of 45 /45
i PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN IBU-IBU DESA OELNASI NUSA TENGGARA TIMUR SKRIPSI Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan Oleh : Yohana Febriani Putri Peu Patty 138114012 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU PENGOBATAN … · individu menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas hingga obat tradisional tanpa adanya intervensi dari dokter dan memiliki

  • Author
    lycong

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU PENGOBATAN … · individu menggunakan obat bebas, obat bebas...

  • i

    i

    PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU

    PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN IBU-IBU DESA OELNASI

    NUSA TENGGARA TIMUR

    SKRIPSI

    Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

    Program Studi Farmasi

    Diajukan Oleh

    :

    Yohana Febriani Putri Peu Patty

    138114012

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    i

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya ini ku persembahkan kepada

    Tuhan Yesus dan Bunda Maria

    Kedua orang tuaku tercinta

    Sahabat dan teman-temanku terkasih

    dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma

    Karya ini ku persembahkan kepada

    Tuhan Yesus dan Bunda Maria

    Kedua orang tuaku tercinta

    Sahabat dan teman-temanku terkasih

    dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PRAKATA

    Puji Tuhan penulis panjatkan kepata Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,

    rahmat, dan cinta kasih-Nya, penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul

    Profil Perilaku dan Penggunaan Obat Dalam Pengobatan Mandiri di Kalangan Ibu-ibu

    Desa Oelnasi, Nusa Tenggara Timur. sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana

    Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Pada penyusunan naskah, penulis hendak menyampaikan ungkapan terimakasih,

    karena terdapat banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun penulisan

    naskah penelitian ini. Ungkapan terimakasih ini disampaikan kepada :

    1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata

    Dharma, Yogyakarta , Dosen Pembibing Akademik dan. Dosen Pembimbing

    Skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

    berdiskusi, membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyususnan

    skripsi.

    2. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah

    memberikan masukan dan saran yang sangat berharga dalam penulisan naskah

    ini dari awal hingga akhir.

    3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang telah

    memberikan masukan dan saran yang sangat berharga dalam penulisan naskah

    ini dari awal hingga akhir..

    4. Orang tuaku yang tercinta, Bapa Petrus Peu dan Mama Ta Persiana yang selalu

    mendoakan, mendukung dan menguatkan selama menyelesaikan penelitian dan

    naskah ini.

    5. Bapak Kepala Desa Oelnasi yang telah memberikan ijin penelitian kepada

    penulis sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

    6. Ibu-Ibu Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa

    Tenggara Timur atas partisipasi dan respon baik untuk mendukung penelitian

    ini.

    7. Ida dan Gita teman seperjuangan dan juga sahabat terkasih. Terimakasih untuk

    kerjasama, bantuan, semangat dan informasi yang selalu dibagikan dalam

    pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir.

    8. Sahabat-sahabatku Ivana, Hesty, Visky, Lia, Sary,Ika, Tika, dan Kak Agatha.

    Terima kasih untuk kebersamaannya, dukungan, bantuan dan canda tawa yang

    selalu menyertai selama pengerjaan skripsi.

    9. Teman-teman FSM A 2013 dan FKK A 2013, terima kasih atas

    kebersamaannya selama proses perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma.

    10. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah

    mendukung dalam penyelesaian penyusunan naskah ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA iv

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.. v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

    PRAKATA ......................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

    ABSTRAK ......................................................................................................... xii

    ABSTRACT ....................................................................................................... xiii

    PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

    METODE PENELITIAN...................................................................................... 2

    HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 3

    KESIMPULAN ....................................................................................................12

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 15

    BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Karakteristik responden penelitian ..........................................................4

    Tabel 2. Pengetahuan pengobatan mandiri .......................................................... 5

    Tabel 3. Sikap pengobatan mandiri..................................................................... 7

    Tabel.4 Tindakan pengobatan mandiri................................................................ 8

    Tabel 4. Profil penggunaan obat.. 9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Ethical Clearance. 16

    Lampiran 2. Surat izin penelitian (Kantor Desa Oelnasi) 17

    Lampiran 3. Surat keterangan Selesai penelitian 18

    Lampiran 4. Informed Consent 1 9

    Lampiran 5. Panduan Wawancara 20

    Lampiran 6. Data Persentase25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    ABSTRAK

    Pengobatan mandiri merupakan upaya mengobati sendiri penyakit ringan oleh

    seseorang dengan menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas termasuk obat tradisional secara

    mandiri. Perilaku pengobatan mandiri dewasa ini cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan

    mendeskripsikan pengetahuan tentang pengobatan mandiri, sikap dan tindakan terkait

    pengobatan mandiri serta pilihan penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri oleh

    ibu ibu di Desa Oelnasi Nusa Tenggara Timur.

    Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan rancangan kualitatif. Jumlah

    sampel sebesar 96 dan sudah memenuhi kriteria inklusi yaitu wanita berusia 20 tahun,

    memiliki pengalaman pengobatan mandiri dalam 1 bulan terakhir, dan menandatangani

    informed consent. Teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Instrumen

    penelitian berupa panduan wawancara yang divalidasi melalui professional judgement, serta

    telah dilakukan uji pemahaman bahasa. Data penelitian dianalisis dan ditampilkan dalam tabel

    serta dibahas secara deskriptif.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76% responden pernah mendengar istilah

    pengobatan mandiri dengan 53,4% menyebut pengobatan mandiri sebagai pengobatan yang

    dilakukan tanpa bantuan orang lain. Responden tidak tahu istilah obat bebas dan obat bebas

    terbatas (76%) dan 37,5% belum pernah melihat lambang pada kemasan obat. Pengobatan

    mandiri dipilih 64,6% responden dengan alasan penyakitnya ringan dan biaya terbatas. Sikap

    dan tindakan positif ditunjukkan oleh 91% responden yang merasakan manfaat dan 55,2% akan

    kembali melakukan pengobatan mandiri bila sakit. Penggunaan tanaman tradisional yang umum

    digunakan adalah daun Jambu Biji (46,8%) dan pucuk daun Kesambi (46,8%) untuk mengatasi

    diare.

    Kata kunci : Pengobatan mandiri, ibu-ibu Desa Oelnasi NTT .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    ABSTRACT

    Self medication is a treatment done by individual for their self-recognised illnesses or

    symptoms using medicines, including traditional medicines. Self medication tends to increase

    since recents years. This study aimed at describing behavior of self-medication and the use of

    traditional medicines among women at Oelnasi, Nusa Tenggara Timur.

    This research is a descriptive with qualitative design approach. Number of respondents

    were 96 who had met the inclusion criteria, i.e.: women aged 20 years, has a self medication

    experience during one month previously, and signed the informed consent. A cluster random

    sampling is applied to select the respondents. The professional judgement method was applied to

    validate the interview guideline. The language acceptance test has also been conducted to the

    interview guideline. Data gathered were analyzed, presented, and discussed descriptively.

    The results show that most of the respondents (76%) are familiar with self medication.

    Interestingly, half of the respndents (51%) said that all medicines can be purchased without

    prescription. Most of the respondents (76%) did not know about the term of obat bebas and

    obat bebas terbatas. Most of the respondents (64.6%) chose self medication because of their

    experience, minor disease, and having limited funds. Most of the respondents (64.4%) had

    positive attitude and action regarding self medication due to their benefit experiences. 55.2% of

    the respondents stated to self medicate for their future minor illnesses. Traditional medicines are

    chosen by 47.9% respondents to self medicate. The most types of herbal used in self medication

    is daun Jambu Biji (46.8%) and pucuk daun Kesambi (46.8%) for dhiarrea.

