Upload
wastoni-chowaji-putra
View
215
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Eksplorasi Umum Dolomit Kabupaten Manggarai Timur,Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Djadja Turdjaja, ST, Ir. Kusdarto, Wastoni Chowaji Putra,ST
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Hasil eksplorasi dolomit dijumpai tersingkap di daerah sekitar Golo Tengkuleda, Golo Kiwor, Bukit NCoweng, dan Golo Dopang Desa Tengkuleda, serta di sekitar Golo Wuas, Rawang dan Bukit Golo Welu, Desa Tengku Lawar, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis (Gambar 1), terletak di antara daerah yang dibatasi oleh koordinat : 120° 32' 25.22" BT - 120° 37' 3.72" BT dan 8° 25' 13.296" LS - 8° 30' 7.488" LS, dengan luas wilayah 7.732,128 ha.
Singkapan tertua yang terdapat di daerah penyelidikan adalah Satuan Batuan Breksi Vulkanik Formasi Kiro (Tmk), berupa : breksi, lava dan tuf di atasnya diendapkan Satuan Batuan Batugamping Formasi Bari, berupa batugamping dan Satuan Batuan Dolomit Formasi Bari, yang menurut S. Koesoemadinata, dkk, (1994), hubungan kedua formasi tersebut adalah menjemari.
Urut-urutan stratigrafi daerah penyelidikan mulai dari tua sampai muda adalah sebagai berikut ; Satuan Batuan Breksi Vulkanik Formasi Kiro; Satuan Batuan Dolomit Formasi Bari; Satuan Batuan Batugamping Formasi Bari; Aluvial
Melihat bentuk dan sebaran endapan dolomit tersebut terbentuk akibat leaching, atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batugamping Formasi Bari, atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi, yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit, berwarna putih kemerahan, umumnya terkekarkan, endapan ini umumnya tersingkap baik, karena ditambang oleh penduduk sebagai bahan bangungan.
Luas sebaran dolomit di kedua bukit yang terpetakan sekitar 1996 ha, dengan ketinggian sekitar 180 m (kontur 750 – 930 m), tinggi rata-rata 90 m, maka sumberdayanya sekitar 428.850.000 ton.
Hasil analisa kimia, dolomit kandungan MgOnya berkisar antara 15.08 – 20,28 % dan CaO berkisar antara 29,19 – 34,89 %.
ABSTRACT
Result of exploration of dolomite is met to expose in area of around Golo Tengkuleda, Golo Kiwor, Bukit NCoweng, and Golo Dopang Tengkuleda Village, and around Golo Wuas, Rawang and Bukit Golo Welu, Tengku Lawar Village, District Lamba Leda, Manggarai Timur Regency, Nusa Tenggara Timur Province. Geographically, located in between areas limited by co-ordinate : 120° 32 ' 25.22" BT - 120° 37 ' 3.72" BT and 8° 25 ' 13.296" LS - 8° 30 ' 7.488" LS, broadly regional 7732,128 ha.
Eldest outcrop which there is in investigation area is Vulkanic Brecciatic Unit from Kiro Formation, in the form : breccia, lava and tuff above the Kiro Formation is precipitated by Limstone Unit from Bari Formation, in the form of limestone and Dolomite Stone Unit from Bari Formation, which according S. Koesoemadinata, dkk, ( 1994), both relationship of formation is interfingers.
Investigation area stratigraphy medley starts from stripper until young is as follows ; Vulkanic Brecciatic Unit from Kiro; Dolomite Rock Unit from Bari Formation ; limestone rock unit from Bari Formation; Alluvial deposit.
Sees form and as of sediment swampy forest of the dolomite is formed as result of leaching, or element diffuser of magnesium from sea-water into limestone from Bari Formation, or more knowledgeable with dolomitisation process, that is change process of calcite mineral becomes dolomite,
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
having colour white of squeezing, generally is joint, this sediment generally laids bare good, because mined by resident as construction material.
Wide as of dolomite spreat corection in both hills mapped around 1996 ha, with height around 180 m ( contour 750 - 930 m), height average of 90 m, hence its(the sumberdaya around 428.850.000 tons.
Result of chemistry analysis, its the MgO content dolomite ranges from 15,08 - 20,28 % and CaO ranges from 29,19 - 34,89 %.
PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2008 Pusat Sumber Daya Geologi mengadakan Eksplorasi Umum Dolomit di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2007 Kabupaten Manggarai mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur.
