Upload
tranhanh
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN
NOMOR 20 TAHUN 2001.
TENTANG
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2001-2004
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SLEMAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan
masyarakat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna,
perlu disusun program pembangunan daerah;
b. bahwa program pembangunan daerah merupakan pedoman
dan arah dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan
kepada masyarakat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Program Pembangunan Daerah Kabupaten
Sleman Tahun 2001-2004.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara tanggal 8
Agustus 1959);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999, Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3839);
1
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999,
Nomor 72);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000-2004
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000, Nomor
206);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Mulai
Berlakunya Undang-undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15
Dari hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Jawa
Timur/Tengah/Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Berita Negara tanggal 14 Agustus 1950);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun
2000 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten
Sleman Tahun 2000-2004 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sleman Tahun 200, Nomor 12 Seri D), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 5 Tahun 2001 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sleman Tahun 2001, Nomor 5 Seri D).
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TENTANG
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2001-2004.
Pasal 1
Program Pembangunan Daerah tahun 2001-2004 adalah rencana pembangunan
daerah yang berskala lima tahunan, yang memuat visi, misi, tujuan, kebijakan,
strategi program pembangunan, kegiatan daerah, dan indikator kinerja pada aspek
desentralisasi, dekonsentrasi, dan pembantuan, sebagai penjabaran dari Pola Dasar
Pembangunan Daerah dengan mengacu pada Program Pembangunan Nasional.
2
Pasal 2
Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004 merupakan
pedoman dan arah bagi penyelenggaraan pemerintah daerah dan seluruh
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Pasal 3
Sistematika Program Pembangunan Daerah tahun 2001-2004 disusun sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN.
BAB II KONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN, DAN KENDALA.
BAB III VISI, MISI, DAN STRATEGI.
BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH.
BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH.
BAB VI PENUTUP.
Pasal 4
Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004 sebagaimana
tersebut dalam lampiran Peraturan Daerah ini, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 5
Pelaksanaan lebih lanjut Program Pembangunan Daerah Tahun 2001-2004
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) yang
memuat APBD.
Pasal 6
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dalam lembaran Daerah Kabupaten Sleman.
Ditetapkan di Sleman.
Pada tanggal 24 November 2001.
BUPATI SLEMAN,
Cap/ttd
IBNU SUBIYANTO
3
Disetujui dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sleman:
Nomor : 14/K.DPRD/2001
Tanggal : 24 November 2001
Tentang : Persetujuan Penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman tentang
Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004.
Diundangkan di Sleman.
Pada tanggal 3 Desember 2001
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SLEMAN,
Cap/ttd
SUTRISNO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2001 NOMOR 7 SERI D
4
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMANNOMOR 20 TAHUN 2001
TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2001-2004
DAFTAR ISI
Halaman
BAB. I. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 8
A. UMUM ………………………………………………………………… 8
B. MAKSUD DAN TUJUAN ………….…………………………………. 9
C. LANDASAN …………………………………..……………………… 9
D. SISTEMATIKA ……………..………………………………………… 10
BAB. II. KONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN KENDALA .. 10
A. KONDISI DAERAH ………….……………………………………. 10
B. PROYEKSI PERTUMBUHAN ………………………………………. 29
C. KENDALA ………………………………………………………. 32
BAB. III. VISI, MISI DAN STRATEGI ……………………………………………… 34
A. VISI ………………………………………………………………………. 34
B. MISI ……………………………………………………………………… 35
C. STRATEGI ……………………………………………………………… 36
BAB. IV. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH .……………………………… 37
A. MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG BAIK ……….. 37
B. MENINGKATKAN KEGIATAN EKONOMI DAERAH ……………… 38
C. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT..…………………. 39
D. MENINGKATKAN KAPASITAS PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH .……………………………………………………………… 40
BAB. V. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ………………………………. 41
A. MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG BAIK ………. 42
5
1. HUKUM …………………………………………………………….. 42
2. POLITIK ……………………………………………………………. 45
3. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH…………. 47
4. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN MEDIA MASSA…………….. 53
5. KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN……………….. ………… 56
B. MENINGKATKAN KEGIATAN EKONOMI DAERAH …………….. 58
1. INDUSTRI ………………………………………………………….. 58
2. PERTANIAN DAN KEHUTANAN ……………………………….. 62
3. SUMBERDAYA AIR DAN IRIGASI …………………………….. 69
4. PERTAMBANGAN DAN ENERGI………………………………. 71
5. TRANSPORTASI……………………………….. ……………….. 75
6. PERDAGANGAN…………………………………………….……. 76
7. PENGEMBANGAN USAHA DAN KEUANGAN DAERAH …… 79
8. KOPERASI………………………. ……………………………….. 80
9. PENGEMBANGAN INVESTASI …………………………………. 82
10. PARIWISATA…………………………………………. …………… 84 11. POS DAN TELEKOMUNIKASI……………………………………. 86
12. KEDIRGANTARAAN……………………….……………………… 88
C. MENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT …………………… 89
1. AGAMA ……………………………………………………………... 90
2. PENDIDIKAN………………………………………………………. 92
3. KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL….…………… 96
4. KEBUDAYAAN……………. …………………………………….. 102
5. KEPENDUDUKAN DAN KB…….……………………………… 106
6. PEMUDA DAN OLAH RAGA…………………………………… 109
7. TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI……………………… 111
8. PERANAN PEREMPUAN………………………..……………… 115
9. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI…………………….. 117
6
10. LEMBAGA KEMASYARAKATAN.……………………………… 119
D. MENINGKATKAN KAPASITAS PENGEMBANGAN POTENSI 120
WILAYAH
1. PERDESAAN DAN PERKOTAAN……………………………… 121
2. PENATAAN RUANG……………….……………………………… 123
3. PERTANAHAN ………………………..…………………………… 125
4. PERUBAHAN DAN PERMUKIMAN..…………………………… 127
5. WILAYAH PERBATASAN …………………………….………… 130
6. SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP .………… 131
BAB. VI. PENUTUP ………………………………………………………………….. 147
7
BAB IPENDAHULUAN
A. UMUM
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 memuat konsep
tentang arah penyelenggaraan negara yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan negara dan seluruh rakyat Indonesia dalam melaksanakan
penyelenggaraan negara dan melakukan langkah-langkah penyelamatan,
pemulihan, pemantapan dan pengembangan pembangunan selama lima tahun
kedepan guna mewujudkan kemajuan di segala bidang. Untuk mewujudkan
kemajuan sesuai arah penyelenggaraan negara sebagaimana amanat GBHN
tersebut dituangkan dalam rencana pembangunan nasional yang bersifat
strategis yaitu Program Pembangunan Nasional (PROPENAS). Selanjutnya
PROPENAS dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA)
yang memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) .
Kabupaten Sleman yang merupakan bagian wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dalam menyusun rencana pembangunan daerah sebagai bagian
integral dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan tercapainya
tujuan pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat di daerah dan
sekaligus untuk memperkuat tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu
terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2000 – 2004 yang
merupakan dokumen induk perencanaan dijabarkan lebih lanjut dalam Program
Pembangunan Daerah (PROPEDA) yang pelaksanaannya dijabarkan dalam
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA) yang memuat
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Penyusunan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Sleman
didasarkan pada kebutuhan, kemampuan, karakteristik dan aspirasi masyarakat,
serta mendasarkan pada kaidah perencanaan pembangunan yang desentralistis
dan demokratis, partisipatif, terbuka dan bertanggungjawab.
Substansi PROPEDA mencakup seluruh dimensi bidang pembangunan, yang
memfokuskan pada isu-isu pokok daerah yang mendasar dan ditangani oleh
Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi daerah otonom. Isu-isu
pokok daerah yang penting, mendasar dan mendesak untuk jangka pendek dan
menengah tersebut akan dirumuskan dalam kebijakan dan sasaran program
strategis dan prioritas, oleh karena itu PROPEDA Kabupaten Sleman Tahun
2001 – 2004 adalah rencana pembangunan yang berskala regional yang
8
bersifat makro yang memuat kebijaksanaan dan program-program
pembangunan yang pokok, strategis, prioritas, mendasar dan mendesak untuk
dilaksanakan dalam kurun waktu empat tahun kedepan yang telah menjadi
konsensus dan komitmen bersama antara lembaga eksekutif dan lembaga
legislatif.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
PROPEDA merupakan dokumen perencanaan daerah yang menguraikan
pokok-pokok kebijakan dan pokok-pokok program pembangunan daerah yang
strategis, penyusunan PROPEDA dimaksudkan sebagai pedoman dan arah bagi
penyusunan perencanaan dan pengendalian program pembangunan tahunan di
daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan daerah sekaligus
dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional, sesuai
dengan batas-batas kewenangan daerah.
Tujuan disusunnya PROPEDA adalah agar pelaksanaan pembangunan di
Kabupaten Sleman dapat lebih terkoordinasi, terpadu dan berkesinambungan
melalui sistem dan mekanisme perencanaan yang saling terkait, integratif dan
sinergik.
C. LANDASAN
Landasan yang digunakan sebagai dasar hukum penyusunan PROPEDA
Kabupaten Sleman Tahun 2001 – 2004, adalah :
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945
3. Landasan Konsepsi Arah Penyelenggara-
an Negara
: TAP MPR RI No.IV/MPR/1999
tentang GBHN tahun 1999-
2004
4. Landasan Kebijakan Operasional : Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS)
5. Landasan Operasional Fungsional :
a. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta,
b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
d. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
9
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1982 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan
di Daerah,
f. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor
050/1240/II/Bangda tanggal 21 Juni 2001 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Propinsi,
Kabupaten dan Kota,
g. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2000 tentang
Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2000-
2004 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Sleman Nomor 5 Tahun 2001,
h. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2000 tentang
Organisasi Pemerintah Daerah,
D. SISTEMATIKA
PROPEDA Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004 disusun menurut sistematika
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN KENDALA
BAB III VISI, MISI DAN STRATEGI
BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VI PENUTUP
BAB IIKONDISI DAERAH, PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN KENDALA
A KONDISI DAERAH
1. Geografi
a. Letak WilayahLetak geografis Kabupaten Sleman diantara 107 15’ 03” dan 100 29’ 30”
Bujur Timur, 7 34’ 51” dan 7 47’ 03” Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten
Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang,
Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, dan
10
sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul
dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Luas Wilayah
Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2
atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80
Km2, dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km2, Timur – Barat 35
Km2. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan
1.212 Dusun.
Tabel 2.1 : Pembagian Wilayah AdministrasiKabupaten Sleman
No Kecamatan Banyaknya Luas (Ha)Desa Dusun
1. Kecamatan Moyudan 4 65 2.762
2. Kecamatan Godean 7 77 2.684
3. Kecamatan Minggir 5 68 2.727
4. Kecamatan Gamping 5 59 2.925
5. Kecamatan Seyegan 5 67 2.663
6. Kecamatan Turi 4 54 4.309
7. Kecamatan Tempel 8 98 3.249
8. Kecamatan Sleman 6 83 3.132
9. Kecamatan Ngaglik 5 87 3.852
10. Kecamatan Mlati 5 74 2.852
11. Kecamatan Depok 3 58 3.555
12. Kecamatan Cangkringan 5 73 4.799
13. Kecamatan Pakem 5 61 4.384
14. Kecamatan Ngemplak 5 82 3.571
15. Kecamatan Kalasan 4 80 3.584
16. Kecamatan Berbah 4 58 2.299
17. Kecamatan Prambanan 6 68 4.135
Jumlah 86 1.212 57.482
Sumber : BPS Kab. Sleman
c. Topografi, Klimatologi dan Tata Guna Tanah
1) Topografi
Kabupaten Sleman keadaan tanahnya dibagian selatan relatif datar
kecuali daerah perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan
dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke utara relatif miring
11
dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat
sekitar 100 sumber mata air, yang airnya mengalir ke sungai – sungai
utama yaitu sungai Boyong, Kuning, Gendol dan Krasak. Disamping
itu terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke arah selatan dan
bermuara di Samudera Indonesia.
Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd
>1000 m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi
menjadi empat kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100 – 499 m, 500 –
999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari
permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah
terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan,
Gamping dan Berbah.
Ketinggian > 100 – 499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau
75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian >
500 – 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 11,38 %
dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan
Cangkringan. Ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495
ha atau 2,60 % dari luas wilayah meliputi Kecamatan Turi, Pakem,
dan Cangkringan.
Tabel 2.2 : Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman
NO KECAMATAN < 100 M >100 – 499 M 500 – 999 M
> 1000 M JUMLAH (Ha)
1. Moyudan 2.407 355 - - 2.762
2. Minggir 357 2.370 - - 2.727
3. Godean 209 2.475 - - 2.684
4. Seyegan - 2.663 - - 2.633
5. Tempel - 3.172 77 - 3.249
6. Gamping 1.348 1.577 - - 2.925
7. Mlati - 2.852 - - 2.852
8. Sleman - 3.132 - - 3.132
9. Turi - 2.076 2.155 78 4.039
10. Pakem - 1.664 1.498 1.222 4.384
11. Ngaglik - 3.852 - - 3.852
12. Depok - 3.555 - - 3.555
13. Kalasan - 3.584 - - 3.584
14. Berbah 1.447 852 - - 2.299
15. Prambanan 435 3.700 - - 4.135
NO KECAMATAN < 100 M >100 – 499 M 500 – > 1000 M JUMLAH
12
999 M (Ha)
16. Ngemplak - 3.571 - - 3.571
17. Cangkringan - 1.796 2.808 195 4.799
Jumlah 6.203 43.246 6.538 1.495 57.482
Prosentase 10,79 75,32 11,38 2,60 100
Sumber :Badan Pertanahan Daerah
2) Klimatologi
Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk
tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2.581 mm/tahun,
sedangkan jumlah hari hujan berkisar antara 90 sampai dengan 189
milimeter. Hal ini menunjukkan bahwa iklim di wilayah Kabupaten
Sleman pada umumnya cocok untuk pengembangan sektor pertanian
karena di dukung oleh kondisi agrokilmat yang ada. Kondisi iklim
selang lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3 : CURAH HUJAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 1996 – 2000
No Kecamatan Tinggi
Tempat
1996 1997 1998 1999 2000
HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm
1 Sleman 204 150 2.493 85 1.376 194 3.573 165 2.717 146 2.748
2 Mlati 162 98 2.799 58 1.338 147 3.359 123 2.729 116 2.106
3 Gamping 100 90 2.060 60 1.234 105 2.301 90 2.273 90 2.201
4 Godean 112 116 2.460 59 1.431 127 2.912 95 2.320 97 2.705
5 Moyudan 96 91 1.877 61 927 136 2.801 100 1.998 124 1.991
6 Seyegan 163 83 1.350 36 785 R R R R R R
7 Minggir 138 121 1.927 69 1.199 142 2.983 117 2.246 126 2.388
8 Tempel 325 110 2.411 65 1.599 164 4.045 115 2.816 109 2.825
9 Turi 425 108 2.691 67 1.763 153 4.640 94 2.872 105 3.071
10 Pakem 687 159 3.805 100 2.431 199 4.938 89 1.845 117 2.962
11 Cangkringan 408 101 2.128 76 1.316 161 3.510 130 2.612 144 3.158
12 Ngemplak 275 86 2.031 62 1.104 111 3.008 103 2.801 135 2.986
13 Ngaglik 230 117 3.136 57 1.356 136 3.234 111 2.544 114 2.632
14 Depok 130 105 2.164 52 1.194 111 2.993 126 2.483 133 2.570
15 Kalasan 125 89 1.683 63 1.159 103 1.925 13 2.279 94 1.657
Tinggi 1996 1997 1998 1999 2000
13
No Kecamatan Tempat HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm HH Mm
16 Berbah 100 124 2.105 81 1.196 145 2.913 118 3.101 133 3.091
17 Prambanan 149 96 1.693 74 1.296 140 2.663 115 2.349 189 2.205
Jumlah 1.844 38.813 1.125 22.704 2.274 51.798 1.804 39.985 1.972 41.296
Rata-rata 108 2.283 66 1.336 142 3.237 113 2.499 123 2.581
Keterangan : R = Rusak, mm = milimeter, HH = Hari Hujan
Kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada bulan Agustus
sebesar 74% dan tertinggi pada bulan Maret dan November masing-
masing 87%. Kondisi kelembaban nisbi udara ini juga mendorong
budidaya tanaman sayuran dan tanaman hias utamanya di wilayah
Kecamatan Turi, Pakem dan Cangkringan.
Tabel 2.4 : Kelembaban Nisbi Udara
Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2000
No Bulan Maksimum
(%)
Minimum (%) Rata-rata
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
97
97
97
98
97
97
98
95
95
97
99
97
47
57
57
63
64
52
38
31
29
31
54
56
85
85
87
85
81
80
75
74
76
80
87
82
Sumber data : Lanud Adi Sucipto
3) Tata Guna Tanah
14
Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang
subur dengan didukung irigasi teknis dibagian barat dan selatan.
Proporsi penggunaan lahan pada tahun 2000 meliputi sawah 23.483
ha, tegalan 6.407 ha, pekarangan 18.759 ha, dan lain-lain yang terdiri
antara lain hutan alam dan hutan rakyat 8.833 ha.
Perkembangan penggunaan lahan selama lima tahun terakhir
menunjukkan jenis tanah sawah turun rata-rata per tahun sebesar
0,96 %, tegalan naik 0,82 %, pekarangan naik 0,31 %, dan lain-lain
turun 1,57 %.
Tabel 2.5 : Tata Guna Tanah di Kabupaten Sleman
NoJenis Tanah
Luas (Ha)
1995 1996 1997 1998 1999 2000
1. Sawah 24.662 24.586 24.381 24.321 24.291 23.483
2. Tegalan 6.184 6.214 6.255 6.256 5.864 6.407
3. Pekarang
an
18.461 18.488 18.609 18.659 18.688 18.759
4. Lain-lain * 8.175 8.194 8.237 8.246 8.639 8.833
Jumlah 57.482 57.482 57.482 57.482 57.482 57.482 Sumber : Sub.Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
* terdiri dari hutan rakyat, hutan negara, kolam/empang/tebat, tanah
kuburan, jalan, dan lapangan.
2. Sumber Daya Alam
a. AirPotensi sumber daya air meliputi mata air yang tersebar di lereng kaki
gunung Merapi, air sungai yang berhulu di Gunung Mera3pi dan air tanah
dalam maupun air tanah dangkal yang tersebar di lereng kaki Gunung
Merapi. Kandungan air bawah tanah yang cukup melimpah, yang sifatnya
dinamis sebanding dengan jumlah suplai air pada musim penghujan.
Hingga akhir tahun 2000 cadangan air bawah tanah mencapai
4.919.501.400 m3, sementara pemakaian air bawah tanah sebanyak
44.851.113 m3 dengan alokasi rata-rata per tahun untuk pemakaian
domestik sebanyak 28.326.579 m3, non domestik sebanyak 10.382.900
m3 dan irigasi sebanyak 6.141.634 m3.
15
b. Bahan Galian Gol C
Potensi galian golongan C meliputi pasir sebanyak 1.139.500 m3,
batu/kerikil sebanyak 341.850 m3, andesit sebanyak 942.000 m3, tanah
liat sebanyak 23.137.000 m3, dan kapur 1.467.000 m3.
Produksi bahan galian golongan C pada tahun anggaran 2.000 meliputi
pasir sebanyak 140.400 m3, sirtu/kerikil sebanyak 43.000 m3, andesit
sebanyak 1.505 m3, tanah liat sebanyak 2.400 m3.
c. Flora dan Fauna
Potensi aneka ragam flora dan fauna merupakan potensi alam yang
cukup untuk memberikan daya tarik dan minat bagi wisatawan. Jenis flora
meliputi pohon-pohonan sebanyak 31 jenis pohon dan 21 jenis tanaman
obat serta hutan negara seluas 1.728,38 ha yang meliputi hutan lindung
1.446,13 ha, taman wisata 137,5 ha, cagar alam 164,75 ha dan hutan
rakyat seluas 3.255 ha. Fauna yang ada berupa satwa liar (binatang
yang hidup dialam bebas tanpa adanya campur tangan manusia),. satwa
liar yang masih banyak ditemukan di hutan wisata adalah berbagai jenis
burung Aves (24 spesies), jenis hewan mamalia 1 spesies yaitu monyet
ekor panjang dan hijau, jenis ikan (pisces) 5 spesies, jenis reptil 25
spesies, dan binatang buas berupa harimau. Flora dan fauna yang
menjadi identitas Kabupaten Sleman adalah salak pondoh, merupakan
flora atau tanaman identitas yang spesifik, dan burung punglor,
merupakan burung liar yang memiliki habitat di kebun salak pondoh.
3. Karakteristik wilayah
a. Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten
Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu :
1) Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang
menghubungkan kota Tempel, Pakem dan Cangkringan (ringbelt)
sampai dengan puncak gunung Merapi. Wilayah ini merupakan
sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan
gunung Merapi dan ekosistemnya,
2) Kawasan Timur meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian
Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini merupakan
tempat peninggalan purbakala (candi) yang merupakan pusat wisata
budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih,
16
3) Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang
meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan
Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan
jasa,
4) Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan
Moyudan merupakan daerah pertanian lahan basah yang tersedia
cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan
mendong, bambu serta gerabah.
b. Berdasar jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kabupaten Sleman
dilewati jalur jalan negara yang merupakan jalur ekonomi yang
menghubungkan Sleman dengan kota pelabuhan (Semarang, Surabaya,
Jakarta). Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Prambanan, Kalasan,
Depok, Mlati, Tempel dan Gamping. Selain itu, wilayah Kecamatan
Depok, Mlati dan Gamping juga dilalui jalan lingkar yang merupakan jalan
arteri primer, kecamatan tersebut merupakan wilayah yang cepat
berkembang, yaitu dari pertanian menjadi industri, perdagangan dan jasa.
c. Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan, wilayah Kabupaten Sleman
merupakan wilayah hulu kota Yogyakarta. Berdasar letak kota dan
mobilitas kegiatan masyarakat, dapat dibedakan fungsi kota sebagai
berikut :
1) Wilayah aglomerasi (perkembangan kota dalam kawasan tertentu)
merupakan perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-kota yang
berbatasan dengan kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Depok,
Gamping serta sebagian wilayah Kecamatan Ngaglik dan Mlati
merupakan wilayah aglomerasi kota Yogyakarta.
2) Wilayah sub urban (wilayah perbatasan antar desa dan kota) meliputi
kota Kecamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik terletak agak jauh dari
kota Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan kegiatan
masyarakat di wilayah Kecamatan sekitarnya, sehingga menjadi pusat
pertumbuhan.
3) Wilayah fungsi khusus/ wilayah penyangga (buffer zone) meliputi
Kecamatan Tempel, Pakem dan Prambanan yang merupakan pusat
pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya.
17
4. Perekonomian
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Tabel 2.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
(milyar)
NO PDRB 1996 1997 1998 1999 2000
1. Hrg. Berlaku 1.842,510 2.088,095 2.688,105 3.170,857 3.560,985
2. Hrg. Konstan 1.445,704 1.496,861 1.377,233 1.403,780 1.451,772
Sumber : BPS Kab. Sleman
PDRB atas harga berlaku selama lima tahun terakhir mengalami
kenaikan rata-rata per tahun 18,07 % yaitu dari 1.842,510 milyar menjadi
3.560,985 milyar sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mengalami
kenaikan rata-rata per tahun 0,22 % yaitu dari 1.445,704 milyar menjadi
1.451,772 milyar.
b.Struktur Perekonomian Daerah
Tabel 2.7 Struktur Perekonomian Daerah
NOKELOMPOK
SEKTOR
KONTRIBUSI TERHADAP PDRB
1996 1997 1998 1999 2000
1. PRIMER 17,19 18,05 18,08 19,19 14,62
a. Pertanian 16,64 17,57 17,67 18,77 14,18
b. Pertambangan& Penggalian 0,55 0,48 0,41 0,42 0,44
2. SEKUNDER 29,79 28,33 25,42 24,39 27,23
a. Industri Pengolahan 17,61 16,62 15,15 14,84 16,15
b.Listrik,Gas & air Bersih 0,62 0,62 0,90 0,78 0,71
c. Bangunan 11,56 11,09 9,37 8,80 10,37
3. TERSIER 53,02 53,62 56,50 56,42 58,18
a. Perdag, Hotel & Restoran 16,39 17,00 19,31 19,61 18,37
b. Pengangkutan dan Komu-
nikasi
9,55 9,74 9,61 8,99 10,75
c. Keu,Persewaan dan Jasa
Perusahaan.
10,70 10,50 10,71 10,46 11,58
d. Jasa-jasa 16,38 16,38 16,87 17,36 17,45
JUMLAH 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kab. Sleman
18
Prosentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kab. Sleman tahun
1995 dan 2000 atas dasar harga berlaku selama lima tahun terakhir
cukup seimbang artinya semakin bergeser ke sektor tersier.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 2.8 : Pertumbuhan Ekonomi
NOSEKTOR
LAPANGAN USAHAPERTUMBUHAN
1996 1997 1998 1999 2000
1. PERTANIAN 6,78 3,78 -20,37 3,57 9,58
2.. PERTAMBANGAN 2,66 -2,99 -18,51 3,29 4,59
3. INDUSTRI 9,80 -1,27 -4,92 1,22, 5,08
4. LISTRIK/GAS/AIR 20,24 4,13 23,11 1,58 4,63
5. KONSTRUKSI 9,66 3,97 -20,27 2,32 2,13
6. PERDAGANGAN 8,69 6,75 -0,07 2,06 4,37
7. ANGKUTAN 7,60 5,75 -4,95 0,87 2,81
8. KEUANGAN 7,25 2,69 -2,39 1,37 5,72
9. JASA 7,69 3,99 -5,34 2,01 2,42
PDRB 8,25 3,54 -7,99 1,93 3,35
Sumber : BPS Kab. Sleman
Selama lima tahun pertumbuhan ekonomi mengalami pasang surut,
pada tahun 1996 tumbuh 8,25 %, kemudian turun menjadi 3,54 % pada
tahun 1997, karena munculnya krisis moneter dan krisis ekonomi, bahkan
pada tahun 1998 terjadi pertumbuhan minus sebesar 7,29 % dan pada
tahun 1999 mulai tumbuh lagi meskipun hanya 1,93 % dan pada tahun
2000 meningkat menjadi 3,35 %.
d. PDRB PerkapitaTabel 2.9 : PDRB Perkapita
NO PDRB 1996 1997 1998 1999 2000
1. Hrg. Berlaku 2.251.852 2.506.058 3.168.351 3.671,843 3.954.422
2. Hrg. Konstan 1.766.889 1.796.480 1.623.284 1.625.573 1.612.172
Sumber : BPS Kab. Sleman
PDRB perkapita menurut harga berlaku selama lima tahun meningkat
rata-rata per tahun 15,12 % yaitu dari Rp2.251.852 pada tahun 1996
menjadi Rp3.954.442 pada tahun 2000. PDRB perkapita menurut harga
19
konstan turun rata-rata per tahun 1,75 % yatu dari Rp 1.766.889 pada
tahun 1996 menjadi Rp 1.612.172 pada tahun 2000.
e. Investasi Dunia Usaha
Potensi yang mendukung bagi investasi dunia usaha di Kabupaten
Sleman adalah komoditas hasil pertanian, peternakan, perkebunan,
perikanan dan pariwisata meliputi wisata alam, wisata candi, museum,
wisata olahraga, wisata pendidikan dan wisata budaya, dan wisata agro.
Disamping itu juga industri yang meliputi industri pengemasan, industri
pengolahan, dan industri pengolahan bahan galian golongan C.
Pada tahun 2000 penanaman modal di Kabupaten Sleman meliputi
investasi PMDN sebanyak 40 unit usaha, yaitu 4 unit usaha pada bidang
usaha sektor primer dengan nilai investasi Rp16.731.410.000 dengan
jumlah tenaga kerja 801 orang, 8 unit usaha pada bidang usaha sektor
sekunder dengan nilai investasi Rp214.946.990.765 dengan jumlah
tenaga kerja 3.991 orang, 28 unit usaha pada bidang usaha sektor tersier
dengan nilai investasi Rp851.770.112.456 dengan jumlah tenaga kerja
5.624 orang, investasi PMA sebanyak 4 unit usaha, yaitu 1 unit usaha
pada bidang usaha sektor sekunder dengan nilai investasi US $ 50.000
dengan jumlah tenaga kerja 126 orang, 3 unit usaha pada bidang usaha
sektor tersier dengan nilai investasi US $ 529.000 dengan jumlah tenaga
kerja 92 orang, investasi non fasilitas/non PMDN PMA sebanyak 752 unit
usaha, yaitu 10 unit usaha pada bidang usaha sektor primer dengan nilai
investasi Rp415.000.000 dengan jumlah tenaga kerja 54 orang, 74 unit
usaha pada bidang usaha sektor sekunder dengan nilai investasi
Rp3.918.000.000 dengan jumlah tenaga kerja 2.392 orang, 668 unit
usaha pada bidang usaha sektor tersier dengan nilai investasi
Rp161.298.000.000 dengan jumlah tenaga kerja 5.455 orang.
f. Prasarana dan Sarana Ekonomi
1) Sarana jalan di wilayah Kabupaten Sleman meliputi : jalan negara
sepanjang 60,98 km dengan kondisi baik, jalan propinsi sepanjang
139,69 km dengan kondisi baik, jalan kabupaten sepanjang 1.085,65
km, yang terdiri dari jalan beraspal sepanjang 698,24 km, dan jalan
tanah/krikil sepanjang 333,32 km, serta jalan desa sepanjang
2.764,13 km.
