54

Click here to load reader

PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L)

UNGGUL DI MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA),

KARANGPANDAN, KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi

DIII Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan

Disusun oleh :

Suciana Rahmawati

H 3307002

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS HORTIKULTURA DAN ARSITEKTUR PERTAMANAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L) UNGGUL

DI MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA), KARANGPANDAN,

KARANGANYAR

yang dipersiapkan dan disusun oleh

SUCIANA RAHMAWATI

H 3307002

telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada tanggal : 6 Mei 2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan tim penguji

Penguji I Penguji II

Ir. Heru Irianto, MM NIP. 196305141992021001

Dra. Linayanti D, M. Si NIP. 195207111980032001

Surakarta, 18 Mei 2010

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan,

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongso Atmojo, MS. NIP. 195512171982031003

ii

Page 3: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

Hidayah dan Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini penulis susun guna melengkapi syarat-syarat

memperoleh gelar Ahli Madya Pertanian. Dengan Laporan Tugas Akhir ini semua

kegiatan yang ada dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) telah penulis

uraikan secara lengkap.

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) dan

penyusunan Laporan Tugas Akhir, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Almarhum Ibu saya tercinta atas semangat dan dorongannya sehingga saya

dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan baik.

2. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongso Atmojo, MS., selaku Dekan Fakultas

Petanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Heru Irianto, MM., selaku Koodinator Program DIII Fakultas Pertanian,

Dosen Pembimbing dan Penguji I, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ir. Panut Sahari, MP., Ketua Program Studi DIII Agribisnis Minat Hortikultura

dan Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Dra. Linayanti D, M. Si., selaku Dosen Penguji II.

6. Bapak Mulyono Herlambang, SP., selaku Pimpinan Multi Global Agrindo,

yang telah memberikan ijin dalam kegiatan PKM.

7. Keluarga tercinta yang telah memberi doa, semangat dan dorongan selama

kuliah di Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. My dear (boots) yang selalu mendukung saya.

9. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini.

iii

Page 4: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Akhirnya semoga Laporan Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu

dan berguna bagi penulis dan semua yang membaca. Penulis menyadari, masih

banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu

kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi

perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Surakarta, Mei 2010

Penulis

Page 5: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vi

DAFTAR TABEL................................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Tujuan........................................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3

A. Tanaman Pare............................................................................................ 3

B. Tata Laksana Budidaya Tanaman Pare..................................................... 5

C. Proses Perbenihan………………………………………………………. 16

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN........................................................ 21

A. Waktu dan Tempat……………………………………………………… 21

B. Metode Pelaksanaan................................................................................. 21

C. Sumber Data............................................................................................. 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 23

A. Kondisi Umum......................................................................................... 23

B. Teknis Budidaya Tanaman Pare Untuk Pembenihan............................... 26

C. Jenis-jenis pare unggul di CV. MGA....................................................... 36

D. Analisis usaha tani pembenihan tanaman pare/1000 m².......................... 37

V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 41

A. Kesimpulan.............................................................................................. 41

B. Saran........................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 6: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persiapan dan pengolahan lahan....................................................... 26

Gambar 4.2 Persemaian tanaman pare................................................................. 27

Gambar 4.3 Panen pare........................................................................................ 31

Gambar 4.4 Proses sortasi atau pengkelasan pare............................................... 32

Gambar 4.5 Proses pengeringan benih................................................................ 32

Gambar 4.6 Keseragaman tanaman pare Jamrud, Petra dan Mutia.................... 33

Gambar 4.7 Kemasan benih dalam negeri dan luar negeri................................. 35

vi

Page 7: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan gizi tiap 100 gr daun dan buah pare.................................. 4

Tabel 4.1 Biaya tetap produksi benih pare........................................................... 37

Tabel 4.2 Biaya variabel produksi benih pare...................................................... 37

vii

Page 8: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan pare sebagai sayur tidak asing lagi bagi masyarakat

Indonesia. Teknik budidayanya yang mudah dan tidak tergantung pada musim

menyebabkan tanaman ini tersedia hampir setiap saat. Meskipun demikian,

diantara beberapa jenisnya belum dibudidayakan secara komersial sehingga

hasilnya pun belum optimal.

Pare merupakan anggota famili Cucurbitaceae dan tergolong tanaman

herba berumur satu tahun atau lebih, tumbuh menjalar dan memanjat.

Batangnya mempunyai alat pembelit yang terletak di dekat daun. Bentuk

daunnya menjari, berbentuk kaki tanpa daun penumpu. Tanaman ini

berkelamin tunggal dan berumah satu/dua (Setiawan dan Trisnawati, 1993).

Pare merupakan sayuran buah. Dahulu tanaman pare kurang diminati.

Tanaman ini hanya ditanam sebagai usaha sambilan mengingat rendahnya

permintaan dari konsumen. Sekarang dunia pare mulai semarak dengan

munculnya hasil-hasil penelitian tentang potensi tanaman tersebut, terutama

mengenai kandungan zat dan varietas-varietas baru yang lebih unggul dalam

hal rasa dan penampakan. Akhirnya sayuran ini mampu merambah

supermarket. Langkah maju ini menunjukkan bahwa pare telah membentuk

citra tersendiri (Anonim, 2008).

Kebutuhan benih pare mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Untuk tanaman pare, setiap tahun membutuhkan sekitar 3 juta ton dengan nilai

sekitar Rp1 triliun. Data Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan menunjukkan,

produksi benih berlabel (benih sebar dan benih berlabel merah jambu) pada

tanaman pare mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Rata-rata

peningkatan produksi benih pare tiap tahunnya sebesar 1,28%. Kebutuhan

tersebut menjadi peluang bisnis yang menyebabkan banyak perusahaan benih

hibrida dari luar negeri datang ke Indonesia untuk menawarkan produknya

(Anonim, 2002).

Page 9: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Karena prospek penjualan benih pare yang menjanjikan, CV. Multi

Global Agrindo (MGA) mulai mengembangkan penelitiannya untuk

menghasilkan benih pare unggul yang banyak diminati masyarakat. Beberapa

jenis pare unggulan yang telah dihasilkan oleh CV. MGA adalah pare

JAMRUD, MUTIA dan PETRA.

Dari beberapa uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih

mendalam tentang teknologi benih tanaman pare. Hal inilah yang melatar

belakangi penulis dalam pelaksanaan magang di CV. MGA. Karena pada

instansi ini, selain melakukan produksi benih tanaman pare juga mempunyai

sarana dan prasarana yang cukup mendukung untuk memperoleh tambahan

ilmu dan pengalaman dalam produksi benih tanaman sayuran khususnya pare.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja

langsung, sehingga dapat memecahkan permasalahan dalam bidang

pertanian.

b. Memperluas pengetahuan sehubungan antara teori dan penerapannya,

sehingga dapat menjadi bekal mahasiswa terjun dalam dunia kerja.

c. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang teknologi

benih unggulan tanaman buah dan sayur.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui secara langsung proses pembenihan tanaman pare.

b. Mengetahui teknis budidaya tanaman pare untuk pembenihan.

c. Membuka peluang untuk memperoleh pengalaman dalam bidang

pembenihan dan sebagai dasar pengembangan keilmuan tentang

agribisnis khususnya pembenihan pare.

Page 10: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Pare

Pare bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri

yang beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman memastikan pusat utama

tanaman pare terdapat di Asia tropis terutama daerah India bagian barat, yakni

Assam dan Burma. Belum ditemukan data atau informasi terinci kapan

tanaman pare masuk ke Indonesia.

Dalam ilmu tumbuhan (botani) kedudukan tanaman pare

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Sub-Devisio: Agiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Cucurbitales

Familia : Cucurbitaceae

Genus : Momordica

Spesies : Momordica Charantia L.

Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar

atau merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai sulur-sulur

pembelit yang berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan

permukaan atas berwarna hijau tua dan permukaan bawahnya berwarna hijau

muda atau hijau kekuning-kuningan (Rukmana, 1997).

Dari ketiak daun tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna

kuning menyala, sebagian bunga jantan dan sebagian merupakan bunga betina.

Buah pare berbentuk bulat panjang, permukaan buah berbintil-bintil, daging

buahnya agak tebal, dan di dalamnya terdapat sejumlah biji. Biji pare

berbentuk bulat, berkulit agak tebal dan keras, serta permukaannya tidak rata

(Setiawan dan Trisnawati, 1993). Di bawah ini dapat dilihat daftar kandungan

gizi pada daun dan buah pare :

Page 11: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 2.1 Kandungan gizi tiap 100 gr daun dan buah pare

Nomor Zat Buah pare Daun pare 1. Air 91,2 g 80 g 2. Kalori 29 g 44 g 3. Protein 1,1 g 5,6 g 4. Lemak 1,1 g 0,4 g 5. Karbohidrat 0,5 g 12 g 6. Kalsium 45 mg 264 mg 7. Zat Besi 1,4 mg 5 g 8. Fosfor 64 mg 666 mg 9. Vitamin A 18 SI 5,1 mg 10. Vitamin B 0,08 mg 0,05 mg 11. Vitamin C 52 mg 170 mg 12. Folasin - 88 ug

Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981)

Tanaman pare yang dibudidayakan pada umumnya dikelompokkan

dalam tiga jenis, yaitu :

1. Pare Putih (Pare Gajih atau Pare Bodas)

Pare ini berasal dari India dan Afrika. Pada abad ke-17 menyebar ke

Brazil dan sekarang telah menyebar ke Asia Tenggara, Cina dan Karibia.

Ciri-ciri pare putih adalah buahnya berbentuk bulat panjang, berukuran

besar, dan berwarna putih. Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran

besar dan arahnya sepanjang buah, rasa buah tidak begitu pahit.

2. Pare Hijau (Pare Gengge atau Pare Kodok)

Ciri-ciri pare hijau adalah buah berbentuk lonjong kecil dan

berwarna hijau. Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran kecil dan

halus, rasa buah pahit.

3. Pare Ular (Pare Belut atau Pare Alas Leuweung)

Pare ular sebenarnya bukan genus Momordica, namun termasuk

genus Trichosanthus (Trichosanthus anquina L. sin. T. Cucumerina). Pare

ini berasal dari India dan sekarang telah tersebar ke Asia Tenggara, Jepang,

Cina, Afrika Barat, Karibia, Amerika (tropis) dan Australia. Ciri-ciri pare

ular adalah buah berbentuk bulat panjang, agak melengkung, dan

panjangnya mencapai ± 60 cm. Permukaan (kulit) buah berwarna belang-

belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular. Rasa daging buah tidak

begitu pahit (Rukmana, 1997).

