16
Prognosis fraktur Prognosis Pada kasus fraktur, prognosisnya bergantung dari tingkat keparahan serta tata laksana dari tim medis terhadap pasien dengan korban fraktur. Jika penanganannya cepat, maka prognosisnya akan lebih baik. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan dari tingkat keparahan, jika fraktur yang di alami ringan, maka proses penyembuhan akan berlangsung dengan cepat dengan prognosis yang baik. Tapi jikalau pada kasus yang berat prognosisnya juga akan buruk.bahkan jikalau parah, tindakan yang dapat di ambil adalah cacat fisik hingga amputasi.Selain itu penderita dengan usia yang lebih muda akan lebih bagus prognosisnya di banding penderita dengan usia lanjut. (Sumber : Bresler,Michael Jay.2006. Manual Kedokteran Darurat Edisi 6. Pg.60. Jakarta :EGC) Tahap pemeriksaan motorik PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK 1.PENDAHULUAN Pemeriksaan fungsi motorik, meliputi : 1)Observasi 2)Penilaian terhadap ketangkasan gerakan volunter 3)Penilaian tonus otot 4)Pemeriksaan trofi otot 5)Pemeriksaan kekuatan ekstremitas 2.OBSERVASI Dokter melakukan observasi terhadap pasien dengan gangguan motorik pada waktu ia masuk ke kamar periksa. Apakah ia berjalan sendiri ? Apakah ia dipapah ? Bagaimana gaya berjalannya ? Setiap gangguan somatomotorik yang ringan dapat diketahui dari observasi terhadap gerakan menutup/ membuka kancing baju, menggantungkan pakaian, melepaskan sandal, menaiki tempat periksa, merebahkan diri dan sebagainya. Bilamana pasien sudah berbaring di atas tempat periksa, simetri tubuh pasien harus diperhatikan. 3.PENILAIAN TERHADAP KETANGKASAN GERAKAN VOLUNTER

Prognosis Fraktur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas dk2p2

Citation preview

Prognosis fraktur

Prognosis Pada kasus fraktur, prognosisnya bergantung dari tingkat keparahan serta tata laksana dari tim medis terhadap pasien dengan korban fraktur. Jika penanganannya cepat, maka prognosisnya akan lebih baik. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan dari tingkat keparahan, jika fraktur yang di alami ringan, maka proses penyembuhan akan berlangsung dengan cepat dengan prognosis yang baik. Tapi jikalau pada kasus yang berat prognosisnya juga akan buruk.bahkan jikalau parah, tindakan yang dapat di ambil adalah cacat fisik hingga amputasi.Selain itu penderita dengan usia yang lebih muda akan lebih bagus prognosisnya di banding penderita dengan usia lanjut.

(Sumber : Bresler,Michael Jay.2006. Manual Kedokteran Darurat Edisi 6. Pg.60. Jakarta :EGC)

Tahap pemeriksaan motorik

PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK1.PENDAHULUAN Pemeriksaan fungsi motorik, meliputi :1)Observasi2)Penilaian terhadap ketangkasan gerakan volunter3)Penilaian tonus otot4)Pemeriksaan trofi otot5)Pemeriksaan kekuatan ekstremitas2.OBSERVASIDokter melakukan observasi terhadap pasien dengan gangguan motorik pada waktu ia masuk ke kamar periksa. Apakah ia berjalan sendiri ? Apakah ia dipapah ? Bagaimana gaya berjalannya ?Setiap gangguan somatomotorik yang ringan dapat diketahui dari observasi terhadap gerakan menutup/ membuka kancing baju, menggantungkan pakaian, melepaskan sandal, menaiki tempat periksa, merebahkan diri dan sebagainya. Bilamana pasien sudah berbaring di atas tempat periksa, simetri tubuh pasien harus diperhatikan.3.PENILAIAN TERHADAP KETANGKASAN GERAKAN VOLUNTERGerakan volunter yang dimaksud ialah gerakan pasien atas permintaan pemeriksa. Penilaian ini bersifat umum, yaitu untuk mengetahui apakah pasien masih dapat menekukkan lengannya di sendi siku, mengangkat lengan di sendi bahu, mengepal dan meluruskan jari-jari tangan, menekukkan di sendi lutut dan panggul serta menggerakkan jari-jari kakinya.Teknik pemeriksaan:a.Gerakan pada sendi bahu :-Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi bahu yang meliputi : abduksi

