25
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SISTEM TERPADU PERINGATAN DINI BENCANA KELAUTAN DI PESISIR SELATAN JAWA BARAT BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Iswiati Utamiputeri 12908007 2008 Mediana Safitri 12908037 2008 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2011

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SISTEM TERPADU PERINGATAN DINI BENCANA KELAUTAN

DI PESISIR SELATAN JAWA BARAT

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GT

Diusulkan oleh:

Iswiati Utamiputeri 12908007 2008

Mediana Safitri 12908037 2008

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2011

Page 2: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

1. Judul kegiatan : Sistem Terpadu Peringatan Dini

Bencana Kelautan di Pesisir

Selatan Jawa Barat

2. Bidang kegiatan : PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Iswiati Utamiputeri

b. NIM : 12908007

c. Jurusan : Oseanografi

d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Bandung

e. Alamat Rumah : Jalan Kanayakan Dalam No.61-

Asrama Putri Kanayakan ITB

f. No. Telp/HP : 081511486260

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang

5. Dosen Pendukung

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Eng. Nining Sari Ningsih

b. NIP : 19660118 199102 2 001

c. Alamat Rumah : Jalan Muntilan I/Q-38 Perumahan

Pharmindo, Bandung 40534

d. No. Tel./HP : 08122166250

Menyetujui,

Ketua Program Studi Oseanografi

Institut Teknologi Bandung

Dr. rer. nat. Mutiara R.P, S.Si, M.Si

NIP. 19700915 199703 2 002

Menyetujui,

Kepala Lembaga Kemahasiswaan

Brian Yuliarto, Ph.D

NIP.19750727 200604 1 005

Bandung, 1 Maret 2011

Mengetahui,

Ketua Pelaksana Kegiatan

Iswiati Utamiputeri

NIM. 12908007

Menyetujui,

Dosen Pendamping

Dr. Eng. Nining Sari Ningsih

NIP. 19660118 199102 2 001

Page 3: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberi

perlindungan, petunjuk, dan kekuatan kepada kita. Salawat serta salam semoga

tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, sampai kepada

kita selaku umatnya. Meskipun di tengah kepadatan dan kesibukan yang sedang

dijalani oleh penulis, hal ini merupakan suatu tantangan besar untuk menuangkan

ide dan mengimplementasikannya ke dalam wujud nyata yakni sebuah penulisan

gagasan. Penulis telah berusaha sekuat tenaga dan pikiran dalam proses hingga

terselesaikan karya ini dengan berbagai kendala yang dapat dihadapi. Gagasan

tertulis ini disusun dan diajukan dalam rangka Program Kreatifitas Mahasiswa.

Selain itu, gagasan tertulis ini bertujuan untuk memberi masukan baru dalam

sistem peringatan dini bencana di wilayah pesisir Indonesia. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi kemudahan bagi penulis dalam

penyusunan makalah ini.

2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan motivasi dan dukungan

untuk menyelesaikan tugas ini.

3. Dr. Eng. Nining Sari Ningsih sebagai dosen pendamping yang telah

memberikan inspirasi dan dorongan pada penulis.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam proses penyelesaian gagasan tertulis ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat

penulis harapkan.

Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap isi makalah ini dapat

memberikan wawasan kebencanaan mengenai mitigasi bencana kelautan di

Indonesia. Semoga ilmu yang telah diperoleh dari makalah ini dapat dijadikan

suatu dasar pemikiran untuk mengambil suatu keputusan. Amin.

Bandung, 1 Maret 2011

Penulis

Page 4: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. iv

RINGKASAN........................................................................................ v

PENDAHULUAN................................................................................... 1

GAGASAN.............................................................................................. 4

KESIMPULAN........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. 14

Page 5: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Badai Siklon Tropis ........................................................... 1

2 Gelombang Badai yang Melanda Kepulauan Indnesia,

Mei 2007 ............................................................................ 2

3 Tsunami Pangandaran 2006 .............................................. 2

4 Peta Kerentanan Jabar ....................................................... 6

5 Bagan Sistem Terpadu Peringatan Dini di Pesisir Selatan

Jawa Barat ......................................................................... 7

Page 6: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

RINGKASAN

Kondisi Jawa Barat yang merupakan wilayah dengan kejadian bencana

cukup besar, sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahkan terdapat istilah

“supermarket bencana”. Segala jenis bencana ada, mulai dari bencana geologi,

vulkanologi, klimatologi, lingkungan, dan lain sebagainya. Kondisi ini membawa

pada tingginya resiko bencana yang terjadi di Jawa Barat. Upaya dari

pengurangan risiko bencana yang akan kami kaji adalah dengan penerapan sistem

terpadu peringatan dini bencana kelauta, dalam hal ini kami mengkhususkan

daerah tinjauan di pesisir selatan Jawa Barat. Alasan kami meninjau daerah

tersebut karena pesisir Selatan Jawa Barat merupakan salah satu daerah rawan

bencana kelautan akibat dari letak geografisnya yang berada di pinggiran lempeng

benua serta merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia

sehingga dampak bencana akan sangat berpengaruh pada kehidupan

masyarakatnya. Sistem terpadu ini juga diharapkan dapat memudahkan kita

untuk lebih peka terhadap alam, karena dengan indikator (perubahan muka air laut

atau tekanan) yang sama kemungkinan terjadinya berbagai macam bencana

kelautan dapat dideteksi sistem tersebut, sehingga akan lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa tingginya frekuensi bencana

yang menerjang pesisir Indonesia serta besarnya kerugian yang ditimbulkan baik

jiwa manusia maupun harta benda, untuk itu kita perlu memahami fenomena

terjadinya bencana, bahaya, dan kerentanan, serta tata cara kajian risiko dan

mitigasinya, maka diharapkan peran pemerintah pusat, pemerintah daerah,

karyawan industri, peneliti, instansi terkait dan masyarakat umum, secara

sistematis, komprehensif, tearah, dan lebih terpadu dapat meningkatkan

kewaspadaan terhadap risiko bahaya bencana kelautan di tingkat masyarakat serta

memperkenalkan tindakan lokal yang perlu diambil untuk mengurangi risiko yang

ditimbulkan dan memanfaatkan teknologi informasi dalam kepentingan bersama

ini. Sinergi yang baik dari pihak-pihak tersebut juga dapat merangsang

kewaspadaan para perencana baik di tingkat nasional maupun lokal untuk

mengimplementasikan perencanaan pembangunan nasional yang akrab bencana

khususnya di daerah-daerah yang rawan bencana kelautan. Akan tetapi patut

disadari bahwa tidak ada sistem yang dapat melindungi manusia dari bencana

yang terjadi secara tiba-tiba. Melalui sistem terpadu peringatan dini diharapkan

dapat memberikan kesempatan bagi para penduduk pesisir untuk melakukan

evakuasi dan pemerintah setempat dapat meyiapkan segala sesuatu agar dapat

mengurangi dampak bencana alam itu sendiri sehingga tercapai upaya

pengelolaan risiko bencana dengan terpadu dan baik di negeri ini.

