12
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGAWASAN TENAGA NUKLIR DALAM RANGKA INTRODUKSI PLTN DI INDONESIA * Nanang Triagung, Edi Hermawan Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No.8 Jakarta Pusat 10120 email: [email protected] ABSTRAK PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGAWASAN TENAGA NUKLIR DALAM RANGKA INTRODUKSI PLTN DIINDONESIA. Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah. Salah satu aspek yang diragukan publik adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia dimaksud meliputi tenaga operator, sumber daya manusia di badan litbang dan promotor, maupun badan pengawas. Generasi SDM yang menekuni teknologi nuklir mengalami kesenjangan usia maupun kemampuan penguasaan keilmuan yang cukup lebaI' antara generasi pendahulu dan generasi penerusnya. Keadaan ini juga terjadi dengan SDM pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir yang ada di Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Introduksi PLTN harus disikapi dengan penyusunan program peningkatan dan pengembangan kualitas SDM yang terencana, terstruktur, dan tersistematisasi dengan baik. Program tersebut harus dimulai dengan pemetaan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan SDM secara kelembagaan untuk mendukung introduksi PLTN. Pengembangan dan peningkatan SDM pengawasan PLTN harus memadukan peningkatan jenjang pendidikan, penyelenggaraan pelatihan, fasilitasi kegiatan pertemuan ilmiah, dukungan dan pembinaan jabatan fil/1gsional yang terkait, serta penanaman nilai moralitas dan budi pekerti yang luhur. Dengan terwujudnya SDM pengawasan PLTN yang kompeten dan profesional, maka masyarakat akan lebih mudah untuk diyakinkan bahwa pemanfaatan PLTN dijamin am an dan selamat, serta sangat berguna bagi kepentingan raA.yat, bangsa, dan negara. Kata kunci: SDM, SDM pengawasan, kesenjangan generasi, introduksi PLTN. ABSTRACT REGULATORY HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PROGRAM FOR NUCLEAR POWER PLANT INTRODUCTION IN INDONESIA. The Nuclear Power Plant planning program in Indonesia is facing challenges that are not easy. One aspect denied by public is the readiness of human resources. Human resources personnel reffered to include operator, research and development agencies, promotors, as well as the regulatory agency. There are knowlegde and skill gab on human resources generation that study and make reseacrh in nuclear technology intensifly. This condition also occurs with the regulatory human resources in our Nuclear Energy Regulatory Agency. Nuclear power plant introduction must be addresed with the preparation program for improvement and development of human resources quality are planned, structured, and systemized well. The program should begin by mapping the strengths, weaknesses, opportunities and challenges of institutional human resources to support the introduction of nuclear power plants. Development and improvement of human resources of nuclear energy regulatOlY agency should incorporate increased levels of education, training, facilitation of activities of scientific meetings, support and guidance related fil/1ctional position, and the cultivation of morality and moral values. By the realization of human resources of nuclear energy regulatory agency that are competent and professional, the public will easier to be convinced that the use of nuclear power plant safe and secure, as well as very usefit! for people, nation and state. Keywords: human resources, human resources of regulatory body, generation gap, nuclear power plant introduction. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 68 Nanang Triagung dkk

PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

  • Upload
    hathuy

  • View
    228

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIAPENGAWASAN TENAGA NUKLIR DALAM RANGKA INTRODUKSI

PLTN DI INDONESIA *

Nanang Triagung, Edi Hermawan

Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat RadioaktifBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Jalan Gajah Mada No.8 Jakarta Pusat 10120email: [email protected]

ABSTRAK

PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGAWASAN TENAGA NUKLIR

DALAM RANGKA INTRODUKSI PLTN DIINDONESIA. Rencana pembangunan Pembangkit ListrikTenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah. Salah satu aspek yangdiragukan publik adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia dimaksud meliputitenaga operator, sumber daya manusia di badan litbang dan promotor, maupun badan pengawas. GenerasiSDM yang menekuni teknologi nuklir mengalami kesenjangan usia maupun kemampuan penguasaankeilmuan yang cukup lebaI' antara generasi pendahulu dan generasi penerusnya. Keadaan ini juga terjadidengan SDM pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir yang ada di Badan Pengawas Tenaga Nuklir(BAPETEN). Introduksi PLTN harus disikapi dengan penyusunan program peningkatan dan pengembangankualitas SDM yang terencana, terstruktur, dan tersistematisasi dengan baik. Program tersebut harus dimulaidengan pemetaan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan SDM secara kelembagaan untuk mendukungintroduksi PLTN. Pengembangan dan peningkatan SDM pengawasan PLTN harus memadukan peningkatan

jenjang pendidikan, penyelenggaraan pelatihan, fasilitasi kegiatan pertemuan ilmiah, dukungan danpembinaan jabatan fil/1gsional yang terkait, serta penanaman nilai moralitas dan budi pekerti yang luhur.Dengan terwujudnya SDM pengawasan PLTN yang kompeten dan profesional, maka masyarakat akan lebihmudah untuk diyakinkan bahwa pemanfaatan PLTN dijamin am an dan selamat, serta sangat berguna bagikepentingan raA.yat, bangsa, dan negara.

Kata kunci: SDM, SDM pengawasan, kesenjangan generasi, introduksi PLTN.

