Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV
PKS PABATU, TEBING TINGGI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari TUGAS SARJANA
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana
Oleh:
MUHAMMAD HARIZKI EKO
NIM: 060423019
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
RINGKASAN
PTPN IV PKS Pabatu merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil) dengan kapasitas pengolahan 30 Ton/Jam.
Sebelummya PTPN IV PKS Pabatu belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas perusahaan, Perusahaan hanya menghitung profit (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran baik atau tidaknya produktivitas perusahaan. Berdasarkan data biaya produksi pengolahan minyak sawit yang terdapat dalam laporan manajemen bulanan dilihat bahwa pengeluaran biaya produksi mengalami peningkatan, hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Meningkatnya biaya yang dikeluarkan perusahaan disebabkan penurunan produktivitas pada beberapa input masukan seperti depresiasi, material, tenaga kerja, energi, maintenance Untuk dapat mengetahui produktivitas khususnya bagian produksi, maka perlu dilakukan pengukuran produktivitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan indeks produktivitas perusahaan selama periode pengukuran, serta sumber daya (input) yang menyebabkan penurunan dan peningkatan produktivitas pada PTPN IV PKS Pabatu.
Pada tugas sarjana ini penulis mengukur produktivitas perusahaan dengan menggunakan metode Marvin E Mundel. Pengukuran produktivitas meliputi produktivitas depresiasi, material, tenaga kerja, energi, mesin dan maintenence. Dari pengukuran yang dilakukan dengan menetapkan bulan januari 2006 sebagai periode dasar maka didapat indeks produktivitas energi, material, maintenence, depresiasi cenderung meningkat dibandingkan dengan periode dasarnya. Sedangkan indeks produktivitas tenaga kerja cenderung menurun bila dibandingkan dengan periode dasarnya, oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Indeks tertinggi terjadi pada bulan oktober 2007 sebesar 231,24% dan indeks terendah terjadi pada bulan juni 2006 sebesar 59,83%. Selain itu peningkatan ataupun penurunan agregat output sebanding dengan peningkatan ataupun penurunan resources input, hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan antara pengeluaran dan masukan biaya relatif seimbang.
Kata Kunci: Produktivitas, Marvin E. Mundel, Angka Indeks
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat,
nikmat dan karunia yang tak terhingga banyaknya dan atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana pada waktu yang
telah ditentukan.
Penelitian ini dilakukan di PTPN IV PKS Pabatu yaitu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil).
Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Analisis Pengukuran
Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel
Di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada Tugas
Sarjana ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
pembaca untuk dapat menyempurnakan Tugas Sarjana ini.
Universitas Sumatera Utara Medan, Desember 2009
M.Harizki Eko
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
UCAPAN TERIMA KASIH
Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus kepada :
1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Akhir
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Bidang
Manajemen Rekayasa dan Produksi Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir.Poerwanto, MSc, sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingan
dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas
Sarjana ini.
5. Ibu Ir.Khawarita Siregar, MT, sebagai Dosen Pembimbing II atas
bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
Tugas Sarjana ini.
6. Pegawai Departemen Teknik Industri (Bang Mijo, Kak Dina, Bu Ani,
Bang Numansyah dan terutama Bang Bowo) yang banyak membantu
penulis dalam memberikan informasi tentang situasi kampus.
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
7. Kedua Orang Tua (Sugeng Sucipto dan Lis Winarni) dan saudara-saudara
(Dek Agung, Dek Imam, Dek Dinda), yang selalu memberikan dukungan
yang luar biasa besar dalam hal materi, motivasi dan Do’a selama
pengerjaan Tugas Sarjana ini.
8. Yuma Trisia yang selalu menjadi motivator dengan memberikan Do’a,
semangat dan perhatian yang luar biasa kepada penulis.
9. Bapak Ir.Mohd Nur Hutabarat, selaku Manager Pabrik yang telah
memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh Staf dan karyawan PTPN IV PKS Pabatu yang telah memberikan
bantuan berupa informasi dan dukungan moril selama penulisan tugas
sarjana ini.
11. Teman-teman seperjuangan penulis khususnya anak-anak Ekstensi ’06
yang selalu hadir memberikan semangat untuk penulis.
12. Buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam
pembuatan laporan ini, terima kasih karena tanpa kalian penulis bukan
siapa-siapa.
Demikian penulis sampaikan untuk memulai pembahasan Tugas Sarjana
ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana yang disajikan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. ii
SERTIVIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA ............................. iii
RINGKASAN .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xvii
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ................................................... I-1
1.2. Rumusan Permasalahan ............................................................ I-3
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... I-3
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................. I-3
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................ I-3
1.3.3. Manfaat Penelitian .......................................................... I-4
1.4. Batasan Masalah ...................................................................... I-4
1.5. Asumsi asumsi yang Digunakan ............................................. I-4
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ........................................... I-5
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan .................................................................... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ..................................................... II-2
2.3. Organisasi dan Manajemen ........................................................ II-2
2.3.1. Struktur Organisasi ......................................................... II-2
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ................................. II-4
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ............................... II-9
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang digunakan ........... II-11
2.4. Proses Produksi ......................................................................... II-13
2.4.1. Bahan bahan yang digunakan .......................................... II-13
2.4.1.1. Bahan Baku ........................................................ II-13
2.4.1.2. Bahan Tambahan ................................................ II-14
2.4.1.3. Bahan Penolong ................................................. II-14
2.4.2. Uraian Proses Produksi ................................................... II-15
2.4.2.1. Proses Pengolahan Minyak Sawit ....................... II-15
2.4.2.2. Proses Pengolahan Inti Sawit .............................. II-27
2.4.3. Mesin dan Peralatan ........................................................ II-30
2.4.3.1. Mesin Produksi................................................... II-30
2.4.3.2. Peralatan (Equipment) ........................................ II-37
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
III LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian produktivitas ............................................................ III-1
3.2. Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektivitas ......... III-2
3.3. Metode Pengukuran Produktivitas Perusahaan ........................... III-4
3.4. Manfaat Pengukuran Produktivitas ......................................... III-6
3.5. Syarat Pengukuran Produktivitas ............................................... III-8
3.6. Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan
Rasio Output dan Input ............................................................. III-10
3.7. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks III-12
3.8. Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks
Marvin E. Mundel .................................................................... III-13
3.9. Inflasi ....................................................................................... III-17
3.10. Evaluasi Produktivitas ............................................................. III-19
3.11. Perencanaan Strategi Peningkatan Produktivitas ...................... III-20
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ......................................................................... IV-1
4.3. Rancangan Penelitian ............................................................... IV-2
4.4. Objek Penelitian ....................................................................... IV-2
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.5. Pelaksanaan Penelitian............................................................... IV-2
4.6. Pengolahan Data menggunakan metode Marvin E Mundel ......... IV-7
4.7. Analisis Pemecahan Masalah .................................................... IV-7
4.8. Kesimpulan dan Saran .............................................................. IV-7
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan
Metode Marvin E Mundel ......................................................... V-1
5.2. Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan
Metode Marvin E Mundel ......................................................... V-2
5.2.1. Data Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan..................... V-2
5.2.2. Data Biaya Material ........................................................ V-2
5.2.3. Data Biaya Tenaga Kerja ................................................ V-3
5.2.4. Data Biaya Energi ........................................................... V-4
5.2.5. Data Biaya Maintenence ................................................. V-5
5.2.6. Data Indeks Harga .......................................................... V-5
5.2.7. Jumlah Produksi Di PTPN IV PKS Pabatu Dari Januari
2006 Sampai Desember 2008 .......................................... V-4
5.2.5. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di
PTPN IV PKS Pabatu Selama Tahun 2006 – 2008 .......... V-5
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.3. Pengolahan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode
Marvin E Mundel ..................................................................... V-7
5.3.1. Perhitungan Deflator ....................................................... V-7
5.3.1.1. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Depresiasi ..... V-7
5.3.1.2. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Material ........ V-8
5.3.1.3. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Tenaga Kerja . V-9
5.3.1.4. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Energi ........... V-10
5.3.1.5. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Maintenance . V-11
5.3.2. Perhitungan Harga Konstan ............................................. V-12
5.3.2.1. Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi ......... V-13
5.3.2.2. Harga Konstan Masukan Material ...................... V-13
5.3.2.3. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja ..... V-14
5.3.2.4. Harga Konstan Masukan Biaya Energi ............... V-15
5.3.2.5. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance ..... V-15
5.3.3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) ............ V-16
5.3.4. Perhitungan Agregat Output ............................................ V-17
5.3.5. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial ......................... V-22
5.3.6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total ........................... V-24
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Hasil Pengukuran Produktivitas Dengan Metode
Marvin E Mundel ...................................................................... VI-1
6.1.1. Analisa indeks produktivitas parsial ................................ VI-1
6.1.1.1.Produktivitas Depresiasi ...................................... VI-2
6.1.1.2 Produktivitas Material ......................................... VI-2
6.1.1.3.Produktivitas Tenaga Kerja ................................. VI-3
6.1.1.4 Produktivitas Energi ............................................ VI-4
6.1.1.5.Produktivitas Maintenence .................................. VI-4
6.1.2. Indeks Produktivitas Total............................................... VI-5
6.1.3. Analisa Pengaruh Agregat Output dan Resources Input
Partial ............................................................................ VI-7
6.2. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan .............. VI-8
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan .............................................................................. VII-1
7.2. Saran ....................................................................................... VII-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu .................................... II-10
2.2. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan Komposisi
Panen yang Ideal ........................................................................... II-13
5.1. Jam Olah Pabrik di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi ............... V-2
5.2. Data Biaya Depresiasi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing....................... V-3
5.3. Data Biaya Material PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi............... V-3
5.4. Data Biaya Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ...... V-4
5.5. Data Biaya Energi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ................ V-5
5.6. Data Biaya Maintenence PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ........ V-2
5.7. Data Indeks Harga Januari 2006 Sampai Desember 2008 ................ V-3
5.8. Jumlah Produksi Selama Periode Pengukuran Produktivitas ............ V-3
5.9. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di
PTPN IV PKS Pabatu Selama Tahun 2006 – 2008.......................... V-4
5.10.Deflator untuk Biaya Depresiasi ..................................................... V-8
5.11 Deflator untuk Biaya Material ........................................................ V-9
5.12.Deflator untuk Biaya Tenaga Kerja................................................. V-10
5.13. Deflator untuk Biaya Energi .......................................................... V-11
5.14 Deflator untuk Biaya Maintenance ................................................ V-12
5.15 Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi ..................................... V-13
5.16. Harga Konstan Masukan Biaya Material ....................................... V-13
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.17. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja ................................ V-14
5.18 Harga Konstan Masukan Biaya Energi ........................................... V-15
5.19. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance................................. V-16
5.20. Hasil Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) .................. V-17
5.21. Agregat Output Untuk Periode Pengukuran ................................... V-14
5.22 Indeks Produktivitas Penggunaan Depresiasi.................................. V-15
5.23. Indeks Produktivitas Penggunaan Material .................................... V-16
5.24. Indeks Produktivitas Penggunaan Tenaga Kerja ............................ V-17
5.25. Indeks Produktivitas Penggunaan Energi ...................................... V-15
5.26. Indeks Produktivitas Penggunaan Maintenence ............................. V-16
5.27. Indeks Produktivitas Total............................................................. V-17
6.1. Rekomendasi Upaya peningkatan Produktivitas ............................ VI-10
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi ............. II-3
2.2. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak ............................................ II-18
2.3. Spesifikasi Mesin Di PKS Pabatu ................................................... II-38
3.1. Siklus Produktivitas ....................................................................... III-5
4.1. Gambar Blok Diagram Tahapan Penelitian ..................................... IV-8
4.2. Flow Chart Pengolahan Data .......................................................... IV-8
6.1. Grafik Indeks Produktivitas Depresiasi ........................................... VI-2
6.2. Grafik Indeks Produktivitas Material .............................................. VI-3
6.3. Grafik Indeks Produktivitas Tenaga Kerja ...................................... VI-3
6.4. Grafik Indeks Produktivitas Energi ................................................. VI-4
6.5. Grafik Indeks Produktivitas Maintenence ....................................... VI-4
6.6. Gabungan Indeks Produktivitas ...................................................... VI-5
6.7. Indeks Produktivitas PKS PTPN IV PKS Pabatu Dengan Metode
Marvin E. Mundel …………………………………………………. VI-6
6.8. Grafik Perkembangan Agregat Output dan Resources Input Partial VI-7
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Surat Penjajakan Pabrik ............................................................. L-1
2. Surat Balasan Pabrik ................................................................... L-2
3. Surat Keputusan Tugas Sarjana .................................................. L-3
4. Surat Permohonan Tugas Sarjana ............................................... L-4
5. Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu ...... L-5
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Produktivitas sangat penting bagi perusahaan dalam rangka persaingan
bisnis yang sangat kompetitif, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk
meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator keberhasilan perusahaan dalam
pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan untuk menghasilkan suatu produk
yang diinginkan sehingga banyak perusahaan berusaha untuk memperbaiki dan
meningkatkan produktivitasnya.
Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan
suatu kegiatan terhadap nilai semua masukan yang digunakan dalam melakukan
kegiatan tersebut. Pada tingkat perusahaan, produktivitas digunakan sebagai
sarana manajemen menganalisa dan mendorong efisiensi produksi juga untuk
mengetahui seberapa optimal perusahaan memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya dalam menghasilkan output yang ditargetkan, oleh karena itu
dilakukan pengukuran produktivitas sebagai cara peningkatan/perbaikan
produktivitas. L.Greenberg mendefinisikan produktifitas sebagai perbandingan
antara totalitas penggeluaran pada waktu tertentu bagi totalitas masukan selama
periode tersebut. 1
1 Drs. Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana ed.2. Jakarta:Bumi Aksara,2005 hal 12
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
Produktivitas berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan
sumberdaya (input) dalam memproduksi output. Efektivitas adalah merupakan
derajat pencapaian output dari sistem produksi dan efisiensi adalah ukuran yang
menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan output2
Inti kegiatan dalam industri adalah proses produksi. Untuk dapat
mengetahui produktivitas khususnya bagian produksi, maka perlu dilakukan
pengukuran produktivitas dengan metode deskriptif sehingga gambaran tingkat
.
Penelitian dilakukan di. PTPN IV PKS Pabatu, Perusahaan ini bergerak
dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti
sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Ada beberapa perusahaan yang bergerak
dalam bidang pengolahan kelapa sawit yang harus bersaing untuk mendapatkan
dan mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Sebelummya di PTPN IV PKS Pabatu belum pernah dilakukan pengukuran
produktivitas perusahaan. Perusahaan hanya menghitung profit (keuntungan) dari
hasil penjualan produksi sebagai ukuran baik atau tidaknya produktivitas
perusahaan. Berdasarkan data biaya produksi pengolahan minyak sawit yang
terdapat dalam laporan manajemen bulanan dilihat bahwa pengeluaran biaya
produksi mengalami peningkatan, hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan
produktivitas. Biaya (realisasi) yang dikeluarkan perusahaan meningkat, hal ini
disebabkan penurunan produktivitas pada beberapa input produktivitas seperti
tenaga kerja, material, energi, maintenance, depresiasi.
2 D.J.Summath. Productivity Enginering and Management (New York : Mc Graw Hill Book Company,1984)_
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
produktivitas dapat diketahui dan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan
rencana peningkatan produktivitas perusahaan dimasa mendatang.
PT. Mulia Keramik Indah Raya melakukan pengukuran produktivitas
dalam proses produksi, produk yang dihasilkan yaitu keramik dinding. Dalam
pasar global, cakupan persaingan telah berubah, pasar domestik menjadi bagian
dari pasar dunia, oleh karena itu semakin banyak perusahaan yang merubah
strateginya dan perusahaan yang berusaha memanfaatkan sumber daya perusahaan
untuk meningkatkan produktivitas. Perusahaan berusaha menemukan kombinasi
optimal dari sumber daya perusahaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
produksi. Hanya produk bermutu yang akan memenangkan persaingan dan
mempertahankan posisinya dipasar, dan memiliki nilai produktivitas yang tinggi.
Untuk menjaga konsisten produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan pasar, perusahaan melakukan pengukuran produktivitas menggunakan
pendekatan angka indeks model Marvin E. Mundel atas aktivitas proses produksi
yang dijalani. Produktivitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus
menerus (Countinous Improvement Process). Dengan sumber daya yang dapat
diukur dan tujuan performansi nasional. Maka produktivitas sangat penting bagi
suatu perusahaan, karena akan berdampak bagi perusahaan dalam hal reputasi
perusahaan, penurunan biaya dan peningkatan pangsa pasar3
PT.Sukuntex merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri
penenunan kain mori. Mesin produksi yang digunakan dalam memproduksi kain
yaitu mesin kain mori. Untuk mengetahui apakah produksi kain mori pada
.
3 http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=IND
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
PT.Sukuntex mengalami peningkatan atau penurunan, maka perusahaan
melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan model Marvin E.
Mundel. Data yang diperlukan diambil dari tahun 2001 sampai 2002 antara lain:
tenaga kerja langsung, energi, peralatan dan perawatan, kuantitas produksi. Data
ini dianalisis dengan menggunakan model Marvin E. Mundel. Dari hasil analisis
didapatkan tingkat indeks produktivitas di bulan september, oktober, november,
dan desember tahun 2002 lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat indeks
produktivitas tahun 2001. Peningkatan indeks produktivitas paling tinggi di bulan
september 2002 dengan angka indeks mencapai 110,64%. Sedangkan penurunan
indeks produktivitas terendah di bulan februari 2002 dengan angka indeksnya
hanya sebesar 81,43%. Dengan kondisi indeks produktivitas yang tidak stabil dan
cenderung banyak mengalami penurunan, maka diperlukan peningkatan output
serta seefisien mungkin dalam penggunaan input untuk produksi4
1.2. Perumusan Masalah
.
Permasalahan yang ada adalah pengeluaran biaya produksi mengalami
peningkatan, sehingga menyebabkan profit (keuntungan) perusahaan menurun.
Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Berdasarkan hal
diatas, maka sasaran yang ingin dicapai yaitu, ingin mengetahui sumber daya
(input) yang menyebabkan penurunan dan peningkatan produktivitas di PTPN IV
PKS Pabatu,Tebing Tinggi.
4 http://one.indoskripsi.com/judul /teknik-industri/analisisproduktivitasdengan menggunakan
indeks model marvin e mundel/
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
perkembangan indeks produktivitas perusahaan selama periode pengukuran
dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel pada PTPN IV PKS Pabatu,
Tebing Tinggi.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui input sumber daya yang berpengaruh terhadap produktivitas.
2. Mengetahui dan menganalisa pemborosan (waste) yang mungkin terjadi pada
lantai produksi.
3. Memberikan usulan - usulan peningkatan produktivitas
1.3.3. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya pemanfaatan sumber daya yang berlebihan dan tidak
efektif sehingga biaya produksi menjadi tinggi.
2. Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan
dalam penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan agar diperoleh
hasil yang optimum.
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
3. Perusahaan dapat menilai efisiensi dari sumber dayanya sehingga dapat
meningkatkan produktivitas melalui efisiensi peningkatan sumber daya
tersebut.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Pengukuran dilakukan pada bagian produksi PTPN IV PKS Pabatu
2. Periode pengukuran produktivitas penelitian tahun 2006 - 2008
3. Metode yang digunakan dalam pengukuran adalah metode Marvin E. Mundel.
4. Produktivitas yang diukur adalah produktivitas total dan parsial.
1.5. Asumsi-asumsi yang Digunakan.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Periode dasar yang digunakan dalam perhitungan deflator yaitu januari 2006
2. Kondisi perekonomian dan tingkat inflasi negara dalam keadaan stabil (harga
barang, nilai mata uang tidak mengalami penurunan).
3. Kegiatan produksi berjalan dengan normal sesuai prosedur operasional.
4. Tenaga kerja dianggap sudah menguasai pekerjaannya
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Agar lebih mudah dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas
sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan
dan sasaran penelitian, asumsi yang digunakan dalam penelitian,
serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menguraikan secara singkat gambaran perusahaan secara umum
meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi,
dan informasi lainnya.
BAB III : LANDASAN TEORI
Menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam pengambilan data
maupun untuk mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
penelitian. Metodologi penelitian menjelaskan tentang jenis
penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta
metode analisis yang digunakan yang dijelaskan secara terperinci
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Memuat dan mengumpulkan data detail yang berasal dari perusahaan
dan literatur mengenai penelitian yang dilakukan, serta pengolahan
data yang dilakukan sebagai dasar pada pembahasan masalah.
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Menganalisa hasil perhitungan dari pengolahan data yang telah
dilakukan sebelumnya dan kemudian mendapatkan pemecahan
masalah.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari hasil analisa
data maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran yang
bermanfaat bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Pada mulanya Pabatu merupakan perkebunan tembakau dibawah
kekuasaan Belanda BOCM (Bandar Olie Culture Maschapay) yang dikonversi
menjadi perkebunan sawit. Pabatu berasal dari hak konsesi Pabatu gunung hataran
dan dolok merawan milik Handless Vereninging Amsterdam yang diambil alih
dan dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dari BOCM pada tahun 1957
dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173 hektar pada awalnya sampai dengan
tahun 1938. Pada tahun 1978 berubah menjadi PNP-VI.
