77
i PENGALAMANPERAWAT DALAM PENANGANAN KERACUNAN PESTISIDA DI RSUD KARANGANYAR SKRIPSI “Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan” Oleh : Hanim Rahmawati NIM S11018 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

i

PENGALAMANPERAWAT DALAM PENANGANAN KERACUNAN

PESTISIDA DI RSUD KARANGANYAR

SKRIPSI

“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Hanim Rahmawati

NIM S11018

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGALAMAN PERAWAT DALAM PENANGANAN KERACUNAN

PESTISIDA DI RSUD KARANGANYAR

Oleh :

Hanim Rahmawati

NIM. S11018

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 11 Agustus 2015 dan dinyatakan

telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Pendamping,

Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK. 201188087

Pembimbing Utama,

Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK. 200679022

Penguji,

Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK.201279102

Surakarta, 11 Agustus 2015

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan,

Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK. 201279102

Page 3: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hanim Rahmawati

Nim : S.11018

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun

diperguruan tinggi lain.

2. Skripsi adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain,kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim

Penguji.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau di

publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku

diperguruan tinggi ini.

Surakarta, 28 Januari 2015

Yang membuat pernyataan

Hanim Rahmawati

NIM.S11018

Page 4: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

iv

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengalaman Perawat Dalam Penanganan Keracunan Pestisida Di Rumah

Sakit Daerah Karanganyar”. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak

mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns, M.Kep, selaku Penguji dan Ketua

program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns, M.Kep. selaku Pembimbing Utama

yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses pembuatan

proposal skripsi.

4. Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep.,Ns, M.Kep. selaku Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam

proses penyusunan proposal skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

6. Direktur RSUD Karanganyar yang telah memberi izin agar institusinya

dijadikan tempat penelitian.

7. Perawat dan seluruh staf RSUD Karanganyar yang telah membantu dalam

proses penelitian ini.

Page 5: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

v

8. Orang tua ku tercinta Bapak Suyamto, Ibu Samiyem dan keluarga besar

serta Kakak Dwi Ramlan Kurniawan, Romlah Setia Ningsih, kembar dan

ponakan tercinta peneliti, yang selalu tak henti – hentinya mendoakan dan

selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada peneliti.

9. Sahabat tersayang, Laras Setio Anggraini, Suci Mustika Sari, Siti

Muyassaroh, Utari, yang selalu memberi motivasi, semangat selama ini.

10. Teman-teman angkatan 2011 / S11 tersayang, yang saling mendukung dan

membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

11. Adek – adek ku wiwin dan za’a yang selalu memberi semangat untuk

dapat menyelesaikan skripsi.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan

mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Selanjutnya peneliti sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi

perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan

pelayanan keperawatan.

Surakarta, Januari 2015

Hanim Rahmawati

NIM.S11018

Page 6: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

ABTRAK .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ....................................................................... 6

2.1.1 Perawat ....................................................................... 6

2.1.2 Pengalaman ................................................................ 6

2.1.3 Pengetahuan ............................................................... 7

2.1.4 Perilaku ...................................................................... 10

2.1.5 Keracunan ................................................................. 13

2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 21

2.3 Fokus Penelitian ..................................................................... 22

2.4 Keaslian Penelitian ................................................................. 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian ............................................ 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 24

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 25

3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data.......................................... 27

3.5 Analisa Data ........................................................................... 31

Page 7: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

vii

3.6 Keabsahan Data ...................................................................... 32

3.7 Etika Penelitian ...................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Partisipan ......................................................... 37

4.2. Hasil Penelitian ...................................................................... 38

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................... 48

BAB VI PENUTUP

6.1. KESIMPULAN ...................................................................... 61

6.2. SARAN................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian 22

Page 9: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Keterangan

2.1 Kerangka Teori

2.2 Fokus Penelitian

Page 10: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1. F 01 Usulan Topik proposal

2. F 02 Pengajuan Persetujuan Judul

3. F 05 Lembar Oponent

4. F 06 Lembar Audience

5. Lembar Konsultasi

6. Surat Ijin Studi Pendahuluan

7. Surat Balasan Studi Pendahuluan

8. Data Demografi

9. Lembar Permohonan Menjadi Responden

10. Lembar Persetujuan Partisipan

11. Pedoman wawancara

12. Surat ijin Penelitian

13. Surat ijin kesbangpol

14. Surat ijin bappeda

15. Surat Balasan Ijin Penelitian

16. Hasil Transkrip

17. Analisa

18. Jadwal Peneliti

Page 11: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

xi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Hanim Rahmawati

Pengalaman Perawat dalam Penanganan Keracunan Pestisida Di RSUD

Karanganyar.

Abstrak

Keracunan pestisida merupakan kondisi gawat darurat yang harus segera

ditangani.Keracunan dapat melalui kulit, udara, tertelan dan terhisap atau terhirup

melalui sistem pernafasan.Penanganan keracunan pestisida apabila tidak

dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan kematian.Tujuan

penelitian untuk mengetahui pengalaman perawat dalam penanganan pestisida di

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain

fenomenologismelalui pendekatan deskriptif fenomenologi.Sampel pada

penelitian iniyaitu sebanyak 3 partisipan dipilih menggunakan purposive

sampling.

Hasil penelitian yang dianalisa menggunakan metode collaizi diperoleh 9

tema yaitu 1) pengetahuan didapatkan tema (a) penyebab keracunan, (b)

mekanisme keracunan, (c) manifestasi klinik keracunan. 2)tindakan perawat

didapatkan tema (a) pengkajian, (b) penanganan keracunan. 3) alasan tindakan

diberikan didapatkan tema (a) menyelamatkan nyawa, (b) upaya pencegahan

penyebaran racun, 4) hambatan didapatkan tema (a) kurangnya pengetahuan

keluarga. 5) cara mengatasi hambatan didapatkan tema (a) pengetahuan tentang

tindakan, menunjukkan bahwa perawat harus lebih memprioritaskan tindakan

untuk keracunan pestisida dan lebih teliti dalam melakukan pengkajian agar dapat

melakukan rencana tindak lanjutnya perawat di RSUD Karangannyar .

Kesimpulan penelitian pengalaman perawat dalam penanganan pestisida di

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar ialah mekanisme keracunan,

pengkajian, penanganan keracunan untuk mencegah penyebaran racun keseluruh

tubuh..

Kata Kunci : pengalaman, penanganan, keracunan pestisida.

Daftar Pustaka : 33 (2001-2014).

Page 12: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

xii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Hanim Rahmawati

Nurse’s Experiences in Handling the Pesticide-Poisoned Patients at General

Hospital of Karanganyar

ABSTRACT

Pesticide poisoning is an emergency condition which must be solve

immediately. Toxication can happen through skin, air, digestive tracts, and

respiration. The management of pesticide poisoning must be appropriate and

quick as to prevent death. It can be done by giving crystalloid solution, anti-

muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids,

milk, iced water. The objective of this research is to investigate the nurse’s

experiences in handling the pesticide-poisoned patients at Local General Hospital

of Karanganyar.

This research used phenomenology qualitative method. This research used

purposive sampling technique to get samples which were consisted of 3

participants. The data were analyzed by using Colaizzi method.

The result of research shows that there were five themes, namely: (1)

knowledge i.e (a) toxication causes, (b) mechanism of toxication, and (c) clinical

manifestation of poisoning; (2) care intervention i.e. (a) assessment, and (b)

handling of toxication; (3) reason of intervention i.e (a) life saving and (b)

prevention of toxin’s spreading; (4) obstacles i.e. (a) lack of knowledge of family;

and 5) how to resolve the obstacles i.e. (a) knowledge of intervention, meaning

that the nurses had to put more priorities on the intervention to the pesticide

poisoned patients, and they had to be more accurate in the assessment as to be

able to conduct further interventions at Local General Hospital of Karanganyar.

Thus, the nurses’ experiences in handling the pesticide poisoned patients

at Local General Hospital of Karanganyar included mechanism, assessment,

toxication intervention to prevent toxin’s spreading to the entire body.

Keywords: experiences, treatment, pesticide poisoning.

References: 33 (2001-2014).

Page 13: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keracunan zat-zat kimia pada tubuh manusia dapat membahayakan

kesehatan. Keracunan zat kimia dapat merusak organ-organ didalam tubuh

meliputi: saluran pencernaan, saluran pernafasan, organ hati, organ ginjal. Karena

keracunan zat kimia akan merusak jaringan tubuh terpenting sehingga menggangu

atau menghentikan fungsinya. Beberapa jaringan tubuh yang rentan terhadap

keracunan diantaranya kulit, susunan syaraf, sumsum tulang, ginjal, hati, dan

organ pencernaan (Anggrawati & Riyadi, 2009).Pestisida merupakan zat, senyawa

kimia (zat pengatur tumbuh dan perangsang tumbuh), organisme renik, virus dan

zat lain-lain yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman atau bagian

tanaman (Pedum Kajian Pestisida, 2012).

Dampak penggunaan pestisida sering ditemui keluhan antara lain muntah-

muntah, ludah terasa lebih banyak, mencret, gejala ini dianggap oleh petani

sebagai sakit biasa (Wudianto, 2008). Beberapa efek kronis akibat dari keracunan

pestisida adalah berat badan menurun, anorexia, anemia, tremor, sakit kepala,

pusing, gelisah, gangguan psikologis, sakit dada dan lekas marah.Pestisida

organofosfat yang masuk ke dalam tubuh manusia mempengaruhi fungsi syaraf

dengan jalan menghambat kerja enzim kholinesterase, suatu bahan kimia esensial

dalam menghantarkan impuls sepanjang serabut syaraf (Achmadi, 2005).

Page 14: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

2

Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan berakibat pada kesehatan

petani itu sendiri dan lingkungan pada umumnya. Hingga tahun 2000 penelitian

terhadap para pekerja atau penduduk yang memiliki riwayat kontak pestisida,

banyak sekali dilakukan. Dari berbagai penelitian tersebut diperoleh gambaran

prevalensi keracunan tingkat sedang hingga berat disebabkan pekerjaan, yaitu

antara 8,5% sampai 50 % (Achmadi, 2005). World Health Organization (WHO)

memperkirakan setiap tahun terjadi 1 – 5 juta kasus keracunan pestisida pada

pekerja pertanian dengan tingkat kematian mencapai 220.000 korban jiwa.Sekitar

80 % keracunan pestisida dilaporkan terjadi di negara-negara berkembang

(Imelda, 2010).