    Keywords: self medication, women oelnasi NTT.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    PENDAHULUAN

    Pengobatan mandiri merupakan pengobatan penyakit ringan (Minnor illness) oleh

    individu menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas hingga obat tradisional tanpa

    adanya intervensi dari dokter dan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

    kesehatan (Shankar et al, 2002., Ruiz, 2010 dan World Health Organization. 1998).

    Perilaku pengobatan mandiri dilakukan karena adanya kesadaran dari individu terhadap

    kesehatan dan umumnya terjadi karena adanya rekomendasi dari kerabat, teman ataupun

    tenaga professional dan didukung oleh faktor sosial budaya dan perilaku dari individu

    tersebut (Jerez-Roig et al, 2014 dan Notoatmodjo, 2010).

    Menurut penelitian Widayati (2012), masyarakat di kota Yogyakarta umumnya

    mengeluh tentang kesehatannya sebanyak satu sampai tiga kali dalam sebulan. Dalam

    penelitian tersebut juga menyebut bahwa 41% masyarakat umumnya melakukan upaya

    pencarian pengobatan dengan mengkombinasi upaya self-care dan melakukan konsultasi

    ke pusat pelayanan kesehatan.

    Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Nusa Tenggara Timur (2013),

    sebanyak 17,2 % rumah tangga di NTT menyimpan obat (obat keras, obat bebas,

    antibiotika, obat tradisional dan obat yang tidak teridentifikasi) untuk pengobatan mandiri

    dengan rata-rata 3 jenis obat yang disimpan. Penyimpanan obat untuk pengobatan

    mandiri dilakukan oleh masyarakat di perkotaan (50,2 %) dan oleh masyarakat di

    pedesaan (39,8 %). Masyarakat pedesaan di NTT lebih banyak menggunakan obat

    tradisional dibandingkan di daerah perkotaan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Supardi dan Notosiswoyo (2005) (cit. Kristina et

    a,. 2008 ) menyebutkan bahwa pengetahuan pengobatan di masyarakat umumnya masih

    rendah sehingga hal ini mempengaruhi kerasionalan pengobatan. Hasil penelitian tersebut

    menunjukkan bahwa faktor sosiodemografi yaitu jenis kelamin, umur, tingkat

    pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan berhubungan dengan perilaku pengobatan

    mandiri yang rasional dengan faktor dominan adalah tingkat pendidikan (Kristina et al,

    2008).

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, profil

    penggunaan obat serta profil perilaku pengobatan mandiri ibu ibu di Desa Oelnasi Nusa

    Tenggara Timur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

    pengembangan dan peningkatan mutu pengobatan mandiri serta dapat memberikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    kontribusi dalam memberikan gambaran tentang profil penggunaan obat dan profil

    perilaku pengobatan mandiri di kalangan ibu-ibu Desa Oelnasi.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional.

    Jumlah sampel yang digunakan adalah 96 sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi

    dan eksklusi. Kriteria inklusi meliputi wanita berusia 20 tahun, memiliki pengalaman

    pengobatan mandiri kurang lebih 1 bulan terakhir, sudah menyetujui dan

    menandatangani informed consent serta bersedia mengisi dan mengembalikan panduan

    wawancara.

    Lokasi penelitian yakni kecamatan Kupang Tengah, kabupaten Kupang

    ditentukan sendiri oleh peneliti dengan mempertimbangkan letak geografis yang jauh

    dari pusat pemerintahan kota Kupang dan terbatasnya fasilitas kesehatan serta tenaga

    kesehatan di wilayah tersebut. Kecamatan Kupang Tengah hanya memilik satu

    puskesmas dan tiga dokter. Populasi penelitian ini dibatasi pada masyarakat dewasa

    kecamatan Kupang Tengah, karena adanya keterbatasan sumber daya maka dilakukan

    pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random

    sampling dengan klastering berdasarkan wilayah administratif dibawah kecamatan yaitu

    kelurahan. Namun karena keterbatasan sumber daya juga maka penentuan lokasi

    kelurahan dilakukan dengan cara mengundi sehingga dari delapan kelurahan diperoleh

    satu kelurahan yaitu kelurahan Oelnasi sebagai sampel penelitian. Kelurahan Oelnasi

    sebagai sampel terpilih memiliki lima dusun sehingga kelima dusun tersebut diambil

    untuk dijadikan lokasi penelitian.

    Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 96 responden yang diperoleh

    dengan menggunakan rumus berikut :

    n = 95,53

    Keterangan:

    n = Jumlah sampel

    N = Jumlah populasi

    Z2 = Derajat kesalahan (95%)

    d = % kemungkinan kesalahan

    dalam menentukan ukuran

    sampel (1%, 5% dan 10%)

    P = Q = 0,5

    Jumlah sampel disetiap dusun ditentukan secara non-proportional yakni berdasarkan

    banyaknya ibu-ibu yang hadir saat hari penelitian (hari Posyandu). Dusun 1 (Posyandu

    Cempaka I)= 24 responden; dusun 2 (Posyandu Cempaka IV)= 26 responden; dusun 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    (Posyandu Cempaka III)= 13 responden; dusun 4 (Posyandu Cempaka)= 18 responden

    dan dusun 5 (Posyandu Cempaka VII)= 15 responden.

    Instrumen penelitian yang digunakan adalah panduan wawancara yang mengacu

    pada panduan wawancara penelitian Pasaribu (2016). Pertanyaan-pertanyaan disesuaikan

    dengan tujuan penelitian dan telah dilakukan uji validasi menggunakan professional

    judgement dan telah dilakukan uji pemahaman bahasa kepada 10 responden yang

    memiliki kesamaan karakteristik dengan subjek penelitian.

    Variabel-variabel pada penelitian ini meliputi :

    1. Karakteristik demografi seperti; usia ibu-ibu di Desa Oelnasi yaitu 20 tahun;

    Pendidikan yang merupakan tingkatan pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh

    responden; Pekerjaan merupakan kegiatan tetap yang dilakukan responden sehari-hari

    dan ditandai dengan perolehan upah/gaji, kegiatan yang dilakukan tanpa

    menghasilkan upah/gaji dikategorikan tidak bekerja; Status pernikahan yang

    merupakan wanita yang sudah atau pernah menikah dan terdapat dalam catatan sipil;

    Pendapatan per bulan yang merupakan total uang yang diperoleh responden sebagai

    upah atas pekerjaan yang dilakukan selama 1 bulan.

    2. Profil obat; obat yang dimaksud sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia

    No.36 tahun 2009 tentang kesehatan yakni obat modern dan obat tradisional yang

    digunakan responden untuk mengatasi sakitnya dalam pengobatan mandiri.

    3. Profil perilaku terbagi menjadi pengetahuan yang diketahui oleh responden mengenai

    pengobatan mandiri, sikap responden terhadap pengobatan mandiri dan tindakan

    pengobatan mandiri yang dilakukan oleh responden yang tergambar pada panduan

    wawancara.