Berdasarkan konstatering No:110/-PPT/B, menteri dalam negeri.
direktorat jendral agraria melalui surat keputusan No: 19/HGU/DA/-1976 tanggal
26 Juni 1976, memberikan hak guna usaha kepada PNP-VI atas areal seluas 5.770
hektar yang terdiri atas pemeriksaan yang dilakukan oleh panitia B yang
menetapkan bahwa areal tersebut bebas dari penduduk rakyat. Pada tahun 2005
dan 2007 berdasarkan keputusan kepala BPN nasional dalam SK
No:40/HGU/BPN/2005 tanggal 15 April 2005 dan No: 20-HGU-BPN RI-2007
tanggal 29 mei 2007 luas areal kebun Pabatu menjadi 5.754,04 hektar. Saat ini
Pabatu merupakan salah satu unit dari PTPN IV (Persero) Medan - Sumatera
Utara, yang bergerak dalam usaha perkebunan kelapa sawit.
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PTPN IV PKS Pabatu adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi
PKO (Palm Kernel Oil). Kemudian CPO dan PKO tersebut akan disalurkan
kepada perusahaan yang membutuhkan seperti: PT MUSIM MAS, PT. SAN –
Belawan, dan PT. PACIFIC PALMINDO sebagai bahan baku yang akan diolah
lebih lanjut.
PTPN IV PKS Pabatu melaksanakan proses produksi dengan jaminan
produksi yang memuaskan yang merupakan misi utama dari perusahaan tersebut
serta memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan para karyawannya dan
keharmonisan perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.
2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan
2.3.1. Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi yang diterapkan di PTPN IV PKS Pabatu
adalah berbentuk fungsional-lini, dimana untuk posisi top manajerial
menggunakan fungsional, sedangkan untuk level bawah menggunakan fungsi lini.
Setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar
kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun
tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi PTPN IV
PKS Pabatu dapat dilihat pada gambar 2.1
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.
MANAJER
K.D. Teknik
AssistenTeknik
Sipil
Assisten
Teknik II AssistenTeknik I Assisten Afd I
K.D.TanamanK.D. Pengolahan Kelapa Sawit
dan Inti
Assisten Pengolahan II
AssistenTransport
Assisten
TU / GudangAssisten AfdIIIAssisten AfdIVAssisten AfdVAssisten AfdVII
Assisten Pengolahan IAssisten AfdVI Assisten Afd II
AsistenSDM dan
Umum Pa. Pam K.D. Tata Usaha
Sawit
Ket : Hubungan lini
Fungsional
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
jabatan di PTPN IV PKS Pabatu secara garis besar:
1. Manajer
Adapun tugas-tugas Manajer yaitu :
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan
b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan
sistem prosedur yang berlaku.
c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada kepala dinas dan asisten.
d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke direksi.
e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan
norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.
2. Kepada Dinas Tanaman
Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Tanaman Sawit (KDTS)
a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di afdeling.
b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan norma dan instruksi atasan.
c. Meneliti dan mengajukan permintaan bahan-bahan dan kebutuhan tanaman.
d. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan anggaran belanja afdeling.
e. Mengajukan saran dan usulan peningkatan efesiensi guna penekanan biaya
tanaman sawit.
d. Mempertanggung jawabkan hasil kerja semua afdeling kepada manajer.
3. Kepala Dinas Teknik
Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Teknik (KDT)
a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan
anggaran belanja di bidang teknik atau pengajuan permintaan kebutuhan
bahan-bahan dan alat-alat keperluan teknik.
b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana dan alat-alat produksi.
c. Meningkatkan efesiensi dan mengawasi biaya di bidang teknik.
d. Meneliti, memberikan petunjuk dan mengajukan rencana serta perhitungan
guna memelihara, rehabilitas dan pembangunan.
e. Mempertanggung jawabkann semua hasil kerja kepada manajer.
4. Kepala Dinas Pengolahan PKS
Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Pengolahan PKS yaitu :
a. Menilai dan mengendalikan mutu serta bertanggung jawab atas mutu hasil
sepanjang masih dalam pabrik
b. Mengkoordinir, memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan
anggaran belanja pengolahan.
c. Meneliti dan mengajukan permintaan kebutuhan bahan-bahan alat pengolahan.
d. Mengatur dan mengawasi penggunaan mesin-mesin pengolahan.
5. Kepala Dinas Pengolahan PPIS
Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Pengolahan PPIS yaitu :
a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan
anggaran belanja di bidang pengolahan PPIS yang meneliti dan mengawasi
pembuatan laporan-laporan atau pengajuan permintaan kebutuhan bahan baku
dan alat-alat keperluan pengolahan kelapa sawit.
b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kebutuhan bahan baku untuk proses
produksi.
c. Meningkatkan efesiensi dan mengawasi biaya di bidang pengolahan PPIS.
6. Tata Usaha
Adapun tugas-tugas Kepala Tata Usaha yaitu :
a. Membuat dan mengadministrasi faktur penjualan lokal/ekspor hasil jadi.
b. Mengurus dan mempersiapkan surat-surat masuk dan keluar.
c. Mengkoordinasi dan mengawasi kelancaran juga mempersiapkan laporan
manajemen dan laporan rugi-laba.
d. Bertanggung jawab mempersiapkan daftar barang-barang dan mengawasi
kegiatan bidang kesejahteraan.
7. Asisten Sumber Daya Manusia (SDM)
Adapun tugas-tugas asisten Sumber Daya Manusia dan Umum yaitu :
a. Membina hubungan kekeluargaan yang baik antara karyawan dan perusahaan
b. Memberikan informasi perusahaan kepada instansi pemerintahan.
c. Bertanggung jawab kepada Manajer
8. Asisten Afdeling
Adapun tugas-tugas Asisten Afdeling yaitu :
a. Bertangung jawab kepada KDTS dan memberi petunjuk kepada bawahan.
b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di afdeling
c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan perkebunan di afdeling
9. Asisten Teknik Pabrik
Adapun tugas-tugas Asisten Teknik Pabrik yaitu :
a. Memimpin serta melaksanakan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian
peralatan pabrik.
b. Mengajukan permintaan bahan-bahan alat/mesin untuk kepentingan teknik
sesuai perencanaan yang telah dibuat.
c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan
pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di pabrik.
d. Merencanakan pemeliharaan semua peralatan/mesin-mesin baik secara rutin
maupun break down maintenance.
10. Asisten Teknik Umum
Adapun tugas-tugas Asisten Teknik Umum yaitu :
a. Bertanggung jawab kepada kepala dinas PKS
b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai
dengan prosedur mutu dan catatan mutu.
c. Memelihara semua dokumen prosedur mutu dan catatan-catatan mutu di
bagian teknik.
d. Turut mengawasi pengoperasian semua mesin dan peralatan pabrik.
11. Asisten Dinas Teknik Sipil
Adapun tugas-tugas Asisten Dinas Teknik Sipil yaitu :
a. Memimpin dan mengawasi pembuatan bangunan atau merenovasi afdeling
Jembatan dan blok perawatan jalan di kebun, bangunan pabrik dan kantor.
b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik.
12. Asisten Transport
Adapun tugas-tugas Asisten Transport yaitu :
a. Memimpin dan mengawasi pengangkutan TBS (Tandan Buah Segar)
b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik
c. Membimbing bawahan dan menjalankan tugas masing-masing serta memberi
petunjuk.
13. Asisten Pengolahan PKS
Adapun Tugas-tugas Asisten Pengolahan PKS yaitu :
a. Mengawasi proses dan mutu kelapa sawit dan inti sawit membuat laporan-
laporan kepada kepala dinas pengolahan PKS.
b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas pengolahan PKS.
c. Bertanggung jawab kebersihan terhadap seluruh lingkungan pabrik.
d. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku
yang diterima.
e. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.
14. Asisten Tata Usaha dan Personalia
Tugas dan tanggung jawab Asisten Tata Usaha dan Personalia yaitu :
a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek dan bidang
laporan peristiwa masalah umum.
b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha mengerti,
menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah ditetapkan oleh Top
Management.
c. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu
dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan
efektif.
d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di
bagian personalia.
15. Pengamanan
Adapun tugas-tugas Pengamanan yaitu :
a. Menciptakan kondisi aman agar PTPN IV PKS Pabatu dapat melaksanakan
program peningkatan produksi semaksimal mungkin.
b. Memelihara keamanan dan ketertiban agar tercipta kondisi yang nyaman di
lingkungan perusahaan
c. Melaksanakan pengamanan terhadap gangguan yang datang dari luar dan
dalam perusahaan.
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
2.3.3.1.Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Adapun jumlah karyawan di PTPN IV PKS Pabatu
diklarifikasikan berdasarkan karyawan pimpinan, karyawan pelaksana. Data
jumlah karyawan PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu
AFD/BAG
Karyawan Pimpinan
Karyawan Pelaksana Total
Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh Manajer 1 - 1 - - - 1
Kepala Dinas 4 - 4 - - - 4 I 1 - 1 65 96 161 162 II 1 - 1 96 58 154 155 III 1 - 1 90 71 161 162 IV 1 - 1 38 32 70 71 V 1 - 1 93 32 125 126 VI 1 - 1 106 29 135 136 VII 1 - 1 72 41 113 114 PKS 2 - 2 106 - 106 108
Pengaman 1 - 1 41 - 41 42 Sumber: PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi
2.3.3.2. Jam Kerja
Sesuai dengan peraturan DEPNAKER (Departemen Tenaga Kerja) jam
kerja seseorang karyawan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya
diperkirakan jam lembur. Pengaturan jam kerja di PTPN IV PKS Pabatu adalah:
1. Semua karyawan kecuali bagian pengolahan dan pengamanan hari kerjanya
adalah senin – sabtu, dengan ketentuan jam kerja sebagai berikut:
a. Senin – kamis
− Jam 06.30 – 09.30 WIB Waktu Kerja (dinas)
− Jam 09.30 – 10.30 WIB Waktu Istirahat
− Jam 10.30 – 15.00 WIB Waktu Kerja (dinas)
b. Jum’at - Sabtu
− Jam 06.30 – 09.30 WIB Waktu Kerja (dinas)
− Jam 09.30 – 10.30 WIB Waktu Istirahat
− Jam 10.30 – 12.00 WIB Waktu Kerja (dinas)
2. Bagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap harinya dan jam
kerja ini melihat situasi buah (TBS) yang tersedia yaitu:
a. Jika buah banyak, diterapkan:
− Shift I : jam 06.30 – 16.00 WIB
− Shift II : jam 16.00 – 06.30 WIB
3. Bagian pengamanan (security), jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya:
− Shift I : jam 06.00 – 14.00 WIB
− Shift II : jam 14.00 – 22.00 WIB
− Shift III : jam 22.00 – 06.00 WIB
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
2.3.4.1.Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PTPN IV PKS Pabatu ditentukan menurut
tingkat golongannya. Para karyawan mendapatkan gaji pada awal bulan dan
dilakukan dalam sebulan sekali. Gaji pokok merupakan imbalan uang yang
diterima setiap bulan oleh karyawan dari perusahaan atas pekerjaan yang
dilakukan, tidak termasuk tunjangan, santunan sosial.
2.3.4.2.Fasilitas Lainnya
Insentif dan fasilitas pendukung ini hanya diberikan pada karyawan tetap.
Untuk membuat karyawan lebih berprsetasi dalam berkerja maka diberikan
beberapa insentif yang dapat memotifasi kerja diantaranya:
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
PTPN IV PKS Pabatu memberikan asuransi jaminan sosial tenaga kerja jika
terjadi sesuatu/kecelakaan yang menimpa tenaga kerja.
2. Pemberian Cuti
Perusahaan memberikan cuti tahunan/hari besar agama dan cuti sakit kepada
karyawan.
3. Tunjangan Hari Besar Agama
Perusahaan memberikan tunjangan hari besar agama kepada karyawan.
4. Fasilitas Kerja
Fasilitas yang disediakan perusahaan diantaranya :
a. Perumahan untuk karyawan
b. Rumah sakit
c. Listrik dan air
d. Sekolah
Untuk menunjang kelancaran tugasnya perusahaan juga menyediakan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan
keselamatan kerja seperti safety shoes, hand gloves, alat pemadam api, helm,
masker, kacamata pelindung, dll.
2.4. Proses Produksi
Proses produksi CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Oil Kernel) yang
menggunakan bahan baku utama kelapa sawit pada PTPN IV PKS Pabatu sudah
baik karena perusahaan menjaga kualitas produk dimulai dari hasil panen,
pengolahan air, proses pengolahan bahan baku sampai dengan produk jadi.
2.4.1. Bahan-bahan yang Digunakan
2.4.1.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama dalam kegiatan proses produksi yang sifat
dan bentuknya akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimia, dimana
bahan ini langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk. Di
PKS Pabatu, bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS).
Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang
akan dihasilkan. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah TBS yang
harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan pada tabel 2.2. berikut
Tabel 2.2. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan
Komposisi Panen yang Ideal
Fraksi Kematangan Buah Luar Memberondol
Komposisi Panen Ideal
Fraksi 00 Sangat Mentah Tidak ada Tidak boleh ada Fraksi 0 Mentah 0 - 12,5% Tidak boleh ada Fraksi 1 Kurang Matang 12,5% - 25% Max. 20% Fraksi 2 & 3 Matang 25% - 75% Min. 68%
Fraksi 4 & 5 Lewat Matang 75% - 100% & buah dalam ikut memberondol
Max. 12%
Sumber: PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi
Bahan baku tandan buah segar (TBS) yang dipakai untuk menghasilkan
produk yang berkualitas adalah jenis buah jenis Tenera yang mempunyai tebal
cangkang 0,5-4 mm dengan kandungan minyak 22-24 %. Kriteria matang panen
merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah.
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada
proses produksi untuk membantu menghasilkan produk, namun bahan tambahan
tersebut tidak terlihat atau tidak terkandung pada produk akhir. Bahan tambahan
ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibanding bahan baku. Proses produksi di PTPN
IV PKS Pabatu tidak menggunakan bahan tambahan.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
produk dan keberadaan dari bahan penolong ini tidak mengurangi nilai produk
yang dihasilkan. atau dengan kata lain, bahan ini tidak terdapat pada produk.
Bahan penolong yang dipergunakan dalam proses produksi adalah steam, air
panas, caustik soda, tawas yang berfungsi sebagai penjernihan air.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
2.4.2.1.Proses Pegolahan Minyak Sawit
Di PTPN IV PKS Pabatu proses produksi dilakukan melalui beberapa
tahapan pengolahan, prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Stasiun Penerimaan Buah Kelapa Sawit
a. Jembatan Timbang (Weighting Bridge)
Setiap truk pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang di jembatan
timbang (Weighting Bridge). Penimbangan dilakukan 2 kali. Pertama, untuk
mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi muatan. Kedua, untuk
mengetahui berat kendaraan setelah dibongkar muatan.
b. Penumpukan buah (loading ramp)
Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk membongkar muatannya di
loading ramp. Buah sawit yang sudah di sortasi kemudian dituang ke
penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat kemiringan 1350 terhadap dasar
alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan
secara vertikal (turun naik) oleh tenaga elektris.
c. pemindahan buah (transfer carier)
TBS yang berada dalam lori rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah
dengan bantuan transfer carier. Lori rebusan ini selain sebagai alat angkut juga
sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lori tersebut terbuat dari plat baja
berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar luang 5 cm. Dengan adanya
lubang pada lori, uap (steam) lebih mudah masuk dan dapat memasak secara
merata.
2. Stasiun Rebusan (Sterilizer)
Ketel rebusan adalah bejana uap yang digunakan untuk merebus buah. Di
PTPN IV PKS Pabatu, sterilizier dirancang untuk dapat memuat 10 lori dalam
sekali proses perebusan dengan tekanan kerja tertinggi 2,8 – 3 Kg/cm2 dan lama
waktu perebusan ± 90 menit. Lori – lori yang sudah berisi TBS dimasukkan ke
dalam ketel sesuai dengan kapasitasnya dengan bantuan alat penarik capstand
yang digerakkan oleh electromotor. Lori rebusan ini berisi penuh dan merata
dengan kapasitas rata 2,5 ton/lori. Tujuan perebusan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi peningkatan ALB (Asam Lemak Bebas)
b. Mematikan enzim penghidrolisa minyak
c. Melunakkan daging buah dan memudahkan pelepasan brondolan dari
tandan pada threser
d. Memudahkan inti lepas dari cangkang
PTPN IV PKS Pabatu mempunyai 3 unit sterilizer dan memakai sistem
perebusan triple peak(tiga puncak). Siklus Perebusan Triple Peak sebagai berikut:
1) Persiapan Perebusan (5 menit)
Setelah lori-lori dimasukkan ke dalam rebusan selanjutnya pintu ditutup, kran
uap bekas (outlet steam) dan kran kondesat ditutup.
2) Sistem Perebusan Peak pertama
a. Kran uap masuk (inlet steam) dibuka selama 9 menit sampai tekanan
mencapai 2,0 kg/cm2
b. Selanjutnya inlet steam ditutup, sedangkan outlet steam dan kran kondensat
dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan
waktu 2 menit.
c. Kemudian semua kran ditutup kembali.
3) Sistem Perebusan Peak ke dua
a. Kran Uap masuk (inlet steam) dibuka selama 12 menit sampai tekanan
mencapai 2,5 kg/cm2.
b. Selanjutnya inlet steam ditutup, sedangkan outlet steam dan kran kondensat
dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan
waktu 2 menit.
c. Kemudian semua kran ditutup kembali.
4) Sistem Perebusan Peak ke tiga
a. Kran Uap masuk (inlet steam) dibuka selama 8-10 menit sampai tekanan
mencapai 2,8-3 kg/cm2.
b. Setelah tercapai tutup kran inlet steam dan tahan.
c. Selanjutnya kran outlet steam dan kran kondensat dan dibuka dengan cepat
untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan waktu 5-10 menit.
5) Akhir proses (5 menit)
Pintu sterilizer dibuka dan dengan bantuan capstand, lori-lori dikeluarkan
untuk di proses lebih lanjut.
9633 88
2(Kg/cm )3.0
2.52.2
9 23
2.0
0
Tekanan
Waktu (menit)
Gambar 2.2 Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak
(Triple Peak Sterilization Cyle)
3. Stasiun Penebah (Threser)
Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke auto feeder
dengan menggunakan hoisting crane, auto feeder berfungsi untuk menampung
serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah (threser), buah yang masih
melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip
bantingan. Alat penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan
berputar dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke
atas searah dengan perputarannya kemudian tandan akan jatuh terbanting
sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan
jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi.
Janjangan hasil pembantingan masuk menuju hopper tandan kosong sedangkan
brondolan yang telah berhasil dipipil masuk ke fruit elevator untuk diangkut
menuju proses selanjutnya.
Timba buah (fruit elevator) adalah alat untuk mengangkut buah dari
konveyor silang bawah ke konveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke
konveyor pembagi. Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikat pada rantai
yang digerakkan oleh elektromotor.
4. Stasiun Pengempaan (Pressing)
Pada stasiun ini terjadi proses pemisahan daging buah dengan biji (nut) dan
proses pengambilan minyak kasar dari daging buah. Alur proses stasiun kempa
sebagai berikut :
a. Pengadukan (digesting)
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah dialirkan ke dalam
digester, alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah
terpisah dari biji dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak. Dalam
waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada saat
pegempaan.
Alat ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang dilengkapi
dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah
dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang
berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan daging buah dan biji
sambil pemecahan kantong-kantong minyak.
Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut:
a. Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal ¾ dari volumenya.
b. Temperatur pemanasan (uap) 90-950
c. Waktu pengadukan 15-20 menit
d. Tekanan uap (steam) 2-3 kg/cm2
e. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada saat
pengempaan,akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat.
b. Pengempaan ( pressing)
Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk (digester) dialirkan ke dalam
alat pengempa (Screw Press) berfungsi untuk memeras daging buah dari digester
sehingga didapat hasil minyak kasar, serabut /fiber dan bijinya. Tujuan dari proses
pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan
semaksimal mungkin dengan cara mengepress pada tekanan tertentu, tekanan
kempa yang dibutuhkan 50-60 kg/cm2.
Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda (double
screw press) alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang-
lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir (feet screw dan main screw) yang
berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme
pengempaan adalah masuknya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm,
volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung as screw volume
semakin kecil, sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak terperas.
5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun untuk pengolahan minyak sawit
mentah (CPO). Pada stasiun klarifikasi ini, minyak kasar (crude oil) hasil proses
pemerasan di stasiun kempa diproses sehingga diharapkan minyak (CPO) terpisah
dari air dan NOS (Non Oil Solid). Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan
minyak sawit mentah (crude palm oil) yang sudah dimurnikan dari kotoran
lainnya..
Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat
adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan
bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan
adanya NOS yang berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe dan Cu
berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat. Pada
stasiun pemurnian/klarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan proses:
a. Pengenceran
Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan minyak sehingga pemisahan
pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik.
Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengenceran 80-900C. Jumlah
air pengencer yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit diketahui jika tidak
menggunakan flow meter. Jumlah air pengencer yang digunakan sebanding
dengan crude oil yang keluar dari screw press.
b. Sand Trap Tank
Keberhasilan proses pengendapan tergantung pada retention timenya.
Bentuk sand trap tank adalah silinder sedangkan mekanisme kerjanya adalah
memberikan aliran sirkulasi yang dapat mempercepat proses pengendapan pasir
atau padatan yang BC nya lebih besar dari minyak.
c. Saringan Bergetar (Vibro Sparator )
Vibro Separator berfungsi untuk menyaring crude oil dari serabut-serabut
yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Minyak dari Sand Trap Tank
yang masih mengandung NOS disaring terlebih dahulu lewat Vibro Sparato.