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan gagasan ini adalah

metode analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan data

sekunder. Data yang diperoleh melalui studi pustaka, wawancara narasumber,

dan observasi ini kemudian diidentifikasi serta dianalisis dengan parameter yang

telah ditentukan. Penulis memperoleh data dan mengolahnya menjadi informasi

melalui literatur. Sumber literatur diperoleh dari berbagai macam buku

kebencanaan, jurnal ilmiah, artikel bencana, dan lain-lain.

Page 7: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

SISTEM TERPADU PERINGATAN DINI BENCANA KELAUTAN DI

PESISIR SELATAN JAWA BARAT

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan

pencetus Negara Kepulaun (arcgipelagic state) atau Wawasan Nusantara.

Kepulauan Indonesia merupakan gabungan dari 5 pulau utama dan sekitar 30

kelompok kepulauan. Indonesia adalah Negara kepulauan yang dipersatukan oleh

wilayah lautan dengan luas wilayah teritorial adalah 8.000.000 km2, mempunyai

panjang garis pantai mencapai 80.791 km, hampir 40.000.000 orang penduduk

tinggal dikawasan pesisir. Sejak dahulu kala, Indonesia merupakan negara yang

dikenal sebagai Negara Maritim. Indonesia memiliki letak yang strategis, yaitu

terletak pada titik temu 4 lempeng utama Bumi, yakni Lempeng Pasifik, Lempeng

Eurasia, Lempeng Samudra Hindia-Australia, dan Lempeng Filipina. Bencana

alam, khususnya bencana alam kebumian di Indonesia, sangat erat kaitannya

dengan posisi tektonik indonesia tersebut. Konsep tektonik lempeng menekankan

bahwa semua lempeng didunia, selalu saling bergerak satu sama lainnya. Namun

demikian, hanya dipinggiran lempenglah terdapat aktivitas geodinamik yang

menyebabkan konfigurasi bumi, sebagaimana yang terjadi di Indonesia.

Salah satunya adalah bencana kelautan yang disebabkan oleh siklon tropis.

Dalam meteorologi, siklon tropis (atau hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun,

atau angin ribut tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah jenis

sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis.

Sementara angin sejenisnya bisa bersifat destruktif tinggi, siklon tropis adalah

bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas dari

daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi. Daerah pertumbuhan

siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudra Hindia dan perairan

barat Australia. Sebagaimana dijelaskan Biro Meteorologi Australia, pertumbuhan

siklon di kawasan tersebut mencapai rerata 10 kali per tahun. Siklon tropis selain

menghancurkan daerah yang dilewati, juga menyebabkan banjir. Secara umum

kejadian siklon tersebut mempengaruhi liputan awan di wilayah Indonesia dimana

terjadi peningkatan peluang hujan di wilayah yang berada di dekatnya atau yang

terkena imbas dari ekor siklon tersebut. Wilayah-wilayah yang terpengaruh oleh

kejadian siklon tersebut antara lain di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT,

dan Papua.

Gambar 1

Badai Siklon Tropis

Page 8: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa terdapat dua setting lingkungan

pesisir yang berbeda yang dilanda oleh gelombang badai. Pertama, kawasan

pesisir yang menghadap ke Samudera Hindia mulai dari Sumatera sampai

Nusa Tenggara Timur, dan kedua, kawasan pesisir yang berada di lingkungan

dalam (Laut Jawa) perairan Kepulauan Indonesia yaitu wilayah pesisir

Indramayu–Cirebon, yang menghadap ke arah timur. Hal ini menunjukkan bahwa

kawasan pesisir dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau Nusa Tenggara

yang menghadap ke Samudera Hindia merupakan kawasan pesisir yang

berpotensi untuk terkena gelombang badai yang datang dari Samudera Hindia.

Hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya angin siklon di Samudera

Hindia.

Seperti halnya bencana gelombang laut yang menerjang kawasan pantai

selatan Jawa barat pada tanggal 16-19 Mei 2007 yang berasal dan berpusat di

perairan selatan Afrika Selatan, kemudian menimbulkan gelombang badai

merambat (swell). Gelombang ini dalam penjalarannya memerlukan 7-9 hari

untuk tiba di perairan selatan pantai Jawa Barat bersamaan dengan terjadinya

pasang surut purnama (spring tide) sehingga menimbulkan tinggi gelombang yang

sangat besar.

Gambar 2

Gelombang badai yang melanda Kepulauan Indonesia, Mei 2007

Selain itu terdapat bencana Tsunami yang rawan terjadi di pesisir selatan

Jawa Barat, seperti Tsunami Pandandaran yang terjadi pada Senin, 17 Juli 2006.

Tsunami pada dasarnya adalah bencana ikutan, yaitu bencana yang terjadi karena

dipicu oleh bencana lainnya. Yang paling sering memicu terjadinya Tsunami

adalah gempa bumi. Hanya gempa bumi yang terjadi di bawah permukaan laut

dengan pusat gempa berada pada kedalaman kurang dari 30 km dan dengan skala

6,5 skala richter atau lebih yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Gambar 3

Tsunami Pangandaran 2006

Page 9: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

Semua persyaratan itu terpenuhi dalam kasus gempa yang memicu tsunami di

pantai selatan Jawa,. Pada gempa tersebut pusat gempanya berada pada

posisi 9.334°S dan 107.263°E dengan kedalaman sekitar 10 km.