Page 12: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Rasa pahit pada tanaman pare disebabkan oleh kandungan zat sejenis

glukosida yang disebut momordisin dan charantin. Para ahli kesehatan

menemukan kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan

resin. Meskipun semua pare rasanya pahit, namun setiap jenis memiliki tingkat

kepahitan yang berbeda-beda (Anonim, 2009)

Tanaman pare dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah

dataran rendah sampai ketinggian 500 m/dpl. Penanaman pare di dataran tinggi

(pegunungan) sering menghasilkan buah berukuran kecil-kecil dan tidak

normal. Persyaratan iklim yang dikehendaki tanaman pare, antara lain daerah

yang mempunyai suhu antara 18°C-24°C, tempatnya terbuka atau mendapat

sinar matahari penuh, kelembapan udara cukup tinggi antara 50%-70% dan

curah hujannya relatif rendah (60mm-200mm/bulan) (Sunarjono, 2004).

Lokasi kebun pare harus memenuhi persyaratan tanah yang memadai.

Tanah yang paling baik bagi tanaman pare adalah tanah lempung berpasir yang

subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya

baik, serta tingkat kemasamannya (pH) antara 5-6 (Nazaruddin, 1999).

B. Tata Laksana Budidaya Tanaman Pare

1. Persiapan lahan tanam

Lahan untuk kebun pare disiapkan dalam bentuk bedengan atau

langsung membuat lubang tanam berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm

dengan jarak antar lubang 60 cm – 200 cm. Tata cara penyiapan lahan

untuk kebun pare adalah membersihkan lahan dari rumput liar (gulma),

lalu olah tanahnya sedalam 30 cm – 40 cm hingga gembur.

Tanah dikeringanginkan selama ± 15 hari. Kemudian buat bedengan

berukuran lebar 60 cm – 80 cm(sistem 1 baris) atau 2 m – 4 m(sistem 2

baris), tinggi 30 cm – 40 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan

dan jarak antar bedengan 40 cm – 60 cm. Lalu sebarkan pupuk organik

(20 ton/ha) di atas permukaan bedengan. Sebaiknya pupuk ini diberikan 2-

3 minggu sebelum penanaman. Lalu sebarkan seluruh dosis pupuk buatan

(urea, TSP, KCl) pada bedengan, lalu dicampur merata dengan lapisan

Page 13: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tanah atas. Pasang mulsa pada tiap bedengan. Biarkan bedengan bermulsa

plastik dikeringanginkan selama 3-5 hari agar pupuk melarut dengan air

tanah (Rukmana, 1997)

Jarak antar lubang pada mulsa 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100

cm. Ukuran ini bervariasi tergantung jenis tanaman dan jumlah pemberian

pupuk dasarnya. Lubang tanam dibiarkan terjemur matahari selama ± 3

hari agar bibit penyakit yang mungkin ada terbasmi.

2. Penyiapan benih dan bibit

Tanaman pare dapat dibudidayakan secara langsung dengan biji

atau melalui persemaian.

a. Penanaman langsung

Untuk penanaman langsung, lahan yang telah disiapkan dapat

dilubangi dengan kedalaman 3-4 cm dengan jarak sesuai dengan jarak

tanam yang dipilih. Ke dalam tiap lubang tersebut dimasukkan 1-2

benih lalu ditutup dengan sedikit tanah dan dibarengi dengan

pemberian furadan untuk menagkal serangan nematoda yang dapat

merusak pertumbuhan benih. Supaya kelembapan tanahnya terpelihara,

setelah selesai penanaman tanah di sekitar tanaman tersebut disiram.

Penyiraman selanjutnya dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

b. Penanaman tidak langsung (melalui persemaian)

Persemaian bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan tunas

yang merata, presentase daya tumbuh yang tinggi dan penghematan

penggunaan benih. Persemaian memerlukan tanah yang remah. Tanah

yang keras akan mengganggu pertumbuhan bibit. Di samping itu,

tanah persemian juga harus cukup mengandung bahan organik

sehingga dapat menyimpan air. Tanah persemaian tidak perlu terlalu

subur. Tanah yang terlalu subur mengakibatkan pertumbuhan bibit

terlalu cepat. Sebaliknya tanah persemaian yang kurang subur

menyebabkan pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari

batangnya.

Page 14: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Langkah-langkah dalam persemaian adalah dengan menyiapkan

plastik polybag berukuran 8 cm x 10 cm yang dilubangi bagian

dasarnya. Siapkan media semai berupa campuran tanah dan pupuk

kandang dengan perbandingan 1 : 1. Isi tiap polybag dengan media

semai hingga cukup penuh. Siram media semai dengan air bersih

hingga cukup basah. Semaikan benih pare yang telah berkecambah

sebanyak 1 butir pada tiap polybag dengan kedalaman 1 cm – 1,5 cm.

Biarkan benih pare tumbuh hingga berdaun 3 - 4 helai. Siram secara

kontinu 1-2 kali sehari atau tergantung cuaca (Setiawan dan

Trisnawati, 1993).

3. Penanaman

Waktu tanam pare yang paling baik adalah pada awal musim hujan.

Namun, di daerah yang keadaan tanah atau pengairannya memadai

penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun. Pada sistem penanaman

melalui persemain, pemindahan bibit ke lahan dapat dilakukan ketika bibit

berdaun 3-4 helai. Bibit yang dipilih adalah yang pertumbuhannya subur

dan nampak sehat. Waktu tanam bibit pare yang paling baik adalah pada

pagi atau sore hari ketika suhu udara dan terik matahari tidak terlalu

tinggi.

Cara penanamannya adalah siram media semai dalam polybag

dengan air bersih hingga cukup basah. Keluarkan bibit pare bersama akar-

akar dan tanahnya dari polybag dengan cara membalikkan posisi bibit,

kemudian polybag diambil secara hati-hati. Letakkan bibit dalam lubang

tanam yang telah disediakan. Timbunlah dengan tanah di sekelilingnya

dan tekan sedikit. Siram tanah di sekitar pangkal batang bibit pare dengan

air bersih hingga cukup basah (Anonim, 2009).

4. Pemeliharaan tanaman

a. Penyiraman (pengairan)

Pada fase awal pertumbuhan, tanaman pare memerlukan

ketersediaan air yang memadai. Penyiraman dilakukan 2 x sehari,

tergantung cuaca dan keadaan tanah. Hal penting yang perlu

Page 15: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

diperhatikan dalam pengairan adalah tanah tidak terlalu basah

(menggenang) ataupun terlalu kering (Rukmana, 1997).

b. Pemupukan

Selain pupuk dasar, tanaman pare perlu juga diberi pupuk

susulan berupa campuran Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan

1:2:2 untuk tanah berpasir. Sedangkan untuk tanah liat komposisinya

1:2:1. Setiap tanaman diberi 10 gr, berarti untuk setiap tanaman

memerlukan 2 gr Urea, 4 gr TSP dan 4 gr KCl.

Pupuk susulan pertama diberikan ketika tanaman berumur 3

minggu. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara membenamkan

pupuk sedalam 5 cm pada jarak 10 cm dari batang tanaman. Pupuk

campuran tersebut diberikan lagi 2 minggu kemudian dengan dosis ½

pupuk susulan pertama.

Selain pupuk tadi, tanaman pare juga diberi pupuk tambahan

berupa pupuk majemuk NPK dengan dosis 5 gr/tanaman. Pupuk

majemuk ini diberikan 2 minggu setelah pemberian pupuk susulan

yang pertama. Interval pemberiannya 2 minggu sekali sampai tanaman

berusia 4 bulan.

Pupuk daun juga baik diberikan dengan konsentrasi 0,2%

(2cc/liter) untuk tiap tanaman. Interval penyemprotannya 1 minggu

sekali. Pemupukan melalui daun dilaksanakan untuk menghindari

larutnya unsur hara sebelum dapat diserap oleh akar. Beberapa unsur

hara yang efektif disemprotkan melalui daun adalah N, P, K, S, Ca,

Mg serta unsur-unsur hara mikro. Penyemprotan sebaiknya dilakukan

pada pagi hari antara pukul 08.00-10.00 atau pada sore hari pada pukul

15.30-16.30. Untuk tanaman pare, biasanya petani menggunakan

pupuk daun Lauxin (Setiawan dan Trisnawati, 1993).

c. Pemasangan tempat merambat tanaman

Tanaman pare merupakan tanaman merambat dan berkulit buah

tipis serta halus. Oleh karena itu, perlu tempat merambat untuk

menjauhkan buahnya dari tanah agar tidak busuk. Tanaman yang

Page 16: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berumur 2-3 minggu harus sudah dibuatkan turus atau para-para.

Bentuknya bisa bermacam-macam sesuai dengan jenis tanaman pare.

Macam-macam bentuk turus dan para-para adalah sebagai berikut :

1. Sistem ajir (turus)

Tata cara pemasangan ajir adalah dengan cara menyiapkan

ajir dari bilah bambu atau batang kayu kecil setinggi 2 m – 2,5 m.

Tancapkan ajir di dekat tanaman pare secara tegak ± 10 cm. Pasang

bambu atau kayu yang menghubungkan ajir dengan turus lainnya

kemudian ikat erat-erat.

2. Sistem para-para mendatar

Tata cara pemasangan para-para mendatar adalah dengan

menyiapkan tiang bambu atau batang kayu kecil setinggi 1 m – 1,5

m dan bilah bambu untuk para-para sesuai kebutuhan. Pasang

(tancapkan) tiang bambu pada tiap tanaman pare sejauh 10 cm – 15

cm dari batang tanaman. Pasang bilah bambu sambil membentuk

para-para secara mendatar yang menghubungkan antar bilah

bambu, kemudian ikat erat-erat.

3. Sistem para-para setengah lingkaran

Tata cara pemasangan para-para setengah lingkaran adalah

dengan menyiapkan bilah bambu minimal sepanjang 5 m.