Eksplorasi umum ini dilaksanakan berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu, yaitu Eksplorasi Pendahuluan Bahan Galian Industri di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada tahun 1996 yang dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Mineral sekarang menjadi Pusat Sumber Daya Geologi dan merekomendasikan untuk dilakukannya eksplorasi umum terhadap bahan galian dolomit Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan sebaran dan sumber daya serta kualitas bahan galian dolomit yang mempunyai prospek cukup baik untuk dapat dikembangkan. Dengan demikian akan diketahui potensi sumber daya bahan galian serta gambaran prospek pemanfaatan dan pengembangan di kabupaten tersebut.
Lokasi penyelidikan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dari Simpang Borong (antara Ruteng-Borong) ke arah Kecamatan Lamba Leda (Benteng Jawa) dengan kondisi jalan aspal. Sedangkan dari Ibukota kecamatan (Benteng Jawa) menuju desa-desa yang ada di Kecamatan Lamba Leda merupakan sebagian jalan beraspal dan sebagian jalan berbatu dengan kondisi sedang hingga rusak berat
GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN DOLOMIT
Wilayah eksplorasi Endapan Dolomit Di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Manggarai Timur ini berdasarkan pembagian lembar Peta
Geologi Bersistem Indonesia skala 1 : 250.000 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, sebagian besar termasuk ke dalam lembar Ruteng (S. Koesoemadinata, dkk., 1994) Formasi batuan di daerah eksplorasi yang mempunyai hubungan dengan keterdapatan bahan galian Dolomit adalah sebagai berikut :
Batuan yang diperkirakan tertua di Lembar Ruteng adalah batuan gunungapi bersusun andesit dan basal yang termasuk dalam Formasi Kiro. Formasi ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah, bagian atasnya berhubungan secara menjemari dengan bagian bawah Formasi Nangapanda dan bagian bawah Formasi Bari.
Formasi Nangapanda terdiri dari batupasir dan batugamping, dengan sisipan napal. Formasi Bari terdiri dari batugamping berselingan batugamping pasiran, dengan sisipan batupasir gampingan. Ketiga formasi ini di beberapa tempat diterobos granodiorit dan diorit kuarsa. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan, batuan terobosan itu berumur lewat Miosen Tengah. Tak selaras di atas Formasi Kiro, Formasi Nangapanda dan Formasi Bari menindih Formasi Waihekang. Formasi ini terdiri dari batugamping klastika mengandung tufa. Umurnya dari Miosen Akhir hingga Pliosen Awal. Formasi Waihekang menjemari dengan Formasi Laka yang terdiri dari tufa berselingan dengan batupasir tufaan dan bersisipan batugamping pasiran
Batuan gunungapi Tua yang terdiri dari lava, breksi, aglomerat, tufa berselingan dengan tufa-batuapung dan breksi-batuapung. Pengendapan Batuan Gunung Tua ini berlangsung sejak Pliosen akhir hingga Plistosen.
Kegiatan gunungapi di Flores berlangsung hingga sekarang. Hasilnya berupa kerucut gunungapi yang bersusun andesit sampai basal. Di lapangan, batuan Gunungapi Tua dan batuan Gunungapi Muda sangat sulit dibedakan. Satuan yang termasuk paling muda adalah batugamping koral, undak dan endapan aluvium. Ketiganya diendapkan di atas batuan yang lebih tua.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
POTENSI ENDAPAN BAHAN GALIAN
Dengan semakin tua umur batugamping, semakin besar kemungkinannya untuk berubah menjadi dolomit. Dolomit primer umumnya berbentuk urat, yang terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih. Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat, dolomit mempunyai struktur kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau manganodolomit dan berkomposisi MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit. Umumnya dolomit berwarna putih ke abu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping (berkisar antara 3,5 – 4), bersifat pejal, berat jenis antara 2,8 – 2,9 yang berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.
Setelah dilakukan eksplorasi umum, baik hasil lapangan serta hasil kajian dari berbagai sumber pustaka, bahan galian dolomit di Golo Kiwor dan Golo Dopang, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur terdapat dalam satuan batuan Formasi Bari. Endapan dolomit berwarna putih kemerahan, umumnya terkekarkan, endapan ini umumnya tersingkap baik, karena ditambang oleh penduduk sebagai bahan bangungan.