Hal ini menjelaskan bahwa gejala-gejala bencana kebumian, khususnya

bencana kelautan di Indonesia, seperti Tsunami, gelombang pasang (rob),

gelombang pasang disertai tiupan angin dan hujan (storm surge), kenaikan muka

air laut (akibat pemanasan global), badai di laut atau di wilayah pantai (akibat

hubungan kelautan dan atmosferik) secara tidak langsung berdampak besar pada

berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan

politik. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia diharapkan lebih

menyadari gejala-gejala alam agar dapat menganalisis risiko bencana yang

dilakukan apabila telah tersedia data bahaya bencana dan data kerentanan.

Dengan kata lain, asupan untuk analisis risiko bencana adalah luaran dari analisis

bahaya alam dan analisis kerentanan.

Kerugian yang diakibatkan oleh bencana kelautan ini sangat besar, selain

memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta

infrastruktur yang secara tidak langsung dampaknya mempengaruhi

perekonomian bangsa kita. Upaya-upaya pengurangan risiko bencana dilakukan

melalui penurunan kerentanan dan risiko bencana dimasyarakat, baik berupa

upaya pencegahan (prevention), pengurangan dampak (mitigation), dan

peningkatan kesiapsiagaan (preparedness) untuk dapat melakukan tanggap

bencana dengan cepat dan efektif.

Salah satu upaya dari pengurangan risiko bencana yang akan kami kaji

adalah dengan penerapan sistem terpadu peringatan dini bencana kelautan di

daerah pesisir, dalam hal ini kami mengkhususkan daerah tinjauan di pesisir

selatan Jawa Barat. Bukan hanya pendeteksi gelombang Tsunami, tetapi juga

pendeteksi adanya gejala-gejala bencana alam kelautan lainnya, seperti rob, strom

surge, dan badai. Alasan kami meninjau daerah tersebut karena pesisir Selatan

Jawa Barat merupakan salah satu daerah rawan bencana kelautan akibat dari letak

geografisnya yang berada di pinggiran lempeng benua serta merupakan provinsi

dengan penduduk terbanyak di Indonesia sehingga dampak bencana akan sangat

berpengaruh pada kehidupan masyarakatnya. Kondisi Jawa Barat yang

merupakan wilayah dengan kejadian bencana cukup besar, sudah tidak dapat

dipungkiri lagi bahkan terdapat istilah bahwa Jawa Barat merupakan provinsi

yang memiliki “supermarket bencana”. Segala jenis bencana ada, mulai dari

bencana geologi, vulkanologi, klimatologi, lingkungan, dan lain sebagainya.

Kondisi ini membawa pada tingginya resiko bencana yang terjadi di Jawa Barat.

Sistem terpadu ini diharapkan dapat memudahkan kita untuk lebih peka terhadap

alam, karena dengan indikator yang sama kemungkinan terjadinya berbagai

macam bencana kelautan dapat dideteksi sistem tersebut, sehingga akan lebih

efektif dan efisien. Melalui sistem terpadu peringatan dini bahaya kelautan ini

diharapkan masyarakat pesisir dapat tanggap terhadap peristiwa bencana alam

yang kejadiannya tak terelakkan sehingga dapat mengurangi dampak dari bencana

alam itu sendiri.

Page 10: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

GAGASAN

Letak geografis Indonesia merupakan faktor yang tidak dipungkiri menjadi

penyebab utama terjadinya peristiwa bencana alam. Selain itu, terdapat faktor-

faktor lain yang turut serta mempengaruhi hal tersebut, diantaranya kegiatan

manusia seperti pengekploitasian sumber daya alam secara berlebihan, hasil

buangan (polutan) dari aktivitas sehari-hari, daya konsumerisme kita yang

semakin tinggi, serta kesiapan dan kondisi bangsa yang kurang peka terhadap

gejala alam, seperti struktur dan tata ruang bangunan serta transportasi yang tidak

memperhitungkan faktor tersebut. Disamping itu, kondisi bumi kita saat ini

sedang memasuki fase ekstrim, seperti isu global warming dengan suhu bumi

yang semakin meningkat yang dapat memicu terjadinya bencana-bencana lain

(rob, banjir bandang, cuaca ekstrim, dan sebagainya). Hal demikian yang

kebanyakan dilakukan tanpa mempedulikan keseimbangan alam, sehingga dapat

memperburuk keadaan.

Penting untuk mengubah paradigma penanggulangan bencana saat ini

mengarah pada mitigasi bukan pada tanggap darurat. Paradigma mitigasi bencana

lebih dititikberatkan pada pengurangan resiko bencana, dimana resiko bencana

merupakan resultan dari adanya bahaya dan kerentanan. Kerentanan

(vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (bahaya

alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana

(disaster) atau tidak. Tiga aspek kerentanan yang perlu diperhatikan yaitu

kerentanan fisik, kerentanan sosial dan kerentanan sikap/ motivasi. Tinjauan

mengenai kondisi kerentanan sangat diperlukan untuk dapat menentukan upaya-

upaya apa yang perlu dilakukan sehingga tingkat kerentanan bisa dikurangi.

Sistem peringatan dini merupakan sistem yang menginformasikan

kemungkinan terjadinya bahaya sebelum bahaya tersebut terjadi. Mitigasi bencana

secara umum didefinisikan sebagai segala upaya yang dilakukan untuk

mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh suatu bencana, baik sebelum, saat,

atau setelah terjadinya suatu bencana. Melalui kondisi nyata yang sedang

berlangsung saat ini, kami memberikan gagasan berupa penggabungan sistem

peringatan dini yang dapat mendeteksi segala kemungkinan terjadinya bencana

kelautan di pesisir selatan Jawa Barat, seperti Tsunami, gelombang pasang (rob),

gelombang pasang disertai tiupan angin dan hujan (storm surge), kenaikan muka

air laut (akibat pemanasan global), dan badai di laut atau di wilayah pantai (akibat

hubungan kelautan dan atmosferik). Alasan kami memberikan gagasan tersebut

karena saat ini yang marak dikembangkan adalah sistem peringatan dini untuk

salah satu tipe bencana kelautan, seperti Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early

Warning System). Dilain pihak, bukan hanya Tsunami satu-satunya yang menjadi

ancaman bencana bagi masyarakat pesisir selatan Jawa Barat, melainkan berbagai

efek gelombang badai pasang dan kenaikan muka air laut seperti data yang kami

dapat mengenai bencana kelautan lain yang terjadi di pesisir selatan Jawa Barat.