Tahun 2006 di Kabupaten Magelang telah dilaksanakan pemeriksaan

aktifitas kholinesterase untuk mengetahuai keracunan pestisida pada petani

berlokasi di 7 Kecamatan dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 550 orang

menunjukan keracunan sedang 72,73%. Pada tahun 2006 di Kecamatan Ngablak

telah dilaksanakan pemeriksaan aktifitas kholinesterase pada petani dengan

jumlah sampel yang diperiksa 50 orang menunjukan keracunan sedang 48%

akibat pestisida. Pada tahun 2008 hasil penelitian dengan jumlah sampel yang

diperiksa 68 orang menunjukkan kadar kholinesterase darah petani sayuran di

Desa Sumberejo yang mengalami keracunan sebesar 76,47% (Prihadi, 2008).

Bahan kimia dari kandungan pestisida dapat meracuni sel-sel tubuh atau

mempengaruhi organ tertentu yang mungkin berkaitan dengan sifat bahan kimia

atau berhubungan dengan tempat bahan kimia memasuki tubuh (Afriyanto,

2008).Penanganan keracunan pestisida yaitu perawatan resusitasi pasien dan

Page 15: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

3

memberikan oksigen, antagonis muskarinik (biasanya atropin), cairan, dan

reactivatoracetylcholinesterase (sebuah oksim yang mengaktifkan kembali

acetylcholinesterase dengan penghilangan kelompok fosfat).Dekontaminasi atau

bilas lambung harus dipertimbangkan setelah diresusitasi dan stabil.Pasien harus

diobservasi terkait perubahan kebutuhan atropin, memburuknya fungsi pernafasan

karena sindrom menengah, dan fitur kolinergik berulang yang terjadi dengan

organofosfat yang larut dalam lemak (Michael et al, 2008).

Keracunan pestisida adalah kondisi gawat darurat yang harus segera

ditangani.Menurut Nurlaila dkk (2005) penatalaksanaan keracunan pestisida harus

sesuai dengan penatalaksanaan, jika tidak dilakukan dengan cepat dan tepat dapat

mengakibatkan kematian. Penanganan keracunan pestisida dengan memberikan

cairan kristaloid, antimuskarinik (atropine sulfat), bilas lambung dengan

aquadestilata, anatasida, susu, air es.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Karanganyar pada tahun

2013 jumlah keracunan zat kimia 45 orang, keracunan pestisida 56 orang.

Prevalensi dalam tiga bulan terakhir keracunan zat kimia 15 orang, keracunan

pestisida 25 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 orang perawat yang

pernah menangani pasien dengan keracunan pestisida 4 diantaranya mengatakan

melakukan tindakan bilas lambung dengan Nacl 0,9 % dengan menggunakan spuit

10 cc sampai lambung bersih dari racun dan memasang O2 3iter/menit, 2

diantaranya mengatakan merangsang muntah dengan air putih dan susu.

Keracunan merupakan kegawatdaruratan yang harus ditangani dengan tepat,

karena dapat mengakibatkan kematian.

Page 16: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

4

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan meneliti tentang bagaiman

“Pengalaman Perawat Dalam Penanganan Keracunan Pestisida Di Rumah Sakit

Daerah Karangananyar”

1.2. Rumusan Masalah

Keracunan zat-zat kimia pada tubuh manusia dapat membahayakan

kesehatan, terutama bila pertolongan pertama terlambat diberikan. Perawat

memiliki peranan penting saat pertama kali menanganipasien yang datang ke

IGD.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengalaman

Perawat Dalam Penanganan Keracunan Pestisidadi Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengalaman perawat dalam penanganan

pestisida di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang keracunan pestisida di

Rumah Sakit Umum Daerah Karangannyar.

2. Untuk mengetahui tindakan yang diberikan perawat dalam penanganan

keracunan pestisida di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

3. Untuk mengetahui alasan tindakan yang diberikan perawatdi dalam

penanganan keracunan pestisidadi Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar.

Page 17: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

5

4. Untuk mengetahui hambatan penanganan keracunan pestisida di Rumah

Sakit Umum Daerah Karanganyar.

5. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam penanganan

keracunan pestisida di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan

pelayanan di rumah sakit sehingga alat dan pelatihan untuk dapat

meningkatkan pengetahuan perawat tentang penanganan keracunan

pestisida sehingga pelayanan di rumah sakit.

1.4.2. Manfaat bagi institusi pendididkan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan proses belajar

mengajar sehingga meningkatkan pengetahauan pelajar dalam penanganan

keracunan pestisida.

1.4.3. Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini berguna sebagai rujukan bagi penelitian lain

dan peneliti lain dapat meneliti faktor-faktor penyebab terjadinya

keracunan pestisida.

1.4.4. Manfaat bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam penanganan

kegawatdaruratan keracunan pestisida.

Page 18: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Teori

2.1.1. Perawat

Undang-undang Kesehatan No 23, Tahun 1992 menyebutkan

bahwa perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan

kewenangan dalam melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu

yang dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan

(Potter & Perry, 2005).

Perawat adalah orang yang dididik menjadi tenaga paramedis untuk

menyelenggarakan perawatan orang sakit atau secara khusus untuk

mendalami bidang perawatan tertentu.Keilmuan yang menjadi kemampuan

dasar seorang perawat terkait dengan bentuk pelayanan yang diberkati

seorang perawat yaitu terkait dengan aspek biospikosocialspiritual pasien

(Sudarma 2008).

2.1.2. Pengalaman

Pengalaman kata dasarnya ”alami” yang artinya mengalami,

melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menghadapi, menyeberangi,

menanggung, mendapat, menyelami, mengenyam, menikmati, dan

merasakan (Endarmoko, 2006). Pengalaman kerja merupakan masa kerja

atau pengalaman kerja adalah jangka waktu atau lamanya seseorang

bekerja pada suatu instansi, kantor atau sebagainya. Pengalaman

Page 19: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

7

merupakan sumber pengetahuan (Alwi, 2001 : 717). Pengalaman kerja

adalah tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

karyawan dalam bekerja yang dapat diukur dari masa kerja dan jenis

pekerjaan yang pernah dikerjakan karyawan selama periode

tertentu.pengalaman kerja didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki karyawan (Robbins dan Timothy, 2008).

2.1.3. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil

“tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap

suatu obyek. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

dimana bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Ovent Behavior).

2. Tingkat Pengetahuan

Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang menurut Notoatmodjo

(2012) yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada

sebelumnya.

Page 20: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

8

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada

kondisi riil (nyata).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

atau menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-

komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih

ada kaitannya satu dengan yang lainnya .

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Page 21: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

9

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain :

a. Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, menurut Notoatmodjo

yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya.

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan akan tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, menyita waktu, berulang dan banyak tantangan.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja.

Page 22: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

10

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2, menurut Notoatmodjo

yaitu:

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari perilaku dalam menerima informasi.

2.1.4. Perilaku

1. Pengertian

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan

sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang diamati langsung, maupun yang tidak langsung, maupun yang

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010). Perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus/rangsangan

dari luar (Notoatmodjo, 2010).

Perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus →

Organisme → Respon, sehingga teori oleh Skiner ini disebut teori “S-

Page 23: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

11

O-R” (stimulus – organisme – respons). Selanjutnya teori ini

menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu :

a. Responden respon atau reflexive

Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan

tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan respon

- respon yang relatif tetap.

b. Operan respon atau instrumental respons

Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh

stimulus atau forcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk

memperkuat respon.

2. Klasifikasi Perilaku

Pengelompokkan perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R”

menjadi dua, yaitu :

a. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus

tersebut belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.

Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan,

persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang

bersangkutan.Bentuk “unobservable behavior” atau

“covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

Page 24: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

12

b. Perilaku terbuka (overt behavor)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus

tersebut sudah berupa tindakan atau praktik, sehingga dapat diamati

orang lain dari luar atau observable behavior

3. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), ada tiga

faktor yang merupakan penyebab perilaku yaitu :

a. faktor pendorong (predisposing)

Faktor-faktor predisposisi merupakan faktor yang

mempermudah terjadinya suatu perilaku seperti pengetahuan,

sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan lain-lain.

b. Faktor pendukung (enabling)

Faktor-faktor pemungkin nerupakan faktor-faktor yang

merupakan sarana dan prasarana untuk berlangsungya suatu

perilaku. Yang merupakan faktor pendukung misalnya lingkungan

fisik dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan setempat.

c. Faktor-faktor penguat (reinforcing)

Faktor-faktor penguat adalah faktor yang memperkuat

terjadinya suatu perilaku, Yang merupakan faktor penguat dalam

hal ini adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun

petugas yang lain dalam upaya mempromosikan perilaku

kesehatan.

Page 25: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

13

4. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

Menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007),

perubahan perilaku itu dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Perubahan alamiah

Sebagian perubahan alamiah disebabkan oleh perubahan

alam yang terjadi. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu

perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka

anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami

perubahan.

b. Perubahan terencana

Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan

sendiri oleh subjek

c. Kesediaan untuk berubah

Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program

pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi

adalah sebagian orang akan mengadopsi inovasi tersebut dengan

cepat dan sebagian mengadopsi secara lambat. Hal ini menegaskan

bahwa setiap orang di dalam suatu masyarakat mempunyai

kesediaan untuk berubah.

2.1.5. Keracunan

1. Pengertian

Racun adalah zat yang ketika tertelan dalam jumlah yang relatif

kecil menyebabkan cidera dari tubuh dengan adanya reaksi

Page 26: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

14

kimia.Keracunan adalah masuknya suatu zat toksik kedalam tubuh

melalui sistem pencernaan baik kecelakaan maupun disengaja, yang

dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian.

Zat-zat yang dapat menimbulkan keracunan pencernaan dapat berupa

zat kimia (pestisida, baygon, alcohol, minyak tanah, bensin, botulisme,

intektisida, dll), makanan (jengkol, jamur, ikan,, dll), obat-obatan

(Krisanty, 2009). Sifat racun menurut Krisanty (2009) dapat dibagi

menjadi :

a. Korosif: asam basa kuat (asam klorida, asam sulfat, natrium

hidroksida).

b. Non korosif: makanan, obat-obatan.

