81
PENGARUH PEND DIRI (APD) TE APD PAD “Untuk memenuhi sa PRO i DIDIKAN KESEHATAN TENTANG ALA ERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PE DA PEKERJA BANGUNAN DI PT WASK KARYA KARTASURA SKRIPSI alah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjan Oleh : Dwi Prasetyo NIM. S.11014 OGRAM STUDI S-1 KEPERAWATA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 AT PELINDUNG EMAKAIAN KITA na Keperawatan” AN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

  • Upload
    buicong

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

i

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ALAT PELINDUNG

DIRI (APD) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN

APD PADA PEKERJA BANGUNAN DI PT WASKITA

KARYA KARTASURA

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Dwi Prasetyo

NIM. S.11014

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

i

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ALAT PELINDUNG

DIRI (APD) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN

APD PADA PEKERJA BANGUNAN DI PT WASKITA

KARYA KARTASURA

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Dwi Prasetyo

NIM. S.11014

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

i

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ALAT PELINDUNG

DIRI (APD) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN

APD PADA PEKERJA BANGUNAN DI PT WASKITA

KARYA KARTASURA

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Dwi Prasetyo

NIM. S.11014

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

ii

Page 3: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dwi Prasetyo

NIM : S.11014

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, 24 Juli 2015Yang membuat pernyataan,

Dwi PrasetyoS.11014

Page 4: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Tentang Alat Pelindung Diri (Apd) Terhadap Tingkat Kepatuhan Pemakaian APD

pada Pekerja Bangunan di PT Waskita Karya Kartasura sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan ini dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini,

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk memperbaiki

dan menyempurnakan penulisan skripsi selanjutnya. Ucapan rasa terima kasih yang

tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian penyusunan skripsi ini, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua Prodi S-1

Keperawatan.

3. Ibu Edi Mulyono, SST., M.,Kes, selaku pembimbing utama yang dengan

sabar telah membimbing dan memberikan dukungan dan motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing

pendamping yang juga telah memberikan bimbingan dan arahan penulis

Page 5: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

v

dengan penuh kesabaran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Bapak Wisnu Gutama selaku Kepala Bagian K3 Waskita Karya dalam

Proyek RS Pendidikan UNS yang telah memberikan izin

terlaksananyapenelitian ini.

6. Respondenyang telah membantu peneliti untuk memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti sehingga terselesaikannya penelitian ini dengan

baik.

7. Bapak dan Ibu Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalamannya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Orang tua tercinta Bpk H.Paryadi dan Ibu Hj Nyami, terima kasih atas do’a

dan dukungan yang senantiasa engkau berikan untuk keberhasilanku, serta

segala kesabaranmu dalam mendidik dan membesarkanku selama ini, aku

sadar tugas itu sangatlah berat bagimu, tapi dengan segala rasa kasih sayang

dan kesabaranmu, engkau mengantarkanku pada kelulusan ini.

9. Semua keluarga besar saya kakak dan adik saya Eko Budi Utomo dan Zulia

Tri Rahmawati yang selalu memberikan do’a dan semangat dalam

pembuatan skripsi.

10. Ratna Kurniawati yang selalu memberi semangat dan do’a sehingga dalam

pembuatan skripsi ini terselesaikan.

Page 6: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

vi

11. Sahabat-sahabatkuTri Darmasto, Danu, Nandung, Ahmad

Mujiono,Gregorius,Triyadi, Didik serta teman seperjuangan yang telah

banyak memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepadaku.

12. Teman-teman Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Angkatan 2011 yang telah berjuang menempuh skripsi bersamaku.

13. Semua pihak, yang tanpa mengurangi rasa terima kasih tidak dapat

disebutkansatu per satu.

Akhir kata penulis berharap semoga dengan do’a, motivasi, nasehat, dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis, dapat bermanfaat bagi penulis untuk

menjadi orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya karya ilmiah ini,

dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya, dan pembaca pada

umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, 6 Agustus 2015Penulis

(Dwi Prasetyo)NIM: S11014

Page 7: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

ABSTRAK xiii

ABSTRACT xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.3.1 Tujuan Umum 6

1.3.2 Tujuan Khusus 6

1.4 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori 8

2.2.1 Pendidikan Kesehatan 8

2.2.2 Alat Pelindung Diri (APD) 14

2.2.3 Kepatuhan 37

2.2 Kerangka Teori 43

2.3 Kerangka Konsep 43

2.4 Hipotesis 43

2.5 Keaslian Penelirtian 44

Page 8: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan rancangan Penelitian 46

3.2 Populasi dan Sampel 46

3.3 Waktu Penelitian 47

3.4 Variabel Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 47

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 48

3.5.1 Alat Penelitian 48

3.5.2 Cara Pengumpulan Data 48

3.6 Teknik Pengolahan Data 49

3.7 Analisa Data 50

3.8 Etika Penelitian 51

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Univariat 53

4.2. Analisis Bivariat 55

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden 57

5.2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan APD 61

BABVI PENUTUP

6.1. Kesimpulan 65

6.2. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

2.1

3.1

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Judul Tabel

Keaslian Penelitian

Definisi Operasional

Karakteristik Responden Menurut Usia

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Karakteristik Responden Menurut Tingkat

Pendidikan

Kepatuhan APD Sebelum Pendidikan Kesehatan

Kepatuhan APD Sesudah Pendidikan Kesehatan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Kepatuhan APD

Halaman

44

47

53

54

54

54

55

55

Page 10: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Teori 43

2.2 Skema Kerangka Konsep 43

Page 11: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : F.01 Usulan Topik Penelitian

Lampiran 3 : F.02 Pengajuan Persutujuan Judul

Lampiran 4 : F.04 Pengajuan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 5 : Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 6 : Permohonan Iji Penelitian

Lampiran 7 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampiran 8 : Lembar Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 9 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10 : Lembar Observasi Kuesioner Tingkat Kepatuhan

Lampiran 11 : Hasil Analisis SPSS

Lampiran 12 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 13 : Dokumentasi

Lampiran 14 : Lembar Konsultasi

Lampiran 15 : Lembar Opponent Ujian Sidang Proposal Skripsi

Lampiran 16 : Lembar Audience Ujian Sidang Proposal Skripsi

Page 12: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Dwi Prasetyo

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Alat Pelindung Diri (APD)Terhadap Tingkat Kepatuhan Pemakaian APD Pada Pekerja

Bangunan Di PT Waskita Karya Kartasura

ABSTRAK

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan akhir dari pengendaliankecelakaan kerja. Pada kenyataannya, pekerja ada yang tidak menggunakannya,walaupun perusahaan sudah menyediakan alat pelindung diri. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang alatpelindung diri (APD) terhadap tingkat kepatuhan dalam memakai APD padapekerja bangunan di PT. Waskita Karya Kartasura.

Jenis penelitian ini adalah Quasi experimental dengan rancangan one-grouppre-post test design without control populasi dalam penelitian ini adalah pekerjabangunan di PT. Waskita KaryaPemilihan sampel dilakukan dengan metodepurposive sampling yaitu 38 responden. Analisa data dalam penelitian inimenggunakan uji McNemar, didapatkan p value 0,000 ( p < 0,005) sehingga adapengaruh pendidikan kesehatan tentang alat pelindung diri (APD) terhadap tingkatkepatuhan dalam memakai APD pada pekerja bangunan di PT. Waskita Kartasura.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan mediavideo sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan karena materi yangdiberikan dapat diterima dengan panca indera penglihatan dan pendengaransehingga materi mudah diserap dan lebih mudah dipahami. Hasil penelitian inidiharapkan dapat meningkatkan penggunaan APD pada pekerja bangunan sertadimanfaatkan dalam hal safety.

Kata Kunci : Alat Pelindung Diri, Tingkat Kepatuhan, Pendidikan KesehatanDaftar Pustaka : 34 (2005-2014)

Page 13: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

xiii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCEKUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Dwi Prasetyo

Effect of Health Education of Personal Protective Equipment (PPE) onConstruction workers’ Obedience Level in the Use of PPE at Limited

Liability Company of Waskita Karya of Kartasura

ABSTRACT

The use of Personal Protective Equipment (PPE) is the end of work accidentcontrol. In fact, there are some workers who do not use it, even though thecompany has provided personal protective equipment. The objective of thisresearch is to investigate the effect of the health education of the PPE on theconstruction workers’ obedience level in the use of the PPE at the LimitedLiability Company of Waskita Karya of Kartasura.

This research used the quasi experimental one-group pre-post testwithoutcontrol design. The population of research was the construction workers of theLimited Liability Company of Waskita Karya. The samples of research were 38respondents and were taken by using the purposive sampling technique. The datawere analyzed by using the McNemar’s method. The result of the analysis showsthat the p-value was 0.000 which was less than 0.05, meaning that there was aneffect of the health education of the PPE on the construction workers’ obediencelevel at the Limited Liability Company of Waskita of Kartasura.

The result of this study shows that health education with video media wasvery effective to improve the knowledge because the material can be received bysense of sight and sense of hearing so that the material was easily absorbed andunderstood. The result of this study is expected to increase the use of the PPE ofthe construction workers and to be utilized in terms of safety.

Keywords: Personal protective equipment, Obedience level, health educationReference: 34 (2005-2014)

Page 14: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat menjadi

sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang

konstruksi (Taufik dalam Annishia, 2011). Konstruksi mempunyai

karakteristik yang unik dan kompleks serta dapat mempertinggi angka risiko

dan bahaya kecelakaan kerja, (Siaoman dan Hendy dalam Annishia, 2011).