Tancapkan kedua ujung bilah bambu membentuk setengah

lingkaran yang menghubungkan antar tanaman pare. Pasang bambu

secara horizontal yang menghubungkan antar tiang, kemudian ikat

erat-erat (Rukmana, 1997).

d. Penyiangan

Gulma yang tumbuh di kebun pare merupakan pesaing dalam

kebutuhan air, unsur hara, dan sinar matahari bagi tanaman pare. Oleh

karena itu, rumput perlu disiangi (dibersihkan). Waktu penyiangan

dilakukan bersamaan dengan kegiatan penggemburan tanah dan

pemupukan, yaitu saat tanaman pare berumur 15, 30, 45 atau

tergantung keadaan pertumbuhan rumput liar. Penyiangan dilakukan

Page 17: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dengan mencabut atau membersihkan semua rumput liar secara hati-

hati menggunakan tangan ataupun cangkul (Sunarjono, 2004).

e. Pemangkasan (perompesan)

Pemangkasan tanaman pare dilakukan 2 kali. Pertama saat

tanaman berumur 3 minggu. Tunas yang tumbuh kesamping setelah

pemangkasan dirambatkan ke kiri dan ke kanan para-para atau ajir.

Pangkasan berikutnya dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu.

Pada saat ini cabang yang tua dan tidak tumbuh lagi dipotong. Selain

itu, daun yang tua dibuang, begitu juga cabang yang rusak, patah atau

terkena serangan penyakit.

Panjang batang pare harus diatur untuk mendapatkan produksi

optimum. Panjang batang yang ideal untuk tanaman pare adalah 2-3m.

Jika panjang batang telah melebihi batas tersebut, maka harus

dipangkas karena tidak akan produktif lagi menghasilkan bunga.

Bagian yang dipangkas adalah pucuknya. Pemangkasan dapat

menggunakan tangan atau gunting (Nazaruddin, 1999).

f. Pembungkusan buah

Tanaman pare yang berumur 1,5 – 2 bulan mulai berbunga betina

yang kelak menjadi buah. Pada stadium buah masih kecil atau pentil

sebaiknya segera dilakukan pembungkusan buah dengan kantong

plastik, kertas minyak ataupun dengan dedaunan. Pembungkusan buah

pada stadium pentil bertujuan menghindari atau menekan

kemungkinan serangan hama lalat buah penyebab busuk dan ulat pada

buah pare.

Cara membungkus buah pare adalah dengan menyiapkan bahan

berupa kantong plastik, kertas minyak atau dedaunan yang cukup lebar

dan tali. Tentukan (pilih) buah pare yang masih kecil (stadium pentil).

Bungkuskan kantong plastik pada buah pare hingga seluruh bagian

buah tertutup. Ukuran pembungkus harus lebih besar daripada buah

pare. Ikat kantong plastik pada bagian pangkal atau tangkai buah pare

Page 18: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

erat-erat. Biarkan buah pare terbungkus hingga ukurannya mencapai

maksimal atau siap petik (panen) (Anonim, 2009)

5. Pengendalian hama dan penyakit

Yang dimaksud dengan hama tanaman pare adalah semua

binatang yang merugikan tanaman ini. Sedangkan yang dimaksud dengan

penyakit adalah semua gangguan pada tanaman pare yang disebabkan

oleh jamur, bakteri, virus dan juga kekurangan unsur-unsur hara dalam

tanah. Dari hasil penelitian para ahli, dapat diidentifikasikan hama-hama

yang mengganggu tanaman pare. Hama penting yang sering menyerang

tanaman pare adalah sebagai berikut :

a. Ulat Grayak (Sodopetra litura)

Ulat ini menyerang pada malam hari, daun tanaman bisa ludes.

Keesokan harinya hanya tinggal tanaman yang rusak, sedangkan

hamanya sudah bersembunyi di dalam tanah. Ulat grayak atau

Sodopetra litura merupakan keluarga Noctuidae. Hama ini bersifat

polifag (makan bermacam-macam famili tanaman). Ulat dan ngengat

ulat grayak hanya keluar pada malam hari dan bersembunyi pada siang

hari. Warna ulat bermacam-macam dan mempunyai ciri yang khas,

yaitu pada ruas perut yang keempat dan kesepuluh terdapat bentuk

bulan sabit berwarna hitam, dibatasi garis kuning pada samping dan

punggungnya.

Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan

diberantas secara mekanis, yaitu telur yang ada dan baru menetas

diambil bersama-sama dengan daun tempat menempelnya.

Pengambilan ini jangan sampai terlambat sebab apabila ulat telah

besar akan bersembunyi di dalam tanah. Diberantas secara biologis,

yaitu disemprot dengan Bacillus thungiriensis atau Borrelinavirus

litura. Pembersihan gulma supaya tidak menjadi tempat berkembang

biak dan bersembunyi ngengat dan ulat. Diberantas secara kimia

dengan disemprot insektisida, misalnya Decis 2,5 EC atau Supracide

40 EC sesuai konsentrasi yang dianjurkan.

Page 19: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Lembing atau Kumbang Daun (Epilachna sparsa)

Daun pare yang terserang lembing atau kumbang daun hanya

tinggal tulang daun. Daun menjadi kering dan kecoklatan. Akibatnya,

produksi tanaman akan turun. Bentuk lembing atau kumbang ini bulat,

warnanya merah dengan bercak-bercak hitam sebanyak 12-26.

Lembing ini memiliki bulu-bulu halus. Lembing ini sangat rakus dan

dapat hidup lebih dari 3 bulan.

Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan

diberantas secara mekanis, yaitu telur, larva dan kutu dapat ditangkap

dengan tangan dan dimatikan. Diberantas secara kimia dengan

disemprot insektisida, misalnya Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC,

Confidor 200 SL, Marshall dan lain-lain dengan konsentrasi yang

dianjurkan. Berusaha tani dengan mengembangkan sistem rotasi

(pergiliran tanaman).

c. Lalat Buah (Dacus cucurbitae Coq)

Gejala serangan lalat buah ini adalah daging buah tidak dapat

dimakan karena telah berubah menjadi air dengan ratusan belatung

yang menjijikkan. Dari luar keadaan buah tersebut tampak sehat. Jika

menyerang batang, menyebabkan batang menjadi bisulan dan buahnya

menjadi kecil-kecil berwarna kuning. Pada tingkat serangan berat

menyebabkan buah busuk dan rontok.

Lalat yang dewasa ukurannya sedang ± 0,5 cm, warnanya

kuning dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayapnya terdapat bercak-

bercak berwarna cokelat kekuningan. Lalat ini menusuk kulit buah

dengan meletakkan telur sekitar 100-120 butir. Telur ini akan menetas

2-3 hari kemudian, lalu menjadi larva (ulat) yang akan membuat

terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama 2 minggu.

Ulat yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah,

kemudian membuat terowongan sedalam 2-5 cm dan berpupa.

Pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara kebersihan

harus dijaga. Semua buah yang telah terserang dikumpulkan menjadi

Page 20: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

satu dan dimusnahkan. Lalat ditangkap dengan umpan minyak

citronella yang dapat menarik lalat jantan atau dengan protein

hydrolysat dicampur insektisida, misalnya malathion. Lalat yang

memakan umpan tersebut akan mati. Tanah dicangkul atau dibajak

sehingga kepompong yang berada di dalam tanah terkena sinar

matahari dan mati. Buah dibungkus dengan kertas minyak atau plastik

(Setiawan dan Trisnawati, 1993).

d. Trips

Gejala yang ditimbulkan adalah daun muda dan tunas menjadi

keriting, tanaman menjadi kerdil. Penyebab dari gejala tersebut adalah

hama yang bernama ilmiah Thrips parvispinus Karny. Pengendalian

dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi lingkungan dengan

memusnahkan sisa tanaman dan inang yang berada di sekitar tanaman

pare. Dapat juga dengan menyemprotkan insektisida seperti marshall,

dimetoate, sipermetrin (Rukmana, 1999).

Penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal.

Penyebab penyakit ada beberapa macam, yaitu disebabkan oleh

cendawan, bakteri, virus, kekurangan air dan lain-lain. Pada tanaman pare,

beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang adalah sebagai berikut :

a. Penyakit embun tepung (powdery mildew)

Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun

terbawah tanaman. Daun yang terserang menjadi kuning, cokelat dan

akhirnya mengering. Selain daun, juga menyerang batang yang masih

muda sehingga batang seperti dilapisi oleh tepung (powder). Jika

seluruh daun sudah terserang, tanaman akan lemah dan mati atau buah

yang dihasilkan tidak normal. Penyebab gejala tersebut adalah

cendawan Oidium sp.

Penyakit tersebut dapat ditanggulangi dengan mengurangi

kelembapan di sekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanam

dan drainase yang baik, membuang bagian yang terserang. Disemprot

Page 21: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dengan fungisida sulfur berdosis 2gr/liter air sebagai pencegahan dan

penyembuhan (Setiawan dan Trisnawati, 1993).

b. Penyakit antraknosa

Gejalanya adalah daun bernoda hitam. Pada serangan berat

batang dan buah juga terserang. Serangan lebih berat terjadi pada

musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Colletrichum sp.

Pengendalian dilakukan dengan cara memusnahkan bagian tanaman

yang terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan

fungisida (misalnya Benlate berdosis 2gr/liter air) (Rukmana, 1999)

c. Penyakit layu

Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun

akan mangerut dan mengering. Bibit yang baru berkecambah dan

tanaman muda akan mati beberapa saat setelah terinfeksi. Tanaman

dewasa yang terserang tidak akan sembuh. Gejala tersebut disebabkan

oleh cendawan Fusarium sp.

Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang

terserang, menyiramkan larutan fungisida (misalnya Benlate berdosis

2gr/liter air) ke tanah bekas tanaman yang sakit, dan menggunakan

benih yang tahan terhadap serangan patogen.

d. Penyakit virus

Gejala serangan tampak jelas pada daun muda, yaitu terdapat

bercak kekuning-kuningan. Penyakit ini menyerang semua stadium

tumbuh. Penyebab gejala tersebut adalah cucumber mosaic virus

(CMV). Pengendalian dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman

yang terserang, memberantas vektor virus (serangga), menyeleksi bibit

yang akan dipindah ke lapang dan pemupukan yang seimbang agar

kondisi tanaman lebih baik (Setiawan dan Trisnawati, 1993).

6. Panen dan pasca panen

a. Panen

Pemanenan buah pare tergantung pada tujuan penggunaannya.

