Click here to load reader
Upload
dangcong
View
282
Download
23
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L)
UNGGUL DI MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA),
KARANGPANDAN, KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi
DIII Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan
Disusun oleh :
Suciana Rahmawati
H 3307002
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS HORTIKULTURA DAN ARSITEKTUR PERTAMANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PRODUKSI BENIH TANAMAN PARE (Momordica charantia L) UNGGUL
DI MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA), KARANGPANDAN,
KARANGANYAR
yang dipersiapkan dan disusun oleh
SUCIANA RAHMAWATI
H 3307002
telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal : 6 Mei 2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan tim penguji
Penguji I Penguji II
Ir. Heru Irianto, MM NIP. 196305141992021001
Dra. Linayanti D, M. Si NIP. 195207111980032001
Surakarta, 18 Mei 2010
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian
Dekan,
Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongso Atmojo, MS. NIP. 195512171982031003
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
Hidayah dan Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun guna melengkapi syarat-syarat
memperoleh gelar Ahli Madya Pertanian. Dengan Laporan Tugas Akhir ini semua
kegiatan yang ada dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) telah penulis
uraikan secara lengkap.
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) dan
penyusunan Laporan Tugas Akhir, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Almarhum Ibu saya tercinta atas semangat dan dorongannya sehingga saya
dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan baik.
2. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongso Atmojo, MS., selaku Dekan Fakultas
Petanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Heru Irianto, MM., selaku Koodinator Program DIII Fakultas Pertanian,
Dosen Pembimbing dan Penguji I, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ir. Panut Sahari, MP., Ketua Program Studi DIII Agribisnis Minat Hortikultura
dan Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Dra. Linayanti D, M. Si., selaku Dosen Penguji II.
6. Bapak Mulyono Herlambang, SP., selaku Pimpinan Multi Global Agrindo,
yang telah memberikan ijin dalam kegiatan PKM.
7. Keluarga tercinta yang telah memberi doa, semangat dan dorongan selama
kuliah di Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. My dear (boots) yang selalu mendukung saya.
9. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Akhirnya semoga Laporan Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu
dan berguna bagi penulis dan semua yang membaca. Penulis menyadari, masih
banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu
kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi
perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Surakarta, Mei 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3
A. Tanaman Pare............................................................................................ 3
B. Tata Laksana Budidaya Tanaman Pare..................................................... 5
C. Proses Perbenihan………………………………………………………. 16
III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN........................................................ 21
A. Waktu dan Tempat……………………………………………………… 21
B. Metode Pelaksanaan................................................................................. 21
C. Sumber Data............................................................................................. 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 23
A. Kondisi Umum......................................................................................... 23
B. Teknis Budidaya Tanaman Pare Untuk Pembenihan............................... 26
C. Jenis-jenis pare unggul di CV. MGA....................................................... 36
D. Analisis usaha tani pembenihan tanaman pare/1000 m².......................... 37
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 41
A. Kesimpulan.............................................................................................. 41
B. Saran........................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Persiapan dan pengolahan lahan....................................................... 26
Gambar 4.2 Persemaian tanaman pare................................................................. 27
Gambar 4.3 Panen pare........................................................................................ 31
Gambar 4.4 Proses sortasi atau pengkelasan pare............................................... 32
Gambar 4.5 Proses pengeringan benih................................................................ 32
Gambar 4.6 Keseragaman tanaman pare Jamrud, Petra dan Mutia.................... 33
Gambar 4.7 Kemasan benih dalam negeri dan luar negeri................................. 35
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan gizi tiap 100 gr daun dan buah pare.................................. 4
Tabel 4.1 Biaya tetap produksi benih pare........................................................... 37
Tabel 4.2 Biaya variabel produksi benih pare...................................................... 37
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan pare sebagai sayur tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Teknik budidayanya yang mudah dan tidak tergantung pada musim
menyebabkan tanaman ini tersedia hampir setiap saat. Meskipun demikian,
diantara beberapa jenisnya belum dibudidayakan secara komersial sehingga
hasilnya pun belum optimal.
Pare merupakan anggota famili Cucurbitaceae dan tergolong tanaman
herba berumur satu tahun atau lebih, tumbuh menjalar dan memanjat.
Batangnya mempunyai alat pembelit yang terletak di dekat daun. Bentuk
daunnya menjari, berbentuk kaki tanpa daun penumpu. Tanaman ini
berkelamin tunggal dan berumah satu/dua (Setiawan dan Trisnawati, 1993).
Pare merupakan sayuran buah. Dahulu tanaman pare kurang diminati.
Tanaman ini hanya ditanam sebagai usaha sambilan mengingat rendahnya
permintaan dari konsumen. Sekarang dunia pare mulai semarak dengan
munculnya hasil-hasil penelitian tentang potensi tanaman tersebut, terutama
mengenai kandungan zat dan varietas-varietas baru yang lebih unggul dalam
hal rasa dan penampakan. Akhirnya sayuran ini mampu merambah
supermarket. Langkah maju ini menunjukkan bahwa pare telah membentuk
citra tersendiri (Anonim, 2008).
Kebutuhan benih pare mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Untuk tanaman pare, setiap tahun membutuhkan sekitar 3 juta ton dengan nilai
sekitar Rp1 triliun. Data Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan menunjukkan,
produksi benih berlabel (benih sebar dan benih berlabel merah jambu) pada
tanaman pare mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Rata-rata
peningkatan produksi benih pare tiap tahunnya sebesar 1,28%. Kebutuhan
tersebut menjadi peluang bisnis yang menyebabkan banyak perusahaan benih
hibrida dari luar negeri datang ke Indonesia untuk menawarkan produknya
(Anonim, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Karena prospek penjualan benih pare yang menjanjikan, CV. Multi
Global Agrindo (MGA) mulai mengembangkan penelitiannya untuk
menghasilkan benih pare unggul yang banyak diminati masyarakat. Beberapa
jenis pare unggulan yang telah dihasilkan oleh CV. MGA adalah pare
JAMRUD, MUTIA dan PETRA.
Dari beberapa uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih
mendalam tentang teknologi benih tanaman pare. Hal inilah yang melatar
belakangi penulis dalam pelaksanaan magang di CV. MGA. Karena pada
instansi ini, selain melakukan produksi benih tanaman pare juga mempunyai
sarana dan prasarana yang cukup mendukung untuk memperoleh tambahan
ilmu dan pengalaman dalam produksi benih tanaman sayuran khususnya pare.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja
langsung, sehingga dapat memecahkan permasalahan dalam bidang
pertanian.
b. Memperluas pengetahuan sehubungan antara teori dan penerapannya,
sehingga dapat menjadi bekal mahasiswa terjun dalam dunia kerja.
c. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang teknologi
benih unggulan tanaman buah dan sayur.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui secara langsung proses pembenihan tanaman pare.
b. Mengetahui teknis budidaya tanaman pare untuk pembenihan.
c. Membuka peluang untuk memperoleh pengalaman dalam bidang
pembenihan dan sebagai dasar pengembangan keilmuan tentang
agribisnis khususnya pembenihan pare.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Pare
Pare bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri
yang beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman memastikan pusat utama
tanaman pare terdapat di Asia tropis terutama daerah India bagian barat, yakni
Assam dan Burma. Belum ditemukan data atau informasi terinci kapan
tanaman pare masuk ke Indonesia.
Dalam ilmu tumbuhan (botani) kedudukan tanaman pare
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Sub-Devisio: Agiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
Spesies : Momordica Charantia L.
Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar
atau merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai sulur-sulur
pembelit yang berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan
permukaan atas berwarna hijau tua dan permukaan bawahnya berwarna hijau
muda atau hijau kekuning-kuningan (Rukmana, 1997).
Dari ketiak daun tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna
kuning menyala, sebagian bunga jantan dan sebagian merupakan bunga betina.
Buah pare berbentuk bulat panjang, permukaan buah berbintil-bintil, daging
buahnya agak tebal, dan di dalamnya terdapat sejumlah biji. Biji pare
berbentuk bulat, berkulit agak tebal dan keras, serta permukaannya tidak rata
(Setiawan dan Trisnawati, 1993). Di bawah ini dapat dilihat daftar kandungan
gizi pada daun dan buah pare :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Tabel 2.1 Kandungan gizi tiap 100 gr daun dan buah pare
Nomor Zat Buah pare Daun pare 1. Air 91,2 g 80 g 2. Kalori 29 g 44 g 3. Protein 1,1 g 5,6 g 4. Lemak 1,1 g 0,4 g 5. Karbohidrat 0,5 g 12 g 6. Kalsium 45 mg 264 mg 7. Zat Besi 1,4 mg 5 g 8. Fosfor 64 mg 666 mg 9. Vitamin A 18 SI 5,1 mg 10. Vitamin B 0,08 mg 0,05 mg 11. Vitamin C 52 mg 170 mg 12. Folasin - 88 ug
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981)
Tanaman pare yang dibudidayakan pada umumnya dikelompokkan
dalam tiga jenis, yaitu :
1. Pare Putih (Pare Gajih atau Pare Bodas)
Pare ini berasal dari India dan Afrika. Pada abad ke-17 menyebar ke
Brazil dan sekarang telah menyebar ke Asia Tenggara, Cina dan Karibia.
Ciri-ciri pare putih adalah buahnya berbentuk bulat panjang, berukuran
besar, dan berwarna putih. Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran
besar dan arahnya sepanjang buah, rasa buah tidak begitu pahit.
2. Pare Hijau (Pare Gengge atau Pare Kodok)
Ciri-ciri pare hijau adalah buah berbentuk lonjong kecil dan
berwarna hijau. Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran kecil dan
halus, rasa buah pahit.