Secara konseptual, pentingnya sistem peringatan dini ini telah dirumuskan

dalam Konferensi Internasional Ketiga tentang Peringatan Dini (EWC III) yang

diselenggarakan di Bonn, Jerman pada 27-29 Maret 2006. Konferensi ini memberi

Page 11: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

kesempatan pemaparan proyek-proyek peringatan dini baru dan inovatif serta

membahas bahaya alam dan risikonya di seluruh dunia dan bagaimana

mengurangi dampaknya melalui penerapan peringatan dini yang terpusat pada

masyarakat. Dokumen berjudul “Membangun Sistem Peringatan Dini: Sebuah

Daftar Periksa” ini merupakan produk dari konferensi tersebut. Empat poin

penting yang terkait dengan sistem peringatan dini terpadu adalah pengetahuan

tentang resiko, pemantauan dan layanan peringatan, penyebarluasan dan

komunikasi, kemampuan merespon atau penanggulangan.

Sebenarnya sistem peringatan dini yang dikembangkan di kawasan Pasifik

cukup sederhana. Namun secanggih apa pun sistem deteksi awal gelombang tidak

akan berarti apa-apa jika warga masyarakat pesisir tidak mendapat peringatan

sesegera mungkin. Jadi teknologi sensor gelombang hanya salah satu bagian dari

sistem peringatan dini. Hal terpenting adalah memberikan pendidikan kepada

masyarakat pesisir untuk mewaspadai adanya bencana kelautan dan mengenal

tanda peringatan untuk waspada atau mengungsi dengan isyarat tertentu. Sarana

komunikasi semacam televisi, radio, bahkan telepon bukan pilihan terbaik untuk

menyampaikan informasi atau tanda terjadinya bencana. Jadi diperlukan suatu

infrastruktur informasi yang bisa menjangkau seluruh pelosok daerah yang akan

terkena dampak tsunami.

Betapapun telah dirumuskan konsep sistem peringatan dini dengan baik,

dalam aksinya ternyata tidak juga memberikan hasil yang memuaskan. Indonesia

sendiri sudah menerapkan sistem peringatan dini untuk bencana alam tsunami

pasca gempa dan Tsunami Aceh, Pangandaran, terakhir bencana tsunami

menghantam kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Sejatinya sistem peringatan

dini dirancang untuk mendeteksi potensi bencana kemudian memberikan

peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Sistem ini umumnya terdiri dari dua

bagian penting yaitu jaringan sensor untuk mendeteksi tsunami serta infrastruktur

jaringan komunikasi untuk memberikan peringatan dini adanya bahaya tsunami

kepada wilayah yang diancam bahaya agar proses evakuasi dapat dilakukan

secepat mungkin. Hal lain yang tidak kalah penting dalam sistem peringatan dini

adalah penyampaian peringatan kepada penduduk yang daerahnya terancam

tsunami. Hal ini dapat dilakukan melalui beragam jalur telekomunikasi (seperti e-

mail, fax, radio, telex, TV, dan lain sebagainya). Dengan demikian pesan darurat

dapat diterima oleh masyarakat, pemerintah, serta badan-badan penanggulangan

bencana.

Beberapa daerah di Jawa Barat yang sangat rawan bencana alam, antara

lain Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Bogor, dan

Kabupaten Kuningan. Berdasarkan data dan informasi bencana Indonesia, Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama periode 2005-2009, di Jabar

terjadi 166 bencana alam. Bencana banjir terjadi 36 kali dan longsor sebanyak 95

kali. Kemudian, gempa bumi sejumlah 19 kali, dan banjir yang disertai longsor

sebanyak 16 kali.

Page 12: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

Gambar 4

Peta Kerentanan Jabar. Sumber: RTRWP Jawa Barat, 2009-2029

Selain itu, terdapat enam belas titik yang rawan gelombang badai yaitu

Tanjung Tereleng, Karang Taraje, Palabuhanratu, Teluk Ciletuh, Pameungpeuk,

Tanjung Gedeh, Parigi, Teluk Pananjung, Nusakambangan, Tanjung Karang Batu,

Pacitan, Munjungan, Teluk Tapen, Tanjung Pelindu, Tanjung Pisang, dan Tanjung

Purwa. Gelombang tinggi di laut tersebut berbahaya bagi nelayan dan juga

berpengaruh pada penduduk di sekitar pantai. Badai menyebabkan permukaan air

naik ke darat melebihi tinggi ketika pasang. Pada kasus di Palabuhanratu

Kabupaten Sukabumi, air yang naik ke daratan dapat mencapai sejauh lebih dari

100 meter dengan tinggi 50 cm dari bibir pantai. Kejadian itu disebut rob atau

dikenal dengan banjir yang disebabkan naiknya air laut yang salah satu

penyebabnya adalah badai.

Meskipun demikian, kajian tersebut masih perlu diverifikasi lagi dengan

data di lapangan. Dengan demikian untuk selanjutnya akan mendapatkan data

kuantitatif mengenai tinggi gelombang, tinggi air di masing-masing wilayah, dan

lain sebagainya. Zonasi daerah rawan bencana gelombang ekstrem ini merupakan

hasil penelitian yang dapat digunakan untuk mitigasi bencana laut, terutama di

daerah pesisir, sehingga dapat mereduksi jumlah korbandan kerusakan

lingkungan serta diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam

membangun daerah pesisir secara tepat, terintegrasi, dan efisien.

Melihat kondisi saat ini, sebenarnya Indonesia telah mengembangkan

berbagai pengetahuan mengenai kebencanaan dan mitigasinya, seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya tentang sistem peringatan dini Tsunami. Akan tetapi,

untuk menghadapi kondisi masa depan Indonesia yang telah kita ketahui bersama

rawan akan bencana, diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang untuk

menghadapi segala kemungkinan bencana yang akan terjadi. Perencanaan ini

dimulai dari peningkatan kesadaran setiap warga negara Indonesia serta didukung

oleh lembaga terkait (pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga

penelitian,dan lain-lain) dalam penentu kebijakan yang berhubungan dengan

mitigasi bencana. Untuk itu, kedepannya sistem terpadu peringatan dini bencana

kelautan dapat mencakup seluruh aspek bencana yang dominan terjadi di daerah

selatan Jawa Barat.

