Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROFIL
POTENSI DAN PELUANG INVESTASISEKTOR PARIWISATA
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 1
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa , serta anugerah-NYA sehingga buku
Investment Project Ready To Offer (IPRO) dan Profil Potensi dan Peluang Investasi di
sektor Pariwisata pada 3 KSPN telah tersusun dengan baik.
Penyusunan buku ini dilatarbelakangi dengan kurang memadainya infrastruktur
dan kurangnya optimalisasi asset daerah dalam pengembangan kawasan strategis
pariwisata nasional (KSPN) di Jawa Tengah.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada para narasumber , Kabupaten/Kota
dan Tim pendamping dari Center for Micro and Small Enterprise Dinamica (Cemsed)
Universitas Kristen Satya Wacna (UKSW) Salatiga, harapannya dalam buku ini dapat
selalu di “update” sesuai perkembangan terkini.
Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan, semoga informasi dalam
buku ini dapat membuka wawasan dan berkembangnya ide untuk mendukung
pengembangan ekonomi sektor Pariwisata.
Semarang, 2019
Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Jawa Tengah
Ratna Kawuri, SH
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 2
INVESTMENT PROJECT
READY TO OFFER
(IPRO)
A. INVESTASI PEMERINTAH
I. KSPN Sangiran
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 3
Peluang investasi pemerintah diarahkan pada perbaikan infrastuktur berupa
jalan:
1. Di dalam lokasi kompleks museum sangiran yang menghubungkan antar
museum jalan diperbaiki agar tidak bergelombang dan tidak banyak
berlubang.
2. Konektivitas jalan dengan menggunakan kereta Api dari solo atau sragen
menuju ke Stasiun gemolong.
Gambar 1 Lokasi Sangiran didekati dengan Stasiun KA Terdekat
II. KSPN Dieng
1. Peluang investasi pemerintah diarahkan pada perbaikan infrastuktur
berupa jalan menuju lokasi Dataran Tinggi Dieng dari arah Pekalongan,
Batang dan Banjarnegara. Gambaran tentang konektivitas Jalur Darat
dapat digambarkan sebagai berikut :
Museum Sangiran
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 4
Gambar 2. Konektivitas Jalan Darat Menuju Dieng dari Kabupaten Sekitarnya
2. Pemerintah Kabupaten Wonosobo sedang membangun infrastruktur
taman syailendra untuk mengoptimalisasi asset tersebut menjadi tempat
aktivitas pertemuan dan budaya dalam bentuk pendopo.
Gambar 3 Gambar Lokasi Taman Syailendra
Kondisi Eksisting Pendopo Taman Syailendra
DED Rencana Pengembangan Taman Syailendra
III. KSPN Karimunjawa
Pemerintah Kabupaten Jepara melalui Dinas Pariwisata sedang memperbaiki
fasilitas yang telah dibangun berupa tempat penginapan yang sudah dibangun
di lokasi Jatikerep – Karimunjawa.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 5
Gambar 4 Gambar Kondisi Eksisting Jati Kerep
Lokasi Jati Kerep – Kariminjuawa Tampak Depan
Bangunan Penginapan tampak dari depan
Bangunan Lokasi tampak dari pintu masuk
B. INVESTASI SWASTA
I. KSPN Sangiran
Investasi swasta pendukung pariwisata untuk KSPN Sangiran diarahkan pada
Pengembangan MICE di tengah ibu kota Kabupaten Sragen. Lahan tersedia di
seluas 8.000 m2 . MICE yang akan dibangun berupa Hall dengan daya tampung
Pesta berdiri 1200 tamu, theater 1000 orang, ruang kelas 600 orang. Hotel dengan
kamar 148 dari 3 kelas yaitu Executive Suite sampai Superior. Di dalam Hotel
terdapat 3 ruang meeting dengan kapasitas @135 orang, kolam renang dan
restaurant. Selain itu disediakan ruang publik dengan kapasitas menampung 100
space untuk ruang pamer. Bangunan Hotel dan Hall dibangun menjadi 5 lantai.
