8
iptek hortikultura 55 Buah pepaya sangat bagus dikonsumsi untuk kesehatan karena mengandung banyak mineral yang diperlukan tubuh manusia antara lain, yaitu magnesium (Mg), potassium (K), boron (B), dan copper (Cu) (Hardisson et al. 2001, Wall 2006). Apabila dibandingkan dengan 38 jenis buah lainnya, pepaya menduduki peringkat keempat sebagai sumber vitamin A dan karoten yang tertinggi (Isabelle et al. 2010). Jenis karoten yang terkandung di dalam buah pepaya yaitu β-carotene, ζ-carotene, β-cryptoxanthin dan lycopen (Philip & Chen 1988, Chandrika et al . 2003, Wall 2006). Kandungan antioksidan pada pepaya dapat mengurangi risiko penyakit kardiovascular dan kanker (Bramley 2000, Rao & A garwal 2000). Produksi pepaya Indonesia pada tahun 2008–2014 cukup tinggi, yaitu antara 653 ribu ton sampai 840 ribu ton. Berdasarkan data dari FAO (2014), menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara produsen pepaya terbesar keempat di dunia setelah India (5.639.000 ton), Brazil (1.6033.351 ton), Nigeria (850.000 ton), Indonesia (840.121 ton), dan Mexico (836.370 ton). Jenis pepaya yang banyak dikembangkan di wilayah Indonesia, yaitu pepaya lokal (ukuran buah besar), pepaya Calina dan Merah Delima (ukuran buah sedang), serta pepaya hawai/mini Balikpapan (ukuran buah kecil) (Budiyanti 2010). Pepaya Merah Delima merupakan salah satu varietas unggul yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Badan Litbang Pertanian yang telah dirilis berdasarkan SK MENTAN NO. 2275/KPTS/SR.210/5/2011. Jenis pepaya ini mempunyai keunggulan produksi tinggi mencapai 70–90 ton/ha/musim, bobot buah sedang 1–1,2 kg, warna daging buah oranye merah, daging buah tebal berukuran 3–3,5 cm, rasa manis 11–13°Brix, daging buah kenyal, daya simpan pada suhu kamar lebih dari 6 hari. Pepaya ini dapat beradaptasi dengan baik di berbagai zona agroekosistem. Untuk mendukung pengembangan pepaya Merah Delima, dilakukan distribusi benih melalui Kebun Percobaan Sumani dan KPRI Buah Nusantara di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Tabel 1). Saat ini permintaan terhadap benih pepaya Merah Delima masih tinggi, Badan Litbang Pertanian telah mendistribusi kurang lebih 1 juta benih ke petani, pemerintah Profil Pengembangan Pepaya Merah Delima

Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

  • Upload
    lebao

  • View
    261

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

iptek hortikultura

55

Buah pepaya sangat bagus dikonsumsi untuk kesehatan karena mengandung banyak mineral yang diperlukan tubuh manusia antara lain, yaitu magnesium (Mg), potassium (K), boron (B), dan copper (Cu) (Hardisson et al. 2001, Wall 2006). Apabila dibandingkan dengan 38 jenis buah lainnya, pepaya menduduki peringkat keempat sebagai sumber vitamin A dan karoten yang tertinggi (Isabelle et al. 2010). Jenis karoten yang terkandung di dalam buah pepaya yaitu β-carotene, ζ-carotene, β-cryptoxanthin dan lycopen (Philip & Chen 1988, Chandrika et al. 2003, Wall 2006). Kandungan antioksidan pada pepaya dapat mengurangi risiko penyakit kardiovascular dan kanker (Bramley 2000, Rao & A garwal 2000).

Produksi pepaya Indonesia pada tahun 2008–2014 cukup tinggi, yaitu antara 653 ribu ton sampai 840 ribu ton. Berdasarkan data dari FAO (2014), menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara produsen pepaya terbesar keempat di dunia setelah India (5.639.000 ton), Brazil (1.6033.351 ton), Nigeria (850.000 ton), Indonesia (840.121 ton), dan Mexico (836.370 ton). Jenis pepaya yang banyak dikembangkan di wilayah Indonesia, yaitu pepaya lokal (ukuran

buah besar), pepaya Calina dan Merah Delima (ukuran buah sedang), serta pepaya hawai/mini Balikpapan (ukuran buah kecil) (Budiyanti 2010).