Vibro Sparator mempunyai mekanisme pemisahan yang bekerja dengan cara
getaran melingkar dan atas bawah, yang terdiri dari 2 tingkat ayakan dengan
ukuran 30 dan 40 mesh.
d. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)
Crude oil tank (COT) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Karena tangki ini berukuran kecil
dapat dikatakan bahwa retention timenya relatif singkat sehingga lebih berfungsi
untuk mengendapakan pasir atau lumpur partikel besar.
e. Oil Settling Tank
Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil
settling tank untuk diendapkan. Fungsi dari settling tank adalah mengendapkan
kotoran-kotoran yang terdapat dalam minyak. Proses pegendapan ini dapat
berlangsung secara sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahantakan pada
suhu 900C.
f. Oil Tank
Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil tank.
Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. COT dilengkapi
dengan pipa coil pemanas yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga
900C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak
dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, zat yang memiliki berat
jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Suhu minyak
dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi
lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil tank adalah sumber panas untuk
pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan vacum dryer.
g. Pemurnian Minyak (Oil Purifier)
Oil Purifier berfungsi untuk memurnikan minyak dengan prinsip kerja gaya
sentrifugal, dimana dengan putaran diharapkan minyak dengan berat jenis lebih
ringan (BJ < 1) berada di tengah sedangkan air yang berat jenisnya lebih besar (BJ
=1)berada di pinggir. Minyak yang berada di bagian tengah dialirkan ke Vacuum
Dryer, sedangkan kotoran, air akan keluar dan selanjutnya akan dibuang ke parit.
h. Tangki Apung (Float Tank)
Minyak yang telah dimurnikan dipompakan ke Float Tank sebelum masuk ke
Vacuum Dryer. Fungsi dari tangki ini adalah untuk menjaga pengumpanan
Vacuum Dryer agar tetap vacuum sehingga dapat bekerja optimal.
i. Pengeringan Minyak (Oil Vacuum Dryer)
Oil Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam kandungan
minyak, karena minyak yang keluar dari oil purifier masih berkadar air 0,3 %.
Pada Oil Vacum Dryer, minyak diuapkan dengan sistem mengabutkan minyak.
Alat ini terdiri dari tabung hampa udara. Ujung pipa yang masuk ke dalam
vacuum dryer dibuat sempit berbentuk nozzle-nozzle sehingga akibat ke vacuman
dalam tangki vacuum dryer, minyak tersedot dan mengabut di dalam vacuum
dryer. Temperatur minyak dibuat 90-950C supaya kadar air cepat menguap
(mengabut) dan uap air tersebut akan terhisap oleh injection steam dan vacuum
pump, selanjutnya dibawa ke luar. Minyak yang telah bersih akan dipompakan
oleh Vacuum Pump ke tangki transfer dan dari tangki transfer dialirkan ke tangki
timbun.
j. Oil Storage Tank (Tangki Timbun)
Minyak yang telah selesai diproses kemudian ditampung di Oil Storage Tank.
Tangki ini merupakan tempat penimbunan terakhir minyak yang telah siap di
proses. Di dalam tangki ini temperatur minyak tetap dijaga dengan suhu 400-600C.
Hal ini dilakukan untuk menjaga agar minyak tidak beku sampai masa pengiriman
dan menjaga kandungan ALB pada minyak tidak meningkat agar minyak mudah
diolah sesuai dengan standart kualitas pasar saat dilakukan pengiriman.
k. Sludge Tank
Sludge Tank berfungsi untuk menampung Sludge (lumpur) yang ke luar dari
CST yang masih mengandung minyak akan diolah kembali. Lumpur yang berasal
dari oil settling tank dipompakan pada sludge tank melalui desander, untuk
membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada sludge. Lumpur yang berasal
dalam sludge tank mendapatkan pemanasan dengan menggunakan pipa uap
tertutup suhu dalam tangki 800 - 900 C.
l. Pre Cleaner
Cairan yang keluar dari saringan berputar masih mengandung pasir, untuk
membuang pasir itu digunakan Pre Cleaner. Alai ini pada bagian atas berbentuk
silinder dan bagian bawah berbentuk konus yang terbuat dari bahan keramik. Di
bawah konus terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan dipompakan pada bagian
samping atas dengan sistem siklus sehingga cairan berputar dalam tabung dan
konusnya yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal. Gaya ini
menyebabkan pasir turun ke bawah dengan cepat melalui konus untuk dibuang,
sedangkan cairan tanpa pasir bergerak ke atas dan keluar melaui poros.
m. Saringan Berputar (Strainer)
Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge
sebelum diolah dalam sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang
berlubang halus dengan sikat yang berputar bersama poros di tengah - tengah
silinder tersebut. Cairan yang telah tersaring keluar dari bagian atas untuk menuju
ke pre cleaner, sedangkan serabut/sampah dibuang dari bagian bawah.
n. Balance Tank (Tangki Tunggu)
Tangki ini berfungsi untuk menampung cairan minyak yang mengandung
lumpur yang berasal dari sludge tank yang telah dilewatkan melalui pre cleaner
dan srainer dan selanjutnya akan dimasukkan kedalam sludge separator, fungsi
alat ini adalah untuk mengatur pemasukan minyak yang masih bercampur dengan
lumpur tadi kedalam sludge separator dengan menggunakan gaya grafitasi.
0. Sludge Separator
Setelah melalui pre cleaner, cairan sludge lalu dimasukkan ke dalam sludge
separator ini untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang
berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar
melalui sudu – sudu ke ruang pertama tangki pisah (CST). Air dan ampas yang
mempunyai massa jenis lebih berat terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar
melalui nozel. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan
kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenisnya.
p. Bak Penampung Sludge (Fat Pit)
Bak ini dipergunakan untuk menampung lumpur yang masih mengandung
minyak, dari parit yang berasal dari stasiun pemurnian minyak dan dari air
kondensat rebusan untuk kemudian diendapkan selanjutnya dipompakan kembali
kedalam sandt trap tank.
q. Limbah
Cairan yang hampir tidak mengandung minyak akan ditempatkan kedalam
kolam limbah guna pengendapan yang mana tujuannya adalah membersihkan
cairan tersebut sehingga didapat cairan yang bersih (tidak berbahaya terhadap
lingkungan). Hasil pengolahan dari kolam ini adalah air yang bersih yang akan
dikembalikan kedalam sungai.
2.4.2.2. Proses Pegolahan Inti Sawit
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih
mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu
dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan cake breaker Conveyor
(CBC). Alat ini berfungsi untuk memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya
ke fibre cyclone.
b. Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper)
Alat ini berfungsi untuk memisahkan ampas (fibre) dengan nut berdasarkan
luas penampang dimana fibre terhisap pompa ke Fibre Cyclone, kemudian
diangkut oleh Conveyor untuk bahan bakar Boiler, sedangkan nut yang lebih berat
jatuh ke Nut Polishing Drum. Nut dan serat ampas yang dipecah/dipisah
gumpalannya di CBC akan terbawa ke depericarper. Depericarper ini adalah alat
yang berbentuk corong laluan yang dihisap oleh blower dan digerakkan oleh
elektromotor.
c. Polishing Drum
Polishing drum adalah alat yang digunakan untuk membersihkan nut. Polishing
drum adalah suatu drum mendatar yang berputar yang di dalamnya terdapat sikat-
sikat yang berfungsi membersihkan serabut- serabut yang masih melekat pada nut.
d. Destoner.
Destoner adalah alat yang digunakan untuk memindahkan biji biji telah bersih
akan keluar melalui lubang – lubang polishing drum. Destoner merupakan blower
yang menghisap biji - biji yang telah bersih dari serabut untuk dipindahkan
menuju nut hopper.
e. Nut Hopper
Nut hopper adalah merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum diolah
pada proses berikutnya. Di Nut hopper juga diberi injeksi uap agar biji tetap
dalam keadaan kering agar mudah dalam proses selanjutnya.
f. Ripple Mill (Pemisah Biji)
Ripple Mill berfungsi untuk memecah cangkang yang terdapat pada nut (biji).
Dari ripple mill ini akan dihasilkan inti dan cangkang . Biji (nut) masuk ke dalam
ripple mill melalui corong pemasukan kemudian disambut oleh rotor dan stator.
Akibat dari tekanan biji masuk dan juga putaran rotor dan stator yang tinggi akan
menimbulkan tekanan antara biji dengan biji dan biji dengan dinding yang
dipasang resisten. Kemudian hasil pecahan biji tersebut yang berupa inti dan
cangkang dikeluarkan melalui corong pengeluaran.
g. LTDS I dan LTDS II
LTDS I dan LTDS II merupakan alat pemisah inti dan cangkang. Inti dan
Cangkang yng keluar dari ripple mill akan dimasukkan kedalam LTDS I dan II
dengan perantaraan Crassel/timba-timba. Proses pemisahan ini berlangsung
berdasarkan sifat kevakuman (hisapan) sehingga inti dapat terpisah dari cangkang.
Pada LTDS I dan LTDS II pecahan Biji (nut) dimasukkan selanjutnya akibat
adanya isapan maka cangkang yang berat jenisnya yang lebih ringan akan terhisap
sedangkan inti yang berat akan jatuh kebagian bawah.
h. Hydrocyclone
Dari sekat kedua, cangkang yang masih bercampur dengan inti oleh pompa
dihisap dan ditekan ke tabung pemisah. Inti naik keatas melaui vortex finder
dikembalikan ke bak air sekat, sedangkan cangkang melalui konus masuk ke
dalam bak air sekat.
i. Kernel Drier (Silo Inti)
Inti (kernel) yang telah terpisah dari cangkang selanjutnya dimasukkan ke
dalam silo inti. Alat ini berfungsi untuk mengeringkan inti yang berasal dari
hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan (± 7%). Pengeringan
dilakukan dengan cara peniupan udara oleh kipas dengan suhu yang digunakan:
1) Tingkat I (paling bawah) = 50 - 60 ºC
2) Tingkat II (tengah) = 70 - 80 ºC
3) Tingkat III ( atas) = 60 - 70 ºC
j. Kernel Bunker (Tempat Penimbunan Inti)
Alat ini berupa tangki berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk
kerucut yang kontruksinya sama dengan silo inti, alat ini berfungsi sebagai tempat
penampungan inti sebelum dikirim ke pasaran. Inti yang telah dikeringkan di
kernel drier selanjutnya dikirim ke kernel bunker dan dijaga suhunya sampai
masa pengiriman.
2.4.3. Mesin dan Peralatan
2.4.3.1. Mesin Produksi
Mesin dan peralatan adalah salah satu faktor utama dalam proses produksi,
peralatan yang tepat akan meningkatkan produktivitas dan meminimumkan biaya.
Mesin dan peralatan yang dipergunakan dalam proses produksi pada umumnya
pada kondisi yang baik, hal ini disebabkan karena pengawasan dan pemeliharaan
yang baik selama pelaksanaan proses produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang
digunakan oleh PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada tabel 2.3. beriukut :
Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin Di PKS Pabatu
No Nama Mesin Jumlah Mesin Merk
Kapasitas
1 Loading Ramp 12 Bays SAS 60 Ton 2 Transfer Carriage 1 Unit SAS 7,5 Ton 3 Capstand 5 Unit TECO 40 Ton 4 Sterilizer 3 Unit SAS 30 Ton 5 Compressor Rebusan 1 Unit SWAN 10 kg/cm 6 Hosting Crane 2 Unit SAS 5 Ton 7 Auto Feeder 2 Unit SUMITOMO 30 Ton / Jam 8 Thresher 2 Unit TSUBAKI 30 Ton / Jam 9 Empty Bunch Conveyor 4 unit SAS 30 Ton / Jam 10 Fruit Elevator 2 Unit TECO 30 Ton / Jam 11 Top Cross Conveyor 1 Unit TECO 30 Ton / Jam 12 Digester 4 Unit PMTD/D.ilir 10 Ton / Jam 13 Screw Press 4 Unit CB.10,VICKERS 10-12 Ton / Jam 14 Cake Breaker Conveyor 1 Unit BREVINI 30 Ton / Jam 15 Depericarper 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam 16 Nut Polishing Drum 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam 17 Fibre Cyclone 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam 18 Nut Grading Drum 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam 19 Nut Hooper 1 Unit Eriez 55 m3 20 Ripple Mill 2 Unit Hendra Jaya 6 Ton / Jam 21 LTDS 1&2 2 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam 22 Hydro Cyclone 3 Unit KEW,WARMAN 40 Ton / Jam 23 Kernel Dryer 4 Unit NOVENCO 10 Ton 24 Silo Inti 1 Unit SAS 35 Ton 25 Vibro Separator 2 Unit SWECO 30 Ton / Jam 26 CST 2 Unit PMT 90 m3 27 Sludge Tank 2 Unit LOKAL/PMT 20 m3 28 Oil Tank 2 Unit STORK 6 m3 29 Balance Water Tank 1 Unit WARMAN 3 m3 30 Tangki Timbun 3 Unit STORK 1500 ton 31 Bak Fat Fit 3 Unit WARMAN 30 m3/Jam 32 Turbin Uap 3 Unit TURBODYNE 600 kw Sumber: PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi
2.4.3.2. Peralatan (Equipment)
1. Jembatan Timbang
Fungsi : Mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi muatan.
Kapasitas : 50 Ton
Merk : Tunas Jaya
Jumlah : 2 Unit
2. Lorri
Fungsi : Tempat buah untuk direbus
Kapasitas : 2,5-3 ton
Jenis : Metal
Panjang : 3 m
Tinggi : 2 m
Jumlah : 80 buah
3. Hoisting Crane
Fungsi : Membawa hasil rebusan ke alat bantingan
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 5 ton
Jenis : Elmot angkat, jalan, dan tuang
Merk : SAS
4. Fork Lift
Fungsi : Membawa hasil debu dari sisa pembakaran boiler
Merk : Komatsu
Kapasitas : 3,5 ton
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian produktivitas
Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan
(Input) pada perusahaan,5
Profitabilitas merupakan konsep finansial yang diperoleh dengan
mengurangi nilai penjualan dengan nilai biaya. Karena dinyatakan dalam
”nilai”(rupiah) maka nilai profitabilitas sangat dipengaruhi oleh variabel harga.
Pada umumnya faktor yang menentukan tingkat harga berada diluar kontrol
perusahaan. misalnya, kalau dalam pasar barang terjadi perubahan permintaan
terhadap suatu barang tertentu maka perusahaan yang membuat barang tersebut
dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang
dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Secara umum produktivitas
dapat diartikan sebagai ukuran seberapa optimal sumber daya yang digunakan
secara bersama-sama dalam sebuah perusahaan. Produktivitas dipandang dari dua
sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa produktivitas berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan input
dalam memproduksi output (barang dan jasa).
Vincen Gasverz menyatakan hubungan antara profitabilitas dan
produktivitas. “Jika perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
sedangkan tingkat produktivitasnya rendah, maka yang akan terjadi adalah tingkat
profitabilitas tidak akan berlanjut dalam jangka panjang, dalam jangka panjang
produktivitas yang rendah akan menggerogoti keuntungan perusahaan”.
5 Ir.J.Sadiman,Penelitian Kerja dan Produktivitas (Penerbit Erlangga cetakan ketiga,1986)
cenderung mengalami laba (windfall profit), kenaikan laba tadi disebabkan faktor
eksternal perusahaan yang tidak dapat dikuasai oleh perusahaan sedangkan
konsep produktivitas memfokuskan pada hubungan output dan input yang
dipakai.6
6 Drs. Muchdarsyah Sinungan. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, PT Bumi Aksara ,2005
Berdasarkan Piagam Produktivitas Oslo tahun 1994, antara lain:
1. Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang
dengan menggunakan sumber daya yang sesedikit mungkin. Produktivitas
didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan
tujuan, rencana, pengembangan, dan pelaksanaan cara-cara produktif, dengan
menggunakan sumber daya secara efisien namun tetap mempertahankan
kualitas.
2. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan
menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energi,
dan sumber-sumber daya lainnya, untuk perbaikan mutu kehidupan yang baik
bagi seluruh manusia, melalui pendekatan konsep produktivitas secara total.
3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :
a. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan
menggunakan sumber daya (input) yang sama.
b. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat
dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit.
c. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan jauh lebih besar diperoleh
dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih kecil.
4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses
peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada
hakekatnya merupakan hasil karya manusia.
Produktivitas merupakan suatu istilah yang seringkali disama artikan dengan
kata produksi. Antara produktivitas dan produksi mempunyai arti yang berbeda
karena pada saat produksi tinggi belum tentu produktivitasnya juga tinggi, bisa
jadi produktivitasnya malah semakin rendah. Tinggi rendahnya suatu
produktivitas berkaitan dengan efisiensi dari sumber-sumber daya (input ) dalam
menghasilkan suatu produk atau jasa (Output ). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam
memproduksi Output (barang dan/atau jasa).
3.2 Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektivitas
Whitmore memandang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas
penggunan sumber daya dalam organisasi biasanya dinyatakan sebagai rasio dari
keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Dengan kata lain
pengertian produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi.
Dimensi pertama berkaitan dengan pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya
membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Penjelasan tersebut mengutarakan produktivitas
total atau secara keseluruhan, artinya keluaran yang dihasilkan diperoleh dari
keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi. Masukan (Input) tersebut
dinamakan faktor produksi, masukan atau faktor produksi dapat berupa tenaga
kerja, material, teknologi dan energi. Salah satu masukan seperti tenaga kerja,
dapat menghasilkan keluaran yang dikenal dengan produktivitas individu, yang
dapat juga disebut sebagai produktivitas parsial.
Efektivitas beorientasi pada hasil atau keluaran (output ) yang lebih baik dan
efisiensi berorientasi kepada Input dan sering digunakan secara bersamaan,
sehingga sering mengaburkan arti sesungguhnya. Beberapa definisi dari
efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output
dari sistem produksi dan efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana
sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan
output .
Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output ) yang lebih
baik dan efisiensi berorientasi pada masukan (input), maka produktivitas
berorientasi pada keduanya. Jika efektivitas membandingkan hasil yang dicapai,
dan efisiensi membandingkan masukan sumber daya yang digunakan, maka
produktivitas membandingkan hasil yang dicapai dan sumber daya yang
digunakan, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Produktivitas = an dipergunak yangInput
dihasilkan yangOutput = dayasumber penggunaan Efisiensi
n tugaspelaksanaa sEfektivita
= Efisiensi
sEfektivita
3.3. Metode Pengukuran Produktivitas Perusahaan
Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio Output /input dan
angka indeks. Langkah-langkah pengukuran produktivitas model Summanth:7
7 D.J.Summath. Productivity Enginering and Management (New York : Mc Graw Hill Book
1. Menetapkan jumlah periode pengukuran dan memilih periode dasar
2. Mengklasifikasi variabel pengukuran output dan input.
3. Mentabulasi data seluruh variabel selama periode yang telah ditetapkan.
4. Menghitung produktivitas total dan produktivitas parsial per periode.
5. Mengindekskan nilai produktivitas total dan produktivitas parsial masing-
masing periode berdasarkan indeks produktivitas periode dasar.
6. Menginterpretasikan indeks produktivitas total dan parsial selama periode
pengukuran.
Sumanth memperkenalkan suatu konsep yang disebut sebagai siklus
produktivitas (productivity cycle) untuk digunakan dalam peningkatan
produktivitas terus menerus. Pada dasarnya konsep siklus produktivitas
terdiri dari empat tahap yaitu pengukuran, penilaian, perencanaan, dan
peningkatan produktivitas.
PengukuranProduktivitas
Perencanaan Produktivitas
Penilaian Produktivitas
Peningkatan Produktivitas
Gambar 3.1. Siklus Produktivitas
Dari gambar 3.1. tampak bahwa siklus produktivitas merupakan suatu proses
yang kontiniu, yang melibatkan aspek-aspek pengukuran, penilaian, perencanaan dan
peningkatan produktivitas. Berdasarkan konsep siklus produktivitas, program
peningkatan produktivitas harus dimulai dari pengukuran produktivitas dari sistem
Company,1984)_
industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai teknik pengukuran dapat
dipergunakan dan dikembangkan dari memilih indikator pengukuran yang
sederhana sampai yang lebih kompleks.
Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah
berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual untuk dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat
produktivitas aktual dan rencana (productivity gap) merupakan masalah
produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan
kesenjangan produktivitas tersebut. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat
direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
3.4. Manfaat Pengukuran Produktivitas
Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana
perusahaan itu beroperasi, agar dapat membandingkan produktivitas standard
yang ditetapkan manajemen, mengukur tingkat produktivitas dari waktu ke waktu,
dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan
produk serupa. Hal ini penting agar perusahaan dapat membandingkan daya saing
dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang kompetitif.
Manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan,
antara lain:8
1. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan
berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas antara tingkat produktivitas yang
8 Gasperz, Vincen Manajemen Produktivitas Total (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2000)
direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur.
2. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dirubah
kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas.
3. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien
melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek
maupun perencanaan jangka panjang.
4. Pengukuran tingkat produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang
bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi
perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi
produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
5. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan
kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut
produktivitas. Perusahaan dapat menilai efisiensi sumber dayanya, agar
dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-
sumber daya itu.
6. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif
berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus (continuous
productivity improvement).
Hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan dalam
membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses
bisnis, kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran
produktivitas yang valid. Beberapa kondisi itu adalah :
1. Pengukuran harus dimulai pada permulaan program perbaikan produktivitas.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan produktivitas serta peluang untuk
memperbaikinya harus dirumuskan secara jelas.
2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada sistem industri. Fokus dari
pengukuran produktivitas adalah sistem industri secara keseluruhan.
