Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP NASABAH TERHADAP
KEPUTUSAN MENGGUNAKAN PEMBIAYAAN PADA
PEDAGANG KECIL (STUDI KASUS DI LKMS KARISMA
MAGELANG)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
NUR FAUZIAH LAELI
NIM: 213 11 062
PROGRAM STUDI S1-PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-
Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan kepada:
Almamaterku IAIN Salatiga.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, karunia, rezeki dan pertolongan-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi dan Sikap
Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan Pembiayaan Pada Pedagang Kecil
(Studi Kasus Di BMT Karisma Magelang)’’ sebagai syarat menyelesaikan
Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala
namun itu tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak
pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M. Si. selaku Ketua Jurusan S1-Perbankan Syariah.
4. Bapak Drs. Alfred L, M. Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah bersedia
memberikan bimbingannya, pengarahan dan meluangkan waktunya selama
proses penyusunan skripsi.
5. Bapak Yusuf Khumaini, M H selaku Dosen Pembimbing Akademik.
vii
6. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan
wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7. Seluruh staff dan karyawan IAIN Salatiga.
8. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Sumeri dan Ibu Harni) yang telah
memberikan dorongan do’a, moril dan materil kepada penulis.
9. Pihak LKMS Karisma Magelang khususnya Bapak selaku Manajer Cabang
serta segenap karyawan dan nasabah yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman kesayanganku (Nidaul Chusna, Irnia Fatmawati, Robi’ah
Luthfiati, Ayu Rizki Fadhilah, Mutiara Nistya R, Nur Latifah Isnaini, Nur
Istiana, Erni Puji Astuti, Okviana Nargiya P.U).
11. Seluruh teman-teman PS-S1 khususnya angkatan 2011.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis
sendiri dan bagi pembacanya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Salatiga,
Penulis
viii
ABSTRAK
Fatmawati, Irnia. 2015. Pengaruh Fasilitas dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi S1-Perbankan
Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : H. Abdul
Aziz NP, M.M
Kata Kunci : Fasilitas, kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji atau menganalisis pengaruh
dari fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah di BMT Tumang
Cabang Salatiga. Peneliti menguji beberapa variabel yang diduga mempengaruhi
kepuasan nasabah di BMT Tumang Cabang Salatiga yaitu fasilitas dan kualitas
pelayanan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena bertujuan untuk
mengkonfirmasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Sampel
diperoleh sebanyak 100 responden nasabah BMT Tumang Cabang Salatiga
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Untuk
memudahkan pemecahan masalah, penelitian ini dilakukan menggunakan model
regresi linier berganda dengan bantuan IBM SPSS statistics 20. Analisis ini
meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji regresi linear berganda, pengujian
hipotesis melalui uji ttest dan Ftest serta koefisien determinasi (R2) dan uji asumsi
klasik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel fasilitas dan kualitas
pelayanan secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi kepuasan nasabah. Dan
secara individual variabel fasilitas dan kualitas pelayanan juga berpengaruh positif
dan signpifikan terhadap kepuasan nasabah. Kualitas pelayanan merupakan
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah, karena
pelayanan yang baik dapat menambah kepuasan nasabah dalam menabung di
BMT Tumang Cabang Salatiga.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………….. ii
PENGESAHAN……………………………………………………………...... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………..……………... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………….……………… v
KATA PENGANTAR ………………………………………..………………. vi
ABSTRAK …………………………………………….…………………….... ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL …………………………………………….………………. xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………..……………... xiv
BAB I PENDAHULUAN …………………………..…………………..... 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………............. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………...... 8
C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 9
D. Kegunaan Penelitian ……………………………………...... 9
E. Sistematika Penulisan …………………………………….... 10
BAB II LANDASAN TEORI …………………………..……………….... 12
A. Telaah Pustaka …………………………..……………......... 12
B. Kerangka Teori …………………………..……………….... 20
1. Persepsi……………………………………………….... 20
2. Sikap ..............................……………………............. 21
a. Pengertian sikap …………………………........ 21
b. Komponen utama dari sikap ………...................... 22
c. Pembentukan sikap ……………………........ 25
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap ....................................................................... 26
e. Mengelola sikap......................................... 28
3. Pelayanan ........................................................................ 30
a. Pengertian pelayanan ............................................. 30
x
b. Dimensi kualitas pelayanan.................................... 31
4. Kepuasan nasabah ........................................................... 32
a. Definisi kepuasan nasabah..................................... 32
b. Manfaat kepuasan pelanggan................................. 36
c. Mengukur kepuasan pelanggan.............................. 37
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan ............................................................... 39
e. Ciri-ciri pelanggan yang puas ................................ 41
C. Keterkaitan Antar Variabel .................................................... 42
a. Hubungan fasilitas dengan kepuasan nasabah ....... 42
b. Hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan
nasabah................................................................... 43
D. Kerangka Penelitian ............................................................... 44
E. Hipotesis Penelitian ................................................................ 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………...... 50
A. Jenis Penelitian …………………………………………....... 50
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………............. 50
C. Populasi dan Sampel ……………………………………...... 50
1. Populasi ……………………………………………....... 50
2. Sampel ……………………………………………......... 51
D. Tehnik Pengumpulan Data ………………………………..... 53
1. Data primer …………………………………................. 53
2. Data sekunder ……………………………...................... 54
E. Skala Pengukuran Data ....................................……….......... 54
F. Definisi Konseptual dan Operasional .................................... 55
G. Instrumen Penelitian …………………………….................. 57
1. Variabel penelitian .......................................................... 57
2. Definisi operasional ........................................................ 59
H. Uji Instrumen Penelitian……………………………………. 64
1. Uji Instrumen …………………………………….......... 64
a. Uji Reliabilitas …………………………............... 64
xi
b. Uji Validitas ……………………………............... 64
2. Uji Hipotesis ……… …………………………….......... 65
a. Uji Statistik............................................................. 65
1. Uji Ttest (uji secara individu) ........................... 66
2. Uji Ftest (Uji Secara serempak)…..………….. 67
3. Koefisien Determinasi (R2) ……………......... 68
b. Uji Regresi berganda ............................................. 69
c. Uji Asumsi Klasik .................................................. 70
1. Uji Multicollinearity........................................ 70
2. Uji Heteroscendasticity …..…………............ 71
3. Uji Normalitas ……………............................. 71
4. Uji Linearitas .................................................. 72
I. Alat Analisis …………………………………….………...... 73
BAB IV ANALISA DATA ………………………………………............... 74
A. Deskripsi Obyek Penelitian ……………………………........ 74
1. Profil LKMS Karisma ………………............................. 74
2. Identitas LKMS Karisma................................................. 75
3. Visi dan Misi LKMS Karisma..................….….............. 76
3. Struktur Organisasi LKMS Karisma...... 78
B. Deskripsi Data Penelitian ………………………………....... 79
1. Karakterisitik Responden ………………………............ 79
2. Analisis Data ………………………………………...... 83
3. Pembahasan ………………………………………......... 96
BAB V PENUTUP ………………………………………………………... 103
A. Kesimpulan ……………………………………………….... 103
B. Saran ………………………………………………….......... 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................... 15
Tabel 3.1 : Devinisi Operasional .................................................................. 62
Tabel 4.1 : Pekerjaan Responden ................................................................. 79
Tabel 4.2 : Penghasilan Responden .............................................................. 80
Tabel 4.3 : Pendidikan Terakhir Responden ................................................ 81
Tabel 4.4 : Jenis Kelamin Responden .......................................................... 82
Tabel 4.5 : Usia Responden .......................................................................... 82
Tabel 4.6 : Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 83
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas ...................................................................... 84
Tabel 4.8 : Hasil Uji Uji Ttest....................................................................... 86
Tabel 4.9 : Uji Ftest ANOVA........................................................................... 87
Tabel 4.10 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary ............. 88
Tabel 4.11 : Hasil Uji Berganda Linearitas .................................................... 89
Tabel 4.12 : Hasil Uji Multikolinieritas Metode VIF ..................................... 91
Tabel 4.13 : Hasil Uji Heteroskedastisitas...................................................... 92
Tabel 4.14 : Uji Kolmogrov Smirnov Test....................................................... 95
Tabel 4.15 : Uji Linearitas............................................................................... 96
Tabel 4.16 : Hasil Uji Hipotesis...................................................................... 102
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian............................................................ 44
Gambar 3.1 : Rentang Penelian Skala ...................................................... 55
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi LKMS Karisma Magelang .......... 78
Gambar 4.2 : Grafik Histogram ................................................................ 93
Gambar 4.3 : Grafik Normal Probability Plot ......................................... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
(Arifah, 2010) Sebab utama kemunculan dan keberadaan lembaga
keuangan syariah di indonesia untuk menghindarkan dan menghilangkan
kekhawatiran umat islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan
syariah islam. Asumsi tersebut muncul terkait dengan dengan unsur bunga
dalam perbankan konvensional yang diberikan dengan riba. Dengan demikian
kehadiran lembaga keuangan yang berbasis syariah sangat diharapkan mampu
menggantikan peran lembaga keuangan konvensional yang telah lebih dahulu
hadir dan dikenal oleh masyarakat, lebih khususnya umat islam. Dalam
kegiatannya, bank berperan sebagai pengalihan aset atau dana dari unit surplus
kepada unit defisit. Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank
berupa bunga (istilah yang digunakan oleh bank konvensional) atau bagi hasil
(istilah yang digunakan bank syariah). Dana tersebut disalurkan kembali atau
dijual kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana dalam
bentuk pinjaman. Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit
diwajibkan untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta bunga sesuai
dengan perjanjian yang telah ditetapkan atau menurut sistem bagi hasil yang
telah ditetapkan bersama (Muhammad, 2009).
Salah satu alasan yang mendorong seseorang untuk menabung di bank
diantarannya karena tergiur oleh suku bunga yang ditawarkan oleh pihak
bank. Namun bunga bank kini menjadi perbedabatan para ulama. Fatwa MUI
2
pada tanggal 16 Desember 2003 memutuskan bahwa bunga bank termasuk
dalam kategori riba dan haram, sebab bunga memiliki unsur riba, sedangkan
riba hukumnya haram (Karim, 2004: 123; Sugiyarto, 2008: 49; Fatwa MUI,
2003: 1).
(Arifah, 2010) Sebagian masyarakat Indonesia meyakini pendapat
bahwa bunga bank yang beredar di bank-bank konvensional termasuk dalam
kategori riba dan haram. Bank syariah tampil sebagai alternatif bagi
masyarakat yang membutuhkan sistem perbankan yang menyediakan jasa
perbankan/keuangan yang sehat dan memenuhi prinsip syariah.
Oleh karena itu lembaga keuangan syariah telah banyak memberikan
perubahan dalam dunia perbankan di Indonesia. Indikasi sederhana dari
perubahan tersebut adalah semakin banyaknya lembaga keuangan syariah
yang mana diiringi dengan kepercayaan nasabah untuk bermitra dengan
lembaga keuangan syariah tersebut.
Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan pemenuhan
kebutuhan masyarakat semakin tinggi, yang akhirnya banyak masyarakat yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Keadaan rakyat yang selalu
menjadi korban kesengsaraan ini memberikan inspirasi bagi masyarakat lain
untuk membentuk organisasi profit dan non profit. Pertumbuhan dalam bidang
ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta
mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Untuk itu perlu
dilakukan penumbuhan sikap kemandirian dari manusia dan masyarakat
Indonesia melalui peningkatan peran serta efisiensi dan produktifitas dalam
3
rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan lahir batin. Dengan
demikian penataan dan pemantapan usaha nasional keseluruhannya dilakukan
bersamaan dengan upaya peningkatan pemerataan yang meliputi peningkatan
ekonomi rakyat, perluasan kesempatan usaha dan lapangan kerja, serta
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Rahmah, 2012).
Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari kalangan
kaum intelektual muslim sekarang ini adalah bantuan yang dibutuhkan oleh
pedagang kecil yang kurang dalam permodalan, lemah akan pengetahuan
pengembangan usaha dan juga keterampilan untuk mengolah usaha. Masalah
yang mereka hadapi adalah keadaan ekonomi mereka yang lemah sehingga
berimbas pada melemahnya permodalan usaha (Rahmah 2012).
Keterbatasan pengetahuan mereka sangat mempengaruhi pola pikir,
sehingga kebanyakan dari pedagang kecil dalam mengelola usaha mereka
menggunakan cara tradisional yang tidak mengenal sistem manajemen. Dalam
kenyataan banyak sekali kita jumpai kredit-kredit formal ini tidak bisa
dirasakan oleh pedagang kecil. Kebanyakan dari lembaga kredit formal
tersebut menggunakan peraturan yang tidak mampu dijangkau oleh para
pedagang kecil. Kredit-kredit formal tersebut memberikan batasan minimal
untuk peminjaman kredit seperti dengan sistem batas minimal satu juta untuk
peminjaman kredit . kehadiran lembaga-lembaga kredit formal tersebut belum
bisa memberikan pemecahan bagi permasalahan pedagang kecil khususnya
mengenai permodalan (Rahmah, 2012).
4
Kendala-kendala tersebut diatas menyebabkan pedagang kecil enggan
untuk menggunakan fasilitas kredit yang telah disediakan oleh lembaga-
lembaga keuangan formal. Akibatnya mereka menjalani jalan pintas dengan
meminjam modal pada penyedia kredit liar seperti: rentenir, ijon, tengkulak
dan lembaga keuangan tidak resmi, yang akhirnya hanya mengatasi masalah
kesulitan dana untuk sementara waktu saja, selanjutnya akan terjerat oleh
kesulitan yang berkepanjangan. Hal tersebut bisa terjadi karena bunga
pinjaman lebih besar dari uang pinjaman itu sendiri.
Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan
dan belum berhasilnya lembaga kredit non formal yang ada dalam mengatasi
masalah tersebut diatas, maka perlu pemikiran lembaga dan pola kredit yang
bagaimana bisa efektif untuk dimasyarakatkan di daerah pedesaan. Lembaga
kredit tersebut diharapkan bisa efektif dan lebih luas jangkauan nasabahnya
serta dapat membantu usaha pedagang kecil dalam penyalurannya lebih
ditekankan pada proseduryang mudah, murah dan mengarah (Arifah, 2010).