Gambaran tentang project ini adalah sebagai berikut :
1) Lokasi yang ditawarkan ada pada 3 lokasi berupa hamparan tanah untuk sawah
atau lahan kosong milik pemerintah Kabupaten Sragen :
a. Belakang Puskesmas, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 2,5 Ha
b. Workshop DPU, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 1 Ha
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 6
c. Selatan Pasar Djoko Tingkir, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 3,5
Ha
Gambar 5 Lokasi Lahan di Sragen Secara Visual dari Google Map
Gambar 6 Kondisi Eksisting Lahan Aset di Kabupaten Sragen
Lokasi Lahan A Belakang Puskesmas, Nglangon, Karang Tengah, Kec. Sragen seluas 2,5 Ha
Lokasi B Workshop DPU, Nglangon, Karang Tengah, Kec. Sragen seluas 1 Ha
Lokasi C Selatan Pasar Djoko Tingkir, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 3,5 Ha
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 7
Gambar 7 Rancangan Usulan MICE
Rancangan Ruang Pertemuan / Hall Rancangan Ruang Publik Ourdoor Rancangan Tempat Pameran Indoor
Penilaian investasi dilakukan dengan menghitung sejumlah ukuran yang
digunakan untuk mengevaluasi proyek. Ukuran yang digunakan adalah Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP),
Return on Investment (ROI). Penentuan tingkat diskonto (discount rate)
mengacu pada rata-rata tingkat Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Korporasi
pada perbankan di Indonesia Mei 2019, yakni 9,54%. Dari nilai SBDK tersebut
maka tingkat biaya modal atau tingkat return yang diharapkan investor
diasumsikan lebih tinggi sebesar 14%.
II. KSPN Dieng
Dataran tinggi dieng merupakan zona inti yang tidak dapat didirikan
bangunan dengan fondasi batu yang dalam maka lokasi pengembangan
tempat penginapan diarahkan pada zona 2 yaitu di Kabupaten
Banjarnegara. Lokasi Lahan berada di Kabupaten Banjarngeara
menggunakan lahan Eks PT. Dieng Jaya yang saat ini mangkrak/ tidak
dipakai karena perusahaan mengalami kebangkrutan. Luas Lahan yang
tersedia lebih dari 10 ha yang dibagi menjadi 3 hamparan yaitu samping
telaga merdada, dan 2 lokasi berada di Jalan Raya dari arah Dieng menuju
Batur sebelah kiri dan kanan jalan raya.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 8
Gambar 8 Lokasi Eks PT Dieng Jaya
Gambar 9 Kondisi Eksisting Eks PT. Dieng Jaya
Lokasi sekitar Telaga Merdada Lokasi 1 di Jalan Dieng- Batur Lokasi 2 di Jalan Dieng- Batur
Gambar 10 Rancangan Usulan Resort dan Rumah Makan
Rancangan Usulan Resort Rancangan kamar Rancangan rumah makan
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 9
III. KSPN Karimunjawa
Arah pengembangan menjadi Hotel sebagai penyedia akomodasi yang
mendukung penyediaan akomodasi di Karimunjawa. Lahan tersedia di
Kabupaten Jepara seluas 7.500 m2 dapat didirikan bangunan Hotel beserta
fasilitas gedung lengkap. Gedung yang akan dibangun adalah hotel berbintang
3 dengan jumlah kamar (room) 135 unit , 2 meeting room, restaurant, kolam
renang, sport center.
Gambar 11 Rancangan Usulan Hotel Berbintang 3
Usulan Konsep pembangunan hotel
C. MODEL KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA
Model Kerjasama Pemerintah dan Swasta KSP atau Public Private Partnership
(PPP) adalah Suatu kontrak jangka panjang antara pihak pemerintah dan swasta
untuk menyediakan barang dan layanan publik, dimana pihak swasta menanggung
resiko secara signifikan dan bertanggungjawab dalam pengelolaan proyek
kerjasama.