3. Pare Ular (Pare Belut atau Pare Alas Leuweung)
Pare ular sebenarnya bukan genus Momordica, namun termasuk
genus Trichosanthus (Trichosanthus anquina L. sin. T. Cucumerina). Pare
ini berasal dari India dan sekarang telah tersebar ke Asia Tenggara, Jepang,
Cina, Afrika Barat, Karibia, Amerika (tropis) dan Australia. Ciri-ciri pare
ular adalah buah berbentuk bulat panjang, agak melengkung, dan
panjangnya mencapai ± 60 cm. Permukaan (kulit) buah berwarna belang-
belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular. Rasa daging buah tidak
begitu pahit (Rukmana, 1997).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Rasa pahit pada tanaman pare disebabkan oleh kandungan zat sejenis
glukosida yang disebut momordisin dan charantin. Para ahli kesehatan
menemukan kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan
resin. Meskipun semua pare rasanya pahit, namun setiap jenis memiliki tingkat
kepahitan yang berbeda-beda (Anonim, 2009)
Tanaman pare dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah
dataran rendah sampai ketinggian 500 m/dpl. Penanaman pare di dataran tinggi
(pegunungan) sering menghasilkan buah berukuran kecil-kecil dan tidak
normal. Persyaratan iklim yang dikehendaki tanaman pare, antara lain daerah
yang mempunyai suhu antara 18°C-24°C, tempatnya terbuka atau mendapat
sinar matahari penuh, kelembapan udara cukup tinggi antara 50%-70% dan
curah hujannya relatif rendah (60mm-200mm/bulan) (Sunarjono, 2004).
Lokasi kebun pare harus memenuhi persyaratan tanah yang memadai.
Tanah yang paling baik bagi tanaman pare adalah tanah lempung berpasir yang
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya
baik, serta tingkat kemasamannya (pH) antara 5-6 (Nazaruddin, 1999).
B. Tata Laksana Budidaya Tanaman Pare
1. Persiapan lahan tanam
Lahan untuk kebun pare disiapkan dalam bentuk bedengan atau
langsung membuat lubang tanam berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm
dengan jarak antar lubang 60 cm – 200 cm. Tata cara penyiapan lahan
untuk kebun pare adalah membersihkan lahan dari rumput liar (gulma),
lalu olah tanahnya sedalam 30 cm – 40 cm hingga gembur.
Tanah dikeringanginkan selama ± 15 hari. Kemudian buat bedengan
berukuran lebar 60 cm – 80 cm(sistem 1 baris) atau 2 m – 4 m(sistem 2
baris), tinggi 30 cm – 40 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan
dan jarak antar bedengan 40 cm – 60 cm. Lalu sebarkan pupuk organik
(20 ton/ha) di atas permukaan bedengan. Sebaiknya pupuk ini diberikan 2-
3 minggu sebelum penanaman. Lalu sebarkan seluruh dosis pupuk buatan
(urea, TSP, KCl) pada bedengan, lalu dicampur merata dengan lapisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
tanah atas. Pasang mulsa pada tiap bedengan. Biarkan bedengan bermulsa
plastik dikeringanginkan selama 3-5 hari agar pupuk melarut dengan air
tanah (Rukmana, 1997)
Jarak antar lubang pada mulsa 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100
cm. Ukuran ini bervariasi tergantung jenis tanaman dan jumlah pemberian
pupuk dasarnya. Lubang tanam dibiarkan terjemur matahari selama ± 3
hari agar bibit penyakit yang mungkin ada terbasmi.
2. Penyiapan benih dan bibit
Tanaman pare dapat dibudidayakan secara langsung dengan biji
atau melalui persemaian.
a. Penanaman langsung
Untuk penanaman langsung, lahan yang telah disiapkan dapat
dilubangi dengan kedalaman 3-4 cm dengan jarak sesuai dengan jarak
tanam yang dipilih. Ke dalam tiap lubang tersebut dimasukkan 1-2
benih lalu ditutup dengan sedikit tanah dan dibarengi dengan
pemberian furadan untuk menagkal serangan nematoda yang dapat
merusak pertumbuhan benih. Supaya kelembapan tanahnya terpelihara,
setelah selesai penanaman tanah di sekitar tanaman tersebut disiram.
Penyiraman selanjutnya dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
b. Penanaman tidak langsung (melalui persemaian)
Persemaian bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan tunas
yang merata, presentase daya tumbuh yang tinggi dan penghematan
penggunaan benih. Persemaian memerlukan tanah yang remah. Tanah
yang keras akan mengganggu pertumbuhan bibit. Di samping itu,
tanah persemian juga harus cukup mengandung bahan organik
sehingga dapat menyimpan air. Tanah persemaian tidak perlu terlalu
subur. Tanah yang terlalu subur mengakibatkan pertumbuhan bibit
terlalu cepat. Sebaliknya tanah persemaian yang kurang subur
menyebabkan pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari
batangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Langkah-langkah dalam persemaian adalah dengan menyiapkan
plastik polybag berukuran 8 cm x 10 cm yang dilubangi bagian
dasarnya. Siapkan media semai berupa campuran tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1. Isi tiap polybag dengan media
semai hingga cukup penuh. Siram media semai dengan air bersih
hingga cukup basah. Semaikan benih pare yang telah berkecambah
sebanyak 1 butir pada tiap polybag dengan kedalaman 1 cm – 1,5 cm.
Biarkan benih pare tumbuh hingga berdaun 3 - 4 helai. Siram secara
kontinu 1-2 kali sehari atau tergantung cuaca (Setiawan dan
Trisnawati, 1993).
3. Penanaman
Waktu tanam pare yang paling baik adalah pada awal musim hujan.
Namun, di daerah yang keadaan tanah atau pengairannya memadai
penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun. Pada sistem penanaman
melalui persemain, pemindahan bibit ke lahan dapat dilakukan ketika bibit
berdaun 3-4 helai. Bibit yang dipilih adalah yang pertumbuhannya subur
dan nampak sehat. Waktu tanam bibit pare yang paling baik adalah pada
pagi atau sore hari ketika suhu udara dan terik matahari tidak terlalu
tinggi.
Cara penanamannya adalah siram media semai dalam polybag
dengan air bersih hingga cukup basah. Keluarkan bibit pare bersama akar-
akar dan tanahnya dari polybag dengan cara membalikkan posisi bibit,
kemudian polybag diambil secara hati-hati. Letakkan bibit dalam lubang
tanam yang telah disediakan. Timbunlah dengan tanah di sekelilingnya
dan tekan sedikit. Siram tanah di sekitar pangkal batang bibit pare dengan
air bersih hingga cukup basah (Anonim, 2009).
4. Pemeliharaan tanaman
a. Penyiraman (pengairan)
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman pare memerlukan
ketersediaan air yang memadai. Penyiraman dilakukan 2 x sehari,
tergantung cuaca dan keadaan tanah. Hal penting yang perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
diperhatikan dalam pengairan adalah tanah tidak terlalu basah
(menggenang) ataupun terlalu kering (Rukmana, 1997).
b. Pemupukan
Selain pupuk dasar, tanaman pare perlu juga diberi pupuk
susulan berupa campuran Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan
1:2:2 untuk tanah berpasir. Sedangkan untuk tanah liat komposisinya
1:2:1. Setiap tanaman diberi 10 gr, berarti untuk setiap tanaman
memerlukan 2 gr Urea, 4 gr TSP dan 4 gr KCl.
Pupuk susulan pertama diberikan ketika tanaman berumur 3
minggu. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara membenamkan
pupuk sedalam 5 cm pada jarak 10 cm dari batang tanaman. Pupuk
campuran tersebut diberikan lagi 2 minggu kemudian dengan dosis ½
pupuk susulan pertama.
Selain pupuk tadi, tanaman pare juga diberi pupuk tambahan
berupa pupuk majemuk NPK dengan dosis 5 gr/tanaman. Pupuk
majemuk ini diberikan 2 minggu setelah pemberian pupuk susulan
yang pertama. Interval pemberiannya 2 minggu sekali sampai tanaman
berusia 4 bulan.
Pupuk daun juga baik diberikan dengan konsentrasi 0,2%
(2cc/liter) untuk tiap tanaman. Interval penyemprotannya 1 minggu
sekali. Pemupukan melalui daun dilaksanakan untuk menghindari
larutnya unsur hara sebelum dapat diserap oleh akar. Beberapa unsur
hara yang efektif disemprotkan melalui daun adalah N, P, K, S, Ca,
Mg serta unsur-unsur hara mikro. Penyemprotan sebaiknya dilakukan
pada pagi hari antara pukul 08.00-10.00 atau pada sore hari pada pukul
15.30-16.30. Untuk tanaman pare, biasanya petani menggunakan
pupuk daun Lauxin (Setiawan dan Trisnawati, 1993).
c. Pemasangan tempat merambat tanaman
Tanaman pare merupakan tanaman merambat dan berkulit buah
tipis serta halus. Oleh karena itu, perlu tempat merambat untuk
menjauhkan buahnya dari tanah agar tidak busuk. Tanaman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
berumur 2-3 minggu harus sudah dibuatkan turus atau para-para.
Bentuknya bisa bermacam-macam sesuai dengan jenis tanaman pare.
Macam-macam bentuk turus dan para-para adalah sebagai berikut :
1. Sistem ajir (turus)
Tata cara pemasangan ajir adalah dengan cara menyiapkan
ajir dari bilah bambu atau batang kayu kecil setinggi 2 m – 2,5 m.
Tancapkan ajir di dekat tanaman pare secara tegak ± 10 cm. Pasang
bambu atau kayu yang menghubungkan ajir dengan turus lainnya
kemudian ikat erat-erat.
2. Sistem para-para mendatar
Tata cara pemasangan para-para mendatar adalah dengan
menyiapkan tiang bambu atau batang kayu kecil setinggi 1 m – 1,5
m dan bilah bambu untuk para-para sesuai kebutuhan. Pasang
(tancapkan) tiang bambu pada tiap tanaman pare sejauh 10 cm – 15
cm dari batang tanaman. Pasang bilah bambu sambil membentuk
para-para secara mendatar yang menghubungkan antar bilah
bambu, kemudian ikat erat-erat.
3. Sistem para-para setengah lingkaran
Tata cara pemasangan para-para setengah lingkaran adalah
dengan menyiapkan bilah bambu minimal sepanjang 5 m.