Sebagai instrumen yang cukup baru, tidak mudah bagi lembaga
keuangan syariah dan BMT (Baitul Maal Wattamwil) untuk langsung
berperan dalam perputaran sistem perekonomian. BMT harus mempunyai
strategi yang terarah untuk bisa diterima leh masyarakat yang beragam
persepsi dan perilakunya. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut maka
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Persepsi
Dan Sikap Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan Pembiayaan
Pada Pedagang Kecil” (Studi Kasus di LKMS Karisma Magelang)
5
B. Rumusan Masalah
Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah persepsi pedagang pasar terhadap keputusan menggunakan jasa
pembiayan di LKMS Karisma Magelang?
2. Apakah sikap pedagang pasar terhadap keputusan menggunakan jasa
pembiayaan di LKMS Karisma Magelang?
3. Apakah persepsi dan sikap berpengaruh terhadap keputusan nasabah
menggunakan jasa pembiayaan di LKMS Karisma?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan, yaitu:
1. Untuk mengetahui persepsi pedagang pasar terhadap keputusan
menggunakan pembiayaan di LKMS Karisma Magelang.
2. Untuk mengetahui sikap pedagang pasar terhadap keputusan
menggunakan pembiayaan di LKMS Karisma Magelang.
3. Untuk mengetahui persepsi dan sikap berpengaruh terhadap keputusan
nasabah menggunakan pembiayaan di LKMS Karisma.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana.
6
b. Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu yang didapat saat kuliah
dan penerapan dalam praktek nyata.
2. Bagi Bank Syariah
Memberikan masukan kepada pihak Bank dalam upaya
meningkatkan kinerja operasional dan pelayanannya secara lebih baik
sehingga dapat mempengaruhi keputusan masyarakat menjadi di Bank
Syariah.
3. Bagi Akademisi
a. Dapat memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan/referensi
mengenai masalah seputar pelayanan, nisbah bagi hasil dan religiusitas
dan kepuasan nasabah.
b. Untuk menambah khazanah keilmuan guna menambah wawasan dan
untuk kemajuan pendidikan.
c. Sebagai sumber informasi bagi penelitian-penelitian yang akan datang,
serta dapat memberikan kontribusi keilmuan kepada semua aktivitas
akademik dalam bidang manajemen perbankan khususnya manajemen
pemasaran.
4. Bagi Pembaca
Dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan dan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk mengetahui lebih lanjut akan pengaruh persepsi
dan sikap nasabah terhadap keputusan menggunakan pembiayaan pada
pedagang kecil di LKMS Karisma.
7
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur
pemikiran penulisan dari awal hingga akhir. Adapun rancangan pembahasan
dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang terbagi menjadi sub bab,
yaitu:
BAB I. Pendahuluan sebagai acuan dalam penelitian dan pengantar
skripsi secara keseluruhan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang
menguraikan alasan dan motivasi penelitian, selanjutnya rumusan masalah
sebagai inti dari penelitian, kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian dan
kegunaan penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian. Sebagai penutup
bab pertama ini diakhiri dengan sistematika penulisan untuk mengetahui arah
penulisan penelitian ini.
BAB II. Landasan teori yang mendasari penelitian ini meliputi teori
tentang pengaruh sikap dan persepsi nasabah terhadap keputusan
menggunakan jasa pembiayaan kredit pada pedagang kecil di LKMS Karisma
. Selain itu dalam bab ini juga berisi tentang telaah pustaka sebagai ringkasan
penelitian terdahulu, memberi gambaran posisi penelitian terhadap penelitian
yang lain, selanjutnya kerangka teori sebagai bangunan teori dan konsep yang
akan digunakan untuk menganalisis, kemudian kerangka penelitian sebagai
telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis. Sebagai penutup bab ini diakhiri
dengan hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya.
BAB III. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini, yang meliputi: jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan
8
sampel, teknik pengumpulan data, definisi konseptual dan definisi
operasional, instrumen penelitian, model penelitian, dan alat analisis.
BAB IV. Analisis data berisi hasil penelitian berupa gambaran umum
obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan
reliabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, data penelitian dan pembahasan.
BAB V. Kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan
pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan peelitian yang
disajikan secara singkat dan jelas. sedangkan saran merupakan himbauan
kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat
memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan
kajian penelitian.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh penelitian-penelitian terdahulu dan mempunyai kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan
persepsi dan sikap nasabah terhadap keputusan menggunakan jasa
pembiayaan telah diteliti pada berbagai penelitian terdahulu.
Setiasih (2011) melakukan penelitian tentang analisis persepsi,
preferensi, sikap dan perilaku dosen terhadap bank syariah (studi kasus pada
dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang), di IAIN Walisongo
Semarang. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa persepsi berpengaruh
positif terhadap sikap, preferensi berpengaruh terhadap sikap, dan sikap
berpengaruh terhadap perilaku dosen fakultas syariah terhadap bank syariah.
Dalam penelitian yang dilakukan Cahyadi (2013) yang meneliti
tentang pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan terhadap
niat pedagang pasar untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi
jasa keuangan syariah di Yogyakarta dengan sampel 100 responden, hasil
penelitian menunjukkan bahwa sikap secara parsial berpengaruh positif
signifikan, norma subyektif secara parsial tidak berpengaruh signifikan, dan
kontrol keperilakuan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat
pedagang untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi jasa
keuangan syariah.
10
Dari hasil penelitian yang dilakukan Rahmah (2012) tentang pengaruh
persepsi pedagang kecil tenteng baitul maal wattamwil (BMT) terhadap minat
untuk menjadi nasabah BMT, di IAIN Syakh Nurjati Cirebon menyatakan
bahwa persepsi pedagang kecil terhadap baitul maal wattamwil memiliki
hubungan yang positif dan signifikan dalam minat menjadi nasabah BMT.
Adapun kontribusi persepsi pedagang kecil tentang baitul maal wattamwil
(BMT) terhadap minat untuk menjadi nasabah BMT cukup besar, sebesar
32,03%, kemudian sisanya 67,98% ditentukan oleh faktor lain.
Hamidi (2000) melakukan penelitian mengenai persepsi dan sikap
masyarakat santri Jawa Timur terhadap Bank Syariah, hasil penelitian
tersebut adalah 10,2% responden menyatakan bahwa bank syariah sama saja
dengan bank konvensional. 16,5% responden menyatakan bagi hasil sama
saja dengan bunga. Karenanya masyarakat berpersepsi faktor pertimbangan
keagamaan bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi
kecenderungan.
PPKP LEMLIT Undip (2000) melakukan penelitian tentang Persepsi
dan Sikap Masyarakat Jawa Tengah terhadap Bank Syariah, dengan hasil
penelitian yang menyimpulkan bahwa faktor agama adalah motivator
terpenting untuk mendorong penggunaan jasa bank syariah. Semakin tinggi
sikap positif masyarakat terhadap perbankan syariah akan diikuti pula
semakin tingginya probabilitas untuk menabung di perbankan syariah.
(Rahmah, 2012) Dari hasil uji statistik mengenai pengaruh persepsi
pedagang kecil tentang Baitul Maal Wattamwil terhadap minat menjadi
11
nasabah BMT diperoleh persamaan regresi Y = 23,71 + 0,489X, yang artinya
bahwa bila dilakukan penambahan persepsi pedagang tentang Baitul Maal
Wattamwil maka dengan sendirinya minat menjadi nasabah BMT akan
bertambah. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi r =
0,566, ini berarti terdapat korelasi yang sedang. Nilai thitung yang didapat
adalah 3,595 kemudian nilai tersebut disesuaikan dengan Ttabel
menggunakan uji dua pihak dengan taraf kesalahan 10% sebesar 1,701(lihat
lampiran 19), jadi thitung > ttabel (3,595 > 1,701). Dengan demikian
keputusannya adalah Ha diterima dan H0 ditolak artinya terdapat korelasi
signifikan. Jadi, persepsi pedagang kecil tentang Baitul Maal Wattamwil
memiliki hubungan yang positif dan signifikan dalam minat menjadi
nasabah BMT. Adapun kontribusi persepsi pedagang kecil tentang
Baitul Maal Wattamwil (BMT) terhadap minat menjadi nasabah BMT
cukup besar sebesar 32,03%, kemudian sisanya 67,98% ditentukan faktor
lain.
(Rahmawaty, 2014) Berdasarkan pengujian-pengujian yang telah
dilakukan terhadap hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, menghasilkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut: persepsi tentang bunga bank
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat menggunakan
produk bank syariah; persepsi tentang sistem bagi hasil berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah;
persepsi tentang produk bank syariah tidak berpengaruh terhadap minat
menggunakan produk bank syariah.
12
(Zuardi, 2013) Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
persepsi nasabah terhadap pembiayaan bagi hasil di Bank Jabar Syariah Kota
Cirebon adalah pengaruh dari umur nasabah, jenis kelamin nasabah, tingkat
pendidikan nasabah, pekerjaan nasabah, tingkat penghasilan nasabah dan
religiusitas nasabah dengan nilai R² = 0,697, F = 118,292 dengan F sign =
0,000 dan memiliki kontribusi sebesar 69,7%. Namun dari semua faktor yang
mempengaruhi tersebut, yang memiliki pengaruh signifikansi adalah faktor
religiusitas nasabah dengan koefisien t = 22,850; t sign = 0,000.
(Cahyani, 2013) Menurut hasil analisis regresi, penelitian ini
menunjukkan bahwa persepsi bunga kualitas layanan ang berpengaruh
signifikan terhadap tabungan bunga BNI Syariah di Semarang 36,3 persen
dan 47,2 persen. Sehingga, dianjurkan untuk manajemen BNI Syariah di
Semarang untuk menjaga dan mendidik pelanggan mereka sehingga mereka
tahu perbedaan antara perbankan konvensional dan syariah.
B. Kerangka Teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
individu mengorganisasikan dan memaknakan kesan-kesan indera
untuk dapat memberikan arti terhadap lingkungannya. Apa yang
seseorang persepsi terhadap sesuatu dapat berbeda dengan kenyataan
dengan kenyataan yang objektif.
13
Menurut Kotler (1993, hal 219): Persepsi adalah proses
bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan
yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi
dan interpretasi yang bersifat selektif. Adapun faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang adalah katakteristik orang yang
dipersepsi dan faktor situasional.
Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio
yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses
dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi
menjadi informasi yang bermakna.
Menurut Robbins (1998), persepsi adalah suatu proses
pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk
memberi arti pada lingkungannya. Menurut Luthans (1992) mengatakan
proses persepsi dapat didefinisikan sebagai interaksi yang rumit dalam
penyeleksian, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus. Sedangkan
menurut Milton (1981) mengatakan persepsi adalah proses seleksi,
organisasi dan interpretasi stimulus yang berasal dari lingkungan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengertian
persepsi adalah sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari
sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
inderanya. Rakhmat (1993) dan Lugindo (1999) mengemukakan bahwa
persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
14
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan.
Matlin (1998) dalam Utami dan Indriawati (2006)
mendefinisikan persepsi secara lebih luas, yaitu sebagai suatu proses
yang melibatkan pengetahuan pengetahuan sebelumnya dalam
memperoleh dan menginterpretasikan kombinasi faktor luar (stimulus
visual) dan diri kita sendiri (pengetahuan-pengetahuan sebelumnya).
Jika pendidikan akuntansi memberikan persepsi yang salah mengenai
akuntansi, maka dapat membuat orang yang memiliki kemampuan yang
tepat tidak menjadi berminat dalam memilih karirnya sebagai akuntan
publik. Berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, persepsi menjadi
sangat penting karena pengambilan keputusan oleh seseorang
dipengaruhi oleh persepsi yang dimilikinya. Sehingga persepsi
mahasiswa terhadap suatu pekerjaan misalnya, akan mempengaruhi
keputusan mahasiswa tersebut dalam memilih suatu pekerjaan atau
profesi.
Sedangkan menurut Robbins (2003) dalam Sujiman (2006)
menyatakan bahwa persepsi adalah sebuah proses dimana seseorang
menggunakan dan menginterpretasikan kesan sensorinya dalam rangka
memahami lingkungannya. Dalam penelitian Puspitasari (2010)
menurut Walgito (1990) mengemukakan bahwa persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses
yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
15
reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja,
melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat saraf yaitu otak, dan
terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia
lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, maka individu tersebut
mengalami persepsi.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih,
diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
b. Tahap Pembentukan Persepsi
Ada empat tahap dalam proses pembentukan persepsi menurut
Belch (2007) yaitu sejumlah tahapan ketika seorang individu mengelola
informasi yang masuk dalam dirinya. Keempat tahap itu masing-
masing; eksposure, attention, comprehension dan retention.
1) Eksposure adalah tahap dimana seseorang mulai menerima informasi
melalui panca indera yang dimiliki. Informasi diperoleh dengan cara
melihat ataupun mendengarkan secara langsung informasi-informasi
mengenai suatu hal tertentu.
2) Attention adalah seseorang mulai menempatkan informasi-informasi
yang diterima ke dalam sebuah stimulus. Informasi-informasi
tersebut mulai dicerna melalui pikiran seseorang.
3) Comprehension adalah seseorang mulai menginterpretasikan
informasi yang masuk tersebut menjadi sebuah arti yang spesifik.
Informasi tersbut menjadi berkembang dan menjadikannya persepsi
16
yang berbeda antara setiap individu-individu yang menerima
informasi tersebut.
4) Retention adalah tahap dimana seseorang sudah mulai tidak
mengingat lagi keseluruhan dari apa yang mereka baca, lihat atau
dengar meskipun mereka sudah tertarik dan dapat
menginterpretasikan informasi tersebut.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi
persepsi terjadi penglihatan.
Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-
sifat individu yang melihatnya,, sifat yang dapat mempengaruhi
persepsi yaitu :
1) Sikap
Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya
tanggapan yang akan diberikan seseorang.