20
Jembatan sebanyak 453 buah, dengan kondisi baik 188 buah, sedang
154 buah dan rusak berat 111 buah. Sarana irigasi terdiri atas
bendung sebanyak 1.043 buah, embung sebanyak 2 buah, saluran
pembawa sepanjang 299,80 km, saluran pembuang sepanjang 4.662
km, bangunan pelengkap sebanyak 3.430 buah, dan tanggul banjir
sepanjang 6,5 km.
2) Sarana Jaringan Listrik
Sebagian besar ruas jalan Kabupaten dan ruas jalan desa sudah
dilengkapi dengan lampu penerangan jalan umum, yang sampai saat
ini jumlah LPJU yang berijin dan biaya beban daya listriknya menjadi
tanggung jawab Pemerintah daerah sebanyak 4.172 buah yang terdiri
2.635 buah LPJU yang dipasang oleh Pemerintah daerah dan 1.437
buah dipasang oleh swadaya masyarakat.
Jaringan listrik terdiri dari kapasitas GI (MVA) 196, 954.897 JTM
(Kms), dan 1.653.869 JTR (Kms), daya tersambung (KVA) 143.790.
Jaringan listrik telah menjangkau keseluruh 86 Desa yang ada dan
1.212 Dusun.
3) Sarana Pos dan Telekomunikasi
Sarana pelayanan pos dan telekomunikasi terdiri dari Kantor Pos dan
Giro sebanyak 25 buah, jaringan telepon sebanyak 25.909 SST,
warung telekomunikasi sebanyak 354 buah, dan sarana telpon
koin/kartu sebanyak 140 buah.
4) Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan, berupa pasar desa sebanyak 22, dengan daya
tampung 1.679, ditempati oleh 2.098 pedagang, dan dilengkapi
dengan sarana kios sebanyak 222 kios. Pasar kabupaten terdiri atas
pasar tipe A sebanyak - buah, pasar tipe B sebanyak 22, pasar tipe C
sebanyak 17, dan pasar tipe D sebanyak 8. Daya tampung pasar
kabupaten sebanyak 6.621 pedagang dihuni oleh 9.803 pedagang
dengan jumlah kios sebanyak 857 kios dan 415 los, pasar hewan 4
buah. Sarana perdagangan lain yang berupa toko swalayan/grosir
sebanyak 2 buah, terdapat di 2 kecamatan, dan SPBU sebanyak 13
buah tersebar di 8 kecamatan.
21
5) Koperasi
Jumlah koperasi ada 481 buah terdiri 5 jenis koperasi yaitu koperasi
konsumsi, koperasi produksi, koperasi kredit/simpan pinjam, koperasi
jasa dan koperasi serba usaha. Keanggotaan koperasi berjumlah
197.062 orang dengan simpanan senilai Rp26.979.492.000, sedang
modal koperasi terdiri modal sendiri Rp23.175.249.000. Sehingga
asset kekayaan koperasi ada Rp62.228.762.000. Koperasi tersebut
tersebar pada 17 Kecamatan, keanggotaan koperasi terdiri dari
petani/masyarakat desa, pegawai negeri, karyawan perusahaan,
TNI/POLRI, mahasiswa, purnawirawan TNI/Polri dan lain-lain.
6) Lembaga Keuangan
Lembaga perbankan yang ada terdiri kantor cabang PT. BNI 1 buah
dengan 5 kantor cabang pembantu, kantor cabang Bank
Pembangunan Daerah 1 buah dengan 4 kantor cabang pembantu
dan 4 kantor kas unit, kantor cabang BRI 1 buah dengan kantor kas
27 unit, kantor cabang Bank Danamon 1 buah, Bank Mandiri 1 buah,
Badan Kredit Desa 22 buah, Badan Usaha Kredit Pedesaan 17 buah,
BPR 32 buah dan BMT 12 buah.
7) Sarana Pendukung Pariwisata
Sarana pendukung pariwisata meliputi hotel berbintang 5 sebanyak 3
buah, hotel berbintang 4 sebanyak 4 buah, hotel berbintang 3
sebanyak 2 buah, hotel berbintang 1 sebanyak 4 buah, hotel melati 1
sebanyak 67 buah, hotel melati 2 sebanyak 13 buah, hotel melati 3
sebanyak 3 buah dan pondok wisata sebanyak 114 buah.
Kapasitas dari hotel berbintang sebanyak 1.778 kamar, hotel non
bintang 1.308 kamar dan pondok wisata 566 kamar.
Restoran tipe Talam Gangsa sebanyak 7 buah dan Talam Seloka ada
5 buah. Rumah Makan kelas A sebanyak 7 buah, kelas B sebanyak
42 buah dan kelas C sebanyak 54 buah.
Sarana penunjang pariwisata lainnya tersedia 21 biro perjalanan, 18
cabang biro perjalanan dan 3 agen perjalanan wisata. Untuk Sarana
transportasi tersedia sebanyak 535 bus, angkudes 176 buah, dan
taksi 75 buah.
8) Potensi Industri
Industri Kecil dan kerajinan yang mengolah hasil pertanian dan
kehutanan antara lain emping mlinjo, kecap, tempe/tahu, anyaman
22
bambu, mebel bambu/kayu dan kerajinan kayu dan lain-lain sebanyak
9.981 unit dengan tenaga kerja 19.184 orang. Industri kecil dan
kerajinan yang menghasilkan produk aneka sebanyak 2.007 unit
dengan penyerapan tenaga kerja 9.225 orang, dan industri kecil
logam, mesin dan kimia sebanyak 4.404 unit dengan tenaga kerja
14.011 orang. Industri kecil dan kerajinan tersebut tersebar di 17
kecamatan.
Industri menengah dan besar dengan produk yang dihasilkan antara
lain tekstil, genteng beton, furniture, garment, percetakan/penerbitan,
sarung tangan kulit, lampu pijar dan lain-lain, mencapai 45 unit
dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 12.760 orang, yang
tersebar di 11 Kecamatan.
9) Sarana Jaringan Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air minum penduduk dengan menyediakan
jasa pelayanan air minum dari lima kantor cabang PDAM yaitu di
Sleman, Godean, Minomartani, Kalasan, dan Depok, dengan cakupan
untuk 17 kecamatan, dan dengan sambungan rumah sebanyak
15.966 buah untuk 98.395 jiwa.
5. Sosial budaya
a. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 1990 sebanyak 754.750 jiwa
dan tahun 2000 meningkat menjadi 850.176 jiwa dengan pertumbuhan
penduduk sebesar 1,43 %, dan angka kepadatan penduduk 1.479
jiwa/km2 .
Angka ratio jenis kelamin penduduk tahun 2000 sebesar 97,71 yang
berarti setiap 100 perempuan terdapat sekitar 97 laki-laki. Angka beban
tanggungan tahun 2000 sebesar 43,60 yang berarti setiap 100 penduduk
usia produktif menanggung 43,60 penduduk non usia produktif.
Migrasi penduduk antara tahun 1990 – 2000 menunjukkan nilai migrasi
nettonya adalah positif yaitu masing-masing 300 jiwa dan 4.690 jiwa,
yang berarti migrasi masuk lebih banyak dari pada migrasi keluar.
Pencapaian peserta KB aktif pada tahun 2000 sebesar 97.342 peserta
atau 78,23 % dari jumlah pasangan usia subur 124.434 peserta, dan
pencapaian peserta KB baru sebesar 5.990 peserta.
Kepala keluarga tahun 2000 sebanyak 207.940 KK, dengan kondisi
keluarga pra sejahtera sebanyak 16.998 KK, keluarga sejahtera I 51.585
23
KK, Keluarga Sejahtera II 44.283 KK, Keluarga Sejahtera III 59.979 KK,
dan Keluarga Sejahtera III Plus sebanyak 20.926 KK.
b. Kesehatan
Pada tahun 2000 keadaan derajat kesehatan penduduk cukup baik, hal
ini dapat dilihat dari indikator angka kematian bayi 11,25 permil, angka
kematian balita 0,32 permil, angka kematian ibu melahirkan 84,6 per
100.000 kelahiran hidup dan rata-rata usia harapan hidup penduduk
Kabupaten Sleman untuk laki-laki 71 tahun dan perempuan 72 tahun,
status gizi balita menunjukkan status gizi baik sebesar 85,92 %, status
gizi sedang 16,34 %, status gizi kurang 11,97 % dan status gizi buruk
0,91 % dan masyarakat yang bergizi lebih 1,70 %, angka kecukupan gizi
meliputi protein 49,72 gr % dan energi 1857,37 KKL dari target 2.150 KKL
Sarana kesehatan terdiri RSU Pemerintah sebanyak 3 buah, RSU swasta
4 buah, RS khusus 2 buah, RS kebidanan 2 buah, RS jiwa 1 buah,
Apotek 51 buah, Puskesmas 33 buah, Puskesmas dengan tempat
perawatan 4 buah, Puskesmas Pembantu 66 buah, Puskesmas keliling
31 buah. Ketersediaan berbagai sarana dan tenaga kesehatan cukup
memadai yaitu jumlah Puskesmas untuk per 100.000 penduduk sebanyak
3,5, jumlah dokter per Puskesmas sebanyak 2,2 dan jumlah dokter per
100.000 penduduk sebesar 27,3. Sadangkan angka rasio tenaga
medis/sarana kesehatan terhadap penduduk menunjukkan satu dokter :
24.250 jiwa, satu para medis/bidan : 1.780 jiwa, dan satu Puskesmas
40.086 jiwa.
c. Kesejahteraan Sosial
Tempat Penitipan Anak sebanyak 10 tempat penitipan anak, dengan
jumlah anak yang ditampung 178 anak. Panti Asuhan sebanyak 23 panti
terdiri dari : yatim piatu 12 panti asuhan, dengan jumlah anak asuh 480
orang, cacat mental 3 panti asuhan dengan jumlah siswa 145 anak, bisu
tuli 1 panti asuhan dengan jumlah siswa 70 anak, cacat 3 panti asuhan
dengan jumlah siswa 161 anak, cacat ganda 1 panti asuhan dengan
jumlah siswa 15 anak, bayi terlantar 1 panti asuhan dengan jumlah 28
anak, dan panti wreda/jompo 1 panti asuhan dengan jumlah 99 orang,
anak dan orang terlantar 1 panti asuhan dengan jumlah 84 orang.
d. Pendidikan
Pada tahun 2000 jumlah sekolah TK 441 buah; SD/MI 555 buah dengan
jumlah ruang kelas 3.792 ruang, jumlah guru 4.760 orang, jumlah siswa
24
77.295 anak. Angka Partisipasi Kasar (APK) 114,46 %, angka partisipasi
murni (APM) 94,53 %. Rasio siswa dengan sekolah 139 anak, rasio siswa
dengan kelas 20 anak, rasio siswa dengan guru 16 anak, rasio SD
dengan SLTP 4,24, dan rata-rata NEM lulusan SD 6,66. Kondisi ruang
kelas yang baik sebanyak 44,9 %, dan sekolah yang memiliki
perpustakaan sebanyak 53,01 %, memiliki lapangan olah raga sebanyak
60,11 % dan memiliki UKS sebanyak 84,47 %.
Pada tahun 2000 jumlah sekolah tingkat SLTP + MTs sebanyak 130
buah, jumlah ruang kelas 1.270 kelas, jumlah guru 3.401 orang dan
jumlah siswa 37.946 anak. Angka partisipasi Kasar (APK) 92,2 %, angka
partisipasi murni (APM) 65,16 %., Rasio siswa dengan sekolah 292 anak,
rasio siswa dengan kelas 36 anak, rasio siswa dengan guru 11 anak,
rasio SLTP dengan SMA 1,2; dan rata-rata NEM lulusan SLTP 5,84.
Kondisi ruang kelas dengan kondisi baik sebanyak 94,03 %, ruang kelas
kondisi sedang sebanyak 4,5 %, ruang kelas kondisi kurang baik
sebanyak 1,47 %, sekolah yang memiliki perpustakaan sebanyak 91,73
%, memiliki laboratorium sebanyak 63,91 % dan memiliki UKS sebanyak
87,97 %.
Pada tahun 2000 jumlah sekolah SMU/MA sebanyak 62 buah, jumlah
kelas 557 kelas, jumlah guru 1.884 orang dan jumlah siswa 18.919 siswa.
Angka partisipasi kasar (APK) 34,19 %, angka partisipasi murni (APM)
22,63 %. Rasio siswa dengan sekolah 305 siswa, rasio siswa dengan
kelas 34 siswa, rasio siswa dengan guru 10 siswa. Sedangkan jumlah
SMK Negeri 7 buah, SMK Swasta 41 buah, jumlah kelas 550 kelas,
jumlah guru 1.776 orang dan jumlah siswa 18.750 anak. Angka
Partisipasi Kasar (APK) 64,94 %, angka partisipasi murni (APM) 47,50
%. Rasio siswa denga sekolah 391 anak, rasio siswa dengan kelas 34;
rasio siswa dengan guru 11; dan rata – rata NEM lulusan SLTA 4,72.
Kondisi ruang kelas dengan kondisi baik 95,98 %, kondisi sedang 3,34 %,
kondisi buruk 0,68 %. Sekolah yang memiliki perpustakaan sebanyak
83,33 %, memiliki laboratorium sebanyak 71,43 %, dan memiliki UKS
sebanyak 80,95 %.
Perguruan Tinggi Negeri 7 buah, jumlah dosen 3.596 orang, jumlah
mahasiswa 61.016 mahasiswa, sedangkan jumlah Perguruan Tinggi
Swasta 22 buah, jumlah dosen 7.543 orang, jumlah mahasiswa 65.622
mahasiswa. Keberadaan Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi
Swasta ini tersebar di lima kecamatan.
25
Penyelenggaraan pendidikan non formal meliputi Kejar Paket A sebanyak
310 orang, Kejar Paket A setara SD sebanyak 160 orang, Kejar Paket B
setara SLTP kelas I sebanyak 80 orang, Kejar Paket B setara SLTP kelas
II sebanyak 500 orang, Kejar Paket B setara SLTP kelas III ujian
sebanyak 779 orang, kelompok belajar usaha 20 kelompok, magang
sebanyak 100 orang, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)
sebanyak 33 kelompok dan LPK 50 buah.
e. Ketenagakerjaan
1) Penduduk Usia Kerja
Tabel 2. 10 Penduduk Usia Kerja
Tahun
Angkatan Kerja
(Orang)
Bukan Angkatan
Kerja
(Orang)
Jumlah
Penduduk Usia
Kerja/Tenaga
Kerja (Orang)
Bekerja Mencari Kerja
1996 375.008 8.892 163.702 547.602
1997 381.991 22.430 166.057 570.478
1998 382.865 19.155 181.162 583.182
1999 432.507 20.681 144.407 597.595
2000 439.644 24.238 191.957 655.839
Sumber data : Kantor BPS Kab.Sleman
Penduduk usia kerja umur 15 – 64 tahun selama lima tahun meningkat
rata –rata 3,95 % yaitu dari 547.602 orang menjadi 655.839 orang.
2) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tabel 2.11 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tahun Penduduk Usia
Kerja/Tenaga Kerja
(Orang)
Angkatan Kerja
(Orang)
TPAK
(%)
1996 547.602 383.900 70,10
1997 570.478 404.421 70,89
1998 583.182 402.020 68,94
1999 597.595 453.188 75,84
2000 655.839 463.882 70,73
Sumber data : Kantor BPS Kab.Sleman
26
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) selama lima tahun terjadi
perubahan yang bervariasi, nilai TPAK dari tahun 1996 mengalami
kenaikan walaupun sangat kecil menjadi 70,89 % pada tahun 1997
atau 1,12 %, pada tahun 1998 turun sebesar 68,94 %, kemudian
naik menjadi 75,84 % pada tahun 1999, dan selanjutnya pada tahun
2000 turun lagi menjadi 70,73 %, yang berarti dari 100 orang tenaga
kerja yang berpartisipasi sebagai angkatan kerja sekitar 71 orang.
3) Angka Beban Tanggungan
Tabel 2.12 Angka Beban Tanggungan
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
Angka Beban
Tanggungan
0 – 14 tahun 15 – 64 tahun 65 tahun ke
atas
1996 191.054 547.602 73.627 48,33
1997 184.798 570.478 60.883 43,07
1998 184.061 583.182 75.232 44,46
1999 187.004 597.595 73.426 43,58
2000 158.513 655.839 79.452 36,28
Sumber data : Kantor Statistik Kab.Sleman
Angka beban tanggungan dari tahun 1996 sebesar 48,33 menurun
menjadi 36,28 pada tahun 2000, hal ini berarti bahwa tiap 100 orang
Sleman yang usia produktif ( usia 15 – 64 tahun ) harus menanggung
36 orang.
4) Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha utama.
Jumlah penduduk yang bekerja di berbagai sektor pada tahun 2000 sebanyak
439.644 orang dengan rincian :
NO SEKTOR %
1. Pertanian 27,32
2. Pertambangan 0,24
3. Industri 14,85
4. Listrik/Gas/Air 0,12
5. Konstruksi 9,93
6. Perdagangan 25,05
7. Angkutan 0,32
8. Keuangan 2,34
9. Jasa 19,83
Jumlah 100
Sumber data : BPS Kab.Sleman
27
f. Kesenian dan Kebudayaan
Organisasi kesenian meliputi seni teater terdiri 11 jenis, drama tari terdiri
11 jenis, seni musik diatonis terdiri 12 jenis, seni musik pentatonis 4 jenis,
seni tari tradisionil 11 jenis, jumlah seniman dalang ada 147 orang dan
seniman senirupa 120 orang, dan sanggar seni ada 175 dan jumlah
organisasi kesenian ada 1978. Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan
berupa candi ada 22 buah, museum 9 buah dan kegiatan upacara adat 6
jenis kegiatan.
Dalam rangka mengembangkan dan melestarikan kebudayaan telah
dibentuk 8 desa budaya yaitu Minomartani, Sinduarjo, Bangunkerto,
Sendangmulyo, Banyurejo, Argomulyo, Wedomartani, Sambirejo,
Sidomoyo dan Tirtoadi, selain itu juga terdapat 2 desa cagar budaya yaitu
di Desa Ambarketawang Kecamatan Gamping dan Desa Bokoharjo
Kecamatan Prambanan.
6. AgamaKomposisi penduduk menurut agama: agama Islam 91,29 %, Katolik 6,24
%, Kristen 2,28 % , Hindu 0,12 %, dan Budha 0,07 %. Kerukunan
kehidupan intern umat dan antar umat beragama di Kabupaten Sleman
dalam kondisi aman dan terkendali.
Sarana ibadah berupa Masjid 1.639 buah, Mushola 231 buah, Langgar 1.078
buah, Gereja Katolik 40 buah, Kapel 25 buah, Gereja Kristen 16 buah,
Rumah Kebaktian 6 buah, Pura 2 buah dan Wihara 2 buah, pondok
pesantren 60 buah, TKA 17 unit, Taman Pendidikan Al qur’an (TPA) 505
buah, Penyuluh Agama Islam kategori Madya 63 orang, kategori muda 231
orang, Ulama 345 orang, Kotib 1.754 orang, Hafid 57 orang dan hafidzah 69
orang, ustadz dan ustadzah 4.698 orang dan 23.497 santri.
7. PolitikKesadaran masyarakat dalam berpolitik telah diwujudkan dalam kegiatan
pemilihan umum tahun 1999 yang diikuti oleh 48 organisasi peserta
pemilihan umum, dengan jumlah pemilih 531.961. Hasil perolehan suara
pemilu tahun 1999 untuk peserta pemilu sebagai berikut : PPP 29.350 suara,
PDIP 184.794 suara, PAN 96.492 suara, PBB 7.766 suara, PK 11.711 suara,
Golkar 60.338 suara dan PKB 73.950 suara, dan PKP 5.543 suara. 46.670
suara terdistribusi dalam 40 peserta pemilu lainnya dan suara tidak sah
sebanyak 15.347 suara.
Dari hasil Pemilu tahun 1999 tersebut telah dapat mendudukkan wakil –
wakilnya di DPRD dengan rincian PDI.P 15 orang, PAN 8 orang, PKB 6
28
orang, Golkar 5 orang, PPP 3 orang, PK 1 orang, PKP 1 orang, PBB 1 orang
serta TNI/Polri 5 orang.
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebanyak 27 buah, lembaga sosial
dan lembaga profesi kemasyarakatan sebanyak 91 buah yang telah ikut aktif
dalam proses pembangunan di Kabupaten Sleman.
8. Kelembagaan Pemerintah DaerahBerdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2000
tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman terdiri
dari: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Pekerjaan Umum,
Perhubungan dan Pertambangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas
Perekonomian, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas
Kesejahteraan Masyarakat, Dinas Ketentraman dan Ketertiban, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pengawasan Daerah, Badan
Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah, Badan Pertanahan Daerah,
Kantor Kepegawaian Daerah, Kantor Data Elektronik, Arsip, dan
Perpustakaan, Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, Kantor
Kecamatan.
Jabatan struktural terdiri atas: 1 orang eselon IIa, 15 eselon IIb, 69 orang
eselon IIIa, 17 orang eselon IIIb, 341 orang eselon IVa.
Pembentukan jabatan koordinator di tingkat Kecamatan disetarakan dengan
eselon V, sedangkan jabatan fungsional yang ada dan telah dijalankan
meliputi guru sebanyak 9.024 orang, arsiparis 15 orang, pustakawan 2
orang, medis/paramedis 783 orang, pamong swadaya masyarakat 20 orang,
dan penyuluh 160 orang.
Pegawai yang masih aktif saat ini sebanyak 14.627 orang dengan rincian
sbb:
a. Pegawai menurut golongan:
Golongan I = 2.194 orang
Golongan II = 9.069 orang
Golongan III = 3.072 orang
Golongan IV = 292 orang
b. Pegawai menurut pendidikan:
SD = 918 orang
SLTP = 798 orang
SLTA = 8.394 orang
D-3 = 3.124 orang
29
S1 = 1.360 orang
S2 = 33 orang
B. PROYEKSI PERTUMBUHANMenggambarkan visi menjadi suatu yang konkrit dan dapat diukur, memerlukan
adanya suatu indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi
secara makro yang dilaksanakan dengan berbagai misi. Indikator tersebut
terdiri atas indikator penduduk, indikator ekonomi dan indikator sosial.
Pencapaian indikator makro tidak hanya merupakan kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Sleman saja, melainkan merupakan kinerja bersama antara
Pemerintah, Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah
Kabupaten Sleman, masyarakat dan swasta.
Proyeksi pertumbuhan penduduk, ekonomi dan sosial di Kabupaten Sleman
berdasarkan ke 3 (tiga) indikator tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Berdasarkan data registrasi penduduk Kabupaten Sleman
selama 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 1,43 %
per tahun, yaitu dari tahun 1990 sebesar 754.750 jiwa menjadi 850.176 jiwa
pada tahun 2000, dengan angka kepadatan penduduk 1.479 jiwa per km2.
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk
Kabupaten Sleman sebanyak 901.337 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,51 %, dan dengan laju pertumbuhan penduduk konstan (1,43
%/tahun) maka diprediksi jumlah penduduk Kabupaten Sleman pada tahun
2004 sebanyak 956.738 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.665 jiwa/km2.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu data statistik yang digunakan sebagai indikator untuk
menganalisa dan mengevaluasi perkembangan perekonomian suatu daerah
adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB harga
konstan menunjukkan bahwa selama lima tahun (dari tahun1996 sampai
dengan tahun 2000) pertumbuhannya mengalami pasang surut yaitu pada
tahun 1996 pertumbuhannya mencapai 8,25 %, kemudian turun menjadi 3,58
% pada tahun 1997 karena munculnya krisis ekonomi dan moneter di
Indonesia, bahkan pada tahun 1998 mengalami kontraksi pertumbuhan
minus sebesar 7,27 % dan baru menunjukkan gejala kenaikan pada tahun
1999 sebesar 1,93 %, serta 3,35 % pada tahun 2000.
Pertumbuhan terakhir pendapatan per kapita menurut harga berlaku selama
lima tahun meningkat rata-rata 15,12 % per tahun yaitu dari Rp2.251.852
30
pada tahun 1996 menjadi Rp3.954.442 pada tahun 2000. Dengan melihat
laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir dan berbagai potensi
yang ada, yang mampu mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Sleman selama empat tahun mendatang, maka diprediksikan laju
pertumbuhan ekonomi konstan rata-rata sebesar 5,06 % per tahun yaitu dari
5,82 % pada tahun 2001 menjadi 5,24 pada tahun 2004, sementara laju
investasi konstan diharapkan mengalami penurunan rata-rata per tahun
sebesar 0,21 % dari 5,70 % pada tahun 2001 menjadi 4,87 % pada tahun
2004.
PDRB perkapita rata-rata sebesar 8,10 % per tahun dari Rp4.492.452 pada
tahun 2001 menjadi Rp5.948.731 pada tahun 2004.
3. Pertumbuhan Sosial
Untuk menganalisa dan mengevaluasi pertumbuhan sosial, indikator
utamanya adalah jumlah penduduk miskin, jumlah penduduk bekerja serta
jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Sleman. Berdasarkan data
statistik yang ada jumlah penduduk miskin pada tahun 2000 mencapai
38.309 jiwa atau 4,51 % dari jumlah penduduk Kabupaten Sleman. Dengan
adanya upaya peningkatan PDRB perkapita rata-rata sebesar 8,10 % per
tahun (dari tahun 2001 sampai tahun 2004), maka jumlah penduduk miskin
yang ada diharapkan mengalami penurunan rata-rata sebesar 3,56 % per
tahun dari 36.394 jiwa pada tahun 2001 menjadi 31.203 jiwa pada tahun
2004, jumlah penduduk bekerja di prediksikan mengalami kenaikan rata-rata
sebesar 1,7 % per tahun dari 422.567 orang pada tahun 2001 menjadi
451.058 orang pada tahun 2004. Pengangguran terbuka berdasarkan data
dari BPS diprediksikan akan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4,00
% per tahun dari 31.289 orang pada tahun 2001 menjadi 37.257 orang pada
tahun 2004.
4. Indeks Pembangunan Manusia
Gambaran tingkat keberhasilan pembangunan yang berorientasi pada
manusia, yang juga merupakan gambaran kualitas hidup penduduk
ditunjukkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung
berdasarkan indeks komposit dari angka harapan hidup, pendidikan (indeks
melek huruf dan indeks rata-rata lama sekolah) serta indeks daya beli
(konsumsi riil per kapita). Dengan skala nilai mulai dari 0 (terburuk) sampai
dengan 100 (terbaik) hasil perhitungan IPM Kabupaten Sleman pada tahun
2000 menunjukkan angka 65,73 %. Untuk mencapai kategori baik, maka
diprediksikan pada angka 67,05 % pada tahun 2004, sehingga diperlukan
31
berbagai upaya untuk menaikkan angka dari keseluruhan indeks yang
sangat berpengaruh pada penilaian Indeks Pembangunan Manusia.
TABEL 2.13 TABEL PROYEKSI PERTUMBUHAN INDIKATOR MAKROTAHUN 2000 - 2004
NO INDIKATOR MAKRO 2000 2001 2002 2003 20041. Jumlah Penduduk 901.377 914.909 928.645 942.587 956.7382. Laju Pertumbuhan
Penduduk1,50 1,50 1,50 1,50 1,50
3. Jumlah Penduduk Miskin
38.309 36.394 34.574 32.845 31.203
4. PDRB (Berlaku)(Juta Rupiah)
3.560.985 4.103.720 4.616.475 5.129.600 5.670.456
5. PDRB (Konstan) (Juta Rupiah)
1.451.772 1.536.241 1.610.703 1.690.809 1.779.374
6. Inflasi (Propenas) Kab. Sleman
6,98 % 7 % 7 % 6 % 6 %
7. Laju Pertumbuhan Ekonomi (Konstan 1993)
3,35 % 5,82 % 4,85 % 4,97 % 5,24 %
8. PDRB Per Kapita (Berlaku)
3.954.422 4.492.452 4.982.526 5.458.281 5.948.731
9. Laju Investasi (Konstan 1993)
6,30 % 5,70 % 5,39 % 5,12 % 4,87 %
10. Jumlah Penduduk Be-kerja
413.476 422.567 431.858 441.354 451.058
11. Proporsi Jumlah Pen-duduk Bekerja/Jumlah Penduduk
45,87 46,19 46,50 46,82 47,15
12. Jumlah Pengangguran Terbuka
29.520 31.289 33.163 35.151 37.257
13. Indek Pembangunan Manusia (IPM)
65,73 66,06 66,39 66,72 67,05
Keterangan:
1. Perhitungan Proyeksi berdasarkan metode ekstrapolasi
2. Jumlah penduduk miskin bersumber dari data Pra KS dan KS I alasan ekonomi
3. Jumlah penduduk yang bekerja dan pengangguran bersumber dari pengolahan data
Sakernas.
4. IPM dihitung dengan indeks harapan hidup,indeks pendidikan dan indeks daya beli.
C. KENDALA
1. Belum Optimalnya Pelayanan Publik.
Kendala belum optimalnya Pelayanan publik disebabkan antara lain tidak
diberikannya kesempatan yang memadai bagi daerah untuk mengurus rumah
tangganya sendiri, karena kuatnya sentralisasi kekuasaan selama masa
pemerintahan orde baru terutama dibidang politik dan ekonomi, sehingga
daerah tidak dapat mengembangkan kreativitas dan mendapatkan hak-hak
ekonomi, sosial, dan politiknya.