Luas sebaran dolomit di kedua bukit yang terpetakan sekitar 190,6 ha atau 1.906.000 m2, dengan ketinggian sekitar 180 m (kontur 750 – 930 m), tinggi rata-rata 90 m, maka sumberdayanya sekitar 171.540.000 m3 atau 428.850.000 ton (Berat Jenis (BJ) = 2,5).
Beberapa conto dolomit di daerah tersebut dianalisa kimia, dari hasil analisa kimia, dolomit kandungan MgOnya berkisar antara 15.08 – 20,28 % dan CaO berkisar antara 29,19 – 34,89 % tabel 4), dolomit juga dijumpai berupa sisipan pada satuan batugamping Formasi Bari, yaitu conto MT 34, yang tebalnya sukar diketahui, kandungan MgOnya 17,29 % dan CaOnya 32,88 %
Satuan batugamping Formasi Bari dijumpai dalam 6 (enam) blok terpisah, yaitu : Bukit Golo Welu, dekat Sungai Wae Naong, termasuk Kecamatan Cibal, Bukit Lengko Golosambi Kampung Rawang, Desa Tengkulawar, Bukit kecil dekat Kampung Rawang, di Bukit Golo Wuas, Bukit Golo Tengku Leda dan Bukit di utara Kampung Laci.
Sumberdaya batugamping dihitung dari luas sebaran kali tinggi rata-rata, ketinggian dihitung dari permukaan jalan atau daerah datar di sekitarnya, batugamping yang terdapat di bawah
permukaan jalan atau dibawah permukaan datar di wilayah sekitarnya tidak dihitung, kaitannya untuk mencegah penambangan yang menghasilkan lubang-lubang besar. Luas sebaran batugamping di daerah Bukit Golo Welu, dekat Sungai Wae Naong yang terpetakan sekitar 65,25 ha atau 652.500 m2, dengan ketinggian sekitar 125 m (kontur 275 – 400 m), tinggi rata-rata 50 m, maka sumberdayanya sekitar 32.625.000 m3 atau 81.562.500 ton (Berat Jenis (BJ) = 2,5), kandungan CaOnya = 52,67 - 53,34 %. Luas sebaran batugamping di daerah Bukit Lengko Golosambi Kampung Rawang, Desa Tengkulawar, yang terpetakan sekitar 15,03 ha atau 150.300 m2, dengan ketinggian sekitar 150 m (kontur 450 – 600 m), tinggi rata-rata 75 m, maka sumberdayanya sekitar 11.272.500 m3 atau 28.181.250 ton, kandungan CaOnya = 53,34 %. Luas sebaran batugamping di daerah Bukit kecil dekat Kampung Rawang, yang terpetakan sekitar 8,60 ha atau 86.000 m2, dengan ketinggian sekitar 75 m (kontur 300 – 375 m), tinggi rata-rata 30 m, maka sumberdayanya sekitar 2.580.000 m3 atau 6.450.000 ton, kandungan CaOnya = 53,68 %. Luas sebaran batugamping di daerah Bukit Golo Wuas, yang terpetakan sekitar 147,2 ha atau 1.472.000 m2, dengan ketinggian sekitar 125 m (kontur 950 – 1.075 m), tinggi rata-rata 50 m, maka sumberdayanya sekitar 73.600.000 m3 atau 184.000.000 ton, kandungan CaOnya = 47,64 – 54,51 %. Pada bukit ini dijumpai juga batugamping tufaan dan dolomitan dengan kandungan CaOnya = 31,54 – 43,61 % dan kandungan MgOnya = 2,08 %. Luas sebaran batugamping di daerah Bukit Golo Tengku Leda, yang terpetakan sekitar 81,68 ha atau 816.800 m2, dengan ketinggian sekitar 25 m (kontur 800 – 825 m), tinggi rata-rata 10 m, maka sumberdayanya sekitar 8.168.000 m3 atau 20.420.000 ton, kandungan CaOnya = 53,68 – 55,02 %. Pada bukit ini dijumpai juga sisipan dolomit dengan kandungan MgOnya = 17,29 % (MT 34). Luas sebaran batugamping di daerah Bukit di utara Kampung Laci, yang terpetakan sekitar 317,3 ha atau 3.173.000 m2, dengan ketinggian sekitar 175 m (kontur 650 – 825 m), tinggi rata-rata 50 m, maka sumberdayanya sekitar 158.650.000 m3 atau 396.625.000 ton, kandungan CaOnya = 49,52 – 52,34 %. Pada bukit ini dijumpai juga sisipan dolomit dengan kandungan MgOnya = 17,63 % (MT 15).