Buah yang dipetik untuk tujuan konsumsi berbeda dengan buah yang

Page 22: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dipetik untuk tujuan pengadaan benih. Untuk tujuan konsumsi, buah

dapat dipetik ketika belum tua benar. Ciri-ciri buah pare siap dipanen

adalah ukuran buah maksimum, namun tidak terlalu tua. Bintil-bintil

permukaan kulit tampak masih agak rapat dengan galur yang belum

melebar. Buah berwarna hijau keputih-putihan atau putih susu,

tergantung jenis atau varietasnya. Sedangkan ciri-ciri buah pare yang

digunakan untuk pengadaan benih adalah buah berwarna kuning,

daging buah lunak dan bintil-bintil kulitnya sudah melebar.

Panen pertama dapat dilakukan pada waktu tanaman berumur 3

bulan sejak tanam benih atau 2 bulan setelah pindah tanam bibit dari

persemain. Panen berikutnya dilakukan secara periodik 2 kali dalam

seminggu atau tergantung kebutuhan. Cara panen buah pare adalah

dengan memetik satu persatu bersama sebagian tangkai buah.

Pemetikan dilakukan secara perlahan dan hati-hati dengan tangan,

pisau maupun gunting tajam (Nazaruddin, 1999).

b. Pasca panen

Pare termasuk sayuran yang mudah rusak dan cepat busuk.

Untuk mempertahankan kesegaran buah pare perlu penanganan pasca

panen yang memadai. Setelah hasil panen dikumpulkan dalam tempat

penyimpanan seperti karung, keranjang atau container lalu dilakukan

sortasi dan grading. Hal ini betujuan untuk mengklasifikasikan buah

menurut jenis, ukuran (berat) dan warna. Kemudian buah dibersihkan

dengan cara dicuci dan dikeringkan. Pengemasan dapat dilakukan

dengan memasukkan buah pada kantong plastik ataupun disesuaikan

permintaan pasar. Setelah itu buah dapat dipasarkan kepada konsumen

baik secara langsung ataupun tidak langsung (Sunarjono, 2004).

Page 23: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

C. Proses Perbenihan

Proses penanganan pasca panen buah pare untuk mendapatkan benih

yang baik diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pelepasan biji

Untuk menyiapkan benih, diperlukan buah pare yang benar-benar

masak dan sehat. Buah pare dibiarkan menua di pohonnya, setelah itu

dipetik dan bibiarkan selama 2-3 hari sampai buah merekah, berair dan

dagingnya yang menempel mudah dipisahkan. Lalu biji dipisahkan dari

bagian yang lain, cuci biji pare tersebut dengan menggunakan air yang

mengalir agar daging yang menempel mudah terlepas.

Pelepasan biji bisa menggunakan pisau atau sendok makan. Tidak

semua biji dari bagian tengah atau buah bisa lolos menjadi benih bermutu.

Biji ini masih harus tetap diseleksi lagi, sampai mendapatkan benih yang

bentuk, ukuran dan warnanya seragam (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).

2. Perlakuan dengan fungisida dan insektisida

Perlakuan benih dengan bahan kimia sebelum disimpan maupun

ditanam biasanya dilakukan untuk menghindari benih dari serangan hama

dan penyakit. Penyakit yang menyerang benih yang disimpan umumnya

disebabkan oleh cendawan yang mengkontaminasi benih dari lapangan.

Fungisida yang biasa digunakan antara lain Dithane M-45, Thiram Cerean,

Araan, Cuprocide, Captan dan lain-lain. Benih cerealia dapat digunakan

fungisida Organo-mercury mial, Agrosan dan Ceresan. Benih legume dan

rumput makanan ternak dapat diperlakukan dengan Ethyl mercury

phosphate, Methyl mercury nitrate atau Arusan kering (dry method) bila

berbentuk tepung atau secara basah (wet method) cara kerjanya yaitu

berfungsi sebagai racun kontak sebagai pengendali cendawan, jamur dan

serangga pengganggu (Oren dan Louis, 2002).

3. Pengeringan

Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan

air dalam benih dengan tujuan agar benih dapat disimpan dalam jangka

waktu yang lama. Kandungan air pada benih sangat menentukan lamanya

Page 24: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

penyimpanan. Metode pengeringan yang termasuk pengeringan alami

adalah pengeringan dengan matahari, pengeringan tanpa pemanasan,

dengan pemanasan, pengeringan dengan angin yang dikeringkan,

pengeringan beku. Pengeringan dapat pula dilakukan dengan alat pengering

(Artifical drying) (Oren dan Louis, 2002).

4. Seleksi Benih

Seleksi benih merupakan cara untuk mengetahui baik dan buruknya

suatu benih yang akan kita tanam berdasarkan sifat fisik benih itu sendiri.

Ciri-ciri fisik benih yang baik dan bermutu antara lain :

a. Benih memiliki bentuk, ukuran dan warna yang seragam. Permukaan

kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau

keriput. Benih yang keriput merupakan pertanda bahwa buah dipetik

pada saat buah belum cukup umur.

b. Benih tidak tercampur dengan benih atau bahan lain, kotoran (other

material) dan biji lain (other seed) (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).

5. Uji viabilitas dan vigor benih

Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui kualitas benih.

Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual

atau konsumen benih, karena mereka bisa memperoleh keterangan yang

dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas benih. Daya kecambah dan

kekuatan tumbuh dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme benih

dengan gejala pertumbuhan. Uji viabilitas benih dapat dilakukan secara

tidak langsung, misalnya dengan mengukur gejala-gejala metabolisme

ataupun secara langsung dengan mengamati dan membandingkan unsur-

unsur tumbuh penting dari benih dalam suatu periode tumbuh tertentu.

Struktur pertumbuhan yang dinilai maliputi akar, daun dan daun lembaga.

Daya dan kecepatan berkecambah benih merupakan salah satu

ukuran untuk menentukan mutu dan kualitas benih. Daya kecambah benih

adalah kemampuan bagian-bagian penting dari embrio untuk berkembang

secara normal pada lingkungan yang sesuai. Benih diuji daya tumbuh atau

daya kecambahnya pada jangka waktu tertentu (Oren dan Louis, 2002).

Page 25: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

6. Sertifikasi benih

Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat benih tanaman

setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi

semua persyaratan untuk diedarkan. Tujuan dari sertifikat benih adalah

untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas dan untuk menjamin

ketersediaan benih bermutu secara berkesinambungan. Pelaksanaan

sertifikasi dilakukan oleh instansi pemerintah atau perorangan/badan

hukum yang telah memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan

yang berlaku. Tahapan kegiatan sertifikasi meliputi :

a. Pemeriksaan lapangan

Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mengetahui kebenaran

sumber benih dan benih sumber, ada atau tidak terjadinya persilangan

liar dan tercampurnya pertanaman dengan tanaman lain. Pemeriksaan

untuk perbanyakan benih dengan biji dilakukan terhadap morfologi

tanaman dan untuk perbanyakan secara vegetatif dilakukan terhadap

kebenaran dan atau kesehatan materi induknya pada tahap-tahap

pertumbuhan tertentu.

b. Pengujian laboratorium

Dilakukan untuk mengetahui mutu benih yang meliputi mutu

genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih sepanjang mutu

genetis tersebut dapat diuji di laboratorium. Sebelun diadakan

pengujian laboratorium calon benih diproses terlebih dahulu

(dikeringkan, pembersihan kotoran, dikemas/disusun rapi)

dikelompokkan ke dalam lot benih dan selanjutnya mengajukan

permohonan untuk pengambilan contoh benih.

c. Pemasangan label

Dilakukan setelah calon benih telah lulus sertifikasi dan

pemohon mengajukan permintaan untuk pemasangan label setelah

benih dikemas atau benih siap salur.

Pengajuan permohonan sertifikasi dilakukan 10 hari sebelum tanam.

Surat permohonan sertifikasi benih sayuran dilampiri dengan label benih

Page 26: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang akan ditanam, sket atau peta lapangan dan biaya pendaftaran serta

pemeriksaan lapangan. Pada setiap pelaksanaan kegiatan, pemohon terlebih

dahulu menyeleksi pertanaman calon benih dan selanjutnya mengajukan

permintaan untuk pemeriksaan lapangan disertai dengan bukti hasil

pemeriksaan sebelumnya (Anonim, 2003).

7. Pengemasan (packing)

Pengemasan ataupun pengepakan yang baik berarti melindungi

produk benih dari kerusakan fisik yang menyebabkan memar, kehilangan

kadar air (dehidrasi) serta mencegah busuk karena infeksi oleh organisme.

Pengepakan yang dibarengi dengan bahan kimia juga merupakan tindakan

untuk mencegah serangan virus dan organisme lain yang merugikan.

Kadang-kadang pengepakan dikombinasikan dengan penyegelan atau

penutupan yang rapat agar produk tidak terkontaminasi dengan oksigen

yang dapat menyebabkan kebusukan (Anonim, 2009)

8. Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari seluruh

kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan

mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan

produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai,

menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk

tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan sebagai suatu sistem (Dharmmasta dan Handoko, 1997).

9. Penyimpanan

Benih dalam jumlah besar disimpan dalam karung, kaleng, tong

atau wadah penyimpanan lainnya yang tertutup. Lamanya benih bertahan

pada kondisi ini tergantung pada kelembapan dan temperatur udara tempat

penyimpanan. Untuk penyimpanan benih dalam jumlah kecil dapat

digunakan kain kantong blacu, kantong kertas, kantong polyethylene,

Page 27: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kantong alumunium, tabung gelas dan lain-lain. Tempat penyimpanan

harus tertutup, kering dan rapat, disamping itu sirkulasi udara dalam

gudang harus baik. Kombinasi dari kadar air benih yang rendah, tempat

penyimpanan tertutup dan pada temperatur rendah merupakan kondisi

penyimpanan yang paling baik (Oren dan Louis, 2002).

10. Analisis usaha tani

Ilmu usaha tani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani

memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu,

pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin

induknya adalah ilmu ekonomi. Beberapa elemen dalam teori ekonomi

yang mungkin sangat penting dan relevan terhadap penelitian usaha tani

mencakup prinsip keunggulan komparatif, kenaikan hasil yang berkurang,

substitusi, analisis biaya, biaya yang diluangkan, pemilihan cabang usaha

dan bakutimbang tujuan.

Prinsip analisis biaya ini sangat penting untuk diketahui, karena

tiap petani dapat menguasai pengaturan biaya produksi dan usaha taninya.