Ide awal dari sistem terpadu peringatan dini bencana kelautan disini

menggunakan indikator kenaikan muka air laut (slope isobar) yang dapat kita

Page 13: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

ketahui melalui profil perbedaan tekanan yang terdeteksi oleh alat yang kita

pasang. Perbedaan tekanan disini juga dapat diketahui dari suhu permukaan air

laut yang lebih tinggi dibandingan daerah sekitarnya. Hal ini merupakan indikasi

terjadinya penurunan tekanan (perubahan muka air laut). Kenaikan atau

perubahan muka air laut yang signifikan ini merupakan salah satu petunjuk utama

sebagai indikasi awal adanya bencana kelautan, seperti Tsunami, badai pasang,

dan kenaikan muka air laut. Setelah terjadi kenaikan muka air laut, kita dapat

mengidentifikasikannya ke dalam parameter untuk setiap jenis bencana kelautan,

karena sekecil apapun perubahan muka air laut dapat menunjukkan adanya suatu

tanda yang tak biasa terjadi. Gejala alam sendiri masih bisa dideteksi lebih awal

sehingga hasil deteksi itu akan terhubung ke alat sistem peringatan dini yang

akhirnya bisa menyampaikan informasi potensi bencana tersebut kepada

masyarakat. Misalnya mengintegrasikan alat sistem peringatan dini untuk gejala

banjir, alat sistem peringatan dini ini bisa diintegrasikan dengan lokasi-lokasi

pintu air sungai yang menjadi sentral informasi ketinggian air sungai yang bisa

menyebabkan banjir.

OBSERVASI

HASIL LAPANGANSensor Oseanografi:

Gelombang, arus, temperatur,

salinitas, oksigen, alga, nutrien,

radioaktif

OBSERVASIREAL TIME

DATA SATELIT

DATA ANGIN(BMKG)

DATA PASUT(BAKOSURTAL)

SISTEM PROSES DATAKontrol Data, Analisis, Model Numerik,

Peramalan

Pengolahan data

INFORMASI( WEWENANG PEMDA JABAR)

Sistem Penyebaran Informasi

WEBDATABESE

/ARSIPNETWORK

PENGGUNAPEMERINTAH, PENELITI, SEKTOR PUBLIK, SEKTOR PRIVAT

Distribusi Produk Informasi

Gagasan Sistem Terpadu Peringatan Dini

Bencana Kelautan di Pesisir Selatan Jawa

Barat

Gambar 5

Bagan Sistem Terpadu Peringatan Dini Bencana Kelautan di Pesisir Selatan Jawa Barat

Page 14: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

Dari hasil observasi alat di lapangan, data real time satelit, serta bekerja

sama dengan instansi terkait dalam pengumpulan data angin dan pasut resmi,

seperti BMKG dan BAKOSURTANAL, data dapat di proses. Pemprosesan data

ini mencakup analisis, pembuatan model numerik dari data yang didapat serta

peramalan kedepannya. Setelah di proses,maka akan didapatkan informasi

mengenai peristiwa-peristiwa alam ekstrim di daerah pesisir selatan Jawa Barat.

Bukan hanya tsunami yang dapat di deteksi gejalanya, tetapi storm tide, badai

kelvin, imbas siklon tropis dari Australia, dan lain-lain juga dapat diketahui.

Pemerintah daerah,dalam hal ini Pemda Jawa Barat yang paling berwenang dalam

mengeluarkan serta menyebarkan informasi hasil olehan data ini melalui network

dan web. Informasi juga akan di arsipkan untuk keperluan dimasa yang akan

datang. Maka, dengan ini informasi akan bisa sampai pada pengguna, baik

peneliti, pemerintah, sektor publik (penjaga pantai, pemberi keberi kebijakan

lingkungan, manajemen pesisir, dan sebagainya) serta sektor privat (perusahaan

perikanan, perkapalan, dan lain-lain). Dalam sistem ini, peran pemerintah daerah

serta instansi-instansi terkait harus bersinergi dengan baik. Kerja sama antar

bidang sangat penting dalam perwujudan sistem terpadu peringatan dini bencana

kelautan yang efisien dan efektif, sehingga dapat tercapai upaya mengelola risiko

bencana dengan baik di negeri ini.

Manajemen risiko bencana mengkaji seluruh aktivitas baik dalam

penanganan struktural (structural measures) maupun non-struktural (non-

structural measures) untuk menghindarkan (preventif) atau untuk mengurangi

(mitigasi dan preparedness) efek yang ditimbulkan oleh bahaya bencana.

Penanganan struktural untuk bencana kelautan di pesisir selatan Jawa Barat dapat

meliputi sistem perlindungan pantai dengan membangun tembok penahan ombak

berupa seawall, breakwater, dan pintu air yang dikenal sebagai hard protection,

serta perlindungan dengan mengunakan vegetasi pantai seperti mangroove dan

coastal forest, sand dune, dan terumbu karang yang dikenal sebagai soft

protection. Untuk penanganan non-struktural dapat meliputi undang-undang dan

peraturan pemerintah, penegakan hukum, organisasi pemerintah dan non-

pemerintah yang terkait dengan penanganan bencana (PMI, ambulans, tenaga

medis, pemadam kebakaran, karang taruna dan lain-lain), penyediaan peta bahaya

dan risiko bencana kelautan, serta peta jalur evakuasi, konsep penataan ruang

yang akrab bencana, sistem peringatan dini bencana, pendidikan masyarakat, serta

penyiapan-penyiapan fasilitas penyangga hidup (life line).

Contoh kasus yang pernah terjadi adalah Badai Fiona, Tanggal 6

Februari 2003. Badai siklon tropis Fiona berada di 300 mil lepas pantai selatan

Jawa. Diperkirakan angin di pusat badai berkecepatan 104 mil per jam dan ekor

badai mencapai 84 mil per jam. Selain itu, masih teringat dalam benak kita

tentang kasus Tsunami yang menimpa Pantai Pangandaran, Ciamis yakni daerah-

daerah pesisir pantai selatan Jawa Barat, selain dikenal sebagai wilayah rawan

gempa bumi, juga harus diwaspadai adanya bencana susulan seperti Tsunami.

Selama ini baru Pangandaran Ciamis yang terkena Tsunami yang menewaskan

sejumlah penduduk dan meluluh lantakkan bangunan di daerah primadona wisata

pantai Jawa Barat itu.