Pepaya Merah Delima merupakan salah satu varietas unggul yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Badan Litbang Pertanian yang telah dirilis berdasarkan SK MENTAN NO. 2275/KPTS/SR.210/5/2011. Jenis pepaya ini mempunyai keunggulan produksi tinggi mencapai 70–90 ton/ha/musim, bobot buah sedang 1–1,2 kg, warna daging buah oranye merah, daging buah tebal berukuran 3–3,5 cm, rasa manis 11–13°Brix, daging buah kenyal, daya simpan pada suhu kamar lebih dari 6 hari. Pepaya ini dapat beradaptasi dengan baik di berbagai zona agroekosistem.

Untuk mendukung pengembangan pepaya Merah Delima, dilakukan distribusi benih melalui Kebun Percobaan Sumani dan KPRI Buah Nusantara di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Tabel 1). Saat ini permintaan terhadap benih pepaya Merah Delima masih tinggi, Badan Litbang Pertanian telah mendistribusi kurang lebih 1 juta benih ke petani, pemerintah

Profil Pengembangan Pepaya Merah Delima

Page 2: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

No. 13 - November 2017

56

daerah, BPTP seluruh Indonesia, dan BUMN. Selain itu untuk pengembangan distribusi benih pepaya di wilayah Kalimantan meliputi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Distribusi benih pepaya di Sulawesi meliputi wilayah Manado, Gorontalo, dan Makasar (Budiyanti & Noflindawati 2015).

Wilayah pengembangan pepaya Merah Delima di Sumatera Barat antara lain di Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Solok, Kota Solok, Pesisir Selatan, Sijunjung, Sawah Lunto, dan Kabupaten Tanah Datar. Wilayah pengembangan di Jawa Timur antara lain di Pasuruan, Probolinggo, Madiun, Kediri, dan Sidoarjo. Kebun pepaya Merah Delima di Kediri berada di lereng Gunung Kelud. Kebun dikelola oleh perorangan bekerja sama dengan BUMN dengan luas lahan kurang lebih 50 ha. Wilayah pengembangan di Jawa Barat antara lain di beberapa kebun milik PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan Bandung. Pengembangan pepaya Merah Delima di PTPN VIII Jawa Barat dilakukan mulai tahun 2013. Namun, karena tingginya serangan hama dan penyakit pengembangan di PTPN VIII sangat berkurang luasnya.

Tabel 1. Distribusi benih pepaya Merah Delima Tahun 2009–2016

Lokasi Jumlah benih (biji)NAD 12.000Sumut 60.500Riau 16.700Sumbar 200.000Jambi 5.000Bengkulu 2.500Palembang 3.600Babel 2.000Lampung 25.000DKI Jakarta 150.000Jabar 400.000Jateng 15.000Yogya 7.500Jatim 65.500Kalbar 5.000Kaltim 6.000Kalteng 5.000Kalsel 2.000Sulteng 5.500Gorontalo 1.000Kepri 8.000Sulut 5.500Sulsel 50.000NTB 3.000Bali 6.000Papua 3.000Jumlah 1.066.000

Gambar 1. Keragaan buah pepaya Merah Delima

Page 3: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

iptek hortikultura

57

Skala Usaha Pengembangan Kebun Pepaya Merah Delima

Skala pengembangan pepaya Merah Delima berdasarkan luas lahan yang diusahakan saat ini, terbagi menjadi empat model, yaitu (1) pekarangan, (2) sawah/tegalan (luas < 1 ha), (3) perkebunan (luas antara1–10 ha), dan (4) perkebunan tumpang sari. Budidaya pepaya Merah Delima dengan model pekarangan, yaitu dengan menanam di sekitar pekarangan rumah dalam jumlah sedikit. Pepaya Merah Delima menjadi salah satu komoditas yang perlu ditanam di pekarangan pada program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) (Kementan 2011). Buah pepaya dapat dipanen setiap saat untuk memenuhi konsumsi buah dari anggota rumah tangga. Rasanya yang manis dan kandungan gizi tinggi akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dalam mendukung program MKRPL Badan

Litbang Pertanian tersebut, benih pepaya Merah Delima telah didistribusi ke kurang lebih 30 provinsi melalui Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (Harlion at al. 2014). Model kedua, yaitu budidaya pepaya di sawah/tegalan, biasanya dengan luasan < 1 ha, memanfaatkan lahan sawah atau lahan yang belum dimanfaatkan (lahan tidur). Model pengembangan pepaya Merah Delima yang ketiga, yaitu budidaya dalam skala luas dengan model perkebunan monokultur (1–10 ha). Pengembangan tanaman buah denggan luasan lebih dari 5 ha disebut skala Orchard (Anonim 2011). Petani yang sudah mengembangkan pepaya Merah Delima dalam skala luas biasanya memanfaatkan lahan kering berlereng yang belum termanfaatkan. Penerapan teknologi pengelolaan lahan pegunungan yang tepat guna dan tepat sasaran dapat menjamin perolehan keuntungan ekonomi dan lingkungan, serta