Endapan bentonit merupakan sisipan pada batuan vulkanik dengan ketebalan 20-50 cm, sebarannya terbatas, sumberdayanya sedikit, dari
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
enam conto yang dianalisa bleaching, daya blechingnya rendah (5 – 25 %) sebelum diaktivasi dan 10 – 61 % sesudah diaktivasi. (Standar = 95%)
PROSPEK PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN
Dari sekian banyak cara pemanfaatannya, penggunaan dolomit dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni (Gambar 6) :
1. Penggunaan Dolomit secara Langsung
PertanianDolomit digunakan untuk menetralisir
tanah yang sudah masam dan digunakan untuk menahan keasaman yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk seperti urea. Dolomit menetralisasi keasaman tanah melalui pertukaran ion, dan kation kalsium dan magnesium menghilangkan ion hidrogen di dalam tanah. Berdasarkan hasil penelitian proses ini akan meningkatkan sekitar 15 – 40% produksi tanaman (Kamprath. E. and Foy C, 1971).
Semen Klinker MortarPenambahan dolomit sampai 40%
terhadap semen mempercepat hidrasi semen (Soroka and Setter, 1977). Butiran halus dolomit berkisar 1.150 hingga 10.300 cm2/g. Untuk membuat semen portland, material halus dolomit ini ditambahkan dengan rasio 1 : 2,75 ke mortar, yang secara alamiah membentuk pasir silisius dan yaitu dolomit yang perbandingan harganya saat ini 1 : 6. Mempunyai berat jenis mendekati 2,63 g/cm3. Kandungan dolomit antara 10 – 40% dari berat semen akan merubah volume pasir, rasio air antara 30 : 70. Dari hasil penelitian ternyata dolomit dengan batu gamping pun pada dasarnya menghasilkan nilai yang hampir sama
Klinker DolomitUntuk pembuatan klinker dolomit
(Mamykin dan Ivanova 1971) memerikan spesifikasi dolomite yang digunakan adalah :CaO 32,51%; MgO 20,59 %; SiO2 Sedikit; Fe2O3
0,13 %; Al2O3 0,05 %; TiO2 0,04 %; LOI 46,25 %
Dolomit dipanaskan dan ditambahkan kalsium florida pada temperatur 1.500°C memperlambat hidrasi dan mempercepat kristalisasi MgO.
Dempul RekahanSelain batu gamping, dolomit atau
campuran keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat dempul sebagai penyemen rekahan-rekahan pada kayu. Komposisi untuk dempul ini, kandungan dolomitnya sekitar 85% dari kesuluruhan. Untuk filler kandungan dolomitnya kurang dari 95%, harus lebih kecil dari 150 mikron dan bila kurang dari 50% dari beratnya harus lebih kecil dari 53 mikron.
2. Dolomit Kalsinasi
Semen Magnesium OksikloridaMagnesium oksiklorida dapat dibuat dari
MgO-CaCO3 melalui proses kalsinasi pada dolomit. Caranya adalah dengan penambahan terhadap 100 bagian MgO dengan 100 bagian magnesium klorida dicampur dalam 30 ml air dan 1 bagian sodium heksame-tafosfat. Reaksi antara oksida dan magnesium klorida menghasilkan semen magnesium oksiklorida (5MgO.MgCl2. 9H2O). Semen ini dapat digunakan dalam industri polister (SMC) yang akan membentuk garam dengan karbosiklik dan kelompok molekul polister. Kecepatan reaksi penebalannya dapat dikontrol di daerah permukaan atau dari ukuran butir magnesiumnya. SMC banyak digunakan dalam industri komponen kendaraan mobil.
Semen ini cukup keras, tetapi tidak tahan terhadap air. Untuk menghindarkannya dapat dilindungi dengan pemolesan dengan menggunakan terpentin. Semen ini sering digunakan sebagai material dasar.. Hampir keseluruhan komposisi semen ini tahan terhadap pelarut, kuat akan tekanan dan tarikan, harga bersaing, dan tahan terhadap api dan serangga.