    Data yang didapatkan diolah dengan mempersentasekan jawaban dari setiap

    jawaban yang diberikan oleh responden dengan rumus :

    dan kemudian data ditampilkan dalam tabel dan dibahas dalam bentuk deskriptif.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Karakteristik Responden

    Subjek yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 96 responden yang telah

    memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan sebelumnya. Karakteristik responden dalam

    penelitian ini meliputi usia, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir dan

    pendapatan per bulan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Tabel 1. Karakteristik responden penelitian di kalangan Ibu-ibu Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang

    Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur

    Semua responden pada penelitian ini berada pada usia kelompok produktif yaitu usia 15

    64 tahun. Berdasarkan penelitian, responden yang bekerja sebesar 33% yaitu sebagai

    petani dan wiraswasta, sedangkan yang tidak bekerja sebesar 67 % yaitu sebagai ibu

    rumah tangga. Terdapat 95% responden yang menikah. Terdapat 56 responden (58%)

    memiliki pendidikan terakhir sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 75

    responden (78%) memiliki pendapatan per bulan sebesar < Rp 1.000.000,00 sedangkan

    pendapatan antara Rp 1.000.000,00 Rp 1.500.000,00 sebanyak 21 responden (21,9%)

    yang sebagian besar berasal dari pendapatan suami.

    B. Profil Perilaku Pengobatan Mandiri

    Profil perilaku pengobatan mandiri meliputi : 1) pengetahuan tentang pengobatan

    mandiri; 2) sikap tentang pengobatan mandiri dan; 3) tindakan dalam melakukan

    pengobatan mandiri.

    Karakteristik Parameter

    N=96

    %

    Usia

    23-28 5 5

    29-34 24 25

    35-40 25 26

    41-46 16 16,7

    47-52 7 7,3

    53-58 18 18,8

    59-64 1 1

    Pekerjaan

    Tidak Bekerja

    64 66,7

    Bekerja

    32

    33,3

    Status Pernikahan Menikah 91 94,8

    Janda

    5 5,2

    Pendidikan Terakhir SD 56 58,3

    SMP 21 21,9 SMA 19 19,8

    Pendapatan per Bulan < 1 Juta 75 78,1

    1 Juta-1,5 Juta

    21 21,9

    1,5 Juta 2 Juta 0 0 >2 juta 0 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1. Pengetahuan

    Tabel 2. Pengetahuan pengobatan mandiri

    Responden sejumlah 96 orang pada penelitian ini pernah melakukan pengobatan

    mandiri kurang lebih 1 bulan terakhir.. Namun berdasarkan hasil (Tabel 2) hanya 73

    responden (76%) yang pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau swamedikasi.

    Mereka memperoleh informasi terkait pengobatan mandiri dari kerabat/tetangga (71,2%

    dari 73 responden), TV/radio (21,9%) dan petugas puskesmas (6,8%). Pengalaman

    keberhasilan keluarga, tetangga ataupun teman dalam mengobati penyakit tampaknya

    menjadi sumber informasi dan pertimbangan, serta dapat mempengaruhi keputusan

    seseorang untuk melakukan pengobatan mandiri (Mulyani, 2013).

    Sesuai dengan pengertian pengobatan mandiri, hasil penelitian menunjukkan

    bahwa dari 73 responden (76%) yang pernah mendengar istilah pengobatan mandiri tidak

    Pertanyaan Karakteristik Parameter N=96 (%)

    1 Istilah pengobatan mandiri

    Pernah Mendengar 73 76

    Belum Pernah Mendengar 23 24

    2 Sumber informasi Kerabat / Tetangga 52 71,2

    Tv/ Radio 16 21,9

    Petugas Puskesmas 5 6,8

    3 Pengertian pengobatan mandiri

    Pengobatan yang dilakukan

    tanpa bantuan orang lain

    39 53,4

    Mengobati panas, demam,

    flu, sakit kepala dll

    11 15,1

    Menggunakan bahan-bahan

    alam

    8 11

    Tidak membutuhkan

    pemeriksaan dokter

    8 11

    Memakai obat-obatan yang

    ada di rumah

    7 9,6

    4 Obat-obatan untuk pengobatan mandiri bisa

    dibeli tanpa pemeriksaan ke dokter

    Tidak semua bisa dibeli

    tanpa periksa kedokter

    47 49

    Semua bisa dibeli tanpa

    periksa ke dokter

    49 51

    5 Istilah obat bebas dan obat bebas terbatas Tahu 23 24

    Tidak Tahu 73 76

    a,

    Contoh obat bebas dan bebas terbatas

    Paracetamol 11 47,8

    Amoxicilin 6 26,1

    Konidin 2 8,7

    dll (CTM, asam mefenamat,

    komix, promag)

    4 17,4

    b, Tempat membeli obat bebas dan bebas terbatas Apotik 19 82,6

    Kios / warung 4 17,4

    c, Perlu atau tidak resep untuk membeli obat bebas

    dan bebas terbatas Perlu 3 13

    Tidak perlu 20 87

    d,

    Bentuk - bentuk obat bebas dan bebas terbatas Tablet

    16

    69,6

    Kapsul 4 17,4

    Serbuk 2 8,7

    Cairan 1 4,3

    6 Melihat lambang pada kemasan obat Pernah 60 62,5

    Belum pernah 36 37,5

    a, Lambang obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter

    (Hijau)Obat Bebas 29 48,3

    (Biru)Obat Bebas Terbatas 24 40

    (Merah)Obat Keras 7 11,7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    dapat menjelaskan secara tepat tentang definisi pengobatan mandiri. Hasil ini

    menunjukkan bahwa meskipun responden dalam kehidupannya sehari-hari pernah

    melakukan pengobatan mandiri namun umumnya masih banyak responden yang belum

    paham tentang istilah dan makna pengobatan mandiri atau swamedikasi.

    Keputusan Menteri Kesehatan tahun 1990 mengatur tentang obat wajib apotek

    (OWA) yang merupakan obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan

    penyerahannya dilakukan langsung oleh apoteker di apotik untuk membantu pilihan obat

    bagi pengobatan mandiri. Dengan demikian obat yang dapat dibeli oleh masyarakat secara

    bebas tanpa resep hanyalah golongan obat bebas dan bebas terbatas, serta OWA yang

    harus diserahkan oleh apoteker. Lebih dari separuh responden (51% dari 96 responden)

    mempunyai pengetahuan yang keliru yaitu bahwa semua obat dapat dibeli untuk

    pengobatan mandiri tanpa perlu pemeriksaan dokter. Obat-obatan yang dapat digunakan

    dalam pengobatan mandiri dan tidak mensyaratkan pembelian dengan resep dokter adalah

    golongan obat bebas dan obat bebas terbatas.

    Sebagian besar responden (73% dari 96 responden) tidak mengenal

    penggolongan obat bebas atau obat bebas terbatas. Hanya 27% atau 23 responden yang

    mengenal istilah obat bebas dan obat bebas terbatas. Sebanyak 6 dari 23 responden

    tersebut menyebut amoksisilin sebagai contoh golongan obat tersebut. Tentu saja jawaban

    tersebut keliru karena Amoksisilin termasuk golongan obat keras. Sementara itu,

    Parasetamol merupakan jenis obat bebas yang paling banyak dicontohkan oleh responden

    yang mengenal obat bebas dan obat bebas terbatas (11 dari 23 responden). Dari temuan ini

    dapat dikatakan bahwa pengetahuan responden penelitian ini tentang obat bebas dan obat

    bebas terbatas masih sangat terbatas. Untuk pengetahuan tentang bentuk sediaan farmasi,

    yang paling banyak dikenal adalah tablet (16 dari 23 responden). Hal ini karena sebagian

    besar bentuk sediaan obat yang beredar di pasaran adalah tablet. Sebagian besar responden

    yang mengenal obat bebas dan bebas terbatas menyebutkan apotek sebagai tempat

    memperolehnya (19 dari 23 responden). Temuan ini mirip dengan yang diungkap

    Widayati tahun 2012 bahwa masyarakat Kota Yogyakarta sudah cukup mengenal apotek

    sebagai tempat untuk memperoleh obat, walaupun obat juga banyak tersedia di toko

    kelontong.