2. Jenis-jenis keracunan

a. Keracunan makanan

Keracunan makanan adalah masuknya zat toxic (racun) dari

bahan yang kita makan kedalam tubuh baik dari saluran cerna, kulit,

inhalasi atau dengan cara lainnya yang menimbulkan tanda dan

gejala klinis. Gejala keracunan makanan yaitu sakit mendadak,

gejala tak sesuai dengan keadaan patologik tertentu, gejala

berkembang karna dosis besar, anamnese menunjukan keracunan.

Penatalaksanaan mengatasi penyebab terjadinya keracunan,

mengatasi efek yang ditimbul oleh racun (Hardisman, 2014).

Page 27: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

15

b. Keracunan Botulisme

Botulisme adalah suatu bentuk keracunan yang spesifik,

akibat penyerapan toksin/racun yang dikeluarkan oleh kuman

clostridium botilinum. Toksin botulinum mempunyai efek yang

sangat spesifik, yaitu menghambat hantaran pada serabut saraf

kolinergik dan mengadakan sparing dengan serabut

adrenergic.Keracunan botulisme berasal dari makanan kaleng yang

sudah habis masa berlakunya. Gejala klinis, mual dan muntah, rasa

lemas dan pusing, rasa kering pada mulut dan tenggorokan, gejala

neurologis berupa gangguan penglihatan, disfagia, gangguan otot-

otot pernafasan. Penatalaksanaan menjaga jalan nafas, beri air garam

untuk reflek muntah, bilas lambung, beri susu dan air kelapa, dan

diberi antitoxin dari botulinum yang terdiri dari trivalent (A, B, C)

(Hardisman, 2014).

c. Keracunan insektisida

Insektisida digunakan untuk membasmi bermacam-macam

hama (tumbuhan maupun binatang) khususnya hama serangga yang

dijumpai dalam kehidupan manusia. Gejala klinis muncul dalam

waktu 2 jam setelah kontak, gejalanya antara lain nyeri kepala,

kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi, kejang dan

penurunan kesadaran. Penatalaksanaan cegah kontak selanjutnya

melepas pakaian, cuci kulit yang terkontaminasi, bilas lambung bila

racun tertelan, beri atropin, kontrol vital sign (Hardisman, 2014).

Page 28: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

16

d. Keracunan minyak tanah

Minyak tanah (koresene) merupakan cairan jernih, tidak

berwarna, tidak larut dalam air, berbau, dan mudah terbakar

golongan petroleum terdistilasi hidrokarbon.Efek tosik minyak

tanah, kontak kulit (kering, dapat iritasi, menyebabkan rash),

absorbsi (jarang), kontak mata (iritasi, dapat menyebabkan

kerusakan permanen), inhalasi (iritasi, sakit kepala, pusing,

mengantuk, intoksikasi), ingesti (sakit kepala, pusing, mengantuk,

intoksikasi).Efek pada paparan kronis minyak tanah secara umum

kulit pecah-pecah, dermatitis, kerusakan hepar/kelenjar

adrenal/ginjal, dan abnormalitas eritrosit. Gejala yang timbul batuk,

tersedak, muntah,jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis

distress pernafasan, panas badan, dan batuk persisten.

Penatalaksanaan monitor sistem respirasi, inhalasi oksigen, jangan

muntahkan, nebulisasi dengan salbutamol, antibiotic, bilas lambung

(Hardisman, 2014).

e. Keracunan singkong

Keracunan singkong merupakan asam cyanide yang

terkandung didalamnya. Jenis singkong kadar asam cyanide berbeda-

beda. Tidak semua singkong beracun tergantung cara

pengolahannya. Gejala yang timbul yaitu, gangguan saluran

pencernaan seperti mual, muntah, dan diare.Sesak nafas, takikardi,

cyanosis dan hipotensi.Pusing, lemas, dan kesadaran menurun dari

Page 29: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

17

apatis sampai koma, kejang dan syok. Penatalaksanaan reflek

muntah jika terdapat sisa makan dilambung, natrium thiosulfat 30%

(antidotum) sebanyak 10-30 ml secara intravena, sebelum diberi amil

nitrit secara inhalasi, bila timbul cyanosis diberi O2 (Hardisman,

2014).

f. Keracunan pestisida

Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh

atau mengendalikan berbagai hama (Sudarmono, 2007). Pestisida

dapat digolongkan menurut penggunaannya dan disubklasifikasi

menurut jenis bentuk kimianya.Golongan pestisida terdiri dari

organofosfat dan karbamat (Sudarmo, 2007).Keracunan pestisida

adalah kondisi gawat darurat yang harus segera ditangani.Menurut

Nurlaila dkk (2005) penatalaksanaan keracunan pestisida harus

sesuai dengan penatalaksanaan, jika tidak dilakukan dengan cepat

dan tepat dapat mengakibatkan kematian. Penanganan keracunan

pestisida dengan memberikan cairan kristaloid, antimuskarinik

(atropine sulfat), bilas lambung dengan aquadestilata, anatasida,

susu, air es.

1) Organofosfat

Pestisida yang termasuk ke dalam golongan organofosfat

antara lain seperti Azinophosmethyl, Chloryfos, Demeton Methyl,

Dichlorovos, Dimethoat, Disulfoton, Ethion, Palathion,

Malathion, Parathion, Diazinon, Chlorpyrifos (Sudarmo,

Page 30: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

18

2007).Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik di

antara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan

pada manusia.Bila tertelan, meskipun hanya dalam jumlah sedikit,

dapat menyebabkan kematian pada manusia.Organofosfat

menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan

kholinesterase dalam sel darah merah dan pada

sinapsisnya.Enzim tersebut secara normal

menghidrolisisacetylcholine menjadi asetat dan kholin.Pada saat

enzim dihambat, mengakibatkan jumlah acetylcholine meningkat

dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada

system saraf pusat dan perifer (Wudianto, 2008).

Gejala keracunan organofosfat sangat bervariasi.Setiap gejala

yang timbul sangat bergantung pada adanya stimulasi asetilkholin

persisten atau depresi yang diikuti oleh stimulasi saraf pusat

maupun perifer.Gejala awal seperti salivasi, lakrimasi, urinasi dan

diare terjadi pada keracunan organofosfat secara akut karena

terjadinya stimulasi reseptor muskarinik sehingga kandungan

asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot polos

(Sastroasmoro, 2002).

2) Karbamat

Insektisida karbamat berkembang setelah

organofosfat.Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah

terhadap mamalia dibandingkan dengan organofosfat, tetapi

Page 31: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

19

sangat efektif untuk membunuh insekta.Pestisida golongan

karbamat ini menyebabkan karbamilasi dari enzim asetil

kholinesterase jaringan dan menimbulkan akumulasi asetil kholin

pada sambungan kholinergik neuroefektor dan padasambungan

acetal muscle myoneural dan dalam autonomic ganglion, racun

ini juga mengganggu sistem saraf pusat (Sudarmo, 2007).

Penanganan keracunan pestisida yaitu perawatan resusitasi

pasien dan memberikan oksigen, antagonis muskarinik (biasanya

atropin), cairan, dan reactivator acetylcholinesterase (sebuah

oksim yang mengaktifkan kembali acetylcholinesterase dengan

penghilangan kelompok fosfat). Dekontaminasi atau bilas

lambung harus dipertimbangkan setelah diresusitasi dan

stabil.Pasien harus diobservasi terkait perubahan kebutuhan

atropin, memburuknya fungsi pernafasan karena sindrom

menengah, dan fitur kolinergik berulang yang terjadi dengan

organofosfat yang larut dalam lemak (Michael et al, 2008).

Pengamanan pengelolaan pestisida adalah serangkaian

kegiatan yang ditujukan untuk mencegah dan menanggulangi

keracunan dan pencemaran pestisida terhadap manusia dan

lingkungannya. Perlengkapan pelindung pestisida terdiri dari

pelindung kepala (topi), pelindung mata (goggle), pelindung

pernapasan (repirator), pelindung badan (baju overall/apron),

pelindung tangan (glove), pelindung kaki (boot) (Irianto, 2007).

Page 32: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

20

Persyaratan pembuangan dan pemusnahan limbah pestisida

adalah sebagai berikut :

1) Sampah pestisida sebelum dibuang harus

dirusak/dihancurkan terlebih dahulu sehingga tidak dapat

digunakan lagi.

2) Pembuangan sampah/limbah pestisida harus ditempat khusus

dan bukan di tempat pembuangan sampah umum.

3) Lokasi tempat pembuangan dan pemusnahan limbah pestisida

harus terletak pada jarak yang aman dari daerah pemukiman

dan badan air.

4) Pembuangan dan pemusnahan limbah pestisida harus

dilaksanakan melalui proses degradasi atau dekomposisi

biologis termal dan atau kimiawi (Wudianto, 2008).

3. Standar operasional penanganan keracunan pestisida :

a. Hentikan paparan dengan memindahkan korban dari sumber

paparan

b. Lepaskan pakaian korban

c. Bersihkan korban atau mandikan korban

d. Jika terjadi kesulitan pernafasan maka korban diberikan pernafasan

buatan

e. korban segera dibwa ke rumah sakit terdekat atau dokter terdekat

f. Berikan informasi kepada tenaga medih tentang pestisida serta

membawa labelnya (Raini, 2007).

Page 33: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

21

2.2. Kerangka Teori

Gambar 2.1 kerangka teori

(Notoatmodjo, 2012, Michael et al, 2008)

Pengetahuan Tentang

Keracunan pestisida

Pengalaman Perawat Dalam

Penanganan Keracunan pestisida

Tindakan penanganan keracunan :

1. perawatan resusitasi pasien

2. memberikan oksigen,

3. antagonis muskarinik

(biasanya atropine),

4. cairan, reactivator

acetylcholinesterase,

5. dekomtaminasi atau bilas

lambung.

Jenis-jenis

keracunan :

a. Keracunan

makanan

b. Keracunan

botulisme

c. Keracunan

minyak

tanah

d. Keracunan

pestisida

Perilaku

Faktor yang mempengaruhi

prilaku:

1. Faktor Predisposisi

2. Faktor Pendukung

3. Faktor Pendorong

Faktor Yang

Mempengaruhi

pengetahuan:

a. Umur

b. Pendidikan

c. Pekerjaan

d. Lingkungan

e. Sosial

f. Budaya

Page 34: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

22

2.3. Fokus Penelitian

2.4. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

N

o

Nama

Peneliti

Judul Metode Hasil

1 Michael

Eddleston

, Nick A

Buckley,

Peter

Eyer,

Endrew H

Dawson

Management Of

Acute

Organophosphoru

s Pesticide

Poisoning

Penelitian ini adalah

penelitian deskriptif

korelatif dengan

pendekatan cross

sectional

Hasil penelitian adalah

Penanganan

keracunan pestisida

yaitu perawatan

resusitasi pasien dan

memberikan oksigen,

antagonis muskarinik

(biasanya atropin),

cairan, dan reactivator

acetylcholinesterase

(sebuah oksim yang

mengaktifkan kembali

acetylcholinesterase

dengan penghilangan

kelompok fosfat).

Dukungan pernapasan

diberikan

seperlunya.Dekontami

nasi atau bilas

lambung harus

dipertimbangkan

hanya setelah pasien

telah sepenuhnya

Penanganan keracunan

pestisida

Hambatan dalam

penanganan

Cara mengatasi

hambatan

penanganan

Pengetahuan

tentang

keracunan

pestisida

Pengalaman

Gambar 2.2 Fokus Penelitian

Page 35: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

23

diresusitasi dan

stabil.Pasien harus

hati-hati diamati

setelah stabilisasi

untuk perubahan

kebutuhan atropin,

memburuknya fungsi

pernafasan karena

sindrom menengah,

dan fitur kolinergik

berulang yang terjadi

dengan organofosfat

yang larut dalam

lemak

2 Nurlaila,

Imono

Argo

Donatus

Dan Edy

Meiyanto

Evaluasi

Penatalaksanaan

Terapi Keracunan

Pestisida Pasien

Rawat Inap Di

Rumah Sakit A

Yogyakarta Periode

Januari 2001

Sampai Dengan

Desember 2002

Penelitian ini

menggunakan

rancangan deskriptif

observasional.

Metode restropektif

Hasil dari penelitian

ini adalah

penatalaksanaan terapi

keracunan pestisida di

rumah sakit A dapat

dikatakan

mendapatkan

penatalaksanaan yang

relative cukup baik,

karena dapat sembuh

100%, walaupun

beberapa kasus

penatalaksanaannya

kurang tepat. Apabila

ditinjau dari

penatalaksanaan awal,

data laboratorium, dan

terapi antidotnya,

penatalaksanaan terapi

keracunan pestisida

masih perlu ditinjau

lagi.

Page 36: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan deskriptif

fenomenologis.Saryono & Anggraeni (2010) penelitian kualitatif efektif

digunakan untuk memperoleh informasi yang spesifik mengenali nilai, opini,

perilaku dan konteks sosial menurut keterangan populasi.Studi fenomenologi

merupakan suatu pendekatan yang essensial terkait dengan pengalaman alamiah

manusia sepanjang hidupnya dan memberikan gambaran suatu fenomena yang

diteliti melalui hasil daya titik yang mendalam dari peneliti, diperoleh dari data-

data hasil wawancara, tulisan serta pengamatan suatu fenomena yang diteliti (Polit

& Beck, 2006).Cara fenomenologis menekankan pada berbagai aspek subyektif

dari perilaku manusia supaya dapat memahami tentang bagaimana dan apa makna

yang mereka bentuk dari berbagai peristiwa didalam kehidupan partisipan sehari

harinya (Sutopo, 2006). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk

mengetahui pengalaman perawat penanganan keracunan pestisida di RS

Karanganyar.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar.

Page 37: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

25

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian inidilakukan pada bulan April - Mei 2015 (jadwal

terlampir).

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah subyek yang memenuhi kriteria yang

ditetapkan.Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian atau obyek

yang diteliti (Saryono dan Anggreni, 2010).Populasi dalam penelitian ini

yaitu 17 perawat yang bekerja diruang instalasi gawat darurat RSUD

Karanganyar.

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian kualitatif adalah unit sampel yang dapat

berupa orang, suatu konsep atau program suatu prilaku atau budaya atau

suatu kasus yang dibatasi waktu atau sistem.Sampel pada penelitian ini

adalah partisipan yang memenuhi kriteria inklusi (batasan ciri atau

karakter umum pada subyek penelitian).Sampel dalam penelitian kualitatif

bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau pertisipan,

informan, teman dan guru dalam penelitian (Sugiyono, 2012).

Page 38: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

26

1. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode

purposive sampling (teknik sampel bertujuan) yaitu pengambilan

sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti

sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi

(Saryono dan Anggraeni, 2010).

2. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel (Notoatmjdo, 2010). Dalam penelitian ini kriteria inklusi sendiri

adalah:

a. Perawat di IGD RSUD Karanganyar pernah melakukan tindakan

penanganan keracunan pestisida.

b. Partisipan kooperatif dalam berdiskusi atau berkomunikasi

c. Masa jabatan 2 tahun atau lebih.

d. Bersedia menjadi partisipan.

Pengambilan sampel dihentikan oleh peneliti ketika semua

jawaban dari partisipan sudah mencapai saturasi. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 3 partisipan yang telah memenuhi kriteria peneliti.

Saturasi adalah ketika semua jawaban sudah dikatakan benar sama atau

jenuh (Sutopo, 2006).

Page 39: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

27

3.4. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

3.4.1. Instrumen

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan

sesuatu sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan,

kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secar

sistematis dan objektif (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini digunakan

dua instrumen yaitu instrumen inti dan alat bantu peneliti sebagai berikut:

1. Instrumen inti

Peneliti merupakan instrumen inti pada penelitian ini.Peneliti

sebagai instrumen inti berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri

dalam melakukan wawancara.Usaha yang dilakukan berlatih

wawancara terlebih dahulu sebelum pengambilan data kepada

partisipan.Pada saat latihan wawancara peneliti berusaha responsif dan

mahir dalam berkomunikasi. Keterampilan wawancara kemudian terus

diperbaiki seiring dengan seringnya melakukan wawancara pada

partisipan berikutnya (Sugiyono, 2006).

2. Instrumen Penunjang

Intrumen penunjang dalam penelitian ini yaitu:

a. Data demografi

Data demografi meliputi: kode partisipan, usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, pengalaman kerja di IGD, pelatihan yang

pernah diikuti.

Page 40: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

28

b. Alat tulis meliputi

Alat tulis yang digunakan buku dan bolpoin.

c. Alat perekam

Alat perekam atausmartphone yang dilengkapi dengan

program voice recorder yang mempermudah peneliti membuat

transkrip wawancara. Program tersebut telah dilakukan uji coba

sebelumnya dan mampu merekam suara selama 30-60 menit. File

rekaman dapat disimpan dalam bentuk file MP3. Alat perekam diisi

daya penuh sebelum digunakan dan menggunakan fight mode on

agar tidak terganggu pada saat proses wawancara.

d. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara terstruktur yang terdiri dari 10

pertanyaan mengenai keracunan pestisida sehingga mempermudah

peneliti dalam melakukan wawancara dengan partisipan.

e. Lembar catatan lapangan/observasi

Lembar catatan lapangan/observasi digunakan untuk

mengetahui tindakan yang dilakukan oleh perawat.

3.4.2. Prosedur pengumpulan data

1. Fase pra interaksi

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menyelesaikan ujian

proposal dan diperbolehkan melakukan pengambilan data dilapangan.

Peneliti mengurus surat ijin pengambilan data yang dikeluarkan oleh

Page 41: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

29

Program studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

kepada Direktur Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Pengurusan surat

ijin kebagian BAPPEDA, Dinkes dan direktur RSUD Karangannyar

untuk mendapatkan ijin penelitian dilakukan pada tanggal 26 Februari

2014 selama 2 minggu ijin yang diberikan oleh direktur rumah sakit

selanjutnya dipergunakan peneliti sebagai entery point pengambilan

data penelitian.

Partisipan yang memenuhi kriteria inklusi kemudian diberikan

penjelasan dan memberikan inform consent untuk menjadi partisipan

penelitian terkait (Sugiyono, 2012).

2. Fase pelaksanaan

a) Pra wawancara

Peneliti melakukan orientasi diruangan partisipan Instalasi Gawat

Darurat RSUD Karanganyar selanjutnya kontrak waktu dengan

partisipan selama ± 30 menit.

b) Wawancara mendalam

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif

adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau

partisipan. Informasi dari sumber dataii dikumpulkan dengan tekni

wawancara. Dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam

bentuk yang disebut wawancara mendalam (in-depth interview)

yaitu wawancara yang dilakukan untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka dimana partisipan yang diwawancara diminta

Page 42: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

30

pendapat dan ide-idenya, peneliti mencatat apa yang dikemukakan

oleh partisipan (Sugiyono, 2013). Pedoman wawancara

pengalaman perawat 11 pertanyaan selama ± 30 menit di RSUD

Karanganyar.

Wawancara dihentikan oleh peneliti ketika semua jawaban

dari partisipan jenuh atau saturasi data (Sutopo, 2006). Wawancara

dilakukan pada 3 patisipan yang bersedia menjadi partisipan pada

penelitian ini. Sebelum melakukan wawancara pada 3 partisipan

kontrak waktu dan tempat terlebih dahulu untuk melakukan

wawancara, waktu dan tempat berbeda partisipan satu dengan yang

lain. Partisipan kemudian diberi inisial masing-masing dengan “P”.

P1 laki – laki pendidikan terakhir S1 berusia 54 tahun berkerja

selama 12 tahun pernah mengikuti pelatihan BTCLS dan PPGD

wawancara dilakukan pada tanggal 22 April 2015 waktu 11.15 –

11.45 WIB, P2 perempuan pendidikan terakhir D3 berusia 36

tahun berkerja selama 7 tahun pernah mengikuti pelatihan BTCLS

wawancara dilakukan diruang perawat tanggal 27 April 2015 waktu

10.00 – 10.30 WIB, P3 perempuan pendidikan terakhir D3 usia 32

tahun berkerja selama 5 tahun pernah mengikuti pelatihan BTCLS

wawancara pada tanggal 4 Mei 2015 waktu 10.25 – 11.30 WIB.

3. Fase Terminasi

Tahap terakhir dalam pengumpulan data dilakukan terminasi,

peneliti akan melakukan validasi terhadap data yang ditemukan kepada

Page 43: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

31

partisipan. Peneliti memperlihatkan hasil transkrip wawancara dan

interpretasi peneliti kepada partisipan (Sugiyono, 2012). Semua

partisipan mengatakan bahwa apa yang ditulis peneliti telah sesuai

dengan apa yang dimaksud partisipan. Setelah semua data divalidasi

dan sesuai dengan apa yang dimaksud dengan partisiapan, maka

dilakukan terminasi dengan pemberian reward sebagai ucapan terima

kasih karena telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan

menyampaikan bahwa proses penelitian telah selesai.

3.5. Analisa data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

fenomenologi dengan metode Colaizzi (Polit &Beck 2006), adapun langkah–

langkah analisa data adalah sebagai berikut :

1. Peneliti mendengarkan hasil rekaman dan membaca seluruh hasil penelitian

(transkrip) untuk memahami maksud dari setiap pernyataan partisipan.

2. Peneliti mengumpulkan gambaran fenomena partisipan. Membaca ulang dan

mendapatkan kata kunci.

3. Peneliti membaca semua protokol atau transkrip. Mencari arti atau makna dari

setiap kunci dari perasaan yang sesuai dari partisipan. Kemudian

mengidentifikasi pernyataan partisipan yang relevan. Serta membaca transkrip

secara berulang – ulang hingga ditemukan kata kunci dari pernyataan –

pernyataan.

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan kedalam tema.

Page 44: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

32

a. Mengumpulkan kata-kata kunci yang memiliki makna yang sama kedalam

sebuah tema atau sub tema.

b. Mengelompokkam sub tema, yang sama kedalam suatu tema.

5. Peneliti mengintepretasikan tema yang didapat kedalam fenomena yang

diteliti.

6. Merumuskan gambaran hubungan antara tema dan sesuai dengan fenomena

yang diteliti.

7. Memvalidasi tema data yang diperoleh partisipan.

3.6.Keabsahan data

Keabsaan data menurut Afiyanti dan Rachmawati (2014) antara lain

sebagai berikut :

3.6.1. Credibility (validitas internal)

Merupakan ukuran tentang kebenaran data yang diperoleh dengan

instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh mengukur

variabel yang sesungguhnya. Bila ternyata instrumen tidak mengukur apa

yang seharusnya diukur maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan

kebenaran, sehingga hasil penelitiannya juga tidak dapat dipercaya, atau

dengan kata lain tidak memenuhi syarat validitas. Pada penelitian ini

kretibilitas dicapai dengan melakukan validasi kembali hasil wawancara

kepada partisipan.Peneliti memperlihatkan data dan interpretasi peneliti

yang telah ditulis dalam bentuk transkrip wawancara dan catatan lapangan

untuk dilihat dan dibaca partisipan apakah ada diantara ungkapan dan

Page 45: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

33

pertanyaan yang tidak sesuai dengan maksud partisipan.Partisipan juga

diberi kesempatan untuk memberikan tambahan informasi untuk lebih

menyempurnakan dalam memberikan gambaran yang sebenarnya

dirasakan oleh partisipan.Peneliti juga berkonsultasi dengan pembimbing

dan penguji terkait dengan hasil pengumpulan data yang diperoleh.Prinsip

ini untuk mengetahui apakah kebenaran hasil penelitian kualitatif dapat

dipercaya dalam mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya

(kesesuaian antara konsep peneliti dan konsep partisipan).

3.6.2. Transferability (validitas eksternal)

Berkenaan dengan masalah generalisasi, yakni sampai dimanakah

generalisasi yang dirumuskan juga berlaku bagi kasus-kasus lain diluar

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak dapat menjamin

keberlakuan hasil peneliti pada subyek lain. Hal ini disebabkan karena

penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menggeneralisir, karena dalam

penelitian kualitatif tidak menggunakan sampling acak, atau senantiasa

bersifat purposive sampling.Penelitian melibatkan pembimbing dalam

penulisan dan pelaporan hasil agar mudah dipahami oleh pembaca, selain

itu peneliti membuat uraian yang teliti dan secermat mungkin sehingga

menghasilkan deskripsi yang padat dan dapat digunakan pada setting lain

dengan konsep dan karakteristik yang sama (Afiyanti dan Rachmawati,

2014).

Page 46: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

34

3.6.3. Dependability (dependabilitas)

Merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan ulang terhadap

gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama. Untuk dapat mencapai

tingkat rebilitas dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan teknik ulang

atau check recheck. Peneliti sebagai instrumen kunci dapat membuat

kesalahan dalam mengintreprestasikan data sehingga timbul ketidak

percayaan pada peneliti.Agar peneliti ini dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah, peneliti melibatkan seseorang yang berkompeten

dibidangnya yaitu selalu melibatkan pembimbing dan penguji selama

penelitian, analisa data dan penulisan hasil penelitian untuk menjaga

dependabilitas hasil penelitian (Afiyanti dan Rachmawati, 2014).

3.6.4. Confirmability (konfirmabilitas)

Peneliti harus berusaha sedapat mungkin memperkecil faktor

subyektifitas. Penelitian akan dikatakan obyektif bila dibenarkan atau di

“confirm” oleh peneliti lain. Maka obyektifitas diidentikkan dengan

istilah “confirmability”.Aspek comfirmabiliti dipenuhi peneliti dengan

melakukan konfirmasi kembali terhadap hasil interprestasi kepada

partisipan dan pembimbing serta menginterprestasikan dengan catatan

lapangan dan hasil observasi (Afiyanti dan Rachmawati, 2014).

Page 47: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

35

3.7.Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan etika

penelitian (Hidayat, 2011).

3.1.1. Persetujuan Riset (informed concent)

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan partisipan penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan.Tujuannya agar partisipan mengerti maksud dan tujuan

penelitian, jika partisipan bersedia maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan dan jika partisipan tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak partisipan.

3.1.2. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya, semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

3.1.3. Tanpa Nama (Anonimity)

Merahasiakan atau tidak mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau penelitian yang akan disajikan. Kode yang digunakan adalah p1

untuk partisipan 1, p2 untuk partisipan 2, p3 untuk partisipan 3. Data yang

sudah didapat juga disimpan peneliti dalam bentuk ffile didalam CD

dengan nama folder yang hanya diketahui oleh peneliti.

Page 48: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab 4 ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang

didapatkan terkait pengalaman perawat dalam penanganan keracunan

pestisida di RSUD Karanganyar. Tema-tema yang didapatkan dari

penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan

pada 3 perawat yang pernah menangani keracunan pestisida. Tema yang

didapat meliputi 9 tema antara lain penyebab keracunan, mekanisme

keracunan, manifestasi keracunan, pengkajian, penanganan keracunan,

menyelamatkan nyawa, upaya pencegahan penyebaran racun, minimnya

pengetahuan keluarga dan pengetahuan tentang tindakan. Berikut uraian

dari diskripsi tempat penelitian dan serta hasil analisi tema yang muncul.

4.1.Karakteristik partisipan

Karakteristik ketiga partisipan yang bersedia dilakukan wawancara

antara lain sebagai berikut : partisipan satu (P1) adalah laki-laki berusia 5

tahun pendidikan S1 keperawatan dan lama berkerja dirumah sakit 12

tahun. Partisipan kedua (P2) perempuan usia 36 tahun pendidikan terakhir

D3 keperawatan dan sudah bekerja 7 tahun. Partisipan ketiga (P3)

perempuan usia 32 tahun pendidikan terakhir D3 keperawatan dan sudah

bekerja selama 5 tahun.

Page 49: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

37

4.2.Hasil penelitian

Hasil dari pengalaman perawat dalam penanganan keracunan

pestisida di RSUD Karanganyar diperoleh dari hasil wawancara dari ketiga

partisipan dari perawat yang bekerja di IGD yang memiliki pengalaman

penanganan keracunan pestisida berdasarkan panduan wawancara

terstruktur yang telah dibuat sebelumnya. Wawancara dilakukan selama

kurang lebih 20-30 menit, waktu dan tempat diruang jaga perawat IGD

yang sudah disepakati oleh partisipan sebelumnya dan saat wawancara

dipilih tempat yang jauh dari keramaian supaya partisipan dapat

mengungkapkan jawaban yang diberikan oleh sipeneliti secara mendalam

dan terbuka mengenai pengalaman perawat dalam menangani keracunan

pestisida.

Penelitian ini menghasilkan 9 tema berdasarkan hasil analisis

tematik yang dilakukan. Analisis tema disusun mulai dari pencarian kata

kunci, pengelompokan kategori-kategori yang kemudian menjadi tema

yang sudah dihasilkan dari penelitian. Penelitian ini menemukan penyebab

keracunan, mekanisme keracunan, manifestasi klinik, pengkajian,

penanganan keracuanan, menyelamatkan nyawa, upaya pencegahan

penyebaran racun, minimnya pengetahuan keluarga dan pengetahuan

tentang tindakan. Berikut akan dijelaskan tema-tema yang ditemukan.

Page 50: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

38

1. Tujuan khusus 1 : Untuk mengetahui pengetahuan perawat dalam

keracunan pestisida.

Mengetahui pengetahuan perawat dalam penanganan keracunan

pestisida didapatkan 3 tema yaitu penyebab keracunan, mekanisme

keracunan dan manifestasi klinikdari tema diatas didapatkan dari

analisa terhadap katagori-katagori yang didapat dari ungkapan

keseluruhan dari partisipan.Berikut penjelasan mengenai beberapa tema

tersebut :

a. Penyebab keracunan

Penyebab keracunan dikategorikan dalam dua kategori yaitu

zat toksik dan zat kimia. Penyebab keracunanan adalah zat toksik

dan zat kimia diungkapkan oleh tiga partisipan seperti berikut :

“keracunan adalah masuknya zat toksik...” (P1, P2)

“keracunan adalah masuknya zat kimia ...”( P3)

Pernyataan partisipan menggungkapkan bahwa pengertian

keracunan adalah zat toksik dan zat kimia yang tertelan dan

terhirup yang mengakibabtkan kematian pada pasien.

b. Mekanisme keracunan

Mekanisme keracunan dihasilkan dari beberapa katagori

yaitu masuknya ke dalam tubuh dan proses masuknya racun.

Mekanisme keracunan masuknya zat tosik ke dalam tubuh

melalui udara, terhirup dan tertelan untuk proses masuknya racun.

Page 51: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

39

Diungkap oleh partisipan mengenai masuknya ke dalam tubuh

seperti berikut :

“…ya yang masuk kedalam tubuh mbak…”(P1, P2)

Pernyataan partisipan diatas menggungkapkan bahwa

keracuna pestisida masuknya zat toksik atau zat racun ke dalam

tubuh manusia sehingga pasien mengalami keracunan.

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai proses masuknya

racun :

“…masuk melalui udara, tertelan dan terhirup..”

(P1, P2, P3)

“..dapat masuk melalui kulit…” (P3)

Partisipan mengatakan bahwa racun masuk ke dalam

tubuh dapat melalui udara, terhirup, tertelan dan melalui kulit

yang dapat membahayakan keselamatan pasien jika tidak segera

ditanggani.

c. Manfestasi klinik keracunan

Manifestasi klinik keracunan didapat dari katagori gejala

keracunan. Diungkapkan oleh partisipan mengenai gejala

keracunan :

“…ya biasanya pusing, sakit kepala, lemas,

lama kelamaan kebiruan dan sesak nafas mbak..”

(P1, P 2, P3)

“…biasanya pupil mengecil mbak …” (P2)

“..keringat dingin, produksi air liur yang asin

banyak dan mualmuntah….” (P3)

Page 52: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

40

Pernyataan dari ketiga partisipan di atas mengungkapkan

bahwa keracunan adalah masuknya zat toksik ke dalam tubuh

melalui udara, terhirup, tertelan dan melalui kulit yang dapat

menyebabkan keracunan,

2. Tujuan khusus 2 Untuk mengetahui tindakan yang diberikan perawat

dalam penanganan keracunan pestisida.

Mengetahui tindakan yang diberikan perawat dalam penanganan

keracuan pestisida didapatkan hasil tema pengkajian dan penanganan

keracuanan.Pengkajian dikategorikan ke dalam kategori

sadar,anamnesa, dilihat, pemeriksaan TTV dan pemeriksaan

fisik.Penanganan keracunan kategori pertolongan perawat.

a. Pengkajian

Dikategorikan ke dalam kategori sadar, anamnesa, dilihat,

pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik Katagori sadar

diungkapkan oleh partisipan sebagai berikut :

“..pasien dalam keadaan sadar mbak..” (P1)

Ungkapan partisipan diatas menunjukan bahwa pasien sadar

saat dilakukan pengkajian sehingga dapat mempermudah saat

melakukan pengkajian.

Katagorianamnesa, yang diungkapkan oleh 1 partisipan

sebagai berikut :

“... ditanya dulu dianamnesa..”(P1)

Page 53: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

41

Ungkapan partisipan diatas menunjukan bahwa pasien

dalam keadaan sadar dapat ditanya dan dianamnesa saat pengkajian

untuk mengetahui jenis keracunan apa yang dialami oleh pasien

sehingga dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan

selanjutnya.

Kategori dilihatjuga diungkapakan oleh 1 partisipan sebagai berikut

:

“...kitalihat dulu tandanya itu seperti apa…”(P3)

Ungkapan partisipan diatas menunjukan bahwa perawat

harus mengetahui terlebih dulu atau melihat tandanya keracunan

melalui apa saat melakukan pengkajian.

Kategori pemeriksaan TTV juga diungkapkan oleh 3

partisipan sebagai barikut :

“.ukur tekanan darah, ukur nadi, dan

pernafasanya.” (P1, P2, P3)

Ungkapan diatas menandakan bahwa pemeriksaan TTV

sangat penting saat pengkajian agar dapat menentukan tindakan

selanjutnya dan memprioritaskan kegawatan yang dialami oleh

pasien keracunan.

Kategori pemeriksaan fisik juga diungkapkan oleh 1

partisipan sebagai berikut :

“pengecilan pupil mata...”(P3)

Page 54: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

42

Pernyataan dari partisipan di atas bahwa penanda keracunan

juga bisa dilihat dari mengecilnya pupil mata sehinnga dapat segera

mengetahui tindakan apa yang harus segera dilakukan.

b. Penanganan keracunan

Penanganan keracunan didapatkan dari kategori

pertolongan perawat ditentukan berdasarkan ungkapan oleh 3

partisipan sebagai berikut:

“…kita memberikan cairan cristaloid…”(P1,

P2, P3)

“...jika pasien jelek lakukan cuci lambung..”(P1,

P2)

“…kalau tertelan itu nanti kita pasang NGT

nantidibilas lambung…”(P3)

Pernyataan partisipan di atas mengungkapkan bahwa

perawat melakukan tindakan bilas lambung untuk mengeluarkan

racun dari dalam tubuh agar tidak menyebar keseluruh tubuh.

3. Tujuan khusus 3 : Untuk mengetahui alasan tindakan yang diberikan

perawat dalam penanganan keracunan pestisida.

Menengetahui alasan tindakan yang diberikan perawat dalam

penanganan keracunan pestisida diIGD didapat 2 tema yaitu

menyelamatkan nyawa dan upaya pencegahan penyebaran racun.tema

tersebut dibangun oleh beberapa katagori berikut :

Page 55: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

43

a. Tema menyelamatkan nyawa

Menyelamatkan nyawa didapatkan dari katagori

menyelamatkan pasien diungkap oleh 3 partisipan sebagai berikut :

“..ya agar pasien dapat tertolong mbak...” (P1, P2)

“..untuk pasien yang sadar dirangsang muntah

untuk pasien tidak sadar dibuka jalan nafasnya”

(P3)

Pernyataan partisipan di atas adalah prioritas dalam

melakukan tindakan itu untuk menolong dan menyelamatkan

pasien sehingga perawat sesegera mungkin melakukan tindakan

merangsang muntah jika pasien sadar jika tidak sadar makan

dilakukan pembukaan jalan nafas guna menyelamatkan pasien.

b. Tema upaya pencegahan penyebaran racun

Upaya pencegahan penyebaran racun didapat dari katagori

racun tidak menyebar diungkap oleh 1 partisipan sebagai berikut :

“ agarracun tidak menyebar keseluruh tubuh” (P2)

Ungkapan di atas merupakan upaya pencegahan racun tidak

menyebar keseluruh tubuh dengan melakukan bilas lambung.

Katagori observasi diungkap oleh 1 partisipan sebagai berikut:

“…dikasih obat terus nanti diobservasi selama

beberapa jam…” (P3)

Pernyataan partisipan di atas bahwa untuk mengobservasi

pasien untuk memastikan bahwa racun yang ada di dalam tubuh

sudah keluar semua dan untuk memberika terapi selanjutnya.

Page 56: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

44

4. Tujuan khusus 4 : Untuk mengetahui hambatan penanganan keracunan

pestisida.

Menengetahui hambatan perawat dalam penanganan keracunan

pestisida diIGD didapat 1 tema yaitu kurangnya pengetahuan

keluarga.tema tersebut dibangun oleh beberapa katagori berikut :

a. Tema kurangnya pengetahuan keluarga

Kurangnya pengetahuan keluarga didapat dari Katagori

minimnya pengetahuan keluarga diungkap oleh 2 partisipan

sebagai berikut :

“…kendala dari keluarga pasien yang belum tau

apa tindakan yang akan dilakukan..” (P2)

“…jadi kendalanya keluarga kadang menolak

tinadakan

karnatidak mengetahui…” (P3)

Pernyataan partisipan di atas bahwa terkadang keluarga

masih belum mengetahui tindakan yang dilakukan untuk

mengeluarkan racun sehingga dapat menghambat pertolongan yang

akan diberikan oleh perawat dan penolakan tindakan yang

dilakukan oleh keluarga karena takut jika nanti membahayakan

nyawa pasien.

Page 57: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

45

5. Tujuan khusus 5 : untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam

penanganan keracunan pestisida.

Menengetahui hambatan perawat dalam penanganan keracunan

pestisida diIGD didapat 1 tema yaitu pengetahuan tentang

tindakan.tema tersebut dibangun oleh beberapa katagori berikut :

a. Tema pengetahuan tentang tindakan

Pengetahuan tindakan didapat dari katagori memberikan

edukasi, memberikan informasi dan diberikan perawatan. Katagori

memberikan edukasi diungkap oleh 1 partisipan sebagai berikut:

“…kita beri edukasi atau memberikan

informasi tentang tindakan yang akan

diberikan…” (P2)

Ungkapan di atas merupakan upaya untuk mengatasi

hambatan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat untuk

menolong pasien, sehingga harus memberikan edukasi kepada

keluarga agar dapat mengerti tindakan yang akan dilakukan

perawat itu untuk mengeluarkan racun dan tidah membahayakan

pasien.

Katagori diberikan perawatan diungkap oleh 1 partisipan

sebagai berikut:

“…jika tertelan sampai keserap sampai saluran

cerna terus harus diobservasi lebih lama

mungkinmembutuhkan perawatan…”(P3)

Ungkapan di atas merupakan upaya perawat agar keluarga

dapat mengerti tindakan yang akan dilakukan oleh perawat untuk

Page 58: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

46

melakukan penanganan keracunan dan untuk mengatasi hambatan

penanganan keracunan.

Page 59: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

47

BAB V

PEMBAHASAN

5.1.Pengetahuan Perawat Tentang Keracunan Pestisida

5.1.1 Penyebab keracunan

Hasil penelitian menyatakan bahwa penyebab keracunan

merupakan zat toksik atau zat kimia yang masuk kedalam tubuh

disengaja maupun tidak sengaja. Zat toksik ataupun zat kimia

merupakan senyawa dari pestisida, penguapan dan paparan pestisida

menyebabkan keracunan dan dampaknya bisa fatal sampai kematian.

Definisi keracunan merupakan masuknya suatu zat toksik ke

dalam tubuh melalui sistem pencernaan baik kecelakaan maupun

disengaja, yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat

menimbulkan kematian. Zat-zat yang dapat menimbulkan keracunan

pencernaan dapat berupa zat kimia (pestisida, baygon, alcohol,

minyak tanah, bensin, botulisme, intektisida), makanan (jengkol,

jamur, ikan), obat-obatan (Krisanty, 2009). Menurut Donatus (2001)

keracunan pada manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan.

Manusia akan mengalami keracunan baik akut maupun kronis yang

berdampak pada kematian.

Page 60: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

48

Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh

atau mengendalikan berbagai hama. Pestisida dapat digolongkan

menurut penggunaannya dan disubklasifikasi menurut jenis bentuk

kimianya. Golongan pestisida terdiri dari organofosfat dan karbamat.

Keracunan pestisida adalah kondisi gawat darurat yang harus segera

ditangani (Sudarmono, 2007).

Berdasarkan pernyataan dari hasil penelitian mengenai

penyebab keracunan yang diungkapkan oleh partisipan sesuai dengan

pernyataan yang telah ada pada teori yaitu mengungkapkan bahwa

penyebab keracunan adalah zat toksik atau zat kimia yang masuk

kedalam tubuh manusia sehingga menyebabkan keracunan. Hasil

penelitian lain definisi keracunan merupakan masuknya suatu zat

toksik ke dalam tubuh melalui sistem pencernaan baik kecelakaan

maupun disengaja, yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat

menimbulkan kematian (Krisanty, 2009).

5.1.2 Mekanisme keracunan

Hasil penelitian menyatakan bahwa mekanisme keracunan

meliputi masuk ke dalam tubuh berupa zat toksik atau zat kimia

melalui kulit, udara, terhirup dan tertelan. Dalam kasus penelitian

perawat mengatakan bahwa mekanisme keracunan merupakan zat

toksik yang masuk melalui kulit, udara, terirup dan tertelan yang dapat

membahayakan pasien. Situasinya biasanya pada saat menyemprok

Page 61: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

49

terlalu lama terpapar oleh zat pestisida tersebut sehingga

menyebabkan keracunan.

Mekanisme keracunan menurut penelitian Djojosumarto

(2006), Pestisida bisa masuk ke dalam tubuh manusia terutama

melalui 2 cara, yaitu kontaminasi lewat kulit pestisida yang menempel

di permukaan kulit bisa meresap masuk ke dalam tubuh dan

menimbulkan keracunan. Kejadian kontaminasi lewat kulit merupakan

kontaminasi yang paling sering terjadi, meskipun tidak seluruhnya

berakhir dengan keracunan akut. Lebih dari 90% kasus keracunan di

seluruh dunia disebabkan oleh kontaminasi lewat kulit. Mekanisme

keracunan yang lain adalah terhisap lewat hidung keracunan karena

partikel pestisida atau butiran semprot yang terhisap lewat hidung

merupakan kasus terbanyak kedua setelah kontaminasi kulit. Partikel

pestisida yang masuk ke dalam paru-paru bisa menimbulkan gangguan

fungsi paru-paru. Partikel pestisida yang menempel di selaput lendir

hidung dan kerongkongan akan masuk ke dalam tubuh lewat kulit

hidung dan mulut bagian dalam dan atau menimbulkan gangguan pada

selaput lendir itu sendiri (iritasi) (Djojosumarto, 2006).

Menurut Sartono (2001) dibedakan antara LD50 oral (lewat

mulut) dan LD50 dermal (lewat kulit). LD50 oral adalah potensi

kematian yang terjadi pada hewan uji jika senyawa kimia tersebut

termakan, sedangkan LD50 dermal adalah potensi kematian jika

hewan uji kontak langsung lewat kulit dengan racun tersebut.

Page 62: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

50

Berdasarkan pernyataan dari hasil penelitian tentang

mekanisme keracunan sesuai dengan teori yang ada mekanisme racun

masuk kedalam tubuh melalui udara, terhirup, tertelan dan melalui

kulit baik disengaja maupun tidak sengaja.

5.1.3 Manifestasi klinik

Hasil penelitian mengatakan bahwa gejala keracunan adalah

pusing, mual muntah, keringat dingin, air liur banyak, kebiruan,

sessak nafas, pupil mata mengecil, lemas dan tidak sadar. Beberapa

partisipan menyatakan bahwa gejalanya itu mengeluarkan air liur

banyak dan keringat dingin. Kejadian ini dapat menyebabkan

dehidrasi karna banyak mengeluarkan cairan sehingga dapat

mengakibatkan kematian.

Gejala klinik baru akan timbul bila aktivitas kolinesterase 50%

dari normal atau lebih rendah. Akan tetapi gejala dan tanda keracunan

organofosfat juga tidak selamanya spesifik bahkan cenderung

menyerupai gejala penyakit biasa (Prihadi, 2007). Menurut Sartono

(2001) keracunan pada manusia yang berdampak buruk terhadap

kesehatan. Manusia akan mengalami keracunan baik akut maupun

kronis yang berdampak pada kematian.

Keracunan pestisida adalah bahwa gejala dan tanda keracunan

khususnya pestisida dari golongan organofosfat umumnya tidak

spesifik bahkan cenderung menyerupai gejala penyakit biasa seperti

Page 63: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

51

pusing, mual, dan lemah sehingga oleh masyarakat dianggap sebagai

suatu penyakit yang tidak memerlukan terapi khusus (Prihadi, 2007).

Pada masyarakat yang terkena pestisida organofosfat, tanda

dan gejala keracunannya adalah timbulnya gerakan-gerakan otot

tertentu, pupil atau iris mata menyempit menyebabkan penglihatan

kabur, mata berair, mulut berbusa dan berair liur banyak, sakit kepala,

pusing, keringat banyak, detak jantung sangat cepat, mual, muntah-

muntah, kejang perut, mencret, sukar bernafas, otot tidak dapat

digerakkan atau lumpuh dan pingsan (Sartono, 2001).

Berdasarkan pernyatan dari hasil penelitian tentang manifestasi

klinik yang diungkapkan oleh partisipan sesuai dengan teori yang ada

yaitu mengungkapkan gejala keracunan pupil mengecil, sakit kepala,

pusing, air liur banyak, keringat dingin, lemas, sesak dan kebiruan.

5.2. Tindakan yang Diberikan Perawat dalam Penanganan Keracunan

Pestisida

5.2.1 Pengkajian

Hasil penelitian mengenai perawat dalam pengkajian keluhan

yang dialami pasien. Dari pernyataan partisipan pengkajian meliputi

anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan TTV. Hal ini sesuai

dengan penelitian Triyoga, dkk (2012) menyatakan bahwa pengkajian

pasien dengan keracunan antara lain adalah pengkajian data dasar

keracunan dapat menyerang semua hjenis kulit dan usia. Pengkajian

Page 64: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

52

primer yaitu keluhan yang dialami pasien yaitu pusing, mual muntah,

keringat dingin, air liur banyak, dan sakit kepala. Pengkajian sekunder

didapatkan dari pemeriksaan pupil mata yang mengecil, sesak nafas,

tekanan darah, nadi dan pernafasan.

Pemeriksaan laboratorium sudah cukup memadai, walaupun

pemeriksaan spesifik yang sebaiknya dilakukan pada pasien

keracunan pestisida khususnya insektisida karbamat yaitu

pemeriksaan enzim kholinesterase hanya dilakukan pada 8,82%

pasien. Untuk di Indonesia hal seperti ini dapat terjadi karena ada

hubungannya dengan faktor biaya (Nurlaila, 2005). Initial assesment

adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita gawat darurat yang

langsung diikuti dengan tindakkan resusitasi (Suryono dkk, 2008 ).

Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara

keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk

memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,

memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan

merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. (Lynn ,

2008). Berdasarkan pernyataan dari partisipan hasil penelitian dengan

teori sama saat melakukan pengkajian pada pasien keracunan yaitu

dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan TTV dan anamnesa.

Page 65: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

53

5.2.2 Penanganan keracunan

Hasil penelitian menyatakan bahwa penanganan keracunan

meliputi pertolongan perawat. Dari hasil penelitian saat menolong

keracunan adalah memberikan cairan christaloid atau merangsang

muntah dan pengalaman perawat dalam penanganan pasien keracunan

merangsang muntah atau memberikan terapi obat muskarinik.

Pertolongan pertama merupakan pemberian pertolongan segera

kepada penderita sakit atau kecelakaan yang memerlukan pertolongan

medis dasar (Ade, 2011).

Penanganan keracunan pestisida yaitu perawatan resusitasi

pasien dan memberikan oksigen, antagonis muskarinik (biasanya

atropin), cairan, dan reactivator acetylcholinesterase (sebuah oksim

yang mengaktifkan kembali acetylcholinesterase dengan

penghilangan kelompok fosfat). Dekontaminasi atau bilas lambung

harus dipertimbangkan setelah diresusitasi dan stabil.Pasien harus

diobservasi terkait perubahan kebutuhan atropin, memburuknya

fungsi pernafasan karena sindrom menengah, dan fitur kolinergik

berulang yang terjadi dengan organofosfat yang larut dalam lemak

(Michael et al, 2008).

Penatalaksanaan menjaga jalan nafas, beri air garam untuk

reflek muntah, bilas lambung, beri susu dan air kelapa, dan diberi

antitoxin dari botulinum yang terdiri dari trivalent (A, B, C)

(Hardisman, 2014). Perawatan awal yang dilakukan terhadap pasien

Page 66: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

54

keracunan pestisida di rumah sakit A secara umum sudah mengikuti

pedoman penatalaksanaan terapi keracunan pestisida. Cairan kristaloid

diberikan pada semua pasien keracunan, bahkan ada yang

mendapatkan lebih dari satu macam. Hal seperti ini sebetulnya tidak

perlu terjadi, tetapi kadang-kadang memang diperlukan kalau

pemberian yang pertama ternyata kurang tepat, maka harus ditambah

atau diganti (Nurlaila, 2005).

Obat anti muskarinik juga diberikan pada 26 orang pasien

(76,47 %) keracunan propoksur. Bilas lambung dilakukan pada 30

orang pasien (88,23%), 25 pasien dengan aquadestilata, 1 orang

ditambah antasida 50 ml, 1 orang dengan susu, 1 orang dengan larutan

fisiologis dan 3 orang dengan air es. Sama halnya dengan tindakan

awal yang dilakukan, pemeriksaan laboratorium secara umum juga

sudah sesuai dengan pedoman penatalaksanaan terapi. Pemeriksaan

laboratorium sudah cukup memadai, walaupun pemeriksaan spesifik

yang sebaiknya dilakukan pada pasien keracunan pestisida khususnya

insektisida karbamat yaitu pemeriksaan enzim kholinesterase hanya

dilakukan pada 8,82% pasien. Untuk di Indonesia hal seperti ini dapat

terjadi karena ada hubungannya dengan faktor biaya (Nurlaila, 2005).

Berdasarkan pernyataan dari partisipan hasil penelitian dengan

teori sama saat menangani pasien dengan keracunan yaitu

memberikan cairan cristaloid untuk mencegah dehidrasi dan

memberikan terapi obat anti muskarinik.

Page 67: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

55

5.3. Alasan Tindakan yang Diberikan Perawat dalam Penanganan

Keracunan Pestisida

5.3.1 Menyelamatkan nyawa

Hasil penelitian menunjukan bahwa perawat menolong nyawa

pasien dengan melakukan tindakan pemberian cairan, pembebasan

jalan nafas jika pasien tidak sadar dengan mengunakan teknik triase

untuk mempertahankan jalan nafas. Dari hasil penelitian saat

menolong pasien harus mengetahui penyebab keracunan dan proses

masuknya racun untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan

agar pasien dapat tertolong.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyelamatkan

adalah pertolongan yang bertujuan untuk menyelamatkan dalam

penanganan medis (KBBI, 2005). Pertolongan merupakan pemberian

pertolongan segera pada kecelakaan yang memerlukan pertolongan

medis (Ade, 2011).

Kasus penelitian menunjukan bahwa perawat mengutamakan

keselamatan pasien atau menolong nyawa pasien, perawat mengatakan

bahwa saat melakukan tindakan tujuannya untuk menolong pasien.

Page 68: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

56

5.3.2 Upaya pencegahan penyebaran racun

Hasil penelitian mengatakan bahwa untuk mencegah racun

menyebar keseluruh tubuh adalah bilas lambung, tapi bilas lambung

tidak dibolehkan jika racun sudah tertelam lama. Pemberian terapi

obat anti muskarinik dapat dijadikan penanganan untuk mencegah

terjadinya penyebaran racun. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Hardianti (2008) bahwa pencegahan penyebaran racun dapat dicegah

dengan pemberian terapi obat anti muskarinik, keracunan yang

tertelan tidak disarankan untuk bilas lambung jika tertelan lebih dari

waktu menelan zat pestisida tersebut karna dapat membehayakan

keselamatan pasien, bilas lambung dilakukan jika zat toksik baru

tertelan atau bisa juga merangsang muntah agar racun keluar dari

dalam tubuh. Pemberian obat juga bisa menjadi terapi utama untuk

pencegahan penyebaran racun (Hardianti, 2008).

5.4. Hambatan dalam Penanganan Keracunan Pestisida

5.4.1 Kurangnya pengetahuan keluarga

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan keluarga

kurang atau minimnya pengetahuan keluarga sehingga menghambat

dalam penanganan pasien. Partisipan mengatakan bahwa kendala dari

keluarga yang belum tahu apa tindakan yang akan dilakukan dan

kadang menolak untuk dilakukan tindakan.

Page 69: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

57

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi

terbentuknya suatu tindakan atau perilaku yang menguntungkan bagi

seseorang, khususnya dalam pengambilan keputusan pengobatan.

Pengetahuan pada manusia bertujuan untuk dapat menjawab masalah

kehidupan manusia, pengetahuan diibaratkan sebagai suatu alat yang

dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental secara langsung

atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap

pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa

(ontologi), bagaimana (epistologi), dan untuk siapa (aksiologi) (desnia

dkk, 2011). Hasil penelitin ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rosita (2003) menunjukkan adanya hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan

pengobatan.

Berdasarkan pernyataan dari hasil penelitian tentang

kurangnya pengetahuan keluarga penelitian yang ada minimnya

pengetahuan keluarga karena kurangnya pendidikan kesehatan pada

masyarakat. Kejadian penolakan tindakan karena tidak mengetahui

tindakan yang diberikan.

Page 70: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

58

5.5. Cara mengatasi hambatan dalam penanganan keracunan pestisida.

5.5.1 Pengetahuan tentang tindakan

Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga belum

mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan takut membahayakan

pasien. Sehingga perawat harus memberikan edukasi atau pemberian

informasi terlebih dahulu untuk melakukan tindakan.

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata

pelajaran) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian Yuantari dkk (2013) bahwa

pengetahuan petani masih kurang baik karena masih banyak

pengetahuan petani yang menganggap boleh mencampur beberapa

macam pestisida tanpa membaca bahan aktif dan label yang terdapat

dikemasan. Meningkatnya pengetahuan petani setelah diberi

pendidikan kesehatan dan sebagian besar tingkat pengetahuan petani

dalam menggunakan alat pelindung diri sudah “tahu” apa yang harus

digunakan dilahan petani (Salameh, et al, 2003; Oluwole, 2009)

Page 71: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

59

Kasus penelitian yang dilakukan menunjukan pengetahuan

tentang tindakan yang akan diberikan kepada keluarga untuk

meningkatkan pengetahuan keluarga bahwa tindakan tersebut sangat

dibutuhkan oleh pasien, jika tidak makan pasien tidak dapat tertolong.

Page 72: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

60

BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan analisa dari kata kunci yang telah didapat 9 tema sesuai dengan

tujuan dalam penelitian ini. Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

6.1.1 Pengetahuan perawat tentang penanganan keracunan meliputi

penyebab keracunan, mekanisme keracunan dan manifestasi klinis.

6.1.2 Tindakan perawat yang diberikan dalam penanganan keracunan

meliputi pengkajian dan penanganan keracunan.

6.1.3 Alasan perawat memberikan tindakan penanganan keracunan meliputi

menyelamatkan nyawa dan upaya pencegahan penyebaran racun.

6.1.4 Hambatan perawat dalam penanganan keracunan pestisida meliputi

kurangnya pengetahuan keluarga karena keluarga tidak mengetahui

tindakan yang akan diberikan oleh perawat.

6.1.5 Cara mengatasi hambatan dalam penanganan keracunan pestisida

pengetahuan tentang tindakan. Pemberian edukasi atau informasi

tentang tindakan – tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.

Page 73: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

61

6.2.Saran

6.2.1 Bagi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan

informasi ke rumah sakit tentang hasil penelitian sehingga

managemen rumah sakit akan mengadakan program pelatihan

kegawatdaruratan untuk dapat meningkatkan pengetahuan perawat

tentang penanganan keracunan pestisida sehingga pelayanan di rumah

sakit.

6.2.2 Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan proses belajar

mengajar sehingga meningkatkan pengetahauan mahasiswa/mahasiswi

dalam penanganan keracunan pestisida.

6.2.3 Bagi penelitian lain

Hasil penelitian ini berguna sebagai rujukan bagi penelitian

lain dan peneliti lain dapat meneliti tindakan atau penanganan

keracunan pestisida yang lebih signifikan.

Page 74: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

DAFTAR PUSTAKA

Achmad R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Andi.

Achmadi, UF. (2005). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah.Jakarta : Kompas.

Alwi, Syafaruddin. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi

Keunggulan Kompetitif, BPFE, Yogyakarta.

Bickley, Lynn S.(2008). Buku Saku Pemeriksaan Fisik Dan Riwayat Kesehatan

Bates. Jakarta. ECG.

Desni dkk. (2011), Hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku Kepala Keluarga

Dengan Pengambilan Keputusan Pengobatan Tradisional Di Desa

Rambah Tengah Hilir Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Djojosumarto, P. (2008) Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.Yogyakarta :

Kanisius.

Donatus I.A. 2001, Toksikologi Dasar, Laboratorium Farmakologi dan

Toksikologi, Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta, 193 - 196.

Guy’s and St Thomas’ Hospital Trust. (2010) .Keracunan parakuat; pedoman

praktis untuk diagnosis, pertolongan pertama dan perawatan di rumah

sakit. London: Syngenta.

Hardianti.(2008). Keperawatan Gawat Darurat. Jurnal Kesehatan. http://www.

Gawat Darurat.com/index.

Hardisman.( 2014). Gawat Darurat Medis Praktis Pustaka Baru. Yogyakarta.

Hidayat, A, A. (2007).Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data,

Jakarta : Salemba Medika.

Indira A. Hundekari et al. (2012). Acute Poisoning with Organophosphorus

Pesticide: patients Admitted to A Hospital in Bijapur, Karnataka. Journal

of Krishna Institute of Medical Sciences University.

Iserson.Kenneth V. (2005).Ethical Considerations in Emergency Care.Israeli

Journal of Emergency.

Krisanty P, dkk. ( 2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat, Jakarta : Trans

Info Media.

Page 75: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

MG Catur Yuantari, Budi Widiarnako, Henna Rya Sunoko. (2013). Tingkat

Pengetahuan Petani Dalam Menggunakan Pestisida: Studi Kasus di Desa

Curut Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobokan. Universitas

Diponegoro. Semarang .

Michael eddleston et al. (2008).Management of Acute Organophosphorus

Pesticide Poisoning.Journal management nursing vol 371.

Musliha, (2010).Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi (Edisi

Revisi 2010), Jakarta : Rineka Cipta.

Nurlaila dkk, (2005).Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Keracunan Pestisida

Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit A Yogyakarta Periode Januari 2001

Sampai Dengan Desember 2002.Majalah Farmasi Indonesia, 16 (3).

Oluwole, Oluwafemi, Cheke, Robert a, (2009).Health And Enviromental Impact

Of Pesticide Use Practices: A Case Study Of Farmers In Ekiti State.

Nigeria. International Journal Of Agricultural Sustainability Volume.7 ,

No. 3; pp 153-163.

Potter, PA & Perry, Ag.(2005). Fundamentalof Nursing concept, Processand

Practice, 4thedition, Mosby Company, StLouis.

Prihadi. (2008) Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Efek Kronis Keracunan

Pestisida Organofosfat Pada Petani Sayuran di Kecamatan Ngablak

Kabupaten Magelang, PPs Universitas Diponegoro, Semarang

Raini, M. (2007).Toksikologi Pestisida Dan Penanganan Akibat Keracunan

Pestisida, Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi Edisi

(12 ed). Jakarta : Salemba Empat.

Salameh Pascale R. Isabelle Baldi, Patrick Brochard, and Bernadette Abi Saleh,

(2004).Pesticide in libanon: a knowledge, attitude, and practice study,

Environmental Research 94,1-6, available online at www.sciencediret.com

Sartono. (2001). Racun dan Keracunan. Widya Medika. Jakarta.

Saryono & Anggraeni. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang

Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika.

Sastroasmoro, S. (2002).Dasar–dasar Metodologi Klinis, CV. Jakarta : Sugeng

Seto.

Page 76: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research

Sudarma, Momon. (2008). Sosiologi Untuk Kesehatan,Jakarta : Salemba Medika.

Sudarmo S. (2007). Pestisida.Yogyakarta : Kanisius.

Sutopo.(2006). Metodologi Dasar Teoridan Terapannya Dalam Penelitian,

Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.

Wentzel, D., Brysiewicz, P. (2014). The consequence of caring too much:

compassion fatigue and the trauma nurse. Journal of emergency nursing

Wudianto R. (2008). Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta : Swadaya

Page 77: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · muscarinic drug (atropine sulfate), gastric lavage with distilled water, antacids, milk, iced water. The objective of this research