Tancapkan kedua ujung bilah bambu membentuk setengah
lingkaran yang menghubungkan antar tanaman pare. Pasang bambu
secara horizontal yang menghubungkan antar tiang, kemudian ikat
erat-erat (Rukmana, 1997).
d. Penyiangan
Gulma yang tumbuh di kebun pare merupakan pesaing dalam
kebutuhan air, unsur hara, dan sinar matahari bagi tanaman pare. Oleh
karena itu, rumput perlu disiangi (dibersihkan). Waktu penyiangan
dilakukan bersamaan dengan kegiatan penggemburan tanah dan
pemupukan, yaitu saat tanaman pare berumur 15, 30, 45 atau
tergantung keadaan pertumbuhan rumput liar. Penyiangan dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dengan mencabut atau membersihkan semua rumput liar secara hati-
hati menggunakan tangan ataupun cangkul (Sunarjono, 2004).
e. Pemangkasan (perompesan)
Pemangkasan tanaman pare dilakukan 2 kali. Pertama saat
tanaman berumur 3 minggu. Tunas yang tumbuh kesamping setelah
pemangkasan dirambatkan ke kiri dan ke kanan para-para atau ajir.
Pangkasan berikutnya dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu.
Pada saat ini cabang yang tua dan tidak tumbuh lagi dipotong. Selain
itu, daun yang tua dibuang, begitu juga cabang yang rusak, patah atau
terkena serangan penyakit.
Panjang batang pare harus diatur untuk mendapatkan produksi
optimum. Panjang batang yang ideal untuk tanaman pare adalah 2-3m.
Jika panjang batang telah melebihi batas tersebut, maka harus
dipangkas karena tidak akan produktif lagi menghasilkan bunga.
Bagian yang dipangkas adalah pucuknya. Pemangkasan dapat
menggunakan tangan atau gunting (Nazaruddin, 1999).
f. Pembungkusan buah
Tanaman pare yang berumur 1,5 – 2 bulan mulai berbunga betina
yang kelak menjadi buah. Pada stadium buah masih kecil atau pentil
sebaiknya segera dilakukan pembungkusan buah dengan kantong
plastik, kertas minyak ataupun dengan dedaunan. Pembungkusan buah
pada stadium pentil bertujuan menghindari atau menekan
kemungkinan serangan hama lalat buah penyebab busuk dan ulat pada
buah pare.
Cara membungkus buah pare adalah dengan menyiapkan bahan
berupa kantong plastik, kertas minyak atau dedaunan yang cukup lebar
dan tali. Tentukan (pilih) buah pare yang masih kecil (stadium pentil).
Bungkuskan kantong plastik pada buah pare hingga seluruh bagian
buah tertutup. Ukuran pembungkus harus lebih besar daripada buah
pare. Ikat kantong plastik pada bagian pangkal atau tangkai buah pare
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
erat-erat. Biarkan buah pare terbungkus hingga ukurannya mencapai
maksimal atau siap petik (panen) (Anonim, 2009)
5. Pengendalian hama dan penyakit
Yang dimaksud dengan hama tanaman pare adalah semua
binatang yang merugikan tanaman ini. Sedangkan yang dimaksud dengan
penyakit adalah semua gangguan pada tanaman pare yang disebabkan
oleh jamur, bakteri, virus dan juga kekurangan unsur-unsur hara dalam
tanah. Dari hasil penelitian para ahli, dapat diidentifikasikan hama-hama
yang mengganggu tanaman pare. Hama penting yang sering menyerang
tanaman pare adalah sebagai berikut :
a. Ulat Grayak (Sodopetra litura)
Ulat ini menyerang pada malam hari, daun tanaman bisa ludes.
Keesokan harinya hanya tinggal tanaman yang rusak, sedangkan
hamanya sudah bersembunyi di dalam tanah. Ulat grayak atau
Sodopetra litura merupakan keluarga Noctuidae. Hama ini bersifat
polifag (makan bermacam-macam famili tanaman). Ulat dan ngengat
ulat grayak hanya keluar pada malam hari dan bersembunyi pada siang
hari. Warna ulat bermacam-macam dan mempunyai ciri yang khas,
yaitu pada ruas perut yang keempat dan kesepuluh terdapat bentuk
bulan sabit berwarna hitam, dibatasi garis kuning pada samping dan
punggungnya.
Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan
diberantas secara mekanis, yaitu telur yang ada dan baru menetas
diambil bersama-sama dengan daun tempat menempelnya.
Pengambilan ini jangan sampai terlambat sebab apabila ulat telah
besar akan bersembunyi di dalam tanah. Diberantas secara biologis,
yaitu disemprot dengan Bacillus thungiriensis atau Borrelinavirus
litura. Pembersihan gulma supaya tidak menjadi tempat berkembang
biak dan bersembunyi ngengat dan ulat. Diberantas secara kimia
dengan disemprot insektisida, misalnya Decis 2,5 EC atau Supracide
40 EC sesuai konsentrasi yang dianjurkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Lembing atau Kumbang Daun (Epilachna sparsa)
Daun pare yang terserang lembing atau kumbang daun hanya
tinggal tulang daun. Daun menjadi kering dan kecoklatan. Akibatnya,
produksi tanaman akan turun. Bentuk lembing atau kumbang ini bulat,
warnanya merah dengan bercak-bercak hitam sebanyak 12-26.
Lembing ini memiliki bulu-bulu halus. Lembing ini sangat rakus dan
dapat hidup lebih dari 3 bulan.
Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan
diberantas secara mekanis, yaitu telur, larva dan kutu dapat ditangkap
dengan tangan dan dimatikan. Diberantas secara kimia dengan
disemprot insektisida, misalnya Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC,
Confidor 200 SL, Marshall dan lain-lain dengan konsentrasi yang
dianjurkan. Berusaha tani dengan mengembangkan sistem rotasi
(pergiliran tanaman).
c. Lalat Buah (Dacus cucurbitae Coq)
Gejala serangan lalat buah ini adalah daging buah tidak dapat
dimakan karena telah berubah menjadi air dengan ratusan belatung
yang menjijikkan. Dari luar keadaan buah tersebut tampak sehat. Jika
menyerang batang, menyebabkan batang menjadi bisulan dan buahnya
menjadi kecil-kecil berwarna kuning. Pada tingkat serangan berat
menyebabkan buah busuk dan rontok.
Lalat yang dewasa ukurannya sedang ± 0,5 cm, warnanya
kuning dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayapnya terdapat bercak-
bercak berwarna cokelat kekuningan. Lalat ini menusuk kulit buah
dengan meletakkan telur sekitar 100-120 butir. Telur ini akan menetas
2-3 hari kemudian, lalu menjadi larva (ulat) yang akan membuat
terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama 2 minggu.
Ulat yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah,
kemudian membuat terowongan sedalam 2-5 cm dan berpupa.
Pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara kebersihan
harus dijaga. Semua buah yang telah terserang dikumpulkan menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
satu dan dimusnahkan. Lalat ditangkap dengan umpan minyak
citronella yang dapat menarik lalat jantan atau dengan protein
hydrolysat dicampur insektisida, misalnya malathion. Lalat yang
memakan umpan tersebut akan mati. Tanah dicangkul atau dibajak
sehingga kepompong yang berada di dalam tanah terkena sinar
matahari dan mati. Buah dibungkus dengan kertas minyak atau plastik
(Setiawan dan Trisnawati, 1993).
d. Trips
Gejala yang ditimbulkan adalah daun muda dan tunas menjadi
keriting, tanaman menjadi kerdil. Penyebab dari gejala tersebut adalah
hama yang bernama ilmiah Thrips parvispinus Karny. Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi lingkungan dengan
memusnahkan sisa tanaman dan inang yang berada di sekitar tanaman
pare. Dapat juga dengan menyemprotkan insektisida seperti marshall,
dimetoate, sipermetrin (Rukmana, 1999).
Penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal.
Penyebab penyakit ada beberapa macam, yaitu disebabkan oleh
cendawan, bakteri, virus, kekurangan air dan lain-lain. Pada tanaman pare,
beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang adalah sebagai berikut :
a. Penyakit embun tepung (powdery mildew)
Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun
terbawah tanaman. Daun yang terserang menjadi kuning, cokelat dan
akhirnya mengering. Selain daun, juga menyerang batang yang masih
muda sehingga batang seperti dilapisi oleh tepung (powder). Jika
seluruh daun sudah terserang, tanaman akan lemah dan mati atau buah
yang dihasilkan tidak normal. Penyebab gejala tersebut adalah
cendawan Oidium sp.
Penyakit tersebut dapat ditanggulangi dengan mengurangi
kelembapan di sekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanam
dan drainase yang baik, membuang bagian yang terserang. Disemprot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dengan fungisida sulfur berdosis 2gr/liter air sebagai pencegahan dan
penyembuhan (Setiawan dan Trisnawati, 1993).
b. Penyakit antraknosa
Gejalanya adalah daun bernoda hitam. Pada serangan berat
batang dan buah juga terserang. Serangan lebih berat terjadi pada
musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Colletrichum sp.
Pengendalian dilakukan dengan cara memusnahkan bagian tanaman
yang terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan
fungisida (misalnya Benlate berdosis 2gr/liter air) (Rukmana, 1999)
c. Penyakit layu
Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun
akan mangerut dan mengering. Bibit yang baru berkecambah dan
tanaman muda akan mati beberapa saat setelah terinfeksi. Tanaman
dewasa yang terserang tidak akan sembuh. Gejala tersebut disebabkan
oleh cendawan Fusarium sp.
Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang, menyiramkan larutan fungisida (misalnya Benlate berdosis
2gr/liter air) ke tanah bekas tanaman yang sakit, dan menggunakan
benih yang tahan terhadap serangan patogen.
d. Penyakit virus
Gejala serangan tampak jelas pada daun muda, yaitu terdapat
bercak kekuning-kuningan. Penyakit ini menyerang semua stadium
tumbuh. Penyebab gejala tersebut adalah cucumber mosaic virus
(CMV). Pengendalian dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman
yang terserang, memberantas vektor virus (serangga), menyeleksi bibit
yang akan dipindah ke lapang dan pemupukan yang seimbang agar
kondisi tanaman lebih baik (Setiawan dan Trisnawati, 1993).
6. Panen dan pasca panen
a. Panen
Pemanenan buah pare tergantung pada tujuan penggunaannya.