Semen Magnesium OksisulfatSaat ini telah ditemukan cara untuk
menghaluskan karbonat dari dolomit dan kalsium sulfat untuk menghasilkan larutan dengan bebas dari unsur besi, yakni dengan proses :MgCO3 + CaSO4 MgSO4 + CaCO3
Busa Magnesium AnorganikSejenis busa dari bahan anorganik dapat
dibuat dengan mereaksikan oksida magnesium dengan asam polifosforik. Jenis produknya antara lain adalah untuk bahan pintu, pelapis, dinding tahan api, bata penyekat, dan pencegahan keling baja dari korosi.
Bata Silikat
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Prosesnya dimulai dengan memisahkan kandungan partikel dengan ukuran 106 mikron dari dolomit yang dikalsinasi. Bagian ini kemudian ditambahkan ke bagian penghidrasian dari oksida magnesium dan oksida kalsium. Pemisahan bagian ini dapat dilakukan dengan penyaringan atau dengan menggunakan pemisahan udara, sementara partikel pasiran dibuang. Partikel pasiran terutama mengandung oksida magnesium dan bagian mengandung sebagian dari oksida magnesium yang berukuran 106 mikron. Bagian ini dapat digunakan untuk industri bata silikat. Mengejutkan sekali bahwa tidak ada unsure fosfat yang digunakan dalam proses ini. Hal ini diantisipasi untuk lebih meningkatkan kualitas batanya.
3. Penggunaan Dolomit dari Kimia Dolomit
Viswanathan (1979) telah melakukan proses pemisahan magnesium karbonat dan kalsium karbonat dari dolomit atau batu gamping dolomitan. Magnesium karbonat telah digunakan sebagai pengganti kalsium karbonat dalam industri refraktori dasar dan kimiawi magnesium juga digunakan sebagai pengisi (filler) dalam industri plastik.
Bagian yang kaya akan batugamping dapat dimanfaatkan untuk industri semen, dengan kandungan oksida magnesium kurang dari 3%..
Magnesium Oksida (MgO)Magnesium Oksida dari dolomit banyak
digunakan pada beberapa industri, di antaranya industri gelas dan kaca , keramik, dan untuk refraktori.
Industri Gelas dan Kaca LembaranDalam industri kaca diperlukan bahan-
bahan seperti pasir silika, soda (Na2CO3), kapur, dolomit dan lainnya. Dolomit yang dipakai mempunyai standar Perancis, untuk industri kaca diperlukan oksida-oksida termasuk di dalamnya magnesium oksida dari dolomit dengan spesifikasi berikut :SiO2 : 0,15%; Fe2O3 : 0,03%; Al2O3 : 0,05%; MgO : 20,80%; CaO : 31,80%
Sedangkan komposisinya adalah :SiO2 : 70 – 72%; Al2O3 : 0 – 2%; CaO : 6 – 12%; Na2O : 12 – 16%; MgO : 0 – 4%
Sedangkan dalam industri kaca yang memproduksi kaca tak berwarna, dolomit dipergunakan sebagai bahan tambahan, dengan spesifikasinya antara lain adalah :
Kadar air bebas : maks. 5,00%; MgO : min 19,00%; CaO : min. 33,00%; Fe2O3 : maks. 0,05%dengan ukuran besar butir :
Ukuran lubang ayakan
berat(%)
+ 2,0 nihil+ 0,83 maks. 15- 0,15 maks. 20
Industri Keramik dan PorselenDalam industri keramik dan porselen,
dolomit yang dipergunakan di antaranya harus mempunyai spesifikasi :MgO : min. 17,5% (dari dolomit); CaO : min. 27,5%; Fe2O3 : maks. 0,5%
Industri RefraktoriBahan refraktori (bahan tahan api) adalah
bahan non metal yang mempunyai kemantapan ukuran,sifat fisik dan kimia pada suhu tinggi dan kondisi kerja yang stabil waktu dipergunakan.
Sebagian besar industri yang menggunakan panas dalam proses produksinya memakai bata tahan api ini. seperti industri besi baja, industri pengecoran logam dan lain-lain.