    Pengetahuan tentang lambang obat pada kemasan obat ditunjukkan oleh 60

    responden (62, 5% dari 96 responden) yang menjawab pernah melihatnya. Namun

    demikian dari 60 responden tersebut terdapat 7 responden yang menunjuk lambang obat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    keras (lingkaran merah dengan tepi hitam dan huruf K di tengah) sebagai lambang obat

    yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Hal ini tidak tepat karena penggunaan obat keras

    dibandingkan dengan obat bebas dan obat bebas terbatas bisa berbahaya bila tidak disertai

    dengan pemberian informasi dan edukasi yang tepat oleh apoteker sehingga

    penggunaannya tidak sembarangan.

    Berdasarkan hasil yang diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa pengetahuan

    responden tentang obat yang digunakan untuk pengobatan mandiri masih terbatas. Hasil

    ini masih relevan dengan penelitian Supardi dan Notosiswoyo (cit. Kristina et al,.) yang

    menyebutkan bahwa pengetahuan pengobatan di masyarakat umumnya masih rendah

    sehingga hal ini mempengaruhi kerasionalan pengobatan. Terkait dengan hasil ini,

    diperlukan tindak lanjut berupa edukasi kepada masyarakat setempat mengenai

    pengenalan obat-obat yang dapat digunakan untuk pengobatan mandiri.

    2. Sikap dan Tindakan

    Tabel 3. Sikap tentang pengobatan mandiri

    Pertanyaan Karakteristik Parameter N=96 (%)

    7 Pilihan responden ketika sakit Pengobatan mandiri

    62 64,6

    Periksa ke dokter 34 35,4

    8

    Alasan responden

    melakukan pengobatan mandiri

    Mudah dilakukan

    2

    3,2

    Sakit cepat ditangani

    5

    8,1

    Pernah dilakukan

    sebelumnya

    20

    32,3

    Menghemat waktu berobat

    14 22,6

    Penyakit yang dialami masih ringan

    21 33,9

    9

    Alasan responden memilih

    pengobatan mandiri daripada

    periksa ke dokter

    Jarak apotek dan puskesmas

    jauh dari rumah

    7

    11,3

    Dokter tidak selalu ada di

    puskesmas

    2 3,2

    Terbatasnya biaya berobat ke

    dokter

    28 4,.2

    Lebih hemat 5 8,1

    Ingin mencoba sendiri

    terlebih dahulu

    4 6,5

    Murah 7 11,3

    Obat mudah didapat

    5 8,1

    Sakit lebih cepat teratasi

    4 6,5

    10 Menyukai pengobatan mandiri Menyukai

    62

    64,6

    Tidak Menyukai 34 35,4

    11 Pengobatan mandiri memberi

    manfaat

    Bermanfaat 57 91,0

    Tidak Bermanfaat 5 8,1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Tabel 4. Tindakan pengobatan mandiri

    Pertanyaan Karakteristik Parameter N=96 (%)

    12 Melakukan pengobatan mandiri

    1 bulan terakhir

    Melakukan 96 100

    Tidak Melakukan - -

    13

    Kembali melakukan pengobatan

    mandiri ketika sakit Kembali melakukan 53

    55,2

    Tidak kembali melakukan 34 35,4

    Ragu-ragu 9 9,4

    Ketika sakit pengobatan mandiri menjadi pilihan bagi 62 responden (64,6%) dan

    34 responden (35,4%) memilih pergi ke dokter untuk berobat. Alasan responden

    melakukan pengobatan mandiri dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor pengalaman dan

    ringannya penyakit yang dialami menjadi alasan utama yang dipilih responden. Hasil ini

    tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti (2014). Penelitian tersebut

    menyatakan bahwa faktor ekonomi yakni murahnya biaya berobat menjadi alasan

    terbanyak yang dipilh oleh responden.

    Alasan memilih melakukan pengobatan mandiri dibandingkan periksa ke dokter

    (Tabel 3) umumnya karena keterbatasan biaya berobat ke dokter. Wawancara singkat

    dengan responden mengungkapkan jarak rumah yang jauh dan harus menyewa ojek serta

    pendapatan per bulan yang terbatas menjadi faktor penyebab.

    Sebanyak 62 responden (64,6%) menyukai praktek pengobatan mandiri dan 57

    responden (91%) menganggap pengobatan mandiri memberikan manfaat dalam

    menyembuhkan penyakit yang dialami. Sebanyak 53 responden (55,2%) memilih untuk

    kembali melakukan pengobatan mandiri ketika kembali sakit dan 34 responden menolak

    untuk kembali melakukan pengobatan mandiri sedangkan 9 responden lainnya belum

    yakin untuk kembali melakukan pengobatan mandiri ketika sakit.

    Sikap positif responden terhadap praktek pengobatan mandiri kemungkinan

    disebabkan karena pengalaman-pengalaman pengobatan mandiri yang dilakukan telah

    memberikan hasil yang diinginkan yakni kesembuhan sehingga banyak dari responden

    yang tidak ragu untuk kembali melakukan pengobatan mandiri. Sikap negatif terhadap

    pengobatan mandiri dapat disebabkan karena pola pengobatan mandiri yang dilakukan

    belum tepat sehingga hasil yang dinginkan seperti tercapainya kesembuhan tidak terjadi.

    Tindakan positif responden (Tabel 4) juga menunjukan adanya kepercayaan

    terhadap pengobatan mandiri yang dapat mengatasi keluhan yang dialami. Sikap dan

    tindakan positif responden ini juga harus didukung dengan pengetahuan yang memadai

    sehingga dapat terjadi pengobatan yang rasional.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    C. Profil Penggunaan Obat

    Tabel 5. Profil Penggunaan Obat pada Pengobatan Mandiri

    Penggunaan Obat Modern

    Obat-obatan yang paling banyak digunakan oleh responden dalam pengobatan

    mandiri adalah Paracetamol (40%), Konidin (34%) serta Paramex (32%). Keluhan yang

    diatasi seperti demam, sakit kepala serta flu dan batuk. Hasil ini sesuai dengan data dari

    Badan Pusat Statistik Kesehatan NTT (2014) tentang keluhan penyakit penduduk NTT

    yaitu panas, batuk, dan pilek. Terdapat 9 responden menggunakan Amoksisilin (18%) dan

    1 responden (2%) menggunakan Ranitidine dimana kedua obat tersebut merupakan

    golongan obat keras. Berdasarkan wawancara, amoksisilin diperoleh dari kios atau

    warung di dekat rumah sedangkan Ranitidine dibeli dari apotek dengan resep dokter dan

    merupakan obat yang belum habis digunakan sehingga digunakan kembali ketika sakit.

    Hasil ini sesuai dengan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Nusa Tenggara Timur (2013), yang

    menyatakan bahwa rumah tangga di NTT menyimpan obat keras, obat bebas dan

    antibiotika untuk pengobatan mandiri.