3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan semua individu yang
terlibat dalam proses industri itu. Dengan demikian pengukuran produktivitas
bersifat parsitipatif.
4. Pengukuran produktivitas seharusnya dapat memunculkan data, dimana
nantinya data itu dapat ditunjukkan atau ditampilkan dalam bentuk peta-peta,
diagram-diagram, tabel-tabel, hasil-hasil perhitungan statistik dan lain-lain.
5. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan
untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya.
3.5. Syarat Pengukuran Produktivitas
Syarat utama yang harus diikuti oleh setiap organisasi atau perusahaan
dalam melakukan pengukuran produktivitas yang benar, yaitu :9
1. Keabsahan (validity)
Keabsahan (validity) yaitu ukuran yang dapat menggambarkan perubahan
tingkat produktivitas yang sebenarnya secara tepat.
2. Kelengkapan (completeness)
9 Bain,David. The productivity Pescription, The Manager Guide to Improving Profit,1982
Keikutsertaan seluruh faktor yang berpengaruh baik dari segi masukan
maupun keluaran akan memberikan ketelitian yang tinggi pada hasil
pengukuran produktivitas.
3. Dapat dibandingkan (comparability)
Syarat utama dalam pengukuran tingkat produktivitas adalah ketersediaan data
dan data yang tersedia harus dapat dibandingkan. Perbandingan dilakukan
terhadap hasil pengukuran produktivitas di dalam periode yang berbeda.
4. Ketermasukan (inclusiveness)
Pengukuran tingkat produktivitas menyatukan banyak kegiatan dalam fungsi-
fungsi organisasi perusahaan.
5. Efektivitas ongkos (cost effectiveness)
Disamping manfaat yang diperoleh, pengukuran tingkat produktivitas juga
memerlukan ongkos di luar ongkos produksi. Agar ongkos yang dikeluarkan
untuk kegiatan pengukuran tingkat produktivitas tidak mengurangi nilai
manfaat yang dihasilkan, perlu dilakukan analisis rugi dalam pengukuran ini.
6. Tepat waktu (timeliness)
Agar informasi yang diperoleh dari pengukuran produktivitas tepat guna
maka periode waktu pengukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan.
3.6. Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan Rasio Output
dan Input
Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio input dan output
akan mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas, yaitu produktivitas
parsial, produktivitas total faktor dan produktivitas total.
a. Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial sering juga disebut dengan produktivitas faktor tunggal
(single factor productivity) yang merupakan rasio dari output terhadap salah
satu jenis input. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran
produktivitas parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio
output terhadap input tenaga kerja
Produktivitas Parsial Tenaga Kerja = tertentu periode kerja gaInput tena
tertentuperiodeOutput
b. Produktivitas Total Faktor
Produktivitas total faktor merupakan rasio dari output bersih terhadap
banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Output bersih (net
output ) adalah hasil pengurangan total output dengan barang-barang dan jasa
antara (input) yang digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan defenisi
tersebut, maka jenis input yang dipergunakan dalam pengukuran produktivitas
total faktor adalah hanya faktor modal dan tenaga kerja.
Produktivitas Total Faktor (PTF) = Modal kerja gaInput tena
bersihOutput +
Modal kerja gaInput tena
jasa &Material- alOutput tot+
c. Produktivitas Total
Produktivitas total merupakan rasio dari output total terhadap input total
(semua input yang digunakan dalam proses produksi). Berdasarkan defenisi
tersebut, tampak bahwa ukuran produktivitas total merefleksikan dampak
penggunaan semua input secara bersama dalam memproduksi output .
Produktivitas Total = )(tangiableinput Total)(tangiableOutput Total
Total output (tangible) diartikan sebagai semua output yang dihasilkan oleh
perusahaan yang jumlahnya dapat diukur.
Total output (tangible) = nilai produk jadi + nilai produk setengah jadi +
bunga dari saham + pendapatan lain-lain
Sedangkan total input (tangible) terdiri dari :
1. Depresiasi mesin.
2. Material yang digunakan.
3. Tenaga kerja (karyawan).
4. Energi seperti listrik, air dan gas.
5. Maintenance mesin
Beberapa metode pengukuran produktivitas menggabungkan ketiga
konsep tersebut, seperti :
a) Model produktivitas David J. Summanth
Model ini dikembangkan oleh Summanth pada tahun 1979 untuk ruang
lingkup perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor input dan
faktor output . Model ini dapat digunakan untuk mengukur produktivitas total,
produktivitas total faktor, dan produktivitas parsial.
b) Model Kendrick – Creamer
Kendrick – Creamer melihat posisi dari perubahan produktivitas perusahaan
dicapai dari pengukuran dan penganalisaan indeks total produktivitas dengan
produktivitas parsial.
3.7. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks
Angka indeks adalah suatu bilangan atau angka yang secara statistik dapat
menunjukkan perubahan atau perbedaan harga dari suatu atau beberapa macam
barang tertentu. Pada dasarnya angka indeks merupakan suatu besaran yang
menunjukkan variasi perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal
tertentu. Penggunaan angka indeks yang telah umum dilakukan terutama dalam
bidang ekonomi adalah indeks harga dan indeks produksi yang biasanya
dipergunakan untuk mengukur perubahan harga atau perubahan produksi
sepanjang waktu tertentu. Agar dapat mengukur laju perubahan itu, sederet
angka harga atau produksi dibakukan berdasarkan periode tahun dasar dengan
demikian angka indeks yang diperoleh dapat diperbandingkan terhadap
keadaan periode dasar itu. Disini akan terlihat apakah perubahan bersifat
meningkat, tetap atau menurun.
Menurut DR. Winardi, angka indeks merupakan sebuah alat angka
matematik yang digunakan untuk menyatakan tingkat harga, volume perniagaan
dan sebagainya dalam periode tertentu, dibandingkan dengan tingkat harga,
volume perniagaan suatu periode dasar, yang nilainya dinyatakan dengan 100
Dalam menghitung angka indeks, waktu atau tahun yang lalu disebut sebagai
tahun dasar (base periods), yaitu waktu atau tahun yang dijadikan dasar untuk
menentukan perkembangan suatu harga atau berfungsi sebagai waktu atau tahun
pembanding. Penentuan tahun dasar untuk menghitung angka indeks perlu
memperhatikan tiga faktor, yaitu:
1. Tahun dasar hendaknya dipilih pada waktu kondisi perekonomian relatif stabil
2. Jarak antara tahun dasar dengan tahun sekarang tidak terlalu jauh
3. Penentuan tahun dasar hendaknya memperhatikan kejadian-kejadian penting,
misalnya tahun pada saat terjadinya kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar
listrik dan lain-lain
3.8. Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks Marvin E.
Mundel
Pada dasarnya model Mundel merupakan suatu model pengukuran
produktivitas yang berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu teknik dan manajemen
industri. Model ini mensyaratkan bahwa perusahaan yang akan diukur
produktivitasnya itu mempunyai waktu standard untuk operasi (operation time
standard),suatu persyaratan yang masih sulit dipenuhi oleh kebanyakan
perusahaan industri di Indonesia yang masih bersifat tradisional. Marvin E
Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas pada tingkat
perusahaan berdasarkan 2 (dua) bentuk pengukuran:
IP =
RIBPAOBPRIMPAOMP
x 100
Indeks Produktivitas = (Indeks performansi periode pengukuran / indeks
performansi periode dasar)
IP =
RIBPRIMPAOBPAOMP
x100
Indeks Produktivitas = (Indeks Output / indeks input )
Dimana:
IP = Indeks Produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur
AORP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar
Dari dua bentuk pengukuran yang dikemukakan oleh Marvin E Mundel
tampak bahwa pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu serupa, kita dapat
melakukan salah satu penerapan produktivitas pada tingkat perusahaan. Bentuik
pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada periode
pengukuran dan indeks performansi pada periode dasar, sedangkan bentuk
pengukuran kedua merupakan rasio antara indeks output dengan indeks input .
Model yang digunakan sebagai pengukuran produktivitas disini adalah
model pengukuran produktivitas faktor total dari Marvin E Mundel. Pengukuran
produktivitas dapat bervariasi sesuai dengan aspek output dan input yang
digunakan sebagai agregat, seperti indeks produktivitas material, produktivitas
tenaga kerja, produktivitas energi, produktivitas maintenance
Adapun langkah langkah dalam pengukuran produktivitas dengan model
Marvin E Mundel ini adalah:
1. Perhitungan deflator
Deflator adalah penyeimbang atau penyesuaian harga terhadap faktor faktor
yang datang dari perusahaan. Pada pengukuran produktifitas dengan
menggunakan model mundel, data yang dikumpulkan adalah data biaya yang
dikeluarkan selama periode pengukuran. Data yang dikumpulkan ini berupa biaya
yang dikeluarkan berdasarkan current price yaitu harga berlaku yang ada pada
setiap periode sehingga jika data ini langsung digunakan dalam perhitungan
produktivitas, tentu saja perkembangan yang diukur tidak riil karena biaya tersebut
dipengaruhi oleh perubahan harga yang terjadi pada setiap periode yang
diakibatkan oleh adanya laju inflasi. Nilai deflator ini diperoleh dari indeks
harga pada biro pusat statistik (BPS) yang selanjutnya digunakan untuk
memperoleh nilai konstan masukan. Rumus yang digunakan untuk
menentukan nilai deflator ini adalah:
Deflator Bulan penelitian = DasarBulanHI
BulanDasarHIPenelitianBulanHI.
.. −
Contohnya:
Deflator Bulan Februari = 06.
06.06.JanuariBulanHI
riBulanJanuaHIFebruariBulanHI −
2. Perhitungan harga konstan.
Harga berlaku yang ada di konstankan dengan nilai deflator. Untuk nilai output
tidak perlu didefinisikan karena untuk mendapat nilai keluaran (output) setiap
periode adalah dengan mengkalikan jumlah hasil produksi setiap periode
dengan harga jual produk yang berlaku. Harga konstan ini dapat dihitung
menggunakan rumus:
deflator 100100an x bersangkut yang periode Nilai
+
Contohnya:
deflator 100100 x 2006 februari Material Biaya
+
3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP)
Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan
total resources input partial yang merupakan penjumlahan dari seluruh input
dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya depresiasi, material,
tenaga kerja, energi dan maintenance.
RIP = Biaya depresiasi + biaya material + biaya tenaga kerja + biaya energi
+ biaya maintenance.
4. Perhitungan Agregat Output
Pada langkah ini dilakukan perhitungan agregat output. Untuk mengetahui
hasil output produksi maka digunakan rumus:
Agregat Output = (Jumlah produksi minyak sawit x harga jual minyak CPO
perkilogram) + (Jumlah produksi inti sawit x harga jual
inti sawit perkilogram)
5. Perhitungan Indeks Produktivitas parsial
Perhitungan indeks produktivitas parsial dengan membandingan nilai indeks
salah satu input (biaya material, tenaga kerja, depresiasi, energi, maintenence)
terhadap keluaran (output) yang dihasilkan perusahaan.
6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total
Perhitungan indeks produktivitas total adalah perbandingan nilai total nilai
indeks produktivitas output dengan total nilai indeks produktivitas input suatu
periode dengan indeks produktivitas periode sebelumnya.
IP =
RIBPRIMPAOBPAOMP
x 100
IP = Indeks Produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur
AORP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar
3.9. Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya
beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu
negara. Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga
secara tajam yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu cukup lama.
Seirama dengan kenaikan harga-harga tersebut, nilai mata uang turun secara tajam
pula sebanding dengan kenaikan harga-harga tersebut.
Deflasi adalah suatu keadaan ekonomi dimana harga barang-barang dan jasa
mengalami penurunan dengan tujuan untuk menggairahkan produksi, industri,
kesempatan kerja, dan meningkatkan nilai uang. Inflasi sebagai salah satu produk dari
perhitungan indeks harga konsumen (IHK) merupakan problem dominan dalam
perekonomian di beberapa negara khususnya negara yang sedang berkembang. Laju
inflasi biasanya dihitung dari persentase perubahan indeks harga pada suatu periode
waktu, sedangkan pengertian indeks harga adalah mengukur rata-rata perubahan
harga antara waktu, indeks harga dihitung mulai pada tahun dasar.
Adapun kegunaan indeks harga adalah :
1. Sebagai barometer nilai tukar rupiah atau sebagai indikator inflasi.
2. Landasan untuk memperbaiki atau menyesuaikan gaji dan upah karyawan.
3. Merupakan pengukur atau perubahan harga konsumen.
4. Indikator pengeluaran rumah tangga dan indikasi nilai tambah bisnis.
Indeks harga konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi
yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga barang/jasa
yang dibayaar oleh konsumen. Perkembangan IHK menggambarkan tingkat
kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan jasa.
Indeks harga konsumen (IHK) paling banyak digunakan untuk menghitung
angka inflasi, termasuk di Indonesia yang dilakukan oleh biro pusat statistik. Harga
berlaku adalah harga yang berdasarkan harga pasar, sedangkan harga konstan
adalah harga pada tahun tertentu yang dijadikan sebagai harga dasar.
3.10. Evaluasi Produktivitas
Tujuan dari evaluasi produktivitas adalah untuk mendapatkan gambaran
sejauh mana program produktivitas mencapai sasaran perbaikan yang telah
ditetapkan dan bagi perusahaan yang baru mulai melaksanakan program
produktivitas.
Evaluasi produktivitas merupakan fase kedua dalam siklus produktivitas.
Evaluasi produktivitas pada dasarnya suatu proses mencari sumber-sumber
penyebab yang membawa perubahan tingkat produktivitas Evaluasi terhadap
produktivitas perusahaan harus mampu menjawab apa yang mendorong
peningkatan produktivitas dan apa yang menjadi akar penyebab penurunan
produktivitas perusahaan.
3.11. Perencanaan Strategi Peningkatan Produktivitas
Perencanaan strategi peningkatan produktivitas adalah suatu usaha untuk
mengatasi penghambat produktivitas dan untuk meningkatkan produktivitas
melalui penggunaan suatu teknik atau metode tertentu. Perencanaan peningkatan
produktivitas harus bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai, bukan angan-angan,
dapat diambil tindakan dan memiliki jadwal waktu spesifik untuk implementasi
program peningkatan produktivitas.
Strategi peningkatan produktivitas dirancang berdasarkan identifikasi
penyebab timbulnya produktivitas yang rendah sebagaimana telah diperoleh
melalui analisis sebab akibat. Strategi-strategi harus dirancang berdasarkan
informasi yang diperoleh dan analisis situasi yang telah dilakukan. Dalam
perancangan strategi ini harus diusahakan agar perencanaan-perencanaan yang
ditetapkan melibatkan semua pihak dalam organisasi. Berbagai jalan alternatif
untuk mencapai sasaran peningkatan produktivitas perlu diidentifikasi dan
kemudian memilih prioritas mana yang akan dilaksanakan.
Perencanaan produktivitas dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu
perencanaan jangka panjang dan perncanaan jangkan pendek. Perencanaan
produktivitas jangka panjang digunakan untuk merencanakan produktivitas dalam
jangka waktu satu tahun ke depan atau lebih. Sedangkan perencanaan jangka
pendek meliputi perencanaan dengan jangka waktu kurang dari satu tahun.
Peningkatan produktivitas baru akan bisa dilakukan, apabila hubungan antara
output dan input menunjukkan perubahan-perubahan, sebagai berikut :
1. Output meningkat dengan input sama.
2. Output sama, input berkurang.
3. Output menurun lebih kecil, dibanding penurunan input.
4. Output meningkat, input menurun.
5. Output meningkat lebih tinggi, dibanding peningkatan input.
Sedangkan menurut Ross (1994), paling sedikit terdapat lima cara untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan, yaitu :
1. Menerapkan program reduksi biaya
Reduksi biaya berarti dalam menghasilkan output dengan kuantitas yang sama
digunakan input dalam jumlah yang lebih sedikit. Dengan melaksanakan
program reduksi biaya tidak berarti bahwa semua komponen biaya harus
dikurangi. Program reduksi biaya mengacu pada menghilangkan biaya-biaya
yang dikeluarkan pada aktifitas-aktifitas yang tidak perlu. Dalam situasi
perekonomian dengan tingkat kompetensi yang ketat, upaya peningkatan
produktivitas melalui program reduksi biaya akan sangat efektif, karena kita
mampu menekan biaya per unit output sehingga mampu meningkatkan daya
kompetisi melalui penetapan harga yang kompetitif. Perusahaan juga akan
mampu memuaskan konsumen karena produk-produk berkualitas yang
dihasilkan pada tingkat biaya produksi yang rendah.
2. Mengelola pertumbuhan
Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti
meningkatkan output dalam kuantitas yang lebih besar melalui peningkatan
penggunaan input dalam kuantitas yang lebih kecil. Dalam pendekatan
peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi
atau tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan lebih banyak output
dari investasi itu sehingga angka rasio output terhadap input akan meningkat.
Peningkatan penggunaan teknologi, desain ulang sistem produksi,
meningkatkan aktivitas pelatihan dan pengembangan organisasi merupakan
aktivitas nyata dalam mengelola pertumbuhan.
3. Bekerja lebih tangkas
Peningkatan produktivitas dengan cara ini dilakukan melalui jumlah input
yang sama. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain
produk merupakan aktivitas nyata dari cara ini.
4. Mengurangi aktifitas
Dalam situasi perekonomian yang sulit seperti resesi ekonomi, tingkt inflasi
tinggi, penerapan cara ini akan efektif. Peningkatan produktivitas perusahaan
dilakukan melalui pengurangan aktivitas yang tidak produktif.
5. Bekerja lebih efektif
Dengan cara ini akan didapatkan output yang lebih banyak dengan
menggunakan input yang lebih sedikit.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari
menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik melalui buku-buku
panduan maupun studi lapangan, melakukan penelitian berdasarkan data yang ada
sampai dengan penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PTPN IV PKS Pabatu, berlokasi di desa pabatu
kecamatan dolok merawan yang berjarak ± 07 km dari kota tebing tinggi dan ± 87
km dari kota medan serta ± 40 km dari kota pematang siantar. Penelitian dimulai
pada bulan agustus 2009 hingga bulan September 2009.
4.2. Jenis Penelitian
Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian
deskriptif (deskriptif Research), yaitu penelitian yang berusaha untuk
memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang
secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliput i
proses pengumpulan, penyajian dan pengolahan data, serta analisis dan
pemecahan masalah.
4.3. Rancangan Penelitian
Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian yaitu dimulai dari
tahap perumusan masalah dan penetapan tujuan sampai pada tahap akhir adalah
kesimpulan dan saran. Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Pendahuluan penelitian dilakukan dengan pengenalan perusahaan, membuat
permohonan tugas akhir pada jurusan dan perusahaan, konsultasi dengan
koordinator tugas akhir dan dosen pembimbing, serta membuat proposal.
2. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Menetapkan perumusan masalah dalam penelitian dan tujuan penelitian yang
akan dilakukan.
3. Peninjauan Lapangan
Peninjauan lapangan dilakukan untuk mengenal kondisi perusahaan dan
menemukan permasalahan yang berkaitan dengan produktivas.
4. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari perusahaan dikumpulkan dengan cara mencatat data
yang tersedia di perusahaan dan melakukan wawancara dengan pihak
perusahaan. Data yang diperlukan adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari catatan-catatan, laporan, buku dan bagian yang terkait. Data
sekunder merupakan data yang telah dimiliki perusahaan, baik data umum
perusahaan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi dan proses produksi
maupun data yang diperlukan dalam pengukuran produktivitas seperti data
biaya material, gaji tenaga kerja, energi dan maintenence mesin.
5. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari pengumpulan data akan diolah dengan dengan
metode Marvin E. Mundel mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Perhitungan Deflator
b. Perhitungan Harga Konstan
c. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP)
d. Perhitungan Agregat Output
e. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial
f. Perhitungan Indeks Produktivitas Total
6. Analisa Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode Marvin E
Mundel, selanjutnya dilakukan penganalisaan terhadap indeks produktivitas
perusahaan baik secara parsial maupun total. Sebagai tindak lanjut dari
pengukuran produktivitas, dilakukan perencanaan peningkatan produktivitas
terhadap perusahaan untuk mengetahui penyebab naik dan turunnya tingkat
produktivitas perusahaan pada tiap periodenya.
7. Kesimpulan dan Saran
Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan saran.
Berdasarkan hasil analisis produktivitas yang dilakukan maka diperoleh suatu
kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh
pihak perusahaan dalam usaha peningkatan produktivitas oleh perusahaan.
Pendahuluan
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data - Data Primer - Data Skunder
Studi PustakaPeninjauan Lapangan
Pengolahan Data Menggunakan Metode
Marvin E. Mundel
Analisa Pemecahan Masalah
Kesimpulan Dan Saran
4.1. Blok Diagram Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan pengolahan data yang dimulai
dengan melakukan perhitungan deflator sampai dengan perhitungan Indeks
produktivitas. Secara rinci tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini :
Perhitungan Deflator
Perhitungan Harga Konstan
Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP)
Perhitungan Agregat Output
Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial
Perhitungan Indeks Produktivitas Total
Gambar 4.2. Flow Chart Pengolahan Data
4.4. Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas dimana
produktivitas ini dibagi menjadi produktivitas parsial dan produktivitas total yang
terkait PTPN IV PKS Pabatu, tebing tinggi.
4.5. Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini dilaksanakan beberapa teknik pengumpulan data yang
mencakup:
1. Teknik observasi, yakni melakukan pengamatan langsung terhadap proses
yang terjadi pada bagian produksi.
2. Teknik dokumentasi, yaitu memfoto copy data yang dibutuhkan untuk bahan
penelitian yang ada di perusahaan.
3. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara atau
mensosialisasikan kepada pekerja dan asisten tentang dilakukannya penelitian
ini, sehingga data yang diperoleh dapat dicapai secara akurat.
4.6. Pengolahan Data menggunakan metode Marvin E Mundel
Langkah langkah pengolahan data dengan menggunakan metode Marvin E
Mundel adalah sebagai berikut:
1. Deflator adalah penyeimbang atau penyesuaian harga terhadap faktor faktor
yang datang dari perusahaan. Pada pengukuran produktifitas dengan
menggunakan model mundel, data yang dikumpulkan adalah data biaya yang
dikeluarkan selama periode pengukuran. Data yang dikumpulkan ini berupa biaya
yang dikeluarkan berdasarkan current price yaitu harga berlaku yang ada pada
setiap periode sehingga jika data ini langsung digunakan dalam perhitungan
produktivitas, tentu saja perkembangan yang diukur tidak riil karena biaya tersebut
dipengaruhi oleh perubahan harga yang terjadi pada setiap periode yang
diakibatkan oleh adanya laju inflasi. Nilai deflator ini diperoleh dari indeks
harga pada biro pusat statistik (BPS) yang selanjutnya digunakan untuk
memperoleh nilai konstan masukan. Rumus yang digunakan untuk
menentukan nilai deflator ini adalah:
Deflator Bulan penelitian = DasarBulanHI
BulanDasarHIPenelitianBulanHI.
.. −
2. Perhitungan Harga Konstan
Harga berlaku yang ada di konstankan dengan nilai deflator. Untuk nilai output
tidak perlu didefinisikan karena untuk mendapat nilai keluaran (output) setiap
periode adalah dengan mengkalikan jumlah hasil produksi setiap periode
dengan harga jual produk yang berlaku. Harga konstan ini dapat dihitung
menggunakan rumus:
deflator 100100an x bersangkut yang periode Nilai
+
3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP)
Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan
total resources input partial yang merupakan penjumlahan dari seluruh input
dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya depresiasi, material,
tenaga kerja, energi dan maintenance.
RIP = Biaya depresiasi + biaya material + biaya tenaga kerja + biaya energi
+ biaya maintenance.
5. Perhitungan Agregat Output
Pada langkah ini dilakukan perhitungan agregat output. Untuk mengetahui
hasil output produksi maka digunakan rumus:
Agregat Output = (Jumlah produksi minyak sawit x harga jual minyak CPO
perkilogram) + (Jumlah produksi inti sawit x harga jual
inti sawit perkilogram)
5. Perhitungan Indeks Produktivitas parsial
Perhitungan indeks produktivitas parsial dengan membandingan nilai indeks
salah satu input (biaya material, tenaga kerja, depresiasi, energi, maintenence)
terhadap keluaran (output) yang dihasilkan perusahaan.
6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total
Perhitungan indeks produktivitas total adalah perbandingan nilai total nilai
indeks produktivitas output dengan total nilai indeks produktivitas input suatu
periode dengan indeks produktivitas periode sebelumnya.
IP Total =
RIBPRIMPAOBPAOMP
x 100
IP = Indeks Produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur
AORP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar
4.7. Analisis Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode Marvin E
Mundel selanjutnya dilakukan penganalisaan terhadap hasil pengukuran dengan
metode tersebut. Sebagai tindak lanjut dari pengukuran produktivitas, dilakukan
perencanaan peningkatan produktivitas terhadap perusahaan untuk mengetahui
penyebab naik turunnya tingkat produktivitas perusahaan pada tiap periodenya.
4.8. Kesimpulan dan Saran
Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisa produktivitas yang dilakukan maka diperoleh suatu
kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh
pihak perusahaan dalam usaha peningkatan produktivitas oleh perusahaan.
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode
Marvin E Mundel
Berikut ini akan disajikan data yang diperlukan dalam pengolahan data
dengan menggunakan metode Marvin E Mundel. Data yang dikumpulkan antara
lain :
1. Jam olah pabrik tahun 2006 - 2008 di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
2. Biaya material, biaya gaji tenaga kerja, biaya energi, biaya pemeliharaan
mesin & instalasi
3. Indeks harga tahun 2006 - 2008 mulai bulan januari – desember yang
diperoleh dari biro pusat statistik
4. Besar output setiap bulan, yang dimaksud dengan output adalah jumlah
produksi minyak sawit dan inti sawit selama tahun 2006-2008.
5. Harga rata - rata minyak CPO dan Inti di PTPN IV PKS Pabatu selama tahun
2006 - 2008.
5.2. Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode
Marvin E Mundel
Berdasarkan data yang diperoleh dari PTPN IV PKS Pabatu data jam olah
pabrik dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1. Jam Olah Pabrik di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
Periode jam Periode jam Jan 06 290 Juli 07 339 Feb 06 312,5 Agust 07 443,25 Mar 06 380 Sept 07 278,5 Apr 06 386 Okt 07 288 Mei 06 329,5 Nop 07 260 Juni 06 287 Des 07 236 Juli 06 446,5 Jan 08 254 Agust 06 511,5 Feb 08 268,5 Sept 06 495 Mar 08 298 Okt 06 403,5 Apr 08 193,5 Nop 06 463 Mei 08 347 Des 06 302,5 Juni 08 318,5 Jan 07 252,5 Juli 08 424 Feb 07 216,5 Agust 08 519,25 Mar 07 275 Sept 08 538,25 Apr 07 229,5 Okt 08 450 Mei 07 228,5 Nop 08 404,5 Juni 07 248 Des 08 361,25 Sumber : PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
5.2.1. Data Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan
Penyusutan adalah nilai susutnya suatu barang modal tetap dalam kegiatan
produksi, akibat bertambahnya umur barang modal tersebut. Dalam proses
produksi PTPN IV PKS Pabatu menggunakan mesin dan peralatan. Menurut data
yang diperoleh dari perusahaan nilai buku mesin dan peralatan pada tahun 2008
adalah sebesar Rp.64.958.402.381. dengan taksiran rata rata umur ekonomis 16
tahun. Nilai akhir dari mesin dan peralatan tersebut adalah Rp.52.711.996.809
Besarnya depresiasi mesin dan peralatan diperoleh dengan menggunakan
depresiasi garis lurus (Straight Line).
Depresiasi Tahunan = PeralatanUmur
Akhir Harga - Awal Harga
=16
.80952.711.996- .38164.958.402
= Rp.765.400.348 / Tahun
Perhitungan selanjutnya adalah menghitung depresiasi fasilitas perjamnya.
Dengan demikian maka didapat rata rata depresiasi mesin dan peralatan
perjamnya, dengan cara membagikan total depresiasi fasilitas pertahun dengan
jumlah jam olah pabrik selama periode pengukuran. Jam olah pabrik selama
januari 2006 – desember 2008 adalah 12.278 jam. Sehingga diperoleh rata rata
depresiasi mesin dan peralatan untuk setiap jamnya adalah:
= 12.278
8765.400.34 = Rp.62.339/ Jam
Depresiasi mesin perjam ini akan dipergunakan untuk menghitung total
input partial dari depresiasi dengan cara menghitung input partial dari depresiasi
tiap bulan selama periode pengukuran yaitu jam tersedia pada masing masing
periode dikali depresiasi mesin perjamnya:
Depresiasi = (Jam tersedia x Depresiasi mesin perjamnya)
= 290 x 62.339
= Rp.18.078.310/ Bulan
Dari hasil perhitungan untuk periode pengukuran dapat dilihat pada tabel
5.2. berikut ini:
Tabel. 5.2. Data Biaya Depresiasi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 18.078.310 Juli 07 21.132.921 Feb 06 19.480.938 Agust 07 27.631.762 Mar 06 23.688.820 Sept 07 17.361.412
Tabel. 5.2. Input Partial ……... (Lanjutan)
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Apr 06 24.062.854 Okt 07 17.953.632 Mei 06 20.509.531 Nop 07 16.208.140 Juni 06 17.891.293 Des 07 14.712.004 Juli 06 27.834.364 Jan 08 15.834.106 Agust 06 31.886.399 Feb 08 16.738.022 Sept 06 30.857.805 Mar 08 18.577.022 Okt 06 25.153.787 Apr 08 12.062.597 Nop 06 28.862.957 Mei 08 21.631.633 Des 06 18.857.548 Juni 08 19.854.972 Jan 07 15.740.598 Juli 08 26.431.736 Feb 07 13.496.394 Agust 08 32.369.526 Mar 07 17.143.225 Sept 08 33.553.967 Apr 07 14.306.801 Okt 08 28.052.550 Mei 07 14.244.462 Nop 08 25.216.126 Juni 07 15.460.072 Des 08 22.519.964
5.2.2. Data Biaya Material
Data ini meliputi biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengadaan
material untuk pelaksanaan proses produksi kelapa sawit pada periode januari
2006 hingga desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut:
Tabel 5.3.Data Biaya Material PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 3.655.921.656 Juli 07 4.973.827.319 Feb 06 5.045.395.795 Agust 07 6.636.880.823 Mar 06 6.056.503.995 Sept 07 3.392.921.740 Apr 06 5.081.509.292 Okt 07 2.163.100.395 Mei 06 3.202.680.050 Nop 07 5.736.804.563 Juni 06 5.966.324.782 Des 07 3.366.939.131 Juli 06 4.397.117.504 Jan 08 5.075.564.479 Agust 06 5.316.211.324 Feb 08 6.894.288.005 Sept 06 5.625.752.528 Mar 08 9.441.512.216 Okt 06 4.082.447.027 Apr 08 4.649.863.283 Nop 06 5.870.083.537 Mei 08 16.458.604.413 Des 06 4.775.245.421 Juni 08 9.451.358.280
Tabel 5.3.Data Biaya Material ………… (Lanjutan)
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 07 3.015.121.261 Juli 08 8.065.587.420 Feb 07 3.193.978.569 Agust 08 7.557.082.636 Mar 07 3.825.484.906 Sept 08 6.295.832.362 Apr 07 3.521.858.535 Okt 08 5.206.211.304 Mei 07 4.711.146.788 Nop 08 4.791.044.950 Juni 07 5.577.041.183 Des 08 2.716.664.007 Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
5.2.3. Data Biaya Tenaga Kerja
Data ini meliputi biaya tenaga kerja di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing
Tinggi dalam pelaksanaan proses produksi kelapa sawit pada periode januari 2006
hingga desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.4. berikut:
Tabel 5.4.Data Biaya Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 132.557.114 Juli 07 189.784.780 Feb 06 158.478.797 Agust 07 221.584.892 Mar 06 251.626.546 Sept 07 290.220.329 Apr 06 184.836.231 Okt 07 122.574.390 Mei 06 184.355.656 Nop 07 167.584.931 Juni 06 254.849.520 Des 07 182.871.052 Juli 06 162.641.156 Jan 08 160.505.157 Agust 06 223.430.611 Feb 08 193.702.011 Sept 06 197.701.653 Mar 08 290.155.879 Okt 06 223.549.545 Apr 08 251.602.604 Nop 06 281.023.020 Mei 08 269.971.047 Des 06 211.187.980 Juni 08 270.552.912 Jan 07 177.080.046 Juli 08 195.392.373 Feb 07 185.664.173 Agust 08 274.088.845 Mar 07 315.046.160 Sept 08 297.875.899 Apr 07 229.530.847 Okt 08 198.040.536 Mei 07 231.699.249 Nop 08 243.154.617 Juni 07 270.985.735 Des 08 220.000.020 Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
5.2.4. Data Biaya Energi
Data ini meliputi biaya energi di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
dalam pelaksanaan proses produksi kelapa sawit pada periode januari 2006 hingga
desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut:
Tabel 5.5.Data Biaya Energi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 152.864.490 Juli 07 176.958.101 Feb 06 112.296.210 Agust 07 169.721.920 Mar 06 212.609.808 Sept 07 194.827.512 Apr 06 158.512.493 Okt 07 174.999.238 Mei 06 145.945.736 Nop 07 186.115.601 Juni 06 193.124.314 Des 07 221.248.920 Juli 06 149.428.929 Jan 08 148.019.167 Agust 06 178.855.363 Feb 08 164.494.321 Sept 06 194.404.622 Mar 08 182.678.801 Okt 06 178.572.702 Apr 08 197.206.821 Nop 06 187.063.303 Mei 08 193.352.298 Des 06 187.898.823 Juni 08 183.417.510 Jan 07 188.600.423 Juli 08 167.124.605 Feb 07 175.163.836 Agust 08 180.056.458 Mar 07 179.687.496 Sept 08 183.007.084 Apr 07 172.489.388 Okt 08 210.018.883 Mei 07 178.814.181 Nop 08 166.219.539 Juni 07 225.477.686 Des 08 229.423.114 Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
5.2.5. Data Biaya Maintenence
Data ini meliputi biaya pemeliharaan dan perawatan serta perbaikan mesin
dan peralatan di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi selama periode januari
2006 hingga desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut:
Tabel 5.6.Data Biaya Maintenence PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 242.612.519 Juli 07 349.249.364 Feb 06 217.944.483 Agust 07 311.332.079 Mar 06 459.849.197 Sept 07 206.467.490 Apr 06 322.907.019 Okt 07 169.161.770 Mei 06 566.111.725 Nop 07 300.986.088 Juni 06 684.212.339 Des 07 538.404.971 Juli 06 435.557.920 Jan 08 166.420.950 Agust 06 529.453.925 Feb 08 339.194.562 Sept 06 226.491.483 Mar 08 274.601.693 Okt 06 228.315.392 Apr 08 271.029.724 Nop 06 247.812.057 Mei 08 405.060.099 Des 06 342.167.525 Juni 08 370.140.837 Jan 07 315.152.677 Juli 08 538.637.710 Feb 07 512.830.168 Agust 08 302.628.734 Mar 07 469.083.959 Sept 08 929.477.812 Apr 07 308.788.478 Okt 08 297.279.874 Mei 07 370.578.639 Nop 08 369.039.058 Juni 07 431.865.197 Des 08 534.442.873 Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
5.2.6. Data Indeks Harga
Tabel 5.7.Data Indeks Harga Januari 2006 Sampai Desember 2008
Periode Indeks Harga
Material Tenaga Kerja Depresiasi Energi Maintenence
Jan 06 326,27 404,11 275,08 134,20 325,71 Feb 06 332,40 407,94 279,84 135,29 327,20 Mar 06 362,09 416,66 280,30 136,36 327,20 Apr 06 349,90 416,98 280,36 137,41 327,64 Mei 06 351,78 418,64 280,79 138,16 338,21 Juni 06 345,60 420,08 285,35 139,14 338,66 Juli 06 347,49 421,09 285,03 140,31 338,66 Agust 06 337,11 421,69 284,93 141,14 338,66 Sept 06 341,35 421,69 284,96 141,86 338,66 Okt 06 343,76 429,85 289,96 152,90 339,14 Nop 06 345,90 440,07 290,55 154,14 339,14 Des 06 364,07 436,65 290,11 154,68 340,96 Jan 07 372,8 460,4 302,2 158,67 332,2
Tabel 5.7.Data Indeks Harga ……… (Lanjutan)
Periode Indeks Harga
Material Tenaga Kerja Depresiasi Energi Maintenence
Feb 07 375,5 465,2 304,4 164,35 344,4 Mar 07 374,8 475,0 304,4 164,99 346,2 Apr 07 376,3 475,0 304,4 165,66 346,2 Mei 07 409,7 475,0 304,4 166,28 346,2 Juni 07 391,0 475,0 304,4 166,45 346,2 Juli 07 383,6 475,0 304,4 166,61 344,5 Agust 07 385,6 500,4 304,4 166,93 357,3 Sept 07 404,8 500,4 304,4 167,16 357,3 Okt 07 424,9 500,4 304,4 168,25 357,3 Nop 07 433,4 500,4 308,8 169,08 357,3 Des 07 447,6 500,4 304,4 170,92 357,3 Jan 08 440,23 513,80 320,61 171,04 357,33 Feb 08 435,69 514,13 321,57 171,39 362,85 Mar 08 440,85 519,96 321,55 171,16 362,85 Apr 08 440,79 519,96 321,66 170,73 362,85 Mei 08 449,06 522,23 323,83 171,10 362,85 Juni 08 464,57 533,32 325,70 172,27 380,49 Juli 08 462,55 534,58 326,66 17242 380,49 Agust 08 465,56 546,49 327,58 173,04 374,25 Sept 08 474,70 547,12 327,62 173,77 376,84 Okt 08 477,88 547,75 331,70 174,03 376,84 Nop 08 485,25 547,75 331,76 175,10 376,84 Des 08 497,28 560,19 334,41 176,51 376,84 Sumut dalam angka (2007,2008,2009), BPS Sumatera Utara
5.2.7. Jumlah Produksi Di PTPN IV PKS Pabatu Dari Januari 2006 Sampai
Desember 2008
PTPN IV PKS Pabatu menghasilkan produk minyak CPO dan inti sawit.
Tabel 5.8. berikut ini menunjukkan jumlah produk yang dihasilkan selama periode
januari 2006 sampai desember 2008
Tabel 5.8. Jumlah Produksi Selama Periode Pengukuran Produktivitas
Periode Jumlah Produksi (Kg)
Minyak (Kg)
Inti Sawit (Kg)
Jan 06 6.933.420 1.489.083 310.690 Feb 06 9.253.090 1.965.109 429.520 Mar 06 10.486.820 2.226.582 523.730 Apr 06 9.056.160 1.842.300 411.220 Mei 06 9.482.820 2.056.471 430.720 Juni 06 9.377.050 2.061.189 452.970 Juli 06 10.927.760 2.377.843 534.690 Agust 06 12.827.960 2.792.556 622.630 Sept 06 12.285.280 2.681.157 595.370 Okt 06 8.255.960 1.796.719 376.870 Nop 06 11.306.960 2.458.696 525.520 Des 06 8.888.230 1.900.901 417.841 Jan 07 6.447.620 1.400.960 312.009 Feb 07 6.576.880 1.465.758 306.760 Mar 07 7.191.500 1.612.125 341.710 Apr 07 6.309.390 1.436.995 301.160 Mei 07 6.561.530 1.468.169 313.240 Juni 07 7.065.070 1.562.106 334.430 Juli 07 8.484.600 1.892.994 404.810 Agust 07 10.518.760 2.245.841 513.940 Sept 07 6.632.900 1.452.398 340.790 Okt 07 7.202.180 1.695.006 370.580 Nop 07 7.489.220 1.751.670 365.710 Des 07 6.837.650 1.611.927 338.310 Jan 08 7.251.720 1.704.622 347.820 Feb 08 7.802.680 1.840.046 389.780 Mar 08 8.595.260 1.982.982 434.630 Apr 08 5.728.700 1.363.886 296.220 Mei 08 10.910.640 2.503.802 507.130 Juni 08 9.333.880 2.104.924 452.370 Juli 08 9.746.990 2.219.925 479.740 Agust 08 11.782.160 2.689.632 680.340 Sept 08 10.990.670 2.511.218 541.310 Okt 08 9.338.870 2.231.775 462.060 Nop 08 8.095.110 2.000.960 406.730 Des 08 8.945.110 2.222.067 446.320 Sumber : PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
5.2.8. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di PTPN IV PKS
Pabatu Selama Tahun 2006 - 2008.
Pada tabel 5.9. berikut menunjukkan harga rata - rata minyak CPO dan Inti
sawit di PTPN IV PKS Pabatu selama tahun 2006 – 2008.
Tabel 5.9. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di PTPN IV PKS
Pabatu Selama Tahun 2006 – 2008
Periode Minyak CPO (Rp)
Inti Sawit (Rp)
Jan 06 4552,06 1941,46 Feb 06 4124,09 1973,70 Mar 06 3330,76 1881,95 Apr 06 3257,80 1803,77 Mei 06 3341,29 1788,22 Juni 06 3245,05 1737,01 Juli 06 3490,81 1745,99 Agust 06 3854,66 1799,68 Sept 06 3690,48 1731,16 Okt 06 3696,62 1722,42 Nop 06 4016,36 1851,37 Des 06 4544,36 2123,49 Jan 07 4445,07 2272,13 Feb 07 4703,43 2320,99 Mar 07 4922,99 2414,96 Apr 07 5653,28 2718,40 Mei 07 5996,64 2926,04 Juni 07 6204,67 3072,81 Juli 07 7598,64 3626,79 Agust 07 6529,64 3334,07 Sept 07 6443,50 3417,31 Okt 07 5537,27 3615,90 Nop 07 7210,99 3858,86 Des 07 7109,70 3869,41 Jan 08 8069,14 4395,17 Feb 08 8879,59 4704,23 Mar 08 8875,38 4623,75 Apr 08 8328,56 4380,28 Mei 08 8966,24 4672,50 Juni 08 8652,17 4714,22
Tabel 5.9. Harga Rata - Rata ………..(Lanjutan)
Periode Minyak CPO (Rp)
Inti Sawit (Rp))
Juli 08 6278,03 4395,17 Agust 08 5336,28 4704,23 Sept 08 3994,82 4623,75 Okt 08 4423,83 4380,28 Nop 08 4772,59 4672,50 Des 08 4256,18 4714,22
Sumber : PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi
5.3. Pengolahan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E.
Mundel
Metode ini dimulai dengan perhitungan deflator berdasarkan indeks harga
yang diperoleh dari BPS, selanjutnya deflator tersebut digunakan untuk
mendapatkan harga konstan dari setiap input. dengan harga konstan ini akan
digunakan untuk menghitung resources input partial (RIP) dan dari segi output
yang dihasilkan akan dilakukan perhitungan agregat output. Indeks produktivitas
diperoleh dengan membandingkan antara agregat output dengan resources input
partial (RIP).
