Upload
builiem
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“PENERAPAN SPESIALISASI SKILL BERDASARKAN CITA-CITA
ANAK SEJAK DINI SEBAGAI ALTERNATIF
PENAMBAH UANG SAKU ANAK”
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Abdus Sofi (NIM 130231100037 / Angkatan 2013)
Rizky Aliyah Arrohma (NIM 140231100005 / Angkatan 2014)
Eka Julia Novita Santi (NIM 120541100120 / Angkatan 2012)
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas dukungan orang tua
dan dosen pembimbing, akhirnya penulis berhasil menyelesaikan artikel ini
dengan lancar. Artikel ini ditulis untuk mengikuti program kreativitas
mahasiswa yang biasa disingkat dengan PKM-GT.
Penulisan artikel ini adalah sebuah bentuk dari kerangka pikir tiga
orang mahasiswa dengan angkatan tahun yang berbeda, yang ingin
menunjukkan kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dimana upaya tersebut bertujuan untuk mendayagunakan pikiran, tenaga dan
ilmu-ilmu yang sudah didapat selama menjalani proses perkuliahan
Tema yang dibahas dalam artikel ini adalah megenai kondisi psikologi
dan masa depan anak kelak di kemudian hari, yang nantinya dampaknya
dapat dirasakan oleh banyak instansi yang terkait, termasuk pemerintah.
Bahwa psikologi anak untuk menggapai cita-cita yang diinginkan harus sudah
dispesialisasikan sejak dini. Ilmu Psikologi, Pendidikan dan Pembelajaran,
serta Ilmu Ekonomi yang menjadi landasan dari artikel ini.
Artikel ini berisi analisis program-program belajar anak dan sistem
nya yang dapat menjadikan beban bagi psikologi anak. Dan penulis juga
mencoba untuk memberikan ide kreatifnya, selain untuk membantu psikologi
anak dengan cara belajarnya, dimana nantinya juga ada dampak positif untuk
alternatif penambah uang saku anak, tapi juga terkait masalah ekonomi
pemerintah yang dirasa semakin nyata harus dihadapi.
Penulis menyadari sebagai hasil karya manusia biasa, pastinya artikel
ini masih memiliki banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan untuk memperbaiki artikel ini.
Penulis banyak berharap mudah-mudahan artikel ini dapar memberi
kontribusi positif bagi para pembacanya maupun bagi instansi – instansi yang
terkait nantinya.
Bangkalan, 25 Maret 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
RINGKASAN......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 2
Latar Belakang................................................................................................. 2
Tujuan.............................................................................................................. 3
Manfaat............................................................................................................ 3
PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
Kondisi Kekinian............................................................................................. 4
Penerapan Skill Anak Berdasarkan Cita-cita Sebagai Penambah Uang Saku..4
Segmenting, Targetting, dan Positioning......................................................... 5
KESIMPULAN....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii
iii
RINGKASAN
Menurut teori yang dikembangkan oleh Jean Piaget, bahwasanya apabila
kita ingin membangun kemampuan kognitif anak, yaitu dengan melalui tindakan
yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Sedangkan motivasi itu
biasanya sering muncul karena adanya kemauan belajar dari anak itu sendiri.
Hal tersebut terkait dengan ambisi atau cita-cita yang memang sudah diinginkan
dengan sendirinya.. Keterpaksaan dalam belajar adalah salah satu kendala besar
dalam proses perkembangan anak. Di Indonesia sendiri dalam hal pendidikan
juga dirasa masih kurang sekali mengenai spesialisasi keahlian. Sering banyak
anak yang melanjutkan tingkatan belajar yang tidak sesuai dengan bidang
tingkatan sebelumnya.
Hal ini juga menjadi salah satu faktor masalah ekonomi yang saat ini
tengah dihadapi oleh pemerintah Indonesia, yakni pengangguran yang semakin
membludak. Karena hal tersebut akan menciptakan sumber daya manusia yang
tidak optimal dan bermutu tinggi, apabila tidak terspesialisasikan sejak dini.
Adapun sebagai upaya untuk mencegah dampak jangka panjang yang sangat
nyata akan dihadapi, diperlukan salah satu pembaruan dan pengolahan sistem
belajar yang lebih menarik dan kondusif secara kontinyu dilakukan sehingga
dapat tercapai Indonesia yang berintegritas anak bangsanya. Peran orang tua
juga sangat penting pada hal ini. Selain itu, setelah anak memiliki keahlian skill
yang terarah, dengan difasilitasi apa yang dapat menunjang pembelajarannya.