2) Motivasi
Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari
sikap tindakan yang dilakukannya.
3) Minat
Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang
terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan
ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebut.
17
4) Pengalaman masa lalu
Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya
akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat
dan didengar.
5) Harapan
Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan,
kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang
tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
6) Sasaran
Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan
mempengaruhi persepsi.
7) Situasi
Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang
kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda
yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan
menghasilkan persepsi yang berbeda pula.
d. Macam-Macam Persepsi (Sunaryo,2004 : 94)
1) External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya
rangsang yang datang dari luar diri individu.
18
2) Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang
yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi
objek adalah dirinya sendiri.
2. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap menurut Ajzen dan Fishbein (1975) didefinisikan sebagai
perasaan positif atau negatif seseorang tentang sebuah perilaku. Sikap
merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu obyek apakah
disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan
konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek tersebut
(Sumarwan, 2011: 166). Sehingga sikap merupakan ungkapan perasaan
positif-negative atau suka-tidak suka terhadap suatu obyek atau
perilaku.
Sikap terhadap perilaku ditemtukan oleh keyakinan yang
diakses tentang konsekuensi dari perilaku, yang disebut behavioral
belief. Setiap behavioral belief berhubungan dengan perilaku terhadap
suatu hasil tertentu, atau terhadap atribut lainnya seperti biaya atau
pengorbanan yang dikeluarkan pada saat menampilkan sebuah perilaku
(Ajzen 1975; Priaji, 2011: 49).
Engel dkk dalam Priaji (2011: 69) menjelaskan sikap secara
tradisional dan terdiri dari tiga komponen yakni kognitif atau
pengetahuan, afektif atau emosi dan konatif atau kecenderungan
perilaku. Pengetahuan seseorang dan kepercayaa tentang suatu sikap
19
terletak dalam komponen kognitif. Komponen afektif mewakili
perasaan seseorang tentang objek sikap. Komponen konatif merujuk
pada tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap objek
sikap.
b. Komponen Utama dari Sikap
1) Kognitif atau evaluasi adalah segmen opini atau keyakinan dari
sikap, yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting
dari sebuah sikap.
2) Afektif atau perasaan, Perasaan adalah segmen emosional atau
perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil akhir perilaku.
3) Perilaku atau tindakan adalah sikap merujuk pada suatu maksud
untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap sesuatu atau
seseorang.
c. Pembentukan Sikap
Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, dimulai
dari proses belajar. Proses belajar ini dapat terjadi karena pengalaman-
pengalaman pribadi seseorang dengan objek tertentu, seperti orang,
benda atau peristiwa,dengan cara menghubungkan objek tersebut
dengan pengalaman-pengalaman lain dimana seseorang telah memiliki
sikap tertentu terhadap pengalaman itu atau melalui proses belajar
sosial dengan orang lain.
20
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
(Azwar:1995,30):
1) Pengalaman Pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus
sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.
Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek
psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif.
Pembentukan tanggapan terhadap obyek merupakan proses
kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang
bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu terbentuk, dan ciri-ciri
obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk dapat menjadi dasar
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,
penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama
berbekas.
2) Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang lain di sekitar
kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan
banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah
21
orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya,
teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain.
3) Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita
hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula-lah
yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu-individu
yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya kepribadian
individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan
dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.4.
Media Massa Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai tugas pokoknya
dalam menyampaikan informasi, media massa membawa pesan-
pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan
sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat, akan
memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar
pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses
22
pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil
artinya.
4) Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama Kedua lembaga di atas,
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat
keagamaan serta ajarannya. Karena konsep moral dan ajaran agama
sangat membentuk sistem kepercayaan maka tidak mengherankan
kalau konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu terhadap sesuatu hal.
5) Pengaruh Faktor Emosional Terkadang suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi
sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Sikap ini dapat merupakan sikap yang sementara
dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula
merupakan sikap yang dapat bertahan lama.
Menurut Sarwono (1982) dalam Setiasih (2011: 36) terdapat
faktor-faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi terbentuknya
sikap:
1) Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan sendiri, seperti selektivitas.
23
2) Faktor ekstern yaitu selain faktor-faktor yang terdapat dalam diri
seseorang seperti, sifat obyek yang dapat dijadikan sasaran sikap dan
pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal
tertentu.
Sarwono (1982) dalam Setiasih (2011: 37) juga menjelaskan
tentang proses pembentukan dan perubahan sikap. Sikap dapat
terbentuk atau berubah melalui 4 macam cara :
1) Adopsi adalah kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus-menerus, lama kelamaan secara bertahap
diserap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya
sesuatu.
2) Diferensiasi yaitu dengan bertambahnya inteligensi, bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal
yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas
dari jenisnya.
3) Integrasi adalah pembentukan disini terjadi secara bertahap, dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal
tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4) Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
24
e. Macam-Macam Sikap
1) Kepuasan kerja, seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja
yang tinggi akan cenderung menunjukkan sikap positif terhadap
pekerjaan, demikian sebaliknya.
2) Keterlibatan kerja, sampai sejauh mana seseorang memihak pada
pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya serta menanggapi
kinerjanya sangat penting bagi organisasi.
3) Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seseorang pegawai
memihak pada organisasinya dan bertekad setia didalamnya.
3. Pengambilan Keputusan
Perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkanakan memuaskan
kebutuhan mereka. (Sciffman dan Kanuk,2010; Ujang, 2011: 4). Definisi
perilaku konsumen selanjutnya menyimpulkan bahwa perilaku
konsumenadalah semua tindakan, kegiatan, serta proses psikologis yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, kita membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal
di atas atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2011: 5).
a. Pengertian Pengambilan Keputusan
Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2011: 357) mendefinisikan
suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan
25
maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Misalnya, seorang konsumen
akan membeli sebuah sedan, ia dihadapkam pada beberapa merek
kendaraan seperti : Toyota, Honda, Suzuki, dan Hyundai. Dengan
demikian ia harus mengambil keputusan merek apa yang akan
dibelinya, atau ia harus memiliih satu dari beberapa pilihan merek.
Perilaku pembelian konsumen atau perilaku konsumen adalah
proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Belch, 2001;
Morissan, 2010: 85). Keputusan untuk membeli barang dan jasa tertentu
terkadang merupakan hasil dari proses yang lam dan rumit yang
mencakup kegiatan mencari informasi, membandingkan berbagai
merek, melakukan evaluasi, dan kegiatan lainnya.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan adalah proses bagaimana menentukan keputusan yang
terbaik, logis, rasional dan ideal berdasarkan data, fakta, dan informasi
dari sejumlah alternatif untuik mencapai sasaran-sasaran yaang telah
ditetapkan dengan resiko terkecil, efektis, dan efisien untuk
dilaksanakan dimasa yang akan datang.
b. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989; Diamond, 2012), faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam mengambil keputusan terdiri dari 6 hal sebagai
berikut:
26
1) Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti: rasa tidak
nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah
laku yang menimbulkan rasa tidak senang, dan sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2) Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan beraksi pada
suatu situasi secara subjektif.
3) Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan
informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4) Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan
dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak.
5) Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan
antar satu orang ke orang yang lain dapat mempengaruhi tindakan
individual.
6) Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi, dan politik.
27
c. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
1) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan
lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar,
dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini
terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
a) Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan.
b) Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang
bersifat kemanusiaan.
2) Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya
guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan
optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
3) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan
keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya
istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis
28
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari
data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi
informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
4) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan
mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.
Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip
penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-
pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut
pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah
permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi
saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang
sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena
wewenang(authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi
pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan
yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan.
Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain banyak diterimanya
oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena
didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
29
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik
dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
4. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Menurut UU no 7 tahun 1992, pembiayaan adalah Penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga,
imbalan, atau pembagian hasil.Pembiayaan didalam aktivitas BMT
sering disebut sebagai lending – financing.Didalam lembaga keuangan
mikro syariah seperti BMT, pembiayaan merupakan salah satu aktivitas
penting karena berhubungan dengan perencanaan perolehan
pendapatan.
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Anshori, 2008 : 53). Selain
sebagai kegiatan yang menghasilkan bagi hasil, pembiayaan juga
30
berperan dalam perkembangan perekonomian masyarakat sekitar.
Pembiayaan berbeda dengan kredit. Terdapat perbedaan besar antara
bunga dan bagi hasil.
Kredit adalah penyediaan uang berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2008; 73). Perbedaan kredit
dan pembiayaan adalah pada pemberian jasa terhadap
pembiayaan tersebut. Jika kredit menggunakan sistem bunga,
pembiayaan menggunakan sistem bagi hasil.
b. Jenis-Jenis Pembiayaan
Menurut Syafi’i Antonio (2001) secara umum jenis-jenis
pembiayaan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Jenis-jenis pembiayaan
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi dua
yaitu sebagai berikut :
1) Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu seperti dalam
Pembiayaan
P .konsumtif
P. produktif P. investasi
P. modal kerja
31
peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun
investasi.
2) Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
kebutuhan konsumsi.
Menurut keperluannya pembiayaan produktif dibagi menjadi
dua yaitu sebagai berikut :
1) Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan untuk peningkatan produksi dan untuk keperluan
perdagangan.
2) Pembiayaan investasi yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat
dengan itu.
Dalam penyaluran pembiayaan modal kerja, BMT harus
memperhatikan jenis kebutuhan dan rencana pemanfaatannya. Dan
berdasarkan tujuan penggunaannya, produk pembiayaan syariah dapat
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :
1) Transaksi pembiayaan dengan prinsip jual beli yaitu seperi produk
Murabahah, Salam, dan Istisna. Untuk pendapatan atau
keuntungannya disebut margin.
2) Transaksi pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yaitu produk
Mudharabah dan Musyarakah. Dan untuk pendapatan
keuntungannya disebut bagi hasil.
32
3) Transaksi pembiayaan dengan prinsip sewa (ujrah) yaitu produk
Ijarah dan Ijarah muntahiyah bittamlik. Dan untuk pendapatan
keuntungannya dinamakan upah.
Pembiayaan antara lembaga keuangan syariah sering kali
dianggap sama dengan pemberian kredit lembaga keuangan
konvensional. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara
pembiayaan bank syariah dan pemberian kredit bank konvensional yang
dipaparkan oleh Chikmah (2014). Persamaan antara pembiayaan
lembaga keuangan syariah dan pemberian kredit lembaga keuangan
konvensional adalah :
1) Prosedur pemberian kredit atau pembiayaan.
2) Persyaratan pemberian kredit atau pembiayaan yang diajukan debitur
atau nasabah atau anggota kepada bank.
Dan untuk perbedaan antara pembiayaan lembaga keuangan
syariah dan pemberian kredit lembaga keuangan konvensional adalah
sebagai berikut :
1) Keuntungan yang diperoleh
Pada lembaga keuangan konvensional, keuntungan
berdasarkan basarnya tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan
kepada debitur atau nasabah atau anggota yang mengajukan kredit.
Dengan adanya beban bunga tersebut maka jumlah pembiayaan
kredit yang diajukan nominalnya menjadi lebih besar dari jumlah
pinjaman. Sedangkan pada lembaga keuangan syariah, keuntungan
33
diperoleh dari margin yang disepakati oleh kedua belah pihak, yakni
pihak lembaga dengan debitur atau nasabah atau anggota. Perjanjian
yang dilakukan diawal transaksi adalah kesepakatan untuk
menentukan prosentase penetuan keuntungan atau margin antara
pihak lembaga dengan debitur atau nasabah atau anggota, baik
keuntungan maupun kerugian akan ditanggung bersama.
2) Prinsip yang diterapkan dalam pemberian kredit atau pembiayaan.
Pada lembaga keuangan konvensional, prinsip yang
diterapkan adalah antara lain : melayani semua jenis kredit baik
kredit modal usaha, kredit konsumtif, maupun kredit investasi dan
tidak membedakan antara transaksi halal maupun haram. Sedangkan
pada lembaga keuangan syariah, prinsip yang diterapkan adalah :
prinsip jual beli seperti murabahah, istisna, salam kemudian prinsip
bagi hasil seperti mudharabah, musyarakah, dan yang terakhir prisip
sewa seperti produk ijarah, dan ijarah mumtahiyah bit-tamlik.
3) Pengikutan kontrak dan perjanjian pihak lembaga dengan pihak
debitur atau nasabah atau anggota.
Pada lembaga keuangan konvensional, tidak ada pengikatan
kontrak atau perjanjian yang disepakati diawal terhadap debitur atau
nasabah atau anggota dan hanya menetapkan bunga atas jumlah
kredit yang dipinjam dengan presentase yang pasti dan dalam jangka
waktu yang ditentukan. Apabila debitur atau nasabah atau anggota
34
menunggak maka akan dikenakan denda berupa jumlah bunga kredit
yang lebih besar dari sebelumnya.
Pada lembaga keuangan syariah, terjadi perjanjian dan
kesepakatan diawal transaksi antara pihak lembaga dengan debitur
atau nasabah atau anggota yang berisi tentang kontrak dan perjanjian
serta perhitungan jumlah bagi hasil bagi pihak lembaga sesuai
kesepakatan bersama. Kemudian untuk keuntungan dan kerugian
akan ditanggung bersama antara pihak lembaga keungan dengan
debitur atau nasabah atau anggota.
4) Jenis pemberian kredit atau pembiayaan yang diberikan pihak
lembaga keuangan.
Pada lembaga keuangan konvensional tidak membatasi
jenis kredit yang diajukan, selama memenuhi syarat dan ketentuan
yang ditetapkan. Dan tidak memperdulikan hukum hukum jenis
kredit yang diajukan, selama dapat dilunasi tepat waktu beserta
bunganya. Pada lembaga keuangan syariah, hanya menyanggupi
pembiayaan bila telah jelas hukum dan penggunaannya. Dari segi
kriteria usaha yang dibiayai, bank syariah mengharuskan usaha-
usaha yang halal.
c. Macam-Macam Pembiayaan
Pembiayaan menurut Syafi’i Antonio (2001) terbagi menjadi 5
(lima), yaitu:
35
1) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak
dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh
modal. Sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. Keuntungan
usaha dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung pemilik modal selama bukan akibat kelalaian pengelola.