Page 15: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

Selain itu bencana yang sering menelan korban jiwa adalah peristiwa

(kecelakaan) terseretnya pengunjung pantai di pesisir selatan pulau Jawa. Dengan

analisis melalui pendekatan ilmu kebumian (geologi) dapat ditafsirkan penyebab

utama kecelakaan adalah kombinasi antara gulungan ombak dan seretan arus.

Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu karakter ombak, konfigurasi dasar laut,

dan mekanisme interaksi antara kedua faktor tersebut. Karakter ombak laut (wave)

di pesisir selatan Pulau Jawa, mulai dari pesisir Blambangan di Jawa Timur

hingga Ujung Kulon di Propinsi Banten, umumnya berenergi tinggi dengan

ombak besar. Hal ini disebabkan karena pantai berbatasan langsung dengan laut

lepas. Berdasarkan teori, ada tiga faktor pemicu terjadinya ombak, yaitu arus

pasang-surut, angin pantai (local wind), dan pergeseran (turun-naik) massa batuan

di dasar samudera.

Di pantai selatan Pulau Jawa, kombinasi antara gelombang pasang surut

dan angin lokal yang bertiup kencang, khususnya saat musim Barat, akan

menimbulkan ombak besar. Di tempat-tempat tertentu, penggabungan

(interference) antara gelombang swell dengan gelombang angin lokal, misalnya di

Cimaja, Pelabuhan Ratu, atau di Karangbolong, dapat terbentuk ombak setinggi 2

– 3 m. Bentuk morfologi dasar laut di sejumlah lokasi Pantai Selatan juga sangat

memungkinkan terjadinya hempasan gelombang dahsyat ke pantai yang sekaligus

memicu terjadinya arus seretan. Sebagai pantai yang mengalami pengangkatan

(uplifted shoreline) dengan proses abrasi cukup kuat, profil pantai selatan

umumnya memiliki zone pecah gelombang (breaker zone) dekat garis pantai.

Akibatnya, zone paparan (surf zone) menjadi sempit. Bila terjadi interferensi

gelombang, maka atenuasi ombak akan terjadi sehingga membentuk gelombang

besar. Karena daerah paparannya sempit, meski gelombang akan pecah di zone

pecah gelombang, hempasan ombaknya masih dapat menyapu pantai dengan

energi cukup kuat.

Sistem arus di pantai dipicu oleh hadirnya arus di lepas pantai (coastal

current) sebagai akibat sirkulasi air laut global. Dalam pergerakannya arus lepas

pantai mengalami perubahan arah (deviasi) menjadi arus sejajar pantai (longshore

current) akibat adanya semenanjung dan teluk. Arus balik (rip current) menuju

laut sering muncul di teluk akibat arus sejajar pantai yang berlawanan. Kekuatan

arus balik ini akan bertambah bila dasar laut memiliki jaringan parit dasar laut

(runnel atau trough). Jaringan parit merupakan saluran tempat kembalinya

sejumlah besar volume air yang terakumulasi di pantai, khususnya di zone

paparan dan zone pasang surut (swash) ke laut. Arus balik tidak bergerak di

permukaan karena pergerakannya terhalang hempasan ombak yang datang terus-

menerus. Arus balik ini diperkirakan menjadi penyebab utama tewasnya korban

yang sedang berenang di pantai. Karena selain memiliki daya seret kuat, arah

gerakannya pun bersifat menyusur dasar laut menuju tempat yang lebih dalam.

Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa tingginya frekuensi bencana

yang menerjang pesisir Indonesia serta besarnya kerugian yang ditimbulkan baik

jiwa manusia maupun harta benda, untuk itu kita perlu memahami fenomena

terjadinya bencana, bahaya, dan kerentanan, serta tata cara kajian risiko dan

mitigasinya, maka diharapkan peran pemerintah pusat, pemerintah daerah,

karyawan industri, peneliti, dan masyarakat umum, secara sistematis,

Page 16: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

komprehensif, tearah, dan lebih terpadu dapat meningkatkan kewaspadaan

terhadap risiko bahaya bencana kelautan di tingkat masyarakat serta

memperkenalkan tindakan lokal yang perlu diambil untuk mengurangi risiko yang

ditimbulkan.

Sinergi yang baik dari pihak-pihak tersebut juga dapat merangsang

kewaspadaan para perencana baik di tingkat nasional maupun lokal untuk

mengimplementasikan perencanaan pembangunan nasional yang akrab bencana

khususnya di daerah-daerah yang rawan bencana kelautan. Kerja sama terpadu

membantu politisi, pemerintah, serta penentu kebijakan untuk memahami sifat

dari jenis risiko (dalam bencana Tsunami, gelombang badai pasang, maupun

kenaikan muka air laut) yang dihadapi oleh komunitas serta memahami dampak

yang ditimbulkannya. Selain itu, dapat mendemonstrasikan cara dan arti dalam

mengurangi risiko-risiko tersebut, pada lingkup nasional dan lokal, melalui

keputusan serta perencanaan yang tepat.

KESIMPULAN

Berbagai pihak telah berupaya sekuat tenaga untuk mengatasi bencana

alam yang terjadi di Indonesia, namun hasil yang didapatkan belum seperti yang

diharapkan. Korban yang timbul akibat bencana alam masih saja tinggi. Belum

lagi kerusakan lingkungan yang makin parah. Manusia memang tidak punya

kekuatan untuk menghalau bencana alam apabila bencana itu datang. Yang bisa

manusia lakukan adalah mengambil langkah penyelamatan diri dan harta benda

sedini mungkin agar terhindar dari malapetaka yang berasal dari proses alamiah

tersebut. Langkah penyelamatan ini bisa dilakukan dengan dukungan teknologi

canggih yang mampu mendeteksi gejala alam baik itu yang bersumber dari laut

maupun dari darat. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana meminimalkan

korban sekecil mungkin atau tidak ada korban jiwa sama sekali. Dalam konteks

ini, teknologi informasi (TI) hadir memainkan peran yang cukup penting.