ABSTRACT

REGULATORY HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PROGRAM FOR NUCLEAR POWER

PLANT INTRODUCTION IN INDONESIA. The Nuclear Power Plant planning program in Indonesia isfacing challenges that are not easy. One aspect denied by public is the readiness of human resources.Human resources personnel reffered to include operator, research and development agencies, promotors, aswell as the regulatory agency. There are knowlegde and skill gab on human resources generation that studyand make reseacrh in nuclear technology intensifly. This condition also occurs with the regulatory humanresources in our Nuclear Energy Regulatory Agency. Nuclear power plant introduction must be addresedwith the preparation program for improvement and development of human resources quality are planned,structured, and systemized well. The program should begin by mapping the strengths, weaknesses,opportunities and challenges of institutional human resources to support the introduction of nuclear powerplants. Development and improvement of human resources of nuclear energy regulatOlY agency shouldincorporate increased levels of education, training, facilitation of activities of scientific meetings, supportand guidance related fil/1ctional position, and the cultivation of morality and moral values. By the realizationof human resources of nuclear energy regulatory agency that are competent and professional, the public willeasier to be convinced that the use of nuclear power plant safe and secure, as well as very usefit! for people,nation and state.

Keywords: human resources, human resources of regulatory body, generation gap, nuclear power plantintroduction.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 68 Nanang Triagung dkk

Page 2: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKART A, 16 NOVEMBER 20 IIISSN 1978-0176

1. PENDAHULUAN

2. PROGRAM INTRODUKSI PLTN

Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukanpembahasan khusus mengenai programpengembangan SDM BAPETEN dalam rangkamenjawab tantangan introduksi PLTN. Pembahasanlebih difokuskan pada pemgembangan SDM padaunit kerja teknis.

Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 5tahun 2006 telah digariskan bahwa kontribusi nukliruntuk listrik mencapai 2% pada tahun 2025.Berdasarkan skenario roadmap tersebut, maka padatahun ini seharusnya proses konstruksi sudahdimulai. Berkenaan dengan kenyataan mundumyatahapan tender dan konstruksi berakibat mundurnyatahapan kegiatan yang lain. Roadmappengembangan PLTN di Indonesia selengkapnyadapat dilihat pada Gambar 1.

Persiapan pembangunan PLTN untuk mendukungpenyediaan energi listrik sesungguhnya telahdilakukan semenjak tahun 70-an. Namun demikianperubahan situasi politik di dalam negeri sertaadanya krisis moneter pada tahun 1997 menjadikanrencana terse but mengalami pengunduran jadwal.Setelah era tahun 2000-an pemerintah kembalimenggagas untuk membangun PLTN mengingatpertumbuhan kebutuhan listrik yang semakinmeningkat mencapai 7% per tahun.SDM yang semasa pemerintahan orde baru telahdididik dan dibekali dengan berbagai keahlian danketrampilan pada saat ini kebanyakan telahmemasuki usia lanjut, bahkan banyak diantaranyayang sudah puma tugas. Kondisi ini mencakup SDMpada semua Iini persiapan PL TN, mulai dari parapeneliti hingga tenaga pengawasnya. Akibatnyapad a mas a saat ini terdapat kesenjangan kompetensidiantara generasi pendahulu dengan generasipenerus yang sangat lebar.Dengan demikian untuk menjawab tan tang anintroduksi PLTN yang sudah di depan mata,BAPETEN harus melakukan percepatan alihteknologi pengawasan kepada generasi yang lebihmuda. Tujuan dibuatnya Program PengembanganSDM Pengawasan Tenaga Nuklir adalah untuk,antara lain:

a. sebagai acuanpengembanganprofesional;

b. sebagai acuan pemercepatan alih teknologipengawasan dari generasi pendahulu kepadagenerasi penerus;

C. sebagai salah satu program persiapan introduksiPLTN.

dandan

dalam pembentukanSDM yang kompeten

Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional yangtertuang dalam Peraturan Presiden No.5 tahun 2006,telah ditetapkan mengenai skenario pemenuhankebutuhan energi nasional antara tahun 2005 - 2025.Di dalam peraturan tersebut telah dicantumkantarget penyediaan energi baru dan terbarukansebesar 17%, dengan 2% diantaranya merupakankontribusi energi nuklir. [1] Berdasarkan roadmapterse but kemudian disusun perencanaan untukpembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(PL TN) sebanyak empat unit dimana masing-masingberkapasitas 1000 MW.Untuk dapat memastikan pemanfaatan tenaga nuklirguna pembangkitan energi tersebut berlangsungdengan aman dan selamat maka diperlukan adanyapengawasan dari lembaga yang independen danprofesional. Aspek keselamatan (safety), keamanan(security), dan seifgard (safeguards) harus terpenuhi.Sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang No.10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran ditegaskanbahwa lembaga yang memiliki wewenang dantanggung jawab untuk melaksanakan pengawasanterhadap segala pemanfaatan tenaga nuklir di dalamwilayah hukum Negara Kesatuan RepublikIndonesia adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir(BAPETEN).[2] Dalam melakukan tugaspengawasan sebagaimana tersebut di atas,BAPETEN mempunyai kewenangan untukmenyusun peraturan perundang-undangan yangterkait, menyelenggarakan sistem perizinan, danmelaksanakan kegiatan inspeksi.Untuk melaksanakan tugas utama pengawasan,International Atomic Energy Agency (IAEA) dalamGeneral Safety Requirement No.1 (GS-R-1)merekomendasikan mengenai tugas, tanggung jawabdan kewenangan Badan Pengawas yang dilengkapidengan struktur dan organisasi yang diperlukandalam pengawasan pemanfaatanketenaganukliran.[3] Selain ketiga fungsipengawasan yang telah diatur dalam UU No. 10tahun 1997, Badan Pengawas juga harus didukungoleh unit kerja yang melakukan pengkajian,keteknikan dan kedaruratan, serta tindakanintervensi.