Anak tersebut dapat berkembang dan bahkan dapat menambah uang sakunya
sendiri secara kontinyu. Gagasan ini direkomendasikan untuk pihak-pihak yang
peduli dengan perkembangan dan masa depan anak-anak bangsa beserta dampak
jangka panjangnya terhadap pengangguran, kemudian bekerjasama untuk
masyarakat dan negara.
KATA KUNCI
Penerapan skill pada anak sejak dini, menekan tingkat pengangguran,
mengembangkan kemampuan sebagai penambah uang saku anak.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Wingkel dalam Darsono (2004:4) belajar merupakan suatu
aktivitas mental/psikis dalam interaksi dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Belajar
sudah menjadi rutinitas bagi semua orang. Terjadinya suatu proses perubahan
dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan,
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir, hal itulah yang dapat disebut
seseorang berhasil menerapkan cara belajar dengan baik. Sistem belajar yang baik
harus juga diterapkan pada anak sejak dini. Karena anak-anak usia belia memiliki
bermilyar-milyar sel-sel syaraf otak yang sedang berkembang dan memiliki
kemampuan yang istimewa, serta daya memory yang kuat. Maka pendidikan
yang menanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan (pengembangan
intelegensi/kecerdasan, karakter, kreativitas, moral, dan kasih sayang universal)
sangatlah perlu diberikan pada anak-anak sejak dini.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan
kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42). Suatu
dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk
bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahanr tingkah laku pada diri anak
diharapkan terjadi. Motivasi belajar yang ideal adalah motivasi yang dapat
mengendalikan kondisi psikologis untuk mendorong anak belajar secara sungguh-
sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar anak yang sistematis,
penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya. Motivasi belajar
juga merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan
belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi
belajar pada diri anak perlu diperkuat terus menerus.
Cita-cita juga termasuk bagian dari motivasi intrinsik yang perlu
direalisasikan dan diperjuangkan. Dalam hal mendidik anak, memiliki cita-cita
2
harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi anak
sehingga mereka akan selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi
menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan
kemampuan berprestasi maka semua anak diharapkan berani bereksplorasi sesuai
dengan kemampuannya sendiri. Maka dari itu cita-cita sangat erat kaitannya
dengan motivasi belajar.
Tujuan
1. Menganalisis sistem belajar anak dari input sampai output yang dihasilkan.
2. Memperbaiki sistem belajar anak melewati penerapan skill sedini mungkin
sesuai dengan cita-citanya melalui gagasan tertulis.
3. Memberi solusi terbaru kepada pemerintah dan para orang tua untuk
menerapkan skill anak sedini mungkin sesuai dengan cita-citanya.
Manfaat
1. Menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang penerapan skill anak
sesuai dengan cita-citanya sebagai altrnatif penambah uang saku anak.
2. Sebagai bahan rujukan dalam upaya mencari solusi-solusi perbaikan dunia
pendidikan dan opsi cara mengurangi pengangguran.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para orang tua untuk peduli
terhadap perkembangan belajar anak setelah membaca karya ilmiah ini.
4. Mendorong penulis untuk mengeksplorasi kemampuannya untuk memberi
solusi-solusi terbaik.
3
PEMBAHASAN
Kondisi Kekinian
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk 241 juta
jiwa menurut www.tempo.com dan pengangguran mencapai 7,9 juta jiwa pada
2015 menurut http://economy.okezone.com/read/2015/12/02/. Kesadaran
pemerintah direspon baik oleh masyarakat karena masyarakatpun juga sadar akan
pentingnya penerapan skill sedini mungkin. Seperti halnya pemerintah yang saat
ini menciptakan Polisi cilik yang handal yang setiap tahunnya mereka mengikuti
perlombaan kejuaraan yang diadakan oleh TNI/POLRI Indonesia. Program yang
pemerintah reasilasikan tersebut sangat diharapkan 10 tahun kedepan mampu
menciptakan keamanan negara yang hebat dan handal. Akan tetapi hal tersebut
tidaklah cukup untuk menekan pengangguran yang semakin naik jumlahnya
disetiap tahun, karena hal tersebut hanya bergerak dalam sektor keamanan saja.
Sedangkan pengangguran pada saat ini mayoritas dikarenakan oleh sektor vtenaga
kerja, maka dari itu sangatlah penting kita terapkan keahlian pada anak sejak dini.
Agar anak tersebut sudah memiliki bekal untuk berproses ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dengan keahlian dasar yang masing-masing mereka miliki sejak
dini.