Namun jika kerugian diakibatkan kelalaian si pengelola maka
pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
2) Musyarokah
Musyarokah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama sesuai kesepakatan.
3) Ijarah
Musyarokah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama sesuai kesepakatan.
4) Salam
Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-
syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
Banyak orang yang menyamakannya dengan sistem ijon, padahal
36
keduanya terdapat berbedaan besar. Dalam ijon, barang yang dibeli
tidak diukur atau ditimbang secara jelas dan spesifik.
5) Istishna
Istishna adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Perbedaanya
dengan salam adalah pada waktu pembayarannya.
6) Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Murabahah merupakan transaksi
pembiayaan yang paling dominan dijalankan bank.
Kekhawatiran tidak transparannya nasabah dalam melaporkan
keuntungan usaha menjadi salah satu alasan. Pembiayaan murabahah
sering dianggap banyak orang bahwa perbankan syariah tidak
berbeda dengan sistem kredit pada bank konvensional. Akan tetapi
dalam transaksi murabahah, bagi hasil disebut margin. Bagi hasil
adalah sistem yang digunakan dalam transaksi mudharabah.
5. Pedagang
a. Pengertian Pedagang kaki lima
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S
Poerwadarminta, istilah kaki lima adalah lantai yang diberi atap
sebagai penghubung rumah dengan rumah, arti yang kedua adalah
lantai (tangga) dimuka pintu atau di tepi jalan. Arti yang kedua ini lebih
37
cenderung diperuntukkan bagi bagian depan bangunan rumah toko,
dimana di jaman silam telah terjadi kesepakatan antar perencana kota
bahwa bagian depan (serambi) dari toko lebarnya harus sekitar lima
kaki dan diwajibkan dijadikan suatu jalur dimana pejalan kaki dapat
melintas. Namun ruang selebar kira-kira lima kaki itu tidak lagi
berfungsi sebagai jalur lintas bagi pejalan kaki, melainkan telah
berubah fungsi menjadi area tempat jualan barang-barang pedagang
kecil, maka dari situlah istilah pedagang kaki lima dimasyarakatkan.
Pedagang Kaki Lima menurut Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer (1991), adalah pedagang yang menjual barang
dagangannya di pinggir jalan atau di dalam usahanya menggunakan
sarana dan perlengkapan yang mudah dibongkar pasang atau
dipindahkan serta memempergunakan bagian jalan atau trotoar, tempat-
tempat yang tidak diperuntukkan bagi tempat untuk berusaha atau
tempat lain yang bukan miliknya.
Menurut para ahli, (Rais dalam Umboh, 1990). pedagang dapat
diartikan sebagai penyalur barang dan jasa-jasa perkotaan Manning dan
Tadjudin Noer Effendi (1985) menyebutkan bahwa pedagang kaki lima
adalah salah satu pekerjaan yang paling nyata dan penting
dikebanyakan kota di Afrika, Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin.
Menurut Breman (1988), pedagang kaki lima merupakan usaha
kecil yang dilakukan oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah (gaji
38
harian) dan mempunyai modal yang terbatas. Dalam bidang ekonomi,
pedagang kecil ini termasuk dalam sektor informal, di mana merupakan
pekerjaan yang tidak tetap dan tidak terampil serta golongan-golongan
yang tidak terikat pada aturan hukum, hidup serba susah dan semi
kriminil pada batas-batas tertentu.
Menurut McGee dan Yeung (1977: 25), PKL mempunyai
pengertian yang sama dengan ”hawkers”, yang didefinisikan sebagai
orang-orang yang menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat
yang merupakan ruang untuk kepentingan umum, terutama di pinggir
jalan dan trotoar.
b. Ciri-ciri umum yang dikemukakan oleh kartono dkk. (1980: 3-7)
1). Merupakan pedagang yang kadang- kadang juga sekaligus berarti
produsen.
2). Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari
tempat satu ketempat yang lain (menggunakan pikulan, kereta
dorong, tempat atau stan yang tidak permanen serta bongkar
pasang)
3). Menjajakan bahan makanan, minuman, barang-barang konsumsi
lainnya yang tahan lama secara eceran.
39
4). Umumnya bermodal kecil,kadang hanya merupakan alat bagi
pemilik modal dengan mendapatakan sekedar komisi sebagai
imbalan atas jerih payahnya.
5). Kualitas barang- barang yang diperdagangkan relativ rendah dan
biasanya tidak berstandar.
6). Volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli
merupakan pembeli yang berdaya beli rendah.
7). Usaha skala kecil bisa berupa family enterprise, dimana ibu dan
anak-anak turut membantu dalam usaha tersebut, baik langsung
maupun tidak langsung.
8). Tawar menawar antar penjual dan pembeli merupakan relasi ciri
yang khas pada usaha pedagang kaki lima.
9). Dalam melaksanakan pekerjaannya ada yang secara penuh, sebagian
lagi melaksanakan setelah kerja atau pada waktu senggang, dan ada
pula yang melaksanakan musiman.
c. Tempat Beroperasi Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima biasanya menjajakan dagangannya di tempat-
tempat umum yang dianggap strategis, antara lain:
1). Trotoar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, trotoar adalah tepi
jalan besar yang sedikit lebih tinggi dari pada jalan tersebut, tempat
40
orang berjalan kaki. Pedagang kaki lima biasanya\beraktivitas di
trotoar, sehingga trotoar bukan lagi sebagai tempat yang nyaman
untuk pejalan kaki karena sudah beralih fungsi.
2). Bahu Jalan, yaitu bagian tepi jalan yang dipergunakan sebagai
tempat untuk kendaraan yang mengalami kerusakan berhenti atau
digunakan oleh kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam
kebakaran, polisi yang sedang menuju tempat yang memerlukan
bantuan kedaruratan dikala jalan sedang mengalami kepadatan yang
tinggi. Dari pengertian di atas, fungsi bahu jalan adalah tempat
berhenti sementara dan pergerakan pejalan kaki, namun kenyataanya
sebagai tepat pedagang kaki lima beraktivitas.
3). Badan Jalan, yaitu lebar jalan yang dipergunakan untuk pergerakan
lalu lintas.
d. Cara Kerja Pedagang Kaki Lima
Pedagang menjajakan atau menyajikan dagangannya dengan
menyediakan meja dan kursi untuk pembeli dan pembeli dapat
memesan makanan itu dan menikmatinya . Kadang mereka
menggunakan tenda-tenda yang bisa dibuka dan ditutup setiap saat,
mereka ini biasanya menempati tempat yang bukan milikya sendiri.
e. Bentuk Sarana Perdagangan
41
1). Gerobak/kereta dorong, yang biasanya digunakan oleh pedagang
yang berjualan makanan, minuman, atau rokok.
2). Pikulan/keranjang, bentuk saranan ini digunakan oleh pedagang
keliling atau semi permanen. Bentuk ini dimaksudkan agar barang
dagangan mudah dibawa atau berpindah tempat.
3). Warung semi permanen, yaitu berupa gerobak/kereta dorong yang
diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi dengan meja
dan kursi.
4). Kios, bentuk sarana ini menggunakan papan-papan yang diatur
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah bilik, yan mana
pedagang tersebut juga tinggal di dalamnya.
5). Gelaran/alas, pedagang menggunakan alas tikar, kain atau
sejenisnya untuk menjajakan dagangannya.
f. Persaingan & Kerjasama Antar Pedagang Kaki Lima
1). Persaingan harga, yaitu persaingan menentukan harga jual.
2). Persaingan dalam mutu, maksudnya adalah mutu rasa makanan,
kebersihan tempat jual serta kebersihan penjual.
3). Persaingan dalam memberikan pelayanan kepada pembeli sehingga
pembeli merasa puas.
g. Dampak Hadirnya Pedagang Kaki Lima
42
1). Dampak Positif dari Hadirnya PKL
Pada umumnya barang-barang yang diusahakan PKL
memiliki hargayang tidak tinggi, tersedia di banyak tempat, serta
barang yang beragam. Dan uniknya keberadaan PKL bisa menjadi
potensi pariwisata yangcukup menjanjikan. Sehingga PKL banyak
menjamur di sudut-sudut kota,karena memang sesungguhnya
pembeli utama adalah kalangan menengahkebawah yang memiliki
daya beli rendah.
Dampak positif terlihat pula dari segi sosial dan ekonomi
karena keberadaan PKL menguntungkan bagi pertumbuhan
ekonomi kota karenasektor informal memiliki karakteristik efisien
dan ekonomis. Hal tersebut,menurut Sethurahman selaku
koordinator penelitian sektor informal yangdilakukan ILO di
delapan negara berkembang, karena kemampuanmenciptakan
surplus bagi investasi dan dapat membantu
meningkatkanpertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan usaha-
usaha sektor informal bersifat subsisten dan modal yang digunakan
kebanyakan berasal dari usahasendiri. Modal ini sama sekali tidak
menghabiskan sumber daya ekonomiyang besar.
2). Dampak Negatif dari Hadirnya PKL
Penurunan kualitas ruang kota ditunjukan oleh semakin tidak
terkendalikannya perkembangan PKL sehingga seolah-olah semua
43
lahan kosong yang strategis maupun tempat-tempat yang strategis
merupakan hak para PKL. PKL mengambil ruang dimana-mana,
tidak hanya ruang kosong atau terabaikan tetapi juga pada ruang
yang jelas peruntukkannya secara formal. PKL secara illegal
berjualan hampir diseluruh jalur pedestrian, ruang terbuka, jalur
hijau, dan ruang kota lainnya. Alasannya karena yang tinggi
sehingga berpotensi besar untuk mendatangkankonsumen juga.
Akibatnya adalah kaidah-kaidah penataan ruang menjadimati oleh
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat keberadaan PKL
tersebut. Keberadaan PKL yang tidak terkendali mengakibatkan
pejalan kaki berdesak-desakan sehingga dapat timbul tindak
kriminal(pencopetan),Mengganggu kegiatan ekonomi pedagang
formal karena lokasinya yang cenderung memotong jalur
pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko. Dan sebagian dari
barang yang mereka jual tersebut mudah mengalami penurunan mutu
yang berhubungan dengan kepuasan konsumen.
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penilitian menggambarkan pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terkait, yaitu pengaruh sikap dan persepsi terhadap
keputusan menggunakan jasa pembiayaan kredit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji permasalahan tentang keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa pembiayaan kredit, dimana variabel bebas (independent)
terdiri dari persepsi nasabah (X1) dan sikap nasabah (X2), sedangkan variabel
44
terkait (dependent) adalah keputusan nasabah (Y) menggunakan pembiayaan.
Untuk memperjelas variabel yang mempengaruhi keputusan menggunakan
jasa pembiayaan di LKMS Karima Magelang , penulis membuat kerangka
penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka penelitian di atas, maka penulis menarik
hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh persepsi terhadap keputusan nasabah menggunakan
pembiayaan pada LKMS Karima.
2. Terdapat pengaruh sikap terhadap keputusan nasabah menggunakan
pembiayaan pada LKMS Karima.
3. Sikap dan persepsi berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan
pembiayaan pada LKMS Karisma.
Keputusan nasabah
menggunakan
pembiayaan
(Y)
Sikap nasabah (X2)
Persepsi nasabah (X1)
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut pendekatan analisis data yang akan digunakan, penelitian
ini akan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini adalah tentang sikap,
dan persepsi nasabah terhadap keputusan menggunakan pembiayaan kredit.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di LKMS Karisma yang beralamatkan
di Jalan Jeruk Timur No 9 Sanden, Kramat Selatan, Kota Magelang. Waktu
penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember sekitar 8-9 minggu.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Aritonang (2007: 95) definisi populasi adalah keseluruhan
usnsur yang menjadi subyek penelitian. Sedangkan menurut Bawono
(2006: 28) mendefinisikan populasi adalah keseluruhan wilayah dan
subyek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan
oleh peneliti. Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan nasabah
pembiayaan kredit pada pedagang pasar sebanyak 400.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi (Aritonang, 2007: 95).
Sampel menurut Bawono (2006: 28) adalah obyek atau subyek penelitian
yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
47
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang dapat diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili) (Sugiyono, 2002: 58).
Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus
sebagai berikut:
Dimana:
s : Sampel
P : Populasi
e : Error atau tingkat kesalahan yang diyakini
Dari 400 nasabah, peneliti akan mengambil 80 orang sebagai sampel,
sesuai dengan perhitungan berikut:
s=
s =
s=80 (20% dari jumlah nasabah pembiayaan)
Penelitian ini menggunakan desain sampel nonprobabilitas, yang
menggunakan metode sampling purposive (purposive or judgemental
sampling). Menurut Sugiyono (2006: 60) sampling purposive adalah
pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Peneliti membuat kriteria
48
tertentu siapa yang dijadikan sebagai responden. Kriteria responden yang
akan diteliti adalah seorang nasabah pembiayaan kredit pada pedagang
pasar dan mempunyai rekening LKMS Kharisma. teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Pengertian Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
ataupun angka. Menurut SK Menteri P dan K No. 0258/U/1977 tanggal 11
Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi
adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan
(Arikunto, 1977: 96). Menurut Webster’s New World Dictionary dalam
Supranto (2002: 15), data adalah things known or assumed, yang berarti
bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya
sesuatu yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Dianggap mempunyai
arti pertama, pernyataan (statement) tentang sesuatu yang sudah terjadi
akan tetapi belum diketahui (belum dilaporkan), sering disebut hipotesis
(hypothesis), Kedua, pernyataan tentang sesuatu yang belum terjadi, bisa
terjadi bisa tidak, disebut dengan ramalan (forecasting).