Sebagaimana manusia, eksistensi TI juga tidak untuk menghalau suatu bencana

alam yang datang secara tiba-tiba melainkan untuk menyampaikan informasi

sebelum dan sesudah bencana alam itu terjadi. Teknologi informasi tersebut tentu

tidak berdiri sendiri melainkan terintegrasi dengan berbagai perangkat teknologi

canggih lainnya yang dapat memberikan peringatan dini secara sistimatis kepada

warga yang berdomisili di sekitar kawasan rawan bencana alam. Sistem ini yang

kemudian dikenal dengan nama sistem peringatan dini yang belakangan ini

menjadi perhatian hangat kita semua.

Kondisi Jawa Barat yang merupakan wilayah dengan kejadian bencana

cukup besar, sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahkan terdapat istilah bahwa Jawa

Barat merupakan provinsi yang memiliki “supermarket bencana”. Segala jenis

bencana ada, mulai dari bencana geologi, vulkanologi, klimatologi, lingkungan,

dan lain sebagainya. Kondisi ini membawa pada tingginya resiko bencana yang

terjadi di Jawa Barat. Upaya dari pengurangan risiko bencana yang akan kami kaji

Page 17: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

adalah dengan penerapan sistem terpadu peringatan dini bencana kelautan di

daerah pesisir, dalam hal ini kami mengkhususkan daerah tinjauan di pesisir

selatan Jawa Barat. Bukan hanya pendeteksi gelombang Tsunami, tetapi juga

pendeteksi adanya gejala-gejala bencana alam kelautan lainnya, seperti rob, strom

surge, dan badai. Alasan kami meninjau daerah tersebut karena pesisir Selatan

Jawa Barat merupakan salah satu daerah rawan bencana kelautan akibat dari letak

geografisnya yang berada di pinggiran lempeng benua serta merupakan provinsi

dengan penduduk terbanyak di Indonesia sehingga dampak bencana akan sangat

berpengaruh pada kehidupan masyarakatnya.

Sistem terpadu ini juga diharapkan dapat memudahkan kita untuk lebih

peka terhadap alam, karena dengan indikator yang sama kemungkinan terjadinya

berbagai macam bencana kelautan dapat dideteksi sistem tersebut, sehingga akan

lebih efektif dan efisien. Melalui sistem terpadu peringatan dini bahaya kelautan

ini diharapkan masyarakat pesisir dapat tanggap terhadap peristiwa bencana alam

yang kejadiannya tak terelakkan sehingga dapat mengurangi dampak dari bencana

alam itu sendiri. Ide awal dari sistem terpadu peringatan dini bencana kelautan

disini menggunakan indikator kenaikan muka air laut (slope isobar) yang dapat

kita ketahui melalui profil perbedaan tekanan yang terdeteksi oleh alat yang kita

pasang. Perbedaan tekanan disini juga dapat diketahui dari suhu permukaan air

laut yang lebih tinggi dibandingan daerah sekitarnya. Hal ini merupakan indikasi

terjadinya penurunan tekanan (perubahan muka air laut). Kenaikan atau

perubahan muka air laut yang signifikan ini merupakan salah satu petunjuk utama

sebagai indikasi awal adanya bencana kelautan, seperti Tsunami, badai pasang,

dan kenaikan muka air laut. Setelah terjadi kenaikan muka air laut, kita dapat

mengidentifikasikannya ke dalam parameter untuk setiap jenis bencana kelautan,

karena sekecil apapun perubahan muka air laut dapat menunjukkan adanya suatu

tanda yang tak biasa terjadi.

Efektifitas sebuah sistem peringatan dini juga sangat bergantung pada

kesadaran dan partisipasi masyarakat di daerah rawan bencana alam. Informasi,

pengaturan kelembagaan, dan sistem komunikasi peringatan harus diatur

sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan setiap kelompok di dalam masyarakat

yang rentan terhadap bahaya. Kerja sama yang sinergis antar pemerintah daerah

dan instansi-instansi terkait yang konsisten dan kontinu sangat diperlukan dalam

penerapan sistem terpadu ini. Hal ini berlaku untuk segala macam bencana

kelautan yang layak dipasangi sistem peringatan dini.

Dengan demikian, tujuan sistem peringatan dini ini bisa tercapai,

diantaranya dapat mengurangi resiko korban jiwa, struktur serta harta benda

sekecil mungkin. Yang jelas, sebagai bagian dari perangkat TI, sistem peringatan

dini akan semakin dibutuhkan saat ini untuk mengantisipasi dampak terburuk

bencana alam yang sering menghampiri Indonesia. Pemahaman terhadap ciri-ciri

parameter oseanografi, kondisi fisik dan jenis litologi di daerah penyelidikan juga

sangat dibutuhkan untuk pengembangan wilayah dan tata ruang pantai di kawasan

tersebut. Akan tetapi patut disadari bahwa tidak ada sistem yang dapat melindungi

manusia dari bencana yang terjadi secara tiba-tiba. Oleh karena itu, sampai saat

ini peringatan dini bencana kelautan belum pernah menyelamatkan seorang pun

Page 18: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

dari bencana mendadak. Walaupun demikian, peringatan dini masih dapat bekerja

efektif jika jarak pusat bencana sangat jauh. Hal ini dapat memberikan

kesempatan bagi para penduduk untuk melakukan evakuasi dan kesempatan untuk

pemerintah daerah menyiapkan segala sesuatu agar dapat mengurangi risiko

bencana yang terjadi sehingga tercapai upaya pengelolaan risiko bencana dengan

terpadu dan baik di negeri ini.

Page 19: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

DAFTAR PUSTAKA

Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung. 2010a. Mengelola Risiko

Bencana di Negara Maritim Indonesia 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung. 2010b. Mengelola Risiko

Bencana di Negara Maritim Indonesia 2. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung. 2010c. Mengelola Risiko

Bencana di Negara Maritim Indonesia 3. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Hadi, Safwan dan Ivonne M. Radjawane. 2009. Arus Laut. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Lubis, Saut M. 2005. OS-4116 Oseanografi Indonesia. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Yulianto, Eko. 2006. Bercermin Pada Tsunami Pangandaran.

http://www.geotek.lipi.go.id/?p=26 (diakses 28 Februari 2011).

Staf Sisfo FITB. 2009. Pesisir Selatan Rawan Badai.

http://www.fitb.itb.ac.id/berita/index.php?id=158 (diakses 28 Februari 2011).

Setiawan, Wahyu B. 2008. BG: Gelombang Badai/ Gelombang Tinggi.

http://wahyuancol.wordpress.com/2008/07/01/gelombang-badai-gelombang-

tinggi/ (diakses 28 Februari 2011).