Data yang diperoleh dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Menakertrans) RI dalam Annishia (2011), kecelakaan kerja yang terjadi di

Indonesia tahun2009, terdapat 88.492 kasus yang mengakibatkan 1.970

tenaga kerja meninggal dunia, cacatfungsi 4.023 orang, cacat anatomis tetap

2.534 orang dan sebanyak 79.985 tenaga kerjasembuh.

Menurut data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)

DKI Jakarta dalam Annishia (2011) sepanjang 2009 jumlah kecelakaan kerja

yang berujung pada kematian mencapai 2.974 kasus. Sementara jumlah

pekerja yang ada di DKI mencapai 2.331.580 orang. Angka ini meningkat

dari dua tahun sebelumnya. Pada 2007 jumlah kematian akibat kecelakaan

kerja mencapai 2.195 orang, sedangkan tahun berikutnya mencapai angka

2.857 orang.

Page 15: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

2

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang paling

penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. APD merupakan salah

satubagian dari K3. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan

waktu tidak berarti jika tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya

dapat berupa tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja

yang meninggal, cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak, selain

kerugian materi yang besar (Sanjaya, 2012).

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir dari

pengendalian kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Meskipun demikian,

penggunaan alat pelindung diri akan menjadi penting apabila pengendalian

secara teknis dan administratif telah dilakukan secara maksimal namun

potensi risiko masih tergolong tinggi. Pada kenyataannya, masih banyak juga

pekerja yang tidak menggunakannya, walaupun telah diketahui besarnya

manfaat alat ini dan perusahaan sudah menyediakan alat pelindung diri. Hal

tersebut disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku

pekerja sehingga tidak menggunakan alat pelindung diri tersebut

(Yusmardian, 2005). Alat pelindung diri merupakan alat pelindung bagi

pekerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, alat pelindung

diri yang harus digunakan saat bekerja helm proyek, kacamata pelindung,

masker, tutup telinga, sarung tangan, sepatu safety dan sabuk pengaman.

(Sucita & Broto, 2011).

Page 16: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

3

Hasil penelitian dari Pratiwi (2009) tentang Tinjauan Faktor Perilaku

Kerja Tidak Aman pada Pekerja Konstruksi Bagian Finishing PT. Waskita

Karya Proyek Pembangunan Fasilitas dan Sarana Gelanggang Olahraga

(GOR) Ciracas, perilaku tidak aman dalam bekerja pada pekerja konstruksi

diantaranya tidak menggunakan APD, bercanda atau bergurau saat bekerja,

melempar alat kerja ketika memberikan ke teman, merokok pada saat bekerja

dan bekerja dengan terburuburu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku tidak aman dalam bekerja yaitu faktor pendorong, faktor pemungkin

dan faktor penguat. Faktor pendorong adalah faktor yang dapat memberikan

dorongan pada pekerja untuk berperilaku tidak aman dalam bekerja, faktor

pendorong ini terdiri dari pengetahuan pekerja, persepsi pekerja dan sikap

pekerja.Hasil penelitian Atmanto (2007) menunjukkan bahwa praktik

penggunaan APD pada industri pengecoran logam tidak dapat dilaksanakan.

Berdasarkan wawancara mendalam didapatkan informasi bahwa faktor yang

menjadi determinan para pekerja tidak menggunakan APD adalah faktor

lingkungan fisik kerja dan managemen yang belum menerapkan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja.

Faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan pekerja

untuk berperilaku tidak aman dalam bekerja, ketersediaan APD dan peraturan

merupakan factor pemungkin. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor

penguat adalah faktor-faktor yang memberikan dukungan terhadap pekerja

untuk berperilaku tidak aman dalam bekerja, yang termasuk faktor penguat

adalah pengawasan (Annishia, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Page 17: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

4

Suryani, Handayani,dan Wibowo (2010) menunjukan ada hubungan antara

penggunaan alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian

rustic PT. Borneo Melintang Buana Eksport Yogyakarta. Penggunaan APD

merupakan upaya untuk pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan sehingga

saat pekerja tidak memakai APD secara lengkap maka akan memperbesar

resiko terjadinya kecelakaan kerja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhian, Imroatul & Maria (2009),

tingkat kepatuhan kerja Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Bagian

Mesin Pabrik Gula Watoetoelis Prambon, Sidoarjo menyatakan bahwa

pekerja yang tidak patuh sebanyak 64 responden (61.5%) dan pekerja yang

patuh sebanyak 40 responden (38.5%).

Hasil penelitian Candra & Ruhyandi (2008) memperlihatkan bahwa

faktor internal yang terdiri dari variabel pengetahuan memiliki hubungan

yang bermakna terhadap perilaku kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD,

serta variabel sikap memiliki hubungan yang bermakna terhadap perilaku

kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD, dan pada faktor eksternal yang

memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku kepatuhan pekerja dalam

penggunaan APD adalah penyuluhan.

Pendidikan kesehatan adalah upaya agar masyarakat dapat berperilaku

hidup sehat (tahu, mau, dan mampu) memelihara dan meningkatkan

kesehatannya. Pendidikan kesehatan memiliki keunggulan seperti

memberikan informasi yang belum diketahui seseorang tentang sesuatu hal,

seseorang dapat mengerti hal-hal baru serta sebagai media pembelajaran

Page 18: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

5

dalam meningkatkan tingkat pengetahuan tentang hal yang baru.

(Notoadmodjo, 2011).

Menurut Notoatmodjo (2010), media seperti film, VCD, televisi lebih

tinggi intensitasnya dibandingkan dengan kata-kata dan tulisan. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Berek (2009) tentang penggunaan metode

pemutaran film/video yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna

terhadap peningkatan pengetahuan. Metode tersebut dapat mempermudah

cara memahami responden karena melibatkan indera penglihatan dan

pendengaran sehingga informasi yang diberikan mudah dipahami.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10 Desember

2014 pada pekerja bangunan di PT.Waskita Karya didapatkan data 2 dari

5pekerja memakai APD lengkap tetapi tidak mengetahui kegunaanya secara

benar karena pekerja baru dan 3 pekeja tidak memakai APD lengkap karena

mengganggu saat bekerja walaupun dari pihak ketua K3 sudah memberi tahu

pekerjanya setiap bekerja harus menggunakan APD lengkap, salah satu

pekerja mengatakan bahwa akan lebih baik apabila disediakan informasi

tentang pentingnya penggunaan APD dalam bentuk pemutaran video berupa

ilustrasi resiko apabila tidak patuh menggunakan APD lengkap. Hasil

wawancara dari salah satu pekerja bangunan di PT. Waskita Karya pernah

mengalami kecelakaan tertusuk paku saat bekerja tidak menggunakan sepatu,

maka disimpulkan bahwa penggunaan APD sangat penting dilakukan saat

bekerja.

Page 19: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

6

Uraian latar belakang diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang APD (Alat

Pelindung Diri) Terhadap Tingkat Kepatuhan Dalam Memakai APD Pada

Pekerja Bangunan di PT Waskita Karya”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang APD (Alat

Pelindung Diri) Terhadap Tingkat Kepatuhan DalamDalam Memakai APD

Pada Pekerja Bangunan di PT.Waskita Karya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Pendidikan Kesehatan tentang APD (Alat Pelindung Diri) Terhadap

Tingkat Kepatuhan dalam Memakai APD pada Pekerja Bangunandi

PT.Waskita Karya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan responden sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Alat Pelindung

Diri pada pekerja bangunan.

Page 20: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

7

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan responden

sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang

Alat Pelindung Diri pada pekerja bangunan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi PT.Waskita Karya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi pekerja bangunan di PT. Waskita

Karya.

2. Manfaat bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam

meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja melalui penggunaan APD

lengkap.

3. Manfaat bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya literatur

ilmu keperawatan khususnya tentang Alat Pelindung Diri untuk

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4. Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian

yang berkaitan Alat Pelindung Diri untuk Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

Page 21: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

8

5. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang Alat

Pelindung Diri untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 22: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Teori

2.1.1. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah upaya agar masyarakat

dapat berperilaku hidup sehat (tahu, mau, dan mampu)

memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo,

2011).

Dimensi sasaran dalam pendidikan kesehatan ada 3

kelompok, yaitu pendidikan kesehatan untuk individu,

pendidikan kesehatan untuk kelompok, dan pendidikan

kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas

(Notoatmodjo, 2011).

2. Media Pendidikan Kesehatan

Media Pendidikan Kesehatan adalah alat - alat yang

digunakan untuk menyalurkan informasi atau pesan-pesan

kesehatan serta mempermudah penerimaan pesan-pesan

kesehatan bagi masyarakat atau murid. Media tersebut dibagi

menjadi 3 yaitu : media cetak, media elektronik, dan media

papan (Notoatmodjo, 2010).

Page 23: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

10

a. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-

pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna

b. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan

pesannya diluar ruang secara umum melalui media cetak

dan elektronik secara statis, misalnya :

1) Papan reklame adalah poster dalam ukuran besar yang

dapat dilihat secara umum di perjalanan.

2) Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan

disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain denga

dipasang di suatu tempat strategi agar dapat dilihat oleh

semua orang.

3) X-Banner atau standing banner adalah ungkapan dari

sebagian orang menyebutkan dengan X banner, kini

menjadi pajangan yang lazim di berbagai tempat.

3. Metode Pendidikan Kesehatan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

penyuluhan, diskusi, dan simulasi (video). Penyuluhan

kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk

mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif

dari individu atau kelompok terhadap kesehatan agar yang

bersangkutan dapat menerapkan cara hidup sehat sebagai bagian

dari cara hidupnya sehari-hari. Salah satu metode penyuluhan

Page 24: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

11

yang bisa diberikan adalah metode ceramah dalam kelompok

kecil. Ceramah merupakan sebuah cara dalam menerangkan dan

menjelaskan suatu ide, pengertian, atau pesan secara lisan

kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi

tentang kesehatan. Metode video lebih efektif digunakan pada

kelompok yang besar sebab memberikan gambaran secara visual

sehingga informasi yang diberikan dapat diserap melalui panca

indera pendengaran serta penglihatan sedangkan metode

ceramah hanya diserap melalui panca indera pendengaran.

Media pendidikan kesehatan menurut Notoatmojo (2007)

adalah alat bantu pendidikan. Disebut media pendidikan

kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan alat

saluran(Channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-

alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-

pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan

fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (Media),

media dibagi menjadi 3 yakni :

a. Media cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :

1) Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan maupun

gambar.

Page 25: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

12

2) Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-

pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat.

3) Flyer ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk

lipatan.

4) Flip Chart ialah media penyampaian pesan atau

informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.

5) Rubrik ialah tulisan-tulisan pada surat kabar atau

majalah.

6) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan

informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok.

7) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi

kesehatan.

b. Media elektronik

Media elektronik sebagai saranan untuk menyampaikan

pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan dan jenisnya

berbeda-beda, antara lain :

1) Televisi : penyampaian pesan atau informasi-informasi

kesehatan melalui nmedia televise dapat dalam bentuk

sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato, sport, dan

kuis.

2) Radio : penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk macam-

Page 26: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

13

macam antara lain : obrolan , sandiwara, ceramah, dan

radio sport.

3) Video: penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan dapat melaui video.

4) Slide: slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi-informasi kesehatan.

5) Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan.

c. Media papan

Papan yang dipasang ditempat-tempat umum dapat

dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-

informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup

pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel

pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).

4. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendidikan Kesehatan

Menurut Potter dan Perry, proses pendidikan kesehatan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari perawat dan

dan siswa. Faktor yang berasal dari perawat adalah: sikap,

emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu (Notoadmodjo,

2010).

a. Sikap

Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan

mempengaruhi penyampaian informasi kepada siswa.

Page 27: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

14

Sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti

siswa.

b. Emosi

Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan

faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan

kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan

perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten.

Dengan demikian informasi yang disampaikan lebih mudah

diterima siswa.

c. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam

pendidikan kesehatan. Perawat harus memiliki pengetahuan

yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.

Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada

kegiatan pembelajaran siswa. Siswa akan semakin banyak

menerima informasi dan informasi tersebut sesuai dengan

kebutuhan siswa.

d. Pengalaman

Pengalaman masa lalu berpengaruh terhadap gaya

dalam memberikan informasi dan informasi yang diberikan

akan lebih terarah sesuai dengan kebutuhan.

Page 28: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

15

2.1.2. Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian

Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat keselamatan

yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau

seabagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan

potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan

penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008). Alat Pelindung diri

merupakan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang dalam pekerjaan yang berfungsi

mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja

(Suma’mur, 2009). Suma’mur (2009) menunjukkan hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam pemakaian alat pelindung diri, yaitu:

a. Pengujian mutu

Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang

telah ditentukan untuk menjamin bahwa alat pelindung diri

akan memberikan perlindungan sesuai dengan yang

diharapkan. Semua alat pelindung diri sebelum dipasarkan

harus diuji lebih dahulu mutunya.

b. Pemeliharaan alat pelindung diri

Alat pelindung diri yang akan digunakan harus benar-

benar sesuai dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja dan

tenaga kerja sendiri agar benar-benar dapat memberikan

perlindungan semaksimal mungkin pada tenaga kerja.

Page 29: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

16

c. Ukuran harus tepat

Adapun untuk memberikan perlindungan yang

maksimum pada tenaga kerja, maka ukuran alat pelindung

diri harus tepat. Ukuran yang tidak tepat akan menimbulkan

gangguan pada pemakaiannya.

d. Cara pemakaian yang benar

Sekalipun alat pelindung diri disediakan oleh

perusahaan, alat-alat ini tidak akan memberikan manfaat

yang maksimal bila cara memakainya tidak benar.

Tenaga kerja harus diberikan pengarahan tentang :

1) Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan

dengan potensi bahaya yang ada.

2) Menjelaskan bahaya potensial yang ada dan akibat

yang akan diterima oleh tenaga kerja jika tidak

memakai alat pelindung diri yang diwajibkan.

3) Cara memakai dan merawat alat pelindung diri secara

benar harus dijelaskan pada tenaga kerja.

4) Perlu pengawasan dan sanksi pada tenaga kerja

menggunakan alat pelidung diri.

5) Pemeliharaan alat pelindung diri harus dipelihara

dengan baik agar tidak menimbulkan kerusakan

ataupun penurunan mutu.

Page 30: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

17

6) Penyimpaan alat pelindung diri harus selalu disimpan

dalam keadaan bersih

7) ditempat yang telah tersedia, bebas dari pengaruh

kontaminasi.

2. Pemilihan Alat Pelindung Diri

Setiap tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang

berbeda-beda sesuai dengan jenis, bahan dan proses produksi

yang dilakukan. Dengan demikian, sebelum melakukan

pemilihan alat pelindung diri mana yang tepat digunakan,

diperlukan adanya suatu investarisasi potensi bahaya yang ada

di tempat kerja masing-masing. Pemilihan dan penggunaan alat

pelindung diri harus memperhatikan aspek-aspek sebagai

berikut (Tarwaka, 2008) :

a. Aspek Teknis, meliputi :

1) Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya. Jenis dan

bentuk alat pelindung diri harus disesuaikan dengan

bagian tubuh yang dilindungi.

2) Pemilihan berdasarkan mutu atau kualitas. Mutu alat

pelindung diri akan menentukan tingkat keparahan dan

suatu kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin

terjadi. Semakin rendah mutu alat pelindung diri, maka

akan semakin tinggi tingkat keparahan atas kecelakaan

atau penyakit akibat kerja yang terjadi. Adapun untuk

Page 31: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

18

menetukan mutu suatu alat pelindung diri dapat dilakukan

melalui uji laboratorium untuk mengetahui pemenuhan

terhadap standar.

3) Penentuan jumlah alat pelindung diri. Jumlah yang

diperlukan sangat tergantung dari jumlah tenaga kerja

yang terpapar potensi bahaya di tempat kerja. Idealnya

adalah setiap pekerja menggunakan alat pelindung diri

sendiri-sendiri atau tidak dipakai secara bergantian.

4) Teknik penyimpanan dan pemeliharaan. Penyimpanan

investasi untuk penghematan dari pada pemberian alat

pelindung diri.

b. Aspek Psikologis

Di samping aspek teknis, maka aspek psikologis yang

menyangkut masalah kenyamanan dalam penggunaan alat

pelindung diri juga sangat penting untuk diperhatikan.

Timbulnya masalah baru bagi pemakai harus dihilangkan,

seperti terjadinya gangguan terhadap kebebasan gerak pada

saat memakai alat pelindung diri. Penggunaan alat pelindung

diri tidak menimbulkan alergi atau gatal-gatal pada kulit,

tenaga kerja tidak malu memakainya karena bentuknya tidak

cukup menarik. Ketentuan pemilihan alat pelindung diri

meliputi (Tarwaka, 2008) :

Page 32: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

19

1) Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan

yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-

bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

2) Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut

tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.

3) Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.

4) Bentuknya harus cukup menarik.

5) Alat pelindung tahan lama untuk pemakaian yang lama.

6) Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi

pemakainya, yang dikarenakan bentuknya yang tidak tepat

atau karena salah dalam penggunaanya.

7) Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.

8) Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris

pemakaiannya.

9) Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah

pemeliharaannya.

3. Kriteria Alat Pelindung Diri

Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka perlu

diperhatikan pula beberapa kriteria dalam pemilihan alat

pelindung diri sebagai berikut (Tarwaka, 2008) :

a. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan

efektif kepada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi

ditempat kerja.

Page 33: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

20

b. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin,

nyaman dipakai dan tidak menjadi beban tambahan bagi

pemakainya.

c. Bentuknya cukup menarik, sehingga tenaga kerja tidak malu

memakainya.

d. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik

karena jenis bahayanya maupun kenyamanan dan

pemakiannya.

e. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.

f. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernafasan

serta gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam

wktu yang cukup lama.

g. Tidak mengurangi persepsi sensoris dalam menerima tanda-

tanda peringatan.

h. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup

tersedia dipasaran.

i. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.

j. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai dengan standar

yang ditetapkan dan sebagainya.

4. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri

Jenis-jenis alat pelindung diri berdasarkan fungsinya

terdiri dari beberapa macam. Alat pelindung diri yang digunakan

Page 34: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

21

tenaga kerja sesuai dengan bagian tubuh yang dilindungi, antara

lain (Tarwaka, 2008) :

a. Alat Pelindung Kepala

Digunakan untuk melindungi rambut terjerat oleh

mesin yang berputar dan untuk melindungi kepala dari

terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda

atau terpukul benda yang melayang, percikan bahan kimia

korosif, panas panas sinar matahari. Jenis alat pelindung

kepala antara lain :

1) Topi Pelindung (Safety Helmets)

Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-

benda keras yang terjatuh dan terkena arus listrik. Topi

pelindung harus tahan terhadap pukulan, tidak mudah

terbakar, tahan terhadap perubahan iklim dan tidak

menghantarkan arus listrik. Topi pelindung dapat terbuat

dari plastik serta gelas (fiberglass) maupun metal. Topi

pelindung dari bahan bakelite enak dipakai karena ringan

tahan terhadap benturan dan benda keras serta tidak

menyalurkan arus listrik. Sedangkan topi pelindung

biasanya dilengkapi dengan anyaman penyangga yang

berfungsi untuk menyerap keringat dan mengatur

pertukaran udara.

Page 35: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

22

2) Tutup Kepala

Berfungsi untuk melindungi kepala dari kebakaran,

korosi, suhu panas atau dingin. Tutup kepala ini biasanya

terbuat dari asbestos, kain tahan api/korosi, kulit dan kain

tahan air.

3) Topi (Hats/cap)

Berfungsi untuk melindungi kepala atau rambut

dari kotoran/debu atau mesin yang berputar. Topi ini

biasanya terbuat dari kain katun.

4) Alat Pelindung Mata

Alat pelindung jenis ini digunakan untuk

melindungi mata dari percikan bahan kimia korosif, debu

dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara, gas

atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi

gelombang elektronik, panas radiasi sinar matahari,

pukulan atau benturan benda keras.

a) Kacamata (Spectacles)

Berfungsi untuk melindungi mata dari partikel-

partikel kecil, debu dan radiasi gelombang

elektromagnetik.

b) Goggle

Berfungsi untuk melindungi mata dari gas, debu,

uap dan percikan larutan bahan kimia. Goggle biasanya

Page 36: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

23

terbuat dari plastik transparan dengan lensa berlapis

kobalt untuk bahaya radiasi gelombang

elektromagnetik mengion.

5) Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung jenis ini digunakan untuk

mengurangi intensitas yang masuk kedalam telinga.

a) Sumbat Telinga (Ear Plug)

Ear plug dapat terbuat dari kapas, plastik, karet

alami dan bahan sintetis. Ear plug yang terbuat dari

kapas, spon malam (wax) hanya dapat digunakan untuk

sekali pakai (disposieble). Sedangkan yang terbuat dari

bahan dan plastik yang dicetak dapat digunakan

berulang kali.

b) Tutup Telinga (Ear Muff)

Alat pelindung jenis ini terdiri dari 2 (dua) buah

tutup telinga dan sebuah headband. Isi dari tutup telinga

ini berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk

menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian untuk

waktu yang cukup lama, efektivitas ear muff dapat

menurun karena bantalannya menjadi mengeras dan

mengerut sebagai akibat reaksi dari bantalan dengan

minyak dan keringat pada permukaan kulit. Alat ini

dapat mengurangi intensitas suara 30 dB(A) dan juga

Page 37: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

24

dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan

benda keras atau percikan bahan api. Faktor-faktor

yang mempengaruhi efektivitas alat pelindung telinga

adalah :

(1) Kebocoran udara

(2) Peralatan gelombang suara melalui bahan alat

pelindung

(3) Vibrasi alat itu sendiri

(4) Konduksi suara melalui tulang dan jaringan.

6) Alat Pelindung Pernafasan

Alat pelindung jenis ini digunakan untuk

melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap, debu,

atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang

bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilhan

terhadap suatu alat pelindung pernafasan yang tepat, maka

perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya atau

kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja. Hal-hal

yang perlu diketahui antara lain :

a) Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut,

fume, debu atau kombinasi dari berbagai kontaminan

tersebut.

b) Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.

Page 38: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

25

c) Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenanakan

untuk masing-masing kontaminan.

d) Reaksi fisilogis terhadap pekerja, seperti dapat

menyebabkan iritasi mata dan kulit.

e) Kadar oksigen di udara tempat kerja.

b. Alat Pelindung Tangan

Digunakan untuk melindungi tangan dan bagian lainnya

dari dari bendatajam atau goresan, bahan kimia, benda panas

dan dingin, kontak dengan aruslistrik. Sarung tangan terbuat

karet untuk melindungi kontaminasi terhadap bahankimia dan

arus listrik; sarung tangan dari kain/katun untuk melindungi

kontakdengan panas dan dingin.

c. Alat Pelindung Kaki

Digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya

dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan

kimia, benda panas, kontak dengan arus listrik.

d. Pakaian Pelindung

Digunakan untuk melindungi seluruh atau bagian tubuh

dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia.

Pakaian pelindung dapat berbentuk apron yang menutupi

sebagian tubuh pemakainya yaitu mulai daerah dada sampai

lulut atau overall yaitu menutupi suluruh bagian tubuh.

Page 39: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

26

e. Sabuk Pengaman Keselamatan

Digunakan untuk melindungi tubuh dari kemungkinan

terjatuh dari ketinggian, seperti pekerjaan mendaki, memanjat

dan pada pekerjaan kontruksi bangunan.

5. Pengertian Umum Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian

dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta

cara-cara melakukan pekerjaannya. Keselamatan kerja adalah

sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian

sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik

adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan

kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik

barang maupun jasa (Sucipto, 2014).

Keselamatan adalah Keselamatan yang berkaitan dengan

mesin, pesawat, alat-alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan

pekerjaan dan proses produksi (Tarwaka, 2008).

6. Tujuan Keselamatan

a. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada dalam

tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.

b. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan

secara efisien.

Page 40: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

27

c. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman tanpa

hambatan apapun.

7. Tujuan Kesehatan Kerja

a. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja

setinggitingginya baik fisik, mental dan sosial di semua

lapangan pekerjaan.

b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan

oleh kondisi lingkungan kerja.

c. Melindungi tenaga kerja dari bahaya yang ditimbulkan akibat

pekerjaan.

d. Menempatkan tenaga kerja pada lingkungan kerja yang

sesuai dengan kondisi fisik, faal tubuh dan mental psikologis

tenaga kerja yang bersangkutan.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat

tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-

tingginya mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas

kerja.

8. Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya peledakan

dan kebakaran.

b. Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit akibat kerja.

c. Mencegah dan mengurangi kematian, cacat tetap dan luka

ringan.

Page 41: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

28

d. Mengamankan material bangunan, mesin, pesawat, bahan,

alat kerja lainnya.

e. Meningkatkan produktivitas.

f. Mencegah pemborosan tenaga kerja dan modal.

g. Menjamin tempat kerja yang aman.

h. Memperlancar, meningkatan, mengamankan sumber, dan

proses produksi

9. Kecelakaan Kerja

a. Pengertian

Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah

kecelakaan berhubungan dengan hubugan kerja pada

perusahaan, atau kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh

pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan (Sucipto,

2014).

Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang jelas

tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang

dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau

properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu

proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya

(Tarwaka, 2008).

b. Sebab-sebab Kecelakaan Kerja

Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila

terdapat berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada

Page 42: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

29

suatu tempat kerja atau proses produksi. Berdasarkan pada

beberapa penelitian para ahli memberikan indikasi bahwa

kecelakaan karja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan

tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor penyebab

kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian. Dalam buku

“Accident Prevention” (Heinrech dalam Tarwaka, 2008)

mengemukakan suatu teori sebab akibat terjadinya

kecelakaan kerja yang selanjutnya dikenal dengan “Teori

Domino”. Teori domino tersebut menggambarkan bahwa

timbulnya suatu kecelakaan atau cidera disebabkan oleh lima

faktor penyebab secara berurutan dan berdiri sejajar antara

faktor satu dengan yang lainnya. Kelima faktor tersebut

adalah :

1) Domino Kebiasaan

2) Domino Kesalahan

3) Domino Tindakan dan kondisi tidak aman

4) Domino kecelakaan

5) Domino Cidera.

Penyebab kecelakaan secara umum dapat dibagi

menjadi 2 yaitu (Tarwaka, 2008) :

1) Sebab dasar atau asal mula sebab dasar merupakan sebab

atau faktor yang mendasari secara umum terhadap

Page 43: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

30

kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar

kecelakaan kerja di industri antara lain meliputi faktor :

a) Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau

pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan K3 di

perusahaan

b) Manusia atau pekerja sendiri

c) Kondisi tempat kerja, saran kerja dan lingkungan.

2) Sebab utama

Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja

adalah adanya faktor dan persyaratan K3 yang belum

benar. Sebab utama kecelakaan kerja meliputi (Tarwaka,

2008):

a) Faktor manusia atau tindakan tidak aman (Unsafe

Action) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para

tenaga kerja yang mungkin dilator belakangi oleh

berbagai sebab antara lain :

(1) Kekurangan pengetahuan dan keterampilan.

(2) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal.

(3) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak

nampak.

(4) Kelelahan dan kejenuhan.

(5) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.

Page 44: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

31

(6) Kebingungan dan stress karena prosedur kerja

yang baru belum dapat dipahami.

(7) Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat

melakukan pekerjaan.

(8) Sikap masa bodoh dari tenaga kerja.

(9) Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja.

(10)Kurang adanya kepuasan kerja.

b) Faktor lingkungan atau kondisi tidak aman merupakan

kondisi tidak aman dari mesin, peralatan, pesawat,

bahan, lingkungan dan tempat kerja, proses kerja, sifat

pekerjaan dan system kerja. Lingkungan dalam arti

luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi

juga faktor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan

fasilitas, pengalaman manusia yang berlalu maupun

sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja,

hubungan sesame pekerja, kondisi ekonomi dan

politik yang bisa mengganggu konsentrasi.

10. Usaha-usaha pencegahan

Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja

haruslah ditujukan untuk mengenal dan menemukan sebab-

sebabnya bukan gejala-gejalanya untuk kemudian sedapat

mungkin dikurangi atau dihilangkan. Setelah ditentukan

sebabsebab terjadinya kecelakaan atau kekurangan-kekurangan

Page 45: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

32

dalam sistem atau proses produksi, sehingga dapat disusun

rekomendasi cara pengendalian yang tepat (Tarwaka, 2008).

Suma’mur (2009) menjelaskan bahwa kecelakaan yang terjadi

dapat dicegah dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang

diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya,

perencanaan, perawatan, dan pengawasan, pengujian, dan

cara kerja peralatan.

b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi,

atau tidak resmi misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai

intruksi alat pelindung diri (APD).

c. Pengawasan, agar ketentuan undang-undang wajib

dipenuhi.

d. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan

yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian APD,

pencegahan ledakan.

e. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis

kecelakaan yang terjadi.

f. Pendidikan meliputi subyek keselamatan sebagai mata

ajaran dalam akademi teknik, sekolah dagang ataupun

kursus magang.

Page 46: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

33

g. Pelatihan yaitu pemberian instruksi-instruksi praktis bagi

pekerja, khususnya bagi pekerja baru dalam hal-hal

keselamatan kerja.

h. Asuransi yaitu insentif untuk meningkatkan pencegahan

kecelakaan dan usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.

Pengendalian kecelakaan kerja pokok ada 5 usaha yaitu

(Tarwaka, 2008) :

a. Eliminasi

Suatu upaya atau usaha yang bertujuan untuk

menghilangkan bahaya secara keseluruhan.

b. Substitusi

Mengganti bahan, material atau proses yang berisiko

tinggi terhadap bahan, material atau proses kerja yang

berpotensi risiko rendah.

c. Pengendalian rekayasa

Mengubah struktural terhadap lingkungan kerja atau

proses kerja untuk menghambat atau menutup jalannya

transisi antara pekerja dan bahaya.

d. Pengendalian administrasi

Mengurangi atau menghilangkan kandungan bahaya

dengan memenuhi

Page 47: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

34

e. Prosedur atau instruksi.

Pengendalian tersebut tergantung pada perilaku

manusia untuk mencapai keberhasilan.

f. Alat pelindung diri

Pemakaian alat pelindung diri adalah sebagai upaya

pengendalian terakhir yang berfungsi untuk mengurangi

keparahan akibat dari bahaya yang ditimbulkan.Penyakit

Akibat Kerja

11. Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang

diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (Permenaker

No.01/MEN/1981). Secara umum, potensi bahaya lingkungan

kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara

lain (Tarwaka, 2008) :

a. Faktor teknis yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat

pada peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu

sendiri.

b. Faktor lingkungan yaitu potensi bahaya yang berasal dari

atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari

proses produksi termasuk bahan baku, baik produk maupun

hasil akhir.

c. Faktor manusia yaitu dimana manusia adalah merupakan atau

mengandung potensi bahya yang cukup besar terutama

Page 48: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

35

apabila manusia yang melakukan pekerjaan tidak berada

dalam kondisi kesehatan yang prima, baik fisik maupun

psikis. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan

kesehatan dapat dikelompokan antara lain sebagai berikut

(Tarwaka, 2008):

1) Potensi bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat

menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap

tenaga kerja yang terpapar.

2) Potensi bahaya kimia yaitu potensi yang berasal dari

bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses

produksi. Potensi bahaya ini dapat mempengaruhi tubuh

tenaga kerja melalui cara inhalation (melalui jalan

pernafasan), ingestion (melalui mulut kesaluran

percernaan), atau skin contac (melalui kulit). Terjadinya

pengaruh potensi bahan kimia ini terhadap tubuh tenaga

kerja sangat tergantung dari : jenis bahan kimia atau

kontaminan, bentuk potensi bahaya (debu, gas, uap, asap),

daya racun bahan (toksisitas), cara masuk kedalam tubuh.

3) Potensi bahaya biologis yaitu potensi bahaya yang bersal

atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang

terdapat di udara, yang berasal dari atau bersumber pada

tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu.

Page 49: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

36

4) Potensi bahaya biologis yaitu potensi bahaya yang berasal

atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak

baik atau tidak sesuai dengan norma norma ergonomi yang

berlaku, didalam melakukan pekerjaan serta peralatan

kerja, termasuk sikap kerja yang tidak sesuai, pengaturan

kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai

dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian

antara manusia dan mesin.

5) Potensi bahaya psiko-sosial yaitu potensi bahaya yang

berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek

psikologi ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang

mendapatkan perhatian seperti penempatan tenaga kerja

yang tidak sesuai dengan bakat, minat , kepribadian,

motivasi, temperamen atau pendidikannya, system seleksi

dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya

keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya

sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh,

serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan

tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut

menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

6) Potensi bahaya dari proses produksi yaitu potensi bahaya

yang berasal atau ditimbulkan oleh berbagai kegiatan yang

dilakukan dalam proses produksi, yang sangat tergantung

Page 50: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

37

dari bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis

kegiatan yang dilakukan.

2.1.3. Kepatuhan

1. Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan (compliance) merupakan salah satu bentuk

perilaku yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal. Penggunaan Alat Pelindung Diri termasuk faktor

lingkungan. Kepatuhan terhadap penggunaan APD merupakan

perilaku keselamatan spesifik terhadap objek lingkungan kerja.

Kepatuhan menggunakan APD memiliki peran yang penting

dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja. Berbagai

contoh perilaku (tindakan) tidak aman yang sering ditemukan di

tempat kerja pada dasarnya adalah perilaku tidak patuh terhadap

prosedur kerja/operasi, seperti menjalankan mesin atau peralatan

tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan keamanan,

kesalahan kecepatan pada saat mengoperasikan peralatan, tidak

menggunakan Alat Pelindung Diri dan memperbaiki peralatan

yang sedang bergerak atau dengan kata lain tidak mengikuti

prosedur kerja yang benar (Riyadi dalam Candra & Ruhyandi,

2008).

Page 51: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

38

Kepatuhan adalah sikap mau mentaati dan mengikuti

suatu spesifikasi, standar atau aturan yang telah diatur dengan

jelas yang diterbitkan oleh organisasi yang berwenang. Menurut

Meissenheimer Standar adalah rentang variasi yang dapat

diterima dari suatu norma atau kriteria, serta ukuran yang

ditetapkan, dan disepakati bersama. Azwar menyatakan

seseorang dikatakan patuh apabila ia dapat memahami,

menyadari dan menjalankan peraturan yang telah ditetapkan,

tanpa paksaan dari siapapun (Wesiklopedia, 2005).

Hasil penelitian Hutapea (2010) menunjukkan hubungan

keluarga dapat meningkat kepatuhan dalam waktu 8 minggu

dengan peningkatan kepatuhan dari minggu ke-1 sebesar 60,4 %

sampai minggu ke-8 mencapai 82,1%.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kepatuhan Menurut Niven (2008) faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan adalah :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia

meningkatkan kepribadian atau proses perubahan perilaku

menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia

dengan jalan membina dan mengembangkan potensi

kepribadiannya, yang berupa rohni (cipta, rasa, karsa) dan

jasmani.

Page 52: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

39

b. Pengetahuan

Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan

(knowledge).

c. Sikap

Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan

yang diberikan (attitude) Sikap dan perilaku individu dimulai

dengan tahap kepatuhan, identifikasi petugas tanpa kerelaan

untuk memberikan tindakan dan sering menghindar,

hukuman jika pekerja tidak patuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan bekerja

dalam menggunakan APD menurut Candra & Ruhyandi

(2008) antara lain :

1) Faktor Internal

a) Pengetahuan

Pengetahuan tentang APD yang kurang pada

pekerja sehingga menyebabkan ketidakpatuhan dalam

penggunaan APD disebabkan karena pekerja banyak

yang tidak mengikuti ataupun menyimak penyuluhan-

penyuluhan yang diberikan oleh petugas P2K3

yangada di perusahaan.

Page 53: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

40

b) Sikap

Sikap seseorang akan timbul karena

dipengaruhi oleh bantuan fisik dan bantuan mental.

Bantuan mental seperti perinth harus berangsur-

angsur dikurangi dan ditukar dengan pengarahan

berarti atau dukungan. Sedangkan bantuan fisik dalam

kerja harus bersifat terus-menerus. Pekerja yang

bekerja di daerah yang high risk memerlukan Alat

Pelindung Diri untuk mengurangi terpaparnya suatu

penyakit atau mencegah kecelakaan kerja yang

mungkin terjadi di tempat kerja, hal ini akan terus

dilakukan karena merupakan suatu kebutuhan.

Demikian juga lingkungan kerja harus tetap sesuai

dengan dengan batas-batas kemampuan fisik dan

mental pekerja.

2) Faktor Eksternal

a) Penyuluhan

Penyuluhan tentang APD merupakan salah

satu faktor yang mendorong terbentuknya perilaku

dan faktor penguat reinforcing factors), oleh karena

itu penyuluhan tentang APD sangat penting

peranannya untuk meningkatkan penggunaan APD

saat bekerja. Media yang digunakan dalam

Page 54: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

41

penyuluhandapat berupa leaflet, poster, atau bisa

dilakukan dengan suatu pelatihan khusus untuk

karyawan di bagian produksi yang memang sangat

membutuhkan pengetahuan tersebut. Dengan

diberikannya penyuluhan pekerja akan lebih

memahami dan dapat berperilaku sehat, baik di dalam

tempat kerja maupun di luar tempat kerja.

b) Pengawasan

Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan

pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan

berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan sebelumnya. Begitu pula yang

diharapkan dalam hal kepatuhan penggunaan APD,

walaupun pengawasan telah dilakukan namun tidak

memberikan pengaruhyang signifikan terhadap

perilaku pekerja. Dengan demikian keberadaan

pengawasan diperusahaan tidak memepengaruhi

pekerja dalam hal penggunaan APD

c) Kelengkapan APD

Pada dasarnya perusahaan telah menyediakan

APD untuk pekerja namun APD yangdisediakan tidak

dipergunakan oleh pekerja secara maksimal, misalnya

saja di bagian Press Shop pekerja hanya

Page 55: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

42

menggunakan sarung tangan untuk melindungi diri

dari kecelakaan. Padahal jika dilihat dari lingkungan

kerjanya yang bising dan panas , seharusnya pekerja

dapatmenggunakan APD lainnya, jadi tidak hanya

sarung tangan dan masker saja yang digunakan

pekerja pada saat bekerja.

Page 56: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

43

2.2. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori ( Tarwaka, 2008 )

2.3. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

2.4. Hipotesa

H0 : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang APD terhadap

tingkat kepatuhan dalam keselamatan dan kesehatan kerja.

H1 : Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang APD terhadap tingkat

kepatuhan dalam keselamatan dan kesehatan kerja.

Alat Pelindung Diri (APD)1. Alat pelindung kepala2. Alat pelindung tangan3. Alat pelindung badan4. Alat pelindung kaki

PendidikanKesehatan tentang

APD

Kepatuhan Pekerja dalamMemakai APD

Pendidikan Kesehatan Tentang APD1. Pengertian APD2. Tujuan APD3. Macam APD4. Pemilihan APD5. Cara Memakai APD yang Benar

KepatuhanPenggunaan APD K3

Page 57: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

44

2.5 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil

1 Candra dan Ruhyandi(2008)

Faktor-Faktor YangBerhubungan DenganPerilaku KepatuhanPenggunaan Apd PadaKaryawan Bagian PressShop Di Pt. Almasindo IiKabupaten Bandung BaratTahun 2008

Desain penelitian yang digunakanadalah cross sectional. Sampelpenelitian diambil dari jumlah totalpopulasi pekerja pada bagian PressShop yaitu sebanyak 150responden. Pengumpulan datadilakukanmelalui wawancara danobservasi. Analisis data melalui duatahapan, yaitu univariat untukmelihatdistribusi frekuensi dan bivariatuntuk melihat hubungan (chi-square) serta besarnya hubungan.

Hasil memperlihatkan bahwa faktorinternal yang terdiri dari variabelpengetahuan memiliki hubunganyang bermakna (p=0,000) terhadapperilaku kepatuhan pekerja dalampenggunaan APD, serta variabelsikap memiliki hubungan yangbermakna (p=0,000) terhadap perilakukepatuhan pekerja dalampenggunaan APD, dan pada faktoreksternal yang memiliki hubungan yangbermakna dengan perilakukepatuhan pekerja dalam penggunaanAPD adalah penyuluhan (p=0,039).Sedangkan variabelpengawasan dan kelengkapan APDtidak terbukti memiliki hubunganbermakna dengan perilakukepatuhan pekerja dalam penggunaanAPD

2 Dhian, Imrotul, danMaria

( 2009 )

Study Tingkat KepatuhanPekerja Tentang KesehatanDan Keselamatan Kerja DiBagian Mesin Pabrik GulaWatoetoelis Prambon,

Penelitian ini menggunakan metodepenelitian Deskriptif. Populasinyaadalah semua pekerja bagian mesinPabrik Gula Watoetoelis yangberjumlah 140 responden. Sampel

Hasil penelitian menunjukkan tingkatkepatuhan pekerja tentang Kesehatandan Keselamatan Kerja di bagian mesinPabrik Gula Watoetoelis Prambon,Sidoarjo adalah pekerja yang tidak

Page 58: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

45

Sidoarjo diambil dengan teknik NonProbability Sampling dan denganmetode Quota Sampling. Sampelyang diambil sebanyak 104responden yaitu sebagian pekerjaPabrik Gula Watoetoelis PrambonSidoarjo yang memenuhi kriteriainklusi. Data penelitian diambildengan menggunakan lembarobservasi terstruktur. Setelahditabulasi, data yang ada dianalisa.Penelitian dilakukan pada bulanMaret 2008 di bagian mesin PG.Watoetoelis Prambon Sidoarjo.

patuh sebanyak 64 responden (61.5%)dan pekerja yang patuh sebanyak 40responden (38.5%).

Page 59: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

46

BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimenal dengan desain

penelitian pretest-posttest one group designyaitu membandingkan hasil

kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD sebelum dan sesudah pemberian

pendidikan kesehatan tentang APD (Hidayat, 2007).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjekyang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini

menggunakan populasi pekerja bangunan di PT.Waskita Karya dengan

jumlah 250 pekerja, dan teknik penggunaan sampel menggunakan purposive

samplingyaitu sample yang digunakan harus memiliki kriteria-kriteria yang

diinginkan oleh peneliti (Sugiyono 2013). Rumus pengambilan jumlah

sampel adalah sebagai berikut :

n =N

1+N (d2)

n =250

1+250 (0,152)

n =37,7=38 Pekerja

Page 60: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

47

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.Waskita Karya pada bulan Februari –

Maret 2015.

3.4 Variabel, Definisi Operasional,dan Skala Pengukuran

3.4.1 Definisi operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Parameter Skala SkorIndependent :PendidikanKesehatanTentang APD

PemberianinformasipekerjabangunantentangpenggunaanAPD agarpekerja dapatberperilakupatuh dalammenggunakanAPD

- - Nominal 1 : DiberikanPendidikanKesehatan

2 : TidakDiberikanPendidikanKesehatan

Dependent :TingkatKepatuhanPekerjadalammenggunakanAPD

Salah satubentukperilakupekerja dalammenggunakanAPD saatbekerja

LembarObservasi

PerilakuKepatuhanAPD

Nominal 1-14:tidakpatuh15-22 : patuh

Keterangan :

n = Sampel

N = Populasi

d = Tingkat Kesalahan ( 15%)

Page 61: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

48

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

1. Media Pendidikan Kesehatan

Penelitian menggunakan alat-alat pendukung seperti laptop,

layar proyektor, LCD, buku, bolpoin, stop kontak dan video

tentang kepatuhan APD.

2. Lembar Observasi Penelitian

Lembar observasi pada penelitian ini menggunakan 11 butir

pertanyaan kepatuhan dalam menggunakan APD.

3.5.1 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari

institusi kepada Kepala PT.Waskita Karya.

2. Setelah mendapatkan surat persetujuan dari Kepala Waskita

Karya,, peneliti mengumpulkan data tentang pekerja bangunan di

Waskita Karya.

3. Setelah mendapatkan data, peneliti membuat undangan dan

diserahkan ke Waskita Karya untuk diberikan kepada masing –

masing pekerja untuk berkumpul sebentar saat jam istirahat untuk

pendataan kelengkapan APD dan pemberian pendidikan

kesehatan tentang APD sehari setelah pendataan.

4. Pendataan tingkat kepatuhan dilakukan ulang dua minggu setelah

pemberian pendidikan kesehatan.

Page 62: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

49

3.6 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahap

sebagai berikut :

1. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran

pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden. Hal ini

dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan

segera dapat dilengkapi. Selama proses penelitian ada beberapa data

yang tidak terisi sehingga peneliti meminta responden untuk

melengkapinya sehingga didapatkan data yang lengkap.

2. Coding

Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk mempermudah

mengolah data, hanya 2 variabel diberi kode yaitu variabel dependen

(Nursalam 2013). Coding data dilakukan untuk menilai kepatuhan jika

patuh dinilai 1 jika tidakpatuh dinilai 1.

3. Entry data

Merupakan suatu proses pemasukan data kedalam komputer untuk

selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program

komputer.

5. Cleaning

Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang dimasukkan

kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya atau

proses pembersihan data. Dalam proses ini peneliti melakukan

Page 63: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

50

pengecekan ulang untuk memastikan bahwa semua data yang

dimasukkan dalam program komputer telah sesuai dengan data asli

yang didapat di lapangan.

6. Tabulating

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel kemudian

diolah dengan bantuan komputer.

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data

yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik statistik kuantitatif

dengan menggunakan analisis unviariat dan bivariat. Pada penelitian ini

menggunakan sistem komputer dalam penghitungan data. Adapun analisa

yang digunakan sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan suatu analisa yang digunakan untuk

menganalisis tiap-tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan

suatu distribusi frekuensi dan prosentase dari masing-masing variabel

(Hidayat 2007). Analisa univariat dalam penelitian ini adalah

karakteristik responden (tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan umur

pekerja), tingkat kepatuhan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan.

Page 64: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

51

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat menggunakan uji McNemarkarena kategori skala

data dalam bentuk nominal sehingga bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan tentang APD terhadap kepatuhan pekerja

dalam menggunakan APD dengan mengukur tingkat kepatuhan sebelum

dilakukan pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan pengelompokkan responden patuh dan tidak patuh

(Sugiyono, 2012).

Analisa hasil uji statistik : apabila p value > 0,05 maka Ho

diterima artinya tingkat kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD

sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tidak berbeda secara

bermakna. Apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak artinya tingkat

kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD sebelum dan sesudah

pendidikan kesehatan berbeda secara bermakna (Dahlan, 2012).

3.6 Etika Penelitian

Ada beberapa etika yang dilakukan untuk mendukung kelancaran

penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti

dengan calon responden dengan memberikan lembar persetujuan.

Peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden. Calon

Page 65: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

52

responden bersedia menjadi responden maka dipersilahkan

menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan Identitas)

Anonimity merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak

mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat

ukur, tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

Kode yang digunakan berupa nama responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)

Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi

atau masalah lain yang menyangkut privacy responden. Hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 66: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Data

1. Analisa Univariat

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan karateristik

responden yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan

lama kerja yang telah disusun dalam bentuk table serta deskripsi.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden menurut umur hasilnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur (n = 38)Klasifikasi Umur Jumlah (n) Persentase (%)

17-25 9 23,726-35 12 31,536-45 9 23,746-55 8 21,1

Jumlah 38 100

Hasil analisis pada Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa

distribusi responden berdasarka umur yang terendah usia 46-55

tahun yaitu 8 orang (21,1%) dan tertinggi usia 26-35 tahun yaitu 12

orang (31,5%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden menurut Jenis Kelamin hasilnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Page 67: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

54

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin (n = 38 )Klasifikasi Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)Laki-Laki 38 100%Perempuan 0 0 %

Jumlah 38 100%

Hasil analisis pada Tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini

semua laki-laki dengan jumlah 38 pekerja.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden menurut Tingkat Pendidikan hasilnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan(n =38)

Klasifikasi Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)SD 14 37 %SMP 16 42 %SMA 8 21 %

Jumlah 38 100%

Hasil analisis pada Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan yang terendah

adalah SMA yaitu 8 orang (21%) dan tertinggi adalah SMP yaitu

sebanyak 16 0rang (42%).

d. Kepatuhan APD sebelum Pendidikan Kesehatan

Tabel 4.4 Kepatuhan APD sebelum Pendidikan KesehatanTingkat Kepatuhan Frekuensi Persen (%)

Tidak Patuh 36 94,7Patuh 2 5,3Jumlah 38 100

Page 68: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

55

Pada tabel diatas di dapatkan data kepatuhan APD pada

pekerja sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu pekerja yang

tidak patuh berjumlah 36 orang (94,7%) orang dan yang patuh 2

orang (5,3%).

e. Kepatuhan APD setelah Pendidikan Kesehatan

Tabel 4.5 Kepatuhan APD sesudah Pendidikan KesehatanTingkat Kepatuhan Frekuensi Persen (%)

Tidak Patuh 13 34,2Patuh 25 65,8Jumlah 38 100

Pada tabel diatas di dapatkan data kepatuhan APD pada

pekerja sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu pekerja yang

patuh berjumlah 25 orang ( 65,8%) dan tidak patuh 13 orang

(34,2%).

4.2 Analisa Bivariat

Tabel 4.7 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan APD

Kepatuhan APDPre Post Nilai P

valueF % f %Patuh 2 5,3 25 65,8

0,000Tidak Patuh 36 94,7 13 34,2

Jumlah 38 100 38 100

Hasil Analisis bivariat menggunakan uji Mc Nemardidapatkan nilai p

value = 0,000 maka p value< 0,05 sehingga Ho ditolak artinya ada pengaruh

pendidikan kesehatan tentang APD terhadap kepatuhan pemakaian APD.

Page 69: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

56

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah usia 26-35 tahun

yaitu 12 orang (31,5) dan yang paling sedikit usia 46-55 tahun yaitu 8

orang (21,1%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan

dengan hasil penelitian Nurcahyanti (2004) yaitu responden yang

dinyatakan patuh dalam penggunaan APD lebih banyak pada responden

dengan umur dewasa dini yaitu sebanyak 14 responden (48,3%)

dibandingkan dengan responden yang berumur dewasa madya yaitu 9

responden (28,6%), perbedaan proporsi tersebut dikarenakan pada

responden umur dewasa dini lebih banyak yang patuh.

Saryono (2009) pada umur dewasa ini mereka menghasilkan jasa

yang lebih baik sehingga mereka lebih taat terhadap peraturan dan lebih

takut melanggar aturan yang ditetapkan ditempat bekerjanya. Sedangkan

pada responden dengan umur dewasa madya pada umur tersebut mereka

dinyatakan matang dalam pengalaman dan pemikiran tetapi ternyata

dalam kepatuhan penggunaan APD sebagian besar tidak patuh, hal

tersebut disebabkan karena cenderung fanatik terhadap tradisi sehingga

Page 70: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

57

mereka merasa tanpa menggunakan APD secara lengkap sudah merasa

terlindungi atau hanya memakai APD yang diperlukan saja cukup.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini semua laki-laki

dengan jumlah 38 pekerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rorimpandey,

Kawatu & Wongkar (2014) yang menunjukkan bahwa semua pekerja

adalah berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 60 pekerja. Jenis

kelamin laki-laki memiliki tenaga dan fisik yang lebih baik dibandingkan

wanita sehingga pada pekerja bangunan lebih didominasi oleh kaum laki-

laki.

Dapat dijelaskan bahwa semua karyawan berjenis kelamin laki-laki

dengan jumlah 116 orang. Hal ini disebabkan karena pekerjaan tersebut

memang cukup berat, bersentuhan langsung dengan unit-unit mesin

pengolahan dan waktu proses pengolahan dapat berlangsung selama 24

jam dengan sistem over shift sehingga tidak memungkinkan untuk

mempekerjakan karyawan berjenis kelamin wanita (Marpaung, 2013).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan Tingkat Pendidikan yang paling banyak adalah

SMP yaitu sebanyak 16 0rang (42%), SD yaitu 14 orang (37%), dan

SMA yaitu 8 orang (21%).

Page 71: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

58

Menurut penelitian Marpaung (2013) menunjukkan bahwa

distribusi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan lebih dominan SLTP

dikarenakan pekerja pabrik hanya membutuhkan skill serta memiliki

kemampuan untuk bekerja secara terampil.

Adanya hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan

penggunaan APD karena pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan

dari bidang tersebut terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang

membutuhkan keahlian dan ketrampilan khusus. Pendidikan ini

mendorong perilaku yang lebih baik dari sebelumnya pada bidang-bidang

penggunaan APD. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari

YB Mantyra dalam Notoadmojo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama

dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan

(Nursalam, 2008) pada umumnya makin tinggi pendidikan akan

mempermudah menerima informasi. Dari informasi yang diperoleh akan

menghasilkan pengetahuan yang baik, sedangkan semakin baik

pengetahuan seseorang akan mempengaruhi seseorang berperilaku baik.

4. Kepatuhan APD sebelum Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian diatas di dapatkan data kepatuhan

APD pada pekerja sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu pekerja

Page 72: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

59

yang tidak patuh berjumlah 36 orang (94,7%) orang dan yang patuh 2

orang (5,3%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Candra &

Ruhyandi (2008) yang menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pada

pekerja dalam penggunaan APD masih banyak yang tidak patuh dengan

distribusi pekerja tidak patuh sebanyak 99 pekerja (66%) dan pekerja

yang patuh sebanyak 51 pekerja (34%). Adapun responden yang belum

selalu atau sepenuhnya menggunakan APD sebagaimana mestinya

diantaranya beralasan bahwa menggunakan APD tidak selalu lengkap,

alasan lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan tersebut seperti

responden merasa terganggu atau tidak nyaman ketika menggunakan

APD.

5. Kepatuhan APD setelah Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian diatas di dapatkan data kepatuhan

APD pada pekerja sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu pekerja

yang patuh berjumlah 25 orang (65,8%) dan tidak patuh 13 orang

(34,2%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Candra & Ruhyandi

(2008) yang menunjukkan bahwa pekerja yang mendapat penyuluhan

tentang APD cenderung akan patuh dalam penggunaan APD sedangkan

pekerja yang belum pernah mendapatkan penyuluhan cenderung tidak

patuh dalam menggunakan APD. Hasil penelitian Candra & Ruhyandi

(2008) menunjukkan bahwa alasan responden menggunakan APD

Page 73: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

60

sehingga cenderung patuh, yaitu sebagian besar sudah memiliki

kesadaran bahwa penggunaan APD dapat mencegah terjadinya

kecelakaan dan mendorong keselamatan kerja. Selain itu beberapa

diantaranya responden menganggap bahwa penggunaan APD merupakan

suatu aturan sehingga harus dipatuhi.

5.2 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan APD

Berdasarkan penelitian diatas didapatkan ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang APD terhadap kepatuhan pemakaian APD dari 2 pekerja

yang patuh menjadi 25 pekerja. Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian Candra dan Ruhyandi dimana pemberian penyuluhan atau

pendidikan kesehatan tentang APD berpengaruh terhadapkepatuhan pekerja

dalam menggunakan APD. Pengetahuan tentang APD yang kurang pada

pekerja sehingga menyebabkan ketidak patuhan dalam penggunaan APD

disebabkan karena pekerja banyak yang tidak mengikuti ataupun menyimak

penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas P2K3 yang ada

diperusahaan. Penelitian ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Elfrida dalam Candra dan Ruhyandi (2008) yang menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku

kepatuhan penggunaan APD pada saat bekerja. Potensi manusia semakin

lama seorang bekerja maka semakin banyak pengalamannya dan semakin

tinggi pengetahuan dan keterampilannya.

Page 74: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

61

Hasil penelitian Rahmawati, Sudargo & Paramastri (2007)

menunjukkan penyuluhan dengan media audio visual (video) dapat

meningkatkan perilaku ibu dalam memberikan gizi pada balita. Media audio

visual memiliki beberapa keuntungan antara lain media ini dapat diserap

oleh 2 panca indera manusia yaitu penglihatan dan pendengaran sehingga

memaksimalkan materi yang diberikan untuk dapat diserap oleh pikiran dan

dapat langsung dipraktekkan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

penyuluhan dengan media video sangat efektif dalam meningkatkan

pengetahuan karena materi yang diberikan dapat diterima dengan panca

indera penglihatan dan pendengaran sehingga materi lebih mudah diserap

dan lebih mudah dipahami. Hasil penelitian Rahmawati, Sudargo &

Paramastri (2007) sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan media video namun terdapat perbedaan dalam konten

pendidikan kesehatan yaitu pada peneliti menggunakan konten kepatuhan

APD pekerja bangunan sedangkan pada penelitian Rahmawati, Sudargo &

Paramastri (2007) menggunakan konten kepatuhan pemenuhan gizi balita.

