Program Kerja PRINT

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam rangka mengadakan upaya program keahlian Teknik Pendingin Dan Tata Udara untuk mencapai tujuan nasional pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional, serta memperhatikan evaluasi diri menyangkut kekuatan, kelemahan, dan peluang pada program keahlian Teknik Pendingin Dan Tata Udara, maka kami mencoba untuk menyusun PROGRAM KERJA TAHUNAN KETUA KOMPETENSI KEAHLIAN, agar dapat mengimplementasikan 8 ( delapan ) standar nasional pendidikan, yang terdiri dari : (1) Standar Isi, (2) Standar Proses, (3) Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana Prasarana, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan dan (8) Standar Penilaian, sehingga dapat memberikan bekal pembelajaran kepada para pesrta didik, secara terprogram dalam mencapai peningkatan mutu lulusan di SMK NEGERI 6 KOTA BEKASI khususnya dan SMK di seluruh Nusantara pada umumnya.

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial, dengan demikian Pendidikan Nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.Menyadari akan posisi penting siswa sebagai bagian tak terpisahkan dari generasi muda bangsa yang menempati posisi strategis dan bentangan mata rantai sejarah perjuangan bangsa, Mata Pelajaran Produktif harus menjadi kesatuan program yang dilaksanakan disekolah dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam pasal 3 UU No, 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pembelajaran Produktif sebagai bagian dari system Pendidikan Nasional diwujudkan dalam rangka untuk :

a. Meningkatkan kemampuan Teknik siswa SMK dalam menghadapi globalisasi.b. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kerja.

c. Mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan dan kemampuan kepemimpinan siswa yang ditopang oleh kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian, dan budi pekerti yang luhur.

d. Sebagai jembatan siswa untuk meningkatkan kemampuan teknik dan non teknik.

Pembelajaran Produktif merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system Pendidikan Nasional, oleh karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan keterlibatan semua pihak baik orang tua, masyarakat maupun pemerintah.

Dalam pelaksanaan tugas Pembelajaran Produktif, banyak aspek yang perlu mendapat perhatian, terutama dalam upaya mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa yang handal dan unggul serta mampu bersaing dalam berbagai persaingan hidup yang semakin ketat. Salah satu aspek yang perlu didahulukan dalam kegiatan Pembinaan Kesiswaan yang jelas, sehingga dengan adanya program kerja pembinaan kesiswaan di SMK Negeri 6 Kota Bekasi akan terarah dan tepat pada sasaran sesuai denga yang diharapkan.a. Visi dan misi SMK Negeri 6 Kota BekasiV I S I

Mewujudkan SMK yang mandiri, unggul dalam prestasi dan kompeten dilandasi dengan nilai religius

M I S I

Menyiapkan siswa yang mampu mengintegrasikan iman dan takwa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

Menyiapkan siswa menjadi tenaga siap latih yang mempunyai tingkat kedisiplinan tinggi dengan dasar interaksi yang harmonis, produktif dan diharapkan menjadi subjek utama keunggulan industri serta berwawasan lingkungan

Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga ahli dalam bidang kompetensi keahlian masing-masing Menyiapkan peserta didik yang tanggap terhadap perubahan dan kemajuan IPTEK serta mampu menerapkannya

Menyelenggarakan dan mengembangkan program unggulan

Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana dalam mengembangkan bakat ,minat, prestasi dan budi pekerti peserta didik

Melaksanakan dan mengembangkan manajemen mutu yang mengacu pada sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008

Penanaman nilai-nilai agama pada siswa dalam setiap aspek kehidupan di lingkungan sekolah

b. Visi dan misi Kompetensi Keahlian teknik Pendingin dan Tata Udara

VISI

Mewujudkan Kompetensi Keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara yang mandiri, unggul dalam prestasi dan kompeten dilandasi dengan nilai religius.