49
2. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
d. Data Primer
Menurut Bawono (2006: 29), data primer adalah data yang secara
langsung diperoleh peneliti dari lapangan. Dalam hal ini yang menjadi
subyek penelitian adalah mahasiswa yang menabung di Bank Syariah
mandiri cabang Salatiga. Data primer dalam penelitian ini akan
diperoleh melalui angket (questioner).
e. Data Sekunder
Menurut Bawono (2006: 30), data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat
peristiwa masa lalu. Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah,
buku, data statistik maupun dari internet.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuck mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuck
menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006: 30).Dalam pelaksanaan
penelitian, untuck memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun skripsi
ini dilakukan dengan cara pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Angket (questionere)
Metode kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
50
dengan harapan responden merespon daftar pertanyaan tersebut.
Instrument dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup. Pertanyaan
terbuka adalah jika jawaban tidak disediakan, sedangkan pertanyaan
tertutup adalah jika alternatif pertanyaan sudah disediakan. Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup karena
alternatif jawaban telah disediakan.
b. Metode studi kepustakaan
Merupakan metode yang dilakukan oleh peneliti untuck
mengumpulkan informasi ysng relevan dengan topic atau masalah yang
sedang diteliti dan informasi dapat diperoleh melalui laporan penelitian,
karangan ilmiah, tesis, dan lain sebagainya.
F. Skala Pengukuran Data
Skala pengukuran menurut Sugiyono (2011: 203) adalah kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuck menentukan panjang pendeknya
interval yang ada di dalamn alat ukur. Dengan menggunakan alat ukur
tersebut dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala likert. Dimana skala
likert merupakan suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset
berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan
memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima
pilihan skala dengan format seperti:
51
a. Sangat Tidak Setuju d. Setuju
b. Tidak Setuju e. Sangat Setuju
c. Cukup Setuju
Rentang Penilaian dalam Skala Likert:
STS TS CS S SS
Gambar 3.1
G. Definisi Konseptual dan Definisi Operational
Definisi konsep dan oprasional adalah definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat hal yang diamati.
1. Persepsi (X1)
Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan
terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti pada lingkungannya.
2. Sikap (X2)
Sikap adalah skor yang diperoleh dari sampel tentang perasaan
positif atau negatif terhadap bank syariah yang dilihat dari dimensi afektif,
kognitif dan konatif yang dimiliki seseorang (Ajzen dan Fishbein, 1975).
3. pengambilan keputusan (Y)
pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menentukan keputusan
yang terbaik, logis, rasional dan ideal berdasarkan data, fakta, dan
informasi dari sejumlah alternatif untuik mencapai sasaran-sasaran yaang
telah ditetapkan dengan resiko terkecil, efektis, dan efisien untuk
dilaksanakan dimasa yang akan datang.
52
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis. Adapun instrumen peneliti jika dilihat dari definisi konsep dan
oprasional yang dipaparkan adalah
Tabel 3.1
Variabel dan Indikator Penelitian
No Variabel Indikator
1. Persepsi (X1) 1. Motivasi
2. Minat
3. Harapan
1) BMT Karisma selalu memberikan
motivasi dalam mengembankan
usaha mikro.
2) BMT Karisma meningkatkan
minat nasabah untuk melakukan
pembiayaan.
3) BMT Karisma dapat memberikan
harapan yang baik untuk usaha
kepada nasabahnya.
4) BMT Karisma dapat mewujudkan
keinginan nasabah dalam usaha
mikro.
5) BMT Karisma mampu membuat
nasabah tidak pindah ke bmt lainnya.
6) BMT Karisma kedepannya akan
lebih berkembang dan akan lebih
memberdayakan masyarakat
menengah kebawah.
2. Sikap (X2) 1. Emosi
2. Aksi
1) saya yakin BMT Karisma
memiliki produk yang tidak kalah
dengan Bank Konvensional.
53
2) saya pikir menggunakan
pembiayaan di BMT Karisma adalah
pilihan yang tepat.
3) saya yakin BMT Karisma dapat
menyaingi BMT lainnya yang ada di
Kota Magelang.
4) saya tidak akan tertarik
menggunakan pembiayaan di BMT
lainnya.
5) saya yakin BMT Karisma banyak
diminati dari berbagai pedagang.
6) saya senang menggunakan produk
BMT Karisma karena proses mudah
dan cepat.
3. Keputusan
menggunakan
pembiayaan (Y)
1. Pelayanan
2. Produk
1) BMT Karisma memberikan
pelayanan yang bertanggung jawab
kepada nasabah.
2) biaya administrasi terjangkau.
3) BMT Karisma memberikan
kemudahan dalam melakukan
pembiayaan.
4) BMT Karisma dapat memahami
kebutuhan nasabah.
5) seluruh karyawan bmt karisma
sangat sopan dan ramah dalam
melayani nasabahnya.
6) bagi hasil pembiayaan BMT
Karisma bisa tawar menawar.
54
I. Uji Instrumen Penelitian
Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, dilakukan
dengan beberapa langkah antara lain:
1. Uji Instrumen
a. Uji Reliabilitas
Analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau tidak
berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama, sehingga dapat
diketahui konsistensi atau keterandalan alat ukur (kuesioner). Pada
prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji data yang kita
peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuisioner yang dibagikan.
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban sesorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah
teknik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai
cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Bawono, 2006: 63-64).
b. Uji Validitas
Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu
test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat
mencerminkan variabel yang diukur Uji validitas digunakan untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuisioner
55
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Bawono, 2006: 68).
Uji validitas dari penelitian ini digunakan untuk
mengungkapkan apakah pertanyaan pada kuisioner tersebut sahih atau
tidak dengan cara menentukan korelasi antara score butir pertanyaan
dengan total score-nya. Signifikan atau tidaknya penelitian ini dapat
dilihat pada kolom atau baris total score, jika pada kolom atau baris
tersebut masing-masing total butir pertanyaan mnghasilkan tanda
bintang, berarti data tersebut signifikan. Tanda bintang ada dua
kemungkinan (Bawono, 2006: 76):
1) Kalau berbintang satu itu berarti korelasi signifikan pada level 5%
(0,05) untuk dua sisi
2) Kalau berbintang dua itu berarti korelasi signifikan pada level 1%
(0,01) untuk dua sisi
2. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik
Uji statistik ini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau
keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan utuk menaksir dari data
yang kita analisa (Bawono, 2006: 88). Uji statistik ini dapat dilihat
dari nilai:
1. Uji ttest (uji secara individu)
56
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial
atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-
masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Langkah-langkah pengujiannya:
a) Menentukan hipotesis
Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Ho : β1 ≠ 0, artinya variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Menentukan t tabel
Untuk menentukan t table dengan menggunakan tingkat α 5%
dan derajat kepercayaan (dk) = α/2, n-k.
Dimana :
n : jumlah data
k : jumlah variabel
c) Pengambilan keputusan
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan.
Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh
yang signifikan dan dengan menentukan HO diterima atau tidak
dengan melihat nilai signifikansinnya apakah kurang atau lebih
dari 5%.
57
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
a Ho : variabel-variabel bebas fasilitas dan kualitas pelayanan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(kepuasan nasabah).
b Ha : variabel-variabel bebas fasilitas dan kualitas pelayanan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(kepuasan nasabah).
2. Uji Ftest (uji secara serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
jauh semua variabel X1,2,3.... (independen) secara bersama-sama
dapat mempengaruhi variabel Y (dependen) (Bawono, 2006:91).
Langkah pengujiannya adalah:
a. Menentukan hipotesis
Ho: β1, β2, .... βn = 0, artinya variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ho: β1, β2, .... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
b Menentukan F table
Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%
dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).
c Mencari F hitung dengan rumus
58
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
K = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
d Pengambilan keputusan
Jika f hitung < f tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika f hitung > f tabel,
maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen (Y).
3. Uji R2 (koefisien determinasi)
Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana
tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen, atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi
variabel dependen (Y) (Bawono, 2006: 92).
Ciri-ciri nilai R2 adalah:
a) Besarnya nilai kefisien determinasi terletak antara 0 sampai
dengan 1, atau (0 ≤ R2 ≤ 1).
b) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
59
c) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara
variabel independen dengan variabel dependen.
d) Menghitung koefisien determinasi (R2)untuk menilai besarnya
sumbangan atau kontribusivariabel independen (X1,2,3,...)
terhadap nilai variabel dependen (Y).
b. Uji Regresi Berganda
Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat
multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel
dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu
(minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut juga
analisa multivariate, karena variabel yang mempengaruhi anak
turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen
(X). Sehingga regresi berganda ini lebih real dengan kenyataan
dilapangan, bahwa sesuatu hal pasti dipengaruhi oleh banyak hal.
Sedangkan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan
fungsional atau hubungan kausal antara beberapa variabel independen
(X1,X2,....) mempengaruhi variabel dependen (Y) dapat dilakukan
dengan uji statistik. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai
berikut (Bawono,2006:85):
Y = β0 + β1X1+ β2X2+ ε
Dimana :
Y : Kepuasan Nasabah
βo : konstanta dari persamaan regresi
60
β1 : Koefisien dari variabel independen X1 (Fasilitas)
β2 : Koefisien dari variabel independen X2 (Pelayanan)
X1 : Fasilitas
X2 : Pelayanan
ε : residual atau prediction error
c. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan
dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi
klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai
dengan BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan
model regresi yang tidak biasdan handal sebagai penaksir.
Pelanggaran terhadap asumsi klasik berarti model regresi yang
diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid. Di samping itu
uji asumsi klasik berguna untuk melengkapi uji statistik yang telah
dilakukan yaitu uji F, t dan determinasi (Bawono, 2006:115). Uji
asumsi klasik terdiri dari:
1) Uji Multicollinearity
Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi
variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya.
Masalah Multikolinearitas yang serius dapat mengakibatkan
berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006: 115).
Untuk uji Multicollinearity ini peneliti menggunakan
metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Kedua
61
nilai VIF dan Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau
tolerancenya besar maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF
tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan
ada gejala Multicollinearity, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih
kecil dari 5 maka tidak ada gejala Multicollinearity. Demikian juga
dengan nilai Tolerance nya berarti sebaliknya (Bawono, 2006:
123).
2) Uji Heteroscendasticity
Heteroskendastisitas terjadi apabila varian dari variabel
penggau tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul
apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi
tidak efesien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil,
serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah
(Bawono, 2006:133). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
untuk uji heteroskendastisitas adalah metode white test. Uji ini
dilakukan dengan meregresi residual kuadrat (Ui2) dengan variabel
bebas dan perkalian variabel bebas. Apabila χ2 hitung < χ
2 tabel,
maka hipotesis adanya heteroskendastisitas dalam model ditolak
(Bawono, 2006: 145).
3) Uji Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data
variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah
berdistribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik
62
adalah yang datanya berdistribusi normal. Ada beberapa metode
untuk menguji apakah data yang dipakai adalah berdistribusi
normal atau tidak, metodenya sebagai berikut :
a. Analisa Grafik
Dengan menggunakan metode grafik dapat melihat data
yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dengan melihat
histogram dan normal probability plot.
Uji normalitas ini juga didukung dengan uji Kolmogrov-
Smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel residu memiliki distribusi
normal atau tidak. Data distribusi normal, jika nilai sig
(signifikansi) > 0,05. Data distribusi tidak normal, jika nilai sig.
(signifikansi) < 0,05 (Adrian, 2015).
4) Uji Linieritas
Pengujian liniearitas digunakan untuk menguji apakah
spesifikasi model yang digunakan tepat atau lebih baik dalam
spesifikasi model bentuk lain. Spesifikasi model dapat berupa
linier, kuadratik atau kubik. Untuk melihat spesifikasi model yang
tepat, salah satunya dengan uji Langrange Multiplier. Uji ini
bertujuan untuk mendapatkan nilai X2, untuk mendapatkan nilai X
2
dengan cara mengalihkan jumlah data observasi dikalikan dengan
R2 atau n * R
2 (Bawono, 2006: 179).
63
J. Alat Analisis
Menurut pendekatan analisis data yang akan digunakan, penelitian ini
akan menggunakan metode kuantitatif. Dimana penulis akan berusaha
menekankan analisisnya pada data-data yang diolah dengan metode statistik
kemudian hasilnya akan disajikan secara sistematik, sehingga dapat lebih
mudah untuk difahami dan disimpulkan, kemudian data hasil pengolahan
statistik akan dijabarkan secara deskriptif.
Olah data menggunakan aplikasi IBM SPSS statistic version 20. SPSS
merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu
dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan
berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. IBM SPSS
statistic 20 ini sangat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil olah
data yang dicapai dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya.
64
BAB IV
ANALISA DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Profil BMT Karisma
LKMS Karisma hadir di kota Magelang pada tahun 1996, tepatnya
diresmikan oleh bapak Prof. Dr.Ing.H B.J.Habibi bersama dengan 17
LKMS yang lain pada tanggal 21 April 1995. Pada mulanya BMT Karisma
adalah sekelompok anak muda yang mendirikan sebuah pengajian rutin
yang diberi nama Karisma kependekan dari keluarga remaja islam
Magelang. Setiap hari ahad mereka berkumpul untuk mengadakan TAD
(telaah ahad dhuha) yang dipandu oleh para mahasiswa sebagai senior dari
karisma dan juga ustadz-ustadz di kota Magelang.
Berawal dari Karisma. Karisma merupakan singkatan dari Keluarga
Remaja Islam Magelang, yaitu pengajian yang didirikan oleh sekelompok pelajar
Islam di Magelang terutama dari SMAN 1 Magelang pada tahun 1985. Pengajian
ini berkembang menjadi gerakan dan organisasi Karisma dengan mengadakan
kegiatan keagamaan di kalangan pelajar SMA di Kota Magelang.Tahun 1994
didirikanlah Yayasan Pembina Karisma sebagai wadah resmi untuk menaungi
aktivitas Karisma. Untuk mendukung pendanaan Yayasan mendirikan beberapa
unit usaha dan koperasi. Diawali dari rental Tidar Komputer (1994), Koperasi
Harapan Makmur yang kemudian menjadi embrio LKMS Karisma (1995),
Percetakan Madania (1997) hingga sekarang ada KEC (Karisma English Course).