32
2. Rendahnya kegiatan Ekonomi Daerah
Kendala rendahnya kegiatan ekonomi daerah disebabkan antara lain
rendahnya produktivitas sektor bidang usaha, rendahnya kemampuan
managemen dan jiwa kewirausahaan, kurangnya kua;litas bahan baku lokal,
belum adanya spesifikasi hasil produksi, akses ke sumber keuangan formal
belum optimal, orientasi pasar domestik, produksi dan informasi lambat,
kurangnya pemberdayaan ekonomi kerakyatan, penerapan teknologi yang
belum optimal, kurangnya peraturan pendukung serta lemahnya hubungan
antar lembaga yang bersifat kemitraan.
Meskipun pada tahun 2000 ini telah mulai dikembangkan otonomi daerah
secara luas, nyata, dan bertanggung jawab serta peningkatan upaya
pemberdayaan masyarakat, namun pada kenyataannya masih ada sebagian
peraturan pelaksanaan yang diterbitkan tidak sesuai dengan semangat dan
jiwa dari Undang-undang nomor 22 tahun 1999. Disamping itu penyebab
lainnya adalah terbatasnya keuangan daerah dan terbatasnya sumber daya
manusia aparat pemerintah yang berkualitas.
3. Rendahnya Kesejahteraan Rakyat
Kendala rendahnya kesejahteraan rakyat disebabkan antara lain dibidang
pendidikan berupa minimnya fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar,
kurangnya motivasi siswa dan tenaga edukasi dalam peningkatan mutu dan
kurangnya pemahaman dan aplikasi terhadap regulasi pendidikan; dibidang
kesehatan berupa rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup
bersih sehat, rendahnya kemampuan dan kemauan memelihara kesehatan,
terbatasnya tenaga spesialis dan akses pelayanan kesehatan di bidang sosial
berupa banyaknya keluarga miskin atau keluarga pra sejahtera karena
terbatasnya pelayanan dan akses terhadap penyandang masalah rawan
sosial.
Disamping itu kurang kondusifnya kondisi masyarakat, adanya gejala
penurunan pemahaman dan pengamalan ajaran agama, rendanya
pemahaman terhadap konsep gender dan peranan perempuan, ketertinggalan
dalam pemahaman, pemanfaatan dan pengembangan Iptek, keterbatasan
sarana dan prasarana olah raga masyarakat, olah raga prestasi dan
profesional, kurangnya apresiasi dan penerapan budaya luhur bangsa.
33
4. Rendahnya kapasitas pengembangan potensi wilayah.
Kendala kapasitas pengembangan potensi wilayah disebabkan antara lain
tidak terkendalinya perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan non
pertanian, harga tanah yang semakin tinggi di wilayah perbatasan, sedangkan
kebutuhan penyediaan perumahan dan permukiman semakin meningkat dan
belum semua rencana tata ruang wilayah dan kawasan ditetapkan dalam
Peraturan Daerah sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum.
Sedangkan mengenai kerjasama dan koordinasi dalam penataan dan
pengembangan wilayah perbatasan antar Kabupaten atau Kota baik dalam
Propinsi DIY maupun dengan Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah belum
dapat dilaksanakan sepenuhnya.
BAB IIIVISI, MISI DAN STRATEGI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2000 tentang
Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2000 – 2004,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5
Tahun 2001 telah ditetapkan visi dan misi pembangunan yang selaras dengan visi
dan tujuan pembangunan nasional serta senantiasa mempertimbangkan bahwa
Kabupaten Sleman sebagai bagian integral wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
A. VISI
Pola dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman 2000 – 2004 menetapkan
visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Sleman yang maju, sejahtera, lestari mandiri, berdaya saing, damai, demokratis, agamis dan berkeadilan.Visi ini mengandung pengertian sebagai berikut :
Maju : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang
dinamis,inovatif dan kreatif bergerak kedepan untuk
mencapai nilai yang lebih berkualitas,unggul dan menjadi
contoh bagi daerah lain.
Sejahtera : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang maju dan
tercukupi kebutuhan dasar lahir dan bathin secara manusiawi
yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang
layak dan bermartabat karena terpenuhinya kebutuhan
34
pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan
lapangan kerja.
Lestari : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera
secara terus menerus dan mampu mengikuti perkembangan
perubahan situasi secara dinamis.
Mandiri : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera
berdiri kokoh atas dasar kekuatan dan kemampuannya
sendiri serta tidak memisahkan diri dari lingkungannya.
Berdaya saing : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera,
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam
berbagai bidang dan mampu bersaing secara sehat dengan
mendasari keyakinan akan potensi yang dimilikinya untuk
membangun kehidupannya.
Damai : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera,
hidup rukun, saling menghormati dan menghargai dan
senantiasa menghindari pertentangan dan permusuhan antar
sesama.
Demokratis : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera yang
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,kedaulatan
hukum, persamaan hak dan kewajiban serta kesempatan
untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Agamis : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera
mengutamakan nilai-nilai agama sebagai landasan semua
putusan akal dan pertimbangan rasa dalam setiap sikap dan
tindakan dalam kehidupannya.
Berkeadilan : adalah perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera
menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, dengan senantiasa
memberikan sesuatu kepada siapapun juga yang menjadi
haknya dan melaksanakan yang menjadi kewajibannya.
Visi ini dijabarkan lebih lanjut kedalam misi yang akan menjadi tanggung jawab
seluruh lapisan masyarakat Sleman yang terdiri dari penyelenggara pemerintahan,
para elit politik, para cendekiawan, masyarakat serta para pelaku usaha untuk
mencapai cita-cita masa depan tersebut.
35
B. MISIUntuk mewujudkan visi masyarakat Kabupaten Sleman masa depan, Pola Dasar
Pembangu-nan Daerah Kabupaten Sleman 2000 – 2004 menetapkan misi
sebagai berikut :
1. Penerapan dan pengembangan teknologi,
2. Peningkatan pertumbuhan ekonomi.
3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
4. Pelestarian lingkungan hidup,
5. Pelestarian nilai-nilai budaya,
6. Penataan dan optimalisasi birokrasi,
7. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan,
8. Peningkatan pendidikan masyarakat,
9. Peningkatan penegakan supremasi hukum,
10. Peningkatan kesadaran berdemokrasi,
11. Peningkatan kualitas beragama, dan.
12. Pemerataan pemanfaatan sumberdaya.
Misi ini dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran pembangunan yang diharapkan
dapat bermuara pada terwujudnya pemerintahan daerah yang baik dan bersih
serta terbangunnya kehidupan politik yang dinamis, terwujudnya pemulihan dan
ketahanan ekonomi daerah yang bertumpu pada sistem ekonomi kerakyatan,
meningkatnya kesejahteraan rakyat, dan kualitas kehidupan masyarakat, dan
meningkatnya kapasitas pengembangan potensi wilayah.
C. STRATEGI
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Sleman,
diperlukan suatu strategi pembangunan sebagai berikut :
1. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi untuk
meningkatkan daya saing.
2. Memanfaatkan keunggulan komparatif berupa potensi dan keanekaragaman
sumber daya alam untuk menarik investor dalam rangka mengupayakan
penciptaan lapangan kerja baru.
3. Mengupayakan peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai
lanjut usia.
4. Memantapkan penataan masyarakat yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan untuk acuan pelaksanaan pembangunan disegala bidang.
36
5. Melestarikan, membina dan mengembangkan kebudayaan yang bersumber
dari warisan budaya leluhur
6. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia aparatur Pemerintah
untuk meningkatkan kinerja birokrasi
7. Mempercepat pembangunan perdesaan dan perkotaan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat
8. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi.
9. Mengembangkan budaya hukum dimasyarakat, untuk menciptakan
kesadaran dan kepatuhan hukum dalam masyarakat.
10. Meningkatkan kualitas demokrasi untuk mempercepat proses reformasi
disegala bidang.
11. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut
mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan
12. Mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam serta memelihara daya
dukungnya untuk peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat secara merata.
BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Prioritas pembangunan daerah disusun untuk melaksanakan berbagai misi yang di
gariskan dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah guna mewujudkan visi yang
ditetapkan.Prioritas tersebut disusun dengan mempertimbangkan kondisi, potensi
dan hasil – hasil yang telah dicapai dan berbagai kemungkinan perkembangan
keadaan pada masa mendatang.
Prioritas pembangunan akan dicapai melalui tahapan pembangunan yang
berkelanjutan sesuai dengan tingkat kewenangan pemerintah Kabupaten Sleman
sebagai daerah otonom. Prioritas pembangunan akan terwujud apabila didukung oleh
partisipasi masyarakat secara luas, termasuk didalamnya lembaga swadaya
masyarakat dan swasta.
Permasalahan pokok dan tantangan yang dihadapi pada saat ini dan memerlukan
penanganan segera adalah bagaimana mewujudkan pemerintahan daerah yang baik,
meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan
meningkatkan kapasitas pengembangan potensi wilayah. Keempat permasalahan
pokok tersebut menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya kualitas kehidupan
dan kemampuan dalam pembangunan. Kondisi ini menuntut terutama kepada
penyelenggara pemerintahan, para elite politik, tokoh masyarakat, pemuka agama,
37
dan dunia usaha, swasta untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan
warga masyarakat.
Mempertimbangkan latar belakang keterkaitan masalah dan tantangan yang dihadapi
tersebut, maka dirumuskan empat prioritas pembangunan daerah, yaitu sebagai
berikut:
A. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Baik.Prioritas pembangunan dalam rangka mewujudkan pemerintahan Kabupaten
yang baik dilakukan melalui pembangunan di, bidang hukum, bidang politik,
bidang penyelengaraan pemerintahan, bidang komunikasi, informasi dan media
masa, bidang ketentraman dan ketertiban.
Arah kebijakan pembangunan bidang politik yaitu mempertahankan persatuan
dan kesatuan, meningkatkan kehidupan demokrasi dan memelihara integritas
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Arah kebijakan pembangunan bidang hukum yaitu membuat produk hukum yang
berkualitas dan demokrasi, selanjutnya menegakkan hukum secara konsisten
untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi
hukum, serta menghargai hak azasi manusia.
Arah kebijakan bidang penyelenggaraan pemerintahan adalah ditempuh dengan
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan aparatur pemerintah, peningkatan kualitas aparatur pemerintah.
Arah kebijakan pembangunan bidang komunikasi, informasi dan media massa
adalah optimalisasi pemanfaatan peran komunikasi melalui berbagai bentuk
media massa dan penyiaran, serta optimalisasi pemanfaatan berbagai jaringan
informasi untuk mengoptimalkan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Arah kebijakan bidang ketentraman dan ketertiban adalah mewujudkan,
memelihara dan menjaga ketentraman dan ketertiban umum.
B. Meningkatkan kegiatan ekonomi daerah
Prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi daerah
dilakukan melalui pembangunan di bidang ekonomi yang meliputi : Industri,
Pertanian dan Kehutanan, Sumber Daya Air dan Irigasi, Perdagangan, Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah, Pengembangan Usaha dan Keuangan Daerah,
Transportasi, Pertambangan, Energi, dan Pariwisata.
Arah kebijakan pembangunan di bidang ekonomi adalah meningkatkan kegiatan
ekonomi daerah dan mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kokoh bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan lebih memberdayakan masyarakat
dan seluruh kekuatan ekonomi melalui pengembangan hubungan kemitraan
38
dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan
antara koperasi, swasta, dan BUMD serta antara usaha besar, menengah dan
kecil dengan pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkeadilan serta ber basis sumber daya alam, serta
sumber daya manusia yang produktif dan mandiri.
Dalam rangka mewujudkan kota distribusi dan perdagangan serta pergudangan
maka diperlukan sistem perdagangan yang berkeadilan efektif dan efisien dengan
memanfaatkan ketersediaan barang dan jasa sekaligus mendorong kelancaran
arus barang dan distribusi dan perlindungan kepentingan konsumen dan
produsen terutama usaha ekonomi mikro, kecil, menengah dan koperasi.
Dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi daerah tersebut dilaksanakan
berbagai program pembangunan daerah di bidang ekonomi secara terpadu
yaitu :
1. Penanggulangan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,
2. Pengembangan usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi,
3. Penciptaan stabilitas ekonomi dan keuangan guna mendukung terciptanya
iklim yang kondusif bagi peningkatan investasi, ekspor dan pertumbuhan
ekonomi,
4. Peningkatan daya saing produk daerah, terutama untuk mendukung
peningkatan ekspor non migas, pariwisata, dan memperkuat ketahanan
ekonomi daerah, dan
5. Peningkatan investasi dilakukan dengan efektivitas dan efisiensi pelayanan
perijinan investasi,
6. Penyediaan prasarana dan sarana penunjang pembangunan ekonomi daerah
7. Pemanfaatan potensi sumber daya alam yang dimiliki dengan memperhatikan
prinsip-prinsip kelestarian lingkungan dan berkelanjutan.
C. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
Prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat ,
dilaksanakan melalui pembangunan bidang : Agama, Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Pemuda dan Olah Raga, Kependudukan, Keluarga
Berencana,Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial,
Pemberdayaan Perempuan, dan Kebudayaan.
Arah kebijakan pembangunan di bidang agama adalah memanfaatkan fungsi,
peran, dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika dalam
bermasyarakat dan bernegara, meningkatkan kualitas pendidikan agama,
39
meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama,
meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan.
Arah kebijakan pembangunan di bidang pendidikan adalah mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Arah kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah mengupayakan
program penelitian, peningkatan kapasitas dan pengembangan kemampuan
sumber daya iptek.
Arah kebijakan di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial adalah peningkatan
mutu sumberdaya manusia dan lingkungan dengan pendekatan paradigma sehat,
peningkatan mutu lembaga dan pelayanan kesehatan, pengembangan jaminan
sosial tenaga kerja, pengembangan ketahanan sosial, peningkatan apresiasi
terhadap penduduk lanjut usia, peningkatan kepedulian terhadap penyandang
masalah sosial,peningkatan kualitas penduduk, pemberantasan perdagangan dan
penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang, dan peningkatan aksesbilitas fisik
dan non fisik bagi penyandang cacat.
Arah kebijakan pembangunan di bidang kebudayaan dan kesenian adalah
pengembangan dan pembinaan kebudayaan nasional, pelestarian nilai-nilai
budaya yang ada, dan pengembangan kebebasan berkreasi dalam kesenian.
Arah kebijakan pembangunan di bidang kedudukan dan peranan perempuan
adalah peningkatan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dan peningkatan kualitas dan kemandirian organisasi
perempuan.
Arah kebijakan pembangunan pemuda dan olah raga meliputi penumbuhan
budaya olah raga, peningkatan usaha pembibitan dan pembinaan olah raga
prestasi, pengembangan iklim kondusif bagi pengembangan generasi muda,
pengembangan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda,
dan perlindungan bagi generasi muda dari narkoba.
Peningkatan kualitas penduduk yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan, derajat
kesehatan, dan kesejahteraan sosial termasuk peningkatan kualitas keluarga
serta penyeimbangan kuantitatif persebaran dan mobilitas penduduk yang sesuai
dengan daya dukung lingkungan.
Pembangunan sumber daya manusia yang bermoral dan berketrampilan melalui
pembangunan bidang agama dan pendidikan, mengembangkan interaksi antar
lembaga-lembaga penelitian dan masyarakat melalui jasa pelayanan teknologi,
peningkatan peranan perempuan dalam seluruh bidang pembangunan dengan
melibatkan institusi pemerintah dan organisasi masyarakat.
40
D. Meningkatkan Kapasitas Pengembangan Potensi Wilayah
Prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan kapasitas pengembangan
potensi wilayah dilaksanakan melalui pembangunan bidang perdesaan dan
perkotaan, pemanfaatan ruang, pertanahan, perumahan dan permukiman,
wilayah perbatasan serta sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Arah kebijakan peningkatan kapasitas pengembangan potensi wilayah, adalah
meningkatkan pengembangan potensi wilayah untuk pengembangan ekonomi
daerah melalui pembangunan pedesaan dan perkotaan, penataan ruang,
penataan pertanahan, pengembangan perumahan dan permukiman,
pengembangan wilayah perbatasan, serta pengembangan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, guna mendukung pemulihan ekonomi dan sekaligus
mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan perdesaan dan perkotaan diarahkan untuk mewujudkan struktur
ekonomi perdesaan yang lebih kokoh, berlandaskan sektor pertanian yang
mantap. Sementara itu kemampuan pengelolaan perkotaan sangat diperlukan
khususnya dibidang pembangunan pelayanan umum, pelayanan sosial serta
pengelolaan tata ruang dan pertanahan.
Penataan ruang diarahkan agar mampu mengakomodasi semua kepentingan
secara terpadu yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan masyarakat serta
berazaskan keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan umum yang
dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stake holder.
Arah kebijakan bidang pertanahan adalah mengembangkan administrasi
pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan penguasaan tanah secara adil
dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat termasuk hak ulayat masyarakat
hukum adat dan meningkatkan kelembagaan pengelolaan pertanahan dengan
kepastian hukum terhadap hak milik tanah dan pelayanan pertanahan bagi
masyarakat secara efektif.
Arah kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan perumahan dan lingkungan permukiman yang layak
serta dapat menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu
perlu diciptakan iklim investasi pembangunan perumahan yang menarik agar
dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha.
Arah kebijakan pembangunan wilayah perbatasan adalah memanfaatkan potensi
wilayah perbatasan secara optimal melalui kerjasama antar pemerintah
kabupaten atau kota agar tercipta keserasian kesejahteraan masyarakat di
wilayah perbatasan.
41
Arah kebijakan dibidang sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah
mengelola dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat.
Pengembangan wilayah dimaksudkan untuk mendayagunakan potensi dan
kemampuan daerah dalam pengembangan permukiman, perkotaan, pedesaan,
wilayah tumbuh cepat, wilayah perbatasan dan pemberdayaan masyarakat,
pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif masing -masing wilayah untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha serta keterkaitan dan kerja sama
ekonomi antar pelaku, antar desa dan kota, antar daerah, dan antar wilayah yang
saling menguntungkan, dengan mendayagunakan penataan ruang dan
pertanahan serta dengan memperhatikan daya dukung dan kelestarian
lingkungan, peningkatan partisipasi masyarakat, penumbuhan tanggungjawab
sosial, penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna yang ramah
lingkungan, pembangunan budaya yang berwawasan lingkungan, dan penataan
kelembagaan.
BAB VPROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Program pembangunan daerah disusun berdasarkan butir-butir arah kebijakan yang
tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2000
tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2000 – 2004,
sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun
2001.
Pembahasan secara terperinci program-program pembangunan daerah berikut ini
disajikan berdasarkan prioritas pembangunan daerah yakni: mewujudkan pemerintah
daerah yang baik, meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan kapasitas pengembangan potensi wilayah.
A. Mewujudkan Pemerintahan Daerah Yang Baik
Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan Kabupaten yang baik dan bersih
dilaksanakan melalui pembangunan bidang : hukum, politik, penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik, komunikasi, dan media massa, ketentraman dan
ketertiban.
1. Hukum.a. Umum
42
Pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat masih perlu untuk
ditingkatkan, hal ini ditunjukkan oleh tingkat pelanggaran peraturan
perundang-undangan di wilayah Kabupaten Sleman cukup tinggi. Kondisi
tersebut disebabkan antara lain belum maksimalnya upaya sosialisasi
hukum dan peraturan perundang-undangan di kalangan masyarakat,
rendahnya kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat dan terbatasnya
prasarana maupun sarana penegakan hukum.
b. Arah Kebijakan.1) Pengembangan budaya hukum di masyarakat untuk terciptanya
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum dalam rangka
penegakan supremasi hukum,
2) Penegakan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian
hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum serta
menghargai dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
3) Peningkatan integritas moral dan profesionalisme aparat penegak
hukum untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat, dengan cara
meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana,
pendidikan dan pengawasan yang efektif.
4) Penyusunan produk hukum daerah yang mendukung pelaksanaan
kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
5) Peningkatan pemahaman, penyadaran, perlindungan, serta
penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dalam seluruh
aspek kehidupan masyarakat.
c. Program dan kegiatan
1) Program penyusunan produk hukum daerah.
Tujuan:Mewujudkan kepastian hukum.
Sasaran:Tersedianya produk hukum daerah yang berkualitas sesuai dengan
aspirasi masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Melakukan koordinasi dan kerjasama dalam bidang penelitian
dan pengembangan hukum.
b) Melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan
43
c) Menyusun produk hukum daerah.
d) Menyempurnakan produk hukum daerah.
2) Program pemberdayaan aparat penegak hukum daerah
Tujuan:
Meningkatkan profesionalisme aparat penegak produk hukum
daerah
Sasaran:
Terwujudnya aparat penegak produk hukum yang berkualitas,
berwibawa dan bertanggung jawab.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Meningkatkan pembinaan terhadap aparat penegak produk
hukum daerah,
b) Meningkatkan sarana dan prasarana di bidang penegakan
produk hukum daerah,
c) Meningkatkan pembinaan sikap dan perilaku aparat penegak
hukum daerah.
3) Program penyuluhan hukum
Tujuan :
Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum bagi
masyarakat maupun aparat pemerintah daerah.
Sasaran :
Tertingkatnya jumlah masyarakat dan aparat pemerintah daerah
yang sadar terhadap hak dan kewajibannnya.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi produk-produk hukum
b) Meningkatkan penyuluhan hukum
c) Meningkatkan peran Sistim Jaringan Dokumentasi dan
Informasi (SJDI) hukum
4) Program peningkatan kesadaran hukum dan pengembangan
budaya hukum
Tujuan:
Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.
44
Sasaran:
Tertingkatkannya partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Melakukan pemetaan permasalahan hukum
b) Melakukan penyadaran hukum masyarakat dengan pendekatan
dialogis.
c) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
mengaktualisasikan hak serta melaksanakan kewajiban
sebagai warga negara, yang bersumber pada nilai-nilai budaya
luhur daerah.
d) Meningkatkan penggunaan media komunikasi dalam rangka
pencapaian sasaran penyadaran hukum di berbagai lapisan
masyarakat
5) Program penegakan hukum
Tujuan:
Mewujudkan supremasi hukum.
Sasaran:
Terciptanya penegakan hukum yang mandiri.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
Meningkatkan operasi penegakan hukum daerah.
.
2. POLITIKa. Umum
Peningkatan kesadaran berdemokrasi dan partisipasi politik masyarakat
harus senantiasa diupayakan, hal tersebut perlu diupayakan
penanganannya melalui berbagai kebijakan dan program maupun
kegiatan pembangunan dibidang politik. Kondisi politik di Kabupaten
Sleman relatif stabil dan kondusif, oleh karena itu kondisi semacam ini
perlu dipertahankan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk memelihara persatuan
dan kesatuan.
b. Arah Kebijakan
1) Penguatan keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik
Indonesia,
45
2) Peningkatan etika dan moral politik sesuai Demokrasi Pancasila untuk
mewujudkan kehidupan politik yang mantap,
3) Pemasyarakatan dan penerapan prinsip persamaan, akomodatif
terhadap kemajemukan dan anti diskriminasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
4) Peningkatan sikap keberpihakan pada rakyat melalui prosedur dan
mekanisme yang sah, konstitusional dan berbudaya dalam proses
pengambilan keputusan,
5) Peningkatan kemandirian dan fungsi partai politik dalam menyerap,
menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dengan
mengembangkan sikap toleran dan arif, serta menjunjung tinggi
etika demokrasi dan keberagaman aspirasi politik,
6) Peningkatan pendidikan politik secara intensif dan komprehensif
kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yang
demokratis, menghormati keberagaman aspirasi, dan menjunjung
tinggi supremasi hukum dan HAM.
7) Pemasyarakatan dan menerapkan prinsip persamaan dan anti
diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
c. Program dan Kegiatan
1) Program pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuan:
Meningkatkan hubungan yang baik antar suku, umat beragama, ras
dan antar golongan dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sasaran:
Terciptanya suasana yang kondusif antar suku, umat beragama, ras
dan antar golongan di Kabupaten Sleman.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:a) Meningkatkan pembauran antar suku, umat beragama, ras dan
antar golongan.
b) Meningkatkan kerukunan antar suku, umat beragama, ras, antar
golongan.
c) Meningkatkan komunikasi sosial antar masyarakat dan antar
kelompok masyarakat.
46
d) Menanggulangi kerawanan sosial.
e) Menyelesaikan konflik sosial dalam masyarakat.
2) Program pengembangan etika, moral dan budaya politik.
Tujuan :
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap hak
dan kewajiban politiknya.
Sasaran :
Terpenuhinya hak dan kewajiban politik masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Meningkatkan pendidikan politik
b) Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan dibidang
politik
c) Meningkatkan kualitas komunikasi politik
d) Meningkatkan kesadaran dan etika politik
e) Meningkatkan kewaspadaan terhadap budaya politik yang
bertentangan dengan Pancasila.
3) Program peningkatan peranan organisasi politik dan organisasi
kemasyarakatan
Tujuan:
Meningkatkan kualitas organisasi politik dan organisasi kemasyarakat
an dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan
organisasi kemasyarakatan.
Sasaran:
Terwujudnya peran organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Meningkatkan pemberdayaan organisasi politik dan organisasi
masyarakat.
b) Menyelenggarakan forum komunikasi politik antar partai politik,
organisasi masyarakat dan pemerintah
c) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian organisasi politik
dan organisasi masyarakat.
47
4) Program peningkatan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum
Tujuan :
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum.
Sasaran :
Tersedianya fasilitas pemilihan umum yang memadai.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan fungsi fasilitatif dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pemihan umum,
b) Menyediakan sarana dan prasarana pemilihan umum.
3. PENYELENGGARAAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK.
a. Umum.
Dalam rangka melaksanakan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
Pemerintah Kabupaten Sleman masih dalam proses penataan
kelembagaan, personil dan sistem pemerintah daerah.
Prinsip dasar penataan kelembagaan melalui pembentukan organisasi
perangkat daerah yang mendasarkan pada pada asas hemat struktur dan
kaya fungsi.
Organisasi perangkat daerah yang dibentuk dalam pelaksanaannya harus
didukung oleh personil yang mempunyai kompetensi dan profesionalitas.
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
baik diperlukan transparansi, akuntabel dan profesional aparat
pemerintah daerah.
Proses menuju penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik dalam
pelaksanaannya masih mengalami beberapa kendala antara lain:
koordinasi internal belum efektif, penempatan personil belum sesuai
dengan kompetensinya, terbatasnya dukungan dana, sarana dan
prasarana yang tercermin dalam dana alokasi umum (DAU) dan dana
alokasi khusus (DAK) yang belum sesuai dengan jumlah beban yang
harus dibiayai.
Pada akhirnya permasalahan-permasalahan tersebut akan
mempengaruhi kinerja pemerintah Kabupaten Sleman, sehingga
penyelenggaraan pemerintahan belum berjalan dengan baik sesuai
dengan harapan masyarakat. Untuk terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik sesuai dengan harapan masyarakat, maka
48
permasalahan-permasalahan tersebut diatas harus segera mendapatkan
pemecahan antara lain: dalam penataan kelembagaan maupun
penentuan formasi kepegawaian harus didahului dengan analisis jabatan
yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman/acuan dalam pengisian
formasi kepegawaian sehingga penempatan personel sesuai dengan
kualifikasinya, diterapkannya sisten punish and rewards terhadap setiap
pegawai sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai, mengoptimalkan
fungsi-fungsi institusi pengawasan dalam melakukan kegiatan disamping
berdasarkan anggaran yang berasal DAU/DAK juga melakukan
intensifikasi/ekstensifikasi terhadap potensi PAD yang ada.
b. Arah Kebijakan.
1) Peningkatan profesionalisme dan kompetensi aparat pemerintah
sesuai dengan harapan pihak-pihak yang berkepentingan (stake
holder).
2) Pengisian jabatan dan penjejangan karier dilaksanakan secara
transparan berdasarkan merit sistem dan mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku.
3) Penataan kelembagaan dan ketata laksanaan diupayakan dengan
peningkatan fungsi birokrasi
4) Peningkatan kapasitas birokrasi yang efektif, efisien, responsif,
transparan dan akuntabel.
5) Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut kepentingan publik sesuai dengan mekanisme
yang konstitusional dan demokratis.
6) Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin
kuat, dinamis, dan bertanggung jawab.
7) Peningkatan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme dengan
meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap jalannya
pemerintahan daerah dan pemerintahan desa.
c. Program dan kegiatan
1) Program peningkatan kualitas dan profesionalisme aparat
pemerintah
Tujuan:
Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah.
49
Sasaran:
Tersedianya aparat pemerintah daerah yang memadai baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Melaksanakan penataan sistem perencanaan, penganggaran,
pengawasan, pemantauan dan pelaporan pegawai,
b) Meningkatkan Sistem Informasi Kepegawaian,
c) Meningkatkan pengelolaan kepegawaian daerah,
d) Menyusun formasi pegawai,
e) Melaksanakan pengembangan karier pegawai,
f) Meningkatkan diklat struktural dan fungsional,
g) Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah melalui kursus
dan tugas belajar,
h) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kebutuhan daerah.