MISI

Menyelenggarakan dan mengembangkan Kompetensi unggul dalam bidang sistem pendingin

Menyiapkan siswa menjadi tenaga siap latih yang mempunyai tingkat kedisiplinan tinggi dengan dasar interaksi yang harmonis, produktif dan diharapkan menjadi subjek utama keunggulan industri serta berwawasan lingkungan

Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga ahli dalam bidang kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara

Menyiapkan peserta didik yang tanggap terhadap perubahan dan kemajuan IPTEK serta mampu menerapkannya

Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana dalam mengembangkan bakat ,minat, prestasi dan budi pekerti peserta didik

Melaksanakan dan mengembangkan manajemen mutu yang mengacu pada sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008

Menyiapkan siswa yang mampu mengintegrasikan iman dan takwa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

Penanaman nilai-nilai agama pada siswa dalam setiap aspek kehidupan di lingkungan sekolah.2. Dasar Hukuma. Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Peraturan Pemerintah nomor 19 tehun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

d. Permendiknas nomor 23 tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan

e. Permendiknas nomor 24 tahun 2006, tentang pelaksanaan permendiknas no 22 dan no 23.

f. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Prosesg. Permendiknas nomor 13, 16 tahun 2007 tentang Standar Kopetensi Kepala Sekolah,Tenaga Pedidik dan tenaga Kependidikan

h. Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

i. Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian

j. Peraturan Pemerintah nomor 48 tentang Standar Pembiayaan

3. Maksud dan TujuanMaksud Pembelajaran Produktif adalah mengusahakan agar para siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai denga tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan kurikulum yang diterapan dan mendapatkan prestasi akademik maupun non akademik sehingga dapat menjadi manusia yang penuh disiplin segala tindakan dengan perilaku tabiat ihsan serta memiliki skill yang mumpuni.

Tujuan Pembelajaran Produktif adalah meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyata mandala sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh negative yang dating dari luar lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai-nilai perjuangan serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rekreasi. Membekali siswa untuk lebih memahami berorganisasi, sehingga siswa mempunyai life skill yang dibutuhkan dalam bermasyarakat.4. SasaranSeluruh warga program keahlian pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya

B.RENCANA KERJA TAHUNANRencana Kerja Tahunan ditampilkan dalam bentuk matriks, dengan memuat uraian kegiatan (What ), Tujuan ( (Why),Indikator keberhasilan ( How ), Pelaksana dan penanggung jawab (Who), dan waktu pelaksanaan ( When ) serta sumber dana yang digunakan.

C. PENUTUPDengan tersusunnya Program Kerja Tahunan ini diharapkan agar dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :

a. Memberikan acuan kinerja kepada seluruh warga program keahlian Teknik Pendingin Dan Tata Udara.b. Meningkatkan mutu lulusan

c. Memberikan motivasi kepada seluruh warga program keahlian agar memiliki sikap kreatif dan inovatif

d. Mengevaluasi program yang lalu untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan program yang berkelajutan

Disamping itu agar semua warga program keahlian dapat menjalankan atau melaksanakan program ini dengan penuh dedikasi dan bertanggung jawab

BAB II

MATERI DAN HASIL YANG DIHARAPKANDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUANBIDANG STUDI KEAHLIAN: TEKNOLOGI DAN REKAYASA

PROGRAM STUDI KEAHLIAN: TEKNIK PENDINGINAN & TATA UDARA

KOMPETENSI KEAHLIAN: TEKNIK PENDINGINAN & TATA UDARA (013)

A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN

STANDAR KOMPETENSIKOMPETENSI DASAR

1. Mamahami dasar kelistrikan1.1 Memahami komponen pasif/aktif dan rangkaian listrik

1.2 Memahami hukum hukum kelistrikan.

2. Memahami gambar teknik dasar2.1 Mengidentifikasi jenis peralatan dan standarisasi gambar teknik.

2.2 Mengidentifikasi dasar-dasar proyeksi gambar teknik

2.3 Mamahami dasar-dasar proyeksi gambar teknik.

3. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)3.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