Menjawab tantangan introduksi PLTN yang akandibangun di Indonesia, maka segala perangkatpendukung pengawasan ketenaganukliran harusberbenah dan menyiapkan diri. Tersedianyaperaturan perundang-undangan yang terkait,penyiapan sistem evaluasi perizinan, serta prosedurinspeksi PLTN harus segera dikembangkan. Sebagaipenopang utama penyelenggaraan program dalamrangka introduksi PL TN, tentunya dibutuhkanSumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten danprofesional.

Nanang Triagung dkk 69 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Page 3: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSOM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Start

Reneana EnergiNas

"-o tahun

+5

"Go Nuclear""Owner"

+6

Izin Tapak+8

+10 +15

Konstruksi

+11

Izin Komisioning+16

Izin Konstruksi+10

Operasi +20

Izin Operasi+17

Operasi +25

+23 +24

Gambar 1. Roadmap perencanaan pembangunan PLTN di Indonesia 14]

70

Roadmap dia atas memperlihatkan kerangka waktuyang dibutuhkan dalam pembangunan PLTN,dimulai dari perencaaan nasional hinggaberoperasinya sebuah PLTN. Hitungan angka-angkamenunjukkan periode waktu yang diperlukansemenjak perencaan maju ke depan (dalam tahun).Oari sisi pengawasan ketenaganukliran makaskenario di atas merupakan tantangan bagiBAPETEN untuk mempersiapkan segal a aspekpengawasan untuk memperkuat kapabilitas lembaga,baik infrastruktur peraturan, sistem evaluasiperizinan, mekanisme inspeksi, dan tentu sajapeningkatan kompetensi SOM yang menunjang.Kapanpun PLTN akan dibangun, bahkan jadi atautidak, BAPETEN harus siap dengan SOM-nya.

3. STRUKTUR ORGANISASI BAPETEN

BAPETEN merupakan Lembaga PemerintahNon Kementerian (LPNK) yang berada danbertanggung jawab langsung kepada Presiden.Pendirian BAPETEN sebagai amanat Undang­undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,ditetapkan dalam Keputusan Presiden No. 76 tahun1998.[ 5] Penjabaran lebih lanjut dari Kepprestersebut kemudian dituangkan ke dalam PerkaBAPETEN mengenai Organisasi dan Tata KerjaBAPETEN.[6] Perka ini disusun denganmemperhatikan rekomendasi IAEA dalam dokumenG-S-R.l mengenai Badan Pengawas dalam kegiatanpemanfaatan nuklir. Struktur organisasi BAPETENselengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Struktur organisasi sebagaimana tampakpada Gambar 2 sebenamya merepresentasikan tigapilar utama tugas pengawasan, yaitu: pembuatanperaturan yang dilaksanakan oleh DP2IBN danOP2FRZR, penyelenggaraan sistem perizinan yang

Seko/ah Tinggi Tekn%gi Nuklir-BA TAN

dilaksanakan oleh OPIBN dan OPFRZR, sertapelaksanaan inspeksi oleh DIIBN dan OIFRZR.Oi samping ketiga pilar utama pengawasan tersebutdi atas, struktur tersebut juga menunjukkan satuanpendukung yang terdiri unit kerja pendukung teknisdan administrasi Unit kerja pendukung teknis terdiriatas unit kerja pengkajian yang dilaksanakan olehP2STPIBN dan P2STPFRZR, serta unit kerjaketeknikan dan kedaruratan yang dilaksanakan olehOKKN. Adapun unit kerja pendukung administrasiadalah kesekretariatan yang terdiri atas Biro Umum,Biro Perencanaan, dan Biro Hukum dan Organisasi

4. SDM BAPETEN

Untuk menjalankan organisasi dalam rangkamengemban tugas dan mencapai tujuannya, makadibutuhkan perencanaan, pengorganisasian,pemberdayaan, dan pengendalian. Oalam rangka itudibutuhkan pelaku organisasi yang disebut SOM.Berdasarkan unit kerjanya, SOM BAPETEN dapatdipetakan sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1.Selanjutnya ditampilkan profil keadaan SOMBAPETEN berdasarkan pangkat/golongan, tingkatpendidikan dan usia, serta jenjang jabatan fungsionalyang diikuti, masing-masing pada Gambar 3 dan 4,serta Tabel 2

Nanang Triagung dkk

Page 4: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VIIYOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Kepala BAPETEN

Biro Umum

Biro Percncanaan

Biro Hukum dan

Organisasi

Dir. Perizinan FRZR

Dir. Perizinan IBN

Dir. Inspeksi FRZR

Dir. Inspeksi IBN

Dir. Keteknikan dan

Kesiapsiagaan Nuklir

Oir. Pengaturan

Dir. Pengaturan IBN

Pusat Kajian FRZR

Pusat Kajian IBN

Badiklat

Gambar 2. Struktur Organisasi BAPETEN [6]

Tabell. Peta SDM BAPETEN menurut unit kerja 171

~it.l11::ii~l,tlli:jiiI11t(lnit'Keria"IWn'!!jjl_'Kcdcputian Pcrizinan dan InspcksiDirektorat Pelizinan Instalasi dan Bahan NuklirOirektorat Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif

Oirektorat lnspeksi Instalasi dan Bahan NuklirOirektorat lnspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat RadioaktifDirektorat Keteknikan dan Kedaruratan Nuklir