2) Program Pengisian jabatan dan penjenjangan karier
Tujuan:
Meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah secara optimal
Sasaran:
Tertingkatkannya mutu pelayanan aparat pemerintah daerah
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Melakukan pengangkatan, penempatan dan pemberhentian
dalam jabatan bagi PNS sesuai kapasitas yang dimiliki.
b) Melaksanakan Analisis jabatan dan analisis kebutuhan pegawai
c) Meningkatkan motivasi kerja dengan penerapan sistem
penghargaan
d) Meningkatkan sistem pembinaan, penyuluhan dan penerapan
sanksi
e) Melaksanakan peraturan perundang-undangan dibidang
kepegawaian
f) Meningkatkan kesejahteraan pegawai
g) Menyelenggarakan pembinaan jasmani dan rohani pegawai
50
h) Menyusun alur karier pegawai
i) Membuat standarisasi kompetensi jabatan
j) Melaksanakan pengisian jabatan secara transparan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku
3) Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan
Tujuan:
Meningkatkan kapasitas, efisiensi dan efektivitas kelembagaan/
organisasi perangkat daerah.
Sasaran:
a) Tersusunnya struktur organisasi perangkat daerah yang tepat.
b) Tercapainya kinerja kelembagaan yang tinggi
c) Terbangunnya mekanisme hubungan kerja yang efektif antar
organisasi perangkat daerah.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Menyelenggarakan penataan kelembagaan dan struktur
organisasi perangkat daerah
b) Melaksanakan analisis jabatan, analisis organisasi, analisis
beban kerja serta analisis manajemen lainnya yang diperlukan
dalam upaya optimalisasi organisasi.
c) Melaksanakan pembinaan, evaluasi dan monitoring organisasi
perangkat daerah
d) Menyusun sistem dan mekanisme hubungan kerja antar
organisasi perangkat daerah
e) Menyusun pola dan standar pelayanan masyarakat.
4) Program peningkatan kapasitas birokrasi dalam rangka pelayanan
masyarakat
Tujuan :
Meningkatkan kualitas pelayanan publik diberbagai bidang
pemerintahan.
Sasaran :
Terselenggaranya pelayanan prima bagi masyarakat
51
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menyediakan (akses) pendidikan dan pelatihan yang memadai
b) Meningkatkan disiplin kerja, anggaran dan akuntabilitas publik.
c) Meningkatkan kinerja dalam pelayanan kepada masyarakat.
d) Mengupayakan sarana dan prasarana kerja yang memadai.
5) Program peningkatan peran serta masyarakat dalam pengambilan
keputusan
Tujuan :
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam segala bidang
pembangunan
Sasaran :
Tertingkatkannya peran serta masyarakat dalam segala bidang
pembangunan
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga
kemasyarakatan
b) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tahapan proses
pengambilan keputusan
c) Meningkatkan peran serta lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam segala bidang pembangunan.
6) Program penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin kuat,
dinamis, dan bertanggung jawab.
Tujuan :
Mewujudkan kepemerintahan desa yang kuat, dinamis dan
bertanggung jawab
Sasaran :
Tertingkatkannya fungsi penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan masyarakat yang prima.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan peran dan fungsi Badan Perwakilan Desa,
b) Meningkatkan peran lembaga kemasyarakatan desa,
52
c) Meningkatkan kemandirian dalam rangka menggali sumber-
sumber pendapatan asli desa,
d) Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah desa dalam
upaya menyerap aspirasi masyarakat,
e) Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang bebas
KKN,
f) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
pemerintahan maupun pembangunan desa
7) Program peningkatan upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan
nepotisme dengan meningkatkan pengawasan dan pengendalian
terhadap jalannya pemerintahan daerah.
Tujuan :
Mencegah dan menekan tindakan-tindakan aparat pemerintah
daerah yang mengarah pada praktek-praktek KKN.
Sasaran :
Menuju kepemerintahan yang baik (good governance)
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan efektifitas pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat, aparat pengawasan fungsional maupun legislatif,
b) Mengembangkan sistem informasi hasil-hasil pengawasan
secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan,
c) Pelaksanaan pengawasan dalam semua proses kegiatan
pemerintahan dan pembangunan mulai dari perencanaan
kegiatan sampai dengan berakhirnya suatu kegiatan melalui
pembinaan, monitoring dan pemeriksaan,
d) Meningkatkan profesionalisme pengawasan,
e) Meningkatkan pelaksanaan waskat pada masing-masing
instansi,
f) Meningkatkan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
53
4. Komunikasi, Informasi Dan Media Massa
a. Umum
Penyelenggaran komunikasi, informasi dan media massa secara makro
telah membentuk dan mengembangkan semangat dan kesadaran
masyarakat untuk mengambil bagian dalam kegiatan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Namun tidak dapat dipungkiri penyelenggaran
komunikasi, informasi dan media massa belum dapat didistribusikan
secara merata dan menjadi saluran aspirasi seluruh masyarakat.
Fenomena maraknya perkembangan media massa dan teknologi
informasi hanya dapat diperoleh kelompok masyarakat yang memiliki
daya beli.
b. Arah Kebijakan.
1) Peningkatan peranan komunikasi melalui media massa dalam
hubungan sesama masyarakat, dengan pemerintah secara timbal
balik dalam berbagai aspek,
2) Peningkatan kuantitas dan kualitas pemanfaatan peran komunikasi
melalui penguasaan tehnologi informasi dan komunikasi,
3) Peningkatan peranan pers dan media massa yang bebas dan
bertanggung jawab dalam penyebaran informasi yang obyektif, andal
dan edukatif sebagai alat sosial kontrol yang konstruktif,
4) Perluasan jaringan informasi yang dapat diperoleh secara mudah,
5) Peningkatan profesionalisme aparat penerangan,
6) Peningkatan prasarana dan sarana penerangan, untuk peningkatan
mutu, isi dan jangkauan siaran dan informasi.
c. Program dan Kegiatan
1) Program pengembangan operasional komunikasi organisasi.
Tujuan :
Memperluas jaringan informasi untuk mempermudah masyarakat
dalam mengakses informasi yang disebarkan oleh pemerintah daerah.
Sasaran :
Terwujudnya pemerataan informasi keseluruh lapisan masyarakat dan
saluran aspirasi masyarakat.
54
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan dan mengembangkan media komunikasi,
b) Meningkatkan arus informasi kepada masyarakat,
c) Mengembangkan pengkajian informasi dan komunikasi organisasi.
2) Program pengembangan hubungan media massa.
Tujuan :
Menumbuhkan interaksi yang dinamis antara pemerintah dan media
massa.
Sasaran :
Terwujudnya hubungan yang sinergis dan rasa tanggung jawab dalam
penyebaran informasi.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan pemanfaatan media massa sebagai penyebar
informasi yang obyektif dan edukatif serta kontrol sosial yang
konstruktif,
b) Meningkatkan kerja sama dengan media massa melalui forum
hubungan media massa,
c) Melakukan analisis terhadap informasi yang disalurkan melalui
media massa.
3) Program pemanfaatan jaringan komunikasi sosial.
Tujuan :
Mengembangkan saluran informasi di masyarakat.
Sasaran :
Meningkatkan arus informasi timbal balik antara pemerintah dengan
masyarakat dan antara masyarakat dengan masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Inventarisasi jaringan komunikasi sosial yang tumbuh dalam
masyarakat,
b) Memberi dukungan untuk mengembangkan media sosial,
c) Memanfaatkan jaringan komunikasi sosial untuk membangun
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat,
55
d) Melakukan analisis opini publik.
4) Program pemanfaatan tehnologi informasi.
Tujuan :
Penyebaran informasi pada lingkup global.
Sasaran :
Memperluas publikasi dan penyerapan aspirasi.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menggunakan tehnologi informasi untuk penyebaran informasi dan
penyerapan aspirasi,
b) Melakukan analisis terhadap informasi yang disalurkan melalui
teknologi informasi.
5) Program peningkatan pelayanan informasi.
Tujuan :
Meningkatkan kemudahan masyarakat dan aparat dalam mengakses
informasi.
Sasaran :
Terwujudnya masyarakat yang sadar informasi.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menyediakan data dan informasi yang akurat,
b) Menyelenggarakan pelayanan data dan informasi,
c) Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas persebaran
informasi
d) Menyediakan sarana dan prasarana informasi
6) Program peningkatan pelayanan informasi
Tujuan :
Meningkatkan wawasan dan kemampuan pengelola komunikasi,
informasi dan media massa.
Sasaran :
Terselenggaranya komunikasi, informasi dan media massa yang
dinamis lancar dan inovatif.
56
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan dan mengembangkan diklat tehnis di bidang
komunikasi dan jurnalistik,
b) Meningkatkan kemampuan aparat dalam mengakses tehnologi
informasi dan komunikasi,
c) Meningkatkan kapasitas manejerial komunikasi dan media massa
bagi aparat,
d) Meningkatkan kapasitas aparat dalam melakukan analisis
informasi media massa.
5. Ketentraman Dan Ketertiban
a. Umum
Kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat di wilayah Kabupaten
Sleman kurang kondusif, hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai
kasus kriminal seperti peredaran narkoba, pencurian biasa, pencurian
mobil dan sepeda motor, peredaran uang palsu dan berbagai kasus
kriminal lainnya. Kondisi ini terjadi dikarenakan berbagai sebab antara
lain : jumlah pengangguran yang terus meningkat, kesulitan ekonomi
yang belum ditangani secara maksimal, perkembangan kesejahteraan
dari sementara kelompok masyarakat miskin belum menggembirakan ,
kesadaran masyarakat dalam pengamanan swakarsa belum optimal.
Untuk mengatasi kondisi tersebut di atas perlu upaya peningkatan
pemeliharaan ketenraman dan ketertiban masyarakat dengan
menanggulangi setiap gangguan/ancaman yang dilaksanakan secara
terpadu antara unsur aparat dan masyarakat yang bersifat kesemestaan,
kerakyatan dan kewilayahan dengan kebijaksanaan program dan
kegiatan.
b. Arah Kebijakan
1) Peningkatan kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara
pembinaan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat
terutama diarahkan untuk terciptanya stabilitas daerah, mewujudkan
terpeliharanya keadaan yang aman dan tertib dalam kehidupan
masyarakat yang terbebas dari segala hambatan, tantangan,
ancaman dan gangguan melalui kesadaran tentang hak bela negara
bagi setiap warga masyarakat dengan penyuluhan penerangan,
57
latihan serta pendidikan pendahuluan bela negara kepada masyarakat
dan siswa di semua jenjang pendidikan terus dilakukan.
2) Pembinaan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat
di arahkan untuk penciptaan stabilitas daerah, pemulihan keadaan
yang aman dan tertib dalam kehidupan masyarakat yang bebas dari
segala hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan.
3) Penumbuhan kesadaran swakarsa masyarakat di tujukan untuk
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
4) Peningkatan pertahanan sipil oleh aparat pemerintah dan masyarakat.
5) Perlindungan masyarakat diarahkan pada peningkatan kemampuan
dan swadaya aktif.
6) Pengembangan system keamanan dan ketertiban umum sebagai
bagian dari sistem keamanan dan ketertiban nasional.
7) Membentuk satuan-satuan perlindungan masyarakat di setiap desa
dan unit operasional penanggulangan bencana di setiap kecamatan.
8) Menyelenggarakan pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN).
9) Meningkatkan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
disegala lapisan.
c. Program dan Kegiatan
1) Program pengembangan dan pembinaan potensi Linmas/Hansip.
Tujuan :
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota Linmas/Hansip
dibidang kesadaran bela negara dan pelaksanaan perlindungan
masyarakat.
Sasaran :
Terwujudnya profesionalisme anggota Linmas/Hansip.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menyelenggarakan pendidikan ke hansipan,
b) Menyelenggarakan penataran tenaga inti PPBN,
c) Menyelenggarakan latihan dan gladi lapang penanggulangan
bencana,
58
d) Menyelenggarakan pemantapan potensi penanggulangan
bencana,
e) Menyelenggarakan pembinaan hansip/linmas desa,
f) Menyelenggarakan pemantapan peleton inti kecamatan,
g) Menyelenggarakan peningkatan kesejahteraan anggota
hansip/linmas,
h) Menyelenggarakan pembinaan tim SAR,
i) Menyelenggarakan pengerahan anggota hansip/linmas dalam
pengamanan.
2) Program pembinaan ketentraman dan ketertiban.
Tujuan :
Meningkatkan ketentraman dan ketertiban wilayah.
Sasaran :
Terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan kemampuan mencegah dan menindak setiap
pelanggaran yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban
serta pelanggaran peraturan daerah,
b) Meningkatkan pembinaan terhadap masyarakat dibidang
keamanan dan ketertiban,
c) Meningkatkan pembinaan PPNS dalam rangka penegakan
peraturan daerah.
B. Meningkatkan Kegiatan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan
mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kokoh bagi pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan tersebut dapat dicapai dengan lebih
memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi melalui
pengembangan sistem ekonomi kerakyatan dengan mempertimbangkan
permintaan pasar.
Pembangunan ekonomi dilakukan secara terkoordinir sehingga dapat tercapai
sasaran maupun kegiatan yang sinergis, terpadu dan saling mendukung,
dengan bidang kegiatan ekonomi daerah meliputi industri, pertanian dan
kehutanan, sumber daya air dan irigasi, pertambangan dan energi, transportasi,
59
perdagangan, pengembangan usaha dan keuangan daerah, pengembangan
investasi, pariwisata, pos dan telekomunikasi dan kedirgantaraan.
1. Industri
a. Umum
Berkembangnya industri merupakan salah satu ukuran keberhasilan
pembangunan ekonomi daerah. Sumbangan sektor industri dalam
pembentukan produk domestik regional bruto telah menunjukkan suatu
peningkatan. Sebagian besar potensi industri yang ada didaerah adalah
berupa industri kecil, menengah dan rumah tangga, yang secara umum
relatif lebih stabil terhadap adanya krisis.
Permasalahan yang dihadapi sektor industri antara lain :
1) lemahnya manajemen usaha atau tidak dimilikinya kemampuan di
dalam mengelola, menyeimbangkan dan mengkombinasikan sumber
daya secara efektif,
2) masih rendahnya pengembangan inovasi teknologi di perusahaan dan
kurangnya wawasan para pengusaha karena masih berpola
tradisional,
3) rendahnya kemampuan berwirausaha,
4) sebagian besar industri kecil dan menengah tidak memiliki modal
yang cukup, sehingga tidak mempunyai dana cadangan penyangga
yang memadai untuk membiayai berbagai keperluan yang terjadinya
tidak dapat diduga sebelumnya. Persoalan tersebut menjadi
bertambah rumit karena didalam menjalankan kegiatan kegiatan
usaha belum menggunakan fasilitas perbankan
5) lemahnya pemasaran karena kesepakatan kemitraan usaha antara
industri kecil dengan industri besar/menengah baik melalui sistem
bapak angkat maupun sub contracting banyak yang belum
direalisasikan sebagaimana mestinya.
Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan penguatan
struktur industri melalui penguasaan teknologi, pengembangan sumber
daya manusia, meningkatkan kemampuan industri kecil dan menegah,
meningkatkan kemitraan usaha dan perlindungan usaha.
60
b. Arah Kebijakan
1) Pembangunan industri diarahkan untuk penguatan struktur ekonomi
yang lebih baik dengan menciptakan keterkaitan yang mendukung
dan menguntungkan antar sektor, antar strata usaha dalam
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, mendukung
ekspor non migas, pariwisata dan pendidikan, sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan mendukung laju pertumbuhan
ekonomi.
2) Pembangunan industri diarahkan untuk menumbuhkembangkan
industri kecil/menengah, industri rumah tangga dan pedesaan dengan
peningkatan ketrampilan melalui berbagai pelatihan, penguatan
modal, peralatan, magang dan manajemennya.
3) Pembangunan industri diarahkan dapat memanfaatkan dan mengolah
bahan baku lokal dari hasil pertanian dan industri rancang bangun
serta rekayasa dalam rangka menghasilkan produk unggulan baik
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor dengan
penguasaan tehnologi tepat guna, sehingga dapat dipenuhi kebutuhan
secara kuantitas dan kualitasnya.
4) Pembangunan industri diarahkan dapat dikembangkan pada industri
teknologi tinggi dengan memanfaatkan potensi daerah maupun luar
daerah yang ada dan mempunyai nilai strategis yang dapat memacu
pertumbuhan ekonomi daerah.
5) Pembangunan dan pengembangan industri diarahkan dapat menjalin
kemitraan yang lebih mantap, saling mendukung, saling
membutuhkan dan saling menguntungkan antara industri
kecil/menengah, industri rumah tangga dan pedesaan serta industri
besar maupun dengan usaha swasta dan usaha pemerintah.
6) Pembangunan dan pengembangan industri menengah dan besar
diarahkan sesuai penataan ruang dan dapat menyerap tenaga lokal
yang sebanyak-banyaknya tidak menimbulkan dampak /pencemaran
lingkungan, serta meningkatkan pendapatan daerah dan mendukung
devisa.
7) Pembangunan dan pengembangan industri diarahkan tetap
berwawasan lingkungan serta dengan memenuhi persyaratan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat meningkatkan
peran serta dan pendapatan bagi masyarakat.
61
8) Pembangunan dan pengembangan industri harus memenuhi syarat
UKL dan UPL maupun AMDAL harus tetap dilaksanakan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
c. Program dan Kegiatan
1) Program pengembangan industri rumah tangga, industri kecil dan
menengah.
Tujuan :Menjadikan posisi industri rumah tangga, industri kecil dan menengah
yang lebih maju, mandiri, tangguh dan berperan sebagai tulang
punggung ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan.
Sasaran :Tercapainya pengembangan industri rumah tangga, industri kecil dan
menegah yang mampu menghasilkan produk berkualitas, harga
bersaing dan waktu pengiriman yang tepat didukung oleh sumber
daya manusia yang tangguh dan manajemen yang maju serta
berproduksi berorientasi pasar.
Kegiatan yang akan dilakukan :
a) Meningkatkan pola kemitraan usaha industri kecil, industri rumah
tangga dan pedesaan, industri menengah, industri besar, dunia
usaha dan lembaga swadaya masyarakat dengan prinsip saling
menguntungkan yang menyangkut penyertaan modal, kerja sama
pemasaran, pembimbingan dan olah teknologi produksi,
peningkatan keahlian dan ketrampilan serta kelancaran
pengadaan bahan baku dan bahan penolong.
b) Membina kelompok usaha bersama (KUB) Sentra Industri kearah
manajemen koperasi industri.
c) Memberikan layanan pendaftaran perijinan industri.
d) Meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha/manajemen bagi
industri kecil, menengah dan industri rumah tangga.
2) Program peningkatan kemampuan teknologi industri.
Tujuan :
Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk sesuai permintaan pasar
dan keaneka ragaman produk yang mampu bersaing.
62
Sasaran :
a) Tercapainya kemampuan teknologi industri yang tepat guna dan
ramah lingkungan,
b) Tercapainya standart mutu produk.
Kegiatan :
a) Mengembangkan teknologi produk dan teknologi manufaktur,
b) Mengembangkan rancang bangun dan perekayasaan industri,
c) Pengembangan teknologi industri yang berwawasan lingkungan,
standarisasi dan sertifikasi.
3) Program pengendalian pencemaran lingkungan .
Tujuan :
Meningkatkan kesadaran pengusaha IKM mentaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku sehingga mau melengkapi
perijinan dan dokumen UKL/UPL yang diwajibkan.
Sasaran :
Terwujudnya usaha industri yang berwawasan lingkungan.
Kegiatan yang akan dilakukan :
a) Menyampaikan informasi, pendidikan dan pelatihan.
b) Melaksanakan bimbingan mengenai pencegahan dan
pengendalian lingkungan.
c) Memantau dan mengawasi dalam rangka pelaksanaan peraturan
perundangan serta ketentuan lain yang berlaku.
2. Pertanian Dan Kehutanan
a. UmumPertanian dalam arti luas mencakup tanaman pangan, hortikultura,
peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Pertanian dan
kehutanan merupakan salah satu lapangan usaha yang mampu
menyerap banyak tenaga kerja dan mempunyai sumbangan yang relatif
cukup tinggi bagi pembentukan produk domistik regional bruto daerah.
Oleh karena itu pembangunan pertanian dan kehutanan mempunyai
peranan yang penting dalam pemulihan dan peningkatan ketahanan
ekonomi daerah. Namun sebagai bagian inti dari sistem ekonomi
kerakyatan sampai saat ini sistem pertanian dan kehutanan yang banyak
melibatkan usaha ekonomi rakyat bersekala mikro dan kecil masih
63
merupakan rantai terlemah dari sistem ekonomi nasional. Karena
lemahnya keterkaitan pengembangan industri dengan masyarakat
pertanian dan kehutanan, hal ini tercermin dari rendahnya produktivitas
pertanian dan kehutanan, tingginya jumlah masyarakat pertanian dan
kehutanan yang miskin dan rendahnya nilai tambah pertanian dan
kehutanan yang dinikmati masyarakat pertanian dan kehutanan.
Kedepan, pengembangan pertanian dan kehutanan diorientasikan pada
upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pertanian
dan kehutanan dengan pemberdayaan segenap pelaku pembangunan
pertanian dan kehutanan. Untuk itu program-program pengembangan
pertanian dan kehutanan diarahkan untuk meningkatkan produktivitas
pertanian dan kehutanan khususnya petani kecil, mengentaskan
kemiskinan dan meningkatkan nilai tambah pertanian dan kehutanan bagi
masyarakat pertanian dan kehutanan melalui peningkatan hubungan
industrial pertanian dan kehutanan dengan sektor-sektor perekonomian
lainnya.
b. Arah Kebijakan1) Pengembangan ketahanan pangan diarahkan pada keragaman
sumberdaya pangan, peningkatan produktivitas hasil pertanian,
penerapan tehnologi tepat guna yang ramah lingkungan,
2) Peningkatan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia baik
petani, petugas penyuluh maupun aparat dalam pelaksanaan
pengembangan pertanian berorientasi pada agribisnis dan
memanfaatkan peluang yang ada dengan mensinergikan berbagai
potensi dan kegiatan lintas sektoral.
3) Pemantapan kelembagaan petani yang kuat, dinamis dan mandiri,
mampu mendayagunakan sarana dan prasarana, permodalan,
informasi pemasaran produk dan memanfaatkan potensi yang ada
guna meningkatkan pendapatan petani melalui usaha tani terpadu dan
mengupayakan nilai tambah dari produk yang dihasilkan.
4) Optimalisasi fungsi pemanfaatan hutan dan kebun ditujukan untuk
memanfaatkan hutan dan kebun secara optimal, meningkatkan
kualitas sumber daya hutan dan kebun, mengurangi kerusakan hutan
akibat gangguan hama, penyakit dan kerusakan tegakan melalui
rehabilitasi tanaman dan lahan hutan dan perkebunan, perlindungan
dan pengamanan hutan dan kebun serta konservasi alam,
64
pemantapan pengelolaan hutan dan kebun serta pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan melalui hutan rakyat,
5) Pembangunan perkebunan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
industri, menunjang peningkatan ekspor serta mengembangkan
agribisnis yang terpadu dengan agroindustri melalui rehabilitasi,
peremajaan, perbaikan mutu tanaman, pengenalan keragaman jenis
dan pemanfaatan lahan kering,
6) Pembangunan peternakan diprioritaskan pada pengembangan
peternakan rakyat, guna mendorong diversifikasi pangan dalam
rangka mencukupi kebutuhan protein hewani yaitu daging, telur, dan
susu melalui kegiatan intensifikasi pemuliaan ternak dan dengan
inseminasi buatan,
7) Pembangunan perikanan diarahkan pada usaha agribisnis perikanan
baik benih ikan, ikan konsumsi, maupun ikan hias, serta dalam
rangka penyediaan protein hewani dari ikan, disamping itu juga
penyediaan sarana dan prasarana perikanan,
8) Pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat dengan tetap
menjaga kelestarian sumberdaya alam dan kelangsungan fungsi
serta mutu lingkungan hidup,
9) Keikutsertaan masyarakat dan swasta dalam pelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan dengan memprioritaskan daerah aliran sungai,
hutan lindung, hutan rakyat, dan hutan kota,
10)Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam
mengembangkan hutan wisata untuk daya tarik wisata, melindungi
plasma nutfah, keanekaragaman hayati dan ekosistem kelestarian
unsur-unsurnya dan pengembangan hutan pendidikan yang berfungsi
sebagai hutan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi,
11)Pengelolaan lahan kritis terus ditingkatkan untuk mempertahankan
kesuburan tanah, memelihara dan mempertahankan sumber air serta
kelestarian fungsinya dalam kemampuan daya dukung lingkungan
c. Program dan Kegiatan
1) Program Pembangunan Pertanian Rakyat Terpadu (PPRT)
65
Tujuan :
a) Menciptakan iklim yang kondusif bagi berfungsinya subsistem
ketersediaan, distribusi dan konsumsi,
b) Meningkatkan ketersediaan pangan dalam jumlah, mutu dan
keragaman,
c) Mengembangkan sistem distribusi dengan tingkat harga yang
terjangkau,
d) Meningkatkan penganeka ragaman hasil pangan olahan,
e) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan
ketahanan pangan,
f) Meningkatkan kewaspadaan pangan masyarakat.
Sasaran :
a) Tercapainya tingkat ketersediaan pangan daerah dan masyarakat,
b) Berkembangnya kemitraan usaha para pelaku agribisnis untuk
meningkatkan ketahanan pangan,
c) Meningkatnya keragaman konsumsi dan menurunnya
ketergantungan pada pangan pokok beras,
d) Menurunnya tingkat kerawanan pangan masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan :
a) Memberdayakan kelembagaan pangan di pedesaan,
b) Memantapkan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis,
c) Mengembangkan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, dan
perkebunan,
d) Menyediakan benih dan penguatan modal usaha tani,
e) Meningkatkan pembinaan dan penyuluhan pertanian,
f) Mengembangkan kapasitas dan melindungi organisasi masyarakat
dan jaringan kerja dalam penyediaan sarana dan prasarana
produksi, pengolahan, distribusi, perdagangan, pemasaran dan
informasi,
g) Meningkatkan mutu intensifikasi dan optimalisasi lahan,
h) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan mutu dan sertifikasi
benih/bibit,
i) Menguji dan mengawasi hasil produksi pertanian,
j) Meningkatkan pembinaan dan penerapan teknologi tepat guna.
66
2) Program Pembangunan Peternakan
Tujuan :
Meningkatkan ketersediaan komoditas bahan pangan asal ternak
dalam jumlah cukup, kualitas memadai, dan tersedia sepanjang
waktu, melalui peningkatan produksi, produktivitas dan
pengembangan produk olahan.
Sasaran :
a) Meningkatknya bahan pangan asal ternak secara berkelanjutan
untuk mendukung mantapnya ketahanan pangan,
b) Meningkatnya konsumsi protein hewani.
Kegiatan yang akan dilakukan a) Pengembangan produksi peternakan,
b) Pembinaan sarana produksi peternakan,
c) Pembinaan usaha peternakan,
d) Penyelenggaraan kesehatan hewan,
e) Pembinaan sumber daya manusia di bidang peternakan.
3) Program Pembangunan Perikanan.
Tujuan :
Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani ikan, peningkatan
hasil dan mutu produksi ikan, memperluas kesempatan kerja dan
berusaha di bidang perikanan, meningkatkan gizi masyarakat, dan
meningkatkan mutu lingkungan budidaya dan penangkapan ikan.
Sasaran :
a) Meningkatknya bahan pangan asal ikan secara berkelanjutan
untuk mendukung mantapnya ketahanan pangan,
b) Meningkatnya konsumsi protein hewani.
Kegiatan yang akan dilakukan a) Pengembangan produksi perikanan,
b) Pembinaan sarana produksi perikanan,
c) Pembinaan usaha perikanan,
d) Pembinaan sumber daya manusia di bidang perikanan.
67
4) Program Pengembangan Usaha Pertanian (PUP)
Tujuan :
Mengoperasionalisasikan perubahan sistem dan usaha-usaha
agribisnis yang mengarahkan agar seluruh sub sistem agribisnis dapat
secara produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian
yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi, baik di pasar
domestik maupun pasar internasional.
Sasaran :
Berkembangnya semua subsistem dan usaha-usaha agribisnis secara
serasi dan seimbang,
Kegiatan yang akan dilakukan :a) Mengembangkan industri benih tanpa meninggalkan
pemberdayaan masyarakat,
b) Mengembangkan komoditas peternakan, ikan hias, perkebunan,
obat-obatan, dan komoditas hortikultura khususnya tanaman
hias/bunga,
c) Mengembangkan kawasan sentra agribisnis komoditas unggulan
beserta infrastrukturnya,
d) Memberdayakan forum komunikasi dan kelompok agribisnis,
e) Mengembangkan wisata agro,
f) Menciptakan iklim usaha pangan dan kemitraan,
g) Meningkatkan pembinaan dan pelatihan jiwa kewirausahaan.
5) Program Diversifikasi Pangan dan Gizi
Tujuan :
Memelihara kemantapan ketersediaan pangan dan memperbaiki
keadaan gizi melalui penganekaragaman jenis pangan yang berasal
dari pertanian.
Sasaran :
a) Meningkatnya produksi pangan sumber karbohidrat alternatif non
beras yang berakar pada sumberdaya dan budaya lokal,
b) Meningkatnya produksi pangan sumber protein untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat,
c) Meningkatnya keanekaragaman dan kualitas konsumsi pangan.
68
Kegiatan yang dilakukan :
a) Menginventarisasi dan mengevaluasi sumber daya pangan
potensial,
b) Meningkatkan produksi substitusi bahan pangan import,
c) Meningkatkan diversifikasi pemanfaatan lahan pekarangan.
6) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian (PSSP).