Beberapa Bentuk kerjasama yang bersifat kemitraan strategis melalui PPP :
1. Bangun-Kelola-Sewa- Serah (Build, Operate, Lease-hold and Transfer/ BOLT)
2. Bangun-Serah-Sewa (Build, Transfer and Lease-hold/ BTL)
3. Bangun-Sewa-Serah ( Build, Rent and Transfer/ BRT )
4. Bangun-Kelola-Alih Milik (Built, Operate, and Transfer/ BOT)
5. Bangun-Serah (Build and Tranfer / BT)
6. Bangun-Serah-Kelola (Build-Transfer-Operate / BTO)
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 10
7. Rehabilitasi-Guna-Serah (Renovate, Operate and Transfer /ROT )
8. Renovasi-Guna-Sewa-Serah (Renovate, Operate, Leashe-hold and Transfer /
ROLT)
9. Sewa-Tambah dan Guna (Contract, Add and Operate / CAO)
Saran/ Rekomendasi yang paling memungkinkan adalah model BOT (Built, Operate,
and Transfer) dimana Pihak Swasta membangun dan mengoperasikan suatu
fasilitas infrastruktur yang kemudian dipindah tangankan kepada Pemerintah
Daerah setelah masa konsesi habis. Pada akhir Perjanjian Kerjasama seluruh aset
proyek diserahkan kepada Pemerintah, tanpa penggantian biaya apapun.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 11
PROFIL POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
DI SEKTOR PARIWISATA
PADA 3 KSPN DI JAWA TENGAH
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH
2019
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 12
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu strategi pengembangan sektor pariwisata di Jawa Tengah
tertuang dalam APBN tentang pengembangan destinasi pariwisata prioritas atau
yang dikenal dengan 10 destinasi Bali Baru. Sepuluh Bali Baru yang
dikembangkan mulai tahun ini adalah Danau Toba di Sumatera Utara; Tanjung
Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung; Tanjung Lesung di Banten; Kepulauan
Seribu di Jakarta; Borobudur di Jawa Tengah; Bromo Tengger Semeru di Jawa
Timur; Mandalika di Nusa Tenggara Barat; Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur;
Wakatobi di Sulawesi Tenggara; dan Morotai di Maluku Utara. salah satu cara
agar potensi wisata bisa berkembang adalah dengan membuka kehadiran
investor melalui pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Merespon program tersebut maka pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya
untuk membangun infrastruktur utama dan penunjang pariwisata yang ada di
sekitar Borobudur dan sekaligus daerah potensi pariwisata yang lain yang ada di
Jawa Tengah. Oleh karena itu, DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah melakukan
kajian tentang potensi pengembangan investasi pendukung pariwisata di KSPN
Dieng, Sangiran dan Karimunjawa.
1.2. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) adalah suatu sistim
neraca terpadu sektor pariwisata yang mencakup 2 (dua) sisi kegiatan pariwisata,
yaitu (1) permintaan, meliputi konsumsi wisatawan, investasi dan promosi, dan
(2) penawaran, meliputi penyediaan sarana dan prasarana pariwisata. Sistem
neraca tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 13
Gambar 12 Skema Neparnas
Skema Ruang Lingkup Ekonomi Pariwisata dari Sisi Permintaan dan Penawaran
Permintaan Penawaran
Konsumsi Pariwisata Investasi & Pengembangan Pariwisata
Barang & Jasa yang Dikonsumsi
Barang Modal
- Pengeluaran
Wisatawan
manca negara
- Pengeluaran
wisatawan
nusantara
- Pengeluaran wisatawan nasional (pre & post trip)
- Pembentukan modal - Promosi
- Hotel & restoran - Angkutan
domsetik & komunikasi
- Biro Perjalanan Rekreasi & hiburan
- Cinderamata - Kesehatan,
kecantikan, & jasa lainnya
- Produk industri non makanan
- Produk pertanian
- Industri mesin, alat transportasi dan peralatan
- Bangunan & kontruksi
Sumber : Publikasi Nesparnas Tahun 2017, Kemenpar
Dalam konsep statistik makro ekonomi, dikenal konsep keseimbangan antara
penawaran (supply) dan permintaan (demand). Namun, dalam menjelaskan
aktivitas pariwisata, permintaan tidak sama dengan penawaran, karena output
kegiatan usaha yang terkait pariwisata tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk
pengeluaran untuk pariwisata, namun juga dikonsumsi untuk pengeluaran lain.
Sebagai contoh, output kegiatan usaha perdagangan besar dan eceran tidak
semuanya terkait dnegan aktivitas pariwisata, kecuali berlokasi di destinasi
wisata atau usaha yang melakukan perdagangan terkait aktivitas pariwisata,
seperti penjualan cinderamata.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 14
Untuk memetakan potensi investasi pada sektor pariwisata dalam studi ini
digunakan pendekatan 4A, antara lain :
1. Attraction (Atraksi)
Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yaitu 1) Natural
Resources ( wisata alami), 2) Atraksi wisata budaya, dan 3) Atraksi wisata buatan
(diciptakan oleh manusia).
2. Amenity (Fasilitas)
Amenity atau amenitas adalah segala macam sarana dan prasarana
yangdiperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata. Sarana
dan prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah makan, transportasi
dan agen perjalanan.