5.3.1. Perhitungan Deflator
Nilai Deflator digunakan untuk memperoleh nilai konstan masukan. Nilai
deflator diperoleh dari indeks harga tahun 2006,2007,2008. Nilai deflator dicari
menggunakan rumus:
Deflator Bulan penelitian = DasarBulanHI
BulanDasarHIPenelitianBulanHI.
.. −
5.3.1.1. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Depresiasi
Deflator (Februari 2006) = 06Jan I.H
06Jan I.H - 06 Feb I.H
=275,08
275,08 - 279,84
= 0,017
Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya material pada periode
berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.10.berikut:
Tabel 5.10.Deflator untuk Biaya Depresiasi
Periode Indeks Harga Deflator Bulan Indeks
Harga Deflator
Jan 06 275,08 0 Juli 07 304,4 0,106 Feb 06 279,84 0,017 Agust 07 304,4 0,106 Mar 06 280,30 0,018 Sept 07 304,4 0,106 Apr 06 280,36 0,019 Okt 07 304,4 0,106 Mei 06 280,79 0,020 Nop 07 308,8 0,122 Juni 06 285,35 0,037 Des 07 304,4 0,106 Juli 06 285,03 0,036 Jan 08 320,61 0,165 Agust 06 284,93 0,035 Feb 08 321,57 0,169 Sept 06 284,96 0,035 Mar 08 321,55 0,168 Okt 06 289,96 0,054 Apr 08 321,66 0,169 Nop 06 290,55 0,056 Mei 08 323,83 0,177 Des 06 290,11 0,054 Juni 08 325,70 0,184 Jan 07 302,2 0,098 Juli 08 326,66 0,187 Feb 07 304,4 0,106 Agust 08 327,58 0,190 Mar 07 304,4 0,106 Sept 08 327,62 0,190 Apr 07 304,4 0,106 Okt 08 331,70 0,205 Mei 07 304,4 0,106 Nop 08 331,76 0,206 Juni 07 304,4 0,106 Des 08 334,41 0,215
5.3.1.2. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Material
Deflator (Februari 2006) = 06Jan H I
06Jan H I - 06 Feb H I
=326,27
326,27 - 332,4
= 0,018
Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya material pada periode
berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.11.berikut:
Tabel 5.11.Deflator untuk Biaya Material
Periode Indeks Harga Deflator Bulan Indeks
Harga Deflator
Jan 06 326,27 0 Juli 07 383,6 0,175 Feb 06 332,40 0,018 Agust 07 385,6 0,181 Mar 06 362,09 0,109 Sept 07 404,8 0,240 Apr 06 349,90 0,072 Okt 07 424,9 0,302 Mei 06 351,78 0,078 Nop 07 433,4 0,328 Juni 06 345,60 0,059 Des 07 447,6 0,371 Juli 06 347,49 0,065 Jan 08 440,23 0,349 Agust 06 337,11 0,033 Feb 08 435,69 0,335 Sept 06 341,35 0,046 Mar 08 440,85 0,351 Okt 06 343,76 0,053 Apr 08 440,79 0,350 Nop 06 345,90 0,060 Mei 08 449,06 0,376 Des 06 364,07 0,115 Juni 08 464,57 0,423 Jan 07 372,8 0,142 Juli 08 462,55 0,417 Feb 07 375,5 0,150 Agust 08 465,56 0,426 Mar 07 374,8 0,148 Sept 08 474,70 0,454 Apr 07 376,3 0,153 Okt 08 477,88 0,464 Mei 07 409,7 0,255 Nop 08 485,25 0,487 Juni 07 391,0 0,198 Des 08 497,28 0,524
5.3.1.3. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Tenaga Kerja
Deflator (Februari 2006) = 06Jan H I
06Jan H I - 06 Feb H I
=404,11
404,11 - 407,94
= 0,009
Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya tenaga kerja pada periode
berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.12.berikut:
Tabel 5.12.Deflator untuk Biaya Tenaga Kerja
Periode Indeks Harga Deflator Bulan Indeks
Harga Deflator
Jan 06 404,11 0 Juli 07 475,0 0,175 Feb 06 407,94 0,009 Agust 07 500,4 0,238 Mar 06 416,66 0,031 Sept 07 500,4 0,238 Apr 06 416,98 0,031 Okt 07 500,4 0,238 Mei 06 418,64 0,035 Nop 07 500,4 0,238 Juni 06 420,08 0,039 Des 07 500,4 0,238 Juli 06 421,09 0,042 Jan 08 513,80 0,271 Agust 06 421,69 0,043 Feb 08 514,13 0,272 Sept 06 421,69 0,043 Mar 08 519,96 0,286 Okt 06 429,85 0,063 Apr 08 519,96 0,286 Nop 06 440,07 0,088 Mei 08 522,23 0,292 Des 06 436,65 0,080 Juni 08 533,32 0,319 Jan 07 460,4 0,139 Juli 08 534,58 0,322 Feb 07 465,2 0,151 Agust 08 546,49 0,352 Mar 07 475,0 0,175 Sept 08 547,12 0,353 Apr 07 475,0 0,175 Okt 08 547,75 0,355 Mei 07 475,0 0,175 Nop 08 547,75 0,355 Juni 07 475,0 0,175 Des 08 560,19 0,386
5.3.1.4. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Energi
Deflator (Februari 2006) = 06Jan H I
06Jan H I - 06 Feb H I
=134,20
134,20 - 135,29
= 0,008
Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya energi pada periode
berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.13.berikut:
Tabel 5.13.Deflator untuk Biaya Energi
Periode Indeks Harga Deflator Bulan Indeks
Harga Deflator
Jan 06 134,20 0 Juli 07 166,61 0,241 Feb 06 135,29 0,008 Agust 07 166,93 0,243 Mar 06 136,36 0,016 Sept 07 167,16 0,245 Apr 06 137,41 0,023 Okt 07 168,25 0,253 Mei 06 138,16 0,029 Nop 07 169,08 0,259 Juni 06 139,14 0,036 Des 07 170,92 0,273 Juli 06 140,31 0,045 Jan 08 171,04 0,274 Agust 06 141,14 0,051 Feb 08 171,39 0,277 Sept 06 141,86 0,057 Mar 08 171,16 0,275 Okt 06 152,90 0,139 Apr 08 170,73 0,272 Nop 06 154,14 0,148 Mei 08 171,10 0,274 Des 06 154,68 0,152 Juni 08 172,27 0,283 Jan 07 158,67 0,182 Juli 08 172,42 0,284 Feb 07 164,35 0,224 Agust 08 173,04 0,289 Mar 07 164,99 0,229 Sept 08 173,77 0,294 Apr 07 165,66 0,234 Okt 08 174,03 0,296 Mei 07 166,28 0,239 Nop 08 175,10 0,304 Juni 07 166,45 0,240 Des 08 176,51 0,315
5.3.1.5. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Maintenance
Deflator (Februari 2006) = 06Jan H I
06Jan H I - 06 Feb H I
= 325,71
325,71 -327,20
= 0,004
Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya maintenance pada periode
berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.14.berikut:
Tabel 5.14.Deflator untuk Biaya Maintenance
Periode Indeks Harga Deflator Bulan Indeks
Harga Deflator
Jan 06 325,71 0 Juli 07 344,5 0,057 Feb 06 327,20 0,004 Agust 07 357,3 0,096 Mar 06 327,20 0,004 Sept 07 357,3 0,096 Apr 06 327,64 0,005 Okt 07 357,3 0,096 Mei 06 338,21 0,038 Nop 07 357,3 0,096 Juni 06 338,66 0,039 Des 07 357,3 0,096 Juli 06 338,66 0,039 Jan 08 357,33 0,097 Agust 06 338,66 0,039 Feb 08 362,85 0,114 Sept 06 338,66 0,039 Mar 08 362,85 0,114 Okt 06 339,14 0,041 Apr 08 362,85 0,114 Nop 06 339,14 0,041 Mei 08 362,85 0,114 Des 06 340,96 0,046 Juni 08 380,49 0,168 Jan 07 332,2 0,019 Juli 08 380,49 0,168 Feb 07 344,4 0,057 Agust 08 374,25 0,149 Mar 07 346,2 0,062 Sept 08 376,84 0,156 Apr 07 346,2 0,062 Okt 08 376,84 0,156 Mei 07 346,2 0,062 Nop 08 376,84 0,156 Juni 07 346,2 0,062 Des 08 376,84 0,156
5.3.2. Perhitungan Harga Konstan
Harga harga berlaku yang ada, di konstankan dengan nilai deflator.
Dibutuhkan suatu harga konstan yang berfungsi sebagai penyeimbang terhadap
berbagai kondisi perekonomian yang dapat mempengaruhi harga - harga yang
berlaku. Harga konstan ini akan diperhitungkan dengan menggunakan rumus:
deflator 100100an x bersangkut yang periode Nilai
+
Contoh harga konstan untuk biaya material bulan februari 2006 adalah:
deflator 100100an x bersangkut yang periode Nilai
+=
0,017 100100 x 19.480.938
+= 19.477.627
5.3.2.1. Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi (RIP1)
Nilai harga konstan masukan depresiasi mesin untuk setiap periode
pengukurannya dapat dilihat pada table 5.15. berikut:
Tabel 5.15. Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 18.078.310 Juli 07 21.110.544 Feb 06 19.477.627 Agust 07 27.602.503 Mar 06 23.684.557 Sept 07 17.343.028 Apr 06 24.058.283 Okt 07 17.934.621 Mei 06 20.505.430 Nop 07 16.188.390 Juni 06 17.884.676 Des 07 14.696.426 Juli 06 27.824.347 Jan 08 15.808.023 Agust 06 31.875.243 Feb 08 16.709.782 Sept 06 30.847.009 Mar 08 18.545.865 Okt 06 25.140.211 Apr 08 12.042.246 Nop 06 28.846.803 Mei 08 21.593.413 Des 06 18.847.370 Juni 08 19.818.506 Jan 07 15.725.187 Juli 08 26.382.401 Feb 07 13.482.103 Agust 08 32.308.141 Mar 07 17.125.072 Sept 08 33.490.335 Apr 07 14.291.652 Okt 08 27.995.160 Mei 07 14.229.379 Nop 08 25.164.288 Juni 07 15.443.702 Des 08 22.471.650
5.3.2.2. Harga Konstan Masukan Biaya Material (RIP2)
Nilai harga konstan masukan material untuk setiap periode
pengukurannya dapat dilihat pada table 5.16. berikut:
Tabel 5.16. Harga Konstan Masukan Biaya Material
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 3.655.921.656 Juli 07 4.965.138.327 Feb 06 5.044.487.787 Agust 07 6.624.889.773 Mar 06 6.049.909.594 Sept 07 3.384.798.224 Apr 06 5.077.853.238 Okt 07 2.156.587.501 Mei 06 3.200.183.907 Nop 07 5.718.049.361
Tabel 5.16. Harga Konstan Masukan Biaya Material (Lanjutan)
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Juni 06 5.962.806.726 Des 07 3.354.493.958 Juli 06 4.394.261.234 Jan 08 5.057.912.365 Agust 06 5.314.457.553 Feb 08 6.871.269.253 Sept 06 5.623.165.872 Mar 08 9.408.488.422 Okt 06 4.080.284.476 Apr 08 4.633.645.524 Nop 06 5.866.563.599 Mei 08 16.396.951.874 Des 06 4.769.760.197 Juni 08 9.411.547.434 Jan 07 3.010.845.860 Juli 08 8.032.093.590 Feb 07 3.189.194.777 Agust 08 7.525.026.025 Mar 07 3.819.831.555 Sept 08 6.267.378.464 Apr 07 3.516.478.323 Okt 08 5.182.166.054 Mei 07 4.699.163.920 Nop 08 4.767.825.639 Juni 07 5.566.020.462 Des 08 2.702.502.892
5.3.2.3. Harga Konstan Masukan Tenaga Kerja
Nilai harga konstan masukan tenaga kerja untuk setiap periode
pengukurannya dapat dilihat pada table 5.17. berikut:
Tabel 5.17. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja (RIP3)
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 132.557.114 Juli 07 189.453.237 Feb 06 158.464.535 Agust 07 221.058.772 Mar 06 251.548.566 Sept 07 289.531.245 Apr 06 184.778.950 Okt 07 122.283.356 Mei 06 184.291.154 Nop 07 167.187.026 Juni 06 254.750.167 Des 07 182.436.852 Juli 06 162.572.875 Jan 08 160.071.364 Agust 06 223.334.577 Feb 08 193.176.571 Sept 06 197.616.678 Mar 08 289.328.400 Okt 06 223.408.798 Apr 08 250.885.073 Nop 06 280.775.937 Mei 08 269.185.027 Des 06 211.019.165 Juni 08 269.692.593 Jan 07 176.834.246 Juli 08 194.765.229 Feb 07 185.384.243 Agust 08 273.127.436 Mar 07 314.495.792 Sept 08 296.828.096
Tabel 5.17. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja (Lanjutan)
Periode Biaya (Rp)
Periode Biaya (Rp)
Apr 07 229.129.870 Okt 08 197.339.979 Mei 07 231.294.484 Nop 08 242.294.472 Juni 07 270.512.338 Des 08 219.154.085
5.3.2.4.Harga Konstan Masukan Biaya Energi (RIP4)
Nilai harga konstan masukan energi untuk setiap periode
pengukurannya dapat dilihat pada table 5.18. berikut:
Tabel 5.18. Harga Konstan Masukan Biaya Energi
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 152.864.490 Juli 07 176.532.657 Feb 06 112.287.227 Agust 07 169.310.496 Mar 06 212.575.796 Sept 07 194.351.351 Apr 06 158.476.044 Okt 07 174.557.607 Mei 06 145.903.424 Nop 07 185.634.807 Juni 06 193.054.814 Des 07 220.646.555 Juli 06 149.361.716 Jan 08 147.614.703 Agust 06 178.764.193 Feb 08 164.039.930 Sept 06 194.293.875 Mar 08 182.177.812 Okt 06 178.324.831 Apr 08 196.671.874 Nop 06 186.786.858 Mei 08 192.823.960 Des 06 187.613.650 Juni 08 182.899.903 Jan 07 188.257.794 Juli 08 166.651.315 Feb 07 174.772.346 Agust 08 179.537.594 Mar 07 179.276.952 Sept 08 182.470.620 Apr 07 172.086.705 Okt 08 209.399.062 Mei 07 178.387.834 Nop 08 165.715.763 Juni 07 224.937.835 Des 08 228.702.701
5.3.2.5. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance (RIP5)
Nilai harga konstan masukan maintenance untuk setiap periode
pengukurannya dapat dilihat pada Pada table 5.19. berikut:
Tabel 5.19. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance
Periode Biaya (Rp) Periode Biaya
(Rp) Jan 06 242.612.519 Juli 07 349.050.405 Feb 06 217.935.766 Agust 07 311.033.487 Mar 06 459.830.804 Sept 07 206.269.471 Apr 06 322.890.875 Okt 07 168.999.531 Mei 06 565.896.684 Nop 07 300.697.419 Juni 06 683.945.600 Des 07 537.888.598 Juli 06 435.388.119 Jan 08 166.259.678 Agust 06 529.247.519 Feb 08 338.808.321 Sept 06 226.403.186 Mar 08 274.289.004 Okt 06 228.221.821 Apr 08 270.721.102 Nop 06 247.710.496 Mei 08 404.598.856 Des 06 342.010.200 Juni 08 369.520.043 Jan 07 315.092.809 Juli 08 537.734.316 Feb 07 512.538.021 Agust 08 302.178.488 Mar 07 468.793.307 Sept 08 928.030.085 Apr 07 308.597.148 Okt 08 296.816.840 Mei 07 370.349.023 Nop 08 368.464.254 Juni 07 431.597.607 Des 08 533.610.441
5.3.3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP)
Setelah harga konstan setiap masukan didapatkan maka dilakukan
perhitungan total resources input partial (RIP) yang merupakan penjumlahan dari
seluruh input harga konstan. Sebagai contoh perhitungan total RIP untuk bulan
januari 2006 adalah sebagai berikut:
RIP Total = 18.078.310+ 3.655.921.656+ 132.557.114+152.864.490+242.612.519
= Rp 4.202.034.089
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.20. berikut:
Tabel 5.20. Hasil Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP)
Periode RIP Total (Rp) Periode RIP Total
(Rp) Jan 06 4.202.034.089 Juli 07 5.701.285.170 Feb 06 5.552.652.942 Agust 07 7.353.895.030 Mar 06 6.997.549.317 Sept 07 4.092.293.319 Apr 06 5.768.057.389 Okt 07 2.640.362.615 Mei 06 4.116.780.599 Nop 07 6.387.757.002 Juni 06 7.112.441.983 Des 07 4.310.162.389 Juli 06 5.169.408.291 Jan 08 5.547.666.133 Agust 06 6.277.679.084 Feb 08 7.584.003.857 Sept 06 6.272.326.619 Mar 08 10.172.829.503 Okt 06 4.735.380.135 Apr 08 5.363.965.819 Nop 06 6.610.683.693 Juni 08 17.285.153.130 Des 06 5.529.250.582 Mei 08 10.253.478.479 Jan 07 3.706.755.896 Juli 08 8.957.626.851 Feb 07 4.075.371.490 Agust 08 8.312.177.684 Mar 07 4.799.522.678 Sept 08 7.708.197.600 Apr 07 4.240.583.698 Okt 08 5.913.717.095 Mei 07 5.493.424.640 Nop 08 5.569.464.416 Juni 07 6.508.511.943 Des 08 3.706.441.768
5.3.4. Perhitungan Agregat Output
Nilai agregat output setiap bulan mulai tahun 2006-2008 dapat diperoleh
dengan mengalikan jumlah output (minyak dan inti sawit) dengan harga per
kilogram.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai penjualan adalah :
Agregat Output = (Jumlah produksi minyak sawit bulan penelitian x harga jual
minyak CPO perkilogram) + (Jumlah produksi inti sawit
bulan penelitian x harga jual inti sawit perkilogram)
Agregat Output = (1.489.083 x 4552,06) + (310.690 x 1941,46)
= Rp. 7.381.586.925
Dengan cara yang sama maka akan diperoleh nilai output untuk bulan
selanjutnya, nilai output selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.21. berikut:
Tabel 5.21. Agregat Output Untuk Periode Pengukuran
Periode AOP (Rp) Periode AOP
(Rp) Jan 06 7.381.586.925 Juli 07 15.852.332.818 Feb 06 8.952.031.202 Agust 07 16.378.042.840 Mar 06 8.401.843.890 Sept 07 10.523.110.736 Apr 06 6.743.592.762 Okt 07 10.725.679.828 Mei 06 7.641.490.498 Nop 07 14.042.505.511 Juni 06 7.475.480.489 Des 07 12.769.376.874 Juli 06 9.234.171.488 Jan 08 15.283.566.455 Agust 06 11.884.874.049 Feb 08 18.172.475.881 Sept 06 10.925.445.953 Mar 08 19.609.346.733 Okt 06 7.290.915.301 Apr 08 12.656.729.081 Nop 06 10.847.943.125 Mei 08 24.819.243.611 Des 06 9.525.655.721 Juni 08 20.344.740.071 Jan 07 6.936.291.946 Juli 08 15.455.599.704 Feb 07 7.606.077.781 Agust 08 16.564.271.492 Mar 07 8.761.686.821 Sept 08 11.234.674.414 Apr 07 8.942.409.307 Okt 08 10.640.060.696 Mei 07 9.720.629.567 Nop 08 10.299.011.221 Juni 07 10.719.987.536 Des 08 11.065.534.568
5.3.5. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial didapat dari perbandingan salah satu input (biaya
material, tenaga kerja, depresiasi, energi juga maintenence) terhadap keluaran
(output).