2. KcdcPlltian Pcngkajian Kcsclamatan NlIklirDirektorat Pengatllran Pengawasan Instalasi dan Bahan NuklirDirektorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat RadioaktifPusat Pengkajian Sistem Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir

Pusat Pengkajian Sistem Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif3. Sekrctariat Utama

Biro UmumBiro Perencanaan

Biro Hukum dan Organisasi4. lnspsktorat5. Balai Pcndidikan dan Pclatihan

,~,:"""",~,c,~~,~t~ria t Ko rp rii)jjijiM_jii:ii,i.,H

Nanang Triagung dkk 71 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN

Page 5: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

193

250

C'CI 200

3:C'CIC) 150Q)Do

-; 100E:s

50 I""') 40 IIA

liB IIC 110 ilIA IIIB

7 3

IIIC 1110 WA WB WC WD WE

Golongan Pegawai

Gambar 3. Peta SDM BAPETEN menu rut Kepangkatan/Golongan [7)

Data Kepegawaian berdasarkan Usia

160

140"' 120;::; 100Q)

a. 80

~ 60

E 40:J

"""') 20o

21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65

Usia Pegawai

Gambar 4. Peta SDM BAPETEN menurut tingkat usia [7)

Sekolah Tinggi Teknologi Nllklir-BA TAN 72 Nanang Triagllng dkk

Page 6: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VIIYOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Di samping dari tinjauan di atas, dapat dilihatkeikutsertaan pegawai BAPETEN dalam suatu

jabatan fungsional tertentu sebagaimana dapatdilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2.~et~~I:>~.~~!E!.E.l'IlllenlIru t J.~.~~t~~f~ngsional•··ji(f'll~@~~'!jj}~J!!$%j!I!te1~g1'uniill@II0T~!--,y$!jiTul'ita'iY11}!~...,_-_~',.__.",;'::4<+~:+4~i+uIIH - "co.J. _ ,~~,§AH);;"'/Rwk+%'&LqL__ -._. J\:3,"'#

1. Analisis Kepegawaian 12. Arsiparis 13. Auditor 84. Peneliti 6

5. Pengawas Radiasi 236. Perencana 3

42

Dari tampilan data menurut tmJauankepangkatan/golongan, usia dan keikutsertaan dalamjabatan fungsional tertentu dapat diamati secara jelasbahwa terdapat kesenjangan yang cukup mencolokantara jajaran pegawai senior dan pegawai yangrelatif masih muda. Realitas inilah yang harusdicermati dan dijadikan acuan dalam setiapperencanaan program peningkatan danpengembangan kualitas dan kompetensi SDM.

5. ANALISIS SWOT SDM BAPETEN

SWOT merupakan kepanjangan daristrengths, weaknesses, opportunities, dan threats.Metode SWOT merupakan cara melakukan analisissecara sederhana, namun cukup akurat dan tepatguna untuk memetakan kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman dari sebuah sistem yangditinjau. Sistem yang dimaksud dapat meliputisebuah organisasi, program, ide, gagasan, rencana,prod uk, kegiatan bahkan sese so rang.Dari data-data yang telah ditampilkan dalam Tabel1-2 dan pada Gambar 2-4 , dapat dilakukan analisisSWOT untuk memetakan sejauh mana peluang dantantangan, serta kelemahan dan hambatan yang adadalam rangka pengembangan SDM pengawasanuntuk menyongsog introduksi PLTN pertama diIndonesia. Analisis secara sederhana ini

menggambarkan sisi kekuatan, kelemahan,

tantangan maupun peluang yang dihadapi, sertatindakan antisipasi perencanaan pengembanganSDM yang harus dilakukan ke depan. Selengkapnyahasil analisis SWOT terhadap kondisi SDMBAPETEN dapat dilihat pada Tabel 3.Salah satu tantangan penolakan publik terhadaprencana dibangunnya PLTN di Indonesia adalahkompetensi dari SDM yang akan terlibat secaralangsung dalam persiapan maupun operasionalPL TN. SDM yang dimaksudkan tidak hanya SDMoperator, para peneliti di balitbang Badan TenagaNuklir (BATAN), namun yang jauh lebihmendapatkan so rotan utama adalah SDM pengawasdi BAPETEN.

BAPETEN sebagai lembaga yang independen harusmampu memposisikan dirinya secara tepat danproporsional mengenai kesiapan SDM dalam rangkapengawasan PLTN. Untuk itu pemetaan kekuatan,kelemahan, peluang dan tantangan pengembanganSDM harus dibuat dengan cermat dan tepat sebagaiacuan untuk benar-benar mewujudkan SDM yangprofesional, kompeten dan berkualitas denganlandasan sikap, perilaku, serta moralitas yang tinggi.Dengan demikian harapannya bahwa PLTN yangnantinya ada dapat dijamin beroperasi secara amandan selamat sehingga menjadi manfaat bagi segenaprakyat.