Buah yang dipetik untuk tujuan konsumsi berbeda dengan buah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dipetik untuk tujuan pengadaan benih. Untuk tujuan konsumsi, buah
dapat dipetik ketika belum tua benar. Ciri-ciri buah pare siap dipanen
adalah ukuran buah maksimum, namun tidak terlalu tua. Bintil-bintil
permukaan kulit tampak masih agak rapat dengan galur yang belum
melebar. Buah berwarna hijau keputih-putihan atau putih susu,
tergantung jenis atau varietasnya. Sedangkan ciri-ciri buah pare yang
digunakan untuk pengadaan benih adalah buah berwarna kuning,
daging buah lunak dan bintil-bintil kulitnya sudah melebar.
Panen pertama dapat dilakukan pada waktu tanaman berumur 3
bulan sejak tanam benih atau 2 bulan setelah pindah tanam bibit dari
persemain. Panen berikutnya dilakukan secara periodik 2 kali dalam
seminggu atau tergantung kebutuhan. Cara panen buah pare adalah
dengan memetik satu persatu bersama sebagian tangkai buah.
Pemetikan dilakukan secara perlahan dan hati-hati dengan tangan,
pisau maupun gunting tajam (Nazaruddin, 1999).
b. Pasca panen
Pare termasuk sayuran yang mudah rusak dan cepat busuk.
Untuk mempertahankan kesegaran buah pare perlu penanganan pasca
panen yang memadai. Setelah hasil panen dikumpulkan dalam tempat
penyimpanan seperti karung, keranjang atau container lalu dilakukan
sortasi dan grading. Hal ini betujuan untuk mengklasifikasikan buah
menurut jenis, ukuran (berat) dan warna. Kemudian buah dibersihkan
dengan cara dicuci dan dikeringkan. Pengemasan dapat dilakukan
dengan memasukkan buah pada kantong plastik ataupun disesuaikan
permintaan pasar. Setelah itu buah dapat dipasarkan kepada konsumen
baik secara langsung ataupun tidak langsung (Sunarjono, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
C. Proses Perbenihan
Proses penanganan pasca panen buah pare untuk mendapatkan benih
yang baik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pelepasan biji
Untuk menyiapkan benih, diperlukan buah pare yang benar-benar
masak dan sehat. Buah pare dibiarkan menua di pohonnya, setelah itu
dipetik dan bibiarkan selama 2-3 hari sampai buah merekah, berair dan
dagingnya yang menempel mudah dipisahkan. Lalu biji dipisahkan dari
bagian yang lain, cuci biji pare tersebut dengan menggunakan air yang
mengalir agar daging yang menempel mudah terlepas.
Pelepasan biji bisa menggunakan pisau atau sendok makan. Tidak
semua biji dari bagian tengah atau buah bisa lolos menjadi benih bermutu.
Biji ini masih harus tetap diseleksi lagi, sampai mendapatkan benih yang
bentuk, ukuran dan warnanya seragam (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
2. Perlakuan dengan fungisida dan insektisida
Perlakuan benih dengan bahan kimia sebelum disimpan maupun
ditanam biasanya dilakukan untuk menghindari benih dari serangan hama
dan penyakit. Penyakit yang menyerang benih yang disimpan umumnya
disebabkan oleh cendawan yang mengkontaminasi benih dari lapangan.
Fungisida yang biasa digunakan antara lain Dithane M-45, Thiram Cerean,
Araan, Cuprocide, Captan dan lain-lain. Benih cerealia dapat digunakan
fungisida Organo-mercury mial, Agrosan dan Ceresan. Benih legume dan
rumput makanan ternak dapat diperlakukan dengan Ethyl mercury
phosphate, Methyl mercury nitrate atau Arusan kering (dry method) bila
berbentuk tepung atau secara basah (wet method) cara kerjanya yaitu
berfungsi sebagai racun kontak sebagai pengendali cendawan, jamur dan
serangga pengganggu (Oren dan Louis, 2002).
3. Pengeringan
Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan
air dalam benih dengan tujuan agar benih dapat disimpan dalam jangka
waktu yang lama. Kandungan air pada benih sangat menentukan lamanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
penyimpanan. Metode pengeringan yang termasuk pengeringan alami
adalah pengeringan dengan matahari, pengeringan tanpa pemanasan,
dengan pemanasan, pengeringan dengan angin yang dikeringkan,
pengeringan beku. Pengeringan dapat pula dilakukan dengan alat pengering
(Artifical drying) (Oren dan Louis, 2002).
4. Seleksi Benih
Seleksi benih merupakan cara untuk mengetahui baik dan buruknya
suatu benih yang akan kita tanam berdasarkan sifat fisik benih itu sendiri.
Ciri-ciri fisik benih yang baik dan bermutu antara lain :
a. Benih memiliki bentuk, ukuran dan warna yang seragam. Permukaan
kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau
keriput. Benih yang keriput merupakan pertanda bahwa buah dipetik
pada saat buah belum cukup umur.
b. Benih tidak tercampur dengan benih atau bahan lain, kotoran (other
material) dan biji lain (other seed) (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
5. Uji viabilitas dan vigor benih
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui kualitas benih.
Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual
atau konsumen benih, karena mereka bisa memperoleh keterangan yang
dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas benih. Daya kecambah dan
kekuatan tumbuh dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme benih
dengan gejala pertumbuhan. Uji viabilitas benih dapat dilakukan secara
tidak langsung, misalnya dengan mengukur gejala-gejala metabolisme
ataupun secara langsung dengan mengamati dan membandingkan unsur-
unsur tumbuh penting dari benih dalam suatu periode tumbuh tertentu.
Struktur pertumbuhan yang dinilai maliputi akar, daun dan daun lembaga.
Daya dan kecepatan berkecambah benih merupakan salah satu
ukuran untuk menentukan mutu dan kualitas benih. Daya kecambah benih
adalah kemampuan bagian-bagian penting dari embrio untuk berkembang
secara normal pada lingkungan yang sesuai. Benih diuji daya tumbuh atau
daya kecambahnya pada jangka waktu tertentu (Oren dan Louis, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
6. Sertifikasi benih
Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat benih tanaman
setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi
semua persyaratan untuk diedarkan. Tujuan dari sertifikat benih adalah
untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas dan untuk menjamin
ketersediaan benih bermutu secara berkesinambungan. Pelaksanaan
sertifikasi dilakukan oleh instansi pemerintah atau perorangan/badan
hukum yang telah memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku. Tahapan kegiatan sertifikasi meliputi :
a. Pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mengetahui kebenaran
sumber benih dan benih sumber, ada atau tidak terjadinya persilangan
liar dan tercampurnya pertanaman dengan tanaman lain. Pemeriksaan
untuk perbanyakan benih dengan biji dilakukan terhadap morfologi
tanaman dan untuk perbanyakan secara vegetatif dilakukan terhadap
kebenaran dan atau kesehatan materi induknya pada tahap-tahap
pertumbuhan tertentu.
b. Pengujian laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui mutu benih yang meliputi mutu
genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih sepanjang mutu
genetis tersebut dapat diuji di laboratorium. Sebelun diadakan
pengujian laboratorium calon benih diproses terlebih dahulu
(dikeringkan, pembersihan kotoran, dikemas/disusun rapi)
dikelompokkan ke dalam lot benih dan selanjutnya mengajukan
permohonan untuk pengambilan contoh benih.
c. Pemasangan label
Dilakukan setelah calon benih telah lulus sertifikasi dan
pemohon mengajukan permintaan untuk pemasangan label setelah
benih dikemas atau benih siap salur.
Pengajuan permohonan sertifikasi dilakukan 10 hari sebelum tanam.
Surat permohonan sertifikasi benih sayuran dilampiri dengan label benih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
yang akan ditanam, sket atau peta lapangan dan biaya pendaftaran serta
pemeriksaan lapangan. Pada setiap pelaksanaan kegiatan, pemohon terlebih
dahulu menyeleksi pertanaman calon benih dan selanjutnya mengajukan
permintaan untuk pemeriksaan lapangan disertai dengan bukti hasil
pemeriksaan sebelumnya (Anonim, 2003).
7. Pengemasan (packing)
Pengemasan ataupun pengepakan yang baik berarti melindungi
produk benih dari kerusakan fisik yang menyebabkan memar, kehilangan
kadar air (dehidrasi) serta mencegah busuk karena infeksi oleh organisme.
Pengepakan yang dibarengi dengan bahan kimia juga merupakan tindakan
untuk mencegah serangan virus dan organisme lain yang merugikan.
Kadang-kadang pengepakan dikombinasikan dengan penyegelan atau
penutupan yang rapat agar produk tidak terkontaminasi dengan oksigen
yang dapat menyebabkan kebusukan (Anonim, 2009)
8. Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari seluruh
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan
produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai,
menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk
tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan sebagai suatu sistem (Dharmmasta dan Handoko, 1997).
9. Penyimpanan
Benih dalam jumlah besar disimpan dalam karung, kaleng, tong
atau wadah penyimpanan lainnya yang tertutup. Lamanya benih bertahan
pada kondisi ini tergantung pada kelembapan dan temperatur udara tempat
penyimpanan. Untuk penyimpanan benih dalam jumlah kecil dapat
digunakan kain kantong blacu, kantong kertas, kantong polyethylene,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kantong alumunium, tabung gelas dan lain-lain. Tempat penyimpanan
harus tertutup, kering dan rapat, disamping itu sirkulasi udara dalam
gudang harus baik. Kombinasi dari kadar air benih yang rendah, tempat
penyimpanan tertutup dan pada temperatur rendah merupakan kondisi
penyimpanan yang paling baik (Oren dan Louis, 2002).
10. Analisis usaha tani
Ilmu usaha tani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani
memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu,
pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin
induknya adalah ilmu ekonomi. Beberapa elemen dalam teori ekonomi
yang mungkin sangat penting dan relevan terhadap penelitian usaha tani
mencakup prinsip keunggulan komparatif, kenaikan hasil yang berkurang,
substitusi, analisis biaya, biaya yang diluangkan, pemilihan cabang usaha
dan bakutimbang tujuan.
Prinsip analisis biaya ini sangat penting untuk diketahui, karena
tiap petani dapat menguasai pengaturan biaya produksi dan usaha taninya.