    Sebanyak 68% responden mendapatkan obat dari kios atau warung. Hasil ini

    sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Arumsari (2016) yakni pengetahuan untuk

    membeli obat terbatas hanya di kios atau warung terdekat saja. Hal ini tidak masalah bila

    responden paham tentang kondisi kesehatannya namun akan lebih baik bila pembelian

    Pola Penggunaan Obat Parameter

    N=96

    (%)

    Pilihan Obat

    Obat modern

    Obat tradisional

    Kombinasi obat modern & tradisional

    49

    46

    1

    51,1

    47,9

    1

    Cara memperoleh

    obat modern

    Kios/warung 34 68

    Apotik 3 6

    Petugas pustu 26 26

    Alasan pemilihan obat

    modern

    Berdasarkanpengalaman

    sebelumnya 13 26

    Obat dapat menyembuhkan sakit yang

    dialami 6 12

    Harganya murah 35 70

    Obatnya mudah didapat 17 34

    Penggunaannya praktis 8 16

    Cara memperoleh

    obat tradisional

    Diberi oleh tetangga 21 44,7

    Diambil dari kebun(milik sendiri) 26 55,3

    Alasan pemilihan obat

    tradisional

    Sudah tersedia di kebun rumah 26 55,3

    Pengalaman keluarga 8 17

    Terbatasnya biaya berobat 15 31,9

    Mudah dan praktis 3 6,4

    Alami 3 6,4

    Tidak ada efek samping 4 8,5

    Berkhasiat secara cepat 15 31,9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    obat dilakukan di apotek atau sarana kesehatan agar informasi tentang penyakit dan obat

    yang diberikan lebih tepat.

    Harga obat yang digunakan oleh responden umumnya berkisar Rp 2000,00 -

    Rp 3000,00 (46%). Faktor ekonomi menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk

    memilih obat yang terjangkau dan dapat menyembuhkan keluhan penyakit dibandingkan

    mendapatkan pelayanan yang kesehatan yang relatif mahal (Pangastuti,2014). Hal ini

    terkait juga dengan karakteristik responden dimana sebagian besar responden

    berpenghasilan rendah. Selain itu terdapat 1 responden menggunakan Ranitidine dengan

    kisaran harga lebih dari Rp 30.000,00 yang diperoleh dari apotek dengan resep dokter.

    Jarak yang paling dekat antara tempat tinggal responden dengan tempat untuk

    membeli obat adalah 5-10m (54%) sedangkan jarak terjauh adalah 1-5 km (6%). Jarak

    juga menjadi faktor dalam masyarakat melakukan pengobatan mandiri. Sebagian besar

    keluhan yang dialami merupakan penyakit ringan sehingga umumnya responden memilih

    memperoleh obat dari kios didekat tempat tinggal. Namun untuk responden yang membeli

    obat dengan jarak yang cukup jauh berdasarkan hasil wawancara membeli obat hingga ke

    apotek yang letaknya di kecamatan Kupang Tengah.

    Pengobatan mandiri dilakukan untuk diri sendiri (44%) serta anak dan suami

    (56%). Responden yang melakukan pengobatan mandiri untuk dirinya sendiri dipastikan

    sudah mengetahui tentang keadaan kesehatannya sehingga mampu menggunakan obat

    sendiri. Penggunaan obat umumnya dilakukan selama responden sakit atau masih

    merasakan gejala (56%) dan rata-rata frekuensi penggunaan obat adalah 3 kali sehari

    (76%). Penduduk di NTT 50% mengalami keluhan sakit maksimal 3 hari (Badan Pusat

    Statistika NTT, 2014). Hasil ini juga sudah tepat karena sesuai dengan keputusan

    Departemen Kesehatan (1997) penggunaan obat yang benar adalah mengikuti aturan dan

    cara pakai serta tidak digunakan terus-menerus dana dalam jangka panjang.

    Responden yang menggunakan obat menyatakan tidak mengalami efek samping

    (88%) dan sisanya mengalami efek samping berupa timbulnya rasa mengantuk (12%).

    Efek samping yang dialami oleh responden merupakan salah satu efek dari penggunaan

    CTM yakni menyebabkan kantuk. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan

    bahwa sebagian responden mengetahui efek samping yang muncul dari penggunaan obat

    dan cara menangani efek samping tersebut dengan beristirahat. Hasil ini sesuai dengan

    penelitian Arumsari (2016) yang menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang

    menggunakan obat pada pengobatan mandiri tidak mengalami efek samping.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Pemilihan obat untuk pengobatan mandiri umumnya dengan alasan ekonomi,

    terdapat 35 responden (70%) menulis Murah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

    yang dilakukan oleh Pangastuti (2014) yang menyatakan bahwa alasan responden

    melakukan pengobatan mandiri adalah adalah karena biaya yang lebih murah. Sebanyak

    78% responden sembuh dan 22% menjawab belum sembuh. Banyaknya responden yang

    sembuh setelah melakukan pengbatan mandiri dengan obat modern dapat menjadi

    indikator bahwa responden sudah cukup mampu dalam menggunakan obat secara baik dan

    benar,sesuai dengan aturan pakai sehingga penggunaannya aman dan efektif,

    Penggunaan Obat Tradisional

    Obat tradisional yang paling banyak digunakan untuk pengobatan mandiri adalah

    pucuk jambu biji (46,8%) dan pucuk kesambi (46,8%) yang digunakan untuk mengatasi

    diare (61,7%), daun pepaya (10,6%) juga digunakan untuk mengatasi malaria, dan daun

    kelor (10,6%) untuk mengatasi asam urat. Secara umum pengobatan mandiri oleh

    penduduk NTT di pedesaan dilakukan dengan cara tradisional. Penggunaan tanaman obat

    oleh masyarakat disebabkan karena faktor adat istiadat, kepercayaan, kendala geografis,

    maupun alasan ekonomi (Badan Pusat Statistika NTT, 2014).

    Terdapat 55,3% responden mendapatkan tanaman obat langsung dari pekarangan

    atau kebun rumahnya dan 44,7% responden memperoleh dari tetangga atau kerabat.

    Potensi tanaman obat di NTT cukup banyak karena berada pada kondisi iklim tropis yang

    memungkinkan terdapat keanekaragaman jenis tanaman obat. Tradisi pengobatan

    menggunakan tanaman obat secara turun-temurun menjadi faktor utama mudahnya

    ditemukan tanaman obat. (Badan Pusat Statistika NTT, 2014).

    Penggunaan obat-obatan tradisional oleh 63,8% responden dilakukan selama 1

    3 hari dan frekuensi penggunaan obat per hari oleh 70,2% responden adalah 3 kali sehari.

    Penggunaan obat-obatan tradisional tidak menimbulkan efek samping pada 47 responden

    (100%). Penggunaan obat tradisional memberikan efek samping yang minimal dan tidak

    memberikan resiko yang membahayakan bagi pengguna. Hasil ini juga sesuai dengan

    penelitian Veronika (2016) yang menyebutkan bahwa responden yang mengalami efek

    samping jauh lebih sedikit daripada yang mengalami efek samping.

    Alasan utama responden memilih obat tradisional karena tersedianya tanaman

    obat di kebun rumah (55,3%). Setelah melakukan pengobatan mandiri, 100% responden

    menyatakan sembuh setelah menggunakan obat-obatan tradisional. Hasil ini sesuai dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    penelitian Gitawati dan Handayani (2008). Penggunaan obat tradisional masih digemari

    masyarakat karena aman dan dapat menyembuhkan.