-adduksi, elevasi, fleksi-ekstensi, endorotasi-eksorotasi.-Perhatikan apakah pasien dapat melakukan gerakan-gerakan tersebut dengan mudah (bebas), dapat melakukan tetapi tidak sempurna, misalnya bisa melakukanabduksi tetapi tidak mencapai 90o (bebas terbatas), atau tidak dapat melakukan gerakan sama sekalib.Gerakan pada sendi siku :-Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi siku yaitu : fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi. Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.c.Gerakan pada sendi tangan :-Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi tangan yaitu : fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi. Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.d.Gerakan jari-jari tangan : Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan, abduksi-adduksi ibu jari. Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.e.Gerakan pada sendi panggul : Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi panggul yang meliputi : fleksi-ekstensi, abduksi-ekstensi, endorotasi-eksorotasi. Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.f.Gerakan pada sendi lutut :Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi lutut yang meliputi : fleksi-ekstensi, endorotasi-eksorotasi. Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.g.Gerakan pada sendi kaki :Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi kaki yang meliputi : dorsofleksi-plantar fleksi, inversi-eversi. Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.4. PENILAIAN TONUS OTOTPada waktu lengan bawah digerakkan pada sendi siku secara pasif, otot- otot ekstensor dan fleksor lengan membiarkan dirinya ditarik dengan sedikit tahanan yang wajar. Tahanan ini dikenal sebagai tonus otot. Jika tonus otot meningkat, maka pemeriksa mendapat kesulitan untuk menekukkan dan meluruskan lengan. Jika tonus otot hilang, maka pemeriksa tidak merasakan tahanan Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendapat hasil pemeriksaan yang baik meliputi : -Pasien harus tenang dan santai.-Ruang periksa harus nyaman dan tenang.Teknik pemeriksaan tonus otot:a.Memeriksa tonus otot bahu :-Pemeriksa menggerakkan sendi bahu seperti abduksi-adduksi dan elevasi, kemudian merasakan adanya tahanan pada m. deltoideus. Nilailah tahanan tersebut apakah normal, meningkat atau menurun. -Tonus yang meningkat berarti bahwa pemeriksa mendapat kesulitan untuk menggerakkan sendi bahu. Jika tonus otot hilang, maka pemeriksa tidak merasakan tahanan.b.Memeriksa tonus otot pada lengan atas :

-Pemeriksa menggerakkan sendi siku secara pasif, yaitu fleksi dan ekstensi berulang -ulang dan merasakan adanya tahanan pada otot-otot di lengan atas dan nilailah tahanan tersebut apakah normal, meningkat atau menurun.-Jika tonus otot meningkat, maka pemeriksa mendapat kesulitan untuk memfleksikan dan mengekstensikan lengan. Jika tonus otot hilang, maka pemeriksa tidak merasakan tahanan.c.Memeriksa tonus otot pada lengan bawah :-Pemeriksa menggerakkan tangan pasien secara pasif (pronasi-supinasi) dan merasakan adanya tahanan pada otot-otot di lengan bawah dan nilailah tahanan tersebut apakah normal, meningkat atau menurun.d.Memeriksa tonus otot pada tangan :-Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan jari-jari tangan pasien (menggenggam dan membuka)dan merasakan adakah tahanan pada otot tangan, apakah normal, meningkat atau menurun.e.Memeriksa tonus otot pada pinggul :-Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan kaki pasien pada articulatio coxae dan merasakan tahanan pada otot-otot pinggul, apakah normal, meningkat atau menurun.f. Memeriksa tonus otot pada paha :-Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan kaki pasien pada sendi lutut dan merasakan tahanan pada otot paha (m. quadriceps femoris), apakah normal, meningkat atau menurun.g.Memeriksa tonus otot pada betis :-Pemeriksa melakukan dorsofleksi dan plantar-fleksi secara pasif pada kaki pasien dan merasakan adanya tahanan pada otot betis (m. gastrocnemius), apakah normal, meningkat atau menurun.h.Memeriksa tonus otot pada kaki :-Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan jari kaki pasien dan merasakan adanya tahanan pada otot kaki (dorsum dan plantar pedis), apakah normal, meningkat atau menurun.5.PEMERIKSAAN TROFI OTOTPemeriksaan trofi otot dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan pengukuran.a.Inspeksi :-Perhatikan bentuk dan ukuran otot, baik masing-masing atau sekelompok otot, adanya gerakan abnormal, adanya kontraktur dan deformitas.-Perhatikan apakah otot tampak normal (eutrofi), membesar (hipertrofi) atau tampak kecil (atrofi).-Perkembangan otot ditentukan oleh faktor keturunan, profesi, cara hidup, gizi dan latihan/ olahraga.-Bandingkan kanan dan kiri.b.Pengukuran: Bila terdapat asimetri, maka pengukuran kelompok otot yang sama harus dilakukan, meliputi panjang otot dan lingkaran otot. Patokan untuk mengukur lingkaran anggota gerak kedua sisi harus diambil menurut bangunan anggota gerak yang sama, misalnya 10cm diatas olekranon.c.Palpasi:Otot yang normal akan terasa kenyal pada palpasi, otot yang mengalami kelumpuhan Lower Motor Neuron(LMN) akan lembek, kendor dan konturnya hilang.Periksalah bentuk otot pada otot bahu, lengan atas, lengan bawah, tangan, pinggul, paha, betis dan kaki.