5.3.5.1.Produktivitas Depresiasi
Produktivitas depresiasi adalah perbandingan antara indeks keluaran
dengan indeks depresiasi. Dengan menggunakan rumus indeks produktivitas maka
indeks produktivitas untuk bulan februari dapat dihitung:
IP Parsial =
RIBPRIMPAOBPAOMP
x 100 =
18.078.31019.477.627
9257.381.586.2028.952.031.
x 100 = 107,74
Dengan cara yang sama dapat ditentukan indeks produktivitas untuk bulan
bulan berikutnya seperti pada tabel 5.22. berikut:
Tabel 5.22. Indeks Produktivitas Penggunaan Depresiasi
No Periode Keluaran Depresiasi
(Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Depresiasi
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 1 Jan-06 7.381.586.925 1,000 18.078.310 1,000 100,00 2 Feb-06 8.952.031.202 1,213 19.477.627 1,077 107,74 3 Mar-06 8.401.843.890 1,138 23.684.557 1,310 131,01 4 Apr-06 6.743.592.762 0,914 24.058.283 1,331 133,08 5 Mei-06 7.641.490.498 1,035 20.505.430 1,134 113,43 6 Jun-06 7.475.480.489 1,013 17.884.676 0,989 98,93 7 Jul-06 9.234.171.488 1,251 27.824.347 1,539 153,91 8 Agust-06 11.884.874.049 1,610 31.875.243 1,763 176,32 9 Sep-06 10.925.445.953 1,480 30.847.009 1,706 170,63
10 Okt-06 7.290.915.301 0,988 25.140.211 1,391 139,06 11 Nop-06 10.847.943.125 1,470 28.846.803 1,596 159,57 12 Des-06 9.525.655.721 1,290 18.847.370 1,043 104,25 13 Jan-07 6.936.291.946 0,940 15.725.187 0,870 86,98 14 Feb-07 7.606.077.781 1,030 13.482.103 0,746 74,58 15 Mar-07 8.761.686.821 1,187 17.125.072 0,947 94,73 16 Apr-07 8.942.409.307 1,211 14.291.652 0,791 79,05 17 Mei-07 9.720.629.567 1,317 14.229.379 0,787 78,71 18 Jun-07 10.719.987.536 1,452 15.443.702 0,854 85,43 19 Jul-07 15.852.332.818 2,148 21.110.544 1,168 116,77 20 Agust-07 16.378.042.840 2,219 27.602.503 1,527 152,68 21 Sep-07 10.523.110.736 1,426 17.343.028 0,959 95,93 22 Okt-07 10.725.679.828 1,453 17.934.621 0,992 99,21 23 Nop-07 14.042.505.511 1,902 16.188.390 0,895 89,55 24 Des-07 12.769.376.874 1,730 14.696.426 0,813 81,29 25 Jan-08 15.283.566.455 2,070 15.808.023 0,874 87,44 26 Feb-08 18.172.475.881 2,462 16.709.782 0,924 92,43 27 Mar-08 19.609.346.733 2,657 18.545.865 1,026 102,59 28 Apr-08 12.656.729.081 1,715 12.042.246 0,666 66,61 29 Mei-08 24.819.243.611 3,362 21.593.413 1,194 119,44
Tabel 5.22. Indeks Produktivitas Penggunaan Depresiasi (Lanjutan)
No Periode Keluaran Depresiasi
(Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Depresiasi
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 30 Jun-08 20.344.740.071 2,756 19.818.506 1,096 109,63 31 Jul-08 15.455.599.704 2,094 26.382.401 1,459 145,93 32 Agust-08 16.564.271.492 2,244 32.308.141 1,787 178,71 33 Sep-08 11.234.674.414 1,522 33.490.335 1,853 185,25 34 Okt-08 10.640.060.696 1,441 27.995.160 1,549 154,85 35 Nop-08 10.299.011.221 1,395 25.164.288 1,392 139,20 36 Des-08 11.065.534.568 1,499 22.471.650 1,243 124,30
5.3.5.2.Produktivitas Material
Produktivitas material adalah perbandingan antara indeks keluaran dengan
indeks material. Indeks produktivitas penggunaan material setiap periodenya
dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut:
Tabel 5.23. Indeks Produktivitas Penggunaan Material
No Periode Keluaran Material
(Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Material
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 1 Jan-06 7.381.586.925 1,000 3.655.921.656 1,000 100 2 Feb-06 8.952.031.202 1,213 5.044.487.787 1,380 87,89 3 Mar-06 8.401.843.890 1,138 6.049.909.594 1,655 68,78 4 Apr-06 6.743.592.762 0,914 5.077.853.238 1,389 65,77 5 Mei-06 7.641.490.498 1,035 3.200.183.907 0,875 118,26 6 Jun-06 7.475.480.489 1,013 5.962.806.726 1,631 62,09 7 Jul-06 9.234.171.488 1,251 4.394.261.234 1,202 104,08 8 Agust-06 11.884.874.049 1,610 5.314.457.553 1,454 110,76 9 Sep-06 10.925.445.953 1,480 5.623.165.872 1,538 96,23
10 Okt-06 7.290.915.301 0,988 4.080.284.476 1,116 88,50 11 Nop-06 10.847.943.125 1,470 5.866.563.599 1,605 91,58 12 Des-06 9.525.655.721 1,290 4.769.760.197 1,305 98,91 13 Jan-07 6.936.291.946 0,940 3.010.845.860 0,824 114,10 14 Feb-07 7.606.077.781 1,030 3.189.194.777 0,872 118,12 15 Mar-07 8.761.686.821 1,187 3.819.831.555 1,045 113,60 16 Apr-07 8.942.409.307 1,211 3.516.478.323 0,962 125,95 17 Mei-07 9.720.629.567 1,317 4.699.163.920 1,285 102,45
Tabel 5.23. Indeks Produktivitas Penggunaan Material (Lanjutan)
No Periode Keluaran Material
(Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Material
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 18 Jun-07 10.719.987.536 1,452 5.566.020.462 1,522 95,39 19 Jul-07 15.852.332.818 2,148 4.965.138.327 1,358 158,13 20 Agust-07 16.378.042.840 2,219 6.624.889.773 1,812 122,44 21 Sep-07 10.523.110.736 1,426 3.384.798.224 0,926 153,98 22 Okt-07 10.725.679.828 1,453 2.156.587.501 0,590 246,32 23 Nop-07 14.042.505.511 1,902 5.718.049.361 1,564 121,63 24 Des-07 12.769.376.874 1,730 3.354.493.958 0,918 188,53 25 Jan-08 15.283.566.455 2,070 5.057.912.365 1,383 149,66 26 Feb-08 18.172.475.881 2,462 6.871.269.253 1,879 130,99 27 Mar-08 19.609.346.733 2,657 9.408.488.422 2,573 103,23 28 Apr-08 12.656.729.081 1,715 4.633.645.524 1,267 135,28 29 Mei-08 24.819.243.611 3,362 16.396.951.874 4,485 74,97 30 Jun-08 20.344.740.071 2,756 9.411.547.434 2,574 107,06 31 Jul-08 15.455.599.704 2,094 8.032.093.590 2,197 95,30 32 Agust-08 16.564.271.492 2,244 7.525.026.025 2,058 109,02 33 Sep-08 11.234.674.414 1,522 6.267.378.464 1,714 88,78 34 Okt-08 10.640.060.696 1,441 5.182.166.054 1,417 101,69 35 Nop-08 10.299.011.221 1,395 4.767.825.639 1,304 106,98 36 Des-08 11.065.534.568 1,499 2.702.502.892 0,739 202,79
5.3.5.3.Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara indeks keluaran
dengan indeks tenaga kerja. Indeks produktivitas penggunaan tenaga kerja setiap
periodenya dapat dilihat pada tabel 5.24.berikut :
Tabel 5.24. Indeks Produktivitas Penggunaan Tenaga Kerja
No Periode Keluaran
Tenaga Kerja (Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Tenaga Kerja
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 1 Jan-06 7.381.586.925 1,000 132.557.114 1,000 100 2 Feb-06 8.952.031.202 1,213 158.464.535 1,195 101,45 3 Mar-06 8.401.843.890 1,138 251.548.566 1,898 59,98 4 Apr-06 6.743.592.762 0,914 184.778.950 1,394 65,54 5 Mei-06 7.641.490.498 1,035 184.291.154 1,390 74,46 6 Jun-06 7.475.480.489 1,013 254.750.167 1,922 52,70
Tabel 5.24. Indeks Produktivitas Penggunaan Tenaga Kerja (Lanjutan)
No Periode Keluaran
Tenaga Kerja (Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Tenaga Kerja
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 7 Jul-06 9.234.171.488 1,251 162.572.875 1,226 102,00 8 Agust-06 11.884.874.049 1,610 223.334.577 1,685 95,56 9 Sep-06 10.925.445.953 1,480 197.616.678 1,491 99,28
10 Okt-06 7.290.915.301 0,988 223.408.798 1,685 58,61 11 Nop-06 10.847.943.125 1,470 280.775.937 2,118 69,38 12 Des-06 9.525.655.721 1,290 211.019.165 1,592 81,06 13 Jan-07 6.936.291.946 0,940 176.834.246 1,334 70,44 14 Feb-07 7.606.077.781 1,030 185.384.243 1,399 73,68 15 Mar-07 8.761.686.821 1,187 314.495.792 2,373 50,03 16 Apr-07 8.942.409.307 1,211 229.129.870 1,729 70,09 17 Mei-07 9.720.629.567 1,317 231.294.484 1,745 75,47 18 Jun-07 10.719.987.536 1,452 270.512.338 2,041 71,16 19 Jul-07 15.852.332.818 2,148 189.453.237 1,429 150,26 20 Agust-07 16.378.042.840 2,219 221.058.772 1,668 133,05 21 Sep-07 10.523.110.736 1,426 289.531.245 2,184 65,27 22 Okt-07 10.725.679.828 1,453 122.283.356 0,922 157,51 23 Nop-07 14.042.505.511 1,902 167.187.026 1,261 150,83 24 Des-07 12.769.376.874 1,730 182.436.852 1,376 125,69 25 Jan-08 15.283.566.455 2,070 160.071.364 1,208 171,46 26 Feb-08 18.172.475.881 2,462 193.176.571 1,457 168,93 27 Mar-08 19.609.346.733 2,657 289.328.400 2,183 121,71 28 Apr-08 12.656.729.081 1,715 250.885.073 1,893 90,59 29 Mei-08 24.819.243.611 3,362 269.185.027 2,031 165,57 30 Jun-08 20.344.740.071 2,756 269.692.593 2,035 135,47 31 Jul-08 15.455.599.704 2,094 194.765.229 1,469 142,50 32 Agust-08 16.564.271.492 2,244 273.127.436 2,060 108,91 33 Sep-08 11.234.674.414 1,522 296.828.096 2,239 67,97 34 Okt-08 10.640.060.696 1,441 197.339.979 1,489 96,82 35 Nop-08 10.299.011.221 1,395 242.294.472 1,828 76,33 36 Des-08 11.065.534.568 1,499 219.154.085 1,653 90,67
5.3.5.4.Produktivitas Energi
Produktivitas energi adalah perbandingan antara indeks keluaran dengan
indeks energi. Indeks produktivitas penggunaan energi setiap periodenya dapat
dilihat pada tabel 5.25. berikut:
Tabel 5.25. Indeks Produktivitas Penggunaan Energi
No Periode Keluaran
Energi (Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Energi (RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 1 Jan-06 7.381.586.925 1,000 152.864.490 1,000 100 2 Feb-06 8.952.031.202 1,213 112.287.227 0,735 165,10 3 Mar-06 8.401.843.890 1,138 212.575.796 1,391 81,85 4 Apr-06 6.743.592.762 0,914 158.476.044 1,037 88,12 5 Mei-06 7.641.490.498 1,035 145.903.424 0,954 108,46 6 Jun-06 7.475.480.489 1,013 193.054.814 1,263 80,19 7 Jul-06 9.234.171.488 1,251 149.361.716 0,977 128,03 8 Agust-06 11.884.874.049 1,610 178.764.193 1,169 137,68 9 Sep-06 10.925.445.953 1,480 194.293.875 1,271 116,45
10 Okt-06 7.290.915.301 0,988 178.324.831 1,167 84,67 11 Nop-06 10.847.943.125 1,470 186.786.858 1,222 120,27 12 Des-06 9.525.655.721 1,290 187.613.650 1,227 105,14 13 Jan-07 6.936.291.946 0,940 188.257.794 1,232 76,30 14 Feb-07 7.606.077.781 1,030 174.772.346 1,143 90,12 15 Mar-07 8.761.686.821 1,187 179.276.952 1,173 101,21 16 Apr-07 8.942.409.307 1,211 172.086.705 1,126 107,61 17 Mei-07 9.720.629.567 1,317 178.387.834 1,167 112,85 18 Jun-07 10.719.987.536 1,452 224.937.835 1,471 98,69 19 Jul-07 15.852.332.818 2,148 176.532.657 1,155 185,96 20 Agust-07 16.378.042.840 2,219 169.310.496 1,108 200,32 21 Sep-07 10.523.110.736 1,426 194.351.351 1,271 112,13 22 Okt-07 10.725.679.828 1,453 174.557.607 1,142 127,25 23 Nop-07 14.042.505.511 1,902 185.634.807 1,214 156,65 24 Des-07 12.769.376.874 1,730 220.646.555 1,443 119,85 25 Jan-08 15.283.566.455 2,070 147.614.703 0,966 214,41 26 Feb-08 18.172.475.881 2,462 164.039.930 1,073 229,41 27 Mar-08 19.609.346.733 2,657 182.177.812 1,192 222,91 28 Apr-08 12.656.729.081 1,715 196.671.874 1,287 133,27 29 Mei-08 24.819.243.611 3,362 192.823.960 1,261 266,55 30 Jun-08 20.344.740.071 2,756 182.899.903 1,196 230,35 31 Jul-08 15.455.599.704 2,094 166.651.315 1,090 192,06 32 Agust-08 16.564.271.492 2,244 179.537.594 1,174 191,06 33 Sep-08 11.234.674.414 1,522 182.470.620 1,194 127,50 34 Okt-08 10.640.060.696 1,441 209.399.062 1,370 105,23 35 Nop-08 10.299.011.221 1,395 165.715.763 1,084 128,70 36 Des-08 11.065.534.568 1,499 228.702.701 1,496 100,20
5.3.5.5.Produktivitas Maintenence
Produktivitas maintenence adalah perbandingan antara indeks keluaran
dengan indeks maintenence. Indeks produktivitas penggunaan maintenence setiap
periodenya dapat dilihat pada tabel 5.26.berikut:
Tabel 5.26. Indeks Produktivitas Penggunaan Maintenence
No Periode Keluaran
Maintenence (Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Maintenence
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 1 Jan-06 7.381.586.925 1,000 242.612.519 1,000 100 2 Feb-06 8.952.031.202 1,213 217.935.766 0,898 135,01 3 Mar-06 8.401.843.890 1,138 459.830.804 1,895 60,05 4 Apr-06 6.743.592.762 0,914 322.890.875 1,331 68,64 5 Mei-06 7.641.490.498 1,035 565.896.684 2,333 44,38 6 Jun-06 7.475.480.489 1,013 683.945.600 2,819 35,92 7 Jul-06 9.234.171.488 1,251 435.388.119 1,795 69,71 8 Agust-06 11.884.874.049 1,610 529.247.519 2,181 73,81 9 Sep-06 10.925.445.953 1,480 226.403.186 0,933 158,61
10 Okt-06 7.290.915.301 0,988 228.221.821 0,941 105,00 11 Nop-06 10.847.943.125 1,470 247.710.496 1,021 143,94 12 Des-06 9.525.655.721 1,290 342.010.200 1,410 91,54 13 Jan-07 6.936.291.946 0,940 315.092.809 1,299 72,35 14 Feb-07 7.606.077.781 1,030 512.538.021 2,113 48,78 15 Mar-07 8.761.686.821 1,187 468.793.307 1,932 61,43 16 Apr-07 8.942.409.307 1,211 308.597.148 1,272 95,24 17 Mei-07 9.720.629.567 1,317 370.349.023 1,527 86,27 18 Jun-07 10.719.987.536 1,452 431.597.607 1,779 81,64 19 Jul-07 15.852.332.818 2,148 349.050.405 1,439 149,27 20 Agust-07 16.378.042.840 2,219 311.033.487 1,282 173,07 21 Sep-07 10.523.110.736 1,426 206.269.471 0,850 167,68 22 Okt-07 10.725.679.828 1,453 168.999.531 0,697 208,59 23 Nop-07 14.042.505.511 1,902 300.697.419 1,239 153,49 24 Des-07 12.769.376.874 1,730 537.888.598 2,217 78,03 25 Jan-08 15.283.566.455 2,070 166.259.678 0,685 302,14 26 Feb-08 18.172.475.881 2,462 338.808.321 1,396 176,29 27 Mar-08 19.609.346.733 2,657 274.289.004 1,131 234,97 28 Apr-08 12.656.729.081 1,715 270.721.102 1,116 153,66 29 Mei-08 24.819.243.611 3,362 404.598.856 1,668 201,62 30 Jun-08 20.344.740.071 2,756 369.520.043 1,523 180,96 31 Jul-08 15.455.599.704 2,094 537.734.316 2,216 94,47
Tabel 5.26. Indeks Produktivitas Penggunaan Maintenance (Lanjutan)
No Periode Keluaran
Maintenence (Rp)
Indeks Keluaran
Masukan Maintenence
(RP)
Indeks Masukan
Indeks Produktivitas
(%) 32 Agust-08 16.564.271.492 2,244 302.178.488 1,246 180,17 33 Sep-08 11.234.674.414 1,522 928.030.085 3,825 39,79 34 Okt-08 10.640.060.696 1,441 296.816.840 1,223 117,82 35 Nop-08 10.299.011.221 1,395 368.464.254 1,519 91,87 36 Des-08 11.065.534.568 1,499 533.610.441 2,199 68,16
5.3.6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total
Indeks produktivitas total diperoleh dari perbandingan antara seluruh
keluaran yaitu produk dengan masukan yaitu material, tenaga kerja, depresiasi,
energi dan maintenance.
IP Total =
RIBPRIMPAOBPAOMP
x 100 =
0894.202.034.9425.552.652.9257.381.586.2028.952.031.
x 100 = 91,78
Pada tabel 5.27. dapat dilihat indeks produktivitas total setiap periode
pengukuran.
Tabel 5.27. Indeks Produktivitas Total
No Periode AOP Total (Rp)
RIP Total (Rp)
Indeks Produktivitas
(%) 1 Jan-06 7.381.586.925 4.202.034.089 100,00 2 Feb-06 8.952.031.202 5.552.652.942 91,78 3 Mar-06 8.401.843.890 6.997.549.317 68,35 4 Apr-06 6.743.592.762 5.768.057.389 66,55 5 Mei-06 7.641.490.498 4.116.780.599 105,66 6 Jun-06 7.475.480.489 7.112.441.983 59,83 7 Jul-06 9.234.171.488 5.169.408.291 101,69 8 Agust-06 11.884.874.049 6.277.679.084 107,77 9 Sep-06 10.925.445.953 6.272.326.619 99,16
10 Okt-06 7.290.915.301 4.735.380.135 87,65
Tabel 5.27. Indeks Produktivitas Total (Lanjutan)
No Periode AOP Total (Rp)
RIP Total (Rp)
Indeks Produktivitas
(%) 11 Nop-06 10.847.943.125 6.610.683.693 93,41 12 Des-06 9.525.655.721 5.529.250.582 98,07 13 Jan-07 6.936.291.946 3.706.755.896 106,52 14 Feb-07 7.606.077.781 4.075.371.490 106,24 15 Mar-07 8.761.686.821 4.799.522.678 103,92 16 Apr-07 8.942.409.307 4.240.583.698 120,04 17 Mei-07 9.720.629.567 5.493.424.640 100,73 18 Jun-07 10.719.987.536 6.508.511.943 93,76 19 Jul-07 15.852.332.818 5.701.285.170 158,28 20 Agust-07 16.378.042.840 7.353.895.030 126,78 21 Sep-07 10.523.110.736 4.092.293.319 146,38 22 Okt-07 10.725.679.828 2.640.362.615 231,24 23 Nop-07 14.042.505.511 6.387.757.002 125,14 24 Des-07 12.769.376.874 4.310.162.389 168,65 25 Jan-08 15.283.566.455 5.547.666.133 156,83 26 Feb-08 18.172.475.881 7.584.003.857 136,40 27 Mar-08 19.609.346.733 10.172.829.503 109,73 28 Apr-08 12.656.729.081 5.363.965.819 134,32 29 Mei-08 24.819.243.611 17.285.153.130 81,74 30 Jun-08 20.344.740.071 10.253.478.479 112,95 31 Jul-08 15.455.599.704 8.957.626.851 98,22 32 Agust-08 16.564.271.492 8.312.177.684 113,44 33 Sep-08 11.234.674.414 7.708.197.600 82,97 34 Okt-08 10.640.060.696 5.913.717.095 102,42 35 Nop-08 10.299.011.221 5.569.464.416 105,27 36 Des-08 11.065.534.568 3.706.441.768 169,95
BAB VI
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Pada pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara faktor-faktor input
dengan hasil pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Pembahasan ini
dimaksudkan untuk memudahkan didalam melakukan pengendalian produktivitas
yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pada periode selanjutnya.
Dalam mengusahakan peningkatan produktivitas diperlukan informasi
mengenai tingkat produktivitas masa lalu, pada saat ini dan tingkat produktivitas
yang ingin dicapai. Untuk mengetahui data seperti diatas maka tingkat
produktivitas perusahaan perlu diukur sehingga dengan adanya informasi tersebut
pihak manajemen dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan.
6.1. Analisa Hasil Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E
Mundel
6.1.1. Analisa indeks produktivitas parsial
Dengan metode pengukuran Marvin E Mundel diperoleh indeks
produktivitas selama periode pengukuran yang merupakan perbandingan antara
agregat output dan resources input partial (RIP). Agregat output merupakan nilai
ekonomi atau nilai financial dari keseluruhan output yang dihasilkan pada suatu
periode tertentu sedangkan RIP merupakan input aktual yang dikeluarkan
perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksi.
6.1.1.1.Produktivitas Depresiasi
Periode pengukuran indeks produktivitas depresiasi cenderung meningkat
jika dibandingkan dengan periode dasarnya. Indeks produktivitas tertinggi dicapai
pada bulan september-08 sebesar 185,25%. dan indeks terendah terjadi pada bulan
februari-07 sebesar 74,58%. Peningkatan indeks mengindikasikan bahwa naiknya
depresiasi berarti jam olah mesin lebih lama beroperasi juga diikuti oleh kenaikan
jumlah produksi. Menaiknya jumlah produki tentu saja akan meningkatkan
output, terlihat pada gambar 6.1. berikut:
0,0020,0040,0060,0080,00
100,00120,00140,00160,00180,00200,00
Jan-06
Feb-06
Mar-06
Apr-0
6
Mei-
06
Jun-06
Jul-0
6
Agus
t-06
Sep-06
Okt-06
Nop-06
Des-0
6
Jan-07
Feb-07
Mar-07
Apr-0
7
Mei-
07
Jun-07
Jul-0
7
Agus
t-07
Sep-07
Okt-07
Nop-07
Des-0
7
Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-0
8
Mei-
08
Jun-08
Jul-0
8
Agus
t-08
Sep-08
Okt-08
Nop-08
Des-0
8
Gambar 6.1. Grafik Indeks Produktivitas Depresiasi
6.1.1.2. Produktivitas Material
Periode pengukuran indeks produktivitas material cenderung berfluktuasi.
Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan oktober-07 sebesar 246,32%.
dan indeks terendah terjadi pada bulan juni-06 sebesar 62,09%. Penurunan
produktivitas ini disebabkan karena input material mengalami pemborosan yaitu
banyaknya terjadi lossis minyak dilantai produksi, kebutuhan material yang besar
menyebabkan biaya material semakin meningkat, terlihat pada gambar 6.2.
berikut:
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
Jan-06
Feb-06
Mar-06
Apr-0
6
Mei-
06
Jun-06
Jul-0
6
Agus
t-06
Sep-06
Okt-06
Nop-06
Des-0
6
Jan-07
Feb-07
Mar-07
Apr-0
7
Mei-
07
Jun-07
Jul-0
7
Agus
t-07
Sep-07
Okt-07
Nop-07
Des-0
7
Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-0
8
Mei-
08
Jun-08
Jul-0
8
Agus
t-08
Sep-08
Okt-08
Nop-08
Des-0
8
Material
Gambar 6.2. Grafik Indeks Produktivitas Material
6.1.1.3.Produktivitas Tenaga Kerja
Periode pengukuran indeks produktivitas tenaga kerja cenderung menurun.
Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan januari-08 sebesar 171,46%. dan
indeks terendah terjadi pada bulan maret-07 sebesar 50,03%. Kinerja tenaga kerja
yang kurang baik dan sedikitnya jam lembur yang diperoleh menyebabkan
terjadinya penurunan produktivitas. Terlihat pada gambar 6.3. berikut:
0,0020,0040,0060,0080,00
100,00120,00140,00160,00180,00200,00
Jan-06
Feb-06
Mar-06
Apr-0
6
Mei-
06
Jun-06
Jul-0
6
Agus
t-06
Sep-06
Okt-0
6
Nop-06
Des-0
6
Jan-07
Feb-07
Mar-07
Apr-0
7
Mei-
07
Jun-07
Jul-0
7
Agus
t-07
Sep-07
Okt-0
7
Nop-07
Des-0
7
Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-0
8
Mei-
08
Jun-08
Jul-0
8
Agus
t-08
Sep-08
Okt-0
8
Nop-08
Des-0
8
Gambar 6.3. Grafik Indeks Produktivitas Tenaga Kerja
6.1.1.4.Produktivitas Energi
Periode pengukuran indeks produktivitas energi cenderung meningkat jika
dibandingkan dengan periode dasarnya. Indeks produktivitas tertinggi dicapai
pada bulan mei-08 sebesar 266,55%. dan indeks terendah terjadi pada bulan
januari-07 sebesar 76,30%. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya pemborosan
dalam penggunaan energi didalam pabrik. Terlihat pada gambar 6.4. berikut:
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
Jan-0
6
Feb-0
6
Mar-06
Apr-06
Mei-06
Jun-0
6Ju
l-06
Agust-
06
Sep-06
Okt-06
Nop-0
6
Des-06
Jan-0
7
Feb-0
7
Mar-07
Apr-07
Mei-07
Jun-0
7Ju
l-07
Agust-
07
Sep-07
Okt-07
Nop-0
7
Des-07
Jan-0
8
Feb-0
8
Mar-08
Apr-08
Mei-08
Jun-0
8Ju
l-08
Agust-
08
Sep-08
Okt-08
Nop-0
8
Des-08
Energi
Gambar 6.4. Grafik Indeks Produktivitas Energi
6.1.1.5.Produktivitas Maintenence
Pada grafik periode pengukuran indeks produktivitas maintenence
cenderung berfluktuasi. Indeks masukan tertinggi dicapai pada bulan januari-08
sebesar 302,14%. dan indeks terendah terjadi pada bulan juni-08 sebesar 35,92%.
Hal ini di sebabkan karena besarnya output agregat (keluaran) sedangkan
masukan kecil sehingga indeks produktivitas mengalami peningkatan.
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
Jan-0
6
Feb-
06
Mar-06
Apr-06
Mei-06
Jun-0
6
Jul-0
6
Agust-
06
Sep-0
6
Okt-06
Nop-06
Des-0
6
Jan-0
7
Feb-
07
Mar-07
Apr-07
Mei-07
Jun-0
7
Jul-0
7
Agust-
07
Sep-0
7
Okt-07
Nop-07
Des-0
7
Jan-0
8
Feb-
08
Mar-08
Apr-08
Mei-08
Jun-0
8
Jul-0
8
Agust-
08
Sep-0
8
Okt-08
Nop-08
Des-0
8
Gambar 6.5. Grafik Indeks Produktivitas Maintenence
Selanjutnya akan dilihat hubungan antara semua masukan indeks
produktivitas parsial pada gambar 6.6. berikut:
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00Jan-0
6
Feb-0
6
Mar-
06
Apr-
06
Mei-06
Jun-0
6
Jul-06
Agust-
06
Sep-0
6
Okt-
06
Nop-0
6
Des-0
6
Jan-0
7
Feb-0
7
Mar-
07
Apr-
07
Mei-07
Jun-0
7
Jul-07
Agust-
07
Sep-0
7
Okt-
07
Nop-0
7
Des-0
7
Jan-0
8
Feb-0
8
Mar-
08
Apr-
08
Mei-08
Jun-0
8
Jul-08
Agust-
08
Sep-0
8
Okt-
08
Nop-0
8
Des-0
8
DepresiasiMaterialTenaga KerjaEnergiMaintenence
Gambar 6.6. Gabungan Indeks Produktivitas
Dari grafik diatas dapat dilihat kecenderungan yang terjadi bahwa indeks
produktivitas yang sering mengalami kenaikan selama periode pengukuran adalah
indeks produktivitas energi tetapi pada pada akhir desember 2008
produktivitasnya terus menurun. Pada grafik terlihat bahwa indeks produktivitas
mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan dengan produktivitas yang lain,
produktivitas yang terendah adalah produktivitas tenaga kerja. Hal ini
menunjukkan bahwa input tenaga kerja mengalami pemborosan untuk itu perlu
diberi perhatian yang khusus oleh pihak perusahaan.
6.1.2. Indeks Produktivitas Total
Indeks produktivitas total diperoleh dari perbandingan antara seluruh
keluaran yaitu produk dengan masukan yaitu material, tenaga kerja, depresiasi,
energi dan maintenance. Grafik indeks produktivitas hasil pengukuran dengan
metode Marvin E. Mundel pada PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada gambar
6.7.berikut:
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
Jan-06
Feb-06
Mar-06
Apr-0
6
Mei-
06
Jun-06
Jul-0
6
Agus
t-06
Sep-06
Okt-
06
Nop-06
Des-06
Jan-07
Feb-07
Mar-07
Apr-0
7
Mei-
07
Jun-07
Jul-0
7
Agus
t-07
Sep-07
Okt-
07
Nop-07
Des-07
Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-0
8
Mei-
08
Jun-08
Jul-0
8
Agus
t-08
Sep-08
Okt-
08
Nop-08
Des-08
Gambar 6.7.Indeks Produktivitas PKS PTPN IV PKS Pabatu
Dengan Metode Marvin E. Mundel
Berdasarkan gambar 6.7. tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan
indeks produktivitas PKS Pabatu mengalami peningkatan tetapi beberapa
periode mengalami penurunan. Pada awal jauari 2006 (periode dasar)- april 2006
indeks mengalami penurunan tetapi pada juli 2007 - april 2008 indeks mengalami
peningkatan.Pada bulan juni - september produktivitas kembali meningkat dan
pada september 2007 – april juga mengalami peningkatan.
Indeks tertinggi terjadi pada bulan oktober 2007 sebesar 231,24%. Hal
ini terjadi karena besarnya biaya masukan input pada bulan oktober 2007 dapat
di imbangi dengan jumlah keluaran yang ada pada bulan agustus 2008 dimana
hal tersebut berpengaruh terhadap indeks produktivitas perusahaan. Sedangkan
indeks terendah terjadi pada bulan juni 2006 sebesar 59,83%. Hal ini dapat
dilihat dari indeks produktivitas perusahaan yang berada dibawah 100 dan
nilainya semakin menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas
menurun. Untuk lebih meningkatkan produktivitas perusahaan dan mencegah
terjadinya penurunan kinerja perusahaan yang berkelanjutan maka perlu diadakan
upaya untuk peningkatan produktivitas.
6.1.3.Analisa Pengaruh Agregat Output dan Resources Input Partial
Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh agregat output dan resources
input partial terhadap indeks produktivitas maka digambarkan grafik
perkembangan agregat output dan resources input partial selama periode
pengukuran yang dapat dilihat pada gambar 6.8. berikut:
0
5.000.000.000
10.000.000.000
15.000.000.000
20.000.000.000
25.000.000.000
30.000.000.000
Jan-0
6
Feb-0
6
Mar-
06
Apr-
06
Mei-06
Jun-0
6
Jul-06
Agust-
06
Sep-0
6
Okt-
06
Nop-0
6
Des-0
6
Jan-0
7
Feb-0
7
Mar-
07
Apr-
07
Mei-07
Jun-0
7
Jul-07
Agust-
07
Sep-0
7
Okt-
07
Nop-0
7
Des-0
7
Jan-0
8
Feb-0
8
Mar-
08
Apr-
08
Mei-08
Jun-0
8
Jul-08
Agust-
08
Sep-0
8
Okt-
08
Nop-0
8
Des-0
8
Agregat Output Resources Input
Gambar 6.8.Grafik Perkembangan Agregat Output dan Resources Input
Partial
Berdasarkan gambar 6.8. Dapat dilihat bahwa agregat outputnya
cenderung meningkat pada setiap periode tetapi kenaikan output juga diikuti
dengan kenaikan inputnya, secara umum pada tahun 2006,2007,2008
peningkatan ataupun penurunan agregat output sebanding dengan peningkatan
ataupun penurunan resources input. Hal ini mengindikasikan bahwa
perkembangan pengeluaran dan masukan biaya stabil tetapi pada akhir tahun 2008
terlihat bahwa agregat output dan resources input semakin menurun.
6.2. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan
Dalam pengukuran produktivitas antara output dan input harus
diperhatikan, karena apabila salah satu hal ini berubah maka tingkat
produktivitas juga akan berubah. Angka indeks perusahaan yang rendah tidak
berarti bahwa perusahaan menghasilkan produk dalam nilai mata uang yang
sedikit, karena angka indeks juga dipengaruhi oleh jumlah nilai masukannya.
Evaluasi terhadap suatu sistem produktivitas perusahaan harus mampu
menjawab apa yang menjadi penyebab terjadinya penurunan produktivitas
perusahaan. Pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E Mundel
adalah salah satu metode pengukuran tingkat produktivitas yang
membandingkan antara jumlah keluaran dengan jumlah masukan (input),
Jumlah keluaran adalah berupa nilai dari produk yang dihasilkan sedangkan
masukannya meliputi biaya material yang dipergunakan, biaya depresiasi
mesin, biaya dari tenaga kerja, energi yang digunakan juga maintenence mesin.
metode ini mengukur produktivitas operasional perusahaan dilantai produksi.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengukuran produktivitas
dengan model ini adalah jam kerja, dimana dengan jam kerja yang banyak
tentu akan memerlukan biaya untuk menggaji karyawan juga karena depresiasi
dianggap berbanding lurus dengan pemakaian mesin dengan jam kerja yang
banyak tentu juga akan memerlukan biaya energi yang besar.
Permasalahan penurunan produktivitas yang terjadi pada PKS Pabatu
disebabkan oleh hal berikut:
1. TBS olah realisasi dibawah RKAP, antara lain disebabkan oleh:
a. Pasokan TBS dari kebun sendiri dibawah anggaran
b. Tingginya pembelian dari pihak luar
2. Perolehan randemen output masih dibawah anggaran perusahaan,
disebabkan oleh:
a. Mutu TBS yang rendah
b. Lossis minyak CPO cukup tinggi
c. Peralatan masih kurang menunjang sehingga dibutuhkan pembaharuan
untuk mendapatkan kualitas output yang lebih baik.
3.Kondisi peralatan PKS Pabatu saat ini:
a. Kondisi mesin peralatan sudah tua, misalnya pada stasiun
rebusan(adanya kebocoran) sehingga konsumsi steam semakin tinggi,
siklus perebusan semakin lama dan sulit mencapai kapasitas 30 ton/jam
sesuai RKAP.
b.Sering terjadinya stagnasi mesin menyebabkan produksi tidak berjalan.
Jam olah pabrik sangat dipengaruhi oleh kedatangan (ada tidaknya) bahan
baku dari kebun. Kapasitas olah pabrik 30 ton/jam dengan waktu kerja 19
jam/hari maka secara teori pabrik dapat mengolah tandan buah sawit sebanyak
570 ton/hari, misalnya jumlah rata rata hari kerja perbulannya 24 hari maka pabrik
dapat mengolah 13,680 ton. Pada kenyataannya jumlah pengolahan TBS tertinggi
dicapai pada bulan agustus 2006 sebanyak 12.827.960 kg. dengan demikian dapat
dilihat bahwa dalam menghasilkan produknya pabrik bekerja dibawah
kapasitasnya, Hal ini merupakan salah satu yang menyebabkan rendahnya
produktivitas.
Berdasarkan analisis terhadap penurunan produktivitas perusahaan maka
dapat dilakukan perencanaan yang dapat diambil perusahaan untuk
memperbaiki atau meningkatkan produktivitas perusahaan. Pada tabel 6.1.
berikut dapat dilihat rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan berdasarkan
kondisi aktual yang ada pada perusahaan khususnya pada kriteria yang
mengalami penurunan produktivitas.
Tabel 6.1. Rekomendasi Upaya peningkatan Produktivitas
Kriteria Penyebab Rekomendasi Tindakan
Produktivitas Material
Tingginya tingkat lossis pada alur pengangkutan material dilantai produksi
Melakukan pengawasan dan penyesuaian pengangkutan dengan kapasitas alat angkat
Banyaknya pembelian material dari pihak ketiga
Meningkatkan strategi dalam peningkatan hasil TBS kebun Pabatu.
Penimbunan pada loading ramp yang mempengaruhi mutu buah
Minimalkan terjadinya penumpukan yang lama hal ini juga mempengaruhi tingkat lossis
Produktivitas Mesin
Umur mesin yang telah berada diatas umur ekonomisnya (±16 tahun) sehingga tidak dapat dioprasikan secara maksimal.
Melakukan replacement terhadap mesin dan peralatan dengan terlebih dahulu melakukan replacement study Melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin dan peralatan yang ada sebagai tindakan preventive terjadinya kerusakan mesin.
Produktivitas Tenaga kerja
Pengaturan shift yang kurang baik kurangnya tunjangan.
Melakukan perbaikan terhadap pembagian shift kerja Memberikan tunjangan tambahan yang dapat memotivasi pekerja. latihan kerja
Produktivitas Energi
Pemborosan listrik dan air Penggunaan listrik dan air secukupnya dan memperbaiki instalasi air yang bocor.
Beberapa upaya/strategi perusahaan yang diperlukan untuk meningkatan
produktivitas perusahaan adalah sebagai berikut:
A. Peningkatan Produktivitas Material
1. Melakukan pengawasan dan penyesuaian pengangkutan dengan kapasitas alat
angkat sehingga dapat meminimalkan lossis buah akibat terjatuh dan terlindas
dilantai produksi
2. Meningkatkan strategi dalam peningkatan hasil TBS kebun Pabatu, dengan
cara pemberian pupuk secara intensif sehingga pasokan buah tetap banyak dan
TBS memiliki kualitas mutu yang baik.
B. Peningkatan Produktivitas Mesin
1. Melakukan replacement terhadap mesin dan peralatan yang umurnya telah
berada diatas umur ekonomisnya.penggantian ini dilakukan berdasarkan
replacement study dengan mempertimbangkan umur pakai mesin, intensitas
penggunaan dan kondisi akual terhadap mesin dan peralatan tersebut.
2. Meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin dan peralatan
yang ada sebagai tindakan preventive untuk mencegah terjadinya kerusakan
mesin yang dapat menghambat berjalannya proses produksi.
C. Peningkatan Produktivitas Tenaga kerja
1. Melakukan perbaikan terhadap pembagian shift kerja, dengan pengaturan shift
kerja yang lebih baik maka peningkatan kinerja akan tercapai.
2. Memberikan tunjangan tambahan serta bonus dapat memotivasi pekerja agar
menjadi lebih giat dan aktif.
3. Melakukan latihan kerja agar para tenaga kerja lebih mengerti tugas dan
tanggung jawabnya.
D. Peningkatan Produktivitas Energi
1. Penggunaan listrik dan air seperlunya dapat menghemat biaya yang
dikeluarkan perusahaan.
2. Melakukan perbaikan instalasi air yang bocor hal ini dapat mengurangi biaya
pengeluaran air.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan terhadap penelitian tugas sarjana ini, dapat
diambil beberapa kesimpulan:
1. Dengan menggunakan pengukuran produktivitas Marvin E Mundel dan
menetapkan bulan januari 2006 sebagai periode dasar maka dapat dilihat
indeks produktivitas energi, material, pemeliharaan mesin, depresiasi
cenderung meningkat dibandingkan dengan periode dasarnya. Sedangkan
indeks produktivitas tenaga kerja cenderung menurun bila dibandingkan
dengan periode dasarnya.
2. Indeks produktivitas total PKS Pabatu cenderung mengalami peningkatan
tetapi pada akhir periode pengukuran indeks mengalami penurunan
dibandingkan dengan periode dasarnya. Indeks tertinggi terjadi pada bulan
oktober 2007 sebesar 231,17% dan indeks terrendah terjadi pada bulan juni
2006 sebesar 59,81%. Hal ini disebabkan karena masukan Resources Input
Partial juga berfluktuasi.
3. Peningkatan ataupun penurunan agregat output selama periode pengukuran
sebanding dengan peningkatan ataupun penurunan resources input, hal ini
mengindikasikan bahwa perkembangan pengeluaran dan masukan biaya relatif
stabil tetapi pada akhir tahun 2008 terlihat bahwa agregat output dan
resources input semakin menurun.
4. Kenaikan agregat output tidak secara otomatis diikuti oleh kenaikan
produktivitas total karena produktifitas total juga dipengaruhi oleh beberapa
input lain yang digunakan.
5. PTPN IV PKS Pabatu belum memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
optimal karena masih sering terjadi fluktuasi dan penurunan produktivitas
terutama produktivitas tenaga kerjanya.
7.2. Saran
Saran – saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian adalah:
1. Diperlukan usaha yang melibatkan seluruh pekerja dalam peningkatan
produktivitas karena peningkatan produktivitas bukan merupakan usaha
sekelompok orang tetapi seluruh individu yang bekerja di perusahaan tersebut.
2. Sebaiknya dilakukan replacement mesin karena mesin yang ada pada saat ini
sudah tua, hal ini mengakibatkan kerja mesin tidak optimal serta lebih
seringnya melakukan prefentive maintenance terhadap mesin dan peralatan.
3. Agar hasil randemen minyak produksi lebih tinggi sebaiknya kurangi lossis
minyak di lantai produksi dan menyediakan bahan baku TBS sesuai norma
kematangan atau TBS yang memiliki kualitas tinggi yang dibutuhkan pabrik
4. Melakukan latihan kerja agar para tenaga kerja lebih mengerti tugas dan
tanggung jawabnya, sehingga tenaga kerja dapat meningkatkan kinerjanya.
5. Untuk penelitian selanjutnya perlu diperhatikan bahwa disiplin sangat penting
di dalam melakukan penelitian di perusahaan, sehingga kita dapat mengetahui
lebih jauh tentang sistem kerja dalam perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian, PT Asdy Mahasatya, 2006 Jakarta
Bain, David. The productivity Pescription, The Manager Guide to Improving
Profit, Mc Graw Hill Book Company,1982
Burnham, D.C.Productivity: An Overview, Handbook of industrial Engeneering,
Jhon Willey & Son, New York.
Gaspersz, Vincent, Manajemen Produktivitas Total (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama,2000)
Gaspersz, Vincent, Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik
Industri, Tarsito1992, Bandung
Summath. David. J. Productivity Enginering and Management (New York : Mc
Graw Hill Book Company,1984)
Ir. J. Sadiman, Penelitian Kerja dan Produktivitas (penerbit Erlangga cetakan
ketiga,1986)
Marvin E Mundel, Improving Productivity And Effectiveness Prentice Hall,Inc
New Jersey, 1983
Richard E Kopelman, Managing productivity in organization, A Practical People
Oriented Perspektive (New York : Mc Graw Hill Book Company,1996)
Ravianto, J. 1988. “ Materi Pokok Dasar – Dasar Produktivitas”. Jakarta. Penerbit
Karunika
Sinungan Muchdarsyah, Produktivitas Apa Dan Bagaimana ed.2. Jakarta:Bumi
Aksara,2005
Shimizu Masayoshi, dkk Value Add Productivity Measurement and Practical
Aproch to management Improvement, Tokyo 1991
Sink, D.S, 1985, Productivity Management : Planning, Measurement and
Evaluation Control and Improvement, John Willey & Sons, New York.
Sujarwo, E. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan
Analisis Rasio Radar dan Konsep EVA. Tugas Akhir Sarjana Teknik
Industri ITB.
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=IND
http://one.indoskripsi.com/judul /teknik-industri/analisis produktivitas dengan
menggunakan indeks model marvin e mundel
/