65
Pada tahun 1996 didapatkan badan hukum Koperasi Serba Usaha
Harapan Makmur sebagai badan usaha untuk menaungi aktivitas Unit
Simpan Pinjam LKMS Kharisma. Sejalan dengan perkembangan lembaga
keuangan mikro syariah di Indonesia dan regulasi pemerintah untuk
menaungi lembaga sejenis maka pada tahun 2008 nama lembaga diubah
menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah LKMS Karisma tanpa “h” sesuai
dengan nama organisasi yang melahirkan Karisma. Adapun lembaga ini
tetap berbentuk koperasi dengan satu kegiatan yaitu simpan pinjam dengan
sistem syariah Islam.
Kegiatan operasional pertama BMT Karisma berada dikios jl.
Singosari Magelang. Setelah itu LKMS Karisma menyewa ruko dua lantai
di jl. Singosari 952 B sampai tahun 2004 karena bertambahnya jumlah
nasabah. LKMS Karisma juga membuka kantor kas di Pasar Gotong
Royong Magelang. Kantor ini diresmikan Bapak Walikota H. Fahriyanto
pada bulan November yang dikemudian digunakan sebagai Kantor Pusar
dan Kantor Cabang Utama.
Secara bertahap LKMS Karisma membuka beberapa kantor cabang
lagi. Yang pertama adalah Kantor Cabang Pasar Gotong Royong yang
sebelumnya kantor kas dirubah menjadi kantor cabang dimana
bangunannya telah menjadi milik sendiri. Yang kedua adalah Kantor
Cabang Grabag tahun 2008 di Krajan Kauman Grabag dan yang terakhir
sebagai Kantor Pusat.
66
Kelembagaan LKMS Karisma:
Nama Koperasi : LKMS Karisma
Tanggal Berdiri : 21 April 1995
Alamat Koperasi : Jalan Jeruk Timur No 9 Sanden, Kramat
Selatan, Kota Magelang.
No. Akta Pendirian : 12734/BH/KWK.11/VI/1996
2. VISI dan MISI LKMS Karisma
VISI
Menjadi bagian dari gerakan dakwah sosial ekonomi yang menumbuhkan
ekonomi ummat di Indonesia
MISI
a. Merupakan bagian dari gerakan Keluarga Remaja Islam Magelang
(KARISMA) untuk mengembangkan kegiatan dakwah di bidang
sosial dan ekonomi yang rahmatan lill alamin.
b. Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang Mandiri Profesional
dan Terpercaya.
c. Merupakan lembaga intermediasi bagi kaum Muslim dengan
pengusaha untuk bisa maju dan berkembang bersama-sama.
d. Memberikan layanan sosial kepada anggota dan masyarakat umum
dengan pengelolaan ZISWAF melalui Baitul Maal.
e. Memberikan kesempatan kepada generasi muda Muslim untuk
menerapkan ilmunya bagi kepentingan dunia dan akheratnya.
67
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
B. Deskripsi Data Responden
Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk itu
perlu dilakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu. Adapun
karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerjaan,
DIREKTUR UTAMA
Dwi Hastuti AW, SH
DIR. KEUANGAN
Haryati, SE
MAN HRD &
UMUM
Masagung Munip,
SEI
MAN. MAAL
Solekhudin, SEI
DIR. MARKETING
A. Marhaendratno, SE
MANCAP UTAMA
Dedi Setiawan, SE
MANCAP
MUNTILAN
Darmawan
Banuaji, ST
MANCAP
TEMANGGUNG
Dwi Puji Utomo
MANCAP
GRABAG
Purwanto, AMd
ADM
Bella Dwi
Ernawati
KASIR
Nofi Setyaningrum
Dwi Nuraini M
Dela Eka Putri
AO
Zaenal Arifin
Nur Yasin
Yudhi Astriandi
Rochmat Arifin
Ahmad Munawar
68
penghasilan, pendidikan terakhir, jenis kelamin, usia, pembiayaan yang
diterima. Berikut adalah hasil pengelompokan responden berdasarkan
kuesioner yang telah disebar.
1. Karakteristik Responden
a. Pekerjaan Responden
Adapun data mengenai pekerjaan responden LKMS Karisma
Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Pekerjaan Responden
Profesi Jumlah Profesi Persentase
Buruh
Pedagang
20
60
25%
75%
Jumlah profesi 80 100 %
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pekerjaan
responden LKMS Karisma Magelang adalah yang diambil sebagai
responden mayoritas berprofesi sebagai pedagang yaitu sebanyak 60
orang atau 75%. Sedangkan sisanya 20 orang atau 25% sebagai buruh.
Nasabah yang memiliki pekerjaan tetap merupakan nasabah yang dinilai
potensial karena mereka mempunyai penghasilan dan dapat mengatur
keuangannya termasuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
ditabung.
b. Penghasilan Responden
69
Adapun data mengenai pengghasilan responden LKMS Karisma
Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Penghasilan Responden
Penghasilan Jumlah
Penghasilan Presentase
> Rp. 500.000
Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
< Rp. 2.000.000
10
15
30
25
12.5%
18.75%
37.5%
31.25%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penghasilan
responden LKMS Karisma Magelang adalah > Rp. 500.000 ada 10
orang atau 12.5%, antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 ada 15 orang
atau 18.75%, antara Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 ada 30 orang atau
37.5%, < Rp. 2000.000 yaitu 25 orang atau 31.25%. Hal ini sesuai
dengan penghasilan dari pekerjaan masing-masing nasabah. Besar
kecilnya penghasilan akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk
melakukan pembiayaan. Dari penghasilan para nasabah dapat dikatakan
bahwa mereka termasuk pedagang yang kecil karena barpenghasilan <
50.000.000.
c. Pendidikan Terakhir Responden
70
Adapun data mengenai pendidikan terakhir responden LKMS
Karisma Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Jumlah Presentase
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
20
10
40
10
25%
12.5%
50%
12.5%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan
terakhir responden LKMS Karisma Magelang adalah SD ada 20 orang
atau 25%, SMP ada 10 orang atau 12.5%, SMA ada 40 orang atau
50%, S1/ Sarjana ada 10 orang atau 12.5%,. Tingkat pendidikan yang
ditempuh seseorang menunjukkan tingkat pengetahuan dan wawasan
yang dimiliki, sehingga akan berpengaruh pada kemampuan
menganalisis suatu permasalahan seperti dalam memilih lembaga
keuangan untuk melakukan pembiayaan.
d. Jenis Kelamin Responden
71
Data mengenai jenis kelamin responden LKMS Karisma
Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase
Laki – laki
Perempuan
35
45
43.75%
56.25%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin
responden LKMS Karisma Magelang adalah laki-laki sebanyak 35
orang atau 43.75% dan perempuan sebanyak 45 orang atau 56.25%.
Kondisi seperti ini disebabkan pedagang pasar lebih didominasi oleh
perempuan.
e. Usia Responden
Data mengenai jenis kelamin responden LKMS Karisma
Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Usia Responden
Usia Jumlah Presentase
< 20 tahun
21– 29 tahun
30 – 39 tahun
40 – 49 tahun
5
20
25
20
6.25%
25%
31.25%
25%
72
Di atas 50 tahun 10 12.5%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Pada tabel di atas, terlihat bahwa 6.25% responden berusia < 20
tahun, 25% responden berusia diantara 21 tahun sampai 29 tahun, 31.25%
responden berusia diantara 30 tahun sampai 39 tahun, 25% responden
berusia diantara 40 tahun sampai 49 tahun, sedangkan 12.5% responden
berusia diatas 50 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa paling
dominan responden LKMS Karisma Magelang 30 tahun sampai 39 tahun.
73
2. Analisis Data
a. Uji Instrumen
1. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Untuk
mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah
dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α), suatu variabel dikatakan
reliable jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Bawono, 2006: 68).
Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen
penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha (α) Keterangan
Persepsi (X1) 0,766 Reliable
Sikap (X2) 0,605 Reliable
Keputusan Menggunakan
Pembiayaan (Y) 0,841 Reliable
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa masing-
masing variabel mempunyai nilai cronbach alpha lebih dari 0,60
(α > 0,60), sehingga data tersebut dapat dikatakan reliable yang
berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan kuesioner yang handal. Sehingga dengan data tersebut
dapat digunakan untuk pengukuran dan penelitian berikutnya.
2. Uji Validitas
74
Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji
validitas (Bawono, 2006: 68). Uji validitas digunakan untuk
mengatahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Berikut ini hasil uji
validitas pada setiap pertanyaan masing-masing variabel:
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Significant 2
Tailed
Keterangan
Persepsi
(X1)
Pertanyaan 1 0,737**
0,000 Valid
Pertanyaan 2 0,792**
0,000 Valid
Pertanyaan 3 0,660 **
0,000 Valid
Pertanyaan 4 0,600**
0,000 Valid
Pertanyaan 5 0,636**
0,000 Valid
Pertanyaan 6 0,694**
0,000 Valid
Sikap (X2) Pertanyaan 7 0,337 **
0,000 Valid
Pertanyaan 8 0,767 **
0,000 Valid
Pertanyaan 9 0,728**
0,000 Valid
Pertanyaan 10 0,690**
0,000 Valid
Pertanyaan 11 0,706**
0,000 Valid
Pertanyaan 12 0,273* 0,000 Valid
Keputusan
Nasabah
(Y)
Pertanyaan 13 0,684**
0,000 Valid
Pertanyaan 14 0,888**
0,000 Valid
Pertanyaan 15 0,703**
0,000 Valid
Pertanyaan 16 0,779**
0,000 Valid
Pertanyaan 17 0,674**
0,000 Valid
Pertanyaan 18 0,747**
0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa korelasi butir
pertanyaan 1 (satu) sampai 6 (enam) terhadap total skor butir
pertanyaan persepsi (X1) menunjukkan signifikan (berbintang dua)
pada level 1% (0,01). Korelasi butir pertanyaan 7 (tujuh) sampai 12
(dua belas) terhadap total skor butir pertanyaan sikap (X2)
menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 1% (0,01).
Korelasi butir pertanyaan 13 (tiga belas) sampai 18 (delapan belas)
75
terhadap total skor butir pertanyaan keputusan nasabah (Y)
menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 1% (0,01).
Semua butir pertanyaan dinyatakan valid dan layak untuk penelitian
berikutnya.
b. Uji Hipotesis
1. Uji Statistika
a. Uji ttest (Uji Parsial)
Uji ttest digunakan untuk melihat tingkat signifikansi
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
parsial atau individu (Bawono,2006: 89). Tingkat signifikansi
antara variabel persepsi dan sikap terhadap keputusan nasabah
di LKMS Karisma dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Ttest
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,399 1,876
-
2,345
,022
JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000
JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000
a. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa:
76
1) Nilai signifikansi variabel persepsi (X1) adalah sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang
signifikan antara persepsi (X1) terhadap keputusan nasabah
(Y).
2) Nilai signifikansi variabel sikap (X2) adalah sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan
antara sikap (X2) terhadap keputusan nasabah (Y).
b. Uji Ftest (Uji Silmultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel independen secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 91). Hasil
uji Ftest variabel persepsi dan sikap terhadap keputusan nasabah
di LKMS Karisma dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.9
Uji Ftest (Uji Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a
Residual 112,403 77 1,460
Total 508,800 79
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa nilai f
hitung sebesar 135,773 lebih besar dari nilai f tabel sebesar
2,332 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05
77
artinya variabel independen (X) yaitu persepsi dan sikap secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel dependen (Y) yaitu keputusan nasabah.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkaan sejauh mana
tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen (Bawono, 2006: 92). Hasil uji koefisien
determinasi (R2) variabel persepsi dan sikap terhadap
keputusan nasabah di LKMS Karisma dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,883a ,779 ,773 1,20821
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa:
1. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,883, artinya bahwa ada
hubungan yang kuat antara variabel independen dengan
variabel dependen (karena mendekati angka 1).
2. Determinasi (R2) sebesar 0,779, artinya bahwa kontribusi
variasi variabel independen mampu menjelaskan variasi
variabel dependen sebesar 77,9%, sedangkan sisanya
sebesar 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
78
2. Analisa Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
yang lebih dari satu. Dalam penelitian ini model persamaan
regresi linear berganda yang disusun untuk mengetahui pengaruh
persepsi, sikap adalah sebagai berikut:
Keputusan Nasabah (Y): a0 + b1P+ b2S + e
Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product
and Service Solution) versi 20 diperoleh hasil perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,399 1,876
-
2,345
,022
JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000
JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000
a. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat model regresi
linear berganda sebagai berikut:
Kepuasan Nasabah (Y): -0,4399 + 0,427 P + 0,713 S + e
79
Dimana:
Y = Keputusan Nasabah
P = Persepsi
S = Sikap
e = Eror atau tingkat kesalahan yang diyakini
Arti model persamaan regresi linear berganda di atas adalah:
a. Nilai konstan (a0) = -0,4399 diartikan bahwa ketika variabel P
dan S konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan
mengalami penurunan sebesar 0,4399, dengan asumsi ceteris
paribus.
b. Nilai koefisien variabel P = 0,427, artinya jika variabel P
mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan S konstan atau
tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan
sebesar 0,427.
c. Nilai koefisien variabel S = 0,713, artinya jika variabel S
mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan P konstan atau
tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan
sebesar 0,713.
Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui nilai
koefisien regresi masing-masing variabel independen bertanda
positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen
berbanding lurus atau searah dengan variabel dependen, jika
80
antara variabel independen mengalami perubahan (baik naik atau
turun) maka variabel dependen akan berubah kearah yang sama
(naik atau turun).
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Multikolinearitas
Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat
korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang
lainnya (Bawono, 2006:115). Dalam penelitian ini, teknik uji
multikolinearitas yang digunakan adalah metode VIF (Varian
Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Kedua nilai VIF dan
Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau tolerancenya besar
maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF tidak boleh
lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan ada
gejala Multicollinearity, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih
kecil dari 5 maka tidak ada gejala Multicollinearity. Demikian
juga dengan nilai Tolerance nya berarti sebaliknya.