6.PEMERIKSAAN KEKUATAN EKSTREMITASa.Otot bahu:Meminta pasien untuk melakukan elevasi (mengangkat tangan) kemudian tangan pemeriksa menahannya.Meminta pasien untuk melakukan abduksi kemudian tangan pemeriksa menahannya.b.Otot lengan: Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi siku kemudian tangan pemeriksa menahannya. Pemeriksaan ini terutama menilai kekuatan otot bisep dan brachioradialis.Meminta pasien untuk melakukan ekstensi pada sendi siku kemudian tangan pemeriksa menahannya. Pemeriksaan ini terutama menilai otot trisep.c.Otot tangan : Meminta pasien untuk menekuk jari-jari tangan (fleksi pada sendi in terphalang), kemudian tangan pemeriksa menahannya. Meminta pasien untuk meluruskan jari-jari tangan, kemudian tangan pemeriksa menahannya. Meminta pasien untuk mengepalkan tangan dan mengembangkan jari-jari tangan.d.Otot panggul:Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi panggul, kemudian tangan pemeriksa menahannya. Setelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi panggul tersebut.e.Otot paha:Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi lutut, kemudian tangan pemeriksa menahannya. Pemeriksaan ini untuk menilai kekuatan m.biseps femoris. Setelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi lutut tersebut.f.Otot kaki:Meminta pasien untuk melakukan dorsofleksi pada kaki, kemudian tangan pemeriksa menahannya. Meminta pasien untuk melakukan plantar fleksi kemudian tangan pemeriksa menahannya.Derajat tenaga otot ditetapkan sebagai berikut :Dengan menggunakan angka dari 0-5.0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total.1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada persendiaan yang harus digerakkan oleh otot tersebut.2 : Didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat ( gravitasi ).3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat.4 : Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang diberikan.5 : Tidak ada kelumpuhan ( normal ). Sumber :

1. Baehr, M. dan M. Frotscher. Diagnosis Topik dan Neurologi DUUS, Anatomi Fisiologi Tanda Gejala. Jakarta: EGC. 20102. Bickley, Lynn; Szilagui, Peter (2007). E-Book Bates' Guide to Physical Examination and History Taking (9th ed.). Lippincott

Williams & Wilkins. ISBN 0-7818-6718-0 3. Hislop, Helen J. & Montgomery, Jaqueline with contributor Barbara Connelly. Daniels and Worthingham's muscle testing:

techniques of manual examination . , 6th edition, 1995.

Manual Muscle Testing of the Fingers

Motion Patient Position Start Position End Position

MCP Flexion

The patient is sitting or supine with forearm in supination. The wrist is in neutral with the MCP joints fully extended. The therapist stabilizes the metacarpals just proximal to the MCP joint, and applies resistance on the palmer surface of the proximal row of phalanges in the direction of MCP extension while the patient flexes at the MCP joint.

 MCP Extension

The patient's forearm is in pronation with the wrist in neutral. MP joints and IP joints are in relaxed flexion posture. Therapist stabilizes the wrist and places the index finger of the resistance hand across the dorsum of all proximal phalanges just distal to the MCP joints. Give resistance in the direction of flexion.

 

PIP Flexion

The patient's forearm is in supination with the wrist in neutral. The finger to be tested is in slight flexion at the MCP joint. The therapist holds all fingers, except the test finger, in extension at all joints. The therapist applies resistance at the head of the middle phalanx in the direction of extension while the patient actively flexes the PIP joint.

 PIP Extension

 The patient's forearm is in pronation with the wrist in neutral. The finger being tested should be in slight extension at the MCP joint. The patient's other fingers are flexed against the table, except the test finger. The therapist stabilizes the test finger at the proximal phalanx. The therapist applies resistance distal to PIP joint in the direction of flexion, while the patient extends the PIP joint.

DIP Flexion

The patient's forearm is in supination with the wrist in neutral, with the PIP joint in extension. The therapist stabilizes the middle phalanx by grasping it on either side, and resistance is applied at the distal phalanx in the direction of extension while the patient actively flexes the DIP joint.