Tabel 2. Model kebun pengembangan pepaya Merah Delima

Model kebun Jumlah LokasiPekarangan 24 provinsi Seluruh IndonesiaSawah/tegalan( luas < 1 ha) 20 provinsi NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung,

Jabar, Kaltim, Jateng, Yogya, Jatim, Kalbar, Kalteng, Kepri, Bali, Papua, NTB dan Sulsel

Perkebunan (luas antara1-10 ha)

7 provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau

Perkebunan tumpang sari 3 provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Riau

Gambar 2. Hamparan pepaya Merah Delima monokultur milik Misra di Padang Belimbing Kabupaten Solok seluas 6 ha

Page 4: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

No. 13 - November 2017

58

Gambar 3. Kebun pepaya Merah Delima milik Abdul Haris di Pakuniran umur 2 bulan

Gambar 4. Pembibitan mandiri oleh petani mempercepat terpenuhinya pasokan benih

Page 5: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

iptek hortikultura

59

kelestarian sumber daya lahan (Dariah 2007). Di Sumatera Barat, beberapa petani sudah mengembangkan pepaya dengan skala luas antara lain di Kabupaten Solok, Sijunjung, Pariaman, Tanah Datar, dan Limapuluh Kota. Selain itu perkebunan pepaya Merah Delima juga dapat ditemukan di Riau, Jawa Barat, Aceh, dan Jawa Timur. Model yang keempat, yaitu

pepaya ditumpangsari dengan tanaman tahunan yang belum menghasilkan sehingga komoditas ini dapat digunakan sebagai tanaman sela pada perkebunan karet, kopi, sawit, mangga atau tanaman tahunan lainnya. Model pengembangan pepaya Merah Delima yang ditumpang sari dengan tanaman perkebunan dapat ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Gambar 6. Hamparan pepaya Merah Delima di lahan bekas sawah dan tegalan di Pariaman

Gambar 5. Panen buah pepaya Merah Delima di Probolinggo yang tahan simpan lebih dari 6 hari

Page 6: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

No. 13 - November 2017

60

Evaluasi Pengembangan Pepaya Merah Delima di Beberapa Lokasi

Di Sumatera Barat, pada tahun 2016 terdapat lebih kurang 40 ha pertanaman pepaya merah Delima dengan memanfaatkan lahan tidur yang tersebar di Kabupaten Solok, Sijunjung, Pariaman, dan Lima Puluh Koto. Pengembangan pepaya di Kabupaten Pariaman dimulai sejak tahun 2009 bersamaan dengan kegiatan uji multilokasi pepaya. Prospek pasar pepaya Merah Delima saat itu sangat bagus sehingga banyak petani yang tertarik untuk mengembangkannya. Saat ini pepaya Merah Delima yang ada di daerah ini bervariasi umurnya, mulai dari yang baru ditanam dan ada yang sudah harus dibongkar. Pepaya Merah Delima ditanam di lahan sawah dan tegalan. Kebun pepaya di Pariaman pada umumnya ditanam di lahan sawah dan tegalan. Sawah yang sebelumnya ditanami padi dan lahan tegalan yang sebelumnya ditanami kelapa. Sampai saat ini pepaya Merah Delima telah ditanam di daerah Kabupaten Padang Pariaman seluas lebih kurang 12,5 ha. Selain pepaya Merah Delima, varietas lain yang berkembang di daerah tersebut, yaitu California, Penang, dan lokal. Kesesuaian lahan, minat petani, dan pengalaman budidaya pepaya dari masyarakat menyebabkan Kabupaten Padang Pariaman menjadi sentra produsen pepaya terbesar di Sumatera Barat. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan pepaya Merah Delima di daerah ini, yaitu kesulitan dalam mendapatkan benih, harga pepaya tidak stabil dan penerapan penggunaan pupuk berimbang masih rendah. Sosialisasi teknik produksi benih pepaya terus dilakukan agar petani dapat menyediakan benih sendiri untuk pengembangan pepaya (Meldia 2015).