Penggolongan biaya produksi berdasarkan sifatnya. Biaya tetap (fixed cost)
ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang
diproduksi, contohya sewa lahan. Biaya tidak tetap (variable cost) ialah
biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah. Biaya ini ada apabila
ada sesuatu barang yang diproduksi, contohnya upah kerja. Penentuan
apakah suatu biaya tergolong biaya tetap atau biaya tidak tetap tergantung
sebagian pada sifat dan waktu pengambilan keputusan itu dipertimbangkan
(Soekartawi, Dillon, Hardakek dan Soeharjo, 1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini dilaksanakan di C.V
Multi Global Agrindo (MGA), yang beralamat di Dukuh Bangsri, Desa
Jaganan, Kec. Karangpandan, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah. Adapun
pelaksanaan magang ini kurang lebih 1 bulan, yaitu dari tanggal 15 Februari -
15 Maret 2010.
B. Metode Pelaksanaan
Pada Praktek Kerja Magang (PKM) ini metode yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Observasi (pengamatan)
Kegiatan Observasi (pengamatan) ini dilakukan secara rutin
selama berlangsungnya kegiatan PKM. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk melengkapi data yang sudah diperoleh yang akan dipergunakan
sebagai materi dalam penyusunan laporan praktek kerja magang.
2. Wawancara
Metode wawancara yang dilakukan dalam kegiatan PKM ini yaitu
dengan cara melakukan tanya jawab dengan pembimbing lapangan atau
pihak yang terkait menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan teknologi benih unggulan tanaman pare.
3. Pelaksanaan Kegiatan Magang Perusahaan
Praktek kerja magang dengan secara langsung mengikuti kegiatan
teknologi benih unggulan tanaman pare. Selain itu juga mengikuti semua
kegiatan yang dilaksanakan di CV. MGA sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
4. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia
yang berhubungan dengan kegiatan praktek magang. Data tersebut
didapatkan dari internet, buku, arsip, dan lain sebagainya yang bersifat
informatif dan relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden. Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini data primer diperoleh
dari wawancara dengan manajer perusahaan, karyawan maupun masyarakat
sekitar perusahaan dengan menggunakan alat bantu berupa kuisioner yang
dibuat oleh penulis.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumber. Dalam kegiatan magang ini yang menjadi sumber data
sekunder yaitu diambil dari buku, arsip dan jurnal yang berhubungan
dengan kegiatan magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum
1. Profil perusahaan
Multi Global Agrindo (MGA) yang terletak di JL. Solo-
Tawangmangu Km.30, Karangpandan, Karanganyar ini berdiri pada tahun
1998. MGA adalah suatu badan usaha berbentuk CV yang bergerak dalam
bidang plant breeding, produksi benih dan pemasaran benih. Perusahaan ini
bergerak dibawah pimpinan Bapak Mulyono Herlambang SP, MP.
Tahapan berdirinya perusahaan:
Tahun Kegiatan 1980-1981 Proses pembelajaran plant breeding di Yae Nogei dan
Oiska Internasional di Jepang. 1986 Lanjutan proses pembelajaran research and
development di Taiwan Agriculture Research Institute (TARI) diTaiwan.
1993-2003 Star Plant breeding seed production dan pemasaran (dalam dan luar negeri).
1998 Bediri CV. Multi Global Agrindo (MGA). 2004 Seed production. 2005-sekarang Pengembangan pasar.
Sumber : Laporan CV. MGA
Sampai saat ini perusahaan menguasai lahan seluas ± 10 Ha yang
terdiri dari 7 Ha lahan sewa dan 3 Ha lahan milik sendiri. Letaknya
tersebar di daerah Karanganyar, yaitu di Singit, Bangsri, Bolong, Salam,
Sub Terminal Agribisnis (STA), Puntuk, Bulu, Karangpandan, Bulan dan
Jetis. Berbagai macam komoditas ditanam dilahan tersebut diantaranya
adalah bligo, cabai, melon, terung dan semangka. Perusahaan memiliki
Visi dan Misi sebagai berikut :
a. V I S I
MGA Pelopor Breeding di Indonesia untuk menghasilkan
benih unggul hybrid F1 bermutu tinggi. Memenuhi kebutuhan pasar
dalam dan luar negeri. Dengan benih MGA yang baik maka
produksi/pendapatan petani meningkat merupakan keberhasilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. MISI
§ Pengumpulan plasma nutfah dari seluruh dunia.
§ Pembentukan Seed Bank.
§ Melaksanakan Research And Develudment (R&D).
§ Uji multi lokasi di dalam dan luar negeri.
§ Produksi benih hybrid dan bermutu tinggi.
§ Pemasaran benih dalam dan luar negeri.
§ Kemitraan dengan pelaku agribisnis dan pemerintah.
§ Peningkatan SDM dan kesejahteraan karyawan.
Produksi benih yang dilakukan oleh CV. MGA telah merambah pasar
dalam negeri dan luar negeri khususnya Negara Jepang. Penghargaan yang
diperoleh perusahaan adalah Penghargaan Pada Acara Apresiasi Penerapan
Teknologi Budidaya Maju Melon pada tahun 2001, Penghargaan Kalpataru
Oleh Presiden Abdulrahman Wahid di Istana Negara pada tahun 2001,
Piagam Penghargaan Atas Prestasi dan Prakarsa Dalam Upaya
Pengembangan Ketahanan Pangan Melalui Pengambangan Agribisnis
Pangan pada tahun 2003, Penghargaan Pada Acara Apresiasi Penerapan
Budidaya Maju Melon pada tahun 2003 dan Penghargaan Pemenang 3
UKM/Masyarakat Yang Telah Menemukan/Mengembangkan Teknologi
yaitu pada tahun 2004.
2. Letak Geografis
CV. Multi Global Agrindo (MGA) terletak di kemiringan tanah ±
150. Lahan MGA terletak di ketinggian 450-490m dpl. Suhu udara di
lokasinya bervariasi antara 24°-31° C dengan curah hujan rata-rata
3.150m/th dan kelembapan rata-ratanya 61-91%. Jenis tanahnya latosol
memiliki pH tanah berkisar antara 6,5-7,0.
3. 12 prinsip MGA yang harus dijalankan
a. Mengambil keputusan manajerial
Gerakan karyawan untuk mau mengerti, menghayati, mampu bekerja
dengan baik, berdaya guna dan berkontribusi kepada perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Proses pekerjaan yang benar dan menghasilkan yang benar
Standar prosedur operasaional.
c. Menggunakan sistem dortar
Mendorong menjadi bersemangat sehingga produktif, dedikatif dan
menarik untuk menuju kearah yang positif.
d. Mengatur beban kerja
Semua bagian karyawan/staff mempunyai beban kerja yang optimal dan
merata.
e. Memecahkan masalah yang ada dengan segera
Mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian mencari cara
unruk mengatasinya.
f. Standar kerja adalah ukuran kemapuan staf / karyawan
g. Operasional pengendalian
h. Menggunakan teknologi yang handal
i. Mengembangkan pemimpin yang benar-benar memahami
pekerjaannya, menjiwai filosofi perusahaan
j. Membentuk tim khusus untuk mencegah persoalan
k. Menghormati jaringan mitra kerja, menghormati teman kerja
l. Efisiensi – efektifitas
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Direktur
Bag. RND
Bag. Adminitrasi
Bag. Pemasaran
Bag. Bangwas
Bag. Produksi
kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi kasi
TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Teknis Budidaya Tanaman Pare Untuk Pembenihan
Dalam proses perbanyakan benih pare di CV. Multi Global Agrindo
memerlukan cara budidaya yang benar agar dihasilkan benih bermutu tinggi.
Disamping itu juga dubutuhkan cara penanganan benih pare pada periode pra
panen, panen dan pasca panen yang dapat menjaga mutu benih agar lebih baik.
Di bawah ini cara budidaya tanaman pare untuk diambil benihnya :
1. Persiapan dan pengolahan lahan
Gambar 4.1 Persiapan dan pengolahan lahan
Tahap awal dalam tata laksana budidaya tanaman pare adalah
pemilihan lokasi yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman.
Sebelum ditanam, tanah terlebih dahulu diseterilkan dengan cara tidak
ditanami pare secara terus menerus melainkan digilir penanamannya
dengan tanaman lain atau dengan menerapkan sistem rotasi tanaman.
Dalam hal ini tanah yang digunakan adalah bekas tanaman padi. Jerami
sisa tanaman padi dibakar dan dicampurkan dalam pengolahan tanah,
tujuannya adalah untuk menambah kesuburan tanah. Persiapan dan
pengolahan lahan ini dilakukan ± 1 bulan sebelum tanam. Setelah panen
dilakukan, lahan didiamkan selama ± 1 minggu agar bibit penyakit yang
mungkin ada dalam tanah dapat terbasmi oleh sinar matahari.
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan gulma yang ada
pada lahan, agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pare.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kemudian tanah dibajak atau dicangkul supaya menjadi gembur, lalu
dibuat bedengan setengah jadi dengan campuran pupuk kandang
2ton/1000 m², dolomit 2 kw/1000 m² dan pupuk buatan yang terdiri dari
35 kg ZA/1000 m², 25 kg SP36/1000 m² dan 15 kg KCl/1000 m². Ukuran
lebar 150cm, panjang 500cm, tinggi 25cm. Dalam 1 bedengan ditanami 2
baris tanaman pare dengan jarak antar bedengan 200cm, sedangkan jarak
antar bedengan yang digunakan untuk saluran irigasi adalah ± 30cm. Jarak
tanamnya 80cm x 400cm, ukuran ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi lahan.
Setelah bedengan setengah jadi selesai dibuat, kemudian didiamkan
terlebih dahulu selama 3-4 hari agar komposisi pupuk yang diberikan
tersebut dapat tercampur dengan matang. Kemudian dilakukan
penimbunan tanah agar bedengan menjadi sempurna, dengan ukuran
50cm. Pemasangan mulsa hendaknya sampai bawah bedengan hingga
hampir menutup semuanya, untuk mempersempit pertumbuhan gulma.
Lubang tanam bibuat dengan menggunakan kaleng susu bekas dengan
ukuran ± 10cm. Kemudian para-para yang terbuat dari bambu dipasang
dengan tinggi 250cm pada setiap lubang tanam dengan kedalaman ± 20cm
dan tiap batang dihubungkan dengan batang lainnya berbentuk mendatar.