Tujuan :
Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas, mandiri dan
mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam pertanian
dan mengembangkan sarana dan prasarana pertanian.
Sasaran :
a) Meningkatnya kualitas SDM petani dan petugas,
b) Tersedianya sarana dan prasarana pertanian.
Kegiatan yang dilakukan :a) Melaksanakan pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana pertanian,
b) Pemberdayaan petani dan petugas.
7) Program Pembangunan dan Pembinaan Kehutanan serta Rehabilitasi
Lahan Kritis.
Tujuan :
Mengembalikan fungsi lahan dan meningkatkan produktivitas tanah
serta mempertahankan sumber daya alam hutan untuk
mempertahankan konservasi lingkungan dalam upaya peningkatan
konservasi tanah dan air.
Sasaran :
Terpeliharanya fungsi kawasan konservasi, lindung, pemanfaatan dan
pengelolaan lahan.
Kegiatan yang akan dilakukan :
a) Meningkatkan penanaman sempadan sungai dan pengelolaan
daerah aliran sungai,
b) Melaksanakan pembinaan dan pendampingan kelompok
KUKDAS/kredit usaha konservasi daerah sungai,
69
c) Melaksanakan rehabilitasi bangunan pengendali tebing,
d) Melaksanakan dan menyusun perencanaan partisipatif dan
pemantapan kelembagaan masyarakat,
e) Melaksanakan pembinaan dan informasi teknologi serta penguatan
modal,
f) Melaksanakan pemasyarakatan dan pengkayaan hutan rakyat
dengan MPTS (Multi Purposes Tree Species).
8) Program Perlindungan Hutan, Kebun dan Konservasi Lahan.
Tujuan :
Mempertahankan keberadaan kawasan konservasi, potensi hutan dan
perkebunan sehingga dapat berfungsi secara optimal dan lestari.
Sasaran :
Diketahuinya potensi hutan dan kebun baik kayu ataupun non kayu,
pengamanan peredaran flora dan fauna langka, memberdayakan
masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan:a) Mengelola kawasan konservasi,
b) Mengeksplorasi dan menginventarisasi potensi keanekaragaman
hayati dan potensi ekowisata/jasa lingkungan,
c) Mengamankan peredaran flora dan fauna yang dilindungi.
3. Sumber Daya Air dan Irigasi
a. Umum
Pembangunan sumberdaya air adalah segala usaha pembangunan,
pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan air beserta sumbernya
dengan perencanaan yang terpadu dan serasi guna mencapai manfaat
yang sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup rakyat dan
kesejahteraan rakyat. Pemanfaatan pengaturan air beserta sumber-
sumbernya meliputi usaha penyediaan dan pengaturan air guna
menunjang pengembangan pariwisata, industri, pertanian, permukiman,
pengembangan kelistrikan, pengaturan penyediaan air minum,
pengendalian banjir dan pencegahan terhadap pencemaran.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, maka semakin meningkat pula kebutuhan air.
Sedangkan sumber air yang tersedia tidak bertambah akan tetapi
70
semakin menurun bahkan tidak jarang mengalami kekeringan, terutama
pada musim kemarau. Semakin besar pemanfaatan lahan dari lahan
pertanian menjadi lahan non pertanian, maka akan semakin menurun
pula jumlah sumber air.
Pembangunan irigasi diarahkan untuk memantapkan jaringan irigasi,
meningkatkan peran aktif masyarakat dengan keikutsertaannya dalam
pemeliharaan jaringan irigasi, tercapainya pemanfaatan air, konservasi
air, pengembangan jaringan irigasi serta terpenuhinya kebutuhan air dan
meningkatnya pemeliharaan, perbaikan serta pengaturan air irigasi.
Untuk mendukung pembangunan pertanian prioritas pembangunan irigasi
adalah membangun, merehabilitasi, memperluas jaringan irigasi dan
pemberdayaan masyarakat petani (P3A).
b. Arah Kebijakan
1) Arah pembangunan pengairan ditujukan pada upaya pendayagunaan
dan pelestarian sumberdaya air yang berkelanjutan dengan
memperhatikan keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan
sumberdaya air.
2) Memantapkan sistem operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang
disertai dengan usaha meningkatkan partisipasi masyarakat agar
pemanfaatan air dilakukan secara efektif dan efisien.
3) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM pengelolaan irigasi
baik pada aparatur pemerintah maupun masyarakat
c. Program dan Kegiatan
1) Program Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan.
Tujuan : Peningkatan penyediaan air untuk pertanian, pengendalian banjir, alur
sungai, penyediaan air baku, pelestarian dan konservasi sumber daya
air dan redifinisi (pengaturan tugas kembali) tugas antara pemerintah
dan organisasi pengelola air.
Sasaran :
Meningkatnya penyediaan air untuk pertanian dan air baku,
terkendalinya bencana banjir dan perubahan penggunaan lahan,
terlaksananya pengaturan tugas antara pemerintah serta masyarakat
dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya air.
71
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengatur kembali tugas dan fungsi pemerintah pusat, propinsi,
Kabupaten/Kota dalam rangka menciptakan kemandirian
pengelolaan jaringan irigasi oleh organisasi masyarakat pengelola
air,
b) Memberdayakan organisasi masyarakat pengelola air,
c) Menyerahkan kewenangan pengelolaan jaringan pengairan
kepada organisasi masyarakat pengelola irigasi,
d) Melakukan perlindungan lahan beririgasi dari perubahan
penggunaan lahan melalui penegakan hukum,
e) Meningkatkan pembangunan prasarana penyediaan air baku,
f) Membangun prasarana pengendalian banjir dan perbaikan alur
sungai,
g) Meningkatkan dan pembangunan waduk, embung, telaga serta
bangunan penampung air,
h) Menjaga kelestarian Sumber Daya Air.
2) Program Peningkatan peran Masyarakat dalam Pengelolaan
Sumberdaya Air.
Tujuan :Memberdayakan organisasi masyarakat pengelola air melalui
peningkatan kemampuan dalam berorganisasi, sehingga mampu
menerima wewenang yang lebih luas dalam pengelolaan air.
Sasaran :
Meningkatnya kemampuan kelembagaan masyarakat pengelola air,
perlindungan kawasan sumber daya air dan kesadaran masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya air.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berkaitan dengan
pengelolaan sumberdaya air,
b) Memantapkan pembentukan kelompok-kelompok yang peduli
terhadap pelestarian sumberdaya air,
c) Memulihkan kemampuan sumberdaya air yang rusak agar
berfungsi kembali,
d) Melindungi kawasan-kawasan sumberdaya air dari kerusakan,
e) Meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya air,
72
f) Memantapkan kelembagaan P3A.
3) Program Pengembangan dan Pengelolaan jaringan Irigasi.
Tujuan :
Untuk menjamin ketersediaan air bagi pertanian.
Sasaran :
Meningkatnya pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan jaringan
irigasi.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Merehabilitasi bendung dan saluran irigasi,
b) Memelihara bendung dan saluran irigasi.
4. Pertambangan Dan Energia. Umum
Potensi pertambangan di kabupaten Sleman relatif terbatas dan yang
sudah diketahui berupa bahan galian golongan C, akan tetapi belum
banyak dikelola secara optimal dan dimungkinkan ada bahan galian
golongan A dan B. Sebagian besar usaha pertambangan merupakan
usaha pertambangan rakyat yang diusahakan secara sekelompok kecil
dan belum terorganisir secara baik. Bahan tambang umumnya masih
dipasarkan dalam bentuk alami, belum mengalami prosesing.
Pengambilan dan pemanfaatannya air bawah tanah sebagai bagian dari
usaha pertambangan masih banyak yang belum berizin sehingga kurang
dapat dipantau pengambilan airnya. Sumber daya energi khususnya yang
tidak dapat diperbaharui sangat terbatas, sedangkan sumber daya energi
lainnya mempunyai peluang besar untuk dikembangkan. Sumber energi
listrik secara umum telah menjangkau keseluruh pelosok desa dan telah
mampu mengembangkan kegiatan pembangunan dan perekonomian
dipedesaan.
Permasalahan yang dihadapi dibidang pertambangan dan energi adalah
rendahnya kesadaran, kepedulian dan sumber daya manusia penambang
rakyat sehingga dalam mengeksploitasi dan mengolah bahan galian
golongan C belum memenuhi tata cara yang benar dan berwawasan
lingkungan. Nilai jual dari bahan galian juga rendah karena belum
mengalami prosesing. Kurang terkendalinya pengambilan air merupakan
masalah yang perlu mendapatkan perhatian karena akan berdampak
73
pada keberadaan air bawah tanah itu sendiri dan lingkungannya. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk akan menyebabkan kebutuhan energi
semakin besar dan saat ini ketergantungan pada satu sumber energi
masih sangat besar. Walaupun listrik sudah menjangkau semua desa
tetapi ada sebagian dusun yang belum terjangkau aliran listrik.
Upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian baik
kepada penambang rakyat maupun para pengambil dan pemakai air
bawah tanah, mengembangkan listrik pedesaan keseluruh dusun,
mengupayakan penganekaragaman sumber energi lain.
b. Arah Kebijakan1) Pembangunan pertambangan diarahkan untuk mendorong kegiatan
ekonomi , dengan penganekaragaman pengolahan hasil
pertambangan dimungkinkan selain golongan C yang efisien dan
efektif untuk memperluas dan menciptakan lapangan kerja serta
kesempatan kerja.
2) Pengelolaan pertambangan diselenggarakan secara terpadu dengan
tetap memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
3) Penanaman modal disektor pertambangan terus didorong dan
ditingkatkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4) Perlindungan terhadap pengusaha pertambangan dengan pemilikan
surat ijin pertambangan serta pengembangan koperasi.
5) Pembangunan energi diarahkan dan terus ditingkatkan dengan
memanfaatkan semua potensi serta energi yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan energi, meningkatkan produktifitas secara
tepat guna dan berhasil guna.
6) Pembangunan jaringan listrik pedesaan terus diperluas sampai
keseluruh perdusunan sehingga dapat meningkatkan kegiatan
pembangunan yang bersifat produktif untuk pengembangan potensi
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Geologi dan Sumber Daya Mineral
74
Tujuan :Menyediakan informasi potensi dan prospek pengembangan
geologi, sumber daya mineral dan air bawah tanah.
Sasaran :Meningkatnya kemampuan penyediaan informasi dan
pendayagunaan potensi sumber daya mineral dan air bawah tanah
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta
mengupayakan peningkatan umur produktif pada pengelolaan
cadangan sumber daya mineral.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:a) Melakukan studi potensi geologi dan sumberdaya mineral,
b) Menyusun perencanaan tata guna air tanah,
c) Menyediakan sistim informasi potensi dan prospek geologi dan
sumberdaya mineral,
d) Meningkatkan pengelolaan, pengendalian dan pengawasan
terhadap pengambilan dan pemakaian air bawah tanah.
2) Program Pengembangan Usaha Pertambangan
Tujuan :
Meningkatkan penerapan metode penambangan yang baik dan
benar serta meningkatkan produksi dan diversifikasi hasil olahan
bahan tambang dan penyediaan bahan baku bagi kegiatan industri
pengolahan bahan tambang.
Sasaran :
Meningkatnya kepastian berusaha bagi pertambangan rakyat dan
menciptakan iklim usaha pertambangan yang selalu memperhatikan
kesinambungan kegiatan ekonomi dan pendayagunaan bahan
tambang secara optimal serta menurunnya kerusakan lingkungan
akibat usaha pertambangan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian usaha
pertambangan,
b) Mengembangkan sistem pertambangan yang terpadu,
c) Memfasilitasi usaha pertambangan swasta,
d) Menurunkan dampak negatif kerusakan lingkungan hidup,
e) Melakukan konservasi dan reklamasi lahan,
75
f) Meningkatkan pengetahuan den ketrampilan tentang teknik
penambangan yang berwawasan lingkungan serta diversifikasi
pengelolaan hasil tambang.
3) Program Pengembangan Listrik Pedesaan
Tujuan :
Meningkatkan pemanfaatan listrik untuk kegiatan ekonomi produktif.
Sasaran :
Tercukupinya kebutuhan listrik untuk keamanan, ketertiban dan
kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Membangun jaringan distribusi tegangan menengah,
b) Membangun jaringan distribusi tegangan rendah dan gardu
listrik,
c) Memfasilitasi pemasangan lampu penerangan jalan umum
ditempat strategis.
4) Program pengembangan energi lainnya
Tujuan :
Meningkatkan pemanfaatan sumber energi lain seperti biogas, bio
massa, mikro hidro, tenaga surya dan tungku hemat energi dengan
tetap memperhatikan pelestarian lingkungan.
Sasaran :
Diversifikasi pemanfaatan sumber energi melalui pemakaian sumber
energi lain seperti biogas, biomassa, tenaga surya dan tenaga mikro
hidro oleh masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan percobaan-
percobaan dalam rangka memanfaatkan sumber-sumber energi
lain seperti biogas, biomassa, tenaga surya dan mikrohidro
dengan menerapkan teknologi tepat guna,
b) Penyuluhan penggunaan tungku hemat energi.
5. Transportasi a. Umum
Penyelenggaran transportasi wilayah memerlukan investasi yang sangat
tinggi, dan sampai dengan saat ini kondisinya cukup memprihatinkan,
76
khususnya pada pembangunan fasilitas lalu lintas dan angkutan, serta
sarana dan prasarana jalan dan jembatan, terlebih lagi pada masa krisis
ekonomi banyak fasilitas lalu lintas dan angkutan yang rusak tidak
terawat dan hilang/dirusak masyarakat.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan sarana
dan prasarana transportasi terdapat beberapa permasalahan, antara lain
pembangunan/pemeliharaan sarana dan prasarana tranportasi
membutuhkan dana yang besar, penggunaan lahan luas dan
pemanfaatan teknologi tinggi. Sedangkan pembangunan/pemeliharaan
sarana dan prasarana transportasi merupakan prakondisi bagi
berkembangnya kesempatan dan peluang baru pada berbagai bidang.
Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mempertahankan
dan meningkatkan kondisi prasarana dan sarana transportasi agar tingkat
pelayanannya dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
b. Arah Kebijakan
1) Pengembangan sistem jaringan transportasi yang berperan sebagai
urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan
keamanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilak
sanakan secara terpadu.
2) Pemeliharaan dan peningkatan serta pengembangan kuantitas dan
kualitas jalan negara, jalan propinsi, jalan Kabupaten dan jalan desa
agar tetap dalam kondisi mantap demi kelancaran arus transportasi
dan pelayanan kepada masyarakat.
3) Peningkatan sumber daya manusia dan kualitas pelayanan prasarana
dan sarana transportasi.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Jalan dan
Jembatan.
Tujuan :Mengembangkan dan meningkatkan jaringan transportasi jalan yang
aman, teratur, lancar, dan menjangkau seluruh wilayah.
Sasaran :
Terwujudnya prasarana jalan yang dapat melayani arus penumpang
dan barang dari dan keseluruh wilayah.
77
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pembangunan prasarana jalan dan jembatan,
b) Peningkatan jalan dan jembatan,
c) Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan.
2) Program Pembangunan Transportasi Darat
Tujuan :Mewujudkan sistem transportasi yang handal.
Sasaran :Meningkatnya kelancaran, kenyamanan dan keselamatan berlalu
lintas.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyusun sistem jaringan transportasi yang handal,
b) Pengembangan fasilitas lalu lintas jalan,
c) Peningkatan kualitras SDM aparatur dibidang transportasi,
d) Peningkatan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan, melalui
penegakan hukum oleh PPNS, penyuluhan tertib lalu lintas dan
sosialisasi peraturan dibidang transportasi.
6. Perdagangana. Umum
Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan bidang
ekonomi yang mempunyai peran strategis karena mendukung kelancaran
distribusi barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta
mendorong pembentukan harga yang wajar. Potensi yang dimiliki secara
geografis menempati jalur strategis lintas Jawa bagian selatan dengan
pusat pertumbuhan perdagangan dan pelayanan umum terutama
dikawasan Depok, Ngaglik, dan Mlati serta banyaknya UKM.
Permasalahan perdagangan selama ini adalah :
1) kurangnya informasi pasar baik dalam negeri maupun luar negeri,
2) belum adanya sarana prasarana pendukung perdagangan seperti peti
kemas dan pabean,
3) kurangnya perlindungan hak - hak konsumen.
Upaya mengatasi permasalahan tersebut diatas akan dikembangkan
sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang
berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan
pertumbuhan ekonomi, nilai nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas
hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
78
sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja
serta perlindungan hak-hak konsumen.
b. Arah kebijakan1) Perwujudan sistem perdagangan yang efektif dan efisien dengan
memanfaatkan ketersediaan barang dan jasa, kelancaran arus
distribusi, perlindungan kepentingan konsumen dan produsen,
2) Pemantapan peningkatan ekspor barang dan jasa diarahkan pada
penganekaragaman jenis, jumlah dan mutu komoditas ekspor,
3) Pemantapan peluang pasar yang didukung dengan peningkatan daya
saing, penyempurnaan sarana-prasarana perdagangan, sistem
informasi pasar, serta kegiatan promosi yang lebih terstruktur dan
terarah,
4) Pembangunan perdagangan diarahkan untuk meningkatkan
terwujudnya iklim dan kepastian berusaha yang kondusif terhadap
perkembangan dan peningkatan perekonomian daerah,
5) Peningkatan peran serta koperasi, pemilik modal, lembaga perbankan
dan kemitraan untuk mendorong produsen dalam memproduksi dan
melindungi pengusaha kecil, golongan ekonomi lemah serta
pemasarannya,
6) Peningkatan wawasan manajemen perdagangan, bagi pengusaha
menuju profesionalisme untuk dapat bersaing dipasar dalam negeri
maupun luar negeri.
c. Program dan Kegiatan
1) Program Pengembangan Perdagangan dan sistem distribusi
Tujuan :Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan
serta memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam penciptaan
lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
Sasaran :Terlaksananya pengembangan perdagangan dan sistem distribusi yang
mantap.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyederhanakan ijin usaha perdagangan
b) Menyempurnakan sistem informasi pasar dan pengembangan pola
promosi/pameran
79
c) Memantau perkembangan inflasi harga barang.
d) Meningkatkan penegakan perlindungan konsumen
e) Mengupayakan Kabupaten Sleman sebagai pusat distribusi barang
dan jasa.
2) Program pengembangan usaha dan lembaga perdagangan
Tujuan :Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang perdagangan
Sasaran :a) Berkembangnya usaha perdagangan dan kelembagaan
b) Meningkatnya kemudahan pengusaha memperkenalkan dan
mendekatkan produknya dengan konsumen.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan, baik
perdagangan dalam negeri maupun luar negeri,
b) Mengembangkan pasar desa dan pasar kabupaten secara
proporsional,
c) Meningkatkan peran serta lembaga perbankan.
3) Program pengembangan Ekspor
Tujuan :Memperluas jaringan pemasaran luar negeri dan menaikkan devisa
negara
Sasaran :Meningkatnya ekspor.
Kegiatan yang akan dilakukan :a. Meningkatkan daya saing komoditi ekspor dan kemampuan
penyesuaian terhadap perubahan pasar,
b. Meningkatkan struktur komoditi ekspor dan perluasan negara tujuan
ekspor,
c. Mengembangkan eksportir menengah dan kecil serta fasilitas kredit
ekspor.
7. Pengembangan Usaha Dan Keuangan Daeraha. Umum
Kegiatan usaha daerah yang telah dilakukan Pemerintah daerah Sleman
sampai saat ini masih belum optimal, mengingat potensi yang dimiliki
Kabupaten Sleman memungkinkan untuk lebih dikembangkan dan
diupayakan. Sampai saat ini usaha daerah yang dimiliki Sleman 2 Badan
Usaha Milik Daerah yaitu PDAM dan Bank Pasar. Kondisi kedua Badan
80
Usaha Milik Daerah tersebut sampai saat ini belum optimal memberikan
kontribusi bagi PAD, sehingga memerlukan pembinaan serta
pengembangan usaha sehingga tugas dan fungsi dibentuknya BUMD
tersebut dapat terlaksana. Disamping hal tersebut didalam
pengembangan usaha daerah diluar ke dua BUMD tersebut perlu segera
direalisir dengan membuat perangkat hukum yang mengatur
pengembangan potensi daerah kedalam usaha yang diharapkan
mempunyai peran dan kedudukan yang strategis dalam sistem dan
struktur perekonomian di daerah maupun sebagai sumber PAD.
Untuk menindak lanjuti misi tersebut diperlukan inventarisasi potensi yang
ada dan kajian serta kebijakan penunjang dalam menyusun strategi yang
tepat untuk pengembangannya. Adapun pengelolaan Keuangan daerah
perlu terus ditingkatkan dengan menggali sumber-sumber lain yang ada
baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi serta mengefektifitaskan
belanja daerah yang lebih mengutamakan untuk kepentingan
masyarakat.
b. Arah Kebijakan1) Optimalisasi pengelolaan BUMD secara efektif dan efisien,
2) Peningkatan peran aktif Pemerintah daerah dalam pengelolaan usaha
daerah,
3) Penggalian serta pembentukan usaha baru yang resource based,
kompetitif dan dapat meningkatkan pertumbuhan wilayah,
4) Peningkatan kerja sama dengan pihak swasta dalam pengelolaan
usaha daerah,
5) Peningkatan pengelolaan sumber PAD serta meningkatkan efektifitas
anggaran dengan menerapkan skala prioritas dan mengutamakan
untuk kepentingan masyarakat.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan Pembinaan Usaha Daerah
Tujuan :Mengembangkan kegiatan usaha Pemerintah daerah guna
mendayagunakan potensi daerah.
Sasaran : Terbentuknya usaha yang dilakukan Pemerintah daerah dan atau
dengan swasta untuk pengembangan ekonomi daerah guna
meningkatkan pendapatan daerah.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menyehatkan/Mengoptimalkan BUMD,
81
b) Menginventarisasi dan mengkaji pengembangan aset daerah,
c) Membentuk BUMD baru,
d) Melakukan kerjasama pengelolaan aset daerah,
e) Menyertakan modal ke BUMD maupun swasta.
2) Program Pengembangan Keuangan Daerah
Tujuan :Meningkatkan kemampuan keuangan daerah secara efektif dan
efisien.
Sasaran :Meningkatnya pendapatan daerah serta mengefektifkan anggaran
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan sumber
pendapatan daerah.
b) Meningkatkan skala prioritas penggunaan anggaran.
8. Koperasia. Umum
Koperasi disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
Keberadaan Koperasi sebagai gerakan ekonomi kerakyatan maupun
sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat
yang dinamis, maju, adil dan makmur.
Permasalahan koperasi pengelolaannya belum efisien, kurang produktif
dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Berkaitan dengan itu perlu ditingkatkan dengan sungguh-sungguh
peranan koperasi, penataan koperasi, agar dapat melaksanakan fungsi
dan peranannya dalam perekonomian daerah.
b. Arah Kebijakan1) Penataan dan peningkatan kelembagaan koperasi agar memiliki
kemampuan usaha yang efisien dan mandiri serta menjadi gerakan
ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berakar dalam masyarakat,
2) Pembangunan koperasi diarahkan pada upaya peningkatan mutu,
kemampuan Sumber Daya Manusia, kemampuan bersaing dan
pelayanan serta meningkatkan peranannya dalam kehidupan
ekonomi,
3) Peningkatan semangat kebersamaan, kemampuan berorganisasi,
memajukan usaha dan manajemen yang lebih profesional serta
peningkatan kualitas kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi
lainnya,
82
4) Pengembangan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha
yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta
dan BUMN/BUMD, serta antara usaha besar, menengah dan kecil
dalam rangka memperluas struktur ekonomi daerah.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Koperasi
Tujuan :Meningkatkan peran serta koperasi melalui upaya penguatan
manajemen dan peningkatan kualitas SDM serta perluasan akses
permodalan yang didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana
pembangunan yang memadai.
Sasaran :a) Terwujudnya pengurus koperasi yang profesional,
b) Terciptanya hubungan kemitraan yang harmonis antar koperasi,
swasta dan pengusaha,
c) Terciptanya koperasi yang memiliki kemampuan usaha yang
efisien dan mandiri.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melaksanakan pembinaan dan pelatihan pengurus koperasi,
b) Melaksanakan pembinaan dan pelatihan anggota koperasi,
c) Mengadakan penilaian kegiatan koperasi,
d) Melaksanakan pembinaan dan pemantapan kelembagaan
koperasi.
2) Program Peningkatan peran koperasi
Tujuan :Untuk meningkatkan peran serta koperasi, dalam mengembangkan
ekonomi kerakyatan.
Sasaran :Meningkatnya peran koperasi, dalam bermitra usaha, serta
terlaksananya pengembangan Iptek dan penguatan modal usaha.
Kegiatan yang akan dilakukana) Menumbuhkan jaringan usaha dan pola kemitraan
b) Mengembangkan Iptek dan penguatan modal usaha.
9. Pengembangan Investasia. Umum
Pembangunan Investasi diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam
melaksanakan fungsi dan peran serta dunia usaha dalam perekonomian.
83
Dalam pembangunan investasi kabupaten Sleman diarahkan untuk
tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu sebagai penggerak utama
pembangunan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan perekonomian
daerah melalui pemerataan kegiatan pembangunan dengan hasil-
hasilnya, serta memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
menuju terwujudnya perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri.
Permasalahan umum bidang investasi di Kabupaten Sleman antara lain
meliputi kurangnya informasi potensi yang ada, minimnya sarana
prasarana, kurang proaktifnya Pemerintah daerah, minimnya partisipasi
lembaga keuangan, kurangnya jaminan kepastian hukum bagi dunia
usaha serta minimnya jiwa dan partisipasi masyarakat dalam dunia
investasi.
Penanaman modal oleh masyarakat perlu lebih didorong untuk
mendukung pembangunan di berbagai kegiatan dalam rangka
menciptakan nilai tambah, kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
Berkaitan dengan itu perlu ditingkatkan informasi potensi daerah,
peningkatan prasarana, sarana dan fasilitas lainnya yang memungkinkan
dapat mendorong minat investasi di Kabupaten Sleman.
b. Arah Kebijakan1) Pembentukan dan atau peningkatan kelembagaan baik pemerintah
yang profesional dalam pengelolaan penanaman modal di daerah.
2) Pengembangan penanaman modal diarahkan untuk mengatasi
kemiskinan dan pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja
dan penyerapan tenaga kerja sesuai potensi daerah berwawasan
lingkungan.
3) Pengembangan penanaman modal diarahkan untuk meningkatkan
peran aktif masyarakat dalam memperkuat pembiayaan
pembangunan daerah.
4) Pengembangan penanaman modal harus dapat dicegah adanya
berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan
masyarakat.
5) Penciptaan iklim usaha yang kondusif, optimalisasi dan konsistensi
peraturan di bidang dunia usaha, paradigma baru bidang pelayanan,
peningkatan prasarana, sarana dan peningkatan promosi.
c. Program dan Kegiatan
1) Program Penataan Kelembagaan bidang investasi
Tujuan :
84
Penciptaan lembaga pemerintah yang memfasilitasi masyarakat
dalam bidang investasi.
Sasaran :Terciptanya pelayanan perijinan investasi yang kondusif untuk
meningkatkan daya tarik penanaman modal daerah.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengoptimalkan lembaga pelayanan investasi,
b) Menyederhanakan prosedur bidang perijinan.
2) Program Penciptaan Iklim Investasi Yang Kondusif
Tujuan :Menciptakan Kabupaten Sleman yang aman, damai dan prospektif
sebagai daerah tujuan investasi.
Sasaran :Meningkatnya minat investor yang potensial untuk menanamkan
modalnya guna mengembangkan roda perekonomian daerah.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyempurnakan peraturan daerah, penyederhanaan perijinan,
birokrasi, dan retribusi serta meningkatkan upaya penegakan
hukum dan perlindungan usaha terhadap persaingan tidak sehat
ataupun gangguan lainnya,
b) Memberikan insentif dan kemudahan untuk mengembangkan
sistem dan jaringan lembaga pendukung investasi,
c) Meningkatkan kemampuan dan pelibatan lintas pelaku (stake
holder) dalam pengembangan investasi,
d) Meningkatkan akses kepada sumber daya produktif dengan
inventarisasi potensi investasi, peningkatan informasi dan promosi
potensi,
e) Meningkatkan sarana prasarana pelayanan masyarakat
10.PARIWISATAa. Umum
Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
wisata, obyek dan daya tarik wisata, pengusaha, serta usaha lainnya
yang terkait.
Pembangunan kepariwiataan adalah merupakan suatu upaya untuk
memanfaatkan dan mengembangkan potensi obyek dan daya tarik wisata
yang dimiliki oleh daerah, antara lain berupa kekayaan alam yang indah,
85
keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan sejarah purbakala serta
kemajemukan tradisi dan seni budaya.
Sektor pariwisata mempunyai peranan penting guna mendukung laju
pertumbuhan ekonomi daerah. Kabupaten Sleman sebagai bagian dari
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi keunggulan wisata alam
merapi dan mempunyai letak yang strategis dilalui jalur wisata gelang
manten (Magelang, Sleman, Klaten) sehingga mempermudah
pencapaian ke obyek-obyek wisata. Namun sampai saat ini Kabupaten
Sleman belum memanfaatkan potensi-potensi kepariwisataan yang
dimiliki secara optimal. Upaya yang akan ditempuh adalah berusaha
mendayagunakan potensi obyek-obyek wisata dan didukung dengan
program pembangunan kepariwisataan yang terpadu dan berkelanjutan.
b. Arah Kebijakan1) Pengembangan dan peningkatan obyek wisata yang berupa wisata
alam, wisata budaya, wisata konvensi, wisata remaja, wisata minat
khusus wisata pedesaan dan wisata agro termasuk akomodasi dan
fasilitas pendukungnya.