Pengembangan pepaya Merah Delima di daerah Kabupaten Solok dimulai tahun 2011. Lokasi pengembangan pepaya sebagian besar di lereng perbukitan atau di lahan pinggir sungai. Penanaman pepaya di daerah X Koto Singkarak pada awalnya berhasil baik tetapi keterbatasan ketersediaan air pada musim kemarau menyebabkan tanaman kekeringan dan

produksi rendah (Meldia 2015). Pengembangan pepaya Merah Delima di lahan berlereng juga dilakukan oleh Misra, salah satu petani di Padang Belimbing Kabupaten Solok. Lahan tidur perbukitan diolah dan ditanami pepaya Merah Delima seluas 5 ha. Pemasaran hasilnya sangat mudah karena pedagang pengepul akan datang membeli di kebun dengan harga Rp3000,00/kg. Pembeli pepaya dari kebun Misra tidak hanya dari sekitar Solok, bahkan sampai antarprovinsi seperti Riau dan Jambi. Petani lainnya, yaitu Afrianto Datuk Rajo Kuaso, yang mengembangkan pepaya di Koto Anau, Kecamatan Bukit Sundi. Diawali pada tahun 2013, Afrianto membuka kebun pepaya Merah Delima seluas 1 ha (1.500 pohon), dan pada tahun 2016 telah berkembang menjadi 4 ha. Hasil panen dari 1 ha kebun pepaya setiap minggu, yaitu 1–1,5 ton dan dipasarkan sampai ke Jambi dan Riau.

Evaluasi pengembangan pepaya Merah Delima di Jawa Barat berlokasi di kebun milik Aman Suryaman. Petani pepaya yang berasal dari Majalaya Jawa Barat memiliki kebun pepaya Merah Delima seluas 1 ha, dengan hasil panen 1–1,5 ton/minggu. Produksi buahnya diborong oleh pedagang untuk dipasarkan di Bandung. Dengan harga yang relatif lebih tinggi sekitar Rp3.500,00-4.000,00/kg, dalam seminggu Aman dapat memperoleh penghasilan kotor 4–6 juta. Petani lain yang juga sukses mengebunkan pepaya Merah Delima adalah Dadang dari Cianjur. Bersama kelompok tani yang beranggotakan 6 orang, Dadang mengelola lahan seluas hampir 3 ha. Harga jual pepaya Merah Delima mencapai harga Rp5.000,00/kg.

Di Probolinggo Jawa Timur, Kelompok Tani Kalisubur V juga telah berhasil menanam pepaya Merah Delima sejak tahun 2014. Pak Diman petani dari Kalidandan Probolinggo menerima 1,5 juta per minggu dari menjual 4–5 kwintal pepaya yang dipanen dari sekitar 1.000 pohon. Pada tahun 2013, memulai dengan 100 pohon, itupun atas desakah PPL setempat, setelah hasilnya cukup lumayan akhirnya Diman bersama dengan kelompoknya di Desa Kedung Rejoso Kec. Kotaanyar mengembangkan pepaya Merah Delima sampai 4 ha.

Page 7: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

iptek hortikultura

61

Untuk mempercepat proses adopsi, petani dilatih untuk membuat benih sendiri. Dengan kemampuan produksi benih secara mandiri diharapkan kebutuhan masyarakat terhadap benih pepaya Merah Delima dapat lebih cepat terpenuhi dan daya tumbuhnya lebih tinggi. Salah satu petani yang telah mengembangkan pepaya Merah Delima dari produksi benih sendiri, yaitu Abdul Haris Nasrulloh, petani yang meranggkap PPL di Kecamatan Kotaanyar. Benih hasil produksi mandiri tersebut juga telah berhasil mendukung kegiatan kerja sama antara Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Kab. Probolinggo. Petani produsen benih tersebut pada tahun 2015 telah menyediakan benih siap tanam sebanyak 20.000 benih untuk ditanam oleh Kelompok Wanita Tani Kedung.

Meluasnya pengembangan pepaya Merah Delima di Probolinggo memengaruhi harga jual buah, yang semula Rp3.000,00/kg menjadi Rp2.500,00/kg. Untuk mengantisipasi turunnya harga buah saat kondisi over produksi, petani sudah mulai melakukan diversifikasi pepaya menjadi produk olahan. Salah satu produk yang sudah dikenal masyarakat adalah dodol pepaya, yang banyak digunakan untuk acara syukuran dan hajatan masyarakat setempat. Untuk mendukung usaha diversifikasi olahan pepaya ini, Dinas Pertanian Kab. Probolinggo telah memberikan bantuan berupa mesin pengolah dodol kepada kelompok tani.

