132
i PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP NASABAH TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN PEMBIAYAAN PADA PEDAGANG KECIL (STUDI KASUS DI LKMS KARISMA MAGELANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : NUR FAUZIAH LAELI NIM: 213 11 062 PROGRAM STUDI S1-PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

PROGRAM STUDI S1-PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/732/1/ELI.pdf · 2016-04-08 · viii ABSTRAK Fatmawati, Irnia. 2015. Pengaruh Fasilitas dan Kualitas

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP NASABAH TERHADAP

KEPUTUSAN MENGGUNAKAN PEMBIAYAAN PADA

PEDAGANG KECIL (STUDI KASUS DI LKMS KARISMA

MAGELANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

NUR FAUZIAH LAELI

NIM: 213 11 062

PROGRAM STUDI S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-

Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan kepada:

Almamaterku IAIN Salatiga.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, karunia, rezeki dan pertolongan-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi dan Sikap

Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan Pembiayaan Pada Pedagang Kecil

(Studi Kasus Di BMT Karisma Magelang)’’ sebagai syarat menyelesaikan

Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala

namun itu tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak

pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M. Si. selaku Ketua Jurusan S1-Perbankan Syariah.

4. Bapak Drs. Alfred L, M. Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah bersedia

memberikan bimbingannya, pengarahan dan meluangkan waktunya selama

proses penyusunan skripsi.

5. Bapak Yusuf Khumaini, M H selaku Dosen Pembimbing Akademik.

vii

6. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan

wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

7. Seluruh staff dan karyawan IAIN Salatiga.

8. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Sumeri dan Ibu Harni) yang telah

memberikan dorongan do’a, moril dan materil kepada penulis.

9. Pihak LKMS Karisma Magelang khususnya Bapak selaku Manajer Cabang

serta segenap karyawan dan nasabah yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman kesayanganku (Nidaul Chusna, Irnia Fatmawati, Robi’ah

Luthfiati, Ayu Rizki Fadhilah, Mutiara Nistya R, Nur Latifah Isnaini, Nur

Istiana, Erni Puji Astuti, Okviana Nargiya P.U).

11. Seluruh teman-teman PS-S1 khususnya angkatan 2011.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih

sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis

sendiri dan bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Salatiga,

Penulis

viii

ABSTRAK

Fatmawati, Irnia. 2015. Pengaruh Fasilitas dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Nasabah di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).

Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi S1-Perbankan

Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : H. Abdul

Aziz NP, M.M

Kata Kunci : Fasilitas, kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji atau menganalisis pengaruh

dari fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah di BMT Tumang

Cabang Salatiga. Peneliti menguji beberapa variabel yang diduga mempengaruhi

kepuasan nasabah di BMT Tumang Cabang Salatiga yaitu fasilitas dan kualitas

pelayanan.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena bertujuan untuk

mengkonfirmasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Sampel

diperoleh sebanyak 100 responden nasabah BMT Tumang Cabang Salatiga

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Untuk

memudahkan pemecahan masalah, penelitian ini dilakukan menggunakan model

regresi linier berganda dengan bantuan IBM SPSS statistics 20. Analisis ini

meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji regresi linear berganda, pengujian

hipotesis melalui uji ttest dan Ftest serta koefisien determinasi (R2) dan uji asumsi

klasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel fasilitas dan kualitas

pelayanan secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi kepuasan nasabah. Dan

secara individual variabel fasilitas dan kualitas pelayanan juga berpengaruh positif

dan signpifikan terhadap kepuasan nasabah. Kualitas pelayanan merupakan

variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah, karena

pelayanan yang baik dapat menambah kepuasan nasabah dalam menabung di

BMT Tumang Cabang Salatiga.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………….. ii

PENGESAHAN……………………………………………………………...... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………..……………... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………….……………… v

KATA PENGANTAR ………………………………………..………………. vi

ABSTRAK …………………………………………….…………………….... ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL …………………………………………….………………. xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………..……………... xiv

BAB I PENDAHULUAN …………………………..…………………..... 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………............. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………...... 8

C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 9

D. Kegunaan Penelitian ……………………………………...... 9

E. Sistematika Penulisan …………………………………….... 10

BAB II LANDASAN TEORI …………………………..……………….... 12

A. Telaah Pustaka …………………………..……………......... 12

B. Kerangka Teori …………………………..……………….... 20

1. Persepsi……………………………………………….... 20

2. Sikap ..............................……………………............. 21

a. Pengertian sikap …………………………........ 21

b. Komponen utama dari sikap ………...................... 22

c. Pembentukan sikap ……………………........ 25

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap ....................................................................... 26

e. Mengelola sikap......................................... 28

3. Pelayanan ........................................................................ 30

a. Pengertian pelayanan ............................................. 30

x

b. Dimensi kualitas pelayanan.................................... 31

4. Kepuasan nasabah ........................................................... 32

a. Definisi kepuasan nasabah..................................... 32

b. Manfaat kepuasan pelanggan................................. 36

c. Mengukur kepuasan pelanggan.............................. 37

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

pelanggan ............................................................... 39

e. Ciri-ciri pelanggan yang puas ................................ 41

C. Keterkaitan Antar Variabel .................................................... 42

a. Hubungan fasilitas dengan kepuasan nasabah ....... 42

b. Hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan

nasabah................................................................... 43

D. Kerangka Penelitian ............................................................... 44

E. Hipotesis Penelitian ................................................................ 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………...... 50

A. Jenis Penelitian …………………………………………....... 50

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………............. 50

C. Populasi dan Sampel ……………………………………...... 50

1. Populasi ……………………………………………....... 50

2. Sampel ……………………………………………......... 51

D. Tehnik Pengumpulan Data ………………………………..... 53

1. Data primer …………………………………................. 53

2. Data sekunder ……………………………...................... 54

E. Skala Pengukuran Data ....................................……….......... 54

F. Definisi Konseptual dan Operasional .................................... 55

G. Instrumen Penelitian …………………………….................. 57

1. Variabel penelitian .......................................................... 57

2. Definisi operasional ........................................................ 59

H. Uji Instrumen Penelitian……………………………………. 64

1. Uji Instrumen …………………………………….......... 64

a. Uji Reliabilitas …………………………............... 64

xi

b. Uji Validitas ……………………………............... 64

2. Uji Hipotesis ……… …………………………….......... 65

a. Uji Statistik............................................................. 65

1. Uji Ttest (uji secara individu) ........................... 66

2. Uji Ftest (Uji Secara serempak)…..………….. 67

3. Koefisien Determinasi (R2) ……………......... 68

b. Uji Regresi berganda ............................................. 69

c. Uji Asumsi Klasik .................................................. 70

1. Uji Multicollinearity........................................ 70

2. Uji Heteroscendasticity …..…………............ 71

3. Uji Normalitas ……………............................. 71

4. Uji Linearitas .................................................. 72

I. Alat Analisis …………………………………….………...... 73

BAB IV ANALISA DATA ………………………………………............... 74

A. Deskripsi Obyek Penelitian ……………………………........ 74

1. Profil LKMS Karisma ………………............................. 74

2. Identitas LKMS Karisma................................................. 75

3. Visi dan Misi LKMS Karisma..................….….............. 76

3. Struktur Organisasi LKMS Karisma...... 78

B. Deskripsi Data Penelitian ………………………………....... 79

1. Karakterisitik Responden ………………………............ 79

2. Analisis Data ………………………………………...... 83

3. Pembahasan ………………………………………......... 96

BAB V PENUTUP ………………………………………………………... 103

A. Kesimpulan ……………………………………………….... 103

B. Saran ………………………………………………….......... 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................... 15

Tabel 3.1 : Devinisi Operasional .................................................................. 62

Tabel 4.1 : Pekerjaan Responden ................................................................. 79

Tabel 4.2 : Penghasilan Responden .............................................................. 80

Tabel 4.3 : Pendidikan Terakhir Responden ................................................ 81

Tabel 4.4 : Jenis Kelamin Responden .......................................................... 82

Tabel 4.5 : Usia Responden .......................................................................... 82

Tabel 4.6 : Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 83

Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas ...................................................................... 84

Tabel 4.8 : Hasil Uji Uji Ttest....................................................................... 86

Tabel 4.9 : Uji Ftest ANOVA........................................................................... 87

Tabel 4.10 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary ............. 88

Tabel 4.11 : Hasil Uji Berganda Linearitas .................................................... 89

Tabel 4.12 : Hasil Uji Multikolinieritas Metode VIF ..................................... 91

Tabel 4.13 : Hasil Uji Heteroskedastisitas...................................................... 92

Tabel 4.14 : Uji Kolmogrov Smirnov Test....................................................... 95

Tabel 4.15 : Uji Linearitas............................................................................... 96

Tabel 4.16 : Hasil Uji Hipotesis...................................................................... 102

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian............................................................ 44

Gambar 3.1 : Rentang Penelian Skala ...................................................... 55

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi LKMS Karisma Magelang .......... 78

Gambar 4.2 : Grafik Histogram ................................................................ 93

Gambar 4.3 : Grafik Normal Probability Plot ......................................... 94

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

(Arifah, 2010) Sebab utama kemunculan dan keberadaan lembaga

keuangan syariah di indonesia untuk menghindarkan dan menghilangkan

kekhawatiran umat islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan

syariah islam. Asumsi tersebut muncul terkait dengan dengan unsur bunga

dalam perbankan konvensional yang diberikan dengan riba. Dengan demikian

kehadiran lembaga keuangan yang berbasis syariah sangat diharapkan mampu

menggantikan peran lembaga keuangan konvensional yang telah lebih dahulu

hadir dan dikenal oleh masyarakat, lebih khususnya umat islam. Dalam

kegiatannya, bank berperan sebagai pengalihan aset atau dana dari unit surplus

kepada unit defisit. Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank

berupa bunga (istilah yang digunakan oleh bank konvensional) atau bagi hasil

(istilah yang digunakan bank syariah). Dana tersebut disalurkan kembali atau

dijual kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana dalam

bentuk pinjaman. Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit

diwajibkan untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta bunga sesuai

dengan perjanjian yang telah ditetapkan atau menurut sistem bagi hasil yang

telah ditetapkan bersama (Muhammad, 2009).

Salah satu alasan yang mendorong seseorang untuk menabung di bank

diantarannya karena tergiur oleh suku bunga yang ditawarkan oleh pihak

bank. Namun bunga bank kini menjadi perbedabatan para ulama. Fatwa MUI

2

pada tanggal 16 Desember 2003 memutuskan bahwa bunga bank termasuk

dalam kategori riba dan haram, sebab bunga memiliki unsur riba, sedangkan

riba hukumnya haram (Karim, 2004: 123; Sugiyarto, 2008: 49; Fatwa MUI,

2003: 1).

(Arifah, 2010) Sebagian masyarakat Indonesia meyakini pendapat

bahwa bunga bank yang beredar di bank-bank konvensional termasuk dalam

kategori riba dan haram. Bank syariah tampil sebagai alternatif bagi

masyarakat yang membutuhkan sistem perbankan yang menyediakan jasa

perbankan/keuangan yang sehat dan memenuhi prinsip syariah.

Oleh karena itu lembaga keuangan syariah telah banyak memberikan

perubahan dalam dunia perbankan di Indonesia. Indikasi sederhana dari

perubahan tersebut adalah semakin banyaknya lembaga keuangan syariah

yang mana diiringi dengan kepercayaan nasabah untuk bermitra dengan

lembaga keuangan syariah tersebut.

Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan pemenuhan

kebutuhan masyarakat semakin tinggi, yang akhirnya banyak masyarakat yang

tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Keadaan rakyat yang selalu

menjadi korban kesengsaraan ini memberikan inspirasi bagi masyarakat lain

untuk membentuk organisasi profit dan non profit. Pertumbuhan dalam bidang

ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta

mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Untuk itu perlu

dilakukan penumbuhan sikap kemandirian dari manusia dan masyarakat

Indonesia melalui peningkatan peran serta efisiensi dan produktifitas dalam

3

rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan lahir batin. Dengan

demikian penataan dan pemantapan usaha nasional keseluruhannya dilakukan

bersamaan dengan upaya peningkatan pemerataan yang meliputi peningkatan

ekonomi rakyat, perluasan kesempatan usaha dan lapangan kerja, serta

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Rahmah, 2012).

Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari kalangan

kaum intelektual muslim sekarang ini adalah bantuan yang dibutuhkan oleh

pedagang kecil yang kurang dalam permodalan, lemah akan pengetahuan

pengembangan usaha dan juga keterampilan untuk mengolah usaha. Masalah

yang mereka hadapi adalah keadaan ekonomi mereka yang lemah sehingga

berimbas pada melemahnya permodalan usaha (Rahmah 2012).

Keterbatasan pengetahuan mereka sangat mempengaruhi pola pikir,

sehingga kebanyakan dari pedagang kecil dalam mengelola usaha mereka

menggunakan cara tradisional yang tidak mengenal sistem manajemen. Dalam

kenyataan banyak sekali kita jumpai kredit-kredit formal ini tidak bisa

dirasakan oleh pedagang kecil. Kebanyakan dari lembaga kredit formal

tersebut menggunakan peraturan yang tidak mampu dijangkau oleh para

pedagang kecil. Kredit-kredit formal tersebut memberikan batasan minimal

untuk peminjaman kredit seperti dengan sistem batas minimal satu juta untuk

peminjaman kredit . kehadiran lembaga-lembaga kredit formal tersebut belum

bisa memberikan pemecahan bagi permasalahan pedagang kecil khususnya

mengenai permodalan (Rahmah, 2012).

4

Kendala-kendala tersebut diatas menyebabkan pedagang kecil enggan

untuk menggunakan fasilitas kredit yang telah disediakan oleh lembaga-

lembaga keuangan formal. Akibatnya mereka menjalani jalan pintas dengan

meminjam modal pada penyedia kredit liar seperti: rentenir, ijon, tengkulak

dan lembaga keuangan tidak resmi, yang akhirnya hanya mengatasi masalah

kesulitan dana untuk sementara waktu saja, selanjutnya akan terjerat oleh

kesulitan yang berkepanjangan. Hal tersebut bisa terjadi karena bunga

pinjaman lebih besar dari uang pinjaman itu sendiri.

Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan

dan belum berhasilnya lembaga kredit non formal yang ada dalam mengatasi

masalah tersebut diatas, maka perlu pemikiran lembaga dan pola kredit yang

bagaimana bisa efektif untuk dimasyarakatkan di daerah pedesaan. Lembaga

kredit tersebut diharapkan bisa efektif dan lebih luas jangkauan nasabahnya

serta dapat membantu usaha pedagang kecil dalam penyalurannya lebih

ditekankan pada proseduryang mudah, murah dan mengarah (Arifah, 2010).

Sebagai instrumen yang cukup baru, tidak mudah bagi lembaga

keuangan syariah dan BMT (Baitul Maal Wattamwil) untuk langsung

berperan dalam perputaran sistem perekonomian. BMT harus mempunyai

strategi yang terarah untuk bisa diterima leh masyarakat yang beragam

persepsi dan perilakunya. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut maka

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Persepsi

Dan Sikap Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan Pembiayaan

Pada Pedagang Kecil” (Studi Kasus di LKMS Karisma Magelang)

5

B. Rumusan Masalah

Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah persepsi pedagang pasar terhadap keputusan menggunakan jasa

pembiayan di LKMS Karisma Magelang?

2. Apakah sikap pedagang pasar terhadap keputusan menggunakan jasa

pembiayaan di LKMS Karisma Magelang?

3. Apakah persepsi dan sikap berpengaruh terhadap keputusan nasabah

menggunakan jasa pembiayaan di LKMS Karisma?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam

penulisan, yaitu:

1. Untuk mengetahui persepsi pedagang pasar terhadap keputusan

menggunakan pembiayaan di LKMS Karisma Magelang.

2. Untuk mengetahui sikap pedagang pasar terhadap keputusan

menggunakan pembiayaan di LKMS Karisma Magelang.

3. Untuk mengetahui persepsi dan sikap berpengaruh terhadap keputusan

nasabah menggunakan pembiayaan di LKMS Karisma.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana.

6

b. Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu yang didapat saat kuliah

dan penerapan dalam praktek nyata.

2. Bagi Bank Syariah

Memberikan masukan kepada pihak Bank dalam upaya

meningkatkan kinerja operasional dan pelayanannya secara lebih baik

sehingga dapat mempengaruhi keputusan masyarakat menjadi di Bank

Syariah.

3. Bagi Akademisi

a. Dapat memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan/referensi

mengenai masalah seputar pelayanan, nisbah bagi hasil dan religiusitas

dan kepuasan nasabah.

b. Untuk menambah khazanah keilmuan guna menambah wawasan dan

untuk kemajuan pendidikan.

c. Sebagai sumber informasi bagi penelitian-penelitian yang akan datang,

serta dapat memberikan kontribusi keilmuan kepada semua aktivitas

akademik dalam bidang manajemen perbankan khususnya manajemen

pemasaran.

4. Bagi Pembaca

Dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan dan dapat dijadikan

sebagai referensi untuk mengetahui lebih lanjut akan pengaruh persepsi

dan sikap nasabah terhadap keputusan menggunakan pembiayaan pada

pedagang kecil di LKMS Karisma.

7

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur

pemikiran penulisan dari awal hingga akhir. Adapun rancangan pembahasan

dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang terbagi menjadi sub bab,

yaitu:

BAB I. Pendahuluan sebagai acuan dalam penelitian dan pengantar

skripsi secara keseluruhan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang

menguraikan alasan dan motivasi penelitian, selanjutnya rumusan masalah

sebagai inti dari penelitian, kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian dan

kegunaan penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian. Sebagai penutup

bab pertama ini diakhiri dengan sistematika penulisan untuk mengetahui arah

penulisan penelitian ini.

BAB II. Landasan teori yang mendasari penelitian ini meliputi teori

tentang pengaruh sikap dan persepsi nasabah terhadap keputusan

menggunakan jasa pembiayaan kredit pada pedagang kecil di LKMS Karisma

. Selain itu dalam bab ini juga berisi tentang telaah pustaka sebagai ringkasan

penelitian terdahulu, memberi gambaran posisi penelitian terhadap penelitian

yang lain, selanjutnya kerangka teori sebagai bangunan teori dan konsep yang

akan digunakan untuk menganalisis, kemudian kerangka penelitian sebagai

telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis. Sebagai penutup bab ini diakhiri

dengan hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya.

BAB III. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi

ini, yang meliputi: jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan

8

sampel, teknik pengumpulan data, definisi konseptual dan definisi

operasional, instrumen penelitian, model penelitian, dan alat analisis.

BAB IV. Analisis data berisi hasil penelitian berupa gambaran umum

obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan

reliabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, data penelitian dan pembahasan.

BAB V. Kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan

pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan peelitian yang

disajikan secara singkat dan jelas. sedangkan saran merupakan himbauan

kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat

memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan

kajian penelitian.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh penelitian-penelitian terdahulu dan mempunyai kaitan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan

persepsi dan sikap nasabah terhadap keputusan menggunakan jasa

pembiayaan telah diteliti pada berbagai penelitian terdahulu.

Setiasih (2011) melakukan penelitian tentang analisis persepsi,

preferensi, sikap dan perilaku dosen terhadap bank syariah (studi kasus pada

dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang), di IAIN Walisongo

Semarang. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa persepsi berpengaruh

positif terhadap sikap, preferensi berpengaruh terhadap sikap, dan sikap

berpengaruh terhadap perilaku dosen fakultas syariah terhadap bank syariah.

Dalam penelitian yang dilakukan Cahyadi (2013) yang meneliti

tentang pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan terhadap

niat pedagang pasar untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi

jasa keuangan syariah di Yogyakarta dengan sampel 100 responden, hasil

penelitian menunjukkan bahwa sikap secara parsial berpengaruh positif

signifikan, norma subyektif secara parsial tidak berpengaruh signifikan, dan

kontrol keperilakuan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat

pedagang untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi jasa

keuangan syariah.

10

Dari hasil penelitian yang dilakukan Rahmah (2012) tentang pengaruh

persepsi pedagang kecil tenteng baitul maal wattamwil (BMT) terhadap minat

untuk menjadi nasabah BMT, di IAIN Syakh Nurjati Cirebon menyatakan

bahwa persepsi pedagang kecil terhadap baitul maal wattamwil memiliki

hubungan yang positif dan signifikan dalam minat menjadi nasabah BMT.

Adapun kontribusi persepsi pedagang kecil tentang baitul maal wattamwil

(BMT) terhadap minat untuk menjadi nasabah BMT cukup besar, sebesar

32,03%, kemudian sisanya 67,98% ditentukan oleh faktor lain.

Hamidi (2000) melakukan penelitian mengenai persepsi dan sikap

masyarakat santri Jawa Timur terhadap Bank Syariah, hasil penelitian

tersebut adalah 10,2% responden menyatakan bahwa bank syariah sama saja

dengan bank konvensional. 16,5% responden menyatakan bagi hasil sama

saja dengan bunga. Karenanya masyarakat berpersepsi faktor pertimbangan

keagamaan bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi

kecenderungan.

PPKP LEMLIT Undip (2000) melakukan penelitian tentang Persepsi

dan Sikap Masyarakat Jawa Tengah terhadap Bank Syariah, dengan hasil

penelitian yang menyimpulkan bahwa faktor agama adalah motivator

terpenting untuk mendorong penggunaan jasa bank syariah. Semakin tinggi

sikap positif masyarakat terhadap perbankan syariah akan diikuti pula

semakin tingginya probabilitas untuk menabung di perbankan syariah.

(Rahmah, 2012) Dari hasil uji statistik mengenai pengaruh persepsi

pedagang kecil tentang Baitul Maal Wattamwil terhadap minat menjadi

11

nasabah BMT diperoleh persamaan regresi Y = 23,71 + 0,489X, yang artinya

bahwa bila dilakukan penambahan persepsi pedagang tentang Baitul Maal

Wattamwil maka dengan sendirinya minat menjadi nasabah BMT akan

bertambah. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi r =

0,566, ini berarti terdapat korelasi yang sedang. Nilai thitung yang didapat

adalah 3,595 kemudian nilai tersebut disesuaikan dengan Ttabel

menggunakan uji dua pihak dengan taraf kesalahan 10% sebesar 1,701(lihat

lampiran 19), jadi thitung > ttabel (3,595 > 1,701). Dengan demikian

keputusannya adalah Ha diterima dan H0 ditolak artinya terdapat korelasi

signifikan. Jadi, persepsi pedagang kecil tentang Baitul Maal Wattamwil

memiliki hubungan yang positif dan signifikan dalam minat menjadi

nasabah BMT. Adapun kontribusi persepsi pedagang kecil tentang

Baitul Maal Wattamwil (BMT) terhadap minat menjadi nasabah BMT

cukup besar sebesar 32,03%, kemudian sisanya 67,98% ditentukan faktor

lain.

(Rahmawaty, 2014) Berdasarkan pengujian-pengujian yang telah

dilakukan terhadap hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, menghasilkan

beberapa kesimpulan sebagai berikut: persepsi tentang bunga bank

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat menggunakan

produk bank syariah; persepsi tentang sistem bagi hasil berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah;

persepsi tentang produk bank syariah tidak berpengaruh terhadap minat

menggunakan produk bank syariah.

12

(Zuardi, 2013) Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu

persepsi nasabah terhadap pembiayaan bagi hasil di Bank Jabar Syariah Kota

Cirebon adalah pengaruh dari umur nasabah, jenis kelamin nasabah, tingkat

pendidikan nasabah, pekerjaan nasabah, tingkat penghasilan nasabah dan

religiusitas nasabah dengan nilai R² = 0,697, F = 118,292 dengan F sign =

0,000 dan memiliki kontribusi sebesar 69,7%. Namun dari semua faktor yang

mempengaruhi tersebut, yang memiliki pengaruh signifikansi adalah faktor

religiusitas nasabah dengan koefisien t = 22,850; t sign = 0,000.

(Cahyani, 2013) Menurut hasil analisis regresi, penelitian ini

menunjukkan bahwa persepsi bunga kualitas layanan ang berpengaruh

signifikan terhadap tabungan bunga BNI Syariah di Semarang 36,3 persen

dan 47,2 persen. Sehingga, dianjurkan untuk manajemen BNI Syariah di

Semarang untuk menjaga dan mendidik pelanggan mereka sehingga mereka

tahu perbedaan antara perbankan konvensional dan syariah.

B. Kerangka Teori

1. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana

individu mengorganisasikan dan memaknakan kesan-kesan indera

untuk dapat memberikan arti terhadap lingkungannya. Apa yang

seseorang persepsi terhadap sesuatu dapat berbeda dengan kenyataan

dengan kenyataan yang objektif.

13

Menurut Kotler (1993, hal 219): Persepsi adalah proses

bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan

masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan

yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi

dan interpretasi yang bersifat selektif. Adapun faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah katakteristik orang yang

dipersepsi dan faktor situasional.

Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio

yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses

dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi

menjadi informasi yang bermakna.

Menurut Robbins (1998), persepsi adalah suatu proses

pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk

memberi arti pada lingkungannya. Menurut Luthans (1992) mengatakan

proses persepsi dapat didefinisikan sebagai interaksi yang rumit dalam

penyeleksian, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus. Sedangkan

menurut Milton (1981) mengatakan persepsi adalah proses seleksi,

organisasi dan interpretasi stimulus yang berasal dari lingkungan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengertian

persepsi adalah sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari

sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca

inderanya. Rakhmat (1993) dan Lugindo (1999) mengemukakan bahwa

persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

14

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan.

Matlin (1998) dalam Utami dan Indriawati (2006)

mendefinisikan persepsi secara lebih luas, yaitu sebagai suatu proses

yang melibatkan pengetahuan pengetahuan sebelumnya dalam

memperoleh dan menginterpretasikan kombinasi faktor luar (stimulus

visual) dan diri kita sendiri (pengetahuan-pengetahuan sebelumnya).

Jika pendidikan akuntansi memberikan persepsi yang salah mengenai

akuntansi, maka dapat membuat orang yang memiliki kemampuan yang

tepat tidak menjadi berminat dalam memilih karirnya sebagai akuntan

publik. Berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, persepsi menjadi

sangat penting karena pengambilan keputusan oleh seseorang

dipengaruhi oleh persepsi yang dimilikinya. Sehingga persepsi

mahasiswa terhadap suatu pekerjaan misalnya, akan mempengaruhi

keputusan mahasiswa tersebut dalam memilih suatu pekerjaan atau

profesi.

Sedangkan menurut Robbins (2003) dalam Sujiman (2006)

menyatakan bahwa persepsi adalah sebuah proses dimana seseorang

menggunakan dan menginterpretasikan kesan sensorinya dalam rangka

memahami lingkungannya. Dalam penelitian Puspitasari (2010)

menurut Walgito (1990) mengemukakan bahwa persepsi merupakan

suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses

yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat

15

reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja,

melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat saraf yaitu otak, dan

terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia

lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, maka individu tersebut

mengalami persepsi.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih,

diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.

b. Tahap Pembentukan Persepsi

Ada empat tahap dalam proses pembentukan persepsi menurut

Belch (2007) yaitu sejumlah tahapan ketika seorang individu mengelola

informasi yang masuk dalam dirinya. Keempat tahap itu masing-

masing; eksposure, attention, comprehension dan retention.

1) Eksposure adalah tahap dimana seseorang mulai menerima informasi

melalui panca indera yang dimiliki. Informasi diperoleh dengan cara

melihat ataupun mendengarkan secara langsung informasi-informasi

mengenai suatu hal tertentu.

2) Attention adalah seseorang mulai menempatkan informasi-informasi

yang diterima ke dalam sebuah stimulus. Informasi-informasi

tersebut mulai dicerna melalui pikiran seseorang.

3) Comprehension adalah seseorang mulai menginterpretasikan

informasi yang masuk tersebut menjadi sebuah arti yang spesifik.

Informasi tersbut menjadi berkembang dan menjadikannya persepsi

16

yang berbeda antara setiap individu-individu yang menerima

informasi tersebut.

4) Retention adalah tahap dimana seseorang sudah mulai tidak

mengingat lagi keseluruhan dari apa yang mereka baca, lihat atau

dengar meskipun mereka sudah tertarik dan dapat

menginterpretasikan informasi tersebut.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi

adalah penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi

persepsi terjadi penglihatan.

Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-

sifat individu yang melihatnya,, sifat yang dapat mempengaruhi

persepsi yaitu :

1) Sikap

Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya

tanggapan yang akan diberikan seseorang.

2) Motivasi

Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari

sikap tindakan yang dilakukannya.

3) Minat

Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang

terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan

ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebut.

17

4) Pengalaman masa lalu

Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya

akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat

dan didengar.

5) Harapan

Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan,

kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang

tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

6) Sasaran

Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan

mempengaruhi persepsi.

7) Situasi

Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang

kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda

yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan

menghasilkan persepsi yang berbeda pula.

d. Macam-Macam Persepsi (Sunaryo,2004 : 94)

1) External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya

rangsang yang datang dari luar diri individu.

18

2) Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang

yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi

objek adalah dirinya sendiri.

2. Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap menurut Ajzen dan Fishbein (1975) didefinisikan sebagai

perasaan positif atau negatif seseorang tentang sebuah perilaku. Sikap

merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu obyek apakah

disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan

konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek tersebut

(Sumarwan, 2011: 166). Sehingga sikap merupakan ungkapan perasaan

positif-negative atau suka-tidak suka terhadap suatu obyek atau

perilaku.

Sikap terhadap perilaku ditemtukan oleh keyakinan yang

diakses tentang konsekuensi dari perilaku, yang disebut behavioral

belief. Setiap behavioral belief berhubungan dengan perilaku terhadap

suatu hasil tertentu, atau terhadap atribut lainnya seperti biaya atau

pengorbanan yang dikeluarkan pada saat menampilkan sebuah perilaku

(Ajzen 1975; Priaji, 2011: 49).

Engel dkk dalam Priaji (2011: 69) menjelaskan sikap secara

tradisional dan terdiri dari tiga komponen yakni kognitif atau

pengetahuan, afektif atau emosi dan konatif atau kecenderungan

perilaku. Pengetahuan seseorang dan kepercayaa tentang suatu sikap

19

terletak dalam komponen kognitif. Komponen afektif mewakili

perasaan seseorang tentang objek sikap. Komponen konatif merujuk

pada tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap objek

sikap.

b. Komponen Utama dari Sikap

1) Kognitif atau evaluasi adalah segmen opini atau keyakinan dari

sikap, yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting

dari sebuah sikap.

2) Afektif atau perasaan, Perasaan adalah segmen emosional atau

perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil akhir perilaku.

3) Perilaku atau tindakan adalah sikap merujuk pada suatu maksud

untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap sesuatu atau

seseorang.

c. Pembentukan Sikap

Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, dimulai

dari proses belajar. Proses belajar ini dapat terjadi karena pengalaman-

pengalaman pribadi seseorang dengan objek tertentu, seperti orang,

benda atau peristiwa,dengan cara menghubungkan objek tersebut

dengan pengalaman-pengalaman lain dimana seseorang telah memiliki

sikap tertentu terhadap pengalaman itu atau melalui proses belajar

sosial dengan orang lain.

20

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

(Azwar:1995,30):

1) Pengalaman Pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus

sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang

harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek

psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif.

Pembentukan tanggapan terhadap obyek merupakan proses

kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang

bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu terbentuk, dan ciri-ciri

obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk dapat menjadi dasar

pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan

kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk

apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

2) Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang lain di sekitar

kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut

mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan

banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.

Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah

21

orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya,

teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain.

3) Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita

hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis

pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah

mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula-lah

yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu-individu

yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya kepribadian

individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan

dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.4.

Media Massa Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai tugas pokoknya

dalam menyampaikan informasi, media massa membawa pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif

baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan

sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat, akan

memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga

terbentuklah sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar

pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses

22

pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil

artinya.

4) Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama Kedua lembaga di atas,

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang

boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat

keagamaan serta ajarannya. Karena konsep moral dan ajaran agama

sangat membentuk sistem kepercayaan maka tidak mengherankan

kalau konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap

individu terhadap sesuatu hal.

5) Pengaruh Faktor Emosional Terkadang suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego. Sikap ini dapat merupakan sikap yang sementara

dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang dapat bertahan lama.

Menurut Sarwono (1982) dalam Setiasih (2011: 36) terdapat

faktor-faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi terbentuknya

sikap:

1) Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan sendiri, seperti selektivitas.

23

2) Faktor ekstern yaitu selain faktor-faktor yang terdapat dalam diri

seseorang seperti, sifat obyek yang dapat dijadikan sasaran sikap dan

pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal

tertentu.

Sarwono (1982) dalam Setiasih (2011: 37) juga menjelaskan

tentang proses pembentukan dan perubahan sikap. Sikap dapat

terbentuk atau berubah melalui 4 macam cara :

1) Adopsi adalah kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi

berulang-ulang dan terus-menerus, lama kelamaan secara bertahap

diserap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya

sesuatu.

2) Diferensiasi yaitu dengan bertambahnya inteligensi, bertambahnya

pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal

yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas

dari jenisnya.

3) Integrasi adalah pembentukan disini terjadi secara bertahap, dimulai

dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal

tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.

4) Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang

meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

24

e. Macam-Macam Sikap

1) Kepuasan kerja, seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja

yang tinggi akan cenderung menunjukkan sikap positif terhadap

pekerjaan, demikian sebaliknya.

2) Keterlibatan kerja, sampai sejauh mana seseorang memihak pada

pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya serta menanggapi

kinerjanya sangat penting bagi organisasi.

3) Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seseorang pegawai

memihak pada organisasinya dan bertekad setia didalamnya.

3. Pengambilan Keputusan

Perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkanakan memuaskan

kebutuhan mereka. (Sciffman dan Kanuk,2010; Ujang, 2011: 4). Definisi

perilaku konsumen selanjutnya menyimpulkan bahwa perilaku

konsumenadalah semua tindakan, kegiatan, serta proses psikologis yang

mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, kita membeli,

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal

di atas atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2011: 5).

a. Pengertian Pengambilan Keputusan

Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2011: 357) mendefinisikan

suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan

25

maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Misalnya, seorang konsumen

akan membeli sebuah sedan, ia dihadapkam pada beberapa merek

kendaraan seperti : Toyota, Honda, Suzuki, dan Hyundai. Dengan

demikian ia harus mengambil keputusan merek apa yang akan

dibelinya, atau ia harus memiliih satu dari beberapa pilihan merek.

Perilaku pembelian konsumen atau perilaku konsumen adalah

proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih,

membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Belch, 2001;

Morissan, 2010: 85). Keputusan untuk membeli barang dan jasa tertentu

terkadang merupakan hasil dari proses yang lam dan rumit yang

mencakup kegiatan mencari informasi, membandingkan berbagai

merek, melakukan evaluasi, dan kegiatan lainnya.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan

keputusan adalah proses bagaimana menentukan keputusan yang

terbaik, logis, rasional dan ideal berdasarkan data, fakta, dan informasi

dari sejumlah alternatif untuik mencapai sasaran-sasaran yaang telah

ditetapkan dengan resiko terkecil, efektis, dan efisien untuk

dilaksanakan dimasa yang akan datang.

b. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan

Menurut Terry (1989; Diamond, 2012), faktor-faktor yang harus

diperhatikan dalam mengambil keputusan terdiri dari 6 hal sebagai

berikut:

26

1) Fisik

Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti: rasa tidak

nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah

laku yang menimbulkan rasa tidak senang, dan sebaliknya memilih

tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2) Emosional

Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan beraksi pada

suatu situasi secara subjektif.

3) Rasional

Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan

informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4) Praktikal

Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan

melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan

dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak.

5) Interpersonal

Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan

antar satu orang ke orang yang lain dapat mempengaruhi tindakan

individual.

6) Struktural

Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi, dan politik.

27

c. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

1) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan

lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar,

dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini

terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

a) Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk

memutuskan.

b) Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang

bersifat kemanusiaan.

2) Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya

guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang

memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat

berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam

masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan

optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai

masyarakat yang di akui saat itu.

3) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan

keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya

istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.

Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis

28

dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari

data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi

informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.

4) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan

mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.

Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip

penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-

pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut

pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah

permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi

saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang

sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.

5) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena

wewenang(authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi

pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk

mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi

tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan

yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan.

Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain banyak diterimanya

oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena

didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.

29

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan

menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik

dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh

pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya

dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

4. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Menurut UU no 7 tahun 1992, pembiayaan adalah Penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga,

imbalan, atau pembagian hasil.Pembiayaan didalam aktivitas BMT

sering disebut sebagai lending – financing.Didalam lembaga keuangan

mikro syariah seperti BMT, pembiayaan merupakan salah satu aktivitas

penting karena berhubungan dengan perencanaan perolehan

pendapatan.

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Anshori, 2008 : 53). Selain

sebagai kegiatan yang menghasilkan bagi hasil, pembiayaan juga

30

berperan dalam perkembangan perekonomian masyarakat sekitar.

Pembiayaan berbeda dengan kredit. Terdapat perbedaan besar antara

bunga dan bagi hasil.

Kredit adalah penyediaan uang berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2008; 73). Perbedaan kredit

dan pembiayaan adalah pada pemberian jasa terhadap

pembiayaan tersebut. Jika kredit menggunakan sistem bunga,

pembiayaan menggunakan sistem bagi hasil.

b. Jenis-Jenis Pembiayaan

Menurut Syafi’i Antonio (2001) secara umum jenis-jenis

pembiayaan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Jenis-jenis pembiayaan

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi dua

yaitu sebagai berikut :

1) Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu seperti dalam

Pembiayaan

P .konsumtif

P. produktif P. investasi

P. modal kerja

31

peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun

investasi.

2) Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

kebutuhan konsumsi.

Menurut keperluannya pembiayaan produktif dibagi menjadi

dua yaitu sebagai berikut :

1) Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan untuk peningkatan produksi dan untuk keperluan

perdagangan.

2) Pembiayaan investasi yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat

dengan itu.

Dalam penyaluran pembiayaan modal kerja, BMT harus

memperhatikan jenis kebutuhan dan rencana pemanfaatannya. Dan

berdasarkan tujuan penggunaannya, produk pembiayaan syariah dapat

dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :

1) Transaksi pembiayaan dengan prinsip jual beli yaitu seperi produk

Murabahah, Salam, dan Istisna. Untuk pendapatan atau

keuntungannya disebut margin.

2) Transaksi pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yaitu produk

Mudharabah dan Musyarakah. Dan untuk pendapatan

keuntungannya disebut bagi hasil.

32

3) Transaksi pembiayaan dengan prinsip sewa (ujrah) yaitu produk

Ijarah dan Ijarah muntahiyah bittamlik. Dan untuk pendapatan

keuntungannya dinamakan upah.

Pembiayaan antara lembaga keuangan syariah sering kali

dianggap sama dengan pemberian kredit lembaga keuangan

konvensional. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara

pembiayaan bank syariah dan pemberian kredit bank konvensional yang

dipaparkan oleh Chikmah (2014). Persamaan antara pembiayaan

lembaga keuangan syariah dan pemberian kredit lembaga keuangan

konvensional adalah :

1) Prosedur pemberian kredit atau pembiayaan.

2) Persyaratan pemberian kredit atau pembiayaan yang diajukan debitur

atau nasabah atau anggota kepada bank.

Dan untuk perbedaan antara pembiayaan lembaga keuangan

syariah dan pemberian kredit lembaga keuangan konvensional adalah

sebagai berikut :

1) Keuntungan yang diperoleh

Pada lembaga keuangan konvensional, keuntungan

berdasarkan basarnya tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan

kepada debitur atau nasabah atau anggota yang mengajukan kredit.

Dengan adanya beban bunga tersebut maka jumlah pembiayaan

kredit yang diajukan nominalnya menjadi lebih besar dari jumlah

pinjaman. Sedangkan pada lembaga keuangan syariah, keuntungan

33

diperoleh dari margin yang disepakati oleh kedua belah pihak, yakni

pihak lembaga dengan debitur atau nasabah atau anggota. Perjanjian

yang dilakukan diawal transaksi adalah kesepakatan untuk

menentukan prosentase penetuan keuntungan atau margin antara

pihak lembaga dengan debitur atau nasabah atau anggota, baik

keuntungan maupun kerugian akan ditanggung bersama.

2) Prinsip yang diterapkan dalam pemberian kredit atau pembiayaan.

Pada lembaga keuangan konvensional, prinsip yang

diterapkan adalah antara lain : melayani semua jenis kredit baik

kredit modal usaha, kredit konsumtif, maupun kredit investasi dan

tidak membedakan antara transaksi halal maupun haram. Sedangkan

pada lembaga keuangan syariah, prinsip yang diterapkan adalah :

prinsip jual beli seperti murabahah, istisna, salam kemudian prinsip

bagi hasil seperti mudharabah, musyarakah, dan yang terakhir prisip

sewa seperti produk ijarah, dan ijarah mumtahiyah bit-tamlik.

3) Pengikutan kontrak dan perjanjian pihak lembaga dengan pihak

debitur atau nasabah atau anggota.

Pada lembaga keuangan konvensional, tidak ada pengikatan

kontrak atau perjanjian yang disepakati diawal terhadap debitur atau

nasabah atau anggota dan hanya menetapkan bunga atas jumlah

kredit yang dipinjam dengan presentase yang pasti dan dalam jangka

waktu yang ditentukan. Apabila debitur atau nasabah atau anggota

34

menunggak maka akan dikenakan denda berupa jumlah bunga kredit

yang lebih besar dari sebelumnya.

Pada lembaga keuangan syariah, terjadi perjanjian dan

kesepakatan diawal transaksi antara pihak lembaga dengan debitur

atau nasabah atau anggota yang berisi tentang kontrak dan perjanjian

serta perhitungan jumlah bagi hasil bagi pihak lembaga sesuai

kesepakatan bersama. Kemudian untuk keuntungan dan kerugian

akan ditanggung bersama antara pihak lembaga keungan dengan

debitur atau nasabah atau anggota.

4) Jenis pemberian kredit atau pembiayaan yang diberikan pihak

lembaga keuangan.

Pada lembaga keuangan konvensional tidak membatasi

jenis kredit yang diajukan, selama memenuhi syarat dan ketentuan

yang ditetapkan. Dan tidak memperdulikan hukum hukum jenis

kredit yang diajukan, selama dapat dilunasi tepat waktu beserta

bunganya. Pada lembaga keuangan syariah, hanya menyanggupi

pembiayaan bila telah jelas hukum dan penggunaannya. Dari segi

kriteria usaha yang dibiayai, bank syariah mengharuskan usaha-

usaha yang halal.

c. Macam-Macam Pembiayaan

Pembiayaan menurut Syafi’i Antonio (2001) terbagi menjadi 5

(lima), yaitu:

35

1) Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak

dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh

modal. Sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. Keuntungan

usaha dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian

ditanggung pemilik modal selama bukan akibat kelalaian pengelola.

Namun jika kerugian diakibatkan kelalaian si pengelola maka

pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

2) Musyarokah

Musyarokah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan keuntungan dan kerugian ditanggung

bersama sesuai kesepakatan.

3) Ijarah

Musyarokah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan keuntungan dan kerugian ditanggung

bersama sesuai kesepakatan.

4) Salam

Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-

syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.

Banyak orang yang menyamakannya dengan sistem ijon, padahal

36

keduanya terdapat berbedaan besar. Dalam ijon, barang yang dibeli

tidak diukur atau ditimbang secara jelas dan spesifik.

5) Istishna

Istishna adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan

barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati

dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Perbedaanya

dengan salam adalah pada waktu pembayarannya.

6) Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati. Murabahah merupakan transaksi

pembiayaan yang paling dominan dijalankan bank.

Kekhawatiran tidak transparannya nasabah dalam melaporkan

keuntungan usaha menjadi salah satu alasan. Pembiayaan murabahah

sering dianggap banyak orang bahwa perbankan syariah tidak

berbeda dengan sistem kredit pada bank konvensional. Akan tetapi

dalam transaksi murabahah, bagi hasil disebut margin. Bagi hasil

adalah sistem yang digunakan dalam transaksi mudharabah.

5. Pedagang

a. Pengertian Pedagang kaki lima

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S

Poerwadarminta, istilah kaki lima adalah lantai yang diberi atap

sebagai penghubung rumah dengan rumah, arti yang kedua adalah

lantai (tangga) dimuka pintu atau di tepi jalan. Arti yang kedua ini lebih

37

cenderung diperuntukkan bagi bagian depan bangunan rumah toko,

dimana di jaman silam telah terjadi kesepakatan antar perencana kota

bahwa bagian depan (serambi) dari toko lebarnya harus sekitar lima

kaki dan diwajibkan dijadikan suatu jalur dimana pejalan kaki dapat

melintas. Namun ruang selebar kira-kira lima kaki itu tidak lagi

berfungsi sebagai jalur lintas bagi pejalan kaki, melainkan telah

berubah fungsi menjadi area tempat jualan barang-barang pedagang

kecil, maka dari situlah istilah pedagang kaki lima dimasyarakatkan.

Pedagang Kaki Lima menurut Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer (1991), adalah pedagang yang menjual barang

dagangannya di pinggir jalan atau di dalam usahanya menggunakan

sarana dan perlengkapan yang mudah dibongkar pasang atau

dipindahkan serta memempergunakan bagian jalan atau trotoar, tempat-

tempat yang tidak diperuntukkan bagi tempat untuk berusaha atau

tempat lain yang bukan miliknya.

Menurut para ahli, (Rais dalam Umboh, 1990). pedagang dapat

diartikan sebagai penyalur barang dan jasa-jasa perkotaan Manning dan

Tadjudin Noer Effendi (1985) menyebutkan bahwa pedagang kaki lima

adalah salah satu pekerjaan yang paling nyata dan penting

dikebanyakan kota di Afrika, Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin.

Menurut Breman (1988), pedagang kaki lima merupakan usaha

kecil yang dilakukan oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah (gaji

38

harian) dan mempunyai modal yang terbatas. Dalam bidang ekonomi,

pedagang kecil ini termasuk dalam sektor informal, di mana merupakan

pekerjaan yang tidak tetap dan tidak terampil serta golongan-golongan

yang tidak terikat pada aturan hukum, hidup serba susah dan semi

kriminil pada batas-batas tertentu.

Menurut McGee dan Yeung (1977: 25), PKL mempunyai

pengertian yang sama dengan ”hawkers”, yang didefinisikan sebagai

orang-orang yang menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat

yang merupakan ruang untuk kepentingan umum, terutama di pinggir

jalan dan trotoar.

b. Ciri-ciri umum yang dikemukakan oleh kartono dkk. (1980: 3-7)

1). Merupakan pedagang yang kadang- kadang juga sekaligus berarti

produsen.

2). Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari

tempat satu ketempat yang lain (menggunakan pikulan, kereta

dorong, tempat atau stan yang tidak permanen serta bongkar

pasang)

3). Menjajakan bahan makanan, minuman, barang-barang konsumsi

lainnya yang tahan lama secara eceran.

39

4). Umumnya bermodal kecil,kadang hanya merupakan alat bagi

pemilik modal dengan mendapatakan sekedar komisi sebagai

imbalan atas jerih payahnya.

5). Kualitas barang- barang yang diperdagangkan relativ rendah dan

biasanya tidak berstandar.

6). Volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli

merupakan pembeli yang berdaya beli rendah.

7). Usaha skala kecil bisa berupa family enterprise, dimana ibu dan

anak-anak turut membantu dalam usaha tersebut, baik langsung

maupun tidak langsung.

8). Tawar menawar antar penjual dan pembeli merupakan relasi ciri

yang khas pada usaha pedagang kaki lima.

9). Dalam melaksanakan pekerjaannya ada yang secara penuh, sebagian

lagi melaksanakan setelah kerja atau pada waktu senggang, dan ada

pula yang melaksanakan musiman.

c. Tempat Beroperasi Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima biasanya menjajakan dagangannya di tempat-

tempat umum yang dianggap strategis, antara lain:

1). Trotoar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, trotoar adalah tepi

jalan besar yang sedikit lebih tinggi dari pada jalan tersebut, tempat

40

orang berjalan kaki. Pedagang kaki lima biasanya\beraktivitas di

trotoar, sehingga trotoar bukan lagi sebagai tempat yang nyaman

untuk pejalan kaki karena sudah beralih fungsi.

2). Bahu Jalan, yaitu bagian tepi jalan yang dipergunakan sebagai

tempat untuk kendaraan yang mengalami kerusakan berhenti atau

digunakan oleh kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam

kebakaran, polisi yang sedang menuju tempat yang memerlukan

bantuan kedaruratan dikala jalan sedang mengalami kepadatan yang

tinggi. Dari pengertian di atas, fungsi bahu jalan adalah tempat

berhenti sementara dan pergerakan pejalan kaki, namun kenyataanya

sebagai tepat pedagang kaki lima beraktivitas.

3). Badan Jalan, yaitu lebar jalan yang dipergunakan untuk pergerakan

lalu lintas.

d. Cara Kerja Pedagang Kaki Lima

Pedagang menjajakan atau menyajikan dagangannya dengan

menyediakan meja dan kursi untuk pembeli dan pembeli dapat

memesan makanan itu dan menikmatinya . Kadang mereka

menggunakan tenda-tenda yang bisa dibuka dan ditutup setiap saat,

mereka ini biasanya menempati tempat yang bukan milikya sendiri.

e. Bentuk Sarana Perdagangan

41

1). Gerobak/kereta dorong, yang biasanya digunakan oleh pedagang

yang berjualan makanan, minuman, atau rokok.

2). Pikulan/keranjang, bentuk saranan ini digunakan oleh pedagang

keliling atau semi permanen. Bentuk ini dimaksudkan agar barang

dagangan mudah dibawa atau berpindah tempat.

3). Warung semi permanen, yaitu berupa gerobak/kereta dorong yang

diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi dengan meja

dan kursi.

4). Kios, bentuk sarana ini menggunakan papan-papan yang diatur

sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah bilik, yan mana

pedagang tersebut juga tinggal di dalamnya.

5). Gelaran/alas, pedagang menggunakan alas tikar, kain atau

sejenisnya untuk menjajakan dagangannya.

f. Persaingan & Kerjasama Antar Pedagang Kaki Lima

1). Persaingan harga, yaitu persaingan menentukan harga jual.

2). Persaingan dalam mutu, maksudnya adalah mutu rasa makanan,

kebersihan tempat jual serta kebersihan penjual.

3). Persaingan dalam memberikan pelayanan kepada pembeli sehingga

pembeli merasa puas.

g. Dampak Hadirnya Pedagang Kaki Lima

42

1). Dampak Positif dari Hadirnya PKL

Pada umumnya barang-barang yang diusahakan PKL

memiliki hargayang tidak tinggi, tersedia di banyak tempat, serta

barang yang beragam. Dan uniknya keberadaan PKL bisa menjadi

potensi pariwisata yangcukup menjanjikan. Sehingga PKL banyak

menjamur di sudut-sudut kota,karena memang sesungguhnya

pembeli utama adalah kalangan menengahkebawah yang memiliki

daya beli rendah.

Dampak positif terlihat pula dari segi sosial dan ekonomi

karena keberadaan PKL menguntungkan bagi pertumbuhan

ekonomi kota karenasektor informal memiliki karakteristik efisien

dan ekonomis. Hal tersebut,menurut Sethurahman selaku

koordinator penelitian sektor informal yangdilakukan ILO di

delapan negara berkembang, karena kemampuanmenciptakan

surplus bagi investasi dan dapat membantu

meningkatkanpertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan usaha-

usaha sektor informal bersifat subsisten dan modal yang digunakan

kebanyakan berasal dari usahasendiri. Modal ini sama sekali tidak

menghabiskan sumber daya ekonomiyang besar.

2). Dampak Negatif dari Hadirnya PKL

Penurunan kualitas ruang kota ditunjukan oleh semakin tidak

terkendalikannya perkembangan PKL sehingga seolah-olah semua

43

lahan kosong yang strategis maupun tempat-tempat yang strategis

merupakan hak para PKL. PKL mengambil ruang dimana-mana,

tidak hanya ruang kosong atau terabaikan tetapi juga pada ruang

yang jelas peruntukkannya secara formal. PKL secara illegal

berjualan hampir diseluruh jalur pedestrian, ruang terbuka, jalur

hijau, dan ruang kota lainnya. Alasannya karena yang tinggi

sehingga berpotensi besar untuk mendatangkankonsumen juga.

Akibatnya adalah kaidah-kaidah penataan ruang menjadimati oleh

pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat keberadaan PKL

tersebut. Keberadaan PKL yang tidak terkendali mengakibatkan

pejalan kaki berdesak-desakan sehingga dapat timbul tindak

kriminal(pencopetan),Mengganggu kegiatan ekonomi pedagang

formal karena lokasinya yang cenderung memotong jalur

pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko. Dan sebagian dari

barang yang mereka jual tersebut mudah mengalami penurunan mutu

yang berhubungan dengan kepuasan konsumen.

C. Kerangka Penelitian

Kerangka penilitian menggambarkan pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terkait, yaitu pengaruh sikap dan persepsi terhadap

keputusan menggunakan jasa pembiayaan kredit. Penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji permasalahan tentang keputusan nasabah untuk

menggunakan jasa pembiayaan kredit, dimana variabel bebas (independent)

terdiri dari persepsi nasabah (X1) dan sikap nasabah (X2), sedangkan variabel

44

terkait (dependent) adalah keputusan nasabah (Y) menggunakan pembiayaan.

Untuk memperjelas variabel yang mempengaruhi keputusan menggunakan

jasa pembiayaan di LKMS Karima Magelang , penulis membuat kerangka

penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka penelitian di atas, maka penulis menarik

hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh persepsi terhadap keputusan nasabah menggunakan

pembiayaan pada LKMS Karima.

2. Terdapat pengaruh sikap terhadap keputusan nasabah menggunakan

pembiayaan pada LKMS Karima.

3. Sikap dan persepsi berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan

pembiayaan pada LKMS Karisma.

Keputusan nasabah

menggunakan

pembiayaan

(Y)

Sikap nasabah (X2)

Persepsi nasabah (X1)

45

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut pendekatan analisis data yang akan digunakan, penelitian

ini akan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini adalah tentang sikap,

dan persepsi nasabah terhadap keputusan menggunakan pembiayaan kredit.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di LKMS Karisma yang beralamatkan

di Jalan Jeruk Timur No 9 Sanden, Kramat Selatan, Kota Magelang. Waktu

penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember sekitar 8-9 minggu.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Aritonang (2007: 95) definisi populasi adalah keseluruhan

usnsur yang menjadi subyek penelitian. Sedangkan menurut Bawono

(2006: 28) mendefinisikan populasi adalah keseluruhan wilayah dan

subyek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan

oleh peneliti. Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan nasabah

pembiayaan kredit pada pedagang pasar sebanyak 400.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi (Aritonang, 2007: 95).

Sampel menurut Bawono (2006: 28) adalah obyek atau subyek penelitian

yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

47

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang dapat diambil dari

populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representative (mewakili) (Sugiyono, 2002: 58).

Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus

sebagai berikut:

Dimana:

s : Sampel

P : Populasi

e : Error atau tingkat kesalahan yang diyakini

Dari 400 nasabah, peneliti akan mengambil 80 orang sebagai sampel,

sesuai dengan perhitungan berikut:

s=

s =

s=80 (20% dari jumlah nasabah pembiayaan)

Penelitian ini menggunakan desain sampel nonprobabilitas, yang

menggunakan metode sampling purposive (purposive or judgemental

sampling). Menurut Sugiyono (2006: 60) sampling purposive adalah

pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Peneliti membuat kriteria

48

tertentu siapa yang dijadikan sebagai responden. Kriteria responden yang

akan diteliti adalah seorang nasabah pembiayaan kredit pada pedagang

pasar dan mempunyai rekening LKMS Kharisma. teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Pengertian Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta

ataupun angka. Menurut SK Menteri P dan K No. 0258/U/1977 tanggal 11

Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat

dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi

adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan

(Arikunto, 1977: 96). Menurut Webster’s New World Dictionary dalam

Supranto (2002: 15), data adalah things known or assumed, yang berarti

bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya

sesuatu yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Dianggap mempunyai

arti pertama, pernyataan (statement) tentang sesuatu yang sudah terjadi

akan tetapi belum diketahui (belum dilaporkan), sering disebut hipotesis

(hypothesis), Kedua, pernyataan tentang sesuatu yang belum terjadi, bisa

terjadi bisa tidak, disebut dengan ramalan (forecasting).

49

2. Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.

d. Data Primer

Menurut Bawono (2006: 29), data primer adalah data yang secara

langsung diperoleh peneliti dari lapangan. Dalam hal ini yang menjadi

subyek penelitian adalah mahasiswa yang menabung di Bank Syariah

mandiri cabang Salatiga. Data primer dalam penelitian ini akan

diperoleh melalui angket (questioner).

e. Data Sekunder

Menurut Bawono (2006: 30), data sekunder adalah data yang

diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat

peristiwa masa lalu. Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah,

buku, data statistik maupun dari internet.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh

peneliti untuck mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuck

menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006: 30).Dalam pelaksanaan

penelitian, untuck memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun skripsi

ini dilakukan dengan cara pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Angket (questionere)

Metode kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

50

dengan harapan responden merespon daftar pertanyaan tersebut.

Instrument dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup. Pertanyaan

terbuka adalah jika jawaban tidak disediakan, sedangkan pertanyaan

tertutup adalah jika alternatif pertanyaan sudah disediakan. Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup karena

alternatif jawaban telah disediakan.

b. Metode studi kepustakaan

Merupakan metode yang dilakukan oleh peneliti untuck

mengumpulkan informasi ysng relevan dengan topic atau masalah yang

sedang diteliti dan informasi dapat diperoleh melalui laporan penelitian,

karangan ilmiah, tesis, dan lain sebagainya.

F. Skala Pengukuran Data

Skala pengukuran menurut Sugiyono (2011: 203) adalah kesepakatan

yang digunakan sebagai acuan untuck menentukan panjang pendeknya

interval yang ada di dalamn alat ukur. Dengan menggunakan alat ukur

tersebut dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala likert. Dimana skala

likert merupakan suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam

kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset

berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden

menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan

memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima

pilihan skala dengan format seperti:

51

a. Sangat Tidak Setuju d. Setuju

b. Tidak Setuju e. Sangat Setuju

c. Cukup Setuju

Rentang Penilaian dalam Skala Likert:

STS TS CS S SS

Gambar 3.1

G. Definisi Konseptual dan Definisi Operational

Definisi konsep dan oprasional adalah definisi yang didasarkan atas

sifat-sifat hal yang diamati.

1. Persepsi (X1)

Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan

terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti pada lingkungannya.

2. Sikap (X2)

Sikap adalah skor yang diperoleh dari sampel tentang perasaan

positif atau negatif terhadap bank syariah yang dilihat dari dimensi afektif,

kognitif dan konatif yang dimiliki seseorang (Ajzen dan Fishbein, 1975).

3. pengambilan keputusan (Y)

pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menentukan keputusan

yang terbaik, logis, rasional dan ideal berdasarkan data, fakta, dan

informasi dari sejumlah alternatif untuik mencapai sasaran-sasaran yaang

telah ditetapkan dengan resiko terkecil, efektis, dan efisien untuk

dilaksanakan dimasa yang akan datang.

52

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,

mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta

objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

hipotesis. Adapun instrumen peneliti jika dilihat dari definisi konsep dan

oprasional yang dipaparkan adalah

Tabel 3.1

Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Indikator

1. Persepsi (X1) 1. Motivasi

2. Minat

3. Harapan

1) BMT Karisma selalu memberikan

motivasi dalam mengembankan

usaha mikro.

2) BMT Karisma meningkatkan

minat nasabah untuk melakukan

pembiayaan.

3) BMT Karisma dapat memberikan

harapan yang baik untuk usaha

kepada nasabahnya.

4) BMT Karisma dapat mewujudkan

keinginan nasabah dalam usaha

mikro.

5) BMT Karisma mampu membuat

nasabah tidak pindah ke bmt lainnya.

6) BMT Karisma kedepannya akan

lebih berkembang dan akan lebih

memberdayakan masyarakat

menengah kebawah.

2. Sikap (X2) 1. Emosi

2. Aksi

1) saya yakin BMT Karisma

memiliki produk yang tidak kalah

dengan Bank Konvensional.

53

2) saya pikir menggunakan

pembiayaan di BMT Karisma adalah

pilihan yang tepat.

3) saya yakin BMT Karisma dapat

menyaingi BMT lainnya yang ada di

Kota Magelang.

4) saya tidak akan tertarik

menggunakan pembiayaan di BMT

lainnya.

5) saya yakin BMT Karisma banyak

diminati dari berbagai pedagang.

6) saya senang menggunakan produk

BMT Karisma karena proses mudah

dan cepat.

3. Keputusan

menggunakan

pembiayaan (Y)

1. Pelayanan

2. Produk

1) BMT Karisma memberikan

pelayanan yang bertanggung jawab

kepada nasabah.

2) biaya administrasi terjangkau.

3) BMT Karisma memberikan

kemudahan dalam melakukan

pembiayaan.

4) BMT Karisma dapat memahami

kebutuhan nasabah.

5) seluruh karyawan bmt karisma

sangat sopan dan ramah dalam

melayani nasabahnya.

6) bagi hasil pembiayaan BMT

Karisma bisa tawar menawar.

54

I. Uji Instrumen Penelitian

Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, dilakukan

dengan beberapa langkah antara lain:

1. Uji Instrumen

a. Uji Reliabilitas

Analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana

pengukuran data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau tidak

berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama, sehingga dapat

diketahui konsistensi atau keterandalan alat ukur (kuesioner). Pada

prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji data yang kita

peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuisioner yang dibagikan.

Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban sesorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah

teknik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai

cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Bawono, 2006: 63-64).

b. Uji Validitas

Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu

test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat

mencerminkan variabel yang diukur Uji validitas digunakan untuk

mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuisioner

55

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Bawono, 2006: 68).

Uji validitas dari penelitian ini digunakan untuk

mengungkapkan apakah pertanyaan pada kuisioner tersebut sahih atau

tidak dengan cara menentukan korelasi antara score butir pertanyaan

dengan total score-nya. Signifikan atau tidaknya penelitian ini dapat

dilihat pada kolom atau baris total score, jika pada kolom atau baris

tersebut masing-masing total butir pertanyaan mnghasilkan tanda

bintang, berarti data tersebut signifikan. Tanda bintang ada dua

kemungkinan (Bawono, 2006: 76):

1) Kalau berbintang satu itu berarti korelasi signifikan pada level 5%

(0,05) untuk dua sisi

2) Kalau berbintang dua itu berarti korelasi signifikan pada level 1%

(0,01) untuk dua sisi

2. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik

Uji statistik ini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau

keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan utuk menaksir dari data

yang kita analisa (Bawono, 2006: 88). Uji statistik ini dapat dilihat

dari nilai:

1. Uji ttest (uji secara individu)

56

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial

atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-

masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu.

Langkah-langkah pengujiannya:

a) Menentukan hipotesis

Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen. Ho : β1 ≠ 0, artinya variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Menentukan t tabel

Untuk menentukan t table dengan menggunakan tingkat α 5%

dan derajat kepercayaan (dk) = α/2, n-k.

Dimana :

n : jumlah data

k : jumlah variabel

c) Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya tidak ada

pengaruh yang signifikan.

Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh

yang signifikan dan dengan menentukan HO diterima atau tidak

dengan melihat nilai signifikansinnya apakah kurang atau lebih

dari 5%.

57

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

a Ho : variabel-variabel bebas fasilitas dan kualitas pelayanan tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

(kepuasan nasabah).

b Ha : variabel-variabel bebas fasilitas dan kualitas pelayanan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

(kepuasan nasabah).

2. Uji Ftest (uji secara serempak)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa

jauh semua variabel X1,2,3.... (independen) secara bersama-sama

dapat mempengaruhi variabel Y (dependen) (Bawono, 2006:91).

Langkah pengujiannya adalah:

a. Menentukan hipotesis

Ho: β1, β2, .... βn = 0, artinya variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho: β1, β2, .... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

b Menentukan F table

Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%

dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).

c Mencari F hitung dengan rumus

58

Dimana:

R2 = koefisien determinasi

K = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

d Pengambilan keputusan

Jika f hitung < f tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh

yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika f hitung > f tabel,

maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen (Y).

3. Uji R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana

tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen, atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi

variabel dependen (Y) (Bawono, 2006: 92).

Ciri-ciri nilai R2 adalah:

a) Besarnya nilai kefisien determinasi terletak antara 0 sampai

dengan 1, atau (0 ≤ R2 ≤ 1).

b) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

59

c) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara

variabel independen dengan variabel dependen.

d) Menghitung koefisien determinasi (R2)untuk menilai besarnya

sumbangan atau kontribusivariabel independen (X1,2,3,...)

terhadap nilai variabel dependen (Y).

b. Uji Regresi Berganda

Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat

multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel

dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu

(minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut juga

analisa multivariate, karena variabel yang mempengaruhi anak

turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen

(X). Sehingga regresi berganda ini lebih real dengan kenyataan

dilapangan, bahwa sesuatu hal pasti dipengaruhi oleh banyak hal.

Sedangkan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan

fungsional atau hubungan kausal antara beberapa variabel independen

(X1,X2,....) mempengaruhi variabel dependen (Y) dapat dilakukan

dengan uji statistik. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai

berikut (Bawono,2006:85):

Y = β0 + β1X1+ β2X2+ ε

Dimana :

Y : Kepuasan Nasabah

βo : konstanta dari persamaan regresi

60

β1 : Koefisien dari variabel independen X1 (Fasilitas)

β2 : Koefisien dari variabel independen X2 (Pelayanan)

X1 : Fasilitas

X2 : Pelayanan

ε : residual atau prediction error

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan

dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi

klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai

dengan BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan

model regresi yang tidak biasdan handal sebagai penaksir.

Pelanggaran terhadap asumsi klasik berarti model regresi yang

diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid. Di samping itu

uji asumsi klasik berguna untuk melengkapi uji statistik yang telah

dilakukan yaitu uji F, t dan determinasi (Bawono, 2006:115). Uji

asumsi klasik terdiri dari:

1) Uji Multicollinearity

Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi

variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya.

Masalah Multikolinearitas yang serius dapat mengakibatkan

berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006: 115).

Untuk uji Multicollinearity ini peneliti menggunakan

metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Kedua

61

nilai VIF dan Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau

tolerancenya besar maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF

tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan

ada gejala Multicollinearity, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih

kecil dari 5 maka tidak ada gejala Multicollinearity. Demikian juga

dengan nilai Tolerance nya berarti sebaliknya (Bawono, 2006:

123).

2) Uji Heteroscendasticity

Heteroskendastisitas terjadi apabila varian dari variabel

penggau tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul

apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi

tidak efesien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil,

serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah

(Bawono, 2006:133). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan

untuk uji heteroskendastisitas adalah metode white test. Uji ini

dilakukan dengan meregresi residual kuadrat (Ui2) dengan variabel

bebas dan perkalian variabel bebas. Apabila χ2 hitung < χ

2 tabel,

maka hipotesis adanya heteroskendastisitas dalam model ditolak

(Bawono, 2006: 145).

3) Uji Normalitas

Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data

variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah

berdistribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik

62

adalah yang datanya berdistribusi normal. Ada beberapa metode

untuk menguji apakah data yang dipakai adalah berdistribusi

normal atau tidak, metodenya sebagai berikut :

a. Analisa Grafik

Dengan menggunakan metode grafik dapat melihat data

yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dengan melihat

histogram dan normal probability plot.

Uji normalitas ini juga didukung dengan uji Kolmogrov-

Smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel residu memiliki distribusi

normal atau tidak. Data distribusi normal, jika nilai sig

(signifikansi) > 0,05. Data distribusi tidak normal, jika nilai sig.

(signifikansi) < 0,05 (Adrian, 2015).

4) Uji Linieritas

Pengujian liniearitas digunakan untuk menguji apakah

spesifikasi model yang digunakan tepat atau lebih baik dalam

spesifikasi model bentuk lain. Spesifikasi model dapat berupa

linier, kuadratik atau kubik. Untuk melihat spesifikasi model yang

tepat, salah satunya dengan uji Langrange Multiplier. Uji ini

bertujuan untuk mendapatkan nilai X2, untuk mendapatkan nilai X

2

dengan cara mengalihkan jumlah data observasi dikalikan dengan

R2 atau n * R

2 (Bawono, 2006: 179).

63

J. Alat Analisis

Menurut pendekatan analisis data yang akan digunakan, penelitian ini

akan menggunakan metode kuantitatif. Dimana penulis akan berusaha

menekankan analisisnya pada data-data yang diolah dengan metode statistik

kemudian hasilnya akan disajikan secara sistematik, sehingga dapat lebih

mudah untuk difahami dan disimpulkan, kemudian data hasil pengolahan

statistik akan dijabarkan secara deskriptif.

Olah data menggunakan aplikasi IBM SPSS statistic version 20. SPSS

merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu

dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan

berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. IBM SPSS

statistic 20 ini sangat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil olah

data yang dicapai dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya.

64

BAB IV

ANALISA DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Profil BMT Karisma

LKMS Karisma hadir di kota Magelang pada tahun 1996, tepatnya

diresmikan oleh bapak Prof. Dr.Ing.H B.J.Habibi bersama dengan 17

LKMS yang lain pada tanggal 21 April 1995. Pada mulanya BMT Karisma

adalah sekelompok anak muda yang mendirikan sebuah pengajian rutin

yang diberi nama Karisma kependekan dari keluarga remaja islam

Magelang. Setiap hari ahad mereka berkumpul untuk mengadakan TAD

(telaah ahad dhuha) yang dipandu oleh para mahasiswa sebagai senior dari

karisma dan juga ustadz-ustadz di kota Magelang.

Berawal dari Karisma. Karisma merupakan singkatan dari Keluarga

Remaja Islam Magelang, yaitu pengajian yang didirikan oleh sekelompok pelajar

Islam di Magelang terutama dari SMAN 1 Magelang pada tahun 1985. Pengajian

ini berkembang menjadi gerakan dan organisasi Karisma dengan mengadakan

kegiatan keagamaan di kalangan pelajar SMA di Kota Magelang.Tahun 1994

didirikanlah Yayasan Pembina Karisma sebagai wadah resmi untuk menaungi

aktivitas Karisma. Untuk mendukung pendanaan Yayasan mendirikan beberapa

unit usaha dan koperasi. Diawali dari rental Tidar Komputer (1994), Koperasi

Harapan Makmur yang kemudian menjadi embrio LKMS Karisma (1995),

Percetakan Madania (1997) hingga sekarang ada KEC (Karisma English Course).

65

Pada tahun 1996 didapatkan badan hukum Koperasi Serba Usaha

Harapan Makmur sebagai badan usaha untuk menaungi aktivitas Unit

Simpan Pinjam LKMS Kharisma. Sejalan dengan perkembangan lembaga

keuangan mikro syariah di Indonesia dan regulasi pemerintah untuk

menaungi lembaga sejenis maka pada tahun 2008 nama lembaga diubah

menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah LKMS Karisma tanpa “h” sesuai

dengan nama organisasi yang melahirkan Karisma. Adapun lembaga ini

tetap berbentuk koperasi dengan satu kegiatan yaitu simpan pinjam dengan

sistem syariah Islam.

Kegiatan operasional pertama BMT Karisma berada dikios jl.

Singosari Magelang. Setelah itu LKMS Karisma menyewa ruko dua lantai

di jl. Singosari 952 B sampai tahun 2004 karena bertambahnya jumlah

nasabah. LKMS Karisma juga membuka kantor kas di Pasar Gotong

Royong Magelang. Kantor ini diresmikan Bapak Walikota H. Fahriyanto

pada bulan November yang dikemudian digunakan sebagai Kantor Pusar

dan Kantor Cabang Utama.

Secara bertahap LKMS Karisma membuka beberapa kantor cabang

lagi. Yang pertama adalah Kantor Cabang Pasar Gotong Royong yang

sebelumnya kantor kas dirubah menjadi kantor cabang dimana

bangunannya telah menjadi milik sendiri. Yang kedua adalah Kantor

Cabang Grabag tahun 2008 di Krajan Kauman Grabag dan yang terakhir

sebagai Kantor Pusat.

66

Kelembagaan LKMS Karisma:

Nama Koperasi : LKMS Karisma

Tanggal Berdiri : 21 April 1995

Alamat Koperasi : Jalan Jeruk Timur No 9 Sanden, Kramat

Selatan, Kota Magelang.

No. Akta Pendirian : 12734/BH/KWK.11/VI/1996

2. VISI dan MISI LKMS Karisma

VISI

Menjadi bagian dari gerakan dakwah sosial ekonomi yang menumbuhkan

ekonomi ummat di Indonesia

MISI

a. Merupakan bagian dari gerakan Keluarga Remaja Islam Magelang

(KARISMA) untuk mengembangkan kegiatan dakwah di bidang

sosial dan ekonomi yang rahmatan lill alamin.

b. Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang Mandiri Profesional

dan Terpercaya.

c. Merupakan lembaga intermediasi bagi kaum Muslim dengan

pengusaha untuk bisa maju dan berkembang bersama-sama.

d. Memberikan layanan sosial kepada anggota dan masyarakat umum

dengan pengelolaan ZISWAF melalui Baitul Maal.

e. Memberikan kesempatan kepada generasi muda Muslim untuk

menerapkan ilmunya bagi kepentingan dunia dan akheratnya.

67

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

B. Deskripsi Data Responden

Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk itu

perlu dilakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu. Adapun

karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerjaan,

DIREKTUR UTAMA

Dwi Hastuti AW, SH

DIR. KEUANGAN

Haryati, SE

MAN HRD &

UMUM

Masagung Munip,

SEI

MAN. MAAL

Solekhudin, SEI

DIR. MARKETING

A. Marhaendratno, SE

MANCAP UTAMA

Dedi Setiawan, SE

MANCAP

MUNTILAN

Darmawan

Banuaji, ST

MANCAP

TEMANGGUNG

Dwi Puji Utomo

MANCAP

GRABAG

Purwanto, AMd

ADM

Bella Dwi

Ernawati

KASIR

Nofi Setyaningrum

Dwi Nuraini M

Dela Eka Putri

AO

Zaenal Arifin

Nur Yasin

Yudhi Astriandi

Rochmat Arifin

Ahmad Munawar

68

penghasilan, pendidikan terakhir, jenis kelamin, usia, pembiayaan yang

diterima. Berikut adalah hasil pengelompokan responden berdasarkan

kuesioner yang telah disebar.

1. Karakteristik Responden

a. Pekerjaan Responden

Adapun data mengenai pekerjaan responden LKMS Karisma

Magelang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Pekerjaan Responden

Profesi Jumlah Profesi Persentase

Buruh

Pedagang

20

60

25%

75%

Jumlah profesi 80 100 %

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pekerjaan

responden LKMS Karisma Magelang adalah yang diambil sebagai

responden mayoritas berprofesi sebagai pedagang yaitu sebanyak 60

orang atau 75%. Sedangkan sisanya 20 orang atau 25% sebagai buruh.

Nasabah yang memiliki pekerjaan tetap merupakan nasabah yang dinilai

potensial karena mereka mempunyai penghasilan dan dapat mengatur

keuangannya termasuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk

ditabung.

b. Penghasilan Responden

69

Adapun data mengenai pengghasilan responden LKMS Karisma

Magelang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Penghasilan Responden

Penghasilan Jumlah

Penghasilan Presentase

> Rp. 500.000

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

< Rp. 2.000.000

10

15

30

25

12.5%

18.75%

37.5%

31.25%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penghasilan

responden LKMS Karisma Magelang adalah > Rp. 500.000 ada 10

orang atau 12.5%, antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 ada 15 orang

atau 18.75%, antara Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 ada 30 orang atau

37.5%, < Rp. 2000.000 yaitu 25 orang atau 31.25%. Hal ini sesuai

dengan penghasilan dari pekerjaan masing-masing nasabah. Besar

kecilnya penghasilan akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk

melakukan pembiayaan. Dari penghasilan para nasabah dapat dikatakan

bahwa mereka termasuk pedagang yang kecil karena barpenghasilan <

50.000.000.

c. Pendidikan Terakhir Responden

70

Adapun data mengenai pendidikan terakhir responden LKMS

Karisma Magelang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Presentase

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

20

10

40

10

25%

12.5%

50%

12.5%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan

terakhir responden LKMS Karisma Magelang adalah SD ada 20 orang

atau 25%, SMP ada 10 orang atau 12.5%, SMA ada 40 orang atau

50%, S1/ Sarjana ada 10 orang atau 12.5%,. Tingkat pendidikan yang

ditempuh seseorang menunjukkan tingkat pengetahuan dan wawasan

yang dimiliki, sehingga akan berpengaruh pada kemampuan

menganalisis suatu permasalahan seperti dalam memilih lembaga

keuangan untuk melakukan pembiayaan.

d. Jenis Kelamin Responden

71

Data mengenai jenis kelamin responden LKMS Karisma

Magelang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase

Laki – laki

Perempuan

35

45

43.75%

56.25%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin

responden LKMS Karisma Magelang adalah laki-laki sebanyak 35

orang atau 43.75% dan perempuan sebanyak 45 orang atau 56.25%.

Kondisi seperti ini disebabkan pedagang pasar lebih didominasi oleh

perempuan.

e. Usia Responden

Data mengenai jenis kelamin responden LKMS Karisma

Magelang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Usia Responden

Usia Jumlah Presentase

< 20 tahun

21– 29 tahun

30 – 39 tahun

40 – 49 tahun

5

20

25

20

6.25%

25%

31.25%

25%

72

Di atas 50 tahun 10 12.5%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Pada tabel di atas, terlihat bahwa 6.25% responden berusia < 20

tahun, 25% responden berusia diantara 21 tahun sampai 29 tahun, 31.25%

responden berusia diantara 30 tahun sampai 39 tahun, 25% responden

berusia diantara 40 tahun sampai 49 tahun, sedangkan 12.5% responden

berusia diatas 50 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa paling

dominan responden LKMS Karisma Magelang 30 tahun sampai 39 tahun.

73

2. Analisis Data

a. Uji Instrumen

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Untuk

mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah

dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α), suatu variabel dikatakan

reliable jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Bawono, 2006: 68).

Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen

penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha (α) Keterangan

Persepsi (X1) 0,766 Reliable

Sikap (X2) 0,605 Reliable

Keputusan Menggunakan

Pembiayaan (Y) 0,841 Reliable

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dari tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa masing-

masing variabel mempunyai nilai cronbach alpha lebih dari 0,60

(α > 0,60), sehingga data tersebut dapat dikatakan reliable yang

berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan kuesioner yang handal. Sehingga dengan data tersebut

dapat digunakan untuk pengukuran dan penelitian berikutnya.

2. Uji Validitas

74

Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji

validitas (Bawono, 2006: 68). Uji validitas digunakan untuk

mengatahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Berikut ini hasil uji

validitas pada setiap pertanyaan masing-masing variabel:

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas

Variabel Item

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Significant 2

Tailed

Keterangan

Persepsi

(X1)

Pertanyaan 1 0,737**

0,000 Valid

Pertanyaan 2 0,792**

0,000 Valid

Pertanyaan 3 0,660 **

0,000 Valid

Pertanyaan 4 0,600**

0,000 Valid

Pertanyaan 5 0,636**

0,000 Valid

Pertanyaan 6 0,694**

0,000 Valid

Sikap (X2) Pertanyaan 7 0,337 **

0,000 Valid

Pertanyaan 8 0,767 **

0,000 Valid

Pertanyaan 9 0,728**

0,000 Valid

Pertanyaan 10 0,690**

0,000 Valid

Pertanyaan 11 0,706**

0,000 Valid

Pertanyaan 12 0,273* 0,000 Valid

Keputusan

Nasabah

(Y)

Pertanyaan 13 0,684**

0,000 Valid

Pertanyaan 14 0,888**

0,000 Valid

Pertanyaan 15 0,703**

0,000 Valid

Pertanyaan 16 0,779**

0,000 Valid

Pertanyaan 17 0,674**

0,000 Valid

Pertanyaan 18 0,747**

0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa korelasi butir

pertanyaan 1 (satu) sampai 6 (enam) terhadap total skor butir

pertanyaan persepsi (X1) menunjukkan signifikan (berbintang dua)

pada level 1% (0,01). Korelasi butir pertanyaan 7 (tujuh) sampai 12

(dua belas) terhadap total skor butir pertanyaan sikap (X2)

menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 1% (0,01).

Korelasi butir pertanyaan 13 (tiga belas) sampai 18 (delapan belas)

75

terhadap total skor butir pertanyaan keputusan nasabah (Y)

menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 1% (0,01).

Semua butir pertanyaan dinyatakan valid dan layak untuk penelitian

berikutnya.

b. Uji Hipotesis

1. Uji Statistika

a. Uji ttest (Uji Parsial)

Uji ttest digunakan untuk melihat tingkat signifikansi

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

parsial atau individu (Bawono,2006: 89). Tingkat signifikansi

antara variabel persepsi dan sikap terhadap keputusan nasabah

di LKMS Karisma dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Ttest

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,399 1,876

-

2,345

,022

JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000

JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000

a. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa:

76

1) Nilai signifikansi variabel persepsi (X1) adalah sebesar

0,000 lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang

signifikan antara persepsi (X1) terhadap keputusan nasabah

(Y).

2) Nilai signifikansi variabel sikap (X2) adalah sebesar 0,000

lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan

antara sikap (X2) terhadap keputusan nasabah (Y).

b. Uji Ftest (Uji Silmultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

variabel independen secara bersama-sama dapat

mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 91). Hasil

uji Ftest variabel persepsi dan sikap terhadap keputusan nasabah

di LKMS Karisma dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.9

Uji Ftest (Uji Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a

Residual 112,403 77 1,460

Total 508,800 79

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa nilai f

hitung sebesar 135,773 lebih besar dari nilai f tabel sebesar

2,332 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05

77

artinya variabel independen (X) yaitu persepsi dan sikap secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen (Y) yaitu keputusan nasabah.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkaan sejauh mana

tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen (Bawono, 2006: 92). Hasil uji koefisien

determinasi (R2) variabel persepsi dan sikap terhadap

keputusan nasabah di LKMS Karisma dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,883a ,779 ,773 1,20821

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa:

1. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,883, artinya bahwa ada

hubungan yang kuat antara variabel independen dengan

variabel dependen (karena mendekati angka 1).

2. Determinasi (R2) sebesar 0,779, artinya bahwa kontribusi

variasi variabel independen mampu menjelaskan variasi

variabel dependen sebesar 77,9%, sedangkan sisanya

sebesar 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

78

2. Analisa Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

yang lebih dari satu. Dalam penelitian ini model persamaan

regresi linear berganda yang disusun untuk mengetahui pengaruh

persepsi, sikap adalah sebagai berikut:

Keputusan Nasabah (Y): a0 + b1P+ b2S + e

Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product

and Service Solution) versi 20 diperoleh hasil perhitungan sebagai

berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,399 1,876

-

2,345

,022

JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000

JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000

a. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat model regresi

linear berganda sebagai berikut:

Kepuasan Nasabah (Y): -0,4399 + 0,427 P + 0,713 S + e

79

Dimana:

Y = Keputusan Nasabah

P = Persepsi

S = Sikap

e = Eror atau tingkat kesalahan yang diyakini

Arti model persamaan regresi linear berganda di atas adalah:

a. Nilai konstan (a0) = -0,4399 diartikan bahwa ketika variabel P

dan S konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan

mengalami penurunan sebesar 0,4399, dengan asumsi ceteris

paribus.

b. Nilai koefisien variabel P = 0,427, artinya jika variabel P

mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan S konstan atau

tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan

sebesar 0,427.

c. Nilai koefisien variabel S = 0,713, artinya jika variabel S

mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan P konstan atau

tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan

sebesar 0,713.

Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui nilai

koefisien regresi masing-masing variabel independen bertanda

positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen

berbanding lurus atau searah dengan variabel dependen, jika

80

antara variabel independen mengalami perubahan (baik naik atau

turun) maka variabel dependen akan berubah kearah yang sama

(naik atau turun).

3. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikolinearitas

Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat

korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang

lainnya (Bawono, 2006:115). Dalam penelitian ini, teknik uji

multikolinearitas yang digunakan adalah metode VIF (Varian

Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Kedua nilai VIF dan

Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau tolerancenya besar

maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF tidak boleh

lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan ada

gejala Multicollinearity, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih

kecil dari 5 maka tidak ada gejala Multicollinearity. Demikian

juga dengan nilai Tolerance nya berarti sebaliknya.

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinieritas Metode VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -4,399 1,876

-

2,345

,022

JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000 ,489 2,046

JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000 ,489 2,046

a. Dependent Variable: JUMLAH_Y

81

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dari tabel Coefficient pada kolom Collinearity

Statistics, dapat terlihat nilai tolerance dan VIF, di tabel

tampak bahwa semua variabel lolos dari gejala

multikolinieritas karena nilai VIF nya lebih kecil dari 5.

b) Uji Heteroskendastisitas

Uji heteroskendastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan nilai varian

residual dengan varian setiap variabel independen (Bawono,

2006: 136). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan

untuk uji heteroskedastisitas adalah metode white test. Uji ini

dilakukan dengan meregresi residual kuadrat (Ui2) dengan

variabel bebas dan perkalian variabel bebas. Apabila χ2 hitung

< χ2 tabel, maka hipotesis adanya heteroskendastisitas dalam

model ditolak (Bawono, 2006: 145).

Tabel 4.13

Uji Heteroskendastisitas

S

sumber: Data primer yang diolah, 2016

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,295a ,087 ,025 1,82755

a. Predictors: (Constant), JML_X1.X2, JUMLAH_X2,

JUMLAH_X1, JML_X1.2, JML__X2.2

82

Nilai R2 sebesar 0,087, maka dapat diketahui besarnya

χ2 hitung yaitu 0,087 * 80 = 6,96. Dengan tingkat signifikan

5% dan df: 78 maka χ2 tabel =99,6169. Karena χ

2 hitung < χ

2

tabel, maka gejala penyakit heteroskendastisitas dalam model

persamaan tidak ada.

c) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah

variabel independen dan variabel dependen dalam model

regresi memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006:

174). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisa

grafik yaitu dengan cara melihat histogram yang

membandingkan data observasi dengan distribusi yang

mendekati normal dan normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data yang

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi

normal. Jika distribusi normal maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis

normal. Berikut gambar grafik histogram dan normal

probability plot:

83

Gambar : 4.2 Output Viewer Regression Standarized Residual

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dalam grafik histogram di atas, di gambarkan

perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal, sehingga disimpulkan model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

84

Gambar 4.3: Grafik Normal Plot

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Grafik normal plot di atas menggambarkan

perbandingan antara distribusi kumulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi

normal. Titik-titik yang tersebar pada grafik normal di atas

menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis

diagonal tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa model

regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas diatas di dukung oleh uji

normalitas Kolmogrov-Smirnov Test. Uji Kolmogrov-Smirnov

Test bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residu memiliki distribusi normal atau tidak. Data

distribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05. Data

85

distribusi tidak normal, jika nilai sig. (signifikansi) < 0,05

(Adran, 2015). Hasil uji Kolmogrov-Smirnov Test sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Kolmogrov Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 80

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 1,19282228

Most Extreme

Differences

Absolute ,075

Positive ,062

Negative -,075

Kolmogorov-Smirnov Z ,667

Asymp. Sig. (2-tailed) ,765

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Tabel 4.14 di atas diketahui bahwa nilai kolmogrov-

smirnov (K-S) sebesar 0,667 dan asymp. sig. (2-tailed)

sebesar 0,765 > 0,05, yang berarti nilai residual berdistribusi

normal atau memenuhi asumsi normalitas.

d) Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah

spesifikasi model yang digunakan sudah tepat atau lebih baik

dalam spesifikasi model bentuk lain (Bawono, 2006: 179).

Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan uji lagrange

multiplier untuk mendapatkan nilai X2 hitung, kemudian

86

membandingkannya dengan nilai X2 tabel. Berikut merupakan

tabel hasil perkalian jumlah data dengan R2:

Tabel 4.15

Hasil Uji Linearitas

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,007a ,000 -,026 1,20818553

a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Pengujian linearitas menggunakan uji langrange

multiplier ditujukan untuk mencari perbandingan χ2 hitung dan

χ2 tabel, yang mana:

χ2 hitung = n * R

2 = 80 * 0,000 = 0

Dengan tingkat signifikan 5% dan df: 78 maka χ2 tabel

=99,6169. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai χ2

hitung < χ2 tabel yaitu 0 < 99,6169, sehingga dapat

disimpulkan bahwa spesifikasi model persamaan regresi linier

adalah benar.

4. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian

ini, diketahui bahwa persepsi dan sikap secara parsial dan simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah di LKMS

Karisma Magelang.

Penjelasan mengenai pengujian hipotesis akan diuraikan sebagai

berikut:

87

a. Pengaruh persepsi (X1) terhadap keputusan nasabah (Y)

Hasil uji linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi

variabel persepsi bertanda positif, artinya persepsi (X1) berbanding

lurus atau searah terhadap keputusan nasabah dan hasil uji statistik ttest

(uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi persepsi sebesar 0,000 <

0,05, artinya persepsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan

nasabah di LKMS Karisma. Sehingga hipotesis pertama (H1) yang

menyatakan persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan nasabah di BMT Karisma diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

Hamidi (2000) melakukan penelitian mengenai persepsi dan sikap

masyarakat santri Jawa Timur terhadap Bank Syariah, hasil penelitian

tersebut adalah 10,2% responden menyatakan bahwa bank syariah sama

saja dengan bank konvensional. 16,5% responden menyatakan bagi

hasil sama saja dengan bunga. Karenanya masyarakat berpersepsi faktor

pertimbangan keagamaan bukanlah menjadi faktor penting dalam

mempengaruhi kecenderungan.

b. Pengaruh sikap (X2) terhadap keputusan nasabah (Y)

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besaran koefisien

regresi variabel sikap bertanda positif, artinya sikap berbanding lurus

atau searah terhadap keputusan nasabah dan hasil uji statistik ttest (uji

parsial) menunjukkan nilai signifikansi sikap sebesar 0,000 < 0,05,

artinya sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

88

nasabah di LKMS Karisma. Sehingga hipotesis kedua (H2) yang

menyatakan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan nasabah diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

Adawiyah (2010) tentang pertimbangan, pengetahuan, dan sikap

konsumen individu terhadap bank syariah, di Universitas Jendral

Sudirman, Purworejo, menyatakan bahwa kriteria seleksi, pengetahuan

dan sikap konsumen terhadap bank syariah, disimpulkan bahwa ada

tujuh faktor yang menjadi kriteria seleksi konsumen terhadap bank

syariah di Purwokerto antara lain: faktor persepsi, faktor proses, faktor

bukti fisik, faktor harga, faktor orang, faktor sosial, dan faktor lokasi.

Faktor yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam

memilih bank syariah adalah faktor persepsi dengan variance sebesar

32,056%.

c. Pengaruh persepsi (X1) dan sikap (X2) secara bersama-sama

mempengaruhi keputusan nasabah (Y)

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besaran koefisien

regresi variabel persepsi dan sikap bertanda positif, artinya persepsi dan

sikap berbanding lurus atau searah terhadap keputusan nasabah dan

hasil uji statistik secara simultan (Ftest) menunjukkan bahwa nilai

signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis ketiga (H3) menyatakan

bahwa variabel independen (X) secara bersama-sama (simultan)

89

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y)

dapat diterima.

Kesimpulannya, terjadi perubahan nilai pada setiap variabel

secara sendiri-sendiri. Bahwa indikator-indikator dari variabel

independen mampu mempengaruhi keputusan nasabah di LKMS

Karisma Magelang.

Tabel 4.16

Hasil Uji Hipotesis

No. Hipotesis Kesimpulan

1. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma

Magelang

Diterima

2. Sikap berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma

Magelang

Diterima

3. Persepsi dan Sikap secara bersama-sama

(Simultan) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma

Magelang

Diterima

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah

BMT Karisma sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa

persepsi nasabah terhadap LKMS Karisma akan menambah keputusan

nasabah., sehingga H1 diterima.

2. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah

BMT Karisma sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa

semakin baik sikap pelayanan yang diberikan LKMS Karisma kepada

nasabah, maka akan semakin meningkatkan keputusan nasabahnya,

sehingga H2 diterima.

3. Persepsi dan sikap terhadap keputusan nasabah secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

nasabah dengan nilai sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan

bahwa semakin baik persepsi nasabah dan sikap pelayanan baik LKMS

Karisma maka akan menambah keputusan nasabah dalam menggunkan

pembiayaan LKMS Karisma Magelang, sehingga H3 diterima.

91

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk

meningkatkan keputusan nasabah LKMS Karisma Magelang dimasa yang

akan datang diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. BMT Karisma Magelang lebih ditingkatkan lagi dan dipertahankan

sikap pelayanan agar persepsi nasabah terhadap LKMS sangatlah

dominan untuk mempengaruhi nasabah menggunakan pembiayaan,

sikap merupakan variabel paling dominan yang mempengaruhi

kepuasan nasabah dalam melakukan pembiayaan di LKMS Karisma

dan nasabah sering menjadikan sikap pelayanan sebagai pertimbangan

utama dalam menentukan pilihan mereka terhadap suatu lembaga

keuangan. Selain itu persepsi nasabah dan sikap juga mendukung dalam

menciptakan keputusan nasabah, karena dengan kenyamanan yang

disajikan oleh LKMS Karisma dapat menciptakan rasa puas kepada

nasabah dan dapat digunakan sebagai alat untuk mempertahankan

nasabah lama dan menarik nasabah baru.

2. Saran untuk Penelitian Mendatang

Hasil-hasil dalam penelitian ini dapat dijadikan sumber ide dan

masukan bagi pengembangan penelitian ini dimasa yang akan datang,

maka perluasan penelitian yang disarankan adalah: Perlunya mencari

variabel-variabel lain yang lebih sesuai dan secara teoritis bisa

menggunakan keputusan nasabah selain persepsi dan sikap, misalnya:,

brand image,religiusitas dan loyalitas nasabah.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 1975.The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and

Human Decision Processes 50, 178-211., Amherst: Academica Press. Inc.

Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Kepraktik. Jakarta. Gema Insani

Press.

Aprilia, N.I., Puspitasari, N., 2007. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Kecemasan pada Wanita Perimenopause, Surabaya: The Indonesian

Journal of Public Health, Vol. 4, No. 1.

Arifah, Arina. 2010. Klasifikasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Pada Bmt

Karisma Cabang “Skylight” Magelang. Skripsi. Salatiga.

Aritonang, Lerbin R.2005. Kepuasan Konsumen, Pengukuran dan Penganalisisan

dengan SPSS, edisi pertama. Penerbit : Gramedia Pustaka utama Jakarta.

Azwar, Saifudin. 1995. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Ed. II. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga: Stain

Salatiga Press.

Belch, George E. & Michael E. Belch, 2007. Advertising and Promotion: An

Integrated Marketing Communication Perspective , Fourth Edition, Mc-

Graw Hill, New York.

Cahyadi, Muh. Amri. 2013. Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol

Keperilakuan terhadap Niat Pedagang Pasar untuk Memanfaatkan Fasilitas

Pembiayaan Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah di Yogyakarta. Skripsi.

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Cahyani, Fitri Asih. 2013. Pengaruh Persepsi Bunga Bank dan Kualitas Pelayanan

Terhadap MInat Menabung Pada Bank BNI Syariah di Kota Semarang.

Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Semarang.

Engel, James F., Roger D Blackwell, and Paul W. Miniard. 1995. Consumer

Behavior, Eight Edition, The Dryjen Press, Orlado.

Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta

: Penerbit PT.Gramedia,

George R. Terry dan Leslie W. Rue.2008. Dasar-Dasar Manajemen, Bumi

Aksara: Jakarata.

Hamidi, Jazim et al. 2000. Persepsi dan Sikap Masyarakat Santri Jawa Timur

terhadap Bank Syariah, Penelitian dilakukan atas kerjasama BI dan

Universitas Brawijaya Malang. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang

Kamsir, 2008. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kotler Philip dan AB Sutanto. 1993.Manajemen Pemasaran, Edisi Keduabelas

PT. Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kotler, Phillip. 1995. Marketing Management Analysis, Planning,

Implementation& Control. Prentice Hall Int.

Leon G. Shiffman, L.L Kanuk. 2010. Consumer Behavior, Prentice Hall, New

Jersey,

Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk),Edisi

Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI.

Maltin, 1998. an Introduction the Theory and Researct Massachusetts: Addision.

Wesley Publishing Compani.

Milton Friedman, 1991. Monetarist Economics. Published: Basil Blackwell ltd,

Cambrige, Massachusetts, USA.

Morissan, 2010,Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Prenada Media

Group, Jakarta.

Priaji, Vita Widyan. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung

di Bank Syariah. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rahmah, Puji Sarah. 2012. Pengaruh Persepsi Pedagang Kecil Tentang Baitul

Maal Wattamwil (BMT) Terhadap Minat Menjadi Nasabah BMT. Skripsi .

IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Rahmawaty Anita, 2014. Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syari’ah Terhadap

Minat Menggunakan Produk Di BNI Syari’ah. Jurnal tentang Bank

Syariah. Semarang.

Rakhmat, dan Lugindo, 2011. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived

Behavioral Control Terhadap Intensi Membeli Buku Kuliah Ilegal pada

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi.

Robbins, Stephen. 1998. Perilaku Organisasi. PT Indeks. Kelompok Gramedia.

Sarwono, Dr. Sarlito Wirawan. 2007. Psikologi Remaja. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta,

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.

Setiasih, Dani Panca. 2011. Analisis Faktor Keputusan Nasabah Menabung di

Perbankan Syariah (Studi pada Bank Muamalat Indonesia Cabang

Surabaya). Thesis.UIN Ampel Surabaya.

Sujiman, Panuti dan Zoest, Aart Van. 1996. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan . Jakarta : EGC.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia.

Bogor.

J Supranto, M. A, 2002. Metode Peramalan Kuantitatif untuk Perencanaan

Ekonomi dan Bisnis. Jakarta; Rineka Cipta.

Undang-Undang. No 7. 1992. Tentang Pembiayaan.

Walgito Bimo, 1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta.

Wiwik Utami dan Fitri Indriawati, 2006. Muatan Etika dalam Pengajaran

Akuntansi Keuangan. Padang.

Zuardi Muhammad Hanafi, 2013. Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Pembiayaan

Bagi Hasil Di Bank Jabar Syariah Kota Cirebon. Jurnal tentang Bank

Syariah. Cirebon.

Lampiran I

Kuesioner

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Nasabah

BMT Karisma

Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Sehubungan dengan tugas akhir untuk menyelesaikan studi (S1) di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan S1-Perbankan Syariah di IAIN Salatiga,

saya akan melakukan penelitian skripsi saya berjudul “Pengaruh Persepsi Dan

Sikap Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan Pembiayaan pada Pedagang

Kaki Lima.

Saya memohon dengan hormat Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia membantu

saya untuk mengisi angket ini dengan sungguh-sungguh dan sejujur-jujurnya

sesuai dengan keadaan diri saudara sebenarnya. Pengisian angket ini semata-

mata untuk kepentingan penulisan skripsi saya, dan dijaga kerahasian saudara.

Jawaban yang saudara kirimkan kepada peniliti sangat bermanfaat untuk skripsi

saya.

Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab

pertanyaan/pernyataan pada kuesioner ini, saya ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat Saya,

Nur Fauziah Laeli

KUESIONER

Pengaruh Persepsi Dan Sikap Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan

Pembiayaan pada Pedagang Kaki Lima

Terima kasih atas ketersediaan bapak/ibu, saudara/i untuk turut

berpartisipasi dalam mengisi daftar pertanyaan dibawah ini, dengan cara

memberikan tanda centang () pada kolom yang saya sediakan sesuai dengan

keadaan bapak/ibu, saudara/saudari yang sesungguhnya.

I. Identitas Responden

Nama : .....................................................(boleh tidak diisi)

Usia : ..................................................................................

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa Buruh

PNS Swasta

Lainnya ..........................................................

Alamat : ..................................................................................

Pendidikan Terakhir : SD/Sederajat SMP/Sederajat

SMA/Sederajat DI/DII/DIII

S1/S2/S3 Lainnya

Penghasilan tiap bulan : Di bawah Rp 500.000

Rp 500.000 – Rp 1.000.000

Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

Di atas Rp 2.000.000

No. HP : .....................................(untuk konfirmasi jawaban)

II. Daftar Pernyataan

Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut, bapak/ibu, saudara/i, saya mohon

memberikan tanda centang () pada kolom jawaban, dimana :

Poin 1 (satu), merupakan nilai terendah dari skala poin 1-5. Dan poin 5

(lima), merupakan nilai tertinggi.

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5

Sumber: Anton Bawono (2006) dengan judul “Multivariate

Analisys dengan SPSS”

Keterangan :

1. Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Tidak Setuju (TS)

3. Cukup Setuju (CS)

4. Setuju (S)

5. Sangat Setuju (SS)

1. Persepsi nasabah

No Keterangan SS S CS TS STS

1. BMT Karisma selalu memberikan

motivasi dalam mengembankan

usaha mikro.

2. BMT Karisma meningkatkan

minat nasabah untuk melakukan

pembiayaan.

3. BMT Karisma dapat memberikan

harapan yang baik untuk usaha

kepada nasabahnya.

4. BMT Karisma dapat mewujudkan

keinginan nasabah dalam usaha

mikro.

5. BMT Karisma mampu membuat

nasabah tidak pindah ke bmt

lainnya.

6. BMT Karisma kedepannya akan

lebih berkembang dan akan lebih

memberdayakan masyarakat

menengah kebawah.

2. Sikap nasabah

No Keterangan SS S E TS STS

1. saya yakin BMT Karisma memiliki

produk yang tidak kalah dengan

Bank Konvensional.

2. saya pikir menggunakan

pembiayaan di BMT Karisma

adalah pilihan yang tepat.

3. saya yakin BMT Karisma dapat

menyaingi BMT lainnya yang ada

di Kota Magelang.

4. saya tidak akan tertarik

menggunakan pembiayaan di BMT

lainnya.

5. saya yakin BMT Karisma banyak

diminati dari berbagai pedagang.

6. saya senang menggunakan produk

BMT Karisma karena proses

mudah dan cepat.

3. Keputusan menggunakan pembiayaan

No Keterangan SS S E TS STS

1. BMT Karisma memberikan

pelayanan yang bertanggung

jawab kepada nasabah.

2. biaya administrasi terjangkau.

3. BMT Karisma memberikan

kemudahan dalam melakukan

pembiayaan.

4. BMT Karisma dapat memahami

kebutuhan nasabah.

5. seluruh karyawan bmt karisma

sangat sopan dan ramah dalam

melayani nasabahnya.

6. bagi hasil pembiayaan BMT

Karisma bisa tawar menawar.

Semua informasi yang berhubungan dengan responden, saya jamin

kerahasiaannya. Atas kerjasama yang baik, saya ucapkan terimakasih.

...............................,...................................2015

Ttd.

(.................................................)

Responden

i

Lampiran III Data Jawaban Responden

No Persepsi (X1) Sikap (X2) Keputusan Nasabah (Y)

P

1

P

2

P

3

P

4

P

5

P

6

P

7

P

8

P

9

P

1

0

P

1

1

P

1

2

P

2

1

P

2

2

P

2

3

P

2

4

P

2

5

P

2

6

1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4

2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4

4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

5 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

6 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4

7 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

8 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3

9 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4

10 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

11 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

12 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4

13 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

15 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

17 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5

18 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4

20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

ii

21 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

22 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

27 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4

28 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5

29 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

30 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

32 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5

33 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4

34 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5

35 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

36 5 5 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 4 4 3 5 5 5

37 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

38 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

39 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

40 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

41 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

42 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4

43 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

44 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5

iii

45 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4

46 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5

48 5 4 5 2 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5

49 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5

50 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

51 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5

52 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 3 5 5

54 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

55 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4

56 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

57 5 5 3 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

58 5 4 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4

59 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4

60 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

61 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4

62 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

63 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

64 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4

65 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

66 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3

67 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4

iv

68 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

69 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

70 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4

71 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

72 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

73 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

74 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

75 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5

76 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

77 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4

78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

79 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

80 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

v

Lampiran IV

Uji Reliabilitas dan Validitas

1. UJI REABILITAS

a. Persepai (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,766 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 21,9000 4,167 ,601 ,709

P2 22,0250 3,974 ,674 ,689

P3 21,8375 4,340 ,493 ,736

P4 22,1750 4,247 ,350 ,785

P5 22,0125 4,443 ,468 ,742

P6 22,2375 4,209 ,532 ,725

b. Sikap (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,605 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P7 22,0875 3,347 ,034 ,683

P8 22,1125 2,405 ,594 ,446

P9 22,2125 2,575 ,559 ,473

P10 22,0625 2,566 ,479 ,499

P11 22,1000 2,572 ,515 ,487

vi

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P7 22,0875 3,347 ,034 ,683

P8 22,1125 2,405 ,594 ,446

P9 22,2125 2,575 ,559 ,473

P10 22,0625 2,566 ,479 ,499

P11 22,1000 2,572 ,515 ,487

P12 22,0500 3,491 -,011 ,689

c. Keputusan nasabah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,841 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P13 21,7750 4,683 ,517 ,837

P14 21,6500 4,104 ,818 ,771

P15 21,4875 4,861 ,574 ,823

P16 21,3375 4,505 ,662 ,806

P17 21,3750 4,870 ,528 ,832

P18 21,3750 4,668 ,625 ,813

2. UJI VALIDITAS

a. Persepsi (X1)

vii

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 JUMLAH_X1

P1 Pearson Correlation 1 ,660** ,375

** ,245

* ,368

** ,451

** ,737

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,029 ,001 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P2 Pearson Correlation ,660** 1 ,403

** ,319

** ,490

** ,437

** ,792

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P3 Pearson Correlation ,375** ,403

** 1 ,322

** ,271

* ,362

** ,660

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,004 ,015 ,001 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P4 Pearson Correlation ,245* ,319

** ,322

** 1 ,162 ,234

* ,600

**

Sig. (2-tailed) ,029 ,004 ,004 ,150 ,037 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P5 Pearson Correlation ,368** ,490

** ,271

* ,162 1 ,406

** ,636

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,015 ,150 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P6 Pearson Correlation ,451** ,437

** ,362

** ,234

* ,406

** 1 ,694

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,037 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

JUMLAH_X1 Pearson Correlation ,737** ,792

** ,660

** ,600

** ,636

** ,694

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b. Sikap (X2)

Correlations

P7 P8 P9 P10 P11 P12 JUMLAH_X2

P7 Pearson Correlation 1 ,059 ,044 ,068 -,073 ,015 ,337**

Sig. (2-tailed) ,604 ,699 ,551 ,517 ,898 ,002

N 80 80 80 80 80 80 80

P8 Pearson Correlation ,059 1 ,504** ,575

** ,653

** -,108 ,767

**

Sig. (2-tailed) ,604 ,000 ,000 ,000 ,338 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P9 Pearson Correlation ,044 ,504** 1 ,403

** ,509

** ,139 ,728

**

Sig. (2-tailed) ,699 ,000 ,000 ,000 ,220 ,000

viii

N 80 80 80 80 80 80 80

P10 Pearson Correlation ,068 ,575** ,403

** 1 ,416

** -,063 ,690

**

Sig. (2-tailed) ,551 ,000 ,000 ,000 ,577 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P11 Pearson Correlation -,073 ,653** ,509

** ,416

** 1 -,006 ,706

**

Sig. (2-tailed) ,517 ,000 ,000 ,000 ,956 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P12 Pearson Correlation ,015 -,108 ,139 -,063 -,006 1 ,273*

Sig. (2-tailed) ,898 ,338 ,220 ,577 ,956 ,014

N 80 80 80 80 80 80 80

JUMLAH_X2 Pearson Correlation ,337** ,767

** ,728

** ,690

** ,706

** ,273

* 1

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014

N 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

c. Keputusan nasabah (Y)

Correlations

P13 P14 P15 P16 P17 P18 JUMLAH_Y

P13 Pearson Correlation 1 ,540** ,332

** ,470

** ,232

* ,420

** ,684

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,039 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P14 Pearson Correlation ,540** 1 ,665

** ,646

** ,539

** ,578

** ,888

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P15 Pearson Correlation ,332** ,665

** 1 ,403

** ,285

* ,509

** ,703

**

Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,010 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P16 Pearson Correlation ,470** ,646

** ,403

** 1 ,538

** ,416

** ,779

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P17 Pearson Correlation ,232* ,539

** ,285

* ,538

** 1 ,448

** ,674

**

Sig. (2-tailed) ,039 ,000 ,010 ,000 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

P18 Pearson Correlation ,420** ,578

** ,509

** ,416

** ,448

** 1 ,747

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

ix

N 80 80 80 80 80 80 80

JUMLAH_Y Pearson Correlation ,684** ,888

** ,703

** ,779

** ,674

** ,747

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UJI REGRESI BERGANDA, UJI Ttest , UJI Ftest DETERMINASI

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 JUMLAH_X2,

JUMLAH_X1

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

DETERMINASI

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,883a ,779 ,773 1,20821

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

Ftest

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a

Residual 112,403 77 1,460

Total 508,800 79

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

x

Ttest, LINEAR BERGANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,399 1,876

-

2,345

,022

JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000

JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000

a. Dependent Variable: JUMLAH_Y

1 Uji Multikolinearitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 JUMLAH_X2,

JUMLAH_X1

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,883a ,779 ,773 1,20821

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

xi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a

Residual 112,403 77 1,460

Total 508,800 79

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -4,399 1,876

-

2,345

,022

JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000 ,489 2,046

JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000 ,489 2,046

a. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Uji Heteroskendastisitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 JML_X1.X2,

JUMLAH_X2,

JUMLAH_X1,

JML_X1.2,

JML__X2.2

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: U2i

xii

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,295a ,087 ,025 1,82755

a. Predictors: (Constant), JML_X1.X2, JUMLAH_X2, JUMLAH_X1,

JML_X1.2, JML__X2.2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 23,539 5 4,708 1,410 ,231a

Residual 247,155 74 3,340

Total 270,694 79

a. Predictors: (Constant), JML_X1.X2, JUMLAH_X2, JUMLAH_X1, JML_X1.2, JML__X2.2

b. Dependent Variable: U2i

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,318 50,497 -,006 ,995

JUMLAH_X1 -,628 2,231 -,819 -,282 ,779

JUMLAH_X2 ,735 3,327 ,771 ,221 ,826

JML_X1.2 ,144 ,058 9,896 2,480 ,015

JML__X2.2 ,114 ,091 6,402 1,253 ,214

JML_X1.X2 -,260 ,115 -15,144 -2,274 ,026

a. Dependent Variable: U2i

xiii

Uji Normalitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 JUMLAH_X2,

JUMLAH_X1

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,883a ,779 ,773 1,20821

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a

Residual 112,403 77 1,460

Total 508,800 79

a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1

b. Dependent Variable: JUMLAH_Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,399 1,876 -2,345 ,022

JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000

xiv

JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000

a. Dependent Variable: JUMLAH_Y

xv

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 1,19282228

Most Extreme Differences Absolute ,075

Positive ,062

Negative -,075

Kolmogorov-Smirnov Z ,667

Asymp. Sig. (2-tailed) ,765

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Uji Linearitas

xvi

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 JML__X2.2,

JML_X1.2

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,007a ,000 -,026 1,20818553

a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,005 2 ,003 ,002 ,998a

Residual 112,398 77 1,460

Total 112,403 79

a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2

b. Dependent Variable: Unstandardized Residual

xvii

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,005 2 ,003 ,002 ,998a

Residual 112,398 77 1,460

Total 112,403 79

a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2

b. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,051 ,944 -,054 ,957

JML_X1.2 5,123E-5 ,002 ,005 ,033 ,974

JML__X2.2 2,081E-5 ,002 ,002 ,011 ,991

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

xviii

Lampiran VII

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Fauziah Laeli

Tempat/Tanggal lahir : Magelang, 19 Februari 1994

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Warga negara : Indonesia

Alamat : Tepus Wetan, Surodadi, Candimulyo,Magelang

Riwayat pendidikan :

1. SD Surodadi 3 tahun 2005

2. SMP Negeri 1 Pakis lulus tahun 2008

3. SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang lulus tahun 2011

Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi

yang berkepentingan harap maklum adanya.

Magelang, 15 Februari 2016

Penulis

Nur Fauziah Laeli

NIM : 21311062