3. Accessibility (Aksesibilitas)
Accessibility merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan pariwisata.
Segala macam transportasi ataupun jasa transportasi menjadi akses penting
dalam pariwisata. Di sisi lain akses ini diidentikkan dengan transferabilitas, yaitu
kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu kedaerah yang lain.
4. Ancilliary (Pelayanan Tambahan)
Pelayanan tambahan harus disediakan oleh pemerintah dari suatu daerah yang
menjadi tujuan wisata baik untuk wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata.
Pelayanan yang disediakan termasuk pemasaran, pembangunan fisik (jalan
raya, rel kereta, air minum, listrik, telepon, dan lain-lain) serta mengkoordinir
segala macam aktivitas dan dengan segala peraturan perundang-undangan baik
di jalan raya maupun di objek wisata.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 15
Gambar 13 Skema Pengembangan Pariwisata
TOURISM
Attraction Amenity
Accessibility Ancilliary
Natural Resources Atraksi Wisata
Budaya
Atraksi Buatan
Penginapan
Rumah Makan
Transportasi
Agen Perjalanan
Bandara
Pelabuhan
Jalan Raya
Pemasaran
Pembangunan Fisik Tourist Information
Pengelolaan
Stakeholder
1.3. KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL DI JAWA TENGAH
Menurut PP nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengambangan
Kepariwisataa Nasional (RIPARNAS) tahun 2010-2025 di Jawa Tengah terdapat
5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN1), di Jawa Tengah yaitu :
1. KSPN Borobudur dan sekitarnya
2. KSPN Dieng dan sekitarnya
3. KSPN Karimunjawa dan sekitarnya
4. KSPN Sangiran dan Sekitarnya
5. SKPN Merapi Merbabu dan Sekitarnya
Adapun KSP yang menjadi tempat studi peluang investasi adalah :
1. KSPN Dieng dan sekitarnya, yang secara administratif berada di Kabupaten
Wonosobo dan Banjarnegara.
1 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN adalah kawasan yang memiliki fungsi
utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 16
2. KSPN Sangiran dan sekitarnya, yang secara administratif berada di
Kabupaten Sragen
3. KSPN Karimunjawa dan sekitarnya, yang secara administratif berada di
Kabupaten Jepara.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 17
BAB II.
KONDISI EKSISTING 4A PARIWISATA PADA 3 KSPN
DI JAWA TENGAH
2.1. KSPN SANGIRAN
2.1.1. Attracction
Situs Sangiran terletak di dua wilayah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
Tengah, yaitu Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, dengan luas
59,21 kilometer persegi. Situs ini dikelola Balai Pelestarian Situs Manusia
Purba (BPSMP). Museum Sangiran yang terletak di kawasan Situs Sangiran
dibagi menjadi lima klaster.
1. Klaster pertama adalah Klaster Krikilan yang berfungsi sebagai pusat
kunjungan atau visitor center, yang memberikan informasi secara
lengkap tentang Situs Sangiran.
2. Kemudian ada Klaster Dayu,
3. Klaster Bukuran,
4. Klaster Ngebung, dan
5. Museum Manyarejo.
2.1.2. Accessibility
A. Transportasi
Aksesibilitas ini berhubungan dengan Kabupaten/Kota di sekitarnya. Jaringan
jalan utama yang menghubungkan KSPN Sangiran dan sekitarnya adalah Jalan
Raya Solo-Purwodadi yang merupakan jalan Provinsi.
- Konektivitas Darat
Kondisi jalan utama pencapaian ke wilayah KSPN Sangiran dan sekitarnya
adalah sebagai berikut:
Jalan Raya Karanggede-Gemolong, dicapai melalui Tingkir Salatiga
Jalan Raya Purwodadi-Solo (wilayah Purwodadi), dicapai melalui
Pantura
Jalan Raya Purwodadi-Solo (wilayah Sragen), dicapai melalui Solo
- Konektivitas Udara
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 18
Transportasi udara yang terdekat menuju wilayah KSPN Sangiran dan
sekitarnya adalah melaui Bandara Adi Sumarmo. Setelah menempuh jalur
udara dapat dilanjutkan jalur darat yaitu perjalanan ke arah utara
Kabupaten Sragen sekitar 17 km menuju ke Kecamatan Kalijambe (lokasi
museum Sangiran).
- Konektivitas Laut
Pelabuhan Tanjung Mas yang berada di Kota Semarang merupakan
pelabuhan utama penumpang di Provinsi Jawa Tengah.