Nanang Triagung dkk 73 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN

Page 7: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

EKSTERNAL KEKUATAN

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

KELEMAHAN

sempumab. Sistem dan program diklat

yang belum terpaduc. Gab antar generasi yang lebar

ACTION PLAN

I. Meningkatkan peran dan fungsi I. Memetakan ANJAB untukBalai Pendidikan dan Pelatihan masing-masing unit kerja lebih

2. Mengadakan kerja sarna program komprehensifrintisan pendidikan 2. Penyusunan dan penetapan

3. Mengadakan kerja sarna pelatihan ANJAB lebih sempurna4. Mengadakan kerja sarna 3. Menyusun program pendidikan

penyelenggaraan OJT dan pelatihan4. Menyusun penjenjangan

pendidikan dan pelatihan5. Program alih pengetahuan dari

senior ke junior melaluiberbagai forum diskusi ilmiah

6. Program sosialisasi danpendampingan jabatanfungsional

PELUANGa. Kewenangan yang

dimiliki untuk menjalinkerja sarna, baik dalammaupun luar negeridalam rangka pendidikandan pelatihan

b. Beasiswa pendidikandari intansi lain

TANTANGANIntroduksi PLTNmembutuhkan SDMPengawasan yang kompetendan profesional

a. Komitmen pimpinan yang tinggib. Dukungan anggaran dan prasarana

yang memadaic. SDM muda yang potensial

1. Menyelenggarakan berbagaipelatihan internal

2. Pengiriman staf yang berpotensiuntuk melanjutkan pendidikan

3. Pengiriman stafuntuk mengikutipelatihan eksternal

4. Pengiriman stafuntuk mengikutiOJT

a. Sistem ANJAB belum

I. Penyelenggaraan forumilmiah(seminar, lokakarya,pertemuan ilmiah).

2. Program pendampinganpenyusunan karya tulis ilmiahkepada staf junior

3. Program pembinaankerohanian

Sekolah Tinggi Teknologi NlIklir-BATAN 74 Nanang Triagllng dkk

Page 8: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

6. PENGEMBANGAN SDM

Pengembangan SDM BAPETEN bertujuanuntuk membentuk SDM yang kompeten danprofesional dalam rangka menyongsong introduksiPLTN ditempuh melalui berbagai cara atau jalur,diantaranya:a. rintisan program pendidikan lanjutan;b. penyelenggaraan pelatihan;c. penyelenggaraan pertemuan ilmiah (seminar,

lokakarya, pameran);d. penggalakan jabatan fungsional;e. program alih pengetahuan;f. pembinaan kerohanian/mental spiritual.Untuk mewujudkan cita-cita di atas perlu disusunperencanaan pengembangan SDM BAPETEN secaraterpadu, menyeluruh, dan berkelanjutan sebagaibagian visi dan misi lembaga secara keseluruhan.Visi dan misi lembaga diturunkan menjadi visi danmisi khusus dalam lingkup pengembangan SDMuntuk menjawab tantangan introduksi PLTN diIndonesia.Berdasarkan visi dan misi pengembangan SDM,dapat disusun kebutuhan SDM dan kompetensinya

pada masing-masing unit kerja, baik pacta unit kerjateknis maupun pendukungya.IAEA melalui TECDOC 1254 merekomendasikan

kualifikasi personil yang harus dimiliki oleh BadanPengawas untuk setiap unit keIja. [8] Berpijak darisini kemudian dapat dikembangkan programpengembangan SDM yang diperlukan untukmenyusun peraturan perundang-undangan, evaluasiperizinan, penyelenggaraan inspeksi dan kajiandalam rangka pembangunan dan pengoperasianPLTN. Tabel 4 hingga 7 memperlihatkan spesifikasitugas masing-masing unit kerja teknis.Program pengembangan SDM yang terstruktur dansistematis harus mengacu kepada tantangankelembagaan yang dihadapi dalam jangka pendek,menengah, serta jangka panjang dengan sa saranterwujudnya SDM berkualitas. Dengan konsistensiterhadap perencanaan yang bagus maka sasaranuntuk membentuk dan mengembangkan SDMpenga was PLTN yang profesional dan kompetenakan tercapai sesuai dengan jangka waktu yang telahdisusun.

Tabel 4. Spesifikasi Tugas Penyusunan dan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dalamran!!ka introduksi PLTN 18

1.1

1.2

1.3

1.4

1.51.6

1.71.81.9

1.10

2.12.22.32.42.5

2.6

2.72.8

2.9

2.10

Mengidentilikasi kebutuhan peraturan atau pedoman bam;Mengidentilikasi persoalan kcselamatan yang memerlukan pedoman bam atau bila ada dampakten tang eara pelaksanaan peraturan yang ada;Melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan untuk menentukan peraturan dan pedomanyang diperlukan;Melakukan konsultasi publik dan mengkoordinasikan tanggapan-tanggapan yang diterima;Menem; dan menggunakan pendapat para ahli untuk mengembangkan pedoman;Memproyeksikan pengelolaan produk peraturan dan pedoman sesuai dengan skala waktu yangtelah disetujui;Menetapkan penyertaan praktik-praktik di negara lain dan standar intemasional yang sesuai;Menyiapkan bahan draf dan mengkoordinasikan pembuatan dokumen akhir;Menetapkan masa berlaku peraturan dan pedoman dan mengidentifikasi setiap pennasalahanpraktik, dan bila perlu mengembangkan pedoman tentang intrepetasi atau perlunya amandemen;Apabila perlu menguji dampak dan instmksi regional.

Memproyeksikan pengelolaan kegiatan perizinan;Menilai persoalan teknis hasil review;Berinterakasi dengan operator untuk menilai persoalan kebijakan;Menetapkan parameter unjuk kerja untuk digunakan dalam evaluasi keselamatan;Mengelola review dan pemrosesan pembahan izin dan pennintaan lain yang memerlukanpersetujuan badan pengawas;Mengkoordinasikan tugas-tugas lain, sepe.1i evaluasi infonnasi yang diterima dari pemohon izinsebagai jawaban atas pennintaan-pennintaan yang diminta badan pengawas;Menyiapkan tanggapan terhadap petisi dan surat menyurat kepada masyarakat;Memproyeksikan pengelolaan kegiatan perizinan dekomisioning dan pembongkaran;Menetapkan standar untuk pemrosesan usulan mmusan perizinan dan pembuatan keputusanperizinan;Membuat database dan analisis keeendemngan.