Bahan mentah tahan api bukan lempung (non clay refractory) diantaranya adalah dolomit, bauksit, korundum dan lain-lain.Dolomit adalah batuan karbonat yang banyak mengandung mineral CaCO3.MgCO3, secara teoritis komposisinya adalah :CaO : 30,4%; MgO : 21,9%; CO2 (Hilang Dibakar) : 47,7%
Dolomit untuk pembuatan barang tahan api, digunakan dalam industri baja karena sangat mudah didapat dan murah. Akan tetapi, karena CaO dalam dolomite sangat sukar dibakar mati (dead burn) maka penggunaan bahan ini tergeser oleh magnesit.Persyaratan dolomit untuk bata tahan api ini adalah sebagai berikut :MgO : min. 19%; SiO2 : maks. 2%; R2O3 (Al2O3 + Fe2O3 +Mn3O4) : maks. 2%
Dolomit adalah salah satu bahan pembentuk barang tahan api basa, tempat barang tahan api basa tersebut ada beberapa jenis, yaitu : magnesit, dolomit, krom, krom magnesit (kadar krom lebih banyak) dan magnesit krom (kadar magnesit lebih banyak).
Untuk pembuatan barang tahan api diklasifikasikan menurut komposisi kimia dalam tiga tingkat mutu sebagai berikut :
Tingkat mutu 1
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Tingkat mutu 2 Tingkat mutu 3
dengan syarat mutu sebagai berikut (Tabel 1):
Industri Peleburan dan Pemurnian LogamDalam industri peleburan dan pemurnian,
dolomit dipakai sebagai bahan imbuh (iflux) pada tanur tinggi, yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur, penyebaran panas dan mengikat unsur-unsur ikutan. Pada peleburan bijih besi unsur-unsur ikutan seperti silika dan alumina akan bersenyawa dengan bahan imbuhan (sebagai slag) yang mengapung di atas lelehan besi, sehingga mudah dipisahkan. Di samping itu bahan imbuhan ini berfungsi pula mengikat gas-gas, seperti SO2, H2S dan HF. Penyebaran panas pada tanur metalurgi harus baik, maka dolomit yang akan digunakan harus memiliki sifat-sifat :
Sarang keras Lunak dan hancur sebelum tercapai titik
lebur logamnya, MgO antara 17 – 19% SiO2 maks 6 % Al2O3 + Fe2O3 + MgO maks 5%
Industri Bahan PenggosokSebagai bahan penggosok digunakan
dolomit dengan kandungan 43% MgCO3. Dolomit dikalsinasikan menjadi MgO, CaO dan tidak mengandung air, dikenal dengan nama Vienna Lime, merupakan bahan penggosok pada beberapa macam logam dan mutiara yang dipernekel, supaya unsur nikel dapat lebih melekat.
Magnesium HydroksidaMagnesium hidroksida digunakan sebagai
filler untuk industri plastik, yang berfungsi untuk memperlambat pengaruh panas atau api.
4. Industri LainnyaSelain pemakaian dalam industri-industri
seperti tersebut di atas, penggunaan dolomit lainnya adalah : Dalam industri alkali diperlukan batu
gamping dolomitan dengan kandungan MgO 6%,
Sebagai pengikat senyawa sulfur dari bahan bahan yang banyak mengandung sulfur,
Dolomit dapat dipakai sebagai pembersih air, untuk mengikat SiO2 dalam air,
Sebagai bahan pengisi dalam industri ban, cat, kertas, ply wood dan sebagainya.
Sebagai bahan baku obat-obatan dan komestik,
Sebagai campuran makanan ternak.Terlepas dari berbagai aspek yang harus
dipertimbangkan, sebaran dolomit di daerah eksplorasi dapat diajukan sebagai daerah prospek yang perlu ditindak lanjuti oleh kegiatan yang lebih rinci lagi, karena hasil analisa laboratorium menunjukkan, bahwa dolomit di daerah tersebut dapat digunakan sebagai : Industri refraktori, pupuk, cat sebagai pengisi, kaca, plastik, kertas, Industri ban, Ply wood, obat-obatan dan komestik, Campuran makanan ternak, keramik dan Bahan penggosok (abrassive) setelah dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Dilihat dari hasil analisa kimia, MgO rata-rata 18,54 %, SiO2 rata-rata = 1,64% dan (Al2O3 + Fe2O3) rata-rata = 0,92 %, melihat hasil analisa tersebut dolomit di daerah ini masuk Mutu Kelas II dan mungkin dapat ditingkatkan mutunya menjadi Kelas I dengan cara benefisiasi, diharapkan potensi dolomit di daerah ini dapat memberikan sumbangan kebutuhan akan dolomit pada industri di Indonesia. Apalagi pengamatan di lapangan memperlihatkan bahwa keberadaan sebaran dolomit terdapat dalam kawasan lahan yang tidak produktip.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusdarto, dkk., 1996, Eksplorasi Pendahuluan Bahan Galian Industri di daerah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Direktorat Sumber Daya Mineral Bandung;.