B. Komunikasi
Jaringan teknologi komunikasi dan informasi perlu diintegrasi untuk mendukung
kelancaran arus informasi yang berkaitan dengan kegiatan berbagai sektor
kehidupan khususnya wisata, sektor yang berbasis elektronik.
2.1.3. Amenity
a. Jasa Penginapan
b. Jasa Makan dan Minuman (Fasilitas Rumah Makan/Restoran)
c. Jasa Perjalanan Wisata (Biro Perjalanan)
d. Toko Suvenir, Kerajinan, dan Showroom Batik
2.1.4. Ancilliary
Pengelolaan pariwisata di KSPN Sangiran dan Sekitarnya saat ini dilakukan
oleh Multistakeholders. Artinya, bahwa terdapat beberapa institusi yang
mengelola destinasi pariwisata.
2.2. KSPN DIENG
2.2.1. Attracction
Daya tarik wisata alam yang dimiliki Kawasan Dieng dan sekitarnya: Kawah
Candrodimuko, Kawah Sileri, Telaga Balekembang, Telaga Warna, Tegala
Pengilon, Air Terjun Sikarim, Telaga Cebong, Kawah Sikidang, dan Telaga
Merdada. Sedangkan daya tarik wisata budaya yang dimiliki Kawasan Dieng dan
sekitarnya Candi Arjuna, Candi Gatotkaca dan Candi Bima. Dan daya tarik wisata
buatan yang dimiliki Kawasan Dieng D’Qiano Hot Spring. Selain daya tarik wisata
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 19
tersebut, di Kawasan Dieng dan Sekitarnya terdapat berbagai event-event wisata
yang diselenggarakan setiap tahunnya : Ruwat Rambut Gembel, Baritan, Festival
Durian, Kunduran.
2.2.2. Accessibility
A. Transportasi
1. Jalur Akses Wisata dari Kabupaten Wonosobo Menuju Dieng
Dengan kondisi alam dan kontur jalan yang sedemikian rupa, satu-satunya
jenis angkutan untuk menuju Dieng melalui Kabupaten Wonosobo dengan
angkutan darat.
2. Jalur Akses Wisata dari Kota Semarang Menuju Dieng
Dari terminal bus antar kota Terboyo banyak terdapat bus yang melayani
trayek Semarang - Purwokerto melalui Wonosobo. Jaraknya sekitar +/- 120
km dengan waktu tempuh +/- 3,5 jam. Dengan rute: (Semarang-Ungaran-
Bawen-Ambarawa) – (Secang-Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo)
– (Kejajar – Dieng). Bila menggunakan kendaraan pribadi bisa melalui jalur
akses Bandungan, dengan rute: (Semarang-Ungaran-Bandungan-
Sumowono) – (Ngadirejo-Jumprit-Tambi) – (Kejajar - Dieng).
3. Jalur Akses Wisata dari Kabupaten Pekalongan-Kabupaten Banjarnegara
Menuju Dieng
Menuju dataran tinggi Dieng dapat diakses melalui Kabupaten Pekalongan
ataupun Kabupaten Banjarnegara. Apabila melalui Pekalongan jalur ini
diakses dengan menggunakan bus kecil dengan jurusan Kalibening,
kemudian dilanjutkan dari Wanayasa menuju Batur, dan kemudian
menggunakan bus kecil menuju Dieng. Jalur yang diakses adalah: (Kajen-
Linggoasri) – (Paninggaran-Kalibening-Wanayasa) – (Batur-Dieng).
4. Jalur Akses Wisata dari Kabupaten Batang – Menuju Dieng
Menuju dataran tinggi Dieng dapat diakses melalui Batang. Apabila melalui
Pekalongan jalur ini diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Ditempuh dari Bawang – Dusun Bitingan, Desa Kepakisan – Kawah Sileri-
Dieng.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 20
B. Komunikasi
Jaringan telepon sudah ada di beberapa kawasan dataran tinngi Dieng,
terutama di sepanjang jalan kolektor.