3.2 Melaksanakan prosedur K3.

B. KOMPETENSI KEJURUAN

STANDAR KOMPETENSIKOMPETENSI DASAR

1. Menggunakan peralatan refrijerasi1.1Mamahami fungsi dan performansi peralatan

1.2 Memeriksa fungsi peralatan refrijerasi

1.3 Menggunakan peralatan refrijerasi.

2. Mengisi refrijeran ke dalam sistem refrijerasi2.1 Mamahami fungsi refrijeran dalam sistem refrijerasi

2.2 Mengidentifikasi berbagai jenis refrijeran

2.3 Memvakum sistem refrigerasi

2.4 Mengisi refrijeran ke dalam sistem.

3. Mamahami konsep dasar elektronika3.1 Memahami konsep dasar kelistrikan dan elektronika

3.2 Mengukur besaran listrik pada rangkaian elektronika

3.3 Membuat rangkaian dasar listrik elektronik.

4. Melaksanakan pekerjaan dasar mekanik4.1 Mamahami dasar kerja plat4.2 Membaca gambar kerja

4.3 Membentuk benda kerja

4.4 Melaksanakan dasar pengelasan/ penyambungan logam.

5. Menggambar Instalasi pemipaan 5.1 Mempersiapkan pekerjaan menggambar sistem refrijerasi

5.2 Menggambar instalasi pemipaan refrijeran primer

5.3 Menggambar instalasi pemipaan refrijeran sekunder

5.4 Menggambar instalasi sistem cerobong udara (ducting)

6. Memahami gambar sistem pemipaan refrijeran dan cerobong udara6.1 Mamahami standarisasi dan normalisasi gambar sistem pemipaan dan cerobong udara

6.2 Membaca gambar sistem pemipaan refrijeran dan cerobong udara.

7. Mengoperasikan pabrik es komersial7.1 Mamahami prinsip operasional pabrik es komersial 7.2 Memeriksa kondisi dan unjuk kerja pabrik es komersial 7.3 Mengoperasikan pabrik es

8. Mengoperasikan Cold Storage untuk sayuran/buah dan daging/ikan/udang8.1 Mamahami prinsip operasional Cold Storage untuk sayuran/buah dan daging/ikan/udang

8.2 Memeriksa kondisi dan unjuk kerja Cold Storage untuk sayuran/buah dan daging/ikan/udang

8.3 Mengoperasikan cold storage untuk sayuran/buah dan daging/ikan/udang.

9. Melaksanakan sistem operasi Cold Storage untuk sayuran/ buah dan daging/ikan/udang9.1 Mamahami sistem Cold Storage untuk sayuran/buah dan daging/ ikan/udang9.2 Melayani penyimpanan produk

9.3 Melayani pembongkaran produk

9.4 Memeriksa hasil dan kualitas produk.

10. Mengoperasikan peralatan tata udara untuk keperluan industri10.1 Mamahami prinsip operasional peralatan tata udara untuk keperluan industri

10.2 Memeriksa kondisi dan unjuk kerja peralatan tata udara untuk keperluan industri10.3 Mengoperasikan peralatan tata udara untuk keperluan industri.

11. Memelihara peralatan ventilasi dan distribusi udara11.1 Mamahami prinsip pemeliharaan peralatan ventilasi dan distribusi udara 11.2 Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan ventilasi dan distribusi udara 11.3 Melacak gangguan pada peralatan ventilasi dan distribusi udara 11.4 Melayani kebutuhan ventilasi dan distribusi udara

11.5 Memperbaiki fan dan blower.

12. Memelihara kompresor peralatan refrijerasi12.1 Mamahami prinsip pemeliharaan kompresor peralatan refrijerasi 12.2 Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan kompresor peralatan refrijerasi

12.3 Melacak gangguan pada kompresor peralatan refrijerasi

12.4 Memelihara kompresor bagian luar dan dalam.

13. Memelihara sistem kelistrikan peralatan refrijerasi dan tata udara13.1 Mamahami prinsip pemeliharaan sistem kelistrikan peralatan refrijerasi dan tata udara 13.2 Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan alat penukar kalor pada peralatan refrijerasi komersial

13.3 Memelihara sistem kelistrikan peralatan refrijerasi

13.4 Memelihara sistem kelistrikan peralatan tata udara.

14. Memelihara peralatan tata udara mobil dan ruang tinggal14.1 Mamahami prinsip pemeliharaan peralatan tata udara mobil dan ruang tinggal

14.2 Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan alat penukar kalor pada peralatan refrijerasi komersial

14.3 Melacak gangguan pada alat penukar kalor pada peralatan refrijerasi komersial

14.4 Memelihara AC mobil.

15. Memelihara alat penukar kalor pada peralatan refrijerasi komersial15.1 Mamahami prinsip pemeliharaan alat penukar kalor pada peralatan refrigerasi komersial

15.2 Melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pemeliharaan alat penukar kalor pada peralatan refrijerasi komersial

