6
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sep AbstrakPenggunaan kayu untuk kebu kapal semakin terbatas persediaannya unt Sebagai alternatif, digunakan material konstruksi gading dan balok geladak serta bagian kulit dan geladak. Berdasarkan a untuk kapal ikan 30 GT dengan konstruk geladak aluminium serta laminasi di kuli ringan sekitar 26% dari kapal ikan 30 G kayu konvensional. Namun, biaya pembu ikan 30 GT dengan konstruksi aluminium serta geladak lebih mahal 1,4 kali dibandi ikan 30 GT konstruksi kayu. Keuntun konstruksi aluminium dan laminasi akan atau usia kapal yang lebih panjang diband kayu tradisional. Kata Kunci kapal ikan kayu, lamin aluminium. I. PENDAHULUAN ETERSEDIAAN bahan baku kayu bahan pembuat kapal yang diperkira menjadikan harga kayu menjad pembangunan kapal kayu tradisional di In terus dilakukan mengingat hampir seluruh pesisir bermata pencaharian sebagai nelaya membangun sebuah kapal kayu bagi tentunya tidaklah mudah mengingat biay tidak sedikit. Untuk itu diperlukan suat yang diperuntukkan bagi pembangunan ka guna kapal yang dihasilkan mempunyai agar nelayan dapat secara maksimal dilakukan analisa secara teknis dan produ tradisional 30 GT dengan mengganti kon aluminium pada gading dan balok geladak sistem laminasi pada pemasangan d diharapkan akan menjadi solusi terhadap terjadi. II. STUDI PUSTAKA A. Kapal Ikan Tradisional Kapal ikan yang banyak digunakan o jenis purse seine. Purse seine sering d pukat cincin atau pukat kantong, karen Produksi Kap Lambung dan Konstruksi G Ricky And Jurusan Teknik Perkapalan K pt. 2012) ISSN: 2301-9271 utuhan pembangunan tuk masa mendatang. l aluminium untuk kayu laminasi untuk analisa teknis, berat ksi gading dan balok it dan geladak lebih GT dengan konstruksi uatan lambnug kapal m dan laminasi kulit ingkan dengan kapal ngan kapal dengan memiliki masa pakai dingkan dengan kapal nasi, dan konstruksi N u terutama sebagai akan semakin langka di mahal. Namun, ndonesia masih akan h penduduk di daerah yan. Sedangkan untuk i seorang nelayan, ya yang dikeluarkan tu metode alternatif apal kayu tradisional i kualitas yang baik melaut. Sehingga uksi pada kapal ikan nstruksi kayu dengan k serta menggunakan dan geladak yang p permasalahan yang A oleh nelayan adalah disebut pukat jaring, na bentuk jaringnya tersebut waktu dioperasikan seine juga disebut jaring ko jaring (tali ris bawah) dile gunanya untuk menyatukan operasi. Purse seine digunak bergerombol di permukaan l ikan yang tertangkap denga adalah jenis-jenis ikan pelagis B. Pembangunan Kapal Ikan Teknik pembuatan kapal masih terpaku pada pen sebelumnya tanpa dasar per dan akurat. Proses pembang beberapa kekurangan dianta terkait besarnya hambatan (re bentuk lambung yang kuran perencanaan desain lines pla (kemudi) yang tidak efektif tidak sejajar dengan propelle tidak proporsional dapat meng maksimal. Pembangunan kapal kayu beberapa proses, diantaranya: Gambar 1. Diagram alur pemba Proses pembangunan kapa banyak kemajuan seiring berk bidang rancang rancang ban secara modern terdiri dari be dapat dilihat pada alur peren di Gambar 2. pal Ikan Tradisional den n Geladak Kayu Lamin Gading dan Geladak Al drianto Sutrisno dan Triwilaswandio Wuruk Priba n, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknolog (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] G-98 berbentuk seperti kantong. Purse olor karena pada bagian bawah engkapi dengan tali kolor yang n bagian bawah jaring sewaktu kan untuk menangkap ikan yang laut. Oleh karena itu, jenis-jenis an alat penangkapan purse seine s yang hidupnya bergerombol. n secara tradisional di Indonesia ngalaman pembangunan kapal rencanaan dan desain yang tepat gunan yang seperti ini memiliki aranya kecepatan kapal rendah esistensi). Hal ini disebabkan oleh ng smooth karena tidak adanya an. Selain itu penggunaan rudder dikarenakan posisi rudder yang er dan juga ukuran rudder yang gakibatkan olah gerak kapal tidak u secara tradisional terdiri dari : angunan kapal ikan secara tradisional al sekarang ini telah mengalami kembangnya ilmu pengetahuan di ngun. Pembangunan kapal kayu eberapa proses yang secara rinci ncanaan pembangunan kapal ikan ngan Kulit nasi serta luminium adi gi Sepuluh Nopember

Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-98

Abstrak—Penggunaan kayu untuk kebutuhan pembangunankapal semakin terbatas persediaannya untuk masa mendatang.Sebagai alternatif, digunakan material aluminium untukkonstruksi gading dan balok geladak serta kayu laminasi untukbagian kulit dan geladak. Berdasarkan analisa teknis, beratuntuk kapal ikan 30 GT dengan konstruksi gading dan balokgeladak aluminium serta laminasi di kulit dan geladak lebihringan sekitar 26% dari kapal ikan 30 GT dengan konstruksikayu konvensional. Namun, biaya pembuatan lambnug kapalikan 30 GT dengan konstruksi aluminium dan laminasi kulitserta geladak lebih mahal 1,4 kali dibandingkan dengan kapalikan 30 GT konstruksi kayu. Keuntungan kapal dengankonstruksi aluminium dan laminasi akan memiliki masa pakaiatau usia kapal yang lebih panjang dibandingkan dengan kapalkayu tradisional.

Kata Kunci — kapal ikan kayu, laminasi, dan konstruksialuminium.

I. PENDAHULUAN

ETERSEDIAAN bahan baku kayu terutama sebagaibahan pembuat kapal yang diperkirakan semakin langkamenjadikan harga kayu menjadi mahal. Namun,

pembangunan kapal kayu tradisional di Indonesia masih akanterus dilakukan mengingat hampir seluruh penduduk di daerahpesisir bermata pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan untukmembangun sebuah kapal kayu bagi seorang nelayan,tentunya tidaklah mudah mengingat biaya yang dikeluarkantidak sedikit. Untuk itu diperlukan suatu metode alternatifyang diperuntukkan bagi pembangunan kapal kayu tradisionalguna kapal yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baikagar nelayan dapat secara maksimal melaut. Sehinggadilakukan analisa secara teknis dan produksi pada kapal ikantradisional 30 GT dengan mengganti konstruksi kayu denganaluminium pada gading dan balok geladak serta menggunakansistem laminasi pada pemasangan dan geladak yangdiharapkan akan menjadi solusi terhadap permasalahan yangterjadi.

II. STUDI PUSTAKA

A. Kapal Ikan Tradisional

Kapal ikan yang banyak digunakan oleh nelayan adalahjenis purse seine. Purse seine sering disebut pukat jaring,pukat cincin atau pukat kantong, karena bentuk jaringnya

tersebut waktu dioperasikan berbentuk seperti kantong. Purseseine juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawahjaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yanggunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktuoperasi. Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yangbergerombol di permukaan laut. Oleh karena itu, jenis-jenisikan yang tertangkap dengan alat penangkapan purse seineadalah jenis-jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol.