Penerapan Skill Anak Sebagai Penambah Uang Saku
Menginginkan masa depan yang terbaik untuk anaknya adalah mutlak
keinginan jangka panjang dalam organisasi terkecil di lingkungan ini, yakni
keluarga. Salah satu jalan keluarnya untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
memberikan asupan pendidikan sebaik dan sebanyak mungkin terhadap anak.
Mengetahui cita-cita anak sedini mungkin juga perlu untuk perkembangan
belajarnya. Karena apabila anak tersebut belajar sesuai dengan apa yang
diinginkan dari hati mereka, maka akan terdorong untuk lebih dalam menekuni,
dan berusaha yang terbaik dalam belajarnya. Berbeda dengan anak yang memang
benar-benar dipaksa dan harus menuruti kehendak orang tua. Pada akhirnya
mereka hanya menjalankan dan mengikuti proses pembelajaran dengan setengah
hati. Hal tersebut sudah jelas akan berdampak pada hasil dan nilai belajar anak.
4
Dengan melatih dan mengasah skill anak sedini mungkin dapat
memberikan kontribusi positif terhadap masa depan anak. Ketika sejak dini anak
sudah dapat memiliki pegangan dasar skill berdasarkan cita-cita mereka sendiri.
Maka semakin bertambahnya umur anak, skill yang mereka miliki akan
bertambah baik dibidangnya masing-masing. Sejak dini sudah dipersiapkan untuk
menjadi agen penting dengan keahlian yang telah terspesialisasikan. Hal tersebut
sangat menjanjikan untuk target masa depannya. Setelah anak sudah memiliki
keahlian dengan melalui beberapa proses, maka secara otomatis anak tersebut juga
akan bisa mempergunakan keahlian mereka sejak dini pula. Pada akhirnya mereka
pun dapat menambah uang saku mereka sendiri. Misalkan, ketika anak memiliki
cita-cita menjadi seorang Pilot atau Disainer pesawat terbang, sedini mungkin
anak tersebut sudah diberikan asupan belajar mengenai ilmu penerbangan
tersebut. Meskipun hanya dalam bentuk pengenalan atau sekedar bermain-main
dengan media yang berhubungan dengan dunia penerbangan, maka mereka akan
mendapatkan tambahan uang saku dengan menciptakan pesawat mainan misalkan
dari kayu, botol plastik dan yang lainnya, yang akhirnya mereka jual keteman-
teman bermainnya. Tentunya disesuaikan dengan tingkatan umur dan kesiapan
mental mereka untuk memperdalam mengenai apa yang mereka cita-citakan.
Akan tetapi yang perlu ditekankan dalam hal ini, bahwa mekipun anak sudah
diarahkan memiliki skill sedini mungkin. Anak tetap diarahkan tidak boleh
melupakan atau tidak mempelajari mata pelajaran lain yang sudah menjadi
kewajibannya untuk ditempuh, misalkan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, yang mana harus menjadi kewajiban kita semua untuk
mempelajarinya. Agar NKRI tetap dapat kokoh bermartabat dimata bangsa lain.
Hal ini sangat penting kita terapkan, karena apabila kita melihat
pengangguran yang semakin meningkat sudah menjadi salah satu faktor utama
masalah ekonomi. Tidak hanya itu saja, kalau kita melihat lebih dalam lagi, saat
ini sudah banyak anak dibawah umur yang putus sekolah karena keadaan orang
tua yang tidak memadai untuk memberikan putra putri terbaik mereka pendidikan
yang seharusnya mereka asup. Apabila hal ini tidak sedini mungkin difikirkan
akan masa depan anak, dan menerapkan sistem spesialisai sedini mungkin. Maka
akan banyak tercipta pengangguran-pengangguran baru yang akan memenuhi
5
Indonesia di masa mendatang. Maka dari itu penumbuhan skill sejak dini
sangatlah dibutuhkan di negara ini.
Segmenting, Targeting, dan Positioning Penerapan Skill Anak Sebagai
Penambah Uang Saku
Segmenting, Targeting, dan Positioning dalam gagasan penerapan skill
anak sejak dini berdasarkan cita-cita sebagai alternatif penambah uang saku ini
meliputi:
1. Target Primer
Target utama kegaiatan ini adalah anak usia 8 tahun keatas.
a. Segmentasi Geografis
Rencana penerapan skill anak sejak dini ini dilaksanakan diIndonesia.