15.3 Mengidentifikasi gangguan pada alat penukar kalor pada peralatan refrigerasi komersial

15.4 Memelihara cooling tower.

16. Merawat mesin listrik teknik pendingin16.1 Mamahami prinsip perawatan dan perbaikan mesin listrik teknik pendingin

16.2 Melaksanakan perawatan dan perbaikan mesin listrik pendingin

16.3 Mengidentifikasi kerusakan pada mesin listrik

16.4 Memperbaiki kerusakan pada mesin listrik.

17. Merawat mesin pendingin mobil17.1 Mamahami prinsip perawatan dan perbaikan mesin pendingin mobil

17.2 Melaksanakan perawatan dan perbaikan mesin pendingin mobil

17.3 Memngidentifikasi gangguan pada alat mesin pendingin mobil

17.4 Memperbaiki mesin pendingin mobil.

BAB IIIHAMBATAN DAN LANGKAH PENANGGULANGAN

HAMBATAN

Setelah mempelajari dan memahami latar belakang, tujuan sasaran, materi dan hasil yang diharapkan yang telah diuraikan sebelumnya memberikan petunjuk, betapa luas dan komplek program pembinaan kesiswaan sebagai salah satu program dalam rangka mendukung keberhasilan kurikuler.

Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya banyak masalah yang dihadapinya, sehingga program kegiatan pembinaan kesiswaan yang dilakukan baik disekolah maupun diluar sekolah, dijumpai beberapa permasalahan, antara lain, sumber daya manusia, sarana dan dana, kurangnya kepedulian orang tua siswa dan masyarakat.

1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor penentu karena manusia berperan ganda, sebab bukan hanya sebagai pemikir, perencana, pelaksana tetapi juga berperan sebagai pengendali dan pengembang program-program produktif. Tetapi sampai saat ini sumber daya manusia yang ada belum sepenuhnya bekerja secara optimal.

2. Tingkat Kepedulaian Orang Tua

Partisipasi orang tua siswa dan masyarakat yang positif dalam mendukung program kegiatan Belajar merupakan pencerminan terwujudnya prinsip bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama, antara orang tua, masyarakat dan pemerintah.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas sebagai akibat belum atau tidak adanya keseimbangan antara sumber daya manusia, sarana dan dana, serta kepedulian orang tua dan masyarakat dapat menimbulkan berbagai gejala yang terjadi dalam masyarakat, antara lain :

a. Ada diantara para siswa pada satu sisi mereka berhasil menjadi anak yang cerdas, tetapi perilakunya tidak mencerminkan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi

b. Banyak perilaku menyimpang dari sekelompok siswa yang terjadi diluar sekolah. Setelah selesai jam pelajaran sekolah, waktu antara sesudah jam pelajaran sekolah sampai petang, sebenarnya dapat diisi dengan kegiatan program ekstrakulikuler. Tetapi hal ini tidak dapat dilaksanakan karena berbagai keterbatasan sarana dan situasi.c. Demikian pula dilingkungan rumah tangga, jam-jam itu diisi dan diarahkan untuk kegiatan positif. Akibat jam-jam terulang tersebut mudah sekali terisi dengan bentuk-bentuk kegiatan/perbuatan yang negatif. Timbulah macam-macam perilaku menyimpang siswa, seperti perkelahian, narkoba, miras, sikap acuh tak acuh, hilangnya idola, apatis, dan sebagainya.A. LANGKAH PENANGGULANGAN

Apabila sampai saat ini dijumpai perilaku menympang diantara siswa, tentu saja faktor penyebabnya tidak semata-mata dibebankan pada belum atau tidak dilaksanakannya program kegiatan pembinaan kesiswaan dengan sebaik-baiknya, melainkan ada beberapa faktor penyebab yang saling berkaitan, yaitu peranan orang tua siswa dan situasi masyarakat itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu langkah-langkah dan usaha untuk menanggulangi hambatan-hambatan tersebut seharusnya melibatkan pula partisipasi orang tua dan masyarakat.

Dalam pendayagunaan sumber daya yang ada, kemampuan Kepala Sekolah diharapkan berperan sebagai tenaga penggerak. Sedangkan para pembina perlu dilatih dengan keterampilan yang diperlukan dalam pelaksanaannya program pembinaan siswa.