2. Persemaian
Gambar 4.2 Persemaian tanaman pare
Sebelum ditanam di lahan, tanaman pare melalui proses
persemaian terlebih dahulu agar bibit yang ditanam terseleksi dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
untuk menghasilkan tanaman berkualitas dan sehat. Media yang
digunakan adalah dari pasir dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 lalu
dimasukkan dalam boks plastik dengan ukuran ± 23cm x 30cm, sebanyak
setengah boks. Sebelum benih pare disemai ujung biji dipotong sedikit
agar benih cepat tumbuh, karena biji pare merupakan biji yang memiliki
cangkang (kulit) yang keras. Setelah peletakan benih, kemudian disiram
dengan air bersih, untuk menjaga kelembapan diatas boks ditutup dengan
mulsa. ± 2-3 hari kemudian bibit dipindahkan dalam polybag dengan
media tanah : pupuk kandang : sekam (2 : 1 : 1). Setelah bibit berumur
14-15 hari dapat ditanam di lahan yang telah disiapkan.
3. Penanaman
Penanaman bibit pare dilakukan pada pagi atau sore hari, agar
suhu matahari tidak terlalu panas. Sebelum bibit ditanam, bedengan
disiram terlebih dahulu agar lembab. Penanaman dilakukan dengan cara
media pada polybag dibasahi dengan air agar mudah dilepas, kemudian
polybag dibalik dengan perlahan untuk mengeluarkan seluruh akar dan
tanah. Kemudian dimasukkan dalam lubang yang telah disiapkan sedalam
2-3cm, tekan sedikit dengan posisi bibit tegak lurus. Lalu siram tanah di
sekitar tanaman untuk menjaga kelembapan dan untuk mengurangi tingkat
kelayuan tanaman pare.
4. Pemeliharaan
a. Pengairan
Pada awal pertumbuhan tanaman pare memerlukan ketersedian
air yang cukup untuk pertumbuhannya. Penyiraman dilakukan secara
kontinu 3 hari sekali pada pagi dan sore hari, tergantung pada keadaan
tanah dan cuaca. Dalam pengairan jangan terlalu basah (menggenang)
atau terlalu kering. Pengairan dilakukan dengan cara dileb atau disiram
di sekeliling tanaman. Seusai pengairan, keadaan air dalam parit atau
saluran irigasi tidak boleh menggenag. Hal ini bertujuan agar akar
tanaman tidak terendam air sehingga mengakibatkan kebuskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Pengendalian gulma (penyiangan)
Penyiangan dilakukan sedini mungkin dengan mencabut rumput
(gulma) secara manual agar pertumbuhan tanaman pare tidak
terganggu. Jika sudah terlihat ada rumput langsung dicabut dan
dibuang, tidak dibiarkan besar baru dicabut karena rumput tersebut akan
mengambil unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman pare.
Minimal penyiangan dilakuakan 1 minggu sekali.
c. Pemupukan
Untuk memacu pertumbuhan tanaman pare agar tumbuh baik
dan subur serta ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman tetap
terjaga perlu dilakukan pemupukan susulan. Pupuk yang diberikan
adalah pupuk NPK dengan dosis 2 kg/100 lt pada 3 minggu hari setelah
tanam dengan interval pemupukan 1 minggu sekali. Kemudian minggu
selanjutnya 3 kg/100 lt, pemupukan ini bertujuan untuk menyamakan
pertumbuhan tanaman pare. Selain itu juga diberikan perekat dengan
dosis 5 cc/14 lt, diberikan setiap 1 minggu sekali. Fungsi dari perekat
adalah agar pupuk yang sudah diberikan pada tanaman tidak mudah
larut terkena air hujan.
d. Penyulaman
Apabila terlihat dalam suatu lubang, tanamannya mati maka
langsung dilakukan penyulaman atau penggantian dengan tanaman baru
yang lebih baik. Penyulaman dilakuakan maksimal 5 hari setelah tanam
bibit, apabila dilakukan lebih dari itu maka pertumbuhan tanaman tidak
akan maksimal karena sudah tertinggal jauh pertumbuhannya dengan
tanaman yang lain sehingga mengakibatkan tanaman tumbuh tidak
seragam.
e. Pemangkasan
Tanaman pare merupakan jenis tanaman yang tumbuhnya
merambat dan memiliki banyak cabang. Maka dari itu pemangkasan
perlu dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal dan
menghasilkan benih yang maksimal pula. Dalam budidaya tanaman
pare untuk perbenihan, cabang yang dipelihara hanya sebanyak 4 buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pemangkasan dilakukan pada 12-15 hari setelah tanam. Pemangkasan
dilakukan dengan cara memotong langsung cabang ke-5 menggunakan
pisau atau gunting.
Pemangkasan dilakukan pada waktu pagi hari agar luka yang
ditimbulkan cepat mengering. Setelah dilakukan pemangkasan lalu
cabang yang dipelihara dirambatkan kekanan dan kekiri pada lanjaran
atau para-para, pada setiap batang terdapat 2 cabang tanaman pare.
Batang diikat dengan tali rafia, pengikatan tidak terlalu kencang tetapi
dapat menahan cabang dengan baik agar pertumbuhan tanaman tidak
terganggu.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Salah satu kendala yang paling berarti dalam budidaya tanaman
pare adalah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Hama
yang biasa menyerang adalah trips, lalat buah, dan ulat daun.
Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman pare adalah
penyakit virus atau virus kuning, embun tepung, antraknosa dan layu
fusarium. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tersebut dapat
disemprotkan fungisida PPC dengan dosis 30 ml/14 lt, Ditan N45,
Antracol dan Daconil dengan dosis 15 gr/20 ml. Sedangkan insektisida
yang diseprotkan adalah Marshall dan Tribun dengan dosis 20 ml/14 lt
per luas lahan 500 m². Penyemprotan ini dilakukan 1 minggu sekali
setelah 5 hari tanam.
Apabila hama dan penyakit telah menyerang maka pengendalian
yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan gulma yang tumbuh
disekitar tanaman pare, mengumpulkan dan mematikan vektor,
membuang daun atau bagian tanaman yang terserang jika serangan
masih sedikit namun bila serangan telah menyebar dan banyak di
bagian tubuh tanaman maka tanaman tersebut langsung dibuang dan
dimusnakan agar tidak menyebar ke tanaman yang lainnya. Selain itu
untuk mencegah juga dilakukan dengan memberikan air irigasi yang
bersih, maksudnya adalah air tidak berasal dari limbah rumah tangga,
limbah pabrik atau air yang sudah tercemar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
g. Kohe
Kohe adalah kegiatan menyerbukkan tepung sari dari bunga
jantan ke putik bunga betina untuk menghasilkan tanaman turunan yang
hybrid. Waktu pelaksanaan kohe pada tanaman pare yaitu pada pukul
07.00 sampai pukul 10.00 jika lebih dari pukul 10.00 maka bunga
betina sudah layu dan tidak maksimal untuk pelaksanaan kohe. Bunga
jantan dari lokasi lain yang telah disiapkan dipetik, kemudian dibawa ke
bunga betina dan benang sari langsung dioleskan pada kepala putik
bunga betina.
5. Panen
Gambar 4.3 Panen pare
Setelah usia tanaman 60 hari atau sekitar 2 bulan, panen pertama
dapat dilakukan. Pare yang siap panen adalah buah yang talah berwarna
kuning dan memiliki daging buah yang sudah lunak. Cara pemanenan yaitu
dengan memotong tangkai buah dengan perlahan bisa menggunakan pisau,
gunting atau tangan kosong. Untuk panen selanjutnya dapat dilakukan
dengan melihat kenampakan fisik tanaman pare, sampai buah habis dapat
dilakukan ± 20 kali petik tergantung jenis dan varietas tanaman pare. Buah
yang telah dipetik kemudian diletakkan dalam kontainer yang telah
disiapkan kemudian diangkut ke tempat penampungan atau gudang untuk
dilakukan proses lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
6. Pasca panen
Gambar 4.4 Proses sortasi atau pengkelasan pare
Setelah buah dikumpulkan di gudang penyimpanan, proses
selanjutnya adalah disortasi atau pengkelasan dengan memilih buah pare
yang mulus (baik), layu, busuk atau abnormal. Kemudian diklasifikasikan
keseragamannya menurut jenis, ukuran, dan warna buah yang relatif
seragam. Biasanya pengkelasan ini diambil sampel beberapa buah saja,
karena pada saat pemanenan telah dibedakan berdarkan jenis atau
varietasnya. Kemudian buah dibelah dan diambil bijinya menggunakan
sendok makan atau pisau. Biji yang telah diambil kemudain dibersihkan
dengan air yang mengalir untuk menghilangkan sisa daging buah dan
kotoran yang menempel.
7. Proses produksi benih tanaman pare unggul
a. Pengeringan
Gambar 4.5 Proses pengeringan benih
Pengeringan benih masih dilakukan secara sederhana dengan
mengandalkan panas alami dari sinar matahari. Sebelum benih dijemur,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida yang
bernama Ecolab selama ± 30 menit dengan dosis 100 ml/ 20 lt air.
Penjemuran dilakukan di dalam scren house yang berada di belakang
kantor CV. MGA. Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan adalah 3-
4 hari pada waktu musim panas, sedangkan pada musim penghujan
pengeringan dapat lebih lama lagi bisa sampai sekitar 6-7 hari.
b. Uji kemurnian dan keseragaman
Gambar 4.6 Keseragaman tanaman pare Jamrud, Petra dan Mutia
Untuk dapat memisahkan benih murni dengan komponen-
komponen lain maka terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud
benih murni. Benih murni itu sendiri bisa diartikan benih yang dominan
di dalam pengujian kemurnian benih. Benih pare dipisahkan dari benih
tanaman lain, kotoran dan benda mati dengan memilahnya secara
manual. Setelah benih pare dipisahkan maka didapatkan benih murni
yang telah terseleksi dengan baik dan dilakukan riset penanaman benih
pare untuk diuji keseragamannya. Pertumbuhan tanaman pare diamati
keseragamannya yang meliputi bentuk buah dan keadaan tanaman.
