalam tasawuf. yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya
keduniaan. Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan ke dalam
seluruh konsep kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik,
kebudayaan dan lain sebagainya perlu dilandasi ajaran akhlaq tasawuf (Delia,
1987: 23-25)).
15
Tasawuf telah mengisi dahaga spiritual kehidupan masyarakat yang
memang cenderung untuk menurutkan kepada kemauan hawa nafsu. Mempelajari
tasawuf akan memberikan wawasan yang kaya kepada kita tentang salah satu
khazanah Islam. Akan mengantarkan kita menjadi lebih toleran terhadap segala
perbedaan yang ditimbulkan akibat dari praktek-praktek tasawuf. Mempelajari
tasawuf akan menghindarkan kita terjebak dari dikotomi pembenci dan pemuja
tasawuf, dikotomi syari’at dan hakikat, karena sesungguhnya Islam tidak pernah
mengenal dikotomi itu. Islam adalah Syari’at dan Hakikat sekaligus, tidak tidak
terpisah-pisah apalagi harus dipertentangkan (Nata, 2014:187).
Tasawuf mengajarkan bagaimana seseorang harus menghiasi dirinya
dengan nilai-nilai akhlaq yang mulia, seperti:
1. Ikhlas
2. Sabar
3. Tawadhu’
4. Ridha
5. Berkata dan berbuat jujur
6. Menampilkan perilaku yang mulia
7. Tawakkal
8. Berbagai praktek akhlaqul karimah lainnya.
Sisi lain dari pentingnya mempelajari tasawuf adalah berkaitan dengan
perkembangan masyarakat modern. Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mengantarkan kehidupan manusia layaknya seperti dewa sebelum ia menjadi
manusia yang sesungguhnya. Dengan mempelajari tasawuf akan mengantarkan
kita untuk dapat menemukan ketentraman, kedamaian dan menemukan makna
hidup yang sesungguhnya di tengah pergumulan kita sehari-hari dengan roda
kehidupan yang tidak pernah berhenti.
16
D. Indonesia dan Pendidikan Karakter
Krisisnya pendidikan karakter mengakibatkan banyak masalah. Sudah
lebih dari tiga dasawarsa, namun sangat mencolok di hadapan kita bahwa
pendidikan agama, budi pekerti, dan Pancasila yang dilakukan sejak sekolah dasar
hingga perguruan tinggi, bahkan pendidikan Pancasila yang juga telah ditatarkan
pada pejabat tinggi negara, pegawai negeri pada segala tingkatan hingga
organisasi kemasyarakatan, ternyata gagal membawa masyarakat kita ke arah
yang lebih baik dalam hal membentuk karakter bangsa.
Menurut bahasa, karakter berasal dari bahasa inggris yaitu character yang
berarti watak, sifat dan karakter. Dalam bahasa indonesia, watak diartikan sebagai
sifat batin manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Dalam
bahasa arab, kata karakter sering disebut dengan istilah akhlaq yang oleh para
ulama diartikan bermacam-macam.
Dengan demikian, pendidikan karakter adalah upaya memengaruhi
segenap pikiran dan sifat batin peserta didik dalam rangka membentuk watak,
budi pekerti, dan kepribadiannya. Pendidikan karakter bukan hanya sekedar
memberikan definisi baik dan buruk melainkan sebagai upaya mengubah sifat,
watak dan kepribadian saja melainkan dapat melahirkan manusia yang memiliki
kebebasan untuk menentukan pilihannya, tanpa paksaan dengan rasa tanggung
jawab. Pendidikan karakter menurut Al-Qur’an ditunjuk untuk membebaskan
manusia dari kehidupan yang gelap gulita menuju kehidupan yang terang.
Seperti, meluruskan manusia dari kehidupan yang keliru kepada kehidupan yang
benar, mengubah manusia jahiliyyah menjadi manusia yang beradab serta
mendamaikan manusia yang bermusuhan menjadi manusia yang bersaudara
(Poerwadarminta, 1991: 31-33).