    KESIMPULAN

    Karakteristik dalam penelitian ini yaitu 51% berusia 29-40 tahun; 66,7% tidak

    bekerja; 94,8% menikah; pendidikan terakhir adalah SD 58,3%; serta 78,1% memiliki

    pendapatan per bulan kurang dari Rp 1.000.000,00. Penggunaan obat modern sebesar

    51,1%, obat tradisional 47,9% dan kombinasi keduanya 1%. Sebagian besar (68%)

    memperoleh obat modern dari kios dengan alasan harga yang murah (70%) dan

    memperoleh obat tradisional dari kebun rumahnya dengan alasan sudah tersedia (55,3%).

    Profil perilaku yakni 76% pernah mendengar tentang pengobatan mandiri dari kerabat

    atau tetangga dan 53,4% menyatakan pengobatan mandiri sebagai pengobatan yang

    dilakukan tanpa bantuan orang lain. Responden tidak tahu istilah obat bebas dan obat

    bebas terbatas (76%) dan 37,5% belum pernah melihat lambang pada kemasan obat.

    Pengobatan mandiri dipilih 64,6% dengan alasan penyakitnya ringan dan biaya terbatas.

    Sikap dan tindakan positif ditunjukkan oleh 91% responden yang merasakan manfaat

    55,2% kembali melakukan pengobatan mandiri bila sakit. Penelitian ini dimungkinkan

    untuk di kaji lebih dalam lagi mengenai alasan tindakan penggunaan obat dan perilaku

    pengobatan dengan metode wawancara terbuka serta dapat dikaji lebih lanjut mengenai

    hubungan karakteristik dengan profil penggunaan obat dan perilaku pengobatan mandiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Arumsari, N.P., 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat untuk Pengobatan Mandiri di

    Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa

    Tengah, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    Berardi, R.R., et al., 2002. Handbook of Nonprescription drugs an Interactive Approach

    to Self-Care, American Pharmacist Association, Washington DC, pp.6-7.

    Departemen Kesehatan RI, 1997. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 tentang

    Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI, 2009. Undang Undang Republik Indonesia No, 36 tentang

    Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

    Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2012. Profil Kesehatan Nusa Tenggara

    Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang.

    Gitawati, R., dan Handayani, R,S., 2008. Profil Konsumen Obat Tradisional terhadap

    Ketanggapan akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional. Buletin Penelitian

    Sistem Kesehatan., 11 (3), 283-288.

    Jerez-Roig, J., Medeiros, L.F.B., Silva, V.A.B., Bezerra, C.L.P.A.M., Cavalcante, L.A.R.,

    Piuvezam, G., and Souza, D.L.B., 2014. Prevalence of self-medication and associated

    factors in an elderly population: a systematic review. Drugs & aging., 31 (12), 883

    896.

    Kristina, S., Prabandari, Y.S., and Sudjaswadi, R., 2008. Perilaku Pengobatan Sendiri

    Yang Rasional Pada Masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten

    Sleman. Majalah Farmasi Indonesia, 19 (June), 32 40.

    Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Obat

    Wajib Apotik. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

    Mulyani, D.S., 2013, Studi Pemahaman dan Alasan Pemilihan Obat Herbal pada Pasien

    Poliklinik Penyakit RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi,

    Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    Notoatmodjo, S., 2010 . Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

    Pangastuti, M,R., 2014, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Obat Tradisional

    dan Obat Modern dengan Tindakan Pemilihan Obat untuk Pengobatan Mandiri di

    Kalangan Masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten

    Temanggung, Jawa Tengah, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    Pasaribu,Y,M., 2016. Kajian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat untuk

    Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar

    Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

    Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Riset Kesehatan Dasar, 2013. Pokok Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Nusa Tenggara

    Timur, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,

    Kupang, 19 -25.

    Ruiz, M.E., 2010. Risk of self Medication Practices. Current Drug Safety., 5 (4), 315

    323.

    Shankar, P.R., Partha, P., dan Shenoy, N., 2002. Self-medication and non-doctor

    prescription practices in Pokhara valley, Western Nepal: a questionnaire-based

    study, BMC Family Practice,http://bmcfampract,biomedcentral,com/ diakses

    tanggal 12 April 2016 ,

    Supardi, S., jamal, S., Herman, M.J., 2000. Peran warung dalam Penyediaan Obat dan

    Obat Tradisional untuk Pengobatan Sendiri di Kecamatan Tanjung Bintang

    Lampung Selatan. Pusat Penelitsian dan Pengembangan Farmasi Departemen

    Kesehatan., 27(2), 254-261.

    Supardi, S., dan Notosiswoyo, M., 2005. Pengobatan sendiri sakit kepala, demam, batuk

    dan pilek pada masyarakat desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten

    Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmu Kefarmasian., Vol. 2, 134-14.

    Tjiptoherijanto dan Prijono., 2001. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja,

    dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan. Majalah

    Perencanaan Pembangunan. Edisi 23.

    Veronica., 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan

    Mandiri di kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten

    Wonosobo Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

    Widayati, A., 2012. Health Seeking Behavior di kalangan Masyarakat Urban di Kota

    Yogyakarta. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas., pp. 59-65.

    World Health Organization, 1998. The Role Of The Pharmacist In Self-Care And Self

    Medication. World Health Organization. Geneva. 2-3.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://bmcfampract.biomedcentral.com/
  • 15

    LAMPIRAN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Lampiran 1. Ethical Clearance

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Lampiran 4. Lampiran Informed Consent

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Lampiran 5. Panduan Wawancara

    PANDUAN WAWANCARA

    PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU

    PENGOBATAN MANDIRI

    Kriteria inklusi sampel yang akan direkrut sebagai responden adalah

    Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah wanita yang telah atau pernah menikah

    berusia 20 tahun, memiliki pengalaman pengobatan mandiri 1 bulan terakhir dan

    bersedia mengisi dan mengembalikan kuisioner,

    Kunci Komponen Pendahuluan

    Perkenalan wawancara

    Ucapan terimakasih atas kesediaannya berpartisipasi sebagai responden

    Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar tentang penelitian

    Penjelasan mengenai kerahasiaan responden

    Penjelasan bagaimana wawancara akan dilakukan dan durasi wawancara

    1. Data diri responden

    a. Nama :

    b. Usia :

    c. Pekerjaan :

    d. Status pernikahan :

    e. Pendidikan terakhir :

    f. Pendapatan per bulan :

    a. Kurang dari Rp 1,000,000,00

    b. Antara Rp 1,000,000,00-Rp 1,500,000,00

    c. Antara Rp 1,500,000,00-Rp 2,000,000,00

    d. Lebih dari Rp 2,000,000,00

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    PROFIL PERILAKU PENGOBATAN MANDIRI

    PENGETAHUAN

    1. Apakah Anda pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau swamedikasi?

    Jawaban :

    2. Jika Anda pernah mendengar istilah tesebut, dari mana Anda mendapatkan informasinya?

    Jawaban :

    3. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan pengobatan mandiri?