B. Pembangunan Kapal Ikan

Teknik pembuatan kapal secara tradisional di Indonesiamasih terpaku pada pengalaman pembangunan kapalsebelumnya tanpa dasar perencanaan dan desain yang tepatdan akurat. Proses pembangunan yang seperti ini memilikibeberapa kekurangan diantaranya kecepatan kapal rendahterkait besarnya hambatan (resistensi). Hal ini disebabkan olehbentuk lambung yang kurang smooth karena tidak adanyaperencanaan desain lines plan. Selain itu penggunaan rudder(kemudi) yang tidak efektif dikarenakan posisi rudder yangtidak sejajar dengan propeller dan juga ukuran rudder yangtidak proporsional dapat mengakibatkan olah gerak kapal tidakmaksimal.

Pembangunan kapal kayu secara tradisional terdiri daribeberapa proses, diantaranya:

Gambar 1. Diagram alur pembangunan kapal ikan secara tradisional

Proses pembangunan kapal sekarang ini telah mengalamibanyak kemajuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang rancang rancang bangun. Pembangunan kapal kayusecara modern terdiri dari beberapa proses yang secara rincidapat dilihat pada alur perencanaan pembangunan kapal ikandi Gambar 2.

Produksi Kapal Ikan Tradisional dengan KulitLambung dan Geladak Kayu Laminasi sertaKonstruksi Gading dan Geladak Aluminium

Ricky Andrianto Sutrisno dan Triwilaswandio Wuruk PribadiJurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

K

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-98

Abstrak—Penggunaan kayu untuk kebutuhan pembangunankapal semakin terbatas persediaannya untuk masa mendatang.Sebagai alternatif, digunakan material aluminium untukkonstruksi gading dan balok geladak serta kayu laminasi untukbagian kulit dan geladak. Berdasarkan analisa teknis, beratuntuk kapal ikan 30 GT dengan konstruksi gading dan balokgeladak aluminium serta laminasi di kulit dan geladak lebihringan sekitar 26% dari kapal ikan 30 GT dengan konstruksikayu konvensional. Namun, biaya pembuatan lambnug kapalikan 30 GT dengan konstruksi aluminium dan laminasi kulitserta geladak lebih mahal 1,4 kali dibandingkan dengan kapalikan 30 GT konstruksi kayu. Keuntungan kapal dengankonstruksi aluminium dan laminasi akan memiliki masa pakaiatau usia kapal yang lebih panjang dibandingkan dengan kapalkayu tradisional.

Kata Kunci — kapal ikan kayu, laminasi, dan konstruksialuminium.

I. PENDAHULUAN

ETERSEDIAAN bahan baku kayu terutama sebagaibahan pembuat kapal yang diperkirakan semakin langkamenjadikan harga kayu menjadi mahal. Namun,

pembangunan kapal kayu tradisional di Indonesia masih akanterus dilakukan mengingat hampir seluruh penduduk di daerahpesisir bermata pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan untukmembangun sebuah kapal kayu bagi seorang nelayan,tentunya tidaklah mudah mengingat biaya yang dikeluarkantidak sedikit. Untuk itu diperlukan suatu metode alternatifyang diperuntukkan bagi pembangunan kapal kayu tradisionalguna kapal yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baikagar nelayan dapat secara maksimal melaut. Sehinggadilakukan analisa secara teknis dan produksi pada kapal ikantradisional 30 GT dengan mengganti konstruksi kayu denganaluminium pada gading dan balok geladak serta menggunakansistem laminasi pada pemasangan dan geladak yangdiharapkan akan menjadi solusi terhadap permasalahan yangterjadi.

II. STUDI PUSTAKA

A. Kapal Ikan Tradisional

Kapal ikan yang banyak digunakan oleh nelayan adalahjenis purse seine. Purse seine sering disebut pukat jaring,pukat cincin atau pukat kantong, karena bentuk jaringnya

tersebut waktu dioperasikan berbentuk seperti kantong. Purseseine juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawahjaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yanggunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktuoperasi. Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yangbergerombol di permukaan laut. Oleh karena itu, jenis-jenisikan yang tertangkap dengan alat penangkapan purse seineadalah jenis-jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol.

B. Pembangunan Kapal Ikan

Teknik pembuatan kapal secara tradisional di Indonesiamasih terpaku pada pengalaman pembangunan kapalsebelumnya tanpa dasar perencanaan dan desain yang tepatdan akurat. Proses pembangunan yang seperti ini memilikibeberapa kekurangan diantaranya kecepatan kapal rendahterkait besarnya hambatan (resistensi). Hal ini disebabkan olehbentuk lambung yang kurang smooth karena tidak adanyaperencanaan desain lines plan. Selain itu penggunaan rudder(kemudi) yang tidak efektif dikarenakan posisi rudder yangtidak sejajar dengan propeller dan juga ukuran rudder yangtidak proporsional dapat mengakibatkan olah gerak kapal tidakmaksimal.

Pembangunan kapal kayu secara tradisional terdiri daribeberapa proses, diantaranya:

Gambar 1. Diagram alur pembangunan kapal ikan secara tradisional

Proses pembangunan kapal sekarang ini telah mengalamibanyak kemajuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang rancang rancang bangun. Pembangunan kapal kayusecara modern terdiri dari beberapa proses yang secara rincidapat dilihat pada alur perencanaan pembangunan kapal ikandi Gambar 2.

Produksi Kapal Ikan Tradisional dengan KulitLambung dan Geladak Kayu Laminasi sertaKonstruksi Gading dan Geladak Aluminium

Ricky Andrianto Sutrisno dan Triwilaswandio Wuruk PribadiJurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

K

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-98

Abstrak—Penggunaan kayu untuk kebutuhan pembangunankapal semakin terbatas persediaannya untuk masa mendatang.Sebagai alternatif, digunakan material aluminium untukkonstruksi gading dan balok geladak serta kayu laminasi untukbagian kulit dan geladak. Berdasarkan analisa teknis, beratuntuk kapal ikan 30 GT dengan konstruksi gading dan balokgeladak aluminium serta laminasi di kulit dan geladak lebihringan sekitar 26% dari kapal ikan 30 GT dengan konstruksikayu konvensional. Namun, biaya pembuatan lambnug kapalikan 30 GT dengan konstruksi aluminium dan laminasi kulitserta geladak lebih mahal 1,4 kali dibandingkan dengan kapalikan 30 GT konstruksi kayu. Keuntungan kapal dengankonstruksi aluminium dan laminasi akan memiliki masa pakaiatau usia kapal yang lebih panjang dibandingkan dengan kapalkayu tradisional.

Kata Kunci — kapal ikan kayu, laminasi, dan konstruksialuminium.