 

DIP Extension

 The patient's forearm is in pronation with the wrist in neutral. The finger being tested should be in slight extension at the PIP joint. The patient's other fingers are flexed against the table, except the test finger. The therapist stabilizes the test finger at the middle phalanx. The therapist applies resistance distal to DIP joint in the direction of flexion, while the patient extends the DIP joint.

Finger Abduction

The patient's forearm is pronated with the wrist in neutral. Fingers start in extension and adduction. MCP joints are in neutral while avoiding hyperextension. Therapist supports wrist in neutral. The fingers of the other hand are used to give resistance on the distal phalanx, on the radial side of one finger and the ulnar side of the adjacent finger. The direction of resistance is toward adduction while patient actively abducts.

Finger Adduction

The patient's forearm is pronated, wrist in neutral, and fingers extended and abducted. The therapist supports the wrist in neutral. The fingers of the other hand are used to give resistance on the distal phalanx, on the radial side of one finger and the ulnar side of the adjacent finger. The direction of resistance is toward abduction while the patient actively adducts.

TUMB

Motion Patient Position

Start Position End Position

Thumb Abduction

Patient sits with the wrist in neutral, and thumb relaxed in adduction. Therapist stabilizes metacarpals by maintaining wrist in neutral in somewhat of a handshake position. Resistance is applied to the lateral aspect of proximal phalanx in the direction of adduction. Patient lifts thumb toward ceiling against resistance.

Thumb Adduction

The patient sits with wrist in neutral, and thumb relaxed and hanging down in abduction. Therapist stabilizes metacarpals by grasping the patient's hand around the ulnar side. Resistance is given on medial side of proximal phalanx in the direction of abduction. Patient adducts against resistance.

Thumb IP Extension

The patient sits with wrist in neutral, and the ulnar side of the hand resting on the table. The thumb should be relaxed and in a flexed position. The therapist uses the table to support the ulnar side of the hand and stabilize the proximal phalanx of the thumb. Resistance is applied over the dorsal surface of the distal phalanx of the thumb in the direction of flexion. The patient actively extends the IP joint.

Thumb IP Flexion

The patient sits with wrist in neutral, and the MP joint of the thumb in extension. The therapist stabilizes MP joint in extension then gives resistance with the other hand against the palmar surface of the distal phalanx in the direction of extension. Patient actively flexes IP joint.

Thumb MP Extension

The patient sits with wrist in neutral, with the CMC and IP joints relaxed in slight flexion. The MP joint is in abduction and flexion. The therapist stabilizes the first metacarpal allowing motion to occur only in the MP joint. Resistance is provided with the other hand on the dorsal surface of the proximal phalanx in the direction of flexion. The patient actively extends MP joint.   

Thumb MP Flexion

The patient sits with the wrist in neutral, with the CMC and IP joints in extension. The MP joint is in abduction and in extension. The therapist stabilizes the first metacarpal allowing motion to occur only in the MP joint. Resistance is provided with the other hand on the palmar surface of the proximal phalanx in the direction of extension. The patient actively flexes MP joint.   

Thumb Opposition

The patient sits with forearm in supination, and wrist in neutral. The therapist stabilizes the hand by placing the dorsal aspect of his fingers on the palmar aspect of the patient's fingers, and the same with the thumb. Resistance is given on the palmar side of the thumb in the direction of extension. The patient actively flexes the thumb toward the little finger.  

Elbow Flexion The patient should be short sitting with arms at side. The therapist stands in front of patient toward the test side. The hand giving resistance is contoured over the flexor surface of the forearm proximal to the wrist, and the other hand applies a counterforce by cupping the palm over the anterior superior surface of the shoulder.

Elbow Extension The patient should be prone on a table with the arm abducted 90 degrees, and the forearm flexed and hanging vertically over the side of the table. The examiner should provide support just above the elbow with one hand, and with the other hand he should apply a downward resistance on the dorsal side of the wrist.

Forearm Supination The patient sits on a table with arms at side and elbow bent at 90 degrees on test arm. The forearm should be in neutral. The examiner stands at side or in front of patient. One hand supports the elbow of the patient and the other hand grasps the forearm on the volar surface at the wrist, for resistance.

Forearm Pronation The patient sits on a table with arms at side and elbow bent at 90 degrees on test arm. The forearm should be in neutral. The examiner stands at side or in front of patient. One hand supports the elbow of the patient and the other hand grasps the forearm on the dorsal surface at the wrist, for resistance.