350

350

350

350

350

350

350

350

350

350

350

350

350

Nanang Triagung dkk 75 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN

Page 9: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

[81

T~as3.1

3.23.33.43.5

3.63.7

3.8

3.9

3.103.11

3.12

3.133.14

3.15

3.163.17

4.14.24.34.4

4.54.64.74.84.9

4.104.11

4.124.134.14

4.15

4.16

4.17

4.18

4.19

4.20

4.21

4.22

4.23

4.24

Pengelompokan Tugas

Mengembangkan kebijakan dan menyediakan program perencanaan dan pengelolaan inspeksi reaktordan program penilaian kerja;Mengembangkan dan mengawasi seilgard, kesiapsiagaan, dan program inspeksi proteksi radiasi;Menganalisis dan mengevaluasi efektivitas program dan pelaksanaannya;Mereview dan mengevaluasi PJM pemegang izin;Mereview dan mengevaluasi pengendalian administrasi PLTN untuk komisi keselamatan, audit,raneang bangun, prosedur dan rekaman;Mereview dan mengevaluasi program pengujian awal, operasional awal dan restm1 instalasi nuklir;Memproses, mengendalikan, mereview, mengelola dan memutuskan dugaan-dugaan dan mcngambilatau merekomendasikan tindakan yang berhubungan dengan keselamatan;Melaksanakan inspeksi sebagai jawaban atas dugaan-dugaan dan melaporkan komponen peralatandan jasa yang eaeat atau di bawah standar;Mengidentitikasi ketidakpatuhan terhadap prosedur atau peraturan dan mengambil tindakan yangsesuai;Mengidentifikasi keperluan perbaikan keselamatan dan meneari tindakan koreksi;Melaporkan tindakan koreksi dan menginfonnasikan tindakan penegakan hukum secara tel1uliskepada pemegang izin;Menyiapkan laporan inspeksi atau melaporkan kegiatan lain yang penting dan memastikan unpanbalik untuk menginfonnasikan keputusan yang diambil;Mereneakan dan melakukan inspeksi fasilitas tanpa pembelitahuan;Mengorganisasi tim inspeksi terkait dengan persoalan kinerja spesillk fasilitas atau denganmenggunakan penilaian risiko yang diberitahukan;Mengidentilikasi persoalan umum yang menyangkut fasilitas lain dan mengorganisir tindakan yangkonsisten dengan praktik badan pengawas;Menginisiasi sanksi hukum sesuai dengan batas kewenangan;Mengumpulkan bukti dimana sanksi hukum diantisipasi dan menyiapkan dokumentasi sesuai praktik

badan pengawas;

Tabel 7. Spesifikasi Tugas Pengkajian dalam rangka introduksi PLTN«>W.o._' ."" n',,, .... ~'" .... ,..".., .. v-,-.- ·v~ "·",00,,',,,,', -'>0"_'_"'<''''

Penilaian persoalan teknis (pengajuan operator);Pelaksanaan evaluasi keselamatan;Pelaksanaan dan evaluasi penilaian keselamatan probabilistik;Pelaksanaan dan evaluasi konsekuensi pelapasan zat radioaktif dan membandingkan dengan kriteriadan standar;Evaluasi persoalan keeelakaan parah;Penerapan pengel1ian risiko dan met ode secm-a mendalam untuk mereview aplikasi perubahan izin;Pelaksanaan analisis risiko untuk menentukan makna temuan inspeksi dan kejadian operasi;Penempan metode risiko yang terinlonnasi untuk memutuskan persoalan pengawasan;Mereview pengajuan PRNPSA;Analisis detenninistik lasilitas dan dokumentasi keselamatan yang menyertainya;Pelaksanaan penilaian dan kalkulasi dosis;Review dosis-dosis operasional;Menganalisis kejadian opemsi reaktor;Review dan evaluasi aspek nuklir dan tennohidrolik teras reaktor dalam kondisi tunak, transien dankecelakaan;Penyelesaian evaluasi keselamatan terkait rekayasa atas implementasi pemegang izin terhadappersayaratan badan pengawas, perubahan izin, tennasuk perpanjangan izin, dan pengajuan izin baru;Review dan evaluasi sifat-sifat komponen metalurgi, review efek penuaan, dan program manajemenpen uaan;Review dan evaluasi persoalan terkait keteknikan kimia, tennasuk pembangkitan hidrogen, penarikansalllpel paska kecelakaan, killlia air, korosi, dan dekontalllinasi;Review kriteria desain;Review dan evaluasi kelayakan seismik dan dinamik;Review dan evaluasi kondisi-kondisi ekstel11al, sepel1i gempa bumi, bahaya terkait ulah lllanUSIa,banjir, dan ancaman terhadap integritas fungsi sistem dan komponen;Review kemampuan pengujian in-service pompa dan kat up terkait kesclamatan dan dalam metodeinspeksi in-service untuk komponen pengungkung;Evaluasi inlonnasi terinlonnasi prakarsa operasi terkait dengan desain, pengujian dan inspeksikomponen PLTN;Review dan evaluasi kondisi-kondisi transien dan kecelakaan dan dampak terhadap lasilitas terkait;Review dan evaluasi persyaratan kinerja fungsi operasi atau sistem proteksi, sistem penggemk IIturkeselamatan, penggerak instrumentasi untuk sistem penumpu pendukung penting, dan instrumentasidan sistem kontrol yang disediakan untuk memulai dan mengatur pengoperasian sistem penutupanyang aman.

Waktu rata-rata(OJ/tugas)

350

350350350350

350350

350

350

350350

350

350350

350

350350

350350350350

350350350350350350350350350350

350

350

350

350350350

350

350

350

350

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN 76 Nanang Triagung dkk

Page 10: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

7. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGANDIKLAT

Pendidikan dan pelatihan direncanakan dandikembangkan berdasarkan peta analiasi spesifikasitugas tiap unit kerja teknis terkait. Secara garis besar

kompetensi SDM yang dibutuhkan dalam rangkaintroduksi PLTN dapat digambarkan ke dalamkuadran kompetensi SDM sebagaimana dapat dilihatpada Gambar 5.

4. Kompetensi Efektivitas Personal dan Interpersonal 1.KompetensiDasarPerundang-undangandan

4.1. Analisis pemecahan masalah dan pengambilanPengawasan

keputusan1.1. Dasar Peraturan Perundang-undangan

4.2. Efektivitas Personal1.2. Proses Pengawasan

4.3. Komunikasi1.3. Dokumen luknis Pengawasan dan Regulasi

4.4. Kerja sarna tim

1.4. Proses Penindakan

4.5. Manajemen3. Kompetensi Praktek Pengawasan

2. Kompetensi Disiplin Teknik3.1. Teknik analisis berbasis keselamatan

2.1. Teknologi Dasar3.2. Teknik Inspeksi

2.2. Teknologi Aplikasi3.3. Teknik Audit

2.3. Teknologi Khusus3.4. Teknik Investigasi

Gambar 5. Kuadran Kompetensi SDM dalam rangka introduksi PL TN [9]

Kuadran di atas memperlihatkan kompetensi dasarhingga teknis untuk SDM pengawas PLTN. Dari sisikanan atas terlihat pengetahuan dasar yang sangatpenting terdiri atas aspek peraturan perundang­undangan, sistem dan proses pengawasan,pemahaman dokumen juknis pengawasan sertaproses penindakan terhadap ketidakpatuhan hukum.Pengetahuan dasar harus didukung denganpenguasaan penerapan teknologi di lapangan yangmeliputi teknologi dasar, terapan, dan hal-hal yangbersifat khusus. Selanjutnya SDM pengawas jugaharus memipiki kualifikasi dan kompetensi dalammenunjang tugas di lapangan, diantaranya teknikanalisis keselamatan, tata cara inspeksi, audit daninvestigasi. Kompetensi dasar, teknis, dan praktikpengawasan akan lebih sempurna bila dipadudengan kemampuan personal yang matang dalam halpemecahan masalah, komunikasi personal, kerjasarna tim dan manajemen.

KESIMPULAN

1. Tantangan introduksi PLTN harus dijawabdengan penyiapan SDM Pengawasan yangkompeten dan profesional;

2. Perencanaan dan pengembangan SDMPengawasan harus didasarkan peta kekuatan,kelemahan, peluang dan tantangan SDM secarakelembagaan untuk jangka pendek, menengah,dan panjang;

3. Pengembangan dan peningkatan SDMpengawasan PLTN harus memadukanpeningkatan kompetensi dan kemampuan dasar,teknis, personal dan interpersonal, serta

penanaman nilai moralitas dan budi pekertiyang luhur;

4. Pengembangan kompetensi dan profesionalismeSDM dilakukan melalui beberapa program,yaitu:a. rintisan program pendidikan lanjutan;b. penyelenggaraan pelatihan;c. penyelenggaraan pertemuan ilmiah(seminar,

lokakarya, pameran);d. penggalakan jabatan fungsional;e. program alih pengetahuan;f. pembinaan kerohanian/mental spiritual.

DAFTAR PUSTAKA1. Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang

Kebijakan Energi Nasional2005 - 2025;2. Undang-undang No. 10 tahun 1997 ten tang

Ketenaganukliran;3. IAEA, Legal and Governmental Infrastructure

for Nuclear, Radiation, Radioactive Waste, andTransport Safety, G-S-R.l, IAEA, Vienna,2000;

4. DESDM, Blueprint Pengelolaan EnergiNasional 2005-2025, Departemen ESDM,2005;

5. Keputusan Presiden No. 76 tahun 1998 jo.l03tahun 2001 tentang Pembentukan BadanPengawas Tenaga Nuklir;

6. Peraturan Kepala BAPETEN No. 11 Tahun2008 tentang Perubahan Atas KeputusanKepala BAPETEN No.Ol Rev.2/K-OTK/V-04tentang Organisasi dan Tata Kerja BadanPengawas Tenaga Nuklir;

Nanang Triagung dkk 77 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN

Page 11: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

7. BAPETEN's Licensing dan Inspection System,http://www.bapeten.netlpeg2007 lindex. php? modul=peg2007;

8. IAEA, Training Staff of Regulatory Body forNuclear Facilities: A competency framework,TECDOC 1254, IAEA, Vienna, 2001;

9. IAEA, Organization and Staffing of theRegulatory Body for Nuclear Facilities, G-S­G.l.l, IAEA, Vienna, 2002.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 78

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Nanang Triagul1g dkk

Page 12: PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-068.pdf · Dalam pemaparan makalah ini hanya dilakukan ... Data Kepegawaian berdasarkan Golongan