Apabila keseragaman telah terpenuhi (80%) maka benih pare tersebut
dapat diproduksi dan dipasarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Uji daya tumbuh
Uji daya tumbuh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan suatu benih untuk tumbuh dan berkembang secara normal
pada lingkung yang telah disediakan. Kemampuan benih untuk tumbuh
dan berproduksi normal pada kondisi yang optimum merupakan
parameter daripada suatu viabilitas potensial benih. Pengujian daya
tumbuh dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi hemat dan benih
cepat tumbuh.
Langkah-langkah dalam pengujian daya tumbuh benih adalah
ambil sampel benih pare sebanyak 100 biji secara acak, kemudian
potong sedikit pada bagian ujungnya. Siapkan boks dengan ukuran 23
cm x 30 cm yang telah dilapisi bawahnya dengan kertas koran yang
sudah dibasahi. Kertas koran ini jangan sampai terlalu basah dan terlalu
kering. Benih ditata di dalam boks jangan sampai saling menindih,
kemudian ditutup lagi dengan kertas koran yang telah dibasahi. Setelah
itu boks dimasukkan dalam kantong plastik warna hitam rangkap 5 dan
ditali erat-erat agar kelembapan udara di dalam boks tetap terjaga. Boks
disimpan di dalam ruangan dengan diberi penerangan lampu 25 watt.
Setelah 2-3 hari, boks dibuka dan dihitung berapa persen benih yang
berkecambah. Apabila benih berkecambah lebih dari 85%, maka benih
tersebut layak dan baik digunakan atau dipasarkan.
d. Sertifikasi benih
Sebelum dipasarkan sertifikasi benih perlu dilakukan untuk
mempertanggungjawabkan kwalitas benih tersebut. Sertifikasi benih
dilakukan oleh Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSP) Jawa
Tengah. Tes yang dilakukan untuk sertifikasi benih adalah uji kadar air,
daya tumbuh, vigor dan kemurnian benih. Setelah tes tersebut
dilaksanakan, kemudian dilakukan tes kelayakan yaitu dengan
melakukan percobaan penanaman pare di 3 area yang berbeda. Apabila
tanaman pare tersebut dapat tumbuh dengan baik maka BPSP akan
memberikan sertifikat kelayakan dan benih dapat dipasarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
e. Pengemasan
Gambar 4.7 Kemasan benih dalam negeri dan luar negeri
Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu melindungi
benih dari kerusakan mekanik, kedap udara dan kedap air. Benih yang
lolos uji sertifikasi kemudian dikemas. Aluminium foil digunakan untuk
kemasan pasar dalam negeri, sedangkan benih yang dipasarkan di luar
negeri dikemas dalam bentuk drum dengan bahan plastik. Sebelum
benih dikemas terlebih dahulu dihitung beratnya, dalam setiap kemasan
benih pare beratnya adalah 20 gr. Dalam kemasan dicantumkan
informasi mengenai kadar air, daya tumbuh, kemurnian, tanggal
kadaluwarsa, nomor lot, berat benih dan klasifikasi mengenai jenis pare
tersebut. Penyimpanan benih cadangan, diletakkan dalam ruangan yang
telah dimodifikasi suhu, udara, kelembapan dan tingkat keamanannya.
f. Pemasaran
Benih pare CV. MGA dipasarkan baik di dalam negeri ataupun
di luar negeri. Untuk pemasaran di luar negeri, CV. MGA bekerja sama
dengan negara Jepang, benih yang dikirim ke Jepang masih dalam
bentuk curah. Sedangkan pasar dalam negeri meliputi pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan. Pemasaran benih dilakukan dengan menitipkan
produk di toko-toko pertanian, promosi kepada petani langsung dan
pedagang (bakul) buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
C. Jenis-jenis pare unggul di CV. MGA
1. Pare JAMRUD
Nama Jamrud berarti Parenya Jamrud Katulistiwa. Pare jenis ini
memiliki warna hijau gelap dan mangkilap, produksi buah tinggi, seragam,
rasa tidak terlalu pahit dan cepat panen. Cocok ditanam di ketinggian 0-
800m dapl. Tanaman kuat dengan percabangan yang banyak, respon
terhadap pupuk. Produktifitas dan kwalitas sangat tinggi dengan berat rata-
rata 8-10 kg/tanaman atau 27-33 buah/tanaman. Toleran terhadap penyakit
layu, downy mildew, embun tepung dan lalat buah. Buah dapat dipanen
setelah umur 40-50 hari dari penanaman.
2. Pare PETRA
Petra atau Pare Enak Tenan Rasanya memiliki warna buah putih
kehijauan dan panjang buah ± 30cm, seragam, daging buah padat, rasa
agak pahit. Cocok ditanam di ketinggian 0-700m dapl. Produktifitas dan
kwalitas sangat tinggi dengan berat rata-rata 6-9 kg/tanaman atau 25-30
buah/tanaman. Tanaman kuat dengan percabangan yang banyak, respon
terhadap pupuk. Toleran terhadap penyakit layu, downy mildew, embun
tepung dan lalat buah. Buah dapat dipanen setelah umur 45-50 hari dari
penanaman.
3. Pare Mutia
Mutia memiliki arti Mutiara Indah Alami. Cocok ditanam di
ketinggian 0-700m dapl. Produktifitas dan kwalitas sangat tinggi dengan
berat rata-rata 7-9 kg/tanaman atau 25-28 buah/tanaman. Buah seragam,
kulit putih kehijauan, daging buah padat dan rasa agak pahit. Tanaman kuat
dengan percabangan yang banyak, respon terhadap pupuk. Toleran
terhadap penyakit layu, downy mildew, embun tepung dan lalat buah. Buah
dapat dipanen setelah umur 45-50 hari dari penanaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
D. Analisis usaha tani pembenihan tanaman pare/1000 m²
Tabel 4.1 Biaya tetap produksi benih pare
No Keterangan Kebutuhan
Umur Ekonomis
(bulan) Harga (Rp)
Total Kebutuhan
(Rp)
Total Biaya (Rp)
1 Sewa lahan 1.000 m² 12.000.000/Ha 400.000 400.000 2 Penyusutan peralatan Gembor 3 24 30.000 90.000 15.000 Ember 3 24 15.000 45.000 7.500 Cangkul 4 60 70.000 280.000 18.700 Sabit 2 60 15.000 30.000 2.000 Tangki sprayer 1 30 75.000 75.000 10.000 Lanjaran dan palang 3.200btg 12 160 521.000 170.700 Kantong benih 3 24 25.000 75.000 12.500 Tong benih 1 60 75.000 75.000 5.000 Pisau 3 60 5.000 15.000 1.000 Gunting 2 60 10.000 20.000 1.300 Traktor 1 120 50.000.000 50.000.000 1.666.700 Timbangan 1 60 300.000 300.000 20.000
Jumlah biaya tetap 2.330.400
Tabel 4.2 Biaya variabel produksi benih pare
No. Kegiatan/barang Jml.tenaga Hrg satuan Sub total
(Rp) Total (Rp) Ket.
/barang ( @ )/Rp I Pengolahan tanah
1 Bajak 1 HOK 25.000 25.000 2 Buat bedengan 15 HOK 15.000 225.000 3 Buat saluran 5 HOK 15.000 75.000 4 Ecer pupuk 5 HOK 15.000 75.000 5 Pasang mulsa 3 HOK 12.500 37.500 437.500
II Persemaian 1 Benih 7 Sachet 15.000 105.000 2 Media 50.000 3 Semai 1 HOK 12.500 12.500 4 Perawatan 7 HOK 12.500 87.500 5 Angkut bibit 1 HOK 15.000 15.000 270.000
III Tanam 1 Penanaman 4 HOK 12.500 50.000
2 Pasang lanjaran&palang 10 HOK 12.500 125.000 175.000
IV Pemeliharaan 1 Sulam 1 HOK 12.500 12.500 2 Pengairan 15 HOK 15.000 225.000 3 Penyiangan 12 HOK 12.500 150.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4 Menali 14 HOK 12.500 175.000 5 Rompes 15 HOK 12.500 187.500 6 Pupuk susulan 10 HOK 12.500 125.000 7 Spray 18 HOK 15.000 270.000 8 Kouhai 42 HOK 12.500 525.000 1.730.000
V Saprodi 1 Pupuk kandang 2 Truck 175.000 350.000 2 Pupuk ZA 75 Kg 1.750 131.250 3 Pupuk SP36 60 Kg 2.400 144.000 4 Pupuk KCl 40 Kg 2.700 108.000 5 Pupuk NPK 15 Kg 4.000 60.000 6 Dactonil 1 Kg 120.000 120.000 7 Antrocol 0,5 Kg 96.000 48.000 8 Dithane 1 Kg 115.000 115.000 9 Trebon 2 Liter 115.000 230.000
10 Marshall 2 Liter 115.000 230.000 11 Mulsa 28 Kg 19.500 546.000 12 Rafia 12 Kg 7.500 90.000 13 Perekat 1 Liter 15.000 15.000 14 Bambu klip 4 Btg 10.000 40.000 15 Furadan 2 Kg 10.000 20.000 16 Sedotan&benang 100.000 100.000 2.859.250
VI Panen 1 Pemanenan 8 HOK 15.000 120.000 2 Prosesing benih 105 HOK 12.500 1.312.500
VII Pengeluaran untuk tanaman induk pejantan 10% 734.925 Total 7.067.175
Keterangan HOK = Hari Orang Kerja
Analisis usaha dalam satu periode tanam adalah sekitar 4 bulan, dengan
luas lahan 1.000 m², populasi tanaman 1500 pohon dan diasumsikan mortalitas
2% karena terserang hama penyakit sehingga tanaman mati dan tidak berbuah.