    Jawaban :

    4. Apakah semua obat dapat dibeli untuk pengobatan mandiri tanpa periksa ke Puskesmas/RS/dokter praktek?

    Jawaban :

    5. Apakah Anda tahu arti istilah obat bebas atau obat bebas terbatas?

    Jawaban :

    *Jika Tahu:

    a. Dapatkah anda memberikan contoh obatnya ? Jawaban :

    b. Dimanakah obat tersebut bisa dibeli? Jawaban :

    c. Apakah ketika membeli obat tersebut harus dengan resep dari dokter? Jawaban :

    d. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tersebut? (tablet, kapsul, serbuk, cairan, dll Lingkari pilihan anda, pilihan bisa lebih dari 1)

    6. Apakah Anda pernah melihat lambang pada kemasan obat dibawah? Jawaban :

    a. Manakah diantara lambang obat dibawah yang dapat anda beli tanpa resep dokter?

    SIKAP 7. Ketika sakit manakah yang akan anda lakukan, periksa ke dokter atau

    melakukan pengobatan mandiri ?

    Jawaban :

    *Jika melakukan pengobatan mandiri

    8. Mengapa anda memilih melakukan pengobatan mandiri ketika sakit ?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Jawaban :

    9. Apakah alasan anda melakukan pengobatan mandiri dibandingkan memeriksa ke dokter/puskesmas/ rumah sakit ?

    Jawaban :

    10. Apakah anda menyukai melakukan pengobatan mandiri ? Jawaban :

    11. Menurut anda, apakah pengobatan mandiri bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit yang anda alami ?

    Jawaban :

    TINDAKAN

    12. Apakah anda pernah melakukan pengobatan mandiri selama 1 bulan terakhir? Jawaban :

    13. Apakah anda akan kembali melakukan pengobatan mandiri ketika sakit ? Jawaban :

    PROFIL PENGGUNAAN OBAT 14. Ketika sakit manakah yang anda gunakan, obat modern atau obat tradisional ?

    Jawaban :

    Jawablah pertanyaan nomor 15 bila anda menggunakan obat modern saja ATAU

    jawabalah pertanyaan nomor 16 bila anda menggunakan obat tradisional saja

    ATAU Jawablah pertanyaan nomor 15 dan 16 bila anda menggunakan obat

    modern dan obat tradisional,

    15. Jika menggunakan obat modern,

    a. Apa nama obatnya? Sebutkan ! Jawaban:

    b. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tersebut? Jawaban:

    c. bagaimana cara mendapatkan obat tersebut? *Jika dengan cara membeli

    1. dimanakah obat tersebut Anda beli? Jawaban :

    2. berapa harga obat tersebut ? Jawaban :

    3. Berapa jarak antara tempat tinggal Anda dengan tempat untuk membeli obat tersebut?

    Jawaban:

    *Jika memperoleh dari orang lain,

    1. siapakah yang memberikannya?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Jawaban :

    d. Untuk siapakah obat tersebut digunakan(diri sendiri, suami/anak, anggota keluarga lain)?

    Jawaban :

    e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat tersebut?

    Jawaban:

    f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat tersebut ?

    Jawaban:

    g. Apakah ada efek samping yang dirasakan ketika menggunakan obat tersebut? Jawaban:

    h. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tersebut? Jawaban:

    i. Apakah Anda (orang yang menggunakan obat tersebut) sembuh setelah diobati dengan obat tersebut?

    Jawaban:

    16. Jika menggunakan obat tradisional

    a. Apa nama obat tradisional yang anda gunakan ?

    Jawaban:

    b. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tradisional tersebut? Jawaban:

    c. bagaimana cara mendapatkan obat tradisional tersebut? *Jika dengan cara membeli

    4. dimanakah obat tersebut Anda beli? Jawaban :

    5. berapa harga obat tersebut ? Jawaban :

    6. Berapa jarak antara tempat tinggal Anda dengan tempat untuk membeli obat tersebut?

    Jawaban:

    *Jika memperoleh dari orang lain,

    2. siapakah yang memberikannya? Jawaban :

    d. Untuk siapakah obat tradisional tersebut (diri sendiri, suami/anak, anggota keluarga lain)?

    Jawaban :

    e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat tradisional tersebut?

    Jawaban:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat tradisional tersebut ?

    Jawaban:

    g. Apakah ada efek samping yang dirasakan ketika menggunakan obat tradisional tersebut?

    Jawaban:

    h. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tradisional tersebut? Jawaban:

    i. Apakah Anda (orang yang menggunakan obat tersebut) sembuh setelah diobati dengan obat tradisonal tersebut?

    17. Jawaban:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Lampiran 6. Data Persentase

    Karakteristik Parameter

    N=96

    %

    Usia

    23-28 5 5

    29-34 24 25

    35-40 25 26

    41-46 16 16.7

    47-52 7 7.3

    53-58 18 18.8

    59-64 1 1

    Pekerjaan

    Tidak Bekerja(Ibu

    Rumah Tangga)

    64 66.7 Bekerja (Petani &

    wiraswasta

    32

    33.3

    Status Pernikahan Menikah 91 94.8

    Pernah Menikah(Janda)

    5 5.2

    Pendidikan Terakhir SD 56 58.3

    SMP 21 21.9 SMA 19 19.8

    Pendapatan per Bulan < 1 Juta 75 78.1

    1 Juta-1,5 Juta

    21 21.9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Pengetahuan Responden

    Pertanyaan Karakteristik Parameter N=96 (%)

    1 Istilah pengobatan mandiri

    Pernah Mendengar 73 76

    Belum Pernah Mendengar 23 24

    2 Sumber informasi Kerabat / Tetangga 52 71,2

    Tv/ Radio 16 21,9

    Petugas Puskesmas 5 6,8

    3 Pengertian pengobatan mandiri

    Pengobatan yang dilakukan tanpa bantuan orang lain

    39 53,4

    Mengobati panas, demam,

    flu, sakit kepala dll

    11 15,1

    Menggunakan bahan-bahan alam

    8 11

    Tidak membutuhkan

    pemeriksaan dokter

    8 11

    Memakai obat-obatan yang

    ada di rumah

    7 9,6

    4 Obat-obatan untuk pengobatan mandiri bisa

    dibeli tanpa pemeriksaan ke dokter

    Tidak semua bisa dibeli

    tanpa periksa kedokter

    47 49

    Semua bisa dibeli tanpa

    periksa ke dokter

    49 51

    5s Istilah obat bebas dan obat bebas terbatas Tahu 23 24

    Tidak Tahu 73 76

    a,

    Contoh obat bebas dan bebas terbatas

    Paracetamol 11 47,8

    Amoxicilin 6 26,1

    Konidin 2 8,7

    dll (CTM, asam mefenamat, komix, promag)

    4 17,4

    b, Tempat membeli obat bebas dan bebas terbatas Apotik 19 82,6

    Kios / warung 4 17,4

    c, Perlu atau tidak resep untuk membeli obat bebas dan bebas terbatas

    Perlu 3 13

    Tidak perlu 20 87

    d,

    Bentuk - bentuk obat bebas dan bebas terbatas Tablet

    16

    69,6

    Kapsul 4 17,4

    Serbuk 2 8,7

    Cairan 1 4,3

    6 Melihat lambang pada kemasan obat Pernah 60 62,5

    Belum pernah 36 37,5

    a, Lambang obat yang dapat dibeli tanpa resep

    dokter (Hijau)Obat Bebas 29 48,3

    (Biru)Obat Bebas Terbatas 24 40

    (Merah)Obat Keras 7 11,7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Sikap dan Tindakan Responden

    Pertanyaan Karakteristik Parameter N=96 (%)