Secara umum hal yang menjadi hambatan dalam pengembangan pepaya Merah Delima, yaitu perbenihan yang belum mencukupi, hama penyakit yang komplek, penguasaan teknologi budidaya spesifik lokasi masih rendah, kebutuhan air yang belum tercukupi, brand pepaya Merah Delima yang kurang dikenal karena buahnya sering dilabel dengan merk lain, harga jual yang tidak stabil, dan distribusi buah yang belum seimbang antarlokasi.

KESIMPULAN

Pepaya Merah Delima mempunyai nilai komersial yang tinggi, disukai oleh konsumen dan telah berkembang di beberapa wilayah di Indonesia. Skala pengembangan pepaya

Merah Delima terbagi mulai skala kecil sebagai tanaman pekarangan sampai perkebunan yang luas. Untuk mempercepat proses adopsi pepaya Merah Delima, petani mulai dilatih dan dianjurkan untuk membuat benih sendiri. Diharapkan kehadiran varietas pepaya Merah Delima akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. A n o n i m 2 0 1 1 , P e d o m a n u m u m model KRPL, Kementerian Pertanian, Jakarta.

2. Bramley, PM 2000, ‘Is lycopene benefi cial to human health?’, Phytochemistry, vol. 54, pp. 233-6.

3. Budiyanti, T 2010, ‘Profil pepaya di Indonesia’, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi III Universitas Lampung, 18-9 Oktober 2010.

4. Budiyanti, T & Noflindawati 2015, ‘Pepaya Merah Delima dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat’, dalam Buku Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat, Puslitbang Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

5. Chandrika, UG, Jansz, ER, Wickramasinghe, S & Warnasuriya, ND 2003, ‘Carotenoids in yellow- and red-fl eshed papaya ( Carica papaya L.)’, J Sci Food Agric, vol. 83, pp. 1279-82.

6. Dariah, A 2007, ‘Budidaya pertanian pada lahan pegunungan,’ Warta litbang, vol. 29, no. 1, hlm. 7-9

7. FAO 2014, FAOSTAT, <http://faostat.fao.org/>.

8. Hardisson, A, Rubio, C, Baez, A, Martin, MM & Alvarez, R 2001, ‘Mineral composition of the papaya ( Carica papaya variety Sunrise) from Tenerife Island’, Eur Food Res Technol, vol. 212, pp. 175-81.

9. Harlion, Istianto M, Yuliati, S & Soemargono 2014, ‘Diseminasi teknologi inovatif mendukung pengembangan agribisnis buah tropika’, Laporan akhir diseminasi hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok.

Page 8: Profil Pengembangan Pepaya Merah Delimahortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2017/11.Tri Budiyanti... · PTPN VIII, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

No. 13 - November 2017

62

10. Isabelle, M, Lee, BL, Lim, MT, Koh, WP, Huang D & Ong, CN 2010, ‘Antioxidant activity and profi les of common fruits in Singapore’, Food Chem, vol. 123, pp. 77-84.

11. Meldia, Y 2015, ‘Evaluasi teknik diseminasi inovasi teknologi bua tropika’, Laporan hasil kegiatan diseminasi hasil penelitian, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok.

12. Philip, T & Chen, T 1988, Quantitative analyses of major carotenoid fatty acid esters in fruits by liquid chromatography: Persimmon and papaya’, J. Food Sci, vol. 53, pp.1720-22.

13. Purwantini, TB, Saptana, & Suharyano, S 2012, ‘Program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di Kabupaten Pacitan : Analisis dampak dan antisipasi kedepan’, Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, vol. 10, no. 32, 239-56.

14. Rao, AV & Agarwal, S 2000, ‘Role of antioxidant lycopene in cancer and heart disease’, J. Amer. Coll. Nutr., vol. 19, pp. 563-9.

15. Wall, MM 2006, ‘Ascorbic acid, vitamin A and mineral composition of banana ( Musa sp.) and papaya ( Carica papaya ) cultivars grown in Hawaii’, J. Food Comp. Anal., vol. 19, pp. 434-45.

Tri Budiyanti, Noflindawati, dan Dewi Fatria Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Jln. Raya Solok-Aripan Km. 8, Solok, Sumatera Barat, Indonesia 27301

E-mail: [email protected]