I. PENDAHULUAN

ETERSEDIAAN bahan baku kayu terutama sebagaibahan pembuat kapal yang diperkirakan semakin langkamenjadikan harga kayu menjadi mahal. Namun,

pembangunan kapal kayu tradisional di Indonesia masih akanterus dilakukan mengingat hampir seluruh penduduk di daerahpesisir bermata pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan untukmembangun sebuah kapal kayu bagi seorang nelayan,tentunya tidaklah mudah mengingat biaya yang dikeluarkantidak sedikit. Untuk itu diperlukan suatu metode alternatifyang diperuntukkan bagi pembangunan kapal kayu tradisionalguna kapal yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baikagar nelayan dapat secara maksimal melaut. Sehinggadilakukan analisa secara teknis dan produksi pada kapal ikantradisional 30 GT dengan mengganti konstruksi kayu denganaluminium pada gading dan balok geladak serta menggunakansistem laminasi pada pemasangan dan geladak yangdiharapkan akan menjadi solusi terhadap permasalahan yangterjadi.

II. STUDI PUSTAKA

A. Kapal Ikan Tradisional

Kapal ikan yang banyak digunakan oleh nelayan adalahjenis purse seine. Purse seine sering disebut pukat jaring,pukat cincin atau pukat kantong, karena bentuk jaringnya

tersebut waktu dioperasikan berbentuk seperti kantong. Purseseine juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawahjaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yanggunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktuoperasi. Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yangbergerombol di permukaan laut. Oleh karena itu, jenis-jenisikan yang tertangkap dengan alat penangkapan purse seineadalah jenis-jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol.

B. Pembangunan Kapal Ikan

Teknik pembuatan kapal secara tradisional di Indonesiamasih terpaku pada pengalaman pembangunan kapalsebelumnya tanpa dasar perencanaan dan desain yang tepatdan akurat. Proses pembangunan yang seperti ini memilikibeberapa kekurangan diantaranya kecepatan kapal rendahterkait besarnya hambatan (resistensi). Hal ini disebabkan olehbentuk lambung yang kurang smooth karena tidak adanyaperencanaan desain lines plan. Selain itu penggunaan rudder(kemudi) yang tidak efektif dikarenakan posisi rudder yangtidak sejajar dengan propeller dan juga ukuran rudder yangtidak proporsional dapat mengakibatkan olah gerak kapal tidakmaksimal.

Pembangunan kapal kayu secara tradisional terdiri daribeberapa proses, diantaranya:

Gambar 1. Diagram alur pembangunan kapal ikan secara tradisional

Proses pembangunan kapal sekarang ini telah mengalamibanyak kemajuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang rancang rancang bangun. Pembangunan kapal kayusecara modern terdiri dari beberapa proses yang secara rincidapat dilihat pada alur perencanaan pembangunan kapal ikandi Gambar 2.

Produksi Kapal Ikan Tradisional dengan KulitLambung dan Geladak Kayu Laminasi sertaKonstruksi Gading dan Geladak Aluminium

Ricky Andrianto Sutrisno dan Triwilaswandio Wuruk PribadiJurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

K

Page 2: Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-99

Gambar 2. Diagram alur perencanaan pembangunan kapal ikan

C. Studi Aluminium

Dalam bidang perkapalan, aluminium yang digunakanuntuk membangun kapal adalah marine use dengan tipe 5052dan 5083 yang sudah di setujui oleh klasifikasi [1].Aluminium menjadi salah satu jenis material yang dipakaisebagai bahan utama konstruksi secara umum ataupunkonstruksi tertentu. Aluminium adalah suatu bahan yangmemiliki tingkat rasio kekuatan dan beratnya sangat baikdibanding material lain yang sering digunakan sebagaimaterial untuk konstruksi kapal. Begitu juga dengan beratnyayang relatif ringan dibandingkan dengan material lain sebagaibahan utama dalam pembangunan kapal seperti baja, ferrosemen, bahkan kayu sekalipun. Campuran logam untukmaterial aluminium yang akan digunakan harus melalui prosespembakaran yang sempurna dan telah diuji dengan beberapapengujian diantaranya uji tarik, uji tekan, uji korosi, danpengujian lain. Kualitas material yang digunakan haruslahmaterial yang bebas cacat permukaan atau kerusakan lain yangdisebabkan oleh kondisi alam yang mengakibatkan bahayasaat penggunaannya.

D. Laminasi Kapal

Pengertian kapal kayu laminasi adalah suatu bentuk kapaldimana terdapat bagian konstruksi yang dibuat dari susunanbeberapa papan atau bilah kayu yang dipadukan satu sama laindengan menggunakan perekatan khusus (resorcinol, epoxy).Dimana tujuan dasar diciptakannya kayu sistem laminasiadalah menciptakan suatu konstruksi yang mudah dibentukdari lapisan berbagai macam kayu dengan ketebalan yanglebih tipis sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih baik

setelah disatukan. Secara umum sistem laminasi masihdipandang lebih unggul baik dari segi teknik pembuatannyamaupun dari segi perawatannya.

Beberapa keuntungan penggunaan kayu laminasi adalah [2]: Mudah dibentuk, terutama pada bagian kapal yang

melengkung. Pada penelitian ini bagian melengkung yangdimaksud adalah saat pemasangan kulit lambung di daerahbilga.

Struktur laminasi memiliki kekuatan yang lebih kuatdibandingkan dengan kayu utuh (solid). Gabungan kayudengan lem menghasilkan struktur yang semakin kaku danmemiliki kekuatan yang lebih baik dari kayu utuh (solid).Sehingga

Lebih menghemat kayu, yaitu kayu sisa yang dihasilkanlebih sedikit dibandingkan penggunaan kayu utuh yangsolid. Karena pada kayu laminasi, sisa kayu yangdihasilkan masih dapat digunakan sebagai bagian darilaminasi. Selain itu penggunaan laminasi bisa dilakukandengan melakukan kombinasi jenis kayu lapis.

Tidak mudah bocor, karena sifat perekat yang mengerasakan menutupi seluruh lapisan kayu. Hal ini memperbaikisistem pemakalan pada kapal kayu tradisional.

Mudah untuk dilakukan reparasi. Pada kapal laminasi, jikaterdapat bagian kulit yang rusak, pada waktu menggantipapan cukup dengan menghilangkan lapisan yang rusaksaja. Beda halnya dengan kulit lambung pada kapaltradisional jika mengalami kerusakan, dimana harusmemotong bahkan mengganti satu struktur.

1) Teknik laminasi kapal kayuDalam pembuatan kapal kayu tradisional khususnya

laminasi kapal, terdapat beberapa teknologi yang telahdigunakan untuk pemasangan planking atau kulit lambung,diantaranya [3]:

Carvel planking, yaitu metode tradisional pemasangankulit pada lambung secara umum dengan caramenempelkan papan kayu dengan kerangka(ribcage/frame) maupun pembujur (stringer) menggunakanpaku, sekrup, atau paku keling. Setelah pemasangan papanatau kulit lambung yang menghasilkan bentuk dari badankapal, kemudian dilakukan pemakalan pada celah papanterpasang yang diisi dengan bilah kayu pinus lalu diberiperekat.

Lapstrake planking, yaitu metode pemasangan kulitlambung dimana papan-papan saling bertumpang tindihatau overlap. Pengencangan papan-papan menggunakanpaku keling dengan panjang memadai yang dapat mengikatkedua papan yang saling bertumpang tindih atau overlap.Pemasangan kulit dengan metode ini menghasilkanlambung menjadi lebih kuat. Celah yang terjadi akibatpemasangan yang bertumpang tindih atau overlap dapatdikedapkan dengan cara mengisi celah dengan pengelemanepoxy atau sejenisnya.