Pendidikan karakter secara sederhana dapat diartikan membentuk tabiat,
perangai, watak dan kepribadian seseorang dengan cara menanamkan nilai-nilai
luhur, sehingga nilai-nilai tersebur mendarah daging menyatu dalam hati dan
pikiran menampakkan realitas kehidupan secara mudah karena kemauan sendiri,
17
orisinil, dan ikhlas semata karena Allah, bukan sekedar berdimensi integratif atau
mengukuhkan moral intelektual anak didik.
Sumber pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits yang misi
utamanya, sebagaimana dikemukakan Fazlurrahman adalah pembinaan moral
atau akhlaq mulia,dengan menekankan pada fungsinya sebagai Al-Hidaya
(petunjuk), Al-Furqon (yang membedakan antara yang hak dan batil), Al-Hakim
(sebagai wasit yang awal), Al-Bayyinah (keteraaan atas semua perkata), Asy-
Syifa (sebagai obat penawar jiwa) dan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil
alamin) (Azra, 2012:75).
Selanjutnya yang berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam antara lain,
menurut Al-Ghazali bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk akhlaq yang
mulia dengan cara membersihkan diri dari akhlaq yang tercela. Selanjutnya
menurut Attas, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang
baik. Sedangkan menurut Athiyah Al-Abrasyi adalah membentuk manusia yang
berakhlaq mulia. Dan mernurut Muhammad Fadhil Al-Jamali, bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah:
a. mengenal manusia terhadap peranannyadi antar sesama makhluk dan
tanggung jawabnyadalam hidup
b. mengenal manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawab dalam tata
hidup bermasyarakat.
c. mengenal manusia akan alam dan mengajak mereka untuk mengetahui
hikmh diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka
untuk mengambil manfaat darinya
d. mengenalkan manusia pencipta alam (allah SWT) dan menyuruh
beribadah kepadanya (Azra, 2012: 77).
Dalam aspek etika, masyarakat moderen mengalami krisis moral yang
berkepanjangan. Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang
kurang dan tidak terpuji dan menyimpang dengan norma-norma yang berlaku,
baik norma agama, adat istiadat dan hukum. Bentuk penyimpngan moral tersebut
18
seperti, menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan dengan membudayanya
praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), berbagai konflik yang merajalela
(antaretnis, agama, politik, ormas dan lain-lain), meningkaynya kriminalitas
diperbagai kalangan, serta menurunnya etos kerja di berbagai instansi-instansi
pemerintahan, merosotnya nilai-nilai keadilan, spiritual, kemanusiaan dan masih
banyak lagi. Maka diperlukan peningkatan dalam hal Pendidikan Karakter di
Indonesia yang berlandaskan pendidikan Islam (Azra, 2012: 108).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masyarakat Modern adalah suatu himpunan orang yang hidup bersama di
suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tetentu yang bersifat
mutakhir
2. Terdapat problematika masyarakat modern, diantarnya:
a) Desintegarasi Ilmu Pengetahuan
b) Split Personality (Kepribadian yang Terpecah)
c) Penyalahgunaan Iptek
d) Pendangkalan Iman
e) Pola Hubungan Materialistik
f) Menghalalkan Segala Cara
g) Stres dan Frustasi
h) Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya
3. Ajaran tasawuf mempunyai peran penting bagi masyarakat modern karena
akan mengantarkan kita untuk dapat menemukan ketentraman, kedamaian
dan menemukan makna hidup yang sesungguhnya di tengah pergumulan
kita sehari-hari dengan roda kehidupan yang tidak pernah berhenti.
20
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, 2012, Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Deliar Noer, 1987, Pembangunan di Indonesia, Jakarta: Mutiara.
Musthofa, A. Drs. H. 2005. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Nata, Abuddin, Prof. Dr. H. M.A, 2014, Akhlak Tasaeuf dan Karakter Mulia,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Poerwadarminta , W.J.S. 1991, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Arief, Romly. 2008. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jombang: Unhasy Press.
Rosihun. 2000. Ilmu Tasawuf . Bandung: Pustaka Setia.
21