2.2.3. Amenity
Hotel/Homestay
Moda Transportasi
Restoran/Rumah Makan
Toko/Kios
2.2.4. Ancilliary
Pokdarwis Dieng Pandawa adalah sebuah kelompok yang menjadi
kelembagaannya menjadi forum rembug/komunikasi masyarakat pariwisata
Kawasan Dieng berada di Desa Dieng Kulon. Fungsi dan peran Pokdarwis
Dieng Pandawa adalah:
Sebagai perintis Desa Wisata Dieng Kulon membina dan mengarahkan
masyarakat menajadi tuan rumah yang baik
Mengenalkan Sapta Pesona
Bertindak sebagai fasilitator bagi usaha-usaha masyarakat
2.3. KSPN KARIMUNJAWA
2.3.1. Attracction
Berikut adalah daya tarik wisata alam yang dimiliki Kawasan Karimun Jawa:
Daya Tarik Wisata Alam Daratan
Daya Tarik Wisata Alam Perairan
Beberapa keragaman budaya rakyat di Karimunjawa antara lain:
- Kesenian rakyat, seperti Reog Barongan, Kuda Lumping, Rebana dan
Pencak silat.
- Perkawinan Suku Bugis
- Upacara peluncuran perahu (mappanok lopi).
- Sedekah Laut/Lomban.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 21
- Makam Sunan Nyamplungan
- Sumur wali di Pulau Nyamuk.
- Upacara memindahkan rumah (mappalettek bola)
- Upacara Barikan.
2.3.2. Accessibility
a. Transportasi
Konektivitas Darat, Moda dan Sistem Transportasi
Konektivitas Udara, Moda dan Sistem Transportasi
Konektivitas Sungai, Danau atau Laut, Moda dan Sistem Transportasi
b. Komunikasi
Alat komunikasi terbanyak berupa telepon pribadi dengan memanfaatkan
jaringan nir kabel (melalui sinyal menara telekomunikasi/BTS).
2.3.3. Amenity
Yang tergolong dalam fasilitas pariwisata diantaranya toko, fasilitas warung
makan,restoran, Fasilitas akomodasi di Kecamatan Karimunjawa
diantaranya berupa homestay, pondok wisata dan hotel.
2.3.4. Ancilliary
Balai Taman Nasional Karimunjawa mempunya 3 mitra yaitu Wildlife
Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP), RARE dan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 22
BAB III. PELUANG INVESTASI
Guna melihat kelayakan usaha maka dilakukan pendekatan dari aspek finansial. Untuk
lebih mendekati kepada faktual, maka dalam feasibility study ini dianalisis NPV, IRR,
Payback Period, Profitability Index, BEP dan Net Profit Margin, menggunakan discount
faktor. Di samping itu analisis sensitivitas akan digunakan untuk mendekati keadaan
perusahaan yang mungkin terjadi selama investasi proyek dengan cara membuat
skenario biaya meningkat, dan gross benefit .
A. INVESTASI PEMERINTAH
I. KSPN Sangiran
Peluang investasi pemerintah diarahkan pada perbaikan infrastuktur berupa
jalan:
1. Di dalam lokasi kompleks museum sangiran yang menghubungkan antar
museum jalan diperbaiki agar tidak bergelombang dan tidak banyak
berlubang.
2. Konektivitas jalan dengan menggunakan kereta Api dari solo atau sragen
menuju ke Stasiun gemolong.
Gambar 1 Lokasi Sangiran didekati dengan Stasiun KA Terdekat
Museum Sangiran
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 23
II. KSPN Dieng
Peluang investasi pemerintah diarahkan pada perbaikan infrastuktur berupa jalan
menuju lokasi Dataran Tinggi Dieng dari arah Pekalongan, Batang dan
Banjarnegara.
Gambar 2. Konektivias Jalan Darat Menuju Dieng dari Kabupaten Sekitarnya
Sementara ini pemerintah Kabupaten Wonosobo sedang membangun infrastruktur
taman syailendra untuk mengoptimalisasi asset tersebut menjadi tempat aktivitas
pertemuan dan budaya dalam bentuk pendopo. Fasilitas lain yang turut dibangun
adalah tempat parkir dan villa pada lokasi diatas tanah Eks PT. Dieng Jaya.