Strip planking, yaitu metode dimana pada dasarnya adalahmetode strip adalah carvel. Yang membedakan adalah padametode ini menggunakan strip atau bilah kayu, bukanpapan seperti yang digunakan pada metode carvel. Strip

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-99

Gambar 2. Diagram alur perencanaan pembangunan kapal ikan

C. Studi Aluminium

Dalam bidang perkapalan, aluminium yang digunakanuntuk membangun kapal adalah marine use dengan tipe 5052dan 5083 yang sudah di setujui oleh klasifikasi [1].Aluminium menjadi salah satu jenis material yang dipakaisebagai bahan utama konstruksi secara umum ataupunkonstruksi tertentu. Aluminium adalah suatu bahan yangmemiliki tingkat rasio kekuatan dan beratnya sangat baikdibanding material lain yang sering digunakan sebagaimaterial untuk konstruksi kapal. Begitu juga dengan beratnyayang relatif ringan dibandingkan dengan material lain sebagaibahan utama dalam pembangunan kapal seperti baja, ferrosemen, bahkan kayu sekalipun. Campuran logam untukmaterial aluminium yang akan digunakan harus melalui prosespembakaran yang sempurna dan telah diuji dengan beberapapengujian diantaranya uji tarik, uji tekan, uji korosi, danpengujian lain. Kualitas material yang digunakan haruslahmaterial yang bebas cacat permukaan atau kerusakan lain yangdisebabkan oleh kondisi alam yang mengakibatkan bahayasaat penggunaannya.

D. Laminasi Kapal

Pengertian kapal kayu laminasi adalah suatu bentuk kapaldimana terdapat bagian konstruksi yang dibuat dari susunanbeberapa papan atau bilah kayu yang dipadukan satu sama laindengan menggunakan perekatan khusus (resorcinol, epoxy).Dimana tujuan dasar diciptakannya kayu sistem laminasiadalah menciptakan suatu konstruksi yang mudah dibentukdari lapisan berbagai macam kayu dengan ketebalan yanglebih tipis sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih baik

setelah disatukan. Secara umum sistem laminasi masihdipandang lebih unggul baik dari segi teknik pembuatannyamaupun dari segi perawatannya.

Beberapa keuntungan penggunaan kayu laminasi adalah [2]: Mudah dibentuk, terutama pada bagian kapal yang

melengkung. Pada penelitian ini bagian melengkung yangdimaksud adalah saat pemasangan kulit lambung di daerahbilga.

Struktur laminasi memiliki kekuatan yang lebih kuatdibandingkan dengan kayu utuh (solid). Gabungan kayudengan lem menghasilkan struktur yang semakin kaku danmemiliki kekuatan yang lebih baik dari kayu utuh (solid).Sehingga

Lebih menghemat kayu, yaitu kayu sisa yang dihasilkanlebih sedikit dibandingkan penggunaan kayu utuh yangsolid. Karena pada kayu laminasi, sisa kayu yangdihasilkan masih dapat digunakan sebagai bagian darilaminasi. Selain itu penggunaan laminasi bisa dilakukandengan melakukan kombinasi jenis kayu lapis.

Tidak mudah bocor, karena sifat perekat yang mengerasakan menutupi seluruh lapisan kayu. Hal ini memperbaikisistem pemakalan pada kapal kayu tradisional.

Mudah untuk dilakukan reparasi. Pada kapal laminasi, jikaterdapat bagian kulit yang rusak, pada waktu menggantipapan cukup dengan menghilangkan lapisan yang rusaksaja. Beda halnya dengan kulit lambung pada kapaltradisional jika mengalami kerusakan, dimana harusmemotong bahkan mengganti satu struktur.

1) Teknik laminasi kapal kayuDalam pembuatan kapal kayu tradisional khususnya

laminasi kapal, terdapat beberapa teknologi yang telahdigunakan untuk pemasangan planking atau kulit lambung,diantaranya [3]:

Carvel planking, yaitu metode tradisional pemasangankulit pada lambung secara umum dengan caramenempelkan papan kayu dengan kerangka(ribcage/frame) maupun pembujur (stringer) menggunakanpaku, sekrup, atau paku keling. Setelah pemasangan papanatau kulit lambung yang menghasilkan bentuk dari badankapal, kemudian dilakukan pemakalan pada celah papanterpasang yang diisi dengan bilah kayu pinus lalu diberiperekat.

Lapstrake planking, yaitu metode pemasangan kulitlambung dimana papan-papan saling bertumpang tindihatau overlap. Pengencangan papan-papan menggunakanpaku keling dengan panjang memadai yang dapat mengikatkedua papan yang saling bertumpang tindih atau overlap.Pemasangan kulit dengan metode ini menghasilkanlambung menjadi lebih kuat. Celah yang terjadi akibatpemasangan yang bertumpang tindih atau overlap dapatdikedapkan dengan cara mengisi celah dengan pengelemanepoxy atau sejenisnya.

Strip planking, yaitu metode dimana pada dasarnya adalahmetode strip adalah carvel. Yang membedakan adalah padametode ini menggunakan strip atau bilah kayu, bukanpapan seperti yang digunakan pada metode carvel. Strip

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-99

Gambar 2. Diagram alur perencanaan pembangunan kapal ikan

C. Studi Aluminium

Dalam bidang perkapalan, aluminium yang digunakanuntuk membangun kapal adalah marine use dengan tipe 5052dan 5083 yang sudah di setujui oleh klasifikasi [1].Aluminium menjadi salah satu jenis material yang dipakaisebagai bahan utama konstruksi secara umum ataupunkonstruksi tertentu. Aluminium adalah suatu bahan yangmemiliki tingkat rasio kekuatan dan beratnya sangat baikdibanding material lain yang sering digunakan sebagaimaterial untuk konstruksi kapal. Begitu juga dengan beratnyayang relatif ringan dibandingkan dengan material lain sebagaibahan utama dalam pembangunan kapal seperti baja, ferrosemen, bahkan kayu sekalipun. Campuran logam untukmaterial aluminium yang akan digunakan harus melalui prosespembakaran yang sempurna dan telah diuji dengan beberapapengujian diantaranya uji tarik, uji tekan, uji korosi, danpengujian lain. Kualitas material yang digunakan haruslahmaterial yang bebas cacat permukaan atau kerusakan lain yangdisebabkan oleh kondisi alam yang mengakibatkan bahayasaat penggunaannya.

D. Laminasi Kapal

Pengertian kapal kayu laminasi adalah suatu bentuk kapaldimana terdapat bagian konstruksi yang dibuat dari susunanbeberapa papan atau bilah kayu yang dipadukan satu sama laindengan menggunakan perekatan khusus (resorcinol, epoxy).Dimana tujuan dasar diciptakannya kayu sistem laminasiadalah menciptakan suatu konstruksi yang mudah dibentukdari lapisan berbagai macam kayu dengan ketebalan yanglebih tipis sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih baik

setelah disatukan. Secara umum sistem laminasi masihdipandang lebih unggul baik dari segi teknik pembuatannyamaupun dari segi perawatannya.