Tanaman pare dapat menghasilkan benih 68,18 kg/1.000 m². Pengemasan
setiap pack seberat 20 gr benih pare dengan harga Rp 15.000,-. Dari semua
data diatas dapat dihitung analisis usaha sebagai berikut :
1. Populasi tanaman produktif = 100 % - 2 % x 1.500
= 1.470
2. Rata-rata produksi benih = 68,18 kg
= 68.180 gr
3. Packing pemasaran 20 gr = 68.180 : 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
= 3.409 sachet (unit)
4. Biaya variabel per unit = 2.330.400 : 3.409
= Rp 684,-
5. Biaya total = biaya tetap + biaya variabel
= 2.330.400 + 7.067.175
= Rp 9.397.575,-
6. Penerimaan = harga x jumlah produksi
= 15.000 x 3.409
= Rp 51.135.000,-
7. Keuntungan = Penerimaan – biaya total
= 51. 135.000 - 9.397.575
= Rp 41.737.425,-
8. BEP ( Break Even Point) adalah suatu tingkat produksi dimana penerimaan
sama dengan pengeluaran, sehingga pengusaha saat itu tidak mengalami
keuntungan dan kerugian.
a. BEP (rupiah) =
unitperjualah
unitperiabelbiayatetapbiayatotal
arg
var1-
=
000.15
6841
400.330.2
-
= 0456,01
400.330.2-
= 9544,0
400.330.2
= Rp 2.441.743,50 = Rp 2.441.750,-
b. BEP (unit) = unitperiabelbiayaunitperjualah
tetapbiayatotalvararg -
= 684000.15
400.330.2-
= 316.14
400.330.2
= 162,78 = 163 sachet (unit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
9. R/C Rasio ( Revenue Cost Ratio ) dihitung untuk menilai keleyakan suatu
usaha. Apabila nilai lebih dari 1 maka usaha tersebut dapat dikatakan layak
untuk dijalankan, dan sebaliknya.
R/C Rasio = produksibiayatotal
penerimaantotal
= 575.397.9000.135.51
= 5,4
Nilai R/C Rasio adalah sebesar 5,4 menunjukkan usaha ini layak
dijalankan, karena nilai R/C Rasio lebih dari 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan magang di CV. Multi
Global Agrindo (MGA) adalah
1. CV. Multi Global Agrindo (MGA) adalah suatu badan usaha yang
berbentuk CV yang bergerak dalam bidang plant breeding, produksi benih
dan pemasaran benih.
2. Beberapa jenis pare (Momordica Charantia L) unggulan yang telah
dihasilkan oleh CV. MGA adalah pare JAMRUD, MUTIA dan PETRA.
3. Pemanenan buah pare tergantung pada tujuan penggunaannya. Buah yang
dipetik untuk tujuan konsumsi berbeda dengan buah yang dipetik untuk
tujuan pengadaan benih.
4. Sebelum benih dipasarkan perlu dilakukan uji kemurnian dan keseragaman,
uji daya tumbuh dan sertifikasi benih.
5. Sertifikasi benih dilakukan oleh Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih
(BPSP) Jawa Tengah. Tes yang dilakukan untuk sertifikasi benih adalah uji
kadar air, daya tumbuh, vigor dan kemurnian benih.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan CV. Multi Global
Agrindo (MGA) adalah
1. Dapat meningkatkan produksi benih tanaman buah dan sayuran untuk
dipasarkan di dalam dan luar negeri.
2. Dapat terus menghasilakan tanaman hybrid jenis terbaru agar mampu
bersaing dengan perusahaan benih lainnya.
3. Pemasaran benih CV. Multi Global Agrindo di luar negeri dapat
dikembangkan lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Agribisnis Benih. www.situshijau.co.id. Diakses pada tanggal 7 April 2010.
b. 2003. Vademikum Perbenihan Sayuran. Direktorat Perbenihan.
Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura. c. 2008. Manfaat Tanaman Pare. www.wikipedia.com. Diakses pada
tanggal 3 April 2010. d. 2009. Budidaya Tanaman Pare (Momordica charantia L).
www.google.com. Diakses pada tanggal 3 April 2010. Dharmmasta B.S dan T.H Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran. BPFE.
Yogyakarta. Mugnisjah, W. Q dan Setiawan, A. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. Nazaruddin. 1999. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Penebar Swadaya. Jakarta. Oren L. Justice dan Louis N. Bass. 2002. Prinsip & Prektek Penyimpanan Benih.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Rukmana, R. 1997. Budidaya Pare. Kanisius. Yogyakarta. Setiawan, A. I dan Trisnawati, Y. 1993. Pare dan Labu. Penebar Swadaya.
Jakarta. Soekartawi, John L. Dillon, J. Brian Hardakek dan A. Soeharjo. 1986. Ilmu
Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press).
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Analisis usaha tani pembenihan tanaman pare/1000 m²
Tabel 4.1 Biaya tetap produksi benih pare
No Keterangan Kebutuhan
Umur Ekonomis
(bulan) Harga (Rp)
Total Kebutuhan
(Rp)
Total Biaya (Rp)
1 Sewa lahan 1.000 m² 12.000.000/Ha 400.000 400.000 2 Penyusutan peralatan Gembor 3 24 30.000 90.000 15.000 Ember 3 24 15.000 45.000 7.500 Cangkul 4 60 70.000 280.000 18.700 Sabit 2 60 15.000 30.000 2.000 Tangki sprayer 1 30 75.000 75.000 10.000 Lanjaran dan palang 3.200btg 12 160 521.000 170.700 Kantong benih 3 24 25.000 75.000 12.500 Tong benih 1 60 75.000 75.000 5.000 Pisau 3 60 5.000 15.000 1.000 Gunting 2 60 10.000 20.000 1.300 Traktor 1 120 50.000.000 50.000.000 1.666.700 Timbangan 1 60 300.000 300.000 20.000
Jumlah biaya tetap 2.330.400
Tabel 4.2 Biaya variabel produksi benih pare
No. Kegiatan/barang Jml.tenaga Hrg satuan Sub total
(Rp) Total (Rp) Ket.
/barang ( @ )/Rp I Pengolahan tanah
1 Bajak 1 HOK 25.000 25.000 2 Buat bedengan 15 HOK 15.000 225.000 3 Buat saluran 5 HOK 15.000 75.000 4 Ecer pupuk 5 HOK 15.000 75.000 5 Pasang mulsa 3 HOK 12.500 37.500 437.500
II Persemaian 1 Benih 7 Sachet 15.000 105.000 2 Media 50.000 3 Semai 1 HOK 12.500 12.500 4 Perawatan 7 HOK 12.500 87.500 5 Angkut bibit 1 HOK 15.000 15.000 270.000
III Tanam 1 Penanaman 4 HOK 12.500 50.000
2 Pasang lanjaran&palang 10 HOK 12.500 125.000 175.000
IV Pemeliharaan 1 Sulam 1 HOK 12.500 12.500 2 Pengairan 15 HOK 15.000 225.000 3 Penyiangan 12 HOK 12.500 150.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4 Menali 14 HOK 12.500 175.000 5 Rompes 15 HOK 12.500 187.500 6 Pupuk susulan 10 HOK 12.500 125.000 7 Spray 18 HOK 15.000 270.000 8 Kouhai 42 HOK 12.500 525.000 1.730.000
V Saprodi 1 Pupuk kandang 2 Truck 175.000 350.000 2 Pupuk ZA 75 Kg 1.750 131.250 3 Pupuk SP36 60 Kg 2.400 144.000 4 Pupuk KCl 40 Kg 2.700 108.000 5 Pupuk NPK 15 Kg 4.000 60.000 6 Dactonil 1 Kg 120.000 120.000 7 Antrocol 0,5 Kg 96.000 48.000 8 Dithane 1 Kg 115.000 115.000 9 Trebon 2 Liter 115.000 230.000
10 Marshall 2 Liter 115.000 230.000 11 Mulsa 28 Kg 19.500 546.000 12 Rafia 12 Kg 7.500 90.000 13 Perekat 1 Liter 15.000 15.000 14 Bambu klip 4 Btg 10.000 40.000 15 Furadan 2 Kg 10.000 20.000 16 Sedotan&benang 100.000 100.000 2.859.250
VI Panen 1 Pemanenan 8 HOK 15.000 120.000 2 Prosesing benih 105 HOK 12.500 1.312.500
VII Pengeluaran untuk tanaman induk pejantan 10% 734.925 Total 7.067.175
Keterangan HOK = Hari Orang Kerja
Analisis usaha dalam satu periode tanam adalah sekitar 4 bulan, dengan
luas lahan 1.000 m², populasi tanaman 1500 pohon dan diasumsikan mortalitas
2% karena terserang hama penyakit sehingga tanaman mati dan tidak berbuah.
Tanaman pare dapat menghasilkan benih 68,18 kg/1.000 m². Pengemasan
setiap pack seberat 20 gr benih pare dengan harga Rp 15.000,-. Dari semua
data diatas dapat dihitung analisis usaha sebagai berikut :
10. Populasi tanaman produktif = 100 % - 2 % x 1.500
= 1.470
11. Rata-rata produksi benih = 68,18 kg
= 68.180 gr
12. Packing pemasaran 20 gr = 68.180 : 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
= 3.409 sachet (unit)
13. Biaya variabel per unit = 2.330.400 : 3.409
= Rp 684,-
14. Biaya total = biaya tetap + biaya variabel
= 2.330.400 + 7.067.175
= Rp 9.397.575,-
15. Penerimaan = harga x jumlah produksi
= 15.000 x 3.409
= Rp 51.135.000,-
16. Keuntungan = Penerimaan – biaya total
= 51. 135.000 - 9.397.575
= Rp 41.737.425,-
17. BEP ( Break Even Point) adalah suatu tingkat produksi dimana penerimaan
sama dengan pengeluaran, sehingga pengusaha saat itu tidak mengalami
keuntungan dan kerugian.
c. BEP (rupiah) =
unitperjualah
unitperiabelbiayatetapbiayatotal
arg
var1-
=
000.15
6841
400.330.2
-
= 0456,01
400.330.2-
= 9544,0
400.330.2
= Rp 2.441.743,50 = Rp 2.441.750,-
d. BEP (unit) = unitperiabelbiayaunitperjualah
tetapbiayatotalvararg -
= 684000.15
400.330.2-
= 316.14
400.330.2
= 162,78 = 163 sachet (unit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
18. R/C Rasio ( Revenue Cost Ratio ) dihitung untuk menilai keleyakan suatu
usaha. Apabila nilai lebih dari 1 maka usaha tersebut dapat dikatakan layak
untuk dijalankan, dan sebaliknya.
R/C Rasio = produksibiayatotal
penerimaantotal
= 575.397.9000.135.51
= 5,4
Nilai R/C Rasio adalah sebesar 5,4 menunjukkan usaha ini layak
dijalankan, karena nilai R/C Rasio lebih dari 1.