Gambar 3. Gambar Lokasi Taman Syailendra
Kondisi Eksisting Pendopo Taman Syailendra
DED Rencana Pengembangan Taman Syailendra
III. KSPN Karimunjawa
Pemerintah mengundang investor untuk mengelola tempat penginapan yang
ada di Karimunjawa.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 24
Gambar 14 Gambar Kondisi Eksisting Jati Kerep
Lokasi Jati Kerep – Kariminjuawa Tampak Depan
Bangunan Penginapan tampak dari depan
Bangunan Lokasi tampak dari pintu masuk
B. INVESTASI SWASTA
I. KSPN Sangiran
Investasi swasta pendukung pariwisata untuk KSPN Sangiran diarahkan pada
Pengembangan MICE di tengah ibu kota Kabupaten Sragen. Lahan tersedia
seluas 8.000 m2 memiliki potensi investasi yang menguntungkan jika didirikan
bangunan Hotel & Convention Center yang mampu mengakomodasi semua
jenis kegiatan MICE mulai dari kegiatan bisnis, pesta hingga konferensi
tingkat daerah, nasional maupun internasional. MICE yang akan dibangun
berupa Hall dengan daya tampung Pesta berdiri 1200 tamu, theater 1000
orang, ruang kelas 600 orang. Hotel dengan kamar 135 dari kelas 3 kelas yaitu
Executive Suite sampai Superior. Di dalam Hotel terdapat 2 ruang meeting
dengan kapasitas @135 orang, kolam renang dan restaurant. Selain itu
disediakan ruang publik dengan kapasitas menampung 100 space untuk ruang
pamer. Bangunan Hotel dan Hall dibangun menjadi 5 lantai.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 25
Pemerintah telah menyediakan lahan untuk MICE. Gambaran tentang project
ini adalah sebagai berikut :
2) Lokasi yang ditawarkan ada pada 3 lokasi berupa hamparan tanah untuk sawah
atau lahan kosong milik pemerintah Kabupaten Sragen :
A. Belakang Puskesmas, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 2,5 Ha
B. Workshop DPU, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 1 Ha
C. Selatan Pasar Djoko Tingkir, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 3,5
Ha
Ditempuh dengan jarak 1,5 KM dari Alun alun/ Pemda Sragen dengan
menggunakan kendaraan bermotor dapat ditempuh sekitar 5 menit. Jaringan
jalan dan komunikasi sudah tersedia dengan baik di lokasi investasi.
Gambar 15 Lokasi Lahan di Sragen Secara Visual dari Google Map
Gambar 16 Kondisi Eksisting Aset Lahan di Kabupaten Sragen
Lokasi Lahan A Belakang Puskesmas, Nglangon, Karang Tengah, Kec. Sragen seluas 2,5 Ha
Lokasi B Workshop DPU, Nglangon, Karang Tengah, Kec. Sragen seluas 1 Ha
Lokasi C Selatan Pasar Djoko Tingkir, Nglangon, Kr.tengah, Kec. Sragen seluas 3,5 Ha
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 26
Gambar 17 Rancangan Usulan MICE
Rancangan Ruang Pertemuan / Hall
Rancangan Ruang Publik Ourdoor Rancangan Tempat Pameran Indoor
Rancangan Perhitungan Kelayakan Bisnis dapat digambarkan pada tabel
berikut ini : Penilaian investasi dilakukan dengan menghitung sejumlah ukuran
yang digunakan untuk mengevaluasi proyek. Ukuran yang digunakan adalah
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP),
Return on Investment (ROI). Penentuan tingkat diskonto (discount rate)
mengacu pada rata-rata tingkat Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Korporasi
pada perbankan di Indonesia Mei 2019, yakni 9,54%. Dari nilai SBDK tersebut
maka tingkat biaya modal atau tingkat return yang diharapkan investor
diasumsikan lebih tinggi sebesar 14%.
II. KSPN Dieng
Dataran tinggi dieng merupakan zona inti yang tidak dapat didirikan bangunan
dengan fondasi batu yang dalam maka lokasi pengembangan tempat
penginapan diarahkan pada zona 2 yaitu di Kabupaten Banjarnegara. Lokasi
Lahan berada di Kabupaten Banjarngeara menggunakan lahan Eks PT. Dieng
Jaya yang saat ini mangkrak/ tidak dipakai karena perusahaan mengalami
kebangkrutan. Luas Lahan yang tersedia lebih dari 10 ha yang dibagi menjadi
3 hamparan yaitu samping telaga merdada, dan 2 lokasi berada di Jalan Raya
dari arah Dieng menuju Batur sebelah kiri dan kanan jalan raya.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 27
Gambar 18 Lokasi Eks PT Dieng Jaya
Gambar 19 Kondisi Eksisting Aset Lahan dan Bangunan Eks PT. Dieng Jaya
Lokasi sekitar Telaga Merdada Lokasi 1 di Jalan Dieng- Batur Lokasi 2 di Jalan Dieng- Batur
Gambar 20 Rancangan Usulan Resort dan Rumah Makan
Rancangan outdoor Resort Rancangan indoor Resort Rancangan Cafe
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 28
III. KSPN Karimunjawa
Arah pengembangan menjadi Hotel sebagai penyedia akomodasi yang
mendukung penyediaan akomodasi di Karimunjawa. Lahan tersedia di
Kabupaten Jepara seluas 7.500 m2 dapat didirikan bangunan Hotel beserta
fasilitas gedung lengkap. Gedung yang akan dibangun adalah hotel berbintang
3 dengan jumlah kamar (room) 135 unit , 2 meeting room, restaurant, kolam
renang, sport center.