Beberapa keuntungan penggunaan kayu laminasi adalah [2]: Mudah dibentuk, terutama pada bagian kapal yang

melengkung. Pada penelitian ini bagian melengkung yangdimaksud adalah saat pemasangan kulit lambung di daerahbilga.

Struktur laminasi memiliki kekuatan yang lebih kuatdibandingkan dengan kayu utuh (solid). Gabungan kayudengan lem menghasilkan struktur yang semakin kaku danmemiliki kekuatan yang lebih baik dari kayu utuh (solid).Sehingga

Lebih menghemat kayu, yaitu kayu sisa yang dihasilkanlebih sedikit dibandingkan penggunaan kayu utuh yangsolid. Karena pada kayu laminasi, sisa kayu yangdihasilkan masih dapat digunakan sebagai bagian darilaminasi. Selain itu penggunaan laminasi bisa dilakukandengan melakukan kombinasi jenis kayu lapis.

Tidak mudah bocor, karena sifat perekat yang mengerasakan menutupi seluruh lapisan kayu. Hal ini memperbaikisistem pemakalan pada kapal kayu tradisional.

Mudah untuk dilakukan reparasi. Pada kapal laminasi, jikaterdapat bagian kulit yang rusak, pada waktu menggantipapan cukup dengan menghilangkan lapisan yang rusaksaja. Beda halnya dengan kulit lambung pada kapaltradisional jika mengalami kerusakan, dimana harusmemotong bahkan mengganti satu struktur.

1) Teknik laminasi kapal kayuDalam pembuatan kapal kayu tradisional khususnya

laminasi kapal, terdapat beberapa teknologi yang telahdigunakan untuk pemasangan planking atau kulit lambung,diantaranya [3]:

Carvel planking, yaitu metode tradisional pemasangankulit pada lambung secara umum dengan caramenempelkan papan kayu dengan kerangka(ribcage/frame) maupun pembujur (stringer) menggunakanpaku, sekrup, atau paku keling. Setelah pemasangan papanatau kulit lambung yang menghasilkan bentuk dari badankapal, kemudian dilakukan pemakalan pada celah papanterpasang yang diisi dengan bilah kayu pinus lalu diberiperekat.

Lapstrake planking, yaitu metode pemasangan kulitlambung dimana papan-papan saling bertumpang tindihatau overlap. Pengencangan papan-papan menggunakanpaku keling dengan panjang memadai yang dapat mengikatkedua papan yang saling bertumpang tindih atau overlap.Pemasangan kulit dengan metode ini menghasilkanlambung menjadi lebih kuat. Celah yang terjadi akibatpemasangan yang bertumpang tindih atau overlap dapatdikedapkan dengan cara mengisi celah dengan pengelemanepoxy atau sejenisnya.

Strip planking, yaitu metode dimana pada dasarnya adalahmetode strip adalah carvel. Yang membedakan adalah padametode ini menggunakan strip atau bilah kayu, bukanpapan seperti yang digunakan pada metode carvel. Strip

Page 3: Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-100

atau bilah yang dibentuk berupa cekungan di bagian atas,cembung pada bagian bawahnya dan diikat (dikencangkan)dengan paku agar rekat dalam pemasangannya. Agar lebihkuat, maka strip atau bilah dilapisi perekat sebelum diikat.Dapat juga strip atau bilah berbentuk persegi empat denganpengikatan sama seperti diatas. Bentuk ini tidak mudahdalam perbaikan dikarenakan strip atau bilah yangdigunakan diikat bersama.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Kapal Ikan 30 GT

LOA (Length Over All) = 20.3 mLpp (Length Perpendicular) = 15.2 mLwl (Length Water Line) = 14.9 mB moulded (Breadth) = 3.9 mH midship (Height) = 2.7 mDraft = 1.2 mCb = 0.477v (kecepatan dinas) = 10 knot

Perubahan konstruksi dari kayu menjadi aluminiumberdasarkan hasil analisis secara teknis dapat dilihat padagambar 3 dan gambar 4.

Gambar 3. Penampang melintang kapal ikan 30 GT dengankonstruksi kayu tradisional

Gambar 4. Penampang melintang kapal ikan 30 GT dengankonstruksi gading dan balok geladak aluminium serta laminasi di

kulit dan geladak

B. Konstruksi Aluminium

Dalam penentuan ukuran konstruksi kapal berbahanaluminium ini digunakan rules dari kelas GL (GermanischerLloyd) Volume I – Ship Technology. Part 3 – Special Craft,Chapter 3 – Yachts and Boats up to 24 m. Aturan ini

diaplikasikan untuk kapal yang memiliki ukuran panjangmulai dari 6 hingga 24 m [4].

Bagian konstruksi hasil perhitungan adalah:Gading = 80x100x6 mmBalok Geladak = 80 x50 x6 mmGalar = 200 x 10 mm

C. Konstruksi Laminasi

Konstruksi laminasi untuk kapal kayu ditentukan olehGermanische Lloyd Volume I – Ship Technology, Part 3 –Special Craft, Chapter 3 – Yachts and Boats up to 24 m.

Di dalam aturan Germanishe Lloyd (GL) Chapter 3 E.6tentang konstruksi laminasi dijelaskan bahwa pada kulit dangeladak dapat dibuat dengan laminasi minimal tiga lapisandengan ketentuan:

dimana ketebalan dari tiap papannya tidak bolehmelebihi 1/3 dari ketebalan yang ditetapkan. Untuk tebal yangdilaminasi pada bagian kulit dapat dikurangi 10% dariketebalan semula [4].

Pada desain kapal ikan ukuran 30 GT, tebal kulit lambungmemiliki ketebalan yang berbeda antara kulit lambung dangeladak yaitu: Kulit lambung : 50 mm Geladak : 45 mm

Sehingga ketebalan laminasi pada kapal ikan 30 GT adalah: Kulit lambung

Tebal tiap papan adalah 15 mm dan dilaminasi sebanyak3 lapis. Dengan adanya perekat, menambah ketebalansekitar 1 mm. Sehingga tebal total untuk konstruksi kulitlaminasi ditambah dengan tebal perekat menjadi 47 mm.

GeladakTebal tiap papan adalah 10 mm dan dilaminasi sebanyak4 lapis. Dengan adanya perekat, menambah ketebalansekitar 1 mm. Sehingga tebal total untuk konstruksi kulitlaminasi ditambah dengan tebal perekat menjadi 43 mm.

PengelemanSesuai dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang

mengatur kayu lapis untuk bangunan kapal, maka terdiri daripaling sedikit tiga lapis yang dilem dengan bersilanganbersama sama secara diagonal dengan menggunakan adhesifresin sintetis yang dapat mengering [5], [6].

D. Pembahasan

Sifat material Kayu

Merupakan kayu kelas I-II yang pada kondisi terbukaterhadap angin dan cuaca mampu bertahan selama15-20 tahun.

Memiliki efek biologis yang berpengaruh terhadapstruktur pembentukan kayu sehingga kemungkinanakan terserang oleh biologis lain sangat besar (rayap).

Merupakan penghantar panas yang buruk (isolator).