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinieritas Metode VIF
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -4,399 1,876
-
2,345
,022
JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000 ,489 2,046
JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000 ,489 2,046
a. Dependent Variable: JUMLAH_Y
81
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel Coefficient pada kolom Collinearity
Statistics, dapat terlihat nilai tolerance dan VIF, di tabel
tampak bahwa semua variabel lolos dari gejala
multikolinieritas karena nilai VIF nya lebih kecil dari 5.
b) Uji Heteroskendastisitas
Uji heteroskendastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan nilai varian
residual dengan varian setiap variabel independen (Bawono,
2006: 136). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
untuk uji heteroskedastisitas adalah metode white test. Uji ini
dilakukan dengan meregresi residual kuadrat (Ui2) dengan
variabel bebas dan perkalian variabel bebas. Apabila χ2 hitung
< χ2 tabel, maka hipotesis adanya heteroskendastisitas dalam
model ditolak (Bawono, 2006: 145).
Tabel 4.13
Uji Heteroskendastisitas
S
sumber: Data primer yang diolah, 2016
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,295a ,087 ,025 1,82755
a. Predictors: (Constant), JML_X1.X2, JUMLAH_X2,
JUMLAH_X1, JML_X1.2, JML__X2.2
82
Nilai R2 sebesar 0,087, maka dapat diketahui besarnya
χ2 hitung yaitu 0,087 * 80 = 6,96. Dengan tingkat signifikan
5% dan df: 78 maka χ2 tabel =99,6169. Karena χ
2 hitung < χ
2
tabel, maka gejala penyakit heteroskendastisitas dalam model
persamaan tidak ada.
c) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah
variabel independen dan variabel dependen dalam model
regresi memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006:
174). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisa
grafik yaitu dengan cara melihat histogram yang
membandingkan data observasi dengan distribusi yang
mendekati normal dan normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data yang
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi
normal. Jika distribusi normal maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis
normal. Berikut gambar grafik histogram dan normal
probability plot:
83
Gambar : 4.2 Output Viewer Regression Standarized Residual
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dalam grafik histogram di atas, di gambarkan
perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal, sehingga disimpulkan model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
84
Gambar 4.3: Grafik Normal Plot
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Grafik normal plot di atas menggambarkan
perbandingan antara distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi
normal. Titik-titik yang tersebar pada grafik normal di atas
menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis
diagonal tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa model
regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas diatas di dukung oleh uji
normalitas Kolmogrov-Smirnov Test. Uji Kolmogrov-Smirnov
Test bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residu memiliki distribusi normal atau tidak. Data
distribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05. Data
85
distribusi tidak normal, jika nilai sig. (signifikansi) < 0,05
(Adran, 2015). Hasil uji Kolmogrov-Smirnov Test sebagai
berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Kolmogrov Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,19282228
Most Extreme
Differences
Absolute ,075
Positive ,062
Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z ,667
Asymp. Sig. (2-tailed) ,765
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.14 di atas diketahui bahwa nilai kolmogrov-
smirnov (K-S) sebesar 0,667 dan asymp. sig. (2-tailed)
sebesar 0,765 > 0,05, yang berarti nilai residual berdistribusi
normal atau memenuhi asumsi normalitas.
d) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah tepat atau lebih baik
dalam spesifikasi model bentuk lain (Bawono, 2006: 179).
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan uji lagrange
multiplier untuk mendapatkan nilai X2 hitung, kemudian
86
membandingkannya dengan nilai X2 tabel. Berikut merupakan
tabel hasil perkalian jumlah data dengan R2:
Tabel 4.15
Hasil Uji Linearitas
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,007a ,000 -,026 1,20818553
a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Pengujian linearitas menggunakan uji langrange
multiplier ditujukan untuk mencari perbandingan χ2 hitung dan
χ2 tabel, yang mana:
χ2 hitung = n * R
2 = 80 * 0,000 = 0
Dengan tingkat signifikan 5% dan df: 78 maka χ2 tabel
=99,6169. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai χ2
hitung < χ2 tabel yaitu 0 < 99,6169, sehingga dapat
disimpulkan bahwa spesifikasi model persamaan regresi linier
adalah benar.
4. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian
ini, diketahui bahwa persepsi dan sikap secara parsial dan simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah di LKMS
Karisma Magelang.
Penjelasan mengenai pengujian hipotesis akan diuraikan sebagai
berikut:
87
a. Pengaruh persepsi (X1) terhadap keputusan nasabah (Y)
Hasil uji linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi
variabel persepsi bertanda positif, artinya persepsi (X1) berbanding
lurus atau searah terhadap keputusan nasabah dan hasil uji statistik ttest
(uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi persepsi sebesar 0,000 <
0,05, artinya persepsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah di LKMS Karisma. Sehingga hipotesis pertama (H1) yang
menyatakan persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan nasabah di BMT Karisma diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Hamidi (2000) melakukan penelitian mengenai persepsi dan sikap
masyarakat santri Jawa Timur terhadap Bank Syariah, hasil penelitian
tersebut adalah 10,2% responden menyatakan bahwa bank syariah sama
saja dengan bank konvensional. 16,5% responden menyatakan bagi
hasil sama saja dengan bunga. Karenanya masyarakat berpersepsi faktor
pertimbangan keagamaan bukanlah menjadi faktor penting dalam
mempengaruhi kecenderungan.
b. Pengaruh sikap (X2) terhadap keputusan nasabah (Y)
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besaran koefisien
regresi variabel sikap bertanda positif, artinya sikap berbanding lurus
atau searah terhadap keputusan nasabah dan hasil uji statistik ttest (uji
parsial) menunjukkan nilai signifikansi sikap sebesar 0,000 < 0,05,
artinya sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
88
nasabah di LKMS Karisma. Sehingga hipotesis kedua (H2) yang
menyatakan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan nasabah diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Adawiyah (2010) tentang pertimbangan, pengetahuan, dan sikap
konsumen individu terhadap bank syariah, di Universitas Jendral
Sudirman, Purworejo, menyatakan bahwa kriteria seleksi, pengetahuan
dan sikap konsumen terhadap bank syariah, disimpulkan bahwa ada
tujuh faktor yang menjadi kriteria seleksi konsumen terhadap bank
syariah di Purwokerto antara lain: faktor persepsi, faktor proses, faktor
bukti fisik, faktor harga, faktor orang, faktor sosial, dan faktor lokasi.
Faktor yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam
memilih bank syariah adalah faktor persepsi dengan variance sebesar
32,056%.
c. Pengaruh persepsi (X1) dan sikap (X2) secara bersama-sama
mempengaruhi keputusan nasabah (Y)
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besaran koefisien
regresi variabel persepsi dan sikap bertanda positif, artinya persepsi dan
sikap berbanding lurus atau searah terhadap keputusan nasabah dan
hasil uji statistik secara simultan (Ftest) menunjukkan bahwa nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis ketiga (H3) menyatakan
bahwa variabel independen (X) secara bersama-sama (simultan)
89
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y)
dapat diterima.
Kesimpulannya, terjadi perubahan nilai pada setiap variabel
secara sendiri-sendiri. Bahwa indikator-indikator dari variabel
independen mampu mempengaruhi keputusan nasabah di LKMS
Karisma Magelang.
Tabel 4.16
Hasil Uji Hipotesis
No. Hipotesis Kesimpulan
1. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma
Magelang
Diterima
2. Sikap berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma
Magelang
Diterima
3. Persepsi dan Sikap secara bersama-sama
(Simultan) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma
Magelang
Diterima
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah
BMT Karisma sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa
persepsi nasabah terhadap LKMS Karisma akan menambah keputusan
nasabah., sehingga H1 diterima.
2. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah
BMT Karisma sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin baik sikap pelayanan yang diberikan LKMS Karisma kepada
nasabah, maka akan semakin meningkatkan keputusan nasabahnya,
sehingga H2 diterima.
3. Persepsi dan sikap terhadap keputusan nasabah secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
nasabah dengan nilai sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin baik persepsi nasabah dan sikap pelayanan baik LKMS
Karisma maka akan menambah keputusan nasabah dalam menggunkan
pembiayaan LKMS Karisma Magelang, sehingga H3 diterima.
91
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk
meningkatkan keputusan nasabah LKMS Karisma Magelang dimasa yang
akan datang diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. BMT Karisma Magelang lebih ditingkatkan lagi dan dipertahankan
sikap pelayanan agar persepsi nasabah terhadap LKMS sangatlah
dominan untuk mempengaruhi nasabah menggunakan pembiayaan,
sikap merupakan variabel paling dominan yang mempengaruhi
kepuasan nasabah dalam melakukan pembiayaan di LKMS Karisma
dan nasabah sering menjadikan sikap pelayanan sebagai pertimbangan
utama dalam menentukan pilihan mereka terhadap suatu lembaga
keuangan. Selain itu persepsi nasabah dan sikap juga mendukung dalam
menciptakan keputusan nasabah, karena dengan kenyamanan yang
disajikan oleh LKMS Karisma dapat menciptakan rasa puas kepada
nasabah dan dapat digunakan sebagai alat untuk mempertahankan
nasabah lama dan menarik nasabah baru.
2. Saran untuk Penelitian Mendatang
Hasil-hasil dalam penelitian ini dapat dijadikan sumber ide dan
masukan bagi pengembangan penelitian ini dimasa yang akan datang,
maka perluasan penelitian yang disarankan adalah: Perlunya mencari
variabel-variabel lain yang lebih sesuai dan secara teoritis bisa
menggunakan keputusan nasabah selain persepsi dan sikap, misalnya:,
brand image,religiusitas dan loyalitas nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 1975.The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and
Human Decision Processes 50, 178-211., Amherst: Academica Press. Inc.
Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Kepraktik. Jakarta. Gema Insani
Press.
Aprilia, N.I., Puspitasari, N., 2007. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan pada Wanita Perimenopause, Surabaya: The Indonesian
Journal of Public Health, Vol. 4, No. 1.
Arifah, Arina. 2010. Klasifikasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Pada Bmt
Karisma Cabang “Skylight” Magelang. Skripsi. Salatiga.
Aritonang, Lerbin R.2005. Kepuasan Konsumen, Pengukuran dan Penganalisisan
dengan SPSS, edisi pertama. Penerbit : Gramedia Pustaka utama Jakarta.
Azwar, Saifudin. 1995. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Ed. II. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga: Stain
Salatiga Press.
Belch, George E. & Michael E. Belch, 2007. Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communication Perspective , Fourth Edition, Mc-
Graw Hill, New York.
Cahyadi, Muh. Amri. 2013. Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol
Keperilakuan terhadap Niat Pedagang Pasar untuk Memanfaatkan Fasilitas
Pembiayaan Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah di Yogyakarta. Skripsi.
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Cahyani, Fitri Asih. 2013. Pengaruh Persepsi Bunga Bank dan Kualitas Pelayanan
Terhadap MInat Menabung Pada Bank BNI Syariah di Kota Semarang.
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Semarang.
Engel, James F., Roger D Blackwell, and Paul W. Miniard. 1995. Consumer
Behavior, Eight Edition, The Dryjen Press, Orlado.
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta
: Penerbit PT.Gramedia,
George R. Terry dan Leslie W. Rue.2008. Dasar-Dasar Manajemen, Bumi
Aksara: Jakarata.
Hamidi, Jazim et al. 2000. Persepsi dan Sikap Masyarakat Santri Jawa Timur
terhadap Bank Syariah, Penelitian dilakukan atas kerjasama BI dan
Universitas Brawijaya Malang. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
Kamsir, 2008. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kotler Philip dan AB Sutanto. 1993.Manajemen Pemasaran, Edisi Keduabelas
PT. Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kotler, Phillip. 1995. Marketing Management Analysis, Planning,
Implementation& Control. Prentice Hall Int.
Leon G. Shiffman, L.L Kanuk. 2010. Consumer Behavior, Prentice Hall, New
Jersey,
Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk),Edisi
Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI.
Maltin, 1998. an Introduction the Theory and Researct Massachusetts: Addision.
Wesley Publishing Compani.
Milton Friedman, 1991. Monetarist Economics. Published: Basil Blackwell ltd,
Cambrige, Massachusetts, USA.
Morissan, 2010,Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Prenada Media
Group, Jakarta.
Priaji, Vita Widyan. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung
di Bank Syariah. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rahmah, Puji Sarah. 2012. Pengaruh Persepsi Pedagang Kecil Tentang Baitul
Maal Wattamwil (BMT) Terhadap Minat Menjadi Nasabah BMT. Skripsi .
IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Rahmawaty Anita, 2014. Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syari’ah Terhadap
Minat Menggunakan Produk Di BNI Syari’ah. Jurnal tentang Bank
Syariah. Semarang.
Rakhmat, dan Lugindo, 2011. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived
Behavioral Control Terhadap Intensi Membeli Buku Kuliah Ilegal pada
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi.
Robbins, Stephen. 1998. Perilaku Organisasi. PT Indeks. Kelompok Gramedia.
Sarwono, Dr. Sarlito Wirawan. 2007. Psikologi Remaja. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta,
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.
Setiasih, Dani Panca. 2011. Analisis Faktor Keputusan Nasabah Menabung di
Perbankan Syariah (Studi pada Bank Muamalat Indonesia Cabang
Surabaya). Thesis.UIN Ampel Surabaya.
Sujiman, Panuti dan Zoest, Aart Van. 1996. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan . Jakarta : EGC.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D). Bandung: CV Alfabeta.
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia.
Bogor.
J Supranto, M. A, 2002. Metode Peramalan Kuantitatif untuk Perencanaan
Ekonomi dan Bisnis. Jakarta; Rineka Cipta.
Undang-Undang. No 7. 1992. Tentang Pembiayaan.
Walgito Bimo, 1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta.
Wiwik Utami dan Fitri Indriawati, 2006. Muatan Etika dalam Pengajaran
Akuntansi Keuangan. Padang.