2. Miswanto, A., dkk., 2006, Kajian bahan galian Industri, Tekmira, Bandung.
3. S. Koesoemadinata, dkk., 1994, Peta Geologi Lembar Ruteng, Nusa Tenggara, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung;.
4. Suhala, S. dan Arifin, M., 1997, Bahan Galian Industri, PPTM, Bandung
5. ……………….., 2006/2007, Kabupaten Manggarai Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Manggarai “.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Tabel 1. Klasifikasi Mutu Dolomit
OksidaMutu
1 2 3
MgO , min, % 22 19 16SiO2, maks, % 0,5 1 3
(Al2O3+ Fe2O3),maks, % 1,5 2 3
Tabel 2. Hasil Analisa Kimia Batuan Dolomit Di Daerah Lamba Leda
KODECONTOH
SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO Na2O K2O Ti02 MnO P2O5 SO3 H2O HD
% % % % % % % % % % % % %
MT-11 0,33 0,71 0,33 32,21 18,46 0,00 0,06 0,00 0,05 0,02 0,08 0,05 46,43
MT-12 1,71 1,34 0,23 29,19 20,28 0,00 0,27 0,00 0,04 0,04 0,08 0,07 45,76
MT-13A 0,27 0,92 0,23 33,88 17,03 0,00 0,15 0,00 0,04 0,02 0,04 0,08 45,96
MT-13B 1,94 1,27 0,33 32,21 17,81 0.38 0,16 0,00 0,05 0,04 0,04 10,10 45,13
MT-13C 1,24 1,34 0,57 30,06 19,76 0,00 0,10 0,00 0,07 0,04 0,04 0,06 45,66
MT-13D 1,37 1,27 0,40 29,52 19,76 0,31 0,28 0,00 0,05 0,03 0,04 0,05 45,45
MT-38A 3,14 0,06 0,37 34,89 15,08 0,53 0,09 0,31 0,04 0,01 0,04 0,05 44,84
MT-38B 1,98 0,00 0,37 31,40 18,85 0,00 0,05 0,16 0,04 0,01 0,02 0,06 46,93
MT-39 2,36 0,00 0,44 31,20 18,59 0,41 0,04 0,03 0,06 0,02 0,04 0,12 46,53
MT-40 2,67 0,25 0,47 30,19 19,37 0,00 0,09 0,00 0,06 0,04 0,01 0,05 46,08
MT-41 2,27 0,06 0,40 30,73 19,50 0,07 0,06 0,00 0,06 0,02 0,02 0,05 46,45
MT-42 2,45 0,00 0,47 30,86 18,33 0,05 0,17 0,00 0,07 0,03 0,03 0,05 46,47
MT-43 2,21 0,00 0,23 32,21 17,88 0,12 0,08 0,22 0,08 0,02 0,08 0,08 46,09
MT-44 2,59 0,00 0,37 30,87 18,2 0,31 0,02 0,00 0,05 0,02 0,04 0,15 46,77
MT-45A 2,28 0,06 0,40 30,86 18,85 0,17 0,04 0,00 0,06 0,03 0,03 0,15 46,07
MT-45B 0,33 1,83 0,76 34,08 16,77 0,07 0,02 0,05 0,06 0,03 0,03 0,03 46,18
MT-46 0,27 0,08 0,64 31,87 19,89 0,05 0,13 0,02 0,07 0,02 0,04 0,03 46,36
MT-47 1,09 0,50 0,40 30,86 19,50 0,60 0,10 0,00 0,07 0,01 0,04 0,02 45,97
MT-48 0,76 0,00 0,40 31,54 19,24 0,34 0,03 0,00 0,05 0,02 0,04 0,01 46,66
Rata-rata 1,64 0,51 0,41 31.59 18.54 0,17 0,10 0,04 0,05 0,02 0,04 0,59 46,09
Tabel 3. Penamaan Dolomit Berdasarkan Kandungan
Nama Batuan Dolomit (%) Kadar MgO (%)
Batu gamping 0 – 5 0,1 – 1,1
Batu gamping magnesium 5 – 10 1,1 – 2,2
Batu gamping dolomitan 10 – 50 2,2 – 10,9
Dolomit berkalsium 50 – 90 10,9 – 19,7
Dolomit 90 – 100 19,7 – 21,8
Sumber : Pettjohn, 1956 (dalam Bahan Galian Industri, Suhendar, 1997)
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 1. Peta Lokasi Eksplorasi Dolomit di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Papua Barat