    7 Pilihan responden ketika sakit Pengobatan mandiri

    62 64,6

    Periksa ke dokter 34 35,4

    8

    Alasan responden

    melakukan pengobatan mandiri

    Mudah dilakukan

    2%

    3,2

    Sakit cepat ditangani

    5

    8,1

    Pernah dilakukan sebelumnya

    20

    32,3

    Menghemat waktu berobat

    14 22,6

    Penyakit yang dialami masih

    ringan

    21 33,9

    9

    Alasan responden memilih

    pengobatan mandiri daripada

    periksa ke dokter

    Jarak apotek dan puskesmas jauh dari rumah

    7

    11.3

    Dokter tidak selalu ada di

    puskesmas

    2 3.2

    Terbatasnya biaya berobat ke dokter

    28 45.2

    Lebih hemat 5 8.1

    Ingin mencoba sendiri terlebih dahulu

    4 6.5

    Murah 7 11.3

    Obat mudah didapat

    5 8.1

    Sakit lebih cepat teratasi

    4 6.5

    10 Menyukai pengobatan mandiri Menyukai

    62

    64.6

    Tidak Menyukai 34 35.4

    11 Pengobatan mandiri memberi

    manfaat

    Bermanfaat 57 91.0

    Tidak Bermanfaat 5 8.1

    Pertanyaan Karakteristik Parameter N=96 (%)

    12 Melakukan pengobatan mandiri

    1 bulan terakhir

    Melakukan 96 100

    Tidak Melakukan - -

    13

    Kembali melakukan pengobatan

    mandiri ketika sakit Kembali melakukan 53

    55.2

    Tidak kembali melakukan 34 35.4

    Ragu-ragu 9 9.4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    PROFIL PENGGUNAAN OBAT Pertany

    aan

    Pola Penggunaan Obat Parameter N=96 (%)

    14 Pilihan Obat Obat Modern 50

    52,1

    Obat Tradisional 47 49

    15,a Obat modern yang digunakan

    PCT

    20

    40

    panadol 2 4

    konidin 17 34

    paramex 16 32

    ranitidine 1 2

    Komix 4 8

    procold 7 14

    oralit 1 2

    bodrex 1 2

    amoxicilin 9 18

    CTM 3 6

    bintang 7 2 4

    Asam Mefenamat 2 4

    inza 9 18

    betadine 5 10

    15,b Keluhan / penyakit yang diobati Demam 28 56

    Sakit Kepala 27 54

    Flu dan Batuk 21 42

    Luka-luka 7 14

    Maag 2 4

    Diare 2 4

    sakit gigi 9 18

    alergi 4 8

    15,c,1

    Sumber mendapatkan obat Kios / Warung

    34

    68

    Apotik 3 6

    Petugas Pustu 13 26

    c,2 Kisaran Harga Obat 500 - 1500 14 28

    2000 - 3000 23 46

    5000 - 10000 5 10

    15000 - 30000 7 14

    > 30000 1 2

    c,3 Jarak tempat tinggal dengan

    tempat membeli obat

    5 - 10 m

    27

    54

    15 - 25 m 13 26

    30 - 50 m 5 10

    100 - 500 m 2 4

    1 - 5 km 3 6

    d, Individu yang menggunakan obat

    Diri Sendiri

    22

    44

    Suami 13 26

    Anak 15 30

    e, Lama penggunaan obat 2-3 hari 28

    56

    Selama sakit 22 44

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    f, Frekuensi penggunaan obat /

    hari

    1 x sehari

    5

    10

    2 x sehari 7 14

    3 x sehari 38 76

    g, Adanya efek samping obat Ya(Mengantuk)

    6

    12

    Tidak 44 88

    h,

    Alasan pemilihan obat

    Berdasarkan

    Pengalaman

    13

    26

    Dapat

    Menyembuhkan

    6 12

    Murah 35 70

    Mudah di Dapat 17 34

    Praktis 8 16

    i,

    Hasil Pengobatan

    Sembuh 39 78

    Tidak sembuh 11 22

    16,a Obat tradisional yang digunakan

    Daun Pepaya

    5

    10,6

    Daun Beluntas 3 6,4

    Kemangi 1 2,1

    Kencur 1 2,1

    Daun Srikaya 2 4,3

    Buah Cinta 2 4,3

    Daun Asam 1 2,1

    Daun Kelor 5 10,6

    Daun Sukun 2 4,3

    Pucuk Kujawas (

    Jambu Biji)

    22 46,8

    Pucuk Kusambi 22 46,8

    Jeruk nipis 3 6,4

    Kunyit + Kemiri 2 4,3

    b

    Keluhan / penyakit yang diobati

    Malaria

    8

    17,0

    Perut Kembung 1 2,1

    Batuk Berdahak 1 2,1

    Sakit Pinggang 2 4,3

    Panas Tinggi 1 2,1

    Asam Urat 5 10,6

    Jantung 2 4,3

    Diare 29 61,7

    Batuk 3 6,4

    Luka-luka 2 4,3

    c,

    Sumber mendapatkan obat

    Tetangga

    21

    44,7

    Milik Sendiri

    (Kebun Keluarga) 26

    55,3

    d, Individu pengguna obat

    Diri Sendiri

    26

    55,3

    Suami 11 23,4

    Anak 5 10,6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Anggota keluarga

    lain (Mertua dan

    Keponakan

    5

    10,6

    e, Lama penggunaan obat Selama gejala / Sakit 12

    25,5

    1-3 hari 30 63,8

    4-5 hari 5 10,6

    f,

    Frekuensi penggunaan obat /

    hari

    1 x sehari

    5

    10,6

    2 x sehari 9 19,1

    3 x sehari 33 70,2

    g, Adanya efek samping obat Ya

    -

    -

    Tidak 47 100

    h, Alasan pemilihan obat Sudah Tersedia di

    Kebun Rumah

    26 55,3

    Pengalaman 8 17

    Terbatasnya biaya

    berobat

    15 31,9

    Mudah dan praktis 3 6,4

    Alami 3 6,4

    4 8,5

    15 31,9

    i,

    Hasil Pengobatan

    Sembuh 47 100

    Tidak sembuh - -

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    BIOGRAFI PENULIS

    Penulis skripsi dengan judul Profil Penggunaan Obat dan

    Perilaku Pengobatan Mandiri di Kalangan Ibu-Ibu Desa

    Oelnasi, Nusa Tenggara Timur bernama lengkap Yohana

    Febriani Putri Peu Patty. Anak dari pasangan Bapak Petrus

    Peu dan Ibu Ta Persiana. Penulis lahir di Dili, 24 Februari

    1996 dan mengawali masa pendidikannya di TK Santa

    Maria Imaculata (2000-2001) kemudian melanjutkan ke

    Sekolah Dasar SD Katolik Santo Yoseph 1 (2001-2007),

    SMP Negeri 2 Kupang (2007-2010), SMA Negeri 3 Kupang

    (2010-2013) dan kemudian penulis melanjutkan pendidikan

    sarjana di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta pada

    tahun 2013. Selama masa studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis

    cukup aktif dan terlibat dalam beberapa kegiatan kepanitiaan yaitu anggota seksi humas

    Angkringan Lintas Iman 2014 anggota seksi liturgi Panitia Paskah 2015, dan anggota

    seksi dana dan usaha Donor Darah JMKI 2015. Selain itu penulis juga pernah menjadi

    asisten praktikum Farmasi Fisika serta Anatomi dan Fisiologi Manusia tahun ajaran

    2016/2017.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI