25
i NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN TINGKAT EFIKASI DIRI CORE SKILLS MAHASISWA DITINJAU DARI STATUS KEAKTIFAN DALAM BERORGANISASI DAN BEKERJA PARUH WAKTU Oleh: TINA ANDRILINA IRWAN NURYANA K PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

  • Upload
    hathu

  • View
    242

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

i

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT EFIKASI DIRI CORE SKILLS MAHASISWA

DITINJAU DARI STATUS KEAKTIFAN DALAM BERORGANISASI

DAN BEKERJA PARUH WAKTU

Oleh:

TINA ANDRILINA

IRWAN NURYANA K

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

ii

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT EFIKASI DIRI CORE SKILLS PADA MAHASISWA

DITINJAU DARI STATUS KEAKTIFAN DALAM BERORGANISASI

DAN BEKERJA PARUH WAKTU

Telah Disetujui Pada Tanggal

Dosen Pembimbing Utama

(Irwan Nuryana K., S. Psi., M. Si.)

Page 3: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

iii

PERBEDAAN TINGKAT EFIKASI DIRI CORE SKILLS MAHASISWA

DITINJAU DARI STATUS KEAKTIFAN DALAM BERORGANISASI DAN

BEKERJA PARUH WAKTU

Tina Andrilina Irwan Nuryana Kurniawan

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan tingkat efikasi diri core skills mahasiswa ditinjau dari keaktifan berorganisasi dan bekerja paruh waktu. Asumsi awal pada penelitian ini adalah tingkat efikasi diri core skills mahasiswa AOPW lebih tinggi dari tingkat efikasi diri core skills pada mahasiswa AO, APW dan TAOPW; tingkat efikasi diri core skills mahasiswa AO dan mahasiswa APW lebih tinggi dari mahasiswa TAOPW. Tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang aktif berorganisasi lebih tinggi dari mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi, begitu pula tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang aktif bekerja paruh waktu lebih tinggi dari mahasiswa yang tidak aktif bekerja paruh waktu. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Psikologi UII angkatan 2004, 2003, 2002, 2001 dan seterusnya ke atas yang berusia 19-25 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala efikasi diri core skills yang di adaptasi dari Key Skills Audit dalam The Keynote Project (2003) dan Skala Transferable Core Skills dari Program Hibah Kompetisi A3 Prodi Psikologi UII (2006), namun dengan mengacu pada aspek-aspek core skills yang dikemukakan HM Inspectorate of Education in Scotland (2001);Tribe (Loo & Toolsema, 2005) dan Scottish Qualification Authority (1998). Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah oneway anava dan t-test independent samples dengan bantuan program SPSS 12.0 for windows. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat efikasi diri core skills mahasiswa AOPW lebih tinggi dari AO, APW dan TAOPW; AO dan APW lebih tinggi dari TAOPW; dan AO tidak berbeda secara signifikan dengan APW. Hasil analisis menggunakan t-test independent samples ditinjau dari keaktifan berorganisasi menunjukkan bahwa koefisien signifikansi 2-tailed sebesar 0,034 yang berarti bahwa ada perbedaan tingkat efikasi core skills dimana tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang aktif berorganisasi lebih tinggi dari pada tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Hasil analisis t-test independent samples ditinjau dari keaktifan bekerja paruh waktu menunjukkan koefisien signifikansi 2-tailed sebesar 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan efikasi diri core skills pada mahasiswa dsitinjau dari keaktifan bekerja paruh waktu dimana tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang aktif bekerja paruh waktu lebih tinggi dari tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang tidak aktif bekerja paruh waktu. Oleh karena itu seluruh hipotesis pada penelitian ini diterima. Kata kunci: Efikasi Diri Core Skills, Keaktifan Berorganisasi, Keaktifan Bekerja Paruh

Waktu

Page 4: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

iv

A. Pengantar

Perkembangan teknologi berjalan beriringan dengan peningkatan

kebutuhan manusia. Industri di berbagai bidang pun berlomba-lomba untuk

memenuhi kebutuhan pasar. Perusahaan-perusahaan membutuhkan sumber

daya manusia (SDM) yang tidak sedikit jumlahnya untuk menggerakkan seluruh

sektor, namun yang dibutuhkan tersebut bukanlah sekedar pekerja untuk dapat

dipekerjakan, melainkan pekerja yang berkualitas, yang mampu menggerakkan

perusahaan agar dapat terus berkembang. Employer, menurut Harvey, Moon

dan Geal, cenderung untuk mempekerjakan orang-orang yang cerdas,

berkualitas, yang mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan

perusahaan (Yorke & Harvey, 2005). Orang-orang yang dimaksud di atas adalah

orang-orang yang memiliki employability atau kesiapan kerja. Employability

mengacu pada kapasitas dan kemauan individu untuk dapat tetap menonjol

dalam pasar kerja (Carbery & Garavan, 2005).

Yorke dan Harvey (2005) menyatakan para employer tidak hanya

mencari pekerja yang mampu beradaptasi, fleksibel, dan memiliki keinginan

untuk terus belajar, namun juga menginginkan pekerja yang memiliki

keterampilan komunikasi, bekerja tim, serta mahir dalam menggunakan teknologi

informasi dalam menjalankan perusahaan. Keterampilan komunikasi yang

dimaksud mencakup komunikasi lisan seperti presentasi, negosiasi, dan juga

termasuk keterampilan dalam berkomunikasi lewat tulisan, misalnya membuat

laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti

menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi juga mampu

menjalankan peran lain dalam kelompok dan bekerja dalam banyak tim yang

saling berhubungan dalam satu waktu. Para employer juga terus menekankan

Page 5: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

v

akan pentingnya keterampilan menyelesaikan masalah terutama penyelesaian

masalah secara kreatif.

Berbagai keterampilan kerja yang tersebut di atas mengacu pada core

skills. Core skills adalah suatu kompetensi atau keterampilan umum (generic)

yang dapat ditransfer (transferable) ke dalam banyak konteks pekerjaan (Tribe

dalam Loo & Toolsema, 2005). Core skills harus dimiliki oleh seluruh calon

pekerja termasuk lulusan perguruan tinggi. Core skills hendaknya telah dimiliki

oleh mahasiswa sebelum mereka lulus kuliah sehingga pada saat memasuki

dunia kerja mereka telah siap kerja. Keyakinan pada diri lulusan bahwa mereka

telah memiliki core skills juga dipandang sangat perlu karena akan berkaitan

dengan daya jual lulusan dalam pasar kerja. Keyakinan diri yang dimaksud

adalah efikasi diri terhadap core skills. Efikasi diri adalah keyakinan diri

seseorang akan kemampuan-kemampuannya (Bandura, 1997). Lulusan yang

memiliki efikasi diri core skills yang tinggi akan tampil percaya diri dan lebih

menonjol dalam kompetisi mendapatkan pekerjaan dalam pasar kerja. Lulusan

tersebut yakin akan kompetensi dan kualitas diri mereka sehingga daya jual

lulusan dapat lebih tinggi.

Data yang diperoleh dari Proposal Program Hibah Kompetisi A3 Prodi

Psikologi UII (2006) menunjukkan bahwa lulusan Prodi Psikologi UII juga belum

memiliki daya saing yang memuaskan dalam pasar kerja. Sebanyak 68,6%

alumni memperoleh gaji pertama antara Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00 yang

belum dapat dikatakan ideal bagi lulusan S1. Survey yang dilakukan HayGroup

(Firdanianty dkk,2007) menunjukkan bahwa gaji rata-rata entry level untuk

pekerja dengan tingkat pendidikan S1 adalah di atas Rp. 2.000.000,00. Selain itu

sebanyak 48,9% lulusan Prodi Psikologi UII menilai dirinya memiliki kemampuan

Page 6: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

vi

yang setara dengan lulusan Psikologi universitas lain, sedangkan yang menilai

dirinya jauh lebih baik dari lulusan Psikologi universitas lain hanya sebesar

11,7%. Hal ini mengindikasikan lulusan yang memiliki efikasi diri tinggi terhadap

skills yang dimiliki jumlahnya lebih sedikit daripada lulusan yang memiliki tingkat

efikasi rata-rata. Padahal untuk dapat menonjol dalam pasar kerja, tentu para

lulusan harus memiliki efikasi diri yang tinggi terhadap skills yang dimilikinya.

Peningkatan efikasi diri core skills (EDCS) dipengaruhi oleh sejauh mana

usaha mahasiswa untuk mengembangkan diri melalui berbagai macam kegiatan

dan aktivitas selama mahasiswa masih kuliah, sebagai pengalaman kerja.

Pengalaman tersebut dapat berupa pengalaman berorganisasi ataupun bekerja

paruh waktu. Tidak semua mahasiswa Prodi psikologi UII aktif berorganisasi dan

bekerja paruh waktu sembari kuliah, padahal menurut Akhurst (2005)

pengalaman bekerja dan berorganisasi merupakan penunjang daya jual lulusan

di mata calon user karena melalui berorganisasi dan bekerja paruh waktu, core

skills seperti keterampilan komunikasi, penyelesaian masalah, dan bekerja

secara tim maupun mandiri dapat terasah.

Fenomena yang terjadi menurut para dosen di Prodi Psikologi UII adalah

banyak mahasiswa yang lebih berorientasi terhadap nilai daripada melatih dan

mengembangkan core skills itu sendiri. Mahasiswa senantiasa mencari celah

untuk memperoleh nilai yang tinggi misalnya dengan meminta kepada dosen

untuk memberi nilai tambahan bila mahasiswa hadir 100% dari seluruh

kesempatan belajar-mengajar, sehingga untuk itu mahasiswa akan berlomba-

lomba untuk hadir 100%. Padahal yang sebenarnya paling dibutuhkan

mahasiswa adalah justru mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyak untuk

mengembangkan core skills. Tujuan mahasiswa kuliah adalah untuk

Page 7: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

vii

mendapatkan pekerjaan yang sebaik-baiknya dan pada masa kuliah inilah

mahasiswa memiliki banyak kesempatan untuk memperkaya pengalaman untuk

meningkatkan daya jual dalam persaingan kerja. Oleh karena itulah seharusnya

kerangka berpikir mahasiswa diubah, dari berorientasi terhadap nilai menjadi

lebih berorientasi terhadap pengembangan core skills diri. Kuliah adalah masa

dan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri menjadi lulusan

terbaik, oleh karena itu lulusan harus memiliki ilmu dan berbagai skills yang

kesemuanya akan dapat mereka kuasai dengan baik melalui penguasaan

pengalaman, baik pengalaman berorganisasi maupun bekerja paruh waktu.