Zuardi Muhammad Hanafi, 2013. Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Pembiayaan
Bagi Hasil Di Bank Jabar Syariah Kota Cirebon. Jurnal tentang Bank
Syariah. Cirebon.
Lampiran I
Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Nasabah
BMT Karisma
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan tugas akhir untuk menyelesaikan studi (S1) di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan S1-Perbankan Syariah di IAIN Salatiga,
saya akan melakukan penelitian skripsi saya berjudul “Pengaruh Persepsi Dan
Sikap Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan Pembiayaan pada Pedagang
Kaki Lima.
Saya memohon dengan hormat Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia membantu
saya untuk mengisi angket ini dengan sungguh-sungguh dan sejujur-jujurnya
sesuai dengan keadaan diri saudara sebenarnya. Pengisian angket ini semata-
mata untuk kepentingan penulisan skripsi saya, dan dijaga kerahasian saudara.
Jawaban yang saudara kirimkan kepada peniliti sangat bermanfaat untuk skripsi
saya.
Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab
pertanyaan/pernyataan pada kuesioner ini, saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Hormat Saya,
Nur Fauziah Laeli
KUESIONER
Pengaruh Persepsi Dan Sikap Nasabah Terhadap Keputusan Menggunakan
Pembiayaan pada Pedagang Kaki Lima
Terima kasih atas ketersediaan bapak/ibu, saudara/i untuk turut
berpartisipasi dalam mengisi daftar pertanyaan dibawah ini, dengan cara
memberikan tanda centang () pada kolom yang saya sediakan sesuai dengan
keadaan bapak/ibu, saudara/saudari yang sesungguhnya.
I. Identitas Responden
Nama : .....................................................(boleh tidak diisi)
Usia : ..................................................................................
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa Buruh
PNS Swasta
Lainnya ..........................................................
Alamat : ..................................................................................
Pendidikan Terakhir : SD/Sederajat SMP/Sederajat
SMA/Sederajat DI/DII/DIII
S1/S2/S3 Lainnya
Penghasilan tiap bulan : Di bawah Rp 500.000
Rp 500.000 – Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
Di atas Rp 2.000.000
No. HP : .....................................(untuk konfirmasi jawaban)
II. Daftar Pernyataan
Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut, bapak/ibu, saudara/i, saya mohon
memberikan tanda centang () pada kolom jawaban, dimana :
Poin 1 (satu), merupakan nilai terendah dari skala poin 1-5. Dan poin 5
(lima), merupakan nilai tertinggi.
Sangat tidak setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5
Sumber: Anton Bawono (2006) dengan judul “Multivariate
Analisys dengan SPSS”
Keterangan :
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Cukup Setuju (CS)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
1. Persepsi nasabah
No Keterangan SS S CS TS STS
1. BMT Karisma selalu memberikan
motivasi dalam mengembankan
usaha mikro.
2. BMT Karisma meningkatkan
minat nasabah untuk melakukan
pembiayaan.
3. BMT Karisma dapat memberikan
harapan yang baik untuk usaha
kepada nasabahnya.
4. BMT Karisma dapat mewujudkan
keinginan nasabah dalam usaha
mikro.
5. BMT Karisma mampu membuat
nasabah tidak pindah ke bmt
lainnya.
6. BMT Karisma kedepannya akan
lebih berkembang dan akan lebih
memberdayakan masyarakat
menengah kebawah.
2. Sikap nasabah
No Keterangan SS S E TS STS
1. saya yakin BMT Karisma memiliki
produk yang tidak kalah dengan
Bank Konvensional.
2. saya pikir menggunakan
pembiayaan di BMT Karisma
adalah pilihan yang tepat.
3. saya yakin BMT Karisma dapat
menyaingi BMT lainnya yang ada
di Kota Magelang.
4. saya tidak akan tertarik
menggunakan pembiayaan di BMT
lainnya.
5. saya yakin BMT Karisma banyak
diminati dari berbagai pedagang.
6. saya senang menggunakan produk
BMT Karisma karena proses
mudah dan cepat.
3. Keputusan menggunakan pembiayaan
No Keterangan SS S E TS STS
1. BMT Karisma memberikan
pelayanan yang bertanggung
jawab kepada nasabah.
2. biaya administrasi terjangkau.
3. BMT Karisma memberikan
kemudahan dalam melakukan
pembiayaan.
4. BMT Karisma dapat memahami
kebutuhan nasabah.
5. seluruh karyawan bmt karisma
sangat sopan dan ramah dalam
melayani nasabahnya.
6. bagi hasil pembiayaan BMT
Karisma bisa tawar menawar.
Semua informasi yang berhubungan dengan responden, saya jamin
kerahasiaannya. Atas kerjasama yang baik, saya ucapkan terimakasih.
...............................,...................................2015
Ttd.
(.................................................)
Responden
i
Lampiran III Data Jawaban Responden
No Persepsi (X1) Sikap (X2) Keputusan Nasabah (Y)
P
1
P
2
P
3
P
4
P
5
P
6
P
7
P
8
P
9
P
1
0
P
1
1
P
1
2
P
2
1
P
2
2
P
2
3
P
2
4
P
2
5
P
2
6
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4
2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4
4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
5 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
6 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4
7 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
8 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3
9 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4
10 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
11 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
12 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
13 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
17 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5
18 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
ii
21 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
22 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4
28 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5
29 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5
30 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
33 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4
34 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5
35 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36 5 5 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 4 4 3 5 5 5
37 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
40 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
41 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
42 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4
43 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5
iii
45 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
46 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
48 5 4 5 2 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
49 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
50 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
51 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5
52 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 3 5 5
54 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
55 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4
56 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
57 5 5 3 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5
58 5 4 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4
59 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4
60 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
61 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4
62 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
63 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
64 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4
65 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
66 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3
67 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4
iv
68 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
69 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
70 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
71 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
72 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
73 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5
74 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
75 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5
76 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
77 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
79 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
80 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
v
Lampiran IV
Uji Reliabilitas dan Validitas
1. UJI REABILITAS
a. Persepai (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,766 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 21,9000 4,167 ,601 ,709
P2 22,0250 3,974 ,674 ,689
P3 21,8375 4,340 ,493 ,736
P4 22,1750 4,247 ,350 ,785
P5 22,0125 4,443 ,468 ,742
P6 22,2375 4,209 ,532 ,725
b. Sikap (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,605 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P7 22,0875 3,347 ,034 ,683
P8 22,1125 2,405 ,594 ,446
P9 22,2125 2,575 ,559 ,473
P10 22,0625 2,566 ,479 ,499
P11 22,1000 2,572 ,515 ,487
vi
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P7 22,0875 3,347 ,034 ,683
P8 22,1125 2,405 ,594 ,446
P9 22,2125 2,575 ,559 ,473
P10 22,0625 2,566 ,479 ,499
P11 22,1000 2,572 ,515 ,487
P12 22,0500 3,491 -,011 ,689
c. Keputusan nasabah (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,841 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P13 21,7750 4,683 ,517 ,837
P14 21,6500 4,104 ,818 ,771
P15 21,4875 4,861 ,574 ,823
P16 21,3375 4,505 ,662 ,806
P17 21,3750 4,870 ,528 ,832
P18 21,3750 4,668 ,625 ,813
2. UJI VALIDITAS
a. Persepsi (X1)
vii
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 JUMLAH_X1
P1 Pearson Correlation 1 ,660** ,375
** ,245
* ,368
** ,451
** ,737
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,029 ,001 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P2 Pearson Correlation ,660** 1 ,403
** ,319
** ,490
** ,437
** ,792
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P3 Pearson Correlation ,375** ,403
** 1 ,322
** ,271
* ,362
** ,660
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,004 ,015 ,001 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P4 Pearson Correlation ,245* ,319
** ,322
** 1 ,162 ,234
* ,600
**
Sig. (2-tailed) ,029 ,004 ,004 ,150 ,037 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P5 Pearson Correlation ,368** ,490
** ,271
* ,162 1 ,406
** ,636
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,015 ,150 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P6 Pearson Correlation ,451** ,437
** ,362
** ,234
* ,406
** 1 ,694
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,037 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
JUMLAH_X1 Pearson Correlation ,737** ,792
** ,660
** ,600
** ,636
** ,694
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
b. Sikap (X2)
Correlations
P7 P8 P9 P10 P11 P12 JUMLAH_X2
P7 Pearson Correlation 1 ,059 ,044 ,068 -,073 ,015 ,337**
Sig. (2-tailed) ,604 ,699 ,551 ,517 ,898 ,002
N 80 80 80 80 80 80 80
P8 Pearson Correlation ,059 1 ,504** ,575
** ,653
** -,108 ,767
**
Sig. (2-tailed) ,604 ,000 ,000 ,000 ,338 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P9 Pearson Correlation ,044 ,504** 1 ,403
** ,509
** ,139 ,728
**
Sig. (2-tailed) ,699 ,000 ,000 ,000 ,220 ,000
viii
N 80 80 80 80 80 80 80
P10 Pearson Correlation ,068 ,575** ,403
** 1 ,416
** -,063 ,690
**
Sig. (2-tailed) ,551 ,000 ,000 ,000 ,577 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P11 Pearson Correlation -,073 ,653** ,509
** ,416
** 1 -,006 ,706
**
Sig. (2-tailed) ,517 ,000 ,000 ,000 ,956 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P12 Pearson Correlation ,015 -,108 ,139 -,063 -,006 1 ,273*
Sig. (2-tailed) ,898 ,338 ,220 ,577 ,956 ,014
N 80 80 80 80 80 80 80
JUMLAH_X2 Pearson Correlation ,337** ,767
** ,728
** ,690
** ,706
** ,273
* 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014
N 80 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
c. Keputusan nasabah (Y)
Correlations
P13 P14 P15 P16 P17 P18 JUMLAH_Y
P13 Pearson Correlation 1 ,540** ,332
** ,470
** ,232
* ,420
** ,684
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,039 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P14 Pearson Correlation ,540** 1 ,665
** ,646
** ,539
** ,578
** ,888
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P15 Pearson Correlation ,332** ,665
** 1 ,403
** ,285
* ,509
** ,703
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,010 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P16 Pearson Correlation ,470** ,646
** ,403
** 1 ,538
** ,416
** ,779
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P17 Pearson Correlation ,232* ,539
** ,285
* ,538
** 1 ,448
** ,674
**
Sig. (2-tailed) ,039 ,000 ,010 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
P18 Pearson Correlation ,420** ,578
** ,509
** ,416
** ,448
** 1 ,747
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
ix
N 80 80 80 80 80 80 80
JUMLAH_Y Pearson Correlation ,684** ,888
** ,703
** ,779
** ,674
** ,747
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
UJI REGRESI BERGANDA, UJI Ttest , UJI Ftest DETERMINASI
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 JUMLAH_X2,
JUMLAH_X1
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
DETERMINASI
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,883a ,779 ,773 1,20821
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
Ftest
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a
Residual 112,403 77 1,460
Total 508,800 79
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
x
Ttest, LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,399 1,876
-
2,345
,022
JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000
JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000
a. Dependent Variable: JUMLAH_Y
1 Uji Multikolinearitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 JUMLAH_X2,
JUMLAH_X1
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,883a ,779 ,773 1,20821
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
xi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a
Residual 112,403 77 1,460
Total 508,800 79
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -4,399 1,876
-
2,345
,022
JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000 ,489 2,046
JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000 ,489 2,046
a. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Uji Heteroskendastisitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 JML_X1.X2,
JUMLAH_X2,
JUMLAH_X1,
JML_X1.2,
JML__X2.2
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: U2i
xii
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,295a ,087 ,025 1,82755
a. Predictors: (Constant), JML_X1.X2, JUMLAH_X2, JUMLAH_X1,
JML_X1.2, JML__X2.2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 23,539 5 4,708 1,410 ,231a
Residual 247,155 74 3,340
Total 270,694 79
a. Predictors: (Constant), JML_X1.X2, JUMLAH_X2, JUMLAH_X1, JML_X1.2, JML__X2.2
b. Dependent Variable: U2i
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,318 50,497 -,006 ,995
JUMLAH_X1 -,628 2,231 -,819 -,282 ,779
JUMLAH_X2 ,735 3,327 ,771 ,221 ,826
JML_X1.2 ,144 ,058 9,896 2,480 ,015
JML__X2.2 ,114 ,091 6,402 1,253 ,214
JML_X1.X2 -,260 ,115 -15,144 -2,274 ,026
a. Dependent Variable: U2i
xiii
Uji Normalitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 JUMLAH_X2,
JUMLAH_X1
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,883a ,779 ,773 1,20821
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 396,397 2 198,198 135,773 ,000a
Residual 112,403 77 1,460
Total 508,800 79
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_X2, JUMLAH_X1
b. Dependent Variable: JUMLAH_Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,399 1,876 -2,345 ,022
JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000
xv
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,19282228
Most Extreme Differences Absolute ,075
Positive ,062
Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z ,667
Asymp. Sig. (2-tailed) ,765
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Linearitas
xvi
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 JML__X2.2,
JML_X1.2
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,007a ,000 -,026 1,20818553
a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,005 2 ,003 ,002 ,998a
Residual 112,398 77 1,460
Total 112,403 79
a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
xvii
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,005 2 ,003 ,002 ,998a
Residual 112,398 77 1,460
Total 112,403 79
a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,051 ,944 -,054 ,957
JML_X1.2 5,123E-5 ,002 ,005 ,033 ,974
JML__X2.2 2,081E-5 ,002 ,002 ,011 ,991
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
xviii
Lampiran VII
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur Fauziah Laeli
Tempat/Tanggal lahir : Magelang, 19 Februari 1994
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga negara : Indonesia
Alamat : Tepus Wetan, Surodadi, Candimulyo,Magelang
Riwayat pendidikan :
1. SD Surodadi 3 tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Pakis lulus tahun 2008
3. SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang lulus tahun 2011
Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi
yang berkepentingan harap maklum adanya.
Magelang, 15 Februari 2016
Penulis
Nur Fauziah Laeli
NIM : 21311062