Penggolongan biaya produksi berdasarkan sifatnya. Biaya tetap (fixed cost)

ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang

diproduksi, contohya sewa lahan. Biaya tidak tetap (variable cost) ialah

biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah. Biaya ini ada apabila

ada sesuatu barang yang diproduksi, contohnya upah kerja. Penentuan

apakah suatu biaya tergolong biaya tetap atau biaya tidak tetap tergantung

sebagian pada sifat dan waktu pengambilan keputusan itu dipertimbangkan

(Soekartawi, Dillon, Hardakek dan Soeharjo, 1986).

Page 28: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini dilaksanakan di C.V

Multi Global Agrindo (MGA), yang beralamat di Dukuh Bangsri, Desa

Jaganan, Kec. Karangpandan, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah. Adapun

pelaksanaan magang ini kurang lebih 1 bulan, yaitu dari tanggal 15 Februari -

15 Maret 2010.

B. Metode Pelaksanaan

Pada Praktek Kerja Magang (PKM) ini metode yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Observasi (pengamatan)

Kegiatan Observasi (pengamatan) ini dilakukan secara rutin

selama berlangsungnya kegiatan PKM. Tujuan dari kegiatan ini adalah

untuk melengkapi data yang sudah diperoleh yang akan dipergunakan

sebagai materi dalam penyusunan laporan praktek kerja magang.

2. Wawancara

Metode wawancara yang dilakukan dalam kegiatan PKM ini yaitu

dengan cara melakukan tanya jawab dengan pembimbing lapangan atau

pihak yang terkait menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan kegiatan teknologi benih unggulan tanaman pare.

3. Pelaksanaan Kegiatan Magang Perusahaan

Praktek kerja magang dengan secara langsung mengikuti kegiatan

teknologi benih unggulan tanaman pare. Selain itu juga mengikuti semua

kegiatan yang dilaksanakan di CV. MGA sesuai jadwal yang telah

ditentukan.

4. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia

yang berhubungan dengan kegiatan praktek magang. Data tersebut

didapatkan dari internet, buku, arsip, dan lain sebagainya yang bersifat

informatif dan relevan.

Page 29: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

responden. Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini data primer diperoleh

dari wawancara dengan manajer perusahaan, karyawan maupun masyarakat

sekitar perusahaan dengan menggunakan alat bantu berupa kuisioner yang

dibuat oleh penulis.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

dari sumber. Dalam kegiatan magang ini yang menjadi sumber data

sekunder yaitu diambil dari buku, arsip dan jurnal yang berhubungan

dengan kegiatan magang.

Page 30: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum

1. Profil perusahaan

Multi Global Agrindo (MGA) yang terletak di JL. Solo-

Tawangmangu Km.30, Karangpandan, Karanganyar ini berdiri pada tahun

1998. MGA adalah suatu badan usaha berbentuk CV yang bergerak dalam

bidang plant breeding, produksi benih dan pemasaran benih. Perusahaan ini

bergerak dibawah pimpinan Bapak Mulyono Herlambang SP, MP.

Tahapan berdirinya perusahaan:

Tahun Kegiatan 1980-1981 Proses pembelajaran plant breeding di Yae Nogei dan

Oiska Internasional di Jepang. 1986 Lanjutan proses pembelajaran research and

development di Taiwan Agriculture Research Institute (TARI) diTaiwan.

1993-2003 Star Plant breeding seed production dan pemasaran (dalam dan luar negeri).

1998 Bediri CV. Multi Global Agrindo (MGA). 2004 Seed production. 2005-sekarang Pengembangan pasar.

Sumber : Laporan CV. MGA

Sampai saat ini perusahaan menguasai lahan seluas ± 10 Ha yang

terdiri dari 7 Ha lahan sewa dan 3 Ha lahan milik sendiri. Letaknya

tersebar di daerah Karanganyar, yaitu di Singit, Bangsri, Bolong, Salam,

Sub Terminal Agribisnis (STA), Puntuk, Bulu, Karangpandan, Bulan dan

Jetis. Berbagai macam komoditas ditanam dilahan tersebut diantaranya

adalah bligo, cabai, melon, terung dan semangka. Perusahaan memiliki

Visi dan Misi sebagai berikut :

a. V I S I

MGA Pelopor Breeding di Indonesia untuk menghasilkan

benih unggul hybrid F1 bermutu tinggi. Memenuhi kebutuhan pasar

dalam dan luar negeri. Dengan benih MGA yang baik maka

produksi/pendapatan petani meningkat merupakan keberhasilan.

Page 31: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. MISI

§ Pengumpulan plasma nutfah dari seluruh dunia.

§ Pembentukan Seed Bank.

§ Melaksanakan Research And Develudment (R&D).

§ Uji multi lokasi di dalam dan luar negeri.

§ Produksi benih hybrid dan bermutu tinggi.

§ Pemasaran benih dalam dan luar negeri.

§ Kemitraan dengan pelaku agribisnis dan pemerintah.

§ Peningkatan SDM dan kesejahteraan karyawan.

Produksi benih yang dilakukan oleh CV. MGA telah merambah pasar

dalam negeri dan luar negeri khususnya Negara Jepang. Penghargaan yang

diperoleh perusahaan adalah Penghargaan Pada Acara Apresiasi Penerapan

Teknologi Budidaya Maju Melon pada tahun 2001, Penghargaan Kalpataru

Oleh Presiden Abdulrahman Wahid di Istana Negara pada tahun 2001,

Piagam Penghargaan Atas Prestasi dan Prakarsa Dalam Upaya

Pengembangan Ketahanan Pangan Melalui Pengambangan Agribisnis

Pangan pada tahun 2003, Penghargaan Pada Acara Apresiasi Penerapan

Budidaya Maju Melon pada tahun 2003 dan Penghargaan Pemenang 3

UKM/Masyarakat Yang Telah Menemukan/Mengembangkan Teknologi

yaitu pada tahun 2004.

2. Letak Geografis

CV. Multi Global Agrindo (MGA) terletak di kemiringan tanah ±

150. Lahan MGA terletak di ketinggian 450-490m dpl. Suhu udara di

lokasinya bervariasi antara 24°-31° C dengan curah hujan rata-rata

3.150m/th dan kelembapan rata-ratanya 61-91%. Jenis tanahnya latosol

memiliki pH tanah berkisar antara 6,5-7,0.

3. 12 prinsip MGA yang harus dijalankan

a. Mengambil keputusan manajerial

Gerakan karyawan untuk mau mengerti, menghayati, mampu bekerja

dengan baik, berdaya guna dan berkontribusi kepada perusahaan.

Page 32: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Proses pekerjaan yang benar dan menghasilkan yang benar

Standar prosedur operasaional.

c. Menggunakan sistem dortar

Mendorong menjadi bersemangat sehingga produktif, dedikatif dan

menarik untuk menuju kearah yang positif.

d. Mengatur beban kerja

Semua bagian karyawan/staff mempunyai beban kerja yang optimal dan

merata.

e. Memecahkan masalah yang ada dengan segera

Mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian mencari cara

unruk mengatasinya.

f. Standar kerja adalah ukuran kemapuan staf / karyawan

g. Operasional pengendalian

h. Menggunakan teknologi yang handal

i. Mengembangkan pemimpin yang benar-benar memahami

pekerjaannya, menjiwai filosofi perusahaan

j. Membentuk tim khusus untuk mencegah persoalan

k. Menghormati jaringan mitra kerja, menghormati teman kerja

l. Efisiensi – efektifitas

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Direktur

Bag. RND

Bag. Adminitrasi

Bag. Pemasaran

Bag. Bangwas

Bag. Produksi

kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi

TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK

Page 33: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Teknis Budidaya Tanaman Pare Untuk Pembenihan

Dalam proses perbanyakan benih pare di CV. Multi Global Agrindo

memerlukan cara budidaya yang benar agar dihasilkan benih bermutu tinggi.

Disamping itu juga dubutuhkan cara penanganan benih pare pada periode pra

panen, panen dan pasca panen yang dapat menjaga mutu benih agar lebih baik.

Di bawah ini cara budidaya tanaman pare untuk diambil benihnya :

1. Persiapan dan pengolahan lahan

Gambar 4.1 Persiapan dan pengolahan lahan

Tahap awal dalam tata laksana budidaya tanaman pare adalah

pemilihan lokasi yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman.

Sebelum ditanam, tanah terlebih dahulu diseterilkan dengan cara tidak

ditanami pare secara terus menerus melainkan digilir penanamannya

dengan tanaman lain atau dengan menerapkan sistem rotasi tanaman.

Dalam hal ini tanah yang digunakan adalah bekas tanaman padi. Jerami

sisa tanaman padi dibakar dan dicampurkan dalam pengolahan tanah,

tujuannya adalah untuk menambah kesuburan tanah. Persiapan dan

pengolahan lahan ini dilakukan ± 1 bulan sebelum tanam. Setelah panen

dilakukan, lahan didiamkan selama ± 1 minggu agar bibit penyakit yang

mungkin ada dalam tanah dapat terbasmi oleh sinar matahari.

Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan gulma yang ada

pada lahan, agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pare.

Page 34: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kemudian tanah dibajak atau dicangkul supaya menjadi gembur, lalu

dibuat bedengan setengah jadi dengan campuran pupuk kandang

2ton/1000 m², dolomit 2 kw/1000 m² dan pupuk buatan yang terdiri dari

35 kg ZA/1000 m², 25 kg SP36/1000 m² dan 15 kg KCl/1000 m². Ukuran

lebar 150cm, panjang 500cm, tinggi 25cm. Dalam 1 bedengan ditanami 2

baris tanaman pare dengan jarak antar bedengan 200cm, sedangkan jarak

antar bedengan yang digunakan untuk saluran irigasi adalah ± 30cm. Jarak

tanamnya 80cm x 400cm, ukuran ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi lahan.

Setelah bedengan setengah jadi selesai dibuat, kemudian didiamkan

terlebih dahulu selama 3-4 hari agar komposisi pupuk yang diberikan

tersebut dapat tercampur dengan matang. Kemudian dilakukan

penimbunan tanah agar bedengan menjadi sempurna, dengan ukuran

50cm. Pemasangan mulsa hendaknya sampai bawah bedengan hingga

hampir menutup semuanya, untuk mempersempit pertumbuhan gulma.

Lubang tanam bibuat dengan menggunakan kaleng susu bekas dengan

ukuran ± 10cm. Kemudian para-para yang terbuat dari bambu dipasang

dengan tinggi 250cm pada setiap lubang tanam dengan kedalaman ± 20cm

dan tiap batang dihubungkan dengan batang lainnya berbentuk mendatar.