Bandura (1997) menyatakan bahwa pengalaman merupakan bagian yang

sangat penting bagi perkembangan efikasi diri seseorang dan merupakan

sumber yang paling kuat diantara sumber lainnya dalam proses pembentukan

efikasi diri. Pengalaman dapat mengakibatkan tingkat EDCS pada mahasiswa

akan berbeda jika ditinjau dari status keaktifannya dalam berorganisasi dan

bekerja paruh waktu. Mahasiswa yang aktif berorganisasi dan juga aktif bekerja

paruh waktu (AOPW) akan memiliki tingkat efikasi diri core skills yang lebih tinggi

dari mahasiswa yang hanya aktif pada satu bidang saja (aktif berorganisasi saja

(AO) atau bekerja paruh waktu saja (APW)), sebab dari segi kuantitas, jumlah

pengalaman yang dimiliki mahasiswa yang aktif pada dua bidang tersebut dalam

aktivitas bekerja sama, berkomunikasi, bekerja dengan angka, menyelesaikan

masalah dan lain sebagainya, jelas lebih banyak dari mahasiswa yang hanya

aktif pada salah satu bidang saja. Selain itu, mahasiswa AOPW akan memiliki

kesempatan berinteraksi dengan lebih banyak orang pada saat bekerja sama

sehingga mahasiswa dapat mengevaluasi kinerjanya dengan membandingkan

kemampuan diri yang dimiliki dengan orang lain yang dapat menjadi motivator

Page 8: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

viii

untuk semakin meningkatkan kemampuan diri. Ditinjau dari segi kualitas,

pengalaman yang banyak dalam kegiatan berorganisasi dan bekerja paruh waktu

akan membuat mahasiswa terbiasa bekerja dengan core skills. Hal tersebut akan

berdampak pada penguasaan terhadap core skills sehingga tingkat EDCS

mereka pun lebih tinggi dari mahasiswa yang hanya berpartisipasi pada satu

bidang saja, terlebih lagi dari mahasiswa yang tidak aktif baik dalam organisasi

dan bekerja paruh waktu.

Tingkat EDCS mahasiswa yang hanya aktif berorganisasi saja (AO)

dimungkinkan akan tidak jauh berbeda dengan tingkat EDCS mahasiswa yang

hanya aktif bekerja paruh waktu saja (APW). Davis (Sutarto, 2002) menyatakan

bahwa organisasi adalah suatu kelompok orang yang sedang bekerja ke arah

tujuan bersama di bawah kepemimpinan. Mooney (Sutarto, 2002) juga

menyatakan organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk

pencapaian tujuan bersama. Oleh karena itu aktivitas dan tugas yang dilakukan

mahasiswa dalam berorganisasi dan bekerja pun juga hampir sama, begitu pula

kesempatan untuk melatih core skills. Meski demikian, tingkat EDCS mahasiswa

AO dan APW tentu lebih tinggi dari mahasiswa yang tidak aktif sama sekali pada

bidang-bidang tersebut. Mahasiswa yang tidak aktif dalam berorganisasi dan

tidak pula aktif dalam bekerja paruh waktu (TAOPW) memiliki pengalaman yang

lebih sedikit dalam melatih core skills karena mungkin kesempatan itu hanya

mereka peroleh dalam perkuliahan saja, sedangkan mahasiswa AO ataupun

APW akan memiliki pengalaman yang lebih banyak karena kesempatan untuk

melatih core skills selain dapat mereka lakukan saat proses belajar pada ketika

kuliah, juga dapat mereka praktekkan langsung dalam aktivitas atau pelaksanaan

tugas organisasi ataupun bekerja paruh waktu.

Page 9: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

ix

Status keaktifan pada kegiatan berorganisasi saja juga membagi

mahasiswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang aktif berorganisasi dan

kelompok yang tidak aktif berorganisasi. Begitu pula jika ditinjau dari status

keaktifan bekerja paruh waktu saja, akan diketahui ada mahasiswa yang aktif

bekerja paruh waktu dan ada pula mahasiswa yang tidak aktif bekerja paruh

waktu. Mahasiswa yang aktif berorganisasi ataupun aktif bekerja paruh waktu

tentu memiliki tingkat EDCS yang lebih tinggi dari mahasiswa yang tidak aktif

berorganisasi ataupun tidak aktif bekerja paruh waktu. Keaktifan mahasiswa, baik

pada bidang organisasi ataupun kerja paruh waktu membuat mahasiswa memiliki

kesempatan lebih untuk melatih dan menguasai core skills daripada mahasiswa

yang tidak aktif berorganisasi ataupun bekerja paruh waktu.

Mengingat pentingnya efikasi diri core skills bagi lulusan perguruan tinggi

dan adanya pernyataan dari beberapa ahli bahwa efikasi diri seseorang

dipengaruhi oleh pengalaman, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian

untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat efikasi diri core skills

mahasiswa ditinjau dari status keaktifan dalam berorganisasi dan bekerja paruh

waktu?

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparatif. Subjek penelitian ini

adalah mahasiswa Prodi Psikologi UII angkatan 2004, 2003, 2002, 2001 dan

seterusnya yang belum diwisuda, berusia 19-25 tahun, berjenis kelamin laki-laki

dan perempuan berjumlah 120 orang. Pemilihan subjek minimal angkatan 2004

karena peneliti berasumsi bahwa rentang waktu dua tahun menempuh

pendidikan kuliah telah memberikan kesempatan yang lebih banyak pada

Page 10: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

x

mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dan bekerja paruh

waktu daripada mahasiswa baru (angkatan 2005 dan 2006).

Subjek penelitian ini terbagi dalam empat kategori, yaitu:

1. Mahasiswa yang termasuk dalam kategori “aktif berorganisasi dan aktif

bekerja paruh waktu” (AOPW) sejumlah 30 orang;

2. Mahasiswa yang termasuk dalam kategori “hanya aktif berorganisasi

saja” (AO) sejumlah 30 orang;

3. Mahasiswa yang termasuk dalam kategori “hanya aktif bekerja paruh

waktu saja” (APW) sejumlah 30 orang; dan

4. Mahasiswa yang termasuk dalam kategori “tidak aktif berorganisasi

maupun bekerja paruh waktu” (TAOPW) juga sejumlah 30 orang.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala efikasi diri core skills yang merupakan adaptasi dari Key

Skills Audit dalam The Keynote Project (2003) dan Skala Transferable Core Skills

dari Program Hibah Kompetisi A3 Prodi Psikologi UII (2006), namun dengan

mengacu pada aspek-aspek core skills yang dikemukakan HM Inspectorate of

Education in Scotland (2001);Tribe (Loo & Toolsema, 2005) dan Scottish

Qualification Authority (1998) yaitu komunikasi (communication), numerasi

(numeracy), penyelesaian masalah (problem solving), keterampilan dalam

menggunakan teknologi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan berkaitan

dengan kerja (IT Skills), dan bekerja sama dalam kelompok (teamwork).

Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis

data oneway anava untuk menguji hipotesis 1 untuk mengetahui perbedaan

tingkat efikasi core skills antara mahasiswa AOPW, AO, APW dan TAOPW.

Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan tingkat EDCS antara mahasiswa

Page 11: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xi

AOPW dan AO; AOPW dan APW; AOPW dan TAOPW; AO dan APW; AO dan

TAOPW; serta APW dan TAOPW, maka dilakukan analisis dengan

menggunakan teknik analisis independent samples t-test. Pengujian hipotesis 2

dan 3 pada penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis data independent

samples t-test karena terdapat dua kategori yaitu mahasiswa yang aktif dan tidak

aktif.

C. HASIL PENELITIAN

Tabel 1

ANOVA

Tingkat Efikasi Diri Core Skills

6211.092 3 2070.364 8.095 .00029666.500 116 255.74635877.592 119

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Tabel 1 di atas menunjukkan terdapat perbedaan tingkat efikasi diri core

skills pada mahasiswa ditinjau dari status keaktifan dalam berorganisasi dan

bekerja paruh waktu yaitu antara mahasiswa AOPW, AO, APW dan TAOPW.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan mean pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Perbedaan Mean Tingkat Efikasi Diri Core Skills Mahasiswa

N Mean Kategori

AOPW 30 116.7667 Tinggi

AO 30 106.7333 Tinggi

APW 30 104.3 Tinggi

TAOPW 30 96.333 Sedang

Jumlah 120 106.1083

Page 12: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xii

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa mean tingkat EDCS mahasiswa

AOPW lebih tinggi dari mean tingkat EDCS pada kelompok status keaktifan

lainnya. Mahasiswa TAOPW memiliki mean tingkat EDCS yang paling rendah

diantara kelompok status lainnya.

Tabel 3

Koefisien Signifikansi Perbedaan Tingkat Efikasi Diri Core Skills Mahasiswa

Keaktifan Organisasi dan Bekerja Paruh Waktu Sig. 2 Tailed

AOPW vs AO 0.026 AOPW vs APW 0.001

AOPW vs TAOPW 0.000 AO vs APW 0.391

AO vs TAOPW 0.034 APW vs TAOPW 0.05

Tabel di atas merupakan perbandingan tingkat EDCS lebih lanjut pada

kelompok status mahasiswa dengan menggunakan teknik analisis independent

samples t-test. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan tingkat

EDCS antara mahasiswa AOPW dengan mahasiswa AO, dimana dari mean

dapat terlihat bahwa mean AOPW lebih tinggi dari AO meski masih dalam

kategori yang sama yaitu tingkat EDCS tinggi. Tingkat EDCS mahasiswa AOPW

berbeda secara sangat signifikan dengan mahasiswa APW; tingkat EDCS

mahasiswa AOPW berbeda pula secara sangat signifikan dengan mahasiswa

TAOPW; mahasiswa AO memiliki tingkat EDCS yang berbeda dengan

mahasiswa TAOPW; dan mahasiswa APW memiliki tingkat EDCS yang berbeda

pula dengan mahasiswa TAOPW.

Page 13: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xiii

Tabel 4

Perbedaan Tingkat Efikasi Diri Core Skills Mahasiswa

Ditinjau dari Keaktifan Berorganisasi

Keaktifan Berorganisasi N Mean Sig. 2 tailed

Aktif 30 106.7333 Tidak Aktif 30 96.6333

0.034

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat efikasi diri

core skills antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan bekerja paruh waktu.

Tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang aktif berorganisasi lebih tinggi dari

tingkat efikasi diri core skills mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Tingkat

EDCS mahasiswa yang aktif berorganisasi berada dalam kategori tinggi,

sementara tingkat EDCS mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi berada pada

kategori sedang.