AluminiumAluminium merupakan jenis logam yang tidak

terpengaruh oleh efek biologis yang bersifat konduktor.

t ≤ 1/3 thickness requirement

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-100

atau bilah yang dibentuk berupa cekungan di bagian atas,cembung pada bagian bawahnya dan diikat (dikencangkan)dengan paku agar rekat dalam pemasangannya. Agar lebihkuat, maka strip atau bilah dilapisi perekat sebelum diikat.Dapat juga strip atau bilah berbentuk persegi empat denganpengikatan sama seperti diatas. Bentuk ini tidak mudahdalam perbaikan dikarenakan strip atau bilah yangdigunakan diikat bersama.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Kapal Ikan 30 GT

LOA (Length Over All) = 20.3 mLpp (Length Perpendicular) = 15.2 mLwl (Length Water Line) = 14.9 mB moulded (Breadth) = 3.9 mH midship (Height) = 2.7 mDraft = 1.2 mCb = 0.477v (kecepatan dinas) = 10 knot

Perubahan konstruksi dari kayu menjadi aluminiumberdasarkan hasil analisis secara teknis dapat dilihat padagambar 3 dan gambar 4.

Gambar 3. Penampang melintang kapal ikan 30 GT dengankonstruksi kayu tradisional

Gambar 4. Penampang melintang kapal ikan 30 GT dengankonstruksi gading dan balok geladak aluminium serta laminasi di

kulit dan geladak

B. Konstruksi Aluminium

Dalam penentuan ukuran konstruksi kapal berbahanaluminium ini digunakan rules dari kelas GL (GermanischerLloyd) Volume I – Ship Technology. Part 3 – Special Craft,Chapter 3 – Yachts and Boats up to 24 m. Aturan ini

diaplikasikan untuk kapal yang memiliki ukuran panjangmulai dari 6 hingga 24 m [4].

Bagian konstruksi hasil perhitungan adalah:Gading = 80x100x6 mmBalok Geladak = 80 x50 x6 mmGalar = 200 x 10 mm

C. Konstruksi Laminasi

Konstruksi laminasi untuk kapal kayu ditentukan olehGermanische Lloyd Volume I – Ship Technology, Part 3 –Special Craft, Chapter 3 – Yachts and Boats up to 24 m.

Di dalam aturan Germanishe Lloyd (GL) Chapter 3 E.6tentang konstruksi laminasi dijelaskan bahwa pada kulit dangeladak dapat dibuat dengan laminasi minimal tiga lapisandengan ketentuan:

dimana ketebalan dari tiap papannya tidak bolehmelebihi 1/3 dari ketebalan yang ditetapkan. Untuk tebal yangdilaminasi pada bagian kulit dapat dikurangi 10% dariketebalan semula [4].

Pada desain kapal ikan ukuran 30 GT, tebal kulit lambungmemiliki ketebalan yang berbeda antara kulit lambung dangeladak yaitu: Kulit lambung : 50 mm Geladak : 45 mm

Sehingga ketebalan laminasi pada kapal ikan 30 GT adalah: Kulit lambung

Tebal tiap papan adalah 15 mm dan dilaminasi sebanyak3 lapis. Dengan adanya perekat, menambah ketebalansekitar 1 mm. Sehingga tebal total untuk konstruksi kulitlaminasi ditambah dengan tebal perekat menjadi 47 mm.

GeladakTebal tiap papan adalah 10 mm dan dilaminasi sebanyak4 lapis. Dengan adanya perekat, menambah ketebalansekitar 1 mm. Sehingga tebal total untuk konstruksi kulitlaminasi ditambah dengan tebal perekat menjadi 43 mm.

PengelemanSesuai dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang

mengatur kayu lapis untuk bangunan kapal, maka terdiri daripaling sedikit tiga lapis yang dilem dengan bersilanganbersama sama secara diagonal dengan menggunakan adhesifresin sintetis yang dapat mengering [5], [6].

D. Pembahasan

Sifat material Kayu

Merupakan kayu kelas I-II yang pada kondisi terbukaterhadap angin dan cuaca mampu bertahan selama15-20 tahun.

Memiliki efek biologis yang berpengaruh terhadapstruktur pembentukan kayu sehingga kemungkinanakan terserang oleh biologis lain sangat besar (rayap).

Merupakan penghantar panas yang buruk (isolator).

AluminiumAluminium merupakan jenis logam yang tidak

terpengaruh oleh efek biologis yang bersifat konduktor.

t ≤ 1/3 thickness requirement

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-100

atau bilah yang dibentuk berupa cekungan di bagian atas,cembung pada bagian bawahnya dan diikat (dikencangkan)dengan paku agar rekat dalam pemasangannya. Agar lebihkuat, maka strip atau bilah dilapisi perekat sebelum diikat.Dapat juga strip atau bilah berbentuk persegi empat denganpengikatan sama seperti diatas. Bentuk ini tidak mudahdalam perbaikan dikarenakan strip atau bilah yangdigunakan diikat bersama.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Kapal Ikan 30 GT

LOA (Length Over All) = 20.3 mLpp (Length Perpendicular) = 15.2 mLwl (Length Water Line) = 14.9 mB moulded (Breadth) = 3.9 mH midship (Height) = 2.7 mDraft = 1.2 mCb = 0.477v (kecepatan dinas) = 10 knot

Perubahan konstruksi dari kayu menjadi aluminiumberdasarkan hasil analisis secara teknis dapat dilihat padagambar 3 dan gambar 4.

Gambar 3. Penampang melintang kapal ikan 30 GT dengankonstruksi kayu tradisional

Gambar 4. Penampang melintang kapal ikan 30 GT dengankonstruksi gading dan balok geladak aluminium serta laminasi di

kulit dan geladak

B. Konstruksi Aluminium

Dalam penentuan ukuran konstruksi kapal berbahanaluminium ini digunakan rules dari kelas GL (GermanischerLloyd) Volume I – Ship Technology. Part 3 – Special Craft,Chapter 3 – Yachts and Boats up to 24 m. Aturan ini

diaplikasikan untuk kapal yang memiliki ukuran panjangmulai dari 6 hingga 24 m [4].

Bagian konstruksi hasil perhitungan adalah:Gading = 80x100x6 mmBalok Geladak = 80 x50 x6 mmGalar = 200 x 10 mm

C. Konstruksi Laminasi

Konstruksi laminasi untuk kapal kayu ditentukan olehGermanische Lloyd Volume I – Ship Technology, Part 3 –Special Craft, Chapter 3 – Yachts and Boats up to 24 m.

Di dalam aturan Germanishe Lloyd (GL) Chapter 3 E.6tentang konstruksi laminasi dijelaskan bahwa pada kulit dangeladak dapat dibuat dengan laminasi minimal tiga lapisandengan ketentuan:

dimana ketebalan dari tiap papannya tidak bolehmelebihi 1/3 dari ketebalan yang ditetapkan. Untuk tebal yangdilaminasi pada bagian kulit dapat dikurangi 10% dariketebalan semula [4].

Pada desain kapal ikan ukuran 30 GT, tebal kulit lambungmemiliki ketebalan yang berbeda antara kulit lambung dangeladak yaitu: Kulit lambung : 50 mm Geladak : 45 mm

Sehingga ketebalan laminasi pada kapal ikan 30 GT adalah: Kulit lambung

Tebal tiap papan adalah 15 mm dan dilaminasi sebanyak3 lapis. Dengan adanya perekat, menambah ketebalansekitar 1 mm. Sehingga tebal total untuk konstruksi kulitlaminasi ditambah dengan tebal perekat menjadi 47 mm.