2. Persemaian

Gambar 4.2 Persemaian tanaman pare

Sebelum ditanam di lahan, tanaman pare melalui proses

persemaian terlebih dahulu agar bibit yang ditanam terseleksi dengan baik

Page 35: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

untuk menghasilkan tanaman berkualitas dan sehat. Media yang

digunakan adalah dari pasir dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 lalu

dimasukkan dalam boks plastik dengan ukuran ± 23cm x 30cm, sebanyak

setengah boks. Sebelum benih pare disemai ujung biji dipotong sedikit

agar benih cepat tumbuh, karena biji pare merupakan biji yang memiliki

cangkang (kulit) yang keras. Setelah peletakan benih, kemudian disiram

dengan air bersih, untuk menjaga kelembapan diatas boks ditutup dengan

mulsa. ± 2-3 hari kemudian bibit dipindahkan dalam polybag dengan

media tanah : pupuk kandang : sekam (2 : 1 : 1). Setelah bibit berumur

14-15 hari dapat ditanam di lahan yang telah disiapkan.

3. Penanaman

Penanaman bibit pare dilakukan pada pagi atau sore hari, agar

suhu matahari tidak terlalu panas. Sebelum bibit ditanam, bedengan

disiram terlebih dahulu agar lembab. Penanaman dilakukan dengan cara

media pada polybag dibasahi dengan air agar mudah dilepas, kemudian

polybag dibalik dengan perlahan untuk mengeluarkan seluruh akar dan

tanah. Kemudian dimasukkan dalam lubang yang telah disiapkan sedalam

2-3cm, tekan sedikit dengan posisi bibit tegak lurus. Lalu siram tanah di

sekitar tanaman untuk menjaga kelembapan dan untuk mengurangi tingkat

kelayuan tanaman pare.

4. Pemeliharaan

a. Pengairan

Pada awal pertumbuhan tanaman pare memerlukan ketersedian

air yang cukup untuk pertumbuhannya. Penyiraman dilakukan secara

kontinu 3 hari sekali pada pagi dan sore hari, tergantung pada keadaan

tanah dan cuaca. Dalam pengairan jangan terlalu basah (menggenang)

atau terlalu kering. Pengairan dilakukan dengan cara dileb atau disiram

di sekeliling tanaman. Seusai pengairan, keadaan air dalam parit atau

saluran irigasi tidak boleh menggenag. Hal ini bertujuan agar akar

tanaman tidak terendam air sehingga mengakibatkan kebuskan.

Page 36: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Pengendalian gulma (penyiangan)

Penyiangan dilakukan sedini mungkin dengan mencabut rumput

(gulma) secara manual agar pertumbuhan tanaman pare tidak

terganggu. Jika sudah terlihat ada rumput langsung dicabut dan

dibuang, tidak dibiarkan besar baru dicabut karena rumput tersebut akan

mengambil unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman pare.

Minimal penyiangan dilakuakan 1 minggu sekali.

c. Pemupukan

Untuk memacu pertumbuhan tanaman pare agar tumbuh baik

dan subur serta ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman tetap

terjaga perlu dilakukan pemupukan susulan. Pupuk yang diberikan

adalah pupuk NPK dengan dosis 2 kg/100 lt pada 3 minggu hari setelah

tanam dengan interval pemupukan 1 minggu sekali. Kemudian minggu

selanjutnya 3 kg/100 lt, pemupukan ini bertujuan untuk menyamakan

pertumbuhan tanaman pare. Selain itu juga diberikan perekat dengan

dosis 5 cc/14 lt, diberikan setiap 1 minggu sekali. Fungsi dari perekat

adalah agar pupuk yang sudah diberikan pada tanaman tidak mudah

larut terkena air hujan.

d. Penyulaman

Apabila terlihat dalam suatu lubang, tanamannya mati maka

langsung dilakukan penyulaman atau penggantian dengan tanaman baru

yang lebih baik. Penyulaman dilakuakan maksimal 5 hari setelah tanam

bibit, apabila dilakukan lebih dari itu maka pertumbuhan tanaman tidak

akan maksimal karena sudah tertinggal jauh pertumbuhannya dengan

tanaman yang lain sehingga mengakibatkan tanaman tumbuh tidak

seragam.

e. Pemangkasan

Tanaman pare merupakan jenis tanaman yang tumbuhnya

merambat dan memiliki banyak cabang. Maka dari itu pemangkasan

perlu dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal dan

menghasilkan benih yang maksimal pula. Dalam budidaya tanaman

pare untuk perbenihan, cabang yang dipelihara hanya sebanyak 4 buah.

Page 37: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pemangkasan dilakukan pada 12-15 hari setelah tanam. Pemangkasan

dilakukan dengan cara memotong langsung cabang ke-5 menggunakan

pisau atau gunting.

Pemangkasan dilakukan pada waktu pagi hari agar luka yang

ditimbulkan cepat mengering. Setelah dilakukan pemangkasan lalu

cabang yang dipelihara dirambatkan kekanan dan kekiri pada lanjaran

atau para-para, pada setiap batang terdapat 2 cabang tanaman pare.

Batang diikat dengan tali rafia, pengikatan tidak terlalu kencang tetapi

dapat menahan cabang dengan baik agar pertumbuhan tanaman tidak

terganggu.

f. Pengendalian hama dan penyakit

Salah satu kendala yang paling berarti dalam budidaya tanaman

pare adalah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Hama

yang biasa menyerang adalah trips, lalat buah, dan ulat daun.

Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman pare adalah

penyakit virus atau virus kuning, embun tepung, antraknosa dan layu

fusarium. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tersebut dapat

disemprotkan fungisida PPC dengan dosis 30 ml/14 lt, Ditan N45,

Antracol dan Daconil dengan dosis 15 gr/20 ml. Sedangkan insektisida

yang diseprotkan adalah Marshall dan Tribun dengan dosis 20 ml/14 lt

per luas lahan 500 m². Penyemprotan ini dilakukan 1 minggu sekali

setelah 5 hari tanam.

Apabila hama dan penyakit telah menyerang maka pengendalian

yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan gulma yang tumbuh

disekitar tanaman pare, mengumpulkan dan mematikan vektor,

membuang daun atau bagian tanaman yang terserang jika serangan

masih sedikit namun bila serangan telah menyebar dan banyak di

bagian tubuh tanaman maka tanaman tersebut langsung dibuang dan

dimusnakan agar tidak menyebar ke tanaman yang lainnya. Selain itu

untuk mencegah juga dilakukan dengan memberikan air irigasi yang

bersih, maksudnya adalah air tidak berasal dari limbah rumah tangga,

limbah pabrik atau air yang sudah tercemar.

Page 38: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

g. Kohe

Kohe adalah kegiatan menyerbukkan tepung sari dari bunga

jantan ke putik bunga betina untuk menghasilkan tanaman turunan yang

hybrid. Waktu pelaksanaan kohe pada tanaman pare yaitu pada pukul

07.00 sampai pukul 10.00 jika lebih dari pukul 10.00 maka bunga

betina sudah layu dan tidak maksimal untuk pelaksanaan kohe. Bunga

jantan dari lokasi lain yang telah disiapkan dipetik, kemudian dibawa ke

bunga betina dan benang sari langsung dioleskan pada kepala putik

bunga betina.

5. Panen

Gambar 4.3 Panen pare

Setelah usia tanaman 60 hari atau sekitar 2 bulan, panen pertama

dapat dilakukan. Pare yang siap panen adalah buah yang talah berwarna

kuning dan memiliki daging buah yang sudah lunak. Cara pemanenan yaitu

dengan memotong tangkai buah dengan perlahan bisa menggunakan pisau,

gunting atau tangan kosong. Untuk panen selanjutnya dapat dilakukan

dengan melihat kenampakan fisik tanaman pare, sampai buah habis dapat

dilakukan ± 20 kali petik tergantung jenis dan varietas tanaman pare. Buah

yang telah dipetik kemudian diletakkan dalam kontainer yang telah

disiapkan kemudian diangkut ke tempat penampungan atau gudang untuk

dilakukan proses lebih lanjut.

Page 39: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

6. Pasca panen

Gambar 4.4 Proses sortasi atau pengkelasan pare

Setelah buah dikumpulkan di gudang penyimpanan, proses

selanjutnya adalah disortasi atau pengkelasan dengan memilih buah pare

yang mulus (baik), layu, busuk atau abnormal. Kemudian diklasifikasikan

keseragamannya menurut jenis, ukuran, dan warna buah yang relatif

seragam. Biasanya pengkelasan ini diambil sampel beberapa buah saja,

karena pada saat pemanenan telah dibedakan berdarkan jenis atau

varietasnya. Kemudian buah dibelah dan diambil bijinya menggunakan

sendok makan atau pisau. Biji yang telah diambil kemudain dibersihkan

dengan air yang mengalir untuk menghilangkan sisa daging buah dan

kotoran yang menempel.

7. Proses produksi benih tanaman pare unggul

a. Pengeringan

Gambar 4.5 Proses pengeringan benih

Pengeringan benih masih dilakukan secara sederhana dengan

mengandalkan panas alami dari sinar matahari. Sebelum benih dijemur,

Page 40: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida yang

bernama Ecolab selama ± 30 menit dengan dosis 100 ml/ 20 lt air.

Penjemuran dilakukan di dalam scren house yang berada di belakang

kantor CV. MGA. Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan adalah 3-

4 hari pada waktu musim panas, sedangkan pada musim penghujan

pengeringan dapat lebih lama lagi bisa sampai sekitar 6-7 hari.

b. Uji kemurnian dan keseragaman

Gambar 4.6 Keseragaman tanaman pare Jamrud, Petra dan Mutia

Untuk dapat memisahkan benih murni dengan komponen-

komponen lain maka terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud

benih murni. Benih murni itu sendiri bisa diartikan benih yang dominan

di dalam pengujian kemurnian benih. Benih pare dipisahkan dari benih

tanaman lain, kotoran dan benda mati dengan memilahnya secara

manual. Setelah benih pare dipisahkan maka didapatkan benih murni

yang telah terseleksi dengan baik dan dilakukan riset penanaman benih

pare untuk diuji keseragamannya. Pertumbuhan tanaman pare diamati

keseragamannya yang meliputi bentuk buah dan keadaan tanaman.

Apabila keseragaman telah terpenuhi (80%) maka benih pare tersebut

dapat diproduksi dan dipasarkan.