2) Pengembangan pariwisata dengan pendekatan sistem yang utuh dan
terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris.
3) Pengembangan obyek wisata dan peningkatan promosi serta
pemasarannya, baik didalam maupun diluar negeri dengan
memanfaatkan kerjasama kepariwisataan regional secara optimal
dalam bentuk paket-paket wisata.
4) Pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan daya
tarik wisata.
5) Peningkatan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Produk Wisata
Tujuan :Untuk mengembangkan potensi kepariwisataan Kabupaten Sleman.
Sasaran :Terciptanya daya tarik obyek-obyek wisata dan diversifikasi produk
wisata di Kabupaten Sleman.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengembangkan dan memelihara ODTW (Obyek dan Daya Tarik
Wisata) di wilayah Kabupaten Sleman,
b) Meningkatkan dan memelihara sarana dan prasarana pendukung
pariwisata,
86
c) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengembangan
ODTW (Obyek dan Daya Tarik Wisata),
d) Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi ODTW (Obyek dan
Daya Tarik Wisata),
e) Meningkatkan kemampuan pelayanan pada ODTW (Obyek dan
Daya Tarik Wisata) baik berupa fasilitas maupun aktivitas
pendukung pariwisata,
f) Mengembangkan wisata budaya dengan melakukan penelitian dan
pengembangan pariwsata.
2) Program Pemasaran Pariwisata
Tujuan :Meningkatkan kunjungan para wisatawan ke Kabupaten Sleman.
Sasaran :Terciptanya jaringan informasi kepariwisataan bagi para wisatawan
maupun calon wisatawan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan penyebaran dan pengembangan sistem informasi
komunikasi dan pelayanan pariwisata,
b) Meningkatkan promosi wisata,
c) Mengembangkan pemasaran produk-produk pariwisata secara
terpadu,
d) Meningkatkan sadar wisata masyarakat melalui penyuluhan
pariwisata,
e) Melakukan penelitian dan pengembangan kepariwisataan.
3) Program Peningkatan Sumber Daya Insan Pariwisata.
Tujuan :Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan para
pengusaha, pemandu wisata, dan masyarakat di bidang pariwisata.
Sasaran :Terwujudnya profesionalisme sumber daya manusia guna mendukung
pembangunan dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Sleman.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, pada para
insan pariwisata dan masyarakat sekitar ODTW (Obyek dan Daya
Tarik Wisata),
b) Membina kelompok-kelompok insan pariwisata dan masyarakat,
c) Membina dan mengembangkan usaha jasa pariwisata.
87
11. Pos Dan Telekomunikasia. Umum
Pos dan Telekomunikasi merupakan kegiatan pelayanan lalu lintas berita,
uang dan barang untuk kepentingan umum dan bertujuan menunjang
pembangunan di daerah serta sangat penting untuk kelancaran
berkomunikasi bagi manusia, kegiatan masyarakat dan pemerintah.
Dalam perkembangan kehidupan manusia menjadi faktor yang
mempengaruhi proses perubahan yang terjadi di masyarakat.
Peningkatan penyelenggaraan serta pembangunan pos dan
telekomunikasi telah meningkatkan penyebaran informasi dalam segala
aspek kehidupan seperti di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya,
pertahanan dan keamanan. Selain pos dan telekomunikasi mempunyai
fungsi sosial juga merupakan alat terdepan dalam upaya menghimpun
dan menyalurkan potensi kegiatan ekonomi seluruh lapisan masyarakat.
Penyelenggaraan pos dan telekomunikasi mempunyai misi melancarkan
komunikasi kegiatan masyarakat, komunikasi penyelenggaraan
pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di dalam
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
serta meningkatkan hubungan antar daerah dan antar bangsa.
Globalisasi informasi yang tidak dapat dihindari dengan berbagai dampak
benar-benar harus dikenali, dikuasai, dikendalikan, dan digunakan
sepenuhnya agar dapat memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan
seluruh masyarakat.
Sehubungan dengan itu arah pembangunan pos dan telekomunikasi
terus ditingkatkan agar lebih mampu mendukung kegiatan pembangunan
yang makin meluas dengan meningkatkan mutu dan efisiensi
pengelolaan serta memperluas jangkauan pelayanan.
b. Arah Kebijakan
1) Pembangunan pos dan giro untuk memperluas jangkauan pelayanan
pos dan giro sampai pedesaan.
2) Pembangunan telekomunikasi diusahakan secara terpadu dengan
sektor pembangunan lainnya agar terselenggara pelaksanaan
pembangunan yang mantap, berdaya guna dan berhasil guna.
3) Pengembangan telekomunikasi terus dikembangkan secara merata
kesegenap wilayah untuk mendukung kelancaran kegiatan ekonomi
dan penyelenggaraan pembangunan dengan peningkatan mutu dan
efisiensi pelayanan.
88
4) Pembangunan pos dan telekomunikasi harus didukung oleh
peningkatan kemampuan sumber daya manusia serta pemanfaatan,
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Jasa Pos dan Giro
Tujuan :Meningkatkan pelayanan jasa pos dan giro kepada masyarakat
Sasaran :Meningkatnya kualitas pelayanan jasa pos dan giro
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengembangan fasilitas fisik pelayanan di Kota Kecamatan,
pemukiman baru dan daerah perkotaan yang mempunyai potensi
ekonomis,
b) Pengadaan peralatan berupa mekanisasi, otomatisasi,
komputerisasi dan mobillitas,
c) Pengembangan jasa pos dan giro agar menjadi lembaga
keuangan bukan bank yang mampu menghimpun dana dari
masyarakat .
2) Program Pembangunan Jasa Telekomunikasi
Tujuan :Meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi kepada masyarakat.
Sasaran :Tersedianya prasarana dan sarana telekomunikasi untuk memperluas
jangkauan pelayanan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Pengembangan pembangunan kapasitas sentral telepon termasuk
sarana penunjangnya
b) Perluasan jaringan telepon umum dan pengembangan
pembangunan Wartel/Warnet
c) Mempersiapkan dan menyediakan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan telekomunikasi
d) Pengembangan kerjasama pengelolaan penyelenggaraan
telekomunikasi antara pemerintah dan swasta.
89
12. Kedirgantaraan
a. Umum
Kedirgantaraan merupakan salah satu modal dasar pembangunan, fungsi
kedirgantaraan sebagai matra transportasi udara dan telekomunikasi
memberikan andil yang cukup besar bagi kemajuan teknologi,
penerbangan, komunikasi dan internet. Disamping dampak positif dari
pembangunan kedirgantaraan juga menerima dampak negatif yang
berupa semakin tingginya tingkat pencemaran udara. Upaya pemerintah
dalam hal kedirgantaraan diantaranya membuka peluang bagi
pemanfaatan wahana kedirgantaraan, dalam telekomunikasi, meteorologi
mengadakan pemantauan dan pengendalian pencemaran udara.
b. Arah Kebijakan
1) Peningkatan pemanfaatan wilayah dan sumberdaya dirgantara
sebagai media transportasi udara, telekomunikasi, gelombang radio,
prakiraan cuaca, penginderaan jarak jauh dan pengendalian
pencemaran udara.
2) Peningkatan manfaat data klimatologi dalam memprakiraan cuaca
untuk kepentingan pertanian dan penerbangan.
c. Program dan Kegiatan
1) Program penyediaan Jasa Kedirgantaraan
Tujuan :Menjamin kelancaran aktifitas ekonomi, pariwisata serta memperluas
hubungan antar wilayah dan antar negara.
Sasaran :Meningkatnya pengguna jasa transportasi udara dan tersedianya
informasi cuaca dan iklim guna keperluan pertanian dan penerbangan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
a) Menyediakan hasil prakiraan cuaca dan iklim,
b) Menyediakan hasil prakiraan bencana alam.
2) Program Pemanfaatan Teknologi Kedirgantaraan
Tujuan :Memanfaatkan teknologi kedirgantaraan untuk kesejahteraan
masyarakat dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi udara
dari kerusakan.
90
Sasaran :Meningkatnya pemanfaatan informasi telematika bagi pembangunan
yang berkelanjutan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
a) Pemanfaatan energi angin dan surya untuk pembangkit tenaga
listrik,
b) Pengendalian pencemaran udara agar tidak merusak lingkungan,
c) Penyebarluasan informasi kedirgantaraan.
3) Program Pembinaan Kedirgantaraan
Tujuan :Pengenalan pendidikan dan pelatihan kedirgantaraan melalui bangku
pendidikan formal dan informal sejak dini.
Sasaran :Meningkatnya pengetahuan generasi muda dalam hal kedirgantaraan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
a) Pengenalan, pendidikan teknologi aeromodeling secara dini,
b) Pengembangan pendidikan dan pelatihan kedirgantaraan.
C. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat akan dilaksanakan melalui
pembangunan bidang : Agama, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Pemuda dan Olah Raga, Kependudukan, Keluarga Berencana,Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, dan Kebudayaan.
1. AGAMAa. Umum
Agama mempunyai kedudukan dan peranan penting dan sangat strategis
sebagai landasan spiritual, moral dan etika dalam kehidupan yang harus
dipahami dan diamalkan oleh setiap individu.
Terganggunya kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama dan
menimbulkan berbagai konflik sosial yang potensial mengancam integrasi
bangsa.
Hal diatas menjadi sangat rawan manakala muncul perilaku yang
bertentangan dengan agama.
Untuk itu pembangunan bidang keagamaan perlu mendapat perhatian
lebih besar, dengan peningkatan pendidikan agama secara optimal,
peningkatan pelayanan kehidupan beragama, sarana dan prasarana
91
ibadah serta kegiatan belajar mengajar agama yang diarahkan pada
pribadi, akhlak dalam segala aspek kehidupan.
b. Arah Kebijakan1) Pemantapan kehidupan, fungsi dan peran agama sebagai landasan
moral, spiritual dan etika dalam kehidupan individu, bermasyarakat
dan bernegara.
2) Peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan umat beragama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan mengembangkan sikap
taat beribadah kepada pemeluk-pemeluknya.
3) Peningkatan kerukunan hidup antara pemeluk sesama agama, antar
pemeluk antar agama dan mengembangkan sikap toleransi dalam
kehidupan beragama, dan tidak menyebarkan agama kepada
pemeluk agama lain dan bersama pemerintah menjaga kehidupan
agama serta kerukunan umat beragama.
4) Pengembangan pendidikan agama sejak dini melalui individu,
keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat dan lembaga keagamaan.
5) Peningkatan peran dan fungsi lembaga, lembaga keagamaan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan umat.
6) Peningkatan peran serta aktif lembaga dan organisasi keagamaan
dalam pembangunan masyarakat.
7) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana ibadah.
c.Program dan Kegiatan1) Program Peningkatan pelayanan Kehidupan Beragama
Tujuan : Peningkatan pelayanan dan rasa aman bagi umat beragama dalam
melaksanakan ibadah, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayanan kehidupan beragama.
Sasaran : Tertatanya sistem kelembagaan dan manajemen pelayanan serta
terpenuhinya sarana dan prasarana keagamaan guna memberi
kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadah.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memberikan bantuan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana,
prasarana peribadatan, dan kegiatan peribadatan,
b) Memberikan sarana dan prasarana penerangan agama,
c) Menyediakan kitab suci dan literatur keagamaan,
d) Meningkatkan mutu pelayanan dan bimbingan haji,
92
e) Membina keluarga harmonis (sakinah) melalui peningkatan
pendidikan agama dalam keluarga,
f) Memberi bantuan sertifikasi tanah wakaf,
g) Mendorong berkembangnya kehidupan beragama.
2) Program Penyempurnaan Pendidikan Agama
Tujuan : Peningkatan mutu pengajaran agama pada sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia
seutuhnya lahir dan batin
Sasaran : Tercapainya kualitas pendidikan agama yang diikuti dengan
peningkatan kualitas pendidik
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melakukan penataran guru agama,
b) Mengembangkan pendidikan agama di luar sekolah,
c) Melakukan pendalaman subtansi dan materi pendidikan agama ,
d) Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agam
di tingkat TK,SD,SLTP dan SLTA.
3) Peningkatan Kerukunan Hidup antar Umat Beragama
Tujuan : Peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi setiap
individu, keluarga, masyarakat, dan penyelenggara negara. Serta
memperkuat dasar-dasar kerukunan hidup intern dan antar umat
beragama dengan membangun harmoni sosial dan persatuan.
Sasaran : Terciptanya suasana kehidupan keagamaan yang kondusif bagi
upaya pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan ajaran
agama, yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern dan
anatar umat beragama.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan dialog antar umat,
b) Fasilitasi kerukunan antar umat beragama,
c) Penciptaan kondisi kondusif bagi partisipasi umat dalam
pembangunan,
d) Penyuluhan keagamaan dan bimbingan hidup beragama bagi
masyarakat,
93
e) Meningkatkan kualitas penyuluh, pembimbing, Dai dan pemuka
agama,
f) Mengembangkan materi, metodologi dan manjemen penyuluhan
dan bimbingan keagamaan.
4) Peningkatan Kemudahan Umat Beragama Dalam Menjalankan
Ibadahnya
Tujuan : Memberikan dorongan kepada umat beragama dalam melaksanakan
ibadahnya
Sasaran : Terpenuhinya sarana dan prasarana keagamaan dan terwujudnya
rasa aman di dalam menjalankan ibadahnya masing-masing pemeluk
agama
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengkajian potensi umat,
b) Bantuan Stimulan pelaksanaan haji,
c) Pemberian ijin fasilitas umum untuk kegiatan ibadah agama.
2. Pendidikana. Umum
Sesuai dengan Visi dan Misi yang sudah dicanangkan pemerintah
Kabupaten Sleman, maka mau tidak mau seluruh komponen yang ada
akan berusaha semaksimal mungkin untuk merealisasikan hal tersebut.
Pada dasarnya kondisi ini sudah lama melekat di Kabupaten Sleman,
namun persaingan yang ada baik ditingkat Propinsi maupun Kabupaten
sangat ketat. Hal tersebut disebabkan berbagai tantangan untuk
mewujudkan masyarakat yang berpendidikan sehingga mampu
berkompetisi dalam tatanan kehidupan bangsa yang maju.Disamping itu
masih terdapat kondisi belum meratanya pendidikan di berbagai jenis,
jenjang dan mutu pendidikan. Faktor penyebabnya adalah terbatasnya
kesadaran masyarakat, fasilitas pendidikan, serta belum sempurnanya
manajemen pendidikan yang ada serta terbatasnya tenaga pengajar
yang berkualitas, disamping itu juga masih kurangnya koordinasi antar
dinas/instansi terkait dalam penanganan masalah pendidikan dan
terbatasnya dana pendidikan yang ada.
Dari berbagai permasalahan tersebut, diupayakan peningkatan sistem
manajemen pendidikan yang mengarah pada desentralisasi pendidikan
disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
94
Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman diarahkan
pada :
1) Persediaan sarana dan parasarana pendidikan yang memadai.
2) Menciptakan sistem manajemen pendidikan yang mengarah pada
proses pendidikan yang lebih demokratis.
3) Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar
sekolah.
4) Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta
meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga pendidik sehingga
mampu berfungsi secara optimal.
5) Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu.
b.Arah Kebijakan1) Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidkan dasar dan
menengah,penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun dan menuju wajib
belajar 12 tahun.
2) Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan non formal yang sejajar
dengan pendidikan formal .
3) Peningkatan kualitas ketrampilan, kemampuan edukasi, akademik dan
tingkat kesejahteraan tenaga kependidikan sesuai dengan
kemampuan daerah.
4) Pengembangan pendidikan pra sekolah sebagai wahana sosialisasi
awal pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta
yang dikembangkan di sekolah lanjut.
5) Peningkatan kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Lembaga
Perguruan Tinggi dan antar lembaga pendidikan.
6) Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana/sarana pendidikan dan
peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan pasar kerja..
7) Memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu tinggi bagi semua anggota masyarakat.
8) Meningkatkan kemampuan akademik dan professional dengan
jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan.
9) Memperbaharui system pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum,
memberdayakan lembaga pendidikan.
10) Memantapkan Sekolah dan Lembaga pendidikan luar sekolah
berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan
manajemen.
95
11) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan
baik oleh masyarakat maupun pemerintah, mengembangkan kualitas
SDM sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh agar
tercipta generasi muda yang cerdas sekaligus santun.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pemerataan Pendidikan
Tujuan : Memperluas jangkauan dan daya tampung Taman Kanak-kanak
sampai dengan Sekolah Menengah.
Sasaran : Meningkatkan angka partisipasi kasar (semua jenjang).
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memberikan alternatif pelayanan kepada masyarakat yang kurang
mampu/kurang beruntung,
b) Memberikan bea siswa kepada siswa yang berprestasi dan
berbakat serta bagi siswa tidak mampu,
c) Memberikan subsidi pada sekolah-sekolah swasta,
d) Membangun dan merehabilitasi sarana dan perasarana pendidikan
termasuk fasilitas olah raga,
e) Optimalisasi pembangunan tenaga dan prasarana pendidikan.
2) Program Peningkatan Kualitas Dan Relevansi Pendidikan
Tujuan : Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan.
Sasaran : Terwujudnya organisasi sekolah yang lebih demokratis, transparan
dan akuntabel serta mendorong partisipasi masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru serta
tenaga pendidikan,
b) Mengembangkan peran organisasi profesi sebagai Kelompok
Kerja Kepala Sekolah (K3S), Musyawarah Kepala Sekolah (MKS),
Kelompok Kerja Guru (KKG), MGPM, Kelompok Kerja Pengawas
Sekolah (KKPS)sebagai wahana komunikasi dan wadah berbagai
pengalaman,
c) Meningkatkan ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan,
d) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar,
96
e) Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja pendidikan,
f) Mengembangkan program-program ketrampilan atau kejuruan
pada SLTP, MTs, SMU, MA dan pendidikan pendidikan luar
sekolah yang sesuai dengan lingkungan setempat dan tuntutan
dunia usaha,
g) Menggerakakan peran serta masyarakat dunia usaha dan industri
dalam meningkatkan kualitas semua SMK sesuai pasar kerja,
h) Melaksanakan kurikulum pendidikan agama sesuai dengan agama
yang dianut siswa di seluruh jenjang pendidikan,
i) Menciptakan situasi kondusif keimanan dan ketaqwaan di seluruh
jenjang pendidikan,
j) Melaksanakan budi pekerti yang diimplementasikan dalam mata
pelajaran dan budi pekerti in action,
k) Mengembangkan perpustakaan sebagai sumber informasi dan
IPTEK.
3) Program Peningkatan Menejemen Pendidikan.
Tujuan : Terselenggaranya menejemen pendidikan di semua jenjang yang
berbasis pada sekolah dan masyarakat.
Sasaran: Terwujudnya menejemen pendidikan yang berbasis sekolah dan
masyarakat dengan mengenalkan konsep dengan perintisan Dewan
Sekolah untuk Kabupaten dan Komite Sekolah di setiap sekolah.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Melaksanakan desentralisasi dan demokratisasi pendidikan,
b) Mengembangkan Menejemen Peningkatan Mutu Berbasis
Masyarakat (MPMBS) bagi sekolah dan MPMBM bagi pendidikan
luar sekolah,
c) Mengembangkan sistem intensif yang mendorong kompetisi yang
sehat antar opersonil dan lembaga sekolah,
d) Mengembangkan sistem akreditasi secara adil dan merata bagi
sekolah negeri maupun swasta serta pendidikan luar sekolah,
e) Merintis pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar
untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan secara
independen,
f) Memberdayakan personil dan lembaga antara lain dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan .
97
3. Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosiala. Umum
Salah satu keberhasilan pembangunan adalah terwujudnya
kesejahteraan rakyat yang makin meningkat dan merata.Pembangunan
kesehatan dan kesejahteraan sosial mempunyai peranan penting dalam
mendukung terciptanya kinerja pembangunan yang diukur melalui indeks
pembangunan manusia, yaitu makin menurunnya angka kematian di satu
pihak dan meningkatnya angka harapan hidup di lain pihak serta
meningkatnya pendapatan masyarakat.
Tujuan pembangunan kesehatan sebagai upaya untuk mendukung
terciptanya Kabupaten Sleman Sehat 2005 adalah memberdayakan
individu dan masyarakat dalam bidang kesehatan agar berperilaku sehat
dan bersih dalam lingkungan sehat, , pelayanan upaya kesehatan yang
makin terjangkau, serta terwujudnya perlindungan masyarakat terhadap
penyakit, makanan, penyalahgunaan obat, bahan berbahaya.
Pembangunan Kesehatan yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah
berhasil meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat. Hal ini
dapat diamati dari terjadinya perbaikan beberapa indikator derajat
kesehatan antara lain : menurunnya angka kematian bayi (AKB), angka
kematian Balita, angka kematian ibu, meningkatnya status gizi, dan
menurunnya angka kesakitan beberapa penyakit menular. Sejalan
dengan membaiknya beberapa indikator tersebut telah terjadi
peningkatan angka harapan hidup waktu lahir.
Sedangkan tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah
mewujudkan ketahanan sosial oleh dan untuk masyarakat dengan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mewujudkan tingkat
kesejahteraan sosial yang adil dan merata, penanganan masalah sosial
yang makin mantap, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
usaha kesejahteraan sosial.
Masalah yang masih dihadapi dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan dan kesejahteraan sosial antara lain adalah masih kurangnya
perilaku sehat, kondisi lingkungan yang kurang sehat, ketersediaan dan
mutu pelayanan kesehatan yang belum merata, peredaran obat dan
makanan yang mengandung bahan berbahaya, kemiskinan,
keterlantaran, kecacatan, dan penyimpangan perilaku sosial.
Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan dan kesejahteraan sosial ini
perlu di dukung oleh semua pihak yaitu masyarakat, dunia usaha,
pemerintah dan peranan dari perguruan tinggi.
98
b. Arah Kebijakan1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan yang
saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat.
2) Peningkatan pemahaman dan penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat.
3) Peningkatan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan masyarakat.
4) Peningkatan kualitas tenaga medis,para medis dan non medis.
5) Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kesehatan
serta pendukung program kesehatan.
6) Pembangunan ketahanan sosial dan pemberdayaan terhadap
penyandang masalah sosial.
7) Peningkatan pemahaman masyarakat rawan bencana dan
penyantunan terhadap korban akibat bencana.
8) Peningkatan kepedulian sosial terhadap penyandang cacat, fakir
miskin, yatim piatu, warga terlantar, kelompok rentan sosial serta
lanjut usia.
9) Peningkatan kualitas penduduk dengan program keluarga berencana.
10) Pengembangan sistim jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh
tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan
keselamatan kerja yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan
pemerintah, perusahaan dan pekerja
c. Program dan Kegiatan1) Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan : Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat mendukung
pemenuhan kebutuhan dasar untuk hidup sehat
Sasaran : Tercapainya peningkatan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat
untuk memelihara lingkungan yang sehat
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan kepedulian terhadap perilaku bersih dan sehat,
b) Meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan dini anak,
c) Meningkatkan upaya anti tembakau dan NAPZA,
d) Meningkatkan pencegahan kecelakaan dan rudapaksa,
e) Meningkatkan upaya kesehatan jiwa masyarakat.
99
2) Program Lingkungan Sehat
Tujuan : Melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari
lingkungan sehingga derajad kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat optimal.
Sasaran : Terciptanya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya
masyarakat dengan memaksimalkan potensi sumberdaya secara
mandiri.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan wilayah/kawasan sehat,
b) Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja,
c) Peningkatan hygiene dan sanitasi tempat tempat umum,
d) Peningkatan pemukiman ,perumahan dan bangunan sehat,
e) Peningkatan penyehatan air.
3) Program Upaya Kesehatan
Tujuan : Meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil
guna dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota
masyarakat.
Sasaran : Menurunnya angka kesakitan dan meningkatnya derajad kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pencegahan penyakit menular dan imunisasi,
b) Pencegahan penyakit tidak menular,
c) Penyembuhan penyakit dan pemulihan, yang terdiri dari pelayanan
kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan,
d) Pelayanan kesehatan penunjang,
e) Pembinaan dan pengembangan pengobatan tradisional,
f) Upaya Kesehatan reproduksi,
g) Perbaikan gizi masyarakat,
h) Upaya kesehatan matra,
i) Pengembangan survailans epidemilogi,
j) Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan,
k) Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa).
4) Program Sumberdaya Kesehatan
Tujuan :
100
Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan dan
ketersediaan sarana, prasarana.
Sasaran : Teresedianya jaringan pemberi pelayanan kesehatan paripurna yang
bermutu baik pemerintah maupun swasta dan meningkatnya rasio
tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Perencanaan, pendayagunaan serta pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan,
b) Pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat,
c) Pengembangan sarana dan peralatan kesehatan.
5)Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan : Meningkatkan intelektualitas dan sumber daya manusia dengan
penganekaragaman konsumsi pangan yang bermutu untuk
menatapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
Sasaran : Menurunnya pre valensi gizi kurang dan gizi buruk balita.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan penyuluhan gizi masyarakat,
b) Menanggulangi gizi kurang dan menekan kejadian gizi buruk
pada balita,
c) Menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil,
d) Memantapkan pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi
(SKPG),
e) Melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi,
f) Melaksanakan penanggulangan gangguan gizi masyarakat.
6) Program obat, makanan dan bahan berbahaya
Tujuan : Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan
kesalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat aditif (NAPZA) dan
bahan berbahaya lainnya.
Sasaran : Terkendalinya penyaluran obat dan NAPZA.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengamanan bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat,
narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya lainya,
b) Penggunaan obat rasional,
101
c) Penggunaan Obat esensial,
d) Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan,
e) Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetika dan alat kesehatan,
f) Pembinaan dan pengembangan industri farmasi,
g) Pembinaan dan pengembangan obat asli indonesia.
7) Program Kebijaksanaan Dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Tujuan :Kebijaksanaan dan strategi yang ditetapkan membutuhkan kebijakan
dan manajemen sumberdaya yang efektif dan efisien serta didukung
dengan Iptek Kesehatan sehingga dapat tercapai pelayanan
kesehatan yang merata dan berkualitas.
Sasaran : Terciptanya kebijakan kesehatan yang menjamin tercapainya sistem
kesehatan yang efisien, efektif, berkualitas dan berkesinambungan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pengembangan kebijaksanaan program kesehatan,
b) Pengembangan manjemen pembangunan kesehatan,
c) Pengembangan hukum kesehatan,
d) Pengembangan sistem informasi kesehatan,
e) Pengembangan Iptek.
8) Program Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial
Tujuan :Pengembangan kesadaran, kemampuan, tanggung jawab, dan peran
aktif masyarakat dalam menangani permasalahan sosial
dilingkungannya, serta memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Sasaran : Terpenuhinya hak-hak anak untuk tumbuh kembang, terlindunginya
anak, lanjut usia dan perempuan dari tindak kekerasan, eksploitasi
serta tersedianya pelayanan sosial dan kemudahan untuk mengakses
fasilitas umum bagi penduduk lanjut usia.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah : a) Pemberdayaan anak terlantar,
b) Penyebaran informasi tentang hak-hak anak dan perlindungan
sosial bagi anak-anak yang diperlakukan salah,
c) Penyantunan bagi lanjut usia terlantar,
d) Rehabilitasi sosial anak nakal dan korban narkotika,
e) Rehabilitasi sosial tuna susila,
102
f) Pemberdayaan gelandangan, pengemis, dan perempuan rawan
masalah sosial ekonomi,
g) Pemberian bantuan bagi korban bencana,
h) Pemberdayaan bagi karang taruna dan karang wreda,
i) Pemberdayaan dan perintisan pemberian kemerdekaan sarana
dan prasarana pelayanan bagi penyandang cacat.
9) Program Peningkatan Kualitas Manajemen Pelayanan Sosial
Tujuan : Meningkatkan mutu dan profesionalisme layanan sosial melalui
pengembangan alternatif intervensi dibidang kesejahteraan sosial,
peningkatan kemampuan dan kompentesi pekerja sosial dan tenaga
kesejahteraan sosial masyarakat.
Sasaran : Terumuskannya alternatif intervensi pelayanan sosial dan
meningkatnya kemampuan dan kompetensi pekerja sosial dan tenaga
kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah : a) Penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial,
b) Pengembangan sistem informasi kesejahteraan sosial
c) Penyusunan standarisasi pelayanan sosial,
d) Akreditasi lembaga pelayanan sosial,
e) Pengembangan sistem legislasi kesejahteraan sosial,
f) Perencanaan dengan pendayagunaan serta diklat tenaga
kesejahteraan sosial,
g) Peningkatan sarana pendukung penyelenggaraan pelayanan
sosial,
h) Penyediaan data dan informasi kesejahteraan sosial,
i) Penyusunan standarisasi pelayanan sosial,
j) Peningkatan peran organisasi sosial dan panti sosial swasta,
k) Penyuluhan dan bimbingan sosial.
10) Program Pengentasan Kemiskinan
Tujuan :Mencegah dan meminimalisir timbulnya kemiskinan baru,
pengentasan warga miskin secara bertahap dan meningkatkan taraf
hidupnya dan meningkatkan kepedulian sesama dalam upaya
pengentasan kemiskinan.