QTv
Tmk
KORELASI SATUAN BATUAN DENGAN SEBARAN MINERAL NON LOGAM :
ketidakselarasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùùù
PLISTOSEN
PLIOSEN
TERSIE
RTERTIA
RY
MIO
SEN
MIO
CEN
E
Tra
Middle
Tengah
LateAkhir
PLIOCENE
PLISTOCENE
QU
ATERN
ARY
KU
AR
TERHOLOSEN
HOLOCENE
U M U R NON METALIC MINERALSMINERAL NON LOGAM
VOLCANIC ROCKSBATUAN GUNUNGAPI
Btn
LsQa
Satuan batuanEndapan Aluvium
Satuan Batugamping
Fl
Vul
Satuan Batuan Feldspar, Formasi Kiro
Satuan Batuan Breksi , Hasil Gunungapi Tua : Breksi , lava andesit, dan aglomerat
SungaiSungai musimanPemukimanJalan DesaJalan ProvinsiJalan Kabupaten
Garis Kontur Interval12,5 mGaris Indeks kontur Interval 50 m
$T Bukit
Batas DesaKelurusan
# Lokasi Titik Eksplorasi
Jurus dan Kemiringan Lapisano25
LEGENDABA Garis Penampang Jarak A - B
N
0 1 2 3Km
Sekala 1 : 25.000
$T
$T
$T
$T
$T
$T
$T$T
$T
$T
$T
$T
#
#
###
#
#
#
# #
#
####
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
# #
#
#
#
###
##
##
#
#
Golo Wuas
Golo Tengkuleda
Golo Dopang
Golo Watucepang
Golo Kiwor
Golo Tado
Golo WatupajungGolo Ciga
Golo Tongko
Golo Abung
Golo Beci
Golo Utur
Wa
e N
ao
ng
Wae Emas
Wae Laing
Wae KaloWae Lenteng
Wae Lempo
Wae Tutu
Wae Rongang
Wae W ao
Wae Lenta
Wae Mbuhi
Wae Cacor
Wae Nanga
Wae Ara
Wae Karot
Wae Helung
Wae Paci
Wae Cungcanglelo
Wae W ina
PauLaci
Deru
Tuwa
Rejo
Lamba
Lando
Teker
Nanus
Ajang
Rapet
Rakas
Joeng
Bumbu
Kedel
Wantal
Gedeng
Rawang
Wereng
Nunang
Wodong
KetangBlantuk
Waeruwa
Langkas
Waebuka
Lompong
Gumbang
Golowaso
Gololedu
Gologega
Lengkong
Golopopa
Bealenda
Golowunis
Ponglekem
Watulamur
Golokerong
Watucepang
Watupajung
Golocering
Golocepang
Gololabang
Golopurang
Beasanggong
o8
MT01
MT08
MT09MT10
MT11
MT12MT13
MT14
MT15MT16MT17
MT18
MT19
MT20
MT21MT22
MT23
MT24
MT25
MT26
MT27MT28
MT29
MT30
MT31
MT32
MT33
MT34
MT35 MT36
MT37
MT38
MT39
MT40
MT41MT42
MT43MT44
MT45MT46
MT47
MT48
o8
DESA LEONG
DESA COMPANGNECAK
DESA GOLOLEMBUR
DESA GOLORENTUNG
DESA GORENGMENI
DESA TENGKULAWAR
DESA TENGKULEDA
o
25
o15
750
800
700650
600
550
500
850
450
900
350
950
400
30 0 10
00
1050
250
1100
1150
800
850
950 105
0
850
550
800
1100
550
1000
850
950
400
700
700
800
750
1000
800
750
850
700
400
900
900
450
850
800
1050
650
850
800
800
90 0
850
800
400
900
750
800
500
900
105
0
450
900
950
750
750
100
0
800
650
100
0
750
1000 1000
350
850
750
550
300
800
800
700
600
850
850
550
95 0
800
950
A
B
8°30' 8°30'
8°29' 8°29'
8°28' 8°28'
8°27' 8°27'
8°26' 8°26'
120°33'
120°33'
120°34'
120°34'
120°35'
120°35'
120°36'
120°36'
120°37'
120°37'
Gambar 2. Peta Sebaran Endapan Dolomit di daerah Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Papua Barat
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGANTAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI