Profil Desa Karangpatihan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Profil Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur

Citation preview

PROFIL DESA KARANGPATIHAN

Karangpatihan merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Karangpatihan adalah salah satu desa yang memiliki panorama alam yang indah, Keindahan alam tersebut meliputi pemandangan alam, hamparan sawah dan juga dikelilingi bukit indah yang menjulang tinggi. Di sebelah selatan desa ini berbatasan dengan kabupaten Pacitan. Sedangkan jarak untuk mencapai kecamatan sejauh 7 km dari desa Karangpatihan, sementara jarak dari desa menuju kabupaten adalah 22 km. Desa Karangpatihan terdiri dari empat dusun dengan total luas wilayah 1336.6 Ha. Jumlah penduduk desa karangpatihan pada akhir Juni 2015 berjumlah 5784 dengan rincian laki-laki sejumlah 2855 dan perempuan sejumlah 2929.

Sebagaian besar penduduk Karangpatihan berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Tanaman yang ditanam oleh para penduduk adalah singkong dan jagung yang merupakan makanan pokok bagi sebagian penduduk. Singkong yang diolah menjadi tiwul menjadi makanan pokok dan bukan beras, salah satunya disebabkan karena terbatasnya wilayah persawahan di desa Karangpatihan dan tidak memadainya sumber air untuk memenuhi pengairan. Sumber air untuk keperluan penduduk dan bertani berasal dari mata air pegunungan yang ketersediaanya dipengaruhi oleh musim. Ketika musim kemarau, 75% wilayah desa karangpatihan mengalamai kekeringan sehingga para petani hanya bisa menghasilkan satu kali panen per tahunnya. Keadaan juga diperburuk dengan banyaknya rumah-rumah di desa tersebut yang tidak layak huni. Tidak hanya rumah, tempat-tempat umum seperti rumah ibadah seperti Mushala, juga ada yang tidak layak pakai, kumuh dengan pola hidup yang sangat minim akan kebersihan dan kesehatan, kesadaran masyarakat pun juga kurang ditambah tidak adanya dana untuk memperbaiki tempat ibadah tersebut, padahal penduduk tersebut 100% beragama Islam dan sering menggunakan mushala tersebut sebagai tempat ibadah.

Selain itu lebih dari 45% penduduk desa Karangpatihan memiliki penghasilan di bawah rata-rata atau berstatus warga miskin. Kondisi tersebut diperparah dengan fakta bahwa terdapat banyak warga yang menderita tuna grahita (idiot). Para tuna grahita ini masih belum mendapat perawatan yang selayaknya mengingat para penduduk lain khususnya keluarga bagi para tuna grahita tersebut memiliki pendidikan rendah. Kesadaran akan sanitasi, kesehatan dan gizi sebagain besar penduduk karangpatihan masih rendah. Salah satu konsekuensi dari rendahnya kesadaran masyarakat akan gizi ini adalah banyaknya penduduk yang menderita penyakit gondok dan kletinisme (pendek).