Hasil penelitian Noviandry (2013) menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan dan adanya pelatihan dapat meningkatkan kepatuhan pekerja

dalam menggunakan APD. Hasil penelitian ini sama dengan pengaruh

pendidikan kesehatan tentang APD yang dapat meningkatkan pengetahuan

sehingga dapat berperilaku patuh dalam menggunakan APD. Hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pendidikan kesehatan

yang diberikan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan. Pengetahuan yang

Page 75: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

62

sudah baik dapat mempengaruhi kepatuhan dalam APD sehingga

pendidikan kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan dengan peningkatan

pengethauan terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), yang

mengatakan bahwa suatu tindakan yang dilakukan berdasarkan oleh ilmu

pengetahuan akan lebih bertahan lama, dibandingkan dengan tindakan yang

tidak disadari oleh pengetahuan. Selain faktor yang menyebabkan

pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD adalah

pengetahuan. Pengetahuan dapat meningkatkan informasi bidang tentang

APD sehingga responden lebih tertarik untuk menggunakan APD

dikarenakan telah memahami fungsi APD bagi dirinya. Pengetahuan juga

berpengaruh terhadap perilaku manusia, semakin baik pengetahuan akan

semakin baik juga perilakunya serta adanya pengalaman. Apalagi jika

pengalaman tersebut berasal dari pengalaman pribadi, yaitu pada bidang

yang berpengalaman, maka pengetahuan responden muncul setelah

responden tersebut merasakan sendiri keuntungan dan kerugian dari

penggunaan APD, sedangkan jika pengetahuan tersebut berasal dari

pengalaman orang lain kita kurang yakin.

Hasil Analisis bivariat menggunakan uji McNemardidapatkan nilai p

value = 0,000 maka p value< 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima

artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang APD terhadap

kepatuhan pemakaian APD.

Page 76: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

63

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Candra dan

Ruhyandi dimana pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang

APD berpengaruh terhadap kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD.

Hasil penelitian Candra dan Ruhyandi (2008) didapatkan hasil p value 0,039

sehingga p value < 0,005 maka ada pengaruh pemberian pendidikan

kesehatan atau penyuluhan tentang APD terhadap kepatuhan pekerja dalam

menggunakan APD.

Hasil penelitian Rorimpandey, Kawatu & Wongkar (2014)

menunjukkan bahwa perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuann dengan nilai p value = 0,012. Tingkat pengetahuan seseorang

dapat bertambah jika adanya sebuah penyuluhan atau pemberian pendidikan

kesehatan sehingga pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan dapat

meningkatkan tingkat pengetahuan seseorang tentang APD dan dapat

meningkatkan kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD.

Hasil penelitian Noviandry (2023) menunjukkan bahwa tingkat

pengathuan dan adanya pelatihan dapat meningkatkan kepatuhan pekerja

dalam menggunakan APD dengan nilai signifikan p value = o,ooo. Hasil

penelitian ini sama dengan pengaruh pendidikan kesehatan tantang APD

yang dapat meningkatkan pengetahuan sehingga dapat berperilaku patuh

dalam menggunakan APD.

Page 77: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

64

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin semua laki-laki

sebanyak 38 pekerja, berdasarkan umur paling banyak umur 25-35

tahun sebanyak 12 pekerja, dan berdasarkan tingkat pendidikan paling

banyak SMP sebanyak 16 pekerja.

2. Tingkat Kepatuhan pekerja sebelum pendidikan kesehatan adalah 36

pekerja tidak patuh dan 2 pekerja patuh sedangkan setelah pendidikan

kesehatan tentang APD adalah 25 pekerja patuh dan 13 pekerja 13 tidak

patuh.

3. Hasil Analisis bivariat menggunakan uji Mc Nemardidapatkan nilai p

value = 0,000 maka p value< 0,05 sehingga Ho ditolak artinya ada

pengaruh pendidikan kesehatan tentang APD terhadap kepatuhan

pemakaian APD

6.2 Saran

1. PT.Waskita Karya

Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi pekerja

bangunan di PT. Waskita Karya dengan informasi pemakaian APD di

siplin tiap minggu atau setiap event pembangunan.

Page 78: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

65

2. Manfaat bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi tenaga kesehatan

dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja melalui

penggunaan APD lengkap saat bekerja di rumah sakit.

3. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya literatur

ilmu keperawatan diperpustakaan khususnya tentang Alat Pelindung

Diri untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja di pabrik.

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian

yang berkaitan Alat Pelindung Diri untuk Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

5. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dalam

penelitian tentang Alat Pelindung Diri untuk Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada pekerja bangunan di PT. Waskita Karya.

DAFTAR PUSTAKA

Annishia, FristiBellia. 2011. AnalisisPerilakuTidakAmanPekerjaKonstruksi Pt.Pp (Persero) Di Proyek Pembangunan Tiffany Apartemen Jakarta SelatanTahun 2011. Skripsi. FakultasKedokteran Dan IlmuKesehatanUniversitasIslam NegeriSyarifHidayatullah. Jakarta.

Atmanto, Ireng Sigit.(2007).Behavioral Determinants Workers In The Use Of PpeBased On Hazard Assessment In Foundry Company Ceper Klaten. ISBN.978-602-99334-0-6. UNDIP

Page 79: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

Berek, Noorce Christiani.2010. Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan TenagaKerja Bongkar Muat (Tkbm) Dalam Penggunaan Apd Di Pelabuhan TenauKupang.Jurnal. MKM Vol. 05 No. 01

Broto, Agung Budi &Sucita. 2011. Indentifikasi Dan PenangananRisiko K3 PadaProyek Konstruksi Gedung. POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1.

Candra, Evi Dan Ruhyandi.2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan DenganPerilaku Kepatuhan Penggunaan APD Pada Karyawan Bagian Press ShopDi PT. Almasindo Ii Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008.JurnalKesehatan Kartika Stikes A. Yani

Cipta; 2010: 56-70.Pratiwi, ShintaDwi. 2009. Tinjauan Faktor Perilaku KerjaTidak Aman pada Pekerja Konstruksi Bagian Finishing PT. WaskitaKarya Proyek Pembangunan Fasilitas dan Sarana Gelanggang Olahraga(GOR) Boker, Ciracas. Jakarta Timur 2009. Skripsi. FKMUI.Depok.

Dahlan, Sopyan.2012.Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta : SalembaMedika

Dian, Imroatul & Maria. 2008. Study Tingkat Kepatuhan Pekerja TentangKesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Bagian Mesin Pabrik GulaWatoetoelis Prambon, Sidoarjo.Jurnal Ilmiah Keperawatan. Vol 1 No1.ISSN : 2085 – 3742.

Firmansyah, Maman. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan PerilakuTidak Aman Pekerja pada Bagian Produksi PT. Lestari Busana AnggunMahkota Tangerang Tahun 2010. Skripsi. FKIK UIN. Jakarta

Hutapea, Tahan P.2010.Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap KepatuhanMinum Obat Anti Tuberculosis.Malang.RSUD Dr.Saiful Anwar

Lasmanto, Wening & Rachma, Nurullya.2009.Motivasi Perawat MelakukanPendidikan Kesehatan Di Ruang Anggrek RS TugurejoSemarang.Skripsi.UNDIP

Mangkunegara, DR. A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:Penerbit Refika Aditama.

Mondy, R. Wayne. & Noe, Robert M. 2005. Human Resources Management,Edisike- 9. New Jersey: Penerbit Prentice Hall.

Notoatmodjo, S 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta,Jakarta.

Page 80: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.Jakarta.

Notoatmodjo, S.2010.Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka

Nursalam & Kurniawati 2007, Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksihiv/aid, Salemba Medika, Jakarta.

Prihandana, Sadar 2012, ‘Studi fenomenologi: pengalaman kepatuhan perawatanmandiri pada pasien hipertensi di poliklinik RSI siti hajar kota Tegal’,Tesis, Universitas Indonesia, Depok.

Putri, RA 2012, ‘Analisis efektifitas pemberian konseling dan pemasangan posterterhhadap tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pada pasien hipertensidi puskesmas bakti jaya kota depok’, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.

Sanjaya, I PutuIndra, Widhiawati Ida Ayu Rai, Frederika Ariany. 2012. AnalisisPenerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada ProyekKonstruksi Gedung Di Kabupaten Klungkung Dan Karangasem. JurnalIlmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil.

Setiadi.2013.Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta :Graha Ilmu

Sucipto, Dani Cecep.2014.Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Yogyakarta:PustakaBaru

Suma’mur P.K.2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PTToko Gunung Agung.

Suryani, Dyah, Handayani, E. Egriana, dan Wibowo, Trisno Agung.2010.Hubungan Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri, Umur Dan MasaKerja Dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bagian Rustic Di PTBorneo Melintang Buana Eksport Yogyakarta. KesMas Vol.4 No 3 :144 –239

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen danImplementasiKesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta : HarapanPress.

Yusmardian.2005.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan AlatPelindung Diri Pada Pekerja Bagian Produksi Unit Chlor Alkali PT.Indah Kiat Pulp & Paper Perawang Tbk.hhtp://www.google.com/litbang.go.id/2429.htm, diambil pada tanggal 28Oktober 2014, Yogyakarta.

Wesiklopedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia, Jakarta, 2005

Page 81: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-dwiprasety-1516-1-skripsi-4.pdf · Akhir kata penulis berharap semoga dengan