Elly, Muhammad J. 2010. Sistem Peringatan Dini Bnecana Alam: Dari konsep ke

Tindakan. http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=7826 (diakses

26 Februari 2011)

Maulana, Erwin. 2008. Siklon Tropis.

http://ermala.wordpress.com/2008/12/16/siklon-tropis/ (diakses 24 Februari 2011)

Page 20: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

CURRICULUM VITAE

Nama : Iswiati Utamiputeri

Alamat Domisili : Jalan Kanayakan Bawah

No.61 - Asrama Putri ITB,

Kecamatan Coblong, Bandung

40135

Mobile : +6281511486260

Email : [email protected]

Alamat tetap : Jalan Teluk Ratai I/1 Komp.

TNI- AL KODAMAR, Kelapa Gading Barat,

Jakarta Utara

Phone : +6221 4514463

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 14 Maret 1990

Tinggi/Berat badan : 159 cm / 52 kg

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

SEJARAH PENDIDIKAN

Institusi Tahun

Institut Teknologi Bandung 2008 - sekarang

SMAN 8 Jakarta 2005-2008

SMPN 30 Jakarta 2002-2005

SDN Kelapa Gading Barat 01 Pagi Jakarta 1999-2002

SD Angkasa IX Halim Perdana Kusuma Jakarta 1996-1999

TK Islam As-Syafi’iyah 2 Pondok Gede Bekasi 1995-1996

TK Islam Al-Multazam Antapani Bandung 1995-2001

Page 21: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

KEMAMPUAN KOMPUTER

1. Operating system : Windows XP, Windows 7

2. Software Packages : Ms. Office (Ms. Power Point, Ms, Excel, Ms.Visio,

etc), Mathlab 7.0, Fortran 77, C++, Wind Rose PLOT View, MapInfo

Professional 7.5 SCP, Adobe Photoshop CS3, Corel Draw.

PELATIHAN DAN KURSUS

Ekskursi HMO-TRITON ITB Sindang Kerta, Tasikmalaya 2011

Studi Lapangan Oseanografi Pantai Karangsong, Indramayu 2010

Studi Lapangan Oseanografi Pantai Kesenden Cirebon 2010

Pelatihan Software dan Pengolahan data Oseanografi 2010

LKO HMO TRITON ITB – Dago pakar, Bandung 2010

Pelatihan ESQ 165 Teens 2008

Kursus Bahasa Inggris LPBA-LIA Kelapa Gading 2006-2008

Kursus Musik Yamaha Clavinova Kelapa Gading 2007

LKO SMAN 8 Jakarta 2006

Kursus Tari Daerah Sanggar Wina Kreasi 2002-2005

ORGANISASI

Bendahara HMO-TRITON ITB 2011-sekarang

Kepala Sub Divisi Seminar POSEIDON ITB 2010

Staf Divisi Pengabdian Masyarakat HMO-TRITON 2010

Bendahara Unit Aktivitas Tenis Meja ITB 2009 - 2010

Page 22: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

Manajer Pementasan UKB ITB 2010

Kepala Divisi Danus UATM-ITB 2010

Staf Divisi Seni Budaya UKB ITB 2009

Sekretaris Subsie Koperasi Mahasiswa SMAN 8 Jakarta 2007-2008

Staf MPK SMPN 30 Jakarta 2005

Page 23: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

CURRICULUM VITAE

Nama : Mediana Safitri

Alamat Domisili : Jalan Kanayakan Bawah

No.61 - Asrama Putri ITB,

Kecamatan Coblong, Bandung

40135

Phone : 022 – 92270887

Mobile : 085659115930

Email : [email protected]

/[email protected]

Alamat tetap : Komplek GBA I Blok C.19 RT 03/13. Kecamatan

Bojongsoang. Kabupaten Bandung 40288

Phone : 022 - 7500534

Tempat/tanggal lahir : Bandung, 27 April 1990

Tinggi/Berat badan : 168 cm / 54 kg

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

SEJARAH PENDIDIKAN

Institusi Tahun

Institut Teknologi Bandung 2008 - sekarang

SMAN 22 Bandung 2005-2008

SMPN 18 Bandung 2002-2005

SDN NILEM III 1996-2002

TK Harapan Ibu 1995-1996

Page 24: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

TPA Al-Mukmin 1995-2001

KEMAMPUAN KOMPUTER

1. Operating system : Windows XP

2. Software Packages : Ms. Office (Ms. Power Point, Ms, Excel, Ms.Visio,

etc), Mathlab 7.0, Fortran 77, C++, Wind Rose PLOT View, MapInfo

Professional 7.5 SCP, Adobe Photoshop CS3, Corel Draw.

PELATIHAN DAN KURSUS

TRAINING ESQ 2008

Math Day Expo 2008

LCTK Unpad 2008

Juara I Lomba Longser Se-Bandung Raya 2008

Peserta Olimpiade Matematika Se-Indonesia oleh ITS 2008

Award for Outstanding Academy Achievement(FITB) 2010

LKO HMO-TRITON ITB 2010

Tes TOEFL 2010

Pelatihan Software dan Pengolahan data Oseanografi 2010

LKO HMO Triton – Dago pakar, Bandung 2010

Studi Lapangan Oseanografi Pantai Karangsong, Indramayu 2010

Studi Lapangan Oseanografi Pantai Kesenden Cirebon 2010

Ekskursi HMO-TRITON ITB Sindang Kerta, Tasikmalaya 2011

Page 25: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - …pkm.mfkasim.com/files_upload/SISTEM-TERPADU-PERINGATAN... · memakan korban jiwa juga merusak tatanan perekonomian daerah bencana serta ... terjadinya

ORGANISASI

Pasukan Keamanan PROKM ITB 2009 2009

Pemain Kesenian - Lingkung Seni Sunda ITB 2008 - 2010

Kadiv EO (Acara) - BP Asrama Putri Kanayakan ITB 2009 - sekarang

Taplok PMA LSS ITB 2009

Staff Pubdok PMA LSS ITB 2009

Staff Senator HMO TRITON ITB 2009 - 2010

Pasukan Kemanan dan Tadis Diksar HMGM 2010

Pelatih Tari LSS ITB 2010

Kadiv Pra-Event POSEIDON ITB 2010 2010