Tabel 5

Perbedaan Tingkat Efikasi Diri Core Skills Mahasiswa

Ditinjau dari Keaktifan Bekerja Paruh Waktu

Keaktifan Bekerja Paruh Waktu N Mean Sig. 2 tailed

Aktif 30 104.3000 Tidak Aktif 30 96.6333

0.05

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat efikasi diri core skills

mahasiswa yang aktif bekerja paruh waktu berbeda dengan tingkat efikasi diri

core skills mahasiswa yang tidak aktif bekerja paruh waktu. Perbedaan tersebut

dilihat dari signifikansi 2-tailed dan perbedaan kategori mean. Mean tingkat

EDCS mahasiswa yang aktif bekerja paruh waktu berada pada kategori tinggi,

sementara mean tingkat EDCS mahasiswa yang tidak aktif bekerja paruh waktu

berada pada kategori sedang.

Page 14: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xiv

D. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat efikasi diri

core skills (EDCS) pada mahasiswa ditinjau dari status keaktifan dalam

berorganisasi dan bekerja paruh waktu. Berdasarkan hasil analisis data diketahui

bahwa tingkat EDCS mahasiswa AOPW lebih tinggi dari mahasiswa AO,

mahasiswa APW dan mahasiswa TAOPW; tingkat EDCS mahasiswa AO lebih

tinggi dari mahasiswa TAOPW; tingkat EDCS mahasiswa APW lebih tinggi dari

mahasiswa TAOPW; dan tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat EDCS

mahasiswa AO dengan tingkat efikasi diri core skills mahasiswa APW.

Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

efikasi diri core skills antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan

mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi dimana tingkat EDCS mahasiswa yang

aktif berorganisasi memiliki tingkat EDCS yang lebih tinggi dari mahasiswa yang

tidak aktif berorganisasi. Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa

terdapat pula perbedaan tingkat EDCS antara mahasiswa yang aktif dengan

mahasiswa yang tidak aktif bekerja paruh waktu.

Tingkat EDCS mahasiswa AOPW lebih tinggi dari mahasiswa AO, APW

dan TAOPW dapat terjadi karena mahasiswa yang aktif dalam kegiatan

berorganisasi dan bekerja paruh waktu sekaligus memiliki kesempatan yang

lebih banyak dari mahasiswa AO, APW dan TAOPW untuk melatih berbagai core

skills misalnya bekerja sama dalam organisasi, mengemukakan ide, mencari

solusi dan menyelesaikan masalah, memanfaatkan teknologi untuk mencari

informasi yang diperlukan termasuk juga untuk keefektifan berkomunikasi dan

lain sebagainya. Banyaknya kesempatan untuk melatih core skills akan membuat

efikasi core skills mahasiswa menjadi lebih tinggi karena telah terbiasa

Page 15: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xv

melakukan core skills. Hal ini didukung oleh Pajares dan Schunk (2001) yang

menjelaskan bahwa ketika seseorang telah terbiasa melakukan suatu tugas atau

aktivitas, efikasi dirinya untuk sukses dalam melakukan tugas atau aktivitas

tersebut akan menjadi lebih tinggi. Pajares dan Schunk mengistilahkan hal

tersebut dengan self efficacy for performance.

Suatu unit usaha atau perusahaan pada dasarnya merupakan suatu

organisasi jika mengacu pada pendapat Davis (Sutarto, 2002) bahwa organisasi

adalah suatu kelompok orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di

bawah kepemimpinan. Mooney (Sutarto, 2002) juga menyatakan organisasi

adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian tujuan bersama.

Sejumlah aktivitas dan tugas yang dilakukan dalam berorganisasi dan bekerja

pun juga hampir sama. Hal tersebutlah yang mungkin menjadi penyebab

mengapa tingkat efikasi diri core skills antara mahasiswa AO tidak berbeda

secara signifikan dengan mahasiswa APW.

Komunikasi yang efektif merupakan prasyarat terbinanya kerja sama

yang baik untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi (Suprihanto dkk,2003).

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas bekerja sama dan berkomunikasi adalah

aktivitas mendasar yang terjadi dalam suatu organisasi ataupun unit usaha.

Aktivitas dalam kegiatan berorganisasi dan bekerja juga antara lain adalah

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan

merupakan sebuah proses menganggapi sebuah masalah dengan mencari dan

memiliki solusi atau serangkaian tindakan yang akan menciptakan nilai bagi

organisasi (Wisnu dan Nurhasanah, 2005). Tidak hanya itu, kemampuan bekerja

dengan angka juga merupakan aktivitas yang tidak dapat dihindari karena saat

ini tidak sedikit peristiwa dalam kehidupan organisasi yang dinyatakan secara

Page 16: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xvi

kuantitatif melalui angka-angka (Siagian, 2004). Wisnu dan Nurhasanah (2005)

mengemukakan bahwa teknologi juga hadir dalam setiap aktivitas organisasi.

Teknologi adalah kombinasi dari keterampilan, pengetahuan, kemampuan,

teknik, materi, mesin, komputer, alat-alat dan peralatan yang digunakan manusia

untuk mengubah bahan mentah menjadi benda berharga dan jasa (Wisnu dan

Nurhasanah, 2005).

Organisasi, baik organisasi kemahasiswaan maupun organisasi unit

usaha merupakan koordinasi yang terencana dari aktivitas-aktivitas yang

dilakukan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan melalui pembagian tugas

dan fungsi dan melalui sebuah hierarki otoritas dan tanggung jawab (Schein,

1988). Pelaksanaan berbagai tugas yang dilakukan mahasiswa yang aktif

berorganisasi dan bekerja paruh waktu akan berdampak pada penguasaan

pengalaman terhadap sejumlah core skills. Bandura (1997) menyatakan bahwa

pengaktifan penguasaan pengalaman sangat erat kaitannya dengan tingkat

efikasi diri. Penguasaan terhadap berbagai core skills diperoleh mahasiswa

melalui keaktifannya dalam kegiatan organisasi maupun bekerja paruh waktu.

Elliot dkk (2000) mengatakan, dengan mengumpulkan pengalaman dari

berbagai aktivitas, maka individu akan mendapatkan informasi yang efektif yang

dapat digunakan untuk menghadapi tantangan dari lingkungan. Hal tersebutlah

yang akan meningkatkan efikasi diri seseorang terhadap core skills yang

dimilikinya. Brown (1999) menyatakan bahwa contextual, problem-based, and

community-based learning practices, memberikan kesempatan pada mahasiswa

untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki di

dunia nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa pengalaman bekerja baik dalam

Page 17: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xvii

suatu organisasi maupun dalam suatu unit usaha diperlukan karena merupakan

sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan.

Bandura (1997) menyatakan bahwa pengalaman keberhasilan akan

meningkatkan efikasi diri seseorang yang dalam hal ini adalah efikasi diri core

skills mahasiswa. Proses interaksi dalam suatu organisasi ataupun unit usaha

juga memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan pengamatan

terhadap pengalaman orang lain atau yang disebut Bandura (1997) sebagai

vicarious experience. Vicarious experience adalah pengalaman yang dialami

orang lain yang mengubah efikasi melalui modeling behavior (Bandura, 1997).

Melalui modeling seseorang akan mengamati tindakan orang lain dalam

melakukan aktivitas tertentu (Woolfolk, 2004). Individu akan dapat termotivasi

dan membujuk dirinya sendiri untuk berbuat yang sama, sekaligus akan

memberikan keyakinan bahwa dirinya juga mampu untuk menyelesaikan

tugasnya seperti orang lain, dengan mengamati orang lain dalam menyelesaikan

suatu tugas, (Elliot dkk, 2000). Melalui kegiatan berorganisasi dan bekerja

paruh waktu, mahasiswa berinteraksi dengan banyak orang dalam melakukan

sejumlah tugas sehingga terjadi proses penilaian kemampuan diri dan

pembandingan dengan kemampuan orang lain. Hal inilah yang juga dapat

berpengaruh terhadap meningkatnya efikasi diri core skills mahasiswa yang aktif

pada kegiatan organisasi ataupun bekerja paruh waktu.

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat efikasi core skills

mahasiswa AOPW lebih tinggi dari mahasiwa AO, APW dan TAOPW; tingkat

efikasi diri core skills mahasiswa AO begitupula mahasiswa APW lebih tinggi dari

mahasiswa TAOPW. Hal ini mengindikasikan bahwa keaktifan mahasiswa dalam

bidang organisasi dan bekerja paruh waktu sekaligus akan membuat efikasi diri

Page 18: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xviii

core skills mahasiswa semakin tinggi. Meski demikian, dengan aktifnya

mahasiswa pada suatu kegiatan saja baik organisasi saja ataupun bekerja paruh

waktu saja, dapat meningkatkan efikasi diri core skills mahasiswa daripada

mahasiswa yang tidak aktif sama sekali pada bidang organisasi ataupun bekerja

paruh waktu.

Tingkat efikasi diri core skills seluruh subjek pada penelitian ini tidak ada

yang berada pada kategori “sangat rendah”. Tingkat efikasi diri core skills subjek

yang terendah berada pada kategori “rendah” yaitu memiliki skor tingkat efikasi

diri core skills antara 52,8 – 75,6. Jumlah seluruh subjek yang memiliki tingkat

efikasi diri core skills “rendah” adalah sebanyak 5 orang. Subjek terdiri dari

mahasiswa yang termasuk dalam kategori TAOPW dan AO, hanya berpartisipasi

pada satu organisasi saja dan hanya menjadi staff atau anggota dalam

organisasi tersebut. Organisasi yang mereka ikuti adalah LPM Kognisia sebagai

fotografer, PEKTA sebagai seksi kesehatan, KMPP sebagai anggota, dan LEM

sebagai staff. Seluruh subjek yang termasuk dalam kategori tingkat efikasi diri

core skills “rendah” tersebut sama sekali tidak memiliki pengalaman bekerja

paruh waktu. Tiga dari lima orang mahasiswa yang memiki tingkat efikasi diri

core skills “rendah” memiliki satu motivasi berorganisasi, yaitu hanya untuk

mencari pengalaman, sedangkan satu dari lima orang tersebut memiliki motivasi

berorganisasi yaitu untuk menyalurkan hobi, menambah teman, dan

meningkatkan skills. Keterangan di atas menunjukkan bahwa kesamaan dari

seluruh subjek yang memiliki tingkat efikasi diri “rendah” tersebut adalah mereka

hanya memiliki pengalaman berorganisasi saja dan sama sekali tidak pernah

mempunyai pengalaman bekerja paruh waktu. Mahasiswa tersebut umumnya

berorganisasi hanya untuk mencari pengalaman saja tanpa menyadari bahwa

Page 19: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xix

yang terpenting dari pengalaman berorganisasi tersebut adalah menguasai core

skills sebagai bekal yang dapat bermanfaat di dunia kerja nyata.

Subjek yang memiliki tingkat efikasi diri core skills “sangat tinggi”

berjumlah 18 orang, terdiri dari mahasiswa yang termasuk dalam kategori AOPW

sebanyak 9 orang, APW 1 orang, AO 7 orang dan TAOPW 1 orang. Seluruh

subjek pernah menjadi anggota organisasi dan 16 dari 18 mahasiswa tersebut

pernah bekerja paruh waktu, termasuk satu orang mahasiswa TAOPW tersebut

di atas. Motivasi mahasiswa tersebut dalam berorganisasi umumnya adalah

untuk menambah ilmu, pengalaman, aktualisasi diri, menambah teman,

bermanfaat bagi orang lain, melatih keterampilan diri, mengembangkan potensi

diri dan lain sebagainya. 12 dari 18 orang mahasiswa yang memiliki tingkat

efikasi diri core skills “sangat tinggi” pernah memiliki pengalaman sebagai ketua

divisi, kepala biro, koordinator, kepala bidang, sekretaris jendral dan lain

sebagainya dalam organisasi atau kepanitiaan yang mereka ikuti. Mahasiswa

tersebut bekerja paruh waktu di Tigata Seed di bidang marketing, Rental Disc

sebagai officer, DAGADU sebagai sales officer, Lembaga Psikologi sebagai

trainer, Studio sebagai graphis designer, Restoran dan Café sebagai waiter,

Yayasan Down Syndrome sebagai guru playgroup, Mc D sebagai customer

service, Yayasan Az-Zahra sebagai koordinator sekolah darurat, warnet sebagai

operator, KOPMA sebagai karyawan, Djarum Super sebagai SPG, LAB FPISB

sebagai asisten, Radio sebagai penyiar, dan lain sebagainya. Motivasi

mahasiswa tersebut bekerja paruh waktu adalah untuk menambah uang saku,

memanfaatkan kesempatan dan peluang, mencari pengalaman kerja, tertarik

belajar mengenai anak berkebutuhan khusus, mengisi waktu luang dengan

kegiatan yang lebih positif, mengaplikasikan ilmu melalui aktivitas yang sesuai

Page 20: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xx

dengan bidang disiplin ilmu dan lain sebagainya. Keterangan di atas

menunjukkan bahwa terdapat kesamaan profil dari mahasiswa yang memiliki

tingkat efikasi diri “sangat tinggi” pada penelitian ini. Mahasiswa tersebut

umumnya memiliki pengalaman sebagai kepala divisi, ketua bidang, koordinator

dan lain sebagainya dalam organisasi yang mereka tekuni, sehingga dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa yang pernah memiliki pengalaman sebagai

kepala divisi, ketua bidang, koordinator dan semacamnya tersebut akan memiliki

tingkat efikasi diri core skills yang lebih tinggi daripada sekedar menjadi anggota

dalam suatu organisasi. Mahasiswa yang memiliki tingkat efikasi diri core skills

“sangat tinggi” tersebut umumnya selain memiliki pengalaman sebagai ketua,

ketua komisi, ketua bidang, kepala divisi, koodinator dan semacamnya dalam

suatu organisasi, juga memiliki pengalaman bekerja paruh waktu di berbagai

bidang. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat

efikasi diri core skills “sangat tinggi” adalah mahasiswa yang memiliki

pengalaman dalam mengemban jabatan penting dalam organisasi serta memiliki

pula pengalaman bekerja paruh waktu. Perlu pula diketahui bahwa motivasi

mahasiswa tersebut dalam bekerja paruh waktu cukup beragam, 10 dari 18

mahasiswa tersebut memiliki motivasi bekerja paruh waktu untuk memperoleh

uang tambahan, 10 dari 18 mahasiswa tersebut juga memiliki motivasi bekerja

untuk mencari pengalaman, memanfaatkan kesempatan, ingin mengaplikasikan

ilmu dan lain sebagainya.

E. Kesimpulan

Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa keaktifan

mahasiswa pada bidang organisasi dan bekerja paruh waktu sekaligus akan

Page 21: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xxi

berdampak terhadap tingginya tingkat efikasi diri core skills mahasiswa daripada

jika mahasiswa hanya aktif pada satu bidang saja. Meski demikian, keaktifan

mahasiswa dalam bidang organisasi saja ataupun bekerja paruh waktu saja

dapat membantu meningkatkan efikasi diri core skills mahasiswa daripada tidak

aktif sama sekali pada dua bidang tersebut.

F. Saran

1. Saran kepada Mahasiswa

Peningkatan efikasi diri core skills dapat dilakukan dengan berpartisipasi

aktif pada bidang organisasi dan bekerja paruh waktu. Berpartisipasi aktif yang

dimaksud dalam bidang organisasi terutama menjadi ketua bidang, kepala divisi,

koordinator dan semacamnya. Selain itu, sejak awal mahasiswa harus menyadari

bahwa keaktifan dalam berorganisasi dan bekerja paruh waktu tersebut adalah

untuk melatih dan mengasah core skills, sehingga efikasi diri core skills

mahasiswa pun dapat meningkat.

2. Saran kepada Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk mencari dan membuat

lebih banyak lagi indikator keaktifan baik dalam berorganisasi dan bekerja paruh

waktu agar diperoleh standar keaktifan yang lebih lengkap.

Page 22: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xxii

DAFTAR PUSTAKA

Akhurst, J. 2005. Enhancing The Employability of Psychology Graduates. http://www.psychology.heacademy.ac.uk/docs/pdf/20/09/2006

Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arenas, A. dkk. 2006. Effects of Goal Orientation, Error Orientation and Self-

Efficacy on Performance in an Uncertain Situation. Social Behavior and Personality. 34 (5). 569-586. http://search.ebscohost.com/19/02/2007

Astuti. V. I. 2005. Hubungan antara Intensitas Berorganisasi dengan Kemasakan

Sosial pada Mahasiswa Aktivis. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Australian Master Human Resources Guide 2004/2005. 2004. CCH Australia

Limited. Ayiku, T.Q. 2005. The Relationships among College Self-efficacy, Academic Self-

efficacy, and Athletic Self-efficacy for African American Male Football Players. Thesis. College Park: Faculty of the Graduates Schools of the University of Maryland.

Azwar, S. 1999. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Bandura, A. 1997. Self – Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H

Freeman Company. Baron, R. A & Byrne, D. 1994. Social Psychology: Understanding Human

Interaction. 7th ed. Massachusetts: Allyn and Bacon. Brown, B. L. 1999. Self-Efficacy Beliefs and Career Development. Eric Digest.

No. 205. http://www.google.com Burke, J. 1995. Outcomes, Learning, and the Curriculum: Implications for NVQs, GNVQs, and Other Qualifications. Falmer Press. http://www.questia.com/10/02/2007 Carbery, R. & Garavan, N.T. 2005. Organizational Restructuring and Downsizing: Issues Related to Learning, training and Employability of Survivors. Journal of European Industrial Training. Vol.29. Iss.6: Pg.488, 22 pgs. http://www.proquest.com Elliot, S.N. dkk. 2000. Educational Psychology: Effective Teaching, Effective

Learning. Singapore: McGraw Hill. Feldman, R. S. 1997. Social Psychology. 2nd ed. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Page 23: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xxiii

Firdanianty, dkk. 2006. Kualitas Perguruan Tinggi di Mata User. SWA Sembada. No. 09/XXII/4-7Mei, 13-20.

---------------------2007. Gaji 2007: Migas Tetap Primadona. SWA Sembada. No.

04/XXIII/15-28 Februari, 34-44. HM Inspectorate of Education. 2001. Core Skills in Scottish Further Education

Colleges, An Aspect Report for SFEFC. http://www.hmie.gov.uk/documents/publication/core_skills_in_scottis_fecolleges.pdf/20/09/2006

Landry, C. C. 2003. Self-efficacy, Motivation, and Outcome Expectation

Correlates of College Students’ Intention Certainty. Dissertation. Graduate Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College .

Lees, D. 2002. Graduate Employability – Literature Review.

http://www.google.com/20/09/2006 Loo, J.B.V & Toolsema, B. 2005. The Empirical Determination of Key Skills from

an Economic Perspective. Education Economics. Vol. 13. No.2, 207-221. http://search.ebscohost.com/08/01/2007)

Murphrey, T.P & Dooley, K.E. 2006. Determining E-Learning Competencies

Using CentraTM to Collect Focus Group Data. The Quarterly Review of Distance Education. Vol. 7 (1), pp. 75-82.

Myers, D. G. 2005. Social Psychology. 8th ed. New York: McGraw-Hill. Partanto,P.A & Al-Barry, M.D. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Pajares, F & Schunk, D.H. 2001. Self-beliefs and School Success: Self-efficacy,

Self-concept, and School Achievement. London: Ablex Publishing. Proposal Program Hibah Kompetisi A3 Prodi Psikologi. 2006 Salim, P & Salim, Y. 1995. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Modern English Press. Sasmitawati. T. A. 2005. Kemampuan Problem Solving Anak Ditinjau dari

Adversity Quotient dan Intelligence Quotient. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Schein, E. H. 1988. Organizational Psychology. Englewood Cliffs: Prentice-Hall,

Inc. Scottish Qualification Authority. 1998. Core Skills. http://www.sqa.org/uk. Siagian, S.P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Page 24: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xxiv

Suprihanto, J. dkk. 2003. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Bagian

Penerbitan STIE YKPN. Sutarto, 2002. Dasar – dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. The Keynote Project. 2003. Key Skills Audit.

http://www.psychology.heacademy.ac.uk/ UNDP. http://hdr.undp.org/hdr2006/statistics/15/03/2007 Wisnu, D.U.R. & Nurhasanah, S. 2005. Teori Organisasi, Struktur dan Desain.

Malang: UMM Press. Woolfolk, A. 2004. Educational Psychology. USA: Allyn and Bacon. Yorke, M & Harvey, L. 2005. Graduates Attributes and Their Development. New

Direction for Institutional Research. No.128. Winter. http://search.ebscohost.com/19/02/2007

Page 25: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN … · laporan perusahaan, surat, dan lain-lain. Bekerja tim, tidak hanya berarti menjalankan suatu peranan dalam sebuah kelompok, tetapi

xxv

Identitas Penulis

Nama : Tina Andrilina

Alamat Asal : Pekanbaru – Riau

Alamat Yogya : Jakal km 12,5 Sleman

No. Telp : 085228501700