b. Segmentasi Demografis
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
Usia : 8 tahun keatas
Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar kelas IV
Status Sosial : Berbagai lapisan masyarakat
Semua jenis ras, suku bangsa dan agama
c. Segmentasi Psikologis
Didasarkan pada umur anak yang sudah 8 tahuh, sudah mulai menjalani
masa stabil, dan sudah bisa tahu apa yang diinginkan atau yang dicita-
citakan. Daya serap terhadap ilmu yang diberikan juga akan lebih siap
secara psiklogis. Dimana nantinya ketika skill dasar sudah mereka miliki,
mereka bisa berkembang dengan sendirinya dengan mengeksplorasi
semua yang terpendam dalam dirinya. Alhasil, pada usia mereka yang
gemilang, mereka akan banyak menciptakan prestasi-prestasi baru yang
dapat menambah uang saku mereka sendiri. Masa depan pun juga sudah
terjamin karena mereka sudah memiliki dasar skill yang mereka inginkan
2. Target Sekunder
Target kedua dari penerapan skill sejak dini pada anak adalah masyarakat
atau para orang tua dari anak yang bersangkutan yang patut untuk di
kembangkan skill berdasarkan cita-citanya.
6
a. Segmentasi Geografis
Rencana penerapan skill anak sejak dini ini dilksanakan diIndonesia.
d. Segmentasi Demografis
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
Usia : 25 keatas (masyarakat yang sudah memiliki anak
berusia 8 tahun keatas)
Tingkat Pendidikan : Masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan
Status Sosial : Berbagai lapisan masyarakat
Semua jenis ras, suku bangsa dan agama
e. Segmentasi Psikologis
Sering terjadi kasus dimana orang tua yang kebanyakan lebih agresif
mengutamakan keinginannya sendiri, tanpa memikirkan cita-cita anak.
Juga menjadi salah satu faktor utama penyebab kegagalan dalam proses
belajar anak. Orang tua yang tidak memberikan pendidikan layak pada
anak, dampak berkepanjangan akan menciptakan calon-calon
pengangguran tanpa skill yang dimiliki. Orang tua yang harus mengetahui
seberapa penting penerapan skill sejak dini untuk masa depan anak.
Karena motivasi dan dorongan dari orang tua sangat berpengaruh besar
terhadap program penerapan skill anak ini.
Penerapan skill sejak dini berdasarkan cita-cita anak ini diposisikan
sebagai alternatif penambah uang saku anak dan juga diposisikan sebagai program
yang dapat memberikan keuntungan bagi negara Indonesia. Menciptakan dan
mencetak geberasi-generasi penerus bangsa yang berintgritas tinggi, sehingga
dengan proses yang mereka jalani dapat mengurangi banyak masalah ekonomi
nasional.
Dalam penerapannya, segala proses sosialisasi yang mendorong
keberhasilan program penerapan skill pada anak sejak dini sebgai penambha uang
saku ini, diserahkan pada institusi yang benar-benar kuat dalam memproses
keberhaislan gagasan secara kontinyu. Agar tidak hanya menjadi sebuah gagasan
yang dilakukan hanya separuh-separuh saja. Diharapkan dapat memunculkan
kontribusi positif untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.
7
1. DIRECT SELLING
Direct selling dalam bahasa pemasaran adalah penjualan langsung. Dalam
penerapan skill anak ini Direct Selling nya terletak pada sosialisasi langsung
kepada masyarakat, terutama pada masyarakat yang memiliki anak berumur
8 tahun keatas, jadi masyarakat diberikan informasi betapa pentingnya
penerpan skill anak sejak dini, dan sangat menjanjikan apabila diterapkan
untuk investasi masa depan anak.
2. MANAGEMENT PUBLIC RELATION
Kegiatan Public Relations ini adalah berupa event-event berskala lokal
maupun nasional yang tentunya merupakan sebuah kegiatan atau tindakan
nyata. Kegaiatan tersebut bertujuan untuk menarik minat dan memberikan
pengaruh positif terhadap masyarakat mengenai pentingnya gagasan ini,
secara tepat sasaran. Diharapkan dari kegiatan ini pemikiran masayarakat
awam dapat terbuak luas dan nantinya lebih memikirkan masa depan anak
secara terkonsep dan memang benar-benar dipersiapkan mulai sejak dini.
Selain pada masayarakat yang terkait, pada anak-anak sekolah dasar yang
telah siap menerima keahlian skill, memberikan sosialisasi-sosialisi lewat
sekolah diberbagai penjuru lokal Indonesia. Memotivasi mereka untuk
memiliki cita-cita dan harus dikembangkan sejak dini. Agar mereka terdidik
dengan keahlian yang terarah.
3. PRICE GOLDEN
Price golden diberikan pada anak yang telah berhasil menerapkan keahlian
skill nya, baik yang telah mendapatkan prestasi-prestasi yang gemilang,
maupun yang telah berhasil menambah uang saku mereka sendiri oleh
instatansi terkait, seperti pemerintah daerah. Agar anak tersebut dapat
termotivasi untuk jauh lebih mengembangkan keahliannya. Selain itu
dampaknya juga akan dirasakan pada lingkungan, maupun mental anak-anak
lain. Agar yang lainnya dapat termotivasi untuk berlomba-lomba
mengembangkan keahliannya dalam berproses mengasah skill nya sejak dini.
8
KESIMPULAN
Dengan adanya fakta masih banyak tingkat pengangguran di Indonesia,
karena faktor tenaga kerja yang kurang memiliki spesialisasi skill. Maka
gagasan penerapan skill anak sejak dini berdasarkan cita-cita anak, menjadi
salah satu jawaban untuk lebih memperluas dan meningkatkan integritas
penerus bangsa. Banyak sekali dampak positif yang dapat dikontribuikan
apabila gagasan ini diaplikasikan dan siterapkan dengan baik. Ketika orang tua
sudah banyak mendukung dan memahami arti dari pentingnya mengasah
keahlian anak sejak dini, tentunya sesuai dengan cita-cita anak itu sendiri
dengan kata lain tanpa ada paksaan dari orang tua ataupun pihak lain. Anak
akan memiliki keahlian dasar yang menjadi bekal untuk dikembangkan lebih
dalam lagi.
Sejak usia dini sudah terarah dan terspesialisasi akan sangat gampang
memasuki lapangan kerja di bidangnya kelak. Bahkan, yang lebih diharapkan
lagi, anak sudah bisa Sterlihat melalui prestasi-prestasi nya yang gemilang
karena telah menekuni bdangnya lebih awal. Hal itu secara otomatis akan dapat
menambah uang saku anak. Masa bermain dengan keahlian skill jauh lebih
banyak dampak positifnya dariapada hamya menghabiskan masa anak-anak
hanya dengan bermain tidak ada manfaat yang nyata. Dipersiapkan sejak dini
untuk membangun generasi yang berintegritas, akan sangat membantu
pemerintah dalam mengurangi masalah-masalah ekonomi terutama mengenai
pengangguran dan masalah ketenaga kerjaan.
Penerapan skill sejak dini ini akan berjalan lancar dengan syarat
program ini dapat didukung oleh pihak-pihak yang terkait dari institusi maupun
pihak-pihak yang terkait dan tak lupa masyarakat yang sudah menjadi target
memiliki peran sangat vital berpartisipasi dalam program penerapan skill sejak
dini pada anak ini. Agar Indonesia jauh lebih baik, dan bertambah maju dalam
hal pendidikan dan ekonominya di kancah Internasional.
9
DAFTAR PUSTAKA
- Gunarsah. 2008 .Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia.
- Nasution, Zulfikar. 2011. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Online
tersedia http://zulfikarnasution.wordpress.com/2011/09/17/teori-
perkembangan-kognitif-jean- piaget/. Diakses pada tanggal 13 Maret 2013
- Ciri-ciri Perkembangan Anak Usia SD _ Artikel Psikologi.htm. di akses pada
tanggal 06 maret 2013
- Jaelani. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas IV
SDN. Jakarta: http://jaelani.wordpress.com/2o11/Pengaruh-Motivasi-Belajar-
Terhadap-Hasil-Belajar-Siswa-kelas- IV-SDN/. Di akses pada tahun 2011.
10
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rizky Aliyah Arrohma
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Ekonomi Pembangunan
4 NIM 140231100005
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pasuruan, 29 Juni 1996
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 081945197449
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN
Bangilan
SMPN 5 Kota
Pasuruan
SMA Al- Yasini
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan
Tempat
- - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. Juara III Lomba Anugerah
Wirasantri Mandiri (Proposal
Bisnis Dan Presentasi) di
Surakarta Tingkat Nasional
GP. Ansor dan
Bank Mandiri
2012
2. Juara II Pararel SMA Al-Yasini
2013-2014
SMA Al-Yasini 2013
3. Juara III Lomba Pidato Tiga
Bahasa Tingkat Kab. Pasuruan
dalam Rangka Memperingati
HUT Kab. Pasuruan
Pemerintah
Kabupaten
Pasuruan
2014
4. Juara I Lomba Karya Tulis
Ilmiah “UMKM di Indonesia”
Tingkat Kota dan Kabupaten
Pasuruan
BMT Maslahah
Sidogiri
2014
v