Gambar 21 Rancangan Usulan Hotel Berbintang 3
Usulan Konsep pembangunan hotel di Pantai Bandengan
C. MODEL KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA
Model Kerjasama Pemerintah dan Swasta KSP atau Public Private Partnership
(PPP) adalah Suatu kontrak jangka panjang antara pihak pemerintah dan swasta
untuk menyediakan barang dan layanan publik, dimana pihak swasta menanggung
resiko secara signifikan dan bertanggungjawab dalam pengelolaan proyek
kerjasama.
Beberapa Bentuk kerjasama yang bersifat kemitraan strategis melalui PPP :
10. Bangun-Kelola-Sewa- Serah (Build, Operate, Lease-hold and Transfer/ BOLT)
11. Bangun-Serah-Sewa (Build, Transfer and Lease-hold/ BTL)
12. Bangun-Sewa-Serah ( Build, Rent and Transfer/ BRT )
13. Bangun-Kelola-Alih Milik (Built, Operate, and Transfer/ BOT)
14. Bangun-Serah (Build and Tranfer / BT)
15. Bangun-Serah-Kelola (Build-Transfer-Operate / BTO)
16. Rehabilitasi-Guna-Serah (Renovate, Operate and Transfer /ROT )
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 29
17. Renovasi-Guna-Sewa-Serah (Renovate, Operate, Leashe-hold and Transfer /
ROLT)
18. Sewa-Tambah dan Guna (Contract, Add and Operate / CAO)
Saran/ Rekomendasi yang paling memungkinkan adalah model BOT (Built, Operate,
and Transfer) dimana Pihak Swasta membangun dan mengoperasikan suatu
fasilitas infrastruktur yang kemudian dipindah tangankan kepada Pemerintah
Daerah setelah masa konsesi habis. Pada akhir Perjanjian Kerjasama seluruh aset
proyek diserahkan kepada Pemerintah, tanpa penggantian biaya apapun.
Profil Potensi dan Peluang Investasi di sektor Pariwisata 30
BAB 4. PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisi diatas maka diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada KSPN Sangiran, pemerintah daerah dan PT. KAI perlu memperbaiki akses
jalan menuju ke lokasi museum dan koneksi dengan jalur KA dari Stasiun Solo
menuju ke daerah Sangiran. Peluang investasi yang layak dan dapat ditawarkan
pada pihak swasta adalah pembangunan MICE dengan memanfaatkan lahan
milik pemerintah Kabupaten Sragen. Hasil kelayakan dari aspek keuangan
pembangunan MICE feasible untuk dilaksanakan.
2. Pada KSPN Dieng, Pemerintah Kabupaten Wonosobo perlu melanjutkan
pembangunan pendopo syailendra dan untuk kemudian dikelolakan pada pihak
swasta. Pemerinah Banjarnegara perlu meningkatkan dan memperbaiki akses
dari banjarnegara melalui karangkobar menuju Dieng. Pemerintah Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Batang perlu meningkatkan akses jalan dari
Kabupaten sekitarnya menuju ke Dieng.
3. Pada KSPN Karimunjawa, Potensi investasi yang langsung berlokasi di
Karimunjawa adalah Lokasi pembangunan penginapan di Jati Kerep yang saat
ini masih dalam tahap melengkapi saran dan prasarana. Kedepan pengelolaan
dapat dilakukan oleh Swasta.
4.2. REKOMENDASI
Beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan tindak lanjut dari kajian ini adalah :
1. Investasi publik terutama adalah dalam hal perbaikan infrastruktur berupa
jaringan air bersih, jalan dan sarana transportasi publik/umum.
2. Perlu ada kajian secara umum tentang model kerjasama yang menguntungkan
kedua belah pihak untuk pengelolaan aset dan bangunan milik pemda.