103
Sasaran :Terentaskannya warga miskin dan warga rawan/rentan terhadap
kemiskinan dan meningkatnya kepedulian sesama pihak terhadap
masalah kemiskinan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Identifikasi masalah kemiskinan dan faktor penyebabnya,
b) Penyantunan terhadap warga miskin terlantar,
c) Pendampingan terhadap warga rentan terhadap kemiskinan,
d) Pemberian stimulan dan pemberdayaan warga miskin,
e) Peningkatan ketrampilan warga miskin,
f) Sosialisasi kepedulian kepada masyarakat dalam masalah
kemiskinan dan program pengentasan kemiskinan.
4. Kebudayaana. Umum
Dalam rangka mengembangkan dan membina kebudayaan di daerah
yang bersumber dari warisan budaya leluhur mengandung nilai-nilai
universal dapat menjadi salah satu aspek yang dapat memperkuat
identitas daerah, serta mampu menanamkan nilai moral yang mendukung
pembangunan daerah.
Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Sleman bertujuan untuk
mengembangkan penanganan kawasan cagar budaya dan desa budaya,
meningkatkan kualitas karya seni, meningkatkan kesadaran budaya dan
sejarah bangsa, melestarikan warisan budaya daerah/nasional,inovasi
dan kreativitas dalam mengelola museum, serta penempatan bahasa dan
sastra jawa sebagai akses daerah yang bernilai tinggi..
Permasalahan yang timbul dalam upaya pelestarian budaya daerah
anatara lain :
1) Masuknya budaya asing,
2) Berkurangnya penghayatan budi pekerti di lingkungan keluarga,
3) Menurunnya semangat memelihara budaya nenek moyang,
4) Rendahnya sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya.
Dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan diatas, maka perlu
diambil langkah-langkah :
1) Mengembangkan dan membina kebudayaan daerah terutama pada
generasi muda,
2) Membudayakan budi pekerti dilingkungan keluarga,
3) Membangkitkan upaya-upaya pelestarian budaya nenek moyang pada
masyarakat,
104
4) Membina dan meningkatkan setiap kritik terhadap nilai-nilai budaya
asing pengaruhnya terhadap budaya daerah.
b. Arah Kebijakan1) Pengembangan kebudayaan daerah diarahkan untuk memberikan
wawasan budaya dan makna pada pembangunan nasional yang
ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta memperkuat
jati diri dan kepribadian bangsa.
2) Peningkatan kemampuan masyarakat menggali nilai-nilai luhur
budaya daerah,menerima nilai-nilai positip yang berasal dari luar dan
memperkaya khasanah budaya bangsa di daerah.
3) Pelestarian nilai-nilai budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala
termasuk kawasan cagar budaya, sistem nilai dan norma-norma yang
berlaku didalam masyarakat.
4) Pemantapan dan pengembangan kesenian tradisional dan kreasi baru
yang bernafaskan kepribadian nasional diarahkan untuk memper kaya
khasanah budaya bangsa dan menunjang pariwisata.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan Pembinaan Kebudayaan Daerah
Tujuan : Peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur budaya
bangsa dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sasaran : Tertanamnya nilai-nilai luhur budaya bangsa pada keluarga dan
masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Inventarisasi benda-benda cagar budaya,
b) Mengembangkan cagar budaya dan desa wisata,
c) Rehabilitasi dan konservasi aset budaya,
d) Membudayakan sumberdaya manusia dan peralatannya dalam
pengembangan budaya daerah,
e) Diklat pengelola dan pelaku budaya,
f) Pembinaan kesenian melalui kegiatan pagelaran, pameran, lomba
dan festival,
g) Pembinaan dan pengawasan terhadap penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
105
2) Program Perumusan Nilai-nilai Kebudayaan Lokal
Tujuan : Peningkatan kualitas massyarakat terhadap pemahaman dalam
melakukan aktivitas kebudayaan.
Sasaran : Terciptanya masyarakat yang sadar dan peduli serta handarbeni
terhadap pentingnya nilai kebudayaan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra
indonesia dan daerah (jawa),
b) Melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat tentang aspek
budaya yang luhur dan beradab.
3) Program Pengembangan Sikap Kritis Masyarakat Terhadap Nilai-nilai
Budaya
Tujuan : Peningkatan perilaku masyarakat dalam penerapan dan pelestarian
nilai-nilai budaya yang ada.
Sasaran :Terwujudnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menanamkan pemahaman nilai budaya nasional dan lokal yang
dapat mendorong pembangunan daerah,
b) Peningkatan penggalangan wawasan kebangsaan, wawasan
budaya dan kesadaran sejarah,
c) Penyuluhan, pembinaan ,sarasehan budaya dan sejarah,
d) Semiloka,seminar, workshop kebudayaan.
4) Program Pengembangan Kebebasan Berkreasi Seni
Tujuan : Peningkatan kreativitas seni dalam rangka pengembangan potensi
kesenian dan meningkatkan profesionalisme seniman.
Sasaran : Terciptanya pengembangan kesenian daerah dalam rangka
memperkaya kesenian nasional
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Memberikan penghargaan atas kreativitas dan prestasi
masyarakat dalam upaya pengembangan seni
106
b) Menyelenggarakan pameran seni,konser, pagelaran seni dan
kompetisi seni,
c) Meningkatkan profesionalisme kemampuan manajemen bagi
seniman.
5) Program Peningkatan Budaya.
Tujuan : Peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai budaya bangsa
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
Sasaran : Terwujudnya pelestarian nilai- nilai kesenian dan kebudayaan
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan fungsi museum sebagai pusat penelitian dan
pendidikan,
b) Meningkatkan kesadaran atas budaya, kesenian dan kesadaran
sejarah bangsa melalui usaha pengkajian, penggalian, penulisan
dan penyebarluasan,
c) Melestarikan warisan budaya, baik yang berupa benda maupun
bukan benda,
d) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan.
6) Program Pelestarian Dan Pengembangan Kebudayaan
Tujuan : Pelestarian, penyelamatan, pemeliharaan dan pemanfaatan warisan
budaya daerah yang berupa peninggalan sejarah, kepurbakalaan dan
kesenian daerah.
Sasaran : Terbinanya tradisi daerah untuk mendukung upaya pembinaan
kebudayaan nasional
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Meningkatkan pelestarian dan pengembangan serta pemanfaatan
tradisi, peninggalan sejarah dan permuseuman,
b) Menciptakan iklim yang kondusif bagi timbulnya kreasi sastra, seni
dan budaya,
c) Membina dan mengembangkan kebahasaan,
d) Revitalisasi kesenian daerah.
107
5. Kependudukan Dan Keluarga Berencanaa. Umum
Meskipun angka kelahiran dapat diturunkan, namun angka pertumbuhan
penduduk masih relatif tinggi dan cenderung terus bertambah. Oleh
karena itu, perlu pengendalian laju pertumbuhan penduduk ke tingkat
yang lebih rendah lagi termasuk semua variabel yang mempengaruhi.
Perlunya pemberdayaan bagi penduduk usia lanjut yang masih produktif
dan jaminan sosial bagi mereka yang tidak produktif yang diakibatkan
oleh angka harapan hidup di Kabupaten Sleman.
Penanggulangan kemiskinan segera mungkin mengingat tingginya
tingkat keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I.
Usaha untuk meningkatkan produktivitas penduduk melalui penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan ketrampilan dan mutu
kerja yang produktif dan mandiri lebih diarahkan untuk penciptaan dan
perluasan kesempatan berusaha guna meningkatkan kesejahteraan.
Untuk perencanaan kegiatan program kependudukan perlu didukung oleh
data dan tersedianya informasi kependudukan yang cepat dan akurat,
sehingga akan mampu melahirkan suatu kebijaksanaan kependudukan
dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan serta
pelaksanaan registrasi kependudukan dan catatan sipil.
b. Arah Kebijakan1) Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) serta dunia usaha untuk
meningkatkan mutu dan cakupan penyelenggaraan pembangunan
kependudukan yang antara lain meliputi : pengentasan kemiskinan,
pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, pelayanan sosial,
pelayanan kependudukan dan peningkatan kualitas ketenagakerjaan.
Pemerintah daerah berperan untuk memudahkan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan upaya tersebut.
2) Pemberdayaan perempuan merupakan satu instrumen yang penting
dalam penyelenggaraan pembangunan kependudukan yaitu
pengutamaan jender dalam setiap proses dan tahap pembangunan
sehingga kesetaraan dan keadilan jender dapat terwujud, perempuan
dapat berpartisipasi setara dengan laki-laki sehingga dapat memiliki
akses dan kontrol terhadap sumber daya pembangunan.
108
3) Keluarga sebagai unit ssosial terkecil dalam masyarakat, bagaimana
untuk memberdayakan guna meningkatkan kualitas dalam rangka
meningkatkan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga.
4) Peningkatan kualitas penduduk dengan program keluarga berencana.
5) Menyelengarakan jaminan pelayanan kontrasepsi bagi keluarga
miskin yaitu pra sejahtera dan sejahtera I.
6) Memberikan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi secara cuma-
cuma bagi keluarga miskin, sedangkan untuk keluarga yang mampu
tidak lagi menggantungkan sepenuhnya kepada pelayanan
pemerintah, tetapi pemerintah menjamin tersedianya pelayanan yang
bermutu agar kebutuhan mereka juga dapat diperoleh dengan mudah
dan biaya terjangkau.
7) Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
8) Kebijaksanaan umum ditetapkan bahwa calon akseptor berhak untuk
memilih metode yang dianggap cocok asalkan tidak bertentangan
dengan kondisi kesehatan, budaya, agama dan dapat disediakan oleh
pemerintah.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Registrasi, Administrasi Penduduk dan
Catatan Sipil.
Tujuan : Mewujudkan keserasian kebijakan kependudukan diberbagai bidang
pembangunan
Sasaran : Terumuskannya dan terlaksananya kebjakan kependudukan bagi
peningkatan kualitas, perlindungan hukum, pengendalian
pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan penyebaran
penduduk .
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Pengembangan sistem informasi manajemen kependudukan
(SIMDUK),
b) Sosialiasi pendaftaran penduduk dan catatan sipil,
c) Pengembangan registrasi kependudukan.
2) Program Pemberdayaan Keluarga
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga sebagai unit
sosial terkecil dalam masyarakat.
109
Sasaran : Menurunnya jumlah keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pelayanan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
serta konseling,
b) Pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan kewirausahaan
bagi keluarga terutama keluarga pra sejahtera dan keluarga
sejahtera I,
c) Pengembangan pelayanan pembinaan ketahanan keluarga
khususnya balita dan remaja.
3) Program Keluarga Berencana
Tujuan : Memenuhi permitaan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas serta mengendalikan angka kelahiran .
Sasaran : Menurunnya pasangan usia subur yang ingin ber KB namun tidak
terlayani KB dan menurunnya angka kelahiran total (TFR).
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Melakukan advokasi serta KIE KB
b) Meningkatkan kualitas Pelayanan kontrasepsi
c) Memberikan jaminan dan perlindungan pemakai kontrasepsi
d) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
e) Promosi dan pemenuhan hak reproduksi
f) Promosi dan pelayanan kesehatan reproduksi
4) Program Promosi Ketahanan Kesehatan Reproduksi Remaja
Tujuan :Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang
kesehatan reproduksi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
reproduksinya.
Sasaran : Menurunnya jumlah yang melangsungkan perkawinannya pada usia
remaja dan menurunnya jumlah kehamilan pada usia remaja.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Pelatihan kader kesehatan reproduksi,
b) Orientasi kesehatan reproduksi,
c) Pengembangan pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi,
110
d) Pengembangan KIE spesifik,
e) Promosi pendewasaan usia kawin,
f). Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi secara formal di
sekolah.
6. Pemuda Dan Olah Ragaa. Umum
Pemuda adalah harapan bangsa. Ini adalah ungkapan klise yang enak di
dengar namun untuk mewujudkannya tidak semudah dengan
mengucapkannya. Dekadensi moral yang melanda para pemuda
menunjukkan gejala peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya
sudah sangat memprihatinkan. Begitu pula dengan kondisi prestasi
Olahraga yang jauh dari memuaskan. Untuk itu pembangunan di bidang
Pemuda dan Olahraga ditujukan untuk meningkatkan peran aktif pemuda
sebagai subyek pembangunan daerah, mewujudkan pemuda yang
berwawasan kebangsaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
meningkatkan peranserta pemuda dalam bidang politik untuk
menegakkan nilai – nilai demokrasi dengan cara yang berbudaya santun,
memfasilitasi kegiatan olahraga sdalam rangka pembibitan, pembinaan
prestasi maupun pemasyarakatan olah raga di daerah, mewujudkan
masyarakat yang sehat jasmani dan rohani melalui olahraga. Serta
mengembangkan olahraga melalui kemitraan di antara lembaga
keolahragaan yang ada.
b. Arah Kebijakan1) Pengembangan olah raga diarahkan pada peningkatan kualitas
manusia pendidikan olah raga di sekolah dan masyarakat.
2) Peningkatan pembibitan olah raga agar dapat diperoleh atlit yang
berbobot dan memiliki prestasi.
3) Pengembangan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam meng-
aktualisasikan segenap potensi, bakat dan minat serta memberi
kesempatan pemuda berperan aktif dalam keikutsertaannya melalui
organisasi sosial politik dan organisasi kemasyarakatan.
4) Pengembangan generasi muda diarahkan untuk meningkatkan
kualitas generasi muda dalam kewirausahaan sesuai bakat dan
ketrampilan serta kemauan untuk maju agar dapat mandiri, unggul
dan berdaya saing.
111
5) Perlindungan segenap generasi muda dari bahaya penyalahgunaan
narkotika, obat-obat terlarang, zat adiktif dan kenakalan remaja.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Iklim Yang Kondusif Bagi Generasi Muda
Dalam Mengaktualisasikan Segenap Potensi, Bakat Dan Minat.
Tujuan : Meningkatkan upaya dan aksesibilitas bagi generasi muda dalam
melakukan aktivitas kegiatan yang positip.
Sasaran : Meningkatnya jumlah generasi muda dalam aktivitas dan kreativitas
yang positif.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Peningkatan pengembangan perpustakaan, penelitian dan
memantapkan forum diskusi di lingkungan generasi muda,
b) Peningkatan komunikasi antar pemuda,
c) Peningkatan sarana dan prasarana pembinaan generasi muda
yang menunjang pengembangan bakat dan prestasi,
d) Pembinaan generasi muda dalam meningkatkan wawasan
kebangsaan.
2) Program Pengembangan Minat Kewirausahaan di Kalangan Generasi
Muda.
Tujuan :Memberikan peluang kepada generasi muda untuk mengembangkan
potensinya khususnya dalam berwira usaha.
Sasaran : Meningkatnya jumlah generasi muda yang berwirausaha.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda,
b) Pengembangan lembaga pendidikan kewirausahaan.
3) Program Perlindungan Generasi Muda Dari Bahaya Destruktif
Tujuan : Memberikan dorongan kepada generasi muda guna memperkuat jati
diri dan potensinya untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Sasaran : Menurunnya angka kriminalitas yang dilakukan oleh generasi muda.
112
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pemasyarakatan tentang bahaya destruktif terutama
penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang,
b) Peningkatan kerjasama antar lembaga yang menangani
pemberantasan penyalahgunaan narkoba.
4) Program Pembudayaan Olahraga
Tujuan : Meningkatkan upaya pemanduan, bakat, prestasi dan pembibitan olah
raga sejak usia dini, termasuk bagi penyandang cacat dilingkungan
sekolah dan masyarakat.
Sasaran : Meningkatnya prestasi olah ragawan dan jumlah bibit olah ragawan
berbakat
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Memasyarakatkan olahraga,
b) Menyelenggarakan ekstra kurikuler untuk menumbuhkan budaya
olah raga bagi sekolah dasar, SLTP, SLTA dan PT,
c) Peningkatan sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakat
d) Peningkatan pembinaan olahraga prestasi,
e) Pengembangan pola pembinaan dan latihan prestasi olah raga
bagi penyandang cacat.
7. Tenaga Kerja dan Transmigrasia. Umum
Pembangunan ketenagakerjaan secara umum bertujuan untuk
mewujudkan agar angkatan kerja yang potensial dapat bekerja secara
produktif dalam suasana yang tenang, aman, sehat, dan selamat dengan
memperoleh imbalan yang makin memadai untuk kebutuhan hidup yang
layak guna mewujudkan kesejahteraan.
Krisis moneter yang melanda perekonomian nasional telah menimbulkan
dampak negatif yaitu antara lain mengakibatkan naiknya angka
pengangguran di daerah yang disebabkan banyaknya usaha masyarakat
yang mengalami penurunan jumlah tenaga kerjanya.
Masalah lain yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah
kurangnya profesionalitas tenaga kerja sehingga selain sulit untuk
bersaing dalam pasar kerja juga akan mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pendapatan
113
yang diterima. Perlindungan tenaga kerja dan upah yang masih rendah
merupakan masalah penting juga dalam upaya pemantapan hubungan
kerja yang harmonis dan serasi antara pekerja dan pengusaha.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu didukung oleh
peranan dari semua pihak yaitu masyarakat, pemerintah, dunia usaha
atau swasta serta lembaga legislatif yang mampu memperjuangkan nasib
pekerja.
b. Arah Kebijakan1) Penciptaan dan perluasan lapangan kerja serta kesempatan berusaha
di berbagai sektor dan wilayah,
2) Pendayagunaan dan penyaluran tenaga kerja perlu didukung
informasi ketenagakerjaan, pasar kerja dalam dan luar negeri serta
perencanaan tenaga kerja yang sifatnya menyeluruh dan terpadu
dengan memperhatikan kemampuan tenaga kerja dan kualitas tenaga
kerja,
3) Peningkatan kualitas tenaga kerja diarahkan untuk membentuk tenaga
kerja yang terampil dan tangguh serta memiliki kesadaran dan
tanggung jawab, memiliki etos kerja dan jiwa wirausaha,
4) Pemantapan hubungan industrial Pancasila dan perlindungan tenaga
kerja meliputi hak berserikat, keselamatan dan kesehatan kerja serta
jaminan sosial tenaga kerja,khususnya bagi tenaga kerja wanita perlu
diberikan perhatian dan perlindungan sesuai dengan kodrat, harkat
dan martabatnya,
5) Pembangunan ketenagakerjaan untuk mencipta-kan tenaga yang
berkualitas, berdisiplin serta menumbuhkan harkat dan martabat yang
tinggi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi,
6) Pembangunan transmigrasi diarahkan pada pemerataan persebaran
penduduk dalam rangka perluasan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha, peningkatan taraf hidup dalam menunjang pembangunan
wilayah serta nasional,
7) Peningkatan pelaksanaan transmigrasi swakarsa selain transmigrasi
umum makin lebih mendorong tumbuhnya peranan dan tanggung
jawab swasta dan masyarakat,
8) Penyelenggaraan trasmigrasi perlu terus disempurnakan dan
ditingkatkan pelayanannya, melalui peningkatan koordinasi antar
sektor, antar daerah asal dan daerah tujuan, serta antar pemerintah
daerah dengan peme rintah pusat yang lebih terpadu,
114
9) Peningkatan informasi,penerangan dan penyuluhan transmigrasi
kepada masyarakat agar lebih membuka pengertian wawasan
nusantara bagi masyarakat,
10) Peningkatan keberhasilan dan kesejahteraan transmigran perlu
diberikan bekal pendidikan dan pelatihan ketrampilan serta bantuan
peralatan yang sesuai kebutuhan sehingga mampu mengembang-
kan usaha dan menjamin kehidupan keluarga yang lebih produktif,
11) Peningkatan pendidikan dan pelatihan ketram pilan serta pemberian
bantuan peralatan sesuai kebutuhan, sehingga mampu mengem-
bangkan usaha dan menjamin kehidupannya.
c. Program dan Kegiatan1) Program perluasan dan pengembangan Kesempatan Kerja
Tujuan:
Memberikan ketrampilan tenaga kerja padat karya dan perluasan
sistem kerja padat karya serta pemagangan untuk tenaga kerja
mandiri profesional (TKMP)
Sasaran:
Terciptanya lapangan kerja baru
Kegiatan yang akan dilakukan adalah: a) Peningkatan latihan ketrampilan tenaga kerja
b) Menginventarisir dan mengkaji potensi pencari kerja,
c) Menyebarluaskan informasi pasar,
d) Membina,menyeleksi dan mengirimkan transmigran ,
e) Membimbing, membina dan menyeleksi calon tenaga kerja yang
akan dikirim ke luar negeri.
2) Program penyebaran dan pendayagunaan tenaga penganggur
Tujuan:
Penciptaan lapangan kerja baru dan menciptakan iklim yang
kondusif bagi investor untuk berusaha yang membawa dampak bagi
penyerapan tenaga kerja.
Sasaran :
Menurunnya angka pengangguran.
115
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Perluasan lapangan kerja dan pendayagunaan tenaga
penganggur,
b) Pengembangan dan perencanaan tenaga kerja,
c) Penciptaan dan pengembangan kesempatan kerja,
d) Penyaluran tenaga kerja antar kerja lokal, antar kerja antar daerah
termasuk transmigrasi, dan antar kerja antar negara.
3) Program perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga kerja
Tujuan :
Mendorong kepada pengusaha dan lembaga tenaga kerja untuk
memberikan jaminan kesehatan dan perlindungan tenaga kerja.
Sasaran :
Meningkatnya kesejahteraan tenaga kerja.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja
b) Meningkatkan pengawasan norma kerja, keselamatan kerja dan
kesehatan kerja serta jaminan sosial
c) Meningkatkan pengawasan, perlindungan , dan penegakan hukum
terhadap peraturan yang diberlakukan bagi tenaga kerja
d) Meningkatkan pembinaan syarat-syarat kerja dan penegakan
terhadap pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan
e) Pembentukan kelembagaan tenaga kerja
f) Pengawasan keselamatan kerja
g) Pemberian jaminan sosial tenaga kerja
h) Pengawasan dan pembinaan terhadap lembaga pengerah tenaga
kerja.
4) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dan
calon tenaga kerja.
Tujuan :
Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja dan calon tenaga kerja.
Sasaran :
Meningkatnya produktivitas tenaga kerja.
116
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Mengembangkan standariasi dan sertifikasi kompetensi yang
dilakukan melalui lembaga standarisasi dan kompetensi.
b) Meningkatkan relevansi, kualitas dan efisiensi pelatihan kerja
c) Memasyarakatkan nilai dan budaya produktif
5) Program Transmigrasi
Tujuan :
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program
transmigrasi
Sasaran :
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat transmigran
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Melaksanakan sosialisasi/penyuluhan masalah ketransmigrasian,
b) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi calon transmigran,
c) Melaksanakan penampungan, pemeriksaan kesehatan dan
pengangkutan calon transmigran,
d) Melaksanakan koordinasi, kerjasama dengan daerah tujuan
(daerah penempatan transmigran).
8. Peranan Perempuan
a. Umum Upaya meningkatkan peranan perempuan diarahkan melalui upaya
peningkatan kedudukan dan peran perempuan dalam lingkungan
keluarga serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perwujudan kearah itu dicapai melalui peningkatan pemberdayaan
perempuan, peningkatan kualitas organisasi perempuan,serta
kebijaksanaan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender.
Kesetaraan jender diwujudkan melalui upaya penghapusan diskriminasi
dan ketidakadilan struktural yang berarti tidak adanya pembakuan peran,
beban ganda perempuan dan kekerasan terhadap perempuan, sehingga
dapat dicapai optimalisasi kesetaraan perempuan dalam berbagai bidang
pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat.
117
b. Arah Kebijakan1) Peningkatan peranan perempuan baik sebagai warga negara maupun
sebagai sumberdaya insani mempunyai hak dan kewajiban serta
kesempatan yang sama dengan pria dalam pembangunan di segala
bidang dengan memperhatikan harkat dan kodrat dan martabatnya.
2) Peningkatan ketrampilan dan kemampuan perempuan agar dapat
berperan aktif di segala bidang kehidupan bangsa.
3) Peningkatan peranan wanita dan organisasi perempuan untuk
mewujudkan kesejahteraan keluarga.
c. Program dan Kegiatan1) Program Peningkatan kualitas hidup perempuan
Tujuan :
Peningkatan kedudukan dan peranan perempuan sebagai individu,
yaitu baik sebagai insan dan sumber daya pembangunan sebagai
bagian dari keluarga yang merupakan basis terbentuknya generasi
sekarang dan masa mendatang.
Sasaran :
Terwujudnya partisipasi perempuan dalam segala bidang
pembangunan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menyiapkan lingkungan yang lebih kondusif untuk kesetaraan
akses dan kesempatan dalam memperoleh pendidikan bagi anak
perempuan dan laki-laki,
b) Pengembangan kebijaksanaan pendidikan yang berperspektif
jender,
c) Pengutamaan jender dalam tingkatan partisipasi ,kurikulum materi
pelajaran dan proses pembelajaran serta pelaku pendidikan,
d) Pembangunan kesehatan, gizi dan KB berspektif jender,
e) Pembangunan ekonomi dan ketenaga kerjaan berspektif jender,
f) Pemberdayaan perempuan dalam pengembangan ekonomi
kerakyatan,
g) Peningkatan pengentasan kemiskinan bagi keluarga perempuan,
h) Peningkatan peran perempuan dalam pengelolaan dan pelestarian
SDA dan Lingkungan hidup serta peningkatan pemahaman
terhadap akibat pencemaran lingkungan oleh bahan berbahaya,
118
i) Peningkatan peran aktif perempuan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kebijaksanaan dan
program pembangunan politik,
j) Peningkatan kepedulian semua pihak terhadap kualitas tumbuh
dan kelangsungan hidup anak dan remaja putri,
k) Peningkatan apresiasi masyarakat masyarakat terhadap
perempuan lanjut usia,
l) Peningkatan kawasan dan pengetahuan perempuan dalam upaya
pencegahan terhadap tindak kekerasan dan eksploitasi
komersialisasi perempuan.
2) Program Peningkatan hak dan perlindungan hukum bagi perempuan
Tujuan :
Peningkatan perlindungan hukum bagi perempuan dan peningkatan
hak
Sasaran :
Terwujudnya penyetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam
segala bidang
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Peningkatan perlindungan, penghormatan dan penegakan HAM
bagi perempuan dalam seluruh aspek kehidupan,
b) Peningkatan kesadran hukum, kesetaraan dan keadilan jender
bagi masyarakat,
c) Perlindungan perempuan dari eksploitasi seksual komersial dan
tindak kekerasan.
9. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologia. Umum
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan aspek yang sangat penting
dalam rangka pembangunan bidang-bidang lain, sebab dengan
pembangunan IPTEK yang maju dapat memberikan nuasa-nuansa
inovasi dan kreativitas dalam kehidupan manusia, untuk itu rumusan-
rumusan pembangunan IPTEK yang akan diraih pada masa yang akan
datang sangat penting dilakukan.
Pembangunan IPTEK perlu ditingkatkan pemanfaatan teknologi dan
pengetahuan di berbagai bidang pembangunan perlu dilanjutkan dan
ditingkatkan serta diperluas untuk mencapai hasil guna dan daya guna.
119
Tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang ada,
demikian juga sebaliknya keberhasilan pembangunan SDM pun sangat
dipengaruhi oleh keberhasilan di bidang pengembangan IPTEK.
Tujuan pembangunan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam rangka mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan pemanfataannya dalam dunia
usaha, khususnya usaha kecil, menengah dan koperasi; menyelaraskan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai – nilai
budaya daerah, baik dalam cara berfikir maupun sikap hidup
bermasyarakat, sekaligus menyikapi issu globalisasi; dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b.Arah KebijakanUpaya–upaya untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah dengan
memfasilitasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, menciptakan kondisi
kompetitif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menjembatani hubungan antara lembaga litbang dengan dunia usaha,
serta melindungikarya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
memasyarakatkan Hak Atas Kekayaan Inteletual (HAKI)
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan pengkajian IPTEK
Tujuan :
Pemecahan masalah-masalah pembangunan dengan pengembang-
kan dan menerapkan teknologi tepat guna
Sasaran :
Tercapainya penerapan teknologi tepat guna dalam rangka
meningkatkan produktivitas.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Pemberdayaan lembaga-lembaga litbang
b) Sosialisasi kepada massyarakat agar peduli terhadap
pengembangan IPTEK
c) Pengkajian dan penelitian IPTEK sebagai potensi daerah
d) Peningkatan alih teknologi dan penerapan teknologi tepat guna
120
e) Peningkatan koordinasi untuk pengembangan dan penerapan
IPTEK
10. Lembaga Kemasyarakatana. Umum
Dalam rangka memantapkan penyelenggaraan otonomi daerah yang
luas, nyata dan bertanggung jawab, peranan lembaga-lembaga non
pemerintah perlu ditingkatkan kemampuannya. Hal ini ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterlibatan lembaga-lembaga non
pemerintah, baik formal maupun informal dalam proses pengambilan
keputusan, perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan jalannya
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat. Lembaga-
lembaga non pemerintah yang dimaksud termasuk Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), Badan Perwakilan Desa, Lembaga Swadaya
masyarakat, lembaga adat, lembaga keagamaan dan lembaga
masyarakat lainnya.