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 201 1ISSN 1978-0176

KOMPOSISI IDEAL SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)DI PERPUSTAKAAN PPIN-BATAN

Noer' Aida

Pusat Pengembangan Informatika Nuklir (PPIN),Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Puspiptek Serpong, 15313

A BSTRAK

KOMPOSISI SDM IDEAL DI PERPUSTAKAAN PPIN-BATAN. BATAN merupakan lembaga pemerintah non­kementrian yang mempunyai peranan penting dalam melaksanakan pemanfatan iptek nuklir nuklir yang harus didukungoleh program litbang yang tangguh. Perpustakaan PPIN merupakan pusat dokumentasi dari selunth perpustakaan dani/miah dan dokumentasi yang ada di lingkungan BATAN yang mempunyai tlIgas melayani kebutuhan informasi parapelaku litbang di BATAN. Dalam kenyataan pemanfaatan perpustakaan masih sangat rendah yang umumnya disebabkanoleh banyak faktor an tara lain jumlah dan kualitas SDM di perpustakaan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mencarikomposisi SDM ideal di perpustakaan PPIN. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis data baik dari segikeadaan koleksi, SDM dan filSilitas yang ada, menganalisis data dengan menggunakan rumus perhitungan formasijabatan fimgsional pustakawan, membandingkan hasil perhitllngan dengan komposisi SDM dalam Standard NasionalIndonesia (SNI) nomoI' 7496:2009 lmtuk Perpustakaan KIllIsus Instansi Pemerintah, serta dengan formasi dan jabatanyang ada di PPIN. Dari hasil kajian terhadap jumlah pustakawan dan formasi yang sudah ada dengan yang sehantsnyaada, ternyata masih diperlukan penambahan formasi sebanyak 8 orang yang terdiri dari pustakawan muda sebanyak 2orang dan pustakawan pelaksana lanjutan sebanyak 6 orang. Sehingga dipemleh komposisi ideal jumlah SDM diperpustakaan menjadi 23 orang dengan perbandingan SDM 3 : 8 : 12 yang terdiri dari 3 orang pejabat stn/ktural, 8orang tenaga pustakawan dan 12 orang tenaga teknis atau non-pustakawan yang akan melakukan beban kerjapustakawan. Sedangkan dalam struktur organisasi dengan mengacu pada SNI, sebanyak 3 orang pejabat stntktural yangsemula menjadi kepala Bidang DII dibantu oleh sub bidang perpustakaan dan sub bidang Informasi dan PengetahuanNuklir (IPN) diubah menjadi Kepala Bidang Perpustakaan yang membawahi sub bidang Layanan Teknis dan sub bidangLayanan Pembaca. Untuk dapat mencapai komposisi SDM ideal tersebut, diharapkan PPIN dapat merevisi syaratjabatan pada analisis jabatan yang sudah ada dan menambah formasi jabatan sesuai dengan keblltuhan baik melaluirekruitmen pegawai bam maupun mutasi atau alihfungsi agar te/jadi keseimbangan antara beban kerja denganjumlahpustakawan sehingga wacana meningkatkan layanan dan pengembangan perpustakaan digital akan tercapai.

Kata kunci: sumberdaya manusia, perpustakaan khusus, perpustakaan digital,formasijabatan, iptek nuklir

ABSTRACT

IDEAL COMPOSITION OF HUMAN RESOURCES IN THE LIBRARY OF PPIN-BATAN. BATAN is a

non- governmental institlltion that has an important mle in implementing nuclear utilization of nuclear science andtechnology that must be supported by a significant R & D pmgram. PPIN is the central librmy of a/! libraries anddocumentation of scientific and e/ll'ironmental documentation in BATAN who has task of pmviding the information needsof R & D researchers in BATAN. In fact use of the librmy is sti// I'ery low which is genera/!y caused by many factorsincluding the amount and quality of human resources in the librmy. The pu/pose of this study was to search for the idealcomposition of human resources in the librmy of PPIN. The method used is to analyze the data both in terms of statecollections, human resources and existingfitcilities, analyzing data using theformula calculation librarians formation offilllctional position, comparing the calculation results with the composition of human resources in Indonesia NationalStandard (SNI) 7496:2009 number for Special Libraries GOI'ernment agencies, as well as the formation and positionsthat exist in the PPIN. Fmm the results of the study on the number of librarians and the existing formations that shouldexist, it still required the addition of the formation of 8 persons consisting of young librarians and librarians as much as2 persons continued executing as many as 6 persons. So the ideal amount obtained composition of human resources inthe library to 23 persons with a ratio of HR 3: 8: 12 which consists of 3 stntctural officials, 8 librarians and 12 technicalpersonnel or non-librarian who wi/! perform librarian workload. While in the organizational stntcture referring to theSNI, as many as 3 stmctural officials initially becclI/le the head of DII Division assisted by sub-division of library andsub- division of the Nuclear Knowledge and Information (IPN) was converted into the charge of Head of LibraryTechnical Sen'ices sub-division and sub division of The reader Se/Tices. To be able to achieve ideal composition ofhuman resources, it is expected PPIN may revise the terms (if office on the analysis of existing positions and add to theformation of office in accordance with the needs of both thmugh the recruitment (if new employees as well as mutationsor transfer of filllction and that a pmper balance between workload by increasing the number of librarians that discourseservices and development of digital libraries will be achiel'ed.

Keywords: human resources, special libraries. digital libraries. job formation. nuclear science and technology

Noel' Aida 79 Seko/ah 1illggi Tekllologi Nuk/ir-BATAN