B. PENDEKATAN

Ada berbagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategis (John M. Bryson), seperti direct approach, indirect approach, goal approach, dan vision approach. Pendekatan pertama (direct) berangkat dari pembahasan yang mendalam tentang mandat dan misi yang diberikan kepada suatu organisasi (lembaga pendidikan) yang dilanjutkan dengan analisis SWOT, sebelum melakukan identifikasi isu-isu yang strategis. Pendekatan kedua (indirect approach) mulai dengan serangkaian brain storming untuk mengidentifikasi berbagai pilihan tindakan yang harus ditempuh untuk memenuhi tuntutan mandat dan misi yang diemban oleh suatu organisasi (lembaga pendidikan), untuk selanjutnya dengan dukungan publik (pemerintah dan stakeholders) berupaya membangun kekuatan, memanfaatkan kesempatan, dan mengatasi kelemahan, serta mengubah tantangan menjadi kesempatan. Pendekatan ketiga, goal approach, berangkat dari dirumuskannya indikator-indikator (goals) kondisi suatu organisasi yang harus dicapai dan selanjutnya menetapkan isu strategis yang harus digarap untuk mencapai tujuan tersebut. Pendekatan keempat, vision approach suatu pendekatan yang berangkat dari gambaran (sketch) visi, tingkat keberhasilan yang akan dicapai agar dapat ditetapkan isu strategis yang harus dipecahkan.

Dalam menetapkan pendekatan yang ditempuh dalam penyusunan Renstra, SMK Negeri 6 Kota Bekasi tidak lupa akan dirinya sebagai lembaga pendidikan kejuruan yang keberadaan dan perkembangannya sebagai Sekolah Menengah Kejuruan membawa misi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam berbagai peraturan perundangan. Sebagai konsekuensi dari hakikat keberadaannya, SMK Negeri 6 Kota Bekasi terlebih dahulu mempertajam atau menganalisis mandat dan misi yang telah ditetapkan (direct approach) oleh berbagai peraturan perundangan yang intinya adalah sebagai lembaga pendidikan kejuruan.

Setiap renstra pasti melukiskan kondisi yang ada sekarang, tujuan yang ingin dicapai, danbagaimana cara mencapai tujuan itu. Seringkali rencana tersebut merupakan rencana strategis untuk setiap komponen dalam kegiatan pendidikan kejuruan yang bersangkutan dan hanya merupakan kelanjutan kegiatan masa lalu yang bersifat linear. Oleh karena itu pendekatan renstra harus sistemik, imajinatif, dan tidak terikat oleh kontinyuitas kegiatan yang telah lalu. Pendekatan linear seperti yang telah biasa digunakan, memang dapat juga dipakai. Dalam pendekatan semacam ini rencana pengembangan dan penahapan suatu program serta apa yang harus dilakukan masing-masing komponen dapat terinci dan linear, sehingga memudahkan monitoring, menentukan check point dan control point (Check point adalah titik yang menunjukkan situasi sebagai hasil kegiatan yang dapat dilihat dari indicator kinerja, sedangkan control point adalah titik di mana diperlukan intervensi dari manajemen untuk melakukan koreksi kinerja).

.Namun, dalam pendekatan ini sukar ditentukan apakah perkembangan tersebut merupakan akibat pemenuhan prakondisi atau kondisi berbarengan yang terjadi akibat perlakuan dalam komponen yang lain. Jaringan strategi yang demikian tidak dapat tampak jelas, sehingga menyulitkan jenis dan intensitas intervensi yang diperlukan. Sebagai roadmap, pendekatan itu tidak memberikan gambaran tentang milestone yang benar sebagai dasar untuk bertindak selanjutnya. Di samping itu, pendekatan ini tidak dapat menangkap semangat zaman (Zeitgies) yang sedang dialami lembaga.

Menyadari hal tersebut, dalam penyusunan renstra ini selain diterapkan direct approach ditempuh juga pendekatan yang lain, yaitu dengan menetapkan capaian- capaian kritis sebagai hasil komposit kegiatan-kegiatan tiap komponen. Capaian-capaian kritis itu ditetapkan sebagai berikut:

(1) capaian yang berhubungan dengan kemampuan kompetitif, baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam ketenagaan profesional; (2) capaian dalam jumlah, diversifikasi sumber, dan efisiensi pendanaan; (3) capaian dalam melaksanakan prinsip ekuiti untuk menyediakan akses yang lebih besar kepada masyarakat ke lembaga pendidikan; (4) capaian dalam perbaikan dan pemberdayaan dalam menciptakan tata kelola yang baik; dan (5) capaian dalam penyediaan sarana prasarana untuk mendukung kualitas layanan. Capaian-capaian itu kemudian dipakai sebagai batu loncatan untuk perkembangan berikutnya.

Target untuk setiap tahap perkembangan dalam setiap capaian kritis itu harus ditentukan sebagai target atau sasaran.Hal itu akan memudahkan usaha peningkatan kinerja komponen terkait, dan dengan demikian secara efisien dapat ditentukan jenis, intensitas, dan intervensi yang lebih tepat.

Setelah hakikat mandat dan misinya dianalisis, agar isu strategis yang perlu diatasi dapat diidentifikasi, perlu dianalisis dulu indikator dan wujud keberhasilan mandat dan misi yang diemban dalam suatu jangka waktu (goals approach). Selanjutnya, perlu dilakukan analisis kekuatan dan kelemahan (faktor internal) serta tantangan dan kesempatan (faktor eksternal). Tanpa mengenal diri serta hal-hal yang perlu dibenahi dan ditata, dan tanpa memahami lingkungan eksternal yang perlu ditanggapi dan dimanfaatkan, isu strategis, yaitu hal-hal yang perlu dipecahkan dan diatasi untuk mencapai tujuan sukar ditetapkan.

C. CAKUPAN PENGEMBANGAN RENSTRA

Berdasarkan arah pengembangan, analisis situasi dan isu strategis dan fokus pengembangan, maka cakupan rencana strategis meliputi:

1. penetapan sasaran produktivitas yang berkualitas (hard and soft skill);

2. kemampuan membangun kompetensi strategis dan kompetitif;

3. penelusuran dan pengembangan kemampuan;

4. pengembangan budaya berbasis kinerja;

5. penguatan integritas organisasi melalui sistem pengambilan keputusan dan

system informasi yang berkualitas;6. pengembangan kepemimpinan, jejaring kerjasama dan pengelolaan kelembagaan;

7. pengembangan kemampuan pembiayaan mandiri;

9. pengembangan sistem penjaminan mutu pembelajaran;

10. pengembangan Iklim dan kemampuan kewirausahaan;

11. perluasan kemampuan menerapkan prinsip kesamaan hak;dan

12. pengembangan kemampuan melakukan belajar dan berkembang, dan self renewal.

Berangkat dari pendekatan seperti yang secara garis besar disinggung dalam bagian ini, disusunlah Rencana Strategis dalam sistematika berikut: (1) Pendahuluan, (2) Visi, Misi, Tujuan dan Motto, (3) Kondisi, Tantangan dan Kesempatan, meliputi: Evaluasi Diri, Isu Strategis, Prinsip Pengembangan, Arah Perkembangan, Fokus Pengembangan, Cakupan Pengembangan, Pengembangan Kelembagaan (4) Strategi Pengembangan, Program dan Indikator Keberhasilan (5) Tahap, Target, dan Model Pengembangan, (6) Penutup.

D. KONDISI, TANTANGAN, DAN KESEMPATAN

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga mengubah positioning kelembagaan SMK Negeri 6 Kota Bekasi dalam dunia pendidikan, termasuk konsekuensi- konsekuensinya terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal (kebijakan- kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi masyarakat, target pasar, persaingan antar sekolah.

Hal ini berdampak pada visi, misi dan tujuan SMK Negeri 6 Kota Bekasi yang harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah. Ketentuan dan kebijakan yang tertuang dalam peraturan-peraturan dan undang-undang tersebut di atas, mencakup pelaksanaan evaluasi secara berkala dan terbuka terhadap aspek-aspek kualitas hasil dan kinerja, pelaksanaan otonomi, akuntabilitas publik dan proses akreditasi. Demikian pula kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, yaitu 1) Pemerataan dan Perluasan Akses; 2) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing; serta 3) Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik.Sebagai dampak perubahan seperti yang disebutkan di atas, perlu dilakukan evaluasi diri ntuk dijadikan dasar bagi penentuan isu-isu strategis, arah, dan fokus pengembangan SMK Negeri 6 Kota Bekasi 5 tahun mendatang.

EVALUASI DIRIEvaluasi diri dibagi dalam empat kajian, yakni evaluasi sumberdaya manusia dan sistem manajemen SDM, evaluasi sistem infrastruktur dan fasilitas lainnya, evaluasi sumberdaya finansial dan manajemen keuangan, serta evaluasi program akademik dan sistem penjaminan mutu.

E. EVALUASI SUMBERDAYA MANUSIA DAN SISTEM MANAJEMEN

Kekuatan

a. Tersedianya staf pengajar yang berdedikasi tinggi lulusan S1 yang memiliki

kualifikasi yang diampu.

b. Pembelajaran Berbasis Kompetensi

c. Komitmen Guru

d. Manajemen Berbasis Sekolah

e. Pendidikan Sistem Ganda

Kelemahan

a. Keterbatasan ragam bidang keahlian guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan

pengembangan kurikulum.

b. Belum adanya hasil penelitian pengembangan kurikulum dan pembelajaran efektif di

SMK Negeri 6 Kota Bekasi yang memperoleh hak karya cipta dan paten.

c. Rendahnya produktivitas siswa dan guru dalam penulisan karya ilmiah, buku ajar,

dan keikutsertaan dalam forum-forum ilmiah di tingkat kota maupun propinsi.

d. Rendahnya jumlah SDM yang memiliki wawasan dan kapabilitas bertaraf nasional.

e. Sistem rekrutmen SDM belum sesuai dengan analisis kebutuhan.

f. Belum adanya sistem pembinaan dan pengelolaan SDM.

Peluang

a. Kemitraan dengan dunia usaha dan industri serta institusi lain akan

berdampak terhadap terhadap peningkatan mutu SDM

b. Kesempatan membangun kerjasama dan jejaring dengan sekolah negeri ataupun swasta

yang lain.

c. Kesempatan magang/praktek kerja industri pada perusahaan-perusahan akan

memotivasi untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.

Ancaman

a. Belum adanya regulasi SDM untuk berkolaborasi dengan sekolah lain dalam

meningkatkan kemampuan SDM di sekolah.

b. Dunia usaha dan dunia Industri yang semakin memperkecil kesempatan untuk

melakukan kolaborasi dalam penelitian.F. EVALUASI SISTEM INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS LAINNYA

Kekuatan

a. SMK Negeri 6 Kota Bekasi terletak di pusat kabupaten Bekasi, dan mudah dijangkau oleh

berbagai sarana transportasi dari segenap penjuru kota Bekasi.

b. SMK 6 Kota Bekasi memiliki beberapa fasilitas pendukung kegiatan yang cukup

memadai. Misalnya, Bengkel Praktek teknik pendingin dan tata udara yang mencukupi .

Kelemahan

a. Sarana dan prasarana yang ada belum memiliki SOP (standar operasi dan prosedur) dan

SPM (standar pelayanan minimal) yang terintegrasi.

b. Minimnya sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan program-

program ventura yang baru maupun yang telah berjalan selama ini.

c. Terbatasnya aksesibilitas sarana dan prasarana bagi stakeholder yang berkebutuhan khusus.

d. Terbatasnya sumber belajar bagi siswa dan guru.

e. Belum memiliki jurnal ilmiah yang terakreditasi nasional.

f. Belum memiliki sistem perencanaan terpadu yang sesuai dengan kebutuhan sarana

penunjang pengembangan akademik

g. Rendahnya alokasi anggaran untuk pemeliharaan sarana dan prasarana

Peluang

a. Masyarakat makin membutuhkan layanan pendidikan yang mudah diakses dan fleksibel.

b. Teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan solusi bagi

keterbatasan sarana dan prasarana.

c. Skema pembiayaan melalui bantuan operasional sekoah dari pemerintah memberi

peluang untuk perbaikan infrastruktur dan kenyamanan proses pembelajaran serta

perluasan akses informasi yang lebih cepat.

d.Memiliki peluang kerjasama dengan pihak dunia industri dan dunia usaha untuk

mengantisipasi keterbatasan sarana dan prasarana.

Ancaman

a. Motivasi belajar siswa yang harus terus ditaingkatkan.

b. Inflasi yang menyebabkan biaya tinggi,

c. Makin meningkatnya kemampuan kompetitor dalam menerapkan TIK,

d. Derasnya arus pengembangan informasi dan IPTEK.

G. EVALUASI SUMBERDAYA FINANSIAL DAN SISTEM MANAJEMEN

Kekuatan

a. Jumlah siswa .

b. Semangat guru dalam membina siswa.

Kelemahan

a. Kurangnya kejelian dalam memanfaatkan peluang dalam memberikan layanan

pendidikan pada tingkat lokal, regional, maupun nasional.

b. SOP yang kurang terintegrasi dan sistem monitoring serta evaluasi yang

masih terbatas.

c. Sebagian besar orang tua siswa SMK Negeri 6 Kota Bekasi tergolong berpenghasilan rendah.

d. Sistem alokasi anggaran tidak berdasarkan analisis kebutuhan.

e. Manajemen keuangan belum berbasis informasi teknologi, sehingga perencanaan dan

pemanfaatan keuangan tidak transparan dan berakibat kontrol pembiayaan dan

pelaksanaan kegiatan kurang optimal.Peluang

a. Kebutuhan masyarakat pada layanan profesional, fleksibel, dan akuntabel makin

meningkat.

b. Makin berkembangnya kelompok masyarakat profesional yang ingin

meningkatkan mutu akademik, membangun karakter, dan wawasan akademik.

c. Kerjasama penelitian dalam rangka peningkatan kapasitas dan kapabilitas intelektual

guru yang profesional.

d. Pengembangan sekolah bertaraf internasionalberkenaan dengan UU Sisdiknas.

e. Pelaksanaan dan pembinaan sertifikasi profesi pendidik dan tenaga

Ancaman

a. Perkembangan sekolah lain dengan mutu layanan dan sarana prasarana yang memadai.

b. Memiliki sistem proses pembelajaran yang cukup efektif dengan waktu yang cukup

efisien dan tidak mengurangi mutu lulusannya.

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembelajaran yang belum berkesinambungan.

Kelemahan

a. Kurikulum yang belum sepenuhnya memenuhi tuntutan stakeholders berdampak

pada kurang progresifnya program akademik yang ada terhadap perubahan kebutuhan pasar.

b. Belum terlaksananya audit mutu pendidikan internal.

c. Belum ada tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi terhadap guru.

Peluang

a. Adanya peluang melalui hibah kompetisi dari Diknas untuk peningkatan mutu

pendidikan.

b. Regulasi dalam bidang peningkatan mutu pendidikan memberikan peluang untuk

ikut berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan nasional.

c. Regulasi pemerintah yang menjamin peningkatan anggaran pendidikan dan akses

informasi yang lebih besar.

d. Jejaring yang luas dengan dunia industri dan dunia usaha

Ancaman

a. Tuntutan akan standar nasional dan internasional yang tinggi.

b. Kompetitor yang telah lebih dahulu melaksanakan sistem penjaminan mutu.

c. Masyarakat yang makin selektif memilih institusi pendidikan

ISU-ISU STRATEGIS

Dengan menemutunjukkan evaluasi diri dapat dirumuskan isu strategis sebagai berikut:

1. Pengembangan kurikulum yang mencakup:

a. Pengembangan kompetensi umum yang menjadi karakter lulusan

b. Pengembangan budaya belajar dan disiplin

c. Pemanfaatan ICT

d. Perluasan pendidikan kecakapan hidup (lifeskill)

2. Peningkatan dan pengembangan sumberdaya manusia

a. Standar mutu dan akreditasi

b. Pengembangan guru sebagai profesi

c. Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam perluasan akses sekolah

3. Pencitraan publik

a. Penciptaan peluang

b. Dukungan perluasan akses bagi pendidikan yang bermutu

c. Budaya organisasi

d. Pengawasan dan penjaminan mutu4. Reformasi birokrasi

a. Penatakelolaan organisasi

b. Peningkatan akuntabilitas

c. Penataan kelembagaan dan regulasi pengelolaan pendidikan

d. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan

e. Peningkatan kapasitas dan kompetensi staff dalam perencanaan dan anggaran

f. Peningkatan kapasitas manajerial staff

g. Peningkatan sarana dan prasarana sekolah.

BAB V

PENUTUP

Program kerja Ketua program keahlian teknik Pendingin dan Tata Udara sebagai salah satu jalur pendukung, pencapaian tujuan Pendidikan Nasional, setelah secara menyeluruh, yang meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran materi pembinaan, hasil yang diharapkan, rencana anggaran dan berbagai permasalahan serta langkah-langkah yang perlu diambil dapat disimpulkan kedalam pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

1. Pembinaan pembelajaran produktif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Pendidikan Nasional. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya memerlukan keterlibatan semua pihak baik orang tua, masyarakat, maupun pemerintah.

2. Hasil yang diharapkan dari program Pembinaan pembelajaran produktif berhasil mencapai tujuan pendidikan ialah manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia cerdas, yang mendukung kompetensi, Skill, keteknikan, disiplin serta memiliki kecermatan dalam menghadapi kesulitan.

PAGE