Sasaran yang ingin dicapai adalah berfungsinya secara baik serta
terbangunnya mekanisme partisipasi lembaga non pemerintah dalam
proses pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan
terciptanya mekanisme pengawasan sosial secara demokrasi.
b. Arah Kebijakan1) Mengembangkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung
jawab dalam rangka pemberdayaan lembaga ekonomi,lembaga
politik, lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat, dan
lembaga swadaya masyarakat, serta seluruh potensi masyarakat
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2) Mengoptimalkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan otonomi daerah yang
luas, nyata, dan bertanggung jawab.
c. Program dan Kegiatan1) Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah
Tujuan :
Meningkatkan partisipasi organisasi non pemerintah dalam
pembangunan.
121
Sasaran :
Berkembangnya organisasi non pemerintah yang dapat
meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik.
Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Peningkatan kemampuan dalam analisis kebijakan, manajemen
publik, manajemen keuangan, dan komunikasi politik.
b) Peningkatan komunikasi dan konsultasi dengan masyarakat,
lembaga non pemerintah, dunia usaha dan pemerintah daerah
c) Peningkatan kegiatan analisis kebijakan dengan kerjasama
dengan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga lainnya serta
pengembangan kelembagaan.
2) Program Penguatan Organisasi Masyarakat
Tujuan :
Peningkatan kapasitas organisasi sosial dan ekonomi masyarakat
sebagai wadah bagi pengembangan usaha produktif.
Sasaran :
Berkembangnya organisasi dan ekonomi masyarakat untuk dapat
meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat.
Kegiatan yang akan dilakukan :
a) Penghapusan berbagai peraturan yang menghambat
perkembangan organisasi sosial dan ekonomi yang dibentuk oleh
masyarakat,
b) Penyediaan bantuan dan informasi kepada organisasi sosial dan
ekonomi masyarakat,
c) Pengembangan forum lintas pelaku dalam komunikasi dan
konsultasi baik antara pemerintah dan lembaga masyarakat
maupun antar lembaga masyarakat.
D. MENINGKATKAN KAPASITAS PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH
Peningkatan kapasitas pengembangan potensi wilayah akan dilaksanakan
melalui pembangunan bidang-bidang perdesaan dan perkotaan, pertanahan,
perumahan dan permukiman, penataan ruang, sumberdaya alam dan
lingkungan hidup dan wilayah perbatasan.
Krisis ekonomi telah memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan
masyarakat. Pengembangan perekonomian daerah dan pengembangan wilayah
122
sebagai upaya peningkatan pembangunan daerah dan pemerataan
pertumbuhan mengalami hambatan keterbatasan dalam pemanfaatan
sumberdaya alam, ketersediaan modal, serta kemitraan pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha.
Masalah lain yang terjadi adalah ketidaktertiban pemanfaatan ruang karena
belum dilaksanakannya penataan ruang yang baik, sehingga mengakibatkan
terjadinya degradasi lingkungan. Pengembangan wilayah juga dibatasi oleh
kondisi dan ketersediaan prasarana dan sarana yang ada yang ditentukan oleh
luasnya wilayah yang harus dijangkau.
1. Perdesaan Dan Perkotaana. Umum
Sebagian besar masyarakat perdesaan saat ini masih berada pada
kehidupan dan budaya perdesaan yang mengandalkan sumber
kehidupan dari pertanian subsistem atau sebagai buruh tani yang
pendapatannya tidak pasti dan rendah. Disamping itu kehidupan sosial
ekonomi masyarakat perdesaan relatif tertinggal di banding daerah
perkotaan yang disebabkan oleh lapangan pekerjaan dan kegiatan usaha
yang tidak kompetitif dan tidak memberikan pendapatan masyarakat yang
layak, kondisi pelayanan pendidikan dan kesehatan kurang memadai,
rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana permukiman.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut dengan
mewujudkan kegiatan sosial ekonomi perdesaan, peningkatan akses
terhadap sumberdaya produksi, pengembangan jaringan usaha yang
melibatkan petani dan menyelesaikan problem pemasaran hasil-hasil
pertanian.
Kawasan perkotaan merupakan tempat yang sanagat menarik bagi
masyarakat untuk mengembangkan kehidupan sosial ekonomi.
Pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi yang tinggi telah
menyebabkan tidak terkendalinya perkembangan permukiman,
lingkungan perumahan, kesehatan, lingkungan hidup, resapan air, sosial
serta tumbuhnya kawasan kumuh.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk membantu
menyelesaikan masalah penyediaan perumahan dan permukiman dan
fasilitas pendukung bagi kelompok–kelompok berpenghasilan rendah dan
miskin malalui pemugaran rumah dan lingkungan, perbaikan kampung
123
dan pemukiman kumuh, serta memberikan subsidi kredit pemilikan
rumah.
b. Arah Kebijakan1) Pembangunan desa dan masyarakat pedesaan terus didorong melalui
peningkatan koordinasi pembangunan sektoral, pengembangan
kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan desa serta
pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki, dalam usaha
mempercepat peningkatan perkembangan desa dengan lebih
melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif.
2) Peningkatan pendidikan dan pelatihan kerja yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan SDM perdesaan agar dapat berperan aktif
dalam pembangunan, mampu memanfaatkan peluang usaha, mampu
mengembangkan hasil produksi, serta pengolahan hasil produksi dan
usaha pemasarannya yang selanjutnya dapat meningkatkan
kesejahteraan.
3) Mewujudkan struktur ekonomi perdesaan yang lebih kokoh,
berlandaskan sektor pertanian yang mantap dalam mempertahankan
swasembada pangan, meningkatkan keanekaragaman dan keter-
sediaan pangan dan mendukung perkembangan industri perdesaan.
4) Pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan dilakukan secara
berencana dan terpadu dengan memperhatikan rencana tata ruang,
pertumbuhan penduduk, lingkungan permukiman, lingkungan usaha
dan lingkungan kerja serta kegiatan ekonomi dan sosial, agar terwujud
lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, indah dan nyaman serta
terjaganya keserasian dan keselarasan nilai sosial budaya
mencerminkan kepribadian daerah.
c. Program dan Kegiatan
1) Program pembangunan Perdesaan
Tujuan :
Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan mempercepat
kemajuan ekonomi perdesaan yang adil dan merata untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Sasaran :
Meningkatnya pendapatan masyarakat perdesaan, terciptanya
lapangan kerja, tersedianya bahan pangan, bahan lainnya untuk
124
memenuhi kebutuhan konsumsi dan produksi, dan meningkatnya
kemandirian kapasitas lembaga perdesaan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
a) Menyempurnakan struktur kelembagaan perdesaan
b) Membangun sistem agribisnis
c) Menyediakan fasilitas akses permodalan
d) Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi kelompok masyarakat
dan keluarga miskin.
e) Mengembangkan jaringan produksi dan pemasaran
f) Mengembangkan industri kecil dan rumah tangga
g) Menguatkan lembaga ekonomi masyarakat
h) Membangun dan memelihara sarana prasarana
i) Meningkatkan penguatan tehnologi tepat guna
j) Mengelola dan memanfaatkan fungsi sumber daya alam yang
berkelanjutan.
2) Program peningkatan kapasitas Pengelolaan perkotaan
Tujuan :
Mewujudkan kota yang berbudaya, berkeadilan dan layak dalam arti
memperhatikan keseimbangan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, serta mempertimbangkan kepentingan daerah lain.
Sasaran :
Meningkatnya kemampuan pengelolaan perkotaan yang
berkeseimbangan dalam penyediaan prasarana sarana dan
pelayanan umum oleh pemerintah, meningkatnya partisipasi
masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan perkotaan dengan
berkurangnya kemiskinan, pengangguran dan kerawanan sosial.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Menyempurnakan struktur kelembagaan dan kapasitas pengelola
kota serta mempersiapkan dan menyediakan peraturan
perundang-undangan dalam upaya menegakkan hukum secara
konsekwen dan konsisten.
b) Memantapkan sistem dan standar pelayanan umum
c) Meningkatkan kemitraan pemerintah, masyarakat dan swasta
dalam pembangunan serta pengelolaan kota.
d) Meningkatkan upaya penanggulangan masalah kemiskinan,
pengangguran dan kerawanan sosial
125
e) Melakukan penataan fungsi kawasan di perkotaan
f) Mengembangkan sistem jaringan pelayanan perkotaan yang
mendukung jalur produksi–kolektor–distribusi antar kota, antar
wilayah, dan antar perkotaan dengan perdesaan
2. Penataan Ruang
a. UmumPemanfaatan ruang baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi di
Kabupaten Sleman belum memadai dalam arti efisiensi pemanfaatan
ruang, keserasian dan keterpaduan (sinergi) antar kegiatan/ pemanfaatan
ruang serta belum optimalnya peningkatan nilai ruang. Disamping itu
permasalahan lain yang timbul adalah kurang sesuainya pelaksanaan
pembangunan dan kegiatan terhadap rencana tata ruang. Upaya yang
dilaksanakan untuk meningkatkan efisiensi, keterpaduan dan nilai ruang
dimaksud diperlukan perbaikan-perbaikan pada aspek:
1) Perencanaan Tata Ruang yang meliputi substansi, proses dan
sosialisasi Rencana Tata Ruang.
2) Implementasi pembangunan dan kegiatan yang sesuai dengan Tata
Ruang.
3) Evaluasi, pengawasan dan pengendalian Tata Ruang.
Pelaksanaan yang menyangkut aspek-aspek diatas harus melibatkan
stake holder yang terkait sehingga tercapai keterpaduan dan
kesinambungan pembangunan.
b. Arah Kebijakan
1) Pemanfaatan ruang diarahkan agar mengakomodasi semua
kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan berhasilguna, serasi,
selaras, seimbang dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
2) Penataan Ruang berazaskan manfaat keterbukaan, persamaan,
keadilan dan perlindungan hukum.
3) Penataan ruang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan masyarakat
yang dibedakan dengan sifat/kondisi perkotaan dan perdesaan
4) Penyusunan Tata Ruang diselenggarakan secara transparan dan
melibatkan stake holder.
126
c. Program dan Kegiatan
1) Program Perencanaan tata ruang
Tujuan :
Menyediakan dokumen rencana tata ruang yang mutakhir dan mudah
dioperasionalkan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
pembangunan/investasi baik pemerintah maupun stake holder.
Sasaran :
Tersedianya tata ruang wilayah, rencana detail tata ruang kawasan
tumbuh cepat/perkotaan dan rencana tata ruang ibu kota kecamatan
yang dapat mengantisipasi tuntutan perkembangan jaman.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
a) Peningkatan kemampuan SDM dalam perencanaan dan
pengendalian tata ruang,
b) Menyusun tata ruang wilayah dan kawasan.
c) Memantapkan koordinasi stake holder berkaitan dengan tata
ruang.
d) Meningkatkan pengendalian tata ruang
e) Melaksanakan review terhadap rencana tata ruang yang berumur
lebih dari lima tahun.
f) Penataan ruang diprioritaskan pada kawasan yang mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan (lokasi andalan) dan kawasan
yang rawan permasalahan.
2) Program implementasi dan pengendalian tata ruang
Tujuan :
Menciptakan pemanfaatan ruang yang efisien dan serasi disesuaikan
dengan daya dukung lingkungan dalam pelaksanaan kegiatan sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat.
Sasaran :
Meningkatnya kualitas hidup, kelancaran dan ketertiban kegiatan
pembangunan/investasi, produktivitas masyarakat serta berkelanjutan
pembangunan.
Kegiatan yang akan dilakukan :
a) Peningkatan disiplin dan kepatuhan terhadap rencana tata ruang.
b) Pengembangan insentif dan disinsentif pemanfaatan ruang.
127
c) Pembuatan peraturan dan pengembangan kelembagaan
pengendalian tata ruang.
3. Pertanahan
a. UmumMasalah pertanahan di Sleman terutama terjadi karena tidak
seimbangnya antara ketersediaan tanah dan kebutuhannya. Hal ini terjadi
karena minat masyarakat dan pengusaha yang sangat tinggi untuk
melakukan kegiatan atau usaha di Kab. Sleman. Kondisi tersebut
mengakibatkan harga tanah yang tinggi dan cenderung tidak wajar.
Masalah lain yang dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran
masyarakat untuk mengurus administrasi perubahan pengunaan tanah,
sehingga pemerintah mengalami kesulitan untuk mengendalikan alih
fungsi lahan.
Dari aspek hukum pertanahan, masalah yang cukup menonjol adalah
masih besarnya proporsi tanah yang belum memiliki sertifikat. Selain
karena biaya yang belum memadai proses penyelesaian administrasi
sertifikat tanah masih belum memuaskan akibat kinerja aparat nya belum
memadai.
b. Arah Kebijakan 1) Pembangunan pertanahan diarahkan pada peningkatan pemanfaatan
dan penggunaan tanah secara adil, transparan dan produktif dengan
mengutamakan hak-hak rakyat setempat termasuk hak rakyat dan
masyarakat adat, serta berdasarkan tata ruang wilayah yang serasi
dan seimbang,
2) Pembangunan pertanahan diarahkan pada semakin terwujudnya
dukungan administrasi yang mampu menjamin kelancaran dan
keterpaduan dalam tugas dan fungsi untuk mewujudkan sistem
administrasi yang semakin handal, profesional, efisien, efektif dan
tanggap terhadap aspirasi dan dinamika yang terjadi dalam
masyarakat.
c. Program dan Kegiatan1) Program peningkatan pelayanan pertanahan
Tujuan :Terwujudnya sistem pelayanan pertanahan yang prima.
128
Sasaran :
Meningkatnya kualitas pelayanan pertanahan dan penyelesaian
pensertifikatan tanah.
Kegiatan yang akan dilakukan :a) Percepatan pemberian kepastian hukum atas tanah melalui
pemberian hak dan pensertifikatan tanah secara khusus dalam
upaya menunjang penguatan hak-hak golongan ekonomi lemah
termasuk hak adat.
b) Penyusunan standar dan norma pelayanan pertanahan.
c) Mengembangkan sistem dan prosedur administrasi yang efektif
melalui pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penggunaan
dan pemanfaatan tanah, penyusunan hak-hak atas tanah dan
pensertifikatan.
d) Penyiapan peta dasar pendaftaran tanah.
e) Pengembangan sistem informasi pertanahan.
f) Pembinaan dan penyuluhan pertanahan.
g) Penyelesaian pengadaan tanah pengganti tanah kas desa.
h) Pembinaan dan pengembangan aparatur pelaksana pelayanan
pertanahan
i) Peningkatan kualitas SDM aparat
j) Pengadaan sarana, prasarana dan perlengkapan.
2) Program pengendalian pertanahan dan penegakan hukum pertanahan
secara konsisten.
Tujuan :
Terwujudnya kepastian hukum atas tanah dan terkendalinya
penggunaan tanah.
Sasaran :Adanya kepastian hukum terhadap hak milik tanah dan upaya
pengendalian penggunaan tanah sesuai dengan tata ruang.
Kegiatan yang akan dilakukan :a) Penyusunan perda pertanahan
b) Peningkatan tertib hukum pertanahan
c) Penyelesaian pelanggaran/perkara pertanahan di pengadilan
d) Pengendalian penggunaan tanah
e) Pengendalian pemanfaatan dan penguasaan tanah
129
f) Penataan pemilikan bidang-bidang tanah diperkotaan dan
perdesaan/konsolidasi tanah.
g) Pendataan penatagunaan tanah
h) Pengendalian peralihan hak atas tanah
i) Pengendalian perubahan penggunaan tanah dan pemanfaatan
tanah
j) Pensertifikatan tanah instansi pemerintah
k) Pemberian perpanjangan dan pembaharuan hak atas tanah badan
hukum dan perorangan.
l) Pembukuan/pendaftaran hak atas tanah
m) Pendaftaran peralihan dan pembaharuan hak atas tanah.
4. Perumahan Dan Permukimana. Umum
Pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi menyebabkan
meningkatnya kebutuhan penyediaan perumahan dan permukiman dan
lingkungan pendukungnya secara lebih layak, aman, nyaman, dan sehat.
Meskipun sebagian besar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
tersebut secara swadaya dan didukung oleh pasar, penyediaan
perumahan dan permukiman. Masalah ketersediaan perumahan dan
permukiman bagi kelompok masyarakat berpenghasilan kecil tidak
mungkin hanya dipecahkan oleh masyarakat sendiri. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah untuk membantu masalah penyediaan
perumahan dan permukiman serta fasilitas pendukungnya bagi kelompok
berpenghasilan rendah dan miskin melalui pemugaran rumah dan
lingkungan, perbaikan kampung dan kawasan kumuh dan pemberian
kredit perumahan murah.
Penataan lingkungan perumahan dan permukiman ditingkatkan dan
dikembangkan untuk mencipkan lingkungan yang sehat dan nyaman
b. Arah Kebijakan1) Pembangunan perumahan dan permukiman didaerah pedesaan
maupun perkotaan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap tempat tinggal yang memenuhi standar sebagai rumah yang
sehat.
2) Pembangunan perumahan dan permukiman yang layak dan murah
terus ditingkatkan dan diperluas sehingga dapat menjangkau
masyarakat berpenghasilan rendah dengan tetap memperhatikan
130
rencana tata ruang, lingkungan sosial, lingkungan industri, kawasan
kampus dan RP4D (Rencana Pembangunan Perumahan dan
Permukiman Daerah)
3) Penciptaan iklim yang menarik bagi upaya pembangunan perumahan
oleh masyarakat secara perseorangan atau kelompok dan badan
usaha perumahan terutama dengan melibatkan peran perbankan dan
koperasi.
4) Pembangunan perumahan dan permukiman diupayakan dapat
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, antara lain
usaha jasa konstruksi industri bahan-bahan bangunan yang
menyediakan bahan-bahan murah namun berkualitas dan memenuhi
standart teknis.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan Perumahan
Tujuan :
Meningkatkan kualitas perumahan khususnya bagi masyarakat yang
berpenghasilan rendah agar menjadi rumah yang layak dan sehat.
Sasaran :
Meningkatnya jumlah keluarga yang menghuni rumah layak huni dan
sehat.
Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Peningkatan kualitas pasar primer perumahan,
b) Penyempurnaan makanisme subsidi dalam penyediaan
perumahan bagi masyarakat miskin dan berpendapatan rendah,
c) Pembangunan rumah susun sewa sederhana di perkotaan,
d) Pengembangan sistem penyediaan perumahan yang bertumpu
pada swadaya masyarakat,
e) Penyediaan prasarana dan sarana usaha bagi keluarga miskin.
2) Program Peningkatan Penyediaan dan Perbaikan Perumahan
Tujuan :
Meningkatkan penyediaan dan perbaikan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
Sasaran :
Meningkatnya persediaan perumahan yang bertumpu pada kelompok
masyarakat dan meningkatnya subsidi kepemilikan rumah
131
Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Pengembangan pola subsidi perumahan dan permukiman bagi
masyarakat miskin
b) Penyediaan bantuan teknis dan manajemen pembangunan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
c) Pengembangan penyediaan perumahan dan permukiman yang
bertumpu kepada swadaya masyarakat
d) Pengembangan rumah susun sewa pada kawasan-kawasan
pendidikan dan kawasan perdagangan.
e) Penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman kumuh.
3) Program Perbaikan Prasarana dan Sarana Perumahan dan
Permukiman
Tujuan :
Meningkatkan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman
meliputi jalan lingkungan, drainase, persampahan, saluran air limbah
dan kantong usaha.
Sasaran :
Meningkatnya kualitas jalan lingkugan, drainase, persampahan,
saluran air limbah dan menciptakan kantong-kantong usaha bagi PKL.
Kegiatan yang akan dilaksanakan :a) Peningkatan kualitas pelayanan dan pengelolaan prasarana dan
sarana permukiman
b) Peningkatan kualitas operasi dan pemeliharaan prasarana dan
sarana permukiman
c) Peningkatan kerjasama publik–swasta dalam pembangunan dan
pengelolaan prasarana dan sarana
d) Pelestarian bangunan bersejarah dan lingkungan permukiman
kawasan tradisional
e) Pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap
bangun
f) Penataan kawasan komersial
5. Wilayah Perbatasana. Umum
Kondisi prasarana dan sarana perekonomian, kesehatan, pendidikan dan
sosial di wilayah perbatasan antar kabupaten/kota dalam satu propinsi
atau dua propinsi masih kurang memadai. Hal ini disebabkan karena
132
keterpaduan pengaturan antar wilayah perbatasan kurang mendapat
prioritas dalam berbagai sektor pembangunan, sehingga akan tertinggal
dibandingkan wilayah lain dalam kabupaten. Upaya dalam mengatasi
masalah tersebut dengan meningkatkan kerjasama antara kabupaten
atau kota yang berbatasan dalam pengaturan, perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana perekonomian,
pendidikan, kesehatan dan sosial untuk pemerataan pembangunan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan.
b. Arah Kebijakan 1) Meningkatkan pembangunan di wilayah perbatasan dengan
berlandaskan pada prinsip desentralisasi, tugas pembantuan dan
otonomi daerah.
2) Meningkatkan pemanfaatan potensi wilayah perbatasan dalam rangka
tercapainya kesejahteraan masyarakat.
3) Meningkatkan Kerjasama antar Pemerintah Kabupaten atau Kota
dalam pengembangan wilayah perbatasan.
c. Program dan Kegiatan
1) Program pengembangan wilayah perbatasan.
Tujuan :
Peningkatan keserasian kesejahteraan rakyat diwilayah tersebut.
Sasaran :
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
kehidupan sosial yang aman, tenteram, harmonis dan tertib
administrasi kepemerintahan.
Kegiatan yang akan dilakukana) Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar khususnya pendidikan,
kesehatan, prasarana perdagangan dan tertib administrasi
kepemerintahan
b) Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan
lingkungan.
2) Program Peningkatan potensi wilayah perbatasan.
Tujuan :Meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah perbatasan
133
SasaranMeningkatnya prasarana dan sarana dasar, perekonomian serta
ketrampilan penduduk.
Kegiatan yang akan dilakukan:a) Peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana sarana
dasar
b) Pengembangan sarana perekonomian pedesaan
c) Pelaksanaan pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan.
3) Program peningkatan kerjasama wilayah perbatasan.
Tujuan :
Meningkatkan kerjasama antar kabupaten/kota dalam pemerintahan,
pembangunan dan penanganan masalah kemasyarakatan.
Sasaran :
Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi dalam mengatasi masalah
perbatasan.
Kegiatan yang akan dilakukan :
a) Peningkatan koordinasi kebijakan prioritas pembangunan di
wilayah perbatasan secara berkala.
b) Peningkatan kerjasama penganggaran dan realisasi pembangunan
c) Peningkatan penanganan masalah pemerintahan dan
kemasyarakatan.
6. Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidupa. Umum
Potensi sumber daya alam meliputi sumber daya air, sumber daya lahan,
sumber daya bahan galian, sumber daya hutan, dan sumber daya wisata.
Sumber daya air meliputi mata air, air sungai dan air bawah tanah.
Potensi air bawah tanah masih cukup banyak, diperkirakan cadangannya
4.919.501.400 m3. Bahan galian yang ada hanya galian golongan C
berupa pasir, batu, kerikil, tanah liat, andesit, batu gamping dan breksi
batu apung. Hutan yang ada berupa kawasan hutan seluas 1728,38 ha
yang terdiri dari hutan lindung di daerah Kaliurang, cagar alam dan wisata
alam serta hutan rakyat seluas 4610 ha.
Secara umum kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Sleman masih
relatif baik, memiliki daya dukung kesuburan lahan dan kemudahan
134
dalam pengelolaan lingkungan hidup baik di kota maupun di desa.
Permasalahan yang dihadapi adalah kepedulian masyarakat terhadap
upaya pelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup masih
kurang, terutama dalam mengeksploitasi sumber daya alam kurang
memperhatikan tata cara dan kaidah yang benar, begitu juga dengan
pelaksanaan Amdal dan UKL/UPL.
Banyaknya pemukiman, hotel, industri dan jenis usaha lainnya
menimbulkan masalah lingkungan dan perubahan ekosistem yang sangat
mendasar. Minimnya teknologi tepat guna terutama untuk menangani
limbah baik limbah domestik maupun industri. Berbagai upaya untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan meningkatkan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian, menempatkan semua kegiatan
pembangunan baik oleh pemerintah maupun swasta sesuai dengan tata
ruangnya, meningkatkan sumberdaya manusia dan teknologi tepat guna.
b. Arah Kebijakan 1) Pengelolaan sumber daya alam dan daya dukungnya diarahkan untuk
peningkatan kesejahteraan rakyat untuk generasi sekarang dan
selanjutnya.
2) Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan
hidup untuk konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan
dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan.
c. Program dan Kegiatan1) Program Pengembangan dan Peningkatan akses informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Tujuan :
Untuk memperoleh dan menyebarkan informasi mengenai potensi
dan porduktivitas sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Sasaran :
Tersedianya dan teraksesnya informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:a) Mengiventarisasi dan mengevaluasi potensi sumber daya alam
dan lingkungan hidup baik darat, air maupun udara
b) Mengkaji neraca sumber daya alam
c) Mendata kawasan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan.
135
d) Mendata batas kawasan hutan, pengkajian ilmu pengetahuan dan
teknologi dibidang sistem informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
e) Meningkatkan akses informasi kepada masyarakat.
2) Program peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi, dan
rehabilitas sumber daya alam.
Tujuan :Menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan hidup.
Sasaran :Termanfaatkannya sumberdaya alam untuk mendukung kebutuhan
bahan baku industri secara efisien dan berkelanjutan serta
terlindunginya kawasan konservasi.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengkaji kembali kebijakan pengelolaan, konservasi, dan
rehabilitasi sumberdaya alam.
b) Mengelola sumberdaya hutan dan sumberdaya air dengan
pendekatan daerah aliran sungai dalam kerangka penataan ruang.
c) Melaksanakan reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis
d) Mengelola dan melindungi keanekaragaman hayati dan perairan
e) Mengembangkan Jasa pariwisata yang berwawasan lingkungan
f) Pengembangan teknologi penggunaan sumberdaya alam
3) Program Pencegahan dan pengendalian Kerusakan dan Pencemaran
Lingkungan Hidup.
Tujuan :
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah
perusakan dan pencemaran lingkungan, pemulihan kualitas
lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang
berlebihan serta kegiatan industri dan transportasi.
Sasaran :
Tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai
dengan baku mutu lingkungan yang telah ditentukan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Mengembangkan teknologi yang berwawasan lingkungan hidup
b) Menetapkan indeks dan baku mutu lingkungan
136
c) Memasukkan biaya pengelolaan lingkungan kedalam biaya
produksi
d) Mengembangkan teknologi produksi bersih
e) Mengembangkan kelembagaan dan pendanaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup
f) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi standar mutu
lingkungan
g) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan Amdal,
UKL/UPL, dan pengelolaan lingkungan oleh usaha dan atau
kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun Amdal, UKL/UPL .
4) Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Tujuan :Untuk mengembangkan kelembagaan, menata sistem hukum,
perangkat hukum dan kebijakan serta mengembangkan kelembagaan
dan penegakkan hukum.
Sasaran :Tersedianya kelembagaan bidang sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang kuat, dengan didukung oleh perangkat hukum dan
peraturan perundang-undangan serta terlaksananya upaya
penegakkan hukum secara adil dan konsisten.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a) Menetapkan kebijakan yang membuka peluang akses dan kontrol
masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup
b) Mengevaluasi terhadap pelaksanaan peraturan perundangan yang
berkaitan dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup
c) Penguatan institusi dan aparatur penegak hukum dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
d) Mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
e) Melindungi dan melakukan konservasi daerah peresapan air dan
kawasan lindung sesuai rencana tata ruang.
5) Program Peningkatan peranan masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
137
Tujuan :Untuk meningkatkan peranan dan kepedulian masyarakat dan pihak-
pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
pelestarian lingkungan hidup.
Sasaran :Tersedianya sarana bagi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam
dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :a) Meningkatkan jumlah dan kualitas anggota masyarakat yang
peduli dan mampu mengelola sumber daya alam dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup
b) Memberdayakan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
c) Mengembangkan kemitraan dengan lembaga masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
d) Memasyarakatkan pembangunan berwawasan lingkungan
e) Melindungi terhadap teknologi tradisional yang ramah lingkungan
f) Meningkatkan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap
peraturan perundang-undangan dan tata nilai masyarakat
setempat yang berwawasan lingkungan hidup.
BAB VIP E N U T U P
1. Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Sleman Tahun 2001 –
2004 ditetapkan dalam peraturan Daerah, memuat kebijaksanaan dan pokok –
pokok program pembangunan yang bersifat strategis, menjadi acuan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program pembangunan di
Kabupaten Sleman bagi segenap pengelola program pembangunan baik aparat
pemerintah maupun masyarakat di wilayah Kabupaten Sleman.
2. Untuk mewujudkan terciptanya visi dan misi pembangunan daerah, maka
Program Pembangunan Daerah ( PROPEDA ) secara operasional penjabarannya
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan Daerah ( REPETADA )yang
selanjutnya dijabarkan kedalam bentuk program-program dan kegiatan
pembangunan yang kongkrit, terarah dan transparan dalam usulan Rancangan
138
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta sumber pembangunan
lainnya yang sah.
3. Berhasilnya pelaksanaan pembangunan, tergantung dari peran aktif sikap mental,
tekad, semangat dan disiplin serta ketaatan peraturan perundangan yang berlaku
dari semua pihak baik pemerintah (lembaga eksekutif), lembaga legislatif,
masyarakat luas, dan dunia usaha, termasuk di dalamnya Lembaga Swadaya
Masyarakat dan Badan Usaha. Untuk mendapatkan partisipasi dari semua pihak,
maka perlu adanya sosialisasi program pembangunan.
BUPATI SLEMAN,
Cap/ttd
IBNU SUBIYANTO
139