Page 41: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

c. Uji daya tumbuh

Uji daya tumbuh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan suatu benih untuk tumbuh dan berkembang secara normal

pada lingkung yang telah disediakan. Kemampuan benih untuk tumbuh

dan berproduksi normal pada kondisi yang optimum merupakan

parameter daripada suatu viabilitas potensial benih. Pengujian daya

tumbuh dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi hemat dan benih

cepat tumbuh.

Langkah-langkah dalam pengujian daya tumbuh benih adalah

ambil sampel benih pare sebanyak 100 biji secara acak, kemudian

potong sedikit pada bagian ujungnya. Siapkan boks dengan ukuran 23

cm x 30 cm yang telah dilapisi bawahnya dengan kertas koran yang

sudah dibasahi. Kertas koran ini jangan sampai terlalu basah dan terlalu

kering. Benih ditata di dalam boks jangan sampai saling menindih,

kemudian ditutup lagi dengan kertas koran yang telah dibasahi. Setelah

itu boks dimasukkan dalam kantong plastik warna hitam rangkap 5 dan

ditali erat-erat agar kelembapan udara di dalam boks tetap terjaga. Boks

disimpan di dalam ruangan dengan diberi penerangan lampu 25 watt.

Setelah 2-3 hari, boks dibuka dan dihitung berapa persen benih yang

berkecambah. Apabila benih berkecambah lebih dari 85%, maka benih

tersebut layak dan baik digunakan atau dipasarkan.

d. Sertifikasi benih

Sebelum dipasarkan sertifikasi benih perlu dilakukan untuk

mempertanggungjawabkan kwalitas benih tersebut. Sertifikasi benih

dilakukan oleh Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSP) Jawa

Tengah. Tes yang dilakukan untuk sertifikasi benih adalah uji kadar air,

daya tumbuh, vigor dan kemurnian benih. Setelah tes tersebut

dilaksanakan, kemudian dilakukan tes kelayakan yaitu dengan

melakukan percobaan penanaman pare di 3 area yang berbeda. Apabila

tanaman pare tersebut dapat tumbuh dengan baik maka BPSP akan

memberikan sertifikat kelayakan dan benih dapat dipasarkan.

Page 42: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

e. Pengemasan

Gambar 4.7 Kemasan benih dalam negeri dan luar negeri

Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu melindungi

benih dari kerusakan mekanik, kedap udara dan kedap air. Benih yang

lolos uji sertifikasi kemudian dikemas. Aluminium foil digunakan untuk

kemasan pasar dalam negeri, sedangkan benih yang dipasarkan di luar

negeri dikemas dalam bentuk drum dengan bahan plastik. Sebelum

benih dikemas terlebih dahulu dihitung beratnya, dalam setiap kemasan

benih pare beratnya adalah 20 gr. Dalam kemasan dicantumkan

informasi mengenai kadar air, daya tumbuh, kemurnian, tanggal

kadaluwarsa, nomor lot, berat benih dan klasifikasi mengenai jenis pare

tersebut. Penyimpanan benih cadangan, diletakkan dalam ruangan yang

telah dimodifikasi suhu, udara, kelembapan dan tingkat keamanannya.

f. Pemasaran

Benih pare CV. MGA dipasarkan baik di dalam negeri ataupun

di luar negeri. Untuk pemasaran di luar negeri, CV. MGA bekerja sama

dengan negara Jepang, benih yang dikirim ke Jepang masih dalam

bentuk curah. Sedangkan pasar dalam negeri meliputi pulau Jawa,

Sumatera, Kalimantan. Pemasaran benih dilakukan dengan menitipkan

produk di toko-toko pertanian, promosi kepada petani langsung dan

pedagang (bakul) buah.

Page 43: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Jenis-jenis pare unggul di CV. MGA

1. Pare JAMRUD

Nama Jamrud berarti Parenya Jamrud Katulistiwa. Pare jenis ini

memiliki warna hijau gelap dan mangkilap, produksi buah tinggi, seragam,

rasa tidak terlalu pahit dan cepat panen. Cocok ditanam di ketinggian 0-

800m dapl. Tanaman kuat dengan percabangan yang banyak, respon

terhadap pupuk. Produktifitas dan kwalitas sangat tinggi dengan berat rata-

rata 8-10 kg/tanaman atau 27-33 buah/tanaman. Toleran terhadap penyakit

layu, downy mildew, embun tepung dan lalat buah. Buah dapat dipanen

setelah umur 40-50 hari dari penanaman.

2. Pare PETRA

Petra atau Pare Enak Tenan Rasanya memiliki warna buah putih

kehijauan dan panjang buah ± 30cm, seragam, daging buah padat, rasa

agak pahit. Cocok ditanam di ketinggian 0-700m dapl. Produktifitas dan

kwalitas sangat tinggi dengan berat rata-rata 6-9 kg/tanaman atau 25-30

buah/tanaman. Tanaman kuat dengan percabangan yang banyak, respon

terhadap pupuk. Toleran terhadap penyakit layu, downy mildew, embun

tepung dan lalat buah. Buah dapat dipanen setelah umur 45-50 hari dari

penanaman.

3. Pare Mutia

Mutia memiliki arti Mutiara Indah Alami. Cocok ditanam di

ketinggian 0-700m dapl. Produktifitas dan kwalitas sangat tinggi dengan

berat rata-rata 7-9 kg/tanaman atau 25-28 buah/tanaman. Buah seragam,

kulit putih kehijauan, daging buah padat dan rasa agak pahit. Tanaman kuat

dengan percabangan yang banyak, respon terhadap pupuk. Toleran

terhadap penyakit layu, downy mildew, embun tepung dan lalat buah. Buah

dapat dipanen setelah umur 45-50 hari dari penanaman.

Page 44: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. Analisis usaha tani pembenihan tanaman pare/1000 m²

Tabel 4.1 Biaya tetap produksi benih pare

No Keterangan Kebutuhan

Umur Ekonomis

(bulan) Harga (Rp)

Total Kebutuhan

(Rp)

Total Biaya (Rp)

1 Sewa lahan 1.000 m² 12.000.000/Ha 400.000 400.000 2 Penyusutan peralatan Gembor 3 24 30.000 90.000 15.000 Ember 3 24 15.000 45.000 7.500 Cangkul 4 60 70.000 280.000 18.700 Sabit 2 60 15.000 30.000 2.000 Tangki sprayer 1 30 75.000 75.000 10.000 Lanjaran dan palang 3.200btg 12 160 521.000 170.700 Kantong benih 3 24 25.000 75.000 12.500 Tong benih 1 60 75.000 75.000 5.000 Pisau 3 60 5.000 15.000 1.000 Gunting 2 60 10.000 20.000 1.300 Traktor 1 120 50.000.000 50.000.000 1.666.700 Timbangan 1 60 300.000 300.000 20.000

Jumlah biaya tetap 2.330.400

Tabel 4.2 Biaya variabel produksi benih pare

No. Kegiatan/barang Jml.tenaga Hrg satuan Sub total

(Rp) Total (Rp) Ket.

/barang ( @ )/Rp I Pengolahan tanah

1 Bajak 1 HOK 25.000 25.000 2 Buat bedengan 15 HOK 15.000 225.000 3 Buat saluran 5 HOK 15.000 75.000 4 Ecer pupuk 5 HOK 15.000 75.000 5 Pasang mulsa 3 HOK 12.500 37.500 437.500

II Persemaian 1 Benih 7 Sachet 15.000 105.000 2 Media 50.000 3 Semai 1 HOK 12.500 12.500 4 Perawatan 7 HOK 12.500 87.500 5 Angkut bibit 1 HOK 15.000 15.000 270.000

III Tanam 1 Penanaman 4 HOK 12.500 50.000

2 Pasang lanjaran&palang 10 HOK 12.500 125.000 175.000

IV Pemeliharaan 1 Sulam 1 HOK 12.500 12.500 2 Pengairan 15 HOK 15.000 225.000 3 Penyiangan 12 HOK 12.500 150.000

Page 45: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4 Menali 14 HOK 12.500 175.000 5 Rompes 15 HOK 12.500 187.500 6 Pupuk susulan 10 HOK 12.500 125.000 7 Spray 18 HOK 15.000 270.000 8 Kouhai 42 HOK 12.500 525.000 1.730.000

V Saprodi 1 Pupuk kandang 2 Truck 175.000 350.000 2 Pupuk ZA 75 Kg 1.750 131.250 3 Pupuk SP36 60 Kg 2.400 144.000 4 Pupuk KCl 40 Kg 2.700 108.000 5 Pupuk NPK 15 Kg 4.000 60.000 6 Dactonil 1 Kg 120.000 120.000 7 Antrocol 0,5 Kg 96.000 48.000 8 Dithane 1 Kg 115.000 115.000 9 Trebon 2 Liter 115.000 230.000

10 Marshall 2 Liter 115.000 230.000 11 Mulsa 28 Kg 19.500 546.000 12 Rafia 12 Kg 7.500 90.000 13 Perekat 1 Liter 15.000 15.000 14 Bambu klip 4 Btg 10.000 40.000 15 Furadan 2 Kg 10.000 20.000 16 Sedotan&benang 100.000 100.000 2.859.250

VI Panen 1 Pemanenan 8 HOK 15.000 120.000 2 Prosesing benih 105 HOK 12.500 1.312.500

VII Pengeluaran untuk tanaman induk pejantan 10% 734.925 Total 7.067.175

Keterangan HOK = Hari Orang Kerja

Analisis usaha dalam satu periode tanam adalah sekitar 4 bulan, dengan

luas lahan 1.000 m², populasi tanaman 1500 pohon dan diasumsikan mortalitas

2% karena terserang hama penyakit sehingga tanaman mati dan tidak berbuah.

Tanaman pare dapat menghasilkan benih 68,18 kg/1.000 m². Pengemasan

setiap pack seberat 20 gr benih pare dengan harga Rp 15.000,-. Dari semua

data diatas dapat dihitung analisis usaha sebagai berikut :

1. Populasi tanaman produktif = 100 % - 2 % x 1.500

= 1.470

2. Rata-rata produksi benih = 68,18 kg

= 68.180 gr

3. Packing pemasaran 20 gr = 68.180 : 20

Page 46: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

= 3.409 sachet (unit)

4. Biaya variabel per unit = 2.330.400 : 3.409

= Rp 684,-

5. Biaya total = biaya tetap + biaya variabel

= 2.330.400 + 7.067.175

= Rp 9.397.575,-

6. Penerimaan = harga x jumlah produksi

= 15.000 x 3.409

= Rp 51.135.000,-

7. Keuntungan = Penerimaan – biaya total

= 51. 135.000 - 9.397.575

= Rp 41.737.425,-

8. BEP ( Break Even Point) adalah suatu tingkat produksi dimana penerimaan

sama dengan pengeluaran, sehingga pengusaha saat itu tidak mengalami

keuntungan dan kerugian.

a. BEP (rupiah) =

unitperjualah

unitperiabelbiayatetapbiayatotal

arg

var1-

=

000.15

6841

400.330.2

-

= 0456,01

400.330.2-

= 9544,0

400.330.2

= Rp 2.441.743,50 = Rp 2.441.750,-

b. BEP (unit) = unitperiabelbiayaunitperjualah

tetapbiayatotalvararg -

= 684000.15

400.330.2-

= 316.14

400.330.2

= 162,78 = 163 sachet (unit)

Page 47: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

9. R/C Rasio ( Revenue Cost Ratio ) dihitung untuk menilai keleyakan suatu

usaha. Apabila nilai lebih dari 1 maka usaha tersebut dapat dikatakan layak

untuk dijalankan, dan sebaliknya.

R/C Rasio = produksibiayatotal

penerimaantotal

= 575.397.9000.135.51

= 5,4

Nilai R/C Rasio adalah sebesar 5,4 menunjukkan usaha ini layak

dijalankan, karena nilai R/C Rasio lebih dari 1.

Page 48: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan magang di CV. Multi

Global Agrindo (MGA) adalah

1. CV. Multi Global Agrindo (MGA) adalah suatu badan usaha yang

berbentuk CV yang bergerak dalam bidang plant breeding, produksi benih

dan pemasaran benih.

2. Beberapa jenis pare (Momordica Charantia L) unggulan yang telah

dihasilkan oleh CV. MGA adalah pare JAMRUD, MUTIA dan PETRA.

3. Pemanenan buah pare tergantung pada tujuan penggunaannya. Buah yang

dipetik untuk tujuan konsumsi berbeda dengan buah yang dipetik untuk

tujuan pengadaan benih.

4. Sebelum benih dipasarkan perlu dilakukan uji kemurnian dan keseragaman,

uji daya tumbuh dan sertifikasi benih.

5. Sertifikasi benih dilakukan oleh Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih

(BPSP) Jawa Tengah. Tes yang dilakukan untuk sertifikasi benih adalah uji

kadar air, daya tumbuh, vigor dan kemurnian benih.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan CV. Multi Global

Agrindo (MGA) adalah

1. Dapat meningkatkan produksi benih tanaman buah dan sayuran untuk

dipasarkan di dalam dan luar negeri.

2. Dapat terus menghasilakan tanaman hybrid jenis terbaru agar mampu

bersaing dengan perusahaan benih lainnya.

3. Pemasaran benih CV. Multi Global Agrindo di luar negeri dapat

dikembangkan lagi.

Page 49: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Agribisnis Benih. www.situshijau.co.id. Diakses pada tanggal 7 April 2010.

b. 2003. Vademikum Perbenihan Sayuran. Direktorat Perbenihan.

Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura. c. 2008. Manfaat Tanaman Pare. www.wikipedia.com. Diakses pada

tanggal 3 April 2010. d. 2009. Budidaya Tanaman Pare (Momordica charantia L).

www.google.com. Diakses pada tanggal 3 April 2010. Dharmmasta B.S dan T.H Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran. BPFE.

Yogyakarta. Mugnisjah, W. Q dan Setiawan, A. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. Nazaruddin. 1999. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.

Penebar Swadaya. Jakarta. Oren L. Justice dan Louis N. Bass. 2002. Prinsip & Prektek Penyimpanan Benih.

PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Rukmana, R. 1997. Budidaya Pare. Kanisius. Yogyakarta. Setiawan, A. I dan Trisnawati, Y. 1993. Pare dan Labu. Penebar Swadaya.

Jakarta. Soekartawi, John L. Dillon, J. Brian Hardakek dan A. Soeharjo. 1986. Ilmu

Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press).

Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 50: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Page 51: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Analisis usaha tani pembenihan tanaman pare/1000 m²

Tabel 4.1 Biaya tetap produksi benih pare

No Keterangan Kebutuhan

Umur Ekonomis

(bulan) Harga (Rp)

Total Kebutuhan

(Rp)

Total Biaya (Rp)

1 Sewa lahan 1.000 m² 12.000.000/Ha 400.000 400.000 2 Penyusutan peralatan Gembor 3 24 30.000 90.000 15.000 Ember 3 24 15.000 45.000 7.500 Cangkul 4 60 70.000 280.000 18.700 Sabit 2 60 15.000 30.000 2.000 Tangki sprayer 1 30 75.000 75.000 10.000 Lanjaran dan palang 3.200btg 12 160 521.000 170.700 Kantong benih 3 24 25.000 75.000 12.500 Tong benih 1 60 75.000 75.000 5.000 Pisau 3 60 5.000 15.000 1.000 Gunting 2 60 10.000 20.000 1.300 Traktor 1 120 50.000.000 50.000.000 1.666.700 Timbangan 1 60 300.000 300.000 20.000

Jumlah biaya tetap 2.330.400

Tabel 4.2 Biaya variabel produksi benih pare

No. Kegiatan/barang Jml.tenaga Hrg satuan Sub total

(Rp) Total (Rp) Ket.

/barang ( @ )/Rp I Pengolahan tanah

1 Bajak 1 HOK 25.000 25.000 2 Buat bedengan 15 HOK 15.000 225.000 3 Buat saluran 5 HOK 15.000 75.000 4 Ecer pupuk 5 HOK 15.000 75.000 5 Pasang mulsa 3 HOK 12.500 37.500 437.500

II Persemaian 1 Benih 7 Sachet 15.000 105.000 2 Media 50.000 3 Semai 1 HOK 12.500 12.500 4 Perawatan 7 HOK 12.500 87.500 5 Angkut bibit 1 HOK 15.000 15.000 270.000

III Tanam 1 Penanaman 4 HOK 12.500 50.000

2 Pasang lanjaran&palang 10 HOK 12.500 125.000 175.000

IV Pemeliharaan 1 Sulam 1 HOK 12.500 12.500 2 Pengairan 15 HOK 15.000 225.000 3 Penyiangan 12 HOK 12.500 150.000

Page 52: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4 Menali 14 HOK 12.500 175.000 5 Rompes 15 HOK 12.500 187.500 6 Pupuk susulan 10 HOK 12.500 125.000 7 Spray 18 HOK 15.000 270.000 8 Kouhai 42 HOK 12.500 525.000 1.730.000

V Saprodi 1 Pupuk kandang 2 Truck 175.000 350.000 2 Pupuk ZA 75 Kg 1.750 131.250 3 Pupuk SP36 60 Kg 2.400 144.000 4 Pupuk KCl 40 Kg 2.700 108.000 5 Pupuk NPK 15 Kg 4.000 60.000 6 Dactonil 1 Kg 120.000 120.000 7 Antrocol 0,5 Kg 96.000 48.000 8 Dithane 1 Kg 115.000 115.000 9 Trebon 2 Liter 115.000 230.000

10 Marshall 2 Liter 115.000 230.000 11 Mulsa 28 Kg 19.500 546.000 12 Rafia 12 Kg 7.500 90.000 13 Perekat 1 Liter 15.000 15.000 14 Bambu klip 4 Btg 10.000 40.000 15 Furadan 2 Kg 10.000 20.000 16 Sedotan&benang 100.000 100.000 2.859.250

VI Panen 1 Pemanenan 8 HOK 15.000 120.000 2 Prosesing benih 105 HOK 12.500 1.312.500

VII Pengeluaran untuk tanaman induk pejantan 10% 734.925 Total 7.067.175

Keterangan HOK = Hari Orang Kerja

Analisis usaha dalam satu periode tanam adalah sekitar 4 bulan, dengan

luas lahan 1.000 m², populasi tanaman 1500 pohon dan diasumsikan mortalitas

2% karena terserang hama penyakit sehingga tanaman mati dan tidak berbuah.

Tanaman pare dapat menghasilkan benih 68,18 kg/1.000 m². Pengemasan

setiap pack seberat 20 gr benih pare dengan harga Rp 15.000,-. Dari semua

data diatas dapat dihitung analisis usaha sebagai berikut :

10. Populasi tanaman produktif = 100 % - 2 % x 1.500

= 1.470

11. Rata-rata produksi benih = 68,18 kg

= 68.180 gr

12. Packing pemasaran 20 gr = 68.180 : 20

Page 53: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

= 3.409 sachet (unit)

13. Biaya variabel per unit = 2.330.400 : 3.409

= Rp 684,-

14. Biaya total = biaya tetap + biaya variabel

= 2.330.400 + 7.067.175

= Rp 9.397.575,-

15. Penerimaan = harga x jumlah produksi

= 15.000 x 3.409

= Rp 51.135.000,-

16. Keuntungan = Penerimaan – biaya total

= 51. 135.000 - 9.397.575

= Rp 41.737.425,-

17. BEP ( Break Even Point) adalah suatu tingkat produksi dimana penerimaan

sama dengan pengeluaran, sehingga pengusaha saat itu tidak mengalami

keuntungan dan kerugian.

c. BEP (rupiah) =

unitperjualah

unitperiabelbiayatetapbiayatotal

arg

var1-

=

000.15

6841

400.330.2

-

= 0456,01

400.330.2-

= 9544,0

400.330.2

= Rp 2.441.743,50 = Rp 2.441.750,-

d. BEP (unit) = unitperiabelbiayaunitperjualah

tetapbiayatotalvararg -

= 684000.15

400.330.2-

= 316.14

400.330.2

= 162,78 = 163 sachet (unit)

Page 54: PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

18. R/C Rasio ( Revenue Cost Ratio ) dihitung untuk menilai keleyakan suatu

usaha. Apabila nilai lebih dari 1 maka usaha tersebut dapat dikatakan layak

untuk dijalankan, dan sebaliknya.

R/C Rasio = produksibiayatotal

penerimaantotal

= 575.397.9000.135.51

= 5,4

Nilai R/C Rasio adalah sebesar 5,4 menunjukkan usaha ini layak

dijalankan, karena nilai R/C Rasio lebih dari 1.