GeladakTebal tiap papan adalah 10 mm dan dilaminasi sebanyak4 lapis. Dengan adanya perekat, menambah ketebalansekitar 1 mm. Sehingga tebal total untuk konstruksi kulitlaminasi ditambah dengan tebal perekat menjadi 43 mm.

PengelemanSesuai dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang

mengatur kayu lapis untuk bangunan kapal, maka terdiri daripaling sedikit tiga lapis yang dilem dengan bersilanganbersama sama secara diagonal dengan menggunakan adhesifresin sintetis yang dapat mengering [5], [6].

D. Pembahasan

Sifat material Kayu

Merupakan kayu kelas I-II yang pada kondisi terbukaterhadap angin dan cuaca mampu bertahan selama15-20 tahun.

Memiliki efek biologis yang berpengaruh terhadapstruktur pembentukan kayu sehingga kemungkinanakan terserang oleh biologis lain sangat besar (rayap).

Merupakan penghantar panas yang buruk (isolator).

AluminiumAluminium merupakan jenis logam yang tidak

terpengaruh oleh efek biologis yang bersifat konduktor.

t ≤ 1/3 thickness requirement

Page 4: Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-101

Aluminium yang digunakan merupakan paduan antaraaluminium dengan unsur logam lainnya yang termasuklogam ringan berkekuatan tinggi, tahan terhadap karat, danmerupakan konduktor listrik yang cukup baik. Akan tetapi,aluminium memiliki beberapa kekurangan dalam halpengelasan, diantaranya:

Karena panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi,maka sukar sekali untuk memanaskan danmencairkan sebagian logam saja.

Paduan aluminium mudah teroksidasi danmembentuk oksida aluminium Al2O3 yangmempunyai titik cair tinggi. Oleh karena itu,peleburan antar logam dasar dan logam las menjaditerhalang.

Karena mempunyai koefisien muai yang besar, makamudah sekali terjadi deformasi sehingga paduan-paduan yang memiliki sifat getas panas akancenderung retak.

Karena perbedaan yang tinggi antara kelarutanhidrogen dalam logam cair dan logam padat, makadalam proses pembekuan yang terlalu cepat akanterbentuk rongga halus bekas kantong-kantonghidrogen.

Aluminium mempunyai berat jenis rendah sehinggabanyak zat lain yang yang terbentuk selamapengelasan akan tenggelam. Keadaan inimemudahkan terkandungnya zat-zat lain yang tidakdikehendaki kedalamnya.

Titik Cair dan viskositasnya rendah, maka daerahyang kena pemanasan mudah mencair dan menetes.

Dari segi kekuatan material terlihat bahwa penggunaanaluminium sebagai bahan konstruksi lambung memiliki sifatteknis yang lebih baik dibandingkan dengan sifat yangdimiliki oleh kayu sebagai material untuk konstruksi kapal.Hal ini terlihat dari hasil uji kekuatan tarik, kekuatan bending,dan modulus elastisitas antara kedua material.

Selain itu perbandingan kekuatan terhadap berat (strength toweight ratio) yang dimiliki oleh aluminium terlihat relatiflebih kecil dibandingkan dengan kayu. Hal ini memberikangambaran bahwa material aluminium hanya membutuhkanvolume material yang lebih kecil dibanding kayu apabilamenerima suatu beban yang sama bobotnya. Lalu untukbeberapa kekurangan dari aluminium dapat diatasi olehkemajuan teknologi baik alat maupun SDM yang mumpuniseperti dengan menggunakan teknik pengelasan yang baik.

Analisa Teknis Berat kapal

Perhitungan komponen berat terhadap perubahan daripenggantian konstruksi kayu menjadi aluminium di bagiangading dan geladak serta laminasi pada kulit lambung dangeladak. Berdasarkan hasil perhitungan, berat LWT kapaladalah 11 ton. Stabilitas

Perhitungan stabilitas pada kapal ikan dianalisa denganempat kondisi operasi berdasarkan peraturan IMO –International Convention for the Safety of Fishing Vessel,yaitu [7]:

1. Kondisi berangkat ke fishing ground (area penangkapanikan) dengan kondisi semua tangki dalam keadaanpenuh.

2. Kondisi berangkat dari fishing ground (area penangkapanikan) dengan kondisi muatan penuh dan semua tangkidapat dikondisikan dalam keadaan terisi 25%.

3. Kondisi kedatangan dengan kondisi muatan penuh dansemua tangki dalam keadaan terisi 10%.

4. Kondisi di pelabuhan dengan kondisi muatan terisi 20%dan semua tangki dalam keadaan terisi 10%.

Selain itu dihitung juga kondisi stabilitas pada saat kondisikapal kosong, yaitu muatan dan tangki kosong dan kondisikapal penuh, yaitu muatan dan tangki terisi penuh. Kondisi inimerupakan perhitungan tambahan pada kapal sebagaitambahan.

Tabel 1. Perhitungan stabilitas dengan acuan IMO

Berdasarkan perhitungan stabilitas, dapat dilihat pada tabel 1bahwa semua kondisi untuk kapal dengan konstuksi gadingdan balok galadak aluminium serta laminasi di kulit lambungdan geladak memenuhi kriteria dari IMO.

Analisa EkonomisYang dihitung pada analisa ekonomis adalah seluruh biaya

pembangunan lambung kapal ikan dengan konstruksi kayumaupun konstruksi gading dan balok geladak aluminium sertalaminasi di kulit lambung dan geladak. Berdasarkan hasilperhitungan, biaya pembangunan lambung kapal sekitar Rp1.150.000.000,00 dan harga 1 unit kapal ikan sekitar Rp1.900.000.000,00. Hasil perhitungan RAB dapat dilihat padatabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2. RAB Kapal Ikan 30 GT konstruksi aluminium serta kulit dangeladak laminasiRAB Kapal ikan 30 GT konstruksi aluminium serta kulit dangeladak laminasiNo. Uraian

1 Bagian lambung (body/hull)Material dan pemasangannya Rp 1,122,000,000

2 Permesinan dan KemudiPermesinan induk Rp 251,550,000Sistem Propulsi Rp 31,319,300Sistem Kemudi Rp 22,600,000Sistem Sirkulasi dan Pembuangan Rp 37,649,000

3 Perlengkapan kapalSistem pelistrikan (electrical) Rp 38,600,000Tangki Rp 24,805,750Peralatan Labuh Rp 13,490,000Akomodasi Crew Rp 5,750,000

4 Alat keselamatan Rp 7,574,0005 Lampu Rp 4,561,5006 Peralatan Tangkap Rp 121,073,2007 Perlengkapan komunikasi Rp 12,800,0008 Sea Trial dan Delivery Rp 52,000,000

Total biaya Rp 1,745,772,750PPN 10% Rp 174,577,275Total harga 1 unit kapal Rp 1,920,350,025

Jumlah

RAB Kapal ikan 30 GT konstruksi aluminium serta kulit dangeladak laminasiNo. Uraian

1 Bagian lambung (body/hull)Material dan pemasangannya Rp 1,122,000,000

2 Permesinan dan KemudiPermesinan induk Rp 251,550,000Sistem Propulsi Rp 31,319,300Sistem Kemudi Rp 22,600,000Sistem Sirkulasi dan Pembuangan Rp 37,649,000

3 Perlengkapan kapalSistem pelistrikan (electrical) Rp 38,600,000Tangki Rp 24,805,750Peralatan Labuh Rp 13,490,000Akomodasi Crew Rp 5,750,000

4 Alat keselamatan Rp 7,574,0005 Lampu Rp 4,561,5006 Peralatan Tangkap Rp 121,073,2007 Perlengkapan komunikasi Rp 12,800,0008 Sea Trial dan Delivery Rp 52,000,000

Total biaya Rp 1,745,772,750PPN 10% Rp 174,577,275Total harga 1 unit kapal Rp 1,920,350,025

Jumlah

Page 5: Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-102

Tabel 3. RAB Kapal Ikan 30 GT konstruksi kayu

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN

1. Penggunaan aluminium diaplikasikan pada konstruksimelintang kapal ikan 30 GT mengganti gading dan balokgeladak kapal yang sebelumnya menggunakan materialkayu.

2. Konstruksi laminasi dilakukan pada kapal ikan 30 GT dibagian kulit lambung dan geladak kapal dengan tujuanmenambah kekuatan dari material kayu dengan cara:o Penyambungan antara material aluminium dan

laminasi di bagian kulit lambung dan geladak denganmenggunakan baut pada layer (papan) pertama yang

kemudian dilapisi dengan perekat untuk direkatkandengan layer (papan) kedua.

3. Kapal ikan 30 GT dengan kulit dan geladak kayu laminasiserta konstruksi gading dan geladak aluminium: Memiliki berat sekitar 4 ton lebih ringan atau 26%

dibandingkan dengan konstruksi kayu. Estimasi beratuntuk kapal ikan 30 GT dengan kulit dan geladakkayu laminasi serta konstruksi gading dan geladakaluminium adalah 15 ton sedangkan berat untuk kapalikan 30 GT dengan konstruksi kayu adalah 11 ton.

Aluminium mempunyai berat yang lebih ringan darikayu sehingga dikhawatirkan mempengaruhistabilitas kapal karena terjadi perubahan berat kapal.Namun setelah dilakukan perhitungan danpengecekan stabilitas, tidak terjadi perubahan yangsignifikan pada penggantian konstruksi kayu menjadialuminium karena stabilitas pada semua kondisi yangsesuai dengan kriteria IMO telah dipenuhi.

4. Secara ekonomis, kapal ikan 30 GT dengan kulit dangeladak kayu laminasi serta konstruksi gading dan geladakaluminium:o Estimasi biaya pembuatan konstruksi lambung

dengan material kayu dengan pemasangan kulitsecara konvensional sebesar Rp 500.000.000,00.Material penyusun untuk kapal ikan 30 GT terdiridari beragam jenis kayu pada beberapa konstruksi,diantaranya: Kayu ulin pada lunas, linggi haluan dan linggi

buritan. Kayu nyamplong pada gading kapal. Kayu bengkirai pada wrang, balok geladak, galar,

sekat, dan pondasi mesin. Kayu merbau pada kulit lambung dan geladak.

Apabila konstruksi kapal diganti menggunakan kayujati seluruhnya, maka biaya pembuatannya sekitar Rp600.000.000,00.

o Estimasi biaya pembuatan konstruksi lambung kapalikan 30 GT dengan material aluminium dengan kulitdan geladak laminasi sekitar Rp 1.150.000.000,00atau 1,4 kali lebih tinggi daripada kapal ikan 30 GTdengan konstruksi kayu konvensional.

5. Dengan penggunaan aluminium pada konstruksi lambungkapal ikan dan laminasi pada kulit serta geladaknya,diperkirakan kapal ini menjadi lebih baik dari segikekuatan material sehingga life time atau usia kapal lebihpanjang dari kapal sebelumnya yang menggunakankonstruksi dari kayu.

DAFTAR PUSTAKA[1] Hidayat, Teteng, Studi Kelayakan Bangunan Atas Berbahan Aluminium

dengan Bangunan Atas Berbahan Kayu pada Kapal Kayu di PusdiklatPT. PAL Indonesia. Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,Surabaya (2005).

[2] Soedikman, Woelang. Studi Perbandingan Pembuatan Kapal KayuPenangkap Ikan Sistem Laminasi Pengeleman Dengan SistemTradisionil Untuk Daerah Perikanan Muncar – Banyuwangi. TugasAkhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (1980).

[3] http://www.martin-yachts.com/yacht-building/building-phases/laminating-1.htm(diakses pada tanggal 19 Mei 2011)

RAB Kapal kayu 30 GT

No. Uraian1 Bagian lambung (body/hull)

Material dan pemasangannya Rp 474,496,0002 Permesinan dan Kemudi

Permesinan induk Rp 251,550,000Sistem Propulsi Rp 31,319,300Sistem Kemudi Rp 22,600,000Sistem Sirkulasi dan Pembuangan Rp 37,649,000

3 Perlengkapan kapalSistem pelistrikan (electrical) Rp 38,600,000Tangki Rp 24,805,750Peralatan Labuh Rp 13,490,000Akomodasi Crew Rp 5,750,000

4 Alat keselamatan Rp 7,574,0005 Lampu Rp 4,561,500

6 Peralatan Tangkap Rp 121,073,2007 Perlengkapan komunikasi Rp 12,800,0008 Sea Trial dan Delivery Rp 52,000,000

Total biaya Rp 1,098,268,750PPN 10% Rp 109,826,875Total harga 1 unit kapal Rp 1,208,095,625

Jumlah

RAB Kapal ikan 30 GT konstruksi aluminium serta kulit dangeladak laminasiNo. Uraian

1 Bagian lambung (body/hull)Material dan pemasangannya Rp 1,122,000,000

2 Permesinan dan KemudiPermesinan induk Rp 251,550,000Sistem Propulsi Rp 31,319,300Sistem Kemudi Rp 22,600,000Sistem Sirkulasi dan Pembuangan Rp 37,649,000

3 Perlengkapan kapalSistem pelistrikan (electrical) Rp 38,600,000Tangki Rp 24,805,750Peralatan Labuh Rp 13,490,000Akomodasi Crew Rp 5,750,000

4 Alat keselamatan Rp 7,574,0005 Lampu Rp 4,561,5006 Peralatan Tangkap Rp 121,073,2007 Perlengkapan komunikasi Rp 12,800,0008 Sea Trial dan Delivery Rp 52,000,000

Total biaya Rp 1,745,772,750PPN 10% Rp 174,577,275Total harga 1 unit kapal Rp 1,920,350,025

Jumlah

Page 6: Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-103

[4] Germanishe Lloyd Volume I – Ship Technology. Part 3 – Special Craft,Chapter 3 – Yachts and Boats up to 24 m (2011).

[5] Biro Klasifikasi Indonesia Bagian 2 – Kayu. Peraturan Untuk Material– Non Metal (2006).

[6] Biro Klasifikasi Indonesia.. Buku Peraturan Klasifikasi dan KonstruksiKapal Laut (1996).

[7] International Maritime Organization. International Conventions. SFV -International Convention for the Safety of Fishing Vessels (TheTorremolinos Convention – Regulations for the Construction andEquipment of Fishing Vessels Chapter 3 Regulation 7.